Analisis Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Penjualan pada Knit Works (Studi Kasus pada Knit Works – Bandung).

(1)

ABSTRAK i

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Tahun 2003 merupakan perubahan kondisi ekonomi Indonesia dimana pada tahun tersebut terjadi era globalisasi yang menyebabkan kehidupan berbangsa dan bernegara meng-global. Hal ini dikarenakan pada tahun 2003 AFTA (Asean Free Trade Area) diberlakukan diseluruh Negara-negara ASEAN. Tidak terelakkan lagi perusahaan-perusahaan di Indonesia juga terkena imbasnya. Dalam laporan penelitian ini penulis akan membahas mengenai analisis biaya kualitas yang mempengaruhi tingkat penjualan di perusahaan Knit Works berupa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat penjualan. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka didapatkan suatu hasil dimana bahwa biaya kualitas sangat berpengaruh terhadap tingkat penjualan perusahaan. Hal ini diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan dimana apabila tingkat persentase biaya kualitas semakin besar dibandingkan dengan tingkat persentase penjualan aktual milik perusahaan, maka penjualan perusahaan akan mengalami penurunan begitu juga sebaliknya. Dari hasil penelitian, penulis memberikan saran kepada perusahaan Knit Works agar dapat selalu memperhatikan peningkatan biaya kualitas yang dilakukan dari tahun ke tahun agar peningkatan biaya kualitas dapat dicegah dan tingkat penjualan perusahaan dapat meningkat.


(2)

DAFTAR ISI vii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ………. x

DAFTAR TABEL ……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1. Latar Belakang ……… 1

1.2. Identifikasi Masalah ……… 3

1.3. Tujuan Penelitian ………. 3

1.4. Kegunaan Penelitian ……… 4

1.5. Kerangka Pemikiran ……… 4

1.6. Metode Penelitian ……… 7

1.7. Waktu dan Tempat Penelitian ……….. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 9

2.1. Akuntansi Manajemen ……….. 9

2.1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen ………. 9

2.1.2. Tujuan Akuntansi Manajemen ……… 11

2.1.3. Manfaat Akuntansi Manajemen ……….. 13


(3)

DAFTAR ISI viii

Universitas Kristen Maranatha 2.1.5. Hubungan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi

Keuangan ……… 15

2.2. Biaya Kualitas ……… 17

2.2.1. Biaya ………... 17

2.2.1.1. Pengertian Biaya ……….. 17

2.2.1.2. Klasifikasi Biaya ………. 20

2.2.1.3. Kegunaan Informasi Biaya ……….. 24

2.2.1.4. Pembebanan Biaya ……….. 25

2.2.2. Kualitas ……….. 26

2.2.2.1. Pengertian Kualitas ……….. 26

2.2.2.2. Dimensi Kualitas ………. 30

2.2.3. Biaya Kualitas ……… 32

2.2.3.1. Pengertian Biaya Kualitas ………... 32

2.2.3.2. Pengukuran Biaya Kualitas ………. 37

2.2.3.3. Teknik Peningkatan Biaya Kualitas ……… 38

2.3. Tingkat Penjualan ………. 40

2.3.1. Definisi Penjualan ………. 40

2.3.2. Teknik Penjualan ……… 41

2.4. Analisis Biaya Kualitas terhadap Tingkat Penjualan Knit Works ……… 42

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ……… 45

3.1. Objek Penelitian ……… 45


(4)

DAFTAR ISI ix

Universitas Kristen Maranatha

3.1.2. Uraian Tugas ……….. 46

3.2. Metodologi Penelitian ………... 49

3.2.1. Penentuan Personal Wawancara ………. 50

3.2.2. Metode Pengumpulan Data ……… 50

3.2.3. Pengembangan Instrumen ……….. 52

3.2.4. Penarikan Kesimpulan ……… 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 53

4.1. Hasil Penelitian ………. 53

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ………... 53

4.1.2. Gambaran Umum Proses Produksi Knit Works ……… 54

4.1.3. Data Biaya Kualitas di Knit Works ……… 57

4.2. Pembahasan ……… 58

4.2.1. Pengklasifikasian Biaya Kualitas pada Knit Works ………... 58

4.2.2. Analisis Biaya Kualitas pada Knit Works ……….. 62

4.3. Analisis Biaya Kualitas terhadap Tingkat Penjualan pada Knit Works ……… 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……… 69

5.1. Simpulan ……… 69

5.2. Saran ………. 71

DAFTAR PUSTAKA ………. 73 LAMPIRAN


(5)

DAFTAR GAMBAR x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Akuntansi sebagai Sistem Pengolahan Informasi Keuangan ………. 9 Gambar 2.2 Model Operasional Sistem Informasi Akuntansi Manajemen ……… 12 Gambar 4.1 Bagan Proses Produksi Knit Works ……… 56


(6)

DAFTAR TABEL xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tipe Informasi Akuntansi Manajemen dan Manfaatnya ……….. 14 Tabel 2.2 Perbedaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan ………... 16


(7)

DAFTAR LAMPIRAN xii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN


(8)

Lampiran I

 

Bagan Organisasi Knit Works

Sumber: Knit Works

 

Director

Marketing

& Purchases Engineering Finance &

Accounting Production


(9)

BAB I PENDAHULUAN

 

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Memasuki tahun 2003, bagi Indonesia merupakan fase baru yang membuat seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara semakin meng-global. Hal ini dikarenakan sejak tahun 2003, ASEAN Free Trade Area (AFTA) diberlakukan diseluruh negara-negara ASEAN. Keberadaan AFTA, mau tidak mau, memberikan impas yang cukup besar bagi Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan, baik positif maupun negatif.

Menurut Antonius Krisna Murti (National Environmental Control Agency of

DKI Jakarta):

“Keberadaan AFTA akan semakin memprioritaskan keberhasilan ekonomi di atas segalanya. Dunia ekonomi dianggap sebagai faktor yang penting dan menempati posisi poros dalam memajukan negara. Indonesia, semenjak orde baru sebenarnya telah memulai usahanya untuk mengutamakan ekonomi yang berpusat pada industri. Kini dengan AFTA, industrialisasi akan semakin gencar.” (www.sinarindonesia.co.id)

Dalam situasi persaingan yang semakin ketat, peranan kualitas produk maupun jasa yang diberikan oleh perusahaan semakin besar dalam kaitannya dengan perkembangan perusahaan. Untuk dapat bertahan, maka perusahaan dituntut untuk melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada kegiatan efisiensi. Namun kegiatan efisiensi tersebut harus tetap memperhatikan kualitas dari barang dan jasa yang dihasilkan. Pelaksanaan efisiensi ini dapat bertujuan


(10)

BAB I PENDAHULUAN

 

2

Universitas Kristen Maranatha

untuk menghemat biaya, sehingga dapat memberikan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen dengan harga bersaing.

Menurut Monika Kussetya Ciptani (Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Petra):

“Dengan adanya kemampuan perusahaan untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen yang membeli produk dan memakai jasanya, maka secara otomatis perusahaan akan mencapai keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, dikembangkan berbagai cara dan teknik untuk mengidentifikasi besarnya biaya kualitas.” (www.petra.ac.id)

Di dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa ekonomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia. Di mana agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan manusia akan kepuasan, maka perusahaan harus mampu untuk memberikan yang terbaik bagi manusia berupa produk dan jasa yang berkualitas.

Menurut Lionel Robbins (President of The British Academy) :

“The science which studies human behaviour as a relationship between ends and scarce means which have alternative uses. Scarcity means that available resources are insufficient to satisfy all wants and needs. Absent scarcity and alternative uses of available resources, there is no economic problem. The subject thus defined involves the study of choices as they are affected by incentives and resources.” (www.wikipedia.org)

Sedangkan dalam buku Adam Smith’s The Wealth of Nations (www.yahoo.com) menyatakan:

“Ekonomi politik, diyakini sebagai cabang dari ilmu pembangunan pemerintahan atau legislatif, dimana terdapat dua tujuan: pertama, untuk memberikan penghasilan atau produk bagi masyarakat, atau, lebih spesifik lagi, yaitu dapat mempersiapkan masyarakat untuk dapat menyediakan penghasilan bagi diri mereka sendiri; dan yang kedua, untuk memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakat umum dengan penghasilan yang cukup.”


(11)

BAB I PENDAHULUAN

 

3

Universitas Kristen Maranatha

Dalam kaitan quality costs (biaya kualitas) dengan tingkat penjualan, menurut Joseph Juran (one of the world’s leading quality theorists) menjelaskan bahwa:

“Quality costs are the costs associated with prevention, finding, and correcting defective work. These costs are huge, running at 20% - 40% of sales.”

Hal tersebut menjelaskan bahwa tingkat penjualan dapat dipengaruhi oleh biaya kualitas, dimana apabila biaya kualitas yang besar dapat mempengaruhi 20% - 40% kenaikan pada tingkat penjualan.

Dari fenomena-fenomena yang terjadi, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Biaya Kualitas terhadap Tingkat Penjualan pada

Knit Works”

1.2 Identifikasi Masalah

1. Faktor apa yang mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan? 2. Bagaimana mengklasifikasikan biaya kualitas di Knit Works?

3. Bagaimana menganalisis biaya kualitas terhadap tingkat penjualan pada Knit Works?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

 

4

Universitas Kristen Maranatha

3. Untuk mengetahui cara menganalisis biaya kualitas terhadap tingkat penjualan di Knit Works.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis:

Untuk menambah pengetahuan dan menerapkan pengetahuan teoritis yang telah didapat selama perkuliahan, khususnya tentang analisis biaya kualitas, dan untuk memenuhi persyaratan akademis untuk mengikuti sidang sarjana lengkap Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

2. Bagi perusahaan:

Menerima masukan yang berupa saran-saran perbaikan yang berguna dalam menentukan strategi yang tepat pada masa yang akan datang sehubungan dengan penerapan biaya kualitas dan peningkatan penjualan. 3. Bagi masyarakat:

Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengukuran kualitas biaya baik secara teoritis maupun penerapannya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kualitas merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan dalam menghasilkan produknya. Dengan adanya peningkatan kualitas dalam membuat suatu produk, perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya produksi yang besar. Biaya yang dikeluarkan agar produk yang dihasilkan berkualitas disebut biaya


(13)

BAB I PENDAHULUAN

 

5

Universitas Kristen Maranatha

kualitas. Biaya kualitas ini digunakan supaya produk yang dihasilkannya tidak berkualitas rendah, karena produk yang berkualitas rendah akan merugikan konsumen. Sebaliknya apabila perusahaan menghasilkan produk yang berkualitas baik, perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari konsumen.

Definisi kualitas menurut Horngren, Foster, dan Datar (2003:654),

“The American Society for Quality Control defines quality as the total features and characteristic of a product or a service made are performed according to specifications, to satisfy consumers at the time of purchase and during uses. Quality is the total composite product and service characteristic of marketing, engineering, manufacture, and maintance, through which the product and service is use will meet the expectations of costumer.”

Sedangkan Gaspersz ( 2003:4) menyatakan bahwa:

“Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti performasi (performance), keandalan (realiability), mudah dalam penggunaan (ease of use), estetika (esthetics), dan sebagainya. Bagaimanapun para manajer dari perusahaan yang sedang berkompetisi dalam pasar global harus memberikan perhatian yang serius pada definisi strategik, yang menyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of costumer).”

Jadi kualitas merupakan kata yang mengandung arti relatif dan digunakan untuk menilai atau menentukan tingkat kesesuaian suatu barang atau jasa terhadap persyaratan dan spesifikasinya. Bila persyaratan tersebut dipenuhi, berarti barang atau jasa tersebut kualitasnya baik, dan jika tidak memenuhi syarat berarti barang atau jasa tersebut kualitasnya jelek.

Dengan demikian, biaya kualitas merupakan biaya-biaya yang timbul untuk mencegah terjadinya atau karena terjadinya kualitas yang rendah.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

 

6

Universitas Kristen Maranatha

Hansen dan Mowen mendefinisikan biaya kualitas menjadi (2005:7):

“Biaya kualitas adalah biaya yang timbul karena kemungkinan dari produk yang dihasilkan berkualitas jelek atau tidak sesuai dengan keinginan konsumen.”

Menurut Arini (2003:9) biaya kualitas meliputi: “ a. biaya pencegahan (prevention cost),

b. biaya penilaian (appraisal cost),

c. biaya kegagalan internal (internal failure costs), dan d. biaya kegagalan eksternal (external failure costs).”

Jadi, kualitas selalu difokuskan pada kepuasan pelanggan dan kualitas ditentukan oleh pelanggan, bukan oleh produsen. Oleh karena itu kualitas diciptakan berdasarkan keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Sedangkan pengertian penjualan (sale) dalam buku Ensiklopedia Ekonomi, Keuangan dan Perdagangan (A. Abdurrachman, 1991;939) adalah:

“Suatu kontrak atau perjanjian antara dua pihak, masing-masing dikenal sebagai penjual, dan pembeli, yang mewajibkan pihak yang pertama itu untuk, atas pertimbangan akan suatu pembayaran, atau suatu janji akan pembayaran sejumlah harga dalam uang tertentu, memindahkan kepada pihak yang terakhir hak dan kepemilikan harta benda.”

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem penjualan adalah suatu sistem penjualan adalah suatu sistem yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk menjual atau memasarkan barang dagangan kepada konsumen.

Dengan adanya analisis biaya kualitas diharapkan agar produk dan jasa yang diberikan kepada masyarakat memiliki kualitas yang baik, sehingga kebutuhan dan kepuasan pelanggan terhadap produk dan jasa dapat terpenuhi. Dengan


(15)

BAB I PENDAHULUAN

 

7

Universitas Kristen Maranatha

menghasilkan produk maupun jasa yang berkualitas baik, maka tingkat penjualan dapat meningkat.

Penilaian tingkat penjualan dilihat melalui laporan biaya kualitas memberikan informasi yang dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk pengambilan keputusan, perencanaan, dan juga dapat membantu pihak manajemen untuk melihat persentase tingkat penjualan aktual dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Menurut bidang akuntansi dan bidang keuangan, pengertian penjualan (sales) dapat diartikan sebagai pendapatan operasi yang didapat oleh perusahaan ketika perusahaan menjual produk-produknya. Penjualan dilaporkan langsung pada laporan laba/rugi sebagai penjualan (sales) atau penjualan bersih (net sales).

1.6 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan studi deskriptif analitis, dimana penulis menjelaskan karakteristik suatu fenomena atau masalah yang ada untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah bisnis. Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan. Data yang diperoleh penulis untuk penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, dimana penulis memperoleh data mengenai biaya kualitas dalam perusahaan melalui observasi.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

 

8

Universitas Kristen Maranatha 1.7 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dimulai pada awal September tahun 2007 sampai dengan selesai. Dimana objek penelitiannya adalah perusahaan perseorangan Knit Works yang bergerak dibidang garmen yang bertempat di Jalan Babakan Jati (Terusan Karawitan), Bandung.


(17)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 69

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai biaya kualitas yang telah dilakukan oleh penulis pada Knit Works, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan Knit Works, adalah: bahan baku, Knit Works ingin menjaga kualitas produk-produk yang dihasilkan dengan cara memilih bahan baku (berupa kain) yang memiliki kualitas yang baik dan memenuhi standar yang telah ditetapkan; sablon, hal ini dilakukan dengan cara menjaga agar gambar sablon yang dihasilkan rapi dan bagus; jahitan, dalam hal ini jahitan diharapkan rapi; kuantitas, dengan jumlah yang diproduksi sedikit maka semakin teliti pengerjaannya; dan sumber daya manusia, dimana Knit Works memilih karyawan yang memiliki potensi yang besar dan mampu untuk bekerja sama. Jika faktor-faktor tersebut telah terpenuhi, maka kualitas produk akan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.


(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 70

Universitas Kristen Maranatha 2. Knit Works mengklasifikasikan biaya-biaya kualitas yang dilakukan oleh

perusahaan sebagai berikut ini: biaya pencegahan (prevention cost) yang meliputi: biaya perencanaan kualitas, biaya pelatihan mutu, biaya pemeliharaan mesin, dan biaya inspeksi pemasok; biaya penilaian (appraisal cost) meliputi: biaya pemeriksaan bahan baku, biaya pemeriksaan barang dalam proses, dan biaya pemeriksaan produk akhir; biaya kegagalan internal (internal failure cost) meliputi: biaya produk gagal, biaya pengerjaan ulang; dan yang terakhir biaya kegagalan eksternal (external failure cost) yang meliputi: biaya klaim pelanggan, dan biaya retur.

3. Setelah penulis melakukan penelitian di Knit Works yang bergerak dibidang garmen, maka dapat dilihat bahwa biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan dapat dihitung dengan cara melakukan persentase terhadap masing-masing biaya kualitas kemudian dibandingkan dengan penjualan aktual perusahaan. Di Knit Works proporsi terbesar dari biaya kualitas adalah biaya kegagalan internal yaitu sebesar 2,13% dibandingkan dengan biaya kualitas yang lainnya dimana biaya pencegahan sebesar 1,75%, biaya penilaian 0.97%, dan biaya kegagalan eksternal 0.55%. Hal ini dikarenakan banyaknya produk yang cacat, baik cacat pada sablon, printing, bordir, resleting, ukuran kain, motif kain, dan juga kesalahan kancing. Sedangkan persentase penjualan terhadap biaya kualitas sebesar 5,40%. Maka dapat dilihat bahwa biaya kualitas dapat mempengaruhi


(19)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 71

Universitas Kristen Maranatha penjualan, dimana apabila biaya kualitas produk dapat ditekan maka penjualan dapat meningkat.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan, penulis memberikan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang, yaitu:

1. Dalam merencanakan produksi, perusahaan sebaiknya menggunakan analisis biaya kualitas, karena dengan menggunakan analisis biaya kualitas ini dapat menyediakan berbagai informasi bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan, serta dalam menetapkan berbagai kebijakan yang berhubungan dengan biaya kualitas.

2. Perusahaan sebaiknya lebih menekankan pada biaya pencegahan dan penilaian karena biaya tersebut dapat mengurangi biaya kegagalan yang berdampak negatif terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Lebih baik melakukan pencegahan daripada membiarkan produk cacat, pencegahan ini dapat ditingkatkan melalui perencanaan kualitas dilakukan dengan cara adanya quality control, evaluasi kualitas pemasok dimana perusahaan diharuskan untuk lebih teliti lagi dalam melakukan pemesanan dan pembelian bahan baku, pelatihan bagi SDM (sumber daya manusia) dilakukan dengan cara setiap karyawan baru harus disupervisi dan


(20)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 72

Universitas Kristen Maranatha diberi bekal yang memadai sesuai dengan bidangnya, dan pemeliharaan mesin-mesin produksi dengan cara senantiasa untuk me-maintance mesin-mesin-mesin-mesin produksi yang sering digunakan.

3. Dengan adanya kegagalan internal yang sangat besar yang diakibatkan oleh kurangnya pelatihan bagi karyawan, maka penulis menyarankan agar biaya pencegahan (khususnya pelatihan SDM) ditingkatkan untuk mengurangi tingkat produk cacat yang dihasilkan perusahaan dan mengurangi biaya kegagalan internal yang dialami oleh perusahaan. Pelatihan yang diberikan kepada para karyawannya (SDM) adalah dengan pembekalan yang berkualitas mengenai bidangnya masing-masing maupun oleh perusahaan (pemilik) maupun dengan kursus-kursus. Dengan kualitas SDM yang baik dan berkualitas, maka tingkat kegagalan dalam produksi barang akan dapat diatasi.


(21)

DAFTAR PUSTAKA 73

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, A. 1991. Ensiklopedia Ekonomi: Keuangan dan Perdagangan, Jakarta: Salemba Empat

Antonius Krisna Murti, www.sinarindonesia.co.id/rubrik/2002/20/4/asu2.html

Besterfield, Dale H. 2003. Quality Control, 5th edition. Singapore: Prentice Hall, Inc

Carter, William K., Milton F. Usry. 2004. Akuntansi Biaya, Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat

Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management, Cetakan keempat. Jakarta: Gramedia

Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen. 2001. Cost Management: Accounting and Control, Edisi Pertama, Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat

Horngren, Foster, Datar. 2003. Cost Accounting: A Managerial Emphasis, 11th edition. New Jersey: Prentice Hall Inernational, Inc

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN


(22)

DAFTAR PUSTAKA 74

Universitas Kristen Maranatha Supriyono, R. A. 1992. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta

Pembuatan Keputusan, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE

Suwardjono. 2003. Pengantar Akuntansi, Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat

www.wikipedia.org www.petra.ac.id www.yahoo.com


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai biaya kualitas yang telah dilakukan oleh penulis pada Knit Works, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan Knit Works, adalah: bahan baku, Knit Works ingin menjaga kualitas produk-produk yang dihasilkan dengan cara memilih bahan baku (berupa kain) yang memiliki kualitas yang baik dan memenuhi standar yang telah ditetapkan; sablon, hal ini dilakukan dengan cara menjaga agar gambar sablon yang dihasilkan rapi dan bagus; jahitan, dalam hal ini jahitan diharapkan rapi; kuantitas, dengan jumlah yang diproduksi sedikit maka semakin teliti pengerjaannya; dan sumber daya manusia, dimana Knit Works memilih karyawan yang memiliki potensi yang besar dan mampu untuk bekerja sama. Jika faktor-faktor tersebut telah terpenuhi, maka kualitas produk akan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.


(2)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 70

2. Knit Works mengklasifikasikan biaya-biaya kualitas yang dilakukan oleh perusahaan sebagai berikut ini: biaya pencegahan (prevention cost) yang meliputi: biaya perencanaan kualitas, biaya pelatihan mutu, biaya pemeliharaan mesin, dan biaya inspeksi pemasok; biaya penilaian (appraisal cost) meliputi: biaya pemeriksaan bahan baku, biaya pemeriksaan barang dalam proses, dan biaya pemeriksaan produk akhir; biaya kegagalan internal (internal failure cost) meliputi: biaya produk gagal, biaya pengerjaan ulang; dan yang terakhir biaya kegagalan eksternal (external failure cost) yang meliputi: biaya klaim pelanggan, dan biaya retur.

3. Setelah penulis melakukan penelitian di Knit Works yang bergerak dibidang garmen, maka dapat dilihat bahwa biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan dapat dihitung dengan cara melakukan persentase terhadap masing-masing biaya kualitas kemudian dibandingkan dengan penjualan aktual perusahaan. Di Knit Works proporsi terbesar dari biaya kualitas adalah biaya kegagalan internal yaitu sebesar 2,13% dibandingkan dengan biaya kualitas yang lainnya dimana biaya pencegahan sebesar 1,75%, biaya penilaian 0.97%, dan biaya kegagalan eksternal 0.55%. Hal ini dikarenakan banyaknya produk yang cacat, baik cacat pada sablon, printing, bordir, resleting, ukuran kain, motif kain, dan juga kesalahan kancing. Sedangkan persentase penjualan terhadap biaya kualitas sebesar 5,40%. Maka dapat dilihat bahwa biaya kualitas dapat mempengaruhi


(3)

penjualan, dimana apabila biaya kualitas produk dapat ditekan maka penjualan dapat meningkat.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan, penulis memberikan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang, yaitu:

1. Dalam merencanakan produksi, perusahaan sebaiknya menggunakan analisis biaya kualitas, karena dengan menggunakan analisis biaya kualitas ini dapat menyediakan berbagai informasi bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan, serta dalam menetapkan berbagai kebijakan yang berhubungan dengan biaya kualitas.

2. Perusahaan sebaiknya lebih menekankan pada biaya pencegahan dan penilaian karena biaya tersebut dapat mengurangi biaya kegagalan yang berdampak negatif terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Lebih baik melakukan pencegahan daripada membiarkan produk cacat, pencegahan ini dapat ditingkatkan melalui perencanaan kualitas dilakukan dengan cara adanya quality control, evaluasi kualitas pemasok dimana perusahaan diharuskan untuk lebih teliti lagi dalam melakukan pemesanan dan pembelian bahan baku, pelatihan bagi SDM (sumber daya manusia) dilakukan dengan cara setiap karyawan baru harus disupervisi dan


(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 72

diberi bekal yang memadai sesuai dengan bidangnya, dan pemeliharaan mesin-mesin produksi dengan cara senantiasa untuk me-maintance mesin-mesin-mesin-mesin produksi yang sering digunakan.

3. Dengan adanya kegagalan internal yang sangat besar yang diakibatkan oleh kurangnya pelatihan bagi karyawan, maka penulis menyarankan agar biaya pencegahan (khususnya pelatihan SDM) ditingkatkan untuk mengurangi tingkat produk cacat yang dihasilkan perusahaan dan mengurangi biaya kegagalan internal yang dialami oleh perusahaan. Pelatihan yang diberikan kepada para karyawannya (SDM) adalah dengan pembekalan yang berkualitas mengenai bidangnya masing-masing maupun oleh perusahaan (pemilik) maupun dengan kursus-kursus. Dengan kualitas SDM yang baik dan berkualitas, maka tingkat kegagalan dalam produksi barang akan dapat diatasi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, A. 1991. Ensiklopedia Ekonomi: Keuangan dan Perdagangan, Jakarta: Salemba Empat

Antonius Krisna Murti, www.sinarindonesia.co.id/rubrik/2002/20/4/asu2.html

Besterfield, Dale H. 2003. Quality Control, 5th edition. Singapore: Prentice Hall, Inc

Carter, William K., Milton F. Usry. 2004. Akuntansi Biaya, Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat

Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management, Cetakan keempat. Jakarta: Gramedia

Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen. 2001. Cost Management: Accounting and Control, Edisi Pertama, Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat

Horngren, Foster, Datar. 2003. Cost Accounting: A Managerial Emphasis, 11th edition. New Jersey: Prentice Hall Inernational, Inc

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN


(6)

DAFTAR PUSTAKA 74

Supriyono, R. A. 1992. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE

Suwardjono. 2003. Pengantar Akuntansi, Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat

www.wikipedia.org www.petra.ac.id www.yahoo.com