Hubungan Antara Derajat Stres dan Performance Pada Karyawati Bank X Kota Bandung Yang Telah Menikah.
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara derajat stres dan
produktivitas kerja pada karyawan wanita di Bank “X” Bandung yang telah menikah.
Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan sampel dalam penelitian
ini berjumlah 34 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan penelitian korelasional. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
berupa kuesioner derajat stres yang terdiri dari 95 item dan kuesioner produktivitas
kerja yang terdiri dari 27 item. Alat ukur derajat stres disusun oleh peneliti sendiri
berdasarkan teori derajat stres dari Tom Cox dan alat ukur produktivitas kerja disusun
oleh peneliti berdasarkan teori Schermerhorn. Data yang diperoleh diolah dengan
program SPSS 15.0.
Berdasarkan uji validitas dengan constract validity dan reliabilitas dengan
alpha cronbach diperoleh 81 item derajat stres yang diterima dengan validitas alat ukur
derajat stres berkisar antara 0.306-0.752, dengan reliabilitas sebesar 0.946 sedangkan
untuk alat ukur produktivitas kerja 26 item diterima dan validitas alat ukur produktivitas
berkisar antara 0.320-0.720, dengan reliabilitas sebesar 0.879. Berdasarkan pengolahan
data secara statistik, maka didapat koefisien korelasi sebesar – 0.696 pada taraf
signifikansi 0.01. Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat hubungan negatif antara
derajat stres dan produktivitas kerja pada karyawan wanita di Bank ”X” yang telah
menikah.
Peneliti mengajukan saran kepada pengelola Bank ”X” diharapkan dapat
memberikan konseling kepada karyawan wanita di Bank ”X” Kota Bandung yang telah
menikah dan memiliki derajat stres tinggi dan memberikan penyegaran kepada
karyawan wanita di Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah dan memiliki derajat
stres rendah agar semakin semangat dalam bekerja sehingga kinerjanya lebih optimal.
Karyawan wanita di Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah diharapkan dapat
berfikir positif dalam menghadapi kesulitan dalam bekerja, sehingga stres yang dialami
dapat berdampak positif guna meningkatkan produktivitas kerjanya.
(2)
DAFTAR ISI
Abstrak
i
Kata pengantar
ii
Daftar isi
iv
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.1.
Latar Belakang Masalah
1
1.2.
Identifikasi
Masalah
10
1.3.
Maksud
dan
Tujuan
Penelitian
11
1.3.1.
Maksud
Penelitian
11
1.3.2.
Tujuan
Penelitian
11
1.4.
Kegunaan
Penelitian
11
1.4.1.
Kegunaan
Teoritis
11
1.4.2.
Kegunaan
Praktis
11
1.5.
Kerangka Pemikiran 12
1.6.
Asumsi
Penelitian 21
1.7.
Hipotesis
Penelitian
21
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Stres
23
2.1.1.
Pengertian
Stres 23
(3)
2.1.3.
Klasifikasi
Stres 30
2.1.4.
Penilaian
Kognitif
33
2.1.5. Stres Dalam Konteks Hubungan Individu Dengan
35
Masyarakat
2.1.6.
Efek
Stres
37
2.2.
Performance
38
2.2.1.
Pengertian
Performance 38
2.2.3.
Penilaian
Performance
37
2.2.4.
Job
Performance 39
2.3. Perkembangan Masa Dewasa Awal dan Madya
40
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian 43
3.2.1. Variabel Penelitian 44
3.2.2. Definisi Operasional 44
3.2.2.1. Derajat Stres 44
3.2.2.2. Performance
46
3.3. Alat Ukur
46
3.3.1. Kuesioner Derajat Stres
47
3.3.1.1. Jenis Alat Ukur
47
3.3.1.2. Prosedur Pengisian
51
3.3.1.3. Sistem Penilaian
52
(4)
3.3.2. Alat Ukur Performance Kerja
53
3.3.2.1. Jenis Alat Ukur
53
3.3.2.2. Prosedur pengisian
55
3.3.1.3. Sistem Penilaian
56
3.3.3. Data Pribadi dan Data penunjang
57
3.3.4. Pengujian Alat Ukur
57
3.3.4.1. Uji Validitas
57
3.3.4.2. Uji Reliabilitas
58
3.4. Populasi Sasaran dan Teknik Sampling
60
3.4.1. Populasi Sasaran
60
3.4.2. Teknik Penarikan Sampel
60
3.4.2. Karakteristik Populasi
61
3.5. Teknik Analisis Data
61
3.6. Hipotesis Statistik
63
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Responden
64
4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Usia
64
4.1.2. Persentase Responden Berdasarkan Latar Belakang
65
Pendidikan
4.1.3. Persentase Responden Berdasarkan Jumlah Anak
65
4.2. Hasil Penelitian
67
(5)
4.2.4. Hasil Skor Performance
67
4.2.5. Tabulasi Silang Derajat Stres dan Performance
68
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
68
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
72
5.1. Kesimpulan
72
5.2. Saran
73
5.2.1. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
73
5.2.2. Saran Guna Laksana Penelitian
73
DAFTAR PUSTAKA
75
(6)
DAFTAR BAGAN
1.1.
Bagan
Kerangka
Pikir
19
2.1. Bagan Pendekatan Stres Sebagai Stimulus
22
2.2. Bagan Model Stres Sebagai Pendekatan
Interaksional
26
3.1.
Bagan
Rancangan
Penelitian
38
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Alat Ukur Derajat Stres
42
Tabel 3.2. Sistem Penilaian Kuesioner Derajat Stres
47
Tabel.3.3. Kisi-Kisi Alat Ukur Performance Kerja
48
Tabel 3.4. Sistem Penilaian Alat Ukur Performance Kerja
51
Tabel.4.1.
Distribusi
Frekuensi
Usia
58
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan
59
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Jumlah Anak
59
Tabel 4.4. Hubungan Derajat Stres dan Performance Kerja
60
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Derajat Stres
61
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Performance Kerja
61
Tabel 4.7. Tabulasi Silang Derajat Stres dan Performance Kerja
62
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat Ukur dan Data Penunjang
Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3. Sejarah Bank X Kota Bandung
Lampiran 4. Tabulasi Silang Data Penunjang
(9)
LAMPIRAN 1
(10)
Alat Ukur Derajat Stres, Produktivitas Kerja dan Data Penunjang
Petunjuk Pengisian:
Pada halaman berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan mengenai keadaan saudara terhadap pekerjaan dan peran saudaraf sebagai wanita yang telah menikah dan bekerja. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama dan silahkan saudara memberikan tanda (√) di kolom yang sudah tersedia untuk setiap pernyataan sesuai dengan keadaan saudara yang sebenarnya.
Kemungkinan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut: SS =Sangat sering dialami
S =Sering dialami J =Jarang dialami TP =Tidak pernah dialami
Jawablah dengan spontan, segera setelah saudara membaca setiap pertanyaan, jangan terlalu lama dipikirkan. Jawablah dengan jujur sesuai dengan yang saudaraf alami atau rasakan. Kejujuran saudara dalam menjawab sangat berarti bagi penelitian ini.
(11)
No Pernyataan SS S J TP
1 Saya gelisah saat bekerja di kantor karna pekerjaan rumahtangga belum tertangani di rumah 2 Saya mencemaskan pekerjaan rumah yang belum
selesai dan anak-anak di rumah ketika bekerja di kantor
3 Saya ingin merusak atau membanting barang-barang yang ada di sekeliling saya bila pekerjaan terasa begitu berat
4 Saya mengomel dan bertindak kasar pada rekan kerja juga anak-anak di rumah yang menuntut saya mengerjakan semuanya
5 Saya menghindari banyak berbicara dengan rekan kerja saat mengalami masalah di rumah
6 Saya merasa bosan dengan tugas yang harus saya kerjakan setiap hari
7 Saya sangat bersedih jika tidak dapat hadir pada acara-acara tertentu karena pekerjaan kantor dan rumah yang menumpuk
8 Saya merasa lemas ketika pulang kerja
9 Saya frustrasi terhadap masalah yang sedang saya hadapi
10 Saya menyesal tidak dapat bersama suami dan anak saya berlibur karena sibuk dengan pekejaan kantor
11 Saya merasa malu telah menjadi wanita yang bekerja untuk menghidupi keluarga
12 Saya sudah kehilangan kesabaran karena tuntutan orang-orang disekitar saya
13 Saya sabar menyelesaikan pekerjaan kantor dan rumah yang menumpuk
14 Saya mudah marah saat sedang menghadapi masalah di rumah dan di kantor
15 Saya mudah tersinggung saat pekerjaan saya banyak yang terbengkalai
16 Saya menjadi wanita pemurung saat beban pekerjaan rumah dan kantor serasa menumpuk 17 Saya terlihat ceria saat mengerjakan pekerjaan di
(12)
No Pernyataan SS S J TP
18 Orang-orang di sekitar saya mengatakan saya terlihat percaya diri
19 Masalah yang saya hadapi tidak membuat saya kaku dalam bekerja
20 Saya tetap tenang saat menghadapi masalah yang rumit
21 Saya merasa kesepian
22 Saya merasa dikelilingi oleh orang-orang yang menyukai dan memperhatikan saya
23 Saya membuat banyak kesalahan di dalam rumah 24 Saya membuat banyak kesalahan di kantor
25 Saya memakai obat-obatan untuk menenangkan pikiran saya
26 Saya meminum obat agar dapat tidur nyenyak 27 Saya membentak jika marah
28 Saya menangis berjam-jam jika sedang menghadapi permasalahan
29 Saya menjadi banyak makan jika merasakan beban berat
30 Saya sering mengemil makanan kecil walaupun sudah sangat kenyang jika saya merasa tertekan 31 Saya tidak nafsu makan bila merasakan beban
berat
32 Saya minum alkohol bila sedang mengalami masalah
33 Saya meroko bila sedang mengalami masalah 34 Saya berteriak-teriak atau menjerit-jerit saat itu
juga bila sedang memikirkan masalah saya 35 Saya ingin memukul atau menghancurkan
barang-barang saya bila sedang menghadapi masalah 36 Saya tidak ingin tertawa tetapi lingkungan dan
keadaan memaksa saya untuk tertawa
37 Saya merasa badan saya gemetar saat sedang mengalami banyak masalah
38 Saya sulit mengambil keputusan saat menghadapi masalah
39 Saya kurang konsentrasi terhadap pekerjaan bila ada keluarga yang sakit
40 Pertengkaran dengan suami membuat saya susah konsentrasi
41 Saya lupa harus mengerjakan apa saat menghadapi banyak masalah di kantor dan keluarga
42 Saya merasa sensitif apabila orang lain mengkritik saya
(13)
membanding-bandingkan saya dengan orang lain
No Pernyataan SS S J TP
44 Saya keras kepala dan kaku saat orang disekitar saya banyak menuntut
45 Saya merasa tekanan darah saya meningkat 46 Saya menjadi lebih gemuk akhir-akhir ini 47 Saya merasa mungkin saya menderita diabetes 48 Saya merasa denyut jantung berdebar-debar
kencang saat pekerjaan saya menumpuk
49 Saya merasa haus saat harus mengerjakan banyak pekerjaan
50 Bibir saya pecah-pecah saat pekerjaan begitu menumpuk dan terasa membebani
51 Saya merasa keringat bercucuran saat mulai beraktivitas
52 Saya merasa mata berkunang-kunang setelah sehari penuh mengerjakan pekerjaan di kantor dan di rumah
53 Saya merasa sesak nafas saat pekerjaan saya tidak kunjung terselesaikan
54 Saya merasakan badan saya panas-dingin 55 Saya merasakan tenggorokan saya sakit 56 Kaki dan tangan saya sering kesemutan 57 Asma saya kambuh
58 Dada dan punggung saya terasa nyeri sepulang kerja dari kantor
59 Saya merasa seperti terkena serangan jantung 60 Saya tidak dapat menahan buang air kecil
61 Saya mengalami pusing dan terasa sakit kepala berdenyut-denyut
62 Saya mengalami migren (sakit kepala sebelah) 63 Saya mengalami mimpi buruk
64 Saya tidak dapat tidur
65 Saya merasa sakit, tetapi dokter mengatakan penyakit itu tidak ada
66 Saya merasa kadar gula saya naik
67 Kulit saya seperti gatal atau timbul bintik merah 68 Muncul jerawat pada muka saya
69 Saya berhubungan seksual dengan terpaksa karena kelelahan
70 Saya mendapatkan kepuasan didalam berhubungan seksual dengan suami saya
71 Akhir-akhir ini saya rajin masuk kerja
72 Saya mengalami kesulitan dalam berelasi dengan bawahan saya
73 Saya merasa kesulitan dalam bekerja sama dengan rekan kerja saya
74 Saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan kantor tepat waktu
(14)
No Pernyataan SS S J TP
75 Selama di kantor saya melakukan kesalahan-kesalahan
76 Saya mampu bekerja dengan cepat, kadang dengan sangat lambat
77 Saya tidak suka dengan suasana kerja di kantor 78 Jadwal kerja saya memberatkan
79 Saya merasa tidak puas terhadap hasil kerja saya 80 Saya berencana untuk pindah kerja
(15)
Alat Ukur Produktivitas Kerja
Petunjuk pengisian:
Pada halaman berikut ini terdapat pertanyaan-pertanyaan mengenai keadaan saudara terhadap pekerjaan dan perasaan saudara. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama dan silahkan saudara memberikan tanda (√) di kolom yang sudah tersedia untuk setiap pernyataan sesuai dengan keadaan saudara yang sebenarnya.
Kemungkinan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut: SS =Sangat sesuai
CS =Cukup sesuai KS =Kurang sesuai TS =Tidak sesuai
Jawablah dengan spontan, segera setelah saudara mebaca setiap pertanyaan, jangan terlalu lama dipikirkan. Jawablah dengn jujur sesuai dengan yang saudara alami atau rasakan. Kejujuran saudara dalam menjawab sangat berarti bagi penelitian ini.
(16)
No Pernyataan SS CS KS TS
1 Saya telah beberapa kali tidak masuk kerja dalam 3 bulan terahir
2 Saya telah beberapa kali meninggalkan tempat kerja saat jam kerja bekum berahir tanpa pemberitahuan dalam 3 bulan terahir
3 Saya telah beberapa kali pulang kerja lebih awal tanpa seijin atasan dalam 3 bulan terahir
4 Saya telah beberapa kali mendapat teguran dari atasan karena kesalahan yang saya buat dalam bekerja dalam 3 bulan terahir
5 Saya lembur ±3 hari dalam seminggu karena pekerjaan saya banyak yang belum terselesaikan
6 Kehadiran saya selama 3 bulan terahir 100%
7 Saya memahami dan menguasai apa yang menjadi tugas saya di tempat kerja
8 Saya mematuhi ketentuan/peraturan di tempat saya bekerja 9 Saya bekerja dengan sungguh-sungguh dan tekun
10 Saya tidak mampu mengambil keputusan yang tepat saat menghadapi kesulitan dalam bekerja
11 Bila saya terpaksa harus membawa pekerjaan kantor ke rumah, saya akan menyelesaikannya segera dan membawanya keesokan harinya
12 Saya membuat ide-ide baru untuk menyelesaikan pekerjaan saya
13 Saya memanfaatkan waktu kerja dikantor seefektif mungkin hingga seluruh pekerjaaan saya selesai tepat waktu dan saya tidak perlu lembur
14 Saya sering menyelesaikan pekerjaan kantor tidak tepat waktu dan hasilnya kurang teliti dan rapi
15 Saya kurang dapat bekerjasama dengan rekan kerja dan divisi lain untuk menyelesaikan masalah dalam pekerjaan 16 Saya kurang mampu menyesuaikan diri dengan cepat
apabila saya dimutasi ke Bank cabang lainnya
17 Saya merasa kurang mampu menjalin komunikasi dengan rekan kerja dan atasan
18 Saya kurang dapat mengikuti budaya kerja perusahaan 19 Saya dapat menunjukkan sikap kerja yang diinginkan
perusahaan
20 Saya mampu bersikap terhadap rekan kerja dalam situasi formal
21 Saya mampu bersikap terhadap atasan dalam situasi formal
22 Saya kurang dapat menunjukkan loyalitas dan dedikasi pada perusahaan
23 Saya sering menyemangati diri agar semangat bekerja 24 Saya sering menyemangati rekan kerja agar semangat
(17)
25 Teguran dari atasan atas pekerjaan saya membuat saya patah semangat
26 Saya memperhatikan kesehatan dan merawat diri agar terus dapat bekerja
(18)
Data Penunjang
Nama (Inisial) :
Usia : tahun Pendidikan terakhir :
Jumlah anak :
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan diri saudara. Jika saudara memilih jawaban ”lain-lain”, mohon dituliskan jawaban saudara disampingnya. Untuk pernyataan isian, isilah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri saudara secara singkat dan jelas. Jika sudah selesai, periksalah kembali agar tidak ada yang terlewatkan.
Pertanyaan
1. Seberapa sering orang-orang disekitar saudara memberikan dukungan saat saudara menghadapi kesulitan dalam pekerjaan...
a. Sering memberikan dukungan
b. Kadang-kadang memberikan dukungan c. Jarang memberikan dukungan
d. Tidak pernah memberikan dukungan
2. Yang cukup berperan mengatasi kesulitan saya... a. Diri sendiri
b. Orang lain
3. Pandangan saudara mengenai kegagalan yang dialami dalam mengerjakan pekerjaan saudara membuat saudara...
a.Membuat semakin giat berusaha agar kemudian hari tidak gagal lagi b.Membuat saya tidak percaya diri karena sering gagal
c.Membuat saya tertekan dan menghambat saya dalam pekerjaan lainnya d.Lain-lainnya...
4. Seberapa sering saudara menerima kritikan atas kegagalan saudara? a. Sering sekali
b. Sering c. Jarang
(19)
d. Jarang sekali
5. Sejauh mana kondisi fisik yang sakit mempengaruhi saudara dalam bekerja? a. Menghambat semangat kerja
b. Tidak berpengaruh apapun 6. Suasana hati (mood):
a. Mempengaruhi kinerja saudara b.Tidak mempengaruhi kinerja saudara 7. Keluarga ...saudara dalam bekerja a. Mendukung
b. Kadang mendukung kadang tidak c. Tidak mendukung
8. Menurut saudara, tuntutan peran yang diinginkan orang-orang disekitar saudara a. Jelas dan sebagian besar dapat saya penuhi
b. Jelas namun hanya sebagian kecil yang dapat saya penuhi c. Kurang jelas dan membuat saya bingung
9. Pekerjaan yang harus saya kerjakan setiap hari di tempat kerja dan di rumah……
a. Sebagian besar dapat saya selesaikan dengan baik b. Cukup dapat saya selesaikan walaupun terkadang tidak c. Menumpuk hingga banyak yang terbengkalai
10. Harapan yang diinginkan orang-orang disekitar saya.... a. Dapat saya penuhi
b. Cukup dapat saya penuhi c. Kurang dapat saya penuhi
(20)
LAMPIRAN 2
(21)
Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Derajat Stres
No. Item Validitas Kesimpulan
1 0.427 Diterima
2 0.543 Diterima
3 0.490 Diterima
4 0.379 Diterima 5 0.141 Ditolak
6 0.464 Diterima
7 0.555 Diterima
8 -0.035 Ditolak
9 0.557 Diterima 10 -0.174 Ditolak 11 0.541 Diterima
12 0.225 Ditolak
13 0.454 Diterima
14 0.044 Ditolak
15 0.444 Diterima 16 0.276 Ditolak 17 0.323 Diterima
18 0.069 Ditolak
19 0.496 Diterima
20 0.483 Diterima 21 0.650 Diterima 22 0.618 Diterima
23 0.539 Diterima
24 0.428 Diterima
25 0.222 Ditolak
26 0.488 Diterima 27 0.060 Ditolak 28 0.328 Diterima
29 0.278 Ditolak
30 0.442 Diterima
31 0.592 Diterima
32 0.328 Diterima 33 0.596 Diterima
34 0.334 Diterima
35 0.417 Diterima
36 0.368 Diterima
37 0.488 Diterima 38 0.441 Diterima 39 0.642 Diterima
40 0.591 Diterima
41 0.308 Diterima
42 0.261 Ditolak
43 0.443 Diterima 44 0.004 Ditolak
(22)
45 0.312 Diterima
46 -0.080 Ditolak 47 0.451 Diterima
48 0.321 Diterima
49 0.317 Diterima
50 0.688 Diterima
51 0.618 Diterima 52 0.469 Diterima 53 0.680 Diterima
54 0.752 Diterima
55 0.272 Ditolak
56 0.443 Diterima
57 0.380 Diterima 58 0.563 Diterima
59 0.306 Diterima
60 0.312 Diterima
61 0.328 Diterima
62 0.333 Diterima 63 0.627 Diterima 64 0.600 Diterima
65 0.379 Diterima
66 0.406 Diterima
67 0.318 Diterima
68 0.401 Diterima 69 0.330 Diterima
70 0.744 Diterima
71 0.511 Diterima
72 0.429 Diterima
73 0.526 Diterima 74 0.559 Diterima 75 0.718 Diterima
76 0.532 Diterima
77 0.320 Diterima
78 0.717 Diterima
79 0.551 Diterima 80 0.489 Diterima 81 0.396 Diterima
82 0.334 Diterima
83 0.346 Diterima
84 0.329 Diterima 85 0.359 Diterima 86 0.432 Diterima
87 0.364 Diterima
88 0.306 Diterima
89 0.334 Diterima
90 0.346 Diterima 91 0.483 Diterima 92 0.598 Diterima
(23)
93 0.644 Diterima
94 0.317 Diterima 95 0.311 Diterima Berdasarkan SPSS 15
Reliability Statistics
.946 81
Cronbach's
Alpha N of Items
Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Produktivitas Kerja No. Item Validitas Kesimpulan
1 0.641 Diterima
2 0.321 Diterima
3 0.350 Diterima 4 0.378 Diterima
5 0.353 Diterima
6 0.495 Diterima
7 0.561 Diterima
8 0.593 Diterima
9 0.697 Diterima 10 0.384 Diterima 11 0.545 Diterima
12 0.439 Diterima
13 0.450 Diterima
14 0.596 Diterima 15 0.718 Diterima 16 0.426 Diterima
17 0.720 Diterima
18 0.641 Diterima
19 0.585 Diterima 20 0.574 Diterima 21 0.608 Diterima
22 0.535 Diterima
23 0.474 Diterima
24 0.151 Ditolak
25 0.541 Diterima
26 0.320 Diterima 27 0.627 Diterima
(24)
Reliability Statistics
.879 26
Cronbach's
(25)
LAMPIRAN 4
TABULASI SILANG
(26)
L 4.1 Tabulasi Silang Antara Tuntutan Peran dan Derajat Stres
Derajat Stres Tinggi Rendah
Tuntutan peran yang diinginkan orang-orang di sekitar
Jelas dan sebagian besar dapat dipenuhi
0 0%
27 84.37% Jelas namun hanya
sebagian kecil yang dapat dipenuhi
2 100%
1 3.12% Kurang jelas dan
membuat saya bingung
0 0%
4 12.5%
Total 2
100%
32 100%
L 4.2 Tabulasi Silang Harapan Yang Diinginkan Lingkungan sosial dan Derajat Stres
Derajat Stres Tinggi Rendah
Harapan yang
diinginkan oleh orang-orang disekitar saya
Yakin dapat saya penuhi
0 0%
29 90.62% Cukup yakin dapat
saya penuhi
2 100%
3 3.37% Kurang yakin dapat
saya penuhi
0 0%
0 0%
Total 2
100%
32 100%
L 4.3 Tabulasi Silang Kesanggupan Menyelesaikan pekerjaan dan Derajat Stres Derajat Stres
Tinggi Rendah
Pekerjaan yang harus saya kerjakan setiap hari di tempat kerja dan di rumah
Sebagian besar dapat saya selesaikan dengan baik
0 0%
25 78.12% Cukup dapat saya
selesaikan walaupun terkadang tidak 1 50% 3 9.37% Menumpuk sehingga banyak yang terbengkalai 1 50% 4 12.5%
Total 2
100%
32 100%
(27)
LAMPIRAN 5
SEJARAH PT. ”X”
(28)
SEJARAH PT. X
Bank X berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu Bank DN, Bank BD, Bank EII dan Bank PI bergabung menjadi Bank X. Keempat bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan perbankan di Indonesia dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140 tahun yang lalu.
Pada saat ini, berkat kerja keras lebih dari 21.000 karyawan yang tersebar di 909 kantor cabang dan didukung oleh anak perusahaan yang bergerak di bidang investment banking, perbankan syariah serta bancassurance, Bank X menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh bagi perusahaan swasta maupun milik Negara, komersiil, usaha kecil dan mikro serta nasabah consumer.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Indonesia melakukan divestasi sebesar 20% atas kepemilikan saham di Bank X melalui penawaran umum perdana (IPO). Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi lanjutan atas 10% kepemilikan di Bank X.
Bank X saat ini merupakan salah satu bank yang besar di Indonesia dalam jumlah aktiva, kredit dan dana pihak ketiga. Total aktiva per 31 Desember 2005 sebesar Rp 254, 3 triliun (USD25,9 miliar) dengan pangsa pasar sebesar 18,0% dari total aktiva perbankan di Indonesia. Jumlah dana pihak ketiga Bank X sebesar Rp 199,0 triliun atau sama dengan 17,6% dari total dana pihak ketiga secara nasional, dimana jumlah tabungan merupakan 16% dari total tabungan secara nasional,. Begitu pula dengan pangsa pasar deposito berjangka sebesar 19,1% dari total deposito berjangka di Indonesia. Selama tahun 2005, pertumbuhan dana pihak ketiga kami sebesar 5,8%, sementara pertumbuhan kredit sebesar 13,3%. Bank X memiliki
(29)
struktur permodalan yang kokoh dengan Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio-CAR) sebesar 23,7% pada akhir tahun 2005, jauh diatas ketentuan minimum Bank Indonesia sebesar 8%.
Tantangan ke Depan
Dengan kinerja keuangan yang semakin membaik dan keberhasilan berbagai program transformasi bisnis dalam beberapa tahun terakhir, Bank X bertekad untuk memasuki tahapan strategis menjadi salah satu Bank terkemuka di kawasan regional Asia Tenggara (Regional Champion Bank). Visi strategis tersebut diawali dengan tahapan mengembangkan kekuatan di semua segmen nasabah untuk menjadi universal bank yang mendominasi pasar perbankan domestik (Domestic Power House), dengan fokus pada pertumbuhan segmen consumer dan commercial.
Dengan menguasai pasar Indonesia sebagai fastest growing market di Asia Tenggara, Bank X berada dalam posisi lebih menguntungkan dibanding pesaing pesaing regional.
Visi: :
Bank terpercaya pilihan anda
Misi :
• Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
• Mengembangkan sumber daya manusia professional
• Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
• Melaksanakan manajemen terbuka
(30)
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Abad 20 merupakan titik tolak dimana wanita mulai mengambil posisi dan peranan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan yaitu di dunia kerja khususnya pada bidang-bidang pekerjaan yang sebelumnya jarang diminati oleh wanita. Wanita tidak lagi dipandang sebagai makhluk lemah walaupun supremasi pria kelihatannya belum berakhir. Wanita adalah makhluk yang mampu mengerjakan tugas-tugas pria. Dalam banyak kesempatan di luar rumah posisi wanita dalam bidang pekerjaan atau karier semakin banyak menentukan bahkan mampu melampaui peranan pria (http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0310/20/swara/629095.htm).
Dewasa ini banyak wanita yang bekerja di luar rumah. Ada tiga alasan utama yang menyebabkan wanita yang telah menikah memilih menjadi wanita karier. Pertama adalah karena pendidikan yang telah diperoleh oleh seorang wanita, yang perlu dimanfaatkan dalam kehidupan. Sebab kedua yang mendorong wanita keluar dari rumah untuk bekerja adalah tekanan keperluan hidup. Merupakan suatu hal yang biasa pada saat ini untuk mengatakan bahwa pendapatan yang hanya datang dari pihak suami kurang mencukupi sebuah keluarga untuk menjalani kehidupan mereka. Ketiga adalah karena adanya perubahan dan kemajuan zaman di mana kaum wanita dapat melakukan pekerjaan di luar rumah namun tetap tidak bertentangan dengan kodratnya sebagai seorang
(31)
2
Universitas Kristen Maranatha wanita. Oleh sebab itu, wanita secara sukarela mengambil keputusan untuk keluar rumah bekerja guna mendapatkan pendapatan lebih bagi keluarganya untuk memastikan keluarganya berada dalam keadaan yang sejahtera (wanita takut sukses.com).
Wanita bekerja (apabila telah menikah) akan menghadapi konflik peran sebagai karyawati sekaligus ibu rumah tangga. Berdasarkan penelitian pada tahun 1999 yang dilakukan oleh Dra. Evi Sylvia Soetomo Psi., sebanyak 4,6% dari 63 wanita bekerja di bank menyatakan bahwa apapun jabatan yang diduduki wanita kerja menikah, beban untuk menyelaraskan kewajiban domestik di keluarga dengan pekerjaan masih terasa. Di Indonesia, penelitian mengenai masalah bagi wanita yang telah menikah dan bekerja juga telah dilakukan antara lain oleh kelompok Studi Wanita FISIP Universitas Indonesia. Hasil penelitian ini antara lain menunjukkan bahwa ibu yang bekerja lebih banyak menghadapi masalah daripada ibu yang tidak bekerja (http://digital.lib.itb.ac.id/search.php).
Dari berbagai bidang pekerjaan yang ditekuni oleh banyak wanita, perbankan merupakan salah satu dunia kerja yang menarik. Selain bidang pekerjaan yang ada di dalamnya banyak diminati oleh wanita, rutinitasnya baik meliputi cara kerja maupun jam kerja memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada diri masing-masing wanita. Menurut hasil wawancara dengan salah seorang karyawati Bank X Pusat, tenaga kerja wanita cukup banyak mengisi dunia perbankan karena selain lebih teliti dan tekun di dalam bekerja juga lebih unggul dalam menjalin relasi dengan orang lain seperti ramah dan murah senyum
(32)
3
Universitas Kristen Maranatha sehingga banyak karyawati di bank yang menempati posisi sebagai Teller, Customer Service dan Operator telepon.
Bank X merupakan salah satu perusahaan swasta dengan cabang pembantu yang cukup banyak di Bandung dan merupakan salah satu perusahaan swasta yang kompetitif serta telah diakui mampu bersaing dan memberikan pelayanan yang baik
serta telah banyak mendapatkan penghargaan yang patut dibanggakan. Selain itu bank X juga telah turut ambil bagian menjadi sponsor beberapa kegiatan olahraga nasional yang diselenggarakan di Indonesia. Karna hal itulah bank X terus berupaya mengembangkan diri menjadi lebih maju di era persaigan global saat ini, salah satunya dengan terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan terus meningkatkan performance pelayanan pegawainya kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank. Salah satu target peningkatan performance tersebut yakni karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah.
Setiap hari Senin hingga Jumat, semua pekerja Bank X tidak terkecuali karyawatinya harus hadir pada pukul 08.00 WIB dan pulang kerja pada pukul 17.00 WIB. Hampir pada semua bagian, puncak kesibukan akan meningkat pada saat akan istirahat makan siang, yakni pukul 11.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Pada jam-jam demikian, banyak nasabah yang datang ke bank untuk bertransaksi, sehingga karyawati yang bekerja pada bagian teller, front office tidak dapat meninggalkan pekerjaannya pada jam-jam itu. Demikian juga dengan karyawati yang bekerja sebagai Operator telepon, dan Officer, pada pukul 11.00 WIB mereka biasa disibukkan dengan pekerjaan mereka, menerima tamu perusahaan,
(33)
4
Universitas Kristen Maranatha dan menerima telepon, sehingga mereka biasanya terlambat keluar untuk beristirahat makan siang dari pukul 12.00-13.00 WIB. Beberapa di antara mereka makan siang di meja kerjanya sambil bekerja.
Saat waktu kerja selesai pada pukul 17.00 WIB, tidak semua karyawan dapat pulang segera ke rumahnya karena bila ada pekerjaan yang belum terselesaikan seringkali mereka kerja lembur. Waktu kerja lembur biasanya selesai pada pukul 20.00 WIB, namun kadangkala waktu pulang kerja bisa hingga pukul 22.00 WIB
karena bagi jabatan Officer seringkali diadakan rapat sepulang kerja atau terkadang pada hari Sabtu yang bagi pekerja lain adalah hari libur. Bila waktu lembur tidak memungkinkan maka biasanya pekerjaan yang belum terselesaikan dibawa ke rumah.
Mutasi/perpindahan pegawai rutin dilakukan kepada setiap pegawai setiap 1-3 bulan sekali, tergantung kebijakan perusahaan kepada setiap karyawan. Biasanya mutasi dilakukan ke bank cabang lain yang masih berada di satu kota bahkan hingga ke luar kota. Hal-hal tersebut dirasakan cukup memberatkan bagi karyawati yang di rumahnya masih harus mengerjakan pekerjaan rumahtangga sendiri, yakni yang biasanya tidak menggunakan jasa pembantu dan suami sama atau lebih sibuk dari dirinya dalam bekerja sehingga tidak dapat membantu mengurus anak-anak di rumah. Pada umumnya bila karyawati yang telah menikah dimutasikan ke bank cabang luar kota, suami dan anak-anak keberatan. Karena hal itulah biasanya perusahaan batal melakukan mutasi ke luar kota bagi pada karyawati yang telah menikah atas permintaan karyawan yang bersangkutan.
(34)
5
Universitas Kristen Maranatha Pada umumnya karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah merasakan ketidakmampuan menyeimbangkan porsi pekerjaan rumah dan kantor yang harus diselesaikan sebagai tuntutan yang menimbulkan konflik. Tuntutan yang mengakibatkan konflik pada karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah tersebut dapat menimbulkan stres. Lazarus (1984) menyebutkan tuntutan adalah sesuatu yang jika tidak terpenuhi akan menimbulkan konsekuensi yang tidak menyenangkan bagi individu dan stres merupakan bentuk interaksi antara individu sebagai tuntutan yang membebani dan melampaui kemampuan (sumber daya) yang dimilikinya.
Saat karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah lebih banyak menghabiskan waktu di kantor karena tuntutan pekerjaan, tugas sebagai ibu rumah tangga menjadi kurang terperhatikan, karena saat pulang kantor biasanya mereka merasa lelah dan ingin beristirahat. Belum lagi ditambah bila pekerjaan kantor yang belum terselesaikan mereka bawa pulang ke rumah dan harus dibawa keesokan harinya dalam keadaan telah selesai. Sebaliknya bila karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah lebih mementingkan peran sebagai ibu rumahtangga dan kurang memperhatikan kualitas dan kuantitas kerjanya di kantor maka performancenya akan menurun.
Dari wawancara Manager Personalia Bank X, terungkap keluhan yang seringkali diajukan atasan kepada karyawati yang telah menikah adalah mereka memiliki ruang gerak yang terbatas sehingga tidak dapat dimutasikan ke luar daerah yang jauh dari keluarganya. Selain itu terkadang pekerjaan kantor yang dibawa ke rumah tidak dibawa lagi ke kantor atau tidak selesai, walaupun pada
(35)
6
Universitas Kristen Maranatha karyawan pria hal tersebut sering juga terjadi. Alasan yang biasa dikemukakan karyawati yang telah menikah bila terlambat atau tidak masuk kerja adalah karena anaknya sakit atau tidak ada pembantu yang mengurus rumah.
Berikut ini adalah jawaban kuesioner yang dibagikan kepada 10 orang karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah. Ketika ditanya mengenai tuntutan diri dalam bekerja: 6 orang (60 %) karyawati yang telah menikah menyatakan tuntutannya tinggi, hal tersebut seringkali membuat mereka cemas akan melakukan kesalahan ketika bekerja. Sisanya 4 orang (40%) menyatakan tuntutannya untuk bekerja cukup.
Pendapat karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah mengenai tuntutan tugas di tempat kerja, 4 orang (40%) menyatakan tuntutan kerjanya mudah
namun tuntutan tugasnya banyak selain itu mereka mengatakan bahwa kadang timbul rasa jenuh terhadap pekerjaan. 3 orang (30%) menyatakan tugasnya mudah dan sedikit tuntutan tugasnya. Sisanya 3 orang (30%) menyatakan tugasnya sukar dan banyak tuntutan tugasnya sehingga saat sedang jenuh bekerja mereka jadi tidak bersemangat dan pekerjaan mereka jadi tidak optimal. Misalkan saja mereka jadi tidak banyak berkomunikasi saat menyerahkan laporan ke atasan.
Pendapat karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah mengenai apakah anak-anak mendukungnya bekerja di luar rumah, 7 orang (70%) menyatakan mendukung dan membiarkan bekerja, 3 orang (30%) menyatakan kurang mendukung tetapi membiarkan bekerja. Selanjutnya jawaban karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah mengenai apakah suami
(36)
7
Universitas Kristen Maranatha mendukungnya bekerja di luar rumah, 10 orang (100%) menyatakan mendukung dan membiarkan bekerja.
Pendapat karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah mengenai peran sebagai ibu rumahtangga, 5 orang (50%) menyatakan sangat menyenangkan dan 5 orang (50 %) menjawab cukup menyenangkan. Kemudian selanjutnya pertanyaan tentang bagaimana perasaan saat bekerja bila sedang menghadapi masalah dalam keluarga, 6 orang (60%) menyatakan bekerja dengan senang hati dan penuh kesadaran dan 4 orang (40%) menyatakan bekerja dengan terpaksa (setengah hati).
Pendapat karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah tentang apakah mempengaruhi pekerjaan di kantor apabila sedang mengalami masalah keluarga, 10 orang (100%) menyatakan berpengaruh dan cukup mengganggu pekerjaan. Pertanyaan selanjutnya tentang bagaimana pembagian waktu antara keluarga dan pekerjaan, 10 orang (100%) menyatakan dalam sehari waktu lebih banyak digunakan untuk bekerja di kantor dan waktu bekerja di rumah sangat terbatas namun tidak menjadi masalah karena anak-anak ada yang mengurus di rumah dan semua pekerjaan rumah masih cukup tertangani.
Keterangan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah tentang pekerjaan kantor yang dibawa ke rumah, 4 orang (40%) menyatakan pekerjaan yang dibawa ke rumah dapat diselesaikan dan dibawa keesokan harinya. 3 orang (30%) menyatakan pekerjaan kantor yang dibawa ke rumah selesai namun melebihi jangka waktu yang telah ditetapkan. Sisanya 3 orang (30%) menyatakan tidak pernah membawa pekerjaan kantor ke rumah.
(37)
8
Universitas Kristen Maranatha Keterangan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah mengenai apa yang dilakukan sepulang kerja, 4 orang (40%) menyatakan beristirahat sebentar, membersihkan diri, makan sambil mengurus anak-anak dan suami. 3 orang (30%) menyatakan beristirahat sebentar, membersihkan diri, menyiapkan makanan dan mengurus anak-anak dan suami, 2 orang (2%) menyatakan beristirahat sebentar, membersihkan diri, makan lalu mengurus anak-anak dan suami. Sisanya 1 orang (10%) menyatakan beristirahat sebentar, membersihkan diri, makan, menemani anak-anak dan suami namun tidak mengerjakan pekerjaan rumah karena telah dilakukan oleh pembantu.
Keterangan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah tentang hal yang membuat tidak masuk kerja atau terlambat datang kerja, 8 orang (80%) menyatakan jika anak dan suami sakit tidak masuk atau terlambat kerja namun bila diri sendiri sakit akan memaksakan kerja bila tidak terlalu parah sakitnya dan 2 orang (20%) menyatakan tidak masuk kerja atau terlambat bila anak, suami atau diri sendiri sakit dan jika ada urusan keluarga. Selanjutnya pertanyaan tentang jumlah ketidakhadiran dengan tidak memberikan surat ijin pada pihak Bank dalam 3 bulan
terahir, 6 orang (60%) menyatakan tidak pernah absen selama 3 bulan terahir tanpa pemberitahuan dan 4 orang (40%) menyatakan 1 kali tidak memberitahu tidak masuk kerja dalam 3 bulan terahir.
Keterangan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah tentang meninggalkan tempat kerja tanpa pemberitahuan atasan, 8 orang (80%) menyatakan tidak pernah kekurangan jam kerja dalam 3 bulan terahir dan 2 orang
(38)
9
Universitas Kristen Maranatha (20%) menyatakan kekurangan jam kerja 30 menit-4 jam kerja dalam 3 bulan terahir. Selanjutnya mengenai pulang lebih cepat dengan meninggalkan waktu kerja tanpa seijin atasan dalam 3 bulan terahir, 6 orang (60%) menyatakan pulang kerja lebih lambat > 6 menit, 3 orang (30%) menyatakan pulang kerja lebih sampai 5 menit dan 1 orang (10%) pulang cepat tanpa ijin atasan antara 1-30 menit.
Keterangan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah mengenai terlambat datang kerja tanpa seijin atasan dalam 3 bulan terahir, 9 orang (90%) menyatakan selalu hadir tepat waktu dan 1 orang (10%) menyatakan pernah terlambat lebih dari 3 jam. Selanjutnya mengenai surat peringatan atas kinerja selama 3 bulan terahir, 10 orang (10%) menyatakan tidak pernah mendapat surat peringatan.
Keterangan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah mengenai mengenai jam lembur kerja dalam 3 bulan terahir, 5 orang (50%) menyatakan tidak pernah lembur kerja karena bisa menggunakan waktu kerja di kantor dengan efektif dan 5 orang (50%) menyatakan lembur kerja antara 0-50 jam. Selanjutnya tentang kehadiran kerja selama 3 bulan terahir, 6 orang (60%) menyatakan 100% hadir kerja, 2 orang (20%) menyatakan ± 95% hadir kerja sisanya 2 orang (20%) menyatakan ± 85% hadir kerja.
Dari pertanyaan-pertanyaan yang dijaring terhadap 10 karyawati yang telah
menikah di bank X melalui kuesioner tersebut, sebanyak 4 orang (40%) derajat stresnya tinggi dan performancenya rendah, 3 orang (30%) derajat stresnya tinggi
(39)
10
Universitas Kristen Maranatha dan performancenya tinggi, 2 orang (20%) derajat stresnya rendah dan performancenya tinggi dan sisanya 1 orang (10%) derajat stresnya rendah dan performancenya rendah.
Hasil presentase tersebut menunjukan pada umumnya karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah yang mengalami derajat stres tinggi akan mengalami penurunan performance walaupun yang terlihat pada survei awal ini adalah penurunan performance secara kualitatif, dan karyawati yang mengalami stres rendah performancenya tinggi. Namun dari 10 orang karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah ditemukan juga yang mengalami derajat stres tinggi namun performancenya juga tinggi dan yang derajat stresnya rendah performancenya juga rendah.
Berdasarkan uraian dan fakta yang terjadi di bank X kota Bandung, maka dapat dikatakan terdapat ketidakjelasan mengenai derajat stres dan performance pada karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah. Oleh karena itu maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui hubungan derajat stres dan performance pada karyawati Bank ”X” kota Bandung yang telah menikah.
I.2. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah:
Apakah terdapat hubungan antara derajat stres dengan performance pada karyawati di Bank "X" kota Bandung yang telah menikah.
(40)
11
Universitas Kristen Maranatha I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
I.3.1. Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk melihat derajat hubungan antara derajat stres dengan performance pada karyawan di Bank "X" Kota Bandung yang telah menikah.
I.3.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran lebih rinci mengenai derajat stres dengan performance pada karyawati di Bank "X" Kota Bandung yang telah menikah beserta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
I.4. Kegunaan Penelitian I.4.1. Kegunaan Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan
derajat stres dan performance pada karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah dan memperkaya bidang ilmu psikologi industri dan organisasi.
b. Dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti yang akan meneliti lebih
lanjut mengenai hubungan derajat stres dan performance.
I.4.2. Kegunaan praktis
a. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi karyawati yang telah
(41)
12
Universitas Kristen Maranatha bagimana hubungan hal tersebut dengan performance mereka, sehingga menjadi informasi untuk pemahaman diri mereka guna mengatasi stres peran ganda yang mereka alami sehari-hari sehingga potensi yang dimilikinya dapat
dioptimalkan dalam bekerja di rumah dan diluar rumah.
b. Memberikan informasi kepada HRD Bank X mengenai hubungan antara
derajat stres dengan performance pada karyawati yang telah menikah sehingga dapat melakukan usaha untuk meminimalkan atau mengatasi stres pada karyawati yang telah menikah.
1.5. Kerangka Pikir
Di jaman sekarang ini, menjadi wanita karier sekaligus ibu rumah tangga yang berperan sebagai istri dan ibu dari anak-anak merupakan suatu nilai lebih bagi seorang wanita dewasa. Ditinjau dari sudut perkembangan, masa dewasa awal merupakan masa penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan yang baru serta harapan sosial yang baru. Seorang wanita dewasa yang telah menikah diharapkan dapat memainkan perannya yang baru, yaitu peran sebagai istri dan ibu, serta mengembangkan sikap, keinginan dan nilai baru sesuai dengan tugasnya. Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini sebagai suatu periode khusus dan tersulit dalam rentang kehidupan (Santrock;2002).
Masa penyesuaian diri dalam bidang kehidupan ini berada pada tahap perkembangan dewasa, yang meliputi tahap perkembangan dewasa awal, madya
(42)
13
Universitas Kristen Maranatha dan dewasa akhir. Masa dewasa awal merupakan periode perkembangan yang berlangsung selama 10 tahun, yang dimulai pada usia 20 dan berakhir pada usia 30an (Santrock;2002). Hal itu merupakan waktu saat membangun diri dan kemandirian secara ekonomi, perkembangan ekonomi dan bagi beberapa orang merupakan masa memilih pasangan hidup, belajar untuk hidup bersama seseorang dalam keintiman, memulai kehidupan keluarga dan kemudian memiliki dan merawat anak. Khususnya
di negara yang masih menganut nilai-nilai ketimuran yang kental, wanita yang telah menikah yang berperan sebagai seorang ibu dan istri lebih dituntut untuk mengabdi pada suami dan keluarganya dan tidak terlalu dituntut untuk dapat berhasil dalam bidang karier di luar rumah, demikian juga dengan karyawan wanita di Bank X yang telah menikah. Dalam kehidupan berumahtangga, pada umumnya anak lebih bergantung kepada ibunya daripada ayahnya, selain itu masyarakat dengan budaya ketimuran pada umumnya masih lebih menghargai wanita yang mengabdi mengurus keluarganya daripada yang berhasil dalam bidang karier namun dinilai tidak berhasil dalam mengurus keluarga (suami dan anaknya). Tuntutan dari peran tersebut menambah tanggungjawab yang harus dipenuhi dalam perannya sebagai seorang ibu rumah tangga sekaligus karyawan wanita.
Selanjutnya adalah tahap perkembangan dewasa madya yang merupakan periode perkembangan yang dimulai pada usia 35 sampai 45 tahun dan masih memungkinkan di usia 50 tahunan. Saat itu merupakan waktu untuk mengembangkan diri, memberikan respon dan terlibat dalam dunia sosial;
(43)
14
Universitas Kristen Maranatha membimbing generasi penerusnya untuk lebih kompeten, menjadi individu yang matang; serta mencapai dan memelihara kepuasan dalam pekerjaan / karier (Santrock;2002). Karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah memilih peran menjadi wanita karier selain menjadi ibu rumah tangga karena mereka ingin memperoleh kepuasan dalam menyalurkan pengetahuan yang dimilikinya disamping untuk mencari nafkah dan membantu suami memenuhi kebutuhan rumahtangganya. Dalam dunia kerja karyawati di Bank X yang telah mneikah juga mengharapkan perkembangan dalam jenjang karier mereka, yang berupa kenaikan jabatan atau mungkin pengalaman kerja pada bidang lain yang menarik minatnya. Hal-hal tersebut merupakan sarana
pengembangan dirinya dalam lingkungan sosialnya. Selain itu karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah pada tahap perkembangan dewasa madya memiliki tugas membimbing dan memberi arahan pada generasi di bawahnya, yaitu anak-anaknya di rumah atau bawahannya di tempat kerja.
Di tempat kerja, karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah harus memenuhi tuntutan pekerjaannya seperti bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan, menampilkan performance yang baik sesuai tuntutan jabatannya, menjalani lembur untuk menyelesaikan pekerjaan dan bila ingin memperoleh kenaikan jabatan harus dapat mempromosikan dirinya. Di rumah, peran karyawati yang telah menikah sebagai seorang istri dan ibu bertanggung jawab untuk mengurus segala keperluan rumahtangganya, seperti mengerjakan pekerjaan rumah, mengatur anggaran rumahtangga, memperhatikan kebutuhan anak-anak, merawat anaknya yang sakit, dan pekerjaan lainnya yang walaupun
(44)
15
Universitas Kristen Maranatha mungkin memanfaatkan jasa pembantu rumahtangga namun pekerjaan rumah tangga tersebut sebagian besar masih harus ditangani karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah di rumahnya. Bila tuntutan dari kedua peran tersebut ada yang tidak terpenuhi, maka akan memberikan konsekuensi yang tidak menyenangkan bagi karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah. Tuntutan adalah sesuatu yang jika tidak dipenuhi akan menimbulkan konsekuensi yang tidak menyenangkan bagi individu dan stres merupakan bentuk interaksi antara individu dengan lingkungannya yang dinilai oleh individu sebagai tuntutan yang membebani dan melampaui kemampuan (sumber daya) yang dimilikinya (Lazarus & Folkman 1984).
Tuntutan kerja di Bank dan tuntutan sebagai ibu rumahtangga ini harus dapat dipenuhi oleh karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah. Hal yang
menjadi stresor pada diri karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah adalah: Social demand (tuntutan sosial), Role Ambiguity (ketidakjelasan peran) dan Overload, yaitu beban kerja yang terlalu banyak (Lazarus;1984). Social Demand dapat menimbulkan konflik dalam diri. Konflik dalam menjalankan peran terjadi apabila seseorang menghadapi tuntutan atau harapan tertentu yang dalam upaya pemenuhannya membuat individu tidak mungkin dapat memenuhi tuntutan harapan yang lain (Kahn, 1980; Lazarus, 1948). Hal ini dapat terjadi pada karyawati di Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah, misalnya ketika karyawati yang telah menikah sedang bersama keluarganya di rumah pada hari sabtu, pihak perusahaan menghubunginya karena ada rapat mendadak. Situasi
(45)
16
Universitas Kristen Maranatha tidak terduga tersebut merupakan tuntutan sosial yang tidak dapat dihindarkan. Situasi tersebut dapat menimbulkan stres bagi karyawati di Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah.
Role ambiguity yakni ketidakjelasan individu tentang peran apa yang diharapkan darinya. Karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah merasa bingung peran mana yang harus diutamakan olehnya, karena ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya membantu suami dan juga untuk kepentingan keluarganya namun di sisi lain hal tersebut mengurangi waktunya untuk mengurus dan memperhatikan keluarga. Ketidakjelasan peran mana yang diharapkan darinya tersebut membuat kebingungan bagi karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah, sehingga dapat menjadi situasi yang menimbulkan stres.
Overload, terjadi bila karyawati yang telah menikah memiliki sangat banyak tugas di kantor dan di rumahnya yang belum terselesaikan. Misalnya ketika karyawati di Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah berangkat kerja, ia tidak dapat bekerja di kantor dengan tenang karena pekerjaan di rumahnya masih menumpuk dan
belum terselesaikan, hal tersebut dapat menjadi situasi yang menimbulkan stres. Ada karyawati yang mampu bertahan dalam situasi stres tertentu namun ada juga yang tidak mampu bertahan. Tinggi rendahnya stres yang dihayati setiap individu dapat berbeda-beda, dipengaruhi oleh penilaian terhadap masalah dan potensi yang dimiliki untuk menghadapi masalah tersebut. Penilaian tersebut
(46)
17
Universitas Kristen Maranatha dinamakan sebagai penilaian kognitif. Penilaian kognitif adalah suatu proses evaluatif yang menjelaskan terjadinya stres sebagai akibat dari interaksi antara manusia dan lingkungannya. (Lazarus 1984)
Penilaian kognitif dibedakan atas penilaian primer dan penilaian sekunder. Penilaian kognitif diawali dengan proses Penilaian Primer (Frimary Appraisal). Proses yang terjadi pada penilaian primer dapat menghasilkan tiga kemungkinan kategori penilaian, yaitu tidak relevan, positif~tidak bermasalah, dan penilaian yang menimbulkan stres (Lazarus & Folkman 1984). Kategori tidak relevan, yaitu: jika suatu stimulus atau situasi yang terjadi dirasakan oleh karyawati di Bank “X” Kota Bandung yang btelah menikah tidak berpengaruh pada kesejahteraan dirinya sehingga dapat diabaikan. Misalkan bila waktu kerja lembur dinilai tidak memberatkan bagi karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah karena anak-anak dan suaminya mau turut membantunya menyelesaikan pekerjaan rumahtangga.
Kategori penilaian positif ~ tidak berbahaya, yaitu : jika suatu stimulus atau situasi yang terjadi dihayati karyawati di Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah sebagai hal yang positif dan dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan individu. Misalnya kerja lembur dinilai sebagai tambahan jam kerja yang dapat digunakan untuk meyelesaikan pekerjaan yang belum selesai, sehingga dapat memberikan hasil kerja yang memuaskan atasan dan mendapat kesempatan promosi
(47)
18
Universitas Kristen Maranatha Kategori penilaian yang menimbulkan stres, yaitu : jika suatu stimulus atau situasi yang terjadi pada karyawati di Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah menimbulkan makna gangguan, kerugian perasaan kehilangan, ancaman dan tantangan bagi individu. Misalkan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah menilai kerja lembur sebagai situasi yang menekan dan membuatnya harus mengesampingkan tanggungjawab untuk mengurus rumahtangga.
Tahap selanjutnya dari penilaian kognitif adalah Penilaian Sekunder (Secondary Appraisal). Proses ini digunakan untuk menentukan apa yang dapat atau harus dilakukan terhadap suatu situasi. Misalkan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah memanfaatkan beberapa hari untuk lembur agar pada hari-hari kerja berikutnya ia dapat pulang lebih cepat dan mengurus keluarganya (Lazarus & Folkman;1984).
Derajat stres yang dirasakan oleh karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah karena penilaian kognitifnya akan terlihat melalui reaksi efek stres yang dapat dikelompokkan dalam berbagai bentuk. Terdapat enam efek stres yang dapat dialami oleh karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah, yaitu: efek subjektif seperti kecemasan, kegugupan. Kedua adalah efek tingkah laku, seperti pada karyawati yang merokok saat menghadapi masalah. Ketiga adalah efek kognitif seperti sulit konsentrasi. Keempat adalah perubahan fisiologis seperti peningkatan tekanan darah., meningkatnya denyut jantung dan keringat berlebih. Efek kelima adalah efek organisasi seperti meningkatnya ketidakhadiran.
(48)
19
Universitas Kristen Maranatha Efek yang keenam adalah efek kesehatan seperti insomnia dan migren (Tom Cox,1978).
Perbedaan variasi penilaian kognitif pada karyawati Bank “X” Kota Bandung
yang telah menikah terhadap tuntutan peran gandanya sebagai karyawati dan ibu rumahtangga memberikan efek derajat stres yang berlainan. Karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah yang menilai tuntutan peran sebagai karyawati harus lebih diutamakan akan berusaha menunjukkan kualitas kerja terbaik yang dapat dilakukannya, karena karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah tersebut merasa pekerjaannya di kantor lebih berat daripada pekerjaan sebagai ibu rumahtangga, misalkan karena tugas rumahtangganya semua telah ditangani oleh pembantu rumahtangga.
Sebaliknya bila karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah menganggap tuntutan peran sebagai ibu rumahtangga harus lebih diperhatikan dan ia agak mengabaikan tuntutan kerjanya di kantor, kurang memiliki motivasi untuk promosi jabatan dan hanya sekadar bertahan dengan pekerjaan yang dijalaninya untuk mendapat tambahan penghasilan maka hal tersebut akan menurunkan kualitas kerjanya. Misalkan saja karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah yang sering kuatir pada kondisi anaknya di rumah saat jam kerja memutuskan untuk pulang sebelum jam kerja selesai sehingga pekerjaannya terbengkalai. Ketidakmampuan menyeimbangkan tuntutan peran sebagai ibu rumahtangga dan karyawati pada karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah tersebut mengakibatkan situasi stres dengan derajat yang berlainan dan
(49)
20
Universitas Kristen Maranatha bila peran sebagai ibu rumahtangga lebih mendominasi maka kemungkinan hasil berupa kualitas dan kuantitas kerja sebagai karyawati kurang diperhatikan.
Ketidakmampuan menyeimbangkan peran menyebabkan salah satu peran yang dimiliki karyawati yang telah menikah terbengkalai. Kebingungan terus-menerus dari karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah mengenai peran
mana yang harus didahulukannya mempengaruhi performancenya. Performance sering disebut dengan tampilan kerja, hasil kerja atau hasil pelaksanaan kerja. Performance adalah hasil perhitungan ringkas secara kuantitas dan kualitas dari tugas yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam suatu unit kerja atau organisasi (Schermerhorn ,1994). Karena itu dalam penelitian ini performance dinilai secara kualitatif dan kuantitatif.
Penilaian secara kuantitatatif yakni penilaian berdasarkan jumlah atau banyaknya tingkat performance yang dilakukan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah meliputi jumlah hari mangkir, jumlah kekurangan jam kerja karena meninggalkan tempat kerja tanpa pemberitahuan, jumlah kekurangan jam kerja karena pulang cepat tanpa seijin atasan, jumlah kekurangan jam kerja karena terlambat tanpa seijin atasan, jumlah kekurangan jam kerja karena terlambat tanpa seijin atasan, jumlah peringatan selama triwulan, jumlah lembur, jumlah kehadiran selama tiga bulan penilaian. Sedangkan penilaian secara kualitatif adalah penilaian berdasarkan mutu kerja, potensi yang dimiliki karyawati yang menikah di Bank X Kota Bandung yang meliputi: pengetahuan
(50)
21
Universitas Kristen Maranatha akan tugas, kepatuhan terhadap ketentuan atau peraturan perusahaan, cara kerja, sikap, motivasi, keselamatan dan kesehatan kerja.
I.6 Asumsi Penelitian
1. Karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah memiliki peran
ganda sehingga rentan terkena stres karena memiliki karakteristik tugas yang cukup berat ditempat kerja ditambah tanggungjawab sebagai ibu rumahtangga.
2. Tuntutan sosial, ketidakjelasan peran, dan kerja yang berlebihan
merupakan
sumber stresor karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah.
3. Penilaian kognitif karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah
turut menentukan derajat stres.
4. Derajat stres karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah dapat
terdeteksi melalui enam kategori stres, yaitu: efek subyektif, tingkahlaku, kognitif, fisiologis, kesehatan, dan organisasi.
5. Derajat stres karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah dapat menentukan performance di tempat kerja.
1.7 Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara derajat stres dan performance pada karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah.
(51)
22 Universitas Kristen Maranatha
Stressor
Derajat
Stres
Efek Stress:- Subjektif - Tingkah Laku - Kognitif - Fisiologis - Kesehatan - Organisasi
Cognitive
Appraisal
Performance(tampilan kerja)
2 aspek
performance:
- kualitatif
- kuantitatatif
Karyawan
wanita yang
telah
menikah
Social demand,
role ambiguity,
overload
T
R
T
R
(52)
72 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara derajat stres dan ditemukan bahwa performance pada karyawati di Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah, maka dapat disimpulkan:
1. Terdapat hubungan yang negatif antara derajat stres dan performance pada
karyawati Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah.
2. Dari stresor Role Ambiguity ditemukan bahwa karyawati wanita Bank ”X”
Kota Bandung dengan derajat stres rendah dan performance tinggi yakin dapat memenuhi harapan orang-orang yang ada disekitarnya. Hal tersebut karena tuntutan sosial tersebut dinilai positif (Benign-possitive) oleh karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah, bahwa mereka dapat memenuhi harapan orang-orang di sekitarnya.
3. Dari stresor Social Demand ditemukan bahwa karyawati wanita Bank ”X”
Kota Bandung dengan derajat stres rendah dan performance tinggi merasa cukup jelas fungsi dan tugasnya sebagai karyawati dan ibu rumahtangga.
4. Dari stresor overload karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah
menikah dengan derajat stres rendah dan performance tinggi menyatakan dapat menyelesaikan dengan baik sebagian besar pekerjaan yang harus dikerjakannya di tempat kerja dan di rumah. Dengan demikian stresor berupa pekerjaan kantor dan rumah yang menumpuk dinilai karyawati
(53)
Universitas Kristen Maranatha 73
Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah dengan derajat stres rendah dinilai positif.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
5.2.1 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
1. Meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi derajat stres dan performance.
2. Menggunakan pendekatan teori stres yang lain selain pendekatan interaksional yang lebih tepat untuk meneliti derajat stres.
3. Menjaring faktor-faktor yang mempengaruhi performance dan melihat hubungannnya dengan derajat stres.
5.2.2 Saran Guna Laksana Penelitian a. Bagi Perusahaan
1. Perusahaan diharapkan dapat memberikan konseling kepada karyawati Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah yang memiliki derajat stres tinggi dan performance rendah guna membantu mengatasi masalah tersebut, dan memberikan penyegaran seperti training atau acara kebersamaan perusahaan kepada karyawati Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah yang memiliki
(54)
Universitas Kristen Maranatha 74
derajat rendah dan performancenya telah tinggi guna memberikan semangat kerja sehingga kinerjanya semakin optimal.
b. Bagi karyawati di Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah
1. Karyawati Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah diharapkan dapat berfikir positif dalam menghadapi kesulitan dalam bekerja, sehingga stres yang dialami dapat berdampak positif guna meningkatkan performancenya.
(55)
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, JP. Kamus Lengkap Psikologi.2002. Jakarta: Rajawali Pers.
Cox, Tom, 1978. Stres. London: Mac Milan Press, ltd.
Gulo, W.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia
Lazarus, R. S, and Folkman,1984. Stres Appraisal and Coping. Springer New York: Publishing Company.
Nazir, Moh.1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi Edisi 9, Jilid 2. Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia
Santrock, John W.2006. Life Span Development: Tenth edition. New York: Mc Graw Companies. Jakarta:Erlangga.
Schermerhorn, John, 1996. Management: Fifth Edition. Copyright by John Wiley & Son, Inc. New York: Wiley
Schermerhorn, Hunt, Obsorn 1994. Managing Organizational Behavior. New
York: Wiley
Siegel, Sidney.1997. Statistik NonParametrik: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT.Gramedia.
(56)
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN
Aelly,2000 “Suatu Penelitian Deskriptif mengenai Derajat Stres PadaK aryawati Sudah Menikah Bank “X” Bandung”. Bandung: Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha.
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.2007. Panduan penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0310/20/swara/629095.htm http://digital.lib.itb.ac.id/search.php
(1)
22 Universitas Kristen Maranatha
Stressor
Derajat
Stres
Efek Stress:
- Subjektif
- Tingkah Laku
- Kognitif
- Fisiologis
- Kesehatan
- Organisasi
Cognitive
Appraisal
Performance(tampilan kerja)
2 aspek
performance:
- kualitatif
- kuantitatatif
Karyawan
wanita yang
telah
menikah
Social demand,
role ambiguity,
overload
T
R
T
R
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara derajat stres dan ditemukan bahwa performance pada karyawati di Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah, maka dapat disimpulkan:
1. Terdapat hubungan yang negatif antara derajat stres dan performance pada karyawati Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah.
2. Dari stresor Role Ambiguity ditemukan bahwa karyawati wanita Bank ”X” Kota Bandung dengan derajat stres rendah dan performance tinggi yakin dapat memenuhi harapan orang-orang yang ada disekitarnya. Hal tersebut karena tuntutan sosial tersebut dinilai positif (Benign-possitive) oleh karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah, bahwa mereka dapat memenuhi harapan orang-orang di sekitarnya.
3. Dari stresor Social Demand ditemukan bahwa karyawati wanita Bank ”X” Kota Bandung dengan derajat stres rendah dan performance tinggi merasa cukup jelas fungsi dan tugasnya sebagai karyawati dan ibu rumahtangga. 4. Dari stresor overload karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah
menikah dengan derajat stres rendah dan performance tinggi menyatakan dapat menyelesaikan dengan baik sebagian besar pekerjaan yang harus dikerjakannya di tempat kerja dan di rumah. Dengan demikian stresor berupa pekerjaan kantor dan rumah yang menumpuk dinilai karyawati
(3)
Universitas Kristen Maranatha 73
Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah dengan derajat stres rendah dinilai positif.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
5.2.1 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
1. Meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi derajat stres dan performance.
2. Menggunakan pendekatan teori stres yang lain selain pendekatan interaksional yang lebih tepat untuk meneliti derajat stres.
3. Menjaring faktor-faktor yang mempengaruhi performance dan melihat hubungannnya dengan derajat stres.
5.2.2 Saran Guna Laksana Penelitian a. Bagi Perusahaan
1. Perusahaan diharapkan dapat memberikan konseling kepada karyawati Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah yang memiliki derajat stres tinggi dan performance rendah guna membantu mengatasi masalah tersebut, dan memberikan penyegaran seperti training atau acara kebersamaan perusahaan kepada karyawati Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah yang memiliki
(4)
74
derajat rendah dan performancenya telah tinggi guna memberikan semangat kerja sehingga kinerjanya semakin optimal.
b. Bagi karyawati di Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah
1. Karyawati Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah diharapkan dapat berfikir positif dalam menghadapi kesulitan dalam bekerja, sehingga stres yang dialami dapat berdampak positif guna meningkatkan performancenya.
(5)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, JP. Kamus Lengkap Psikologi.2002. Jakarta: Rajawali Pers.
Cox, Tom, 1978. Stres. London: Mac Milan Press, ltd.
Gulo, W.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia
Lazarus, R. S, and Folkman,1984. Stres Appraisal and Coping. Springer New York: Publishing Company.
Nazir, Moh.1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi Edisi 9, Jilid 2. Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia
Santrock, John W.2006. Life Span Development: Tenth edition. New York: Mc Graw Companies. Jakarta:Erlangga.
Schermerhorn, John, 1996. Management: Fifth Edition. Copyright by John Wiley & Son, Inc. New York: Wiley
Schermerhorn, Hunt, Obsorn 1994. Managing Organizational Behavior. New
York: Wiley
Siegel, Sidney.1997. Statistik NonParametrik: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT.Gramedia.
(6)
DAFTAR RUJUKAN
Aelly,2000 “Suatu Penelitian Deskriptif mengenai Derajat Stres PadaK aryawati
Sudah Menikah Bank “X” Bandung”. Bandung: Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha.
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.2007. Panduan penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0310/20/swara/629095.htm http://digital.lib.itb.ac.id/search.php