Prosedur dan Metode Penerjemahan Lirik Lagu dalam Film Frozen.

(1)

!

SKRIPSI

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK

LAGU DALAM FILM FROZEN

HWAYEON JONG 1201705051

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR


(2)

(3)

!

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nya skripsi dengan judul “Prosedur dan Metode Penerjemahan Lirik Lagu dalam Film Frozen” dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan S1 Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada I Gede Oeinada, S.S., M.Hum. selaku pembimbing pertama yang selalu meluangkan waktu serta dengan sangat sabar membimbing penulis, memberikan saran, semangat, dan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan S1 khususnya dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Ni Putu Luhur Wedayanti, S.S., M.Hum. pembimbing kedua yang memberikan saran, arahan, dan pencerahan hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan S1 di Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ni Sutjiati Beratha, M.A Dekan Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana atas izin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan S1 di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas


(4)

!

Udayana. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Ni Luh Putu Ari Sulatri, S.S., M.Si., Ketua Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada segenap dosen Fakultas Sastra dan Budaya, khususnya dosen Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, dan bimbingan yang sangat berharga selama di bangku perkuliahan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua, Jang Soo Jong dan Hee Ja Yoon atas kasih sayang, kepercayaan, dan memberikan semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik penulis Puri, Bulan, Eka, Andani, Jiona dan seluruh teman-teman Program Studi Sastra Jepang angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang selalu memberikan semangat, motivasi, bantuan, dan saran-saran berharga kepada penulis menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas semua kenangan dan pengalaman berharga yang diberikan selama empat tahun.

Penulis menyadari keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki sehingga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Denpasar, 13 April 2016 Penulis


(5)

!

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Prosedur dan Metode Penerjemahan Lirik Lagu dalam Film Frozen” meneliti tentang prosedur dan metode penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan lagu dalam film Frozen versi bahasa Inggris ke versi bahasa Jepang. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah prosedur penerjemahan menurut Vinay dan Darbelet (2000) dan metode penerjemahan menurut Newmark (1988). Sumber data penelitian ini adalah tiga lirik lagu dari film Frozen. Sebagai bahan untuk BSu, yaitu versi bahasa Inggis yang berjudul Let It Go, Do You Want To Build A Snowman dan For The First Time In Forever dan sebagai bahan analisis untuk BSa, yaitu versi bahasa Jepangnya berjudul Arino Mamade, Yukidaruma TSukurou dan Umarete Hajimete.

Data pada penelitian ini dianalisis dengan metode simak dengan teknik sadap. Data dianalisis melalui dua tahap, yaitu pertama dianalisis mengenai prosedur penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan lirik lagu dalam film Frozen, dan kedua dianalisis mengenai metode penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan lirik lagu dalam film Frozen.

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah dari 105 buah data, kategori modulasi yang paling banyak diketemukan dan dari 105 buah data terdapat dua buah data peminjaman, satu buah data terjemahan harfiah, 12 buah data transposisi, 67 buah data modulasi dan 12 buah data kesepadanan. Sedangakan metode penerjemahan yang diterapkan cenderung berorientasi pada BSa dan dari 105 buah data 15 buah data dari kelompok pertama yang berorientasi pada BSu dan 90 buah data dari kelompok kedua yang berorientasi pada BSa.


(6)

!

VD

[A("+/ENFROZEN4_IIYTX@^TX BKQR6=ENFrozen4_IIY!TX ?M TX@^BKVINAY DARBELNET (2000) TX@ ^ NEWMARK(1988) TXBK7G*1(' 1&ENFROZEN 4_I3UZ,1%-0LET IT GO DO YOU WANT TO BUILD A SNOWMANFOR THE FIRST TIME IN

FOREVERCFZ,1%-0]5

L8

7 G

(2 J\!S7GENFROZEN4_ IIY!TX?MTX@^EN FROZEN4_IIY!TX? MTXBK!7G

105 2 O ;

#)$.1MODULATIONBORROWINGb*1(LITERAL TRANSLATION a * 1 ( TRANSPOSITION a b * 1 ( MODULATIONde*1( EQUIVALENCEab*1( ?MTXBKPHWZ>:9<WZ>: ac*1(PHWZ>:f`*1(


(7)

!

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

VD ... vi

DARTAR ISI ... vii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 ... Lat ar Belakang ... 1

1.2 ... Ru musan Masalah ... 4

1.3 ... Tu juan Penelitian ... 5

1.3.1 ... Tu juan Umum ... 5

1.3.2 ... Tu juan Khusus ... 5

1.4 ... Ma nfaat Penelitian ... 5

1.4.1 ... Ma nfaat Teoretis ... 6

1.4.2 ... Ma nfaat Praktis ... 6

1.5 ... Ru ang Lingkup Penelitian ... 6


(8)

!

1.7 ... Me tode dan Teknik Penelitian ... 7 1.7.1 ... Me

tode dan Teknik Pengumpulan Data ... 7 1.7.2 ... Me

tode dan Teknik Analisis Data ... 8 1.7.3 ... Me

tode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis ... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI

2.1 ... Ka jian Pustaka ... 10 2.2 ...

Konsep ... 14 2.2.1 ... Pe

nerjemahan ... 14 2.2.2 ... Pe

nerjemahan lagu ... 15 2.2.3 ... Lir ik lagu ... 15 2.3 ...

Kerangka Teori ... 16 2.3.1 ... Pr

osedur Penerjemahan ... 16 2.3.2 ... Me tode Penerjemahan ... 19 BAB III PROSEDUR PENERJEMAHAN LIRIK LAGU DALAM FILM FROZEN

3.1 Peminjaman ... 23 3.2 Terjemahan Harfiah ... 24 3.3 Transposisi ... 24


(9)

!

3.4 Modulasi ... 28

3.5 Kesepadanan ... 32

3.6 Di Luar Tujuh Kategori Prosedur Penerjemahan oleh Vinay dan Darbelnet . 36 BAB IV METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU DALAM FILM FROZEN 4.1 Penerjemahan Kata Demi Kata ... 40

4.2 Penerjemahan Harfiah ... 41

4.3 Penerjemahan Komunikatif ... 42

4.4 Penerjemahan Idiomatik ... 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 48

5.1.1 Prosedur Penerjemahan ... 48

5.1.2 Metode Penerjemahan ... 49

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

DAFTAR UNDUHAN ... 52

LAMPIRAN ... 53


(10)

!

DAFTAR SINGKATAN

BSa : Bahasa Sasaran BSu : Bahasa Sumber

DYWTBAS : Do You Want To Build A Snowman FTFTIF : For The First Time In Forever LIG : Let It Go

SL : Source Language TL : Target Language TSa : Teks Sasaran TSu : Teks Sumber


(11)

 

  1 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mencari kesepadanan yang sempurna, seorang penerjemah harus membaca sebuah TSu dan memahami pesan yang terkandung di dalamnya untuk kemudian menyampaikan pesan yang sama ke dalam TSa. Kesepadanan yang sempurna dalam TSa tidak mungkin dapat diberikan oleh penerjemah kepada para pembacanya karena setiap penerjemah pasti memiliki strategi masing-masing dalam memahami dan mengungkapkan pesan. Sebuah TSu yang diterjemahkan oleh lima penerjemah akan menghasilkan lima buah TSa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Selain itu, alasan sebuah kesepadanan yang sempurna dalam terjemahan tidak mungkin terjadi adalah karena norma bahasa dan budaya masyarakat yang berbeda antara BSu dan BSa. Tugas seorang penerjemah adalah menyingkap perbedaan bahasa dan budaya yang ada dalam TSu dan TSa agar pembaca hasil terjemahan mampu memahami pesan dan makna yang ingin disampaikan dalam TSu (Venuti dalam Setiawan, 2015:2).

Penelitian ini diambil topik prosedur dan metode penerjemahan lagu dalam Film Frozen. Film Frozen adalah terinspirasi dari kisah The Snow Queen yang diadaptasi bebas, film ini mengambil cerita dua putri kerajaan Arendelle, kakak


(12)

 

 

2

beradik Elsa dan Anna. Elsa memiliki kekuatan sihir untuk mengendalikan es. Suatu ketika mereka berdua bermain salju dan secara tak sengaja, Elsa melukai Anna dengan kekuatannya, menyebabkan rambut Anna memutih sebagian dan tak sadar. Demi mencegah lebih banyak insiden, raja dan ratu memutuskan untuk memisahkan Anna dan Elsa agar tidak bermain bersama lagi. Meski sama-sama tinggal di istana Arendell, Elsa selalu mengurung diri di kamarnya dan ayahnya mengingatkan agar ia jangan berbuat ceroboh dengan kekuatannya (Gatra News, 2013).

Suasana liburan musim dingin bersalju dengan nuansa Norwegia sudah menjadi daya tarik tersendiri dari film Frozen. Yang paling menonjol dari film ini juga adalah lagu-lagu tema yang dikomposisi oleh Kristen Anderson-Lopez bersama Robert Lopez, serta scoring dari Christophe Beck. Para pengisi suara seperti Kristen Bell, penyanyi Broadway Idina Menzell, Jonathan Groff hingga Josh Gad dan tambahan Demi Lovato menyanyikan lagu-lagu dengan melodi yang indah di film animasi musikal ini. Dari Do You Want to Build a Snowman, For The First Time in Forever, hingga Let It Go, dan In Summer, dibuat dengan apik dan menyentuh. Musik dan liriknya sangat kaya, baik dalam bentuk musikal ala Broadway hingga yang lebih ngepop seperti Let It Go (Gatra News, 2013).

Fokus bahasan pada penelitian ini membahas tentang kategori prosedur dan metode penerjemahan pada lirik lagu dari film Frozen, yang berjudul Let It Go, Do You Want To Build A Snowman dan For The First Time In Forever karya Kristen Anderson Lopez dan Robert Lopez pada tahun 2013. Versi bahasa Jepangnya Arino Mamade, Yukidaruma TSukurou dan Umarete Hajimete yang diterjemahkan oleh


(13)

 

 

3

Disney Character Voices International pada tahun 2013. Prosedur penerjemahan yang dikemukakan oleh Vinay dan Darbelet (2000) dalam buku yang berjudul The

Translation Studies Reader dan metode penerjemahan yang dikemukakan oleh

Newmark dalam buku yang berjudul A Textbook of Translation (1988).

Masalah penelitian ini dalam objek penerjemahan lirik lagu adalah banyak lirik lagu yang tidak diterjemahkan atau diganti dengan kata lain, namun objek penerjemahan lirik lagu menarik karena digunakan banyak prosedur dan mengikuti melodi lagu.

Berikut ini adalah penerjemahan lirik lagu bahasa Jepang oleh AKB48 ke bahasa Indonesia oleh JKT48.

TSu: 目指す は 陽 が 昇る 場所 (Azmy, 2015:26) Mezasu -wa hi -ga noboru basho

Tujuan -TPK matahari -NOM terbit tempat TSa: ‘Tujuan tempat matahari terbit’

Pada contoh data di atas, terlihat bahwa tidak ada penggunaan ungkapan yang berbeda serta tidak ada pergeseran makna yang terjadi. Kalimat diterjemahkan kata demi kata. Walaupun begitu, irama TSu masih sama dengan lagu aslinya (Azmy, 2015:26).

Penelitian ini mengambil penerjemahan lirik lagu sebagai objek penelitian karena penerjemahan lirik lagu khususnya lagu dari sebuah film dalam kehidupan sehari-hari sangat sering dilakukan. Penerjemahan lirik lagu juga sebagai wujud apresiasi emosi dan pikiran dengan melodi. Manfaat penelitian ini adalah peneliti


(14)

 

 

4

ingin menyampaikan menambah wawasan serta memperkaya pengetahuan dalam lingustik khususnya mengenai penerjemahan lirik lagu.

Alasan penelitian ini mengambil Film Frozen sebagai tema penelitian karena film Frozen adalah anime 3D fantasi drama musikal dengan banyak musik dalam setiap adegan dan konten percakapan. Dalam film Frozen menggunakan 32 soundtrack dan lagu-lagu dari film Frozen sangat digandrungi di semua negara, yang penikmatnya tidak hanya orang dewasa saja namun hingga kalangan anak-anak. Selain itu, lagu-lagu dari film Frozen telah diterjemahkan ke dalam 42 bahasa seperti bahasa Indonesia, Jepang, Korea, Rusia, Prancis dan lainnya. Alasan peneliti menggunakan tiga lagu dari film Frozen sebagai objek adalah karena ketiga lagu ini yang paling terkenal dan banyak dinyanyikan oleh orang-orang.

Alasan peneliti menggunakan teori prosedur penerjemahan dan metode penerjemahan dalam penelitian oleh Vinay, Darbelet (2000) dan Newmark (1988) adalah karena teori prosedur penerjemahan dan metode penerjemahan ini yang paling tepat untuk penerjemahan lirik lagu. Teori prosedur penerjemahan oleh Vinay and Darbelet (2000) digunakan karena kategori-kategori teori lebih jelas dan sederhana, namun dalam penelitian ini bagian teori prosedur penerjemahan kategori modulasi, ditambahkan jenis-jenis modulasi dari teori prosedur penerjemahan oleh Newmark (1988).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(15)

 

 

5

1. Bagaimanakah pengaplikasian prosedur penerjemahan pada lirik lagu dalam film Frozen?

2. Bagaimanakah pengaplikasian metode penerjemahan pada lirik lagu dalam film Frozen?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, secara garis besar tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu, tujuan umum dan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai kajian penerjemahan dan aplikasinya pada bahasa Jepang. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pembaca yang ingin memahami mengenai prosedur dan metode penerjemahan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis prosedur dan metode penerjemahan dalam lirik lagu film Frozen. Selanjutnya penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui cara pengaplikasian prosedur dan metode penerjemahan pada lirik lagu dalam film Frozen.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dicapai dari penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu, manfaat praktis dan manfaat teoretis.


(16)

 

 

6

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan pembaca khususnya mengenai prosedur dan metode penerjemahan. Selain itu, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan pendidikan serta dapat menjadi acuan bagi penelitian berikutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang besar untuk pembaca yang mempelajari bahasa Jepang, khususnya memahami dan mengetahui prosedur dan metode penerjemahan lirik lagu dalam film Frozen yang dikemukakan oleh Vinay, Darbelet (2000) dan Newmark(1988:45-53).

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dibatasi hanya menganalisis prosedur dan metode penerjemahan pada lirik lagu dalam film Frozen. Analisis prosedur dan metode penerjemahan pada lirik lagu dalam film Frozen meliputi cara pengaplikasian prosedur dan metode penerjemahan yang dikemukakan oleh Vinay, Darbelet (2000) dan Newmark (1988) pada lirik lagu dalam film Frozen, untuk menganalisis prosedur dan metode penerjemahan yang berjudul Let It Go, Do You Want To Build A Snowman dan For The First Time In Forever dipakai dalam penerjemahan lirik lagu dalam film Frozen.

1.6 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga lirik lagu dari film Frozen. Sebagai bahan untuk bahasa sumber (BSu), yaitu versi bahasa Inggis


(17)

 

 

7

yang berjudul Let It Go, Do You Want To Build A Snowman dan For The First Time In Forever karya Kristen Anderson Lopez dan Robert Lopez pada tahun 2013, dan sebagai bahan analisis untuk bahasa sasaran (BSa), yaitu versi bahasa Jepangnya

berjudul Arino Mamade, Yukidaruma TSukurou dan Umarete Hajimete yang

diterjemahkan oleh Disney Character Voices International pada tahun 2013 (Disney wikia, 2013).

1.7 Metode dan Teknik Penelitian

Metode adalah cara melakukan suatu penelitian. Setiap penelitian diperlukan metode dan teknik penelitian agar sesuai dengan harapan dan tujuan yang diinginkan. Adapun metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga macam metode dan teknik penelitian yaitu, 1) metode dan teknik penggumpulan data, 2) metode dan teknik penganalisisan data, dan 3) metode dan teknik penyajian hasil analisis data.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data ini adalah metode simak dengan teknik lanjutan, yaitu teknik sadap. Metode simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Teknik sadap adalah peneliti dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang yang menjadi informan (Mahsun, 2005:90). Selanjutnya dengan pencatatan sehingga mempermudah proses pengumpulan data serta proses klasifikasi data. Setelah mendapatkan data yang tepat, kemudian data


(18)

 

 

8

tersebut dipahami dan dikaji, serta dicatat secara rinci dari setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian. Pada tahap penelitian ini difokuskan untuk membaca dan memahami lirik lagu dalam film Frozen. Lirik lagu yang disadap dalam penelitian ini adalah Let It Go, Do You Want To Build A Snowman dan For The First Time In Forever. Setelah dikumpulkan data-data, lalu digunakan dengan pencarian prosedur dan metode penerjemahan dalam lirik lagu dari film Frozen.

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penganalisisan data ini adalah metode padan. Metode padan adalah metode analisis yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Metode itu dapat dibedakan macamnya paling tidak menjadi lima sub-jenis berdasarkan macam alat penentu yang dimaksud, yaitu Referensial, Fonetis Artikulatoris, Translasional, Ortografis, dan Pragmatis (Surdaryanto, 1993:13-15). Dalam penelitian ini digunakan jenis translasional, yaitu metode analisis yang penentunya adalah bahasa lain. Metode padan didukung dengan teknik lanjutan, yaitu teknik pilah unsur penentu. Adapun alatnya ialah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya (Surdaryanto,1993:21). Dalam penelitian ini metode padan digunakan untuk membandingkan terjemahan antara teks BSu yang versi bahasa Inggis dengan teks BSa yang bahasa Jepang. Kemudian mengkategorikan prosedur dan metode penerjemahan yang dikemukakan oleh Vinay, Darbelet (2000) dan Newmark (1988).


(19)

 

 

9

1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Analisis Data

Setelah data dianalisis, selanjutnya adalah penyajian analisis data. Metode yang digunakan dalam penyajian hasil dan analisis data pada penelitian ini adalah metode informal. Metode informal adalah yang digunakan untuk menyajikan hasil analisis data dengan menguraikannya melalui kata-kata (Sudaryanto, 1993:145). Pada tahap penelitian ini metode informal digunakan untuk menjelaskan hasil analisis yang telah didapat dengan menjalaskan contoh serta penjelasan mengenai prosedur dan metode penerjemahan yang ditemukan.


(20)

!

!

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian yang menganalisis tentang prosedur dan metode penerjemahan, yang relevan sehingga dapat digunakan sebagai acuan dan pembanding untuk penelitian ini. Adapun penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Azmy (2015) dalam penelitian yang berjudul “Teknik dan metode penerjemahan lirik lagu AKB48 ke JKT48” tentang teknik dan metode penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan lagu AKB48 ke JKT48. Sumber data penelitian Azmy adalah Heavy rotation, Koisuru Fortune Cookie dan River. Metode yang digunakan di dalam penelitian Azmy adalah metode agih dan didukung dengan teknik bagi unsur langsung. Data dianalisis melalui dua tahap, yaitu pertama dianalisis mengenai teknik penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan lagu AKB48 ke JKT48, dan kedua dianalisis mengenai prosedur penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan lagu AKB48 ke JKT48. Teori yang digunakan di dalam penelitian Azmy adalah teknik penerjemahan menurut Molina dan Albir (2002) dan metode penerjemahan menurut Newmark (1988).

Hasil dari penelitian Azmy tersebut adalah pada lirik lagu AKB48 ke JKT48 dari 89 unit terjemahan, terdapat enam teknik penerjemahan yang diterapkan yaitu


(21)

!

!

11

teknik harfiah sebanyak 52data (58.43%), teknik peminjaman sebanyak 12data (13.48%), teknik padanan lazim sebanyak 8 data (8,99%), teknik amplifikasi sebanyak 11 data (12,36%), teknik modulasi sebanyak 5 data (5.62%), dan teknik transposisi sebanyak 1data (1.12%). Sedangkan metode penerjemahan yang diterapkan cenderung berorientasi pada BSu.

Dalam penelitian Azmy, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan penelitian Azmy dan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis penerjemahan lirik lagu dan menggunakan teori metode penerjemahan oleh Newmark (1988). Perbedaan penelitian Azmy dan penelitian ini adalah penelitian Azmy, TSu dan TSanya bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, namun penelitian ini TSu dan TSanya bahasa Inggris dan bahasa Jepang selain itu, penelitian Azmy menggunakan metode agih dan teori teknik penerjemahan oleh Molina dan Albir (2002), namun penelitian ini menggunakan metode padan dan teori prosedur penerjemahan oleh Vinay dan Darbelnet (2000). Manfaat yang didapat dari penelitian Azmy adalah lebih memahami cara menganalisis sebuah lirik lagu dan cara menggunakan teori metode penerjemahan pada lirik lagu.

Elfayanti (2014) dalam penelitian yang berjudul “Strategi dan prosedur penerjemahan idiom bahasa Jepang dalam komik Doraemon Teema Betsu Kessaku Sen edisi 1-17” tentang strategi dan prosedur penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan idiom bahasa Jepang. Metode yang digunakan di dalam penelitian Elfayanti adalah metode padan translasional dan didukung dengan teknik pilah unsur penentu. Data dianalisis melalui dua tahap, yaitu pertama dianalisis mengenai strategi


(22)

!

!

12

penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan idiom bahasa Jepang, dan kedua dianalisis mengenai prosedur penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan idiom bahasa Jepang. Teori yang digunakan di dalam penelitian Elfayanti adalah strategi penerjemahan idiom menurut Baker (1992) dan prosedur penerjemahan menurut Vinay dan Darbelnet (2000).

Hasil dari penelitian Elfayanti tersebut adalah pada komik Doraemon Teema Betsu Kessaku Sen edisi 1-17 menunjukkan bahwa dalam menerjemahkan 34 data idiom bahasa Jepang yang terdapat pada sumber data, penerjemah tidak menggunakan semua strategi penerjemahan idiom yang dikemukakan oleh Baker (1992). Penerjemah hanya menggunakan 3 strategi penerjemahan idiom, yaitu 28 data idiom BSu diterjemahkan secara parafrasa 5 data idiom BSu diterjemahkan menjadi idiom BSa dan 1 data idiom BSu tidak diterjemahkan. Berkaitan dengan prosedur penerjemahan, hasil penelitian Elfayanti menunjukkan bahwa terdapat 2 data idiom BSu yang diterjemahkan melalui prosedur terjemahan harfiah (literal translation) 17 data idiom BSu diterjemahkan melalui prosedur transposisi berupa pergeseran tataran, unit, dan kelas kata 8 data idiom BSu diterjemahkan melalui prosedur adaptasi (adaptation) dan 7 data idiom BSu diterjemahkan melalui prosedur kesepadanan (equivalence).

Dalam penelitian Elfayanti, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan penelitian Elfayanti dan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode padan dan teori prosedur penerjemahan oleh Vinay dan Darbelnet (2000). Perbedaan penelitian Elfayanti dan penelitian ini adalah penelitian


(23)

!

!

13

Elfayanti menganalisis penerjemahan Idiom bahasa Jepang, namun penelitian ini menganalisis mengenai penerjemahan lirik lagu. Manfaat yang didapat dari penelitian Elfayanti adalah lebih memahami teori prosedur penerjemahan oleh Vinay dan Darbelnet (2000).

Pramayougha (2012) dalam penelitian yang berjudul “Teknik Penerjemahan Lagu-Lagu Rohani Nasrani Populer” tentang lirik dari lagu-lagu Rohani Nasrani popular yang telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia. Tujuan penelitian Pramayougha adalah untuk dihilangkan saja karena maknanya sama dengan kalimat setelahnya menunjukkan teknik penerjemahan tersebut berguna dalam memfungsikan lirik terjemahannya sebagai lagu setelah diterjemahkan. Metode yang digunakan di dalam penelitian Pramayougha adalah analisis deskriptif. Teori yang digunakan di dalam penelitian Pramayougha adalah teori dari Newmark (1988), Larson (1984) dan juga teori-teori lain sebagai penunjang penelitian.

Hasil dari penelitian Pramayougha tersebut adalah pada lirik lagu dari Rohani Nasrani popular diaplikasikan metode adaptation kepada objek penerjemahan dalam penelitian Pramayougha. Terlihat dengan banyaknya penyesuaian yang dilakukan dengan tujuan agar lirik hasil terjemahannya masih bisa berfungsi sebagai sebuah unit lagu. Selain itu, karena datanya berbentuk lagu, yang merupakan sebuah karya non-prosa, metode ini dianggap sesuai untuk diaplikasikan kepada data yang berbentuk seperti demikian. Karena teknik ini memberikan keleluasaan untuk penerjemahnya untuk menerjemahkan secara sangat leluasa guna hasil terjemahannya bisa sesuai dengan hasil yang diharapkan dan hasil terjemahannya masih bisa berfungsi sama


(24)

!

!

14

seperti objek awalnya yang belum diterjemahkan. Tuntutan struktur irama lagu pun menjadi penting dalam objek penerjemahan seperti ini dikarenakan objek penerjemahannya berbentuk lagu sehingga lirik yang telah diterjemahkan disesuaikan sedemikian rupa agar masih bisa berfungsi sebagai sebuah unit lagu.

Dalam penelitian Pramayougha, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan penelitian Pramayougha dengan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis penerjemahan lirik lagu yang teks sumbernya (TSu) bahasa Inggris dan menggunakan teori metode penerjemahan oleh Newmark (1988). Perbedaan penelitian Pramayougha dan penelitian ini adalah penelitian Pramayougha, Teks sasarannya (TSa) bahasa Indonesia dan menggunakan metode analisis deskriptif, namun penelitian ini TSu-nya bahasa Jepang dan menggunakan metode padan. Manfaat yang didapat dari penelitian Pramayougha adalah lebih memahami cara menganalisis lirik lagu dan cara menggunakan teori metode penerjemahan pada lirik lagu.

2.2 Konsep

Untuk memberikan pengertian topik bahasan penelitian ini, berikut akan dipaparkan beberapa konsep yaitu, konsep tentang penerjemahan, penerjemahan lagu dan lirik lagu.

2.2.1 Penerjemahan

Catford (dalam Machali, 2000:5) menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjemahan dan ia mendefinisikannya sebagai “the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another


(25)

!

!

15

language (TL)” (mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran). Newmark (dalam Machali, 2000:5) juga memberikan definisi serupa, namun lebih jelas lagi “ rendering the meaning of a text into another language in the way that the author intended the text” (menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang).

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah mengganti bahasa dari teks bahasa sumber ke teks bahasa sasaran dengan makna yang sama.

2.2.2 Penerjemahan Lagu

Penerjemahan lagu adalah penerjemahan syair pada lagu atau nyanyian yang memerlukan pertimbangan tersendiri dalam pemilihan kata-kata terjemahan untuk dicocokkan dengan irama lagu tersebut. (Tjandra, 2005:7).

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan yaitu penerjemahan lagu adalah penerjemahan lirik lagu dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan makna dan melodi yang sama.

2.2.3 Lirik lagu

Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat, didengar maupun dialaminya. Dalam mengekspresikan pengalamannya, pencipta lagu melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya. Permainan bahasa ini dapat berupa permainan vokal, gaya bahasa maupun penyimpangan makna kata dan diperkuat dengan penggunaan melodi dan notasi musik yang disesuaikan dengan lirik lagunya sehingga


(26)

!

!

16

pendengar semakin terbawa dengan apa yang dipikirkan pencipta lagu tersebut (Awe, 2003:51).

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan yaitu lirik lagu adalah kata-kata ekspresi dari seseorang tentang hal yang mau diceritakan yang berisi curahan hati.

2.3 Kerangka Teori

Kerangka teori yang akan digunakan untuk menganalisis prosedur dan metode penerjemahan yang diaplikasikan pada lirik lagu dalam film Frozen pada penelitian ini adalah prosedur penerjemahan oleh Vinay, Darbelet (2000) dan metode penerjemahan oleh Newmark (1988)

2.3.1 Prosedur Penerjemahan

Vinay dan Darbelet (dalam Venuti, 2000:84-92) membagi kategori prosedur penerjemahan menjadi tujuh prosedur yaitu: 1. Peminjaman (Borrowing) 2. Kalke (Calque) 3. Terjemahan Harfiah (Literal Translation) 4. Transposisi (Transposition) 5. Modulasi (Modulation) 6. Kesepadanan (Equivalence) 7. Adaptasi (Adaptation). Jenis-jenis prosedur dijelaskan sebagai berikut:

a) Peminjaman (Borrowing)

Prosedur peminjaman adalah yang kata dipinjam secara langsung dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa) tanpa melakukan perubahan apapun. Seperti kata bahasa Inggris film dalam Bahasa Indonesia menjadi film juga.

Contoh:

Nama makanan dan minuman dari Mexico seperti tequila dan tortillas diterjemahkan menjadi tequila dan tortillas dalam bahasa sasaran.


(27)

!

!

17

b) Kalke (Calque)

Prosedur Kalke adalah kata atau frase bahasa sumber (BSu) yang tidak ditemukan dalam bahasa sasaran (BSa) diterjemahkan dan dipakai secara langsung dalam bahasa sasaran (BSa).

Contoh:

BSu (Perancis): Thérapie occupationnelle terapi pekerjaan ‘Terapi pekerjaan’ BSa (Inggris): Occupational therapy Pekerjaan terapi ‘Terapi pekerjaan’

c) Terjemahan Harfiah (Literal Translation)

Prosedur Terjemahan harfiah adalah penerjemahan dilakukan kata demi kata. Contoh:

BSu (Inggris): This train arrives at Union Station at ten ini kereta api tiba di kesatuan stasiun pada sepuluh ‘Kereta api ini tiba di statiun pusat pada jam sepuluh’

BSa (Perancis): Ce train arrive à la gare ini kereta api tiba di PEN stasiun Centrale à 10 heures

pusat pada sepuluh jam


(28)

!

!

18

d) Transposisi (Transposition)

Prosedur Transposisi adalah yang mencakup perubahan dalam tata bahasa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran tanpa mengubah makna pesan. Seperti verba menjadi nomina.

Contoh:

BSa (Perancis): Après son retour setelah dia kembali-N ‘Setelah dia kembali’ BSu (Inggris): After his return setelah dia kembali-V ‘Setelah dia kembali’

e) Modulasi (Modulation)

Prosedur Modulasi adalah pergeseran nuansa makna dari sebuah kalimat. Kalimat aktif yang memfokuskan kepada subjek dapat juga diubah menjadi kalimat pasif yang menekankan unsur berlangsungnya suatu kegiatan.

Contoh:

BSu (Inggris): It is not difficult to show

PRO ada tidak sulit untuk menunjukkan ‘Tidak sulit untuk ditunjukkan’

BSa (Perancis): Il est facile de démontrer PRO ada mudah dari menujukkan ‘Mudah untuk ditunjukkan’

f) Kesepadanan (Equivalence)

Prosedur Kesepadanan adalah terjemahan yang memiliki konteks yang sama walaupun menggunakan frasa atau ekspresi yang berbeda.


(29)

!

!

19

Contoh:

BSu (Perancis): Il pleut à seaux PRO hujan-KKin pada ember ‘Hujan sangat lebat’

BSa (Inggris): It is raining cats and dogs PRO ada hujan-KKin kucing dan anjing ‘Hujan sangat lebat’

g) Adaptasi (Adaptation)

Prosedur Adaptasi adalah pergeseran dalam konteks budaya yakni mengganti salju dengan kapas dalam budaya untuk suatu metaphor kebersihan dan ketulusan. Ketujuh pokok prosedur penerjemahan ini dilengkapi lagi dengan prosedur penerjemahan lainnya.

Contoh:

BSu (Perancis): Trois hommes et un couffin

tiga laki-laki dan PEN keranjang bayi ‘Tiga laki-laki dan keranjang bayi’

BSa (Inggris): Three men and a baby tiga laki-laki dan INF bayi ‘Tiga laki-laki dan seorang bayi’

2.3.2 Metode Penerjemahan

Perbedaan prosedur penerjemahan dan metode penerjemahan adalah pada satuan penerapannya. Pada prosedur penerjemahan teks dianalisis satu-persatu menurut kalimat, klausa, frase dan kata. Sedangkan metode penerjemahan dianalisis secara keseluruhan.


(30)

!

!

20

Newmark (1988:45) membagi kategori metode penerjemahan menjadi delapan metode yang menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari empat metode yang berorientasi pada bahasa sumber (BSu), yaitu: 1. Penerjemahan kata demi kata (Word of word translation) 2. Penerjemahan harfiah (Literal translation) 3. Penerjemahan setia (Faithful translation) 4. Penerjemahan semantis (Semantic translation). Kelompok kedua dalam metode penerjemahan terdiri dari empat metode yang lebih berorientasi pada bahasa sasaran (BSa), yaitu: 1. Adaptasi (Adaptation) 2. Penerjemahan bebas (Free translation) 3. Penerjemahan idiomatic (Idiomatic translation) 4. Penerjemahan komunikatif (Communicative translation).

Diagram1. V Metode Penerjemahan (Newmark, 1988:45)

a) Penerjemahan Kata Demi Kata (Word-of-word translation)

Penerjemahan Kata demi kata adalah kata-kata BSa diterjemahkan langsung ke kata-kata BSu. Kata demi kata tanpa mengubah susunan kalimat dalam TSu, dan kata-kata yang berhubungan yang mengandung faktor budaya dialihkan apa adanya. Metode ini baik digunakan sebagai langkah penerjemahan teks BSu yang memiliki struktur yang sangat berbeda dengan BSa.


(31)

!

!

21

b) Penerjemahan Harfiah (Literal translation)

Penerjemahan Harfiah adalah penerjemahan yang mencari konstruksi gramatikal BSu tentang sepadan atau dekat dengan BSa. Secara harafiah dengan mempertahankan kata-kata dan gaya bahasa dalam TSu namun mengubah struktur BSu menjadi BSa. Metode ini bermanfaat untuk memberi sudut pandang pada penerjemah dalam menanggulangi masalah, misalnya penerjemahan idiom.

c) Penerjemahan Setia (Faithful translation)

Penerjemahan Setia adalah penerjemahan yang mereproduksi makna kontekstual dari BSu dalam batasan struktur gramatikal BSa. Aspek format atau aspek bentuk TSu dipertahankan sejauh mungkin. Metode ini banyak digunakan dalam menerjemahkan puisi.

d) Penerjemahan Semantis (Semantic translation)

Penerjemahan Semantis adalah penerjemahan yang lebih luwes daripada

penerjemahan setia. Penerjemahan semantis lebih terikat dengan BSu.

Menitikberatkan pada makna kata sehingga terdapat istilah atau kata kunci yang harus dihadirkan dalam TSa, misalnya penerjemahan bidang politik.

e) Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi adalah penerjemahan yang paling bebas dan paling dekat dengan BSa. Menekankan pada isi pesan dengan bentuk yang disesuaikan dengan kebudayaan BSa, misalnya dalam penerjemahan dongeng anak-anak.


(32)

!

!

22

f) Penerjemahan Bebas (Free translation)

Penerjemahan bebas adalah penerjemahan yang megutamakan isi dari pada bentuk BSu. Menitikberatkan pada pengalihan pesan sementara pengungkapannya dalam TSa disesuaikan dengan kebutuhan calon pembaca. Pada umumnya, penerjemahan dengan metode ini menghasilkan TSa berupa rangkuman.

g) Penerjemahan Idomatik (Idiomatic translation)

Penerjemahan idiomatik adalah penerjemahan yang dilakukan dengan mengupayakan padanan, istilah, ungkapan dan idiom penerjemahan ke dalam BSa, misalnya dalam penerjemahan metafora.

h Penerjemahan Komunikatif (Communicative translation)

Penerjemahan komunikatif adalah penerjemahan yang berupaya untuk

menerjemahkan makna kontekstual dalam BSu. Metode ini tidak harus dilakukan secara bebas tetapi cenderung mementingkan isi pesan. Metode ini banyak digunakan dalam menerjemahkan pengumuman.


(1)

b) Kalke (Calque)

Prosedur Kalke adalah kata atau frase bahasa sumber (BSu) yang tidak ditemukan dalam bahasa sasaran (BSa) diterjemahkan dan dipakai secara langsung dalam bahasa sasaran (BSa).

Contoh:

BSu (Perancis): Thérapie occupationnelle terapi pekerjaan ‘Terapi pekerjaan’ BSa (Inggris): Occupational therapy Pekerjaan terapi ‘Terapi pekerjaan’

c) Terjemahan Harfiah (Literal Translation)

Prosedur Terjemahan harfiah adalah penerjemahan dilakukan kata demi kata. Contoh:

BSu (Inggris): This train arrives at Union Station at ten ini kereta api tiba di kesatuan stasiun pada sepuluh ‘Kereta api ini tiba di statiun pusat pada jam sepuluh’

BSa (Perancis): Ce train arrive à la gare ini kereta api tiba di PEN stasiun Centrale à 10 heures

pusat pada sepuluh jam


(2)

d) Transposisi (Transposition)

Prosedur Transposisi adalah yang mencakup perubahan dalam tata bahasa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran tanpa mengubah makna pesan. Seperti verba menjadi nomina.

Contoh:

BSa (Perancis): Après son retour setelah dia kembali-N ‘Setelah dia kembali’ BSu (Inggris): After his return

setelah dia kembali-V ‘Setelah dia kembali’ e) Modulasi (Modulation)

Prosedur Modulasi adalah pergeseran nuansa makna dari sebuah kalimat. Kalimat aktif yang memfokuskan kepada subjek dapat juga diubah menjadi kalimat pasif yang menekankan unsur berlangsungnya suatu kegiatan.

Contoh:

BSu (Inggris): It is not difficult to show

PRO ada tidak sulit untuk menunjukkan ‘Tidak sulit untuk ditunjukkan’

BSa (Perancis): Il est facile de démontrer PRO ada mudah dari menujukkan ‘Mudah untuk ditunjukkan’

f) Kesepadanan (Equivalence)

Prosedur Kesepadanan adalah terjemahan yang memiliki konteks yang sama walaupun menggunakan frasa atau ekspresi yang berbeda.


(3)

Contoh:

BSu (Perancis): Il pleut à seaux PRO hujan-KKin pada ember ‘Hujan sangat lebat’

BSa (Inggris): It is raining cats and dogs PRO ada hujan-KKin kucing dan anjing ‘Hujan sangat lebat’

g) Adaptasi (Adaptation)

Prosedur Adaptasi adalah pergeseran dalam konteks budaya yakni mengganti salju dengan kapas dalam budaya untuk suatu metaphor kebersihan dan ketulusan. Ketujuh pokok prosedur penerjemahan ini dilengkapi lagi dengan prosedur penerjemahan lainnya.

Contoh:

BSu (Perancis): Trois hommes et un couffin

tiga laki-laki dan PEN keranjang bayi ‘Tiga laki-laki dan keranjang bayi’

BSa (Inggris): Three men and a baby tiga laki-laki dan INF bayi ‘Tiga laki-laki dan seorang bayi’ 2.3.2 Metode Penerjemahan

Perbedaan prosedur penerjemahan dan metode penerjemahan adalah pada satuan penerapannya. Pada prosedur penerjemahan teks dianalisis satu-persatu menurut kalimat, klausa, frase dan kata. Sedangkan metode penerjemahan dianalisis secara keseluruhan.


(4)

Newmark (1988:45) membagi kategori metode penerjemahan menjadi delapan metode yang menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari empat metode yang berorientasi pada bahasa sumber (BSu), yaitu: 1. Penerjemahan kata demi kata (Word of word translation) 2. Penerjemahan harfiah (Literal translation) 3. Penerjemahan setia (Faithful translation) 4. Penerjemahan semantis (Semantic

translation). Kelompok kedua dalam metode penerjemahan terdiri dari empat metode

yang lebih berorientasi pada bahasa sasaran (BSa), yaitu: 1. Adaptasi (Adaptation) 2. Penerjemahan bebas (Free translation) 3. Penerjemahan idiomatic (Idiomatic

translation) 4. Penerjemahan komunikatif (Communicative translation).

Diagram1. V Metode Penerjemahan (Newmark, 1988:45) a) Penerjemahan Kata Demi Kata (Word-of-word translation)

Penerjemahan Kata demi kata adalah kata-kata BSa diterjemahkan langsung ke kata-kata BSu. Kata demi kata tanpa mengubah susunan kalimat dalam TSu, dan kata-kata yang berhubungan yang mengandung faktor budaya dialihkan apa adanya. Metode ini baik digunakan sebagai langkah penerjemahan teks BSu yang memiliki struktur yang sangat berbeda dengan BSa.


(5)

b) Penerjemahan Harfiah (Literal translation)

Penerjemahan Harfiah adalah penerjemahan yang mencari konstruksi gramatikal BSu tentang sepadan atau dekat dengan BSa. Secara harafiah dengan mempertahankan kata-kata dan gaya bahasa dalam TSu namun mengubah struktur BSu menjadi BSa. Metode ini bermanfaat untuk memberi sudut pandang pada penerjemah dalam menanggulangi masalah, misalnya penerjemahan idiom.

c) Penerjemahan Setia (Faithful translation)

Penerjemahan Setia adalah penerjemahan yang mereproduksi makna kontekstual dari BSu dalam batasan struktur gramatikal BSa. Aspek format atau aspek bentuk TSu dipertahankan sejauh mungkin. Metode ini banyak digunakan dalam menerjemahkan puisi.

d) Penerjemahan Semantis (Semantic translation)

Penerjemahan Semantis adalah penerjemahan yang lebih luwes daripada penerjemahan setia. Penerjemahan semantis lebih terikat dengan BSu. Menitikberatkan pada makna kata sehingga terdapat istilah atau kata kunci yang harus dihadirkan dalam TSa, misalnya penerjemahan bidang politik.

e) Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi adalah penerjemahan yang paling bebas dan paling dekat dengan BSa. Menekankan pada isi pesan dengan bentuk yang disesuaikan dengan kebudayaan BSa, misalnya dalam penerjemahan dongeng anak-anak.


(6)

f) Penerjemahan Bebas (Free translation)

Penerjemahan bebas adalah penerjemahan yang megutamakan isi dari pada bentuk BSu. Menitikberatkan pada pengalihan pesan sementara pengungkapannya dalam TSa disesuaikan dengan kebutuhan calon pembaca. Pada umumnya, penerjemahan dengan metode ini menghasilkan TSa berupa rangkuman.

g) Penerjemahan Idomatik (Idiomatic translation)

Penerjemahan idiomatik adalah penerjemahan yang dilakukan dengan mengupayakan padanan, istilah, ungkapan dan idiom penerjemahan ke dalam BSa, misalnya dalam penerjemahan metafora.

h Penerjemahan Komunikatif (Communicative translation)

Penerjemahan komunikatif adalah penerjemahan yang berupaya untuk

menerjemahkan makna kontekstual dalam BSu. Metode ini tidak harus dilakukan secara bebas tetapi cenderung mementingkan isi pesan. Metode ini banyak digunakan dalam menerjemahkan pengumuman.