Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Komunikasi Interpersonal Terhadap Peningkatan Komunikasi Interpersonal Ibu pada Anak (Penelitian pada Ibu dari siswa kelas VI di SD “X” Bandung).

(1)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research is motivated phenomenon of interpersonal communication in mothers of children at primary school in the sixth grade elementary "X" Bandung, along with aspects of interpersonal communication include openness, empathy, support, positive sense and equality. The objective of this research is to gain understanding about the designed modules can be used to improve interpersonal communication skills in children in elementary school mom "X" Bandung.

The research design is quasi-experimental for single group called the one-group pre-post test design. The samples were 10 mothers who had a sixth grade elementary school age children. Researcher used questionnaire based on the theory of interpersonal communication DeVito (1997). The validity of measuring instruments valued using techniques construct validity.

Result of this research shows that most of mothers displays a positive reaction to the training and incerasing five aspects of interpersonal communication. The primary goal of this training is to improve the fifth aspect of interpersonal communication through reaction level and the level of learning. The largest increase occurred in the aspect of empathy, while the smallest increase occurred in the aspect of support.

Theoretically suggestion are to do further research is to revise the items and modules, especially the methods used to improve aspects of support. Practically suggestion for mothers are can share experiences among others to provide the insight related to aspects of the support. For the school, this interpersonal communication training module can be considered to help improvement interpersonal communication skills to other mothers with their children.


(2)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena mengenai komunikasi interpersonal pada ibu yang memiliki anak usia kelas VI Sekolah Dasar di SD “X” Bandung, beserta aspek-aspek komunikasi interpersonal yang meliputi, openess (keterbukaan), empathy (empati), supportiveness (dukungan), positiveness (rasa positif), equality (kesetaraan). Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran apakah modul yang dirancang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal ibu pada anak di SD “X” Bandung

Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi experimental digunakan untuk single groupp yang dinamakan the one group pre-post test design. Sampel penelitian adalah 10 ibu yang memiliki anak usia SD kelas VI. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner komunikasi interpersonal yang disusun berdasarkan teori komunikasi interpersonal DeVito (1997). Pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan teknik construct validity.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menampilkan reaksi positif terhadap pelatihan dan menunjukkan peningkatan kelima aspek komunikasi interpersonal. Modul pelatihan ini telah teruji melalui level reaksi dan level learning dalam meningkatkan kelima aspek komunikasi interpersonal yang menjadi sasaran utama pelatihan ini. Peningkatan terbesar terjadi pada empathy, sedangkan supportiveness mengalami peningkatan paling kecil.

Saran teoritis untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan revisi pada item-item dan modul terutama metode yang digunakan untuk meningkatkan aspek supportiveness peserta. Saran praktis bagi para ibu dapat melakukan sharing pengalaman antara sesama ibu berkaitan dengan aspek supportiveness yang mereka miliki untuk memberikan insight bagi sesama ibu tersebut. Untuk pihak sekolah, modul pelatihan komunikasi interpersonal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk diberikan kepada para ibu lainnya agar dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal dengan anaknya.


(3)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... ii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI... iii

ABSTRAK... iv

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 9

1.3 Maksud dan Tujuan dan kegunaan Penelitian... 9

1.3.1 Maksud Penelitian... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian... 10

1.3.3 Kegunaan Penelitian... 10

1.3.1.1 Kegunaan Ilmiah ... 10

1.3.1.2 Kegunaan Praktis... 10


(4)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN TEORI... 12

2.1 Komunikasi Interpersonal... 12

2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal... 12

2.1.2 Efektivitas Komunikasi Interpersonal... 16

2.1.3 Sistem Komunikasi Interpersonal... 18

2.1.3.1 Aturan dan Harapan... 20

2.1.3.2 Persepsi... 22

2.1.3.3 Konsep Diri... 23

2.1.4 Komunikasi Interpersonalsebagai suatu proses transaksional.………….……….. 24

2.2 Experiental Learning...……….………... 27

2.2.1 Mengembangkan Tujuan Pelatihan Aktif... 29

2.2.2 Mengembangkan Tujuan Umum... 30

2.2.3 Menegmbangkan Tujuan Khusus..……….………. 31

2.2.4 Menginformasikan MateriTraining... 34

2.3 Evaluasi Program...………..…….. 36

2.3.1 Definisi Evaluasi Program...………..…….. 36

2.3.2 Alasan dilakukan Evaluasi Program... 37

2.3.3 Tipe Evaluasi Program... 37

2.3.4 Evaluasi Program Pelatihan Menurut Kirkpatrick... 38

2.3.4.1Instruktur...……….………... 40

2.4 Masa Dewasa Awal... 40


(5)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

2.4.2 Perkembangan Kognisi masa Dewasa Awal... 41

2.5 Kerangka Pikir... 42

2.6 Asumsi Penelitian... 54

BAB III METODE PENELITIAN 55 3.1 Rancangan Penelitian……… 55

3.2 Variabel Penelitian………...……….. 56

3.2.1 Independent Variabel…...………... 56

3.2.1.1 Defenisi Konseptual Independent Variabel………... 57

3.2.1.2 Defenisi Operasional Independent Variabel………. 57

3.2.2 Dependent Variabel...………. 57

3.2.2.1 Defenisi Konseptual Dependent Variabel……… 58

3.2.2.2 Defenisi Operasional Dependent Variabel………... 58

3.3 Alat Ukur...……….. 59

3.4.1 Kisi-kisi Alat Ukur....………...……… 60

3.4.2 Uji Reabilitas dan Validitas Alat Ukur………...………… 62

3.4.2.1 Realibilitas Alat Ukur... 62

3.4.2.2 Validitas Alat Ukur... 63

3.5 Lokasi dan Populasi Penelitian... 64

3.6 Modul Pelatihan... 64

3.6.1 Tujuan Penelitian Komunikasi Interpersonal... 64

3.6.2 Rancangan Modul Pelatihan... 66


(6)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian... 69

4.1.1 Gambaran Responden... 69

4.1.2 Hasil Penelitian... 70

4.2 Pembahasan... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 99

5.2 Saran Penelitian... 100 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN


(7)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.4.1 Kisi – kisi alat ukur Komunikasi Interpersonal... 60

Tabel 3.4.2 Bobot Nilai Alat Ukur ... 61

Tabel 4.2 Rekapitulasi reaksi peserta terhadap pelatihan... 71

Tabel 4.3 Reaksi Peserta Terhadap Pemberi Materi... 73

Tabel 4.4 Reaksi Peserta Terhadap Metode Penyampaian Materi... 76

Tabel 4.5 Reaksi Peserta Terhadap Manfaat Pelatihan... 77

Tabel 4.6 Reaksi Peserta Terhadap Kegiatan Pelatihan... 78

Tabel 4.7 Reaksi Peserta Terhadap Waktu Pelatihan... 79

Tabel 4.8 Frekuensi Perubahan Kemampuan masing-masing Aspek... 80


(8)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.4 Bagan Rancangan Penelitian...11

Bagan 2.1.3 Bagan Sistem Komunikasi Interpersonal...18

Bagan 3.1 Bagan Aturan dan Harapan...21


(9)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : POWER POINT

LAMPIRAN 2 : MODUL PELATIHAN

LAMPIRAN 3 : LEMBAR OBSERVASI PELATIHAN

LAMPIRAN 4 : LEMBAR EVALUASI PELATIHAN

LAMPIRAN 5 : SURAT KESEDIAAN BELAJAR

LAMPIRAN 6 : HASIL UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS

LAMPIRAN 7 : UJI HIPOTESIS PRE-POST TEST

LAMPIRAN 8 : ALAT UKUR

LAMPIRAN 9 : KASUS – KASUS PELATIHAN


(10)

1

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah pernikahan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Peranan orang tua adalah bertanggung jawab dalam mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Shochib (1998) ada sembilan upaya orang tua yang diaktualisasikan terhadap penataan dalam mendidik, mengasuh dan membimbing, (1) lingkungan fisik, (2) lingkungan sosial internal dan eksternal, (3) pendidikan internal dan eksternal, (4) dialog / komunikasi dengan anak-anaknya, (4) suasana psikologis, (5) suasana psikologis, (6) sosiobudaya, (7) perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya “pertemuan” dengan anak-anaknya, (8) kontrol terhadap perilaku anak-anaknya, (9) menentukan nilai-nilai moral kepada anak-anaknya. Orang tua mempunyai peran yang penting untuk memberikan bekal kepada anak agar mampu berinteraksi dengan cara yang bisa diterima masyarakat. Selain itu keluarga juga merupakan media awal anak belajar mengenai nilai-nilai moral, disiplin, tanggung jawab, dan nilai-nilai agama. Dengan pembelajaran tersebut anak diharapkan dapat berinteraksi dengan lingkungan dan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut saat berada di lingkungan.


(11)

2

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Menurut Shochib (1998), mengatakan bahwa dialog (komunikasi) orang tua dengan anak membantu anak untuk mengembangkan diri. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Yusuf (2012), menemukan bahwa pengaruh komunikasi interpersonal antara ibu asuh dan anak berpengaruh signifikan terhadap kemandirian. Menurut Rakhmat (2011), mengatakan komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham Maslow (1980: 80-92) menyebutkan “kebutuhan akan cinta” atau “belongingness”. William Schuz (1966) merinci kebutuhan soal ini kedalam tiga inclusion, control affection. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memusatkan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi, pengendalian dan kekuasaan, dan cinta serta kasih sayang. Secara singkat kita bergabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin mengendalikan dan dikendalikan, dan kita ingin mencintai dan dicintai. Kebutuhan sosial ini hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif.

Bila orang gagal menumbuhkan hubungan interpersonal, disini seorang ibu jika gagal menumbuhkan hubungan interpersonal maka yang akan terjadi adalah sikap agresif, senang berkhayal “dingin”, sakit fisik dan mental dan menderita “flight syndrome” (ingin melarikan diri dari lingkungan).

Peneliti mendapat keluhan dari beberapa ibu yang sering dipanggil oleh wali kelas anaknya berkaitan dengan perilaku anak di sekolah, dimana hal ini berdampak pada prestasi anak yang rendah. Perilaku anak-anak tersebut di


(12)

3

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha sekolah misalnya, sering membolos, terlambat masuk ke sekolah, tidak mengerjakan tugas sekolah, anak mengobrol dengan teman sebangkunya ketika guru sedang menerangkan pelajaran. Para ibu juga merasa kesulitan dalam mendidik dan membimbing anaknya di rumah. Para ibu mengeluhkan sikap anak yang sulit di suruh untuk belajar, mengerjakan tugas sekolah yang diberikan gurunya, tidur cepat, bangun pagi, berangkat ke sekolah tidak telat, bermain internet tidak tahu waktu, main bersama teman sampai larut malam, dan pulang sekolah tidak telat. Para ibu tersebut sudah mencoba dengan berbagai cara mulai dengan cara berbicara secara halus (menasehati), berbicara secara keras dengan cara memarahi/berteriak/berkata kasar. Selain itu ibu juga menghukum anak dengan cara memukul/mencubit, namun cara tersebut tidak berhasil. Reaksi anak ketika ibu bersikap seperti itu kadang diam saja dan terkadang melawan dan bahkan pergi dari rumah. Berdasarkan keluhan ibu tersebut, peneliti kembali melakukan wawancara lebih lanjut dengan para ibu yang anaknya bersekolah ditempat yang sama dan ada 14 orang ibu yang mengeluhkan hal yang sama.

Berikut adalah hasil wawancara peneliti mengenai keluhan dari 14 orang ibu yang anaknya memiliki masalah di atas. Keluhan pertama yaitu ibu kurang menanggapi dengan senang hati ketika merespon apa yang dibicarakan oleh anak. Keluhan kedua, ibu kurang memberikan respon terhadap setiap perilaku anak. Keluhan ketiga yaitu ketika ibu berbicara dengan anak, anak cenderung tidak mau mendengarkan dan bahkan si anak membantah. Keluhan keempat yaitu, ibu kurang bisa menerima saran atau masukan dari anaknya. Keluhan ibu yang kelima yaitu ibu tidak memfasilitasi kebutuhan anak. Keluhan ibu yang keenam yaitu


(13)

4

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ketika ibu berbicara cenderung tidak konsisten kepada anaknya. Dilihat dari keluhan-keluhan di atas peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan ibu dalam berkomunikasi dengan anaknya cenderung kurang efektif. Dampak psikologis dari hasil wawancara di atas yaitu ibu merasa kebingungan karena tidak mengetahui cara agar anak mau mendengarkan apa yang disampaikannya, ibu merasa kecewa pada diri sendiri karena merasa kurang mampu dalam mendidik anak, ibu cenderung kurang mampu untuk mengontrol emosi ketika anak tidak mau mendengarkan/merespon apa yang disampaikan ibu (misalnya ibu menangis, marah, berkata kasar dan tidak segan-segan memukul anaknya), dan ibu merasa bersalah karena hubungan ia dengan anaknya menjadi kurang baik. Menurut Rakhmat (2011) salah satu faktor yang mempengaruhi hubungan yang baik adalah komunikasi interpersonal yang baik.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang dimana pemaknaan terhadap pesan yang disampaikan dan diterima memiliki nilai yang sama. DeVito (1997) mengemukakan bahwa terdapat tiga hal yang dapat menggambarkan bentuk komunikasi interpersonal, yaitu: komunikasi yang didefinisikan sebagai pengirim pesan oleh seseorang dan menerima pesan dari orang lain atau sekelompok kecil dengan efek langsung; komunikasi antar dua orang yang ada hubungan di antara keduanya; dan komunikasi yang merupakan bentuk perkembangan/peningkatan komunikasi pribadi.

Komunikasi interpersonal penting untuk dimiliki dan dilakukan oleh orang tua khususnya seorang ibu. Hal ini dikarenakan komunikasi interpersonal dapat membantu pembentukan dan menjaga hubungan yang baik antara ibu dan anak,


(14)

5

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha menyampaikan pengetahuan atau informasi, mengubah sikap dan perilaku, memecahkan masalah hubungan antara ibu dan anak, dan penting untuk mencapai tujuan tertentu. Ibu memiliki peran utama dalam mendidik, membimbing dan mengasuh anak. Komunikasi interpersonal dari ibu kepada anak akan berdampak positif terhadap hubungan ibu dan anak.

Komunikasi interpersonal menurut DeVito (1997) memiliki lima aspek, yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness) dan kesetaraan (equality). Keterbukaan adalah kemauan ibu dan anak untuk menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima disaat berkomunikasi. Berdasarkan hasil wawancara dari empat belas ibu dari kelas 6 “SD X” Bandung ditemukan bahwa ibu kurang terbuka pada anaknya, yaitu ibu merasa enggan untuk berkomunikasi dengan anaknya ketika ibu sedang lelah atau sedang mengerjakan pekerjaan rumah, ibu juga tidak memperdulikan anak ketika anak meminta ibu untuk menemaninya mengerjakan tugas dari sekolah.

Aspek kedua dari komunikasi interpersonal adalah aspek empati (empathy). Empati adalah merasakan apa yang dirasakan. Dimana ibu dan anak dapat memahami apa yang rasakan dan alasan dari perilaku tertentu yang ditampilkan. Kemampuan ibu memahami kondisi anak dapat ditampilkan melalui perilaku mengenali dan mengetahui hal-hal yang menyebabkan anak dalam kondisi tertentu. Dengan pemahaman ibu akan apa yang dirasakan oleh anak diharapkan dapat membantu ibu dalam memenuhi kebutuhan anak dengan sesuai. Berdasarkan hasil wawancara terhadap empat belas ibu dari kelas 6 SD X,


(15)

6

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung, ditemukan bahwa ibu kurang memiliki rasa empati terhadap anaknya, yaitu ibu memaksa anak segera mengerjakan tugas sekolahnya setibanya anak pulang sekolah, memarahi anak ketika ia tidak mau belajar, memarahi anak ketika bangun kesiangan dan terkadang ibu tidak segan-segan untuk memukul anaknya agar bangun pagi.

Aspek ketiga dari komunikasi interpersonal adalah aspek dukungan (supportiveness). Aspek ini adalah, Dimana ibu dan anak dapat menciptakan situasi yang mendukung (menyenangkan) agar terjalin komunikasi interpersonal yang efektif. Dengan adanya terciptanya situasi yang menyenangkan ketika melakukan proses komunikasi, diharapkan ibu dan anak dapat merasa nyaman dan aman sehingga terdorong untuk selalu melakukan kegiatan komunikasi yang efektif. Berdasarkan hasil wawancara terhadap empat belas ibu dari anak kelas 6 SD X, Bandung ditemukan bahwa ibu yang kurang bisa menciptakan suasana yang nyaman ketika berkomunikasi dengan anak, ibu cenderung memaksa ketika meminta anak untuk menjaga / menemani adiknya bermain dan si ibu sedang mengerjakan pekerjaan rumah yang lain (memasak, membersihkan rumah, memcuci dan misal ketika sedang menyetrika).

Aspek keempat dari komunikasi interpersonal adalah Ibu dan anak harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong agar lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif. Dalam penelitian ini, ibu memiliki penilaian diri yang positif (baik) dan optimisme untuk dapat mendidik atau membimbing anaknya yang sesuai dengan kondisi anak sehingga komunikasi ibu dan anak menjadi lebih efektif.


(16)

7

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan hasil wawancara dari empat belas ibu anak kelas 6 SD X, Bandung, ditemukan bahwa ibu kurang memiliki perasaan positif terhadap dirinya sendiri, misalnya ibu merasa bersalah karena anaknya kurang berprestasi dan ibu merasa tidak mampu dalam mendidik anak. Hal ini berdampak kepada emosi ibu, jika anak mendapatkan nilai rendah, sebagian ibu ada yang memarahi anak dan sebagian lainnya bahkan menyalahkan diri sendiri dengan cara menangis.

Aspek kelima dari komunikasi interpersonal adalah kesetaraan (equality), yaitu Pengakuan bahwa ibu dan anak memiliki kepentingan, kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga dan saling memerlukan, sehingga ketika menjalin komunikasi interpersonal ibu dapat tampil sebagai seorang individu yang memberikan perasaan aman dan nyaman bagi anak, dan ibu dapat memposisikan dirinya sebagai teman dan sahabat bagi anaknya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada empat belas ibu dan anak kelas 6 SD X, Bandung ditemukan bahwa ibu kurang menghargai pendapat anak, ibu memarahi anak jika anak memberikan alasan mengapa ia pulang telat sekolah dan ibu tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pendapatnya.

Dilihat dari fenomena yang ada, 14 orang ibu kurang memiliki kemampuan dalam komunikasi interpersonal terhadap anaknya, dimana ibu kurang terbuka, kurang berempati terhadap anak, kurang bisa untuk memfasilitasi kebutuhan anak. Walaupun dengan keterbatasan ibu dalam berkomunikasi, ibu sudah mencoba untuk berbicara dengan baik (menasehati) kepada anak tetapi anak masih saja melakukannya sehingga Ibu menjadi mudah terpancing emosi dan tidak menyadari telah menyakiti perasaan anak dengan mengeluarkan kata-kata kasar,


(17)

8

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha mencubit, memukul, bahkan meminta anak untuk pergi dari rumah, tak jarang juga ibu melampiaskan kemarahannya kepada anggota keluarga yang lain misalnya suami dan anak yang lainnya, sehingga hubungan ibu dengan anggota keluarga yang lain menjadi kurang baik, disisi lain ibu kurang fokus melakukan tugas rumah tangga, kepala sakit dan sulit untuk tidur.

Kemampuan komunikasi interpersonal menurut banyak ahli ternyata bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan, melainkan

merupakan keterampilan yang bisa dipelajari. http://www.listrikindonesia.com/bangun_interpersonal_tingkatkan_kinerja_108.ht

m. Selain itu juga komunikasi interpersonal menurut Rakhmat (2011), adalah proses belajar yang terjadi pada dua orang. Hal ini dikarenakan komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan pribadi setiap individu. Kepribadian terbentuk sepanjang hidup kita. Melalui komunikasi kita menemukan diri kita, mengembangkan konsep diri, dan menetapkan hubungan dengan dunia di sekitar. Hubungan setiap individu dengan orang lain akan menentukan kualitas hidup individu tersebut. Berdasarkan hal ini maka peneliti tertarik untuk memberikan intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal ibu. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, intervensi yang diberikan berupa pelatihan komunikasi interpersonal dalam bentuk experiential learning. Experiential learning merupakan model pembelajaran yang dimulai dengan mendapatkan pengalaman langsung yang diikuti dengan suatu pemikiran, diskusi, analisis dan evaluasi dari pengalaman tersebut (Weight, Albert,


(18)

9

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Participative Education and the Inevitable Revolution in journal of Creative Behavior, Vol 4, Fall 1970).

Melalui pemberian intervensi ini diharapkan para ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar kelas VI di SD “X” Bandung dapat memanfaatkan proses pembelajaran yang diperolehnya sebagai bekal baginya dalam menjalin komunikasi interpersonal yang efektif dengan anaknya.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti menguji coba rancangan modul pelatihan komunikasi interpersonal pada ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar kelas VI SD. Hal ini ditujukan untuk mengetahui apakah rancangan modul pelatihan komunikasi interpersonal yang disusun tersebut dapat digunakan untuk pelatihan komunikasi interpersonal dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar kelas VI.

1.3 Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah melakukan uji coba serta evaluasi terhadap modul pelatihan komunikasi interpersonal pada ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar kelas VI.


(19)

10

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha 1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun, melakukan uji coba terhadap rancangan modul pelatihan komunikasi interpersonal apakah berpengaruh atau tidak pada kemampuan komunikasi interpersonal ibu pada anak.

1.3.3 Kegunaan Penelitian

1.3.3.1 Kegunaan Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat:

1. Sebagai bahan masukan bagi ilmu psikologi klinis mengenai suatu program

pelatihan komunikasi interpersonal yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal ibu.

2. Sebagai landasan informatif bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan suatu pelatihan komunikasi interpersonal pada para ibu dalam berkomunikasi dengan anaknya yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal pada ibu.

1.3.3.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai:

1. Memberikan informasi dan keterampilan bagi para ibu untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal.

2. Bagi para pendidik dari sekolah yang bersangkutan, hasil

penelitian ini dapat menjadi pandangan pada saat masalah yang relevan dikeluhkan oleh para ibu.


(20)

11

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha 1.4 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan modul pelatihan komunikasi interpersonal menurut teori Devito (1997). Desain yang digunakan adalah single group Pre Test and Post Test Design (Before-After). Treatment yang diberikan berupa pelatihan dengan metode experiential learning. Untuk menganalisa hasil digunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Subyek penelitian ini adalah para ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar kelas VI di SD “X” Bandung yang kurang terampil dalam berkomunikasi interpersonal dengan anaknya.

Rancangan Penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Komunikasi interpersonal ibu terhadap anaknya

meningkat Para ibu yang kurang

memiliki kerampilan dalam berkomunikasi interpersonal dengan

anaknya

Modul pelatihan komunikasi interpersonal


(21)

99

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh melalui pengolahan data Pelatihan Komunikasi Interpersonal pada para ibu yang memiliki anak usia kelas VI SD diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Modul Pelatihan Komunikasi Interpersonal dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal pada ibu.

2. Secara keseluruhan peserta memberikan penilaian yang positif

terhadap seluruh rangkaian pelatihan baik dari sisi materi, metode, ruangan pelaksanaan pelatihan, pemberi materi (Trainer) dan fasilitator. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah audiovisual, diskusi kasus, role palying, game, dan tugas tertulis. Kasus-kasus yang dibahas dalam pelatihan adalah situasi yang dihadapi peserta sehari-hari.

3. Metode dan materi yang dinilai paling menarik dan paling bermanfaat selama pelatihan adalah materi Openness (Keterbukaan) yang menggunakan metode diskusi kasus, karena pada sesi ini peserta mendiskusikan pemecahan masalah secara berdiskusi dengan anggota kelompoknya.


(22)

100

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran penelitian

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, ada beberapa saran yang dapat diajukan, antara lain:

5.2.1. Saran Teoritis

Untuk peneliti yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut disarankan:

1. Untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan revisi pada modul terutama metode yang digunakan untuk meningkatkan aspek supportiveness peserta.

2. Untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan revisi pada item-item agar hasil yang diperoleh lebih baik.

3. Untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan revisi pada kasus-kasus di metode pelatihan agar hasil yang didapat lebih meningkat.

5.2.2. Saran Praktis

1. Untuk pihak sekolah, modul pelatihan komunikasi interpersonal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk diberikan kepada para ibu agar dapat membantu meningkatkan kemampuannya dalam komunikasi interpersonal.

2. Untuk para ibu yang memiliki anak dari usia sekolah dasar lainnya diharapkan mengikuti pelatihan komunikasi interpersonal dan menerapkan hal-hal yang diperoleh selama mengikuti pelatihan komunikasi interpersonal.


(23)

101

Universitas Kristen Maranatha

3. Bagi para ibu yang sudah mengikuti pelatihan komunikasi

interpersonal dapat melakukan pertemuan untuk saling berbagi pengalaman setelah mengikuti pelatihan komunikasi interpersonal.


(24)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Anne, Anastasi. (1976). Psychological Testing. New York. Macmillan Publishing Co.,Inc Aw, Suranto (2011). Komunikasi Intepersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Azwar, Saifuddin M.A.(2005). Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

DeVito, Joseph. A. 1997. Komunikasi Antarmanusia Edisi Kelima. Alih Bahas a oleh Ir.Agus Maulana MSM. Jakarta: Profesional Books.

Feldman, Olds, Papalia. 2009. Human Development. Edisi Sepuluh. Alih Bahasa oleh Brian Marwensdy. Jakarta: Salemba Humanika

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testinf: Design, Analysis, and Use. Massachusetts: Allyn & Bacon A Simon & Schuster Company.

Gordon, Thomas. 1994. Menjadi Orangtua Efektif dalam Mendidik Anak yang Bertanggung jawab. Jakarta: Gramedia Pustaka

Graziano, Anthony. M. 2000. Research Methods: A Process of Inquiry. New York: Allyn & Bacon

Kirkpatrick, Donald L.2006. Evaluating Training Program 2nd Edition. Berrete-Koehler Publisher. Inc. Boston.

Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Santrock. W. John. 2009. Life Span Development. Jilid I. Jakarta: Erlangga

Schaefer, Charles. 1979. Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, Alih Bahasa Oleh Drs. R. Turman Sirait & Dr. Conny. Semiawan Medan: Kmpus IKIP Medan.

Silberman, Mel. 1990. Active Training, a Handbook of Techniques Designs, Case Example and Tips. New York: Lexingtong Books.

Shochib, Moh. 1998. Pola Asuh Orang Tua untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiono, 2013. Statistik Nonparametris. Bandung. CV. Alfabeta

Walter GA, Marks SE.1981. Experiential Learning and Change: theory, design and practice. New York. John Wiley & Sons

Weight, Albert.1970.Participative Education and The Inevitable Revolution.Journal of Creative Behavior, Vol 4, pp 234-282

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : PT. Grasindo

Wisnuwardhani, Dian & Mashoedi. F. Sri. 2012. Hubungan Interpersonal. Jakarta : Salemba Humanika


(25)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Joni. 2013. Pengaruh Disiplin Belajar & Komunikasi Interpersonal Keluarga Terhadap Hasil

Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP N 13 Padang. Melalui :

ejournal.unp.ac.id/students/index/php/pek/article/view

Ramdhani, Rio. 2013. Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak Dalam Membentuk Perilaku Positif Anak Pada Murid SDIT Corvoda Samarinda. Samarinda: Skripsi. Universitas Mulawarman

Rusyiyah. C. Aida. 2008. Efektivitas Penyuluhan Komunikasi Interpersonal Pada Ibu Dengan Anak Autistik di Lembang Study Autisme “X” Bandung. Tesis. Bandung: Universitas Kristen Maranatha

Yusuf, Elvina. 2012. Efektivitas Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua dengan Anak panti Asuhan dalam Meningkatkan Kemandirian Anak. Melalui: http://pat.trunojoyo.ac.id/welcome.detail/090531100021


(1)

Penelitian ini menggunakan modul pelatihan komunikasi interpersonal menurut teori Devito (1997). Desain yang digunakan adalah single group Pre Test and Post Test Design (Before-After). Treatment yang diberikan berupa pelatihan dengan metode experiential learning. Untuk menganalisa hasil digunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Subyek penelitian ini adalah para ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar kelas VI di SD “X” Bandung yang kurang terampil dalam berkomunikasi interpersonal dengan anaknya.

Rancangan Penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Komunikasi interpersonal ibu terhadap anaknya

meningkat Para ibu yang kurang

memiliki kerampilan dalam berkomunikasi interpersonal dengan

anaknya

Modul pelatihan komunikasi interpersonal


(2)

99

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh melalui pengolahan data Pelatihan Komunikasi Interpersonal pada para ibu yang memiliki anak usia kelas VI SD diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Modul Pelatihan Komunikasi Interpersonal dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal pada ibu.

2. Secara keseluruhan peserta memberikan penilaian yang positif terhadap seluruh rangkaian pelatihan baik dari sisi materi, metode, ruangan pelaksanaan pelatihan, pemberi materi (Trainer) dan fasilitator. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah audiovisual, diskusi kasus, role palying, game, dan tugas tertulis. Kasus-kasus yang dibahas dalam pelatihan adalah situasi yang dihadapi peserta sehari-hari.

3. Metode dan materi yang dinilai paling menarik dan paling bermanfaat selama pelatihan adalah materi Openness (Keterbukaan) yang menggunakan metode diskusi kasus, karena pada sesi ini peserta mendiskusikan pemecahan masalah secara berdiskusi dengan anggota kelompoknya.


(3)

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, ada beberapa saran yang dapat diajukan, antara lain:

5.2.1. Saran Teoritis

Untuk peneliti yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut disarankan:

1. Untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan revisi pada modul terutama metode yang digunakan untuk meningkatkan aspek supportiveness peserta.

2. Untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan revisi pada item-item agar hasil yang diperoleh lebih baik.

3. Untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan revisi pada kasus-kasus di metode pelatihan agar hasil yang didapat lebih meningkat.

5.2.2. Saran Praktis

1. Untuk pihak sekolah, modul pelatihan komunikasi interpersonal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk diberikan kepada para ibu agar dapat membantu meningkatkan kemampuannya dalam komunikasi interpersonal.

2. Untuk para ibu yang memiliki anak dari usia sekolah dasar lainnya diharapkan mengikuti pelatihan komunikasi interpersonal dan menerapkan hal-hal yang diperoleh selama mengikuti pelatihan komunikasi interpersonal.


(4)

101

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi para ibu yang sudah mengikuti pelatihan komunikasi

interpersonal dapat melakukan pertemuan untuk saling berbagi pengalaman setelah mengikuti pelatihan komunikasi interpersonal.


(5)

Azwar, Saifuddin M.A.(2005). Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

DeVito, Joseph. A. 1997. Komunikasi Antarmanusia Edisi Kelima. Alih Bahas a oleh Ir.Agus Maulana MSM. Jakarta: Profesional Books.

Feldman, Olds, Papalia. 2009. Human Development. Edisi Sepuluh. Alih Bahasa oleh Brian Marwensdy. Jakarta: Salemba Humanika

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testinf: Design, Analysis, and Use. Massachusetts: Allyn & Bacon A Simon & Schuster Company.

Gordon, Thomas. 1994. Menjadi Orangtua Efektif dalam Mendidik Anak yang Bertanggung jawab. Jakarta: Gramedia Pustaka

Graziano, Anthony. M. 2000. Research Methods: A Process of Inquiry. New York: Allyn & Bacon

Kirkpatrick, Donald L.2006. Evaluating Training Program 2nd Edition. Berrete-Koehler Publisher. Inc. Boston.

Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Santrock. W. John. 2009. Life Span Development. Jilid I. Jakarta: Erlangga

Schaefer, Charles. 1979. Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, Alih Bahasa Oleh Drs. R. Turman Sirait & Dr. Conny. Semiawan Medan: Kmpus IKIP Medan.

Silberman, Mel. 1990. Active Training, a Handbook of Techniques Designs, Case Example and Tips. New York: Lexingtong Books.

Shochib, Moh. 1998. Pola Asuh Orang Tua untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiono, 2013. Statistik Nonparametris. Bandung. CV. Alfabeta

Walter GA, Marks SE.1981. Experiential Learning and Change: theory, design and practice. New York. John Wiley & Sons

Weight, Albert.1970.Participative Education and The Inevitable Revolution.Journal of Creative Behavior, Vol 4, pp 234-282

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : PT. Grasindo

Wisnuwardhani, Dian & Mashoedi. F. Sri. 2012. Hubungan Interpersonal. Jakarta : Salemba Humanika


(6)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Joni. 2013. Pengaruh Disiplin Belajar & Komunikasi Interpersonal Keluarga Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP N 13 Padang. Melalui : ejournal.unp.ac.id/students/index/php/pek/article/view

Ramdhani, Rio. 2013. Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak Dalam Membentuk Perilaku Positif Anak Pada Murid SDIT Corvoda Samarinda. Samarinda: Skripsi. Universitas Mulawarman

Rusyiyah. C. Aida. 2008. Efektivitas Penyuluhan Komunikasi Interpersonal Pada Ibu Dengan Anak Autistik di Lembang Study Autisme “X” Bandung. Tesis. Bandung: Universitas Kristen Maranatha

Yusuf, Elvina. 2012. Efektivitas Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua dengan Anak panti Asuhan dalam Meningkatkan Kemandirian Anak. Melalui: http://pat.trunojoyo.ac.id/welcome.detail/090531100021