MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY: Studi Deskriptif di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cinambo Kota Bandung.

(1)

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN

MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY (Studi Deskriptif di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas

Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cinambo Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Luar Sekolah Konsentrasi Pendidikan Dasar dan Berkelanjutan

Oleh:

BUNGA NISA MENTARI NIM. 1100508

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==========================================================

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT

BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

(Studi Deskriptif di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cinambo Kota Bandung)

Oleh :

Bunga Nisa Mentari 1100508

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Luar Sekolah

© Bunga Nisa Mentari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

BUNGA NISA MENTARI 1100508

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT

MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

(Studi Deskriptif di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cinambo Kota Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing II

Dr. Iip Saripah, M.Pd NIP. 19701210 199803 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 195908261986031003

Pembimbing I

Dr. H. Ade Sadikin Akhyadi, M.Si NIP. 19570925 198403 1 001


(4)

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

ABSTRAK

Bunga Nisa Mentari (1100508), Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Program Perpuseru dalam Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Berbasis Information Technology (Studi Deskriptif di Taman Bacaan Masyarakat

Sukamulya Cerdas Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cinambo Kota Bandung)

Penelitian ini membahas mengenai minat baca masyarakat di TBM Sukamulya Cerdas melalui program Perpuseru dalam pengelolaan TBM berbasis information technology. Taman Bacaan Masyarakat merupakan layanan membaca yang disediakan ditengah-tengah masyarakat untuk memperoleh wawasan yang lebih luas. TBM Sukamulya Cerdas sudah mulai menerapkan pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis information technology yang dapat menarik masyarakat untuk berkunjung dan membaca ditempat ini. Program Perpuseru merupakan kegiatan yang menjadikan perpustakaan/Taman Bacaan Masyarakat sebagai pusat belajar berbasis teknologi informasi guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mulai dari pemberdayaan perempuan, pemuda, serta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan: 1) Minat baca masyarakat di TBM Sukamulya Cerdas, 2) Pelaksanaan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan TBM berbasis IT, 3) Hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan TBM berbasis IT. Kajian pustaka yang digunakan pada penelitian ini mencangkup tentang konsep minat baca, program perpuseru, konsep pengelolaan, konsep taman bacaan masyarakat, dan konsep information technology. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 1 orang pengelola, 3 orang peserta kegiatan, dan 1 orang fasilitator Perpuseru TBM Sukamulya Cerdas. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan triangulasi. Hasil penelitian ini diperoleh data, yaitu: 1) Minat baca masyarakat sekitar TBM timbul dari faktor internal dan faktor eksternal. Namun, yang lebih memiliki pengaruhnya yaitu faktor eksternal karena masyarakat cenderung harus selalu diajak, dibujuk, serta diberikan dorongan dari orang lain, 2) Pelaksanaan program Perpuseru terdiri dari tahap pengorganisasian, penggerakkan, serta pembinaan. Tahapan tersebut sudah sesuai dengan fungsi pelaksanaan pada konsep pengelolaan program, 3) Hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru yang dilihat dari ranah kognitif yaitu muncul pengetahuan baru yang selanjutnya dapat dipahami oleh para peserta, hingga mampu menerapkan hasil kegiatannya pada diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Pada ranah afektif, peserta dapat menerima dan menanggapi seluruh kegiatan yang telah disampaikan. Sehingga, adanya kegiatan ini memunculkan sebuah kebiasaan baru sebelum pengunjung menggunakan layanan IT dengan melakukan kegiatan ‘gemes’ yaitu gerakan membaca buku minimal sepuluh menit.


(5)

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

ABSTRACT

Bunga Nisa Mentari (1100508), Intensifying Society Reading Interest through Perpuseru Program in Supervision of Public Library Based on Technology

Information (Descriptive Studies in Sukamulya Cerdas Public Library in Sukamulya Sub-District, Cinambo District, Bandung)

This research discusses about people read interest in Sukamulya Cerdas Public Library through Perpuseru program in information technology, based on supervision

public library. Society’s Public Library (TBM) is a reading service provided in society to

gain a wider knowledge. Sukamulya Cerdas Public Library has implied Public Library based on information technology supervision to attract people to visit also read there. Perpuseru is an activity to enact Public Library as information technology, based

on learning center to improve society’s live quality, e.g. women and youth empowerment,

also SMEs (Small and medium-sized enterprises). Furthermore, the aim of the research are to describe: 1) Society reading interest in Sukamulya Cerdas Public Library, 2) Implementation of Perpuseru for improving society reading interest in Supervision of Public Library Based on Technology Information, 3) Activity result after Perpuseru program has held, for improving society reading skill in Public Library supervision based on technology information. Moreover, literature review which is used in the research comprise reading interest concept, Perpuseru program, supervision

concept, society’s public library concept, and information technology concept.

Furthermore, the method of the research consisted is a descriptive method in qualitative approaching. The research subject is consisted by one supervisor, three activity participants, and one facilitator of Sukamulya Cerdas Public Library. After that, the data is accumulated, through interview, observation, documentation study, and triangulation. The research findings are; 1) Society reading interest around Public Library emerges from internal and external factor, nevertheless external factor has more impact because people tend must be invited, persuaded, and encouraged from someone else. 2) Implementation of Perpuseru program consists of organization, mobilization, and development phases. Based on the research, it finds that these phases are already appropriate as implementation function at implementation program. 3) The output of the activity after Perpuseru program is held, which is viewed from cognitive realm are some new knowledge, which come up and being comprehend by attendant, thus it is able to carry out output of its activity towards themselves and surroundings environment. In affective realm, attendant can perceive and responds to all conveyed activities. Still, the existence of activity brings out a new manner, before the visitor using

IT service by doing ‘gemes’ activity, i.e. a movement of reading book at least ten minutes

in a day.


(6)

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... 4

DAFTAR GRAFIK ... 5

DAFTAR GAMBAR ... 6

DAFTAR LAMPIRAN ... 7 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A.Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B.Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D.Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A.Minat Baca ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Minat Baca... Error! Bookmark not defined. 2. Tujuan Membaca ... Error! Bookmark not defined. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat BacaError! Bookmark not defined. 4. Aspek-aspek Minat Baca ... Error! Bookmark not defined. 5. Upaya Meningkatkan Minat Baca ... Error! Bookmark not defined. B.Program Perpuseru ... Error! Bookmark not defined. C.Konsep Pengelolaan ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Pengelolaan... Error! Bookmark not defined. 2. Fungsi Pengelolaan ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

D.Konsep Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined.

1. Sejarah Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined. 2. Pengertian Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined. 3. Tujuan Pendirian Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined. 4. Fungsi Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined.

5. Manfaat Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined. 6. Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined. 7. Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined. 8. Pengelola Taman Bacaan Masyarakat ... Error! Bookmark not defined.

E. Konsep Information Technology (IT) ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Information Technology (IT)Error! Bookmark not defined.

2. Tujuan dan Fungsi Information Technology (IT)Error! Bookmark not defined. 3. Dampak Positif dan Negatif Teknologi InformasiError! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A.Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B.Partisipan dan Tempat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C.Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Observasi ... Error! Bookmark not defined. 2. Wawancara (Interview)... Error! Bookmark not defined. 3. Studi Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined. 4. Triangulasi ... Error! Bookmark not defined. D.Langkah-langkah Penelitian Kualitatif ... Error! Bookmark not defined. E. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Analisis Sebelum di Lapangan ... Error! Bookmark not defined. 2. Analisis Selama di Lapangan ... Error! Bookmark not defined. F. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. 1. Minat Baca ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengelolaan ... Error! Bookmark not defined. 3. Taman Bacaan Masyarakat ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

4. Information Technology (IT) ... Error! Bookmark not defined. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Identitas Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined. 2. Visi dan Misi Taman Bacaan Masyarakat (TBM)Error! Bookmark not defined. 3. Penghargaan yang Pernah Diperoleh ... Error! Bookmark not defined.

4. Kemitraan ... Error! Bookmark not defined. 5. Sarana Prasarana ... Error! Bookmark not defined. 6. Data Anggota TBM ... Error! Bookmark not defined. 7. Layanan TBM ... Error! Bookmark not defined. B.Identitas Informan ... Error! Bookmark not defined. C.Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Minat Baca Masyarakat di TBM Sukamulya CerdasError! Bookmark not defined. 2. Pelaksanaan Program Perpuseru untuk Meningkatkan Minat Baca

Masyarakat dalam Pengelolaan TBM Berbasis Information

Technology ... Error! Bookmark not defined.

3. Hasil Kegiatan Setelah Diadakan Program Perpuseru untuk Meningkatkan Minat Baca Masyarakat dalam Pengelolaan Taman

Bacaan Masyarakat Berbasis Information TechnologyError! Bookmark not defined. D.Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian . Error! Bookmark not defined.

1. Minat Baca Masyarakat di TBM Sukamulya CerdasError! Bookmark not defined. 2. Pelaksanaan Program Perpuseru untuk Meningkatkan Minat Baca

Masyarakat dalam Pengelolaan TBM Berbasis Information

Technology ... Error! Bookmark not defined.

3. Hasil Kegiatan Setelah Diadakan Program Perpuseru untuk Meningkatkan Minat Baca Masyarakat dalam Pengelolaan Taman

Bacaan Masyarakat Berbasis Information TechnologyError! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI .... Error! Bookmark not defined.

A.Simpulan ... Error! Bookmark not defined. B.Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR RUJUKAN ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN


(9)

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Hal

Tabel 2.1 Area Mitra Coca-Cola Foundation Indonesia untuk Program

Perpuseru ... 16

Tabel 4.1 Ruang TBM Sukamulya Cerdas ... 60

Tabel 4.2 Fasilitas TBM Sukamulya Cerdas ... 60

Tabel 4.3 Data Anggota TBM Sukamulya Cerdas ... 61

Tabel 4.4 Identitas Informan ... 62

Tabel 4.5 Kegiatan TBM Sukamulya Cerdas Berbasis Information Technology (IT) ... 91


(10)

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

DAFTAR GRAFIK

Nomor Judul Hal

Grafik 4.1 Data Pengunjung TBM Sukamulya Cerdas Tahun 2014 ... 79 Grafik 4.2 Data Pengunjung TBM Sukamulya Cerdas Tahun 2015 ... 80


(11)

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Hal

Gambar 2.1 Pola Pendekatan Membaca ... 13 Gambar 4.1 Struktur Panitia Kegiatan Program Perpuseru ... 88


(12)

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Hal

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 109

Lampiran 2 Pedoman Wawancara untuk Peserta ... 112

Lampiran 3 Pedoman Wawancara untuk Pengelola ... 116

Lampiran 4 Pedoman Wawancara untuk Fasilitator ... 119

Lampiran 5 Pedoman Observasi ... 121

Lampiran 6 Hasil Wawancara ... 123

Lampiran 7 Hasil Observasi ... 145

Lampiran 8 SK Pembimbing ... 150

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian ... 151 Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 152

Lampiran 11 Surat Keterangan Uji Plagiat ... 153

Lampiran 12 Frekuensi Bimbingan ... 154


(13)

1

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif, sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan tantangan pembangunan di masa yang akan datang. Membaca juga merupakan bagian dari sebuah pendidikan yang menjadi faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terciptanya masyarakat dan bangsa yang cerdas merupakan tonggak utama dan bahkan menjadi modal utama bagi pembangunan bangsa dan negara. Sejalan dengan itu, didalam pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mengembangkan potensi diri seseorang melalui proses pembelajaran dan atau dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Hal tersebut mampu memberikan kesejahteraan umum dan terciptanya masyarakat yang dinamis, maju, berpikiran dan berpandangan luas. Oleh karena itu, berdasarkan Pasal 31 ayat (2), Pasal 32, dan Pasal 28F UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah perlu menyelenggarakan perpustakaan sebagai sarana paling demokratis untuk belajar sepanjang hayat demi memenuhi hak masyarakat untuk memperolah informasi melalui layanan perpustakaan guna mencerdaskan kehidupan bangsa (penjelasan umum UU No. 43 Tahun 2007).


(14)

2

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

Saat ini sudah banyak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh masyarakat luas. Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh Peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Salah satu sumber belajar yang sudah lama diperlukan hingga sampai sekarang dan masih tetap demikian dalam setiap lembaga pendidikan atau pelatihan adalah perpustakaan (library). Perpustakaan merupakan jantung dari suatu Universitas didalam penyelenggaraan pada sebuah Pengguruan Tinggi. Istilah tersebut dapat dikatakan karena perpustakaan yang mengkoleksi berbagai macam buku dan jurnal dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang sangat diperlukan oleh suatu Universitas. Tidak hanya sebuah lembaga formal saja yang mampu memberikan layanan sumber belajar, namun lembaga non formal juga memiliki program khusus dalam memberikan layanan sumber belajar bagi masyarakat dari berbagai kalangan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal pada Pasal 1 ayat (8) mencantumkan bahwa Pendidikan Nonformal adalah layanan pendidikan yang diselenggarakan untuk memberdayakan masyarakat melalui pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Berbagai layanan pendidikan tersebut dapat dilakukan melalui lembaga satuan pendidikan nonformal yang tertera pada pasal 3, yaitu satuan pendidikan nonformal terdiri dari LKP,

Kelompok Belajar, PKBM, Majelis Ta’lim, dan Satuan PNF Sejenis (Rumah

Pintar, Balai Belajar Bersama, Lembaga Bimbingan Belajar, serta bentuk lain yang berkembang di masyarakat). Dalam hal ini, Taman Bacaan Masyarakat merupakan salah satu layanan pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh masayarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan budaya baca.

Program pengembangan budaya baca dipandang sangat penting kaitannya dengan upaya merealisasikan idealisme Undang-undang tentang Sistem


(15)

3

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

Pendidikan Nasional yang mengamanatkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Belajar sepanjang hayat (lifelong learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan setelah mengikuti pembelajaran di lembaga formal. Tidak ada seorang pun yang berhak membatasi seseorang yang ingin belajar dan memperoleh wawasan yang lebih luas. Belajar dari Negara-negara maju, bahwa membaca merupakan hal yang dijadikan sebagai kebutuhan hidup dan budaya bagi masyarakatnya. Melalui membaca seseorang akan memperoleh banyak manfaat diantaranya menambah pengetahuan, mengetahui informasi yang sifatnya global, memenuhi kebutuhan intelektual, serta mampu membentuk karakter diri. Oleh karena itu, rendahnya minat dan kemampuan membaca seseorang akan berpengaruh pula pada tingkat angka buta huruf di suatu Negara tersebut.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 yang tersedia dalam https://ayomembaca2014.wordpress.com/2014/08/07/minat-baca-di-indonesia/ menyebutkan, bahwa orang yang membaca di Indonesia hanya 20%, sementara 80% lainnya lebih suka menonton televisi (TV) dan mendengarkan radio. Berbeda dengan negara maju di dunia, seperti di Amerika Serikat bahwa wajib baca buku setiap sekolah 30 buku, di Indonesia 0 %. Pada tahun 2012 UNESCO mencatat, indeks minat baca Indonesia baru mencapai 0,0001. Artinya, dalam setiap 1.000 orang Indonesia hanya ada satu orang yang mempunyai minat baca. Sementara UNDP merilis angka melek huruf orang dewasa orang Indonesia hanya 65, 5%, sedangkan Malaysia sudah mencapai 86,4%. Negara disebut maju dan bekembang apabila masyarakatnya memiliki minat baca yang tinggi dengan dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan dan jumlah perpustakaan yang ada di negeri tersebut.

Pada zaman ini memperoleh informasi bukanlah hal yang sulit, namun dalam kenyataannya, minat baca tetap saja rendah. Kecenderungan untuk memperoleh informasi melalui tulisan lebih rendah dibanding secara lisan. Secara langsung dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia kurang gemar dalam membaca, padahal informasi yang diperoleh akan lebih akurat jika dilakukan melalui sebuah tulisan atau bacaan.

Kebiasaan masyarakat dalam membaca dapat memberikan seseorang untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga akan memperoleh wawasan yang


(16)

4

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

sangat luas. Salah satu program pendidikan sebagai tindak lanjut dan implementasi program pemerintah dalam mendukung keberhasilan pembangunan dunia pendidikan adalah dengan menyelenggarakan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Program ini diselenggarakan sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas keberaksaraan dan layanan pendidikan masyarakat.

Pembelajaran di masyarakat tidak akan lepas dari membaca buku, maka dari situlah perpustakaan atau taman bacaan masyarakat menjadi sangat penting bagi masyarakat pada umumnya. Kehadiran perpustakaan atau taman bacaan masyarakat akan memberikan berbagai macam informasi karena pada prinsipnya taman bacaan masyarakat merupakan tempat berkumpulnya ilmu pengetahuan dari masa ke masa.

Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dimulai sejak tahun 1992/1993 yang merupakan pembaruan dari Taman Pustaka Rakyat (TPR) yang didirikan oleh masyarakat pada tahun 1950-an dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca masyarakat. Selain itu, adanya kegiatan Taman Bacaan Masyarakat ini diharapkan pula dapat menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan memperluas wawasan bagi mereka yang telah melek aksara, serta bagi mereka yang putus sekolah atau tamat sekolah tetapi tidak melanjutkan sebagai bekal untuk mengembangkan diri.

Menurut N.S, Sutarno (2008, hlm. 127) Taman Bacaan Masyarakat pada dasarnya bukanlah sebuah perpustakaan yang harus memenuhi standar nasional perpustakaan seperti standar koleksi, standar sarana dan prasarana, standar pelayanan perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar penyelenggaraan dan standar pengelolaan. Berkaitan dengan hal itu, Taman Bacaan Masyarakat merupakan sebuah lembaga yang menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai tempat penyelenggaraan pembinaan kemampuan membaca dan belajar. Masyarakat yang menaruh perhatian dan kepedulian terhadap taman bacaan adalah mereka yang menyadari dan menghayati bahwa taman bacaan bukan saja penting, tapi sangat diperlukan oleh masyarakat. Kelompok masyarakat tersebut perlu terus dibina dan dikembangkan ke arah terbentuknya masyarakat informasi atau masyarakat yang cerdas. Adapun fungsi


(17)

5

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

Taman Bacaan Masyarakat dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006, hlm. 2) adalah:

1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan.

2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat.

3. Sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya dalam studi kepustakaan.

4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik Iainnya.

5. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memanfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermanfaat.

Kelima fungsi Taman Bacaan Masyarakat yang telah dipaparkan diatas, akan lebih mudah dan cepat dalam mengolah informasinya apabila fungsi-fungsi tersebut dapat dikaitkan dengan kecanggihan teknologi yang sudah ada pada saat ini. Selain untuk meminjam dan membaca buku, Taman Bacaan Masyarakat akan dijadikan sebagai tempat untuk berkegiatan produktif. Perkembangan teknologi informasi (information technology) yang sangat pesat, menuntut seseorang agar lebih kreatif dan mampu mengikuti perkembangan tersebut. Hal ini memberikan dampak yang sangat besar bagi pola hubungan antar individu, antar komunitas, bahkan antar negara atau bangsa.

Peranan teknologi informasi dalam kehidupan dimasa yang akan datang akan menjadi sektor yang paling dominan. Seseorang akan menjadi pemimpin dalam dunianya, apabila mampu mengusai teknologi ini. Teknologi informasi juga berperan penting dalam berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, pemerintahan (goverment) dan bidang keuangan serta perbankan. Adanya

information technology dapat membantu dan mempermudah pekerjaan yang

dilakukan oleh manusia. Menurut Suyanto, M. (2005, hlm. 10) mengemukakan


(18)

6

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi,

menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyampaikan informasi.’

Pengertian tersebut sesuai dengan tujuan pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis Information Technology (IT) yaitu membantu masyarakat memberikan layanan dalam mengkomunikasikan dan menyampaikan informasi melalui teknologi agar wawasannya dapat lebih berkembang dan mampu hidup sejahtera. Taman Bacaan Masyarakat digunakan bukan hanya sebatas untuk membaca, melainkan dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran dan pelatihan dalam bidang kewirausahaan. Oleh karena itu, program Perpuseru diselenggarakan dalam rangka membantu mengembangkan perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat menjadi pusat belajar masyarakat, termasuk diantaranya memiliki kemampuan untuk memberdayakan perempuan, pemuda dan wirausaha.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk memilih Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sukamulya Cerdas sebagai objek penelitian dengan judul “Meningkatkan Minat Baca Masyarakat melalui Program

Perpuseru dalam Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Berbasis Information Technology

B. Rumusan Masalah Penelitian

Sebelum menentukan rumusan permasalahan, peneliti menemukan beberapa hasil identifikasi yang terdapat dilapangan yaitu:

1. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sukamulya Cerdas adalah salah satu program yang berada dibawah lembaga PKBM Sukamulya.

2. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini juga merupakan salah satu Taman Bacaan Masyarakat (TBM) terbaik di Kota Bandung.

3. Hubungan kemitraan yang cukup luas memberikan keuntungan bagi lembaga, karena melalui kemitran tersebut Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sukamulya Cerdas dipilih sebagai salah satu penerima bantuan dari program Perpuseru.

4. Masyarakat masih belum memahami manfaat langsung dari adanya Taman Bacaan Masyarakat.


(19)

7

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

5. Masyarakat lebih memilih memanfaatkan waktunya untuk mencari uang, daripada harus datang ke Taman Bacaan Masyarakat.

6. Masyarakat masih ragu untuk mengunjungi TBM karena memiliki anggapan bahwa hanya orang-orang yang berkepentingan saja yang dapat masuk ke tempat ini.

7. Memiliki sarana koleksi bahan bacaan, baik berupa buku ataupun audio

visual yang cukup memadai.

8. Kurangnya petunjuk arah untuk ke TBM karena lokasinya yang berada ditengah-tengah pemukiman warga.

Sesuai dengan hasil identifikasi yang telah diuraikan diatas, maka peneliti memberikan batasan dalam rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1. Bagaimana minat baca masyarakat di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas?

2. Bagaimana pelaksanaan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis

Information Technology?

3. Bagaimana hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis Information Technology?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, yaitu untuk mendeskripsikan:

1. Minat baca masyarakat di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas. 2. Pelaksanaan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat

dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis Information

Technology.

3. Hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis Information Technology.


(20)

8

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teori maupun secara praktik.

1. Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat dan memperkaya konsep, teori, dan wawasan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut serta acuan untuk pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) berbasis

information technology. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi pengelola, penelitian ini dapat digunakan sebagai metode pengembangan program dalam mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM). b. Bagi peneliti, adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang positif dalam memperoleh pengalaman dan wawasan yang lebih luas mengenai minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) berbasis information technology.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, terlebih dahulu diuraikan sistematika penulisan laporan penelitian. Adapun isi yang akan dibahas sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm. 17) terdiri dari lima bab yaitu pendahuluan, landasan teoritis, metode penelitian, temuan dan pembahasan, simpulan, implikasi dan rekomendasi.

BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Landasan Teoritis terdiri dari konsep-konsep dan teori-teori pendukung penelitian ini, diantaranya adalah konsep mengenai minat baca, program perpuseru, konsep pengelolaan, konsep taman bacaan masyarakat, dan konsep information technology.

BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari desain penelitian, Partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, langkah-langkah penelitian kualitatif, analisis data, dan definisi operasional.


(21)

9

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV Temuan dan Pembahasan berisi tentang deskripsi lokasi penelitian, identitas informan, deskripsi hasil penelitian, serta analisis dan pembahasan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB V Simpulan dan Rekomendasi terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(22)

45

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode penelitian deskriptif. Hal tersebut ditentukan agar peneliti dapat berupaya dalam memperoleh informasi secara luas dan mengetahui permasalahan lebih mendalam dengan mendeskripsikan hasil temuan lapangan terkait pelaksanaan hingga pada hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis information technology (IT). Adapun penjelasan selanjutnya secara rinci mengenai metode penelitian dan pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian deskriptif. Dalam metode ini peneliti berusaha untuk meneliti beberapa hal yang terkait dengan rumusan masalah, khususnya pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) berbasis Information Technology (IT) untuk meningkatkan minat baca masyarakatnya.

Menurut Sedarmayanti & Syarifudin (2002, hlm. 33) dikemukakan bahwa penelitian/metode deskriptif adalah metode dalam pencarian fakta status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang tepat. Selaras dengan pendapat Sedarmayanti & Syarifudin, pengertian metode deskriptif menurut Nazir, M. (1998, hlm. 54) adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian ini memiliki tujuan dalam mendeskripsikan, memperoleh gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta


(23)

46

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative

survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status)

fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Oleh karena itu, metode deskriptif juga dinamakan studi status (status study). Adapun pengertian penelitian deskriptif menurut Arifin, Z. (2012, hlm. 41) yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan (to describe), menjelaskan, dan menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena sebagaimana adanya maupun analisis hubungan antara berbagai variabel dalam suatu fenomena. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk (a) menjelaskan suatu fenomena, (b) mengumpulkan informasi yang bersifat aktual dan faktual berdasarkan fenomena yan gada, (c) mengidentifikasi maslaah-maslaah atau melakukan justifikasi kondisi-kondisi dan praktik-praktik yang sedang berlangsung, (d) membuat perbandingan dan evaluasi, dan (e) mendeterminasi apa yang dikerjakan orang lain apabila memiliki masalah atau siatuasi yang sama dan memperoleh keuntungan dari pengalaman mereka untuk membuat rencana dan keputusan di masa yang akan datang.

Metode deskriptif dapat diteliti dengan menggunakan masalah normative bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang diperlukan dalam penelitian deskriptif adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan sistem pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) berbasis Information Technology (IT).

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena analisis data diuraikan secara verbal yang menggambarkan perencanaan, pelaksanaan dan hasil


(24)

47

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

dari program Perpuseru dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarajat (TBM) berbasis Information Technology. Menurut Arifin, Z. (2012, hlm. 29) pendekatan kualitatif adalah penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif. Proses penelitian yang dimaksud antara lain melakukan pengamatan terhadap orang dalam kehidupannya sehari-hari. Berinteraksi dengan mereka dan berupaya memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk itu, peneliti harus terjun ke lapangan dengan waktu yang cukup lama.

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks melalui pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan pendekatan kualitatif adalah berupa pendapat, tanggapan, informasi dan konsep-konsep, serta keterangan dalam mengungkapkan masalah. Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih ditonjolkan dalam penelitian ini, disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri alamiahnya.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Arifin, Z. (2012, hlm. 166) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak akan mulai dengan menghitung proporsi sampelnya, sehingga dipandang telah representatif. Pada penelitian kualitatif, sampel merupakan sumber yang betul-betul dapat memberikan informasi dan dipilih secara purposive, yaitu sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia atau situasi yang diobervasi.

Dilanjut dengan purposive sampling dalam Arifin, Z. (2012, hlm. 167) bahwa ukuran sampel yang diperlukan sangat bergantung pada sumber, waktu yang tersedia, dan tujuan penelitian. Ukuran sampel purposive sering digunakan dalam berdasarkan kejenuhan teoritis dalam pengumpulan data ketika data baru tidak lagi memberikan informasi tambahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.


(25)

48

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

Informan dalam penelitian ini adalah pengelola TBM, beberapa masyarakat yang terlibat sebagai peserta kegiatan, dan fasilitator/pihak Perpuseru. Peneliti menentukan informan secara tidak acak, namun berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kriteria yang dapat dijadikan sebagai informan menurut peneliti adalah sebagai berikut:

1. Pengelola yang terlibat dan aktif dalam setiap penyelenggaraan kegiatan. 2. Peserta yang aktif dalam mengikuti program perpuseru.

3. Subjek penelitian yang memiliki keleluasaan waktu, agar dapat memperoleh informasi secara mendalam.

4. Bersedia untuk menjadi informan.

Lokasi penelitian dilakukan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sukamulya Cerdas yang beralamat di Jalan Cirengot II No. 14 Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cinambo Kota Bandung. Peneliti memilih lokasi penelitian ditempat ini karena TBM Sukamulya Cerdas merupakan salah satu tempat yang dipercaya oleh CSR Coca Cola Foundation untuk menjalankan program Perpuseru sebagai perwakilan Kota Bandung.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahapan yang terpenting dalam melaksanakan proses penelitian. Seorang peneliti akan sulit memperoleh informasi yang memenuhi standar data yang ditetapkan, tanpa mengetahui teknik pengumpulan datanya terlebih dahulu.

Hal ini Sugiyono (2012, hlm. 225) dapat dilakukan dengan melalui berbagai

setting, sumber, ataupun dari berbagai cara. Apabila dilihat dari segi setting, data

dapat diperoleh pada setting alamiah (natural setting). Selanjutnya jika dilihat dari sumber data, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan pengumpulan data dari segi cara atau teknik, dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan),

interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan


(26)

49

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian ini yaitu menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, serta triangulasi. Secara keseluruhan, penggunaan teknik tersebut bertujuan untuk saling melengkapi dan agar dapat memperoleh data yang akurat.

1. Observasi

Arikunto, S. (2013, hlm. 199) mengatakan bahwa ‘mengobservasi dapat

dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.’

Berdasarkan pengertian tersebut, sudah jelas bahwa peneliti dapat mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan. Penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara. Sutrisno Hadi (1986) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 145) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Apabila dilihat dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan

non participant observation, selanjutnya dari segi intrumentasi yang digunakan,

maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

Pendapat lain yang berkaitan dengan macam-macam observasi, dikemukakan oleh Sanafiah Faisal (1990) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 226) yaitu observasi diklasifikasikan menjadi observasi berpartisipasi (participant

observation), observasi secara terang-terangan dan tersamar (overt observation and covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation).

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah diapaparkan diatas, peneliti memilih untuk menggunakan teknik pengumpulan data dengan jenis observasi partisipatif dan observasi terus terang atau tersamar. Observasi partisipatif yaitu


(27)

50

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

digunakan sebagai sumber data penelitian’ (Sugiyono, 2012, hlm. 145).

Pengertian tersebut sependapat dengan yang telah dikemukakan oleh Arifin, Z. (2012, hlm. 170) bahwa observasi informan adalah suatu kegiatan observasi di mana observer (orang yang melakukan observasi) terlibat atau berperan serta dalam lingkungan kehidupan orang-orang yang diamati. Observasi terus terang atau tersamar juga digunakan oleh peneliti dalam melakukan pengumpulan data dengan menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan sebuah penelitian. Namun pada kondisi tertentu, peneliti tidak terus terang kepada sumber data agar menghindari pencarian informasi yang sifatnya rahasia. Sehingga dalam melaksanakan proses pengumpulan data ini, peneliti ikut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas agar informasi yang diperoleh dapat lebih lengkap, terpercaya dan mampu memperoleh gambaran mengenai kondisi real yang terdapat di lokasi penelitian.

2. Wawancara (Interview)

Benney & Hugges (1956: 142) yang dikutip (dalam Sedarmayanti & Syarifudin, 2002, hlm. 80) mengatakan bahwa wawancara termasuk bagian terpenting dalam sosiologi karena wawancara merupakan studi tentang interaksi antar manusia, sehingga wawancara dapat merupakan alat sekaligus obyek yang mampu mensosialisasikan kedua belah pihak yang mempunyai status yang sama. Sedangkan Sugiyono (2012, hlm. 137), mengungkapkan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Sutrisno Hadi (1986) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 138) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode

interview dan kuesioner angket adalah sebagai berikut.

a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti benar dan dapat dipercaya.


(28)

51

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Esterberg (2002) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 233) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur.

a. Wawancara terstruktur, digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang apa yang akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatanya.

b. Wawancara semistruktur, termasuk dalam kategori in-dept interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuannya untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. c. Wawancara tak berstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Jadi dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang informan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas , dimana hal itu tidak bisa ditemukan melalui observasi.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan peritiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini dapat berupa tulisan, gambar, ataupun karya-karya monumental yang dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Bogdan (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 240) mengenai dokumen menyatakan

In most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which

describes his or own actoin, experience and belief’.

Bogdan juga menambahkan pendapatnya ‘publish autobiographies provide

a readiley available source of data for the discerning qualitative research’. Hasil


(29)

52

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

tulis akademik dan seni yang telah ada. Namun perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas tinggi.

Penggunaan studi dokumentasi ini sangat dibutuhkan oleh peneliti sebagai bukti dari hasil pengumpulan data yang telah diperoleh. Pada penelitian ini, dokumentasi berupa data-data kelembagaan, rekaman video, serta foto-foto kegiatan yang dilaksanakan oleh Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas.

4. Triangulasi

Sugiyono (2012, hlm. 214) mengartikan triangulasi sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam hal triangulasi pula, Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa “the aim is not to determine the truth about some social phenomenon , rather the purpose of triangulation is to increase

one’s understanding of what ever is being investigated”. Tujuan dari triangulasi

bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi partisipatif, wawancara secara mendalam dan studi dokumentasi dengan sumber data yang sama sehingga akan meningkatkan kekuatan data yang diperoleh.

D. Langkah-langkah Penelitian Kualitatif

Menurut Denzin dan Lincoln (1994) dalam Arifin, Z. (2012, hlm. 160) bahwa proses penelitian kualitatif selalu dilakukan lima langkah pokok, yaitu: 1) peneliti dan apa yang diteliti sebagai subjek multikultural, 2) paradigma teoritis dan interpretatif, 3) strategi penelitian, 4) teknik pengumpulan data dan analisis data, 5) penafsiran dan pemaparan hasil penelitian. Menurut Arifin, Z. (2012, hlm. 160) langkah-langkah penelitian kualitatif yang digunakan sesuai dengan pengalamannya adalah sebagai berikut.

1. Identifikasi masalah. Pada langkah awal ini seorang peneliti perlu melakukan identifikasi masalah terlebih dahulu dengn mengungkapkan semua permasalahan yang terkait dengan bidang yang akan ditelitinya.

2. Menetapkan fokus penelitian. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat membatasi bidang kajian dan bidang temuan. Sehingga, peneliti mampu


(30)

53

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

menentukan dan menetapkan jenis data yang diperlukan, lokasi penelitiannya, serta partisipan yang akan dipilih.

3. Menyusun desain penelitian. Desain ini sebagai pedoman bagi peneliti dalam melakukan prasurvei di lapangan. Kerangka umum yang berisi pokok-pokok penelitian disebut sebagai desain penelitian, yang didalamnya terdapat identifikasi masalah, fokus masalah, metode penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis sata dan langkah-langkah penelitian.

4. Melakukan prasurvei ke lapangan. Prasurvei merupakan orientasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti untuk mempelajari dan memahami perilaku orang dalam konteks lingkungannya.

5. Mengumpulkan data. Pada tahap ini, peneliti dapat mengumpulkan data yang sifatnya administratif dengan teknik pengumpulan data seperti, observasi pasrtisipan, wawancara mendalam dan studi dokumentasi.

6. Analisis data. Dalam analisis data diperlukan judgment dari peneliti. Untuk itu harus dihindari unsur-unsur bias dan subjektivitas penelitian dengan cara melakukan kaji ulang, bertanya kepada orang lain, mencari data yang sejenis. 7. Membangun teori. Hasil temuan penelitian kualitatif digunakan untuk

membangun grounded theory, yaitu teori yang timbul berdasarkan data di lapangan dan bukan dari beberapa hipotesis, sehingga teori yang dibangun merupakan teori substantif.

8. Menyusun laporan. Pada langkah terakhir, diperlukan adanya bentuk laporan pertanggungjawaban yang dibuat peneliti setelah melakukan kegiatan pengumpulan data.

E. Analisis Data

Data-data yang telah terkumpul, kemudian dilanjutkan kedalam tahapan pengolahan data. Data yang diperoleh melalui penelitian kualitatif dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, dilakukan secara terus menerus hingga datanya jenuh. Pada penelitian kualitatif, pendekatan yang dilakukan dengan memusatkan perhatian pada prinsip umum yang mendasari perwujudan dan satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia atau pola yang ada. Parsudi (1994, hlm. 6) (dalam Sedarmayanti & Syarifudin, 2002, hlm. 165) menjelaskan


(31)

54

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

analisis yang dilakukan adalah gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh pola yang berlaku, dan pola tersebut dianalisis dengan teori yang obyektif.

Sugiyono (2012, hlm. 245) analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yan terkumpul. Bila berdasarkan data yang terkumpul secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

Nasution (1988) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 245) menyatakan ‘Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke

lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.’ Analisis data

menjadi pegangan bagi peneliti selanjutnya hingga teori grounded. Berdasarkan pendapat tersebut, analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat sebelum ke lapangan, saat berada di lapangan, dan sesudah di lapangan. Namun Sugiyono (2012, hlm. 245) mengatakan dalam penelitian kualititatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Pada penelitian kualitatif, peneliti sudah menganalisis data terlebih dahulu sebelum memasuki lapangan. Fokus penelitian ditentukan dari sebuah analisis yang dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder. Fokus penelitian ini sifatnya belum permanen/masih sementara, namun dapat terus berkembang pada saat peneliti berada dilapangan dan melakukan analisis secara mendalam.

2. Analisis Selama di Lapangan

Pengumpulan data yang dilakukan di lapangan dan sedang berlangsung dengan menggunakan teknik wawancara, peneliti sudah mampu menganalisis jawaban dari seorang informan. Apabila hasil analisis belum dapat memuaskan, maka peneliti akan terus melanjutkan kegiatan wawancara hingga pada tahap tertentu dan diperoleh data yang dianggap kredibel.


(32)

55

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

Milles and Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, diantaranya adalah data reduction,

data display, dan conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction

Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan daya selanjutnya dan dapat mencarinya bila diperlukan.

Proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi merupakan definisi dari data reduction. Dalam hal ini, peneliti dituntut untuk memiliki wawasan yang lebih luas dari wawasan yang dimiliki sebelumnya agar dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

b. Data Display

Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif, tentu sangat berbeda dengan penyajian data penelitian kuantitatif. Data display penelitian kualitatif, dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Miles and Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2012,

hlm. 249) menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative

research data in the past has been narratve text”. Inti dari pengertian tersebut

adalah penyajian data yang sering dilakukan pada penelitian kualitatif yaitu dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.

c. Conclusion drawing/verification

Pada tahap selanjutnya analisis data pada penelitian kualitatif menurut Miles and Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 252) yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan sifatnya masih sementara, apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat berarti kesimpulan harus dilakukan perubahan. Namun seblaiknya, apabila kesimpulan pada tahap awal dapat didukung oleh bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan tersebut kredibel.


(33)

56

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih kurang jelas, sehingga apabila sudah diteliti dapat menjadi jelas.

F. Definisi Operasional

Adanya definisi operasional disini adalah untuk memberikan batasan pengertian yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan suatu kegiatan penelitian. Oleh karena itu, peneliti memberikan definisi operasional yang disesuaikan dengan teori-teori terkait penelitian ini.

1. Minat Baca

Minat baca menurut Rahim, F. (2008, hlm. 28) ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri atau dorongan dari luar.

Definisi minat baca menurut peneliti yaitu keinginan seseorang untuk mengunjungi dan mau membaca. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati upaya pengelola TBM dalam meningkatkan minat baca masyarakat sekitarnya.

2. Pengelolaan

Sudjana, D. (2010, hlm. 17) berpendapat bahwa pengelolaan atau

manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu

kegiatan yang baik, bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi.

Peneliti medefinisikan pengelolaan sebagai penyelenggaraan dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Tahap pengelolaan yang peneliti lakukan, di fokuskan pada salah satu fungsinya saja yaitu pada fungsi pelaksanaan. Berdasarkan pendapat Sudjana, D., peneliti mengkelompokkan pengorganisasian, pergerakkan, serta pembinaan kedalam indikator fungsi pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan suatu kegiatan yang sedang berlangsung dan menjalankan fungsi perencanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya.


(34)

57

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

3. Taman Bacaan Masyarakat

Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006, hlm. 9) TBM adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM.

Definisi Taman Bacaan Masyarakat bagi peneliti adalah suatu tempat yang didirikan oleh kesadaran masyarakat yang didalamnya terdapat buku-buku bacaan dan kegiatan lainnya yang dapat membangun minat baca disekitarnya.

4. Information Technology (IT)

Menurut Information Technology Assosiation of America (ITTA) (dalam Sutarman, 2009, hlm. 13) teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer. TI memanfaatkan elektronik dan perangkat lunak komputer untuk mengubah, menyimpan, melindungi, memproses, mentransmisikan dan memperoleh informasi secara aman.

Teknologi informasi yang didefinisikan menurut peneliti adalah perangkat keras maupun perangkat lunak yang dapat membantu seseorang dalam menjalankan tugasnya secara cepat. Penggunaan teknologi informasi dalam penelitian ini, bukan hanya sebatas wujud dari seperangkat komputer saja melainkan fungsi dari information technology dalam memudahkan administrasi TBM, berbagi informasi dengan orang lain, dan membantu masyarakat untuk mengembangkan usahanya melalui internet.


(35)

101

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian dalam skripsi ini, maka peneliti akan memaparkan simpulan dengan menjawab dari rumusan masalah yang sudah ditetapkan sebelumnya.

1. Minat Baca Masyarakat di TBM Sukamulya Cerdas

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa sebagian besar peserta jarang mengunjungi TBM Sukamulya Cerdas. Minat baca pada masyarakat di TBM Sukamulya Cerdas cenderung lebih kuat pengaruhnya dari faktor eksternal, seperti adanya ajakan, bujukan, serta dorongan dari orang lain agar mau mengunjungi TBM. Sedangkan, keinginan yang muncul dari dalam dirinya sendiri masih rendah. Kebutuhan masyarakat juga masih belum sepenuhnya terpenuhi karena terbatasnya jenis koleksi bahan bacaan yang tersedia di TBM. Maupun keinginan dan kebutuhan belum dapat terpenuhi semuanya, masyarakat mengakui bahwa mereka merasa senang dan puas berada di TBM.

Harapan dan daya tarik masyarakat untuk membaca, ternyata tidak semua individu dapat menemukan inovasi dari hasil bahan bacaannya. Inovasi muncul ketika ada keinginan yang kuat dalam dirinya sendiri untuk mencapai suatu tujuan dan hal itu tergantung dari tujuan seseorang dalam membaca.

Pengelola memberikan pelayanan dan kenyamanan bagi para pengunjung dengan menciptakan suasana TBM seperti berada dirumah. Pengunjung bebas memilih dan mengambil bahan bacaan yang diinginkannya. Tempat untuk membaca pun sudah disediakan dengan adanya meja maupun kursi baca, serta karpet dan bantal untuk yang ingin membaca sambil lesehan. Pengelola/relawan juga selalu menerapkan sikap senyum dan sapa bagi pengunjung yang datang ke TBM Sukamulya Cerdas.

Sarana prasarana yang tersedia di TBM sebenarnya sudah baik, tetapi ada beberapa keluhan dari masyarakat tentang koleksi bahan bacaan yang masih banyak menyimpan edisi lama. Namun hal ini merupakan hal yang wajar terjadi pada TBM manapun karena syarat utama pendirian TBM adalah tersedianya buku-buku, tidak ada kewajiban dalam menyediakan bahan bacaan dengan edisi


(36)

102

Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

terbaru. Adapun ruangan yang terbatas dan berdampingan dengan PAUD menjadikan masyarakat merasa terganggu karena keramaiannya. Selain itu, lokasi TBM ini berada diwilayah padat penduduk sehingga mengurangi kenyamanan bagi pengunjung yang ingin membaca karena pintu TBM Sukamulya Cerdas menghadap ke jalan yang sering digunakan untuk perlintasan kendaraan roda dua.

2. Pelaksanaan Program Perpuseru untuk Meningkatkan Minat Baca Masyarakat dalam Pengelolaan TBM Berbasis Information Technology

Pada pelaksanaan program Perpuseru di TBM Sukamulya Cerdas dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahapan pengorganisasian, penggerakkan, dan pembinaan. Pada kegiatan program Perpuseru yang dilaksanakan disini, panitia kegiatan adalah pengelola dan relawan TBM Sukamulya Cerdas. Didalam tahap pengorganisasian, tujuan kegiatan sudah dianggap jelas bagi pengelola maupun relawannya. Tugas dan wewenang yang sudah ditetapkan dapat dikerjakan dengan baik, maupun terkadang ada beberapa orang yang berhalangan hadir dan tidak dapat menjalankan tugasnya karena alasan tertentu, sehingga pengelola dan relawan lainnya yang menangani secara bersama-sama.

Kemudian didalam tahap penggerakkan, keinginan dan kebutuhan para peserta dapat dipenuhi karena pada setiap kegiatannya, pengelola selalu melakukan identifikasi terlebih dahulu. Adanya partisipasi yang ditunjukkan para peserta saat kegiatan berlangsung, seperti sikap antusias yang tinggi dalam mengikuti kegiatan, serta keaktifan para peserta dalam melakukan tanya jawab ataupun memberi tanggapan tentang materi yang diberikan. Partisipasi peserta itu didukung dengan adanya pemberian motivasi dari pengelola maupun fasilitator untuk membangkitkan semangat dan memberikan stimulus kepada para peserta agar tidak mudah putus asa dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. Selain peserta yang diberikan motivasi, pengelola pun diberikan motivasi oleh fasilitator Perpuseru dengan memberikan reward bagi TBM yang dapat menjalankan program dengan baik.

Selanjutnya pada tahap pembinaan, dilakukan melalui kegiatan pengawasan, supervisi, monitoring, serta pelaporan. Pada program ini, fasilitator melakukan pengawasan kepada pengelolanya. Hal-hal yang biasanya diawasi oleh fasilitator Perpuseru yaitu terkait manajemen program, laporan perkegiatan, keberlanjutan


(1)

103

TBM, laporan keuangan, dan indikator keberhasilan program. Selain itu, dilakukan juga kegiatan supervisi dalam bentuk pelatihan strategi pengembangan Taman Bacaan Masyarakat. Adapun kegiatan monitoring yang dilakukan setiap saat oleh fasilitator terhadap pengelolanya, namun tidak ada jadwal tertentu untuk melakukan monitoring. Disamping itu, pengelola selalu memberikan laporan hasil kegiatannya dalam bentuk laporan tertulis dan paling lambat diberikan dalam waktu dua hari setelah pelaksanaan kegiatan berlangsung yang formatnya sudah ditentukan oleh PIC (Personal Info Contact).

3. Hasil Kegiatan Setelah Diadakan Program Perpuseru untuk

Meningkatkan Minat Baca Masyarakat dalam Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Berbasis Information Technology

Pada bagian ini, peneliti melihat hasil kegiatan program Perpuseru dari ranah kognitif dan afektif. Didalam ranah kognitif, pengetahuan peserta tentang penggunaan teknologi informasi sudah dapat bertambah. Mereka juga sudah mampu memahami keuntungan dan dampak dari penggunaan internet. Selain itu, hasil kegiatan yang diperoleh peserta telah diterapkan pada kehidupan sehari-hari maupun pada lingkungan sekitarnya dengan membagikan ilmunya melalui kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing peserta. Salah satunya, seperti kegiatan desain grafis yang memerlukan ide-ide kreatif dan inovatif dalam mengerjakannya, sehingga dapat memanfaatkan bahan bacaan yang tersedia di TBM sebagai referensi.

Kemudian didalam ranah afektif, peserta sudah dapat menerima materi dengan baik. Sebagian besar peserta dapat konsisten untuk mengikuti masing-masing kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan. Adapun aturan yang dibuat selama kegiatan dapat diikuti oleh peserta maupun pengelolanya. Hasil kegiatan selanjutnya dilihat dari indikator tanggapan, bahwa secara keseluruhan kegiatan ini ditanggapi secara positif bagi peserta kegiatan. Seperti timbulnya perasaan senang dan memperoleh banyak manfaat bagi dirinya sendiri dari terselenggaranya kegiatan-kegiatan ini. Manfaat yang mereka rasakan tidak hanya dari pemahaman tentang teknologi informasi saja, melainkan terjadi perubahan pada dirinya, seperti kebiasaan membaca minimal sepuluh menit sebelum menggunakan layanan komputer. Sehingga, dengan adanya program Perpuseru ini


(2)

Bunga Nisa Mentari, 2015

dapat meningkatkan jumlah pengunjung TBM Sukamulya Cerdas dari tahun sebelumnya.

B. Rekomendasi

Adapun rekomendasi peneliti yang ditujukkan untuk beberapa pihak, diantaranya sebagai berikut.

1. Pengelola TBM Sukamulya Cerdas

Rekomendasi untuk pengelola TBM Sukamulya Cerdas, sebaiknya lebih ditingkatkan lagi sosialilasi tentang keberadaan TBM dan manfaatnya agar masyarakat tidak ragu untuk mengujungi TBM ini. Diperlukan juga pelibatan masyarakat setempat dalam mengelola TBM, agar tidak hanya TBM ini saja yang dapat maju, melainkan masyarakat sekitar TBM pun dapat ikut maju dalam hal perekonomian maupun wawasannya pada bidang teknologi informasi. Selain itu, sebaiknya koleksi bahan bacaan yang tersedia di TBM dapat disesuaikan dengan berbagai kegiatan yang akan diselenggarakan, agar terdapat korelasi antara kebutuhan menggunakan layanan IT dengan kewajiban dalam menerapkan kegiatan ‘gemes’.

2. Peserta Kegiatan Program Perpuseru

Peneliti juga memiliki beberapa rekomendasi untuk peserta, yaitu hendaknya dapat terus berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan TBM Sukamulya Cerdas. Dengan tersedianya layanan komputer dan internet ini, sebaiknya masyarakat dapat lebih aktif dan mampu memanfaatkan layanan tersebut dengan sebaik mungkin, serta tidak meninggalkan budaya baca yang sudah ditetapkan oleh pengelola melalui ‘gemes’ (gerakan membaca buku minimal sepuluh menit) pada setiap kegiatan. Untuk peserta yang belum menerapkan ilmunya ke orang lain, sebaiknya manfaatkan ilmu tersebut pada diri sendiri dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Sedangkan untuk peserta yang sudah menerapkan ilmunya ke orang lain, sebaiknya dapat terus dikembangkan demi terciptanya bangsa yang maju.

3. Fasilitator Perpuseru

Rekomendasi yang diberikan untuk fasilitator Perpuseru, sebaiknya kerjasama yang dilakukan dengan TBM Sukamulya Cerdas dapat terus berjalan


(3)

105

dengan baik dan diharapkan selalu ada tindak lanjut dari setiap kegiatannya. Selain itu, fasilitator sebaiknya tetap konsisten dengan tanggung jawabnya untuk melakukan pembinaan-pembinaan yang dapat dilakukan secara rutin terhadap pengelola apabila ada program lainnya yang akan diselenggarakan.

4. Peneliti Selanjutnya

Peneliti merekomendasikan bagi peneliti selanjutnya, agar penelitian mengenai minat baca masyarakat melalui program Perpuseru dalam TBM berbasis information technology ini tidak hanya dilakukan pada TBM Sukamulya Cerdas saja, melainkan pada TBM lain yang mengikuti dan menjalankan program Perpuseru.


(4)

106 Bunga Nisa Mentari, 2015

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM DAFTAR RUJUKAN

Sumber Buku:

Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan - Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan - Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa da Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

______. (2013). Prosedur Penelitian - Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmono. (2007). Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: Grasindo.

Djamarah, S. B (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hasibuan, M. S. P. (2001). Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Manulang, M. (1998). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Gahalia Indonesia.

Mariyana, dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

N.S, Sutarno. (2006). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.

______. (2008). Membina Perpustakaan Desa. Jakarta: Sagung Seto.

Nazir, M. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Balai Pustaka.

Purnomo. (1998). Pembinaan Minat Baca di Sekolah Umum. Jakarta: Balai Pustaka.

Rachman, A., dkk. (1983). Minat Baca Murid Siswa Sekolah Dasar di Jawa Timur. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Reitz. (2004). Dictionary for Library and Information Science. USA: Library Unlimited.


(5)

107

Sedarmayanti & Syarifudin. (2002). Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, D. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

______. (2010). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suherlan., dkk. (2008). Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Bandung: Puri Pustaka.

Suherman. (2010). Bacalah! Menghidupkan Kembali Semangat Membaca Para Mahaguru Peradaban. Bandung: MQS Publishing.

Sulistyaningsih, E., dkk. (2014). Positive Deviance (Penyimpangan Positif)-Sebuah Pendekatan untuk Mengidentifikasi Strategi Sukses Pengembangan Perpustakaan. Jakarta Selatan: Coca-Cola Foundation Indonesia - Perpuseru Project.

Sutarman. (2012). Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Suyanto, M. (2005). Pengantar Teknologi Informasi Untuk Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.

Usman, H. (2008). Manajemen. Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara.

Wahidmurni., dkk. (2010). Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.

Winardi. (Penyunting). (1986). Asas-asas Manajemen. Bandung: PT. Alumni.

Peraturan Perundangan:

Direktorat Pendidikan Masyarakat. (2006). Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah.


(6)

Bunga Nisa Mentari, 2015

______. (2006). Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah.

Ditjen PAUDNI. (2013). Petunjuk Teknis Pengajuan, Penyaluran dan Pengelolaan Bantuan Taman Bacaan Ruang Publik. Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat.

______. (2015). Petunjuk Teknis Tata Cara Memperoleh Bantuan Sarana Taman Bacaan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat.

Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib Belajar.

Sumber Online dan Bentuk lain:

Anonim. (2006). Perpuseru. [Online]. Diakses dari http://www.coca-colafoundation-ind.org/ina/program/index.php?act=perpuseru. Pada tanggal 15 Januari 2015.

______. (2014). Minat Baca di Indonesia. [Online]. Diakses dari

https://ayomembaca2014.wordpress.com/2014/08/07/minat-baca-di-indonesia/. Pada tanggal 27 Februari 2015.

______. (2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia - Kamus Versi Online/Daring (dalam jaringan). [Online]. Diakses dari http://kbbi.web.id/. Pada tanggal 01 Juli 2015.

Mustika, I. (2010). Evaluasi Pendidikan. [Online]. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/IKA_MUSTIK A_SARI/EVALUASI_PENDIDIKAN/BAHAN_AJAR_(MINGGU_KE_3) _TAKSONOMI_BLOOM.pdf. Pada tanggal 02 September 2015.

Ratnasari, Y. (2011). Pengaruh Teman Sebaya terhadap Minat Baca Siswa Kelas V SD Negeri Bojongsari 1 Kabupaten Purbalingga. Skripsi. Yogyakarta: FIP.

Truna, A. (2014). Pemerataan Teknologi ala Perpuseru. [Online]. Diakses dari https://adesetiaditruna.wordpress.com/tag/perpuseru/. Pada tanggal 15 Januari 2015.

Yuliani, I. (2012). Hubungan Minat Baca Buku IPS dengan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SD Se Gugus 3 Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2011-2012. [Online]. Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/9286/2/bab%202%20-07108248421.pdf. Pada tanggal 27 Februari 2015.