STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK.

(1)

No. Daftar FPIPS: 2067/UN.40.2.2/DU 2014

STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS

PENDIDIKAN POLITIK

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan

oleh Rifa Anggyana

1000364

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Rifa Anggyana, 2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Penjelasan Istilah ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Organisasi Kemahasiswaan ... 9

1. Teori Organisasi dan Perilaku Organisasi ... 9

2. Organisasi Kemahasiswaan... 10

3. Tujuan dan Fungsi Organisasi Kemahasiswaan ... 12

4. Organisasi Kemahasiswaan Tingkat Universitas ... 14

5. Organisasi kemahasiswaan Tingkat Fakultas ... 16

6. Eksistensi Organisasi Kemahasiswaan ... 16

7. Kepemimpinan Organisasi Kemahasiswaan ... 17

8. Hambatan dan Upaya Organisasi Kemahasiswaan ... 22

B. Pendidikan Politik ... 23

1. Pengertian Pendidikan Politik ... 23


(3)

3. Bentuk-Bentuk dan Landasan Hukum Pendidikan Politik .. 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 27

B. Teknik Pengumpulan Data ... 28

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 30

D. Tahap-Tahap penelitian ... 32

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 34

F. Uji Validitas Data Penelitian ... 35

G. Jadwal Penelitian Skripsi ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Gambaran Umum UPI dan Organisasi Kemahasiswaan di UPI... 39

1. Profil UPI ... 39

2. Profil BEM REMA UPI ... 42

3. Profil Senat Mahasiswa FPIPS ... 44

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

1. Pengelolaan Manajemen Organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 47

2. Gaya Kepemimpinan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam rangka Pendidikan Politik ... 51

3. Aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 54

4. Relasi/hubungan dengan Mahasiswa dan Organisasi lain antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 56 5. Hambatan-hambatan yang dihadapi antara Badan


(4)

Rifa Anggyana, 2014

Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas

dalam Konteks Pendidikan Politik ... 58

6. Upaya yang dilakukan untuk Meningkatkan Eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 60

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

1. Perbedaan Pengelolaan Manajemen Organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 61

2. Perbedaan Gaya Kepemimpinan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 65

3. Perbedaan Aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 69

4. Perbedaan Relasi/hubungan dengan Mahasiswa dan Organisasi lain antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik... 73

5. Perbedaan Hambatan-hambatan yang dihadapi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 77

6. Perbedaan Upaya yang dilakukan untuk Meningkatkan Eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 81

C. Kerangka Hasil Penelitian ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87


(5)

B. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN


(6)

ABSTRACT

RIFA ANGGYANA (1000364) STUDI KOMPARATIF BADAN

EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK

This study was begun by the appearance of UPI students’ organization activity problem, such as: a) students’ apathies attitude upon students’ organization, b) the lack of students’ participation on the organization. The

problems are formulated as follows: a) What are the differences between Students Executive Board at University level and Faculty on its organization management in Politics education? b) What are the differences between Students Executive Board at University level and Faculty on its leadership style in politics education? c) What are the differences on activities between Students Executive Board at University level and Faculty on its leadership style in politics education? d) What are the differences on students and other organization relation between Students Executive Board at University level and Faculty on its leadership style in politics education? e) What are the differences on obstacles may be found between Students Executive Board at University level and Faculty on its leadership style in politics education? f) What are the differences on existence improvement endeavor between Students Executive Board at University level and Faculty on its leadership style in politics education?. This study adopted a grand theory on organization made by Bernard. The writer used comparative study to show as qualitative study. Within this method, the writer is enabled to differ between BEM (Students Executive Board) REMA UPI and FPIPS Students Senate. Data collecting technique was conducted by means observation, interview, literature study and document analysis. This study was conducted in UPI with BEM REMA

UPI’s main organizer, FPIPS Students Senate and UPI Students Guide as

participants in this study. Findings of this study are: a) Organization management is badly needed in an organization especially the one provided in UPI, b) Leadership style in UPI organization is open minded and democratic, c) Students Organization activities are based on perfect fit working program within its job description and function, d) Conducted relation within UPI Students’

Organization, for instance, with department’s Students Association (HIMA). e) The students’ organization obstacle is the lack of time dividing between academic

and organization and the lack of politic education in the organization. f) The efforts are making certain activities which cover students aspiration and conducting coordination with UPI students organizations.


(7)

ABSTRAK

RIFA ANGGYANA (1000364) STUDI KOMPARATIF BADAN

EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan di UPI dalam hal kegiatan organisasi kemahasiswaan yaitu: a) Sikap apatis mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan. b) Kurangnya partisipasi mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah a) Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal pengelolaan manajemen organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam rangka Pendidikan Politik?. b) Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal gaya kepemimpinan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam rangka Pendidikan Politik?. c) Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam rangka Pendidikan Politik?. d) Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal tingkat relasi/hubungan dengan mahasiswa dan organisasi lain antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam rangka Pendidikan Politik?. e) Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal hambatan-hambatan yang dihadapi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam rangka Pendidikan Politik?. f) Perbedaan-perbedaan apa saja dalam hal upaya yang dilakukan untuk meningkatkan eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam rangka Pendidikan Politik?. Grand theory dalam penelitian ini yaitu tentang organisasi yang dikemukakan oleh Bernard. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi komparatif. Dengan menggunakan metode ini penulis dapat membandingkan antara BEM REMA UPI dan Senat Mahasiswa FPIPS. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi. Adapun lokasi penelitian di kampus UPI dan subjek penelitian yakni pengurus (inti) BEM REMA UPI dan Senat Mahasiswa FPIPS serta pembina kemahasiswaan di lingkungan UPI. Temuan dari penelitian ini adalah a) Pengelolaan manajemen organisasi sangatlah diperlukan dalam sebuah organisasi khususnya organisasi kemahasiswaan yang ada di lingkungan UPI. b) Gaya kepemimpinan yang dilakukan organisasi kemahasiswaan di lingkungan UPI yaitu terbuka, open minded dan demokratis. c) Aktifitas/kegiatan yang dilakukan organisasi kemahasiswaan yaitu dengan melaksanakan program kerja yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. d) Relasi/hubungan yang dilakukan yaitu dengan organisasi kemahasiswaan yang ada di UPI misalnya dengan Himpunan Mahasiswa (HIMA) Jurusan. e) Hambatan yang dihadapi organisasi kemahasiswaan yaitu kurangnya membagi waktu antara akdemik dan organisasi serta kurangnya pendidikan politik dalam organisasi


(8)

kemahasiswaan yang ada di UPI. f) Upaya yang harus dilakukan yaitu dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa menampung aspirasi mahsiswa serta dengan melakukan koordinasi dengan organisasi kemahasiswaan yang ada di UPI.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan butuh berinteraksi dengan yang lainnya, interaksi dapat dilakukan dengan aktif atau ikut berpartisipasi dalam sebuah organisasi.

Mahasiswa di berbagai belahan dunia telah mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. Mahasiswa merupakan calon pemimpin di masa yang akan datang di suatu negara. Mahasiswa juga dipandang sebagai agen perubahan (agent of change) yang sanggup menjadi sarana perubahan bagi suatu bangsa dan negara. Para mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) harus mengikuti perjuangan-perjuangan terdahulu Bung Karno dan Bung Hatta.

Saat ini, mahasiswa di berbagai perguruan tinggi mengalami permasalahan dalam hal kegiatan organisasi kemahasiswaan khususnya di kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Permasalahan tersebut yaitu a) Sikap apatis mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan. b) Kurangnya partisipasi mahasiswa terhadap Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas.

Sikap apatis dan kurangnya partisipasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia terhadap Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas merupakan yang melatar belakangi kurangnya peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Apapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas tidak akan berjalan dengan baik sesuai rencana apa yang dicita-citakan.

Partisipasi mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia masih rendah. Hal ini dapat


(10)

2

dilihat dari hasil Pemilihan Umum BEM REMA UPI. Berdasarkan hasil penelitian Saepudin (2011: 95) mengenai model pembelajaran demokrasi melalui pengembangan organisasi kemahasiswaan yang menyatakan bahwa:

Partisispasi mahasiswa dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden BEM REMA UPI masih kurang, hal tersebut nampak dari jumlah pemilih yang memberikan suaranya dalam pemilu. Dari 36.024 mahasiswa UPI yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) hanya 9.502 mahasiswa yang memberikan suara.

Dari hasil penelitian tersebut, bahwa partisipasi mahasiswa terhadap penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden BEM REMA UPI masih rendah.

Kemudian, berdasarkan hasil pra penelitian dengan menggunakan angket yang dilakukan oleh peneliti di kampus Universitas Pendidikan Indonesia dengan sampel secara acak 10 mahasiswa dari tiga Fakultas yaitu FIP, FPIPS dan FPOK.

Setelah melalui penyebaran angket terungkap bahwa peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas belum optimal dalam melaksanakan tugasnya sehingga tidak dapat mendongkrak eksistensi organisasi kemahasiswaan tersebut.

Hal ini dapat terlihat dari a) Kurangnya mahasiswa mencari informasi mengenai Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. b) Kurangnya mahasiswa mengamati perkembangan mengenai Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. c) Kurangnya mahasiswa ikut berpartisipasi/keikutsertaan dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan yang telah direncanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas.

Motivasi mahasiswa dalam hal organisasi kemahasiswaan sebagai pendidikan politik di kampus Universitas Pendidikan Indonesia masih kurang. Dari hasil penelitian Kosasih (2011: 98) mengemukakan bahwa:

Organisasi kemahasiswaan bukan sesuatu yang menarik bagi sebagian mahasiswa karena mereka menganggap bahwa organisasi


(11)

kemahasiswaan bukan merupakan kebutuhan bagi mahasiswa dewasa ini. Motivasi dalam berorganisasi khususnya organisasi kemahasiswaan semakin hari semakin menurun, penurunan minat mahasiswa dalam berorganisasi dewasa ini karena mahasiswa lebih memilih mengedepankan akademiknya saja sehingga melupakan keorganisasian mahasiswa. Padahal organisasi mahasiswa merupakan kendaraan dan jalan pembuka menuju masa depan serta sebagai jalan pendidikan politik bagi mahasiswa.

Dari hasil penelitian tersebut, bahwa organisasi kemahasiswaan semakin hari semakin menurun, hal ini disebabkan mahasiswa lebih mengedepankan akademik dan melupakan organisasi. Organisasi kemahasiswaan merupakan jalan menuju masa depan dan jalan pendidikan politik untuk mahasiswa.

Meskipun tidak semua mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia ikut dalam Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. Akan tetapi kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia ini akan menjadi pembelajaran dalam organisasi di kampus dalam rangka pendidikan politik.

Apabila masalah itu dibiarkan tanpa adanya suatu solusi, maka akan menimbulkan dampak yang akan menghambat dalam kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang direncanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas.

Oleh karena itu, pentingnya peranan pemimpin di dalam sebuah organisasi kemahasiswaan sangatlah diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dinginkan dari organisasi tersebut. Selain itu, perilaku organisasi sangat diperlukan untuk mendongkrak eksistensi Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas.

Untuk itu, meskipun banyak penelitian sebelumnya yang membahas tentang organisasi kemahasiswaan. Dengan demikian penelitian ini sangatlah berbeda dengan penelitian sebelumnya karena memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh yang lain dan belum ada yang meneliti mengenai


(12)

4

Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik.

Berangkat dari pemaparan diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti secara mendalam, yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul:

STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, penulis dapat mengidentifikasi masalah umum yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?

2. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini, maka masalah umum tersebut dijabarkan sebagai masalah khusus yang menjadi rumusan masalah penelitian ini, yaitu:

a. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal pengelolaan manajemen organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?

b. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal gaya kepemimpinan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?

c. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?


(13)

d. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal tingkat relasi/hubungan dengan mahasiswa dan organisasi lain antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?

e. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal hambatan-hambatan yang dihadapi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?

f. Perbedaan-perbedaan apa saja dalam hal upaya yang dilakukan untuk meningkatkan eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik.

2. Tujuan Khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini pula memiliki tujuan khusus yakni untuk:

a. Mengetahui perbedaan pengelolaan manajemen organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik

b. Mengetahui perbedaan gaya kepemimpinan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik

c. Mengetahui perbedaan aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik


(14)

6

d. Mengetahui perbedaan tingkat relasi/hubungan dengan mahasiswa dan organisasi lain antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik

e. Mengetahui perbedaan hambatan-hambatan yang dihadapi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik

f. Mengetahui perbedaan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan data mengenai Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat diperoleh kegunaan sebagai berikut:

1. Segi Teoritis

Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan sesuatu yang berguna dalam tataran teoritis bagi pelaksanaan penelitian dan pengembangan keilmuan tentang organisasi dalam konteks Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Segi Kebijakan

Secara kebijakan penelitian ini diharapkan dapat mengurangi permasalahan dalam hal Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik.

3. Segi Praktis


(15)

a. Diketahuinya perbedaan pengelolaan manajemen organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik

b. Diketahuinya perbedaan gaya kepemimpinan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik

c. Diketahuinya perbedaan aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik

d. Diketahuinya perbedaan tingkat relasi/hubungan dengan mahasiswa dan organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik

e. Diketahuinya perbedaan hambatan-hambatan yang dihadapi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik

f. Diketahuinya perbedaan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik

4. Segi Isu

Secara isu penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik.

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan istilah-istilah yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi pengertian dari setiap istilah tersebut sebagai berikut:


(16)

8

Sudarman (2004: 34) mengemukakan bahwa organisasi kemahasiswaan juga sebagai wadah pengembangan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa dipergurua tinggi yang meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu sendiri.

2. Pendidikan Politik

Alfian (1978: 235) mengemukakan bahwa pendidikan politik (dalam arti kata yang lebih ketat) dapat diartikan sebagai usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memehami dan menghayati betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi yang berisi rincian tentang urutan penulisan.

a. Bagian pertama berupa pendahuluan yang berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah dan sistematika penulisan. b. Bagian kedua berupa kajian pustaka yang berisi mengenai organisasi

kemahasiswaan dan pendidikan politik.

c. Bagian ketiga berupa metode penelitian yang berisi mengenai pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi dan subjek penelitian, tahap-tahap penelitian, teknik pengolahan dan analisis data, uji validitas data penelitian dan jadwal penelitian skripsi. d. Bagian keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan yang berisi


(17)

deskripsi hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kerangka hasil penelitian.

e. Bagian kelima berupa kesimpulan dan saran yang berisi mengenai kesimpulan dan saran.


(18)

1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sugiyono (2012: 15) mengemukakan bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Dari pengertian di atas, bahwa metode kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme dan dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong 2007: 4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Sedangkan Creswell (2010: 4) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang-oleh sejumlah individu atau sekelompok orang-dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.

Pemilihan pendekatan kualitatif karena sesuai dengan sifat dan masalah serta tujuan peneliti yang ingin diperoleh yakni berusaha untuk memperoleh gambaran yang nyata dan proses tentang peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas.


(19)

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi komparatif. Nazir (2013: 58) menjelaskan bahwa studi komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.

Studi komparatif untuk mengetahui perbandingan antara peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. Dengan demikian diharapkan peneliti dapat mencari informasi dan mendapatkan data tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Selain itu, peneliti juga berusaha untuk mendapatkan pandangan dari orang di luar sistem dari subjek penelitian atau dari pengamat untuk menjaga subjektifitas hasil penelitian.

B. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan peneliti lakukan adalah: 1. Observasi

Menurut Nasution (Sugiyono 2012: 310) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Metode observasi digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam rangka Pendidikan Politik. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah BEM REMA UPI dan Senat Mahasiswa FPIPS.

2. Wawancara


(20)

3

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakap itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Dari pernyataan tersebut, bahwa wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Dengan melakukan wawancara, yaitu untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran orang lain secara mendalam mengenai Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui:

a. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal pengelolaan manajemen organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?

b. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal gaya kepemimpinan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?

c. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?

d. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal tingkat relasi/hubungan dengan mahasiswa dan organisasi lain antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?

e. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal hambatan-hambatan yang dihadapi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?

f. Perbedaan-perbedaan apa saja dalam hal upaya yang dilakukan untuk meningkatkan eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?


(21)

3. Studi Literatur

Studi literatur yaitu mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Dengan demikian studi literatur digunakan untuk memperoleh data empiris yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti membaca dan mempelajari sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian seperti lokasi penelitian, keadaan penelitian, kegiatan penelitian dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, studi dokumentasi dilakukan untuk menelusuri dan menemukan informasi tentang peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dari berbagai dokumen yang tercatat agar data yang diperoleh lebih akurat. Dokumen yang ditelusuri bisa berupa buku, jurnal, catatan harian, foto-foto kegiatan yang berkaitan dengan penelitian.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.


(22)

5 2. Subjek Penelitian

Pengambilan subjek dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012: 300) bahwa:

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Dari pernyataan tersebut, bahwa purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan mempertimbangkan tertentu, misalnya orang yang paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan atau penguasa sehingga memudahkan peneliti dalam menjelajahi objek sosial yang diteliti.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pengurus (inti) BEM REMA UPI dan pengurus (inti) Senat Mahasiswa FPIPS yang duduk dalam kepengurusan antara lain satu orang ketua/wakil ketua dan dua orang pengurus dari BEM REMA UPI dan Senat Mahasiswa FPIPS. Selain itu, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan UPI, Kepala Divisi Pembinaan Organisasi Kemahasiswaan UPI, Manajer Kemahasiswaan FPIPS.

Adapun alasan peneliti menentukan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan UPI, Kepala Divisi Pembinaan Organisasi Kemahasiswaan UPI dan Manajer Kemahasiswaan FPIPS sebagai subjek penelitian karena BEM REMA UPI dilakukan pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan oleh Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan UPI dan Kepala Divisi Pembinaan Organisasi Kemahasiswaan dan Senat Mahasiswa FPIPS dilakukan pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan oleh Manajer


(23)

Kemahasiswaan FPIPS. Untuk lebih jelasnya dalam subjek penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian Jumlah

Pengurus (inti) BEM REMA UPI 3 orang Pengurus (inti) Senat Mahasiswa

FPIPS 3 orang

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan UPI

1 orang Direktur Direktorat Pembinaan

dan Kemahasiswaan UPI 1 orang

Kepala Divisi Pembinaan

Organisasi Kemahasiswaan UPI 1 orang Manajer Kemahasiswaan FPIPS 1 orang

Jumlah 10 orang

Sumber: Diolah oleh peneliti 2014

D. Tahap-Tahap Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan memilih masalah, menentukan judul dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk menyesuaikan keperluan dan kepentingan fokus penelitian yang akan diteliti. Lokasi yang dipilih adalah kampus Universitas Pendidikan Indonesia yang difokuskan ke BEM REMA UPI dan Senat Mahasiswa FPIPS.

Setelah judul dan masalah ditentukan maka peneliti mulai melakukan studi lapangan untuk mendapatkan gambaran umum yang nyata tentang subjek yang akan diteliti. Setelah peneliti mendapatkan gambaran umum mengenai subjek penelitian, maka tahap selanjutnya


(24)

7

adalah menyusun pedoman wawancara dan format observasi sebagai instrument untuk pengumpulan data yang diperlukan.

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis menempuh proses perizinan sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Ketua Jurusan PKn.

b. Setelah memperoleh surat izin dari Ketua Jurusan PKn kemudian diteruskan kepada Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan atas nama Dekan FPIPS untuk mendapatkan surat rekomendasi untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Selanjutnya peneliti menyerahkan surat izin dari UPI kepada Direktur Pembinaan dan Kemahasiswaan UPI.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah selesai tahap persiapan, maka peneliti langsung terjun ke lapangan untuk melaksanakan penelitian. Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut:

a. Menghubungi ketua, pengurus dan anggota BEM REMA UPI dan Senat Mahasiswa FPIPS untuk membuat janji mengadakan wawancara mengenai peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas.

b. Menghubungi Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan, Direktur Pembinaan dan Kemahasiswaan, Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FPIPS untuk membuat janji mengadakan wawancara mengenai peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas.

c. Melakukan wawancara dengan responden, kemudian hasil wawancara tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan lengkap.


(25)

d. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi kemudian dianalisis antara peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dengan didukung oleh studi dokumentasi dan studi literatur.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data ialah suatu langkah penting dalam penelitian karena dapat memeberi makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun, mengakategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.

Kemudian setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian, peneliti menuliskan kembali data-data yang terkumpul dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mendetail. Data yang diperoleh dari hasil wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung oleh hasil observasi, dokumentasi dan literatur.

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi, maka peneliti melakukan prosedur pengolahan dan analisis dari hasil pengumpulan data. Proses analisis data ini dimulai dengan menelaah, memeriksa seluruh data dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Apabila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan maka peneliti akan melajutkan pertanyaan lagi sampai tahap diperoleh data yang kredibel.

Miles and Huberman (Sugiyono (2012: 337), langkah-langkah analisis data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:


(26)

9

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (penyajian data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart dan sejenisnya. Miles and Humberman (Sugiyono 2012: 341) menyatakan

“the most frequent form of display data for qualitative research databin the past has been narrative tex”.

Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Penyajian data selanjutnya dilakukan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh.

3. Conclusion/verification

Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.


(27)

Pengujian validitas data dalam hasil penelitian ini menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, literatur dan dokumentasi. Sugiyono (2012: 372) mengemukakan bahwa triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Melalui triangulasi penulis dapat melakukan pengecekan temuan saat penelitian dengan membandingkan sumber, metode atau teori. Sebagaimana diungkapkan Sugiyono (2012: 372) terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Triangulasi dipandang penting dilakukan oleh peneliti karena dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data.

Dengan demikian data yang diperoleh melalui penggunaan teknik observasi dan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dibuat dalam bentuk catatan-catatan lapangan. Kemudian peneliti menunjukannya kepada informan. Peneliti meminta mereka membaca dan memeriksa kesesuain informasinya dengan apa yang telah dilakukan. Apabila ditemukan ada informasi yang tidak sesuai maka peneliti harus segera berusaha memodifikasinya apakah dengan cara menambah, mengurangi bahkan menghilangkannya sampai kebenarannya dapat dipercaya.

Untuk menguji validitas data penelitian menggunakan triangulasi sumber. Sugiyono (2012: 373) menjelaskan bahwa triangulasi sumber untuk menguji krebilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Apabila digambarkan sebagai berikut:

BEM REMA UPI

PEMBINA KEMAHASISWAAN

SENAT


(28)

11

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber

Sumber: Diolah oleh peneliti 2014

Sedangkan triangulasi teknik yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 373 yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Apabila digambarkan triangulasi teknik sebagai berikut:

Gambar 3.2 Triangulasi Teknik

Sumber: Data diolah oleh peneliti 2014 Studi

Dokumentasi

Studi Literatur Wawancara


(29)

(30)

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menggambarkan tentang Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perbedaan pengelolaan manajemen organisasi yang dilaksanakan BEM

REMA UPI yaitu dengan menempatkan orang sesuai dengan kapasitas dan keinginannya dalam konteks pendidikan politik. Sedangkan pengelolaan manajemen organisasi yang dilakukan Senat Mahasiswa FPIPS yaitu dengan menerapkan kegiatan a) Planning. b) Organizing. c) Leading. d) controlling melalui peranan yang harus dilakukan antar pribadi yang sangat membantu menjalankan roda organisasi dalam konteks pendidikan politik.

2. Perbedaan gaya kepemimpinan yang dilakukan BEM REMA UPI yaitu: a) Terbuka, b) Open minded. c) Taat terhadap konstitusi AD/ART REMA UPI, dimana semua organisasi kemahasiswaan di lingkungan UPI harus mentaati AD/ART tersebut dalam konteks pendidikan politik. Sedangkan gaya kepemimpinan yang dilakukan Senat Mahasiswa FPIPS yaitu demokratis. Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh dalam konteks pendidikan politik.

3. Perbedaan aktifitas/kegiatan yang dilakukan BEM REMA UPI yaitu dalam hal a) Budaya membaca. b) Budaya menulis. c) Budaya berdiskusi. d) Pelayanan. e) Pendidikan politik. Diskusi-diskusi yang mengangkat isu kebijakan nasional maupun internal kampus dalam konteks pendidikan politik. Sedangkan kegiatan/aktifitas yang dilakukan Senat Mahasiswa FPIPS misalnya menjalankan program kerja di bidang a) Keagamaan. b)


(32)

2

Pendidikan. c) Sosial dan minat bakat yang intinya menjalin suatu komunikasi dan koordinasi antar organisasi kemahasiswaan di lingkungan FPIPS dalam konteks pendidikan politik.

4. Perbedaan relasi/hubungan yang dilakukan BEM REMA UPI dengan mahasiswa dan organisasi lain yaitu dengan cara koordinasi dalam setiap agenda aksi, advokasi, kajian, iuran kemahasiswaan, kaderisasi, dan program kerja lainnya dalam konteks pendidikan politik. Sedangkan relasi/hubungan dengan mahasiswa dan organisasi lain yang dilakukan Senat Mahasiswa FPIPS yaitu koordinasi, terutama dengan para anggota yang tergabung dalam keanggotaan Senat Mahasiswa FPIPS dalam konteks pendidikan politik.

5. Perbedaan hambatan yang dihadapi BEM REMA UPI yaitu: a) Apatisme. b) Orientasi mahasiswa yang hanya mencukupi dirinya dengan agenda kuliah. c) Perbedaan pola pemikiran. Sedangkan hambatan yang dihadapi Senat Mahasiswa FPIPS yaitu: a) Masih ada himpunan yang belum bergabung dan menolak Senat Mahasiswa FPIPS. b) Kurangnya pendidikan politik sehingga kesadaran politik masih belum muncul di setiap anggota. c) Banyaknya kesibukan anggota di organisasi lain, baik himpunan maupun UKM. d) Belum adanya SOP yang jelas. d) Tidak adanya sanksi yang pasti. e) Kurangnya sosialisasi visi misi organisasi sehingga banyak anggota yang tidak tahu kemana harusnya bergerak. 6. Perbedaan upaya yang dilakukan BEM REMA UPI yaitu: a) Dengan cara

kontribusi aktif di aliansi organisasi kemahasiswaan tingkat nasional. b) Kunjungan tokoh dan pengembangan jaringan. c) Masifikasi kampanye di media sosial. d) Kemudian dengan mengadakan kegiatan yang membuka rekruitmen terbuka pada seluruh mahasiswa UPI sehingga dapat merasakan bagaimana beraktifitas pada skala tingkat universitas dalam konteks pendidikan politik. Sedangkan upaya yang dilakukan Senat Mahasiswa FPIPS yaitu: a) Dengan cara merancang dan membuat program kerja yang sangat terasa dan bermanfaat khususnya bagi mahasiswa FPIPS


(33)

dan umumnya bagi mahasiswa UPI. b) Mengadakan kegiatan-kegiatan seperti seminar, advokasi buat mahasiswa FPIPS. c) Saat mengadakan kegiatan tersebut harus mengambil peluang dan waktu yang tepat agar acara tersebut terlihat dan terasa oleh semua kalangan baik di fakultas, universitas dan luar kampus dalam konteks pendidikan politik.

B. Saran

Setelah mengkaji permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian, maka peneliti memiliki pemahaman dan penilaian. Adapun saran/rekomendasi yang dapat peneliti berikan diantaranya:

1. Untuk Lembaga UPI

a. Lembaga UPI harus mendukung dalam hal kegiatan organisasi kemahasiswaan dalam konteks pendidikan politik.

b. Lembaga UPI harus mendukung dan memfasilitasi kegiatan organisasi kemahasiswaan dalam konteks pendidikan politik.

c. Lembaga UPI harus mendukung dan menyediakan sekretariat yang representative untuk kegiatan kemahasiswaan dalam konteks pendidikan politik.

2. Untuk Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Harus memberikan contoh yang baik bagi mahasiswa agar dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Harus memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa organisasi kemahasiswaan sangatlah penting untuk berlatih menjadi pemimpin dalam konteks pendidikan politik.

c. Harus mendukung dan memotivasi mahasiswa agar mengikuti organisasi kemahasiswaan di lingkungan UPI dalam konteks pendidikan politik.


(34)

4

a. BEM REMA UPI harus mewadahi dan mengkoordinir minat, bakat dan potensi diri yang dimiliki oleh mahasiswa di lingkungan UPI dalam konteks pendidikan politik.

b. BEM REMA UPI harus melakukan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan budaya membaca, menulis dan berdiskusi di kalangan mahasiswa dalam konteks pendidikan politik.

c. BEM REMA UPI harus bisa merangkul dan mampu menampung aspirasi mahasiswa UPI dalam konteks pendidikan politik.

d. BEM REMA UPI harus bisa turun langsung ke lapangan melihat kondisi organisasi kemahasiswaan yang ada di lingkungan UPI dalam konteks pendidikan politik.

e. BEM REMA UPI harus menyediakan kotak saran dan masukan untuk kemajuan organisasi tersebut dalam konteks pendidikan politik.

4. Untuk Senat Mahasiswa FPIPS

a. Senat Mahasiswa FPIPS harus mewadahi dan mengkoordinir minat, bakat dan potensi diri yang dimiliki oleh mahasiswa di lingkungan FPIPS dalam konteks pendidikan politik.

b. Senat Mahasiswa FPIPS harus melakukan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan budaya membaca, menulis dan berdiskusi di kalangan mahasiswa dalam konteks pendidikan politik.

c. Senat Mahasiswa FPIPS harus bisa merangkul dan mampu menampung aspirasi mahasiswa FPIPS dalam konteks pendidikan politik.

d. Senat Mahasiswa FPIPS harus bisa turun langsung ke lapangan melihat kondisi organisasi kemahasiswaan yang ada di lingkungan FPIPS dalam konteks pendidikan politik.

e. Senat Mahasiswa FPIPS harus menyediakan kotak saran dan masukan untuk kemajuan organisasi tersebut dalam konteks pendidikan politik.


(35)

a. Mahasiswa UPI harus berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi kemahasiswaan baik tingkat universitas maupun fakultas dalam konteks pendidikan politik.

b. Mahasiswa UPI harus aktif di dalam kepengurusan organisasi kemahasiswaan baik tingkat universitas dan fakultas dalam konteks pendidikan politik.

c. Mahasiswa UPI harus mengikuti perkembangan yang terjadi di dalam organisasi kemahasiswaan dalam konteks pendidikan politik.

6. Untuk Peneliti Selanjutnya

Hendaknya senantiasa selalu mencari informasi sebanyak-banyaknya dan berusaha meningkatkan wawasan dan pengetahuan, terutama yang menyangkut organisasi kemahasiswaan di lingkungan UPI dalam Konteks Pendidikan Politik.


(36)

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alfian. (1978). Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Anoraga, Pandji. (1992). Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Creswell, John. W. (2010). Desearch Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kartaprawira, Rusadi. (2004). Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Kartono, Kartini. (2009). Pendidikan Politik Sebagai Bagian Dari Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Mandar Maju.

Kusumah, I. (2007). Risalah Pergerakan Mahasiswa. Bandung: Indydec Press. Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. (2006). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gajdah Mada University Press.

Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Nazsir, Nasrullah. (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Bandung: Widya Padjajaran

Prasetyantoko, A dan Wahyu Indrio dkk. (2001). Gerakan Mahasiswa dan Demokrasi di Indonesia. Bandung: P.T. Alumni.

Rivai, Veitzhal dan Mulyadi, Deddy. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Subkhi, Akhmad dan Jauhar, Mohammad. (2013) Pengantar Teori dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sudarman, Paryati. (2004). Belajar Efektif di Perguruan Tinggi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.


(38)

2

Sugiyono. (2012). Metoda Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Toha, Miftah. (2008). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Winardi. (2003). Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dokumen

AD/ART BEM REMA UPI AD/ART Senat Mahasiswa FPIPS

, (2013). Pedoman Kemahasiswaan, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

______. (2010). Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 8052 Tahun 2010, Universitas Pendidikan Indonesia.

______. (1998). Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan.

______. (1982). Inpres No. 12 Tahun 1982 Tentang Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda.

Makalah

Darmawan, C. (2010). Kiat Sukses Manajeman Organisasi Kemahasiswaan. Gema Bumi Siliwangi UPI.

Skripsi

Epin Saepudin. (2011). Model Pembelajaran Demokrasi Melalui Pengembangan Organisasi Kemahasiswaan. Skripsi Sarjana PKn pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Kosasih. (2011). Peranan Organisasi Kemahasiswaan Sebagai Laboratorium Pendidikan Politik Mahasiswa. Skripsi Sarjana PKn pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Internet


(1)

dan umumnya bagi mahasiswa UPI. b) Mengadakan kegiatan-kegiatan seperti seminar, advokasi buat mahasiswa FPIPS. c) Saat mengadakan kegiatan tersebut harus mengambil peluang dan waktu yang tepat agar acara tersebut terlihat dan terasa oleh semua kalangan baik di fakultas, universitas dan luar kampus dalam konteks pendidikan politik.

B. Saran

Setelah mengkaji permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian, maka peneliti memiliki pemahaman dan penilaian. Adapun saran/rekomendasi yang dapat peneliti berikan diantaranya:

1. Untuk Lembaga UPI

a. Lembaga UPI harus mendukung dalam hal kegiatan organisasi kemahasiswaan dalam konteks pendidikan politik.

b. Lembaga UPI harus mendukung dan memfasilitasi kegiatan organisasi kemahasiswaan dalam konteks pendidikan politik.

c. Lembaga UPI harus mendukung dan menyediakan sekretariat yang representative untuk kegiatan kemahasiswaan dalam konteks pendidikan politik.

2. Untuk Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Harus memberikan contoh yang baik bagi mahasiswa agar dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Harus memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa organisasi kemahasiswaan sangatlah penting untuk berlatih menjadi pemimpin dalam konteks pendidikan politik.

c. Harus mendukung dan memotivasi mahasiswa agar mengikuti organisasi kemahasiswaan di lingkungan UPI dalam konteks pendidikan politik.


(2)

a. BEM REMA UPI harus mewadahi dan mengkoordinir minat, bakat dan potensi diri yang dimiliki oleh mahasiswa di lingkungan UPI dalam konteks pendidikan politik.

b. BEM REMA UPI harus melakukan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan budaya membaca, menulis dan berdiskusi di kalangan mahasiswa dalam konteks pendidikan politik.

c. BEM REMA UPI harus bisa merangkul dan mampu menampung aspirasi mahasiswa UPI dalam konteks pendidikan politik.

d. BEM REMA UPI harus bisa turun langsung ke lapangan melihat kondisi organisasi kemahasiswaan yang ada di lingkungan UPI dalam konteks pendidikan politik.

e. BEM REMA UPI harus menyediakan kotak saran dan masukan untuk kemajuan organisasi tersebut dalam konteks pendidikan politik.

4. Untuk Senat Mahasiswa FPIPS

a. Senat Mahasiswa FPIPS harus mewadahi dan mengkoordinir minat, bakat dan potensi diri yang dimiliki oleh mahasiswa di lingkungan FPIPS dalam konteks pendidikan politik.

b. Senat Mahasiswa FPIPS harus melakukan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan budaya membaca, menulis dan berdiskusi di kalangan mahasiswa dalam konteks pendidikan politik.

c. Senat Mahasiswa FPIPS harus bisa merangkul dan mampu menampung aspirasi mahasiswa FPIPS dalam konteks pendidikan politik.

d. Senat Mahasiswa FPIPS harus bisa turun langsung ke lapangan melihat kondisi organisasi kemahasiswaan yang ada di lingkungan FPIPS dalam konteks pendidikan politik.

e. Senat Mahasiswa FPIPS harus menyediakan kotak saran dan masukan untuk kemajuan organisasi tersebut dalam konteks pendidikan politik.


(3)

a. Mahasiswa UPI harus berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi kemahasiswaan baik tingkat universitas maupun fakultas dalam konteks pendidikan politik.

b. Mahasiswa UPI harus aktif di dalam kepengurusan organisasi kemahasiswaan baik tingkat universitas dan fakultas dalam konteks pendidikan politik.

c. Mahasiswa UPI harus mengikuti perkembangan yang terjadi di dalam organisasi kemahasiswaan dalam konteks pendidikan politik.

6. Untuk Peneliti Selanjutnya

Hendaknya senantiasa selalu mencari informasi sebanyak-banyaknya dan berusaha meningkatkan wawasan dan pengetahuan, terutama yang menyangkut organisasi kemahasiswaan di lingkungan UPI dalam Konteks Pendidikan Politik.


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alfian. (1978). Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Anoraga, Pandji. (1992). Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Creswell, John. W. (2010). Desearch Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kartaprawira, Rusadi. (2004). Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Kartono, Kartini. (2009). Pendidikan Politik Sebagai Bagian Dari Pendidikan

Orang Dewasa. Bandung: Mandar Maju.

Kusumah, I. (2007). Risalah Pergerakan Mahasiswa. Bandung: Indydec Press. Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. (2006). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gajdah Mada University Press.

Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Nazsir, Nasrullah. (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Bandung: Widya Padjajaran

Prasetyantoko, A dan Wahyu Indrio dkk. (2001). Gerakan Mahasiswa dan

Demokrasi di Indonesia. Bandung: P.T. Alumni.

Rivai, Veitzhal dan Mulyadi, Deddy. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Subkhi, Akhmad dan Jauhar, Mohammad. (2013) Pengantar Teori dan Perilaku

Organisasi. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sudarman, Paryati. (2004). Belajar Efektif di Perguruan Tinggi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.


(6)

Sugiyono. (2012). Metoda Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Toha, Miftah. (2008). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Winardi. (2003). Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dokumen

AD/ART BEM REMA UPI AD/ART Senat Mahasiswa FPIPS

, (2013). Pedoman Kemahasiswaan, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

______. (2010). Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 8052

Tahun 2010, Universitas Pendidikan Indonesia.

______. (1998). Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan.

______. (1982). Inpres No. 12 Tahun 1982 Tentang Pendidikan Politik Bagi

Generasi Muda. Makalah

Darmawan, C. (2010). Kiat Sukses Manajeman Organisasi Kemahasiswaan. Gema Bumi Siliwangi UPI.

Skripsi

Epin Saepudin. (2011). Model Pembelajaran Demokrasi Melalui Pengembangan

Organisasi Kemahasiswaan. Skripsi Sarjana PKn pada FPIPS UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Kosasih. (2011). Peranan Organisasi Kemahasiswaan Sebagai Laboratorium

Pendidikan Politik Mahasiswa. Skripsi Sarjana PKn pada FPIPS UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Internet