PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LAGU JEPANG TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA DAN KATAKANA SISWA DI SMAN 1 CISARUA.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LAGU JEPANG TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA DAN KATAKANA DI

SMAN 1 CISARUA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Disusun oleh :

Chandra Raditya Halimawan

0902411

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pengaruh Penggunaan Media Lagu

Jepang Terhadap Kemampuan

Membaca Huruf Hiragana dan

Katakana di SMAN 1 Cisarua

Oleh

Chandra Raditya Halimawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Chandra Raditya Halimawan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Penggunaan Media Lagu Jepang Terhadap Kemampuan Membaca Huruf Hiragana Dan Katakana Siswa Di SMAN 1 Cisarua. Nama : Chandra Raditya Halimawan

NIM : 0902411

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Melia Dewi J, M.Pd, M.Hum Dra. Renariah, M. Hum NIP. 196105061987032001 NIP. 195804061985032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI

Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum NIP. 196011081986012001


(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LAGU JEPANG TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA DAN KATAKANA SISWA

DI SMAN 1 CISARUA

CHANDRA RADITYA HALIMAWAN 0902411

ABSTRAK

Di dalam keterampilan baca tulis bahasa Jepang, pembelajar pertama kali harus mempelajari huruf hiragana dan katakana terlebih dahulu. Tetapi kenyataannya, tidak sedikit pembelajar yang merasa kesulitan saat mempelajari hiragana dan katakana. Tapi, bagaimanapun juga bagi pembelajar bahasa Jepang bisa membaca huruf hiragana dan katakana merupakan faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, agar kemampuan membaca hiragana dan katakana siswa meningkat, diperlukan suatu media yang sesuai. Salah satunya dengan menggunakan media lagu.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan membaca hiragana dan katakana siswa sebelum dan setelah menggunakan media lagu Jepang. Selain itu untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan media lagu Jepang terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa. Dan yang terakhir, untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan media lagu Jepang .

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain eksperimen yaitu pretest and posttest design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X anggota nihon kurabu SMAN 1 Cisarua sebanyak 12 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, angket dan observasi.

Dari hasil analisis data, diketahui nilai hiragana sebesar 26.96 dan katakana sebesar 19.83. Nilai untuk db= 11adalah 3.11 untuk taraf signifikansi 1%. Dengan demikian, karena lebih besar dari , hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa setelah menggunakan media lagu jepang. Selain itu, Dari hasil analisis angket, diketahui pembelajar memberikan tanggapan yang positif terhadap penggunaan media lagu Jepang.


(5)

THE INFLUENCE OF THE USE OF JAPAN SONG MEDIA AGAINST READING ABILITY HIRAGANA AND KATAKANA LETTER STUDENT AT SMAN I CISARUA

CHANDRA RADITYA HALIMAWAN 0902411

ABSTRACT

In the read and write the language skills of Japan, learners must first learn the hiragana and katakana letter first. But in fact, there's little learners who feel difficulty when learning the hiragana and katakana. But, however for the Japan language learners can read hiragana and katakana letter is a very important factor. Therefore, in order for the hiragana and katakana reading ability of students increased, required an appropriate media. One of them is by using the medium of song.

The aim of this research is to find out lessons hiragana and tell by the use of the media song japan. In addition to know the effects of the use of the media song japan against ability to read the letter hiragana and tell the students. And the latter, to know responses students against the use of the media song japan.

This research using methods quasi of his experiments with a design experiment namely pretest and posttest design. A sample of this research is a member of a student of class x nihon kurabu sman 1 cisarua as many as 12 people. An instrument used in this research is the test, questionnaire and observation.

From the analysis of data; known value hiragana tcount of 26.96 and 'tcount say it as much as 19.83. The value of ' ttable to db = 11adalah 3.11 to standard significance 1 %. Thus, because ' tcount larger than ' ttable, it goes to show that there is significant influence of ability to read the letter hiragana and tell students after using media song japan. In addition, analysis of the results of the questionnaire, known learner give a positive response against the use of the media song japan.


(6)

チ 第 国立高等学校 学習者 ひ カタカ 読 能力 対す

日本 歌 メ 使用 影響

チ ン ワン

学生番号:0902411

要旨

日本語 読 書 技 能 い 学習者 最 初 ひ カタカ を

習得し け いこ 当然 あ し し 現実 ひ カタカ

を習得す 難しい 思わ い 学習者 少 く あ け

日本語 学習者 ひ カタカ 読 大事 要素

あ 学習者 ひ カタカ 読 能力を上 適当 メ

を使う必要 あ そ 一 日本 歌 メ あ

本研究 目的 日本 歌 メ を使用 す 前 使用 し 後 学

習者 ひ 読 能力を知 あ そ ひ

カタカ 読 能力 対し 日本 歌 メ 使用 影響を知

あ 最後 日本 歌 メ 対し 学習者 応を知 あ

本研究 方法 Kuasi Eksperimen 法 ン Pretest and Posttest

Design あ ン チ 第 国立高等学校 日本ク メン ー

一年生 人 あ ータ 集 ンケー 観察 行わ

ータ 分析 結果 ひ t得点 26.96 あ そ カ

タカ t得点 19.83 あ db 11 t表 1% 3.11 あ

t得点 t表 高い ひ カタカ 学習 結果 日本

歌 メ 使用 有意義 影響 あ いうこ 分 そ ン

ケー 分析 結果 学習者 日本 歌 メ 使用 対し

応を示す


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ...xii

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ...1

1.2.Identifikasi Masalah (Rumusan dan Batasan Masalah) ...3

1.2.1. Rumusan Masalah ...3

1.2.2. Batasan Masalah ...4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...5

1.3.1. Tujuan Penelitian ...5

1.3.2. Manfaat penelitian ...6

1.4. Definisi Operasional ...7

1.5.Anggapan Dasar ...7

1.6.Hipotesis penelitian... 8

1.7.Metode Penelitian ... 9

1.8.Populasi dan sampel penelitian ...10

1.8.1. Populasi penelitian ... 10

1.8.2. Sampel Penelitian ...10

1.9.Instrument penelitian ...11

1.9.1. Tes ... 11

1.9.2. Angket ...11

1.9.3. Observasi ...11

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1.Media 2.1.1. Pengertian Media ... 13

2.1.2. Jenis Mdeia ...14

2.1.3. Manfaat media ...18

2.1.4. Pemilihan Media .,...19

2.2. Huruf Kana ...20

2.2.1. Hiragana ...20

2.2.2. Katakana ...26


(8)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian ...31

3.2.Variabel Penelitian ...34

3.3.Tempat dan waktu penelitian ...35

3.4.Populasi dan sampel penelitian ... 35

3.4.1. Populasi penelitian ... 35

3.4.2. Sampel penelitian ... 36

3.5.Instrument penelitian ... 36

3.5.1. Tes, pretest, dan posttest ... 37

3.5.2. Angket ... 39

3.5.3. Observasi ... 41

3.6.Teknik pengumpulan data ... 43

3.7.Uji kelayakan instrument ... 47

3.7.1. Uji validitas ... 47

3.7.2. Uji reliabilitas ... 47

3.8.Teknik pengolahan data ... 47

3.9.Rancangan eksperimen ... 51

BAB IV ANALISIS DATA 4.1.Deskripsi data ... 59

4.2.Analisis data ... 62

4.2.1. Analisis data tes ...62

4.2.2. Analisis jawaban soal tes ... 70

4.2.2.1.Analisis jawaban soal pretest ...70

4.2.2.2.Analisis jawaban soal postest ... 76

4.2.3. Analisis angket ...81

4.3.Pembahasan ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 94

5.2.Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Media ... 14

Tabel 2.2 Daftar Huruf Hiragana ... 21

Tabel 2.3 Daftar Huruf Katakana ... 26

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Pretest ... 38

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Posttest ... 38

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket yang Diberikan pada Responden ... 40

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 45

Tabel 3.5 Penafsiran Data Angket ... 50

Tabel 4.1 Hasil Pretest Hiragana ... 58

Tabel 4.2 Hasil Pretest Katakana ... 59

Tabel 4.3 Nilai Posttest Hiragana ... 60

Tabel 4.4 Nilai Posttest Katakanan ... 60

Tabel 4.5 Perhitungan nilai mean pretest ( Mx ) dan posttest ( My ) hiragana... 62

Tabel 4.6 Mencari nilai mean pretest ( Mx ) dan posttest ( My) katakana... 62


(10)

Tabel 4.8 Perhitungan Nilai Gain Pretest Dan Posttest Katakana ... 64

Tabel 4.9 Perhitungan Nilai Kuadrat Deviasi Hiragana ... 65

Tabel 4.10 Perhitungan Nilai Kuadrat Deviasi Katakana ... 66

Tabel 4.11 Analisis Jawaban Soal Pretest Hiragana ... 69

Tabel 4.12 Analisis Jawaban Soal Pretest Katakana ... 72

Tabel 4.13 Analisis Jawaban Soal Posttest Hiragana ... 75

Tabel 4.14 Analisis Jawaban Soal Posttest Katakana ... 77

Tabel 4.15 Klasifikasi Perhitungan Persentasi Tiap Kategori ... 81

Tabel 4.16 Hasil Angket No.1 ... 82

Tabel 4.17 Hasil Angket No.2 ... 83

Tabel 4.18 Hasil Angket No.3 ... 84

Tabel 4.19 Hasil Angket No.4 ... 85

Tabel 4.20 Hasil Angket No.5... 85

Tabel 4.21 Hasil Angket No.6 ...86

Tabel 4.22 Hasil Angket No.7 ... 87

Tabel 4.23 Hasil Angket No.8 ... 88


(11)

Tabel 4.25 Hasil Angket No.10 ... 90

Tabel Nilai Latihan Soal I Hiragana ... Lampiran

Tabel Nilai Latihan Soal I Katakana ... Lampiran

Tabel Nilai Latihan Soal II Hiragana ... Lampiran

Tabel Nilai Latihan Soal II Katakana ... Lampiran

Tabel Nilai Latihan Soal III Hiragana ... Lampiran

Tabel Nilai Latihan Soal III Katakana ... Lampiran

Tabel Penghitungan Hasil Belajar Hiragana Siswa Keseluruhan ... Lampiran

Tabel Penghitungan Hasil Belajar Katakana Siswa Keseluruhan ... Lampiran

Tabel Penghitungan Nilai Gain Hiragana Siswa Keseluruhan ... Lampiran

Tabel Penghitungan Nilai Gain Katakana Siswa Keseluruhan ... Lampiran

Tabel Lembar Observasi Siswa ... Lampiran

Tabel Lembar Observasi Keadaan Kelas ...Lampiran


(12)

Daftar Gambar

Gambar Grafik Perubahan Kemampuan Hiragana Siswa ... Lampiran

Gambar Grafik Perubahan Kemampuan Katakana Siswa ... Lampiran


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang semakin diminati oleh masyarakat Indonesia selain bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Perkembangan Bahasa Jepang di indonesia sangatlah pesat. Menurut survey dari Japan Foundation (JF) pada tahun 2009 lalu, pembelajar bahasa Jepang dari 125 negara di 5 benua yang berhasil disurvey berjumlah 3.651.761 orang. Dari jumlah tersebut, pembelajar bahasa Jepang di Indonesia menduduki peringkat ke-3 setelah Korea dan Cina, yaitu sebanyak 716,353 orang. Dengan jumlah itu juga, Indonesia menempati urutan pertama se-ASEAN dalam jumlah pembelajar bahasa Jepang. Berdasarkan data itu, maka tidak heran kalau sekarang ini, bahasa Jepang dijadikan sebagai satu mata pelajaran pilihan di banyak Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia.

Di tingkat SMA, pelajaran bahasa Jepang yang di berikan pada pembelajar masih dalam taraf atau tingkat dasar dari mulai memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang, mengucapkan salam dalam bahasa Jepang, pengenalan kosakata-kosakata dan tata bahasa dalam bahasa Jepang, pengenalan huruf dalam bahasa Jepang, yaitu hiragana dan katakana, sampai melakukan percakapan sederhana dalam bahasa Jepang. Intinya ada 4 kemampuan dasar yang harus dimiliki


(14)

pembelajar bahasa Jepang di tingkat SMA, yaitu kemampuan dasar berbicara, mendengar/menyimak, menulis, dan membaca.

Membaca huruf Jepang yaitu huruf hiragana dan katakana adalah salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki pembelajar sebelum menguasai keterampilan pada bahasa Jepang lainnya, seperti keterampilan berbicara, menyimak, dan menulis. Apabila siswa dapat membaca huruf hiragana dan katakana dengan baik, maka akan mudah untuk menguasai keterampilan bahasa Jepang yang lainnya. Tapi dalam kenyataanya, minat dan motivasi pembelajar untuk belajar membaca huruf hiragana dan katakana yang sangat rendah, menjadi salah satu masalah utama yang sering dihadapi pembelajar.

Selain itu, sampai saat ini, masih sedikit media yang bisa membantu proses belajar membaca huruf hiragana katakana, seperti media visual (kartu, dan gambar) dan multimedia. Padahal, untuk menambah minat, dan motivasi pembelajar dalam belajar membaca hiragana dan katakana dibutuhkan media yang lebih variatif dan cocok dengan psikologis dan usia pembelajar sehingga bisa menciptakan suasana kelas yang lebih menarik. Nababan seperti yang diungkapkan Dewanti (2005:16), mengungkapkan bahwa kegunaan alat bantu media seperti radio, tape, recorder, lagu, film, laboratorium bahasa, untuk pembelajaran bahasa sebagai berikut :

1. Memberikan kesempatan pada pembelajar untuk berlatih secara mandiri didalam maupun diluar kelas.


(15)

3. Mendengarkan suara penutur asli, sehingga pembelajar dapat mebedakan suara pria, wanita, anak, dan seterusnya.

Bercermin dari permasalahan di atas, maka penulis akan mencoba menggunakan media lagu Jepang, beserta lirik hiragana dan katakana nya dalam proses belajar membaca huruf hiragana dan katakana. Belajar membaca huruf hiragana dan katakana menggunakan lagu Jepang, sangat menarik, karena sambil mendengarkan dan menikmati lagu, pembelajar bisa belajar membaca hiragana dan katakana, jadi bisa menciptakan suasana kelas yang lebih menarik, sehingga bisa meningkatkan motivasi pembelajar dalam belajar membaca hiragana dan katakana. Dan lagi dengan media lagu, siswa tidak hanya bisa belajar membaca huruf hiragana dan katakana di dalam kelas saja, tapi siswa juga bisa berlatih membaca huruf hiragana dan katakana secara mandiri diluar kelas, sehingga membantu pembelajar untuk lebih cepat bisa membaca hiragana dan katakana.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “ Pengaruh Penggunaan Media Lagu Jepang Terhadap Kemampuan Membaca Huruf Hiragana dan Katakana Siswa di SMAN 1 Cisarua.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH (RUMUSAN DAN BATASAN

MASALAH )

1.2.1. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut :


(16)

1. Bagaimanakah kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa

kelas X anggota “nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua sebelum dan sesudah

digunakannya media lagu Jepang?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa kelas X

anggota “nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua?

3. Bagaimanakah respons atau tanggapan siswa kelas X anggota “nihon

kurabu” di SMAN 1 Cisarua terhadap penggunaan media lagu Jepang terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana?

1.2.2. BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya akan meneliti tentang bagaimanakah kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa kelas X anggota “nihon

kurabu” di SMAN 1 Cisarua sebelum dan sesudah digunakannya media lagu Jepang.

2. Penelitian ini hanya akan meneliti tentang apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang terhadap kemampuan

membaca huruf hiragana dan katakana siswa kelas X anggota “nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua.


(17)

3. Penelitian ini hanya akan meneliti tentang bagaimanakah respons atau tanggapan siswa kelas X anggota “nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua terhadap belajar membaca huruf hiragana dan katakana menggunakan media lagu Jepang.

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana antara sebelum dan sesudah menggunakan media lagu Jepang.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa kelas X anggota “nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua. 3. Untuk mengetahui respons siswa kelas X anggota “nihon kurabu” di

SMAN 1 Cisarua terhadap penggunaan media lagu Jepang sebagai media pembelajaran dalam belajar membaca huruf hiragana dan katakana.

1.3.2. MANFAAT PENELITIAN


(18)

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat memberikan jawaban atas permasalahan

– permasalahan yang telah dikemukakan. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembelajar, diharapkan dapat menjadi cara baru bagi siswa agar dapat melatih kemampuan membaca hiragana dan katakana baik pada saat KBM, maupun pada saat belajar sendiri di rumah. b. Bagi pengajar, dengan menggunakan media lagu ini, diharapkan

proses belajar mengajar akan berjalan lebih menarik dan efektif. Selain itu, media ini juga bisa dijadikan sebagai tolak ukur demi tercapainya kondisi belajar mengajar yang baik di dalam kelas. c. Bagi pihak sekolah, diharapkan media lagu ini merupakan salah

satu upaya yang kreatif dan inovatif yang mendukung kemajuan terhadap proses belajar mengajar dalam program pembelajaran di sekolah.

d. Bagi umum, karena media ini mudah dibuat, jadi siapa saja bisa membuat media ini, sehingga bermanfaat bagi setiap orang yang ingin belajar membaca huruf hiragana dan katakana.

e. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan lebih mengenai pemanfaatan penggunaan media lagu Jepang sebagai upaya dalam melatih keterampilan membaca hiragana dan katakana.


(19)

1.4. DEFINISI OPERASIONAL

1. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan sebab-akibat antara penggunaan media lagu terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana pada siswa SMAN 1 Cisarua.

2. Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media lagu Jepang, yaitu lagu jepang beserta lirik hiragana dan katakananya.

3. Lagu Jepang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lagu Jepang yang menarik, dan liriknya tidak terlalu panjang dan tidak sulit, serta mempunyai aliran musik yang enak didengar di telinga (easy listening), dan dianggap cocok di kalangan siswa SMA.

4. Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kefasihan dan kelancaran siswa dalam membaca huruf hiragana dan katakana.

5. Huruf kana adalah huruf yang meliputi hiragana dan katakana. Hiragana digunakan untuk menulis kata-kata asli bahasa Jepang. Sedangkan katakana digunakan untuk menulis kata-kata serapan, termasuk didalamnya nama Negara, nama orang, dan nama tempat.

1.5. ANGGAPAN DASAR

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :

a. Dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa-siswi kelas X anggota nihon kurabu di SMAN 1 Cisarua tahun pelajaran 2012/2013.


(20)

b. Dapat menumbuhkan minat dan motivasi yang sangat tinggi bagi siswa untuk belajar membaca huruf hiragana dan katakana bukan hanya didalam kelas, tapi secara mandiri diluar kelas.

c. Dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, menarik, dan lebih aktif.

1.6. HIPOTESIS

Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137), hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris. Berdasarkan hipotesis tersebut, dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang

terhadap kemampuan membaca hiragana dan katakana pada siswa kelas X anggota nihon kurabu di SMAN 1 Cisarua.

Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang terhadap

kemampuan membaca hiragana dan katakana pada siswa kelas X anggota nihon kurabu di SMAN 1 Cisarua.


(21)

1.7. METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2010:6), Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen Pre Experimental Design, dengan model pretest and posttest one group before after design yaitu jenis eksperimen yang menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Metode ini digunakan karena pada kenyataanya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.

Skema yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan :

O1 : Pretest yang dilakukan sebelum latihan dengan menggunakan

media lagu

X : Latihan membaca hiragana dan katakana dengan menggunakan O1 X O2


(22)

media lagu.

O2 : Postest yang digunakan setelah latihan dengan menggunakan

media lagu.

1.8. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Data yang diperoleh dengan mengumpulkan populasi dan sampel yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data. Populasi dan sampel yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini antara lain :

1.8.1. POPULASI

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:61). Dalam penelitian ini, populasinya adalah siswa – siswi kelas X yang mengikuti kegiatan

“nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua sebanyak 20 orang. 1.8.2. SAMPEL

Sampel merupakan perwakilan dari populasi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud dan tujuan tertentu yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah ( Sutedi, 2009 : 181 ). Oleh karena itu,


(23)

sampel dari penelitian ini adalah siswa – siswi kelas X yang mengikuti kegiatan

“nihon kurabu” di SMAN 1 Cisarua sebanyak 12 orang.

1.9. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.9.1. TES

Menurut Sutedi (2009:157), tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu. Tes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 2 tahap, yaitu :

1. Pretest, tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan perlakuan.

2. Posttest, tes untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media “lagu

berbahasa Jepang” dapat menghafal dan membaca huruf hiragana dan katakana dengan waktu yang singkat, dan dilakukan diakhir penelitian, sehingga dapat mengukur keberhasilan media yang diujicobakan.

1.9.2. ANGKET

Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data yang diberikan kepada responden (Sutedi, 2009:164). Angket yang diberikan kepada responden


(24)

bertujuan untuk mengetahui respon dari siswa tentang latihan membaca huruf hiragana dan katakana dengan menggunakan media lagu Jepang.

1.9.3. OBSERVASI

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, (2010:203), mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan ( Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, 2010:203). Observasi yang dilakukan adalah untuk mengamati siswa, yaitu keadaan, sikap, dan respons siswa terhadap penggunaan media lagu Jepang dalam pembelajaran huruf hiragana dan katakana, situasi pembelajaran, yaitu situasi saat penggunaan media lagu jepang dalam proses belajar membaca huruf hiragana dan katakana, dan media lagu yang digunakan dalam proses belajar membaca huruf hiragana dan katakana.


(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitan merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan ( Sutedi, 2009 :45 )

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sukardi (2003:179), “Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut berjalan dengan baik, dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab-akibat”.

Jenis eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design, yang seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya, atau yang sering disebut juga quasi eksperiment atau eksperimen pura-pura ( Arikunto, 2010:123). Quasi eksperimen digunakan karena tidak dilakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel yang diikutkan dalam eksperiment atau untuk memperoleh dari suatu perlakuan tanpa adanya kelompok kontrol ( Arikunto, 2006 : 160 ). Dengan kata lain, subjek dalam penelitian ini adalah kelompok atau kelas eksperiment saja.


(26)

Yang membedakan penelitian eksperimen sejati ( true eksperimental) dengan Quasi eksperimental adalah harus berhati-hati dalam menarik hubungan kasual yang terjadi, karena dalam penelitian kuasi eksperimen, kita tidak dapat mengontrol dan memanipulasi secara bebas dan intensif ( Hamid Darmadi, 2011:36).

Model Pre Experimental Design yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest and posttest one group before after design. Makna dari pretest and posttest one group before after design adalah desain yang diadakan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap satu kelompok subjek dengan dua kondisi observasi yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding, sehingga setiap subjek merupakan kelas kontrol untuk dirinya ( Arikunto, 1997:80). Model ini di gunakan karena pada kenyataanya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.

Alur dari model pretest and posttest one group before after design ditunjukkan sebagai berikut :


(27)

Ket : O1 = Pretest

X = Perlakuan / treatment ( perlakuan disini yaitu belajar membaca huruf hiragana dan katakana menggunakan media lagu jepang).

O2 = Post test

( Arikunto, 2010 : 124 )

Dalam desain ini, pengukuran dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan sesudah eksperimen / treatment. Pengukuran yang dilakukan sebelum eksperimen disebut Pretest ( O1), sedangkan pengukuran yang dilakukan setelah eksperiment di sebut Posttest ( O2 ). Perlakuan atau treatment disini yaitu belajar membaca hiragana dan katakana menggunakan media lagu Jepang. Alur penelitian di atas dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Sedangkan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotorik dengan cara membuat angket dan melakukan observasi selama perlakuan / treatment berlangsung atau dengan kata lain observasi dilakukan saat siswa belajar membaca huruf hiragana dan katakana menggunakan media lagu Jepang.

Adapun langkah – langkah yang akan dilakukan dalam desain penelitian ini adalah :

1. Menentukan kelas eksperimen

2. Memberikan pretest dengan maksud mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan.


(28)

3. Memberikan perlakuan pada kelas ekperimen sebanyak 4 kali pertemuan untuk belajar hiragana, dan 4 kali pertemuan untuk belajar katakana menggunakan media lagu Jepang.

4. Memberikan posttest di akhir pertemuan, untuk mengetahui hasil belajar setelah adanya perlakuan.

5. Menganalisis hasil pretest dan posttest, untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang sebagai media pembelajaran terhadap kemampuan membaca hiragana katakana siswa.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut, atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:61).

Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel independen ( variabel bebas) , dan satu variabel dependen ( variabel terikat ). Menurut Sugiyono (2010:61), Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.


(29)

Variabel bebas (x) : Penggunaan media lagu Jepang dalam proses belajar membaca huruf hiragana dan katakana.

Variabel terikat (y) : Kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa setelah belajar membaca huruf hiragana dan katakana menggunakan media lagu Jepang.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2012/2013. Dilaksanakan mulai tanggal 13 April sampai dengan 18 Mei 2013.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2010 : 117 ). Penentuan populasi bisa dispesifikasikan menurut karakteristiknya dan atas kuantitasnya yang diperlukan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa - siswi kelas X yang mengikuti kegiatan Japan Club di SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat sebanyak 20 orang.


(30)

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi ( Sugiyono, 2010 : 118 ). Ada beberapa teknik penyampelan, yaitu teknik random, stratafikasi, purposif, area, sampel simetri, sampel berlapis, dan teknik quota ( Sutedi, 2009 : 180 ). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposif, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu ( Sugiyono, 2010 : 124 ). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa – siswi kelas X yang mengikuti kegiatan Japan Club di SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat sebanyak 12 orang.

3.5 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono ( 2010 : 148 ), karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian ( Sugiyono, 2010 : 148 ).

Dalam penelitian pendidikan, secara garis besar instrumen penelitian dapat digolongkan menjadi dua, yaitu yang berbentuk tes dan nontes. Instrumen yang berupa tes terdiri dari tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan. Sedangkan instrumen non tes dapat berupa angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, skala, dan sebagainya (Sutedi, 2009 : 125).


(31)

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.5.1 Tes ( Pre test dan Post test )

Menurut Sutedi (2009:157), tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu. Serupa dengan yang dikemukakan Riduwan (2008:105), tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis berupa daftar huruf dan kosakata bahasa Jepang bertuliskan hiragana dan katakana yang kemudian dikosongkan cara baca huruf romaji atau latinnya. Tes seperti ini diberikan pada saat Pre test maupun pada saat Post test tentunya dengan jumlah huruf dan tingkat kesukaran yang berbeda. Kegiatan pretest dilakukan mengetahui kemampuan awal siswa sebelum adanya perlakuan, sedangkan kegiatan posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa setelah adanya perlakuan atau treatment. Tes yang diberikan pada siswa berkaitan dengan huruf hiragana dari huruf あ sampai ん dan huruf katakana


(32)

Di bawah ini dapat dilihat bentuk soal untuk Pre test dan Post test :

Tabel 3.1

Kisi – Kisi soal Pre test :

No Indikator Jumlah soal

1 Siswa dapat membaca huruf hiragana あ sampai ん

dengan pelafalan yang benar dari daftar kosakata bahasa Jepang yang di tulis memakai huruf hiragana.

50

2 Siswa dapat membaca huruf katakana ア sampaiン

dengan pelafalan yang benar dari daftar kosakata bahasa Jepang yang ditulis memakai huruf katakana

60

Total 110

Tabel 3.2

Kisi-kisi soal Post test :

No Indikator Jumlah soal

1 Siswa dapat membaca huruf hiragana あ sampai ん

dengan pelafalan yang benar dari daftar kosakata bahasa Jepang yang di tulis memakai huruf hiragana.

50

2 Siswa dapat membaca huruf katakana ア sampai ン

dengan pelafalan yang benar dari daftar kosakata bahasa 60


(33)

Jepang yang ditulis memakai huruf katakana

Total 110

3.5.2 Angket

Menurut Riduwan (2008:99), angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons ( responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan respons tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan (Riduwan,2008:99).

Menurut Walgito (1999:35-37), angket dibedakan menjadi :

1. Angket tertutup

Angket tertutup merupakan angket yang menyediakan alternatif jawaban atas pertanyaan atau pernyataan yang diberikan, sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan di luar alternatif jawaban yang disediakan dalam angket tersebut.

2. Angket terbuka

Angket terbuka, merupakan angket yang tidak menyediakan jawaban atas pertanyaan atau pernyataan yang diberikan, sehingga responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawabannya.


(34)

3. Angket tertutup-terbuka (kombinasi)

Angket tertutup-terbuka, merupakan kombinasi dari angket tertutup dan angket terbuka.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup-terbuka atau kombinasi, karena angket ini dirasakan lebih optimal dalam mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti. Angket ini digunakan untuk mengetahui respon atau pendapat siswa mengenai penggunaan media lagu Jepang terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana.

Tabel 3.3

Kisi-kisi angket yang diberikan pada responden adalah :

No Indikator angket Nomor

soal

Jumlah soal

1 Kemampuan awal siswa sebelum penelitian 1 1 2 Kendala siswa membaca huruf hiragana dan

katakana

2 1

3 Pengetahuan siswa tentang lagu Jepang 3 1 4 Kegiatan siswa saat proses penelitian

berlangsung

4, 5 2

5 Kesulitan yang dialami selama belajar membaca huruf menggunakan media lagu


(35)

6 Respon atau pendapat siswa tentang penelitian ini

8, 9,10 3

Total 10 soal

3.5.3 Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan ( Riduwan, 2008:104 ). Menurut Sugiyono (2010:204), dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation ( observasi berperan serta), dan non participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah non participant observation, yaitu observasi dimana peneliti hanya sebagai pengamat independen saja ( Sugiyono, 2010:204 ), sementara itu, dilihat dari segi instrumentasi yang digunakan, observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terstruktur, yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya ( Sugiyono, 2010:205). Adapun hal-hal yang diobservasi adalah sebagai berikut :

a. Siswa


(36)

1. Kesiapan untuk mengikuti kegiatan belajar membaca huruf hiragana dan katakana dengan menggunakan media lagu.

2. Reaksi siswa terhadap penggunaan media lagu dalam belajar membaca huruf hiragana dan katakana.

3. Aktivitas siswa saat proses belajar berlangsung. 4. Perhatian siswa terhadap media yang diberikan. 5. Pemahaman terhadap materi pembelajaran 6. Keberanian mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

7. Perubahan kemampuan siswa setelah pembelajaran berakhir. 8. Kesan siswa setelah mengikuti pembelajaran.

b. Keadaan/situasi kelas

aspek yang di observasi dari situasi kelas saat dalam pembelajaran adalah :

1. Keadaan kelas selama belajar membaca huruf hiragana dan katakana dengan menggunakan media lagu.

2. Aktivitas selama belajar membaca huruf hiragana dan katakana dengan menggunakan media lagu.

c. Sedangkan aspek yang di observasi dari penggunaan media lagu sebagai media dan materi pembelajaran dalam proses belajar membaca huruf hiragana dan katakana, antara lain :


(37)

3. Ketepatan media dengan tujuan pembelajaran. 4. Pengaturan suara (teknis).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti berikut :

1. Tahap Awal ( Persiapan Penelitian)

 Studi pendahuluan

Dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan atau kondisi subjek dilapangan. Hal ini dilakukan dengan cara berkonsultasi pada guru pengajar tentang kemampuan siswa kelas X dalam membaca hiragana dan katakana.

 Menetapkan subjek penelitian

Setelah mempunyai gambaran tentang kondisi subjek, peneliti mencari subjek dan menetapkan subjek, dalam hal ini subjeknya adalah siswa kelas X yang mengikuti kegiatan “nihon kurabu” tahun pelajaran 2012/2013 di SMAN 1 Cisarua.

 Memilih dan membuat media lagu Jepang untuk proses pembelajaran Memilih lagu Jepang yang tepat dilihat dari segi lirik, irama, dan huruf hiragana yang ada di dalam lirik tersebut, untuk belajar membaca huruf hiragana. Lagu yang dipilih adalah lagu “ue wo muite”, “ookina furudokei”, “true love”,


(38)

“shiawase na ketsumatsu”,“ashita hareru kana”,“mirai e”, dan “summer rain”. serta membuat 4 lagu dan lirik lagu Jepang yang terdiri dari semua huruf katakana untuk belajar membaca huruf katakana.

 Pembuatan instrumen penelitian

Membuat instrumen penelitian, yaitu tes yang terdiri dari soal untuk pretest, soal untuk post test, dan soal evaluasi untuk setiap pertemuan. Selain itu, instrumen yang disusun adalah angket, yang diberikan setelah perlakuan selesai dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan media lagu jepang dalam proses belajar membaca huruf hiragana dan katakana.

Judgment

Melakukan judgment terhadap instrumen penelitian yaitu tes dan angket kepada dosen pembimbing. Pada saat pertama melakukan judgment, dosen merevisi dan memberikan masukan-masukan untuk diperbaiki. Setelah direvisi dan diperbaiki, diperiksa kembali oleh dosen pembimbing, untuk kemudian disetujui.

2. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 13 april sampai dengan 27 mei 2013. Selama kurang lebih 6 minggu, dihimpun data mencakup pretest, proses pembelajaran, evaluasi tiap pertemuan, posttest, hingga pengumpulan data angket dari siswa.


(39)

Tabel 3.4

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari/tanggal Waktu Kegiatan

1 Sabtu,13 april 2013

13.00-13.30 Pretest hiragana dan pretest katakana dan perkenalan

2 Rabu, 17 april 2013

13.00-15.00 Pertemuan ke 1 belajar membaca hiragana dengan media lagu ue wo

muite, dan ookina furu dokei lalu diberikan latihan soal 1 3 Sabtu, 20 april

2013

13.00-14.00 Pertemuan ke 1 belajar membaca katakana dengan lagu katakana 1, lalu

diberikan latihan soal 1 4 Rabu, 24 april

2013

14.30-16.30 Pertemuan ke 2 belajar membaca hiragana dengan media lagu true love

dan shiawase na ketsumatsu,lalu diberikan latihan soal 2 5 Sabtu, 27 april

2013

13.00-14.00 Pertemuan ke 2 belajar membaca katakana dengan media lagu katakana

2, lalu diberikan latihan soal 2 6 Rabu, 1 meil 2013 14.30-16.30 Pertemuan ke 3 belajar membaca

hiragana dengan media lagu ashita hareru kana dan mirai e, lalu diberikan


(40)

latihan soal 3

7 Sabtu, 4 mei 2013 13.00-14.00 Pertemuan ke 3, belajar membaca katakana dengan media lagu katakana

3, lalu diberikan latihan soal 3 8 Rabu, 8 mei 2013 14.30-16.30 Pertemuan ke 4, belajar membaca

hiragana dengan media lagu summer rain, lalu diberikan latihan soal 4. 9 Sabtu, 11 mei

2013

13.00-14.00 Pertemuan ke 4, belajar membaca katakana dengan media lagu katakana

4. 10 Senin, 18 mei

2013

13.00-14.00 Posttest hiragana dan katakana

11 Senin, 27 mei 2013

13.00-13.30 Pemberian angket ke siswa, dan penyerahan angket dari siswa

3. Tahap Pengambilan Kesimpulan

Mengumpulkan data hasil penelitian berupa tes dan angket.

 Analisis data statistik

 Menguji hipotesis


(41)

3.7 Uji Kelayakan Instrumen

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Danasasmita dan Sutedi ( 1996:8) bahwa valid berarti shahih. Instrumen dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui apakah suatu tes telah mempunyai suatu keshahihan isi, alat tes tersebut dikonsultasikan dan dievaluasikan kepada orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan (expert judgment).

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:221). Berdasarkan pendapat tersebut, sebelum memberikan tes pada sampel terlebih dahulu tes dikonsultasikan kepada Dosen Pembimbing I untuk memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap instrumen tes tersebut (expert judgment).

3.8 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

1. Mencari Gain (d) antara pretest dan posttest, dengan rumus


(42)

2. Mencari Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest, dengan menggunakan rumus :

3. Mencari Ʃ x2 d = jumlah kuadrat deviasi

2

d =

2

4.

Mencari dengan rumus

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pre test dengan post test (post test – pre test)

Xd = Deviasi masing-masing subjek (d Md)

∑ = jumlah kuadrat deviasi N = Subjek pada sampel


(43)

d.b = ditentukan dengan N-1

5. memberikan interprestasi berdasarkan ttabel

Ha diterima apabila nilai >

Ha ditolak apabila nila <

6. Menguji hipotesis

Ho = hipotesis ditolak apabila tidak ada pengaruh yang signifikan dari

penggunaan media lagu jepang terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa.

Ha = hipotesis diterima apabila ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan

media lagu Jepang terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa.

Selain mengolah data yang diperoleh dari hasil tes, peneliti juga mengolah data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada 10 responden. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung data angket minat siswa adalah sebagai berikut :


(44)

Keterangan :

% = prosentase frekuensi dari setiap jawaban responden

f = frekuensi setiap jawaban dari responden

N = jumlah responden

Klasifikasi interprestasi perhitungan prosentase setiap kategori adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Penafsiran Data Angket

Interval Prosentase Keterangan

0% Tidak seorang pun

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Lebih dari setengahnya

76% - 99% Sebagian besar


(45)

3.9 Rancangan Eksperimen

1. Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 13 april 2013. Berikut tahapan kegiatannya.

 Pemberian soal pretest sebanyak 110 soal, yang terdiri 60 soal huruf katakana, serta 50 soal huruf hiragana.

 Menjelaskan kepada sample tentang maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan penulis.

2. Eksperimen pertama dilakukan pada tanggal 17 april. Berikut tahapan kegiatannya :

Pembelajaran pertama membaca hiragana menggunakan media lagu “ ue wo muite” yang diciptakan oleh Rokusuke Ei dan Hachidai Nakamura, dan di populerkan oleh Kyuu Sakamoto, dan lagu “ookina furudokei”, yang diciptakan oleh Taku Tada, dan Masahito Nakano, dan dipopulerkan oleh Hirai Ken. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik hiragana lagu “ue wo muite”

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “ue wo muite” sebanyak dua kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait, sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.


(46)

- Penulis memberikan print out dari lirik hiragana lagu ookina furudokei”. - memberitahukan dan memperdengarkan lagu “ookina furudokei” sebanyak

dua kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait, sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

- Memberikan evaluasi kepada sampel.

3. Eksperimen kedua dilakukan pada tanggal 20 april 2013. Berikut tahapan kegiatannya :

Pembelajaran pertama membaca katakana menggunakan media lagu

“katakana 1”. Lagu katakana 1 yaitu lagu yang musiknya berasal dari lagu “ ue wo muite” ciptaan Rokusuke Ei dan Hachidai Nakamura yang diubah liriknya hanya untuk kepentingan pembelajaran. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik katakana lagu yang digunakan - memberitahukan dan memperdengarkan lagu “katakana 1” sebanyak dua

kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait, sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf katakana.


(47)

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca lirik katakana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

- Memberikan evaluasi kepada sampel.

4. Eksperimen ketiga dilakukan pada tanggal 24 april 2013. Berikut tahapan kegiatannya :

Pembelajaran kedua membaca hiragana menggunakan media lagu “ true love”, yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Fuji Fumiya, lalu lagu

“shiawasena ketsumatsu” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Ohtaki Eiichi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik hiragana lagu “true love”

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “true love” sebanyak 2 kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait, sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

- Penulis memberikan print out dari lirik hiragana lagu “shiawasena ketsumatsu”

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “shiawasena ketsumatsu” sebanyak dua kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.


(48)

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait, sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

- Memberikan evaluasi pada sampel.

5. Eksperimen keempat dilakukan pada tanggal 1 mei 2013. Berikut tahapan kegiatannya :

Pembelajaran kedua membaca katakana menggunakan media lagu

“katakana 2”. Lagu katakana 2 yaitu lagu yang musiknya berasal dari lagu OST Doraemon yang berjudul “ Doraemon no Uta “ yang diciptakan oleh Komiko Osugi yang diubah liriknya hanya untuk kepentingan pembelajaran. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik katakana lagu yang digunakan - memberitahukan dan memperdengarkan lagu “katakana 2” sebanyak dua

kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait, sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf katakana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca lirik katakana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.


(49)

6. Eksperimen kelima dilakukan pada tanggal 4 mei 2013. Berikut tahapan kegiatannya :

Pembelajaran ketiga membaca hiragana menggunakan media lagu

“ ashita hareru kana” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Kuwata Keisuke, lalu lagu “mirai e” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Kiroro. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik hiragana lagu “ashita hareru kana” - memberitahukan dan memperdengarkan lagu “ashita hareru kana”

sebanyak dua kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait, sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

- Penulis memberikan print out dari lirik hiragana lagu “mirai e”

- Memberitahukan dan memperdengarkan lagu “mirai e” sebanyak dua kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait, sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.


(50)

7. Eksperimen keenam dilakukan pada tanggal 8 mei 2013. Berikut tahapan kegiatannya :

 Pembelajaran ketiga membaca katakana menggunakan media lagu

“katakana 3”. Lagu katakana 3 adalah lagu yang musiknya berasal dari lagu “ookina furudokei” yang diciptakan oleh Taku Tada, dan Masahito Nakano yang diubah liriknya hanya untuk kepentingan pembelajaran. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik katakana lagu yang digunakan - memberitahukan dan memperdengarkan lagu “katakana 3” sebanyak dua

kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait, sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf katakana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca lirik katakana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

- Memberikan evaluasi kepada sampel.

8. Eksperimen ketujuh dilakukan pada tanggal 11 mei 2013. Berikut tahapan kegiatannya :

Pembelajaran keempat membaca hiragana menggunakan media lagu

“summer rain” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Kobukuro. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :


(51)

- memberitahukan dan memperdengarkan lagu “summer rain” sebanyak dua kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait, sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf hiragana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca lirik hiragana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.

9. Eksperimen kedelapan dilakukan pada tanggal 15 mei 2013. Berikut tahapan kegiatannya:

 Pembelajaran keempat membaca katakana menggunakan media lagu

“katakana 4”. Lagu katakana 4 adalah lagu yang musiknya berasal dari lagu OST Crayon Shinchan yang berjudul “ Doubutsuen wa Taihen da”, yang diubah liriknya hanya untuk kepentingan pembelajaran. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Penulis memberikan print out dari lirik katakana lagu yang digunakan - memberitahukan dan memperdengarkan lagu “katakana 4” sebanyak dua

kali, agar sampel bisa beradaptasi dengan irama lagu.

- Memutarkan lagu secara perbait, dan di ulang sebanyak 2-3 kali perbaitnya, sementara sampel mendengarkan dan menyimak lagu perbait, sambil melihat liriknya, untuk menghafal huruf-huruf katakana.

- Meminta siswa membaca lirik, lalu menyanyikan lagu dengan membaca lirik katakana, tanpa ada pemutaran lagu aslinya.


(52)

10. Pertemuan kesepuluh tanggal 18 mei 2013. Berikut tahapan kegiatannya :

- Pemberian posttest hiragana dan katakana, terdiri dari 50 soal hiragana, dan 60 soal katakana.

11. Pertemuan kesebelas, tanggal 27 mei. Berikut tahapan kegiatannya :

- Pemberian angket mengenai penggunaan media lagu kepada siswa serta penyerahan angket dari siswa.


(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Hasil belajar siswa yang menjadi sampel penelitian sebelum dilakukan treatment yang diukur dari rata- rata hasil pretestnya adalah 1.33 untuk kemampuan membaca hiragana, dan 0.97 untuk kemampuan membaca katakana. Kemudian hasil belajar siswa setelah dilakukan treatment yang diukur dari rata – rata hasil posttest nya adalah 80.33 untuk kemampuan membaca hiragana, dan 61.25 untuk kemampuan membaca katakana. 2. Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang dalam

pengajaran huruf hiragana dan katakana terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa. Terbukti dari nilai hasil > yang berarti terdapat pengaruh yang cukup signifikan terhadap hasil belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan.

3. Tanggapan atau respons siswa terhadap penggunaan media lagu Jepang dalam pembelajaran huruf hiragana dan katakana adalah menyenangkan dan memberikan pengaruh yang baik terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa.


(54)

5.2 Saran

1. Saran Untuk Pengajar

Penggunaan media lagu Jepang sebagai media pembelajaran dalam belajar membaca huruf hiragana dan katakana dimaksudkan agar siswa lebih tertarik dan lebih termotivasi dalam mempelajari bahasa Jepang, khususnya huruf hiragana dan katakana. Tetapi dibalik kelebihan yang dimilikinya, peran guru tetaplah menjadi bagian yang penting. Oleh karena itu, dalam penggunaan media lagu Jepang ini, guru sebaiknya terus memberikan bimbingan dan dorongan terhadap siswanya. Selain itu, guru diharapkan bisa lebih memanfaatkan penggunaan media lagu Jepang tidak hanya untuk pembelajaran huruf hiragana dan katakana saja, tapi untuk pembelajaran bahasa Jepang yang lainnya seperti untuk pembelajaran kanji, kosakata, pengenalan kata kerja dalam bahasa Jepang, dan sebagainya.

2. Saran Untuk Siswa

Diharapkan siswa dapat mengaplikasikan penggunaan media lagu Jepang pada saat pembelajaran huruf hiragana dan katakana baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sehingga kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Selain itu media lagu Jepang tidak hanya bisa digunakan pada pembelajaran huruf hiragana dan katakana, melainkan dapat digunakan pada pembelajaran mendengar ( choukai ), kanji, dan kosakata, sehingga dapat membantu siswa yang ingin belajar bahasa Jepang secara mandiri.


(55)

3. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, media lagu Jepang tidak hanya dapat digunakan pada pembelajar tingkat SMA saja, tetapi dapat juga digunakan pada tingkat pembelajar yang lebih tinggi. Karena penggunaan media lagu Jepang tidak hanya dapat digunakan dalam pembelajaran huruf hiragana dan katakana saja, jadi diharapkan penggunaan media lagu Jepang bisa menjadi acuan untuk penelitian berikutnya.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Adimihardja, Mulyana. (2000). Bahasa Jepang Terkini. Bandung : Pustaka Grafika.

Adityani, Meirina. (2010). Efektivitas Penggunaan Lagu Berbahasa Jepang Terhadap Penguasaan Kata Kerja Bentuk Biasa dan Bentuk Te Pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Skripsi pada FPBS UPI. Tidak Diterbitkan

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsyad Azhar. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Basuki Wibawa, Farida Mukti. (1991). Media Pengajaran. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hamalik. (1982). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya.

http://kbbi.web.id. [5 April 2013]

http://masdikdas-med.blogspot.com/p/ajarkan-bahasa-inggris-dengan-lagu.html.

[4 November 2012 ]


(57)

bahasa.html. [14 April 2011]

http://www.englishfirst.co.id/englishfirst/englishstudy/lagu-inggris/belajar

bahasa-inggris-lewat-musik-dan-lagu.aspx. [12 Juni 2008]

http://www.jpf.or.id/event/bahasa/lomba-pidato-bahasa-jepang-bagi-siswa-slta

tingkat-nasional-ke-11-tahun-2012. [2011]

Kumalasari, Novi. (2011). Efektivitas Media Lagu Dalam Meningkatkan

Penguasaan Hiragana Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Temanggung. Skripsi pada

Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.

Purwanti, Rina. (2011). Pengaruh Penggunaan Teknik STARS Terhadap

Kemampuan Membaca Hiragana dan Katakana Siswa SMA PGRI I Bandung.

Skripsi pada FPBS UPI. Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2008). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Rivai Ahmad. (2003). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru.

Sudjianto, Dahidi Ahmad. (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:

Kesaint Blanc.


(58)

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung:

Humaniora.


(1)

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Hasil belajar siswa yang menjadi sampel penelitian sebelum dilakukan treatment yang diukur dari rata- rata hasil pretestnya adalah 1.33 untuk kemampuan membaca hiragana, dan 0.97 untuk kemampuan membaca katakana. Kemudian hasil belajar siswa setelah dilakukan treatment yang diukur dari rata – rata hasil posttest nya adalah 80.33 untuk kemampuan membaca hiragana, dan 61.25 untuk kemampuan membaca katakana. 2. Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media lagu Jepang dalam

pengajaran huruf hiragana dan katakana terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa. Terbukti dari nilai hasil > yang berarti terdapat pengaruh yang cukup signifikan terhadap hasil belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan.

3. Tanggapan atau respons siswa terhadap penggunaan media lagu Jepang dalam pembelajaran huruf hiragana dan katakana adalah menyenangkan dan memberikan pengaruh yang baik terhadap kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa.


(2)

95

5.2 Saran

1. Saran Untuk Pengajar

Penggunaan media lagu Jepang sebagai media pembelajaran dalam belajar membaca huruf hiragana dan katakana dimaksudkan agar siswa lebih tertarik dan lebih termotivasi dalam mempelajari bahasa Jepang, khususnya huruf hiragana dan katakana. Tetapi dibalik kelebihan yang dimilikinya, peran guru tetaplah menjadi bagian yang penting. Oleh karena itu, dalam penggunaan media lagu Jepang ini, guru sebaiknya terus memberikan bimbingan dan dorongan terhadap siswanya. Selain itu, guru diharapkan bisa lebih memanfaatkan penggunaan media lagu Jepang tidak hanya untuk pembelajaran huruf hiragana dan katakana saja, tapi untuk pembelajaran bahasa Jepang yang lainnya seperti untuk pembelajaran kanji, kosakata, pengenalan kata kerja dalam bahasa Jepang, dan sebagainya.

2. Saran Untuk Siswa

Diharapkan siswa dapat mengaplikasikan penggunaan media lagu Jepang pada saat pembelajaran huruf hiragana dan katakana baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sehingga kemampuan membaca huruf hiragana dan katakana siswa mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Selain itu media lagu Jepang tidak hanya bisa digunakan pada pembelajaran huruf hiragana dan katakana, melainkan dapat digunakan pada pembelajaran mendengar ( choukai ), kanji, dan kosakata, sehingga dapat membantu siswa yang ingin belajar bahasa Jepang secara mandiri.


(3)

96

3. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, media lagu Jepang tidak hanya dapat digunakan pada pembelajar tingkat SMA saja, tetapi dapat juga digunakan pada tingkat pembelajar yang lebih tinggi. Karena penggunaan media lagu Jepang tidak hanya dapat digunakan dalam pembelajaran huruf hiragana dan katakana saja, jadi diharapkan penggunaan media lagu Jepang bisa menjadi acuan untuk penelitian berikutnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adimihardja, Mulyana. (2000). Bahasa Jepang Terkini. Bandung : Pustaka Grafika.

Adityani, Meirina. (2010). Efektivitas Penggunaan Lagu Berbahasa Jepang Terhadap Penguasaan Kata Kerja Bentuk Biasa dan Bentuk Te Pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Skripsi pada FPBS UPI. Tidak Diterbitkan

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsyad Azhar. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Basuki Wibawa, Farida Mukti. (1991). Media Pengajaran. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hamalik. (1982). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya.

http://kbbi.web.id. [5 April 2013]

http://masdikdas-med.blogspot.com/p/ajarkan-bahasa-inggris-dengan-lagu.html. [4 November 2012 ]


(5)

bahasa.html. [14 April 2011]

http://www.englishfirst.co.id/englishfirst/englishstudy/lagu-inggris/belajar

bahasa-inggris-lewat-musik-dan-lagu.aspx. [12 Juni 2008]

http://www.jpf.or.id/event/bahasa/lomba-pidato-bahasa-jepang-bagi-siswa-slta

tingkat-nasional-ke-11-tahun-2012. [2011]

Kumalasari, Novi. (2011). Efektivitas Media Lagu Dalam Meningkatkan

Penguasaan Hiragana Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Temanggung. Skripsi pada

Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.

Purwanti, Rina. (2011). Pengaruh Penggunaan Teknik STARS Terhadap

Kemampuan Membaca Hiragana dan Katakana Siswa SMA PGRI I Bandung.

Skripsi pada FPBS UPI. Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2008). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Rivai Ahmad. (2003). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru.

Sudjianto, Dahidi Ahmad. (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:

Kesaint Blanc.


(6)

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung:

Humaniora.