PERUBAHAN KEBIJAKAN TENTANG JABATAN PENGAWAS SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PENGAWAS TK/SD : Studi Deskriptif Terhadap Pengawas TK/SD di Lingkungan Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Lebak.
PERUBAHAN KEBIJAKAN TENTANG JABATAN PENGAWAS
SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA
PENGAWAS TK/SD
(Studi Deskriptif Terhadap Pengawas TKM> di Lmgkungan Kantor
Departemen Pendidikan Naskmal Kabupaten Lebak)
TESIS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian
dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan
Oleh:
MADSIDI
NIM. 989643
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDiDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2000
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan
"Perubahan
judul
Kebijakan
Ten tang
Jabatan
Pengawas
Sekolah dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pengawas TK/SD:
Studi
Deskriptif
Kantor
Departemen
Terhadap
Pengawas
Pendidikan
TK/SD
Nasional
di
Lingkungan
Kabupaten
Lebak"
ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang
yang
beriaku
ini,
saya
dalam masyarakat
siap menanggung
tidak sesuai dengan etika
keilmuan.
Atas
pernyataan
risiko/sanksi
yang
dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
atas etika keilmuan dalam karya saya ini,
atau ada klaim
terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung,
22 November 2000
Yang membuat pernyataan.
MADSIDI
ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud menemukan hubungan el'ektivitas implementasi
perubahan kebijakan tentang jaba
tan Pengawas Sekolah dengan kualitas kinerja Pengawas
TK/SD di lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.
Empat problematik yang diajukan dalam penelitian
ini berkenaan dengan: (1) Garabaran umum implementasi
kebijakan
tentang pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabu
paten Lebak. (2) Gambaran umum kinerja
Pengawas TK/SD
di Kabupaten Lebak. (3) Pengaruh implementasi perubahan
kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah terhadap
kualitas kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak. (4)
Derajat keterhubungannya antara perubahan kebijakan
tentang jabatan Pengawas sekolah
terhadap kualitas
kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak.
Melalui pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif-parametrik terhadap sampel 30 orang Guru TK, 60
orang Guru SD dan 32 orang Pengawas TK/SD di Kabupaten
Lebak, disimpulkan bahwa: (1) Gambaran empirik tentang
perubahan kebijakan tentang pengangkatan Pengawas TK/SD
di Kabupaten Lebak berada pada katagori sedang (51.22%),
yang berarti belum sepenuhnya sesuai dengan kebijakan
yang baru. (2) Gambaran empirik kinerja Pengawas TK/SD
di Kabupaten Lebak berada pada taraf sedang (47.79%),
yang berarti tingkat kinerja Pengawas TK/SD belum opti
mal sebagaimana yang diinginkan sesuai dengan tuntutan
adanya perubahan kebijakan tentang jabatan pengawas
sekolah. (3) Adanya perubahan kebijakan tentang jabatan
Pengawas sekolah telah memberikan pengaruh yang kuat ke
arah yang positif terhadap kinerja para Pengawas TK/SD
di Kabupaten Lebak. (4) Derajat pengaruh perubahan
kebijakan jabatan pengawas sekolah terhadap kinerja
Pengawas TK/SD sebesar 59.60%, yang berarti 59.60%
perubahan yang terjadi pada kinerja Pengawas TK/SD di
Kabupaten Lebak diperoleh dari hasil perubahan kebijakan
tentang jabatan Pengawas sekolah.
Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan: (1)
Rekrutmen Pengawas TK/SD perlu didukung komitmen pelak
sana kebijakan sesuai norma dan persyaratan jabatan
dalam rumusan kebijakan yang beriaku. (2) Peningkatan
kinerja Pengawas TK/SD, perlu dilakukan sec ara komprehensif, baik melalui melalui kerjasama dengan lembagalembaga pendidikan dan pelatihan maupun melalui optimalisasi fungsi forum Kelompok Kerja Pengawas sekolah
(KKPS) sebagai wadah pembinaan profesional Pengawas
sekolah. (3) Perlu ada penelitian lanjutan tentang: (1)
Kesiapan aparat pelaksana kebijakan dalam mengefektifkan
implementasi kebijakan; (2) Faktor-faktor yang lebih
gamblang mempengaruhi kinerja dan produktivitas; (3)
Aspek-aspek karakteristik mantan pejabat struktural yang
diangkat dalam jabatan Pengawas sekolah.
DAFTAR
ISI
Halaman
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
viii
I . PENDAHULUAN
1
A. Latar Beiakang Penelitian
1
B. Rumusan Masalah
8
C. Tujuan Penelitian
9
D. Kegunaan Penelitian
BAB
*.
10
E. Kerangka Pikir Penelitian
11
F. Hipotesis
13
G. Sistimatika Tesis
14
11 . LANDASAN TEOR J
15
A. Konsep Analisis Implementasi Kebijakan.
15
B. Kebijakan Pendidikan dan Latihan
(Diklat) Pengawas Sekolah
21
C.
Inkonsistensi dalam Implementasi
Kebijakan Pengangkatan Pengawas Sekolah
26
D. Konsep Supervisi Pendidikan bagi
Pengawas Sekolah
23
E. Pengembangan Kemampuan Profesional
Supervisor Pendidikan
40
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perubahan Kebijakan
1 v
46
G. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ...
BAB III. METODE PENELITIAN
A.
BAB
51
Variabel Penelitian
51
B. Populasi dan Sampel
52
C. Teknik Pengumpulan Data
54
D. Rancangan Uj i Hipotesis
54
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A.
B.
BAB
48
56
Hasil Penelitian
56
1. Pengolahan Data
55
2. Temuan Penelitian
61
Pembahasan Hasil Penelitian
64
V. KESIMPULAN,
IMPLIKASI DAN SARAN
74
A. Kesimpulan
74
B. Implikasi
75
B. Saran
77
DAFTAR PUSTAKA
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
82
DAFTAR
TABEL
Halaman
Tabel
1.
PERUBAHAN KEBIJAKAN JABATAN PENGAWAS
7
SEKOLAH
2.
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
3.
NORMALITAS DISTRIBUSI DATA PERUBAHAN
KEBIJAKAN PENGANGKATAN PENGAWAS TK/SD
4.
57
UJI BARTLETT ATAS VARIANSI DATA PERUBAHAN
KEBIJAKAN
DARI
6.
PENGANGKATAN PENGAWAS TK/SD
57
TIGA SAMPEL
UJI BARTLETT ATAS VARIANSI DATA
KINERJA PENGAWAS TK/SD DARI TIGA SAMPEL...
7.
60
DAFTAR SKOR RATA-RATA PERUBAHAN KEBIJAKAN
PENGANGKATAN PENGAWAS TK/SD
9.
58
DAFTAR ANALISIS VARIAN UNTUK LINIERITAS
REGRESI
8.
56
NORMALITAS DISTRIBUSI DATA KINERJA
PENGAWAS TK/SD
5.
53
62
DAFTAR SKOR RATA-RATA KINERJA
63
PENGAWAS TK/SD
vi
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN
12
2.
HUBUNGAN VARIABEL PENELITIAN
52
VI 1
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
KISI-KISI
PENELITIAN
82
2.
INSTRUMEN PENELITIAN
84
3.
PENGOLAHAN DATA
89
VI 1 i
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN)
1999-2004
mengamanatkan bahwa pembangunan aparatur negara diarahkan untuk mewujudkan
aparatur
negara
mampu melaksanakan keseluruhan
yang
andal
serta
penyelenggaraan
tugas
pemerintah umum dan pembangunan dengan efisien,
dan
terpadu,
profesional,
yang didukung
oleh aparat
b^ertanggung jawab,
efektif
negara yang
bersih dan berwibawa
serta menjungjung tinggi kejujuran, kebenaran dan keadi-
ian.
Pendayagunaan
aparatur
negara
terus
ditingkatkan
terutama yang berkaitan dengan kualitas,
efisiensi
pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat serta kemam
puan profesional dan kesejahteraan aparatnya.
4Makna yang terkadung dalam amanat tersebut menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan sangat
oleh
perubahan-perubahan global.
haluan
negara
tersebut
erat
dipengaruhi
Sosok yang
kaitannya
sumber daya manusia yang dimiliki.
diinginkan
dengan
kualitas
Peningkatan dan
pengembangan kualitas sumber daya manusia tersebut salah
satunya
diupayakan
melalui
pembinaan
dan
pengembangan
aparatur yang berjenjang dan berkesinambungan sesuai
dengan
tuntutan masyarakat
dan
perubahan
jaman.
Upaya
ini merupakan upaya yang strategis mengingat bahwa
1
sumberdaya manusia memegang peran yang sangat strategis
pula dalam pembangunan nasional, dimana baik hakekat dan
tujuan pembangunan nasional,
tas
pembangunan menyangkut
inti pembangunan,
atau
faktor
maupun sasaran dan priori-
sumberdaya
manusia.
Sebagai
sumberdaya manusia merupakan penggerak
yang
menentukan
keberhasilan
pembangunan,
maupun sebagai sesuatu yang ingin dihasilkan dari proses
pembangunan nasional tersebut.
"Dalam pembangunan pendidikan,
tuntutan
yang
dijawantahkan dalam Undang-Undang
1989
tentang SLstem Pendidikan Nasional
tan
dengan
semakin
penanganan
sistem
profesional.
Nomor
2 Tahun
(UUSPN)
berkai-
pendidikan
Sekalipun
imperatif
nasional
diikuti
oleh
yang
dike-
luarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 1992
tentang Tenaga
Kependidikan
belum
sepenuhnya
memberi
gambaran tentang tugas-tugas ketenagaan, khususnya dalam
pengembangan profesionalisme yang jelas dan gamblang/
Khusus
dalam
aspek
tenaga Pengawas
Sekolah,
dalam
UUSPN dikatakan bahwa pengawas merupakan jabatan profe
sional.
Akan
tetapi,
dari
kedudukannya
yang
pada
jabatan
sebagai
hakekatnya
tersebut
Pegawai
sebagai
tidak
Negeri
aparatur
terlepas
Sipil
dan abdi
(PNS)
negara.
Sebagai PNS tidak lepas dari tugas pokok sebagai pelayan
masyarakat
yang
pengetahuan,
dituntut
sikap
untuk
senantiasa
dan keterampilan
pelayanan kepada masyarakat,
meningkatkan
dalam
memberikan
terutama dalam melaksanakan
tugas-tugas pembangunan; Karena itu,
upaya pembinaan dan
pengembangan PNS sebagai aparatur negara semakin penting
untuk
dilembagakan,
dikelola
dan
ditingkatkan
dayaguna
dan hasilgunanya bagi tujuan-tujuan pembangunan.
Terlepas
dari
hal
tersebut,
upaya
ketenagaan dapat dilihat dari dua sudut
ma,
pengembangan
pandang.
Perta-
bahwa pengembangan profesional Pengawas Sekolah akan
lebih meningkat dan beradaptasi dengan pembaharuan bila
disiapkan melalui
lain,
bahwa
pendidikan yang
pengembangan
tepat.
profesional
Dengan kata
itu
berkaitan
dengan operasionalisasi pembaharuan yang menitikberatkan
pada kualitas pelaksanaan program pembaharuan pendidikan
dan pelatihan ketenagaan.
Latihan merupakan
bangan
personil
menambah
dan
dalam
program
suatu
di
mutu,
yang
kerjanya;
Eksistensi
lingkungan PNS
yang
diatur
pengem
bertujuan
keterampilan
Lembaga
Diklat,
berdasarkan Undang-
tentang Pokok-Pokok Kepega-
untuk
meningkatkan
pengabdian,
keahlian, kemampuan dan keterampilan, dalam rangka
meningkatkan
dan
bertujuan
pembinaan dan
pengetahuan,
Undang (UU) No. 8 Tahun 1974
waian,
lembaga Pendidikan dan
organisasi
meningkatkan
serta kecakapan
khususnya
suatu
Kedua,
pendayagunaan
aparatur
negara
yang
bersih
berv/ibawa.
Kebijakan
Diklat
PNS
Republik
operasional
penyelenggaraan
Lembaga
tertuang dalam Sistem Administrasi
Indonesia
diatur
berdasarkan
Kepprej
Negara
Tahun
1972
yang
dipercayakan
Lembaga Administrasi
Negara,
pengelolaannya
yang
fungsi
kepada
lembaga
ini
diatur berdasarkan Inpres No.15 Tahun 1974. Pada Pasal 4
Lampiran
IV
Diklat
Inpres
PNS
ini
ditegaskan
bahwa
mencakup bidang Teknis
ruang
lingkup
Fungsional
dan
administrasi.
Suatu contoh kasus kendala yang dihadapi Jawa Barat
dalam pembinaan dan pengembangan aparatur masih dihadapkan banyak tantangan.
waban
Gubernur
1995,
masih
terjadi
di
Jenderal
delapan
Pada kasus Laporan Pertanggungja-
kepada
ditemukan
setiap
Dewan
787
Perwakilan
kasus
instansi.
Dan
Departemen Dalam Negeri
diantaranya menyangkut
Rakyat
Tahun
penyelewengan
temuan
Inspektorat
ditemukan
bidang
yang
56
kasus,
pemerintahan
dan
aparatur.
Hasil
penelitian Lembaga Administrasi
Negara
(LAN)
Tahun 1990, ditemukan lima kelemahan aparatur pemerintah
dalam aspek penerapan fungsi-fungsi manajemen,
dalam perencanaan unit kerja,
program,
lemahnya
unit kerja,
mengikuti
khususnya
lemahnya kegiatan evaluasi
perkembangan-perkembangan
lemahnya pemberian pedoman pada unit kerja,
serta lemah dan kurangnya pembinaan personalia.
Kasus-kasus penyelewengan aparatur pemerintah,
lemahnya
skill
yang
diwujudkan
dalam melaksanakan tugas,
peranan
lembaga
dalam
kinerja
menunjukkan
pembinaan
dan
aparatur
indikasi
bahwa
dan pengembangan aparat
melalui
belum
Lembaga
efektif.
Pendidikan
Memang
dan
benar,
Latihan
efektivitas
lembaga khususnya Lembaga Diklat
faktor,
dapat
disebabkan
(Diklat)
oleh
PNS
program
ditentukan
kelemahan
masih
suatu
banyak
organisasional
atau karena kelemahan individual aparat itu sendiri.
Kelemahan organisasional
sistem
penyelenggaraan
disebabkan
sesnya.
oleh
sarana,
tal
(Pengawas
(input),
masukan
diklat
Sekolah),
kesalahan
Kelemahan proses
sarana
teknik
dan
dapat
strategi
pro-
disebabkan
(raw input),
metode,
dapat
atau
dapat
serta lingkungan pendidikan sebagai
input";
lemahnya
Unsur-unsurnya
masukan
sub-sistem
oleh komponen peserta
ketenagaan
Diklat.
sub-sistem
Kelemahan
berkaitan dengan
komponen
dan
pra-
"instrumen
disebabkan oleh
manajemen
kemungkinannya dalam aspek perencanaan,
pembelajaran,
pelaksanaan dan
pengendalian diklat.
Aspek-aspek
Diklat
PNS
kekurangefektifan
ini memang
paling menonjol
instrumental
untuk
input,
serba memungkinkan.
dikaji
khususnya
sinyalemen
dan
latihan
secara
pada
komponen
peranan
tombak
dimensi
dalam
operasional.
tentang kompetensi
Lembaga
Namun yang
adalah dalam
Pengawas Sekolah sebagai ujung
pendidikan
peranan
proses
Sinyalemen-
profesional
Pengawas
Sekolah masih belum menunjukkan kapabilitas yang tinggi.
Sekalipun kebijakan-kebijakan tentang perekrutan
tenaga Pengawas
Sekolah telah diatur
berdasarkan Surat
Keputusan (SK) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(Menpan) No.118/1996. Menurut SK Menpan tersebut, bahwa
Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi
tugas,
tanggungjawab dan wewenang
secara
penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendi
dikan di
sekolah dengan melaksanakan penilaian dan
pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi
pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah.
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertamakali
dalam jabatan Pengawas Sekolah harus memenuhi persyaratan secara umum, dan khusus. Salah satu persyaratan umum
bagi
pengangkatan dalam
jabatan pengawas
disebutkan
dalam Pasal 23 ayat (1) butir (3) yaitu: "telah mengiku-
ti pendidikan dan pelatihan kedinasan dalam bidang
pengawasan sekolah dan
memperoleh Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan".
Suatu hal yang telah menjadi rahasia umum di ling-
kungan kepegawaian negara, hampir setiap mantan pejabat
struktural yang
kerja dapat
habis
masa
jabatannya dan
diperpanjang menjabat
supaya masa
sebagai
Pengawas
Sekolah. Sehingga banyak tudingan bahwa jabatan Pengawas
Sekolah merupakan
"terminal"
mantan pejabat
struktural
yang mendekati pensiun. Akibatnya, bukan saja menumbuhkan "image"
negatif
bagi
jabatan tersebut,
namun
dampaknya terasa pada proses pembelajaran dalam penyelenggaraan diklat.
Perubahan kebijakan dalam penganmgkatan Pengawas
Sekolah
diknas
1996,
(SK.Menpan No.118/1996,
Keputusan Bersama Men-
dan Kepala BAKN No.0322/0/1996
serta Keputusan Mendiknas
dan No.38
Tahun
No.020/U/1998)
dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1
PERUBAHAN KEBIJAKAN JABATAN PENGAWAS SEKOLAH
KEBIJAKAN BARU
KEBIJAKAN LAMA
NO
1
Penilik TK/SD
Pengawas TK/SD
2
Jabatan struktural (Eselon
IV.b):
- Jenjang pangkat tertinggi
Ill/d
- Kenaikan pangkat reguler
(4 tahun sekali).
Jabatan Fungsional:
- Dapat mencapai pangkat tertinggi/puncak (IV/e)
- Kenaikan pangkat bisa kurang
dari 4 tahun melalui angka
Untuk menjadi Penilik bisa
diangkat dari pejabat struk
Harus dari jabatan guru (fung-
3
kredit,
sional.
tural.
4
Pendidikan tertinggi minimal
Pendidikan tertinggi minimal
tingkat SLTA/sederajat.
Diploma II.
Tidak ada batasan usia ter
Usia tertinggi 5 (lima) tahun
tinggi (aktif sebagai PNS).
sebelum mencapai batas usia
i
5
pensiun jabatan Pengawas.
6
7
Tidak perlu diklat kedinasan
yang berkaitan dengan
Telah lulus dari diklat kedi
jabatan.
sekolah.
Tanpa berpengalaman sebagai
Berpengalaman sebagai guru TK/
SD/RA/MI/SDLB minimal selama
6 (enam) tahun berturut-turut.
guru.
Dari
tersebut,
tujuh
aspek
nasan di bidang pengawasan
substansi
perubahan
kebijakan
aspek yang paling menarik untuk dikaji ialah
aspek yang keenam, yaitu perubahan dalam persyaratan
pengangkatan jabatan pengawas harus
yang
telah lulus
mengikuti
diangkat
dari guru
pendidikan dan
pelatihan
kedinasan dalam bidang pengawasan sekolah.
jabatan
tersebut,
bila
ditinjau
dari
Persyaratan
sisi
akademik,
merupakan salah satu upaya profesionalisasi dalam bidang
ketenagaan. Artinya,
profesional
pengangkatan jabatan pengawas yang
memerlukan persyaratan jabatan dalam
pendidikan khusus dalam kepengawasan sekolah.
aspek
Persoalan
muncul: apakah dalam konteks implementasi kebijakan itu
dilaksanakan
Sinyalemen di
sesuai
dengan
dalam
Lapangan menunjukkan
konsisten.
Sekalipun
penelitian
ilmiah,
belum
bahwa
pengangkatan Pengawas
tidak konsisten,
adanya
rumusan
kebijakan?
indikasi yang
tidak
bukti
empirik
hasil
kebijakan
dalam
implementasi
pada jenjang pendidikan dasar,
sehingga mengakibatkan mutu (kualitas)
kinerja pengawas belum efektif,
maka melalui penelitian
inilah upaya pembuktian secara ilmiah akan dilakukan.
B.
Rumusan Masalah
Latar
belakang
penelitian
menunjukkan
bahwa masalah utama penelitian adalah:
tingkat
keterhubungan
perubahan kebijakan
antara
gambaran
Seberapa jauh
efektivitas
implementasi
tentang jabatan Pengawas Sekolah
terhadap kualitas kinerja para Pengawas
Kanak dan Sekolah Dasar
(Pengawas
TK/SD)
Taman Kanak-
di
lingkungan
Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Lebak?
Berdasarkan pokok masalah tersebut,
maka problema-
tik yang perlu dijawab melalui penelitian ini adalah
sebagaimana tertera di bawah ini.
1.
Bagaimana
implementasi
kebijakan
tentang pengangkatan Pengawas TK/SD di
lingkungan
Kantor
2.
gambaran umum
Depdiknas
Kabupaten Lebak?
Bagaimana gambaran umum kinerja
Pengawas TK/SD di
lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak?
3. Apakah perubahan kebijakan
sekolah
di
lingkungan
tentang jabatan Pengawas
Kantor
Depdiknas
Kabupaten
Lebak berpengaruh terhadap kualitas kinerja Pengawas
TK/SD?
4.
Seberapa
tinggi
derajat
keternubungannya antara
perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah
di
lingkungan
Kantor
Depdiknas
Kabupaten
Lebak
terhadap kualitas kinerja Pengawas TK/SD?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji perubahan
kebijakan
ruhnya
tentang
terhadap
jabatan
Pengawas
sekolah
dan
penga-
kinerja Pengawas TK/SD di lingkungan
Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.
Berdasarkan maksud tersebut, maka tujuan pokok yang
ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
1. Dapat diperoleh gambaran umum mengenai implementasi
kebijakan
tentang pengangkatan Pengawas TK/SD di
10
lingkungan Kantor Departeman Diknas Kabupaten Lebak.
Dapat
2.
mengetahui
tentang
kinerja
Pengawas
TK/SD
di
lingkungan Kantor Departeman Diknas Kabupaten Lebak.
3. Dapat mengetahui pengaruh perubahan kebijakan tentang
jabatan Pengawas sekolah di
temen
Diknas
Kabupaten
lingkungan Kantor DeparLebak
terhadap
kualitas
kinerja Pengawas TK/SD.
4. Dapat mengetahui
bahan kebijakan
lingkungan
derajat keterhubungan antara peru
tentang
Kantor
jabatan Pengawas
Departemen
Diknas
sekolah di
Kabupaten
Lebak
terhadap kualitas kinerja Pengawas TK/SD.
D. Kegunaan Penelitian
Masalah ini menuntut
penelitian,
salah
satu
samping
pemecahan yang didukung hasil
karenanya hasil
bentuk
pemecahan
turut merangsang
mengembangkan
pemikiran
penelitian
dari
masalah
peneliti
lebih
ini
merupakan
tersebut,
lain untuk
lanjut;
Dan
di
turut
pemecahan
masalah ini berkaitan dengan disiplin ilmu administrasi,
karenanya melalui penelitian ini turut pula mengembang
kan dan memperkaya khazanah ilmu administrasi,
khsusnya
dalam bidang kajian Pengelolaan Tenaga Kependidikan dan
Kebijakan Pendidikan;
Di
kan
samping itu,
sebagai
bahan
hasil penelitian ini dapat diguna-
rujukan
bagi
para
pembuat
kebijakan
11
publik di
lapangan,
khususnya dalam pembenahan,
pembi
naan dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.
E. Kerangka Pikir Penelitian
Merujuk pada masalah pokok dan tujuan yang ingin
dicapai
dalam
penelitian,
maka analisis
penelitian menggunakan pendekatan yang
mulai dari rumusan kebijakan,
penilaian
permasalahan
komprehensif,
implementasi kebijakan dan
kebijakan.
Berdasarkan
hal
tersebut,
maka
kerangka
pemikiran
yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat diilustrasikan pada Gambar 1.
Kajian
pertama,
komponen-komponen
rumusan
diarahkan
yang
kebijakan
secara
tentang
pada
eksplisit
jabatan
komponen tersebut dianalisis
termuat
pengawas.
dalam
Komponen-
di
dalamnya kriteria
evaluatif dan normatif.
Sudut
kajian
kedua,
adalah
kebijakan pengangkatan pengawas,
inilah penyimpangan
faktor
terhadap
berdasarkan kriteria suatu
rumusan kebijakan yang mencakup
empirik,
kajian
terjadi,
internal maupun
berkenaan
dengan
pengangkatan pengawas
implementasi
yang diduga pada tahap
karena dipengaruhi
faktor
persyaratan,
tahap
eksternal,
kriteria,
tidak dipedulikan
baik
maupun
lagi,
oleh
yang
tujuan
sehingga
diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja pengawas.
12
Gambar
KERANGKA
1
PEMIKIRAN
PENELITIAN
RUMUSAN PERUBAHAN
KEBIJAKAN JABATAN
PENGAWAS SEKOLAH
.]_
KEBIJAKAN
FUNGSIONALISASI
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
LAMA
BARU
JABATAN PENGAWAS
SEKOLAH
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
INTERNAL EKSTERNAL
IMPLEMENTASI KE
BIJAKAN PENGANGBIJAKAN PENGANCKATAN PENGAWAS
RUANG
TUJUAN 4
LINGKUP
SASARAN
KRITERIA/
PROSEDUR
LANDASAN ACUAN
OPERASIONAL
-r
-J
V
KEMAMPUAN DALAM
MELAKSANAKAN
GAMBARAN MUTU
KINERJA
PENGAWAS TK/SD
TUGAS
Untuk membuktikan dugaan tersebut, maka pada kajian
ketiga, diarahkan pada pengukuran efektivitas pengangka
tan pengawas melalui pelaksanaan pendidikan dan pelati
han
yang
pengawas.
diduga
perpengaruh
Komponen kinerja
terhadap
komponen
kinerja
ini akan berkaitan erat
13
dengan variabel kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas
kepengawasan,
dan motivasi dalam melakukan
pekerjaan
kepengawasan.
F. Hipotesis
Hipotesis umum yang ingin diuji adalah:
hubungan fungsional antara perubahan kebijakan
jabatan Pengawas Sekolah
dengan
Terdapat
tentang
kualitas kinerjanya.
Berdasarkan hipotesis umum tersebut secara spesifik
dirumuskan hipotesis berikut:
1. Perubahan kebijakan tentang jabatan pengawas sekolah
dalam pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak
belum diimplementasikan secara optimal.
2. Pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak belum
menunjukkan tingkat kinerja yang memadaiā¢berdasarkan
pada perubahan kebijakan jabatan Pengawas sekolah.
3.
Arah hubungan kinerja Pengawas TK/SD
mengikuti
diklat
berdasarkan
yang
perubahan
telah
kebijakan
jabatan Pengawas sekolah di Kabupaten Lebak berpola
linier dan signifikan ke arah yang positif;
4.
Derajat determinasi antara implementasi
perubahan
kebijakan jabatan Pengawas sekolah dengan variabel
kualitas kinerja Pengawas TK/SD telah mengikuti
diklat di Kabupaten Lebak adalah positif dan signifi
kan.
14
q. Sistimatika Tesis
Isi tesis ini dibagi ke dalam lima bagian,
yaitu
bagian: pendahuluan, kajian teoritis, metodologi, hasil
penelitian, dan kesimpulan.
Bagian pendahuluan, merupakan gambaran umum tentang
permasalahan penelitian,
yang mencakup:
permasalahan, rumusan masalah,
naan penelitian,
tujuan penelitian, kegu-
kerangka pikir
dan sistimatika laporan.
latar belakang
penelitian,
hipotesis,
Bagian kajian teori,
merupakan
landasan teoritis yang dibangun untuk mengkaji permasa
lahan penelitian dari pandangan litelatur. Kajian teori
ini berkenaan dengan:
(1) Konsep analisis
implementasi
kebijakan; (2) Kebijakan pendidikan dan pelatihan penga
was sekolah;
(3)
Inkonsistensi dalam implementasi kebi
jakan pengangkatan pengawas sekolah;
(4)
Konsep super-
visi pendidikan bagi pengawas sekolah; (5) Pengembangan
kemampuan profesional supervisor pendidikan;
Hasil-hasil
dologi,
penelitian lain yang
berkenaan dengan:
populasi dan sampel,
(3)
relevan.
Dan (6)
Bagian Meto
(1) variabel penelitian,
(2)
teknik pengumpulan data,
dan
(4) rancangan pengujian hipotesis. Bagian Hasil peneli
tian,
mencakup pengolahan data dan penyajian
temuan penelitian serta pembahasan hasil
temuan-
penelitian.
Bagian terahir merupakan kesimpulan, implikasi dan saran
dari hasil-hasil penelitian.
BAB
METODE
Berdasarkan
III
PENELITIAN
tujuan yang
ingin dicapai,
maka
tipe
penelitian ini dapat dikatagorikan pada tipe penelitian
deskriptif-kuantitatif,
dengan
jenis
penelitian
korelasi
untuk pengujian hipotesis.
A.
Variabel Penelitian
1.
Variabel Independen (X)
Variabel
Independen adalah variabel
"perubahan
kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah". Variabel
ini
berkenaan
rumusan
kebijakan
kebijakan.
dengan
dengan
konsistensi
dengan
Kriteria
kriteria
Sedangkan
substansi
substansi
rumusan
empirik,
antara
implementasi
kebijakan
evaluatif
implementasi
kriteria
berkaitan
dan
normatif.
kebijakan
jabatan pengawas sekolah, berkenaan dengan:
lingkup,
(2)
digunakan,
tujuan dan sasaran,
(4)
mekanisme
ditempuh, dan (5) dukungan
dan
(3)
tentang
(1)
ruang
kriteria yang
prosedur
yang
harus
akurasi data yang diper-
lukan.
2.
Variabel Dependen
Variabel
pengawas".
perilaku
(Y)
Dependen
Variabel
adalah
variabel
"Kinerja
ini berkenaan dengan gambaran
dalam melaksanakan tugas pekerjaan
51
sebagai
Pengawas,
sebagai hasil program pengembangan pengawas
melalui pendidikan dan pelatihan.
diidentifikasi dari aspek
kan tugas,
Indikatornya dapat
kemampuan dalam melaksana
dan motivasi dalam melaksanakan pekerjaan.
Hubungan kedua variabel
tersebut
dapat
diilus-
trasikan pada Gambar 2.
Gambar 2
HUBUNGAN VARIABEL PENELITIAN
VARIABEL
VARIABEL
X
Perubahan .Kebijakan
Tentang Jabatan
Pengawas Sekolah
Y
Kinerja Pengawas
TK/SD
->>
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang menjadi sumber data penelitian adalah
seluruh Pengawas TK/SD dan Guru TK/SD yang berada di
lingkungan Kantor Depdiknas kabupaten Lebak.
Sampel
terwakili
diambil
secara
apabila
karakteristik
representatif,
dengan
populasi
ketentuan:
(a)
Bila karakteristik populasi sangat homogen dalam jumlah
yang banyak,
diambil sampel random,
kemungkinan penelitian populasi
Bila karakteristik
populasi
dan bila sedikit
(sampel populasi);
sangat heterogen.
(b)
maka
diambil sampel stratum atau purposif (kriteria).
Berdasarkan data yang dapat
dikumpulkan
sewaktu
studi penjajagan pada Kantor Wilayah Depdiknas Propinsi
53
Jawa Barat,
gambaran
populasi
Pengawas
dan Guru TK/SD
yang ada di Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 2 menggambarkan bahwa karakteristik populasi
sangat hetorogen, maka penarikan sampel dilakukan berda
sarkan ketentuan Purpossive sampling (sampel kriteria).
Kriteria sampel antara lain: (1) Setiap kecamatan dia
mbil 3 sekolah yang terdiri dari 1 TK dan 2 SD; (2) Dari
setiap sekolah, diambil 2 orang guru yang terdiri dari 1
guru senior dan 1 guru junior. Sedangkan untuk Pengawas
tidak dilakukan sampling,
dengan alasan di
samping
jumlahnya di bawah 100, juga dengan maksud untuk meyakinkan dalam membuat generalisasi.
Tabel
POPULASI
2
DAN SAMPEL PENELITIAN
SAMPEL
P 0 PULA S I
iO.
KECAMATAN
GURU TK GURU SD PENGAWAS
TK
SD
5
1
2
11
1
I
2
1
287
2
1
2
2
0
178
1
0
2
0
40
2
206
1
1
2
1
153
106
2
0
2
0
0
GURU TK GURU SD PENGAWAS
TK
SD
12
118
38
980
40
60
2
397
2
52
5
0
32
1
1
Rangkasbitung
2
Waruuggunung
3
5
Maja
Sajira
Cipanas
6
Muncang
7
Leuwidamar
0
0
39
27
0
0
1
0
2
8
Ciiarga
3
40
3
183
2
1
2
1
9
Bojongmanik
1
32
3
107
2
1
ā¢>
1
.0
Cileles
2
27
2
1
2
1
Gunungkencana
Baajarsari
Malingping
Panggarangan
Bayah
1
28
5
126
127
1
-1
1
1
2
2
4
.2
3
.4
.5
JUMLAH
1
48
3
241
1
1
2
1
4
90
8
4
1
2
3
2
0
74
54
4
881
327
2
1
2
2
2
110
13
620
6
1
2
4
6
797
86
4919
32
12
30
30
60
32
54
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpul
data digunakan Angket
Tertutup
model Skala Likert. Skala ini terbagi dalam dua
bagian.
Bagian pertama, Angket untuk mengungkap pendapat
dan persepsi para Pengawas TK/SD dan Guru-guru tentang
efektivitas
implementasi
perubahan kebijakan
jabatan Pengawas sekolah. Bagian kedua,
tentang
Angket untuk
mengungkap data tentang kualitas kinerja Pengawas TK/SD.
Alternatif
selalu dilakukan,
kukan,
jawaban ditetapkan
sering dilakukan,
jarang dilakukan,
berdasarkan
skala
kadang-kadang dila
tidak pernah dilakukan.
D. Rancangan Uji Hipotesis
Untuk
menentukan
pengujian
hipotesis
linieritas
variabel X dengan Y digunakan analisis regresi sederhana
dan analisis varians,
Y = a + bX
(Sudjana,
dengan rumus:
1982:297) dimana:
Y = harga-harga pada variabel Y yang diramalkan;
X = harga-harga pada variabel X;
a = perpotongan garis regresi, yaitu bila harga X sama
dengan nol;
b = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang
terjadi pada Y jika satu unit berubah pada X;
Untuk mencari derajat hubungan antara variabel X dengan
Y digunakan analisis korelasi sederhana.
Ukuran yang
dipakai adalah koefisien korelasi (r) dengan rumus:
(n) (SXiYi) - (ZXi) (ZYi)
(n)(2Xi2) - (SX^2 (n)(2Yi2) - (Z\\)2
55
1) Untuk mengetahui ketergantungan (determinasi) varia
bel X dengan Y dengan jalan koefisien korelasi
dratkan,
dikua-
lalu dikalikan 100%.
2) Tahap ahir dalam analisis korelasi ini adalah menguji
keberartian koefisien korelasi
dengan
statistik
t,
yaitu:
dimana:
t
r / n -2
/
1 - r2
t = harga t yang dicari
r = koefisien korelasi yang
dihitung
n = banyaknya data
3)
Kriteria
pengujian:
Koefisien korelasi
dikatakan
signifikan (menfiliki arti) apabila harga t hitung lebih
besar daripada harga kritis
t pada
tebel
pada taraf
signifikansi tertentu dengan derajat kebebasan (dk) atau
degree of fredom (df) = (n-2).
BAB
KESIMPULAN,
A.
V
IMPLIKASI
DAN
SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagaimana
dipaparkan pada Bab
IV,
maka
kesimpulan yang
dapat
ditarik dari penelitian ini adalahsebagai berikut:
1. Gambaran empirik tentang perubahan kebijakan tentang
pengangkatan
Pengawas
TK/SD
di
lingkungan
Kantor
Depdiknas Kabupaten Lebak berada pada katagori sedang
(51.22%).
Ini
menunjukkan
Pengawas TK/SD di
bahwa
proses
pengangkatan
Kabupaten Lebak belum sepenuhnya
sesuai dengan kebijakan yang baru.
2. Gambaran empirik kinerja Pengawas TK/SD di
Kantor
Depdiknas
Kabupaten
Lebak
pada taraf sedang (51.22%).
kinerja
Pengawas
optimal
sebagaimana
tuntutan
adanya
TK/SD
perubahan
menunjukkan
berada
Ini berarti bahwa tingkat
di
yang
lingkungan
Kabupaten
diinginkan
kebijakan
Lebak
sesuai
tentang
belum
dengan
jabatan
pengawas sekolah.
3.
Adanya
perubahan
sekolah tersebut
ke
arah yang
kebijakan
tentang
jabatan
Pengawas
telah memberikan pengaruh yang kuat
positif
terhadap
kinerja
para
Pengawas
TK/SD di Kabupaten Lebak.
4. Derajat pengaruh perubahan kebijakan jabatan pengawas
sekolah
terhadap
kinerja
74
Pengawas
TK/SD
sebesar
75
59.60%.
Ini berarti bahwa sebesar 59.60% perubahan
yang terjadi pada kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten
Lebak diperoleh dari
hasil
perubahan kebijakan ten
tang jabatan Pengawas sekolah.
Implikasi
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah dikemukakan,
maka beberapa
implikasi
kebijakan lebih lanjut,
sebagai bahan pengembangan
khususnya dalam melihat tingkat
efektivitas perubahan kebijakan dalam
jabatan pengawas ^ekolah,
pengangkatan
tampaknya perlu diketahui
bagaimana kondisi kesiapan aparat pelaksana pada tingkat
implementasi suatu kebijakan.
Kondisi
ini sangat diper-
lukan untuk menghindari kemungkinan perubahan kebijakan
politik
(political
tersebut
tidak merupakan bahasa
language)
yang pada tingkat operasional kurang dapat
diimplementasikan. Atau, kebijakan tersebut masih bersi
fat
top-down yang
kurang
didasarkan
pada
grass-root
approach dalam bentuk optimalisasi bottom-up planning.
Secara khusus,
han
kebijakan
implikasi dalam implementasi peruba
tentang
jabatan
pengawas
sekolah
antara
lain sebagai berikut:
I.
Efektivitas
perubahan kebijakan
pengawas sekolah,
si,
fasilitas,
diinginkan,
tentang
jabatan
bukan hanya ditentukan oleh motiva
persyaratan,
kinerja
pengawas
yang
dan dan prosedur implementasi kebijakan,
76
ditentukan pula oleh dukungan kesiapan aparat pelak
sana kebijakan di
lapangan.
Kebijakan yang bersifat
top down yang selama ini dilakukan akan senantiasa
menemui kendala pada saat diimplementasikan.
2. Tugas pengawas sekolah yang selama ini cenderung pada
pembinaan teknis administratif dan kurang memperhatikan aspek pembinaan teknis edukatif, sangat berdampak
pada
pencapaian
tujuan-tujuan
perubahan kebijakan tersebut,
pengawasan.
Adanya
dari sudut profesiona-
liasi tenaga kependidikan, merupakan salah satu upaya
dalam menyiapkan tenaga pengawas
meningkatkan
kinerja
lebih
sekolah yang dapat
profesional,
sehingga
tujuan-tujuan pendidikan sekolah dapat dicapai lebih
efektif.
3. Hubungan antara perubahan kebijakan dengan aspekaspek kinerja memang masih memerlukan waktu. Untuk
itu,
efektivitas
implementasi
perubahan kebijakan
tentang pengawas sekolah tersebut perlu memperhatikan
faktor-faktor
organisasi,
kondisi
lingkungan,
hubungan
tersedianya sumber-sumber,
antar
dan karakter
istik aparat pelaksana kebijakan di lapangan,
baik
secara internal maupun eksternal.
4. Pengembangan jabatan pengawas sekolah tidak hanya
didasarkan
teknis,
pada
analisis
pekerjaan
yang
bersifat
namun keberhasilan dalam melaksanakan peker
jaan kepengawasan ditunjang pula oleh keterampilan
77
yang bersifat hubungan antar manusia. Karena itu,
kurikulum pendidikan dan pelatihan pengawas sekolah,
perlu ditunjang pula oleh materi-materi yang berke
naan dengan
peningkatan
keterampilan dalam berhu-
bungan dengan manusia.
C.
Saran
1.
Dalam merekrut calon Pengawas TK/SD di lingkungan
Kandep Diknas Kabupaten Lebak, perlu didukung oleh
peningkatan pengertian,
sikap dan tindakan nyata
aparat pelaksana kebijakan yang sesuai dengan norma
serta persyaratan jabatan sebagaimana tertuang dalam
rumusan kebijakan yang beriaku.
2. Untuk meningkatkan kinerja Pengawas TK/SD di Kabupa
ten Lebak, perlu dilakukan berbagai upaya, baik
melalui
melalui
kerjasama
dengan
lembaga-lembaga
pendidikan dan pelatihan maupun melalui optimalisasi
fungsi forum Kelompok Kerja Pengawas sekolah (KKPS)
sebagai wadah pembinaan profesional Pengawas sekolah.
3. Disadari sepenuhnya, bahwa penelitian ini belum
menyentuh aspek permasalahan yang komprehensif.
Karena itu,
penelitian lanjutan perlu dilakukan,
terutama dalam: (I) Kesiapan aparat pelaksana kebija
kan dalam mengefektifkan implementasi kebijakan
pengangkatan pengawas sekolah;
(2)
Faktor-faktor
apakah yang lebih gamblang mempengaruhi kinerja dan
78
produktivitas
tugasnya;
(3)
Pengawas
TK/SD
dalam melaksanakan
Apakah mantan pejabat
struktural yang
diangkat Pengawas TK/SD tersebut memiliki pengetahuan
dan
pengalaman
dalam
bidang
kepengawasan
teknis
edukatif mengingat pendekatan struktural yang menjadi
latar
belakang kompetensi
pendekatan
fungsional?
(4)
sangat
berbeda
Apakah
pada
dengan
usia
yang
relatif mendekati pensiun memiliki moral dan semangat
kerja untuk melaksanakan proses pembinaan dan bantuan
profesional
terhadap
mutu pendidikan?
tersebut
finansial
guru-guru
sisi
"reward"
berupa
tenaga-tenaga muda yang bukan dari
tenaga struktural? Dengan demikian,
efektivitas
meningkatkan
(5) Apakah jabatan Pengawas Sekolah
kurang menarik dari
bagi
dalam
implementasi
untuk mengukur
perubahan
kebijakan
pengangkatan Pengawas TK/SD tersebut dapat diukur dan
dievaluasi secara komprehensif.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Wahab, Solichin, (1990), Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Rineka Cipta.
Allen, Robert E. (1992), Policy Deployment, Indianapolis:
AT&T.
Departemen Pendidikan
Peraturan
Kebudayaan,
Jawa
dan Kebudayaan,
Perundang-undangan
Bandung:
(1997),
Himpunan
Pendidikan
dan
Kantor Wilayah Depdikbud
Barat.
Dye, Thomas R. , (1976),
Policy Analysis,
Alabama:
Uni
versity of Alabama Press.
(1987),
NJ:
Understanding Public Policy,
Prentice Hall,
6th.Ed.,
Inc.
Education Sector Unit East Asia and Pacific Regional
Office, (1998), Education in Indonesia: From
Crisis to Recovery, Draft Gray Cover, September
23, Jakarta: Sesjen Depdikbud.
Edwards,
George C.
(1980),
Implementing Public Policy,
Washington DC: Congressional Quarterly Press.
Grindle, Merilee S. (1980), Politics and Policy Implemen
tation in the Third World, NJ: Princeton Univers
ity Press.
Hoy, Wayne K., Miskel, C. G. (1978), Educational adminis
tration, Theory, Research and Practice, New York:
Random House.
Islamy, Irfan, (1994), Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Bumi Aksara.
Jones, Charles 0. (1989), An Introduction to the Study of
Public Policy, 2nd.Ed., Massachusetts: Duxbury
Press.
Kamil, Mustofa, (1998), "Pengaruh Faktor-faktor Kelompok
terhadap Perilaku Partisipasi Pembelajaran PLS
pada Kelompok Tani Hutan Perhutanan Sosial seba
gai Kelompok Sasaran Penyuluhan Perhutanan sosial
di Kabupaten Sumedang", Tesis, Bandung: PPS IKIP
Bandung.
79
80
Lane,
Jan Erick
The Public Sector,
(1993),
London:
Sage
Publications.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). (1987), "Instruksi
Presiden RI No.15 Tahun 1974"
Tentang
PokokPokok Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan.
Lembaga Administrasi Negara, (1992), Performance Improve
ment Planning,
Suatau Pendekatan Perencanaan
Peningkatan Kinerja (Prestasi Kerja), Jakarta.
Leithwood, K. A.- & Montgomery, D.J. (1986), Improving
Principal Effectiveness, The Principal Profile,
Toronto:
Manulang,
M.,
The OISE Press.
(1981),
Ghalia
Management Personalia,
Jakarta:
Indonesia.
Mangunharjana,
A.
(1986),
Pembinaan: Arti dan Metodenya,
Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Mc.Concey,
Dale D.,
(1982),
Manajemen
bagi Organisasi
Non-PerUsahaan, Jakarta: Pus. Binaman Pressindo.
Moekijat (1986), Perencanaan dan Pengembangan
Pegawai, Bandung:: Remaja Karya.
(1991),
Karier
Latihan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Bandung: Mandar Maju
Naingggolan, H.
(1983),
Pembinaan Pegawai Negeri Sipil,
Jakarta: Tanpa Penerbit.
Orlosky, Donal E.; Mc.Cleary, Lloyd E.; Shapiro. A.;
Webb, L. Dean. (1984), Educational Administration
Today, Columbus, Ohio: A Bell & Howell Co.
Pal, Leslie A. (1996),
Public Policy Analysis: An Intro
duction, Ontario: Nelson Canada.
Patton, Carl V. & Sawicki, David S., (1986), Basic Meth
ods of Policy Analysis and Planning,
Prentice-Hall Englewood Cliffs.
Rae,
Leslie,
(1990),
Jakarta:
Mengukur Efektivitas
New Jersey:
Pelatihan,
Pustaka Binaman Pressindo.
Rebore, Ronald W. , (1985), Educational Administration, A
Management Approach, New Jersey: Prentice Hall
Inc.
81
Rondinelli,
Denis A.
menting
and G.
Shabbir Cheema,
Decentralization
Policies:
1988,
An
"Imple
Introduc
tion", dalam Cheema, G.Shabbir and Dennis A.
Rondinelli,
Decentralization and Development,
Policy Implementation in Developing Countries,
California: Sage Publications Inc, him.26.
Siagian,
Sondang
P.,
(1981),
Filsafat
Administrasi,
Jakarta: Gunung Agung.
(1981),
Peranan Staf dalam Managemen,
Jakarta:
Gunung Agung.
(1984),
ta:
Snyders,
Pengembangan Sumber Daya Insani,
Jakar
Pustaka Agung.
Fred A.
(1970), Dinamics
& Peterson, R. Duane.
of Elementary School Administrators,
Houghton Mifflin Company.
Boston:
Sofyan, Dadang, (1995), "Dampak Pelatihan Guru-guru SMEA
dan SMIP Bidang Studi Usaha Perjalanan Wisata",
Tesis, Baiidung: PPS IKIP Bandung.
Sudiapermana, Elih, (1992), "Efisiensi Eksternal Perluasan Pendidikan Keterampilan di Luar Sekolah pada
Sentra Industri Kecil dan Kerajinan Bordii Kabu
paten Bandung,
Tesis,
dan Tasikmalaya Jawa Barat".
Jakarta: PPS IKIP Jakarta.
Sudjana (1982), Metode Statistik, Bandung: Tarsito.
Sutisna,
Oteng.
(1985),
Teoritis
untuk
Administrasi
Praktek
Pendidikan:
Profesional,
Dasar
Bandung:
An-gkasa.
Yoder, Dale and Stau Dohar, Paul D. (1984), Personel
Management and Industrial Relation, New Delhi:
Prentice-Hall of India.
SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA
PENGAWAS TK/SD
(Studi Deskriptif Terhadap Pengawas TKM> di Lmgkungan Kantor
Departemen Pendidikan Naskmal Kabupaten Lebak)
TESIS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian
dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan
Oleh:
MADSIDI
NIM. 989643
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDiDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2000
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan
"Perubahan
judul
Kebijakan
Ten tang
Jabatan
Pengawas
Sekolah dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pengawas TK/SD:
Studi
Deskriptif
Kantor
Departemen
Terhadap
Pengawas
Pendidikan
TK/SD
Nasional
di
Lingkungan
Kabupaten
Lebak"
ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang
yang
beriaku
ini,
saya
dalam masyarakat
siap menanggung
tidak sesuai dengan etika
keilmuan.
Atas
pernyataan
risiko/sanksi
yang
dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
atas etika keilmuan dalam karya saya ini,
atau ada klaim
terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung,
22 November 2000
Yang membuat pernyataan.
MADSIDI
ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud menemukan hubungan el'ektivitas implementasi
perubahan kebijakan tentang jaba
tan Pengawas Sekolah dengan kualitas kinerja Pengawas
TK/SD di lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.
Empat problematik yang diajukan dalam penelitian
ini berkenaan dengan: (1) Garabaran umum implementasi
kebijakan
tentang pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabu
paten Lebak. (2) Gambaran umum kinerja
Pengawas TK/SD
di Kabupaten Lebak. (3) Pengaruh implementasi perubahan
kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah terhadap
kualitas kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak. (4)
Derajat keterhubungannya antara perubahan kebijakan
tentang jabatan Pengawas sekolah
terhadap kualitas
kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak.
Melalui pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif-parametrik terhadap sampel 30 orang Guru TK, 60
orang Guru SD dan 32 orang Pengawas TK/SD di Kabupaten
Lebak, disimpulkan bahwa: (1) Gambaran empirik tentang
perubahan kebijakan tentang pengangkatan Pengawas TK/SD
di Kabupaten Lebak berada pada katagori sedang (51.22%),
yang berarti belum sepenuhnya sesuai dengan kebijakan
yang baru. (2) Gambaran empirik kinerja Pengawas TK/SD
di Kabupaten Lebak berada pada taraf sedang (47.79%),
yang berarti tingkat kinerja Pengawas TK/SD belum opti
mal sebagaimana yang diinginkan sesuai dengan tuntutan
adanya perubahan kebijakan tentang jabatan pengawas
sekolah. (3) Adanya perubahan kebijakan tentang jabatan
Pengawas sekolah telah memberikan pengaruh yang kuat ke
arah yang positif terhadap kinerja para Pengawas TK/SD
di Kabupaten Lebak. (4) Derajat pengaruh perubahan
kebijakan jabatan pengawas sekolah terhadap kinerja
Pengawas TK/SD sebesar 59.60%, yang berarti 59.60%
perubahan yang terjadi pada kinerja Pengawas TK/SD di
Kabupaten Lebak diperoleh dari hasil perubahan kebijakan
tentang jabatan Pengawas sekolah.
Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan: (1)
Rekrutmen Pengawas TK/SD perlu didukung komitmen pelak
sana kebijakan sesuai norma dan persyaratan jabatan
dalam rumusan kebijakan yang beriaku. (2) Peningkatan
kinerja Pengawas TK/SD, perlu dilakukan sec ara komprehensif, baik melalui melalui kerjasama dengan lembagalembaga pendidikan dan pelatihan maupun melalui optimalisasi fungsi forum Kelompok Kerja Pengawas sekolah
(KKPS) sebagai wadah pembinaan profesional Pengawas
sekolah. (3) Perlu ada penelitian lanjutan tentang: (1)
Kesiapan aparat pelaksana kebijakan dalam mengefektifkan
implementasi kebijakan; (2) Faktor-faktor yang lebih
gamblang mempengaruhi kinerja dan produktivitas; (3)
Aspek-aspek karakteristik mantan pejabat struktural yang
diangkat dalam jabatan Pengawas sekolah.
DAFTAR
ISI
Halaman
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
viii
I . PENDAHULUAN
1
A. Latar Beiakang Penelitian
1
B. Rumusan Masalah
8
C. Tujuan Penelitian
9
D. Kegunaan Penelitian
BAB
*.
10
E. Kerangka Pikir Penelitian
11
F. Hipotesis
13
G. Sistimatika Tesis
14
11 . LANDASAN TEOR J
15
A. Konsep Analisis Implementasi Kebijakan.
15
B. Kebijakan Pendidikan dan Latihan
(Diklat) Pengawas Sekolah
21
C.
Inkonsistensi dalam Implementasi
Kebijakan Pengangkatan Pengawas Sekolah
26
D. Konsep Supervisi Pendidikan bagi
Pengawas Sekolah
23
E. Pengembangan Kemampuan Profesional
Supervisor Pendidikan
40
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perubahan Kebijakan
1 v
46
G. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ...
BAB III. METODE PENELITIAN
A.
BAB
51
Variabel Penelitian
51
B. Populasi dan Sampel
52
C. Teknik Pengumpulan Data
54
D. Rancangan Uj i Hipotesis
54
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A.
B.
BAB
48
56
Hasil Penelitian
56
1. Pengolahan Data
55
2. Temuan Penelitian
61
Pembahasan Hasil Penelitian
64
V. KESIMPULAN,
IMPLIKASI DAN SARAN
74
A. Kesimpulan
74
B. Implikasi
75
B. Saran
77
DAFTAR PUSTAKA
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
82
DAFTAR
TABEL
Halaman
Tabel
1.
PERUBAHAN KEBIJAKAN JABATAN PENGAWAS
7
SEKOLAH
2.
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
3.
NORMALITAS DISTRIBUSI DATA PERUBAHAN
KEBIJAKAN PENGANGKATAN PENGAWAS TK/SD
4.
57
UJI BARTLETT ATAS VARIANSI DATA PERUBAHAN
KEBIJAKAN
DARI
6.
PENGANGKATAN PENGAWAS TK/SD
57
TIGA SAMPEL
UJI BARTLETT ATAS VARIANSI DATA
KINERJA PENGAWAS TK/SD DARI TIGA SAMPEL...
7.
60
DAFTAR SKOR RATA-RATA PERUBAHAN KEBIJAKAN
PENGANGKATAN PENGAWAS TK/SD
9.
58
DAFTAR ANALISIS VARIAN UNTUK LINIERITAS
REGRESI
8.
56
NORMALITAS DISTRIBUSI DATA KINERJA
PENGAWAS TK/SD
5.
53
62
DAFTAR SKOR RATA-RATA KINERJA
63
PENGAWAS TK/SD
vi
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN
12
2.
HUBUNGAN VARIABEL PENELITIAN
52
VI 1
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
KISI-KISI
PENELITIAN
82
2.
INSTRUMEN PENELITIAN
84
3.
PENGOLAHAN DATA
89
VI 1 i
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN)
1999-2004
mengamanatkan bahwa pembangunan aparatur negara diarahkan untuk mewujudkan
aparatur
negara
mampu melaksanakan keseluruhan
yang
andal
serta
penyelenggaraan
tugas
pemerintah umum dan pembangunan dengan efisien,
dan
terpadu,
profesional,
yang didukung
oleh aparat
b^ertanggung jawab,
efektif
negara yang
bersih dan berwibawa
serta menjungjung tinggi kejujuran, kebenaran dan keadi-
ian.
Pendayagunaan
aparatur
negara
terus
ditingkatkan
terutama yang berkaitan dengan kualitas,
efisiensi
pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat serta kemam
puan profesional dan kesejahteraan aparatnya.
4Makna yang terkadung dalam amanat tersebut menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan sangat
oleh
perubahan-perubahan global.
haluan
negara
tersebut
erat
dipengaruhi
Sosok yang
kaitannya
sumber daya manusia yang dimiliki.
diinginkan
dengan
kualitas
Peningkatan dan
pengembangan kualitas sumber daya manusia tersebut salah
satunya
diupayakan
melalui
pembinaan
dan
pengembangan
aparatur yang berjenjang dan berkesinambungan sesuai
dengan
tuntutan masyarakat
dan
perubahan
jaman.
Upaya
ini merupakan upaya yang strategis mengingat bahwa
1
sumberdaya manusia memegang peran yang sangat strategis
pula dalam pembangunan nasional, dimana baik hakekat dan
tujuan pembangunan nasional,
tas
pembangunan menyangkut
inti pembangunan,
atau
faktor
maupun sasaran dan priori-
sumberdaya
manusia.
Sebagai
sumberdaya manusia merupakan penggerak
yang
menentukan
keberhasilan
pembangunan,
maupun sebagai sesuatu yang ingin dihasilkan dari proses
pembangunan nasional tersebut.
"Dalam pembangunan pendidikan,
tuntutan
yang
dijawantahkan dalam Undang-Undang
1989
tentang SLstem Pendidikan Nasional
tan
dengan
semakin
penanganan
sistem
profesional.
Nomor
2 Tahun
(UUSPN)
berkai-
pendidikan
Sekalipun
imperatif
nasional
diikuti
oleh
yang
dike-
luarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 1992
tentang Tenaga
Kependidikan
belum
sepenuhnya
memberi
gambaran tentang tugas-tugas ketenagaan, khususnya dalam
pengembangan profesionalisme yang jelas dan gamblang/
Khusus
dalam
aspek
tenaga Pengawas
Sekolah,
dalam
UUSPN dikatakan bahwa pengawas merupakan jabatan profe
sional.
Akan
tetapi,
dari
kedudukannya
yang
pada
jabatan
sebagai
hakekatnya
tersebut
Pegawai
sebagai
tidak
Negeri
aparatur
terlepas
Sipil
dan abdi
(PNS)
negara.
Sebagai PNS tidak lepas dari tugas pokok sebagai pelayan
masyarakat
yang
pengetahuan,
dituntut
sikap
untuk
senantiasa
dan keterampilan
pelayanan kepada masyarakat,
meningkatkan
dalam
memberikan
terutama dalam melaksanakan
tugas-tugas pembangunan; Karena itu,
upaya pembinaan dan
pengembangan PNS sebagai aparatur negara semakin penting
untuk
dilembagakan,
dikelola
dan
ditingkatkan
dayaguna
dan hasilgunanya bagi tujuan-tujuan pembangunan.
Terlepas
dari
hal
tersebut,
upaya
ketenagaan dapat dilihat dari dua sudut
ma,
pengembangan
pandang.
Perta-
bahwa pengembangan profesional Pengawas Sekolah akan
lebih meningkat dan beradaptasi dengan pembaharuan bila
disiapkan melalui
lain,
bahwa
pendidikan yang
pengembangan
tepat.
profesional
Dengan kata
itu
berkaitan
dengan operasionalisasi pembaharuan yang menitikberatkan
pada kualitas pelaksanaan program pembaharuan pendidikan
dan pelatihan ketenagaan.
Latihan merupakan
bangan
personil
menambah
dan
dalam
program
suatu
di
mutu,
yang
kerjanya;
Eksistensi
lingkungan PNS
yang
diatur
pengem
bertujuan
keterampilan
Lembaga
Diklat,
berdasarkan Undang-
tentang Pokok-Pokok Kepega-
untuk
meningkatkan
pengabdian,
keahlian, kemampuan dan keterampilan, dalam rangka
meningkatkan
dan
bertujuan
pembinaan dan
pengetahuan,
Undang (UU) No. 8 Tahun 1974
waian,
lembaga Pendidikan dan
organisasi
meningkatkan
serta kecakapan
khususnya
suatu
Kedua,
pendayagunaan
aparatur
negara
yang
bersih
berv/ibawa.
Kebijakan
Diklat
PNS
Republik
operasional
penyelenggaraan
Lembaga
tertuang dalam Sistem Administrasi
Indonesia
diatur
berdasarkan
Kepprej
Negara
Tahun
1972
yang
dipercayakan
Lembaga Administrasi
Negara,
pengelolaannya
yang
fungsi
kepada
lembaga
ini
diatur berdasarkan Inpres No.15 Tahun 1974. Pada Pasal 4
Lampiran
IV
Diklat
Inpres
PNS
ini
ditegaskan
bahwa
mencakup bidang Teknis
ruang
lingkup
Fungsional
dan
administrasi.
Suatu contoh kasus kendala yang dihadapi Jawa Barat
dalam pembinaan dan pengembangan aparatur masih dihadapkan banyak tantangan.
waban
Gubernur
1995,
masih
terjadi
di
Jenderal
delapan
Pada kasus Laporan Pertanggungja-
kepada
ditemukan
setiap
Dewan
787
Perwakilan
kasus
instansi.
Dan
Departemen Dalam Negeri
diantaranya menyangkut
Rakyat
Tahun
penyelewengan
temuan
Inspektorat
ditemukan
bidang
yang
56
kasus,
pemerintahan
dan
aparatur.
Hasil
penelitian Lembaga Administrasi
Negara
(LAN)
Tahun 1990, ditemukan lima kelemahan aparatur pemerintah
dalam aspek penerapan fungsi-fungsi manajemen,
dalam perencanaan unit kerja,
program,
lemahnya
unit kerja,
mengikuti
khususnya
lemahnya kegiatan evaluasi
perkembangan-perkembangan
lemahnya pemberian pedoman pada unit kerja,
serta lemah dan kurangnya pembinaan personalia.
Kasus-kasus penyelewengan aparatur pemerintah,
lemahnya
skill
yang
diwujudkan
dalam melaksanakan tugas,
peranan
lembaga
dalam
kinerja
menunjukkan
pembinaan
dan
aparatur
indikasi
bahwa
dan pengembangan aparat
melalui
belum
Lembaga
efektif.
Pendidikan
Memang
dan
benar,
Latihan
efektivitas
lembaga khususnya Lembaga Diklat
faktor,
dapat
disebabkan
(Diklat)
oleh
PNS
program
ditentukan
kelemahan
masih
suatu
banyak
organisasional
atau karena kelemahan individual aparat itu sendiri.
Kelemahan organisasional
sistem
penyelenggaraan
disebabkan
sesnya.
oleh
sarana,
tal
(Pengawas
(input),
masukan
diklat
Sekolah),
kesalahan
Kelemahan proses
sarana
teknik
dan
dapat
strategi
pro-
disebabkan
(raw input),
metode,
dapat
atau
dapat
serta lingkungan pendidikan sebagai
input";
lemahnya
Unsur-unsurnya
masukan
sub-sistem
oleh komponen peserta
ketenagaan
Diklat.
sub-sistem
Kelemahan
berkaitan dengan
komponen
dan
pra-
"instrumen
disebabkan oleh
manajemen
kemungkinannya dalam aspek perencanaan,
pembelajaran,
pelaksanaan dan
pengendalian diklat.
Aspek-aspek
Diklat
PNS
kekurangefektifan
ini memang
paling menonjol
instrumental
untuk
input,
serba memungkinkan.
dikaji
khususnya
sinyalemen
dan
latihan
secara
pada
komponen
peranan
tombak
dimensi
dalam
operasional.
tentang kompetensi
Lembaga
Namun yang
adalah dalam
Pengawas Sekolah sebagai ujung
pendidikan
peranan
proses
Sinyalemen-
profesional
Pengawas
Sekolah masih belum menunjukkan kapabilitas yang tinggi.
Sekalipun kebijakan-kebijakan tentang perekrutan
tenaga Pengawas
Sekolah telah diatur
berdasarkan Surat
Keputusan (SK) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(Menpan) No.118/1996. Menurut SK Menpan tersebut, bahwa
Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi
tugas,
tanggungjawab dan wewenang
secara
penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendi
dikan di
sekolah dengan melaksanakan penilaian dan
pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi
pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah.
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertamakali
dalam jabatan Pengawas Sekolah harus memenuhi persyaratan secara umum, dan khusus. Salah satu persyaratan umum
bagi
pengangkatan dalam
jabatan pengawas
disebutkan
dalam Pasal 23 ayat (1) butir (3) yaitu: "telah mengiku-
ti pendidikan dan pelatihan kedinasan dalam bidang
pengawasan sekolah dan
memperoleh Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan".
Suatu hal yang telah menjadi rahasia umum di ling-
kungan kepegawaian negara, hampir setiap mantan pejabat
struktural yang
kerja dapat
habis
masa
jabatannya dan
diperpanjang menjabat
supaya masa
sebagai
Pengawas
Sekolah. Sehingga banyak tudingan bahwa jabatan Pengawas
Sekolah merupakan
"terminal"
mantan pejabat
struktural
yang mendekati pensiun. Akibatnya, bukan saja menumbuhkan "image"
negatif
bagi
jabatan tersebut,
namun
dampaknya terasa pada proses pembelajaran dalam penyelenggaraan diklat.
Perubahan kebijakan dalam penganmgkatan Pengawas
Sekolah
diknas
1996,
(SK.Menpan No.118/1996,
Keputusan Bersama Men-
dan Kepala BAKN No.0322/0/1996
serta Keputusan Mendiknas
dan No.38
Tahun
No.020/U/1998)
dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1
PERUBAHAN KEBIJAKAN JABATAN PENGAWAS SEKOLAH
KEBIJAKAN BARU
KEBIJAKAN LAMA
NO
1
Penilik TK/SD
Pengawas TK/SD
2
Jabatan struktural (Eselon
IV.b):
- Jenjang pangkat tertinggi
Ill/d
- Kenaikan pangkat reguler
(4 tahun sekali).
Jabatan Fungsional:
- Dapat mencapai pangkat tertinggi/puncak (IV/e)
- Kenaikan pangkat bisa kurang
dari 4 tahun melalui angka
Untuk menjadi Penilik bisa
diangkat dari pejabat struk
Harus dari jabatan guru (fung-
3
kredit,
sional.
tural.
4
Pendidikan tertinggi minimal
Pendidikan tertinggi minimal
tingkat SLTA/sederajat.
Diploma II.
Tidak ada batasan usia ter
Usia tertinggi 5 (lima) tahun
tinggi (aktif sebagai PNS).
sebelum mencapai batas usia
i
5
pensiun jabatan Pengawas.
6
7
Tidak perlu diklat kedinasan
yang berkaitan dengan
Telah lulus dari diklat kedi
jabatan.
sekolah.
Tanpa berpengalaman sebagai
Berpengalaman sebagai guru TK/
SD/RA/MI/SDLB minimal selama
6 (enam) tahun berturut-turut.
guru.
Dari
tersebut,
tujuh
aspek
nasan di bidang pengawasan
substansi
perubahan
kebijakan
aspek yang paling menarik untuk dikaji ialah
aspek yang keenam, yaitu perubahan dalam persyaratan
pengangkatan jabatan pengawas harus
yang
telah lulus
mengikuti
diangkat
dari guru
pendidikan dan
pelatihan
kedinasan dalam bidang pengawasan sekolah.
jabatan
tersebut,
bila
ditinjau
dari
Persyaratan
sisi
akademik,
merupakan salah satu upaya profesionalisasi dalam bidang
ketenagaan. Artinya,
profesional
pengangkatan jabatan pengawas yang
memerlukan persyaratan jabatan dalam
pendidikan khusus dalam kepengawasan sekolah.
aspek
Persoalan
muncul: apakah dalam konteks implementasi kebijakan itu
dilaksanakan
Sinyalemen di
sesuai
dengan
dalam
Lapangan menunjukkan
konsisten.
Sekalipun
penelitian
ilmiah,
belum
bahwa
pengangkatan Pengawas
tidak konsisten,
adanya
rumusan
kebijakan?
indikasi yang
tidak
bukti
empirik
hasil
kebijakan
dalam
implementasi
pada jenjang pendidikan dasar,
sehingga mengakibatkan mutu (kualitas)
kinerja pengawas belum efektif,
maka melalui penelitian
inilah upaya pembuktian secara ilmiah akan dilakukan.
B.
Rumusan Masalah
Latar
belakang
penelitian
menunjukkan
bahwa masalah utama penelitian adalah:
tingkat
keterhubungan
perubahan kebijakan
antara
gambaran
Seberapa jauh
efektivitas
implementasi
tentang jabatan Pengawas Sekolah
terhadap kualitas kinerja para Pengawas
Kanak dan Sekolah Dasar
(Pengawas
TK/SD)
Taman Kanak-
di
lingkungan
Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Lebak?
Berdasarkan pokok masalah tersebut,
maka problema-
tik yang perlu dijawab melalui penelitian ini adalah
sebagaimana tertera di bawah ini.
1.
Bagaimana
implementasi
kebijakan
tentang pengangkatan Pengawas TK/SD di
lingkungan
Kantor
2.
gambaran umum
Depdiknas
Kabupaten Lebak?
Bagaimana gambaran umum kinerja
Pengawas TK/SD di
lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak?
3. Apakah perubahan kebijakan
sekolah
di
lingkungan
tentang jabatan Pengawas
Kantor
Depdiknas
Kabupaten
Lebak berpengaruh terhadap kualitas kinerja Pengawas
TK/SD?
4.
Seberapa
tinggi
derajat
keternubungannya antara
perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah
di
lingkungan
Kantor
Depdiknas
Kabupaten
Lebak
terhadap kualitas kinerja Pengawas TK/SD?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji perubahan
kebijakan
ruhnya
tentang
terhadap
jabatan
Pengawas
sekolah
dan
penga-
kinerja Pengawas TK/SD di lingkungan
Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.
Berdasarkan maksud tersebut, maka tujuan pokok yang
ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
1. Dapat diperoleh gambaran umum mengenai implementasi
kebijakan
tentang pengangkatan Pengawas TK/SD di
10
lingkungan Kantor Departeman Diknas Kabupaten Lebak.
Dapat
2.
mengetahui
tentang
kinerja
Pengawas
TK/SD
di
lingkungan Kantor Departeman Diknas Kabupaten Lebak.
3. Dapat mengetahui pengaruh perubahan kebijakan tentang
jabatan Pengawas sekolah di
temen
Diknas
Kabupaten
lingkungan Kantor DeparLebak
terhadap
kualitas
kinerja Pengawas TK/SD.
4. Dapat mengetahui
bahan kebijakan
lingkungan
derajat keterhubungan antara peru
tentang
Kantor
jabatan Pengawas
Departemen
Diknas
sekolah di
Kabupaten
Lebak
terhadap kualitas kinerja Pengawas TK/SD.
D. Kegunaan Penelitian
Masalah ini menuntut
penelitian,
salah
satu
samping
pemecahan yang didukung hasil
karenanya hasil
bentuk
pemecahan
turut merangsang
mengembangkan
pemikiran
penelitian
dari
masalah
peneliti
lebih
ini
merupakan
tersebut,
lain untuk
lanjut;
Dan
di
turut
pemecahan
masalah ini berkaitan dengan disiplin ilmu administrasi,
karenanya melalui penelitian ini turut pula mengembang
kan dan memperkaya khazanah ilmu administrasi,
khsusnya
dalam bidang kajian Pengelolaan Tenaga Kependidikan dan
Kebijakan Pendidikan;
Di
kan
samping itu,
sebagai
bahan
hasil penelitian ini dapat diguna-
rujukan
bagi
para
pembuat
kebijakan
11
publik di
lapangan,
khususnya dalam pembenahan,
pembi
naan dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.
E. Kerangka Pikir Penelitian
Merujuk pada masalah pokok dan tujuan yang ingin
dicapai
dalam
penelitian,
maka analisis
penelitian menggunakan pendekatan yang
mulai dari rumusan kebijakan,
penilaian
permasalahan
komprehensif,
implementasi kebijakan dan
kebijakan.
Berdasarkan
hal
tersebut,
maka
kerangka
pemikiran
yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat diilustrasikan pada Gambar 1.
Kajian
pertama,
komponen-komponen
rumusan
diarahkan
yang
kebijakan
secara
tentang
pada
eksplisit
jabatan
komponen tersebut dianalisis
termuat
pengawas.
dalam
Komponen-
di
dalamnya kriteria
evaluatif dan normatif.
Sudut
kajian
kedua,
adalah
kebijakan pengangkatan pengawas,
inilah penyimpangan
faktor
terhadap
berdasarkan kriteria suatu
rumusan kebijakan yang mencakup
empirik,
kajian
terjadi,
internal maupun
berkenaan
dengan
pengangkatan pengawas
implementasi
yang diduga pada tahap
karena dipengaruhi
faktor
persyaratan,
tahap
eksternal,
kriteria,
tidak dipedulikan
baik
maupun
lagi,
oleh
yang
tujuan
sehingga
diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja pengawas.
12
Gambar
KERANGKA
1
PEMIKIRAN
PENELITIAN
RUMUSAN PERUBAHAN
KEBIJAKAN JABATAN
PENGAWAS SEKOLAH
.]_
KEBIJAKAN
FUNGSIONALISASI
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
LAMA
BARU
JABATAN PENGAWAS
SEKOLAH
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
INTERNAL EKSTERNAL
IMPLEMENTASI KE
BIJAKAN PENGANGBIJAKAN PENGANCKATAN PENGAWAS
RUANG
TUJUAN 4
LINGKUP
SASARAN
KRITERIA/
PROSEDUR
LANDASAN ACUAN
OPERASIONAL
-r
-J
V
KEMAMPUAN DALAM
MELAKSANAKAN
GAMBARAN MUTU
KINERJA
PENGAWAS TK/SD
TUGAS
Untuk membuktikan dugaan tersebut, maka pada kajian
ketiga, diarahkan pada pengukuran efektivitas pengangka
tan pengawas melalui pelaksanaan pendidikan dan pelati
han
yang
pengawas.
diduga
perpengaruh
Komponen kinerja
terhadap
komponen
kinerja
ini akan berkaitan erat
13
dengan variabel kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas
kepengawasan,
dan motivasi dalam melakukan
pekerjaan
kepengawasan.
F. Hipotesis
Hipotesis umum yang ingin diuji adalah:
hubungan fungsional antara perubahan kebijakan
jabatan Pengawas Sekolah
dengan
Terdapat
tentang
kualitas kinerjanya.
Berdasarkan hipotesis umum tersebut secara spesifik
dirumuskan hipotesis berikut:
1. Perubahan kebijakan tentang jabatan pengawas sekolah
dalam pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak
belum diimplementasikan secara optimal.
2. Pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak belum
menunjukkan tingkat kinerja yang memadaiā¢berdasarkan
pada perubahan kebijakan jabatan Pengawas sekolah.
3.
Arah hubungan kinerja Pengawas TK/SD
mengikuti
diklat
berdasarkan
yang
perubahan
telah
kebijakan
jabatan Pengawas sekolah di Kabupaten Lebak berpola
linier dan signifikan ke arah yang positif;
4.
Derajat determinasi antara implementasi
perubahan
kebijakan jabatan Pengawas sekolah dengan variabel
kualitas kinerja Pengawas TK/SD telah mengikuti
diklat di Kabupaten Lebak adalah positif dan signifi
kan.
14
q. Sistimatika Tesis
Isi tesis ini dibagi ke dalam lima bagian,
yaitu
bagian: pendahuluan, kajian teoritis, metodologi, hasil
penelitian, dan kesimpulan.
Bagian pendahuluan, merupakan gambaran umum tentang
permasalahan penelitian,
yang mencakup:
permasalahan, rumusan masalah,
naan penelitian,
tujuan penelitian, kegu-
kerangka pikir
dan sistimatika laporan.
latar belakang
penelitian,
hipotesis,
Bagian kajian teori,
merupakan
landasan teoritis yang dibangun untuk mengkaji permasa
lahan penelitian dari pandangan litelatur. Kajian teori
ini berkenaan dengan:
(1) Konsep analisis
implementasi
kebijakan; (2) Kebijakan pendidikan dan pelatihan penga
was sekolah;
(3)
Inkonsistensi dalam implementasi kebi
jakan pengangkatan pengawas sekolah;
(4)
Konsep super-
visi pendidikan bagi pengawas sekolah; (5) Pengembangan
kemampuan profesional supervisor pendidikan;
Hasil-hasil
dologi,
penelitian lain yang
berkenaan dengan:
populasi dan sampel,
(3)
relevan.
Dan (6)
Bagian Meto
(1) variabel penelitian,
(2)
teknik pengumpulan data,
dan
(4) rancangan pengujian hipotesis. Bagian Hasil peneli
tian,
mencakup pengolahan data dan penyajian
temuan penelitian serta pembahasan hasil
temuan-
penelitian.
Bagian terahir merupakan kesimpulan, implikasi dan saran
dari hasil-hasil penelitian.
BAB
METODE
Berdasarkan
III
PENELITIAN
tujuan yang
ingin dicapai,
maka
tipe
penelitian ini dapat dikatagorikan pada tipe penelitian
deskriptif-kuantitatif,
dengan
jenis
penelitian
korelasi
untuk pengujian hipotesis.
A.
Variabel Penelitian
1.
Variabel Independen (X)
Variabel
Independen adalah variabel
"perubahan
kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah". Variabel
ini
berkenaan
rumusan
kebijakan
kebijakan.
dengan
dengan
konsistensi
dengan
Kriteria
kriteria
Sedangkan
substansi
substansi
rumusan
empirik,
antara
implementasi
kebijakan
evaluatif
implementasi
kriteria
berkaitan
dan
normatif.
kebijakan
jabatan pengawas sekolah, berkenaan dengan:
lingkup,
(2)
digunakan,
tujuan dan sasaran,
(4)
mekanisme
ditempuh, dan (5) dukungan
dan
(3)
tentang
(1)
ruang
kriteria yang
prosedur
yang
harus
akurasi data yang diper-
lukan.
2.
Variabel Dependen
Variabel
pengawas".
perilaku
(Y)
Dependen
Variabel
adalah
variabel
"Kinerja
ini berkenaan dengan gambaran
dalam melaksanakan tugas pekerjaan
51
sebagai
Pengawas,
sebagai hasil program pengembangan pengawas
melalui pendidikan dan pelatihan.
diidentifikasi dari aspek
kan tugas,
Indikatornya dapat
kemampuan dalam melaksana
dan motivasi dalam melaksanakan pekerjaan.
Hubungan kedua variabel
tersebut
dapat
diilus-
trasikan pada Gambar 2.
Gambar 2
HUBUNGAN VARIABEL PENELITIAN
VARIABEL
VARIABEL
X
Perubahan .Kebijakan
Tentang Jabatan
Pengawas Sekolah
Y
Kinerja Pengawas
TK/SD
->>
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang menjadi sumber data penelitian adalah
seluruh Pengawas TK/SD dan Guru TK/SD yang berada di
lingkungan Kantor Depdiknas kabupaten Lebak.
Sampel
terwakili
diambil
secara
apabila
karakteristik
representatif,
dengan
populasi
ketentuan:
(a)
Bila karakteristik populasi sangat homogen dalam jumlah
yang banyak,
diambil sampel random,
kemungkinan penelitian populasi
Bila karakteristik
populasi
dan bila sedikit
(sampel populasi);
sangat heterogen.
(b)
maka
diambil sampel stratum atau purposif (kriteria).
Berdasarkan data yang dapat
dikumpulkan
sewaktu
studi penjajagan pada Kantor Wilayah Depdiknas Propinsi
53
Jawa Barat,
gambaran
populasi
Pengawas
dan Guru TK/SD
yang ada di Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 2 menggambarkan bahwa karakteristik populasi
sangat hetorogen, maka penarikan sampel dilakukan berda
sarkan ketentuan Purpossive sampling (sampel kriteria).
Kriteria sampel antara lain: (1) Setiap kecamatan dia
mbil 3 sekolah yang terdiri dari 1 TK dan 2 SD; (2) Dari
setiap sekolah, diambil 2 orang guru yang terdiri dari 1
guru senior dan 1 guru junior. Sedangkan untuk Pengawas
tidak dilakukan sampling,
dengan alasan di
samping
jumlahnya di bawah 100, juga dengan maksud untuk meyakinkan dalam membuat generalisasi.
Tabel
POPULASI
2
DAN SAMPEL PENELITIAN
SAMPEL
P 0 PULA S I
iO.
KECAMATAN
GURU TK GURU SD PENGAWAS
TK
SD
5
1
2
11
1
I
2
1
287
2
1
2
2
0
178
1
0
2
0
40
2
206
1
1
2
1
153
106
2
0
2
0
0
GURU TK GURU SD PENGAWAS
TK
SD
12
118
38
980
40
60
2
397
2
52
5
0
32
1
1
Rangkasbitung
2
Waruuggunung
3
5
Maja
Sajira
Cipanas
6
Muncang
7
Leuwidamar
0
0
39
27
0
0
1
0
2
8
Ciiarga
3
40
3
183
2
1
2
1
9
Bojongmanik
1
32
3
107
2
1
ā¢>
1
.0
Cileles
2
27
2
1
2
1
Gunungkencana
Baajarsari
Malingping
Panggarangan
Bayah
1
28
5
126
127
1
-1
1
1
2
2
4
.2
3
.4
.5
JUMLAH
1
48
3
241
1
1
2
1
4
90
8
4
1
2
3
2
0
74
54
4
881
327
2
1
2
2
2
110
13
620
6
1
2
4
6
797
86
4919
32
12
30
30
60
32
54
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpul
data digunakan Angket
Tertutup
model Skala Likert. Skala ini terbagi dalam dua
bagian.
Bagian pertama, Angket untuk mengungkap pendapat
dan persepsi para Pengawas TK/SD dan Guru-guru tentang
efektivitas
implementasi
perubahan kebijakan
jabatan Pengawas sekolah. Bagian kedua,
tentang
Angket untuk
mengungkap data tentang kualitas kinerja Pengawas TK/SD.
Alternatif
selalu dilakukan,
kukan,
jawaban ditetapkan
sering dilakukan,
jarang dilakukan,
berdasarkan
skala
kadang-kadang dila
tidak pernah dilakukan.
D. Rancangan Uji Hipotesis
Untuk
menentukan
pengujian
hipotesis
linieritas
variabel X dengan Y digunakan analisis regresi sederhana
dan analisis varians,
Y = a + bX
(Sudjana,
dengan rumus:
1982:297) dimana:
Y = harga-harga pada variabel Y yang diramalkan;
X = harga-harga pada variabel X;
a = perpotongan garis regresi, yaitu bila harga X sama
dengan nol;
b = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang
terjadi pada Y jika satu unit berubah pada X;
Untuk mencari derajat hubungan antara variabel X dengan
Y digunakan analisis korelasi sederhana.
Ukuran yang
dipakai adalah koefisien korelasi (r) dengan rumus:
(n) (SXiYi) - (ZXi) (ZYi)
(n)(2Xi2) - (SX^2 (n)(2Yi2) - (Z\\)2
55
1) Untuk mengetahui ketergantungan (determinasi) varia
bel X dengan Y dengan jalan koefisien korelasi
dratkan,
dikua-
lalu dikalikan 100%.
2) Tahap ahir dalam analisis korelasi ini adalah menguji
keberartian koefisien korelasi
dengan
statistik
t,
yaitu:
dimana:
t
r / n -2
/
1 - r2
t = harga t yang dicari
r = koefisien korelasi yang
dihitung
n = banyaknya data
3)
Kriteria
pengujian:
Koefisien korelasi
dikatakan
signifikan (menfiliki arti) apabila harga t hitung lebih
besar daripada harga kritis
t pada
tebel
pada taraf
signifikansi tertentu dengan derajat kebebasan (dk) atau
degree of fredom (df) = (n-2).
BAB
KESIMPULAN,
A.
V
IMPLIKASI
DAN
SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagaimana
dipaparkan pada Bab
IV,
maka
kesimpulan yang
dapat
ditarik dari penelitian ini adalahsebagai berikut:
1. Gambaran empirik tentang perubahan kebijakan tentang
pengangkatan
Pengawas
TK/SD
di
lingkungan
Kantor
Depdiknas Kabupaten Lebak berada pada katagori sedang
(51.22%).
Ini
menunjukkan
Pengawas TK/SD di
bahwa
proses
pengangkatan
Kabupaten Lebak belum sepenuhnya
sesuai dengan kebijakan yang baru.
2. Gambaran empirik kinerja Pengawas TK/SD di
Kantor
Depdiknas
Kabupaten
Lebak
pada taraf sedang (51.22%).
kinerja
Pengawas
optimal
sebagaimana
tuntutan
adanya
TK/SD
perubahan
menunjukkan
berada
Ini berarti bahwa tingkat
di
yang
lingkungan
Kabupaten
diinginkan
kebijakan
Lebak
sesuai
tentang
belum
dengan
jabatan
pengawas sekolah.
3.
Adanya
perubahan
sekolah tersebut
ke
arah yang
kebijakan
tentang
jabatan
Pengawas
telah memberikan pengaruh yang kuat
positif
terhadap
kinerja
para
Pengawas
TK/SD di Kabupaten Lebak.
4. Derajat pengaruh perubahan kebijakan jabatan pengawas
sekolah
terhadap
kinerja
74
Pengawas
TK/SD
sebesar
75
59.60%.
Ini berarti bahwa sebesar 59.60% perubahan
yang terjadi pada kinerja Pengawas TK/SD di Kabupaten
Lebak diperoleh dari
hasil
perubahan kebijakan ten
tang jabatan Pengawas sekolah.
Implikasi
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah dikemukakan,
maka beberapa
implikasi
kebijakan lebih lanjut,
sebagai bahan pengembangan
khususnya dalam melihat tingkat
efektivitas perubahan kebijakan dalam
jabatan pengawas ^ekolah,
pengangkatan
tampaknya perlu diketahui
bagaimana kondisi kesiapan aparat pelaksana pada tingkat
implementasi suatu kebijakan.
Kondisi
ini sangat diper-
lukan untuk menghindari kemungkinan perubahan kebijakan
politik
(political
tersebut
tidak merupakan bahasa
language)
yang pada tingkat operasional kurang dapat
diimplementasikan. Atau, kebijakan tersebut masih bersi
fat
top-down yang
kurang
didasarkan
pada
grass-root
approach dalam bentuk optimalisasi bottom-up planning.
Secara khusus,
han
kebijakan
implikasi dalam implementasi peruba
tentang
jabatan
pengawas
sekolah
antara
lain sebagai berikut:
I.
Efektivitas
perubahan kebijakan
pengawas sekolah,
si,
fasilitas,
diinginkan,
tentang
jabatan
bukan hanya ditentukan oleh motiva
persyaratan,
kinerja
pengawas
yang
dan dan prosedur implementasi kebijakan,
76
ditentukan pula oleh dukungan kesiapan aparat pelak
sana kebijakan di
lapangan.
Kebijakan yang bersifat
top down yang selama ini dilakukan akan senantiasa
menemui kendala pada saat diimplementasikan.
2. Tugas pengawas sekolah yang selama ini cenderung pada
pembinaan teknis administratif dan kurang memperhatikan aspek pembinaan teknis edukatif, sangat berdampak
pada
pencapaian
tujuan-tujuan
perubahan kebijakan tersebut,
pengawasan.
Adanya
dari sudut profesiona-
liasi tenaga kependidikan, merupakan salah satu upaya
dalam menyiapkan tenaga pengawas
meningkatkan
kinerja
lebih
sekolah yang dapat
profesional,
sehingga
tujuan-tujuan pendidikan sekolah dapat dicapai lebih
efektif.
3. Hubungan antara perubahan kebijakan dengan aspekaspek kinerja memang masih memerlukan waktu. Untuk
itu,
efektivitas
implementasi
perubahan kebijakan
tentang pengawas sekolah tersebut perlu memperhatikan
faktor-faktor
organisasi,
kondisi
lingkungan,
hubungan
tersedianya sumber-sumber,
antar
dan karakter
istik aparat pelaksana kebijakan di lapangan,
baik
secara internal maupun eksternal.
4. Pengembangan jabatan pengawas sekolah tidak hanya
didasarkan
teknis,
pada
analisis
pekerjaan
yang
bersifat
namun keberhasilan dalam melaksanakan peker
jaan kepengawasan ditunjang pula oleh keterampilan
77
yang bersifat hubungan antar manusia. Karena itu,
kurikulum pendidikan dan pelatihan pengawas sekolah,
perlu ditunjang pula oleh materi-materi yang berke
naan dengan
peningkatan
keterampilan dalam berhu-
bungan dengan manusia.
C.
Saran
1.
Dalam merekrut calon Pengawas TK/SD di lingkungan
Kandep Diknas Kabupaten Lebak, perlu didukung oleh
peningkatan pengertian,
sikap dan tindakan nyata
aparat pelaksana kebijakan yang sesuai dengan norma
serta persyaratan jabatan sebagaimana tertuang dalam
rumusan kebijakan yang beriaku.
2. Untuk meningkatkan kinerja Pengawas TK/SD di Kabupa
ten Lebak, perlu dilakukan berbagai upaya, baik
melalui
melalui
kerjasama
dengan
lembaga-lembaga
pendidikan dan pelatihan maupun melalui optimalisasi
fungsi forum Kelompok Kerja Pengawas sekolah (KKPS)
sebagai wadah pembinaan profesional Pengawas sekolah.
3. Disadari sepenuhnya, bahwa penelitian ini belum
menyentuh aspek permasalahan yang komprehensif.
Karena itu,
penelitian lanjutan perlu dilakukan,
terutama dalam: (I) Kesiapan aparat pelaksana kebija
kan dalam mengefektifkan implementasi kebijakan
pengangkatan pengawas sekolah;
(2)
Faktor-faktor
apakah yang lebih gamblang mempengaruhi kinerja dan
78
produktivitas
tugasnya;
(3)
Pengawas
TK/SD
dalam melaksanakan
Apakah mantan pejabat
struktural yang
diangkat Pengawas TK/SD tersebut memiliki pengetahuan
dan
pengalaman
dalam
bidang
kepengawasan
teknis
edukatif mengingat pendekatan struktural yang menjadi
latar
belakang kompetensi
pendekatan
fungsional?
(4)
sangat
berbeda
Apakah
pada
dengan
usia
yang
relatif mendekati pensiun memiliki moral dan semangat
kerja untuk melaksanakan proses pembinaan dan bantuan
profesional
terhadap
mutu pendidikan?
tersebut
finansial
guru-guru
sisi
"reward"
berupa
tenaga-tenaga muda yang bukan dari
tenaga struktural? Dengan demikian,
efektivitas
meningkatkan
(5) Apakah jabatan Pengawas Sekolah
kurang menarik dari
bagi
dalam
implementasi
untuk mengukur
perubahan
kebijakan
pengangkatan Pengawas TK/SD tersebut dapat diukur dan
dievaluasi secara komprehensif.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Wahab, Solichin, (1990), Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Rineka Cipta.
Allen, Robert E. (1992), Policy Deployment, Indianapolis:
AT&T.
Departemen Pendidikan
Peraturan
Kebudayaan,
Jawa
dan Kebudayaan,
Perundang-undangan
Bandung:
(1997),
Himpunan
Pendidikan
dan
Kantor Wilayah Depdikbud
Barat.
Dye, Thomas R. , (1976),
Policy Analysis,
Alabama:
Uni
versity of Alabama Press.
(1987),
NJ:
Understanding Public Policy,
Prentice Hall,
6th.Ed.,
Inc.
Education Sector Unit East Asia and Pacific Regional
Office, (1998), Education in Indonesia: From
Crisis to Recovery, Draft Gray Cover, September
23, Jakarta: Sesjen Depdikbud.
Edwards,
George C.
(1980),
Implementing Public Policy,
Washington DC: Congressional Quarterly Press.
Grindle, Merilee S. (1980), Politics and Policy Implemen
tation in the Third World, NJ: Princeton Univers
ity Press.
Hoy, Wayne K., Miskel, C. G. (1978), Educational adminis
tration, Theory, Research and Practice, New York:
Random House.
Islamy, Irfan, (1994), Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Bumi Aksara.
Jones, Charles 0. (1989), An Introduction to the Study of
Public Policy, 2nd.Ed., Massachusetts: Duxbury
Press.
Kamil, Mustofa, (1998), "Pengaruh Faktor-faktor Kelompok
terhadap Perilaku Partisipasi Pembelajaran PLS
pada Kelompok Tani Hutan Perhutanan Sosial seba
gai Kelompok Sasaran Penyuluhan Perhutanan sosial
di Kabupaten Sumedang", Tesis, Bandung: PPS IKIP
Bandung.
79
80
Lane,
Jan Erick
The Public Sector,
(1993),
London:
Sage
Publications.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). (1987), "Instruksi
Presiden RI No.15 Tahun 1974"
Tentang
PokokPokok Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan.
Lembaga Administrasi Negara, (1992), Performance Improve
ment Planning,
Suatau Pendekatan Perencanaan
Peningkatan Kinerja (Prestasi Kerja), Jakarta.
Leithwood, K. A.- & Montgomery, D.J. (1986), Improving
Principal Effectiveness, The Principal Profile,
Toronto:
Manulang,
M.,
The OISE Press.
(1981),
Ghalia
Management Personalia,
Jakarta:
Indonesia.
Mangunharjana,
A.
(1986),
Pembinaan: Arti dan Metodenya,
Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Mc.Concey,
Dale D.,
(1982),
Manajemen
bagi Organisasi
Non-PerUsahaan, Jakarta: Pus. Binaman Pressindo.
Moekijat (1986), Perencanaan dan Pengembangan
Pegawai, Bandung:: Remaja Karya.
(1991),
Karier
Latihan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Bandung: Mandar Maju
Naingggolan, H.
(1983),
Pembinaan Pegawai Negeri Sipil,
Jakarta: Tanpa Penerbit.
Orlosky, Donal E.; Mc.Cleary, Lloyd E.; Shapiro. A.;
Webb, L. Dean. (1984), Educational Administration
Today, Columbus, Ohio: A Bell & Howell Co.
Pal, Leslie A. (1996),
Public Policy Analysis: An Intro
duction, Ontario: Nelson Canada.
Patton, Carl V. & Sawicki, David S., (1986), Basic Meth
ods of Policy Analysis and Planning,
Prentice-Hall Englewood Cliffs.
Rae,
Leslie,
(1990),
Jakarta:
Mengukur Efektivitas
New Jersey:
Pelatihan,
Pustaka Binaman Pressindo.
Rebore, Ronald W. , (1985), Educational Administration, A
Management Approach, New Jersey: Prentice Hall
Inc.
81
Rondinelli,
Denis A.
menting
and G.
Shabbir Cheema,
Decentralization
Policies:
1988,
An
"Imple
Introduc
tion", dalam Cheema, G.Shabbir and Dennis A.
Rondinelli,
Decentralization and Development,
Policy Implementation in Developing Countries,
California: Sage Publications Inc, him.26.
Siagian,
Sondang
P.,
(1981),
Filsafat
Administrasi,
Jakarta: Gunung Agung.
(1981),
Peranan Staf dalam Managemen,
Jakarta:
Gunung Agung.
(1984),
ta:
Snyders,
Pengembangan Sumber Daya Insani,
Jakar
Pustaka Agung.
Fred A.
(1970), Dinamics
& Peterson, R. Duane.
of Elementary School Administrators,
Houghton Mifflin Company.
Boston:
Sofyan, Dadang, (1995), "Dampak Pelatihan Guru-guru SMEA
dan SMIP Bidang Studi Usaha Perjalanan Wisata",
Tesis, Baiidung: PPS IKIP Bandung.
Sudiapermana, Elih, (1992), "Efisiensi Eksternal Perluasan Pendidikan Keterampilan di Luar Sekolah pada
Sentra Industri Kecil dan Kerajinan Bordii Kabu
paten Bandung,
Tesis,
dan Tasikmalaya Jawa Barat".
Jakarta: PPS IKIP Jakarta.
Sudjana (1982), Metode Statistik, Bandung: Tarsito.
Sutisna,
Oteng.
(1985),
Teoritis
untuk
Administrasi
Praktek
Pendidikan:
Profesional,
Dasar
Bandung:
An-gkasa.
Yoder, Dale and Stau Dohar, Paul D. (1984), Personel
Management and Industrial Relation, New Delhi:
Prentice-Hall of India.