STRATEGI PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH UMUM ( SMU ) OLEH PENGAWAS SEKOLAH : Studi Deskripsi Analitis tentang Strategi Peningkatan Kemampuan Profesional Kepala SMU di Kota Bandung.

STRATEGI PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

KEPALA SEKOLAH MENENGAH UMUM ( SMU )
OLEH PENGAWAS SEKOLAH

(Studi Deskripsi Analitis tentang Strategi Peningkatan
Kemampuan Profesional Kcpala SMU di Kota Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan Program Administrasi Pendidikan

Oleh

JAJA JAHARI
NIM. 989621

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDDXAN
2001


PERNYATAAN

Dengan ini saya raenyatakan bahwa tesis dengan judul:
STRATEGI PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

KEPALA

SEKOLAH UMUM (SMU) OLEH PENGAWAS SEKOLAH ( Studi

Deskripsi Analitis tentang Strategi Peningkatan Kemampuan Profesional Kepala
SMU di Kota Bandung) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri , dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan caracara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sangsi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 30 April 2001

YangjnenabuaJ perfiyataan

DRSfH. JAJAJAHARI

LEMBAR PERSETUJUAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Prof.Dr.H. Tp. Abin Syamsuddin Makmun MA

ND?>d0188292

Pembimbing II

rof.Dr. H.Moch. roucUl Anwar MPd.
NIP : 130256639

PERSETUJUAN KETUA PROGRAM

DISETUJUI OLEH


KETUA PROGRAM ADMTNISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDH)IKAN INDONESIA

Prof. DR. H Xbjn Syamsuddin Makmun MA
ND? : 130188292

ABSTRACT

The Strategy of the Development of Senior High School Head master
Professional Capability By Supervisor.

(Descriptive Study about Senior High School (SMU) Headmasters
in Bandung)
By. Drs. H. Jaja Jahari

Supervising is a strategic way in developing human resources in the world of
education, the headmaster is the important one who is a leader in the lowest unit.

Therefore, the headmaster must have a professional capability which is necessary in

education development.

Supervisor is important in the supervising program by giving directions,
guidance, examples, and suggestions to the headmaster directly. The writer has desire
to find whether this effort effective ornot. The writer uses a qualitative approach with
the case study onthe supervisor and headmaster in Bandung. The data collected from

interview, observation, and documentation study from human instrument. The steps
are the data information analisis, the interpretation and elaboration, chatagorisation
and unity, triangulation and member check.

The writer found that the effort of supervisor is not effective . The way of
supervising is still monotenous which is followed by the limitation of supervisors, the
scientific activity of headmaster, and fund in the supervising program.

It is suggested to do some modifications in supervising system, add the
member of supervisors . support the willingness of the headmaster to develop their
capability, pay attention to the fund, and invite the participation of society to develop
education.


A BSTRAK

Strategi Pembinaan Kemampuan Profesional Kepala Sekolah Menengah
Umum (SMU) oleh Pengawas Sekolah

( Studi Deskripsi Analitis tentang Strategi Peningkatan Kemampuan Profesional
Kepala SMUdi Kota Bandung)
Oleh : Drs. H. Jaja Jahari

Pembinaan merupakan sarana yang strategis dalam pengembangan sumber
daya manusia yang terlibat dalam dunia pendidikan, terutama pemegang kendali mutu
di unit yang paling bawah yaitu Kepala Sekolah. Oleh karena iru Kepala Sekolah
harus mempunyai sikap profesional yang sangat diperlukan untuk memajukan
pendidikan apaiagi dalam mcngisi abad global dan era informasi yang tidak dapat
dibendung seperti sekarang ini. Dalam rangka mewujudkan sikap profesional Kepala
Sekolah, maka Pengawas Sekolah berperanan penting membantu mewujudkannya,
karena Pengawaslah yang memberikan arahan, bimbingan, contoh dan saran-saran
secara langsung kepada Kepala Sekolah. Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis
tertarik untuk meneiiti bagaimana usaha Pengawas Sekolah membina kemampuan
profesional Kepala Sekolah di kota Bandung Jawa Barat . Sesuai dengan studi

deskripsi, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada
Pengawas Sekolah dan Kepala SMU Negeri dan Swasta di Kota Bandung. Data
dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan alat
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah manusia (human instrument),
dibantu dengan alat bantu buku catatan dan tape recorder. Data tersebut dianalisis

dengan mengikuti langkah : analisis informasi data, interpretasi dan elaborasi,
katagorisasi dan unitasi, triangulasi dan member check.

Dari analisis tersebut ditemukan bahwa usaha pembinaan kemampuan
profesional Kepala Sekolah yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah belum efektif,
masih banyak Kepala Sekolah yang standar mutunya rendah walaupun usaha'
pembinaan terus dilakukan. Cara-cara pembinaan yang cenderung monoion
mengakibatkan kinerja Kepala Sekolah juga monoton disamping beberapa kendala
seperti kurangnya tenaga pengawas, masih terbatasnya kegiatan ilmiah bagi Kepala
Sekolah, kreativitas yang hampir mandeg, kompensasi yang belum memadai dan dana
pembinaan yang masih kecil.

Berdasarkan hal-hal diatas maka, usaha pembinaan kemampuan profesional
Kepala Sekolah disarankan untuk adanya modifikasi pembinaan dengan sistem yang

dapat disesuaikan dengan kondisi saat ini, penambahan jumlah tenaga pengawas
,adanya kesadaran dari Kepala Sekolah untuk terus meningkatkan kemampuannya,
perhatian terhadap kesejahteraan Kepala Sekolah dan Pengawas baik lahir maupun
batin dan adanya peningkatan partisipasi masyarakat/lembaga untuk membantu dunia
pendidikan sangat diperlukan.

D AFTARISI

Halaman

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTARISI
DAFTARTABEL
DAFTARGAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tatar Belakang Masalah

l
1

B.

9

Rumusan dan Batasan Masalah

C.

BAB II

.*.
m
vn
x
x1.

xu

Paradigma Penelitian

^

D.
E.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Anggapan Dasar dan Pertanyaan Penelitian

13
14

F.

Sistimatika Pembahasan

I7


LANDASAN TEORITIS
A. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

i9
19

1. Konsep Dasar dan Definisi Administrasi
Pendidikan

2. Kegiatan dalam Admkinistrasi Pendidikan

22

3. Unsur-unsuir dalam Admnistrasi Pendidikan..

24

B.


Konsep Pembinaan
1 Pengertian Pembinaan
2. Prinsip Pembinaan
3. Fungsi Pembinaan dan Pengawasan
4. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang

25
25
29
31
33

C.

Kemampuan Profesional Kepala Sekolah
1. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah

35
37

2.

Profesionalisasi Kepala Sekolah

28

3.

Pekerjaan Kepala Sekolah sebagai Profesi....

48

Pembina / Pengawas

p. Hasil Penelitian Lain yang Relevan
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Data yang Diperlukan
B. Populasi dan Sampel Penelitian

24

55

58
58
59

BAB IV

C.

Metoda Penelitian

63

D.

Sumber dan Alat Pengumpul Data

63

E.

Tahap Pelaksanaan Penelitian

64

F.

Validitas Penelitian

65

G.

Pengolahan dan Analisis Data

66

HASIL PENELITIAN

A.

68

Persepsi Pengawas dalam Pembinaan Kemampuan
Kepala Sekolah yang Dilaksanakan Pengawas,
Kendala dan Solusinya
1. Persepsi
Pengawas
dalam
Membina
2.

Kemampuan Profesional Kepala Sekolah
Usaha Pengawas Pembina dalam Pembinaan
Kemampuan Profesional Kepala Sekolah

3.

Kendala-kendala Pengawas dan Solusi yang
Dilakukarmya
dalam
Pembinaan
Kemampuan Profesional Kepala Sekolah

B.

C.

Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Membina
Kemampuan Profesional Kepala Sekolah
1
Kegiatan yang Dilakukan Pengawas
2. Kegiatan yang Diterima oleh Kepala Sekolah
dalam Rangka Pembinaan Kemampuan
Profesional Kepala Sekolah

POKOK-POKOK TEMUAN PEMBAHASAN
IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

A.

69

70

79

85
85

88

Persepsi Kepala Sekolah terhadap Tugas ,
Kegiatan dan Pembinaan yang Diterima serta
Kendala-kendalanya
1.
Persepsi Kepala Sekolah terhadap Tugasnya..
2. Kegiatan-kegiatan yang Diterima Kepala
Sekolah dari Pengawas
3. Kendala-kendala yang Dihadapi Kepala
Sekolah dalam Melaksanakan Tugas

BABV

68

91
91
93

93

DAN

Pokok-pokok Temuan Penelitian
1. Persepsi
Pengawas
Selaku
Pembina
Kemampuan Profesional Kepala Sekolah,

95

95

Usaha , Kendala dan Metoda Pembinaan

Kemampuan Profesional Kepala Sekolah

95

2.

Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam
. Pembinaan Kemampuan Profesional Kepala
Sekolah

3.

9g

Persepsi Kepala Sekolah terhadap Tugas dan
Pembinaan Kemampuan Profesional Kepala
Sekolah yangDiterima

B.

103

Pembahasan Temuan Penelitian
1. Persepsi Pengawas, Usaha , Kendala dan
Metoda Pembinaan Kemampuan Profesional
Kepala Sekolah

108

2.

Pelaksanaan
Membantu

Tugas Pengawas dalam
Peningkatan
Kemampuan

3..

Persepsi Kepala Sekolah terhadap Tugas,

Profesional Kepala Sekolah

109

Kegiatan , Pembinaan yang Diterima dan
Hambatan yang Dihadapi dalam Pelaksanaan
Tugas

C.

Implikasi Temuan Penelitian
1. Perlunya Penambahan Pengawas
2.

1H

112
115

3.

Pembinaan Kepala Sekolah dalam Bentuk
Kegiatan Ilmiah
Penyediaan BukuBacaan Ilmiah

115
116

4.

Peningkatan Kreatifitas dan Motivasi Kerja...

117

5.

Ketepatan dalam Mengatur Mutasi dan

6.

7.

Rotasi Kepala Sekolah
Peningkatan
Sistem
Pembinaan
Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
Kompensasi

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
B.

104

Kesimpulan
Rekomendasi

118
dan

119
122

124
124
127

DAFTAR PUSTAKA

129

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

135
165

IX

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1

Klasifikasi SMU Program IPA Kota Bandung
Tahun Pelajaran 1999/2000

Tabel3.I
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 4.1

Daftar Kalsifikasi Sampel Pengawas

59

Daftar Sampel Sekolah dan Klasifikasinya

61

Daftar Ciri Pemih'han Sampel

69

Perbandingan Jumlah Pengawas dan Sekolah
Binaan

Tabel 5.1

7

80

Data Perolehan NEM Rata-rata SMU Jurusan

IPA Jahun Pelajaran 1999-2000

no

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1

PComponen Sekolah sebagai Organisasi

4

Gambar 1.2

Paradigma Penelitian

12

Gambar 2.3

Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan

23

XI

^DJ»/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membentuk masyarakat dunia yang saling bergantung. Tatanan dunia

mulai mengalami perubahan secara struktural menuju era globalisasi
dalam berbagai bidang kehidupan. . Tatanan dunia saat mi ditandai oleh

persaingan antar bangsa, stabilitas kehidupan suatu bangsa dan hubungan
antar bangsa akan memainkan peranan penting.

Bagi bangsa Indonesia, abad 21 adalah abad perubahan besar,
terutama perubahan dari masyarakat agraris menuju masyarakat industn

dan informasi dengan pola-pola kehidupan yang berbeda. HAR. Tilaar
(1998 :4) mengidentifikasikan berbagai kekuatan global :

Kekuatan global pada umumnya bermuara pada empat kekuatan
yakni (1) kemajuan Iptek terutama dalam bidang informasi serta
inovasi-inovasi baru didalam teknologi yang mempermudah

kehidupan manusia, (2) perdagangan bebas yang ditunjang oleh
kemajuan Iptek (3) kerjasama regional dan internasional vang telah
menyatukan kehidupan bangsa-bangsa tanpa mengenal bates negara

dan (4) menmgkatnya kesadaran hak azasi manusia serta kewajiban

manusia dalam kehidupan bersama dan sejalan dengan itu semakin
meningkatnya kesadaran bersama dalam demokrasi.

Sumber daya manusia yang siap dalam menghadapi era

globalisasi tersebut harus memiliki pendidikan yang tinggi dengan
mdikator sederhana adalah lulusan perguruan tinggi.

Sementara saat ini masih terdapat sumber daya manusia yang

lemah dengan pendidikan yang rendah, ekonomi yang) kurang dan
bahkan akhlak yang kurang baik.

Tujuan pendidikan Sekolah Menengah dalam Undang-undang
Sistem

Pendidikan Nasional Nomor

2

tahun 1989 pasal 15

adalah,

Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan

meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,
budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan
lebihianjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.
Lebih Ianjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990

pasai 2 antara lain dinyatakan bahwa :

Tujuan pendidikan menengah
adalah : (l)meningkatkan
pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. (2)
meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,
budaya dan alam sekitarnya.

Karena itu maka jenjang pendidikan SMU merupakan jenjang
vital untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap fisik dan mental

yang ditunjang pengetahuan yang tinggi dalam menghadapi era
globalisasi tersebut.

Keberhasilan jenjang pendidikan SMU sesuai tujuan diatas
adalah out comes siswa yang berprestasi dengan indikator antara lain

tingginya perolehan NEM, dan keberhasilan sekolah menghantarkan

lulusannya masuk perguruan tinggi baik negeri, swasta
sekolah di

maupun

luar negeri, serta kecilnya resiko terjadinya perilaku

menyimpang

para

pelajar dalam bentuk kenakalan remaja serta

tingginya prestasi siswa dalam bidang lain

diluar kurikulum

( ekstrakurikuler ) yang diindikasikan dengan pencapaian kejuaraan
dalam berbagai event

Diantara yang paling berperan dalam keberhasilan siswa tersebut

adalah Kepala Sekolah. Menurut Dedi Supriadi ( 1998 : 346 ) "Erat

hubungannya

antara mutu Kepala Sekolah dengan berbagai aspek

kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah dan
menurunnya perilaku nakai siswa ".

Keberhasilan diatas akan tercapai apabila semua unsur yang ada
didalam sistem

organisasi sekolah berjalan dengan baik. Gambaran

komponen yang ada dalam
berikut:

sekolah sebagai organisasi adalah sebagai

Gambar 1.1 Komponen Sekolah sebagai Organisasi
Menurut C. Turney dalam The School Manager

Secara

konsepsional,

yang

bertanggung

jawab

atas

penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah Umum adalah

Kepala Sekolah. la harus bertanggung jawab atas pengelolaan
pendidikan secara mikro, yaitu tahapan yang membahas dan

melaksanakan proses belajar mengajar , dimana guru sebagai pengelola
utama pendidikan. Dalam Pasal 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah nomor

28 tahun 1990 disebutkan bahwa " Kepala Sekolah bertanggung jawab
atas penyeienggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,

pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta
pemeliharaan saranaserta prasarana ".

Kepala Sekolah yang baik dan berhasil adalah mereka yang

memiliki kemampuan profesional tinggi. Direktur Pendidikan Menengah

Umum Depdikbud dalam Rambu-rambu Pemlaian Pelaksanaan Tugas
Kepala Sekolah di Lingkungan Dikmenum (1999 : 1 ) menyatakan
bahwa:

Kepala Sekolah adalah Guru Pegawai Negeri Sipil vang diberi
tugas tambahan sebagai Kepala sekolah perlu senantiasa

meningkatkan kemampuan, pengabdian, dan kreativitasnya agar
dapat melaksanakan tugas secara profesional.

Profesional menurut Dedi Supriadi (1998 : 95) "... menunjuk

kepada penampilan seseorang yang sesuai dengan tuntutan yang
seharusnya". Diantara penanggungjawab pengendalian dan penilaian
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah adalah Para Pengawas
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan Nasional. Menurut Keputusan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 118 tahun 1996,
tanggung jawab Pengawas Sekolah adalah :

(1) Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah sesuai dengan penugasannya pada Taman Kanakkanak/Raudhatul Athfal/Bustanul Athfal. Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah/Madrasah Diniyah/Sekolah Dasar Luar Biasa. atau

Sekolah Tingkat Pertama/Madrasah Tsanawiyah atau Sekolah
Tingkat Atas/ Madrasah Aliyah/Sekolah Luar Biasa. (2)
Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar/bimbingan dan hasil
prestasi belajar/bimbingan siswa dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan.

Sedangkan Wewenang Pengawas Sekolah adalah:

(1) memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil
yang optimal dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan kode etik profesi.Menetapkan tingkat kinerja guru
dan tenaga lain yang diawasi serta faktor-faktor yang
mempengaruhi, (2) Menentukan dan atau mengusulkan program
pembinaan serta melakukan pembinaan ,

Adapun Perincian tugas pengawas menurut Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0304 / O / 1984
adalah

(1) menyusun rencana kegiatan tahunan pengawas jenis sekolah yang
menjadi tanggung jawabnya ( 2 ) membantu pelaksanaan kurikulum
yang meliputi isi, metoda pengajaran, penggunaan alat bantu

pengajaran dan evaluasi agar berlangsung sesuai dengan ketentuan
yang berlaku (3) membimbing tenaga teknis sekolah agar terpenuhi
persyaratan formal yang berlaku dan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku (4) membantu pengadaan,
penggunaan dan pemeliharaan sarana sekolah sesuai dengan ketentuan

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menjaga agar
fasilitas sarana sekolah memenuhi persyaratan yang berlaku (5)
membimbing tata usaha sekolah yang meliputi urusan kepegawaian,
urusan keuangan, dan urusan perkantoran agar berjalan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (6) menjalin hubungan kerjasama sekolah
dengan instansi pemerintah dan organisasi masyarakat antara lain
pemerintah daerah dan BP3 (7) menilai hasil pelaksanaan kurikulum
berdasarkan ketentuan yang berlaku dan ketepatan waktu (8)
menyusun pelaksanaan kegiatan sekolah antara

lain

kalender

pendidikan, penerimaan siswa baru , mutasi siswa , evaluasi belajar
tahap akhir , pembagian rapot dan kegiatan insidental lainnya (9)
menilai pemanfaatan sarana sekolah

efektifitas tata usaha sekolah

(10) menilai efesiensi dan

(11) menilai hubungan sekolah dengan

instansi pemerintah, dunia usaha dan BP3 (12) mempersiapkan daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan Kepala sekolah (13) menyampaikan
laporan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Kantor Wilayah
untuk perhatian Kepala Bidang yang relevan.

Di Kota Bandung terdapat 26 SMU Negeri dan 114 SMU Swasta

yang dalam rangka memudahkan pembinaan wilayah dibagi empat rayon

yaitu rayon Utara, Selatan , Barat, dan Timur . Di kota Bandung ini terdapat
sekolah-sekolah yang bermutu baik, yang lulusannya memperoleh rata-rata

NEM baik dan prcsentase melanjutkan ke perguraan tinggi baik negeri,
maupun swasta cukup tinggi. Artinya sekolah - sekolah tersebut mempunyai

indikator keberhasilan pelaksanaan tujuan pendidikan SMU cukup baik.
Sementara itu masih terdapat sekolah yang mutunya masih belum baik

dengan indikator sederhana perolehan NEM siswa rendah dan proscntase
melanjutkan ke perguruan tinggi negeri dan swasta yang berkualitas masih
rendah, seperti yang terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 1.1

Klasifikasi SMU Program IPA Kota Bandung tahun Pelajaran 1999/ 2000.
i

[

No

Status Sekolah j Baik

.

Klasifikasi
Baik

Sedang

Kurang

! Sekali
1.

Negeri

2.

i

Kurang

Jumlah

Sekali

0

*>

Swasta

1

Jumlah

1

10

11

2

25

5

9

8

71

94

7

19

19

73

119

Diantara faktor yang menjadi pendukung keberhasS

dengan mutu baik antara lain input uswa ke sekolah tersebut, juga sudah
cukup baik bila dilihat dari passing grade NEM pada saat penerimaan.
Kepala Sekolah SMU Negeri dan beberapa SMU swasta di

Bandung pada umumnya merupakan jenjang lanjutan dan atau terakhir

Kepala Sekolah sebelum masa pensiun atau sebelum meniti karier lebih tinggi
di jabatan struktural. Kepala sekolah umumnya sudah menjadi Kepala
Sekolah di luar kota Bandung Sedangkan Kepala-Kepala SMJ swasta pada
umumnya terpilih dari Guru-guru senior di sekolahnya atau memang terpilih

oleh Yayasan yang menaungi sekolah tersebut. Optimalisasi Peran Kepala
Sekolah dan kemampuan dasar Kepala Sekolah dalam pencapaian
keberhasilan kepemimpinannya dapat diperoleh melalui pendidikan formal,
pengalaman kerja dan pembinaandari atasan.

Dalam tata struktur organisasi Departemen Pendidikan Nasional,

terdapat dua jenis jabatan yakni jabatan struktural dan jabatan fungsional.
Kepala Sekolah secara struktural bertanggung jawab Kepada Kepala Bidang

Dikmenum Kanwil dan secara fungsional, pembinaannya adalah menjadi
tanggung jawab para Pengawas, dimana Pengawas adalah jabatan fungsional.
Dengan demikian saiah satu penunjang keberhasilan seorang Kepala Sekolah

adalah efektif tidaknya pola pembinaan yang diberikan oleh para Pengawas
dan tepat tidaknya strategi yang dipakai.

Penelitian tentang strategi pembinaan yang dilakukan Para Pengawas

Sekolah diharapkan mampu memberikan konstribusi yang maksimal terhadap
peningkatan mutu profesional Kepala Sekolah yang pada ujungnya terhadap
pemngkatan mutu Pendidikan Nasional untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah.

Rumusan dan batasan masalah dalam penelitian ini difokuskan untuk :

1. Memperoleh gambaran seperti apa Persepsi Pengawas dalam
pembinaan Kemampuan Kepala Sekolah

2. Bagaimana

Pelaksanaan

tugas

Pengawas

dalam

membina

kemampuan profesional Kepala Sekolah, bagaimana pula kendala
dan solusi yang dilaksanakannya .

3. Bagaimana Persepsi Kepala Sekolah terhadap tugas, kegiatan dan
pembinaan yang diterima serta kendala-kendalanya .
Dari rumusan masalah diatas, penelitian ini akan dibatasi pada :

1. Gambaran

Persepsi Pengawas dalam pembinaan Kemampuan

Kepala Sekolah .

2. Pelaksanaan tugas Pengawas dalam membina kemampuan
profesional Kepala Sekolah, kendala yang dihadapi dan solusinya.
3. Bagaimana Persepsi Kepala Sekolah terhadap tugas, kegiatan dan
pembinaan yang diterima serta kendala-kendalanya

C. Paiadigma Penman

\^^ baik.

...J

r

KEPAI
SEKOI

KESKN.IANGAN
—*

KEMAMPUAN

INSTITIIS1

PROFESIONAL

f

PRIBADI
IIA HA TAN

Kepala Sekolah yang mempunyai
kemampuan sebagai:

Administrator, Educator, Manager, Supervisor, Leader,
Inovator, Monivatoi , 1'echnical ski'ls. Human skills

Conceptual skills, ProfeMjnal,(taping dan Beeing.

Gambar.? : Paradigma Fenelitiaii

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

i

a. Tujuan Umum:

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

gambaran tentang usaha apa yang telah dilakukan Pengawas
Sekolah dalam melaksanakan peranannya sebagai Pembina
Pengembang, Pelindung Kepala Sekolah, serta peningkatan mutu

dan pelayanan Pendidikan.

Disainping itu untuk mengetahui

strategi dan pelaksanaan pengawasan dalam meningkatkan

kemampuan profesional Kepala Sekolah di kota Bandung yang
pada gilirannya akan berpengaruh terhadap usaha mencerdaskan
kehidupan bangsa.

b. Tujuan Khusus :

Bertitik tolak dari tujuan umum diatas dan sebagai jawaban
dari rumusan masalah penelitian , maka tujuan khusus penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan mencari

makna terhadap usaha-usaha yang dilakukan Pengawas Sekolah
sebagai Pembina, pengembang, pelindung Kepala Sekolah serta

meningkatkan mutu dan pelayanan sekolah , khususnya SMU di
Kota Bandung.

Adapun hal-hal yang ingin dideskripsikan dan dianalisis
ac'alah:

1. Persepsi Pengawas dalam pembinaan Kemampuan
Profesional Kepala Sekolah.

2. Pelaksanaan tugas pengawas dalam membina kemampuan
profesional Kepala Sekolah, kendala dan solusinya
3. Persepsi Kepala Sekolah terhadap tugas, kegiatan dan
pembinaan yang diterima serta kendala-kendalanya

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan dalam upaya :

a. Meningkatkan kemampuan profesional Kepala SMU melalui
pembinaan yang efektif dan efisien oleh Pengawas.

b. Meningkatkan pembinaan Kepala SMU melalui strategi yang tepat
dan telah teruji.

E. Anggapan Dasar dan Pertanyaan Penelitian

Anggapan dasar adalah titik tolak pemikiran yang kebenarannva

diterima oleh peneliti. Hal ini diperlukan untuk memperkuat penelitian
dan membantu peneliti dalam memperjelas menetapkan objek penelitian,

wilayah pengambilan data dan instrumen pengambilan data yang
diperlukan.

Sebagai landasan untuk keyakinan kokohnya penelitian ini
antara lain adalah:

1. AttyResmiati(1998):

Efektivitas Pembinaan oleh Kepala Sekolah dilihat dari

Kualitas Kineija Guru Sekolah Dasar di Kotamadva Bandung

diketahui bahwa :keterampilan manajerial Kepala Sekolah dasar
negeri di Kodya Bandung adalah : 12,25 %sangat kurang, 21 57

%kurang, 32,6 %cukup, 20,83 %baik dan 12,75 %'sangat

baik. Sedangkan keterampilan teknis yang dimiliki oleh Kepala
SD tersebut adalah 23,29 % sangat kurang, 21,32 % kurang,

25,25 %cukup, i5,2 %baik dan 14,94 %sangat baik

2. C. Turney, N. Hatton, Ka.Laws, K. Sinclair, dan D. Smith (1992):
Kepala sekolah sebagai pemimpin di organisasi sekolah ia

menjadi pemain kunci, dengan pengertian bukan bekerja sendiri
tetapi justru hams mampu menempatkan dirinya sebagai
pemimpin yang baik, manager yang baik, yaitu Kepala Sekolah
yang mampu meniabarkan proses manajemen dari perencanaan
(planning), organisasi (organiting), memberikan motivasi

(motivating), kemampuan mengawasi ( controlling) dengan
komunikasi yang baik. Disamping itu ia juga harus mempunyai

kemampuan technical skill, human skill, dan conceptual skill
yang diperolehnya dari keinginan pengembangan ilmu dengan
berbagai cara

3. Direktur Pendidikan Menengah Umum Depdikbud (1999).
Guru Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tambahan

sebagai Kepala sekaolah perlui senantiasa meningkatkan
kemampuan, pengabdian dan kreativitasnya agar dapat
melaksanakan tugas secara profesional

4. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 118
tahun 1984:

Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri sipil yang diberi
tugas tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di

sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi
teknis pendidikan dan administrasinya pada satuan pendidikan

pra sekolah, dasar dan menengah

Dari beberapa pendapat diatas, penulis merumuskan pertanyaan

penelitian : Bagaimana strategi pembinaan para pengawas kepada

Kepala Sekolah, agar diperoleh Kepala SMU yang ideal yakni yang
mempunyai kemampuan profesional, sehingga pada akhirnya sekolah

yang dipimpinnya menghasilkan siswa dengan perolehan NEM tinggi,
Prosentase masuk perguruan tinggi negeri dan atau swasta yang bermutu
baik juga tinggi, angka kenakalan siswa rendah dan disiplin sekolah baik.
Secara lebih rinci permasalahan tersebut dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi Pengawas dalam pembinaan kemampuan

profesional Kepala Sekolah, bagaimana pula kendala dan solusi yang
dilaksanakannya.

2. Bagaimana

pelaksanaan

tugas

Pengawas

dalam

membina

kemampuan profesional Kepala Sekolah.

3. Bagaimana pula persepsi Kepala sekolah terhadap tugas, kegiatan,
dan pembinaan yang diterima Kepala Sekolah dari Pengawas.

F. Sistematika Pembahasan

Agar memudahkan mengikuti jalan pikiran penulis, maka penulisan
i

ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab pertama . Merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini

diutarakan gambaran umum tentang latar belakang masalah, rumusan

dan batasan masalah, paradigma penelitian, tujuan dan kegunaan
penelitian , anggapan dasar dan pertanyaan penelitian serta sistematika
penelitan.

Bab kedua.

Berisi uraian tentang teori-teori dasar yang ada

kaitannya dengan pembinaan profesional Kepala Sekolah. Pembahasan

dimulai dengan sub bab pertama konsep pembinaan Kepala Sekolah
oleh Pengawas Sekolah, pengertian pembinaan, prinsip
pembinaan,fungsi pembinaan dan pengawasan, tugas, tanggung jawab,
dan wewenang Pembina/Pengawas. Sub bab kediia tentang Kemampuan
profesional Kepala Sekolah , yang meliputi tugas dan fungsi Kepala
Sekolah , profesionalisasi Kepala Sekolah, dan pekerjaan Kepala
Sekolah sebagai profesi. Pada sub bab ketiga berisi hasil penelitian yang
relevan.

Bab ketiga. Dalam bab ini di kemukakan prosedur penelitian yang
meliputi ; data yang diperlukan, populasi dan sampel penelitian, metoda
penelitian, sumber dan alat pengumpul data, tahap pelaksanaan
penelitian, validasi penelitian ,pengolahan dan analisis data.

Bab keempat. Bab ini berisi hasil penelitian, yang meliputi sub bab
satu Persepsi Pengawas dalam Pembinaan Kemampuan Profesional

Kepala Sekolah yang dilaksanakan oleh Pengawas, Kendala dan
solusinya, yang berisi tentang persepsi Pengawas dalam membina

kemampuan profesional Kepala Sekolah, usaha Pengawas Pembina
dalam pembinaan kemampuan Profesional Kepala Sekalah, dan kendala-

kendala Pengawas dan solusi yang dilakukannya dalam pembinaan

kemampuan profesional Kepala Sekolah. Sub bab dua berisi tentang
pelaksanaan tugas Pengawas dalam membina kemampuan Profesional
Kepala Sekolah, yang berisi Kegiatan yang dilakukan Pengawas,
Kegiatan yang diterima Kepala Sekolah dalam rangka Pembinaan
Kemampuan Profesional Kepala Sekolah, Sub bab tiga berisi Persepsi
Kepala Sekolah terhadap tugas, kegiatan, dan pembinaan yang diterima
serta kendala-kendalanya, berisi tentang Persepsi Kepala Sekolah
terhadap Tugasnya, Kegiatan-kegiatan yang diterima dari Pengawas
Pembina, dan Kendala-kendala yang Dihadapi Kepala Sekolah dalam
Pelaksanaan Tugas.

Bab

kelima Dalam bab ini dibahas Pokok-pokok temuan

pembahasan dan implikasi hasil penelitian.

Bab keenam Pada bab akhir ini dikemukakan beberapa
kesimpulan tentang kemampuan profesional Kepala sekolah dan strategi
pembinaan pengawas sekolah , kemudian rekcmendasi untuk Kepaia
sekolah itu sendiri, bagi para Pengawas Sekolah dan pembuat
kebijaksanaan lainnya.

^t4jOJO

BAB in

METODOLOGI PENELITIAN

A. Data Yang Diperlukan

Yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sejumlah data yang

dikembangkan berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus penelitian,
selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian
seperti yang telah dikeinukakan dalam bab satu.

Adapun data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah hal-hal
sebagai berikut:

1. Aspek-aspek pembinaan Kepala Sekolah, yang mencakup : rencana

pembinaan Kepala Sekolah oleh Pengawas dalam rangka
meningkatkan kemampuan profesional.

2. Tujuan pembinaan, baik tujuan umum maupun khusus.

3. Kegiatan pembinaan yang mencakup : bentuk pembinaan yang
dirancang dan dilakukan oleh Pengawas atau lembaga yang
berkompeten.

4. Kecenderungan kemampuan Kepala Sekolah , yang meliputi :
kemampuan dalam melakukan tugas sebagai educator, manajer,
administrator,supervisor, inovator dan sebagai leader.

5. Rencana strategi pembinaan Kepala sekolah selanjutnya, yang
dilakukan olehPengawas.

58

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan sampel dalam penelitian ini meliputi subyek yang

memiliki karakter yang sesuai dengan pengembangan kegiatan
pembinaan kemampuan profesional Kepala Sekolah. Oleh karena itu

populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian ini bersifat purposif
yang disebut purposif sampling. Menumt Nasution (1991) "sampling
purposif dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul

oleh si peneliti menumt ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu ".

Maksudnya adalah tidak seluruh Pengawas Pembina dijadikan sampel,
tetapi dipilih yang dianggap mewakili yaitu seorang koordinator
Pengawas di Kota Bandung, seorang Pengawas dan seorang mantan
pengawas yang diharapkan dapat memberikan masukan-masukan untuk

berbagai rencana pembinaan Kepala Sekolah yang lebih bermutu,
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.1

Daftar Kalsifikasi Sampel Pengawas

No

Klasifikasi Pengawas

Jumlah

1.

Koordinator Pengawas

1

2.

Anggota Pengawas

1

3.

Mantan Pengawas

1

Jumlah

3

Ketiga katagori diatas ( Koordinator pengawas, Pengawas dan
Mantan Pengawas) dianggap mewakili kelompoknya masing-masing.
Demikian pula tidak semua Kepala Sekolah yang ada di Kota

Bandung dijadikan sampel tetapi akan digolongkan kepada Kepala
Sekolah yang memimpin sekolah yang dianggap maju ( bermutu ), yang
sedang dan masih rendah serta yang mutunya masih rendah sekali baik

sekolah negeri maupun swasta. Sedangkan sampel penelitian ini terdiri

dari masing-masing seorang Kepala Sekolah negeri dan swasta yang
mewakili sekolah baik yaitu kepala SMUN 3 terietak di rayon Bandung
Utara dan SMU Krida Nusantara terietak di Rayon Bandung Timur,
seorang Kepala Sekolah negeri dan swasta yang mewakili sekolah

sedang yaitu Kepala SMUN 11 yang terietak di Rayon Bandung
Selatan dan SMU BPK 2 Penabur yang terietak di Rayon Bandung Barat
seorang Kepala Sekolah negeri dan swasta yang mewakili sekolah
kurang yaitu Kepala SMUN 6 yang terietak di Rayon Bandung Barat dan

Kepala SMU PGII 1 yang terietak di Rayon Bandung Utara, seorang
Kepala Sekolah negeri dan swasta yang mewakili sekolah kurang sekali
yaitu Kepala SMUN 25 yang terietak di Rayon Bandung Timur dan

Kepala SMU Pasundan 1 yang terietak di Rayon Bandung Selatan,
berdasarkan peroleh angka NEM tahun pelajaran 1999 - 2000. Lebih
jelasnya terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.2

DaftarSampel Sekolah dan Klasifikasinya

No

1.

Klasifikasi
Baik

Status Sekolah

Nama Sekolah

Negeri

SMUN 3

Swasta

Nusantara

Bandung Timur

Negeri

SMUN 11

Bandung Selatan

SMU

2.

3edang

SMU

3.

4.

Kurang

Rayon

Bandung Utara
Krida

BPK2

Swasta

Penabur

Bandung Barat

Negeri

SMUN 6

Bandung Barat

Swasta

SMU PGII1

Bandung Utara

Negeri

SMUN 25

Bandung Timur

Swasta

SMU Pasundan 1

Bandung Selatan

Kurang
Sekali

Beberapa alasan mengapa mengambil sampel seperti diatas
adalah pertama Kepala Sekolah yang akan diteliti , memimnin sekolah
dengan mempunyai perbedaan-perbedaan yang nyata seperti daerah
dimana sekolah itu berada, fasilitas sekolah yang dimiliki dan jumlah
NEM masuk siswa. Kedua sekolah-sekolah diatas dianggap mewakili
sekolah-sekolah yang lainnya ketiga sekolah-sekolah diatas (temtama

swasta)

dianggap

mewakili

lembaga-lembaga

penyelenggara

pendidikkan dimana sekolah itu bemaung yaitu : SMU Krida Nusantara

dianggap sebagai penyelenggara sekolah berciri nasional, SMU BPK 2

Penabur dianggap penyelenggara sekolah berciri agama Kristen, SMU
PGII 1 penyelenggara sekolah berciri agama Islam dan SMU Pasundan 1

penyelenggara sekolah berciri budaya/suku Sunda. Keempat

karena

keterbatasan kemampuan , waktu dan dana yang tersedia serta

kemunkinan kemudahan yang akan didapat di lapangan. Agar
mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang permasalahan yang
dikemukakan, maka dalam penelitian ini

pengambilan data akan

dilakukan secara snow ball, artinya dan satu informan dikembangkan

dengan

menghubungi informan lainnya agar data yang diperoleh

menjadi lebih lengkap.
Tabel 3.3

Daftar Ciri Pemilihan Sampel
No

Dasar Pemilihan

1.

Letak Sekolah

Bandung Utara
Bandung Selatan
Bandung Timur
Bandung Selatan

(Rayon)

2.

Klasifikasi

Ciri

sekolah

penyelengara

Keterangan

/

Jumlah
2

2
2

2

Baik

2

Sedang
Kurang
Kurang Sekali

2

Pemerintah

4

Swasta, Nasional
Swasta,Islam

1

Swasta. Kristen

1

Swasta, Etnis/Sunda

1

2

2

1

C.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini akan digunakan metode deskriptif analisis,

yaitu dengan cara mendeskripsikan aspek-aspek yang dibina oleh

Pengawas terhadap Kepala Sekolah, kemudian mendeskripsikan tujuan
dilakukannya pembinaan terhadap aspek-aspek tersebut, selanjutnya
mendeskripsikan bentuk kegiatan pembinaan kemampuan profesional
Kepala Sekolah dan pada akhimya mendeskripsikan strategi pembinaan
kemampuan Profesional Kepala Sekolah.

Untuk memperoleh data tentang hal-hal diatas peneliti

mengadakan wawancara dengan Pengawas Sekolah , dan Kepala sekolah
yang dipilih.

Data yang diperoleh di lapangan. dianalisis lebih Ianjut dengan
menggunakan teknik analisis kualitatif (akan diuraikan kemudian),
kemudian disimpulkan sebagai kesimpulan penelitian.

D. Sumber Dan Alat Pengumpul Data

Yang dimaksud dengan sumber data disini adalah data yang

bersumber dari manusia maupun dokumen yang memunkinkan dapat
diperoleh dengan menggunakan alat dan teknik tertentu.

Adapun alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan berbagai
teknik yaitu observasi, studi dokumentasi, dan wawancara.

^

*•

* i

Untuk memperoleh data yang berkenaan dengan aspek-aspek

yang dibina terhadap Kepala Sekolah, peneliti akan mengadak^studi
dokumentasi terhadap rencana pembinaan yang terdapat dalam program
pembinaan Pengawas maupun lembaga yang terkait. Kemudian

dilanjutkan dengan wawancara terhadap Kepala sekolah.

Sedangkan

untuk memperoleh data tentang kegiatan pembinaan, peneliti akan
mengadakan wawancara dengan Koordinator Pengawas Kota Bandung ,
anggota Pengawas, mantan Pengawas dan Kepala Sekolah yang telah
ditentukan.

E. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini akan dilasanakan dalam beberapa tahapan, yaitu
tahap orientasi, eksplorasi dan member chek.
Dalam tahap orientasi peneliti mengadakan observasi dan

pembicaraan

dengan

Pengawas

Sekolah,dan

Kepala

Sekolah,

selanjutnya mengkonsultasikannya dengan Dosen Pembimbing.

Tahap eksplorasi akan dilakukan

peneliti dengan mulai

mengumpulkan data awal dengan mewawancarai, Kordinator Pengawas,

anggota Pengawas dan Kepala sekolah,

mengenai proses pembinaan

kemampuan profesional Kepala Sekolah.

Tahap member chek, yaitu setelah peneliti mengadakan
observasi, wawancara dan studi dokumentasi, kemudian membuat

v ,

laporan lapangan sementara yang akan dicek kebenarannya oleh subyek
penelitian, yang bertujuan untuk menguji validitas, releabilitas, dan

obyektivitas data yang diperoleh. Dengan kata lain data yang telah

terkumpul dikonfirmasikan kepada subyek penelitian untuk menguji
kebenaran data. Selanjutnya hasil ini dikonsultasikan dengan dosen
Pembimbing untuk memperoleh saran dan informasi yang lebih luas.

Dari hasil konsultasi ini peneliti akan menggali lebih dalam data yang
kurang lengkap.

F. Validitas Penelitian

Untuk membuktikan apa yang diamati sesuai dengan apa yang

ada di lapangan, rnaka diadakan uji validitas.

Validasi ini dapat

dilakukan untuk menggali kembali atau menyempumakan apa yang
belum didapat.

Berdasarkan data yang telah dihimpun dilakukan proses
triangulasi, yaitu mencocokkan data dan menafsirkannya dengan cara

membandingkannya dengan data atau pendapat yang diperoleh dari
sumber lain yang bukan menjadi populasi atau sampel penelitian.

Sumber informasi yang dimaksud dapat saja diambil dari mantan Kepala
Sekolah, mantan Pengawas dan/ atau Ahli pendidikan yang dipilih
sesuai dengan kebutuhan. Dari sini dilakukan member chek , dimana

peneliti menanyakan kepada subyek penelitian tentang hasil penelitian

(catatan yang diperoleh dilapangan), apakah apa yang dilaporkan peneliti
sesuai dengan maksud subyek peneliti (informan). Selanjutnya data dan
tafsiran data dibicarakan dengan Pembimbing untuk keperiuan analisis
selanjutnya.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Atas dasar konsep analisis data kualitatif, maka data yang

diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan mengikuti pedeman sebagai
berikut.

Selama proses pengumpulan data, peneliti membuat catatan

lapangan secara lengkap dan baik, kemudian data hasil observasi,
wawancara ataupun hasil studi dokumentasi dirangkum, untuk kemudian

diadakan member chek terhadap rangkuman laporan hasil penelitian

kepada beberapa informan, serta mengadakan audit trail terhadap
rangkuman hasil studi dokumentasi dan sekaligus mengadakan
triangulasi untuk mendapatkan keabsahan data, yang dari hasil ini

diadakan perbaikan sebagaimana mestinya untuk sesuai dengan yang
dimaksud subyek penelitian.

Akhimya peneliti membenkan komentar secara umum terhadap
hasil penelitian dimaksud dan pada bagian-bagian tertentu diberikan
komentar secara khusus.

Setelah seluruh data terkumpul, diadakan reduksi data dengan
merangkum laporan lapangan tersebut dan selanjutnya mencatat hal-hal
pokok sesuai dengan fokus penelitian.
Hasil dari laporan tersebut disusun secara sistematis berdasarkan

katagori dan klasifikasi tertentu , akhimya membuat display data dalam

bentuk uraian (deskripsi) sehingga hubungan data yang satu dengan yang
lainnya dapat dilihat jelas sebagai satu kesatuan yang utuh (terintegrasi).

fct*JL'0>

BABV

POKOK-POKOK TEMUAN, PEMBAHASAN DAN TMPLTKASI
HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab empat , maka
dalam bab lima ini akan disajikan secara ringkas tentang :
A. Pokok-pokok temuan penelitian

B. Pembahasan temuan penelitian
C. Implikasi temuan.

Pokok-pokok temuan penelitian ini dimaksudkan sebagai kesimpulan
sementara hasil penelitian, yang kemudian akan dibahas serta dilihat

implikasinya bagi usaha pembinaan kemampuan profesional Kepala Sekolah.

A. Pokok-pokok Temuan Penelitian

I. Persepsi Pengawas Selaku Pembina Kemampuan Profesional Kepala
Sekolah, Usaha, Kendala, dan Metode Pembinaan Kemampuan
Profesional Kepala Sekolah

Berdasarkan hasil temuan peneliti, menunjukan bahwa usaha
yang telah dilakukan para pengawas pembina di Kota Bandung, jika

95

ditinjau dari tugasnya sebagai Pembina Kepala Sekolah, maka
terdapat kecenderungan-kecendemngan sebagai berikut:

a. Pemahaman Pengawas Pembina terhadap tugasnya sebagai
Pembina Kepala Sekolah pada dasamya sudah dipahami,
walaupun perlu ditingkatkan lagi temtama kemampuan
memberikan motivasi dan peningkatan kreativitas. Secara nyata
dapat dilihat dari program yang dibuat dan kenyataan dilapangan
serta penelitian dokumentasi yangada.

Pada dasamya ide peningkatan kemampuan profesional

Kepala Sekolah mempakan

prioritas utama yang hams

dikerjakan karena mempakan kebutuhan yang sangat mendesak
temtama dalam menghadapi era globalisasi saat ini.

Karena Kepala Sekolah mempakan ujung tombak dalam

pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan maka sehamsnya ia
mempunyai kemampuan dan kreativitas optimal yang mampu
menyesuaikan dengan misi dan visi yang dibuat serta kemajuan

teknologi dan ams informasi yang semakin canggih.

b. Usaha

yang

dilakukan

Pengawas

dalam

meningkatkan

kemampuan profesional Kepala Sekolah dilakukan

dengan

berbagai cara antara lain adalah :

1) mendatangi langsung Kepala Sekolah di tempat kerja masingmasing

dan

memberikan

masukan-masukan

yang

// '

berhubungan dengan penyelenggaraan sekolah\\ (termasuk
administrasi dan kepemimpinan sekolah),

\b-J':'"•'J',.,

2) menyelenggarakan diskusi sesama Kepala Sekolah dalam
forum K3S atau dalam forum MKS

3) memberikan kesempatan melanjutkan pendidikan

4) memberikan perhatian jika Kepala Sekolah mendapat
masalah/ancaman.

c. Hambatan-hambatan yang dihadapi Pengawas dalam membina
Kemampuan profesional Kepala Sekolah antara lain adalah

1) terbatasnya j umlah Pengawas

2) terbatasnya jumlah buku pegangan termasuk jurnal-jurnal
kependidikan

3) kemampuan kepala sekolah yang belum merata
4) jumlah dana masih belum memadai

5) peran lembaga yang mewadahi Kepala sekolah seperti K3S

dan MKS belum optimal dipakai, apalagi PGRI yang belum
menyentuh pada daerah Kepala SMU.

~-'

2. Pelaksanaan Tugas Pengawas

dalam Pembinaan Kemampuan

Profesional Kepala Sekolah.

Pelaksanaan tugas pengawas dalam pembinaan kemampuan
profesional kepala SMU di Kota Bandung menumt pengamatan dan
hasil penelitian penulis di lapangan adalah :
a. Tugas pembinaan

Pembinaan yang dilakukan pengawas adalah; Pengawas
datang ke sekolah antara dua sampai empat kali dalam satu tahun

dengan memberikan pengarahan yang sesuai dengan thema
pembinaan saat itu seperti pengarahan masalah Penerimaan Siswa

Bam pada awal tahun, informasi dan bimbingan pelaksanaan

ulangan umum pada menjelang akhir cawu dan Ebta/Ebtanas pada
menjelang akhir tahun. Kunjungan pembinaan disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah yang bersangkutan , artinya jika suatu sekolah

membutuhkan bimbingan khusus maka Pengawas akan datang
lebih sering, dan sebaliknya jika sekolah sudah dianggap cukup,
maka kunjungan dilakukan secukupnya saja.

Dalam pembinaan langsung di sekolah tidak jarang
pengawas memberikan cara mengajar bagi gum artinya pengawas
masuk ke kelas, demikian juga bimbingan administrasi baik untuk

Kepala Sekolah, gum maupun karyawan Tata Usaha. Pengawas
juga memberikan saran-saran perbaikan jika diperlukan.

b. Pengembangan Kepala Sekolah

Usaha Pengawas untuk meningkatkan kinerja Kepala
Sekolah agar lebih profesional adalah dengan menilai mereka

seberapa besar kemajuan yang telah dicapainya, termasuk
penilaian terhadap gum-gum dibawah binaan Kepala Sekolah

yang bersangkutan.

Untuk memperdalam wawasan Kepala

Sekolah diadakan diskusi-diskusi melalui fomm K3S minimal

satu bulan dua kali. Pembahasan materi diskusi dapar berupa
hasil pengalaman Kepala Sekolah yang bam mengikuti penataran
atau pengalaman di lapangan. Pengawas juga akan memberikan

izin bagi Kepala Sekolah yang ingin melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, walaupun sampai saat ini beasiswa
masih belum ada. Menyinggung keberadaan K3S dan PGRI,

sampai saat ini kedua lembaga itu masih dibutuhkan akan tetapi
hendaknya memakai paradigma bam yaitu lebih profesional dan
mengakar.

c. Periindungan Kepala Sekolah

Apabila

teriadi

hal-hal

khusus

(tawuran

siswa,

ancaman,pemogokan dll) yang perlu penanganan secara damrat
dan mendesak maka pengawas memberikan saran-saran dan

bimbingannya setelah mendengar langkah-langkah apa yang

diambil oleh Kepala Sekolah bekerjasama dengan Ka Kandep
Diknas

s

d. Peningkatan Mutu Kepala Sekolah.

Untuk meningkatkan mutu , setiap calon Kepala Sekolah

hams mengikuti pelatihan calon Kepala Sekolah, dan pada saat
telah menjabat ia mengikuti berbagai seminar, lokakarya dan
diklat-diklat resmi lainnya.

Untuk meningkatkan wawasan Kepala Sekolah dilengkapi
juga dengan buku-buku peraturan, dan buku-buku pengetahuan
lain yang menunjang karier mereka, walaupun jumlah dan
kualitas buku itu hams ditingkatkan lagi temtama buku-buku
yangberhubungan dengan pendidikan modem.

Supervisi akademik dilakukan oleh pengawas agar tetap
terjaga mutu yang diinginkan.

Sisi lain untuk meningkatkan mutu ini adalah dengan cara
mutasi dan/atau rotasi jabatan antar Kepala Sekolah

yang

dilakukan antara dua sampai tiga tahun sekali. Peraturan masa

jabatan Kepala Sekolah yang empat tahun

dalam satu periode

dan dapat diperpanjang untuk empat tahun lagi jika memenuhi
syarat belum dapat dilakukan secara penuh, karena masih dalam

masa transisi yang diharapkan akan dapat berjalan lancar pada
tahun 2002 nanti.

IU1

Sementara itu peranan pengawas bagi peningkatan mutu

ini sangat menentukan karena itu untuk menjadi pengawas
pembina sebaiknya dari mantan Kepala Sekolah sedangkan untuk
pengawas mata pelajaran dapat diangkat gum yang senior baik
dari segi ilmumaupun usia.

e. Pelayanan Pendidikan

Pelayanan pendidikan yang dilakukan pengawas untuk
Kepala Sekolah dilakukan dengan menyediakan waktu khusus

jika Kepala Sekolah memerlukan, menyampaikan informasi baik

langsung dengan lisan maupun secara tertulis melalui pos atau
melalui kandepDiknas.

Sementara itu untuk meningkatkan kesejahteraan Kepala

Sekolah gaji yang diterima saat ini temtama untuk Kepala
Sekolah swasta tertentu hams dinaikan karena tidak sesuai lagi
dengan volume pekerjaan yang dilakukan apalagi kehamsan
memuaskan staikholder yang juga memerlukan biaya tertentu.

f

Penilaian Kepala Sekolah

Penilaian Kepala Sekolah dilakukan dengan memakai

instrumen khusus dan baku yang perlu penyempumaan untuk
penyesuaian dengan situasi dan kondisi saat ini. Pengawas

melakukan kajian terhadap instrumen ini yang diharapkan dapat
meningkatkan mutu Kepala Sekolah dimasa yailg akan datang.
Selain penilaian yang dilakukan dengan melalui instrumen baku

ini, dilakukan juga supervisi langsung ke sekolah yang hasilnya
dituangkan dalam format DP3.

3. Persepsi Kepala Sekolah terhadap Tugas dan Pembinaan kemampuan
Profesional Kepala Sekolah yang Diterima

Dari hasil penelitian ini terungkap bahwa pada umumnya para

Kepala Sekolah telah memahami akan tugas dan tanggung jawab yang
dipikulnya sebagai seorang edukator, manager, administrator ,

supervisor, leader, inovator dan motivator, akan tetapi dalam
pelaksanaannya hams tems dibina dan dikembangkan. Mereka

melakukan tugas yang diembannya sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki dan cenderung kaku artinya masih belum dilengkapi dengan

kreativitas bam baik hasil temuannya maupun meniru/mengambil dari
orang lain.

Pembinaan Kepala Sekolah yang dilakukan Oleh Pengawas

hendaknya dapat memberikan bantuan untuk meningkatkan motivasi,
kreativitas, kesempatan melanjutkan pendidikan, meng