PENGARUH BIMBINGAN KARIR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN TERHADAP KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MELANJUTKAN KE SMK :Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas IX di SMPN 1 Jalancagak Kabupaten Subang.

(1)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH BIMBINGAN KARIR DAN PERSEPSI SISWA

TENTANG PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

TERHADAP KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

UNTUK MELANJUTKAN KE SMK

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas IX di SMPN 1 Jalancagak Kabupaten Subang)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan

Oleh :

SURYATI

NIM : 1101225

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Oleh :

SURYATI

NIM : 1101225

Sebuah tesisi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan

Suryati 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Tesis isi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)


(4)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pengaruh Bimbingan Karir dan Persepsi Siswa tentang PTK terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan untuk Melanjutkan ke SMK.

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas IX di SMPN 1 JALANCAGAK.kabupaten Subang)

Suryati (1101225)

Pemilihan sekolah antara SMA dan SMK saat ini menjadikan kendala yang sangat besar bagi siswa kelas IX SMP. Pemilihan sekolah SMA ataupun SMK menjadi awal mula pilihan yang menentukan karir dalam hidupnya. Kurangnya informasi tentang SMA dan SMK menyebabkan persepsi mereka tidak kokoh atau tidak mantap untuk bisa bertanggung jawab atas pilihannya. Siswa SMP yang berada pada fase remaja awal dipengaruhi oleh perubahan masa puber, perubahan itu terjadi karena remaja atau (adolescence) sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh bimbingan karir, dan persepsi siswa tentang PTK, terhadap kemantapan pengambilan keputusan untuk melanjutkan ke SMK.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriftif, dengan teknik sampling yang digunakan cluster random sampling dengan jumlah sampel 76 orang siswa kelas IX SMP Negeri 1 Jalancagak Kabupaten Subang. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen angket. Hasil penelitian diperoleh ; Bimbingan Karir dan Persepsi Siswa tentang Penidikan Teknologi Kejuruan mempengaruhi secara signifikan terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan melanjutkan ke SMK dengan kategori rendah.

Bimbingan karir di sekolah bisa dikembangkan berdasarkan penulusuran yang cermat terhadap kemampuan minat dan bakat yang dimiliki siswa, Informasi yang dapat diberikan dari bimbingan karir tentang karir selanjutnya bisa diberikan dalam bentuk brosur, presentasi dari SMK ke SMP, memberikan gambaran prospek setelah lulus SMK, mengadakan kunjungan ke SMK sehingga siswa mengenal lebih dekat SMK yang menjadi tujuan karirnya.


(5)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISIDAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ………. i

LEMBAR PERNYATAAN ………. ii

ABSTRAK ………..……. iii

KATA PENGANTAR ………. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ……… v

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR GAMBAR ……… xii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………. 1

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah……….. 8

1. Identifikasi Masalah………... 8

2. Batasan Masalah………... 9

3. Rumusan Masalah………. 9

C. Tujuan Penelitian……….. 10

D. Manfaat Penelitian……….... 10

E. Struktur Organisasi………... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 13

A. Kajian Pustaka ……… 13

1. Hakikat Bimbingan Konseling ……… 13

a. Pengertian Bimbingan Karir……… 14

b. Teori Perkembangan Karir Menurut Donald E. Super ……….. 19

c. Dimensi Perkembangan Kematangan Karir ………... 24

d. Layanan Bimbingan Karir di SMP ………. 26

B. Gambaran Umum Bimbingan Karir di SMPN 1 Jalancagak………… 28

1. Visi dan Misi Bimbingan Konseling ……….. 28

2. Pelaksanaan Bimbingan Konseling di SMPN 1 Jalancagak …….. 29

3. Prinsip-prinsip Bimbingan Karir di Sekolah ………. 29

a. Tujuan Bimbingan Karir di Sekolah ……….. 30

b. Landasan Bimbingan Karir ……… 31

c. Pentingnya Bimbingan Karir di Sekolah ……… 32

d. Ruang Lingkup Bimbingan Karir ………... 33


(6)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan……….…… 35

1. Pengertian Persepsi ………... 35

a. Proses Persepsi ……….. 37

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi……….. 38

2. Pengertian Pendidikan Teknologi Kejuruan……….. 39

3. Jenis Pendidikan Teknologi Kejuruan……….. 43

4. Pengertian SMK……….. 44

5. Dasar Pendidikan Luar Sekolah (PLS)………. 47

D. Kemantapan Pengambilan Keputusan………..………. 50

E. Hasil Penelitian yang Relevan……… 52

F. Kerangka Pemikiran……….………... 56

G. Hipotesis……….……….... 59

BAB III METODE PENELITIAN………... 61

A, Lokasi dan Subjek Populasi……….. 61

B. Desain Penelitian ……… 62

C. Metode Penelitian……… 63

D. Definisi Operasional……… 64

E. Pengembangan Instrumen Penelitian……… 66

1. Instrumen Pengumpul Data……….. 66

2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian………. 67

3. Uji Coba Instrumen ………. 71

a. Uji Validitas dengan Korelasi Produk Moment ……….. 71

b. Uji Reliabilitas ………. 75

F. Teknik Pengumpul Data………... 78

G. Analisis Data……… 79

1.Prosedur Pengolahan Data………... 80

2.Pelaksanaan Pengumpulan Data……….. 81

3.Pengolahan Data……….. 81

a. Sebaran Frekuensi……… 82

1) Uji Normalitas Data……… 82

2) Uji Homogenitas………. 84

b. Analisis Regresi dan Korelasi……….. 86

1) Persamaan Regresi………... 86

2) Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi……… 88

3) Koefisien Korelasi……… 91


(7)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Uji Koefisien Regresi (Uji F)………. 92

b. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)……….. 93

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 96

A. Pengolahan Data Hasil Penelitian………... 96

1.Sebaran Frekuensi……… 96

a. Sebaran Frekuensi tiap Variabel………... 97

b. Hasil Uji Normalitas………. 114

1. Variabel Bimbingan Karir……… 114

2. Variabel Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan………... 115

3. Variabel Kemantapan Pengambilan Keputusan………... 116

c. Uji Homogenitas………... 117

2.Analisis Regresi……… 118

a. Persamaan Regresi……… 118

b. Uji Linieritas dan Keberartian Koefisien Regresi………. 124

3.Analisis Korelasi……… 131

a. Bimbingan Karir (X1) terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y)……… 131

b. Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (X2) terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y)……….. 132

c. Bimbingan Karir (X1) dan Persepsi Siswa tentang Pendidikan dan Teknologi Kejuruan (X2) terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y) ……….. 133

4. Uji Hipotesis………. 134

B. Pembahasan Hasil Penelitian……… 135

1 . Deskripsi bimbingan karir, persepsi siswa tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan serta Kemantapan pengambilan keputusan siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Jalancagak dalam melanjutkan ke SMK… 135 2. Pengaruh Bimbingan Karir terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Melanjutkan ke SMK……….. 139

3. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Melanjutkan ke SMK………. 141

4. Bimbingan Karir dan Persepsi tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan terhadap Pengambilan Keputusan Melanjutkan ke SMK……143


(8)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan……… 147

B. Implikasi Penelitian ……….. 147

C. Rekomendasi ………. 148

DAFTAR PUSTAKA………... 151

LAMPIRAN KELOMPOK ANGKET ……….. 15

LAMPIRAN KELOMPOK HASIL PENELITIAN..………..…… 180

LAMPIRAN KELOMPOK HASIL ADMINISTRASI BK ………..……. 195

LAMPIRAN KELOMPOK SURAT KEPUTUSAN.………..…… 232

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1. Prospek Lulusan SMK dengan berbagai jurusan ………... 46

3.1. Sampel Penelitian ………... 62

3.2. Skala penilaian Model Likert ………... 67

3.3. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Bimbingan Kari (X1)……….. 69

3.4. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Persepsi Siswa tentang PTK (X2).. 70

3.5. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y) ……… 70

3.6. Kisi-Kisi Instrumen Bimbingan Karir (X1) ……….. 73

3.7. Kisi-Kisi Instrumen Persepsi Siswa tentang PTK (X2)…………. 74

3.8. Kisi-Kisi Instrumen Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y) ... 75

3.9. Tabel Interpretasi Nilai r …….……….. 77

3.10. Kriteria penyekoran instrument ………. 80

3.11. Uji Bartlett ………. 84

3.12. Contoh Hasil Perhitungan Analisis Varians Untuk Uji Indepedensi Variabel Y terhadap Variabel X ……… 89

3.13. Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi……….. 91

4.1. Distribusi Frekuensi Perencanaan Karir ……… 97

4.2. Distribusi Frekuensi Eksplorasi Karir……… 99

4.3. Distribusi Frekuensi Pengambilan Keputusan ……….. 100

4.4. Distribusi Frekuensi Mengetahui tentang jabatan/pekerjaan yang disukai………. 101

4.5. Distribusi Frekuensi aspek pandangan dan pemahaman ………… 103

4.6. Distribusi Frekuensi aspek Kesesuaian antara kebutuhan dan cita-cita………... 105


(9)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pertimbangan ………..

4.8. Distribusi Frekuensi aspek identifikasi alternatif keputusan …….. 109

4.9. Distribusi Frekuensi Tujuan pengambilan keputusan………. 111

4.10. Distribusi Frekuensi pengambilan keputusan ……… 113

4.11. Deskripsi Bimbingan Karir (X1)………... 115

4.12. Deskripsi Variabel Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi

Kejuruan (X2) ………. 116

4.13. Deskripsi Variabel Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y) …. 117

4.14 Rekapitulasi perhitungn uji homogen Bartlett………..….. 118

4.15. Tabel Uji t Coefficients Bimbingan Karir ……….. 119

4.16. Tabel Uji t Coefficients Persepsi tentang Pendidikan Teknologi

Kejuruan………. 121

4.17 Tabel Uji t Coefficients Bimbingan Karir dan Persepsi tentang

Pendidikan Teknologi Kejuruan………. 123

Hasil analisis korelasi model summary Bimbingan karir ………... 119

4.18. Tabel hasil uji F Bimbngan karir ANOVA………... 125

4.19 Tabel hasil uji F Persepsi siswa tentang Pendidikan Teknologi

Kejuruan……….. 127

4.20 Tabel hasil uji F Bimbingan Karir dan Persepsi siswa tentang

Pendidikan Teknologi Kejuruan………. 129

4.21 Hasil analisis korelasi Bimbingn Karir ……….. 131

4.22 Hasil analisis korelasi Persepsi siswa tentang Pendidikan

Teknologi Kejuruan………. 132

4.23 Hasil analisis korelasi Bimbingn Karir dan Persepsi siswa tentang


(10)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

NO. Halaman

2.1. Model diagram layanan dan konseling………….………... 57

2.2. Keterkaitan antar Variabel ……….. 58

3.1. Desain Penelitian………..………... 63

4.1. Diagran Batang Distribusi Frekuensi Perencanaan Karir …... 98

4.2. Diagran Batang Distribusi Frekuensi Eksplorasi Karir …………. 99

4.3. Diagran Batang Distribusi Frekuensi Pengambilan Keputusan ... 100

4.4. Diagran Batang Distribusi FrekuensiMengetahui tentang jabatan/pekerjaan yang disukai………... 101

4.5. Diagran Batang Distribusi Frekuensi aspek pandangan dan pemahaman ……… 103

4.6. Diagran Batang Distribusi Frekuensi aspek Kesesuaian antara kebutuhan dan cita-cita……… 105

4.7. Diagran Batang Distribusi Frekuensi aspek pilihan atas dasar logika dan pertimbangan ……… 107

4.8. Diagran Batang Distribusi Frekuensi aspek identifikasi alternatif keputusan ……….. 110

4.9. Diagran Batang Distribusi Frekuensi Tujuan pengambilan keputusan ……… 112


(11)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)


(12)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pemilihan sekolah antara SMA dan SMK saat ini menjadikan kendala yang sangat besar bagi siswa kelas IX SMP. Pemilihan sekolah SMA ataupun SMK menjadi awal mula pilihan yang menentukan karir dalam hidupnya. Kurangnya informasi tentang SMA dan SMK menyebabkan persepsi mereka tidak kokoh atau kurang mantap untuk bisa bertanggung jawab atas pilihannya. Keadaan ini ditambah perilaku dan sikap siswa SMP yang berada pada fase remaja awal dipengaruhi oleh perubahan masa puber, perubahan itu terjadi karena remaja atau (adolescence) sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional. Perubahan biologis menurut Santrock (2003: 91) terjadi pada remaja; nampak meningkatnya tinggi dan berat badan serta mulai aktifnya alat-alat reproduksi baik untuk wanita atau laki-laki.

Perkembangan remaja untuk menunjukan minat yang besar dan berfikir tentang dunia sosial mereka dipengaruhi oleh perkembangan kognitif, melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya, serta bimbingan lingkungan keluarga, dengan kata lain interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif anak dan remaja sangatlah penting

Pendekatan sosialisasi kognitif, pendidikan formal, orang tua, teman sebaya, masyarakat sekitar, dan orientasi teknologi adalah kekuatan yang mempengaruhi perkembangan cara berfikir remaja.

Tahapan dari perkembangan kognitif menurut Jean Piaget (dalam Santrock 2003:120) berkembang melalui empat tahap perkembangan kognitif :


(13)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manusia mengetahui dunia melalui aksi-aksinya terhadap lingkungannya, seperti mengenyot, meraih, mengikuti arah benda, dll. Pada proses ini, manusia mengkonstruksi skema-skema sensori-motor yang semakin lama semakin terarah dan semakin terinterkoordinasi.

http://forensik093.blogspot.com/2010/11/perkembangan-kognitif-remaja.html

Tahap ini bayi mengalami dunianya melalui gerak inderanya dan gerakan tubuh mereka. Satu tanda dari perkembangan ini adalah memahami objek tetap / permanen. Bayi berkembang dengan cara merespon kejadian dengan gerak refleks atau pola kesiapan. Mereka belajar melihat diri mereka sebagai bagian dari objek yang ada di lingkungan. Tahap sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode.

2) Tahapan Pra Operasional. (2 - 7 tahun)

Anak-anak mengeksploitasi kemampuan yang baru dicapainya dan mengembangkan proses-proses simbolik. Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Pada tahap ini, penambahan dan pengurangan dalam hitung-hitungan bukan merupakan aktivitas yang mudah. Konkrit operasional anak mengenal bahwa ada hubungan antara angka-angka dan bahwa operasi dapat dilaksanakan menurut aturan tertentu. Pada tahap ini anak menunjukkan permulaan dari kapasitas logika orang-orang dewasa. Mereka mengerti aturan dasar dari logika. Bagaimanapun juga, proses berfikir, atau operasi, pada umumnya melibatkan objek yang kelihatan (konkrit) daripada ide yang abstrak. Egosentrisme pada tahap ini sudah mulai berkurang. Kemampuan mereka untuk menggunakan peran dari orang lain dan melihat dunia, dan mereka sendiri, dari perspektif orang-orang lain sudah berkembang dengan pesat. Mereka mengenal bahwa orang melihat sesuatu dengan cara yang berbeda, karena perbedaan situasi dan perbedaan nilai. Mereka dapat fokus pada lebih dari satu dimensi pada beberapa waktu. Pada tahap ini juga sudah menunjukkan pemahaman akan hukum kekekalan (konservasi)


(14)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anak mulai mampu menggunakan operasi-operasi berpikir karena anak telah mencapai struktus-struktur logik-matematik (logicomathematical).

4) Tahapan Operasional Formal. (12 tahun ke atas)

Tingkat operasi formal merupakan tahapan terakhir dari skema Piaget, yang merupakan tingkatan dari kedewasaan kognitif. Formal operasional biasanya dimulai pada masa pubertas, sekitar umur 11 atau 12 tahun. Akan tetapi tidak semua anak memasuki tingkatan ini pada saat pubertas, dan beberapa orang tidak pernah mencapainya. Tugas utama pada tahap ini meliputi kemampuan klasifikasi, berpikir logis, dan kemampuan hipotetis. Ada beberapa feature yang memberi remaja kapasitas lebih besar untuk memanipulasi dan menghargai lingkungan luar dan dunia imajinasi yang mencakup pemikiran hipotetis, penyelesaian masalah yang sistematis, kemampuan untuk menggunakan simbol dan pemikiran deduksi. Remaja dapat memproyeksikan dirinya pada situasi yang melebihi pengalaman mereka saat itu, dan untuk alasan itu, mereka terbungkus dalam fantasi yang panjang.

Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada gradasi abu-abu di antaranya. Faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit. ( http://downloadgratizzz.blogspot.com/2013/05/tahapan-perkembangan-kognitif-menurut-j.html)


(15)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pola pandangan konvensioanal terdapat tiga faktor dominan yang mempengaruhi proses perkembangan anak usia sekolah menengah Mamat Supriatna (2011:52), ketiga faktor itu adalah faktor pembawaan adalah faktor yang bersifat alamiah ( nature ), faktor lingkungan yang memungkinkan proses perkembangan (nurture), dan faktor waktu adalah saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation).

Pada usia remaja lingkungan yang sangat berpengaruh, pergaulan dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung pada orang dewasa, belajar bekerja sama, mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya, belajar menerima tangggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat.

Bertolak dari rumusan Tujuan Pendidikan Nasional, dan tujuan pendidikan dasar dirumuskan seperangkat tugas-tugas perkembangan yang seyogyanya dicapai oleh siswa SMP. Mamat Supriatnaa (2011:54) mengemukakan secara operasional tugas-tugas perkembangan siswa SMP adalah pencapaian perilaku siswa SMP meliputi : (1) landasan kehidupan religius, (2) Lanadasan perilaku etis, (3) Kematangan emosional, (4) Kematangan berfikir, (5) Kesadaran tanggung jawab, (6) Peran sosial sebagai pria atau wanita, (7) Penerimaan diri dan pengembangannya, (8) Kemandirian perilaku ekonomi, (9) Wawasan dan persiapan karir, (10) Kematangan hubungan dengan teman sebaya.

Remaja memproses informasi, mereka mempersespsi, memperhatikan, mengingat, berfikir, memecahkan masalah, dan menarik kesimpulan. Pemrosesan informasi adalah suatu kerangka berfikir mengenai perkembangan remaja.

Masa remaja adalah saat meningkatnya pengambilan keputusan mengenai masa depan. Kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat tidaklah menjamin bahwa keputusan yang diambil akan selalu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, keleluasaan pengalaman juga ikut berperan.


(16)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemantapan pengambilan keputusan yang tepat adalah berfikir kritis, di dalamnya terkandung pengertian mengenai makna suatu masalah secara lebih mendalam, berfikiran terbuka terhadap pendekatan dan pandangan yang berbeda-beda, dan menetapkan untuk diri sendiri hal-hal yang akan diyakini atau dilakukan.

Siswa SMP untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang sekolah lanjutan tingkat atas, membutuhkan suatu proses pengambilan keputusan. Mereka perlu dibantu atau dibimbing dalam mengambil keputusan yang sangat penting dan sulit. Suatu keputusan yang khusus menentukan masa depannya sehubungan dengan karir yang dicita-citakan tidaklah bisa langsung dapat diputuskan segera, tetapi melalui suatu proses pengambilan keputusan. Keputusan yang mantap dalam memilih sekolah yang akan di pillihnya memerlukan sebanyak-banyaknya informasi, pengetahuan, pertimbangan dan di dalamnya terkandung suatu harapan dan keyakinan atas apa yang telah diputuskan.

Mengambil keputusan, sekolah mana yang menjadi pilihannya SMA atau SMK, dapat dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang memadai yang berhubungan dengan dunia karirnya. Siswa membutuhkan bantuan bimbingan dari guru pembimbing yang ada di sekolah, guna memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik diri. Kekurangtahuan dan kekurangpahaman tersebut sering membuat mereka kehilangan kesempatan, salah pilih sekolah, Agar siswa terhindarkan dari permasalahan tersebut siswa perlu dibekali dengan informasi keadaan dirinya, informasi mengenai pendidikan lanjutan, dan informasi mengenai prospek lapangan pekerjaan di sekolah yang menjadi pilihannya.

Pengembangan diri di SMP difasilitasi dengan adanya guru, konselor di sekolah yang dilakukan dengan kegiatan bimbingan secara individu/kelompok juga diberikan bimbingan dikelas, pelayanan pengembangan diri meliputi masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik.


(17)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Layanan bimbingan di SMP bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang berkaitan dengan aspek pribadi sosial, pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan, dalam aspek perkembangan karir.

Upaya membantu siswa dalam memahami dirinya dan dunia kerja secara khusus yang menjadi sasaran Bimbingan Konseling tentang karir di sekolah diantaranya :

(1) Para siswa dapat memahami dan menilai dirinya, terutama yang berkaitan dengan segi potensi yang ada dalam dirinya, mengenai kemampuan, minat,

bakat, sikap dan cita-citanya.

(2) Menyadari dan memahami nilai - nilai yang ada dalam dirinya, serta ada dalam masyarakat.

(3) Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bagian tertentu, memahami hubungan usaha dirinya yang sekarang dengan masa depannya.

(4) Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

(5) Para siswa dapat merencanakan masa depannya serta menemukan karir dan kehidupannya yang serasi, yang sesuai.

(6) Membantu peserta didik untuk menemukan dirinya sendiri dan dunia kerjanya, sehingga dapat memilih, merencanakan, memutuskan dan

memecahkan masalah……

(.http://www.psychologymania.com/2012/03/tujuan-bimbingan-dan-konseling-karir-di.html)

Masalah yang dialami oleh siswa SMP Negeri 1 Jalancagak, adalah memilih dan menentukan apa yang ingin dilakukan setelah menyelesaikan pendidikannya di sekolah. Apakah ia ingin meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya, atau memilih untuk bekerja. Masalah pemilihan tersebut kelak dapat mengakibatkan


(18)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa tidak mantap menentukan arah karirnya, siswa melanjutkan sekolah dengan alasan faktor tingkat ekonomi keluarga, tidak untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai pribadi yang khas. Pribadi yang berbeda dengan orang lain sebagai alasannya. Kadang-kadang siswa hanya saling mengikuti atau mencontoh satu sama lain, terhadap pemilihan karir yang digelutinya. Efektif tidaknya layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah tergantung pada kemampuan siswa untuk mengambil keputuan tentang karir dan menanggung segala bentuk resiko yang dihadapinya kelak.

Karir bagi siswa bukan hal yang mudah untuk ditentukan pilihan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki nantinya, untuk menentukan karir tersebut harus didasarkan pada siswa itu sendiri, siswa memahami tidaknya, minat bakat serta pengenalan karir yang ada di masyarakat .

Fakta data dari sumber Kesiswaan bahwa tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 40 % siswa SMPN 1 Jalancagak memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sehingga dari data tersebut menunjukkan minat ke sekolah kejuruan cukup tinggi, masalahnya apakah siswa yang memilih sekolah lanjutannya ke sekolah kejuruan sudah memiliki persepsi yang benar tentang sekolah kejuruan? Apakah keberhasilan pemilihan karir atas hasil dari bimbingan konseling di sekolah? Apakah siswa memiliki persepsi minat dan bakat yang sesuai dengan dirinya, persepsi pendidikan teknologi kejuruan yang mantap sehingga siswa yakin persepsi yang benar tentang pendidikan teknologi dan kejuruan.

Pendidikan sekarang tidak lepas dengan perkembangan teknologi yang semakin tinggi, dalam kehidupan sehari-hari yang tidak lepas dengan teknologi seperti penggunaan HP, Laptop, Komputer, disadari oleh siswa dan guru pentingnya pengetahuan tentang pendidikan teknologi dan kejuruan yang lebih mendalam supaya tidak merasa ketinggalan, di bimbingan karir diharapkan adanya informasi yang berguna dalam pengenalan pendidikan teknologi dan kejuruan tersebut. Bimbingan karir diharapkan membekali siswanya untuk


(19)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenal tujuan pendidikan teknologi dan kejuruan yaitu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan profesional dalam bekerja.

Menghadapi tantangan kebutuhan dunia industri dan dunia usaha maka pemerintah mengambil langkah yang strategis dalam mengakses dan penentuan pendidikan kejuruan telah menetapkan delapan standar pendidikan (PP.19/2005), Restra Depdiknas tahun 2005 menetapkan proporsi siswa SMK : SMA yaitu 70 : 30 tahun 2015, mengembangkan KTSP 2006 yang merupakan kurikulum operasional yang disusun, dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah (Implementasi KTSP SMK/SMA, 2008 : 37), memproyeksikan lulusannya 20% entrepreneurship, 50% bekerja di dalam negeri, 10% bekerja di luar negeri, 20% melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.

Tujuan pendidikan teknik menurut pandangan industri dan dunia usaha adalah pencapaian mobilitas yang tinggi dengan kemampuan profesional awal yang cukup. Mobilitas profesional akan terjadi bila tenaga kerja memiliki kemampuan yang cukup untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan kemampuan industri. PTK harus mampu membekali siswa dengan pengetahuan dasar yang tidak cepat usang terhadap kemajuan dan perkembangan teknologi yang begitu pesat. Lulusan PTK dapat mengembangkan potensinya dan siap masuk dunia kerja untuk kepentingan kehidupan dan untuk peningkatan produksi. Tujuan dari pendidikan teknologi dan kejuruan, dalam hal memilih studi lanjut adalah membantu peserta didik supaya dapat memahami diri dan lingkungannya, misalnya kondisi sosio-kultural, persyaratan, jenis dan prospek yang sesuai dengan minat dan bakat dirinya. Layanan bimbingan konseling melalui bimbingan karirnya diharapkan dapat menjawab informasi secara lengkap tentang studi lanjut terutama SMK yang banyak program studinya, yang sesuai dengan bakat dan minat dirinya.

Siswa SMP merupakan input yang menentukan keberhasilan sekolah di SMK. Apabila mereka memiliki motivasi studi lanjut yang tinggi, akan terbuka


(20)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peluang baginya untuk memperoleh kesejahateraan dimasa depan, begitu juga sebaliknya.

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Masalah yang muncul berkenaan dengan penerapan layanan bimbingan karir tentang pendidikan teknologi dan kejuruan terhadap kemantapan pengambilan keputusan dalam memilih sekolah yang sesuai dengan minat dan bakatnya :

(a) Penerapan bimbingan karir sebagai bagian dari bimbingan dan konseling belum terlaksana sebagai layanan bimbingan bagi siswa kelas IX dalam memantapkan keputusan untuk melanjutkan studi ke sekolah lanjutan tingkat atas.

(b) Persepsi siswa tentang pentingnya layanan bimbingan karir untuk studi lanjut belum optimal.

(c) Persepsi siswa tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan sebagai pilihan dalam program studi lanjut belum optimal.

(d) Siswa kelas IX untuk menentukan karir masih menggunakan pemahaman

sekolah adalah dilihat dari faktor ekonomi, bukan untuk

mengaktualisasikan diri.

Lulusan SMPN 1 Jalancagak sebagai input dari SMK, berharap siswanya diterima dengan kemantapan keputusan dan berwawasan luas tentang sekolah berbasis teknologi dan kejuruan, sehingga setelah diterima di SMK siswa dapat meningkat minat dan bakatnya disekolah yang ditujunya.

2. Batasan Masalah

Luasnya lingkup permasalahan tersebut di atas, maka untuk menghindari ketidakjelasan masalah yang akan diteliti, penulis memandang perlu adanya pembatasan masalah penelitian. Pengaruh Bimbingan Karir dan Persepsi Siswa tentang Pendidikan teknologi dan Kejuruan Terhadap Kemantapan


(21)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengambilan Keputusan Melanjutkan Ke Sekolah Menengah Kejuruan pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Jalancagak Kabupaten Subang.

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(a) Pengaruh pelaksanaan bimbingan karir terhadap kemantapan pengambilan keputusan untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan

(b) Pengaruh Persepsi Siswa kelas IX terntang Pendidikan Teknologi Kejuruan terhadap kemantapan pengambilan keputusan siswa dalam melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan.

(c) Pengaruh Bimbingan karir yang diberikan kepada siswa kelas IX terhadap dan persepsi siswa tentang pendidikan teknologi kejuruan terhadap kemantapan pengambilan keputusan siswa dalam melanjutkan Sekolah Menengah Kejuruan.

3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dirumuskan berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah tersebut di atas. Masalah penelitian yang akan diteliti, sehingga masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimana pengaruh bimbingan karir dan persepsi siswa tentang pendidikan teknologi dan kejuruan terhadap kemantapan pengambilan keputusan melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan?.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji masalah-masalah yang telah dirumuskan, yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh program bimbingan karir dalam upaya meningkatkan kemantapan siswa dalam memilih sekolah lanjut tingkat atas dan persepsi siswa kelas IX tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan .


(22)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(1) Penyelenggaraan Bimbingan Karir di SMP Negeri 1 Jalancagak yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling terhadap siswa SMP kelas IX (2) Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

(3) Kemantapan pengambilan keputusan untuk melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan

(4) Pengaruh bimbingan karir dan persepsi siswa tentang Pendidikan Teknologi kejuruan terhadap kemantapan pengambilan keputusan untuk melenjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai fihak, diantaranya sebagai berikut :

(1) Manfaat secara teoritis

Penelitian yang dilakukan pada siswa SMP Kelas XI, secara teoritis akan mengungkap manfaat adanya bimbingan karir tentang pendidikan teknologi dan kejuruan. Bimbingan karir memberi kesempatan siswa untuk dapat memahami tentang pendidikan teknologi dan kejuruan dalam upaya untuk meningkatkan kematangan siswa dalam memilih studi lanjut.Secara teoritis dapat menjadi tambahan pengembangan teori dalam layanan informasi khususnya dalam memilih Sekolah Menengah Kejuruan, sehingga siswa dengan mantap dapat memilih Sekolah Menengah kejuruan yang sesuai dengan potensi dan cita-cita untuk masa mendatang.

(2) Manfaat secara praktis

a. Bagi Kepala SMP, Kepala SMK, Pengelola PTK, dan guru bimbingan dan konseling dapat digunakan untuk membantu dalam merumuskan program serta upaya meningkatkan kemantapan siswa dalam memilih sekolah tingkat atas.


(23)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bermanfaat bagi siswa khususnya dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan kematangan dalam memilih sekolah lanjutan.

c. Bermanfaat bagi sekolah lanjutan yang akan dimasuki khususnya SMK, mempunyai keuntungan sebagai input yang baik supaya menghasilkan lulusan SMK yang terampil.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam penulisan tesis ini terdiri dari beberapa bab yaitu :

BAB I. Pendahuluan yang berisi tentang a) Latar Belakang Penelitian yang menjabarkan masalah penelitian, pendekatan untuk mengatasi masalah b) Identifikasi dan perumusan maslah yang berisi rumusan masalah

dan analisis masalah, identifikasi variabel-variabel penelitian beserta definisi operasionalnya. c) Tujuan penelitian yang menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. d) Manfaat penelitian baik bagi penulis, lokasi penelitian dan bagi peneliti selanjutnya. e) Struktur organisasi yang berisi tentang urutan penulisan

BAB II Kajian pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian.

a) Kajian pustaka berisi teori, dalil-dalil, hukum, model dan rumus yang menjadi landasan permasalahaan . Penelitian yang terdahulu yang relevan. b) Kerangka pemikiran, merumuskan hipotesis, mengkaji hubungan teoritis antar variabel penellitian. c) Hipotesis, jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

BAB III Metode Penelitian berisi tentang: a) Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian. b) Desain penelitian. c) Metode penelitian dan justifikasi


(24)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penggunaan metode penelitian. d) Definisi operasional: yang dirumuskan setiap variabel. e) Intrumen penelitian. f) Proses pengembangan instrument antara lain : pengujian validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan karakteristik yang lainnya.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari dua hal yaitu : a) Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian.

b) Pembahasan atau analisis temuan mendiskusikan temuan penelitian

BAB V Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi, menyajikan simpulan yang bermakna dari hasil analisis temuan penelitian. rekomendasi hasil peneliti ditujukan kepada para pembuat kabijakan, para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya. Implikasi hasil penelitian melukiskan makimplementasi praktik yang terkandung di dalam simpulan penelitian


(25)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)


(26)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1 Jalancagak yang terletak di Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang. Sekolahnya terletak di dekat pemerintahan tingkat kecamatan yaitu kecamatan Jalancagak kurang lebih 20 menit dari Ciater.

2. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Jalancagak Kabupaten Subang tahun Pelajaran 2012-2013 terdiri dari 9 kelas dengan jumlah 350 orang siswa. Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1 Jalancagak yang terletak di Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang,

3. Sampel penelitian

Pengambilan sampel penelitian digunakan cluster random sampling (sampel acak kelompok) adalah pengambilan sampel yang dilakukan terhadap sampling unit (individu), dimana sampling unitnya berada dalam satu kelompok (kluster). Tiap unit (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok. Polulasi dibagi ke dalam satuan-satuan sampling yang besar, disebut kluster. Pemilihan dilakukan beberapa tingkat : (1) memilih kluster dengan cara simple random sampling, (2) memilih satuan sampling dalam kluster.


(27)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Besarnya ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini, ditentukan berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (1997:94), bahwa apabila populasi cukup homogen, datanya di bawah 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%, atau lebih, peneliti mengambil sampel sebesar 20% dari jumlah populasi 350 orang. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 22% X 350 siswa = 76 siswa. Adapun teknik pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3.1 Sampel penelitian

No Kelas Populasi Jumlah Sampel

L P

1 9A 18 18 36 8

2 9B 18 18 36 8

3 9C 16 18 34 6

4 9D 16 18 34 6

5 9E 18 18 36 8

6 9F 18 18 36 8

7 9G 18 18 36 8

8 9H 18 18 36 8

9 9I 16 20 36 8

10 9J 18 18 36 8

Jumlah 350 76

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang diteliti (1) Variabel bebas atau independen variabel, terdiri atas dua buah, yakni Bimbingan Karir (X1) dan Persepsi tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (X2) dan (2) variable


(28)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terikat atau dependen variabel, yakni Kemantapan Pengambilan Keputusan Melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (Y). Kedua Variabel bebas ( X1) dan X2) dihubungkan dengan variabel terikat (Y) dengan pola hubungan : 1) Hubungan antara variabel X1 dengan variabel Y

2) Hubungan antara variabel X2 dengan variabel Y dan

3) Hubungan antara variabel X1 dan variabel X2 secara bersama-sama dengan Variabel Y

Ketiga pola hubungan variabel tersebut merupakan konstelasi masalah dalam penelitian ini. Pola hubungan antar variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Desain Penelitian X1, X2, dan Y

Keterangan :

X1 = Bimbingan Karir

X2 = Persepsi tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Y = Kemantapan Pengambilan Keputusan Melanjutkan ke SMK

Bimbingan Karir

Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Kemantapan Pengambilan Keputusan

Melanjutkan ke SMK rx1y

rx1x2y 2

rx2y rx1x2


(29)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu mengetahui seberapa pengaruh bimbingan karir dan persepsi siswa tentang PTK untuk pemantapan pengambilan keputusan melanjutkan ke sekolah kejuruan (SMK), , maka metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Sugiyono (2008:11) mengemukakan, “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu varibel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lainnya. Penggunaan metode deskriptif, proses penelitian lebih diarahkan untuk menghasilkan laporan hasil analisis data, serta dilengkapi dengan kesimpulan dan saran-saran.

Syaodih (2006 : 54) bahwa “metode deskriptif” yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat lampau, melalui metode deskriptif dipaparkan fakta empiris yang benar-benar nyata tengah berlangsung di lapangan disertai penganalisaan.

Simpulan metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk pemecahan masalah secara empirik yang terjadi masa sekarang melalui langkah-langkah pengumpulan, penyusunan, penjelasan dan penganalisaan data.

Peneliti berusaha mendeskripsikan kondisi objektif tentang kemantapan pengambilan keputusan siswa SMP Kelas XI Negeri 1 Jalancagak Kabupaten Subang untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan yang meliputi : (1) mengarahkan dan memberikan referensi bagi siswa tentang studi lanjut dan dunia kerja, (2) mensinkronisasikan dengan kemampuan yang dimilikinya, (3) dalam memilih sekolah SMK menyesuaikan dengan minat dan bakatnya.


(30)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara operasional, variabel perlu didefinisikan yang bertujuan untuk menjelaskan makna variabel penelitian. Singarimbun (1987:23) memberikan pengertian definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberikan petunjuk bagaimana variabel diukur sesuai dengan judul penelitian yaitu : Pengaruh bimbingan karir dan persepsi siswa tentang pendidikan teknologi dan kejuruan terhadap kemantapan pengambilan keputusan melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan (Studi deskriptif terhadap siswa IX di SMPN 1 JALANCAGAK Kabupaten Subang). Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu pengaruh bimbingan karir (X1) dan persepsi siswa tentang PTK (X2) serta satu variabel terikat kemantapan pengambilan keputusn melanjutkan ke SMK (Y): 1. Pengaruh Bimbingan Karir .

Pengaruh Bimbingan Karir dalam penelitian ini adalah sejauh mana bimbingan karir dapat memberikan pengaruh kepada siswa kelas IX untuk memilih sekolah lanjutan setelah SMP, dilihat dari minat, bakat dan jati dirinya. memilih sekolah lanjutan yang sesuai dengan harapannya, siswa dilibatkan langsung untuk merencanakan karir, memahami dirinya sendiri dilihat dari minat dan bakat serta kompetensi yang harus dipersiapkan untuk masuk dunia kerja. Bimbingan karir menurut Herr (Marsudi, 2003:113) adalah suatu perangkat,

lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan keterampilan-keterampilan, sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya.

2. Persepsi tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan (PTK)

Persepsi tentang PTK di penelitian ini adalah pandangan tentang bagaimana seseorang mengartikan sesuatu (Leavit 1986), PTK disini adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk mendapat keahlian dalam bidang tertentu berbentuk SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) yang dikelola oleh pemerintah atau swasta. Sekolah


(31)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kejuruan yang akan dimasuki siswa-siswi SMP setelah lulus nanti, pada persepsi tentang PTK siswa diharapkan memahami bahwa SMK adalah sekolah untuk menggapai cita-cita setelah lulus SMP.

3. Kemantapan Pengambilan Keputusan Melanjutkan ke SMK.

Kemantapan pengambilan keputusan merupakan suatu prose pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah. Keputusan yang diambil siswa-siswi SMP untuk sekolah lanjutan haruslah keputusan yang terbaik untuk karir selanjutnya, siswa bisa memilih secara nalar, mantap mengambil keputusan untuk melanjutkan studi lanjut ke SMK.

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan harus memiliki validitas dan reliabilitas agar diperoleh data hasil penelitian yang valid dan reliabel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket, dan observasi langsung. 1. Instrumen Pengumpul Data

Data yang digunakan adalah data mengenai gambaran persepsi siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, serta tingkat kemantapan pengambilan keputusan untuk melanjutkan ke SMK dan kondisi objektif pelaksanaan layanan bimbingan karir di SMP Negeri 1 Jalancagak Kabupaten Subang. Instrumen yang digunakan adalah angket dan observasi langsung.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup melalui angket dengan jawaban yang sudah disediakan, sehingga responden tinggal menjawab atau memilihnya.

Pertimbangan menggunakan angket dalam penelitian ini adalah : (a). Tidak memerlukan hadirnya peneliti


(32)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(b). Hasil pengukuran tentang vaiabel yang diteliti dapat dianalisa dan diolah secara statistik dengan tingkat ketelitian yang dapat diandalkan.

(c). Data yang diperoleh kemungkinan besar bersifat objektif

(d). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mudah dan hemat, baik ditinjau dari segi waktu, biaya, dan tenaga.

Pemberian skor pada setiap jawaban dari item pertanyaan dilakukan dengan model skala sikap diberi nilai antara 1 – 5. Cara ini dimasudkan untuk memperoleh data kuantitatif, urutan penilaiannya didasarkan pada skala likert yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2.

Skala Penilaian Model Likert

No Pernyataan Skor pernyataan

Positif

Skor pernyataan negatif

1 Sangat Setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Kurang Setuju 3 3

4 Tidak Setuju 2 4

5 Sangat Tidak setuju 1 5

(Sugiyono (2005 : 107) Pertimbangan digunakan angket model skala Likert dalam penelitian ini, S. Nasution (1982 : 89) mengemukakan, bahwa : “(1) Skala Likert mempunyai reliabiliti tinggi dalam mengurutkan intensitas tertentu, (2) Skala Likert sangat luwes dan fleksibel daripada teknik pengukuran lainnya”. Angket yang digunakan sebagai pengumpul data terlebih dahulu diteliti dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan diuji cobakan.


(33)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah jawaban atau data-data terkumpul maka perlu diadakan perbaikan seperlunya, langkah ini ditempuh karena item-item dalam angket tersebut belum merupakan alat ukur yang baku. Pada saat uji coba suatu angket yang diujicobakan adalah mengenai validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan).

Prosedur pengumpulan data ini termasuk pada saat penyebaran instrumen sampai pada pengumpulan data penelitian yang sesungguhnya. Langkah-langkah yang ditempuh adalah : 1). Penggandaan instrumen, 2) mempersiapkan izin penelitian, 3) penyebaran dan pengumpulan instrumen.

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah angket, yang tergambarkan dalam lampiran yaitu berupa tabel kisi-kisi yang terdiri dari tiga variabel penelitian .

Kisi-kisi disusun untuk mempermudah peneliti menyusun instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, data dapat mempunyai kedudukan yang paling tinggi karena merupakan ilustrasi tentang keadaan variabel yang diteliti serta berfungsi sebagai alat pengujian hipotesis. Kebenaran data sangat menentukan mutu hasil penelitian, sedangkan benar tidaknya data, tergantung pada baik tidaknya mengkonstruksi instrumen penelitian dengan teknik pengumpulan data yang digunakan.

Penelitian terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya (independen) terdiri dari Bimbingan Karir (X1), Persepsi Siswa tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (X2). Variabel terikat atau dependen (Y) adalah Kemantapan Pengambilan Keputusan Melanjutkan ke SMK.

Untuk memperoleh alat pengumpul data yang layak dan memenuhi kriteria, maka penyusunannya melalui langkah-langkah berikut :


(34)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Menyusun kisi - kisi instrumen sesuai dengan variabel, aspek, dan indikator.

b) Membuat sejumlah pernyataan atau butir-butir item dari ketiga variabel disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Variabel Bimbingan Karir 30 item pernyataan, variabel Persepsi siswa tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan terdiri 30 item pernyataan, variabel Kemantapan Pengambilan Keputusan terdiri dari 30 item pernyataan.

c) Melakukan judgment terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat kepada dosen dan guru bimbingan konseling

d) Setelah melakukan judgment kemudian dilakukan perbaikan instrumen, maka didapatkan instrumen untuk uji coba penelitian.

e) Hasil uji coba instrumen kemudian dilakukan seleksi item pernyataan yang valid dan reliabel. Item penyataan yang tidak valid dan tidak reliabel dibuang karena sudah terwakili oleh item pernyataan yang lain. Ketiga variabel tersebut kemudian dibuatlah kisi-kisi penelitian yang terdiri

dari variabel/subvariabel dan dimensi. Dimensi instrumen penelitian diperinci menjadi bentuk butir-butir pernyataan, penyebaran kisi-kisi dapat dilihat di tabel 3.3 (Kisi-kisi uji coba instrumen ) berikut ini :

Tabel 3.3

Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Bimbingan Karir (X1)

Variabel Aspek yang

diukur Indikator No. Item

Bimbingan Karir (X1)

1. Perencanaan Karir

1. Keterlibatan siswa dalam merencanakan karir

1, 2 2. Cara pandang siswa dalam merencanakan karir

3, 4, 5 3. Upaya untuk

mengembangkan kemampuan diri

6, 7, 8

2. Eksplorasi Karir

1. Mengetahui dan

memahami keadaan diri sendiri

9, 10, 11, 12


(35)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Kisi-kisi uji coba instrumen persepsi siswa tentang PTK (X2) menggunakan informasi

karir

16, 17

3. Pengambilan Keputusan

1. Memiliki pengetahuan dan sikap positif terhadap pilihan karir

18, 19

2. Kepastian siswa untuk menentukan SMK

20, 21 3. Informasi Studi Lanjutan 22, 23, 24 4. Perasaan siswa saat

menentukan pilihan karirnya

25, 26

4. Mengetahui tentang jabatan / pekerjaan yan

disukai

1. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki dalam dunia kerja

27, 28

2. Mengetahui sikap yang harus dimiliki dalam bekerja

29, 30


(36)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5.

Kisi-kisi uji coba instrumen Kemantapan Pengambilan keputusan melanjutkan ke SMK (Y)

diukur

Persepsi tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan

(PTK) (X2)

1. Pandangan dan

Pemahaman

1. Persepsi siswa tentang PTK

31, 32, 33, 34, 35, 36, 37

2. Kesesuaian antara kebutuhan dan cita-cita

1. Siswa mengetahui situasi dan kondisi PTK

38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 2. Siswa memiliki

wawasan tentang PTK

45, 46, 47, 48, 49, 50, 51

3. Daya tampung SMK 52,53 4. Merencanakan studi

lanjut

54, 55, 56 5. SMK memfasilitasi

siswa dengan keahlian

57, 58, 59, 60, 61

Variabel Aspek yang

diukur Indikator No. Item

Kemantapan Pengambilan keputusan melanjutkan

ke SMK (Y)

1. Pilihan atas dasar logika pertimbangan

1. Latar belakang kemantapan keputusan melanjutkan ke studi ke SMK

62, 63, 64, 65, 66,

2. Identifikasi alternatif keputusan

2. Kemantapan studi lanjut

67, 68, 69 3. Kemantapan

keputusan karir

70, 71, 72, 73, 74 3. Tujuan

pengambilan keputusan

4. Tujuan

kemantapan studi lanjut ke SMK

75, 76, 77, 78, 79,

4. Pengambilan Keputusan

5. Kemantapan ke SMK

80, 81, 82, 83, 84 6. Siswa mantap

memilih SMK sebagai sekolah lanjut setelah SMP

85, 86, 87, 88, 89, 90


(37)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Uji Coba Instrumen

Item instrumen penelitian sebelum digunakan pada subjek penelitian yang sebenarnya, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini diuji cobakan terlebih dahulu. Mengenai perlunya uji coba, Sutrisno Hadi (1995:166) menjelaskan tujuan diadakannya uji coba alat ukur adalah

1) Untuk memperoleh keyakinan tentang alat ukur 2) Untuk menentukan alokasi waktu yang paling layak

3) Untuk menemukan kelemahan – kelemahan dalam petunjuk atau administrasi.

Uji coba item instrumen penelitian dilakukan dua macam, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah item-item pada kuesioner benar-banar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Cara yang dilakukan dengan analisis item, setiap nilai total seluruh butir pernyataan untuk satu variabel dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Uji coba dilaksanakan tanggal 18 Mei 2013 dengan menggunakan sampel sebanyak 28 siswa.

Data yang telah diperoleh pada saat uji coba kemudian dianalisis untuk mengetahui kualitas dari alat ukur tersebut. Hasil pengujian validitas untuk variabel Bimbingan Karir (X1), Persepsi tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (X2), dan Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y) digunakan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 19 for windows dan microsoft excel.

a. Uji Validitas dengan Korelasi Product Moment

Uji validitas adalah ketepatan dari suatu instrumen atau alat pengukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang


(38)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seharusnya di ukur. “Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria” (Suharsimi Arikunto, 2007:69).

Uji Validitas angket dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment (Pearson), yaitu:

2 2



2 2

) ( ) ( ) )( ( i i i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X n r            keterangan :

rxy = koefisien korelasi

n = jumlah responden uji coba

X = skor tiap item

Y = skor seluruh item responden uji coba

Uji signifikansi terhadap validitas dilakukan dengan menggunakan uji-t, yaitu : ) 1 ( ) 2 ( 2 xy xy hit r n r t   

dengan kriteria : Jika thitung > ttabel (alpha=5%, derajat kebebasa = n-2), maka butir item valid dan signifikan.

1) Hasil Uji Validitas Instrumen Bimbingan Karir (X1)

Variabel ini terdiri dari 30 item pernyataan. Instrumen tersebut telah diuji cobakan kepada 28 orang siswa. Hasil uji coba instrumen penelitian variabel Bimbingan Karir diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 item pernyataan yang diuji coba, dinyatakan valid dan signifikan sebanyak 24 item, yaitu item pernyataan nomor 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak valid dan tidak signifikan sebanyak 6


(39)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

item yaitu item nomor 1, 4, 11, 14, 15, 17 tidak digunakan atau dibuang, karena sudah terwakili oleh item pernyataan yang lainnya dalam indikator yang sama. Kisi-kisi instrumen penelitian hasil uji validitasi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.6

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Bimbingan Karir (X1)

2) Hasil Uji Validitas Instrumen Persepsi tentang Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (X2)

Variabel Aspek yang

diukur Indikator

No. Item

Bimbingan Karir (X1) 1. Perencanaan Karir

1. Keterlibatan siswa dalam merencanakan karir

2 2. Cara pandang siswa dalam merencanakan karir

3, 5 3. Upaya untuk

mengembangkan kemampuan diri

6, 7, 8

2. Eksplorasi Karir

1. Mengetahui dan

memahami keadaan diri sendiri

9, 10, 12

2. Minat siswa untuk menggunakan informasi karir

13, 16

3. Pengambilan Keputusan

1. Memiliki pengetahuan dan sikap positif terhadap pilihan karir

18, 19

2. Kepastian siswa untuk menentukan SMK

20, 21

3. Informasi Studi Lanjutan

22, 23, 24 4. Perasaan siswa saat

menentukan pilihan karirnya

25, 26

4. Mengetahui tentang jabatan / pekerjaan yan

disukai

1. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki dalam dunia kerja

27, 28

2. Mengetahui sikap yang harus dimiliki dalam bekerja


(40)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel ini terdiri dari 30 item pernyataan. Instrumen tersebut telah diuji cobakan kepada 28 orang siswa. Hasil uji coba instrumen penelitian variabel Bimbingan Karir diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 item pernyataan yang diuji coba, dinyatakan valid dan signifikan sebanyak 28 item, yaitu item pernyataan nomor 32, 33, 34, 35. 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61 (digunakan atau dipakai), sedangkan yang dinyatakan tidak valid dan tidak signifikan sebanyak 2 item yaitu item nomor 31, dan 41, tidak digunakan atau dibuang, karena sudah terwakili oleh item pernyataan yang lainnya dalam indikator yang sama. Kisi-kisi instrumen penelitian hasil uji validitasi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.7

Tabel 3.7

Kisi-kisi instrumen persepsi siswa tentang PTK (X2)

3) Hasil Uji Validitas Instrumen Kemantapan Pengambilan Keputusan (Y)

Variabel ini terdiri dari 29 item pernyataan. Instrumen tersebut telah diuji cobakan kepada 28 orang siswa. Hasil uji coba instrumen penelitian

Variabel Aspek yang

diukur Indikator No. Item

Persepsi tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan

(PTK) (X2)

1. Pandangan dan Pemahaman

1. Persepsi siswa tentang PTK

32, 33, 34, 35, 36, 37

2. Kesesuaian antara kebutuhan dan cita-cita

1. Siswa mengetahui situasi dan kondisi

PTK

38, 39, 40, 42, 43, 44, 2. Siswa memiliki

wawasan tentang PTK

45, 46, 47, 48, 49, 50,

51 3. Daya tampung SMK 52,53 4. Merencanakan studi

lanjut

54, 55, 56 5. SMK memfasilitasi

siswa dengan keahlian

57, 58, 59, 60, 61


(41)

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel Bimbingan Karir diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 item pernyataan yang diuji coba, dinyatakan valid dan signifikan semua pernyataan yaitu sebanyak 30 item, yaitu item pernyataan nomor 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, (digunakan atau dipakai).

Tabel 3.8.

Kisi-kisi instrumen Kemantapan Pengambilan keputusan melanjutkan ke SMK (Y)

b. Uji Reliabilitas

Variabel Aspek yang

diukur Indikator No. Item

Kemantapan Pengambilan keputusan melanjutkan

ke SMK (Y)

1. Pilihan atas dasar logika pertimbangan

1. Latar belakang kemantapan keputusan melanjutkan ke studi ke SMK

62, 63, 64, 65, 66,

2. Identifikasi alternatif keputusan

2. Kemantapan studi lanjut

67, 68, 69 3. Kemantapan

keputusan karir

70, 71, 72, 73, 74 3. Tujuan

pengambilan keputusan

4. Tujuan

kemantapan studi lanjut ke SMK

75, 76, 77, 78, 79,

4. Pengambilan Keputusan

5. Kemantapan ke SMK

80, 81, 82, 83, 84 6. Siswa mantap

memilih SMK sebagai sekolah lanjut setelah SMP

85, 86, 87, 88, 89, 90


(1)

151

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajat S http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/konsep-bimbingan-karier/comment-page-3/ Posted on 7 Februari 2008 by

Anwar. (2006). Pendidikan kecakapan Hidup Bandung: CV Alfabeta. A. Juntika Nurihsan (2010) Program Bimbingan dan Konseling untuk

Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa. (Penelitian Tindakan Kolaboratif dalam mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Pontianak). Tesis pada Bimbingan dan Konseling UPI Bandung : tidak diterbitkan

Arikunto Suharsimi (2010), Prosedur Penelitian , Penerbit Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi.( 2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Brown, Bettina Lankard (2002)., Generic Skills in Career and Technical Education. Myths and Realities

BSNP, Depdiknas. (2007). Landasan Pengembangan KTSP: Bagian I. Jakarta Depdiknas.

Basori, Muh. 2004. Paket Bimbingan Perencanaan dan Pengambilan

Keputusan Karir Bagi Siswa SMU. Malang: Universitas Negeri Malang. Chamid Abdul dkk, (2011) Panduan Lengkap Setelah Lulus SMP-MTs, Lulus

SMP-MTs Melanjut Ke Mana Ya..? , Penerbit Paramitra Publishing.Yogyakarta

Dalil, Soendoro (2002), Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Amara Book, Yogyakarta

Dermawan, R. (2006). Pengambilan Keputusan; Landasan Filosofis, konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Depdiknas. 2002. Paduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi SMP, Madrasah, Tsanawiyah dan Sederajat. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Dewa Ketut Sukardi,dkk. 1993. Panduan Perencanaan Karir. Surabaya : Usaha Nasional.


(2)

152

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Umun.1994. Kurikulum SLTP: Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud.

Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Perubahan dan Pengembangan Sekolah Menengah sebagai Organisasi Belajar yang Efektif; Materi Diklat Pembinaan Kompetensi Calon Kepala Sekolah/Kepala Sekolah

Djumhar dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling). Bandung : CV Ilmu.

Ekaningrum Indri F, (2002), The Boundaryless Career Pada Abad ke – 21, Jurnal Visi (Kajian Ekonomi manajemen dan Akuntansi), Vol.IX. No.1 Februari 2002, FE Unika Soegijapranata Semarang.

Faoziah Elis, (2005), Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Eksak Dengan Motivasi Belajar. Skripsi pada PPB FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

F.J. Monks, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta:Gadjah Mada Press, 2002), hal. 262

Finch. R. Curtis dkk ,Curriculum Development in Vocational Technical Education , Allyn and Bacon, Inc.Boston London Sydney

Gani, R.A. (1986) Bimbingan Karir. Bandung Angkasa

Gunawan, Yusuf. 2001. Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Prenhallindo.

Hayadin. 2008. Pengambilan Keputusan Pelajar Jenjang Menengah (Online). (http://petamasadepanku.blogspot.com/2008/02/artikel-pengambilan-keputusan

Hasan Bachtiar, (2010), Perencanaan Pengajaran Bidang Studi, Penerbit Pustaka Ramadhan

Hidayati (2007), Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk Melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). (Studi kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Bandung)


(3)

153

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jones, J.J. 1987. Secondary School Administration. New York: Mc Graw Hill Book Company.

Juwitaningrum, Ita. Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMK Prodi Bimbingan dan Konseling SPs UPI Bandung

Kamalsy, (2012), (C) www.igcomputer.com dan www.kamalsy.com

Kartono, Kartini. 1985. Seri Psikologi Terapan “Menyiapkan dan Memandu Karir”. Jakarta: Rajawali.

Kristiaji, Wisnu Chandra dan Sumiharti, Yati (Penyunting). 2002. Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga

Mamat S, dkk,(2011),Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi, PT Rajagrafindo Persada

Mulyadi, Agus. 2003. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Munandir, (1996), Program Bimbingan Karir di Sekolah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Jakarta.

Narsoyo Tedjo R, (2010), Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Penerbit PT Refika Aditama

Natawidjaja Rochman, 2009 . Konseling Kelompok Konsep Dasar & Pendekatan, Penerbit Rizqi

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Cetakan ke dua.

Pedoman, Penulisan Karya Ilmiah, (2011), Bandung, Universitas Pendidian Indonesia

Pelayanan Bimbingan dan Konseling (SLTP). Jakarta: kerjasama koperasi karyawan pusgrafin dengan penerbit Penebar Aksara.

PM Hatari, kearah bimbingan karier dengan pendekatan developmental, Jakarta: BP3K. Jakarta

Prayitno. dkk (2004) . Dasar-dasar Bimbngan dan Konseling, PT Rineka Cipta Jakarta


(4)

154

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purba, J.P. (2008). “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”, Materi Kuliah untuk Mahasiswa S2 PTK UPI Bandung

Salahuddin, Anas Drs, Bimbingan & Konseling, (Bandung: Pustaka Setia, 2010) Santoso, Sugih, SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Jakarta PT.

Elex Media Komputindo, 2002

Santrock, John W, Adolescence, Perkembangan Remaja, Edisi ke enam, Jakarta Erlangga 2003

Sarwono, Sarlito. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Press Slamet, Ignatius. Pengaruh Penerapan Kecakapan Hidup (Life Skills) dan

Tingkat Kecakapan Hidup terhadap Pengambilan Keputusan Profesi :Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009. Pendidikan Teknologi dan Kejuruan SPs UPI Bandung

Sudjana.(1975). Metoda Statistik. Tarsito : Bandung

Sudjana, Nana dkk. (2012). Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Penerbit Sinar Baru Algesindo Bandung.

Sugiyono, (2012), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta

Sumitro, Nana, (2001), Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia dari perspektip PIO, Penerbit PIO Fakultas Psikologi UI , Depok

Supriadi Dedi dkk, (2002), Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Suryabrata, Sumadi (1992), Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers Simamora Henry. (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN,

Yogyakarta .

Stevensenson John Edited, (2003), Developing Vocational Expertise, National Library of Australia Cataloguing in Publication entry

Syamsudddin, Abin. 2003. Panduan Studi Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.


(5)

155

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syaodih Nana Sukmadinata, (1997), Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek ,Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Wahid Suhaemawan, http://konselorindonesia.blogspot.com/2011/04/apa-dan-bagaimana-bimbingan-karier.html)

Winkel, W.S,.2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakart a: Gramedia

Zulkaida, Anita dkk (2007) Pengaruh Locus of Control dan Efikasi Diri Terhadap kematangan karir Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).Universitas, atau tesis Supriati Pengembangan Program Bim,Karier untuk mencapai kematangan Karier Siswa.

http://konselorindonesia.blogspot.com/2011/04/apa-dan-bagaimana-bimbingan-karier.html) Wahid Suharmawan

http://www.scribd.com/doc/45946817/Perkembangan-Karir)

http://www.scribd.com/doc/100657926/10-Perkembangan-Karir-Anak-SD

http://princediandra.wordpress.com/2010/07/11/tahapan-perkembangan-karir-manusia/

http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/07/25/persepsi-siswa-smp-melanjut-ke-smk/ Juli 25, 2009, 6:01 am

http://efvinhandriyani.wordpress.com/2010/05/28/pendidikan-luar-sekolah/ Posted on Mei 28, 2010

www.scribd.com/doc/197206703/Laporan-Bk-Di-Smp-4Bk-c http://www.scribd.com/doc/45946817/Perkembangan-Karir)

http://www.scribd.com/doc/100657926/10-Perkembangan-Karir-Anak-SD

http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/07/25/persepsi-siswa-smp-melanjut-ke-smk/ Juli 25, 2009, 6:01 am)

http://rimalrimaru.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-persepsi/ February 26, 2013)

http://efvinhandriyani.wordpress.com/2010/05/28/pendidikan-luar-sekolah/Pendidikan Luar Sekolah Posted on Mei 28, 2010


(6)

156

Suryati, 2013

Pengaruh Bimbingan Karir Dan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Teknologi Kejuruan Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan Se SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas IX Di SMPN 1 Jalan Cagak Kabupaten Subang)


Dokumen yang terkait

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas XI SMK Nasional Depok Tahun Ajaran 2009/2010.

0 1 52

Studi Deskriptif Mengenai Explanatory Style pada Siswa Kelas IX SMPN 5 Lembang Untuk Melanjutkan ke Jenjang SMA di Kabupaten Bandung.

0 0 31

Analisis minat siswa kelas IX SMP N I Bayat, Klaten untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah kejuruan [SMK].

0 5 151

Pengembangan Modul Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Konsep Diri dan Keputusan Karir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) cover 1

0 3 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemantapan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas IX di SMP Negeri 9 Salatiga

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemantapan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas IX di SMP Negeri 9 Salatiga T1 132008047 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemantapan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas IX di SMP Negeri 9 Salatiga T1 132008047 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemantapan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas IX di SMP Negeri 9 Salatiga T1 132008047 BAB IV

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemantapan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas IX di SMP Negeri 9 Salatiga T1 132008047 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemantapan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas IX di SMP Negeri 9 Salatiga

0 0 11