Tindakan Hukum Yang Dapat Dilakukan Penyidik Kepolisian Republik Indonesia Terhadap Pencurian Data Kartu Kredit Di Toko The Bodyshop Indonesia.

TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN PENYIDIK
KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA TERHADAP PENCURIAN DATA
KARTU KREDIT DI TOKO THE BODYSHOP INDONESIA

ABSTRAK

Perkembangan yang dicapai manusia di bidang teknologi informasi dan
komunikasi telah banyak memberikan kemudahan dan manfaat dalam upaya
untuk menciptakan kesejahteraan manusia. Salah satunya adalah di bidang
perbankan. Masyarakat dimudahkan dengan adanya suatu sistem pembayaran
elektronis tanpa menggunakan uang tunai sebagai alat untuk melakukan
transaksi perdagangan yang disebut dengan kartu kredit. Kartu kredit dapat
dipergunakan untuk pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa yang
pelunasan atau pembayarannya kembali dapat dilakukan secara sekaligus atau
dengan cara mencicil sejumlah minimum tertentu. Namun dalam perkembangan
penggunaan kartu kredit, ada saja pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang
menyalahgunakan teknologi pembayaran dengan menggunakan kartu kredit
untuk kepentingan pribadi. Kasus pencurian data kartu kredit yang terjadi di Toko
Bodyshop merupakan dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi
yang dimanfaatkan oleh orang yang ahli di bidangnya untuk melakukan
kejahatan. Memorandum hukum ini mengangkat permasalahan ketentuan

perundang-undangan apa saja yang dapat dikenakan kepada para pelaku
pencurian data kartu kredit yang terjadi di Toko Bodyshop Indonesia dan apa
saja tindakan hukum yang dapat dilakukan penyidik kepolisian Polda Metro jaya
untuk menangani kasus tersebut.
Penelitian memorandum hukum ini bersifat deskriptif analitis dengan
menggunakan pendekatan yuridis normatif melalui peraturan perundangundangan yang berlaku, dikaitkan dengan teori-teori hukum dan diperkuat
dengan studi kepustakaan untuk memperoleh data-data sekunder berupa bahanbahan hukum yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, para pelaku pencurian
data kartu kredit yang terjadi di Toko Bodyshop Indonesia telah memenuhi
ketentuan-ketentuan yang ada didalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, diantaranya adalah Pasal 30 angka
(2), Pasal 32 angka (1) dan (2), Pasal 34 angka (1) dan Pasal 35. Adapun
perbuatan para pelaku adalah mengakses sistem elektronik atau komputer
dengan cara mengirimkan virus untuk memperoleh dokumen elektronik milik
orang lain, dan memindahkan, mentransfer, dan mentransmisi suatu dokumen
elektronik orang lain dengan tanpa hak untuk menguntungkan diri sendiri. Dalam
melakukan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana siber, tim Ditreskrimsus
Unit Cybercrime Polda Metro Jaya dapat melakukan suatu metode ilmiah yang
didukung dengan teknologi khusus untuk memeriksa alat bukti elektronik yang
disebut dengan digital forensic.


iii

iii