TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA TERHADAP PENERIMAAN SUMBANGAN HASIL SUAP OLEH BADAN PENGURUS HARIAN GEREJA HKBP DEPOK II DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 08 TAHUN 2.
ABSTRAK
Rihat Satria Pramuda
110110100342
Tindak pidana pencucian uang dan Korupsi merupakan tindak pidana
yang sangat merugikan negara, tindak pidana yang sistematis dan teroganisir
sebab tindak pidana ini tidak dapat dan tidak mungkin dilakukan oleh seorang diri
saja, Rusman yang disebut dalam nama-nama orang yang terlibat dalam tindak
pidana korupsi oleh Arief Malangjudo telah memberikan sumbangan kepada
HKBP Depok II untuk pembangunan Gedung Sekolah Minggu. Tujuan penelitian
legal memorandum ini adalah untuk mengetahui apakah bendahara jemaat
sebagai Pengurus Harian Gereja HKBP Depok II dapat dikualifikasikan atau tidak
sebagai salah satu pelaku tindak pidana pencucian uang dan memberikan
rekomendasi tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh Kepolisian Republik
Indonesia atas penerimaan sumbangan uang yang berasal dari tindak pidana
korupsi oleh bendahara jemaat sebagai Badan Pengurus Harian Gereja HKBP
Depok II.
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun legal memorandum
ini adalah melalui pendekatan yuridis normatif, yaitu menghubungkan objek
penelitian dengan ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku, teoriteori hukum, dan memaparkan suatu fakta atau kenyataan secara sistematis dan
akurat, kemudian menganalisis fakta tersebut dengan ketentuan yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Bendahara jemaat
sebagai pengurus harian HKBP Depok II tidak dapat dikualifikasikan sebagai
pelaku tindak pidana pencucian uang atas penerimaan cek perjalanan yang
diberikan Rusman selaku terpidana tindak pidana korupsi atas penerimaan cek
perjalanan
dari
Nunun
Nurbaeti
sesuai
putusan
nomor
:
14/PID.B/TPK/2011/PN.JKT.PST. sebab tidak terpenuhinya beberapa unsur
dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-undang No. 25 Tahun 2003 tentang tindak
pidana pencucian uang, unsur patut diduga dan tidak terpenuhinya unsur atas
perbuatan atas penerimaan tertentu. Tindakan Hukum yang dapat dilakukan oleh
Kepolisian Negara Republik adalah melakukan penyelidikan dan penyidikan
sesuai kewenangan yang telah diberikan oleh undang-undang. Adapun tindakan
penyelidikan berupa mencari keterangan dari Rusman Lumbantoruan, T.
Sinaga, dan Bendahara, keterangan ahli hukum ekonomi, dan keterangan dari
orang yang berkaitan dengan penerimaan cek perjalanan. Mengumpulkan
barang bukti yang relevan seperti tanda terima cek perjalanan beserta cek
perjalanan tersebut, kemudian melakukan pemanggilan terhadap Bendahara.
Penyidik juga dapat melakukan gelar perkara untuk menentukan ada atau
tidaknya tindak pidana atas penerimaan cek perjalanan yang diberikan Rusman
kepada pihak Gereja HKBP Depok II.
v
Rihat Satria Pramuda
110110100342
Tindak pidana pencucian uang dan Korupsi merupakan tindak pidana
yang sangat merugikan negara, tindak pidana yang sistematis dan teroganisir
sebab tindak pidana ini tidak dapat dan tidak mungkin dilakukan oleh seorang diri
saja, Rusman yang disebut dalam nama-nama orang yang terlibat dalam tindak
pidana korupsi oleh Arief Malangjudo telah memberikan sumbangan kepada
HKBP Depok II untuk pembangunan Gedung Sekolah Minggu. Tujuan penelitian
legal memorandum ini adalah untuk mengetahui apakah bendahara jemaat
sebagai Pengurus Harian Gereja HKBP Depok II dapat dikualifikasikan atau tidak
sebagai salah satu pelaku tindak pidana pencucian uang dan memberikan
rekomendasi tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh Kepolisian Republik
Indonesia atas penerimaan sumbangan uang yang berasal dari tindak pidana
korupsi oleh bendahara jemaat sebagai Badan Pengurus Harian Gereja HKBP
Depok II.
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun legal memorandum
ini adalah melalui pendekatan yuridis normatif, yaitu menghubungkan objek
penelitian dengan ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku, teoriteori hukum, dan memaparkan suatu fakta atau kenyataan secara sistematis dan
akurat, kemudian menganalisis fakta tersebut dengan ketentuan yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Bendahara jemaat
sebagai pengurus harian HKBP Depok II tidak dapat dikualifikasikan sebagai
pelaku tindak pidana pencucian uang atas penerimaan cek perjalanan yang
diberikan Rusman selaku terpidana tindak pidana korupsi atas penerimaan cek
perjalanan
dari
Nunun
Nurbaeti
sesuai
putusan
nomor
:
14/PID.B/TPK/2011/PN.JKT.PST. sebab tidak terpenuhinya beberapa unsur
dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-undang No. 25 Tahun 2003 tentang tindak
pidana pencucian uang, unsur patut diduga dan tidak terpenuhinya unsur atas
perbuatan atas penerimaan tertentu. Tindakan Hukum yang dapat dilakukan oleh
Kepolisian Negara Republik adalah melakukan penyelidikan dan penyidikan
sesuai kewenangan yang telah diberikan oleh undang-undang. Adapun tindakan
penyelidikan berupa mencari keterangan dari Rusman Lumbantoruan, T.
Sinaga, dan Bendahara, keterangan ahli hukum ekonomi, dan keterangan dari
orang yang berkaitan dengan penerimaan cek perjalanan. Mengumpulkan
barang bukti yang relevan seperti tanda terima cek perjalanan beserta cek
perjalanan tersebut, kemudian melakukan pemanggilan terhadap Bendahara.
Penyidik juga dapat melakukan gelar perkara untuk menentukan ada atau
tidaknya tindak pidana atas penerimaan cek perjalanan yang diberikan Rusman
kepada pihak Gereja HKBP Depok II.
v