BAGI HASIL TAMBAK UDANG DI DAERAH ADAT PESISIR KALIANDA LAMPUNG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1964 TENTANG BAGI HASIL PERIKANAN.

ABSTRAK

BAGI HASIL TAMBAK UDANG DI DAERAH ADAT PESISIR KALIANDA
LAMPUNG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN
1964 TENTANG BAGI HASIL PERIKANAN

MUHAMAD TAJUDIN
110113080027
Bagi hasil perikanan darat merupakan salah satu hal yang diatur
pada UU No. 16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil Perikanan. Praktik bagi
hasil perikanan merupakan kegiatan ekonomi yang banyak digunakan
oleh masyarakat Indonesia. Kegiatan bagi hasil dalam bidang perikanan
darat kerap berujung dengan sengketa diantara para pihak, yaitu antara
pemilik tambak. Skripsi ini membahas mengenai praktik bagi hasil tambak
udang didaerah adat pesisir Kalianda Lampung dihubungkan dengan
Undang-Undang No. 16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil Perikanan dan
upaya penyelesaian bagi hasil tambak udang didaerah adat pesisir
Kalianda Lampung berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1964
Tentang Bagi Hasil Perikanan.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan
menggunakan pendekatan yuridis normatif. Tahap penelitian yang

dilakukan adalah dengan penelitian kepustakaan yang didukung dengan
penelitian lapangan melalui wawancara. Adapun teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa bagi hasil
tambak udang di pesisir Kalianda merupakan perjanjian bagi hasil yang
tidak memperhatikan pengaturan mengenai bagi hasil perikanan yang
telah diatur oleh UU No. 16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil Perikanan,
terutama dalam hal jumlah bagian yang diterima oleh masing-masing
pihak yang melakukan perjanjian bagi hasil. Dalam hal penyelesaian
sengketa, upaya penyelesaian sengketa bagi hasil yang diatur pada UU
No. 16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil Perikanan tidak dapat
diimplementasikan lagi pada saat sekarang diakibatkan sudah tidak
adanya kelengkapan yang dibutuhkan dan pandangan bahwa perjanjian
bagi hasil yang dilakukan oleh pemilik tambak dan penggarap tambak
merupakan perjanjian privat yang tidak bias diintervensi oleh masyarakat
dan pemerintah dalam penyelesaian sengketanya, kecuali melalui
peradilan umum.

ABSTRACT
SHARING OF SHRIMP FARM IN CUSTOM AREA OF KALIANDA

LAMPUNG COAST BASED ON LAW NUMBER 16 YEAR 1964 ON
FISHERY SHARING
MUHAMAD TAJUDIN
110113080027
Land fishery sharing is one thing that is regulated in law number 16
years 1964 on fishery sharing. Practice of fishery sharing is economy
activity that commonly used by Indonesian community. Land fishery
sharing often resulting conflicts between parties that is the owner and the
tenant of the fish pond. This writing discuss on practice of shrimp farm
sharing in custom area of Kalianda Lampung coast connected to law
number 16 year 1964 on fishery sharing and effort of solving shrimp farm
sharing conflicts in custom area Kalianda Lampung coast based on law
number 16 year 1964 on fishery sharing.
Research methodology that is used is analytical descriptive with
normative juridical approach. Stages of the research were library research
that is supported with field research through interview. The analyses
technique that is used in this research was qualitative analyses technique.
Based on the research found that shrimp farm sharing in Kalianda
coast were sharing agreement that is unregard the regulation on fishery
sharing that regulated by law number 16 year 1964 on fishery sharing,

mainly on the amount of part that is receive by each party that doing
sharing agreement. In effort of solving the conflicts, effort of solving conflict
that is regulated by law number 16 year 1964 on fishery sharing can’t
implemented nowadays since institutions that is needed not exist anymore
and views that sharing agreement between the owner and tenant of
shrimp farms is private agreement that can’t intervened by community and
government in solving the conflicts but through general court.

Dokumen yang terkait

Implementasi Perjanjian Bagi Hasil Perikanan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil Perikanan Antara Nelayan Pemilik Dan Nelayan Penggarap (Studi Di Desa Karang Agung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban)

1 56 30

PRAKTIK OLIGOPSONI SEBAGAI PERJANJIAN YANG DILARANG DALAM UNDANG - UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 (Studi pada Pemasaran Hasil Perikanan Tambak Udang di Provinsi Lampung)

0 8 50

Perbandingan Sistem Bagi Hasil Berdasarkan Prespektif Islam, Adat Istiadat dan Undang - Undang Bagi Hasil Perikanan di Pusat Pendaratan Ikan Brondong, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan

0 21 88

Analisis sistem bagihasil berdasarkan perspektif hukum adat dan undang-undang bagi hasil perikanan di PPN Pekalongan

0 20 78

Implementasi Undang-Undang No. 16 Tahun 1964 Tentang Sistem Bagi Hasil Perikanan: Praktek Sistem Bagi Hasil Perikanan di PPI Muara Angke

0 3 46

UNDANG‐UNDANG NO.16 TAHUN 1964 TENTANG BAGI HASIL PERIKANAN DALAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1964 TENTANG BAGI HASIL PERIKAN DALAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM.

0 3 10

PENDAHULUAN UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1964 TENTANG BAGI HASIL PERIKAN DALAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM.

0 2 12

TRANSAKSI BAGI HASIL PENANGKAPAN IKAN MENURUT HUKUM ADAT SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1964 TENTANG BAGI HASIL PERIKANAN DI DAERAH MUARA ANGKE JAKARTA.

0 0 1

Rekonstruksi Kebijakan Bagi Hasil Perikanan Tangkap Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1964 sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan Nelayan di Kabupaten Banyuwangi.

0 0 1

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1960 TENTANG PERJANJIAN BAGI HASIL

0 0 15