IMPLEMENTASI PENCATATAN AKUNTANSI PADA USAHA RUMAHAN (Studi Kasus pada Pengusaha Laundry Kiloan Skala Rumah Tangga di Wilayah Sememi “Ibu Mujiono Laundry” dan “Fikoris Laundry” ).

9

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh peneliyian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini :
1.

Margani Pinasti (2007)
“Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi
terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Suatu
Riset Eksperimen”
a.

Permasalahan
Apakah

penyelenggaraan


dan

penggunaan

informasi

akuntansi berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil
atas informasi akuntansi?
b.

Tujuan
Untuk menguji pengaruh penyelenggaraan dan penggunaan
informasi akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi, melalui metode eksperimen.

c.

Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan dan

penggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris
dalam riset eksperimen ini mempunyai pengaruh terhadap
persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2.

Herri dan Irda (2005)
“Sifat Kewirausahaan dan Prestasi Usaha Kecil dan Menengah
Sumatera Barat”
a.

Permasalahan
1.

Adakah pengaruh karakteristik enterprenurial dan

perusahaan terhadap prestasi UKM Sumatera Barat?

2.

Adakah UKM yang prestasi tinggi memiliki
karakteristik entrepreneurial UKM yang berbeda
dibanding UKM yang berprestasi rendah ?

b.

Tujuan
1.

Untuk mengetahui secara empiris karakteristik jiwa
kewirausahaan manajer/ pemilik dan karakteristik
UKM di Sumatera Barat.

2.

Untuk


mengindentifikasi

karakteristik

entrepreneurial

hubungan
dan

antara

perusahaan

terhadap prestasi UKM.
3.

Untuk

mengetahui


apakah

ada

perbedaan

karakteristik antara UKM yang berprestasi dengan
yang berprestasi rendah.
c.

Kesimpulan
1.

Modal dasar pendirian UKM umumnya berasal dari
tabungan, hal ini bisa menunjukkan bahwa terbatasnya
modal usaha dalam membuka usaha. Oleh karena itu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


11

untuk mendororng lainnya pengusaha atau entrepreneur
maka tidak hanya diperlukan rangsangan peningkatan
jiwa tetapi juga skim pembukaan usaha baru oleh
pengambil kebijakan.
2.

Walaupun tidak ditemui adanya pengaruh pertanyaan
perluasan daerah pemasaran dengan prestasi UKM.
Namun terlihat adanya kecenderungan bahwa UKM
yang memasarkan produknya pada lingkup pasar yang
lebih luas seperti keluar provinsi dan ekspor memiliki
prestasi yang lebih tinggi dibanding UKM yang hanya
memasarkan produknya didaerah sekitar.

Penelitian terdahulu yang telah diulas diatas semuanya memiliki
kesamaan dalam bentuk metodologinya, yaitu penelitian – penelitian
tersebut menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian yang

dilakukan sekarang ini berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu terletak
pada waktu, sampel, obyek dan metodologi penelitian. Oleh karena itu,
penelitian sekarang bukan replikasi dari penelitian terdahulu, sehingga
dengan sudut pandang yang berbeda diharapkann dapat diungkap realita
pencatatan / implementasi akuntansi di industri kecil rumahan khususnya
jasa laundry kiloan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli dan
beberapa lembaga terkait, definisi tersebut antara lain :
1.


Accounting Principle Board (APB) dalam statement No. 4 disebut :
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa (service activity) fungsinya
adalah untuk memberikan informasi kualitatif, terutama yang
bersifat finansial, tentang entitas-entitas ekonomi yang dianggap
berguna

dalam

pengambilann

keputusan

ekonomi,

dalam

penentuan pilihan logis diantara tindakan alternatif.
2.


American Institute of Certificated Public Accountants (AICPA)
dalam Accountants Terminology Bulletin No. 1 tahun 1953,
menyatakan :
Akuntansi

adalah

seni

pencatatan,

pengelompokkan,

dan

pengikhtisaran, dengan cara yang berarti atas semua transaksi dan
kejadian yang bersifat keuangan, sert penafsiran hasil-hasilnya.
3.

Paul Grandy dalam ARS No. 7 AISPA, 1965, mendefiniskan :

Akuntansi merupakan suatu Body of Knowledge serta fungsi
organisasi secara sistematik, orisinil dan sutentik, mencatat,
mengklasifikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisis,
menginterprestasikan seluruh transaksi dan kejadian serta karakter
keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

rangka menyediakan informasi yang berarti dibutuhkan oleh
manajemen

sebagai

laporan

dan


pertanggungjawaban

atas

kepercayaan yang diterima.
4.

Kieso and Weygandt, menyatakan :
Akuntansi

adalah

suatu

sistem

informasi

yang

mengiddentifikasikan, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian
ekonomi dari suatu organisasi kepada phak yang berkepentingan.
5.

Warren dan Reeve (2008 : 10) mendefinisikan :
Akuntansi merupakan sistem informasi yang menghasilkan laporan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dan kondisi perusahaan.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa definisi yang

pertama akuntansi sebagai alat untuk penyediaan informasi. Definisi yang
kedua

sebagai

seni

untuk

mencatat,

mengelompokkan,

dan

mengikhtisarkan, sampai pada seni menafsirkan hasil dari transaksi
keuangan. Yang ketiga sebagai body of knowledge. Yang keempat sebagai
sebuah sistem yang mengolah input berupa kejadian-kejadian dari
kesatuan usaha. Dan yang terakhir merupakan sistem informasi yang
menghasilkan laporan untuk pihak yang berkepentingan.
2.2.1.1 Proses Akuntansi
Akuntansi bukanlah sesuatu yang baru di dunia bisnis. Pada
awalnya akuntansi berhubungan dengan kebutuhan informasi bagi
manajemen, dan bukan lagi pemilik modal atau investor. Akuntansi lebih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

digunakan oleh manajemen untuk mempertanggungjawabkan hasil
pengolahan usaha yang dipercayakan kepadanya.
Hasil dari proses akuntansi laporan keuangan untuk mengetahui
bagaimana proses lahirnya laporan akuntansi. Maka di bawah ini akan
dijelaskan mulai dari adanya transaksi sebagai input sampai lahir laporan
keuangan sebagai output. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1
Hubungan Data dan Informasi dan gambar 2.2 Siklus Akuntansi.

Input

Proses

Output

Gambar 2.1 Hubungan Data dan Informasi
Sumber : Buku Sistem Informasi

Bukti
Transaksi
Laporan

Jurnal

Keuangan

Neraca Lajur

Buku Besar

Gambar 2.2 Siklus Akuntansi
Sumber : Buku Pengantar Akuntansi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.2.1.2 Sistem Infor masi Akuntansi
a.

Pengertian Sistem
Menurut Widjajanto (1989 : 1) sistem adalah suatu
kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yanng saling berinteraksi
dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sedangkann menurut Mulyadi (2001 : 2) Suatu sistem pada
dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan dengan
satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
sekelompok komponen yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.

b.

Pengertian Informasi
Informasi pada dasarnya tidak sama dengan data. Menurut
Cushing (1989 : 1), data dapat terdiri dari sekumpulan karakter
yang diterima sebagai input terhadap suatu sistem informasi
disimpan serta diolah. Informasi diartikan sebagai output
pengelolaan data yang terorganisir dan berguna bagi orang yang
menerimanya. Sedangkan Wilkinson (1993 : 3), data adalah fakta,
angka, bahkan symbol mentah. Secara bersama-sama mereka
meskipun masukan bagi suatu sistem informasi. Sebaliknya, terdiri

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

dari data yang telah ditransformasikan adalah pengetahuan yang
berarti dan berguna untuk mencapai sasaran.
Jadi informasi merupakan kumpulan dari data yang telah
diolah sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Biasanya, data
belum dapat digunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan
keputusan oleh pihak manajemen maka data harus diproses
sehingga dapat menghasilkan output yang berupa informasi.
c.

Sifat – sifat Informasi
Menurut Wilkinson (1993 : 121) sifat – sifat informasi yang
penting meliputi hal – hal berikut :
1.

Relevansi
Hubungan antara informasi dan situasi keputusan, serta
dengan sasaran perusahaan.

2.

Kuantifiabilitas
Sejauh mana informasi dapat dikuantifikasikan (dinyatakan
dalam bentuk numerik)

3.

Akurasi
Keandalan dan kepresisian informasi

4.

Kepadatan
Sejauh mana informasi diringkas atau dipadatkan

5.

Ketepatan waktu
Keyakinan informasi

6.

Cakupan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Rentang yang dicakup oleh informasi
d.

Akuntansi sebagai Sistem Informasi
Sebagai sistem informasi, akuntansi diperlukan oleh
berbagai pihak, baik dalam kalangan intern maupun dari luar
organisasi yang menyelenggarakan akuntansi tersebut.
Secara garis besar (Weygandt, et.al., 2007 : 6) pihak-pihak
tersebut adalah :
1.

Pengguna internal, yaitu manajer yang merencanakan,
mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis.

2.

Pengguna eksternal, yaitu :
a)

Investor, menggunakan informasi akuntansi guna
membuat keputusan untuk membeli, menahan, atau
menjual sahamnya.

b)

Kreditor, seperti pemasok dan banker menggunkan
informasi

akuntansi

guna

mengevaluasi

risiko

pemberian kredit atau pinjaman.
c)

Badan Perpajakan, Amerika seperti Internal Revenue
Service (IRS), ingin mengetahui apakah perusahaan
telah mematuhi Undang-undang perpajakan.

d)

Pelanggan, akan tertarik dengan apakah sebuah
perusahaan tetap harus menghargai jaminan dan
dukungan produk atas lini-lini produknya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

e)

Serikat pekerja, ingin mengetahui apakah pemilik
dapat membayar kenaikan upah dan tunjangan.

f)

Perencanaan

ekonomi,

menggunakan

informasi

akuntansi untuk meramaikan aktivitas perekonomian.
2.2.2 Pengertian Industri
Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 adalah
bidang mata pencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan
kerja (bahasa inggris : industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang
pengolahan hasil-hasil dan distribusinya sebagai dasarnya. Sedangkan
perndustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yang bertalian dengan
kegiatan industri. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi
adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi
juga dalam bentuk jasa.
Selain itu, adapun pengertian industri menurut undang-undang
tentang perindustrian adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, bahan setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi
barang nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri. Industri umumnya dikenal
sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan
(ekonomi) yang berhubugan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian,
perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah.
Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis
ekonomi, budaya dan politik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Dinas

perindustrian

dan

perdagangan

(DESPERINDAG)

mengelompokkan perusahaan industri sesuai dengan ciri khusus yang
dimilikinya, yang dapat ditinjau dari besarnya investasi, teknologi yang
digunakan, dan besarnya jumlah tenaga kerja. Adapun pengelompokannya
terdiri dari :
1.

Industri Besar
Industri

besar

adalah

perusahaan

industri

yang

dapat

diklasifikasikan sebagai perusahaan besar apabila investasi/ modal
untuk mesin-mesin dan peralatan adalah Rp. 500 juta keatas,
sedangkan tenaga kerja yang digunakan daah 100 orang atau lebih
dan pemiliknya adalah Warga Negara Indonesia.
2.

Industri Menengah
Industri menengah adalah perusahaan industri yang diklasifikasikan
sebagai perusahaan sedang atau menengah apabila memenuhi
syarat sebagai berikut: investasi/ modal untuk perlatan dan mesinmesinn nilainya berj=kisar antara Rp. 200 juta sampai Rp. 500 juta.
Sedangkan tenaga kerja yang digunakan berkisar antara 20 orang
sampai 99 orang dan pemiliknya adalah Warga Negara Indonesia.

3.

Industri Kecil
Industri

kecil

adalah

perusahaan

industri

yang

dapat

diklasifikasikan kedalam perusahaan kecil jika nilai investasi/
modal untuk membeli peralatan dan mesin-mesin berkisar antara
Rp. 50 juta sampai Rp. 200 juta dan pemilik usaha adalah Warga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Negara Indonesia, sedangkan jumlah tenaga kerja yang dipakai
berkisar antara 5 orang sampai 19 orang.
4.

Industri / Kerajinan Rumah Tangga
Industri

Kecil

adalah

perusahaan

industri

yang

dapat

diklasifikasikan kedalam Industri / Kerajinan Rumah Tangga jika
nilai investasi/ modal yang digunakan untuk peralatan dan mesinmesin sama dengan jumlah atau nilai yang digunakan industri kecil
atau bahkan tidak menggunakan modal sama sekali dan pemilik
usaha biasanya adalah kepala keluarga (Bapak atau Ibu), sedangkan
jumlah tenaga kerja yang dipakai berkisar antara satu orang sampai
lima orang dan pada umumnya adalah anggota keluarga.
2.2.2.1 Dampak Positif dan Negatif dari Pembangunan Industri
Adapun dampak postif dan negatif dari pembangunan industri,
antara lain :
1.

Dampak Positif
Dampak positif dari pembangunan industri adalah :
a.

Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan
kemakmuran

b.

Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan
oleh masyarakat

c.

Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah

d.

Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan
bagi penduduk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

e.

Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri

f.

Dapat

merangsang

masyarakat

untuk

meningkatkan

pengetahuan
2.

Dampak Negatif
Dampak negatif dari pembangunan industri adalah :
a.

Limbah industri akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan
udara

b.

Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara

c.

Akibat dari pencemaran, banyak menimbulkan kematian bagi
binatang-binatang, manusia dapat terkena penyakit, hilangnya
keindahan alam dan lain-lain

2.2.3 Pengertian Industri Kecil
Sadli (1979) dalam Widyanto (2009), menyatakan bahwa industri
merupakan kumpulan dari perusahaan yang memproduksi barang,
sedangkan Winardi (1980) berpendapat Industri sebagai usaha produktif
terutama dalam bidang produksi atau perusahan-perusahaan, misalnya
transportasi dan perhubungan yang menggunakan modal tenaga kerja
dalam jumlah yang besar.
Pengertian industri kecil menurut Mintzberg dalam Setiawan
(2010),

yaitu

merupakan

organisasi

yang

memiliki

entreprenual

organization dengan ciri antara lain : struktur organisasi yang sederhana,
mempunyai karakteristik khas, tanpa kolaborasi, tanpa staf yang
berlebihan, pembagian kerja yang kendur, memiliki hierarki manajemen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

kecil, sedikit aktivitas, ang diformalkan sangat sedikit menggunakan
proses perencanaan, jangan mengadakan pelatihan untuk karyawan,
pengusaha sering sulit membedakan antara asser pribadi dan perusahaan,
sistem akuntansi kurang baik dan bahkan sering tidak memilikinya, dan
pengusaha mempunyai sifat dalam menghadapi investasi hampir sama
dengan perorangan.
Sesuai dengan pasal 1 dan ayat 5 Undang-undang tentang usaha
kecil, kini telah dirumuskan sehingga kriteria usaha kecil menjadi agak
jelas sesuai dengan isi pasal 1 ayat 1 UU.No.1/1995 disebutkan : usaha
kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala dan mematuhi kriteria
kekekayaan bersih atau penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang.
Setiap perusahaan harus selalu berorientasi pada pasar agar tidak
mati. perusahaan yang mati adalah perusahaan yang tidak memberi apa
yang siap dibeli orang. Selain itu, tantangan yang dihadapi setiap
organisasi adalah perubahan yang tidak pernah berakhir. Perubahan
merupakan fenomena kehidupan yang mengharuskan setiap organisasi
bahkan setiap manusia untuk mempunyai kemampuan dan daya
penyesuaian yang tinggi terhadap segala benttuk kemungkinan terjadinya
perubahan akibat munculnya produk jasa sebagai pemenuhan manusia.
Seperti yang dikatakan oleh Kao 2001 : 1) Nothing living can be static.
Seorang pengusaha haruslah memiliki semangat kewirausahaan
yang berkaitan dengan mental manusia yaitu optimis, percaya diri,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

determinan, dan fleksibel. Menurut Kao (2001 : 30) menyatakan individu
yang dapat mengkombinasikan risiko inoovasi keahlian dan seni sehingga
menciptakan bentuk organisasi baru, sebagai tim dalam menciptakan
produk dan jasa baru, metode produksi baru, pasar-pasar baru, bahan baku
baru ataupun bisnis baru sehingga ia merupakan orang bertanggung jawab
terhadap perubahan dan inovasi bagi perusahaannya.
Semangat

wirausaha

yang

harus

dimiliki

adalah

dapat

menyesuaikan perusahaan terhadap situasi yang terus berubah-ubah karena
berorientasi kedepan, bermotivasi tinggi, percaya diri dan dapat fleksibel
terhadap situasi dan kondisi, serta mempunyai perencanaan dalam
menjalankan usahanya.
2.2.4 Per lakuan Akuntansi untuk Industri Kecil
Perlakuan Akuntansi untuk perusahaan industri kecil sebenarnya
tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi untuk jenis perusahaan lainnya,
dimana perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Indonesia. Perlakuan yang disebutkan adalah penyajian yang sesuai
dengan PSAK yang berlaku, dimana menurut PSAK dalam penyajiannya
setiap pelaporan keuangannya harus memenuhi komponen-komponen
sebagai berikut (PSAK 2009 : 1.7), yaitu :
1.

Neraca
Dalam neraca ini perusahaan menyajikan aktiva lancar
tersisa dari aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka pendek,
terpisah dan kewajiban jangka panjang, kecuali untuk industri

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

tertentu yang diatur dalam SAK khusus. Aktiva lancar disajikan
menurut ukuran likuiditas ssedangkan kewajiban disajikan menurut
urutan jatuh temponya.
Perusahaan harus mengungkapkan informasi mengenai
jumlah setiap aktiva yang akan diterima dan kewajiban yang akan
dibayarkan dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.
2.

Laporan Laba rugi
Laporan Laba rugi adalah suatu laporan yang menunjuan
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu usaha periode
tertentu. Tujuan utama perusahaan, adalah mendapatkan laba.
Laporan laba/rugi disusun dengan maksud untuk menggambarkan
operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu.
Laporan Laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa
yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangn yang diperlukan
bagi penyajian secara wajar.
Laporan Laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut :
a.

Pendapatan

b.

Laba rugi usaha

c.

Beban pinjaman

d.

Bagian dari Laba/rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang
diberlakukan menggunakan metode ekuitas

e.

Beban pajak

f.

Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

g.

Pos luar biasa

h.

Hak minoritas

i.

Laba tau rugi untuk periode berjalan.
Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan laporan laba

rugi apabila diwajibkan oeh pertanyaan akuntansi keuangan atau
apabila penyajian tersebut diperlakukan untuk menyajikan kinerja
perusahaan secara wajar.
3.

Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang
menyajikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan
akibat operasi perusahaan pada satu periode tertentu. Perusahaan
harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen
utama laporan keuangan, yang menunjukkan :
a.

Laba rugi bersih periode yang bersangkutan

b.

Setiap pos pendapatan dan beban, keuangan/ keerugian
beserta jumlahnya berdasarkan PSAK terkait diakui secara
langsung dalam ekuitas

c.

Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur
dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait.

d.

Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada
pemilik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

e.

Saldo akumulasi laba/rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya, dan

f.

Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis
modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir
periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap
perubahan.

4.

Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan terkait.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
pemakaian dalam pengambilan keputusan.

5.

Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan
arus kasharus berkaitan dengan informasi yang terdapat didalam
catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
a.

Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap
peristiwa dan transaksi yang penting.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

b.

Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar
akuntansi keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan
laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas.

c.

Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara
wajar.
Perusahaan dapat pula menyajikan pelaporan tambahan

seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai
tambah (value added statement) khususnya bagi industri dimana
faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan
bagi

industri yang

menganggap pegawai

sebagaikelompok

pengguna laporan yang memegang peranan penting (PSAK 2009 :
1.3), sedangkan untuk industri yang berjenis kecil apabila belum
ada pengaturan di dalam PSAK, maka manajemen menggunakan
pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan akuntansi yang
memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan
keuangan, dalam melakukan pertimbangan tersebut manajemen
memperhatikan :
a.

Persyaratan dan pedoman Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang mengatur hal-hal yang mirip dengan
masalah terkait.

b.

Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aktiva,
kewajiban, penghasilan dan beban yang ditetapkan dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian laporan
keuangan, dan
c.

Pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain
dan praktek industri yang lazim sepanjang konsisten dengan
huruf a dan b paragraf ini.
Manajemen juga harus menetapkan kebijakkan untuk

memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi
sebagai berikut :
a.

Relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan untuk
mengambil keputusan dan

b.

Dapat diandalkan, dengan pengertian :


Mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi
keuangan perusahaan



Menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian
atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya.



Netral, yaitu bebas dari keberpihakkan



Mencerminkan kehati-hatian; dan



Mencakup semua hal yang material

Untuk pelaporan laba rugi pada perusahaan kecil, rincian
yang pertama disajikan dengan metode beban. Beban disajikan
dalam laporan laba rugi sesuai dengan sifatnya (contoh :
penyusutan, pembelian bahan baku, beban transportasi, gaji, upah
dan beban iklan) dan tidak dialokasikan menurut berbagai fungsi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

dalam perusahaan. Metode ini sederhana dan cocok diterapkan
pada perusahaan kecil sebab tidak perlu dialokasikan menurut
berbagai fungsi dalam perusahaan.
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2008, Panduan
Audit Entitas Bisnis Kecil. Pemisah tugas yang terbatas harus dilakukan
khususnya dalam lingkungan pemakai komputer, dikarenakan mereka
dapat melakukan satu atau lebih fungsi akuntansi seperti :
a.

Membuat dan mengotorisasi dokumen sumber

b.

Memasukkan data ke dalam sistem

c.

Menjalankan komputer

d.

Mengubah program dan data file

e.

Menjalankan / mendistribusikan keluaran; dan atau

f.

Mengubah sistem operasi
Hal-hal yang disebutkan diatas adalah bukti bahwa pemisah tugas

harus dilakukan walau terbatas, sehingga dapat merumuskan resiko
pengendalian.
Kriteria kualitatif dalam laporan keuangan entitas bisnis kecil
menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2008, sebagai berikut :
a.

Konsentrasi dari pemilik dan/ atau manajemen senior

b.

Sumber-sumber pendapatan (source of revenue) dan sumber
pendanaan (source of financing) yang terbatas

c.

Pencatatan yang tidak terlalu kompleks / rumit

d.

Pengendalian tingkat entitas yang tidak terlalu kompleks / rumit.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

Tabel 2.1
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
No.
1.

Nama

Judul

Variabel

Heri dan Irda

Sifat Kewirausahaan dan Prestasi

X1=sifat kewirausahaan pemilik

(2005)

Usaha

X2=sifat

Kecil

dan

Menengah

Sumatera Barat

kewirausahaan

perusahaan
Y=prestasi UKM

2.

Margani

Pengaruh

Penyelenggaraan

dan

X1=penyelenggaraan informasi

Pinasti (2007)

Penggunaan Informasi Akuntansi

akuntansi oleh pengusaha kecil

terhadap Persepsi Pengusaha Kecil

X2=penggunaan

atas Informasi Akuntansi

akuntansi oleh pengusaha kecil

informasi

Y=persepsi pengusaha kecil atas
informasi
3.

Stefani

Aplikasi Pencatatan Keuangan pada

Vindiantika

Industri

(2012)

Kasus pada Industri Tempe di

Kecil

Rumahan

Tidak ada variabel

(Studi

Kelurahan Kedung Baruk)
4.

Arda

Fatah

Implementasi Pencatatan Akuntansi

Hasyim (2011)

pada Waralaba Lokal (Studi Kasus
pada

Usaha

Waralaba

Tidak ada variabel

Warung

Bakso Mandiri Bogor)
5.

Resita

Implementasi Pencatatan Akuntansi

Atiswaduni

pada Pengusaha Rumahan (Studi

(2014)

Kasus pada Pengusaha Laundry

Tidak ada variabel

Kiloan Skala Rumah Tangga di
Wilayah Sememi Surabaya)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah bagaimana bentuk pemahaman dan
penerapan pencatatan keuangan bagi pelaku usaha rumahan (studi kasus
pada pengusaha laundry pakaian). Dalam penelitian ini memilih laundry
kiloan di wilayah Sememi kelurahan Sememi kecamatan Benowo
Surabaya yang berjumlah 2 usaha laundry kiloan.
Usaha laundry kiloan tersebut bernama “Fikoris Laundry” yang
terletak di Jl. Sememi Jaya Selatan 2B gang. Makam No.17 dan “Bu
Mujiono Laundry” di perumahan Griya Citra Asri Jl. Nuri 8 No. 6
Surabaya.

3.2

J enis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif yang mengarah pada pada teori
pendeketan kualitatif studi fenomenologi yaitu dalam penelitian ini yang
diteliti adalah pengalaman manusia melalui deskripsi akuntansi dari orang
yang menjadi partisipan penelitian, sehingga peneliti dapat memahami
pengalaman hidup partisipan (Creswell, 1994). Penelitian menggunakan
studi fenomenologi bertujuan untuk mengetahui penerapan pencatatan
keuangan pada industri kecil rumahan (studi kasus pada pengusaha

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

32

laundry kiloan) dan juga untuk mengetahui apakah pengusaha laundry
tersebut memahami akuntansi, dengan unsur-unsur pokok yang harus
ditemukan

dalam

perbandingan

antara

data

yang

diteliti

akan

menimbulkan suatu perbedaan dan persamaan yang sesuai dengan butitbutir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam
lingkungan hidupnya, berinteraksi antara peneliti dengan objek penelitian,
berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentanng dunia sekitarnya
(Sugiyono, 2008 : 108).
Untuk memperjelas metode yang akan diterapkan berapa studi
deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan realita sosial yang
kompleks dengan menerapkan konsep-konsep teori yang telah ada. Realita
sosial ysng dipelajari dititik beratkan pada pencatatan keuangan bagi
pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Surabaya. Dalam penelitian
berdasarkan pokok masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini
tergolong jenis penelitian kualitatif. Adapun karakteristik penelitian
kualitatif adalah sebagai berikut (Indrawati Yuhertiana, 2009 : 4 - 7) :
1.

Menekankan pada pola berpikir induktif. Pada dasarnya penelitian
kualitatif berfokus untuk mengamati secara subjektif sebagai tema
dari sebuah realita sosial, menghubungkan berbagai tema yang
muncul sehingga akan terjadi sebuah pernyataan teori. Hal ini
berbeda dengan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

33

melakukan generalisasi, setiap hipotesis hendaknya dapat diuji
kebenarannya secara deduktif sesuai atau tidak dengan kenyataan
dilapangan.
2.

Melihat pada setting dan manusia sebagai satu kesatuan, secara
holistic (utuh). Penelitian kualitatif memandang sebuah realita
sosial secara holistic, menyeluruh, dan utuh, dengan menggunakan
pola pikir holistik pula. Berpikir holistik berarti dengan
menggunakan berbagai aspek dengan menyadari aktivitas berfikir
sebagai aktivitas gabungan antara dimensi-dimensi spiritual (moral,
etika, tujuan hidup), psikososial (motivasi, empati), rasional dan
fisikal (eksekusi, implementasi, menerima feedbacks). Kecerdasan
pada dimensi-dimensi tersebut dilabeli dengan istilah SQ
(Spiritual), EQ (Emosional), IQ (Rasional), dan PQ (Fisikal).
(http://www.itpin.com/blog/). Berbeda dengan penelitian kuantitatif
yang

berdasarkan

pada

pola

pikir

reduktif,

melakukan

penyederhanaan pada sebuah sistem sosial yang sebenarnya
amatlah kompleks.
3.

Memahami perilaku manusia dari sudut pandang mereka sendiri –
verstehen. Hal ini diakukan dengan cara melakukan empati pada
orang yang diteliti dalam upaya memahami bagaimana mereka
melihat berbagai hal dalam kehidupan. Pemahaman mengandung
makna pemahaman dari dalam (verstehen) yang mempunyai arti
bahwa peneliti dalam melakukan penelitian hendaknya memahami

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

34

permasalahan dari dalam konteks masalah yang diteliti, oleh karena
itu peneliti kualitatif tidak mengambil jarak dengan yang diteliti.
4.

Lebih mementingkan proses penelitian daripada hasil penelitian.
Bukan pemahaman yang dicari melainkan pemahaman mendalam
tentang kehidupan sosial. Proses awal, getting in, mendekati
informan berpendapat atau berperilaku demikian. Terlebih lagi
pada proses getting along, ber-relasi untuk dapat menjaga
kepercayaan sehingga memahami benar-benar objek yang diteliti
adalah lebih penting daripada hasil penelitian itu sendiri.

5.

Bersifat humanities. Peneliti mencoba memahami secara pribadi
orang yang diteliti dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, seorang
peneliti mencoba memahami berbagai tekanan yang diterima
seorang auditor baik dari rekan sekerja, atasan klien (auditee).
Berdasarkan wawancara dan observasi peneliti dapat memahami
betapa informan tersebut sering dihadapkan pada situasi tidak
menyenangkan yang mengharuskannya bersikap, sehingga karena
prinsip tegasnya justru malah karirnya menjadi terhambat.
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan

cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan
makna (Perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta dilapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar belakang penelitian dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

35

sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar
antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori
menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori
yang digunakan, sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak
dari data, memanfaatkan teori yang ada ssebagai bahan penjelas, dan
berakhir dengan suatu teori.
Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif daripada penelitian atau
survey kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari
mengumpulkan informasi,

terutama individu

dalam menggunakan

wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini
adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam
jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.
Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah orang, yaitu pemilik
dan tenaga kerja/pegawai industri kecil rumahan berbentuk jasa cuci
pakaian atau bahan kain lainnya (laundry kiloan) dengan berbagai latar
belakangnya. Terkadang para pemilik juga merangkap menjadi kasir,
namun tidak sedikit pula memperkerjakan orang lain untuk bagian ini, di
dalam posisi tersebut mempunyai suatu kegiatan yang berupa tugas-tugas
yang harus dikerjakan atau bahkan harus bisa menangani permasalahan
yang terjadi dalam tempat laundry kiloan tersebut. Kasir adalah posisi
yang rawan juga, dikarenakan justru disinilah lalu lintas uang yang padat
terjadi. Walaupun terlihat mudah, namun apabila tidak teliti maka akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

36

timbul kerugian. Oleh karena itu, untuk posisi ini minimal harus mengerti
bagaimana pencatatan pemasukan yang diperoleh, apalagi kalau sumber
daya manusia yang rendah di dalam posisi ini mengerti sedikit tentang
akuntansi. Interaksi antara pemilik dan pegawai dengan tempat atu
lingkungannya dimana unit usaha tersebut berdiri (place), kemudian
beberapa lama unit usaha tersebut telah lama beroperasi akan
menghasilkan suatu situasi sosial tertentu.
Dengan digunakan metode kualitatif maka data yang didapat akan
lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan
penelitian dapat dicapai. Penggunaan metode kualitatif ini, bukan karena
metode ini baru tapi memang permasalahannya lebih dapat datanya dengan
metode kualitatif, hanya bisa diteiti beberapa-beberapa variabel saja,
sehingga seluruh permasalahan yang telah dirumuskan tidak akan terjawab
dengan metode kualitatif. Dengan metode kualitatif hanya dapat menggali
fakta-fakta yang bersifat empiris dan terukur. Fakta-fakta yang tidak
tampakk oleh indera akan sulit diungkapkan.
3.3

Alasan Ketertarikan Peneliti
Alasan

utama

peneliti

memilih

untuk

meneliti

tentang

permasalahan usaha laundry ini adalah karena ketertarikan peneliti
terhadap usaha kecil rumahan seperti laundy pakaian ini dan merupakan
pengalaman yang dialami sendiri oleh peneliti dalam kehidupan seharihari. Menurut data yanng tersedia, perkembangan unit usaha jasa cuci
pakaian dan sejenisnya (laundry) mulai berkembang pada tahun 2002,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

37

namun peneliti baru merasakan perkembangan usaha kecil rumahan
tersebut pada tahun 2008, karena usaha ini tidak hanya ditemukan di pusat
keramaian kota bahkan hampir disetiap daerah pasti dapat menemukan
usaha laundry tersebut sampai di tempat terpencil sekalipun seperti daerah
perkampungan. Saat ini, masyarakat banyak menggunakan jasa laundry
kiloan untuk kemudahan dalam gaya hidup praktis. Usaha laundry kiloan
merupakan usaha yang sangat mudah dijalankan dan menjadi peluang
usaha yang menjanjikan untuk masa depan.
Laundry kiloan merupakan peluang usaha yang mengutamakan
letak strategis untuk mendapatkan keuntungan yang sebanding dengan
menggunakan modal yang dikeluarkan. Semakin berkembangnya usaha ini
maka proses persaingan diantaranya semakin ketat, dimana jenis laundry
kiloan tersebut dibedakan melalui jasa yang ditawarkan diantaranya adalah
jasa cuci mamel, setrika saja, jasa cuci kering, sampai jasa cuci kering
setrika.
Masing-masing pengusaha laundry mempunyai cara sendiri untuk
menetapkan tarif jasa cuci. Perhitungan bisa dihitung dengan jumlah
pakaian per potongnya, menghitung dengan menimbang banyaknya
pakaian (per kg), ada juga yang menggunakan harga paketan. Peneliti
melakukan penelitian di tempat usaha laundry yang menetapkan tarif
dengan cara menimbang banyaknya pakaian (per kg). Sekarang bisa dilihat
perkembangan usaha laundry di sekitar kita sangat pesat yang dapat
membantu untuk mengurangi kesibukkan dan juga menghemat tenaga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

38

dengan harga terjangkau. Untuk menarik konsumen, pemilik usaha laundry
biasanya melakukan promo dengan memberikan bonus untuk konsumen.
Kebanyakkan dari pengusaha kecil hanya mencatat jumlah uang
yang diterima dan dikeluarkan, jumlah barang yang dibeli dan dijual, dan
jumlah piutang / utang. Namun pencatatan itu hanya sebatas pengingat saja
dan tidak dengan format yang sesuai dengan standar akuntansi. Meskipun
tidak dapat dipungkiri mereka dapat mengetahui jumlah modal akhir
mereka setiap tahun yang hampir sama jumlahnya jika kita mencatat
dengan sistem akuntansi.
Berbicara mengenai menjalankan usaha tentu banyak dimensi yang
terlibat dalam roda usaha tersebut, misalnya dimensi pemasaran, sumber
daya manusia, keuangan dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini akan
membahas dimensi keuanngan tersebut, karena disadari atau tidak dimensi
keuangan sering tidak mendapatkan perhatian yang serius dan hanya
memperhatikan bagaimana mendapat untung yang sebanyak-banyaknya
tanpa memperhatikan cara mengolah uang hasil laba tersebut.
Masalah pengelolaan keuangan dari para usaha terganjal oleh
masalah sumber daya manusia perihal pengetahuan mereka mengenai
akuntansi, ilmu akuntansi dianggap suatu yang merepotkan dan sulit.
Penelitian ini jga akan mencari tahu pemahaman mereka mengenai
pentingnya pencatatan dan pelaporan keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

39

Kondisi terakhir ini menimbulkan pertanyaan di dalam peneliti,
yaitu bagaimana transaksi yang terjadi di dalam usaha laundry kiloan
tersebut ? Bagaimana pula menentukan tarif dari jasa layanan yang
ditawarkan oleh laundry tersebut ? Kemudian bagaimana penyisihan dana
yang digunakan untuk melakukanpromosi yang digunakan untuk menarik
pelanggan ? Lalu yang terakhir adalah bagaimana perlakuan biaya promosi
yang digunakan ?
Dengan penelitian ini, peneliti berharap dapat mengetahui sampai
sejauhmana kepahaman diri para pengusaha laundry akan akuntansi, sebab
pertanyaan yang ada di dalam bentuk peneliti yang ada di atas erat
hubunganya dengan seni pencatatan bukti transaksi. Hal ini disebabkan
keadaan di lapangan yang dialami oleh peneliti yang ada ketidak
mengertian akan penggolongan akan transaksi dan ketidak jelasan
pengenaan tarif yang diterapkan oleh pengusaha laundry kiloan tersebut,
sehingga peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat mengetahui
dasar-dasar dari pengenaan tarif yanng diterapkan oleh pengusaha laundry
kiloan kepada para pelanggannya sehingga timbul transparasi dana yang
ada didalam usaha tersebut dan pelanggan dapat memilih sendiri dimana
tempat mereka akan menggunakan layanan yang ditawarkan.
3.4

Infor man
Dalam penelitian kualitatif tidak mengenal istilah populasi, tetapi
dinamakan “Social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

40

elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis.
Informan yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi, yaitu orang yang terlibat langsung dalam usaha
laundry kiloan tersebut seperti pemilik, pekerja, serta oranng yang berada
diusaha rumahan tersebut yang merangkap sebagai kasir atau memang
mengkhususkan dirinya menjadi kasir, dimana orang tersebut memiliki
tugas khusus untuk mencatat transaksi yang terjadi di dalam unit usaha
tersebut. Peneliti memilih orang-orang tersebut untuk dijadikan sebagai
informan dalam penelitian dikarenakan pekerjaan mereka berhubungan
dengan hal yang mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan penafsiran
transaksi keuangan yang terjadi di unit usaha tersebut hal-hal peneliti
sebutkan diatas adalah termasuk suatu informasi yang berguna bagi usaha
tersebut untuk bertindak demi kelangsungan usaha mereka mendatang dan
suatu aturan yang digunakan untuk mengukur kinerja dan kepuasan
pelanggan terhadap layanan yang ditawarkan.
3.5

Lokasi
Tempat dimana peneliti nantinya akan berlangsung atau lokus
berjumlah dua buah tempat. Perencanaan sebagai berikut : yaitu sebanyak
dua buah tempat di Wilayah Sememi Surabaya dengan nama IBU
MUJIONO LAUNDRY dan FIKORIS LAUNDRY.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

41

3.6

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data, yang terdiri
atas sumber data primer dan sumber data sekunder (Indriantoro dan
Supomo, 1999:146). Adapun penjelasan dari kedua sumber data tersebut
adalah sebagai berikut:
1.

Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber data penelitian yang di
peroleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara),
seperti bukti pembukuan transaksi dan struktur kepemilikan usaha
laundry.

2.

Sumber Data Sekunder
Sumber data yang kedua merupakan data yang diperoleh dari
sumber - sumber lain yang terkait dengan penelitian, yang
diperoleh dari studi kepustakaan, dengan mengunakan dokumentasi
dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan.
Prosedur teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :
1.

Survey pendahuluan
Dengan mengadakan peninjauan dan penelitian secara umum pada
unit usaha tersebut untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
sehingga masalah menjadi jelas. Dalam pengumpulan data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

42

penelitian di survey pendahuluan ini ada dua proses kegiatan yang
akan dilakukan oleh peneliti yaitu :
a.

Proses Memasuki Lokasi (Getting In)
Agar proses pengumpulan data dari informasi berjalan
dengan baik, peneliti harus terlebih dulu menyiapkan segala
sesuatu yang diperlukan, baik kelengkapan administratif
maupun semua persoalan yang berhubungan dengan setting
dan subyek penelitian serta mencari relasi awal. Dalam
memasuki lokasi penelitian, peneliti menempuh pendekatan
formal maupun informal serta menjalin hubungan dengan
informan.

b.

Ketika berada di lokasi penelitian (Getting Along)
Pada proses ini, peneliti melakukan hubungan pribadi dan
membangun

kepercayaan

pada

subyek

penelitian

(informan). Hal ini dilakukan karena untuk mencapai dan
memperoleh akurasi serta komprehensivitas data penelitian.
2.

Survey lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data-data
pendukung yang akurat dan relevan, dilakukan dengan :
a.

Wawancara secara informal maupun formal dengan pihakpihak yang terkait dengan unit usaha tersebut. Dengan kata
lain, wawancara ini tidak dilaksanakan dengan struktur
yang ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

43

memfokuskan pada permasalahan sehingga informasi yang
dikumpulkan cukup mendalam.
Kelonggaran

semacam

ini

mampu

mengorek

kejujuran informasi dari responden untuk memberikan
informasi yang sebenarnya, terutama yang

berkaitan

dengan informasi sebagai jawaban atas permasalahan
penelitian, sehingga terjadi semacam diskusi, obrolan santai
spontanitas (almiah) dengan subjek peneliti sebagai
pemecah

masalah

dan

peneliti

sebagai

timbulnya

permasalahan agar muncul wacana detail. Wawancara
diharapkan berjalan tidak teratur (terbuka, bicara apa saja)
dalam garis bersar yang terstruktur (mengarah menjawab
permasalahan penelitian).
b.

Dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan dokumendokumen yang terkait dengan penelitian.

c.

Studi kepustakaan, berupa pengumpulan data-data dari
literatur yang relevan dengan permasalahan ini dan
digunakan sebagai landasan teori.

d.

Observasi, dilakukan oleh peneliti dengan cara observasi
partisipan untuk mengamati kegiatan pencatatan dan
pengelolaan dari bisnis laundry tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

44

3.7

Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kualitatif, dilakukan pada saat data berlangsung dan setelah selesai
pengumpulan data periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah
melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai setelah di
analisis terasa belum memuaskan, maka penelitian akan melanjutkan
pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap
kredibel (Sugiyono, 2008).
Menurut Miles dan Huberman, bahwa analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu :
1.

Data Reduction (reduksi data)
Data yang diperoleh dari lokasi penelitian data lapangan
dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terperinci.
Laporan lapangan oleh peneliti direduksikan, dirangkum dan
dipilih hal-hal yang pokok. Difokuskan pada hal-hal yang penting
kemudian dicari tema atau polanya (melalui penyuntingan,
pemberian kode, pentabelan). Reduksi data ini dilakukan terus
menerus selama proses penelitian berlangsung.

2.

Data Display (penyajian data)
Penyajian data dimaksudkan agar memudahkan peneliti
untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian
tertentu

dari

penelitian.

Dengan

kata

lain

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

merupakan

45

pengorganisasian data kedalam bentuk tertentu sehingga kelihatan
dengan sosoknya yang lebih utuh.
3.

Conclusion Drawing / Verification (menarik kesimpulan)
Penarikan kesimpulan menuruut Miles dan Huberman
hanyalah sebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.
Kesimpulan-kesimpulan

juga

diverifikasi

selama

penelitian

berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali
yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis, suatu
tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Singkatnya makna
yang muncul dari data yangn lain harus diuji kebenarannya dan
kecocokkannya yakni yang meruakan validitasnya.
3.8

Pengujian Kredibilitas Data
Dalam setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat
kepercayaan atas kebenaran dari hasil penelitian. Dalam penelitian
kualitatif standar tersebut dengan keabsahan data (Sugiyono, 2005 : 117127).
1.

Derajat Kepercayaan (credibility)
Uji creadibility atau kepercayaan terhadap data penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi.
a.

Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan

pengamatan

berarti

peneliti

kembali

ke

lapangan, melakukan pengamatan wawancara lagi dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

46

sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.
Diharapkan perpanjangan pengamatan ini ber