ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP PENERAPAN PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA MIKRO ( Studi Kasus Pengusaha Laundry Kiloan di Daerah Kecamatan Tenggilis Mejoyo ).

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Diajukan oleh :

DYAH HAYU PUSPITASARI 0713010048/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA MIKRO

( Studi Kasus Pengusaha Laundry Kiloan di Daerah Kecamatan Tenggilis Mejoyo )

yang diajukan

DYAH HAYU PUSPITASARI 0713010048/FE/EA

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Tituk Diah W. Maks Tanggal : ... NIP. 030 223 073

Mengetahui

Pembantu Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan nasional “Veteran”


(3)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

DYAH HAYU PUSPITASARI 0713010048/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(4)

Disusun Oleh:

DYAH HAYU PUSPITASARI 0713010048/FE/EA telah dipertahankan dihadapkan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 27 Mei 2011

Pembimbing Utama Tim Penguji:

Ketua

Dra. Ec. Tituk Diah W, MAks DR. Sri Trisnaningsih, SE, MSi Sekertaris

Dra. Tituk Diah W, MAks

Anggota

Dra. Anik Yuliati, MAks

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan nasional “Veteran” Jawa Timur


(5)

Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan RasulNya Nabi Muhammad SAW, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapa menyelesaikan skripsi dengan judul: “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Penerapan Pencatatan Laporan Keuangan Pada Usaha Mikro (Studi Kasus Pengusaha Laundry Kiloan Di Daerah Kecamatan Tenggilis Mejoyo)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Keberhasilan menyelesaikan penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yamg sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto,MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu DR. Sri Trisnaningsih SE, MSi, selaku Kepala Program Studi Akuntansi fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Ibu Dra. Ec. Tituk Diah W. Maks, selaku Dosen Pembimbing yang telah


(6)

selain kata terima kasih yang sebanyak-banyaknya karena beliaulah yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat baik materil maupun spiritual sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Teman seperjuanganku “Devy” serta sahabat kuliahku “Tyas, Sepdian, Eni, Miranti, Denny, Dedeh dan Evin” yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat demi kelanvaran skripsi ini.

8. Dan berbagai pihak yang turut membantu demi terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulkis sangat berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan dapat memberi sumbangan yang berguna bagi almamater tercinta.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb


(7)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ………. x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAKSI ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Perbedaan Dan Persamaan penelitian yang dilakukan Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ……….………... 13


(8)

2.3.2.2. Pengertian Informasi ... 17

2.3.2.3. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi ... 18

2.3.3. Informasi Akuntansi Keuangan ... 19

2.3.3.1. Pengertian Informasi Akuntansi Keuangan ... 19

2.3.3.2. Tujuan Laporan Keuangan ... 20

2.3.3.3. Karakteristik Laporan Keuangan ... 20

2.3.4. Perusahaan Kecil ... 21

2.3.4.1. Pengertian Perusahaan Kecil ... 21

2.3.4.2. Kriteria-Kriteria Perusahaan Kecil ... 21

2.3.5. Tingkatan Pendidikan Pemilik ... 22

2.3.5.1. Macam Pendidikan ... 24

2.3.5.2. Tujuan Pendidikan ... 25

2.3.6. Tingkatan Pelatihan Yang Diikuti Pengusaha ... 25

2.3.6.1. Pengertian Pelatihan ... 25

2.3.6.2. Faktor-Faktor Penyebab Perlunya Pelatihan ………. ... 27


(9)

2.3.9.2. Pengaruh Pelatihan Pemilik Terhadap

Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 38

2.3.9.3. Pengaruh Pemahaman Pemilik Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 39

2.3.9.4. Pengaruh Persepsi Pengusaha Kecil Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Penerapan Pencatatan Laporan Keuangan ... 40

2.3.10. Hipotesis ... 42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 43

3.1.1. Definisi Operasional Variabel ... 43

3.1.1.1. Variabel (X) ……….. 43

3.1.1.2. Variabel (Y) ……….. 45

3.1.1.3 Variabel (Z) ..…… ……….... 45

3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ... 45

3.2. Populasi Dan Teknik Penentuan Sampel ... 46


(10)

3.3.2. Pengumpulan Data ... 49

3.4. Uji Kualitas Data ... 50

3.4.1. Uji Validitas ... 50

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 51

3.4.3. Uji Normalitas ... 51

3.5. Uji Asumsi Klasik ... 51

3.5.1. Multikorelasi ... 52

3.5.2. Autokorelasi ………. 52

3.5.3. Heteroskedasitas ... 53

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 53

3.6.1. Teknik Analisis ... 53

3.6.2. Uji Hipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 58

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 58


(11)

Pemilik (X1) ... 60

4.2.1.2 Uji Validitas Variabel Tingkat Pelatihan Pemilik (X2) ………... 61

4.2.1.3 Uji Validitas Variabel Tingkat Pemahaman Pemilik (X3) ... 62

4.2.1.4 Uji Validitas Variabel Persepsi Pemilik Usaha Mikro Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan (Y) ... 62

4.2.1.5 Uji Validitas Variabel Penerapan Pencatatan Laporan Keuangan Pada Usaha Mikro (Z) ... 65

4.2.2. Uji Reliabilitas ... 66

4.2.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 67

4.2.3.1. Tingkat Pendidikan Pemilik (X1) ... 67

4.2.3.2. Tingkat Pelatihan Pemilik (X2) ... 68

4.2.3.3. Tingkat Pemahaman Pemilik (X3) ... 70 4.2.3.4. Persepsi Pemilik Usaha Mikro Dalam Penggunaan


(12)

4.3. Hasil Analisis ... 74

4.3.1. Uji Normalitas ... 74

4.3.2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 75

4.3.2.1. Asumsi Klasik ... 75

4.3.2.2. Persamaan Regresi Linier Berganda ... 76

4.3.2.3. Uji Kecocokan Model (Uji F) ... 77

4.3.2.4. Uji Hipotesis I ... 79

4.3.3. Analisis Regresi Linier sederhana ... 81

4.3.3.1. Persamaan regresi Linier Sederhana ... 81

4.3.3.2. Nilai Koefisien Determinasi (R2) ... 82

4.3.3.3. Uji t ... 83

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

4.4.1. Pembahasan Pengaruh Tingkat Pendidikan Pemilik, Tingkat Pelatihan pemilik, dan Tingkat Pemahaman Pemilik Terhadap Persepsi Pemilik Usaha Mikro Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan ... 84


(13)

Jasa Laundry Kiloan di Kecamatan Tenggilis Mejoyo ... 88 4.4.3 Implikasi ... 89 4.4.4. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian

Terdahulu ... 90 4.4.5. Keterbatasan Penelitian ... 92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 93 5.2. Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA


(14)

(15)

Tabel 1: Usaha Mikro Jasa yang menggunakan laporan keuangan ……… 5

Tabel 2: Perbedaan Dan Persamaan Penelitian Terdahulu ………. 14

Tabel 3: Nama Laundry di Wilayah Kecamatan Tenggilis Mejoyo...…………. 48

Tabel 4.1: Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Pendidikan Pemilik (X1) ……… 60

Tabel 4.2: Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Pelatihan Pemilik (X2) Putaran 1...61

Tabel 4.3: Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Pelatihan Pemilik (X2)Putaran 2…61

Tabel 4.4: Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Pemahaman Pemilik (X3) ..…….. 62

Tabel 4.5: Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Pemilik Usaha Mikro Dalam

Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan (Y) Putaran ke-1…. ……….. 63

Tabel 4.6: Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Pemilik Usaha Mikro Dalam

Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan (Y) Putaran ke-2…. ……… 64

Tabel 4.7: Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Pemilik Usaha Mikro Dalam

Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan (Y) Putaran ke-3…. ……… 64


(16)

Tabel 4.9: Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Laporan Keuangan Pada

Usaha Mikro(Z) Putaran ke-2…. ………...……….. 66

Tabel 4.10: Hasil Uji Reliabilitas ………..………. 66

Tabel 4.11: Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pendidikan Pemilik (X1)……. 67

Tabel 4.12: Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pelatihan Pemilik (X2)..……... 69

Tabel 4.13: Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pemahaman Pemilik (X3)…… 70

Tabel 4.14: Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Pemilik Usaha Mikro Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan (Y)……….……. 71

Tabel 4.15: Distribusi Frekuensi Variabel Penerapan Laporan Keuangan Pada Usaha Mikro(Z) ……….. 73

Tabel 4.16: Hasil Uji Normalitas ……… 74

Tabel 4.17: Nilai VIF ……….. 75

Tabel 4.18: Korelasi Rank Spearman……..……… 76


(17)

Tabel 4.22: Hasil Analisis Uji t Pada Hipotesis II ………80

Tabel 4.23: Persamaan Regresi Linier Sederhana…... ……… 81

Tabel 4.24: Nilai Koefisien Determinasi ………...……….. 82

Tabel 4.25: Hasil Uji t ………..……… 83

Tabel 4.26: Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ……….. 91


(18)

Oleh:

Dyah Hayu Puspitasari

ABSTRAK

Laporan keuangan merupakan komponen yang harus dibuat oleh pelaku usaha mikro, jika pelaku usaha mikro ingin mengembangkan usaha miliknya. Dalam membantu menyusun laporan keuangan akuntansi dibutuhkan informasi akuntansi. Namun, kebanyakan pengusaha mikro seperti usaha mikro jasa Laundry Kiloan, para pemilik belum memahami tentang pencatatan akuntansi yang baik dan benar, hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti, pemahaman, pendidikan, dan pelatihan dari para pelaku usaha yang menjadikan kendalanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji adanya pengaruh antara tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan, dan mengkaji pengaruh persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan dalam usaha mikro jasa Laudry kiloan di Kecamatan Tenggilis Mejoyo.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 pengusaha laundry kiloan di daerah kecamatan Tenggilis Mejoyo. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan regresi linier sederhana.

Berdasarkan hasil regresi liner berganda menyimpulkan bahwa Tingkat pendidikan pemilik (X1), tingkat pelatihan pemilik (X2) dan tingkat pemahaman pemilik (X3) berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan (Y), sehingga hipotesis ke-1 teruji kebenarannya. Hasil regresi linier sederhana Persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan (Y), tidak berpengaruh terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan pada usaha mikro (Z), sehingga hipotesis ke-2 tidak teruji kebenarannya. Keyword: Tingkat Pendidikan, Tingkat Pelatihan, Tingkat Pemahaman,

Persepsi Persepsi Pemilik Usaha Mikro Dalam Penggunaan

Informasi Akuntansi Keuangan dan Penerapan Laporan Keuangan Pada Usaha Mikro


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di berbagai negara termasuk di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh. Hal ini dikarenakan kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah berangkat dari Usaha Mikro Keluarga atau Rumahan. Sehingga, dengan demikian konsumennya pun berasal dari kalangan menengah ke bawah. Selain itu, peranan UMKM terutama sejak krisis moneter Tahun 1998 dapat dipandang sebagai katub penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

Perkembangan UMKM merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengatasi terjadinya kesenjangan sosial dan ketimpangan ekonomi karena dalam usaha mikro ini dapat membuka kesempatan kerja bagi orang-orang yang membutuhkan. Seperti dikaitkan dengan upaya-upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan.

Dan oleh karena itu, pemerintah harus turut berperan serta dalam memberdayakan UMKM diantaranya dengan menciptakan kebijaksanaan


(20)

yang berpihak pada UMKM. Usaha pemerintah tersebut seperti menyelenggarakan kegiatan untuk melatih kewirausahaan masyarakat. PKMP Mandiri adalah salah satu contoh sebagai sarana untuk melatih kewirausahaan masyarakat Indonesia agar dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dengan cara diberi modal pinjaman agar dapat mempunyai usaha sendiri.

Pemerintah akan dapat melihat keberhasilan dari usaha para wirausahawan dengan melihat laporan kinerja yang tidak lain adalah laporan keuangan usaha. Karena dengan laporan keuangan pihak kreditor atau pihak lain yang ikut berperan dalam pengelolaan usaha, dapat melihat perkembangan kinerja usaha dan dapat mengestimasi kinerja usaha di masa yang akan datang. Untuk itu, para pengusaha mikro harus dibiasakan untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan sebagai salah satu upaya pengembangan usahanya. Kebiasaan ini perlu ditumbuhkan agar nantinya usaha kecil dan menengah mendapatkan kemudahan dalam mengajukan kredit usaha untuk kesuksessan usahanya ( Purnomo : 2004).

Laporan keuangan menjadi salah satu komponen yang harus dibuat oleh pelaku usaha mikro, jika pelaku usaha mikro ingin mengembangkan usaha miliknya. Sehingga, kebiasaan untuk mencatat setiap kegiatan usaha yang terjadi dan menyusun laporan keuangan harus ditumbuhkan di kalangan usaha mikro. Dan, dalam membantu menyusun laporan keuangan akuntansi dibutuhkan informasi akuntansi. Informasi akuntansi keuangan mempunyai


(21)

Informasi Akuntansi Keuangan berhubungan langsung dengan data akuntansi atas transaksi yang terjadi.

Namun, kebanyakan pengusaha UMKM seperti usaha mikro jasa Laundry Kiloan yang saat ini semakin pesat, para pemilik yang berperan sebagai manajer ataupun pekerja belum memahami tentang pencatatan akuntansi yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti, pemahaman, pendidikan, dan pelatihan dari para pelaku usaha yang menjadikan kendalanya. Mereka menganggap pencatatan tersebut terlalu rumit untuk dilaksanakan dan hanya melakukan pencatatan yang sangat sederhana dan melakukan perhitungan secara kasar.

Kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya (Pinasti, 2007 : 322). Salah satu manajer klinik usaha dan koperasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Idrus, menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usahanya (Pinasti, 2007). Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan.

Menurut Magginson et al, 2000 (dikutip Pinasti, 2007), Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting untuk pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil. Karena informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi-transaksi dari


(22)

suatu unit organisasi yang bergerak di bidang jasa, dagang ataupun industri, agar informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

Kelancaran informasi akuntansi keuangan dari perusahaan kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui perkembangan usaha, struktur modal, serta beberapa informasi akuntansi keuangan lainnya pada periode tertentu. Wujud nyata dari informasi akuntansi keuangan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dalam menggunakan informasi akuntansi keuangan dapat dipengaruhi oleh pendidikan pemilik, pelatihan yang diikuti pemilik, serta pemahaman pemilik. Pendidikan pemilik adalah cara belajar yang biasanya dilakukan di bangku sekolah tetapi juga menyangkut proses belajar non formal. Pelatihan yang diikuti pemilik adalah bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau sekelompok orang. Pemahaman pemilik adalah proses pengertian pemilik akan suatu informasi atau suatu hal dan mampu mengaplikasikannya.


(23)

Tabel 1. Usaha Mikro Jasa yang menggunakan laporan keuangan

No Deskripsi Jumlah Presentase

        % 

1. Menggunakan laporan Keuangan 4     20 % 

2. Tidak menggunakan laporan keuangan 16     80 % 

Jumlah 20   100 % 

Sumber: Penulis

Dari tabel diatas masih banyak pengusaha kecil seperti usaha mikro jasa laundry kiloan di wilayah Kecamatan Tenggilis Mejoyo, yang masih banyak para pemiliknya belum atau tidak menggunakan laporan keuangan yang baik dan benar. kenyataannya, di wilayah Tenggilis Mejoyo sendiri, usaha jasa laundry kiloan semakin menjamur dan terdapat sebanyak 20 usaha laundry kiloan. Jumlah pengusaha yang menggunakan laporan keuangan sebesar 4 atau 20 % meskipun laporan keuangan yang dibuatnya belum sesuai dengan SAK ETAP. Sedangkan pengusaha yang tidak menggunakan laporan keuangan sebesar 16 atau 80 %, dimana pemilik usaha laundry kiloan ini hanya menggunakan bukti transakasi seperti nota yang dikumpulkan. Hal ini perlu diteleti faktor apa yang menyebabkan banyak para pengusaha yang tidak menggunakan laporan keuangan yang baik dan benar pada kegiatan usahanya.

Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti


(24)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENERAPAN PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA MIKRO ( Studi Kasus Pengusaha Laundry Kiloan di Wilayah Kecamatan Tenggilis Mejoyo ).”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan, sbb:

1. Apakah tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat

pemahaman pemilik berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan?

2. Apakah persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi

akuntansi keuangan berpengaruh terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan dalam usaha mikro jasa Laundry kiloan di Kecamatan Tenggilis

Mejoyo ?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengkaji adanya pengaruh antara tingkat pendidikan pemilik,

tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi


(25)

2. Untuk mengkaji pengaruh persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan dalam usaha mikro jasa Laudry kiloan di Kecamatan Tenggilis Mejoyo.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Dengan penerapan akuntansi yang dilakukan dengan baik, maka akan bermanfaat untuk mendatangkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan yang ditawarkan, dan diharapkan pengelola dapat mengelola unit usaha mikro menjadi lebih profesional.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran untuk menambah referensi pengetahuan pada UPN “ VETERAN ” Jawa Timur pada khususnya, serta peneliti pada umumnya.

3. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu akuntansi terutama aspek pencatatan transaksi di usaha mikro rumahan serta meningkatkan semangat kewirausahaan di masyarakat.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penulis mengadakan penelitian ini dengan terlebih dahulu menelaah dan berupaya membandingkan penelitian skripsi terdahulu. Sebagai dasar untuk melengkapi landasan teori, berikut ini hasil penelitian terdahulu yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian.

1. Kiryanto, Dedi Rusdi, dan Sutapa (2001)

“Pengaruh Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil”.

a. Permasalahan

1. Apakah proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh terhadap

persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan?

2. Apakah persepsi pengusaha kecil terhadap informasi akuntansi

keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil?

b. Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah faktor-faktor seperti proses belajar,

motivasi, dan kepribadian mampunyai pengaruh yang positif terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan.


(27)

2. Untuk mengetahui pengaruh yang positif antara persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil

3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara persepsi manajer atas

informasi akuntansi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil.

c. Kesimpulan

1. Secara simultan proses belajar, motivasi, dan kepribadian berepngaruh

terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan.

2. Variabel persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan

berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil.

2. Margani Pinasti (2007)

“ Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Suatu Riset Eksperimen”.

a. Permasalahan :

Apakah penyelenggaraan dan penggunaan Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi?

b. Tujuan :

Untuk menguji pengaruh penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi, melalui metode eksperimen.


(28)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset eksperimen ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi.

3. Ignasia Restriana (2010)

“ Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Keberhasilan Perusahaan Kecil Di Wedoro – Sidoarjo ”

a. Permasalahan

1. Apakah faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh

terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan?

2. Apakah persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan

berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil?

b. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh dari faktor proses belajar, motivasi, dan

kepribadian terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan.

2. Untuk menganalisis pengaruh persepsi pengusaha kecil atas informasi

akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil.


(29)

1. Faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh signifikan terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan.

2. Persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan

berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan perusahaan kecil.

4. Much. Rifqi Adi Jaya. L (2009)

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Sentra Industri Kecil Patung Batu Di Desa Jati Pasar Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto).”

a. Permasalahan

1. Apakah tingkat pendidikan pengrajin, tingkat pemahaman dibidang

teknologi informasi, pelatihan yang diikuti oleh pengrajin, dan tingkat investasi dibidang teknologi berpengaruh terhadap penggunaan system informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Kab. Mojokerto?

2. Manakah yang lebih dominan antara tingkat pendidikan pengrajin,

tingkat pemahaman dibidang teknologi informasi, pelatihan yang diikuti oleh pengrajin, dan tingkat investasi dibidang teknologi berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Kab. Mojokerto?


(30)

1. Untuk mengkaji adanya pengaruh antara tingkat pendidikan pengrajin, tingkat pemahaman dibidang teknologi informasi, pelatihan yang diikuti oleh pengrajin, dan tingkat investasi dibidang teknologi berpengaruh terhadap penggunaan system informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Kab. Mojokerto.

2. Untuk menguji manakah yang lebih dominan antara tingkat

pendidikan pengrajin, tingkat pemahaman dibidang teknologi informasi, pelatihan yang diikuti oleh pengrajin, dan tingkat investasi dibidang teknologi terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Kab. Mojokerto.

c. Kesimpulan

1. Tingkat pendidikan pengrajin, tingkat pemahaman berpengaruh positif

terhadap penggunaan informasi akuntansi telah terbukti kebenarannya, sedangkan investasi dibidang teknologi tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi dan tidak terbukti kebenarannya.

2. Hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan mempunyai

pengaruh yang dominan terhadap penggunaan informasi akuntansi terbukti kebenarannya.

Disini ditekankan bahwa hasil penelitian terdahulu digunakan hanya sebagai pendamping baik landasan teori maupun uji hipotesisnya. Penelitian


(31)

terdahulu digunakan sebagai argumentasi yang kuat dan logis bahwa penelitian dengan pemasalahan yang dimaksudkan dipandang perlu untuk dilaksanakan.

Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain: Objek, tempat dan lokasi penelitian serta waktu penelitian.

2.2.Perbedaan Dan Persamaan Penelitian Yang Dilakukan Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu


(32)

Tabel 2: Perbedaan Dan Persamaan Penelitian Terdahulu

No NAMA PENELITI JUDUL VARIABEL

1. Kiryanto, Dedi Rusdi, dan Sutapa (2001)

Pengaruh Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil

proses belajar, motivasi, kepribadian, persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan, dan keberhasilan perusahaan kecil. 2. Margani Pinasti (2007) Pengaruh

Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Suatu Riset Eksperimen

Penyelenggaraan informasi akuntansi, Penggunaan Informasi Akuntansi, persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi

3. Much. Rifqi Adi Jaya. L (2009)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

penggunaasn sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah (Studi kasus sentra industri patung batu di desa Jati pasar Kecamatan trowulan, kabupaten mojokerto)

Pelatihan yang diikuti pengrajin, tingkat pendidikan, tingkat pemahaman di bidang teknologi, tingkat investasi pada bidang teknilogi informasi. Penggunaan system informasi akuntansi pada UKM

4. Ignasia Restriana (2010) Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Keberhasilan Perusahaan Kecil Di Wedoro – Sidoarjo

proses belajar, motivasi, kepribadian, persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan, dan keberhasilan perusahaan kecil.

5. Dyah Hayu Puspitasari (2011) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Penerapan Pencatatan Laporan Keuangan Pada Usaha Mikro (Studi Kasus Pengusaha Laundry Kiloan Di Wilayah Kecamatan Tenggilis Mejoyo)

Tingkat Pendidikan, Pelatihan, Pemahaman, Persepsi Pemilik Usaha Kecil Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan, Penerapan Pencatatan Laporan Keuangan Pada Usaha Kecil Rumahan


(33)

2.3. Landasan Teori

2.3.1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli dan beberapa lembaga terkait, menurut Yadiati (2007 : 1) definisi tersebut antara lain :

1. Accounting Principle Board (APB) dalam statement No. 4 disebut :

Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa ( service activity) fungsinya

adalah untuk memberikan informasi kualitatif, terutama yang bersifat finansial, tentang entitas-entitas ekonomi, dalam penentuan pilihan logis diantara tindakan alternatif.

2. American Institute Of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Accontants Terminology Bulletin No. 1 tahun 1953, menyatakan :

Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran dengan cara yang berarti atas semua transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan, serta penafsiran hasil-hasilnya.

3. Kieso and Weygandt, menyatakan :

Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

4. Paul Grady dalam ARS No. 7 AISPA, 1965, mendefinisikan :

Akuntansi merupakan suatu Body Of Knowledge serta fungsi


(34)

mengklasifikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisis, menginterpretasikan seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti dibutuhkan oleh manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diterima.

Dari definisi tersebut dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa definisi yang pertama akuntansi adalah sebagai alat untuk penyediaan informasi. Definisi kedua sebagai seni untuk mencatat, mengelompokan dan mengikhtisarkan, sampai pada seni menafsirkan hasil dari transaksi keuangan.

Yang ketiga sebagai Body Of Knowledge. Yang keempat sebagai sistem yang

mengolah input berupa data kejadian-kejadian ekonomi dari usaha menjadi output berupa laporan.

2.3.2 Sistem Informasi Akuntansi

2.3.2.1Pengertian Sistem

Menurut Widjajanto (2001 : 2), sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut Mulyadi (2001 : 2), suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan dengan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.


(35)

Dari kedua definisi yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk mencapai tujuan.

2.3.2.2Pengertian Informasi

Pada dasarnya, suatu informasi sebenarnya tidak sama dengan data. Menurut Cushing (1989 : 11), data dapat terdiri dari sekumpulan karakter yang dapat diterima sebagai input terhadap suatu sistem informasi dan disimpan serta diolah. Informasi juga diartikan sebagai output pengelolaan data yang terorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya. Sedangkan menurut Wilkinson (1993 : 3), data adalah fakta, angka, bahkan simbol mentah. Secara bersama-sama mereka merupakan masukan bagi suatu sistem informasi. Sebaliknya, informasi terdiri dari data yang telah ditranformasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran.

Jadi, dapat disimpulkan informasi merupakan kumpulan dari data yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Biasanya data belum dapat digunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Sehingga agar dapat berguna bagi pemakainya, data harus diproses sehingga dapat menghasilkan output yang berupa informasi.


(36)

2.3.2.3Akuntansi Sebagai Sistem Informasi

Sebagai sistem informasi, akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak, baik dalam kalangan intern maupun dari luar organisasi yang menyelenggarakan akuntansi tersebut.

Menurut Weygant, et al., (2007 : 6), secara garis besar pihak-pihak tersebut adalah :

1. Pengguna Internal, yaitu manajer yang merencanakan, mengorganisasikan

dan mengelola suatu bisnis.

2. Pengguna eksternal, yaitu :

a. Investor, menggunakan informasi akuntansi guna membuat keputusan

untuk membeli, menahan, atau menjual sahamnya.

b. Kreditur, sebagi pemasok dan banker menggunakan informasi

akuntansi guna mengevaluasi risiko pemberian kredit atau pinjaman.

c. Badan Perpajakan, Amerika seperti Internal Revenue Service (IRS),

ingin mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi Undang-Undang Perpajakan.

d. Pelanggan, akan tertarik dengan apakah sebuah perusahaan tetap harus

menghargai jaminan dan dukungan produk atas lini-lini produknya.

e. Serikat Pekerja, ingin mengetahui apakah pemilik dapat membayar

kenaikan upah dan tunjangan.


(37)

2.3.3 Informasi Akuntansi Keuangan

2.3.3.1Pengertian Informasi Akuntansi Keuangan

Informasi akuntansi keuangan merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi yang dimaksudkan adalah yang disajikan untuk manajer-manajer dan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Untuk dapat menghasilkan informasi yang sesuai dan dalam bentuk yang sesuai, maka diperlukan system yang mengatur arus dan pengolahan data akuntansi dalam perusahaan.

Menurut Baridwan (1994 : 1), informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu sistem dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Informasi Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh pihak di luar perusahaan, yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. Seperti : kreditur, pelanggan, bank, kantor pajak, dan lain-lain. Informasi akuntansi keuangan dikomunikasikan melalui laporan keuangan. Umumnya laporan keuangan yang dihasilkan terdiri dari : Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas, dan Laporan Pencatatan Atas Laporan Keuangan.

b. Informasi Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.


(38)

2.3.3.2Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan ialah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang

telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban

manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (SAK ETAP, 2009: ETAP.2)

2.3.3.3Karakteristik Laporan Keuangan

Dalam pemahaman terhadap informasi akuntansi keuangan, perlu kiranya diuraikan lebih dahulu tentang kriteria kualitatif laporan keuangan. Karakteristik kualitatif ini merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakainya.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP), terdapat sepuluh karakteristik kualitatif pokok, yaitu : 1. Dapat dipahami

2. Relevan 3. Materialitas


(39)

5. Substansi Mengungguli Bentuk 6. Pertimbangan Sehat

7. Kelengkapan 8. Dapat dibandingkan 9. Tepat Waktu

10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

2.3.4 Perusahaan Mikro

2.3.4.1Pengertian Perusahaan Mikro

Usaha mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik Keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp. 50.000.000,-

2.3.4.2Kriteria-Kriteria Perusahaan Mikro

Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008 pasal 6, kriteria-kriteria perusahaan mikro yang dikutib oleh (Deddy), adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh


(40)

b. Memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).

c. Milik Warga Negara Indonesia.

d. Berdiri sendiri, bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki langsung

dengan usaha menengah atau usaha besar.

e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,

atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

2.3.5 Tingkatan Pendidikan Pemilik

Tingkat pendidikan yang dimaksudkan dalam arti kata yang sangat umum, bukan hanya menyangkut latar belakang pendidikan formal melainkan juga pendidikan non formal.

Menurut Kiryanto, dkk., (2001: 203), pendidikan merupakan cara belajar yang bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasanya dilakukan dibangku sekolah, tetapi juga menyangkut proses belajar non formal dengan diberikan diluar pendidikan formal. Yaitu segala bentuk pengalaman dan keterampilan yang merupakan hasil kontrak antara manusia dengan lingkungannya. Kemampuan seorang pemilik usaha maupun seorang manajer bergantung pada kemampuan belajarnya. Karena dalam lingkungan dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, atau dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain itu juga dituntut untuk menguasai aneka


(41)

dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut agar nantinya dapat menguasai bidang-bidang yang lebih maju dan modern berkaitan dengan informasi teknologi.

Menurut Soemanto (1993:21), pendidikan adalah proses pengalaman pribadi, baik lahiriyah mapun batiniah. Keberhasilan seseorang manajer tergantung pada pendidikan dan kemampuan belajarnya dalam lingkungan dunia usaha, seorang manajer dituntut untuk menguasai aneka teknis dan kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya. Meskipun pada umumnya banyak yang berpendapat bahwa tidak semua pengusaha harus melalui tingkat pendidikan yang memadai, hal ini dikarenakan dunia usaha yang dijalankan lebih bersifat kecil yaitu sektor usaha mikro dimana tuntutan harus berpendidikan tidak diutamakan mereka mempunyai keyakinan bahwa usaha yang dijalankan harus tetap berproduksi dan laku dipasaran.

Namun tidak demikian dengan penelitian ini, seiring dengan kemampuan zaman dan adanya alih teknologi, begitu juga persaingan yang demikian keras mau tidak mau para pengusaha kecil diharapkan dapat mengatasinya. Dari hasil pendidikan yang dijalankan ini pula informasi yang diperoleh seorang pemilik ataupun seorang manajer mempunyai arti dan makna dalam proses pemilihan tindakan yang tepat bagi perusahaannya baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam memecahkan permasalahan diperusahaannya sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.


(42)

Dengan demikian pengertian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa latar pendidikan merupakan cara belajar yang biasanya dilakukan dibangku sekolah tetapi juga menyangkut proses belajar non formal dengan diberikan di luar pendidikan formal. Yaitu segala bentuk pengalaman dan keterampilan yang merupakan hasil kontak antara manusia dan lingkungannya agar nantinya dapat menguasai bidang-bidang yang lebih maju dan lebih modern, sehingga dapat menambah wawasan dan pemahaman antara informasi satu dengan yang lain.

2.3.5.1Macam Pendidikan

Menurut Sastrohadiwiryo (2003:200), menyatakan bahwa menurut sifatnya pendidikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Pendidikan Umum

Pendidikan yang dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan mempersiapkan dan mengusahakan para peserta pendidikan pengetahuan umum.

b. Pendidikan Kejuruan

Pendidikan umum yang direncanakan untuk mempersiapkan para peserta pendidikan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruannya.


(43)

2.3.5.2Tujuan Pendidikan

Menurut Soemanto (1993:28), tujuan pendidikan yaitu mewujudkan pribadi-pribadi yang mampu menolong diri sendiri maupun orang lain, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu kehidupan manusia yang sejahtera.

2.3.6 Tingkatan Pelatihan Yang Diikuti Pengusaha

2.3.6.1Pengertian Pelatihan

Setiap Pemilik perusahaan yang menginginkan agar perusahaannya dapat bekerja secara efektif dan efisien ataupun berkembang, maka tidak boleh mengabaikan masalah pelatihan. Karena bagi beberapa pemilik ada yang mampu memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kemampuan dirinya tanpa campur tangan dari pihak lain. Tetapi dalam kenyataannya, sedikit saja yang mampu memotivasi diri sendiri, disamping itu kemungkinan keahlian yang dimilik individu-individu tersebut tidak sesuai dengan keinginan atau kondisi perusahaan miliknya.

Menurut Dessler (1993:248), Pelatihan atau Training merupakan

upaya pembinaan keterampilan dasar yang diperlukan pegawai baru atau

lama, pemilik perusahaan untuk melakukan pekerjaannya. Training dapat

berupa mengajarkan dan mengoperasikan mesin kepada mesin baru, cara menjual produk perusahaan kepada karyawan niaga baru, atau bahkan dapat berupa menunjukkan cara mewancarai dan menilai pegawai.


(44)

Training merupakan salah satu usahan untuk membantu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan secara produktif dan efisien. Dimana pelatihan merupakan jalan untuk mewujudkan cara-cara berfikir dan berbuat, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan merubah serta pengertian sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaannya baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. (Rifqi 2009)

Sebagai pemilik usaha, seorang pemimpin harus dapat memahami semua aspek yang ada dalam perusahaannya. Salah satunya adalah peloporan dalam pencatatan akuntansi. Kita ketahui bahwa pendidikan akuntansi telah kita kenal dalam pendidikan menengah atas, hanya saja yang kita kenal hanya sebagian kecil dari ilmu akuntansi itu sendiri. Lain lagi apabila kita belajar dalam perguruan tinggi, kita dapat mengenal lebih dalam mengenai akuntansi dan pengetahuan lain yang menyangkut ilmu usaha. Oleh karena itu, dalam penelitian tentang sektor UMKM yang dimana pemilik usaha sebagian besar adalah Ibu-Ibu atau Bapak-Bapak kepala rumah tangga yang kebanyakan hanya berpendidikan sekolah menengah atau SMA dan sebagian lainnya hanya lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), karena mereka para pemilik perusahaan kecil memperoleh usaha mereka secara turun temurun atau karena faktor lain yaitu penggangguran atau PHK karyawan. Dan mereka para pemilik sering kali mengabaikan perubahan-perubahan yang terjadi seiring dengan perubahan zaman dan bahkan mereka tidak memperdulikan


(45)

pencatatan akuntansi mereka. Oleh karena itu, pelatihan yang diikuti oleh pemilik usaha mikro dapat memberikan saran bagi kegiatan perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.

Menurut Notoatmodjo (2003 :28), pelatihan adalah merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau sekelompok orang. Dalam suatu pelatihan orientasinya atau penekanan harus pada tugas yang dilaksanakan (Job Orientation) dan lebih ditekankan kepada kemampuan meskipun didasari pengetahuan dan sikap.

Dengan pelatihan yang pernah diikuti oleh para pemilik usaha kecil dan menegah, maka kelangsungan kegiatan perusahaan akan lebih terencana dan lebih profesional dalam menghadapi tantangan global yaitu era perdagangan bebas.

2.3.6.2Faktor-faktor Penyebab Perlunya Pelatihan

Sering kali terjadi di perusahaan bahwa pemilik meskipun mempunyai latar belakang pendidikan formal yang cukup tinggi, namun ternyata belum dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tugas yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, pelatihan sangat diperlukan agar perusahaan dapat tetap bertahan hidup dalam pasar modern dimana terjadi persaingan antar perusahaan yang semakin ketat.


(46)

Menurut Tjiptono, dkk,. (2001: 213), ada lima faktor diperlukannya pelatihan yaitu:

1. Kualitas angkatan kerja yang ada

Angkatan kerja yang berkualitas tinggi adalah angkatan kerja yang mengenyam pendidikan dengan baik dan memiliki keterampilan intelektual dasar seperti membaca, menulis, berhitung, mendengarkan, berbicara, dan memecahkan masalah. Orang-orang seperti itu potensial untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat terhadap pekerjaannya.

2. Persaingan global

Perusahaan harus menyadari bahwa mereka menghadapi persaingan pasar global yang ketat. Agar dapat memenangkan persaiangan, perusahaan harus mampu menghasilkan produk atau jasa yang lebih murah dari pada pesaingnya. Untuk itu diperlukan pelatihan agar tetap bertahan dan memilki dominasi pasar.

3. Masalah alih teknologi

Alih teknologi adalah perpindahan teknologi dari satu obyek ke obyek lainnya. Ada dua tahap dalam proses alih teknologi, tahap pertama yaitu komersialisasi teknologi yang baru akan dikembangkan di laboratorium riset oleh penemu dan tahap ini tidak perlu pelatihan. Tahap kedua adalah difusi teknologi yaitu proses pemindahan teknologi yang baru dikomersialkan ke dunia kerja untuk meningkatkan produktifitas, daya


(47)

4. Perubahan cepat dan terus menerus

Di dunia ini tidak ada satu hal yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan terjadi dengan cepat dan berlangsung terus-menerus, pengetahuan ini mungkin akan tidak berguna pada hari esok dan menjadi uang. Dalam lingkungan kerja seperti ini sangat penting memperbaharui kemampuan pemilik perusahaan secara konsistensi.

5. Perubahan keadaan demografi

Perubahan keadaan demografi menyebabkan pelatihan menjadi semakin penting dewasa ini. Oleh karena itu kerja sama tim merupakan umur pokok maka pelatihan dibutuhkan untuk melatih pemilik yang berbeda latar belakang agar dapat bekerja sama secara harmonis.

2.3.7 Tingkatan Pemahaman

Dengan berkembangnya teknologi informasi yang sedemikian pesat dan tersedianya teknologi informasi pelaku usaha sektor kecil dituntut untuk dapat memahami teknologi informasi itu sendiri agar apa yang telah direncanakan dan diprogramkan dapat dijalankan.

Usaha kecil dan menengah dengan kadar pemahaman teknologi yang tinggi mempunyai kemungkinan mengadopsi dan memanfaatkan teknologi informasi secara efektif. Hanya saja tindakan yang dilakukan oleh para pemilik perusahaan dalam memobilisasi ketrampilan staf perusahaan kebanyakan usaha mikro dikelola sebagai perusahaan bebas dengan pola


(48)

bisnis keluarga maka sikap positif yang kuat dari pemilik perusahaan terhadap inovasi teknologi akan berpengaruh terhadap penggunaan dan penyediaan informasi akuntansi dalam perusahaan.

Menurut Rifqi (2009), pada umumnya usaha kecil dan menegah di negara sedang berkembang menghadapi masalah serius dalam pengembangan suatu usaha mereka karena terbatasnya kemampuan teknologi yang mereka dapat, salah satu alasan penting mengapa tingkat teknologi usaha kecil dan menengah rendah adalah pemilik yang cenderung hanya memiliki keterampilan teknis dan produksi yang sempit.

Menurut Rifqi (2009), pemahaman induvidu pada dasarnya merupakan pemahaman seluruh kepribadian dengan segala latar belakang dan interaksinya dengan lingkungannya. Ada dua komponen besar yang sudah lazim dikenal orang banyak tentang kepribadian, yaitu komponen fisik atau jasmaniah dan psikis atau batiniah. Kedua komponen itu juga meliputi banyak aspek yang dapat dikelompokkan atas empat aspek utama yaitu aspek intelektual, social dan bahasa, emosi dan moral serta aspek psikomotor. Aspek intelektual meliputi kecerdasan, bakat, kecakapan, hasil belajar dan kreatifitas. Agar individu dalam hal ini para pemilik usaha mikro dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan dapat bekerja sama dengan baik, maka diperlukan suatu pemahaman. Pemahamn disini berarti pemahaman akan pentingnya suatu pencatatan akuntansi yang didasari dari suatu sistem


(49)

dalam pengambilan keputusan dan mencapai efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha serta semakin tinggi tingkat pemahaman para pemilik usaha mikro maka akan semakin luas pandangan mereka terhadap berbagai bentuk penerapan pencatatan akuntansi dalam bisnis usaha kecil mereka.

Pada pembahasan dan pemahaman akuntansi berbasis sistem informasi akuntansi terkait juga dengan latar belakang pendidikan yang ditempuh oleh para pengguna informasi, dengan latar belakang formal yang memadai maka akan semakin cepat seseorang memahami akan sesuatu. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa semakin paham terhadap teknologi informasi akan mendorong percepatan penyediaan informasi akuntansi bagi kalangan pengsaha mikro. Oleh sebab itu kalau penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi informasi dianggap sebagai langkah awal dan penting bagi pengusaha mikro dalam memasuki era persaingan bebas, maka peningkatan ketrampilan dan pemahaman terhadap teknologi informasi terutama pada para petinggi di dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat inti di dalam mencapai efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha.

Akumulasi ketrampilan dan pemahaman terhadap teknologi informasi diharapkan dapat mengurangi hambatan untuk mengadopsi inovasi teknologi potensial yang lebih luas. Oleh karena itu pemahaman terhadap teknologi informasi sangat diperlukan kalangan usaha mikro agar perkembangan dunia usaha kecil benar-benar potensial dan terprogram dalam menjalankan bisnis kecilnya.


(50)

2.3.8 Perlakuan Akuntansi untuk Usaha Mikro

Perlakuan akuntansi untuk perusahaan mikro dan kecil sebenarnya tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi untuk jenis perusahaan lainnya, dimana perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Di Indonesia sendiri, IAI telah menetapkan SAK ETAP. Dimana menurut PSAK ETAP dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangannya harus memenuhi komponen-komponen sebagai berikut (SAK ETAP, 2009: 17-19), yaitu:

1. Neraca

Informasi yang disajikan daslam neraca, minimal:

a. Kas dan setara kas

b. Piutang usaha dan piutang lainnya.

c. Persediaan.

d. Properti investasi

e. Aset tetap

f. Asset tidak berwujud

g. Utang usah danh utang lainnya

h. Asset dan kewajiban pajak

i. Ekuitas

Entitas menyajikan pos, judul, dan sub jumlah lainnya dalam neraca jika penyajian seperti itu relevan dalam rangka pemahaman


(51)

terhadap posisis keuangan entitas. SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan.

2. Laporan Laba-Rugi

Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode keculai SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK ETAP mengatur perlakuan berbeda terhadap dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan.

Laporan laba-rugi minimum mencangkup pos-pos sebagai berikut:

a. Pendapatan

b. Beban keuangan

c. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas.

d. Beban pajak.

e. Laba atau rugi neto.

Entitas harus menyajikan pos, judul, dan sub jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas. Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban sebagai “pos luar biasa”, baik dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan.


(52)

a. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut.

Informasi yang disajikan di laporan perubahan ekuitas yang menunjukana :

a) Laba atau rugi untuk periode

b) Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas

c) Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan

akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui.

d) Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara

jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari :

i. Laba atau rugi

ii. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas

iii. Jumlah investasi, dividen distribusi lainnya ke pemilik


(53)

ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian.

b. Laporan Laba Rugi Dan Saldo Lama

Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba arau rugi entitas dan perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan. Dalam SAK ETAP mengijinkan entitas untuk menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan akuntansi.

Informasi yang disajikan di laporan laba rugi dan saldo laba antara lain:

a) Saldo laba pada awal periode pelaporan

b) Dividen yang diumumkan dan dibayarkan atau terutasng

selama periode

c) Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan periade

lalu

d) Penyajian kembali saldo laba setelah perubahan kebijakan

akuntansi

e) Saldo laba pada akhir periode pelaporan


(54)

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk suatu periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas pendanaan.

5. Laporan Pencatatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi criteria pengakuan dalam laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan harus:

a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan

dan kebijakan tertentu yang digunakan yang sesuai

b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi

tidak disajikan dalam laporan keuangan

c. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan

keuangan tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.

Untuk pelaporan laba rugi pada perusahaan kecil, rincian yang pertama disajikan dengan metode beban. Beban disajikan dalam laporan laba


(55)

rugi sesuai dengan sifatnya (contoh: penyusutan, pembelian bahan baku, beban transportasi, gaji, upah, dan beban iklan) dan tidak dialokasikan menurut berbagi fungsi dalam perusahaan. Metode ini sederhana dan cocok diterapkan pada perusahaan mikro sebab tidak perlu dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan.

2.3.9 Kerangka Pikir

2.3.9.1Pengaruh Pendidikan Pemilik Terhadap Penggunaan Sistem Informasi

Akuntansi

Pendidikan merupakan cara belajar yang bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasanya dilakukan dibangku sekolah tetapi juga menyangkut proses belajar non formal dengan diberikan diluar pendidikan formal yaitu segala bentuk pengalaman dan keterampilan yang merupakan hasil kontrak antara manusia dengan lingkungannya. Kemampuan seorang pemilik usaha maupun seorang manajer bergantung pada kemampuan belajarnya. Karena dalam lingkungan dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, atau dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain itu juga dituntut untuk menguasai aneka keterampilan teknis, menjadikan seorang pemilik atau seorang manajer dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut agar nantinya dapat


(56)

menguasai bidang-bidang yang lebih maju dan modern berkaitan dengan informasi teknologi. (Kiryanto, 2001:203)

Dari penjelasan diatas menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara pendidikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Karena tingkat pendidikan sangat penting bagi para pemilik usaha, semakin tinggi pendidikan maka lebih memahami dan mengerti dalam mendalami sistem informasi akuntansi.

2.3.9.2Pengaruh Pelatihan Pemilik Terhadap Penggunaan Sistem Informasi

Akuntansi

Training atau pelatihan merupakan upaya pembinaan ketrampilan dasar yang diperlukan pegawai baru atau lama, pemilik perusahaan untuk melaksanakan pekerjaannya, (Dessler, 1993 : 248).

. Training dapat berupa mengajarkan dan mengoperasikan mesin kepada mesin baru, cara menjual produk perusahaan kepada karyawan niaga baru, atau bahkan dapat berupa menunjukkan cara mewancarai dan menilai

pegawai. Training merupakan salah satu usaha untuk membantu karyawan

dalam melaksanakan pekerjaan secara produktif dan efisien. Dimana pelatihan merupakan jalan untuk mewujudkan cara-cara berfikir dan berbuat, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan merubah serta pengertian sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaannya baik untuk masa sekarang


(57)

Dari penjelasan diatas menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara pelatihan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Karena semakin sering diadakan pelatihan maka tingkat pengetahuan pemilik usaha semakin meningkat.

2.3.9.3Pengaruh Pemahaman Pemilik Terhadap Penggunaan Sistem Informasi

Akuntansi

Menurut Rifqi (2009), pemahaman individu pada dasarnya merupakan pemahaman seluruh kepribadian dengan segala latar belakang dan interaksinya dengan lingkungannya. Ada dua komponen besar yang sudah lazim dikenal orang banyak tentang kepribadian, yaitu komponen fisik atau jasmaniah dan psikis atau batiniah. Kedua komponen itu juga meliputi banyak aspek yang dapat dikelompokkan atas empat aspek utama yaitu aspek intelektual, sosial dan bahasa, emosi dan moral serta aspek psikomotor. Aspek intelektual meliputi kecerdasan, bakat, kecakapan, hasil belajar dan kreatifitas. Menurut Thong and Yap (1996); Horrison et al. (1997); Mc Gowan and Madey, (1998) dikutip oleh (Rifqi, 2009), pemilik dan manajer perusahaan yang memiliki pemahaman Teknologi informasi yang baik akan bersifat positif terhadap Teknologi informasi dan kemungkinan mengadopsi dan menggunakan Teknologi informasi secara ekstensif di dalam kegiatan usahanya.


(58)

Agar individu dalam hal ini para pemilik industri kecil dan rumah tangga dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan dapat bekerja sama dengan baik, maka diperlukan suatu pemahaman. Pemahaman disini berarti pemahaman akan pentingnya suatu pencatatan akuntansi yang didasari dari suatu sistem informasi akuntansi, sebab informasi akuntansi digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan mencapai efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha serta semakin tinggi tingkat pemahaman para pemilik usaha mikro maka akan semakin luas pandangan mereka terhadap berbagai bentuk penerapan pencatatan akuntansi dalam bisnis usaha kecil mereka.

Dari penjelasan diatas menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara tingkat pemahaman terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Karena pemahaman dibidang teknologi informasi meningkatkan efisien dan efektifitas kegiatan usahanya serta dapat menerapkan teknologi di dalam kehidupan bisnis mereka.

2.3.9.4Pengaruh Persepsi Pengusaha Kecil Dalam Penggunaan Informasi

Akuntansi Keuangan Terhadap Penerapan Pencatatan Laporan Keuangan

Informasi akuntansi keuangan dalam suatu perusahaan merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk


(59)

pengambilan keputusan, seorang pemilik perusahaan mikro perlu mempertimbangkan segala sesuatu agar keputusan dapat bermanfaat bagi penerapan pencatatan laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP). Karena dalam suatu perusahaan, perusahaan dapat dikatakan berkembang dengan baik ataupun berhasil, dapat dilihat bagaimanan laporan keuangannya. Hal ini tidak terlepas dari adanya persepsi pemilik perusahaan kecil dalam informasi yang penting, akurat dan sesuai dengan kebutuhan tujuan perusahaan.

Regresi Linier Regresi Linier

Berganda Sederhana

Gambar 1: Kerangka Pikir

Tingkat Pendidikan Pemilik (X1)

Penerapan Pencatatan Laporan Keuangan PadaUsaha Mikro(Z) Tingkat

Pelatihan Pemilik (X2)

Tingkat Pemahaman Pemilik (X3)

Persepsi Pemilik Usaha Mikro Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan (Y) 


(60)

2.3.10 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

a. Bahwa tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat

pemahaman pemilik berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan.

b. Bahwa persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi

akuntansi keuangan berpengaruh terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan keuangan dalam usaha mikro jasa Laundry Kiloan di Kecamatan Tenggilis Mejoyo.


(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel

3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak variable tersebut (Nazir, 2005 : 126)

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 (tiga)

variabel (X) yaitu tingkat pendidikan pemilik (X1), tingkat pelatihan pemilik

(X2), dan tingkat pemahaman pemilik (X3), dan 1 (satu) variabel (Y) yaitu

persepsi pemilik usaha mikro atas informasi akuntansi keuangan dan penerapan pencatatan laporan keuangan pada Usaha Mikro sebagai variabel (Z).

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut, yaitu sebagai berikut :

3.1.1.1Variabel (X) :

a. Tingkat Pendidikan Pemilik (X1)

Pendidikan merupakan proses pengembangan pribadi, cara belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya. Dimana fungsi


(62)

pendidikan memberikan kondisi yang menunjang perkembangan segala aspek kepribadian manusia sehingga tercipta kehidupan yang sejahtera (Kiryanto, 2001:203)

b. Tingkat Pelatihan Pemilik (X2)

Pelatihan merupakan upaya pembinaan dasar yang diperlukan oleh pemilik yang merangkap sebagai manajer dan karyawan, cara berfikir dan berbuat, cara menggunakan mesin-mesin, cara menjual produk baru atau menunjukkan cara pegawai dan menilai pegawai. Dimaksudkan agar dapat menguasai dan memperbaiki keterampilan dan teknik-teknik dalam melaksanakan suatu pekerjaan tertentu (Dessler, 1993:248)

c. Tingkat Pemahaman Pemilik (X3)

Pemahaman dalam teknologi informasi yang dimaksudkan adalah dimana para pemilik atau pelaku usaha yang merangkap sebagai manajer ataupun karyawan diharapkan mampu dalam memahami informasi yang dihasilkan dari berbagai bidang, seperti di bidang teknologi ataupun bidang pengetahuan (Rifqi, 2009)


(63)

3.1.1.2Variabel (Y)

Persepsi Pemilik Usaha Mikro Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan

Persepsi pemilik usaha kecil dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan merupakan proses kognitif dalam diri seorang pelaku usaha untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan inderanya atas informasi akuntansi keuangan agar dapat memberi makna. Dalam hal ini, manajer diharapkan dapat memahami, mengerti, dan mengingat kembali akan laporan keuangan (Nurma, 2008).

3.1.1.3Variabel (Z)

Penerapan Pencatatan Laporan Keuangan

Penerapan pencatatan laporan keuangan usaha merupakan pemahaman atau perlakuan seorang pemilik dimana merangkap sebagai manajer ataupun karyawan dapat mengolah dan mencatat informasi atau transaksi yang terjadi dalam usahanya. Pencatatan laporan keuangan sangat penting karena merupakan penilaian kinerja suatu perusahaan ataupun usaha (Purnomo, 2004)

3.1.2 Teknik Pengukuran Variabel

Teknik pengukuran yang digunakan adalah semantic deferensial.

Menurut Nazir (2005 :344), skala semantic diferensial ini digunakan untuk


(64)

variabel mempunyai beberapa pertanyaan, untuk variabel X1 yaitu tingkat

pendidikan pemilik terdiri dari 5 item pertanyaan, X2 yaitu tingkat pelatihan

pemilik terdiri dari 4 item pertanyaan, dan X3 yaitu tingkat pemahaman

pemilik yang terdiri dari 4 item pertanyaan. Sedangkan untuk variabel Y (persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan) terdiri dari 8 item pertanyaan, dan untuk variabel Z (penerapan pencatatan laporan keuangan pada usaha mikro) terdiri dari 4 item pertanyaaan.

Sedangkan Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. Menurut Indriantoro dan Supomo (1992 :99), skala interval merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat

dan jarak construct (abstraksi dari fenomena yang dapat berupa: kejadian,

proses, atribut, subyek atau obyek tertentu) yang diukur. Dengan pengukuran intervalnya dimulai dari angka 1 sampai dengan angka 7 yang menunjukkan nilai tertinggi.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

3.2. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

3.2.1 Populasi


(65)

subjek/objek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004 : 44). Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha mikro yang bergerak di bidang jasa laundry kiloan (pencucian kiloan baju) yang ada di Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Di daerah Kecamatan Tenggilis Mejoyo sendiri terdiri dari 5 kelurahan yang masing-masing kelurahan, yaitu: Kelurahan Kutisari (terdapat 10 Pengusaha Laundry), Kelurahan Kendangsari (terdapat 12 pengusaha laundry), Kelurahan Tenggilis (terdapat 6 pengusaha laundry), Kelurahan Panjang Jiwo (terdapat 4 pengusaha laundry) dan Kelurahan Prapen (terdapat 3 pengusaha laundry) sehingga populasi untuk objek ini yaitu yang berjumlah 35 Pengusaha. ( Data bersumber dari hasil survey peneliti)

3.2.2. Teknik Penentuan Sampel

Pengertian sampel menurut Sumarsono (2004:44) adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Untuk menentukan sampel yang digunakan obyek

penelitian digunakan metode purposive sampling jenis ini merupakan metode

penetapan sampel dengan cara penarikan sample non-probabilitas yang

menyeleksi responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang

dimiliki oleh sampel dan sampel tersebut yang merupakan representative dari

populasi, sehingga menghasilkan sebuah sampel yang relevan dengan rancangan penelitian.


(66)

Dasar pertimbangan pemilihan kriteria yang diambil adalah:

1. Merupakan Usaha Mikro Rumahan.

2. Yang sudah berdiri sekitar 4 tahun lebih.

Dari kriteria diatas maka obyek yang akan diteliti dalam penelitian ini sebanyak 20 pengusaha mikro laundry kiloan jasa di daerah Kecamatan Tenggilis Mejoyo.

Tabel 3: Nama Laundry di Wilayah Kecamatan Tenggilis Mejoyo

No Nama Laundry Alamat Laundry

1 Alex Klin Jl. Kendangsari Lebar No. 10A

2 Prima Klin Jl. Kendangsari Lebar No. 83

3 Djaya Klin Jl. Kendangsari Gg IV No. 108

4 Syafa’at Klin Jl. Kendangsari Gg IX No. 11

5 Kayla Klin Jl. Kendangsari Gg IX No. 23

6 Kucexx Klin Jl. Kendangsari Lebar No. 63

7 Cahaya Klin Jl. Kendangsari Lebar No. 102

8 Rizky Klin Jl Kendangsari Lebar No. 136

9 KFC laundry Jl. Kutisari Utara No. 43

10 Hyper Clean Jl. Kutisari Utara No. 45

11 Sayang Istri Laundry Jl. Kutisari Selatan No.20

12 Metro Laundry Jl. Kutisari Selatan No.18

13 Tank Laundry Jl. Kutisari Selatan I No.17

14 Randy’s Clean Laundry Jl. Kutisari Selatan No.81

15 Melon Laundry Jl. Kutisari Selatan No.101

16 Rumah Cuci Jaya Clean Jl. Tenggilis Mulya No. 53

17 Purnama Clean Jl. Tenggilis Kauman No. 1

18 Loondree Jl. Raya Tenggilis C-9 No.157

19 Aji Bhuono Laundry Jl. Panjang Jiwo IV No.19

20 Laundry Aditya Jl. Panjang Jiwo Besar No. 18-A


(67)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini bersumber dari tanggapan responden atas pertanyaan yang tertera dalam kuisioner atau wawancara dari pemilik usaha mikro jasa laundry kiloan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

3.3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu dengan menggunakan buku-buku, literature-literatur, serta tulisan ilmiah yang digunakan sebagai landasan teori yang mendukung pelaksanaan penelitian.

b. Studi Lapangan


(68)

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan mengadakan pertanyaan tanya jawab terhadap para pemilik usaha mikro jasa laundry kiloan, yang berhubungan dengan obyek penelitian.

2. Kuisioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar pertanyaan yang harus diisi oleh responden yaitu para pemilik usaha mikro jasa Laundry Kiloan guna melangkapi data. (Nazir, 2005 : 203).

3. Survey

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian langsung pada objek yang diteliti.

3.4 Uji Kualitas Data

3.4.1 Uji Validitas Data

Uji validitas dilakuka untuk mengetahui sejauh mana alatpengukur itu (kuisioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut itu dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir-butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan.

Sebagai kriterian pemilihan item total berdasar korelasi item total,

biasanya digunakan batasan rix (hitung) > 0,30. Semua item yang mencapai


(69)

3.4.2 Uji Reliabilitas

Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009 : 45).

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha > 0,60, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah reliable (Ghozali, 2009 : 46).

3.4.3 Uji Normalitas

Sumarsono (2004: 40), menyatakan uji normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, digunakan uji Kolmogorov Sminov.

Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikan atau nilai

probabilitasnya (Asymp Sig (2-tailed) ≥ 5%, butir atau item pertanyaan

tersebut adalah berdistribusi normal.

3.5 Asumsi Klasik

Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier

Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji regrasi ini tidak bias (sesuai dengan tujuan).


(70)

Untuk mengambil keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu Multikorelasi, Autokorelasi, dan Heteroskesitas.

3.5.1. Multikorelasi

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas. Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikoliniaritas adalah dengan

melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor).

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance Inflation

Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas (Ghozali, 2009 : 95-96).

3.5.2. Autokorelasi

Ghozali, (2009:99), menyatakan uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan cara uji Durbin-Watson (DW Test), tetapi dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series, sehingga untuk


(71)

3.5.3. Heteroskedasitas

Ghozali (2009:125), menyatakan uji Heteroskedasitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedasitas adalah dengan uji

korelasi rank spearman.

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika Sig (2-failed) > 0,05 maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedasitas

3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.6.1 Teknik Analisis

Hipotesis I

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan model persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y=β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e (Suharjo, 2008: 71)

Keterangan :

Y = Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan

β0 = Konstanta


(72)

X2 = Tingkat Pelatihan

X3 = Tingkat Pemahaman

β1..3 = Koefisien regresi

e = Standart Error

Hipotesis II

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana dengan model persmaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Z = β0 + β1Y + e (Suharjo, 2008 : 53)

Keterangan:

Z = Penerapan Pencatatan Laporan Keuangan

β0 = Konstanta

Y = Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan

β1 = Koefisien regresi

e = Standart Error

3.6.2 Uji Hipotesis

Hipotesis I

1. Uji Kesesuaian Model


(73)

dan tingkat Pemahaman pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi keuangan.

1) H0 : β1 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna

melihat pengaruh tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi keuangan.

H1 : β1≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok guna

melihat pengaruh tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi keuangan.

2). Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 3). Kriteria Keputusan

i. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang

berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi keuangan.

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05 mka H0 ditolak dan H1 diterima yang

berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi keuangan.


(74)

2. Uji Parsial

Untuk menjawab Hipotesisi I pada penelitian ini digunakan Uji Parsial (Uji t), Uji t ini digunakan untuk menguji pengaruh tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik secara parsial terhadap penggunaan informasi akuntansi keuangan.

1) H0 : β1 = 0, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pemilik, tingkat

pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi keuangan.

H1 : β1≠ 0, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pemilik, tingkat

pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi keuangan.

2). Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 3). Kriteria Keputusan

i. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang

berarti tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi keuangan.

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang


(75)

tingkat pemahaman pemilik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi keuangan.

Hipotesis II

Uji Parsial (Uji t)

Untuk menjawab Hipotesis II digunakan uji t, uji t digunakan untuk menguji pengaruh penggunaan informasi akuntansi keuangan terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan.

1) H0 : β1 = 0, menunjukkan bahwa penggunaan informasi akuntansi

keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan.

H1 : β1≠0, menunjukkan penggunaan informasi akuntansi keuangan

berpengaruh terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan. 2). Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05

3). Kriteria Keputusan

i. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang

berarti penggunaan informasi akuntansi keuangan tidak berpengaruh terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan.

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05 mka H0 ditolak dan H1 diterima yang

berarti penggunaan informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan.


(76)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Perusahaan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah usaha mikro jasa laundry kiloan yang ada di daerah kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya. Usaha mikro laundry kiloan ini asal mulanya merupakan usaha sampingan keluarga selain pedagang, buruh atau karyawan. Namun, dalam perkembangannya, usaha mikro laundry kiloan ini mengalami kemajuan dengan pesat dari tahun ke tahun, dan usaha tersebut semakin menjamur di lingkungan masyarakat di daerah kecamatan Tenggilis Mejoyo. Hal ini dikarenakan, kebanyakan besar warga yang berada di daerah Tenggilis Mejoyo cenderung atau bahkan mudah meniru orang lain dalam berusaha.

Pada dasarnya semua pengusaha mikro jasa laundry yang berada di daerah Kecamatan Tenggilis Mejoyo, telah mempunyai lokasi usaha yang cukup memadai karena kegiatan tersebut dilakukan dimasing-masing rumah para pemiliknya ataupun dekat dengan rumah pemiliknya yang dekat dengan masyarakat (konsumen) yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan konsumen.

4.1.2. Sejarah Singkat Objek Penelitian


(1)

92

4.4.5. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Data penelitian ini berasal dari persepsi responden secara tertulis melalui instrumen kuesioner. Ketidakobyektifan responden dalam mengisi kuesioner dapat mempengaruhi hasil penelitian, sehingga perlu ditambahkan metode wawancara dalam upaya pengumpulan data untuk menghindari kemungkinan tersebut.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuisioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.


(2)

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis regresi linier berganda dan analisis regresi linier sederhana pada penelitian ini menyimpulkan bahwa :

1. Hipotesis I penelitian ini sebagian teruji kebenarannya, karena hanya variabel tingkat pemahaman pemilik yang berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan, sedangkan variabel tingkat pendidikan pemilik dan tingkat pelatihan pemilik tidak berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan.

2. Hipotesis II penelitian ini tidak teruji kebenarannya, karena persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan tidak berpengaruh terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan pada usaha mikro.

5.2. Saran

Untuk mencapai manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, maka dikemukakan saran :

1. Bagi pemilik usaha hendaknya mengikuti pelatihan yang komprehensif guna meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan sekaligus menghilangkan mindset bahwa pengelolaan keuangan merupakan sesuatu


(3)

94

yang rumit dan tidak mudah dipelajari dalam menjalankan usaha mikro jasa Laundry Kiloan.

2. Bagi penelitian mendatang, hendaknya memperluas jangkauan populasi dan jenis usaha yaitu tidak terbatas pada usaha mikro jasa Laundry Kiloan di Kecamatan Tenggilis Mejoyo.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku teks :

Azwar, Saifuddin, 2003, Reliabilitas dan Validitas, Edisi ketiga, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Baridwan, Zaki, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi kedua, Cetakan Kedua, BPFE: Yogyakarta.

Cushing, Barry E, dan Rommey, Marshall B, 1989, Sistem Informasi Akuntansi dan

Organisasi Perusahaan, Edisi Ketiga, SAPDODADI, Jakarta.

Dessler, Gary, 1993, Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Tiga, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, Penerbit Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI, Jakarta.

Indrianto, Nur., Supomo, Bambang, 1992, Metode Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi Dan Manajemen, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Mulyadi, 1993, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Nazir Moch, 2005, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Pengembangan sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Sastrohadiwiryo, B Siswanto, 2003, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan administrasi dan Operasional, Cetakan kedua, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta

Soemanto, Wasty, 1993, Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta, Cetakan Keempat, PT Bumi Aksara, Jakarta

Suharjo, Bambang, 2008, Analisis Regresi Terapan Dengan SPSS, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.


(5)

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi akuntansi Pembangunan Nasional “ Veteran ” Surabaya.

Tjiptono, Fandy, Diana, Anastia, 2004, Total Quality Manajement, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Weygandt, Jerry J, Kieso, Donald e, Kimmel, Paul D, 2007, Accounting Principles, edisi 7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Lembaga fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Wilkinson, Joseph W, 1993, Sistem Akuntansi dan Informasi, Edisi Ketiga, Jilid Satu Binarupa Aksara, Jakarta.

Yadiati, Winwin, 2007, Teori Akuntansi Suatu Pengantar, edisi Pertama, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Jurnal :

Pinasti, Margani, 2007, Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi: Suatu Riset Eksperimen, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.10, No.3 September 2007, Hal 321-331.

Kiryanto, Rusdi, Dedi, Sutapa, 2001, Pengaruh Manajer Atas Informasi Akuntansi Terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.4, No.2, Mei, 2001, Hal 199-211

Skripsi :

Choiriah, Ristiani, Reni, 2010, Penerapan Pencatatan Keuangan Pada Industri Kecil Rumahan (Studi Kasus Pengusaha Pada Pengusaha Counter Pulsa Bedjo Cell di Tuban), Skripsi, Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

Restriana, Ignasia, 2010, Beberapa Factor Yang Mempengaruhi Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Keberhasilan Perusahaan Kecil Di Wedoro- Sidoarjo, Skripsi, Fakultas ekonomi UPN “Veteran ” Jawa Timur.


(6)

Rifqi, Adi Jaya L, Much, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Sentra Industri Kecil Patung batu di Desa Jati Pasar Kecamatan

Trowulan, Kabupaten Mojokerto), Skripsi, Fakultas Ekonomi UPN

“Veteran” Jawa Timur.

Yanuartini, Nurma, 2008, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Terhadap Keberhasilan Perusahaan (Studi

Kasus Industri Kecil Sandal Sepatu di Wedoro), Skripsi, Fakultas Ekonomi


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT INDIVIDU TERHADAP PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Individu Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis E-Commerce (Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi

0 2 16

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERANDALAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAHAN Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keterandalan Laporan Keuangan Daerah Pemerintahan Kota Surakarta.

0 2 17

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERANDALAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAHAN Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keterandalan Laporan Keuangan Daerah Pemerintahan Kota Surakarta.

0 3 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan Daerah Di Kabupaten Boyolali.

1 7 18

IMPLEMENTASI PENCATATAN AKUNTANSI PADA USAHA RUMAHAN (Studi Kasus pada Pengusaha Laundry Kiloan Skala Rumah Tangga di Wilayah Sememi “Ibu Mujiono Laundry” dan “Fikoris Laundry” ).

15 89 66

PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi Kasus pada Pengusaha Laundry Kiloan "De Clean Priority" di Surabaya).

16 37 73

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP PERSEPSI PENGUSAHA KECIL ATAS KEBERHASILAN PERUSAHAAN KECIL.

0 0 98

PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN (Studi Kasus pada Pengusaha Laundry Kiloan "De Clean Priority" di Surabaya)

1 1 22

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP PENERAPAN PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA MIKRO ( Studi Kasus Pengusaha Laundry Kiloan di Daerah Kecamatan Tenggilis Mejoyo )

0 0 25

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN PADA UMKM SONGKET PALEMBANG

0 0 15