EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENGGUNAKAN MEDIA FLASH DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.
EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENGGUNAKAN MEDIA FLASH DAN MOTIVASI
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
NUR AZIZAH LUBIS NIM : 8116176012
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
ABSTRAK
NUR AZIZAH LUBIS. Efek Model Pembelajaran Advance Organizer Menggunakan Media Flash dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran Advance Organizer menggunakan media flash dan pembelajaran Konvensional, mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah dan mengetahui ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Josua Medan Semester II T.P 2013/2014. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas dengan jumlah sampel 60 orang yang ditentukan dengan random sampling, yaitu X-2 sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Advance Organizer menggunakan media flash sebanyak 30 orang dan X-1 sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Konvensional sebanyak 30 orang. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar dan angket motivasi. Uji persyaratan telah dilakukan berupa normalitas dan homogenitas, yang diperoleh hasil bahwa data normal dan homogen. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis ANAVA dua jalur. Berdasarkan analisis data dan uji hipotesis yang dilakukan diperoleh bahwa model pembelajaran Advance Organizer menggunakan media flash lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa daripada pembelajaran Konvensional, hasil belajar fisika siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik dibanding dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah, dan terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Model pembelajaran Advance Organizer menggunakan media flash dan motivasi belajar saling mempengaruhi dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.
Kata kunci : model pembelajaran, advance organizer, media flash, motivasi belajar, hasil belajar
(5)
ABSTRACT
NUR AZIZAH LUBIS. The Effect Of the Advance Organizer Learning Model Used the Flash Media and Learning Motivation on the Students’ Physics Achievement. A Thesis. Medan : Post Graduate Program State University of Medan, 2013.
The purpose of this research were find out difference the students’ physics achievement among the Advance Organizer learning model used the flash media and the Conventional learning, to figure out the students’ physics achievement between the students of high learning motivation with those who had low learning motivation and to figure there was interaction between the learning model and learning motivation on the students’ physics achievement. This research used a quasi experiment with 2x2 factorial design. The population of this research was the students of second semester of grade X SMA Josua Medan intake 2013 /2014. The samples of this research were two classes, consisted of 60 students in which determined by using random sampling, the first was grade X-2 as experimental class used the advance organizer learning model used the flash media which consisted of 30 students, and the second was grade X-1 as the control class used the conventional lerning which consisted of 30 students. The instruments of this study were the achievement test and the observation motivation. The data in this research were analyzed using ANOVA analysis of two paths. The results of this research by using the data analysis and testing of hypotheses were the advance organizer learning model used the flash media was better than that conventional learning in improving the students’ physics achievement, the students’ achievement of high learning motivation was better than those who had the low learning motivation and there was an interaction between the Advance Organizer learning model and the students’ learning motivation on the students’ physics achievement. The Advance Organizer learning model used the flash media and the students’ learning motivation affect to increase the students’ physics achievement. .
Keywords : learning model, advance organizer, flash media, learning motivation, achievement
(6)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS EKSPERIMEN DENGAN MEDIA FLASH DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisikadi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S. sebagai pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai selesainya penyusunan tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan narasumber I, Bapak Prof. Motlan, M.Sc., Ph.D sebagai narasumber II dan Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd, sebagai narasumber III, yang telah memberikan saran dan masukan mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd sebagai Direktur Program Pascasarjana UNIMED.
(7)
4. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali ilmu dan pengetahuan penulis selama mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 5. Bapak M. Parindungan Harahap, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Swasta
Josua Medan beserta seluruh dewan guru yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6. Teristimewa Ayahanda Khairuddin Lubis dan Ibunda Sri Arjuna yang terus memberikan dukungan baik moril maupun materil, do’a, motivasi serta kasih sayang yang tak pernah henti.
7. Adinda ( Nur Halimah Lubis, SE., Khairul Munandar Lubis, M. Irfan Erfanda Lubis) serta sanak keluarga yang selalu memberikan dukungan.
8. Sahabat seperjuangan angkatan XXII Prodi Pendidikan Fisika khususnya teman-teman diskusi yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan dorongan, semangat, serta bantuan lainnya kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan tesis ini. Semoga isi tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Maret 2014 Penulis
Nur Azizah Lubis NIM. 8116176012
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ... i
Abstrak... ii
Kata Pengantar... . iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... ix
Daftar Gambar ... x
Daftar Lampiran ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 7
1.3. Batasan Masalah ... 7
1.4. Rumusan Masalah ... 8
1.5. Tujuan Penelitian ... 8
1.6. Manfaat Penelitian ... 9
1.7. Definisi Operasional ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1. Kerangka Teoritis ... 11
2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran ... 11
2.1.2. Model Pembelajaran Advance Organizer ... 13
2.1.2.1. Teori Belajar Bermakna ... 13
2.1.2.2. Model Pembelajaran Advamce Organizer ... 15
2.1.3. Pembelajaran Konvensial ... 22
2.1.4. Metode Eksperimen ... 23
(9)
2.1.5.1. Media Komputer Dalam Pembelajaran ... 26
2.1.5.2. Media Flash ... 27
2.1.6. Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Eksperimen 29 Dengan Media Flash 2.1.7. Motivasi Belajar ... 30
2.1.8. Hasil Belajar ... 33
2.1.9. Penelitian Relevan ... 37
2.2. Kerangka Konseptual ... 40
2.3. Hipotesis Penelitian ... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 47
3.3. Variabel Penelitian 47
3.4. Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 48
3.4.1. Rancangan Penelitian ... 48
3.4.2. Prosedur Penelitian ... 49
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.5.1. Tes Hasil Belajar ... 52
3.5.2. Angket Motivasi ... 55
3.6. Uji Coba Instrumen ... 57
3.6.1. Validitas Tes... 57
3.6.2. Reliabilitas Tes ... 58
3.6.3. Taraf Kesukaran Tes ... 59
(10)
3.7. Teknik Analisis Data ... 60
3.7.1. Analisis Deskriptif ... 60
3.7.2 Analisis Inferensial ... 61
3.7.2.1. Uji Normalitas ... 61
3.7.2.2. Uji Normalitas ... 62
3.7.2.3. Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa... 64
3.7.2.4. Pengujian Hipotesis ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 69
4.1. Hasil Penelitian... 69
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian... 69
4.1.2. Deskripsi Data... 69
4.1.2.1. Analisis Data Motivasi Belajar Siswa... 69
4.1.2.2. Analisis Data Nilai Pretes... 72
4.1.2.3. Analisis Data Nilai Postes... 73
4.2. Deskripsi Data N-Gain... 75
4.2.1. Data N-Gain Siswa Pada Kelas Eksperimen Dengan 76 Motivasi Rendah 4.2.2. Data N-Gain Siswa Pada Kelas Eksperimen Dengan 76 Motivasi Tinggi 4.2.3. Data N-Gain Siswa Pada Kelas Kontrol Dengan... 77
Motivasi Rendah 4.2.4. Data N-Gain Siswa Pada Kelas Kontrol Dengan... 77
(11)
4.3. Pengujian Persyaratan Analisis Data... 77
4.3.1. Uji Normalitas... 78
4.3.1.1. Uji Normalitas Data N-Gain Kelas Eksperimen... 78
4.3.1.2. Uji Normalitas Data N-Gain Kelas Kontrol... 79
4.3.1.3. Uji Normalitas Data N-Gain Kelompok Model... 79
4.3.2. Uji Homogenitas... 80
4.3.2.1. Uji Homogenitas N-Gain Kelompok Rendah Pada.... 81
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 4.3.2.2. Uji Homogenitas N-Gain Kelompok Tinggi Pada Kelas 81 Eksperimen dan Kelas Kontrol 4.4. Pengujian Hipotesis... 82
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian... 91
4.5.1. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Model 91
Advance Organizer Berbasis Eksperimen dengan Media Flash dan PembelajaranKonvensional 4.5.2. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Memiliki 93 Motivasi Tinggi dan Motivasi Rendah 4.5.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Advance Organizer 95 Berbasis Eksperimen dengan Media Flash dan Pembelajaran Konvensional dengan Motivasi Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa 4.6. Temuan Penelitian... 97
4.7. Keterbatasan Penelitian... 97
(12)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 99 5.1. Kesimpulan... 99 5.2. Saran... 100
(13)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer... 22
Tabel 2.2. Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan Advance Organizer 37 Tabel 3.1. Control Group Pretest-Posttes Design... 48
Tabel 3.2. Desain Faktorial... 48
Tabel 3.3. Spesifikasi Tes Hasil Belajar... 53
Tabel 3.4. Penilaian Domain Psikomotorik... 54
Tabel 3.5. Penilaian Domain Afektif... 55
Tabel 3.6. Kisi-Kisi Instrument Motivasi Belajar Siswa... 57
Tabel 4.1. Data Motivasi Belajar Fisika Siswa Pada Kelas Sampel.. 70
Tabel 4.2. Data Motivasi Tinggi dan Rendah Di Kelas Eksperimen 71 dan Kelas Kontrol Tabel 4.3. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 72 Tabel 4.4. Nilai Rata-Rata Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 73 Tabel 4.5. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.. 74
Tabel 4.6. Nilai Rata-Rata Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 74 Tabel 4.7. N-Gain Pada Kelompok Model Pembelajaran... 75
Tabel 4.8. Uji Normalitas Data N-Gain Kelas Eksperimen... 78
Tabel 4.9. Uji Normalitas Data N-Gain Kelas Kontrol... 79
Tabel 4.10. Uji Normalitas Data N-Gain Kelompok Model... 80
Tabel 4.11. Uji Homogenitas N-Gain Kelompok Rendah Kelas... 81
Eksperimen dan Kelas Kontrol Tabel 4.12. Uji Homogenitas N-Gain Kelompok Tinggi Kelas... 82
(14)
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.13. Deskripsi Data Hasil Belajar (N-Gain) Kelas Eksperimen 82 dan Kelas Kontrol
Tabel 4.14. Hasil Uji Anava... 84 Tabel 4.15. Uji Lanjut Post Hoc... 89
(15)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Dampak Intruksional dan Pengiring Advance Organizer.. 19 Gambar 3.1. Bagan Alir Prosedur Penelitian... 51 Gambar 4.1. Diagram Batang Perbedaan Nilai Rata-Rata Pretes Kelas 73
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.2. Diagram Batang Perbedaan Nilai Rata-Rata Postes Kelas 75 Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.3. Diagram Batang Perbedaan Hasil Belajar (N-Gain) Pada.... 76 Motivasi Tinggi dan Motivasi Rendah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.4. Pola Garis Interaksi Antara Model Pembelajaran dan... 88 Motivasi Siswa Terhadap Hasil Belajar Fisika
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus... 104
Lampiran 2a. Bahan Ajar 1... 106
Lampiran 2b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I... 117
Lampiran 2c. Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1)... 130
Lampiran 3a. Bahan Ajar 2... 133
Lampiran 3b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II. 140 Lampiran 3c. Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2)... 151
Lampiran 4a. Bahan Ajar 3... 154
Lampiran 4b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III. 162 Lampiran 4c. Lembar Kerja Siswa 3 (LKS 3)... 174
Lampiran 5. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar... 176
Lampiran 6a. Kisi-Kisi Penilaian Domain Psikomotorik... 185
Lampiran 6b. Lembar Observasi Domain Psikomotorik... 186
Lampiran 6c. Lembar Observasi Domain Afektif... 187
Lampiran 7. Kuisioner Angket Motivasi... 188
Lampiran 8. Perhitungan Validitas dan Reliabiltas Instrumen Tes 191 Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda... 193
Instrumen Tes Lampiran 10. Tabulasi Data N-Gain (Hasil Belajar) Kelompok.... 195
Sampel Lampiran 11. Deskripsi Data Penelitian... 199
(17)
Lampiran 13. Uji Homogenitas Data... 204 Lampiran 14. Uji Hipotesis... 205 Lampiran 15. Uji Lanjut Post Hoc... 206 Lampiran 16. Hasil Pengamatan Penilaian Aspek Psikomotorik.. 207
(18)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi diri sebagai calon sumber daya manusia yang handal untuk dapat bersikap kritis, logis, dan inovatif dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya. Dalam dunia pendidikan formal tidak lepas dari proses pendidikan yaitu proses pembelajaran.
Pendidikan pada dasarnya adalah proses pengembangan potensi peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran khususnya pembelajaran Fisika hendaknya dirancang untuk mengembangkan potensi tersebut. Mendorong siswa untuk mengungkapkan pengalaman, fikiran, perasaan, bereksplorasi dan berekspresi merupakan wujud upaya pengembangan potensi tersebut.
Fisika sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dinilai cukup memegang peranan penting karena Fisika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Pembelajaran fisika diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memahami fisika secara ilmiah. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi dan tujuan mata pelajaran Fisika yaitu menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip Fisika, serta memiliki pengetahuan keterampilan dan sikap ilmiah (Depdiknas, 2003).
Kemampuan pemahaman konsep Fisika merupakan salah satu yang penting dan harus dimiliki siswa, karena pemahaman konsep merupakan hal yang
(19)
paling mendasar dalam mempelajari Fisika. Hanya dengan penguasaan konsep Fisika seluruh permasalahan Fisika dapat dipecahkan, baik permasalahan Fisika yang ada dalam kehidupan sehari-hari maupun permasalahan Fisika dalam bentuk soal-soal Fisika di sekolah. Dengan begitu kemampuan siswa untuk memecahkan permasalahan Fisika akan lebih baik dan hasil belajar Fisika siswa dapat meningkat. Tetapi pelajaran Fisika dianggap sulit, kurang menarik dan kurang disenangi oleh sebagian siswa ditingkat SMA. Hal ini tampak dari nilai rata-rata hasil belajar Fisika siswa masih belum menggembirakan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman di lapangan yang dilakukan di SMA Swasta Josua Medan bahwa hasil belajar Fisika siswa dikategorikan cenderung masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil semester I tahun ajaran 2012/2013 hanya berkisar 43 % siswa yang berhasil mencapai nilai KKM 65, sehingga solusi yang dilakukan guru agar siswa mencapai nilai KKM tersebut adalah dengan mengadakan remedial kepada siswa. Dalam proses pembelajaran guru cenderung masih menggunakan pembelajaran secara konvensional yang berpusat pada guru dengan urutan ceramah, tanya jawab dan penugasan menyebabkan pembelajaran kurang bermakna, masih jarangnya guru menggunakan media dalam proses pembelajaran. Dan kemampuan pemahaman konsep Fisika siswa masih kurang hal ini terlihat dari kurang bisanya siswa menerapkan konsep yang diperolehnya dalam menyelesaikan permasalahan Fisika, apabila diberikan soal yang sedikit berbeda dengan contoh yang diajarkan siswa kurang mampu menyelesaikannya serta motivasi siswa dalam pembelajaran dirasakan masih kurang.
(20)
Berdasarkan fakta yang terlihat bahwa masalah utama yang dihadapi oleh siswa adalah hasil belajar Fisika yang masih rendah, ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa yang mencapai nilai KKM yang ditargetkan oleh sekolah pada mata pelajaran Fisika. Sumber masalahnya adalah proses belajar siswa yang hanya menghapal informasi, sehingga kurangnya pengetahuan konseptual siswa dalam memahami konsep Fisika. Hal ini ditunjukkan dengan kenyataan bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru di kelas belum bervariasi dan lebih sering menggunakan pembelajaran secara konvensional di mana guru dalam mengajarkan konsep Fisika melalui kegiatan yang hanya berpusat pada guru, siswa tidak dilibatkan secara aktif dan kurang memberikan kesempatan untuk mengembangkan proses berfikir siswa. Guru mengolah secara tuntas pesan atau materi sebelum disampaikan di kelas sehingga siswa tinggal menerima informasi saja sehingga siswa cenderung menghapalkan informasi yang didapatkan tanpa mencoba mengaitkan konsep yang baru dengan konsep yang pernah dimiliki sebelumnya, dan tanpa melalui pengolahan potensi yang ada pada diri siswa, sehingga siswa kurang bisa menerapkan konsep yang telah diperolehnya untuk menyelesaikan permasalahan fisika dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, guru dituntut mencari dan menemukan suatu cara yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang guru. Model pembelajaran disusun untuk mengarahkan belajar, di mana guru membantu siswa memperoleh informasi, gagasan,
(21)
keterampilan, nilai, cara berpikir dan mengeskpresikan diri mereka sendiri. Dalam pemilihan model pembelajaran seorang guru harus memperhatikan kesesuaian dan kesepadanan model pembelajaran dengan tujuan dan bahan ajar. Sehingga dapat diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Fisika dan pembelajaran menjadi lebih bermakna serta siswa menjadi lebih memahami konsep Fisika yang telah dipelajari. Salah satu alternatif yang dapat digunakan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna adalah dengan menerapkan model pembelajaran Advance Organizer yang dikembangkan oleh Ausubel.
Model pembelajaran Advance Organizer dapat membantu para siswa mengorganisir informasi yang diperoleh untuk menguatkan struktur kognitif siswa ketika mempelajari konsep- konsep atau informasi yang baru dan bagaimana sebaiknya pengetahuan itu disusun serta dipahami dengan benar (Olio dan Tony, 2007:388).
Melalui model pembelajaran Advance Organizer siswa diharapkan dapat membangun pengetahuan dan pemahamannya sendiri tentang fakta dan konsep-konsep Fisika dengan cara merekonstruksi sendiri makna melalui pemahaman relevan pribadinya, sehingga siswa dapat mencari, menggunakan, mengingat dan memahami lebih lama konsep Fisika tersebut, dan pembelajaran yang terlaksana lebih bermakna. Dan model ini memfasilitasi tumbuhnya minat berinkuiri siswa dalam memperkuat struktur kognitif. Agar berinkuiri siswa dapat muncul maka pada pembelajaran dibantu dengan menggunakan metode yang mendukung hal tersebut, yaitu metode eksperimen. Metode eksperimen pada pembelajaran Fisika dapat mengembangkan keterampilan siswa di mana siswa dapat terlibat aktif
(22)
dalam penemuan informasi dalam memahami konsep dan dapat bersikap secara ilmiah sehingga motivasi siswa dalam pembelajaran dapat meningkat.
Pada pelaksanaanya, model pembelajaran Advance Organizer dapat dibantu dengan berbagai sarana seperti, peta konsep, bagan, diagram, media. Media pembelajaran sangat bermanfaat untuk menunjang proses belajar mengajar. Sejalan dengan itu media pembelajaran juga dapat meningkatkan pemahaman konsep (Arsyad, 2007:24).
Salah satu jenis media pembelajaran yang sedang berkembang saat ini adalah media berbasis komputer yaitu media flash. Media flash merupakan salah satu media yang mampu menyajikan pesan audio visual secara jelas kepada siswa dengan gambar animasi yang dapat merangsang minat dan motivasi belajar siswa. Dalam pelaksanaannya penggunaan media flash adalah sebagai alat bantu untuk menyampaikan informasi materi kepada siswa agar lebih memperjelas informasi yang diperoleh siswa melalui pelaksanaan praktikum yang dilakukan. Sehingga struktur kognitif siswa dalam memahami konsep dapat lebih baik dengan begitu dapat membangkitkan motivasi, minat, dan semangat belajar fisika siswa agar hasil belajar fisika siswa menjadi lebih baik dan meningkat.
Motivasi merupakan prasyarat utama dalam pembelajaran, tanpa motivasi hasil belajar yang dicapai tidak akan optimal. Sardiman (2006:78) memperkuat tentang pentingnya motivasi dengan menyatakan bahwa ada faktor-faktor psikologi dalam belajar yang menyebabkan pembelajaran akan berhasil baik, jika didukung oleh faktor-faktor psikologi dari peserta didik, salah satu faktor
(23)
psikologi itu adalah motivasi. Dalam hal ini keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar Fisika.
Oleh karena itu, model pembelajaran Advance Organizer memiliki dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan melalui beberapa penelitian yang telah dilakukan diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Jing Mei Chung (1996) mengemukakan bahwa model pembelajaran Advance Organizer memberikan hasil yang positif dalam membantu siswa mengaitkan pemahamannya dan memberikan siswa lingkungan belajar yang lebih efektif. Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro (2009) juga mengemukakan bahwa model pembelajaran Advance Organizer memiliki pengaruh yang positif pada proses pembelajaran, yaitu dapat meningkatkan motivasi siswa. Hasil penelitian lebih lanjut memperlihatkan secara signifikan tingkat motivasi siswa laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan siswa perempuan. Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Cindy dan Matthew (2011) bahwa Advance Organizer memberikan kontribusi dalam memahami pelajaran, membuat mahasiswa mengerti akan tujuan pelajaran serta dapat mengkomunikasikan informasi secara relevan yang sesuai tujuan sehingga menjadi pelajaran yang penuh arti dan memberikan pengaruh terhadap motivasi. Rahayu (2012) juga mengemukakan bahwa pengembangan model pembelajaran Advance Organizer dinyatakan efektif meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Serta Rafiqoh (2012) memperlihatkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah maka diajukan penelitian yang berjudul “ Efek Model Pembelajaran Advance
(24)
Organizer Menggunakan Media Flash Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut :
1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah berdasarkan nilai ujian semester yang kurang dari nilai KKM.
2. Kemampuan pemahaman konsep Fisika siswa masih kurang hal ini terlihat dari kurang bisanya siswa menerapkan konsep yang diperolehnya dalam menyelesaikan permasalahan Fisika.
3. Proses pembelajaran guru masih menggunakan pembelajaran konvensional yaitu dengan menerapkan pembelajaran konvensional.
4. Pembelajaran yang berlangsung masih bersifat satu arah di mana pembelajaran masih berpusat pada guru, dan kurang melibatkan siswa. 5. Motivasi siswa dalam pembelajaran masih kurang.
6. Media pembelajaran masih jarang digunakan
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini batasan masalah yang akan diteliti yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Advance Organizer berbasis eksperimen dengan media flash.
(25)
3. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X semester II tahun ajaran 2013/2014 pada materi Suhu dan Kalor.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran Advance Organizer menggunakan media flash dan pembelajaran Konvensional?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran Advance Organizer menggunakan media flash dan pembelajaran Konvensional.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah
3. Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
(26)
1.6. Manfaat Penelitian
Perolehan manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini antara lain :
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki kontribusi di bidang pendidikan, terutama berkaitan dengan penerapan pengembangan model pembelajaran Advance Organizer pada mata pelajaran fisika.
2. Secara Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran positif bagi tenaga pendidik serta memberi manfaat sebagai salah satu bagian dalam usaha peningkatan proses pembelajaran, terutama dalam menentukan model, strategi serta media pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penentu kebijakan di sekolah SMA Swasta Josua Medan dalam pengadaan sarana dan prasarana kependidikan serta peningkatan kompetensi guru dalam upaya menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan hasil belajar yang optimal.
1.7. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran Advance Organizer adalah model pembelajaran bertujuan memperkuat struktur kognitif dan meningkatkan daya ingat dalam memperoleh informasi baru (Joyce, 2009:286).
(27)
2. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. (Sardiman, 2009:75).
3. Media flash merupakan salah satu software yang merupakan produk unggulan yang memiliki kemampuan untuk menggambar dan membuat gambar animasi (Priyanto, Amarullah dan Zaky, 2008:18).
4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman, 2003:37).
(28)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Advance Organizer lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa daripada pembelajaran Konvensional.
2. Hasil belajar fisika siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi pada kelas model Advance Organizer mengalami peningkatan hasil belajar, begitu juga dengan siswa yang memiliki motivasi rendah pada kelas model Advance Organizer mengalami peningkatan hasil belajar. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah pada kelas pembelajaran Konvensional peningkatan hasil belajarnya cenderung stabil. Motivasi belajar pada pembelajaran Konvensional kurang berperan dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Advance Organizer menggunakan media flash dan motivasi belajar saling mempengaruhi dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik model pembelajaran Advance Organizer sangat
(29)
efektif dan dapat direkomendasikan untuk siswa yang memilki motivasi tinggi maupun motivasi rendah dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk pembaca maupun peneliti selanjutnya:
1. Bagi guru Fisika
a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer merupakan salah satu alternatif bagi guru fisika dalam menyajikan materi pembelajaran fisika.
b. Dalam model pembelajaran Advance Organizer sebaiknya dipertimbangkan dengan waktu sehingga kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik. c. Materi yang disajikan hendaknya lebih bervariatif sehingga mampu menarik
perhatian siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk mudah memahami materi pelajaran.
2. Kepada Peneliti Lanjutan
Disarankan kepada peneliti selanjutnya, kiranya dapat melanjutkan penelitian ini dengan menerapkan model pembelajaran Advance Organizer dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan lebih dalam lagi agar tujuan hasil penelitian tersebut dapat diterapkan di sekolah.
(30)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Anderson, L. W. dan Krathwohl, D.R.. 2002. A Revision Of Bloom’s Taxonomy: An Overvie .Volume 41, No. 4, Autumn 2002. Ohio: The Ohio State University.
Arends, R. I. 2008. Learning to Teach (7th ed.). Belajar untuk Mengajar
(Terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto pada Tahun 2008). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Astuti, I. 2010. Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash Dalam Pembelajaran
Kimia Siswa Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Chung, J. M. 1996. The Effects of Using Advance Organizers and Caption To Introduce Video in the Foreign Languange Classroom. Tesl Canada Journal Vol. 14, No. 1. Winter : Canada.
Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga Dell’Olio, J., dan Tony D. 2007. Models of Teaching. USA : Sage Publications. Depdiknas. 2003. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model
Silabus SMA/MA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Djiwandono, S. E.W. 2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo.
Fakultas Pascasarjana. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Administrasi. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan UNIMED.
Fauziah, A. N. M., dan Nurita, T. 2010. Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen Untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter Pada Siswa MAN Tlogo Blitar. PENSA E-Jurnal. Semarang : UNESA.
Giancoli, D. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1 Terjemahan Yuhilza Hanum. Jakarta : Erlangga.
Halliday, D. 1990. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1 Terjemahan Pantur Silaban. Jakarta : Erlangga.
(31)
Harahap, R. H. 2012. Efek Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Peta Konsep Dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. 1980. Models of Teaching. New Jersey : Prentice/Hall International, Inc.
Karwono. 2007. Efektivitas Pemberian Rangkuman Dan Advance Organizer Dalam Remedial Teaching Terhadap Tingkat Ketuntasan Belajar Bidang Studi Fisika SMA Di Kota Metro., http://karwono.wordpress.com/
2007/11/15/efektifitas-pemberian-rangkuman-dan-advance-organizer- dalam-remedial-tecahing-terhadap-tingkat-ketuntasan-belajar-bidang-studi-fisika-sma-di-kota-metro/. Artikel : Studi Eksperimen pada Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.
Kovalik, C. L., dan Williams, M. A. 2011. Cartoons as Advance Organizer. Lifespan Development and Educational Sciences Volume 30, Number 2, 40-64. Kent State University.
Meltzer, D. E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible Ìhidden Variableî In Diagnostic Pretest Scores. Ames: Department of Physics and Astronomy, Iowa State University.
Mudjiono dan Dimyanti. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Purwanto, B. 2009. Theory and Application of Physics For Grade X of Senior High School and Islamic Senior High School. Solo : Tiga Serangkai. Rahayu, S. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Koloid. Journal of Innovative Science Education (1) (2012). Semarang : Program Pascasarjana Pendidikan IPA UNS.
Sagala, S. 2008, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Santoso, S. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Grafindo.
Sarwono, J. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Jakarta : Penerbit Andi.
Shihusa, H. dan Fred, N.K.. 2009. Using Advance Organizers to Enhance Students’ Motivation in Learning Biology. Eurasia Journal of Mathematics,
(32)
Science & Technology Education, 5(4), 413-420. Kenya : Egerton University.
Srock, S.A. dan William, C.C. 2007. Criterion Referenced Test Development. San Fransisco. Pfeiffer.
Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sudjana, N. 2005. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitaif, Kualitataif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Supiyanto.2007. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Phibeta
Yuliani, Y. 2007. Pembelajaran dengan Model Advance Organizer untuk
Meningkatkan Pemahaman Matematis Siswa SMA. Tesis. Bandung : FPS UPI. Uno,H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Uno, H. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. W. S. Anitah, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Di SD. Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka.
Widarta, F O. 2012. Pengaruh Penerapan Media Dan Teknik Peta Konsep Pada Strategi Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Biologi, Retensi, Dan Persepsi Siswa SMP Negeri 2 Kabupaten Aceh Tamiang. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
(1)
2. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. (Sardiman, 2009:75).
3. Media flash merupakan salah satu software yang merupakan produk unggulan yang memiliki kemampuan untuk menggambar dan membuat gambar animasi (Priyanto, Amarullah dan Zaky, 2008:18).
4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman, 2003:37).
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Advance Organizer lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa daripada pembelajaran Konvensional.
2. Hasil belajar fisika siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi pada kelas model Advance Organizer mengalami peningkatan hasil belajar, begitu juga dengan siswa yang memiliki motivasi rendah pada kelas model Advance Organizer mengalami peningkatan hasil belajar. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah pada kelas pembelajaran Konvensional peningkatan hasil belajarnya cenderung stabil. Motivasi belajar pada pembelajaran Konvensional kurang berperan dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Advance Organizer menggunakan media flash dan motivasi belajar saling mempengaruhi dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik model pembelajaran Advance Organizer sangat
(3)
efektif dan dapat direkomendasikan untuk siswa yang memilki motivasi tinggi maupun motivasi rendah dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk pembaca maupun peneliti selanjutnya:
1. Bagi guru Fisika
a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer merupakan salah satu alternatif bagi guru fisika dalam menyajikan materi pembelajaran fisika.
b. Dalam model pembelajaran Advance Organizer sebaiknya dipertimbangkan dengan waktu sehingga kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik. c. Materi yang disajikan hendaknya lebih bervariatif sehingga mampu menarik
perhatian siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk mudah memahami materi pelajaran.
2. Kepada Peneliti Lanjutan
Disarankan kepada peneliti selanjutnya, kiranya dapat melanjutkan penelitian ini dengan menerapkan model pembelajaran Advance Organizer dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan lebih dalam lagi agar tujuan hasil penelitian tersebut dapat diterapkan di sekolah.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Anderson, L. W. dan Krathwohl, D.R.. 2002. A Revision Of Bloom’s Taxonomy: An Overvie .Volume 41, No. 4, Autumn 2002. Ohio: The Ohio State University.
Arends, R. I. 2008. Learning to Teach (7th ed.). Belajar untuk Mengajar
(Terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto pada Tahun 2008). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Astuti, I. 2010. Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash Dalam Pembelajaran
Kimia Siswa Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Chung, J. M. 1996. The Effects of Using Advance Organizers and Caption To Introduce Video in the Foreign Languange Classroom. Tesl Canada Journal Vol. 14, No. 1. Winter : Canada.
Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga
Dell’Olio, J., dan Tony D. 2007. Models of Teaching. USA : Sage Publications.
Depdiknas. 2003. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Djiwandono, S. E.W. 2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo.
Fakultas Pascasarjana. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Administrasi. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan UNIMED.
Fauziah, A. N. M., dan Nurita, T. 2010. Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen Untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter Pada Siswa MAN Tlogo Blitar. PENSA E-Jurnal. Semarang : UNESA.
Giancoli, D. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1 Terjemahan Yuhilza Hanum. Jakarta : Erlangga.
Halliday, D. 1990. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1 Terjemahan Pantur Silaban. Jakarta : Erlangga.
(5)
Harahap, R. H. 2012. Efek Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Peta Konsep Dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. 1980. Models of Teaching. New Jersey : Prentice/Hall International, Inc.
Karwono. 2007. Efektivitas Pemberian Rangkuman Dan Advance Organizer Dalam Remedial Teaching Terhadap Tingkat Ketuntasan Belajar Bidang Studi Fisika SMA Di Kota Metro., http://karwono.wordpress.com/
2007/11/15/efektifitas-pemberian-rangkuman-dan-advance-organizer- dalam-remedial-tecahing-terhadap-tingkat-ketuntasan-belajar-bidang-studi-fisika-sma-di-kota-metro/. Artikel : Studi Eksperimen pada Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.
Kovalik, C. L., dan Williams, M. A. 2011. Cartoons as Advance Organizer. Lifespan Development and Educational Sciences Volume 30, Number 2, 40-64. Kent State University.
Meltzer, D. E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible Ìhidden Variableî In Diagnostic Pretest Scores. Ames: Department of Physics and Astronomy, Iowa State University.
Mudjiono dan Dimyanti. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Purwanto, B. 2009. Theory and Application of Physics For Grade X of Senior High School and Islamic Senior High School. Solo : Tiga Serangkai. Rahayu, S. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Koloid. Journal of Innovative Science Education (1) (2012). Semarang : Program Pascasarjana Pendidikan IPA UNS.
Sagala, S. 2008, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Santoso, S. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Grafindo.
Sarwono, J. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Jakarta : Penerbit Andi.
Shihusa, H. dan Fred, N.K.. 2009. Using Advance Organizers to Enhance Students’ Motivation in Learning Biology. Eurasia Journal of Mathematics,
(6)
Science & Technology Education, 5(4), 413-420. Kenya : Egerton University.
Srock, S.A. dan William, C.C. 2007. Criterion Referenced Test Development. San Fransisco. Pfeiffer.
Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sudjana, N. 2005. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitaif, Kualitataif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Supiyanto.2007. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Phibeta
Yuliani, Y. 2007. Pembelajaran dengan Model Advance Organizer untuk
Meningkatkan Pemahaman Matematis Siswa SMA. Tesis. Bandung : FPS UPI. Uno,H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Uno, H. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. W. S. Anitah, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Di SD. Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka.
Widarta, F O. 2012. Pengaruh Penerapan Media Dan Teknik Peta Konsep Pada Strategi Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Biologi, Retensi, Dan Persepsi Siswa SMP Negeri 2 Kabupaten Aceh Tamiang. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.