EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER

BERBASIS PETA KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

ROFIQOH HASAN HARAHAP NIM : 8106175016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER

BERBASIS PETA KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

ROFIQOH HASAN HARAHAP NIM : 8106175016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(3)

(4)

(5)

Pernvata?+

Tidak

Melakuhan Plaeiat

dan Memalsukan Data

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Rofiqoh Hasan Harahap 8106r75016

XIX

Pendidikan Fisika

Efek Model Pembelajaran Advanee Organizer Berbasis Peta Konsep dan Alcivitas Belajar Terhadap Hasil tselajar Fisika Siswa.

dengan ini menyatakan bahwa:

l.

Benar tesis saya adalah karya saya sendiri, bukan dikerjakan orang lain;

2.

Saya tidak melalrukan plagrat dalarn pentlisan tesis saya;

3.

Saya tidak ada nnerubah atau rnemalsukan data penelitian saya.

Jika ternyata di kemudian hari diketahui saya telah melakukan salah satu hal di atas, maka saya bersedia dikenai sanksi yang berlaku berupa pencopotan.gela{ s?ya.

Demikian ponyataan ini saya buat dengan sebenamya"

Diketahui oleh Asisten Direktur I,

Medan" 22 Desember20l2

Symifuddin, M.Sc." Ph.D.

NrP. 19591122 19860r

I

00r Nama

NIM Angkatan Prodi Judul Tesis


(6)

iii

ABSTRAK

ROFIQOH HASAN HARAHAP. Efek Model Pembelajaran Advance

Organizer Berbasis Peta Konsep dan Aktivitas Belajar terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa di antara model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep dan model pembelajaran advance organizer tanpa berbasis peta konsep. (2) Mengetahui hasil belajar fisika antara siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Sunggal Semester I T.P 2012/2013. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas dengan jumlah sampel 74 orang yang ditentukan dengan cluster random

sampling, yaitu X-1 sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep sebanyak 38 orang dan X-2 sebagai kelas

kontrol menggunakan model pembelajaran advance organizer tanpa berbasis peta konsep sebanyak 36 orang. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar dan observasi aktivitas. Uji persyaratan telah dilakukan berupa normalitas dan homogenitas, yang diperoleh hasil bahwa data normal dan homogen. Hipotesis dianalisis menggunakan GLM pada taraf signifikan 0,05 dengan bantuan SPSS 17.0 for windows. Berdasarkan analisis data dan uji hipotesis yang dilakukan diperoleh bahwa : (1) Model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa daripada model pembelajaran advance organizer tanpa berbasis peta konsep. (2) Hasil belajar fisika siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik dibanding dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. Berdasarkan analisis ini juga terdapat interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar fisika siswa.

Kata kunci : model pembelajaran, advance organizer, peta konsep, aktivitas belajar, hasil belajar


(7)

ABSTRACT

ROFIQOH HASAN HARAHAP. The Effect Of the Advance Organizer

Learning Model Based on the Conceptual Map and Learning Activities on

the Students’ Physics Achievement. A Thesis. Medan : Post Graduate Program

State University of Medan, 2013.

This study aimed to (1) find out difference the students’ physics achievement among the advance organizer learning model based on the conceptual map and the advance organizer without based on the conceptual map, (2) to figure out the

students’ physics achievement between the students of high learning activities

with those who had low learning activities. This study used a quasi experiment with 2x2 factorial design. The population of this study was the students of first semester of grade X SMAN 3 Sunggal intake 2012 /2013. The samples of this study were two classes, consisted of 74 students in which determined by using cluster random sampling, the first was grade X-1 as experimental class used the advance organizer learning model based on the conceptual map which consisted of 38 students, and the second was grade X-2 as the control class used the advance organizer learning model without based on the conceptual map which consisted of 36 students. The instruments of this study were the achievement test and the observation activities. The requirements of test had been carried out by using normality and homogeneity tests, and it was figured out that the data were normal and homogenous. The hypotheses were analyzed by using GLM with 0.05 level of significance and used SPSS 17.0 for windows. The results of this study by using the data analysis and testing of hypotheses were : (1) the advance organizer learning model based on the conceptual map was better than that without based on the conceptual map in improving the students’ physics achievement, (2) the

students’ achievement of high learning activities was better than those who had

the low learning activities. According to the analysis there was an interaction

between learning model and the students’ learning activities on the students’

physics achievement.

Kata kunci : learning model, advance organizer, conceptual map, learning activities, achievement


(8)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Tesis yang berjudul Efek Model Pembelajaran Advance

Organizer Berbasis Peta Konsep dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika di Progran Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S sebagai pembimbing I dan

Bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai selesainya penyusunan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan narasumber I, Bapak Prof. Motlan, M.Sc., Ph.D sebagai narasumber II dan Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak, M.Si sebagai narasumber III, yang telah memberikan saran dan masukan mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd sebagai Direktur Program Pascasarjana UNIMED dan Bapak Syarifuddin, M.Sc., Ph.D sebagai Asisten Direktur I Program Pascasarjana UNIMED.


(9)

4. Bapak Drs. Ramli Siregar sebagai kepala sekolah SMA N 1 Sunggal, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sunggal dan Ibu Kandace, S.Pd sebagai guru bidang studi fisika dan para guru serta staf administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

5. Teristimewa Ayahanda Drs. H. Hasan Basri Harahap, SH., MH dan Ibunda Hj. Kartari Pohan, S.Pd.I yang terus memberikan dukungan baik moril maupun materil, do’a, motivasi serta kasih sayang yang tak pernah henti. 6. Abangda (M. Iqbal Zulfikar, SE., Abdul Latif Rusydi, SH.I., MA, Hasbidin,

SE), kakanda (dr.Rasyidah Hasan, Juliana, Zahratul Uyun,S.Pd), Adinda (Abdul Aziz, M. Faisal) serta sanak keluarga yang selalu memberikan dukungan.

7. Rekan seperjuangan angkatan XIX Prodi Fisika Aswin, Teguh, Ibu Hayati dan teman-teman sekalian yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan tesis ini. Semoga isi tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Februari 2013

Penulis,

Rofiqoh Hasan Harahap NIM. 8106175016


(10)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan... i

Abstrak... iii

Abstract... iv

Kata Pengantar... v

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel... ix

Daftar Gambar... x

Daftar Lampiran... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 9

1.3. Batasan Masalah... 9

1.4. Rumusan Masalah... 10

1.5. Tujuan Penelitian ... 10

1.6. Manfaat Penelitian... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 2.1. Kerangka Teoritis... 11

2.1.1. Hakikat Model Pembelajaran... 11

2.1.2. Hakikat Model Pembelajaran Advance Organizer. 14 2.1.2.1. Teori Belajar Bermakna... 14

2.1.2.2. Pengertian Model Pembelajaran Advance Organizer 16 2.1.2.3. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring AO. 20 2.1.3. Pembelajaran Berbasis Peta Konsep... 23

2.1.3.1 Langkah Menyusun Pembelajaran Peta Konsep... 26

2.1.3.2. Urgensi Peta Konsep... 26

2.1.4. Hakikat Aktivitas Belajar….……… 29

2.1.5. Hasil Belajar... 34

2.1.5.1. Pengertian Hasil Belajar... 34

2.1.5.2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 37

2.1.6. Penelitian Relevan... 38

2.2. Kerangka Konseptual... 41

2.3. Hipotesis... 44

BAB III METODE PENELITIAN... 45

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian... 45

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian... 45

3.3. Metode dan Desain Penelitian... 46

3.4. Variabel Penelitian... 48

3.5. Definisi Operasional... 48


(11)

viii

3.7. Teknik Pengumpulan Data... 50

3.7.1. Instrumen Pembelajaran... 51

3.7.2. Instrumen Pengumpulan Data... 51

3.7.2.1. Tes Hasil Belajar... 51

3.7.2.2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 52

3.8. Uji Coba Instrumen... 53

3.8.1. Validitas Tes... 53

3.8.2. Reliabilitas Tes... 54

3.8.3. Taraf Kesukaran... 55

3.8.4. Daya Pembeda... 55

3.9. Hasil Uji Coba Instrumen... 56

3.9.1. Validitas Tes... 56

3.9.2. Reliabilitas Tes... 57

3.9.3. Indeks Kesukaran... 58

3.9.4. Daya Pembeda... 58

3.10. Teknik Analisis Data... 58

3.10.1. Analisis Secara Deskriptif... 58

3.10.2. Analisis Secara Inferensial... 59

3.10.2.1. Menghitung gain Hasil Belajar... 59

3.10.2.2. Uji Normalitas... 59

3.10.2.3. Uji Homogenitas... 60

3.10.2.4. Uji Hipotesis... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian... 62

4.1.1. Deskripsi Data Pretes, Postes dan Gain... 62

4.1.1.1. Analisis Data Tes Awal (Pretes)... 62

4.1.1.2. Analisis Data Tes Akhir (Postes)... 65

4.1.1.3. Analisis Data Indeks Gain-N... 66

4.1.2. Deskripsi Statistik Data Hasil Penelitian... 67

4.1.3. Pengujian Persyaratan Analisis……… 67

4.1.3.1. Uji Normalitas... 67

4.1.3.2. Uji Homogenitas... 68

4.1.4. Pengujian Hipotesis Penelitian... 68

4.2. Pembahasan Penelitian... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 89

5.2. Saran... 90


(12)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer... 23

Tabel 2.2 Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan Advance Organizer 39 Tabel 3.1. Control Group Pretest-Posttes Design... 46

Tabel 3.2. Desain Faktorial... 47

Tabel 3.3. Spesifikasi Tes Hasil Belajar... 52

Tabel 3.4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 53

Tabel 3.5. Pedoman Tingkat Reliabilitas... 55

Tabel 3.6. Pedoman Tingkat Kesukaran... 55

Tabel 3.7 Pedoman Klasifikasi Daya Pembeda... 56

Tabel 3.8. Uji Validitas Tes... 57

Tabel 3.9. Uji Reliabilitas Tes... 58

Tabel 3.10. Kategori Nilai Gain... 59

Tabel 4.1. Ringkasan Data Pretes Kelompok Sampel... 62

Tabel 4.2. Normalitas Distribusi Pretes Kelompok Sampel... 63

Tabel 4.3. Homogenitas Pretes Kelompok Sampel... 64

Tabel 4.4. Uji –t Pretes Kelompok Sampel... 65

Tabel 4.5. Ringkasan Data Postes Kelompok Sampel... 66

Tabel 4.6. Ringkasan Gain-N Kelompok Sampel... 66

Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Data... 67

Tabel 4.8. Hasil Pengujian Homogenitas Data... 68

Tabel 4.9. Rangkuman Tabel Anava 2 x 2 ... 69

Tabel 4.10. Hasil Uji Anova... 72


(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Dampak Intruksional dan Pengiring Advance Organizer.. 21 Gambar 3.1. Prosedur Penelitian... 50 Gambar 4.1. Diagram Batang Perbandingan Model Pembelajaran Advance

Organizer Berbasis Peta Konsep dengan Model Pembelajaran Advance Organizer tanpa Berbasis Peta Konsep………….. 74 Gambar 4.2. Diagram Batang Perbandingan Aktivitas Belajar Tinggi

dengan Aktivitas Belajar Rendah……… 75 Gambar 4.3. Pola Garis Interaksi antara Model Pembelajaran


(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana... 94

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah... 95

Lampiran 3. Materi Pembelajaran... 96

Lampiran 4. Silabus... 105

Lampiran 5a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I... 106

Lampiran 5b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II... 124

Lampiran 6a. Lembar Kerja Siswa (LKS)... 142

Lampiran 6b. Lembar Kerja Siswa I (LKS I)... 145

Lampiran 7. Tabel Spesifikasi Soal... 150

Lampiran 8a. Format Lembar Observasi aktivitas siswa... 160

Lampiran 8b. Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa... 161

Lampiran 9a. Lembar Validasi oleh Validator... 162

Lampiran 9b. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas SPSS... 171

Lampiran 10. Taraf Kesukaran... 173

Lampiran 11. Daya Pembeda... 174

Lampiran 12a. Tabulasi Data Gain Hasil Belajar... 175

Lampiran 12b. Deskripsi Data Pretest Hasil Belajar ... 176

Lampiran 13. Uji Normalitas Data... 177

Lampiran 14. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 178

Lampiran 15. Uji Hipotesis... 188


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) perlu didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya suasana yang aman, nyaman tertib, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan (joyfull learning). Iklim yang deminian akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan bermakna, di mana proses pembelajaran lebih menekankan pada belajar mengetahui (learning

to know), belajar berkarya (learnin to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be) dan belajar hidup bersama (learning to live together). Suasana tersebut akan

memupuk tumuhnya kemandirian dan berkurangnya ketergantungan dikalangan warga sekolah, bersifat adaptif dan proaktif serta memiliki jiwa kewirausahaan tinggi (ulet, inovatif, dan berani mengambil resiko), tidak saja bagi peserta didik, tetapi juga guru dan pimpinannya (Mulyasa, 2006: 19).

Seluruh pihak yang terlibat dalam pengelolaan sekolah harus memprioritaskan kegiatan pengembangan sistem pembelajaran. Jika pengembangan sistem pembelajaran telah menjadi prioritas, maka unsur utama yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran adalah guru. Guru harus mampu membantu siswa dalam belajar dengan menciptakan berbagai keadaan yang mengarah kepada pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai seperti yang dinyatakan oleh Gagne (1997: 134), bahwa ada tiga fungsi guru dalam pembelajaran, yaitu sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran dan sebagai elevator dalam pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa guru memainkan


(16)

2

peranan pentin dalam merancang berbagai peristiwa pembelajaran dengan rancangan pembelajaran yang baik, tujuan yang diharapkan dari proses pembelajaran dapat tercapai.

Mata pelajaran fisika merupakan pelajaran yang mudah untuk dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Banyak konsep-konsep dalam fisika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Tetapi pelajaran dianggap sulit, tidak menarik dan tidak disenangi oleh sebagian siswa di tingkat SMA. Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika masih belum menggembirakan. Nilai ujian akhir semester untuk mata pelajaran fisika selalu menduduki rangking di bawah mata pelajaran lainnya (Mardana, 2008: 1).

Berdasarkan salah satu fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika yaitu menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, serta memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah (Depdiknas, 2003: 7). Tampak bahwa penyelenggaraan mata pelajaran fisika di SMA dimaksudkan sebagai wahana atau sarana untuk melatih para siswa agar dapat menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, memiliki kecakapan ilmiah, memiliki keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Agar mata pelajaran fisika dapat benar-benar berperan seperti demikian, maka tidak dapat ditawar lagi bahwa pembelajaran fisika harus dikonstruksikan sedemikian rupa, sehingga proses pendidikan dan pelatihan berbagai kompetensi tersebut dapat benar-benar terjadi dalam prosesnya.

Proses pembelajaran di kelas sebagian besar dalam dunia pendidikan bersifat transfer pengetahuan dari guru ke siswa saja, sehingga pembelajaran pun hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Siswa


(17)

3

dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa memaknai informasi yang didapatkannya. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka tidak mengetahui makna dari teori yang didapatkannya. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir siswa untuk memecahkan masalah fisika.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMA Negeri 1 Sunggal kabupaten Deli Serdang yang dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2012 dengan cara penyebaran angket kepada siswa, wawancara langsung dengan guru mata pelajaran Fisika dan melihat daftar nilai hasil ulangan harian siswa, diperoleh data sebagai berikut: Data hasil penyebaran angket kepada 67 siswa kelas X SMA N 1 Sunggal. Fisika termasuk mata pelajaran yang kurang disenangi siswa. Hanya 20,29 % dari siswa (responden) yang menyenangi fisika, selebihnya 52,17 % menjawab tidak suka dan 26,09 % menjawab biasa saja. 49,28 % siswa (responden) menganggap fisika sebagai pelajaran yang sulit, 24,64 % siswa yang menganggap fisika sebagai pelajaran yang biasa dan 26,09 % yang lainnya menganggap fisika pelajaran yang mudah tapi susah, sedikit sulit, dan lain – lain. Beberapa alasan mereka yang menganggap fisika itu sulit adalah karena fisika banyak hitungan, banyak hapalan, membosankan, dan banyak rumusnya.

Hasil wawancara dengan salah satu guru fisika kelas X di SMA N 1 Sunggal menyatakan bahwa hasil belajar fisika siswa kelas X dapat dikategorikan cenderung masih rendah. Secara umum pada semester 1 tahun pembelajaran 2011/2012, hanya sekitar 45 % siswa mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan KKM yang ditargetkan oleh sekolah pada mata pelajaran fisika yaitu 71, sehingga untuk menuntaskannya harus diadakan remedial kepada siswa


(18)

4

tersebut. Dalam proses pembelajaran guru menyatakan kebanyakan masih menggunakan metode ceramah daripada metode diskusi, tanya jawab dan demonstrasi. Guru juga menyatakan bahwa jika soal yang diberikan sedikit berbedadengancontoh yangdiajarkansiswatidakmampumenyelesaikannya serta aktivitassiswa dalam pembelajarandirasakanmasihkurang.

Dari fakta tersebut terlihat bahwa masalah utama yag dihadapi oleh siswa adalah hasil belajar yang masih rendah, ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa yang mencapai nilai KKM yang ditargetkan oleh sekolah pada mata pelajaran fisika. Patut diduga sumber masalahnya adalah proses belajar siswa yang hanya menghapal informasi, hal ini ditunjukkan dengan fakta bahwa pembelajaran di kelas kebanyakan menggunakan metode ceramah. Dalam menerima informasi, ada kemungkinan siswa lebih cenderung menghapalkan informasi yang didapatkan tanpa mencoba mengaitkan dengan konsep yang pernah dimiliki sebelumnya (Dahar, 2011: 94).

Hasil belajar yang masih kurang dapat terjadi karena hakikat belajar yang belum terpenuhi. Komalasari, K (2010: 1) mengungkapkan tentang hakikat belajar yaitu perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Hal ini dapat dimaknai bahwa hasil belajar sangat terkait dengan prosesnya. Jika proses pembelajaran hanya mengarahkan siswa untuk menghapal tanpa melalui pengolahan potensi yang ada pada diri siswa, maka pembelajaran kurang bermakna bagi siswa. Hal ini dapat mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Sebagaimana dinyatakan oleh Ratna Wilis Dahar (2011 : 97) bahwa salah satu keluhan dalam dunia pendidikan khususnya


(19)

5

pendidikan MIPA adalah siswa hanya menghapal tanpa memahami benar isi pelajaran.

Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan membuat variasi pembelajaran di kelas. Misalnya dengan menggunakan pendekatan, model, atau metode pembelajaran yang berbeda dengan yang biasa dilakukan di sekolah tersebut yaitu model pembelajaran konvensional yang kegiatan pembelajarannya masih didominasi oleh peran guru. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan, model, atau metode pembelajaran yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna serta siswa menjadi lebih memahami konsep fisika yang telah dipelajari.

Menurut Ausubel (Dahar, 2011: 95) yang dimaksud dengan belajar bermakna adalah suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep – konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang. Untuk dapat mengaitkan konsep baru atau informasi baru dengan konsep – konsep yang telah ada dalam struktur kognitif, siswa membutuhkan semacam pertolongan mental berupa pengatur awal (advance organizer) yang mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru sehingga terjadi belajar bermakna.

Suatu alat yang memegang peranan penting dalam belajar bermakna adalah peta konsep, karena peta konsep dapat menunjukkan urgensi dan posisi hubungan konsep – konsep yang diajarkan sebelumnya dengan konsep – konsep yang akan diajarkan. Hudojo (Nurhayati, 2006: 22) menyatakan bahwa peta konsep merupakan skema yang menggambarkan suatu himpunan konsep-konsep


(20)

6

(termasuk teorema, prinsip, sifat, dan lain - lain) dengan maksud mengaitkan/ menanamkan dalam suatu kerangka kerja dengan menggunakan “proposisi

-proposisi” (kata penghubung) agar menjadi jelas baik bagi siswa maupun guru untuk memahami idea – idea kunci yang harus terfokus kepada tugas belajar. Oleh sebab itu, dalam hal ini alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk membuat belajar menjadi lebih bermakna adalah model pembelajaran Advance

Organizer yang dalam implikasinya menggunakan peta konsep.

Hasil penelitian Karwono (2007) menyimpulkan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa bidang studi fisika SMA di kota Medan secara keseluruan terdapat perbedaan yang signifikan tingkat ketuntasan belajar bidang studi fisika dalam pembelajaran remedial antara peserta didik yang diberikan rangkuman dan

advance organizer. Tingkat ketuntasan belajar dengan pemberian advance organizer lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian rangkuman.

Hasil penelitian Budianto (2006: 86) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan siswa yang diajar dengan model konvensional. Kelompok siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

advence organizer memperoleh hasil belajar lebih tinggi jika dibandingkan

dengan kelompok siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional.

Hasil penelitian Rahayu (2012: 35) menyimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran advance organizer pada pelajaran kimia pokok bahasan koloid dapat dilakukan dengan baik. Adapun produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah silabus, RPP, deskripsi pembelajaran dan bahan ajar, model


(21)

7

pembelajaran advance organizer pada materi koloid dinyatakan efektif karena hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dari KKM, hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, dan guru dapat mengelola kelas dengan baik, model pembelajaran advance organizer dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

Bell (1978: 231) mengemukakan bahwa model pembelajaran advance

organizer dikembangkan dan diuji oleh psikolog David P. Ausubel. Model

pembelajaran Advance Organizer cocok untuk menyajikan fakta, keterampilan, konsep, dan prinsip – prinsip yang didasarkan pada tujuan kognitif pada tingkat pengetahuan dan pemahaman (Bell, 1978: 223). Oleh sebab itu, model pembelajaran Advance Organizer tepat diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar.

Model pembelajaran advance organizer menurut Joyce et al. ( 2009: 288) terdiri dari tiga fase sebagai sintaks pembelajarannya, yaitu (1) Presentasi advance

organizer, pada tahap ini aktivitas yang dikembangkan adalah mengklarifikasi

tujuan - tujuan pembelajaran, mempresentasikan advance organizer yang dalam penelitian ini berbasis peta konsep, dan menumbuhkan kesadaran pengetahuan yang relevan; (2) Presentasi tugas atau materi pembelajaran, dan (3) Penguatan struktur kognitif, tahap ini bertujuan untuk mengaitkan materi belajar yang baru dengan struktur kognitif siswa. Dari ketiga sintaks pembelajaran model advance

organizer tersebut diharapkan kemampuan pemahaman konsep fisika siswa


(22)

8

Selain model pembelajaran faktor lain yang juga diperkirakan mempengaruhi hasil belajar adalah faktor karakteristik siswa. Merill (1979: 72) mengemukakan bahwa kondisi pembelajaran yang harus dijadikan dasar dalam mengembangkan atau menetapkan model pembelajaran adalah karakteristik siswa. Agar hasil belajar dapat mendekati atau sesuai dengan tujuan pembelajaran, model pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik siswa. Karakteristik siswa adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi tetapi merupakan salah satu kondisi pembelajaran yang harus dijadikan pijakan dalam memilih dan mengembangkan proses pembelajaran agar lebih sesuai dan memudahkan siswa untuk belajar (Dick dan Raiser, 1996 : 13).

Karakteristik siswa dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar fisika yang dilakukan oleh siswa itu sendiri untuk berprestasi. Aktivitas siswa dalam belajar sangat bergantung pada aktivitas guru dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Aktivitas belajar adalah segala bentuk atau kegiatan untuk melakukan proses pembelajaran (Sardiman, 2010: 94). Dalam hal ini keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar fisika. Hal ini sesuai dengan Hakim (2005: 38) yang mengemukakan bahwa aktivitas elajar yang dilakukan secara kontinu menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, untuk dapat mengetahui bagaimana hasil belajar ranah kognitif siswa setelah menerapkan model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep dan memperhaikan aktivitas belajar maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep dan


(23)

9

obsservasi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran fisika. Sehingga penelitian yang dilakukan berjudul “Efek model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok gerak lurus di kelas X SMA Negeri 1 Sunggal T.P. 2012/2013.”

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu :

a. Rendahnya hasil belajar siswa berdasarkan nilai ujian semester yang kurang dari nilai KKM.

b. Proses pembelajaran guru kebanyakan masih menggunakan metode ceramah.

c. Aktivitas belajar siswa masih kurang.

1.3.Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah, yaitu:

a. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran advance

organizer berbasis peta konsep dan model pembelajaran advance organizer tanpa berbasis peta konsep.

b. Aktivitas belajar siswa dilihat dari observasi.

c. Mata pelajaran fisika dengan materi pokok gerak lurus.

d. Subjek penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Sunggal kelas X Tahun Pembelajaran 2012/2013.


(24)

10

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

a. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep dan model pembelajaran advance organizer tanpa berbasis peta konsep?

b. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah dan aktivitas belajar tinggi ?

1.5.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yangtelah diungkapkan diatas, tujuan penelitian iniadalah untuk :

a. Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep dan model pembelajaran advance organizer tanpa berbasis peta konsep

b. Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah dan aktivitas belajar tinggi.

1.6.Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan juga sebagai sumbangan pikiran dan bahan acuan bagi guru dalam memahami model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep.


(25)

11

Secara praktis hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi bagi proses pembelajaran fisika sebagai langkah strategis untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Selain itu, hasil penelitian juga berguna bagi guru fisika dalam penggunaan model pembelajaran yang lebih bervariasi dan bermakna di SMA.


(26)

89

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa daripada model pembelajaran advance

organizer tanpa berbasis peta konsep. Hal ini berdasarkan hasil belajar yang

telah dicapai oleh kelas ekperimen dan kelas kontrol, yaitu terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas ekperimen dan kelas kontrol. Kelas ekperimen mengalami peningkatan gain ternormalisasi rata-rata sebesar 0,55 dengan kategori sedang dan kelas kontrol mengalami peningkatan gain ternormalisasi rata-rata sebesar 0,43 dengan kategori sedang. Walaupun masing kelas berada pada kategori yang sama, tetapi kelas eksperimen yang diberi model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep menunjukkan peningkatan hasil belajar lebih tinggi yang ditunjukkan dangan hasil gain yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang diberi model pembelajaran advance

organizer tanpa berbasis peta konsep.

2. Hasil belajar fisika siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik dibanding dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. Berdasarkan analisis ini juga terdapat interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar fisika siswa.


(27)

90

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian, pengolahan, serta interpretasi data, peneliti menyarankan :

1. Peneliti selanjutnya menggunakan sampel yang lebih banyak karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini jumlahnya relatif sedikit sehingga belum bisa mewakili semua siswa kelas X. Sampel yang hanya terdiri dari satu sekolah kurang optimal untuk menggambarkan hasil belajar siswa, baik dibelajarkan dengan peta konsep dan dibelajarkan tanpa peta konsep dalam model pembelajaran advance organizer.

2. Peneliti selanjutnya menggunakan observer lebih banyak karena data aktivitas belajar siswa tidak dapat dipercaya sepenuhnya, karena keterbatasan kemampuan observer untuk mengobservasi keaktifan yang menggunakan observer 1 orang. 3. Peneliti selanjutnya menggunakan jangka waktu penelitian lebih lama karena

waktu yang tersedia dalam pelaksanaan pembelajaran baik dibelajarkan dengan peta konsep dan dibelajarkan tanpa peta konsep dalam pembelajaran advance

organizer masih sangat sangat kurang, sebab disesuaikan dengan jadwal sekolah

yang bersangkutan.

4. Peneliti selanjutnya lebih kreatif dalam mengkonsep materi pelajaran yang akan dibagikan kepada siswa. Konsep yang diberikan kepada siswa harus mampu menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk mudah memahami materi pelajaran nantinya.

5. Peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik yang sama diharapkan dapat memilih topik materi dan sekolah yang berbeda.


(28)

91

DAFTAR PUSTAKA

Amnah. 2007. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Komunikasi Interpersonal

Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri Kecamatan Binjai. Tesis.

Medan. Perpustakaan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Anderson, L. W. & Krathwohl, D.R.. 2001. A taxonomy for Learning, teaching, and

assessing: Arevision of Bloom’s taxonomy of educational objectives. New York:

Addison Wesley Longman.

Arends, R. I. 2008. Learning to Teach (7th ed.). Belajar untuk Mengajar (Terjemahan

Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto pada Tahun 2008). Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

_________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Ausubel. 1960. The use of advance organizers in learning and retention of Meaningful

Material. Journal of Educational Psychology, 51, 262-272.

Bell, F. 1978. Teaching and Learning Mathematics (In Secondary Schools). USA: Wm. C. Brown Company Publisher.

Budianto. 2006. Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer dan Sikap Siswa

dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Medan Area.,Tesis. Medan : PPs Unimed.

Costa, A. 1985. Developing minds : A resource book for teaching thinking. Alexandria, VA : Association for Supervision and Curriculum Development.

Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga

Depdiknas. 2003. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus

SMA/MA.Jakarta:Badan Standar Nasional Pendidikan.

Destini, R. 2005. Pengaruh Strategi Pembelajaran Advance Organizer dan Kreativitas

Terhadap Hasil Belajar Fisika SMA Swasta Al Washiliyah Medan. Tesis. Medan :

Perpustakaan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dike, W dan Raiser, A.R. 1996. Instructional Planning. Masaschussetts : Asimon & Schuter Company Needem Heights.

Djamarah, S. B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djiwandono, S. E.W. 2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo.

Fakultas Pascasarjana. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan

Administrasi. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan UNIMED

Gagne, Robert J and Leslie J. Briggs. 1979. Principles of Instructional Design. New York: Holt, Rinehart and Winston

Giancoli, D. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1 Terjemahan Yuhilza Hanum. Jakarta : Erlangga.


(29)

Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Hake, R. R. 2010. Analyzing Change/Gain Scores. http://Lists.Asu.Edu/Egi-Bin/Wa?A2=Ind9903&L=Aera_D&P=R6855,American Educational Rese-arch Associations Division, Measurement And Research Methodology.

Hakim, T. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara

Herlanti, Y. 2003. Science Education Research Tanya Jawab Seputar Pendidikan Sains. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

Hudojo, H. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: JICA FMIPA UNM.

Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. 2009. Models of Teaching (8th ed.). Model-Model Pengajaran (Terjemahan Achmad Fawai & Ateilla Mirza). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika SMA Kelas X A. Jakarta : Erlangga.

Karwono.2007. Efektivitas Pemberian Rangkuman Dan Advance Organizer Dalam

Remedial Teaching Terhadap Tingkat Ketuntasan Belajar Bidang Studi Fisika SMA Di Kota Metro., http://karwono.wordpress.com/

2007/11/15/efektifitas- pemberian-rangkuman-dan-advance-organizer-dalam-remedial-tecahing-terhadap-tingkat-ketuntasan-belajar-bidang-studi-fisika-sma-di-kota-metro/. Artikel : Studi Eksperimen pada Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.

Khairi, A. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran Advance Organizer dan Minat

Belajar Biologi Terhadap Hasil Belajar Biolohi SMA Negeri 1 Tanjungpura.

Tesis. Medan : Program Pascasarjana Univesitas Negeri Medan.

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : Refika Aditama.

Mardana, P. 2008. Inovasi Pendekatan Keterampilan Proses dengan Bantuan Komputer

Dalam Pembelajaran Fisika Modern Pada Sekolah Menengah Umum Negeri Di Singaraja. Jurnal. Singaraja : Aneka Widya STKIP Singaraja, No.1 TH. 2008.

M. Dell’Olio, J., dan Tony D. 2007. Models of Teaching. USA : Sage Publications. Merill, M.D dan Reigeluth C.M. 1979. A knowledge base for improving our method of

instruction. Educational Psychologist Volume 13, 57-70.

Munthe, B. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insani Madani.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta : Grasindo.

Nurhayati, E. 2006. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran

Matematika Siswa melalui Pembelajaran dengan Strategi Peta Konsep. Tesis: FPS

UPI: Tidak diterbitkan.

Prikasih. 2003. Penggunaan Model Pembelajaran Advance Organizer untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep dan Kemampuan Fisika. Tesis. Bandung: FPS UPI:

Tidak diterbitkan.

Rahayu, S. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk


(30)

93

of Innovative Science Education. Semarang : Program Pascasarjana Pendidikan IPA.

Sahono. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Aktivitas Belajar dalam

Pembelajaran IPA SD. Makalah disajikan Rapat Terbuka Senat, Universitas

Bengkulu,Bengkulu,29 Juni.

Santoso, S. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Grafindo. Sarwono, J. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Jakarta : Penerbit

Andi.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana, N. 1990. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

________ . 2005. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Sumarmo.1987. Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMA

Dikaitkan Dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa Dan Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi. Bandung: FPS UPI.

Supiyanto.2007. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Phibeta Surya, H. 2009. Percaya Diri Itu Penting. Jakarta: PT Gramedia

Syarifuddin, dan Nasution, I. 2005. Manajemen Pembelajaran. Ciputat : Penerbit Quantum Teaching.

Tim MKPBM. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer Bandung: JICA FMIPA UPI.

Trianto. 2007. Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Yogihati. 2010. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Umum Melalui

Pembelajaran Bermakna Dengan Menggunakan Peta Konsep. Jurnal Pendidikan

Fisika Indonesia. Malang : Jurusan Fisika FMIPA,Universitas Negeri Malang. Yuliani, Y. 2007. Pembelajaran dengan Model Advance Organizer untuk Meningkatkan

Pemahaman Matematis Siswa SMA. Tesis. Bandung : FPS UPI.


(1)

Secara praktis hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi bagi proses pembelajaran fisika sebagai langkah strategis untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Selain itu, hasil penelitian juga berguna bagi guru fisika dalam penggunaan model pembelajaran yang lebih bervariasi dan bermakna di SMA.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa daripada model pembelajaran advance organizer tanpa berbasis peta konsep. Hal ini berdasarkan hasil belajar yang telah dicapai oleh kelas ekperimen dan kelas kontrol, yaitu terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas ekperimen dan kelas kontrol. Kelas ekperimen mengalami peningkatan gain ternormalisasi rata-rata sebesar 0,55 dengan kategori sedang dan kelas kontrol mengalami peningkatan gain ternormalisasi rata-rata sebesar 0,43 dengan kategori sedang. Walaupun masing kelas berada pada kategori yang sama, tetapi kelas eksperimen yang diberi model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep menunjukkan peningkatan hasil belajar lebih tinggi yang ditunjukkan dangan hasil gain yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang diberi model pembelajaran advance organizer tanpa berbasis peta konsep.

2. Hasil belajar fisika siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik dibanding dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. Berdasarkan analisis ini juga terdapat interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar fisika siswa.


(3)

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian, pengolahan, serta interpretasi data, peneliti menyarankan :

1. Peneliti selanjutnya menggunakan sampel yang lebih banyak karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini jumlahnya relatif sedikit sehingga belum bisa mewakili semua siswa kelas X. Sampel yang hanya terdiri dari satu sekolah kurang optimal untuk menggambarkan hasil belajar siswa, baik dibelajarkan dengan peta konsep dan dibelajarkan tanpa peta konsep dalam model pembelajaran advance organizer.

2. Peneliti selanjutnya menggunakan observer lebih banyak karena data aktivitas belajar siswa tidak dapat dipercaya sepenuhnya, karena keterbatasan kemampuan observer untuk mengobservasi keaktifan yang menggunakan observer 1 orang. 3. Peneliti selanjutnya menggunakan jangka waktu penelitian lebih lama karena

waktu yang tersedia dalam pelaksanaan pembelajaran baik dibelajarkan dengan peta konsep dan dibelajarkan tanpa peta konsep dalam pembelajaran advance organizer masih sangat sangat kurang, sebab disesuaikan dengan jadwal sekolah yang bersangkutan.

4. Peneliti selanjutnya lebih kreatif dalam mengkonsep materi pelajaran yang akan dibagikan kepada siswa. Konsep yang diberikan kepada siswa harus mampu menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk mudah memahami materi pelajaran nantinya.

5. Peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik yang sama diharapkan dapat memilih topik materi dan sekolah yang berbeda.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amnah. 2007. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri Kecamatan Binjai. Tesis. Medan. Perpustakaan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Anderson, L. W. & Krathwohl, D.R.. 2001. A taxonomy for Learning, teaching, and assessing: Arevision of Bloom’s taxonomy of educational objectives. New York: Addison Wesley Longman.

Arends, R. I. 2008. Learning to Teach (7th ed.). Belajar untuk Mengajar (Terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto pada Tahun 2008). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

_________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Ausubel. 1960. The use of advance organizers in learning and retention of Meaningful Material. Journal of Educational Psychology, 51, 262-272.

Bell, F. 1978. Teaching and Learning Mathematics (In Secondary Schools). USA: Wm. C. Brown Company Publisher.

Budianto. 2006. Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer dan Sikap Siswa dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Medan Area.,Tesis. Medan : PPs Unimed.

Costa, A. 1985. Developing minds : A resource book for teaching thinking. Alexandria, VA : Association for Supervision and Curriculum Development.

Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga

Depdiknas. 2003. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA.Jakarta:Badan Standar Nasional Pendidikan.

Destini, R. 2005. Pengaruh Strategi Pembelajaran Advance Organizer dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Fisika SMA Swasta Al Washiliyah Medan. Tesis. Medan : Perpustakaan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dike, W dan Raiser, A.R. 1996. Instructional Planning. Masaschussetts : Asimon & Schuter Company Needem Heights.

Djamarah, S. B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djiwandono, S. E.W. 2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo.

Fakultas Pascasarjana. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Administrasi. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan UNIMED Gagne, Robert J and Leslie J. Briggs. 1979. Principles of Instructional Design. New

York: Holt, Rinehart and Winston

Giancoli, D. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1 Terjemahan Yuhilza Hanum. Jakarta : Erlangga.


(5)

Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Hake, R. R. 2010. Analyzing Change/Gain Scores. http://Lists.Asu.Edu/Egi-Bin/Wa?A2=Ind9903&L=Aera_D&P=R6855,American Educational Rese-arch Associations Division, Measurement And Research Methodology.

Hakim, T. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara

Herlanti, Y. 2003. Science Education Research Tanya Jawab Seputar Pendidikan Sains. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

Hudojo, H. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: JICA FMIPA UNM.

Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. 2009. Models of Teaching (8th ed.). Model-Model Pengajaran (Terjemahan Achmad Fawai & Ateilla Mirza). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika SMA Kelas X A. Jakarta : Erlangga.

Karwono.2007. Efektivitas Pemberian Rangkuman Dan Advance Organizer Dalam Remedial Teaching Terhadap Tingkat Ketuntasan Belajar Bidang Studi Fisika SMA Di Kota Metro., http://karwono.wordpress.com/ 2007/11/15/efektifitas- pemberian-rangkuman-dan-advance-organizer-dalam-remedial-tecahing-terhadap-tingkat-ketuntasan-belajar-bidang-studi-fisika-sma-di-kota-metro/. Artikel : Studi Eksperimen pada Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.

Khairi, A. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran Advance Organizer dan Minat Belajar Biologi Terhadap Hasil Belajar Biolohi SMA Negeri 1 Tanjungpura. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Univesitas Negeri Medan.

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : Refika Aditama.

Mardana, P. 2008. Inovasi Pendekatan Keterampilan Proses dengan Bantuan Komputer Dalam Pembelajaran Fisika Modern Pada Sekolah Menengah Umum Negeri Di Singaraja. Jurnal. Singaraja : Aneka Widya STKIP Singaraja, No.1 TH. 2008.

M. Dell’Olio, J., dan Tony D. 2007. Models of Teaching. USA : Sage Publications.

Merill, M.D dan Reigeluth C.M. 1979. A knowledge base for improving our method of instruction. Educational Psychologist Volume 13, 57-70.

Munthe, B. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insani Madani.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta : Grasindo.

Nurhayati, E. 2006. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa melalui Pembelajaran dengan Strategi Peta Konsep. Tesis: FPS UPI: Tidak diterbitkan.

Prikasih. 2003. Penggunaan Model Pembelajaran Advance Organizer untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Fisika. Tesis. Bandung: FPS UPI: Tidak diterbitkan.

Rahayu, S. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Koloid. Journal


(6)

of Innovative Science Education. Semarang : Program Pascasarjana Pendidikan IPA.

Sahono. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Aktivitas Belajar dalam Pembelajaran IPA SD. Makalah disajikan Rapat Terbuka Senat, Universitas Bengkulu,Bengkulu,29 Juni.

Santoso, S. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Grafindo. Sarwono, J. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Jakarta : Penerbit

Andi.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana, N. 1990. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

________ . 2005. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Sumarmo.1987. Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMA Dikaitkan Dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa Dan Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi. Bandung: FPS UPI.

Supiyanto.2007. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Phibeta Surya, H. 2009. Percaya Diri Itu Penting. Jakarta: PT Gramedia

Syarifuddin, dan Nasution, I. 2005. Manajemen Pembelajaran. Ciputat : Penerbit Quantum Teaching.

Tim MKPBM. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer Bandung: JICA FMIPA UPI.

Trianto. 2007. Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Yogihati. 2010. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Umum Melalui Pembelajaran Bermakna Dengan Menggunakan Peta Konsep. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Malang : Jurusan Fisika FMIPA,Universitas Negeri Malang. Yuliani, Y. 2007. Pembelajaran dengan Model Advance Organizer untuk Meningkatkan

Pemahaman Matematis Siswa SMA. Tesis. Bandung : FPS UPI. Uno,H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H

0 16 239

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Di SMP Negeri 142 Jakarta.

0 4 239

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBANTU PETA KONSEP DAN PEMAHAMAN KONSEP AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF TINGKAT TINGGI FISIKA SISWA SMK.

0 3 32

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 25

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENGGUNAKAN MEDIA FLASH DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

1 4 32

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 1 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika (PTK di

0 0 17

PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETAKONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO.

0 1 8

PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETAKONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO.

0 2 145