DODING ILAH BOLON DALAM MARSOMBUH SIHOL DI KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN STUDI TERHADAP EKSISTENSI FUNGSI DAN MAKNA.

(1)

DODING ILAH BOLON DALAM MARSOMBUH SIHOL DI

KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN STUDI

TERHADAP EKSISTENSI FUNGSI DAN MAKNA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

EPRIDA YANCI SINAGA

NIM. 081222510047

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

i

ABSTRAK

Eprida Yanci Sinaga, 081222510047, Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Studi Terhadap Eksistensi Fungsi Dan Makna. Skripsi. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Seni Musik. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas negeri Medan. 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Eksistensi Fungsi Dan Makna

Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol Di Kecamatan Raya Kabupaten

Simalungun.

Teori-teori yang digunakan dalam penuangan hasil penelitian serta teori pendukung yang berhubungan dengan topik penelitian yaitu teori makna, teori fungsi, dan teori semiotika.

Waktu penelitian yang digunakan untuk membahas tentang Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun dilakukan selama 1 bulan, yaitu pada bulan Februari sampai Maret 2015. Tempat penelitian adalah Desa Pematang Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Populasi pada penelitian ini adalah 1 orang lurah Kecamatan Raya, 1 orang seniman, 18 orang penduduk Desa Pematang Raya. sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi, yaitu 1 orang Lurah Kecamatan Raya, 1 orang seniman, dan 18 orang yang mengenal Doding Ilah Bolon. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan, angket, dan dokumentasi, yang kemudian di analisis dengan metode deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian Doding Ilah Bolon sudah ada sejak tahun 1950. Dalam eksitensinya Doding Ilah Bolon merupakan lagu etnik yang diwariskan dari para leluhur masyarakat Simalungun kepada generasinya turun-temurun. Dahulu hanya dipakai saat acara pesta Rondang Bittang namun sekarang dapat dipakai dalam setiap acara maupun kegiatan Budaya Simalungun. Terdapat 6 Fungsi pada Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh sihol (1) sebagai kenikmatan estetika, (2) fungsi hiburan, (3) fungsi komunikasi, (4) fungsi simbolis, (5) fungsi respon fisik dan (6) fungsi kontribusi terhadap keberlangsungan stabilitas budaya, sedangkan Makna sebagai penggunaan tanda yang didalamnya terdapat nada, ritme dan irama, serta penyampaian suatu pesan. Dalam makna dan pesan itu melibatkan semua bentuk perlakuan dan konteks kewujudannya baik dalam bahasa ataupun perbuatan. Doding Ilah Bolon mencakup 2 aspek yaitu : (1) dari sudut pandang individu, (2) sudut pandang secara kolektif. Isi pesan dan penyampaian adalah melalui syair Doding Ilah Bolon.


(8)

ii

DODING ILAH BOLON DALAM MARSOMBUH SIHOL DI KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN STUDI TERHADAP EKSISTENSI

FUNGSI DAN MAKNA

Eprida Yanci Sinaga Prodi Pendidikan Musik

Abstract

The purpose of this study was to determine the existence of Functions and Meanings of Doding Ilah Bolon in Marsombuh Sihol In Sub Kingdom Simalungun.The theories used in the foundry research and theory related support to research topics, namely the theory of meaning, function theory, and the theory of semiotics.When the study is used to discuss about Doding Ilah Bolon in Marsombuh Sihol In Sub Kingdom Simalungun performed for 1month from February to March 2015. Where the research is Pematang Raya Village, Raya subdistrict district of Simalungun. The population in this study were 1 subdistrict headman, 1 the artist, 18 people resident Pematang Raya Village. Samples in this study were part of the population, namely 1 subdistrict headman, 1 the artist, and the 18 people who knew Doding Ilah Bolon. Data collection techniques include observation, interviews, literature study, questionnaire, and documentation, which is then analyzed by qualitative descriptive method. Based on the research results Doding Ilah Bolon has been around since 1950. In acknowlege Doding Ilah Bolon an ethnic song inherited from the ancestral community Simalungun from generation to generation. Previously only used when the party Rondang Bittang but now can be used in any event or activity Simalungun Culture. There are 6 function in Doding Ilah Bolon in Marsombuh Sihol (1) as an aesthetic pleasure, (2) entertainment function, (3) communication function, (4) a symbolic function, (5) physical response function and (6) the function contribute to the sustainability of stability culture.whereas meaning as use of a sign which there is the tone, rhythm as well as the delivery of a message. Within the meaning and message involves all forms of treatment and the context of its existence either in or deeds. Doding Ilah Bolon covers two aspects: (1) from the perspective of the individual, (2) a collective viewpoint. Message content and delivery is through poetry Doding Ilah Bolon.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih, karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga dalam bentuk Skripsi. Dalam kesempatan ini penulis memilih judul, Doding Ilah Bolon Dalam Marsombuh Sihol Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Studi Terhadap Eksistensi Fungsi Dan Makna”.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal dan sebaik mungkin untuk mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Dra. Tuti Rahayu, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I, Panji Suroso, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Musik Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

6. Teristimewa untuk kedua orang tua yang sangat penulis kasihi dan banggakan, ayahanda St. John Bidin Sinaga dan Ibunda Elni Mesra Damanik yang selalu mengasihi, membimbing, mendoakan, dan memotivasi selama ini, sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

7. Terkhusus kepada suami yang sangat penulis cintai, yaitu Marthinus Pangihutan Hutasoit SE, MM. yang sangat memberikan motivasi, semangat, juga kasih sayang terlebih doa kepada penulis.

8. Kepada adinda Delfiana Sinaga yang terbaik, dan tersayang. Yang tiada hentinya menyemangati, memberi dukungan kepada penulis.

9. Narasumber Lina Damanik dan segenap masyarakat Desa pematang Raya yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi yang relevan dengan skripsi ini.


(10)

10.Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut serta mendukung dan membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca.

Medan, Maret 2015 Penulis,

Eprida Yanci Sinaga NIM. 081222510047


(11)

DAFTAR ISI

Hal

PENGESAHAN ...

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL . 11 A. Landasan Teoritis ... 11

1. Pengertian Doding ... 11

2. Pengertian Ilah Bolon ... 12

3. Pengertian Marsombuh Sihol ... 13

4. Pengertian Eksistensi ... 14

5. Teori Fungsi ... 15

6. Pengertian Nyanyian Folklore (Rakyat)... 21

7. Pengertian Makna Lagu ... 23

B. Kerangka Konseptual ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Metodologi Penelitian ... 30


(12)

C. Populasi dan Sampel ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Wawancara ... 33

2. Observasi ... 34

3. Dokumentasi ... 35

4. Angket ... 35

5. Studi Kepustakaan ... 36

E. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

1. Gambaran Umum Kecamatan Raya ... 40

1. Deskripsi Keadaan Geografis Desa Pematang Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ... 40

2. Sistem kekerabatan ... 41

3. Mata Pencaharian ... 43

4. Sitem Religi ... 44

2. Eksistensi Doding Ilah Bolon Dalam Marsombuh Sihol Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ... 44

3. Fungsi Doding Ilah Bolon Dalam Marsombuh Sihol Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ... 49

4. Makna Doding Ilah Bolon Dalam Marsombuh Sihol Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun ... 52

5. Hasil Jawaban Angket Masyarakat Pematang Raya Yang Mengetahui Doding Ilah Bolon ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70 LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Tabel kerangka konseptual... 28 Tabel 4.1 Hasil jawaban angket tentang warga yang mengetahui

Doding Ilah Bolon ... 61

Tabel 4.3 Hasil jawaban angket tentang pendapat warga mengenai


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki aneka corak budaya yang beraneka ragam. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis yang ada di bumi nusantara kita. Keanekaragaman yang kaya akan ciri khasnya masing-masing dan memiliki keunikan tersendiri dan menjadi ciri khas ataupun karakter manusia yang ada di dalamnya. Setiap suku maupun etnis memiliki perbedaan baik dari segi bahasa, musik, nyanyian, dan juga adat-istiadat dalam masyarakat.

Kesenian adalah salah satu bagian yang tercakup dalam kebudayaan dan seni musik merupakan salah satu cabangnya yang sangat sering diperhatikan oleh setiap etnis.

Kebudayaan merupakan pengetahuan, ide dan hasil cipta masyarakat (Edwar B. Tylor dalam Posman Simanjuntak.(2000:107) Hal ini memaknakan bahwa Indonesia memiliki keberagaman kebudayaan berdasarkan banyaknya masyarakat atau etnis suku yang ada, menurut Edward B. Tylor dalam Posman

Simanjuntak (2000:17)”.

Kebudayaan merupakan hasil karya dan pemikiran manusia.Manusia yang menciptakan suatu kebudayaan tidak dapat terlepas dari manusia lainnya yang artinya ada terjalin ikatan sosial dalam kehidupan manusia itu sendiri.Manusia yang satu dengan yang lainnya berinteraksi dan saling berhubungan.


(15)

2

Menurut Kuntrijaraningrat (2004:9) menyatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dari kerja manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari budi dan karyanya itu.Sejak manusia dilahirkan ke dunia manusia itu sudah berada dalam suatu lingkup budaya yang didalamnya terdapat kebiasaan-kebiasaan yang hidup dan melekat dalam diri manusia itu sendiri.Pada masyarakat Sumatera utara kebudaayaan yang hidup dan melekat di dalam lingkungan masyarakatnya sangat beragam karena terdiri dari banyak suku. Seperti suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Nias, Pak-pak, Melayu (Bangun 1993:94), dan sebagian lagi penduduknya adalah masyarakat pendatang yang didominasi oleh suku Jawa.

Suku Simalungun adalah salah satu sub etnis yang ada pada masyarakat Sumatera Utara yang bermukim di sekitar Danau Toba yang berada pada sebuah kota di Pematang Siantar. Perkataan Simalungun mengandung arti tenang, sejalan dengan karakter orang-orang Simalungun. Penduduk yang tinggal di kota ini memiliki kekayaan budaya sendiri sama halnya dengan suku-suku lainnya. Dalam keseharian masyarakat Simalungun melakukan aktifitas-aktifitas yang menyertakan kesenian sebagai kelengkapan pelaksanaan kegiatan hidup sebagai masyarakat berbudaya.

Menurut sejarah kehidupan dan penghidupan manusia, terutama ditinjau dari evolusi, maka tingkat-tingkat kehidupan itu dimulai dari hidup nomaden yaitu berburu.Menurut para informan di Simalungun, bahwa tempat tinggal pertama pada zaman dahulu adalah Sopou (taratak).Sopou ini biasanya didirikan di


(16)

hutan-3

hutan atau ladang.Dari segi religinya bentuk religi tradisional orang Batak Simalungun adalah animisme dan dinamisme.

Kesenian pada masyarakat Simalungun sangat banyak, diantaranya adalah seni rupa, seni tari, seni ukir, dan seni musik.Dalam seni musik yang disertakan bukan hanya instrumentalnya saja namun nyanyian rakyat yang bersifat vokal instrumental ataupun disuarakan melalui mulut sebagai alat medianya.Dalam istilah masyarakat Simalungun nyanyian disebut dengan istilah doding dan memiliki ciri khas tersendiri yang disebut dengan inggou.Inggou adalah alunan lagu yang berirama pentatonik yang merupakan cengkok khas pada lagu-lagu tradisional Simalungun. Inggou Simalungun bukan sekedar menunjukkan ciri khas atau keunikan lagu atau nada musik Simalungun dibandingkan suku lainnya.Inggou dalam lagu Simalungun adalah roh yang menghidupkan lagu Simalungun itu sendiri.

Masyarakat Simalungun pada musik tradisionalnya masih sangat kental, yang memiliki musik instrumental dan nyanyian.Selain musik instrument, Simalungun juga memiliki nyanyian yang dikenal sebagai Doding, Doding (nyanyian) Simalungun memiliki ciri khas tersendiri yaitu memiliki Inggou, (Inggou adalahalunan lagu yang berirama pentatonik yang merupakan cengkok khas pada lagu-lagu tradisional Simalungun).Inggou Simalungun bukan sekedar menunjukkan ciri khas atau keunikan lagu atau nada musik Simalungun dibandingkan suku lainnya.Inggou dalam lagu Simalungun adalah roh yang menghidupkan lagu Simalungun itu sendiri.


(17)

4

Adapun jenis-jenis nyanyian rakyat Simalungun diantaranya taur-taur dan simanggei (nyanyian percintaan/love song),Ilah (nyanyian untuk bekerja/work song),Urdo-urdo (nyanyian menidurkan anak/lullaby), Tihtah (nyanyian permainan anak/children game song), Tangis (tangisan/lament), Orlei dan Mandogei (nyanyian untuk bekerja/work song), Mandilo tonduy dan Manalunda/mangmang (nyanyian untuk pengobatan/healing song),juga Inggou turi-turian (nyanyian bercerita/ story telling).

Salah satu nyanyian rakyat yang menjadi suatu tradisi yang diwariskan secara turun-temurun adalah Doding Ilah Bolon yang merupakan nyanyian muda-mudi.Biasanya dinyanyikan di suatu desa pada saat bulan purnama bersinar dengan penuh rasa gembira dan menjalin kebersamaan sesama muda-mudi.Kegiatan yang dilakukan oleh muda-mudi ini termasuk warisan yang sangat berharga karena didalamnya mengandung keunikan tradisi yang wajib dipertahankan dan dilestarikan, sehingga dapat menjadi kebudayaan yang hidup dan melekat bagi masyarakatnya khususnya bagi generasi muda. Mengingat bahwa eksistensi budaya yang bersifat tradisional sudah mulai mengalami kemunduran khususnya nyanyian-nyanyian rakyat, muncul rasa khawatir akan terjadinya degradasi moral yang dibarengi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat yang dengan mudahnya membawa perubahan budaya lokal kearah budaya global.

Mengkaji lagu-lagu tradisional yang menjadi salah satu aset budaya bagi penulis adalah hal yang sangat penting untuk mendapat apresiasi oleh masyarakat Simalungun itu sendiri. Masyarakat Simalungun adalah orang-orang identik


(18)

5

dengan perasaan yang lembut, sesuai dengan makna kata “Simalungun” yang

berarti “tenang” dan itu sejalan dengan karakter orang-orang Simalungun itu

sendiri. Pada umumnya orang Simalungun tidak banyak bicara, perangainya halus, suka berteman dengan lembut terhadap yang lain. Demikian halnya terhadap lagu-lagu masyarakat Simalungun identik dengan hal-hal yang menyangkut perasaan.

Melihat fenomenal yang terjadi pada masyarakat Simalungun mengenai budaya serta kesenian yang ada sekarang ini penulis tertarik mengkaji tentang lagu-lagu tradisional yang kerap kali muncul di setiap upacara adat Simalungun.Salah satu diantaranya adalah seperti pengadaan acara pesta

Marsombuh Sihol yang dilaksanakan secara rutin dalam setahun, walaupun

kadang lebih dari sekali dalam setahun.Dengan adanya perkembangan kebudayaan musik tradisional, maka masyarakat yang ada di Kabupaten Simalungun khususnya kecamatan Raya selalu mengadakan acara pesta

Marsombuh Sihol.Acara Marsombuh Sihol ini merupakan malam hiburan seni

yang dilaksanakan untuk melepas rindu, untuk menemukan jodoh, dan menghibur masyarakat yang berada di Simalungun.Lagu-lagu yang bertemakan percintaan adalah lagu-lagu yang lebih mendapat apresiasi oleh masyarakat secara

umum.contohnya “Doding Ilah Bolon. Doding Ilah Bolonini sering digunakan

dalam acara Marsombuh Sihol.Marsombuh Sihol merupakan suatu acara meriah di tanah Simalungun untuk dapat merasakan kegembiraan serta melepas rindu dengan sesama.Pada umumnya Marsombuh Sihol ini dilaksanakan untuk


(19)

6

mempererat tali persaudaraan agar tidak hilang akibat zaman sekarang yang semakin mempengaruhi aspek kehidupan manusia.

Doding Ilah Bolon adalah sebagai nyanyian pemuda-pemudi Simalungun

yang dilakukan secara bersama-sama sambil menari atau menepuk tangannyaberkeliling membentuk lingkaran saling menyampaikan ungkapan-ungkapan sukacita melalui syair-syair lagu, biasanya dilaksanakan pada saat selesainya musim panen, tenggang waktu sebelum masa tanam berikutnya,

Doding Ilah Bolon pada zamannya tidak mempergunakan alat musik, dimana

anak-anak muda menyanyikan dengan satu suara.

Kehadiran Doding Ilah Bolon telah banyak dikenal oleh masyarakat simalungun yang khususnya berada di Desa Sondi Raya, namun banyakjuga masyarakat yang hanya mengetahui lagunya saja sedangkan Eksistensi ataupun Keberadaannya masih banyak yang belum mengetahuinya bahkan ada yang tidak tau sama sekali apa fungsi dan makna dari Doding Ilah Bolon.

Beranjak dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti Doding Ilah

Bolon dan peneliti mengangkat tulisan tersebut ke dalam karya ilmiah yang

mendeskripsikan tentangBagaimana Doding Ilah Bolon DalamMarsombuh Sihol Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Studi Terhadap Eksistensi Fungsi dan Makna”.Pendeskripsian ini merupakan salah satu upaya menjaga dan

melestarikan budaya yang ada di Simalungun khususnya di Kecamatan Raya kabupaten Simalungun.


(20)

7

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah adalah penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang diketahui tidak terlalu luas. Identifikasi masalah tersebut sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang mengatakan bahwa:“Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan-pertanyaan”.

Berdasarkan ulasan dan uraian latar belakang masalah yang sudah dijelaskan, maka penulis mengidentifikasikan masalah pada Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh sihol menjadi beberapa pertanyaan yaitu;

1. Bagaimana asal-usul Doding Ilah Bolon?

2. Bagaimana eksistensi Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun?

3. Bagaimana fungsiDoding Ilah bolondalam Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun?

4. Apamakna Doding Ilah bolondalam Marsombuh Sihol di Kecamatan raya Kabupaten Simalungun?

5. Bagaimana usaha untuk mempertahankan Doding Ilah Bolon dalam setiap acara Marsombuh Sihol?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah adalah upaya untuk menetapkan batasan permasalahan dengan jelas yang memungkinkan faktor-faktor mana yang


(21)

8

termasuk dalam ruang lingkup masalah.Dalam penyusunan karya tulis ini sangat diperhatikan batasan masalah sebagai upaya membantu penulis untuk merinci penelitian.

Pada prinsipnya masalah yang terlalu luas dan tidak terperinci relatif tidak dapat dipakai dan di analisis karena batasan-batasan permasalahannya yang tidak jelas. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi (2006:30)

yang menyatakan bahwa:“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan

dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan peneliti, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas”.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana eksistensi Doding Ilah bolon dalam Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun?

2. Bagaimana fungsi Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun?

3. Apa makna Doding Ilah bolondalam Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun?

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,


(22)

9

sehingga dapat membantu dan mendukung dalam menemukan jawaban pertanyaan. Bungin (2011:77) mengatakan bahwa rumusan masalah tidak berarti sama persis dengan tujuan penelitian, tetap keduanya tetap berada secara substansial, karena rumusan masalah dibuat dalam konteks mengungkapkan substansi masalah dengan tujuan penelitian dibuat untuk mengungkapkan keinginan peneliti dalam suatu penelitian.

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, maka rumusan masalah yang akan di bahas dan dipecahkan dalam penelitian ini adalah :Bagaimana Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Studi Terhadap Eksistensi Fungsi dan Makna.

E. Tujuan penelitian

Setiap kegiatan selalu berorientasi kepada tujuan tertentu. Tanpa adanya suatu tujuan tertentu yang jelas maka kegiatan tersebut tidak dapat terarah karena tidak tahu apa yang ingin dicapai dari kegiatan yang dilakukan tersebut. Berhasil tidaknya suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan terlihat pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Azril (2008:18)

mengatakan bahwa:“Tujuan penelitian merupakan pernyataan yang

mengungkapkan hal yang diperoleh pada ahli penelitian sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan adalah sesuatu yang diharapkan peneliti”. Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui eksistensi Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun


(23)

10

2. Untuk mengetahuifungsi Doding Ilah bolondalam Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

3. Untuk mengetahui makna Doding Ilah bolon dalam Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

F. Manfaat Penelitian

Seorang yang melakukan penelitian tentu dapat memikirkan kemungkinan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitiannya. Peneliti akan mempunyai manfaat jika tujuan yang diharapkan tercapai. Manfaat penelitian adalah suatu yang dapat memeberi faedah mendatangkan keuntungan baik bagi peneliti, lembaga maupun orang lain.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca, khususnya bagi masyarakat untuk mengenal secara jelas fungsi dan makna Doding Ilah

Bolon dalam acara Marsombuh Sihol.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada setiap pembaca untuk mengenal kesenian tradisional masyarakat Simalungun 3. Sebagai bahan referensi bahan penelitian yang lebih relevan lagi bagi

peneliti di kemudian hari.

4. Memberi motivasi bagi setiap pembaca dalam meningkatkan rasa keingintahuan terhadap kesenian tradisional Simalungun serta turut serta dalam melestarikan kesenian tradisional daerahnya.

5. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan Seni Musik Universitas Negeri Medan.


(24)

67 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Doding Ilah Bolon adalah nyanyian rakyat Simalungun yang masih tetap dilestarikan dari dahulu sampai saat ini. Namun dengan berkembangnya zaman, Doding Ilah Bolon tidak hanya dinyanyikan hanya pada saat musim panen dan pesta rondang bintang saja. Pada saat ini dalam setiap kegiatan masyarakat Simalungun baik dalam pesta pernikahan, pagelaran budaya, Mambere tungkot (memberi tongkat), marsombuh sihol, pesta ulang tahun, memasuki rumah baru selalu dinyanyikan Doding Ilah Bolon.

2. Fungsi Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol adalah sebagai (1) Fungsi Kenikmatan estetika, (2) Fungsi Hiburan, (3) Fungsi Komunikasi, (4) Fungsi simbolis, (5) Fungsi Respon Fisik, (6) dan Fungsi Kontribusi terhadap kelangsungan dan stabilitas budaya

3. Makna Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol adalah mencakup 3 aspek yaitu penggunaan tanda penyampaian dan isi pesan. Namun peneliti melihat bahwa makna yang terkandung dalam syair Doding Ilah Bolon

tersebut tidak lagi memiliki isi pesan atau penyampaian perasaan, isi hati


(25)

68

syair Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol hanya sekedar menunjukkan ciri khas Simalungun.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka penulis dapat memberikan beberapa saran yaitu:

1. Agar kebudayaan suku Simalungun dapat dilestarikan dan eksis diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Simalungun khususnya di bidang Pariwisata Kebudayaan agar lebih memperhatikan Eksistensi Doding Ilah Bolon terhadap budaya Simalungun dan memberikan perhatian juga kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan kesenian Simalungun tidak hanya pada pesta Marsombuh Sihol namun perlu dilestarikan dan dipromosikan kepada Provinsi atau secara Nasional maupun Internasional agar diakui oleh dunia. 2. Penulis mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten Simalungun lebih sering

mengadakan pertunjukan kesenian Simalungun ini karena akan membantu masyarakat luas dapat mengenal juga memahami kesenian tersebut baik secara Eksistensi Fungsi dan Makna.

3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar seluruh masyarakat Simalungun turut melestarikan kebudayaan Simalungun yang nantinya dapat menjadi bahan referensi yang akurat serta dapat membantu peneliti lainnya yang tertarik ingin meneliti kebudayaan ini kembali, sehingga kesenian Simalungun ini akan tetap terlestarikan dengan baik hingga dapat diingat dan dibudayakan kembali oleh anak cucu penerus bangsa Indonesia.


(26)

69

4. Diharapkan kepada seniman Simalungun untuk bisa mengangkat kembali syair Doding Ilah Bolon yang hampir punah ini sehingga muncul Doding Ilah

Bolon dengan syair aslinya dan akan slalu dikenang sebagai sebuah nyanyian

pada saat Marsombuh Sihol.

5. Hendaknya Doding Ilah Bolon tetap diaplikasikan dalam Marsombuh Sihol karena sangat berpengaruh positif terhadap jalinan kekerabatan di tengah-tengah kehidupan masyarakat Simalungun serta memberi dampak positif terhadap perkembangan mental khususnya muda-mudi agar semakin percaya diri dan tangguh menghadapi kebudayaan luar yang semakin pesat. Dengan adanya sikap positif dan apresiasi yang baik terhadap Doding Ilah Bolon di tengah-tengah kehidupan berbudaya masyarakat Simalungun timbul harapan akan semakin terjaganya lagu-lagu tradisional Simalungun dari kepunahan oleh karena kemajuan zaman.


(27)

70

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, 2009.Keberadaan Alat Musik Salinggung Pada Masyarakat

Simalungun di Desa Simbolon Tengkoh Kecamatan Panombean Panei Kabupaten Simalungun.Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni

Universitas Negeri Medan.

Azril. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Baru, Nuri.2012. Keberadaan Lagu Taur-taur Simbandar di Desa Pagar Manik

Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai.Medan: Skripsi Fakultas

Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Damanaik,Lina. 2015. Doding Ilah Bolon dalam Marsobuh Sihol Studi Terhadap

Eksistensi Fungsi dan Makna. Pematang Raya.

Hadeli.2006. Metode Penelitian Kependidikan. Padang: Quantum Teaching. Hutagalung, Anna M. 2012. Keberadaan Nyanyian Urdo-urdo Pada Masyarakat

Simalungun di Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas

Negeri Medan.

Kuntjaraningrat (2004:9). Ilmu sosial dan Budaya Dasar.Jakarta : Kencana. Koentjaraningrat. 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:

Penelitian Gramedia.

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Manik, Febi A. 2012. Keberadaan Musik Tradisional Simalungun Dalam pesta

Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Medan:

Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Purba, Dermawan. 2005. Nilai Filosofi dan Seni Budaya dalam Nyanyian Anak

pada Masyarakat Simalungun.

Purba, Prawika L. 2014. Kajian bentuk dan makna lagu Juma Tidahan di Desa

Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. Medan:

Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Saragih, A,K. (1988). Musik Tradisional Simalungun. Pematang Siantar: Partuha Maujana.


(28)

71

Saragih, Eri Y. 2013. Keberadaan Alat Musik Gonrang Sidua-Dua Pada

Masyarakat Simalungun Di Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun. Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas

Negeri Medan.

Sinaga, Eva J. 2014. Bentuk dan Makna Ende Sitogol Pada Masyarakat

Mandailing di Desa Aek Bayur Padangsidimpuan. Medan: Skripsi

Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(1)

2. Untuk mengetahuifungsi Doding Ilah bolondalam Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

3. Untuk mengetahui makna Doding Ilah bolon dalam Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

F. Manfaat Penelitian

Seorang yang melakukan penelitian tentu dapat memikirkan kemungkinan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitiannya. Peneliti akan mempunyai manfaat jika tujuan yang diharapkan tercapai. Manfaat penelitian adalah suatu yang dapat memeberi faedah mendatangkan keuntungan baik bagi peneliti, lembaga maupun orang lain.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca, khususnya bagi masyarakat untuk mengenal secara jelas fungsi dan makna Doding Ilah Bolon dalam acara Marsombuh Sihol.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada setiap pembaca untuk mengenal kesenian tradisional masyarakat Simalungun 3. Sebagai bahan referensi bahan penelitian yang lebih relevan lagi bagi

peneliti di kemudian hari.

4. Memberi motivasi bagi setiap pembaca dalam meningkatkan rasa keingintahuan terhadap kesenian tradisional Simalungun serta turut serta dalam melestarikan kesenian tradisional daerahnya.

5. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan Seni Musik Universitas Negeri Medan.


(2)

67

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Doding Ilah Bolon adalah nyanyian rakyat Simalungun yang masih tetap dilestarikan dari dahulu sampai saat ini. Namun dengan berkembangnya zaman, Doding Ilah Bolon tidak hanya dinyanyikan hanya pada saat musim panen dan pesta rondang bintang saja. Pada saat ini dalam setiap kegiatan masyarakat Simalungun baik dalam pesta pernikahan, pagelaran budaya, Mambere tungkot (memberi tongkat), marsombuh sihol, pesta ulang tahun, memasuki rumah baru selalu dinyanyikan Doding Ilah Bolon.

2. Fungsi Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol adalah sebagai (1) Fungsi Kenikmatan estetika, (2) Fungsi Hiburan, (3) Fungsi Komunikasi, (4) Fungsi simbolis, (5) Fungsi Respon Fisik, (6) dan Fungsi Kontribusi terhadap kelangsungan dan stabilitas budaya

3. Makna Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol adalah mencakup 3 aspek yaitu penggunaan tanda penyampaian dan isi pesan. Namun peneliti melihat bahwa makna yang terkandung dalam syair Doding Ilah Bolon tersebut tidak lagi memiliki isi pesan atau penyampaian perasaan, isi hati terhadap seseorang atau lawan jenis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa


(3)

syair Doding Ilah Bolon dalam Marsombuh Sihol hanya sekedar menunjukkan ciri khas Simalungun.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka penulis dapat memberikan beberapa saran yaitu:

1. Agar kebudayaan suku Simalungun dapat dilestarikan dan eksis diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Simalungun khususnya di bidang Pariwisata Kebudayaan agar lebih memperhatikan Eksistensi Doding Ilah Bolon terhadap budaya Simalungun dan memberikan perhatian juga kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan kesenian Simalungun tidak hanya pada pesta Marsombuh Sihol namun perlu dilestarikan dan dipromosikan kepada Provinsi atau secara Nasional maupun Internasional agar diakui oleh dunia. 2. Penulis mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten Simalungun lebih sering

mengadakan pertunjukan kesenian Simalungun ini karena akan membantu masyarakat luas dapat mengenal juga memahami kesenian tersebut baik secara Eksistensi Fungsi dan Makna.

3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar seluruh masyarakat Simalungun turut melestarikan kebudayaan Simalungun yang nantinya dapat menjadi bahan referensi yang akurat serta dapat membantu peneliti lainnya yang tertarik ingin meneliti kebudayaan ini kembali, sehingga kesenian Simalungun ini akan tetap terlestarikan dengan baik hingga dapat diingat dan dibudayakan kembali oleh anak cucu penerus bangsa Indonesia.


(4)

4. Diharapkan kepada seniman Simalungun untuk bisa mengangkat kembali syair Doding Ilah Bolon yang hampir punah ini sehingga muncul Doding Ilah Bolon dengan syair aslinya dan akan slalu dikenang sebagai sebuah nyanyian pada saat Marsombuh Sihol.

5. Hendaknya Doding Ilah Bolon tetap diaplikasikan dalam Marsombuh Sihol karena sangat berpengaruh positif terhadap jalinan kekerabatan di tengah-tengah kehidupan masyarakat Simalungun serta memberi dampak positif terhadap perkembangan mental khususnya muda-mudi agar semakin percaya diri dan tangguh menghadapi kebudayaan luar yang semakin pesat. Dengan adanya sikap positif dan apresiasi yang baik terhadap Doding Ilah Bolon di tengah-tengah kehidupan berbudaya masyarakat Simalungun timbul harapan akan semakin terjaganya lagu-lagu tradisional Simalungun dari kepunahan oleh karena kemajuan zaman.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, 2009.Keberadaan Alat Musik Salinggung Pada Masyarakat Simalungun di Desa Simbolon Tengkoh Kecamatan Panombean Panei Kabupaten Simalungun.Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Azril. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Baru, Nuri.2012. Keberadaan Lagu Taur-taur Simbandar di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai.Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Damanaik,Lina. 2015. Doding Ilah Bolon dalam Marsobuh Sihol Studi Terhadap Eksistensi Fungsi dan Makna. Pematang Raya.

Hadeli.2006. Metode Penelitian Kependidikan. Padang: Quantum Teaching. Hutagalung, Anna M. 2012. Keberadaan Nyanyian Urdo-urdo Pada Masyarakat

Simalungun di Desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Kuntjaraningrat (2004:9). Ilmu sosial dan Budaya Dasar.Jakarta : Kencana. Koentjaraningrat. 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:

Penelitian Gramedia.

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Manik, Febi A. 2012. Keberadaan Musik Tradisional Simalungun Dalam pesta Marsombuh Sihol di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Purba, Dermawan. 2005. Nilai Filosofi dan Seni Budaya dalam Nyanyian Anak pada Masyarakat Simalungun.

Purba, Prawika L. 2014. Kajian bentuk dan makna lagu Juma Tidahan di Desa Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Saragih, A,K. (1988). Musik Tradisional Simalungun. Pematang Siantar: Partuha Maujana.


(6)

Saragih, Eri Y. 2013. Keberadaan Alat Musik Gonrang Sidua-Dua Pada

Masyarakat Simalungun Di Kecamatan Silimakuta Kabupaten

Simalungun. Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Sinaga, Eva J. 2014. Bentuk dan Makna Ende Sitogol Pada Masyarakat Mandailing di Desa Aek Bayur Padangsidimpuan. Medan: Skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.