Pronomina Dalam Bahasa Simalungun Di Kecamatan Raya Kahean
Pronomina Dalam Bahasa Simalungun
Di Kecamatan Raya Kahean
SKRIPSI
OLEH
Erma Siahaan
090701024
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
(2)
PRONOMINA DALAM BAHASA SIMALUNGUN
DI KECAMATAN RAYA KAHEAN
OLEH ERMA SIAHAAN
090701024
Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana sastra dan telah
disetujui oleh :
Pembibmbing I Pembimbing II
Drs. Pribadi Bangun, M. Hum Dra. Rosliana Lubis, M.Hum NIP 19581019 198601 1 002 NIP 19630524 198903 2 002
Departemen Sastra Indonesia Ketua,
Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. NIP 196209251989031017
(3)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, Juli 2013
(4)
PRONOMINA DALAM BAHASA SIMALUNGUN DI KECAMATAN RAYA KAHEAN
OLEH ERMA SIAHAAN
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Pronomina dalam Bahasa Simalungun yang di gunakan di Desa Bah Tonang di Kecamatan Raya Kahean. Pokok analisis dalam penelitian ini adalah jenis dan fungsi pronomina dalam bahasa Simalungun. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Alwi yang dipadukan dengan teori Badudu. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik sadap juga teknik catat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih dan metode padan. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa pronomina bahasa Simalungun terbagi atas tiga yaitu pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina penanya. Pronomina persona dalam bahasa Simalungun terbagi atas dua yaitu pronomina persona sebenarnya dan pronomina tidak sebenarnya. Fungsi pronimona bahasa Simalungun adalah untuk menggantikan orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga yang disesuaikan dengan empat parameter yaitu jenis kelamin, status sosial, umur, dan keakraban. Fungsi pronomina penunjuk adalah untuk menunjukkan tempat, sesuatu hal, dan sesuatu yang bersifat umum. Sedangkan pronomina penanya berfungsi sebagai pemarkah (penanda) pertanyaan.
(5)
PRAKATA
Segala puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Bapa di Sorga atas segala limpahan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, baik berupa motivasi, perhatian, doa, petunjuk praktis, dan nasihat. Penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M. A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. sebagai Ketua Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya USU
3. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P. sebagai Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia
4. Bapak Drs. Pribadi Bangun, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak dan sabar memberikan bimbingan serta dukungan selama penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Rosliana Lubis, M.Hum. sebagai dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis mengikuti perkuliahan.
(6)
7. Kepala Desa dan seluruh warga Desa Bah Tonang, Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data
8. Teristimewa untuk kedua orangtua penulis S.Siahaan dan T.Situmorang yang senantiasa memberi dukungan baik material, doa, motivasi, dan petunjuk praktis, serta saudara penulis Yesi, Bintoni, Ardy, Rantina, dan Siska. Dengan kesungguhan penulis persembahkan semua ini sebagai tanda sayang dan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan selama ini.
9. Kekasih tercinta Simon Petrus Purba yang sekaligus informan yang telah banyak memberikan dukungan, baik berupa motivasi, doa, semangat, nasihat, petunjuk praktis, serta bantuan dalam pengumpulan data selama penulis meneliti.
10. Teman - teman seperjuangan stambuk ’09 yang lucu-lucu, centil, dan baik hati terkhusus buat Iska yang selalu sabar mengajari dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, juga Merlin yang selalu setia menemani untuk mengurus segala sesuatu di kampus, begitu juga buat teman-teman yang lain Chyma, Ribka, Rina, Tiur, Diana, Yanti, Siska, Jeni, Intan, Yoyo,Tio , Kristi, Choloe yang selalu setia untuk mendukung dan memberi semangat penuh dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Kakak Kelompok CLEMENTINE ( K’Lela) yang selalu setia memberi semangat dan teman kelompok ( Merlin, Yoyo, Tio, dan Norton).
(7)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.
Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan pengetahuan pembaca.
Medan, Juli 2013 Penulis,
(8)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
PRAKATA ... iii
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN……… 1
1.1 Latar Belakang……….. 1
1.2 Rumusan Masalah……… 6
1.3 Batasan Masalah……… 6
1.4 Tujuan Penelitian.……… 6
1.5 Manfaat Penelitian……… 7
1.5.1 Manfaat Teoritis ………... 7
1.5.2 Manfaat Praktis ………... 7
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA….. 8
2.1 Konsep……… 8
2.1.1 Pronomina ………... 8
2.1.2 Fungsi Pronomina………... 9
2.2 Landasan Teori ………... 10
2.3 Tinjauan Pustaka……….. 12
(9)
3.1 Lokasi Penelitian………... 14
3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data………... 16
3.3 Metode dan Teknik Analisis Data……….. 18
BAB IV ANALISIS PRONOMINA BAHASA SIMALUNGUN…….. 22
4. 1 Pengantar... 23
4.2 Jenis-Jenis Pronomina Bahasa Simalungun………. 22
4.2.1 Pronomina Persona………. 22
4.2.2 Pronomina Penunjuk……….. 26
4.2.3 Pronomina Penanya……… 28
4.3 Fungsi Pronomina Bahasa Simalungun………. 29
4.3.1 Fungsi Pronomina Persona………. 30
4.3.1.1 Fungsi Pronomina Persona Pertama……… 31
4.3.1.2 Fungsi Pronomin Persona Kedua……… 34
4.3.1.3 Fungsi Pronomin Persona Ketiga……… 38
4.3.1.4 Pronomina tidak sebenarnya………... 41
4.3.2 Fungsi Pronomina Penunjuk……….. 55
4.3.2.1 Fungsi Pronomina Penunjuk Umum……….. 55
4.3.2.2 Fungsi Pronomina Penunjuk Tempat………. 57
4.3.2.3 Fungsi Pronomina Penunjuk Ikhwal………... 60
(10)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… 64
5.1 Simpulan………. 64 5.2 Saran……… 67 DAFTAR PUSTAKA
(11)
PRONOMINA DALAM BAHASA SIMALUNGUN DI KECAMATAN RAYA KAHEAN
OLEH ERMA SIAHAAN
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Pronomina dalam Bahasa Simalungun yang di gunakan di Desa Bah Tonang di Kecamatan Raya Kahean. Pokok analisis dalam penelitian ini adalah jenis dan fungsi pronomina dalam bahasa Simalungun. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Alwi yang dipadukan dengan teori Badudu. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik sadap juga teknik catat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih dan metode padan. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa pronomina bahasa Simalungun terbagi atas tiga yaitu pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina penanya. Pronomina persona dalam bahasa Simalungun terbagi atas dua yaitu pronomina persona sebenarnya dan pronomina tidak sebenarnya. Fungsi pronimona bahasa Simalungun adalah untuk menggantikan orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga yang disesuaikan dengan empat parameter yaitu jenis kelamin, status sosial, umur, dan keakraban. Fungsi pronomina penunjuk adalah untuk menunjukkan tempat, sesuatu hal, dan sesuatu yang bersifat umum. Sedangkan pronomina penanya berfungsi sebagai pemarkah (penanda) pertanyaan.
(12)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam etnis dan setiap etnis mempunyai bahasa daerah masing-masing. Setiap etnis tersebut dalam percakapan sehari-hari tidak selalu menggunakan bahasa Indonesia. Mereka cenderung menggunakan bahasa daerah mereka masing-masing. Masyarakat di Indonesia, selain menggunakan bahasa Indonesia, juga menggunakan bahasa daerah sebagai alat untuk berkomunikasi, misalnya masyarakat Simalungun Desa Bah Tonang kecamatan Raya Kahean di Kabupaten Simalungun, yang mayoritas menggunakan bahasa Simalungun.
Etnis Batak Simalungun yang menggunakan bahasa Simalungun berada di Kabupaten Simalungun dan sebagian di wilayah Deli Serdang. Kabupaten Simalungun yang merupakan pusat populasi penutur bahasa Simalungun berbatasan dengan empat tetangga, yaitu Kabupaten Deli Serdang/Serdang Bedagai, Karo, Toba Samosir, dan Asahan. Luas wilayah Kabupaten Simalungun 4,386,6 km² atau 6,12% dari luas wilayah provinsi Sumatera utara.
Bahasa Simalungun merupakan bagian dari bahasa-bahasa daerah yang hidup di Indonesia. Bahasa Simalungun berfungsi sebagai alat komunikasi antarindividu, antarmasyarakat khususnya antarSimalungun. Bila dilihat dari segi kedudukannya, bahasa Simalungun merupakan bahasa yang dipelihara dan dibina oleh para
(13)
penuturnya serta dihormati oleh negara karena merupakan bagian dari kebuadayaan yang hidup.
Salah satu aspek yang ada dalam setiap bahasa termasuk dalam bahasa Simalungun adalah pronomina. Pronomina adalah kata yang mengacu kepada nomina yang lain, yakni pronomina persona, penunjuk, dan penanya. Dalam bahasa Simalungun, pronomina mempunyai peranan yang penting dalam komunikasi, seorang penutur bahasa Simalungun harus mengetahui dengan baik, seluk-beluk pronomina dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahpahaman akibat pemakaian pronomina yang tidak sesuai dengan tatakrama dan sopan santun yang berlaku di lingkungan masyarakat Simalungun.
Pronomina persona yang dipakai harus disesuaikan dengan siapa kita berbicara (lawan bicara), situasi dan lingkungan pembicaraan agar tidak terjadi salah paham antara pembicara dan lawan bicara yang bisa mengakibatkan terganggunya komunikasi.
Beberapa contoh pronomina yang digunakan dalam bahasa Simalungun adalah sebagai berikut :
ho ‘kamu’
ham ‘kamu’
hanami ‘kami’
hanima ‘kalian’
nassiam ‘kalian’
ia ‘dia’
(14)
ambia ‘panggilan akrab untuk sesama pria ’
baya ‘panggilan akrab untuk sesama perempuan’
au ‘aku’
hita ‘kita’
andon/on ‘ini’
andai/ai ‘itu’
ijon ‘di sini’
ijai ‘di sana’
hunjon ‘dari sini’
hunjai dari sana’
hujai ‘ke sana’
hujon ‘ke sini’
aha ‘apa’
ise ‘siapa’
na ija ‘yang mana’
Pemakaian pronomina, yang ditinjau dari segi sosiolinguistiknya, disesuaikan dengan empat parameter, yaitu status sosial, umur, jenis kelamin, dan keakraban (Nababan, 1984 :2).
Adanya tingkatan sosial dalam masyarakat dapat dilihat dari dua segi : pertama dari segi kebangsawanan kalau ada; dan kedua dari segi kedudukan sosial yang ditandai dengan tingkatan pendidikan dan keadaan perekonomian yang dimiliki. Biasanya orang yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan memiliki taraf perekonomian yang lebih baik. Namun, ini tidak mutlak. Bisa saja taraf pendidikannya baik, namun taraf perekonomiannya kurang baik. Sebaliknya, ada
(15)
yang memiliki taraf pendidikan kurang baik, namun memiliki taraf perekonomian yang baik (Chaer 1995:39).
Pronomina-pronomina di atas mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi ada kalanya mempunyai kedudukan yang sama. Misalnya, pronomina ho ‘kamu’ dan ham
‘kamu’ dalam bahasa Simalungun. Pronomina ho ‘kamu’ digunakan seorang pembicara apabila lawan bicara masih sederajat atau orang yang lebih muda dibandingkan dengan si pembicara sedangkan ham ‘kamu’ digunakan untuk orang yang lebih tua dari si pembicara. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara si pembicara dengan lawan bicara. Demikian juga penggunaan pronomina ambia ‘panggilan sesama pria’ digunakan untuk kata ganti sesama pria bilamana antara si pembicara dengan lawan bicara harus sebaya dan sudah kenal atau akrab. Sebaliknya, sama halnya dengan pronomina baya ‘panggilan sesama perempuan’ yang digunakan untuk kata ganti sesama perempuan yang sebaya atau sederajat yang sudah kenal atau akrab, misalnya :
Doni : Laho huja Ho Ambia? [Mau ke mana kamu] ‘Mau ke mana kamu?’ Petrus : Laho hu juma.
[hendak ke ladang] ‘Mau ke ladang’
Rina : Aha do na diboan min Baya? [Apa nya yang dibawa kamu teman?]
(16)
‘Apakah yang kamu bawa itu’ Nita : Sayur kasang
[Sayur kacang]
‘Sayur kacang’
Pronomina ambia pada percakapan di atas adalah panggilan kepada orang yang sebaya atau lebih muda sesama laki-laki yang sudah kenal atau akrab, sedangkan pronomina baya adalah panggilan untuk sesama perempuan yang sudah kenal atau akrab. Pronomina ho pada percakapan di atas adalah panggilan kepada orang yang kedudukannya lebih rendah atau sebaya. Pemakaian pronomina semua bahasa harus sesuai dengan situasi dan dengan siapa kita berkomunikasi karena sering terjadi pemakaian pronomina tersebut tidak sesuai tatakrama, sopan santun, adat istiadat yang berlaku di lingkungan tempat kita mengadakan komunikasi. Ketidaksesuaian ini akan menimbulkan kesalahpahaman sehingga kita dianggap orang yang tidak sopan dan tidak beradat.
Penelitian bahasa Simalungun sudah banyak dilakukan orang, baik oleh ahli bahasa asing maupun ahli bahasa yang ada di Indonesia. Namun, dari penelitian tersebut belum ada yang meneliti tentang pronomina dalam bahasa Simalungun.
Hal itulah yang menjadi perhatian penulis sehingga penulis ingin membuat suatu deskripsi tentang berbahasa dalam bahasa Simalungun di Desa Bah Tonang Kecamatan Raya Kahean, khususnya mengenai pronomina.
(17)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah jenis-jenis pronomina dalam bahasa Simalungun? 2. Bagaimanakah fungsi pronomina dalam bahasa Simalungun?
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada jenis pronomina dan fungsi pronomina dalam bahasa Simalungun yang digunakan masyarakat penutur bahasa Simalungun di Desa Bah Tonang Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun.
1.4 Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan baik oleh pribadi maupun kelompok pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Begitu juga dengan penulis dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk :
1. Mendeskripsikan jenis-jenis pronomina dalam bahasa Simalungun dan 2. Mendeskripsikan fungsi pronomina dalam bahasa Simalungun
(18)
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis
1. Sebagai sumber masukan bagi peneliti bahasa Simalungun selanjutnya, dan 2. Sebagai petunjuk bagi masyarakat umum yang ingin belajar bahasa
Simalungun pada umumnya, dan khususnya bagi masyarakat penutur bahasa Simalungun.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Sebagai bahan perbandingan penelitian mengenai bahasa Simalungun berdasarkan kajian Pronomina
2. Acuan mata pelajaran bahasa daerah khususnya mengenai Pronomina Bahasa Simalungun mulai dari tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga SMA yang ada wilayah penutur bahasa Simalungun tersebut.
(19)
BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).
2.1.1 Pronomina
Kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina lain yang berfungsi untuk menggantikan nomina disebut pronomina (Widjono,2005:124). Pronomina berfungsi untuk menggantikan nomina. Nomina yang digantikan itu disebut anteseden.
Ada tiga macam pronomina, yaitu:
(1) Pronomina persona adalah pronomina yang mengacu pada orang. Persona pertama tunggal saya,aku,daku,-ku dan persona jamak kami; pesona kedua tunggal engkau, kamu, Anda, dikau, kau-, -mu dan persona jamak kalian, kamu sekalian, Anda sekalian; persona ketiga tunggal ia, dia, beliau, -nya dan jamak mereka.
(2) Pronomina penunjuk: (a) pronomina penunjuk umum ialah, ini, itu dan anu; pronomina penunjuk tempat sini, situ, sana;
(3) Pronomina penanya adalah pronomina yang digunakan sebagai pemarkah (penanda) pertanyaan. dari segi makna, ada dua jenis, yaitu: (a) orang siapa,
(20)
(b) barang apa menghasilkan turunan di mana, ke mana, dari mana, bagaimana, dan bilamana.
2.1.2 Fungsi Pronomina
Pronomina adalah kata ganti dengan benda yang lain. Dalam penggunaan pronomina mempunyai beberapa syarat atau dapat dikatakan mempunyai penempatan sesuai dengan fungsi-fungsinya. Kata ganti adalah kata benda yang menyatakan orang seringkali diganti kedudukannya dalam pertuturan dengan sejenis (Chaer, 1993). Bahasa-bahasa berbeda dalam sisten sopan santun berbahasa, tetapi semuanya mempunyai kesopanan dan secara lazim diungkapkan dengan kata ganti orang, sistem sapaan, penggunaan gelar dan sebagainya (Ohoiwutun 1997 : 87-88). Setiap pronomina digunakan berdasarkan fungsinya masing-masing agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pembicara dengan lawan bicara. Selain itu perlu diketahui penempatan setiap pronomina yang diujarkan harus sesuai dengan tatakrama dan sopan santun yang berlaku dilingkungan seorang pembicara.
Pronomina persona mengacu pada orang atau pronomina yang menggantikan orang, pertama, kedua dan ketiga. Pronomina penunjuk mengancu kepada acuan dekat dengan si pembicara, ke masa yang akan datang dan informasi yang disampaikan atau mengacu pada acuan yang agak jauh dari si pembicara, ke masa yang lampau atau informasi yang sudah disampaikan. Pronomina penanya adalah pronomina yang berfungsi sebagai pemarkah pertanyaan Alwi (2003 :249-274). Dalam beberapa bahasa, tingkatan sosial antara si pembicara dengan si pendengar
(21)
diwujudkan dalam seleksi kata dan sistem morfologi tertentu misalnya kata kerja yang sesuai, kata ganti yang sesuai, dan kata benda yang sesuai untuk si pendengar. Hal tersebut menunjukkan perbedaan sikap atau kedudukan sosial antara si pembicara, si pendengar dan yang dibicarakan atas yang bersangkutan.
Penggunaan pronomina persona dalam bahasa Indonesia biasanya dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin status sosial, dan keakraban, karena budaya kita memperhatikan sekali hubungan sosial antarmanusia.
2.2 Landasan Teori
Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada pronomina lain (Alwi, 2003 :249-274).
Dalam menelitian ini penulis menguraikan beberapa pendapat para pakar diantaranya :
Widjono Hs (2005: 124) membagi pronomina menjadi tiga macam yaitu : 1. Pronomina persona yaitu pronomina yang mengacu kepada orang, 2. Pronomina penunjuk, dan
3. Pronomina penanya yaitu pronomina yang digunakan sebagai pemarkah (penanda) pertanyaan
Chaer (1994:115-126) membagi pronomina menjadi :
1. Kata ganti orang pertama, contoh saya, aku, kami, dan kita ; 2. Kata ganti orang kedua, contoh kamu, engkau, dan kalian ; dan
(22)
Badudu (1982:126) membagi pronomina persona menjadi dua bagian besar yaitu 1. Pronomina sebenarnya yang terdiri dari :
a. Pronomina persona pertama, contohnya : saya, aku
b. Pronomina persona kedua, contoh : kamu
c. Pronomina persona ketiga, contoh :dia, mereka
2. Pronomina persona tak sebenarnya, contoh : beliau, ibu,dan bapak. Alwi (2003 :249-274) membagi pronomina menjadi tiga jenis seperti berikut :
1. Pronomina persona (kata ganti orang) orang yang meliputi pronomina persona pertama yaitu saya dan aku ;pronomina persona kedua yaitu kau dan
kamu ;pronomina persona ketiga yaitu dia dan mereka.
2. Pronomina penunjuk ( kata ganti penunjuk) meliputi pronomina penunjuk ikhwal yaitu begini dan begitu ; pronomina penunjuk umum yaitu ini, itu dan
anu; pronomina penunjuk tempat yaitu di sana, di sini, ke sana, ke sini, dari sini, dan dari sana.
3. Pronomina penanya (kata ganti penanya) yaitu : siapa, apa, mana, mengapa, kenapa,kapan,bilamana, di mana, ke mana, dari mana, bagaimana, berapa, keberapa.
Sugono, 2003 :104) membagi pronomina menjadi : 1. Pronomina persona antara lain saya, kamu, mereka
2. Pronomina penunjuk antara lain ini, itu, sana, sini, dan
(23)
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut maka landasan teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah uraian pronomina menurut Alwi dan Badudu. Alasan peuilis menjadikan pendapat Alwi tersebut menjadi landasan teori karena semua jenis pronomina yang diuraikan para ahli lain sudah tercakup di dalamnya, lebih lengkap lagi jika dipadukan dengan jenis pronomina yang dibagi oleh J.S.Badudu (1981 : 126). Badudu membagi pronomina persona menjadi dua bagian besar yaitu pronomina persona sebenarnya dan pronomina tidak sebenarnya.
2.3 Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, ada sejumlah sumber yang relevan untuk dikaji dalam penelitian ini, ada pun sumber- sumber tersebut adalah sebagai berikut :
Yenny Kristin Aritonang (1996) dalam skripsinya yang berjudul Pronomina Bahasa Pesisir di Kecamatan Sorkam Sibolga. Penelitian ini memaparkan atau menguraikan tentang pronomina persona, penunjuk, dan penanya yang digunakan pada bahasa Pesisir Kecamatan Sorkam Sibolga dengan teori Moeliono dan Badudu.
Rahmat Kartolo S. (2001) yaitu Pronomina Bahasa Batak Toba : Tinjauan Sosiolinguistik, berisi tentang jenis-Jenis pronomina dalam bahasa Batak Toba serta fungsi pronomina tersebut di dalam masyarakat dengan tinjauan sosiolinguistik.
Penelitian tentang pronomina juga sudah pernah diteliti oleh Tugiman (1998) dengan judul Pronomina Persona yang Dipakai di Stasiun Pinang Baris, penelitian
(24)
tersebut menguraikan pronomina Persona dalam bahasa Indonesia yang digunakan di Stasiun Pinang Baris tanpa menjelaskan fungsi pronomina tersebut.
Meliala (1999) dengan judul Pronomina Bahasa Batak Karo : Tinjauan Sosiolinguistik, berisi tentang Jenis-jenis Pronomina dalam bahasa Batak Karo serta fungsi pronomina tersebut di dalam masyarakat Batak Karo dengan tinjauan sosiolinguistik.
Arie Yuanita (2006) dengan judul Pronomina dalam Bahasa Pesisir Sibolga.
Penelitian ini memaparkan atau menguraikan tentang jenis-jenis dan fungsi pronomina yang ada di Pesisir Sibolga dengan teori Moeliono.
Bahasa simalungun sudah pernah diteliti oleh Rini Apriani (2009) yang berjudul Bilingualisme pada Masyarakat Simalungun di Kecamatan Pematang Raya
membicarakan tentang penyebab bilingualis pada masyarakat Simalungun di Kecamatan Pematang Raya Desa Sondi Raya
Lasmaina Simarmata (2009) berjudul Kesantunan Imperatif dalam Bahasa Simalungun. Penelitian ini membahas tentang bagaimana kesantunan nilai komunikatif imperatif dalam bahasa Simalungun dan bagaimana Kesantunan wujud imperatif dalam bahasa Simalungun.
Dari hasil penelitian di atas penelitian terhadap pronomina bahasa Simalungun belum pernah diteliti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan diteliti tentang bagaimanakah pronomina dalam bahasa Simalungun dan bagaimana fungsi-fungsi pronomina dalam bahasa Simalungun. Hal tersebutlah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti pronomina dalam bahasa Simalungun.
(25)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Desa Bah Tonang, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 6 Mei sampai dengan 6 Juni 2013. Desa Bah Tonang adalah salah satu desa dari sebelas desa yang berada di Kecamatan raya Kahean. Desa yang lain di Kecamatan Raya Kahean adalah Desa Sorba Dolog, Desa Sambosar Raya, Desa Puli Buah, Desa Bangun Raya, Desa Gunung Datas, Desa Panei Raya, Desa Durian Baggal, Desa Bah Bulian, Desa Panduman, dan Desa Sindar Raya. Desa Bah Tonang berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagei di sebelah Timur, Desa Sorba Dolog di sebelah Barat, Kabupaten Serdang Bedagei di sebelah Utara, dan Kecamatan Raya di sebelah Selatan. Desa Bah Tonang terbagi atas empat dusun, yaitu Bah Tonang I, Bah Tonang II, Sorba Bandar dan Serba Jadi (BPS, 2010).
Desa Bah Tonang memiliki luas 14,80 ha (termasuk persawahan, pemukiman, dan pekuburan). Jarak Desa Bah Tonang ke ibu kota kecamatan adalah 15 km dan jarak Desa Bah Tonang ke ibu kota kabupaten adalah 42 km. Perjalanan dari ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan ke Bah Tonang dapat ditempuh dengan transportasi darat, seperti angkutan umum, mobil, dan sepeda motor. Waktu tempuh dari ibu kota kabupaten ke Desa Bah Tonang adalah kurang lebih 150 menit dan dari ibu kota kecamatan adalah 62 menit (BPS, 2010).
(26)
Gambar 3.1 Desa Bah Tonang
Penduduk Desa Bah Tonang berjumlah 1.987 jiwa, 1.062 perempuan dan 925 laki-laki. Pekerjaan penduduk Desa Bah Tonang yaitu petani 85%, wiraswasta dan PNS 15 %.
Desa Bah Tonang termasuk desa yang cukup maju. Desa ini sudah menggunakan listrik dan sudah menggunakan air bersih (PAM). Di desa ini terdapat sekolah dan Puskesmas. Desa Bah Tonang didiami oleh empat suku yaitu suku Simalungun (penduduk asli), Toba, Karo dan Jawa.
(27)
3.2 Metode dan Teknik pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data lisan. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data digunakan adalah metode simak. Metode simak untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Metode menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunakan bahasa secara lisan,tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis, karena metode ini memiliki teknik dasar yang mewujud teknik sadap (Mahsun,2005:92).
Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Dalam arti, penelitian dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan seorang atau beberapa orang. Lebih cepat, teknik sadap ini diikuti dengan teknik lanjutan yang berupa teknik simak libat cakap. Dalam teknik simak libat cakap, peneliti melakukan penyadapan itu dengan cara berpartisipasi sambil menyimak, berpartisipasi dalam pembicaraan, dan menyimak pembicaraan sehingga peneliti terlibat langsung dalam dialog. Selain teknik libat cakap penelitian ini juga menggunakan teknik simak bebas libat cakap. Teknik bebas libat cakap adalah peneliti tidak terlibat dalam dialog, konversasi atau imbal wicara jadi tidak ikut serta dalam proses pembicaraan orang- orang yang saling berbicara. Kemudian teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan peneliti ketika menerapkan metode simak dengan teknik lanjutan di atas (Mahsun, 2005:99).
Dalam pemilihan narasumber, Mahsun (1995:106) mengemukakan bahwa persyaratan seorang informan yang baik terdiri dari :
(28)
1. Berjenis kelamin pria atau wanita 2. Berusia antara 25-65 tahun
3. Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya
4. Memiliki kebanggaan terhadap kebudayaan yang dianutnya 5. Berstatus sosial menengah (tidak rendah atau tinggi)
6. Sehat jasmani dan rohani, maksudnya tidak cacat berbahasa dan memiliki pendengaran yang tajam untuk menangkap pertanyaan dengan tepat sedangkan sehat rohani maksudnya tidak gila atau pikun, dan
7. Dapat berbahasa Indonesia
Kriteria-kriteria di atas dimaksudkan agar data lisan yang diperoleh dari informan dapat akurat dan terandalkan. Informan dalam penelitian ini berjumlah lima orang, tiga orang perempuan dan dua orang laki-laki (lihat lampiran A). Salah satu informan dapat dilihat pada gambar berikut.
(29)
Gambar 3.2 Peneliti dan Informan
Adapun tahap-tahap pengelompokan data adalah sebagai berikut :
1. Mengelompokkan data berdasarkan jenis pronomina persona yang sebenarnya dan yang tidak sebenarnya
2. Mengelompokkan data berdasarkan jenis pronomina penunjuk 3. Mengelompokkan data berdasarkan jenis pronomina penanya
3.3 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang sudah terkumpul adalah metode padan yaitu yang memadankan sesuatu dengan alat penentu lain di
(30)
luar bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13-16) dan metode agih yaitu metode yang memadankan sesuatu dengan alat penentunya adalah bagian dari bahasa yang bersangkutan yaitu bahasa Simalungun di Desa Bah Tonang Kecamatan Raya Kahean. Metode agih dengan teknik lanjutan yaitu teknik ganti digunakan untuk menggantikan pemakaian pronomina yang tidak sesuai atau tidak tepat menjadi pronomina yang sesuai dan tepat penggunaannya dalam bahasa Simalungun di Desa Bah Tonang Kecamatan Raya Kahean.
Metode padan digunakan untuk menyeleksi pronomina yang diperkirakan mempunyai jenis dan fungsi yang sama juga pronomina-pronomina yang jenis dan fungsinya beda. Misalnya pronomina ambia sama dengan pronomina baya. Kedua pronomina ini tidak mempunyai arti yang sesungguhnya dalam bahasa Indonesia tetapi lebih dekat arti kata ambia dan baya adalah teman atau kawan. Pronomina itu digunakan apabila si pembicara dengan lawan bicara sebaya dan sudah kenal atau akrab. Namun dari segi sosiolinguistiknya keduanya berbeda, ambia hanya digunakan kepada orang yang sebaya atau lebih muda sesama laki-laki, sedangkan baya
digunakan untuk panggilan kepada orang yang sebaya sesama perempuan. Contoh :
a. Rina : Boan debah soban hon Baya. [Bawa sebagian kayu ku teman]
‘Bawa sebagian kayu ku ini’ Nita : Eak.
(31)
‘Iya’
b. Simon : Etah makkail hu bah bolon Ambia! [Ayo memancing ke sungai besar teman!] ‘Ayo memancing ke sungai besar!
Petrus : Eak, parlobei ma! [Iya, duluan lah] ‘Iya, duluanlah’
Metode agih dan teknik lanjutan yaitu teknik ganti digunakan untuk menggantikan pemakaian pronomina yang tidak sesuai atau tidak tepat menjadi pronomina yang sesuai dan tepat penggunaanya dalam bahasa Simalungun. Misalnya pronomina ho sama dengan pronomina ham dari segi semantik yang berarti kamu/engkau, namun dari segi sosiolinguistiknya keduanya berbeda, ho digunakan untuk lawan bicara yang kedudukannya lebih rendah atau sebaya sedangkan ham
digunakan untuk lawan bicara yang kedudukannya lebih tinggi dalam adat untuk sopan santun budaya Simalungun. Misalnya pemakaian pronomina persona ho dalam percakapan antara seorang anak dan ibunya seperti yang terterah di bawah ini :
Anak : Laho huja Ho Inang? [Hendak ke mana kamu Ibu?]
‘Hendak ke mana Ibu?’
Ibu : Laho hu juma. [Hendak ke ladang]
(32)
‘Hendak ke ladang’
Pemakaian pronomina ho dalam percakapan di atas tidak tepat karena pronomina ho hanya digunakan untuk menyebut lawan bicara yang lebih muda atau sebaya. Maka pronomina persona ho diganti dengan pronomina persona ham yang digunakan untuk menyebut lawan bicara yang lebih tua dan lebih sopan dalam adat Simalungun, seperti contoh percakapan di bawah ini :
Anak : Laho huja Ham Inang? [Hendak ke mana kamu Ibu] ‘Hendak ke mana Ibu?’
Ibu : Laho hu juma. [Hendak ke ladang] ‘Hendak ke ladang’
(33)
BAB IV
PRONOMINA DALAM BAHASA SIMALUNGUN DI KECAMATAN RAYA KAHEAN
4.1 Pengantar
Dalam komunikasi tentu sarana yang paling penting adalah bahasa. Gorys Keraf (1980 : 65 ) mengatakan bahwa kata ganti ialah segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau yang dibedakan S.T. Alisyabana (1980 : 82) mengatakan kata ganti ialah kata-kata yang berfungsi menggantikan, menunjukkan kata benda dalam kalimat atau kata yang bersangkutan dengan benda. Setiap bahasa mempunyai aturan atau norma tersendiri yang harus dipatuhi dan dipahami oleh pemakai bahasa. Aturan atau norma dalam setiap bahasa mempunyai perbedaan seperti halnya aturan atau kaidah bahasa Indonesia mempunyai perbedaan dengan aturan dan kaidah bahasa daerah yang ada di Indonesia ini.
4.2 Jenis-Jenis Pronomina dalam Bahasa Simalungun di Kecamatan Raya Kahean
4.2.1 Pronomina Persona
Pronomina persona adalah pronomina yang mengacu kepada orang. Pronomina dalam bahasa Simalungun di Kecamatan Raya Kahean terbagi atas :
(34)
1. Pronomina Persona Pertama
Pronomina persona pertama adalah yang mengacu pada diri sendiri atau si pembicara. Pronomina persona pertama tersebut masih dapat dibedakan lagi menjadi pronomina pertama tunggal dan pronomina persona jamak. Pronomina persona pertama tunggal yaitu pronomina yang mengacu pada diri si pembicara yang jumlahnya satu orang contoh :
a. Laho hu juma au nokkan. [Hendak ke ladang aku tadi] ‘Aku mau ke ladang tadi’ b. Dihut do au hujai?
[Ikut nya aku ke sana?] ‘Aku ikut ke sana’
Sedangkan pronomina persona jamak yaitu pronomina yang mengacu kepada diri si pembicara yang jumlahnya lebih dari satu orang contohnya :
a. Ijon do hanami mangan. [Di sini nya kami makan] ‘Kami makan di sini.’
b. Jam piga hita laho? [Jam berapa kita pergi?] ‘Jam berapa kita pergi?’
(35)
2. Pronomina Persona Kedua
Pronomina persona kedua adalah pronomina yang mengacu kepada lawan bicara. Pronomina ini dibedakan atas dua, yaitu pronomina persona kedua tunggal dan pronomina persona kedua jamak. Pronomina persona kedua tunggal adalah pronomina yang mengacu kepada lawan bicara yang jumlahnya satu orang atau tunggal contoh :
a. Mase lang roh Ham nokkan? [Mengapa tidak datang Kamu tadi?] ‘Mengapa Kamu tidak datang tadi?’ b. Mangaha Ho ijai?
[Berbuat apa Kamu di sana?] ‘Berbuat apa kamu di sana’
Sedangkan pronomina persona kedua jamak adalah pronomina yang mengacu kepada lawan bicara yang jumlahnya lebih dari satu orang atau jamak contohnya :
a. Domma dokah Nassiam ijon? [Sudah lama Kalian di sisni?] ‘Sudah lama Kalian di sini?’ b. Huja do Hanima patar?
[Ke mana nya Kalian besok?] ‘Ke mana Kalian besok?’
(36)
3. Pronomina Persona Ketiga
Pronomina persona ketiga adalah pronimina yang mengacu kepada diri orang yang dibicarakan. Dalam bahasa Simalungun pronomina persona ketiga ini dapat dibedakan menjadi pronomina persona ketiga tunggal dan pronomina persona ketiga jamak. Pronomina persona ketiga tunggal adalah pronomina yang mengacu kepada diri orang yang dibicarakan dan jumlahnya satu orang atau tunggal contohnya :
a. Laho huja ia patar? [Hendak ke mana ia besok?] ‘Hendak ke mana ia besok?’ b. On Gupakni ?
[Ini pisaunya?] ‘Ini pisaunya?’
Sedangkan pronomina persona jamak adalah pronomina yang mengacu kepada diri orang yang dibicarakan dan jumlhnya lebih dari satu orang contohnya :
a. Lang horja sidea sadari on [Tidak kerja mereka satu hari ini] ‘Mereka tidak bekerja seharian’ b. I jabu do halak ai marbuali
[Di rumah nya orang itu berbincang-bincang] Orang itu berbincang-bincang di rumah’
(37)
Dalam bahasa Simalungun masih terdapat pronomina yang lain. Badudu (1984 : 116) membagi pronomina persona menjadi dua yaitu pronomina persona yang sebenarnya dan pronomina persona yang tidak sebenarnya. Pronomina persona yang sebenarnya adalah pronomina yang langsung menggantikan orang, misalnya au, hanami, ho, ham, nassiam, hanima, ia, ni, sidea, dan halak ai. Sedangkan pronomina yang tidak sebenarnya yakni berfungsi untuk menggantikan pronomina yang sebenarnya, misalnya bapa, inang, oppung, abang, kakak, tulang, atturang.
4.2.2 Pronomina Penunjuk
Alwi (2003 :249-274) membagi pronomina penunjuk menjadi tiga, yaitu pronomina penunjuk ikhwal, pronomina penunjuk umum, dan pronomina penunjuk tempat. Pronomina – pronomina tersebut dapat dijumpai dalam bahasa Simalungun di Kecamatan Raya Kahean. Dalam bahasa Simaungun yang tergolong pada pronomina penunjuk ikhwal contohnya :
a. Songonon ma baju ai [Seperti ini lah baju itu] ‘Seperti itulah baju itu]
b. Ija do dapot Ho songon ai? [Di mana nya dapat Kamu seperti itu?] ‘Di mananya Kamu dapat seperti itu?’
(38)
Pronomina penunjuk umum ialah kata yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu dan bersifat umum contohnya :
a. Andon do topi harosuhku [Ini nya topi kesukaanku] ‘Ini topi kesukaanku’
b. On ma sada boan patar [Ini lah satu bawa besok] ‘Ini lah satu bawa besok’ c. Andai ma bapa
[Itu lah bapak] ’Itulah bapak’
d. Ai ma hatahon bani inang [Itu lah katakana kepada ibu] ‘Itu lah katakana kepada ibu’
Pronomina penunjuk tempat adalah pronomina yang berfungsi untuk menunjukkan tempat contohnya :
a. Ijon do inang mangan [Di sini nya ibu makan] ‘Ibu makan di sini’
b. Ijai ma sidea marlajar [Di sana lah mereka belajar] ‘Mereka belajar di sana’ c. Domma laho Nassiam hujai?
(39)
[Sudah pergi Kalian ke sana?] ‘Sudah pergi Kalian ke sana?’ d. Hujon ma patar Nassian horja
[Ke sini lah besok Kalian bekerja] ‘Ke sini lah Kalian bekerja besok’
e. Hunjai do ia roh nokkan [Dari sana nya dia datang tadi] ‘Ia datang dari sana tadi’ f. Hunjon ma Hanima lahou
[Dari sini lah Kalian pergi] ‘Kalian pergi dari sini saja’
4.2.3 Pronomina Penanya
Dalam basaha Simalungun ditemukan adanya pronomina penanya. Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan (Alwi, 2003 :249-274). Pronomina ini berfungsi menanyakan orang, barang, dan pilihan. Pronomina yang digunakan untuk menanyakan orang contohnya :
a. Ise na manorihi au? [Siapa yang mencari saya?] ‘Siapa yang mencari saya?’
b. Ise do na mamboan soban ai? [Siapa nya yang membawa kayu itu? ‘Siapa yang membawa kayu itu?’
(40)
Pronomina penanya yang digunakan untuk menanyakan barang contohnya :
a. Aha na iboan min? [Apa yang dibawa kamu?] ‘Apa yang kamu bawa?’ b. Laho manuhor aha? [Hendak membeli apa?] ‘Hendak membeli apa?’
Pronomina penanya digunakan untuk menanyakan pilihan tentang orang atau barang contohnya :
a. Na ija do hajutmu? [Yang mana nya tas?] ‘Yang mana tasmu?’
b. Na ija do abangmu? [Yang mana nya abangmu?] ‘Yang mana abangmu?’
4.3 Fungsi Pronomina dalam Bahasa Simalungun
Pada bagian di atas diuraikan jenis-jenis pronomina dalam bahasa Simalungun. Pronomina dalam bahasa Simalungun harus dikuasai dengan baik oleh setiap penutur bahasa Simalungun. Apabila penutur tersebut tidak menguasai
(41)
pemakaian pronomina dengan tepat maka akan menimbulkan kesalahpahaman antara pelaku komunikasi. Jadi, seorang penutur bahasa Simalungun yang baik harus menguasai fungsi pronomina agar komunikasi antarpenutur bahasa Simalungun dapat berlangsung dengan baik.
4.3.1 Fungsi Pronomina Persona
Pronomina persona dalam bahasa Simalungun berfungsi untuk menggantikan orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Penggunaan pronomina persona dalam bahasa Simalungun harus sesuai denngan situasi dan dengan siapa kita melakukan komunikasi lebih jelasnya penggunaan pronomina persona harus disesuaikan dengan jenis kelamin, umur, status sosial dan keakraban.
Penggunaan pronomina persona dalam bahasa Simalungun harus disesuaikan dengan umur si pembicara maupun lawan bicara pada saat komunikasi berlangsung karena pronomina persona yang digunakan untuk menyebut lawan bicara yang lebih muda ataupun sebaya tentu berbeda dengan pronomina persona yang dugunakan untuk menyebut lawan bicara yang lebih tua. Parameter jenis kelamin juga menentukan dalam penggunaan pronomina persona bahasa Simalungun. Ada pronomina persona khusus untuk lawan bicara yang berjenis kelamin perempuan ada pronomina persona khusus untuk laki-laki.
(42)
4.3.1.1 Pronomina Persona Pertama a. Au/ahu ‘aku’
Pronomina persona au/ahu ‘aku/saya’ dalam bahasa Simalungun tidak dibatasi pemakaiannya. Pronomina au/ahu sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh pria atau wanita, baik acara formal maupun informal. Dalam acara formal
au/ahu digunakan dalam pesta adat pernikahan, sunatan, pelantikan kepala desa acara-acara formal lainnya.
Kepala desa : Martarima kasih ma au bani nassiam [berterima kasih lah saya kepada kalian ]
‘Saya mengucapkan terima kasih kepada kalian semua’
Dalam acara informal au/ahu digunakan pada percakapan antarorang tua, antara ibu dan ayah, antara anak dengan orang tua, dan antara anak dengan teman sebayanya. Contoh :
a. Percakapan antarorang tua
Bapak Simon : Laho huja ham patar? [Hendak ke mana kamu besok?] ‘Hendak ke mana kamu besok?’ Bapak Nita : Laho hu Medan do au
[Hendah ke medan nya aku] ‘Saya ingin ke Medan’
b. Percakapan antara ibu dan ayah
Ayah : Ise do na mamboan boras on? [Siapa nya yang membawa beras ini?] ‘Siapa yang membawa beras ini?’
(43)
Ibu : Au do in [Saya nya itu] ‘Saya itu’
c. Percakapan antara anak dengan orang tua Nita : Inang, boritan au nokkan
[Ibu, sakit saya tadi] ‘Ibu, saya sakit tadi’ Inang : Mase boi?
[Kenapa bisa?] ‘Kenapa bisa?’
d. Percakapan antarteman sebaya
Simon : Dihut do au patar hu pesta ai, ho lang? [Ikut nya saya besok ke pesta itu, kamu tidak? ‘Saya ikut ke pesta itu besok, kamu tidak?’ Nita : Lang
[Tidak] ‘Tidak’
b. Hita ‘kita’ dan hanami ‘kami’
Pronomina persona hanami ‘kami’ dengan pronomina persona hita ‘kita’
mempunyai perbedaan dan persamaan pemakaian dalam bahasa Simalungun. Pronomina persona hanami dan hita merupakan pronomina persona pertama jamak. Pronomina persona hanami digunakan menggantikan persona yang jumlahnya lebih dari satu dan lawan bicara tidak ikut serta dalam pembicaraan sedangkan persona hita
(44)
digunakan untuk menggantikan persona yang lebih dari satu dan lawan bicara ikut serta dalam pembicaraan.
Contoh :
a. Simon :Etah hita mardalani [Ayo kita jalan-jalan] ‘Ayo kita jalan-jalan’ Nita : Etah ma
[Ayo lah] ‘Ayolah’
b. Simon : Dihut do ia rapkon hita patar [Ikut nya dia bersama kita besok] ‘Dia ikut bersama kita besok?’ Nita : Dear ma ai
[Bagus lah itu]
‘Baguslah’
Pada kalimat di atas terlihat pronomina hita menggantikan si pembicara dan lawan
bicaranya. Kalimat di atas menyatakan si pembicara pergi besok bersama dengan lawan bicaranya. Apabila lawan bicaranya tidak ikut besok maka pronomina yang digunakan adalah
hanami. Pronomina persona hita harus diganti dengan hanami agar maksud yang
disampaikan dapat dipahami oleh lawan bicara. Contoh :
Simon : Lahou hujai hanami patar [Hendak ke sana kami besok] ‘Hendak ke sana kami besok’ Nita : Nai ma da
(45)
‘Iyalah’
Selain pronomina hanami dan hita, dalam bahasa Simalungun dikenal juga pronomina hanami ganupan ‘kami semua’ dan pronomina hita ganupan ‘kita semua’ yang merupakan variasi dari pronomina persona hanami dan hita. Fungsi kata
ganupan hanya untuk mempertegas dan menyatakan keseluruhan satuan yang kokoh. Contoh :
a. Hanami ganupan laho hujai patar [Kami semua hendak ke sana besok] ‘Kami semua hendak ke sana besok’ b. Hita ganupan laho hujai patar [Kita semua hendak ke sana besok] ‘Kita semua hendak ke sana besok’
4. 3.1 2 Pronomina Persona Kedua a. ho dan ham ‘kamu’
Pronomina persona ho dan ham ‘kamu’ dalam bahasa Simalungun merupakan pronomina persona kedua tunggal. Pronomina ini mengacu kepada lawan bicara. Pronomina ho dan ham mempunyai fungsi yang berbeda. Pronomina ho digunakan untuk lawan bicara yang sebaya atau di bawah umur si pembicara sedangkan pronomina ham digunakan untuk lawan bicara yang lebih tua dan status sosialnya lebih tinggi dari si pembicara. Pronomina ham dianggap lebih sopan daripada
(46)
pronomina ho. Jika penggunaan pronomina ho dan ham tidak sesuai dengan lawan bicara maka si pembicara dianggap tidak sopan dan tidak mempunyai tatakrama kesopanan sesuai adat Simalungun.
Selain itu dalam bahasa Simalungun juga mengenal pronomina untuk panggilan keakraban antarpenutur yaitu ambia/baya . Kedua pronomina ini tidak mempunyai arti yang sesungguhnya dalam bahasa Indonesia tetapi lebih dekat arti kata ambia dan baya adalah teman atau kawan. Pronomina itu digunakan apabila si pembicara dengan lawan bicara sebaya dan sudah kenal atau akrab. Pronomina persona yang digunakan oleh orang yang sudah akrab tentunya berbeda dengan pronomina persona orang yang belum akrab. Pronomina persona ambia digunakan untuk antarpenutur yang berjenis kelamin laki-laki yang sebaya dengan si pembicara sedangkan pronomina persona baya digunakan untuk antarpenutur yang berjenis kelamin perempuan yang sebaya. Pronomina persona ambia dan baya tidak selamanya dapat berdiri sendiri pada kalimat antarpenutur, biasanya bersamaan dengan pronomina ho Contohnya :
a. percakapan antara anak dan Ibu
Anak : Huja do Ham patar Inang? [Ke mana nya kamu besok Ibu?] ‘Ibu ke mana besok?’
Inang : Hu juma [Ke ladang] ‘Ke ladang’
(47)
b.Percakapan antarpenutur yang sebaya Nita : Domma mangan ho?
[Sudah makan kamu?] ‘Sudah makan kamu?’ Simon : Domma
[Sudah] ‘Sudah’
c. Percakapan antarpenutur sesama perempuan yang sebaya dan sudah akrab Nita : Etah Baya hu bah bolon
[Ayo Teman ke sungai besar] ‘Ayo ke sungai besar’
Rani : Etah ma [Ayo lah] ‘Ayolah’
Friska : Ija do Ho marjabu saonnari Baya? [Di mana nya kamu berumah sekarang teman?] ‘Dimana kamu tinggal sekang?’
Lusi : Di huta Bah Tonang [Di Desa Bah onang]
‘Di desa bah Tonang’
e. Percakapan antarpenutur sesama laki-laki yang sebaya dan sudah akrab Daniel : Lang dihut Ho hujai Ambia?
[Tidak ikut kamu ke sana teman?] ‘Kamu tidak ikut kesana?’
Simon : Lang Ambia [Tidak Teman] ‘Tidak’
(48)
Doni : Patar ma au dihut Ambia
[Besok lah aku ikut Teman] ‘Besoklah aku ikut’
Ardy : Alo
[Iya] ‘Iya’
b. hanima /nassiam ‘kalian’
Pronomina hanima/nassiam ‘kalian’ dalam bahasa Simalungun merupakan pronomina persona kedua jamak. Pronomina ini digunakan untuk mengacu pada lawan bicara. Pronomina persona hanima dan nassian ‘kalian’ mempunyai fungsi yang berbeda sekalipun artinya sama. Pronomina persona hanima digunakan untuk lawan bicara yang sebaya atau di bawah umur si pembicara sedangkan pronomina
nassiam digunakan untuk lawan bicara yang lebih tua. Kesalahan pemakaian pronomina tersebut dapat mengakibatkan kesalahpahaman. Apabila seseorang menggunakan pronomina hanima kepada lawan bicara yang lebih tua maka si pembicara tersebut dianggap tidak memiliki tatakrama dalam adat Simalungun. Setiap penutur harus memperhatikan pronomina yang akan digunakan kepada lawan bicara sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Contoh :
a. Percakapan antarpenutur yang sebaya Simon : Laho huja Hanima?
(49)
‘Hendak ke mana Kalian?’ Roi : Laho hu bah bolon
[Hendak ke sungai besar] ‘Hendak ke sungai besar’
b. Percakapan antarpenutur yang tidak sebaya Simon : Ija do Nassian marjuma?
[Di mana nya Kalian berladang?] ‘Di mana Kalian berladang?’
Bapak : Ijai [Di sana] ‘Di sana’
4.3.1.3 Pronomina Persona Ketiga a. ia ‘dia’
Pronomina persona ia ‘dia’ dalam bahasa Simalungun merupakan pronomina persona ketiga tunggal. pronomina ia digunakan untuk menyebut seseorang yang jumlahnya satu orang atau tunggal. pemakaian pronomina ai digunakan untuk siapa saja tanpa melihat status sosial, dan jenis kelamin yang dibicarakan.
Simon : diidah ho do ia lahou? [Dilihat kamu nya dia pergi?] ‘Kamu lihat dia pergi?’
Nita : Lang hu idah [Tidak ku lihat]
(50)
b. ni ‘nya’
pronomina ni ‘nya’ dalam bahasa Simalungun merupakan pronomina persona ketiga tunggal. Pronomina persona ni dapat berfungsi sebagai pemilik dan pelaku. Fungsi ni sebagai pemilik apabila melekat pada kata benda sedangkan fungsi ni
sebagai pelaku melekat pada kata kerja. Contoh :
1. Ni sebagai pemilik a. Gupakni do on? [Pisainya nya ini?] ‘Ini pisaunya?’
b. Laho hu ladangni au patar [Hendak ke ladangnya saya besok] ‘Hendak ke ladangnya saya besok’ 2. Ni sebagai pelaku
a. Idoparni au nabodari [Ditampanya saya tadi malam] ‘Ditamparnya saya tadi malam’ b. Itondurni hasomanku [Dipacarinya temanku] ‘Dipacarinya temanku’
(51)
Pronomina ni tidak boleh digunakan untuk membicarakan seseorang yang lebih tua kepada lawan bicara. Misalnya percakapan antara seorang bapak dengan anaknya yang sedang membicarakan baju nenek. Contoh :
Bapak : Baju ni ise on? [Baju nya siapa ini?] ‘Baju siapa ini?’ Nita : a. *Bajuni
[Bajunya] b. Baju oppung [Baju oppung] ‘Baju Nenek’
c. Sidea/ halak ai ‘mereka’
Pronomina persona sidea/ halak ai ‘mereka’ dalam bahasa Simalungun merupakan pronomina persona jamak. Pronomina ini digunakan untuk menggantikan lawan bicara yang jumlahnya lebih dari satu atau jamak. Pronomina sidea dan halak ai dapat digunakan untuk siapa saja tanpa melihat umur, jenis kelamin, status sosial, maupun keakraban antara si pembicara dengan lawan bicara.
Contoh :
a. Petrus : domma das sidea? [Sudah sampai mereka?] ‘Sudah sampai mereka?’ b. Erma: Laho huja sidea?
(52)
‘Hendak ke mana mereka?’ c. Rony: Huja do halak ai lahou?
[Ke mana nya orang itu pergi?] ‘Orang itu pergi ke mana?’
d. Rani : Patugah ma tu halak ai
[Bilang lah kepada orang itu] ‘Bilanglah kepada orang itu’
4.3.1.4 Pronomina Persona Tidak Sebenarnya
Pronomina persona tidak sebenarnya adalah persona yang berfungsi untuk menggantikan pronomina persona sebenarnya. Pronomina persona diuraikan menjadi pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga (Badudu, 1981 :126). Dalam bahasa Simalungun di Kecamatan Raya Kahean pronomina sebenarnya meliputi au ‘aku’, ia
‘dia’, sidea ‘mereka’, nassiam ‘kalian’ dan lain-lain. Sedangkan pronomina tidak sebenarnya dalam bahasa Simalungun meliputi pronomina persona inang ‘ibu’, bapa
‘bapak’, oppung ‘kakek/nenek’, tulang ‘paman’, atturang ‘bibi’, dan sebagainya. Pronomina tersebut ditulis sebagai pronomina tidak sebenarnya karena dapat menggantikan pronomina sebenarnya.
1. Bapa ‘bapak’
Dalam bahasa Simalungun pronomina tidak sebenarnya bapa ‘bapak’ adalah pronomina persona yang dapat menggantikan pronomina sebenarnya ham ‘kamu’ dan
(53)
a. Pengganti ham ‘kamu’
Simon : Laho huja Bapa? [Hendak ke mana Bapak]
‘Hendak ke mana bapak?’ Bapa : Laho hu juma
[Hendak ke ladang] ‘Hendak ke ladang’ b. pengganti ia ‘dia’
Simon : Domma mangan bapa? [Sudah makan bapak?] ‘Sudah makan bapak?’ Nita : Domma
‘Sudah’
Pronomina persona bapa ‘bapak’ dapat bervariasi menjadi bapa tua, bapa tongah, dan bapa anggi. Dalam bahasa Simalungun hal itu terjadi karena perbedaan urutan waktu kelahiran. Pronomina persona bapa tua adalah panggilan kepada saudara bapak yang paling sulung. Pronomina persona bapa tongah adalah panggilan kepada saudara bapak yang letaknya di tengah yaitu antara saudara bapak yang bungsu dan sudara bapak yang sulung, sedangkan bapa anggi adalah panggilan kepada saudara bapak paling bungsu. Contoh :
a. Bakku ma sen ni Ham Bapa tua [Minta lah uang nya kamu Bapak tua] ‘Mintalah uang bapak’
(54)
[Duluan lah kamu Bapak tengah] ‘Duluanlah bapak’
c. Attigan do ham roh Bapa anggi
[Kapan nya kamu datang Bapak adik?] ‘Kapan bapak datang’
Pada dasarnya pronomina persona bapa tua, bapa tongah dan bapa anggi
merupakan panggilan kepada saudara bapak yang kandung. Namun, pronomina tersebut dapat juga digunakan untuk menggantikan suami kakak ibu dan suami adik ibu si pembicara. Pronomina tersebut dapat juga digunakan untuk menggantikan saudara bapak yang belum menikah.
2. Inang ‘ibu’
Dalam bahasa Simalungun pronomina inang ‘ibu’ adalah salah satu pronomina persona yang tidak sebenarnya. Pronomina inang dapat menggantikan pronomina persona sebenarnya ham ‘kamu’ dan ia ‘dia’
1. Pengganti ham ‘kamu’
Nita : Attigan Inang laho hu juma? [Kapan ibu hendak ke ladang?] ‘Kapan ibu ke ladang?’
Inang : Patar ma [Besok lah] ‘Besoklah’
(55)
2. Pengganti ia ‘dia’
Simon : Huja inang, Nit? [Ke mana ibu, Nit?] ‘Ke mana ibu, Nit?’ Nita : Lang botoh
[Tidak tahu] ‘Tidak tahu’
Pronomina persona inang ‘ibu’ dapat bervariasi menjadi inang tua, inang tongah, dan inang anggi. Dalam bahasa Simalungun hal itu terjadi karena perbedaan urutan waktu kelahiran. Pronomina persona inang tua adalah panggilan kepada saudara ibu yang paling sulung. Pronomina persona inang tongah adalah panggilan kepada saudara ibu yang letaknya di tengah yaitu antara saudara ibu yang bungsu dan sudara ibu yang sulung.sedangkan inang anggi adalah panggilan kepada saudara ibu paling bungsu. Contoh :
a. Dihut ma au hu juma Inang tua?
[Ikut lah saya ke ladang ibu tua?] ‘Ikutlah saya ke ladang ibu?’
b. Bakku ma sen ni Ham Inang tongah
[Minta lah uang nya kamu Ibu tengah] ‘Mintalah uang ibu’
c. Ija sonnari inang anggi? [Di mana sekarang ibu adik?] ‘Di mana ibu sekarang?’
(56)
Pada dasarnya pronomina persona inang tua, inang tongah dan inang anggi
merupakan panggilan kepada saudara ibu yang kandung. Namun, pronomina tersebut dapat juga digunakan untuk menggantikan panggilan kekerabatan kepada istri abang bapak dan istri adik bapak. Pronomina tersebut dapat juga digunakan untuk menggantikan saudara ibu si pembicara yang belum menikah.
3. Oppung ‘ kakek/nenek’
Pronomina tak sebenarnya Oppung ‘ kakek/nenek’ adalah pronomina persona yang dapat menggantikan pronomina persona ham ‘kamu’ dan ia ‘dia’. Dalam bahasa Simalungun pronomina oppung sebenarnya dibagi dua yaitu oppung naboru
‘nenek’ dan oppung dalahi ‘kakek’. Namun, dalam percakapan sehari-hari kata
naboru dan dalahi tidak pernah diucapkan, kecuali ingin menegaskan. Contoh :
1. Pengganti ham ‘kamu’
Simon : Laho huja Oppung? [Hendak ke mana kakek?] ‘Hendak ke mana kakek?’ Oppung dalahi : Laho hu lapo
[Hendak ke kedai] ‘hendak ke kedai’
2. Pengganti ia ‘dia’
Nita : Mase lape roh oppung? [kenapa belum datang nenek]
(57)
‘kenapa belum datang nenek?’
Simon : Ai ma nikku [itu lah bilangku] ‘itulah ku bilang’
3. Untuk menegaskan pemakaian dalahi atau naboru
Simon : Ise do na roh nokkan? [Siapa nya yang datang tadi?] ‘Siapa yang datang tadi?’ Nita : Oppung dalahi
[kakek] ‘kakek’
Pronomina persona oppung juga dapat digunakan untuk setiap orang yang sudah tua walaupun bukan orang tua dari bapak atau ibu pembicara.
Contoh :
Doni : Laho huja oppungmu in? [Hendak ke mana kakek mu itu?] ‘Hendak ke mana kakek mu?’ Rina : Laho hu pesta
[Hendak ke pesta] ‘Hendak ke pesta’
(58)
4. Abang ‘ abang’
Pronomina persona tak sebenarnya abang dalam bahasa Simalungun dapat digunakan untuk menggantikan pronomina persona ham ‘kamu’ dan ia ‘dia’. Pronomina abang digunakan untuk menggantikan seseorang yang berjenis kelamin laki-laki yang lebih tua daripada si pembicara. Contoh :
1. Pengganti ia ‘dia’
Inang : Huja do laho abangmu ai? [Ke mana nya pergi abangmu itu?] ‘Kemana pergi abangmu?’
Nita : Makkail hu bah bolon [Memancing ke sungai besar] ‘Memancing ke sungai besar’ 2. pengganti ham ‘ kamu’
Nita : Dihut do Abang? [Ikut nya Abang?] ‘Abang ikut?’ Indra : Dihut ma
[Ikut lah] ‘Ikutlah’
(59)
5. Kakak ‘kakak’
Kakak ‘kakak’ merupakan panggilan si pembicara kepada saudara yang bejenis kelamin perempuan yang lebih tua dari si pembicara. Pronomina Kakak
‘kakak’ dapat menggantikan pronomina sebenarnya ham ‘kamu’ dan ia ‘dia’. Contoh :
1. Pengganti ham ‘kamu’
Roi : Patugah Kakak ma ai bani bapa [bilang Kakak lah itu kepada bapak] ‘Kakak bilanglah itu kepada bapak’ Rani : Alo
[Iya] ‘Iya’ 2. Pengganti ai ‘dia’ Petrus : Ija kakak?
[Di mana kakak?] ‘Di mana kakak?
6. Tulang ‘paman’
Tulang ‘paman’ adalah pronomina persona tidak sebenarnya yang dapat menggantikan pronomina persona sebenarnya ham ‘kamu’ dan ia ‘dia’. Pronomina ini digunakan untuk panggilan kepada suami dari bibi yakni saudara laki-laki.
(60)
1. Pengganti ham ‘kamu’
Simon : Tulang ma na maruhkon au [Paman lah yang mengantarkan saya] ‘Pamanlah yang mengantarkan saya’ Paman : Nai pe jadi
[Itu pun jadi] ‘Itu pun jadi’ 2. Pengganti ia ‘dia’
Petrus : Domma moppo tulang in? [Sudah menikah paman itu?] ‘Sudah menikah paman itu?’ Nita : Domma
[Sudah] ‘sudah’
Tulang ‘paman’ dalam bahasa Simalungun dapat juga digunakan untuk setiap lawan bicara laki-laki yang usianya lebih tua daripada si pembicara atau sebaya dengan paman si pembicara. Misalnya seorang penjual ikan dengan pronomina persona tulang. Seorang pembeli yang lebih muda daripada si penjual ikan menyebut dia sebagai tulang ‘paman’. Contoh :
Pembeli : Sadiha dekke on sakilo Tulang? [Berapa ikan ini sekilo paman?] ‘Berapa ikan ini sekilo paman?’ Penjual : Dua puluh ribu ma ai.
(61)
[Dua puluh ribu lah itu] ‘Dua puluh ribulah itu’
7. Atturang ‘bibi’
Pronomina persona atturang ‘bibi’ adalah pronomina tidak sebenarnya yang dapat menggantikan pronomina sebenarnya ham ‘kamu’ dan ia ‘dia’. Dalam bahasa Simalungun pronomina persona atturang digunakan untuk panggilan kepada istri paman. Contoh :
1. Pengganti ham ‘kamu’
Dono : Mase lang roh Atturang? [Mengapa tidak datang Bibi?] ‘Mengapa Bibi tidak datang?’ Atturang : Boritan au
[Sakit saya] ‘Saya sakit’ 2. Pengganti ia ‘dia’
Dono : Paturut ma attrurang ke pesta [Biar lah bibi ke pesta] ‘Biarlah bibi ke pesta’
Atturang ‘bibi’ dalam bahasa Simalungun dapat juga digunakan untuk setiap lawan bicara perempuan yang usianya lebih tua daripada si pembicara atau sebaya dengan bibi si pembicara. Contoh :
(62)
Beni : Laho huja Atturang Leni? [Hendak ke mana bibi Leni?] ‘Hendak ke mana Bibi Leni?’ Atturang Leni : Laho hu juma
[Hendak ke ladang] ‘Hendak ke ladang’
8. Simatua ‘mertua’
Pronomina persona simatua ‘mertua’ adalah pronomina tidak sebenarnya yang dapat menggantikan pronomina sebenarnya ham ‘kamu’ dan ia ‘dia’. Dalam bahasa Simalungun pronomina persona simatua digunakan untuk panggilan kepada orang tua dari istri oleh suami dan sebaliknya kepada orang tua suami. Dalam bahasa Simalungun Simatua dibagi dua yaitu amang ‘mertua laki-laki’ dan inang ‘mertua perempuan. Kadang-kadang para penutur bahasa Simalungun tidak mengucapakan kata simatua dalam percakapan sehari-hari pada mertuanya, cukup dengan kata
amang atau inang.
Contoh :
1. Pengganti ham ‘kamu’
Simon : Laho huja Amang ? [Hendak ke mana Bapak ?] ‘Hendak ke mana Bapak? Simatua : Laho hu lapo
[Hendak ke kedai] ‘Hendak ke kedai’
(63)
2. Pengganti ia ‘dia’
Nita : Dong ididah ham Inang simatuaku?
[Ada dilihat kamu Ibu mertuaku?] ‘Ada kamu lihat Ibu mertuaku?
Sani : Lang dong hu idah [Tidak ada ku lihat] ‘Tidak ada ku lihat’
9. Hela / parmaen ‘menantu’
Pronomina persona hela / parmaen ‘menantu’ adalah pronomina tidak sebenarnya yang dapat menggantikan pronomina sebenarnya ham ‘kamu’ dan ia
‘dia’. Dalam bahasa Simalungun pronomina persona Hela / parmaen digunakan untuk panggilan istri atau suami anak si pembicara. Dalam bahasa Simalungun Pronomina menantu dibagi dua yaitu hela ‘menantu laki-laki’ dan parmaen ‘menantu perempuan’.
Contoh :
1. Pengganti ham ‘kamu’
Inang : Ija do Parmaen mangan? [Di mana nya Menantu makan?] ‘Di mana Menantu makan’
Parumaen : Ijabu ni atturang nokkan Nang [Di rumah nya bibi tadi Bu] ‘Di rumah bibi tadi Bu’
2. Pengganti ia ‘dia’
(64)
[Bilang nanti kepada menantu itu ya] ‘Bilang kepada menantu itu nanti ya’ Inang : Eak
‘Iya’
10. Anak Boru ‘anak gadis’
Pronomina persona anak boru ‘anak gadis’ adalah pronomina tidak sebenarnya yang dapat menggantikan pronomina sebenarnya ham ‘kamu’ dan ia
‘dia’. Dalam bahasa Simalungun pronomina persona anak boru digunakan untuk panggilan kepada lawan bicara perempuan yang masih remaja dan belum menikah. Contoh :
1. Pengganti ham ‘kamu’
Petrus : Anak boru, attigan do mulih? [Anak gadis, kapan nya menikah?] ‘Anak gadis, kapan menikah?’ Nita : Dokah nari pe
[Lama lagi pun]
‘Lama lagi] 2. Pengganti ia ‘dia’
Petrus : Jenges tumang do hu idah anak boru ai [Cantik sekali nya ku lihat anak gadis itu]
‘Cantik sekali ku lihat anak gadis itu’ Simon : Ai ma nikku
(65)
‘Itulah ku bilang’
11. Garama ‘Anak laki-laki yang masih lajang’
Pronomina persona garama ‘anak laki-laki yang masih lajang/ anak muda’ adalah pronomina tidak sebenarnya yang dapat menggantikan pronomina sebenarnya
ham ‘kamu’ dan ia ‘dia’. Dalam bahasa Simalungun pronomina persona garama
digunakan untuk panggilan kepada lawan bicara laki-laki yang masih remaja dan belum menikah. Contoh :
1. Pengganti ham ‘kamu’
Inang : Garama, boan lobei soban on! [Anak muda, bawa dulu kayu ini!] ‘Anak muda, bawalah kayu ini!’ Simon : Eak Nang.
‘Iya Bu.’ 2. Pengganti ia ‘dia’
Nita : Tonggor lobei garama ai! [Lihat dulu anak muda itu!] ‘Lihat anak muda itu!’
Erma : Merung dassa tene [Kurus sekali ya.] ‘Kurus sekali ya.’
(66)
4.3.2 Fungsi Pronomina Penunjuk
Pronomina penunjuk dalam bahasa Simalungun berfungsi untuk menunjukkan sesuatu yang bersifat umum seperti orang, benda, tempat, dan lain-lain.
4.3.2.1 Pronomina penunjuk Umum a. Andon/on ‘ini’
Dalam bahasa Simalungun pronomina andon/on ‘ini’ merupakan pronomina penunjuk umum. Pronomina penunjuk andon/on digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang sifatnya umum seperti orang, barang, benda, dan lain-lain. Pronomina penunjuk andon/on digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang letaknya dekat dengan lawan bicara. Misalnya seorang ibu mencari sesuatu dan tiba-tiba saja salah seorang anaknya mendapatkan sesuatu yang dicari ibunya tersebut. Maka anaknya dapat menggunakan pronomina penunjuk andon/on.
Contoh :
a. Inang : Ija salawarhu ai, Mon? [Di mana celanaku itu, Mon?] ‘Di mana celanaku, Mon?’ Monik : Andon Inang
[Ini Ibu] ‘Ini Ibu’
b. Roi : On do na manakko dayogmu ai? [Ini nya yang mencuri ayammu itu?] ‘Ini yang mencuri ayammu itu?’
(67)
Dono : Ai do [Iya nya] ‘Iya’
b. Andai/ai ‘itu’
Pronomina penunjuk andai/ai ‘itu’ adalah pronomina petunjuk yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang bersifat umum. Pronomina penunjuk
andai/ai digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang letaknya jauh dari lawan bicara. Contoh :
a. Simon : Ija ididah ho saputku? [Di mana dilihat kamu sepatuku?] ‘Di mana kamu lihat sepatuku?’ Nita : Andai ipudih ni labah
[Itu dibelakang nya pintu] ‘Itu di belakang pintu’
b. Petrus : Ai do jumani atturang? [Itu nya ladangnya bibi?]
‘Itunya ladang bibi?’ Erma : Ai ma
[Itu lah] ‘Itulah’
(68)
4. 3.2.2 Pronomina Penunjuk Tempat a. Ijon ‘Di sini’
Dalam bahasa Simalungun salah satu pronomina penunjuk adalah ijon ‘di sini’. Pronomina ijon digunakan untuk menunjukkan tempat dan keberadaan sesuatu yang letaknya dekat atau tidak jauh dari si pembicara dan lawan bicara. Pronomina ini dapat menunjukkan apa saja dan siapa saja.
Contoh :
Petrus : Ija do ho Erma? [Di mana nya kamu Erma?] ‘Di mana kamu Erma? Erma : Ijon do au
[Di sini nya saya] ‘Saya di sini’
b. Ijai ‘Di sana’
Pronomina penunjuk adalah ijai ‘di sana’. Pronomina ijai digunakan untuk menunjukkan tempat dan keberadaan sesuatu yang letaknya jauh dari si pembicara dan lawan bicara. Pronomina ini dapat menunjukkan apa saja dan siapa saja.
Contoh :
Simon : Ija ibunihon ho saputku? [Di mana sembunyikan kamu sepatuku] ‘Di mana kamu sembunyikan sepatuku?’
(69)
Nita : Ijai di balikni labah ai [Di sana di baliknya pintu itu] ‘Di sana dibalik pintu’
c. Hujai ‘ke sana’
Dalam bahasa Simalungun pronomina penunjuk tempat hujai ‘ke sana’ digunakan untuk menunjukkan tempat tujuan. Pronomina penunjuk hujai
menunjukkan tempat tujuan yang jaraknya jauh dari si pembicara dan lawan bicara. Contoh :
Jodi : Laho huja ho ambia? [hendak ke mana kamu teman?] ‘hendak ke mana kamu?’
Petrus : Laho hujai
[Hendak ke sana] ‘Hendak ke sana’
d. Hujon ‘ke sini’
Dalam bahasa Simalungun pronomina penunjuk tempat hujon ‘ke sini’ digunakan untuk menunjukkan tempat tujuan. Pronomina penunjuk hujon
menunjukkan tempat tujuan yang jaraknya dekat dari si pembicara dan lawan bicara. Contoh :
Rini : Laho huja do ham Inang? [Hendak ke mana nya kamu Ibu?]
(70)
‘Hendak ke mana Ibu?’
Inang : Laho hujon, hu jabu atturangmu on [Hendak ke sini, ke rumah bibimu ini] ‘Hendak ke sini, ke rumah bibimu ini’
e. Hunjai ‘dari sana’
Dalam bahasa Simalungun pronomina penunjuk tempat hunjai ‘dari sana’ digunakan untuk menunjukkan tempat asal sesuatu. Pronomina ini bisa menunjukkan tempat asal orang, benda, barang dan lain-lain Pronomina penunjuk hunjai
menunjukkan tempat asal yang jaraknya jauh dari si pembicara dan lawan bicara. Contoh :
Bapak : Hunjai do dapot ho solop ai? [Dari mana nya dapat kamu sandal itu?] ‘Dari mana kamu dapat sandal itu?’ Togar : Hunjai do ai, hun jabu ni tulang.
[Dari sana nya itu, dari rumah nya paman] ‘Dari sana, dari rumah paman’
f. Hunjon ‘ dari sini’
Dalam bahasa Simalungun pronomina penunjuk tempat hunjon ‘dari sini’ digunakan untuk menunjukkan tempat asal sesuatu. Pronomina ini bisa menunjukkan tempat asal orang, benda, barang dan lain-lain. Pronomina penunjuk hunjon
(71)
Contoh :
Roni : Hunjon ma Ham borhat patar. [Dari sini lah Kamu berangkat besok] ‘Dari sinilah Kamu berangkat besok.’ Daud : alo ma.
[Iya lah] ‘Iyalah’
4.3.2.3 Pronomina Penunjuk Ikhwal a. Songon on/ sonon ‘seperti itu’
Dalam bahasa Simalungun pronomina penunjuk songon on/sonon ‘ seperti ini’ merupakan pronomina penunjuk ikhwal. Pronomina ini terbentuk dari dua kata yaitu kata songon ‘seperti’ dan on ‘itu’. Ada kalanya pronomina ini disingkat menjadi sonon. Pronomina penunjuk songon on/sonon digunakan untuk menyatakan sesuatu yang letaknya dekat dengan si pembicara dan lawan bicara. Contoh :
Nita : Songon aha do takkuluk na ituhor Ham ai? [Seperti apa nya topi yang dibeli Kamu itu?] ‘Seperti apa topi yang Kamu beli itu?’
Petrus : Songon on ma pas [Seperti ini lah pas] ‘Seperti inilah pas’
(72)
b. Songon ai / sonai ‘seperti itu’
Dalam bahasa Simalungun pronomina penunjuk songon ai/ sonai ‘ seperti itu’ merupakan pronomina penunjuk ikhwal. Pronomina ini terbentuk dari dua kata yaitu kata songon ‘seperti’ dan ai ‘itu’. Ada kalanya pronomina ini disingkat menjadi
sonai. Pronomina penunjuk songon ai/ sonai digunakan untuk menyatakan sesuatu yang letaknya jauh dengan pembicara dan lawan bicara.
Contoh :
Nita : Songon aha do salawar na laho tuhoronmu ai? [Seperti apa nya celana yang hendak belimu itu?] ‘Seperti apa celana yang akan kamu beli]
Cima : Songon ai ma rupa ni. [Seperti itu lah bentuknya] ‘Seperti itulah bentuknya’
4.2.3 Fungsi Pronomina Penanya
Pronomina penanya dalam bahasa Simalungun berfungsi sebagai pemarkah (penanda) pertanyaan. pronomina penanya digunakan untuk menanyakan orang, barang, dan menanyakan pilihan.
a. Ise ‘Siapa’
Dalam bahasa Simalungun pronomina penanya ise ‘siapa’ digunakan untuk menanyakan orang yang belum dikenal ataupun sudah di kenal.
(73)
Contoh :
a. Simon : Ise do goranmu? [Siapa nya namamu?]
‘Siapa namamu?’ Nita : Nita
‘Nita’
b. Petrus : Ise do na mandilo au ai? [Siapa nya yang mencari saya itu?] ‘Siapa yang mencari saya?’
Erma : Si Rode do ai. [Si Rode nya itu] ‘Si Rode’
b. Aha ‘apa’
Dalam bahasa Simalungun pronomina penanya aha ‘apa’ digunakan untuk menanyakan barang atau sesuatu yang belum diketahui.
Contoh :
a. Nita : Aha do iboan mu ai? [Apa nya dibawa kamu itu?] ‘Apa yang kamu bawa?’ Petrus : Dekke do on
[Ikan nya ini] ‘Ikan’
(74)
[Apa laukmu di rumah?] ‘Apa laukmu di rumah’ Lusi : Dekke na iarsik
[Ikan yang diarsik] ‘Ikan arsik’
c. Na ija ‘yang mana’
Dalam bahasa Simalungun pronomina na ija ‘yang mana’ merupakan salah satu pronomina penanya. Pronomina na ija terdiri dari dua kata yaitu kata na ‘yang’ dan ija ‘mana’. Pronomina ini digunakan untuk menanyakan pilihan orang, barang atau sesuatu yang belum diketahui.
Contoh :
a. Erma :Na ija do juma ni tulang? [Yang mana nya ladang nya paman?] ‘Yang mana ladang paman?’
Petrus : Ai ma, na saotik ai [Itu lah, yang sedikit itu] ‘Itulah, yang sedikit itu’
b. Simon : Na ija do baju ni inang? [Yang mana nya baju nya ibu?] ‘Yang mana baju ibu?’
Nita : Na birong ai ma [Yang hitam itu lah] ‘Yang hitam itu’
(75)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh penulis dari Desa Bah Tonang, kecamatan Raya Kahean, penulis dapat membuat simpulan sebagai berikut.
1. Dalam bahasa Simalungun terdapat pronomina.
2. Pronomina yang terdapat dalam bahasa Simalungun ada tiga jenis yaitu pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina penanya.
3. Fungsi pronomina persona ada empat parameter yaitu jenis kelamin, umur, status sosial dan keakraban. Pronomina persona dibagi dua yaitu pronomina persona yang sebenarnya dan pronomina yang tidak sebenarnya.
4. Dalam bahasa Simalungun pronomina persona yang sebenarnya di bagi tiga, yaitu pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga.
5. Fungsi pronomina penunjuk dalam bahasa Simalungun yaitu sebagai pemarkah menunjukkan sesuatu yang dekat dan jauh dari penunjuk
6. Fungsi pronomina penanya dalam bahasa Simalungun yaitu sebagai pemarkah menanyakan orang, benda dan pilihan.
7. Pronomina persona bahasa Simalungun dalam pemakaiannya harus sesuai dengan parameter yaitu jenis kelamin, usia, status sosial, dan keakraban sedangkan pronomina penunjuk dan penanya tidak terikat kepada empat parameter tersebut. Kesalahan pemakaian pronomina dapat menyebabkan kesalahpahaman sehingga komunikasi tidak lancar.
(76)
Tabel Pronomina Bahasa Simalungun
Pronomina Persona
Pronomina Persona I Pronomina Persona II Pronomina Persona III Pronomina tidak sebenarnya Au Hanami Hita Ham Ho Hanima Nassiam Ia Sidea Bapa Inang Tulang Atturang Abang Kakak Oppung Garama Anak boru Simatua Hela Parumaen(77)
Pronomina Penunjuk
Pronomina Penunjuk Umum
Pronomia Penunjuk Tempat
Pronomina Penunjuk Ikhwal On
Ai Andon
Andai
Ijon Ijai Hujon
Hujai Hunjon
Hunjai
Songon on Sonon Songon ai
Sonai
Pronomina
Penanya
Pronomina Penanya Orang
Pronomina Penanya Barang/benda
Pronomina Penanya Pilihan
(78)
5.2 Saran
Skripsi ini membahas pronomina bahasa Simalungun di Desa Bah Tonang, Kecamatan Raya Kahean. Dalam bahasa Simalungun masih banyak unsur-unsur kebahasaan yang belum diteliti oleh para ahli bahasa terkhusus di Desa Bah Tonang. Oleh karena itu penulis berharap agar para mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya ataupun pemerhati bahasa daerah khususnya bahasa Simalungun untuk meneliti unsur- unsur kebahasaan yang lain yang terdapat dalam bahasa tersebut. Hendaknya mahasiswa harus aktif mengadakan penelitian terhadap penggunaan bahasa Indonesia pada etnis-etnis yang ada di Indonesia untuk melihat seberapa jauh fungsi dan peranan Indonesia pada etnis-etnis tersebut.
(79)
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan.dkk.2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Alisyabana, S.T.1980. Tata Bahasa Baru Indonesia. Jakarta : Pustaka Rakyat
Apriani, Rini. 2009. “Bilingualisme pada Masyarakat Simalungun di Kecamatan Pematang Raya” (Skripsi) Fakultas Sastra USU
Aritonang, Y.Kristin.2003. “Pronomina Bahasa Pesisir di Kecamatan Sorkam Sibolga”(Skripsi) Fakultas Sastra USU
Badan Pusat Statistik. 2010. Profil Desa Bah Tonang
Badudu, J.S. 1981. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Prima Chaer, Abdul.1993. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta Chaer, Abdul dan Agustina, Leoni. 1995. Sosiolinguistik. Jakarta : Rineka Cipta Hs, Widjono. 2005. Bahasa Indonesia. Jakarta : Grasindo
Kartolo S,Rahmat. 2001.” Pronomina Bahasa Batak Toba : Tinjauan Sosiolinguistik” (Skripsi) Fakultas Sastra USU
Keraf, Gorys. 1980.Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores : Nusa Indah
Mahsun, 1995. Dialektologi Diakronis. Yogyakarta : Gajah Mada University press Meliala, Lusiana. 2000. ” Pronomina Bahasa Karo : Tinjauan Sosiolinguistik”
(Skripsi) Fakultas Sastra USU
Moeliono.dkk.1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Moeljono, Mas.dkk.1986. Tingkat Tutur Bahasa Jawa Dialek Banyuwangi. Jakarta :
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Nababan, P.W.J.1984. Sosiolinguistik : Suatu Pengantar. Jakarta : Gramedia Ohoiwutun, Paul.1997.Sosiolinguistik. Jakarta : Visipro
Rahardi, R.Kunjana.2009. Bahasa Indononesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Erlangga
Simarmata, Lasmaina.2009.“Kesantunan Imperatif dalam Bahasa Simalungun” (Skripsi) Fakultas Sastra USU
(80)
Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik ke Arah Memahami Metode Linguistik.
Yogyakarta : Gadja Mada University Press
Sugono, Dendy dkk. 2003. Buku Praktis Bahasa Indones ia. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Yuanita, Arie. 2006. “Pronomina dalam Bahasa Pesisir Sibolga” (Skripsi) Fakultas Sastra USU
(1)
Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta : Gadja Mada University Press
Sugono, Dendy dkk. 2003. Buku Praktis Bahasa Indones ia. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Yuanita, Arie. 2006. “Pronomina dalam Bahasa Pesisir Sibolga” (Skripsi) Fakultas
Sastra USU
(2)
LAMPIRAN A
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : Simon Petrus Purba Umur : 27 TahunPendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Desa Bah Tonang
2. Nama : Pineria Sinaga Umur : 65 Tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Bah Tonang
3. Nama : Jamahan Saragih Umur : 65 Tahun
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Petani
(3)
4. Nama : Lusiana Purba Umur : 45 Tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Bah Tonang
5. Nama : Lamsah Saragih Umur : 40 Tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Desa Bah Tonang
(4)
LAMPIRAN B
Data Penelitian
No. Data dalam Bahasa Indonesia Terjemahan dalam Bahasa
Simalungun
1 Kami ingin ke ladang. Laho hu juma hanami. 2 Hendak ke mana kalian? Laho huja nassiam?
3 Sudah makan kalian? Domma mangan nassiam?
4 Aku ingin mencari paman . Laho manorihi tulang au.
5 Apakah ada lauk? Dong do attup?
6 Kapan kamu menikah? Attigan ham moppo?
7 Siapa kawan paman itu? Ise hasoman ni bapa anggi ai? 8 Di mana ladang kalian? Ija juma nassiam?
9 Kami datang besok. Roh do hanami patar.
10 Baikklah kalau begitu! Dear ma anggo sonai! 11 Berapa kamu beli ini? Sadiha ituhor ham in? 12 Di sinilah kita makan! Ijon ma hita mangan! 13 Ia datang dari sana. Hunjai do ia roh.
14 Makanlah kamu! Mangan ma ham!
15 Mengapa banyak semut? Mase gok porkis?
16 Bilangkanlah kepada bapak! Patugah ma ai bani bapa! 17 Kapan kalian berangkat? Attigan do nassiam borhat? 18 Ladangnya sangat jauh. Daoh tumang jumani. 19 Apakah mereka ikut? Dihut do sidea? 20 Banyak sekali orang merantau dari
kampung ini, tetapi tidak pernah pulang
Bahat do pangaratto hun huta on, tapi lang ongga mulak.
(5)
21 Aku ingin memasak ikan arsik. Laho manloppah dekke arsik au. 22 Sudah lama aku menunggu di sini. Domma dokah au paimahon ham
ijon.
23 Kamulah kesayanganku! Ham do haholonganhu! 24 Adakah kamu lihat sepatuku? Dong itonggor ho saptku? 25 Aku pergi memancing ke sungai nanti. Holi laho hu bah au makkail. 25 Aku lihat di balik pintu. I pudi ni labah hu idah.
26 Tidak ada kawanku besok ke sana. Lang dong hasomanku patar hujai.
27 Aku pergi terlebih dahulu. Parlobei ma au laho da.
28 Beritahu aku kalau di sudah datang! Patugah bakku anggo domma roh ia!
29 Topi ini cantik sekali. Jenges tumang takkuluk on.
30 Inikah pisaunya? On do gupakni?
31 Besok bibi datang ke rumah ini. Roh do atturang hu jabu on patar. 32 Jangan kamu malas ke ladang! Ulang marayoh ham hu juma! 33 Yang mana celanamu? Na ija do salawarmu?
34 Aku memasak lauk untuk malam ini. Manloppah attup au laho panganon borngin on.
35 Inilah rumah yang dibeli itu! On ma jabu na ituhor ai! 36 Seperti inilah rumah yang hendak
dibeli bapak itu.
Songonon ma rupani jabu na laho tuhoron ni bapa ai.
37 Berapa lama lagi mereka sampai? Sadiha dokah nari sidea das? 38 Orang itu sudah sampai dari tadi. Domma das halak ai mulai
nokkan.
39 Kalian ke sanalah nanti! Hujai ma hanima holi! 40 Jam berapa kalian pulang? Jam piga nassiam mulak? 41 Mereka berbincang-bincang di sini. Ijon do sidea marbuali.
(6)
42 Saya baru saja pulang dari ladang. Ai pe mulak au hun juma. 43 Mereka adalah petani. Parjuma - juma do sidea. 44 Dia datang lama lagi. Dokah nari pe ia roh. 45 Kami berbincang-bincang dengan
paman di sini.
Hanami marbuali pakon tulang ijon.
46 Dia berjumpa dengan paman tadi. Pajuppah ia pakon tulang nokkan. 47 Menantu ingin mandi di sungai besar. Laho maridi parmaen i bah bolon. 48 Dialah calon mentunya. Ia ma calon helani.
49 Bawakanlah kayu ini! Boan ma soban on!
50 Banyak anak gadis di kampung ini. Bahat anak boru i huta on. 51 Kami senang berbicara dengan anak
muda di kampung ini.
Malas uhur nami marbual pakon garama i huta on.
52 Anak muda dan anak gadis manari . Garama pakon anak boru manortor.
53 Nenek belum tidur. Lape modom oppung.
54 Kami ingin ke rumah calon mertua . Laho hu jabu ni salon simatua hanami.
55 Apa yang kamu bawa itu? Aha do na iboan min? 56 Pesta itu ada di sana. Ijai do pesta ai. 57 Kalian menunggu di sini. Ijon ma paima hamu.
58 Tidak ada kerjanya satu hari ini. Lang dong horjani sadari on. 59 Kami semua akan berangkat besok. Laho borhat do patar hanami
ganup.
60 Kamu harus mengubah sifatmu! Paubah ma parlahou min! 61 Dia baru pulang cari kayu. Baru mulak marsoban ia. 62 Mereka mempunyai dua anak. Dua ma niombahni sidea