Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengukuran Risiko Obesitas pada Remaja Sekolah Setingkat SMP di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 46201021 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebesar 77.8% persen remaja SMP di Kecamatan Getasan
berisiko menjadi obesitas dengan presentase 27% sampai
39% untuk laki-laki dan 14% sampai 22% untuk perempuan.
2. Konsumsi sayuran dan buah pada remaja sekolah setingkat
SMP di Kecamatan Getasan masih cukup rendah sebesar
49% siswa tidak mengkonsumsi buah harian dan sebesar
44.5% hanya
mengkonsumsi sayuran dua
kali sehari,
konsumsi ini masih dibawah diet yang dianjurkan WHO.
3. Pemilihan
makanan yang dikonsumsi (wholegrain, makanan
manis, produk rendah
kebanyakan
lemak, daging,
sarapan
sereal)
masih kurang sehat. Ditemukan 74.2% tidak
mengkonsumsi produk wholegrain, sebanyak 66.6% lebih dari
tujuh kali seminggu mengkonsumsi
makanan manis dan
tambahan gula pada makanan dan minuman, didapati juga
85,5% menggunakan produk tidak rendah lemak, selain itu
sebanyak 65% memakan lemak yang terlihat pada daging dan
yang terahir sebanyak 91.3% tidak mengkonsumsi sarapan
sereal.
4. Tingkat aktifitas fisik remaja sekolah setingkat SMP di
kecamtan getasan masih dibawah standar yang aktivitas fisik
yang disarankan WHO. Didapati bahwa 34,3% dan 43.3%
beraktivitas fisik seperti olahraga dan ekstrakulikuler selama
0-1 jam dan 2 jam setiap minggu, selain itu ditemukan bahwa
30,8% dan 35.7% menonton TV selama 3 jam dan 2 jam
setiap hari.
5. Frekuensi makan (episode makan,makan diluar/jajan, sarapan)
remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan masih
kurang baik ditemukan 39% siswa makan sehari hanya 1
sampai dua kali dan 31,7% sering makan diluar atau
jajan(eating meal not prepared at home), selain itu 75.4% tidak
pernah sarapan.
6. Sebesar sebesar 63.6% mempunyai
risiko obesitas yang
didapat dari orangtua yang overweight atau obesitas.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Perawat:
a. Dengan mengunakan dasar ilmu keperawatan, perawat
dapat
mengkaji
kebutuhan
perawatan
untuk
meminimalkan dampak dari risiko obesitas.
b. Perawat dapat melakukan perananya sebagai edukator
untuk mengatisipasi dampak dari risiko obesitas dalam
upaya tindakan preventing terhadap obesitas.
c. Perawat dapat bekerja sama dengan dinas terkait dan
profesi kesehatan lain untuk bersama-sama secara
kolaboratif melakukan tindakan pencegahan dampak
risiko obesitas.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Perlu dilakukan penelitian mengani pola makan dengan
lebih berfokus pada seberapa banyak (dalam hitungan
berat ataupun kalori) konsumsi berbagai jenis makanan
dan
dikombinasikan
dengan frekuensi dan
jenis
makanan pada remaja dan bagaimana hubunganya
terhadap risiko obesitas
b. Perlu dilakukan kajian secara mendalam mengenai diet
yang sehat, sesuai dengan sosial dan kultural remaja
sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan.
c. Perlu dikembangkan alat ukur risiko obesitas yang
berdasarkan pada sosial dan kultural masyarakat
Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebesar 77.8% persen remaja SMP di Kecamatan Getasan
berisiko menjadi obesitas dengan presentase 27% sampai
39% untuk laki-laki dan 14% sampai 22% untuk perempuan.
2. Konsumsi sayuran dan buah pada remaja sekolah setingkat
SMP di Kecamatan Getasan masih cukup rendah sebesar
49% siswa tidak mengkonsumsi buah harian dan sebesar
44.5% hanya
mengkonsumsi sayuran dua
kali sehari,
konsumsi ini masih dibawah diet yang dianjurkan WHO.
3. Pemilihan
makanan yang dikonsumsi (wholegrain, makanan
manis, produk rendah
kebanyakan
lemak, daging,
sarapan
sereal)
masih kurang sehat. Ditemukan 74.2% tidak
mengkonsumsi produk wholegrain, sebanyak 66.6% lebih dari
tujuh kali seminggu mengkonsumsi
makanan manis dan
tambahan gula pada makanan dan minuman, didapati juga
85,5% menggunakan produk tidak rendah lemak, selain itu
sebanyak 65% memakan lemak yang terlihat pada daging dan
yang terahir sebanyak 91.3% tidak mengkonsumsi sarapan
sereal.
4. Tingkat aktifitas fisik remaja sekolah setingkat SMP di
kecamtan getasan masih dibawah standar yang aktivitas fisik
yang disarankan WHO. Didapati bahwa 34,3% dan 43.3%
beraktivitas fisik seperti olahraga dan ekstrakulikuler selama
0-1 jam dan 2 jam setiap minggu, selain itu ditemukan bahwa
30,8% dan 35.7% menonton TV selama 3 jam dan 2 jam
setiap hari.
5. Frekuensi makan (episode makan,makan diluar/jajan, sarapan)
remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan masih
kurang baik ditemukan 39% siswa makan sehari hanya 1
sampai dua kali dan 31,7% sering makan diluar atau
jajan(eating meal not prepared at home), selain itu 75.4% tidak
pernah sarapan.
6. Sebesar sebesar 63.6% mempunyai
risiko obesitas yang
didapat dari orangtua yang overweight atau obesitas.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Perawat:
a. Dengan mengunakan dasar ilmu keperawatan, perawat
dapat
mengkaji
kebutuhan
perawatan
untuk
meminimalkan dampak dari risiko obesitas.
b. Perawat dapat melakukan perananya sebagai edukator
untuk mengatisipasi dampak dari risiko obesitas dalam
upaya tindakan preventing terhadap obesitas.
c. Perawat dapat bekerja sama dengan dinas terkait dan
profesi kesehatan lain untuk bersama-sama secara
kolaboratif melakukan tindakan pencegahan dampak
risiko obesitas.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Perlu dilakukan penelitian mengani pola makan dengan
lebih berfokus pada seberapa banyak (dalam hitungan
berat ataupun kalori) konsumsi berbagai jenis makanan
dan
dikombinasikan
dengan frekuensi dan
jenis
makanan pada remaja dan bagaimana hubunganya
terhadap risiko obesitas
b. Perlu dilakukan kajian secara mendalam mengenai diet
yang sehat, sesuai dengan sosial dan kultural remaja
sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan.
c. Perlu dikembangkan alat ukur risiko obesitas yang
berdasarkan pada sosial dan kultural masyarakat
Indonesia.