Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengukuran Risiko Obesitas pada Remaja Sekolah Setingkat SMP di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 46201021 BAB II

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Obesitas

2.1.1 Definisi Obesitas

Berat badan lebih atau obesitas adalah keadaan proposi anak dengan nilai > 2SDs atau > 3SDs dari standar deviasi setelah dilakukan pengukuran antropometri, standar deviasi dikeluarkan oleh WHO dan disesuaikan dengan keadaan di Indonesia (Kementrian kesehatan, 2011). Obesitas juga bisa dikatakan suatu kelainan penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Pada dasarnya penyebab obesitas adalah kelebihan energi yang kemudian disimpan dalam bentuk lemak (Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2011).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, obesitas adalah penimbunan lemak tubuh dan jika berat badanya diukur dengan standar deviasi WHO melebihi berat badan normal.


(2)

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas

Menurut Misnadiarly (2007), ada lima faktor risiko yang mempengaruhi obesitas. Kelima faktor tersebut adalah aktifitas fisik, sosial ekonomi, kebiasaan makan, faktor genetik dan faktor psikologis. Pendapat Misnadiarly tersebut juga didukung oleh penelitian yang sudah ada. Adapun faktor-faktor tersebut sebagai berikut:

2.1.2.1 Aktivitas fisik

Aktifitas fisik dengan pembakaran kalori yang rendah seperti menonton televisi dan bermain video game menyebabkan kenaikan berat badan berlebihan pada anak (Misnadiarly, 2007). Hal ini didukung oleh sebuah penelitian di Portugal menyatakan bahwa obesitas pada anak berasosiasi dengan rendahnya aktifitas fisik (Pereira et al, 2010).


(3)

Pada keluarga dengan penghasilan rendah pola hidup sehat tidak menjadi prioritas utama sehingga anak lebih mudah menjadi obesitas (Misnadiarly, 2007). Pendapat ini bertolak belakang dengan penelitan yang dilakukan oleh lembaga Johns Hopkins di Amerika secara global yang menemukan bahwa status sosial ekonomi yang tinggi pada negara berkembang lebih berisiko untuk obesitas dari pada yang lainya (Wang & Lim, 2012). Meskipun begitu satu hal yang dapat disimpulkan dari teori dan hasil penelitian tersebut, yaitu faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap obesitas.

2.1.2.3 Kebiasaan makan

Makanan dengan kalori tinggi berdampak pada peningkatan berat badan yang berlebihan pada anak (Misnadiarly, 2007). Hal ini didukung oleh sebuah penelitian di kanada yang menemukan bahwa fast food seperti hamburger


(4)

berasosiasi dengan obesitas pada anak (Shang et al, 2014).

2.1.2.4 Faktor genetik

Anak yang obesitas kebanyakan

mempunyai riwayat keluarga obesitas juga (Misnadiarly, 2007). Studi literatur di Inggris menyimpulkan bahwa telah diidentifikasi 34 gen yang berasosiasi dengan obesitas (Fernandez et al, 2012).

2.1.2.5 Faktor psikologis

Obesitas juga bisa disebabkan oleh stress karena jika terpapar oleh stress dan masalah orang cenderung makan berlebihan sebagai pelampiasan (Misnadiarly, 2007). Hal serupa juga di ungkapkan melalui sebuah penelitian di Switzerland yang menemukan bahwa obesitas dan masalah psikologis seperti stress mempunyai hubungan saling terkait, dalam artian masalah psikologis dapat menyebabkan obesitas dan obesitas juga dapat menyebabkan masalah psikologis (Puder & Munsch, 2010).


(5)

2.1.3 Dampak buruk obesitas

Obesitas berdampak pada beberapa masalah kesehatan. Menurut Misnadiarly (2007) obesitas menyebabkan beberapa masalah penyakit seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Hal ini sesui dengan temuan pada sebuah study review yang dilakukan di Yunani mengemukakan bahwa obesitas berdampak pada beberapa penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, dislipidemia, atherosclerosis dan juga bisa menyebabkan sindrom metabolis (Herouvi et al, 2013). Hal serupa juga di ungkapkan pada hasil penelitian di Hungaria yang menyimpulkan bahwa obesitas pada anak-anak perhubungan dengan sindrom metabolis (Csernus et al, 2005)

2.2 Pengukuran risiko obesitas

Beberapa negara sudah mengembangkan alat untuk mengukur risiko obesitas. Kebanyakan alat ukur risiko obesitas mempertimbangkan faktor risiko yang sudah diteliti peneliti


(6)

sebelumnya. Ada tiga alat ukur risiko obesitas yang sudah yang sudah dikembangkan dan diteliti. Ketiga alat ukur tersebut adalah Eating Disorder examination adapted for Children (CheDE), Childhood Obesity Risk Evaluation (CORE) dan Diet Lifestyle Index.

2.2.1 Eating Disorder examination adapted for Children (CheDE)

Penelitian menggunakan alat ukur ini dilakukan di USA selama delapan tahun dengan fokus kuisoner untuk mendeteksi Loss Of Control (LOC) eating pada anak-anak. Setelah dilakukan penelitian ini, peneliti membuktikan bahwa anak yang mengalami LOC rata-rata mengalami kenaikan IMT 2,5 kilogram setiap tahun (Tanofsky-Kraff, et al., 2009). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ChEDE dapat menjadi alat ukur yang sangat berguna untuk menentukan risiko obesitas pada anak.

2.2.2 Childhood Obesity Risk Evaluation (CORE)

Pengembangan alat ukur CORE dilakukan di Yunani. Alat ukur ini dibuat berdasarkan pada faktor


(7)

risiko riwayat pada saat bayi berada di dalam kandungan dan sosialdemografi. Variabel yang dijadikan dasar pengukuran adalah kelebihan berat badan saat sebelum kehamilan, merokok saat kehamilan, rendahnya pendidikan ibu, kenaikan berat badan saat enam bulan pertama lahir dan dipadukan dengan faktor risiko gender. Hasil dari penelitian ini didapati alat ukur risiko obesitas CORE memiliki tingkat sensitivitas 54% (Manios, et al.,2013)

2.2.3 Diet Lifestyle Index

Alat ukur Diet Lifestyle Index dikembangkan di Yunani dengan subjek remaja usia 12 sampai 17 tahun, dengan mempertimbangkan faktor risiko kebiasaan makan, jenis makanan yang dikonsumsi, aktifitas fisik dan faktor genetik (Kosti, et al., 2009). Alat ukur ini sangat ideal untuk penelitian ini karena dapat digunakan pada remaja dan mempertimbangkan hampir secara menyeluruh faktor risiko obesitas.


(8)

2.3 Tumbuh Kembang Anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Anak SMP berada pada masa tumbuh kembang remaja awal yang ditandai dengan mulai tampaknya karakteristik seks sekunder. Pada masa remaja awal pertumbuhan meningkat mencapai puncak kecepatan pertumbuhan. Pada masa remaja awal juga terjadi ketidakstabilan dalam diri remaja karena perubahan yang terlalu cepat tersebut (Hockenberry & Wilson, 2007). Karena cepatnya pertumbuhan dan ketidakstabilan emosi pada remaja, maka remaja sangat rentan terhadap kenaikan berat badan dan menuju kerisiko obesitas.

Berdasarkan tinjauan literatur yang sudah dilakukan, obesitas menimbulkan banyak dampak buruk. Penelitian pengukuran risiko obesitas dengan mempertimbangkan faktor risiko yang sudah ada, sangat mungkin dilakukan. Penelitian mengenai pengukuran resiko obesitas sangat penting dilakukan karena bisa menjadi dasar tindakan preventing obesitas pada remaja. Alat ukur Diet Lifestyle Index yang dikembangkan di Yunani pada tahun 2009 bisa digunakan menjadi instrument yang sesuai untuk penelitian ini karena penelitian ini ditujukan kepada anak remaja, serta alat ukur ini sudah hampir mempertimbangkan keseruruhan faktor risiko obesitas.


(9)

2.4 Kerangka Penelitian

Sudah diidentifikasi beberapa faktor risiko obesitas (Ercan, et al., 2012) (Huus , et al., 2008) (Andegiorgish, et al., 2011)

Tren obesitas yang terus bertambah

(WHO, 2015)

(RISKESDAS, 2013).

Dampak buruk

obesitas (WHO, 2014) (Khader, et

al., 2011)

(Festschrift, 2006).

Dapat dilakukan pengukuran risiko obesitas(Tanofsky-Kraff, et al., 2009) (Kosti, et al., 2009) (Manios, et al., 2013)

Ditemukan salah satu faktor risiko obesitas di SMPN 3 Getasan dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai risiko obesitas di SMPN 3 Getasan

Penelitan pengenbangan alat ukur risiko obesitas

diet lifestyle index, peneliti menyarankan untuk

dilakukan penelitian lebih mendalam pada prespektif dan populasi yang berbeda (Kosti, et al., 2009).

Perlu dilakukan penelitian mengenai pengukuran risiko obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan untuk mengetahui seberapa besar risiko obesitas obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan dan mendeskripsikan resiko obesitas yang terjadi obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan


(10)

Remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan.

Dengan mempertimbngkan faktor: 1. Aktifitas fisik

2. Genetik 3. Pola makan

Pengukuran resiko obesitas

Deskripsi anak yang tidak beresiko obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan Ditemukan anak dengan

resiko obesitas

Ditemukan anak yang tidak beresiko obesitas

Deskripsi resiko obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan

Akan dibahas menggunakan teori peran keperawatan dan beberapa penelitian terkait risiko obesitas


(1)

2.1.3 Dampak buruk obesitas

Obesitas berdampak pada beberapa masalah kesehatan. Menurut Misnadiarly (2007) obesitas menyebabkan beberapa masalah penyakit seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Hal ini sesui dengan temuan pada sebuah study review yang dilakukan di Yunani mengemukakan bahwa obesitas berdampak pada beberapa penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, dislipidemia, atherosclerosis dan juga bisa menyebabkan sindrom metabolis (Herouvi et al, 2013). Hal serupa juga di ungkapkan pada hasil penelitian di Hungaria yang menyimpulkan bahwa obesitas pada anak-anak perhubungan dengan sindrom metabolis (Csernus et al, 2005)

2.2 Pengukuran risiko obesitas

Beberapa negara sudah mengembangkan alat untuk mengukur risiko obesitas. Kebanyakan alat ukur risiko obesitas mempertimbangkan faktor risiko yang sudah diteliti peneliti


(2)

sebelumnya. Ada tiga alat ukur risiko obesitas yang sudah yang sudah dikembangkan dan diteliti. Ketiga alat ukur tersebut adalah Eating Disorder examination adapted for Children (CheDE), Childhood Obesity Risk Evaluation (CORE) dan Diet Lifestyle Index.

2.2.1 Eating Disorder examination adapted for Children (CheDE)

Penelitian menggunakan alat ukur ini dilakukan di USA selama delapan tahun dengan fokus kuisoner untuk mendeteksi Loss Of Control (LOC) eating pada anak-anak. Setelah dilakukan penelitian ini, peneliti membuktikan bahwa anak yang mengalami LOC rata-rata mengalami kenaikan IMT 2,5 kilogram setiap tahun (Tanofsky-Kraff, et al., 2009). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ChEDE dapat menjadi alat ukur yang sangat berguna untuk menentukan risiko obesitas pada anak.

2.2.2 Childhood Obesity Risk Evaluation (CORE)

Pengembangan alat ukur CORE dilakukan di Yunani. Alat ukur ini dibuat berdasarkan pada faktor


(3)

risiko riwayat pada saat bayi berada di dalam kandungan dan sosialdemografi. Variabel yang dijadikan dasar pengukuran adalah kelebihan berat badan saat sebelum kehamilan, merokok saat kehamilan, rendahnya pendidikan ibu, kenaikan berat badan saat enam bulan pertama lahir dan dipadukan dengan faktor risiko gender. Hasil dari penelitian ini didapati alat ukur risiko obesitas CORE memiliki tingkat sensitivitas 54% (Manios, et al.,2013)

2.2.3 Diet Lifestyle Index

Alat ukur Diet Lifestyle Index dikembangkan di Yunani dengan subjek remaja usia 12 sampai 17 tahun, dengan mempertimbangkan faktor risiko kebiasaan makan, jenis makanan yang dikonsumsi, aktifitas fisik dan faktor genetik (Kosti, et al., 2009). Alat ukur ini sangat ideal untuk penelitian ini karena dapat digunakan pada remaja dan mempertimbangkan hampir secara menyeluruh faktor risiko obesitas.


(4)

2.3 Tumbuh Kembang Anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Anak SMP berada pada masa tumbuh kembang remaja awal yang ditandai dengan mulai tampaknya karakteristik seks sekunder. Pada masa remaja awal pertumbuhan meningkat mencapai puncak kecepatan pertumbuhan. Pada masa remaja awal juga terjadi ketidakstabilan dalam diri remaja karena perubahan yang terlalu cepat tersebut (Hockenberry & Wilson, 2007). Karena cepatnya pertumbuhan dan ketidakstabilan emosi pada remaja, maka remaja sangat rentan terhadap kenaikan berat badan dan menuju kerisiko obesitas.

Berdasarkan tinjauan literatur yang sudah dilakukan, obesitas menimbulkan banyak dampak buruk. Penelitian pengukuran risiko obesitas dengan mempertimbangkan faktor risiko yang sudah ada, sangat mungkin dilakukan. Penelitian mengenai pengukuran resiko obesitas sangat penting dilakukan karena bisa menjadi dasar tindakan preventing obesitas pada remaja. Alat ukur Diet Lifestyle Index yang dikembangkan di Yunani pada tahun 2009 bisa digunakan menjadi instrument yang sesuai untuk penelitian ini karena penelitian ini ditujukan kepada anak remaja, serta alat ukur ini sudah hampir mempertimbangkan keseruruhan faktor risiko obesitas.


(5)

2.4 Kerangka Penelitian

Sudah diidentifikasi beberapa faktor risiko obesitas (Ercan, et al., 2012) (Huus , et al., 2008) (Andegiorgish, et al., 2011)

Tren obesitas yang terus bertambah

(WHO, 2015)

(RISKESDAS, 2013).

Dampak buruk

obesitas (WHO, 2014) (Khader, et

al., 2011)

(Festschrift, 2006).

Dapat dilakukan pengukuran risiko obesitas(Tanofsky-Kraff, et al., 2009) (Kosti, et al., 2009) (Manios, et al., 2013)

Ditemukan salah satu faktor risiko obesitas di SMPN 3 Getasan dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai risiko obesitas di SMPN 3 Getasan

Penelitan pengenbangan alat ukur risiko obesitas

diet lifestyle index, peneliti menyarankan untuk

dilakukan penelitian lebih mendalam pada prespektif dan populasi yang berbeda (Kosti, et al., 2009).

Perlu dilakukan penelitian mengenai pengukuran risiko obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan untuk mengetahui seberapa besar risiko obesitas obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan dan mendeskripsikan resiko obesitas yang terjadi obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan


(6)

Remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan.

Dengan mempertimbngkan faktor: 1. Aktifitas fisik

2. Genetik 3. Pola makan

Pengukuran resiko obesitas

Deskripsi anak yang tidak beresiko obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan Ditemukan anak dengan

resiko obesitas

Ditemukan anak yang tidak beresiko obesitas

Deskripsi resiko obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan

Akan dibahas menggunakan teori peran keperawatan dan beberapa penelitian terkait risiko obesitas


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Dukun Bayi tentang Pijat Bayi di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462010060 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Dukun Bayi tentang Pijat Bayi di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 462010060 BAB IV

0 11 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengukuran Risiko Obesitas pada Remaja Sekolah Setingkat SMP di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 46201021 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengukuran Risiko Obesitas pada Remaja Sekolah Setingkat SMP di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 46201021 BAB III

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengukuran Risiko Obesitas pada Remaja Sekolah Setingkat SMP di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 46201021 BAB IV

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengukuran Risiko Obesitas pada Remaja Sekolah Setingkat SMP di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 46201021 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengukuran Risiko Obesitas pada Remaja Sekolah Setingkat SMP di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengukuran Risiko Obesitas pada Remaja Sekolah Setingkat SMP di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah pada SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang T1 162011020 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Obesitas pada Masyarakat Desa Sanoba Kecamatan Sanoba Kabupaten Nabire – Papua T1 BAB II

0 1 17