EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban) SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS.
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)
SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi
Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh: NURUL FAQIH
0902069
PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2014
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)
SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Oleh: NURUL FAQIH
0902069
Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi
Jurusan Pendidikan Biologi
© Nurul Faqih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
(3)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “efektivitas biji jayanti (Sesbania sesban) sebagai biokoagulan dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,
Nurul Faqih NIM. 0902069
(4)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)
SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Oleh NURUL FAQIH
0902069
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. H. Saefudin, M.Si NIP. 196307011988031003
Pembimbing II
Hj. Tina Safaria Nilawati, M.Si NIP.197303172001122002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
(5)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(6)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban) SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian eksperimen yang berjudul “efektivitas biji jayanti (Sesbania sesban) sebagai biokoagulan dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas” melalui proses koagulasi dan flokulasi. Secara umum proses tersebut merupakan proses pengumpulan partikel-partikel halus yang tidak diendapkan secara gravitasi menjadi partikel yang lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitasbiji
Sesbania sesban sebagai biokoagulan dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair
industri kertas. Sifat fisik yang diteliti mencakup turbiditas dan Total Suspended Solid (TSS), sedangkan sifat kimiawi yang diteliti mencakup Biological Oxygen Demand (BOD) dan kesadahan total. Desain rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari sembilan sampel yang diberi perlakuan dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 110 mg/l, 120 mg/l, 130 mg/l, 140 mg/l, 150 mg/l, 160 mg/l, 170 mg/l, 180 mgl, 190 mg/l dan satu sampel tanpa perlakuan yang dijadikan kontrol, kemudian masing-masing sampel dilakukan tiga kali pengulangan sehingga jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 sampel. Hasil pengujian dan analisis statistik yang dilakukan menunjukan bahwa, efektivitas biji
Sesbania sesban mampu memperbaiki sifatfisik dan kimiawi limbah cair dari industri kertas.
Konsentrasi optimum diperoleh pada 150 mg/l. Efektivitasnya mampu menurunkan turbiditas hingga 97,54%, pada penurunan TSS efektivitasnya sebesar 85,31% dan penurunan BOD efektivitasnya sebesar 78,20%, sedangkan penurunan kesadahan total efektivitasnya mencapai 45,93% terjadi pada konsentrasi 140 mg/l.
(7)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i
EFFECTIVENESS JAYANTI SEEDS (Sesbania sesban) AS A BIOCOAGULANT TO IMPROVE PHYSICAL AND CHEMICAL CHARACTERISTICS OF WASTE WATER
PAPER INDUSTRIES ABSTRACT
This research concerned about the effectiveness of Sesbania sesban seed as a coagulant. The aim of this research was to analyze the effectiveness of Sesbaniasesban seed as a coagulant to improve physical and chemical characteristics of paper industries waste water. Physical characteristics investigated in this research were turbidity and Total Suspended Solid (TSS). Chemical characteristics investigated were Biologycal Oxygen Demand (BOD) and hardness. Design of plan research used was completely randomized design (RAL) methods which consist of vary concentrations. The concentrations were: 110 mg/l, 120 mg/l, 130 mg/l, 140 mg/l, 150 mg/l, 160 mg/l, 170 mg/l, 180 mgl, 190 mg/l and one control, three replications. The result showedthatthe effectiveness of Sesbaniasesbanin reducing turbidity was 150 mg/l (97,54%), TSS was 150 mg/l (85.31%), and BOD was 150 mg/l (78.20%), and hardness was 140 mg/l (45,93%).
(8)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Batasan Masalah ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Asumsi ……….. ... 5
BAB II POTENSI Sesbania sesban SEBAGAI BIOKOAGULANL TERHADAP LIMBAH KERTAS INDUSTRI KERTAS... 6
A. Sesbania sesban ……….. ... 6
B. Koagulasi dan Flokulasi ……….. ... 9
C. Industri Kertas ……….. ... 16
D. Karakteristik Limbah Cair Industri Kertas ……….. ... 22
E. Dampak Limbah Cair Industri Kertas ………... 25
F. Hipotesis……….. ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Populasi dan Sampel ... 26
C. Desain Penelitian ... 26
(9)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu v
E. Alat dan Bahan Penelitian ... 27
F. Langkah Kerja ... 29
a. Tahap Persiapan ... 29
b. Tahap Pra Penelitian ... 30
1.Analisis sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas………. 30 2. Penentuan pH optimum... 30
3. Penentuan kecepatan pengadukan optimum ... 31
4. Penentuan rentang konsentrasi.. ... 31
c. Penelitian Inti……….. 31
1. Proses koagulasi-flokulasi limbah cair industri kertas dengan menggunakan Sesbania sesban ... 32 2. Analisis sifat fisik dan kimiawi sampel air limbah cair industri kertas……….. 32
a) Derajat keasaman (pH) ... 32
b) Kekeruhan……… 31
c) Total Suspended Solid (TSS) ……….. 32
d) Kesadahan Total………. 32
e) Biochemical Oxygen Demand (BOD) ……….. 35
G. Pengolahan Data ... 36
H. Analisis Data ... 36
I. Alur Penelitian ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Pra Penelitian... 38
1. Penentuan pH optimum, kecepatan, waktu pengadukan dan waktu pengendapan optimum………. 39
2. Penentukan rentang konsentrasi ……… 46
B. Penelitian Inti ... 46
1) Pengujian Turbiditas ... 47
(10)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vi
3) Pengujian Biological Oxygen Demand (BOD) ... 52
4) Pengujian Kesadahan Total ... 55
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Rekomendasi ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 63
(11)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kandungan Asam Amino Pada Biji Sesbania sesban 8
2.2 Perkembangan Kapasitas, Produksi, Konsumsi, Ekspor Dan Impor
Industri Kertas dan Pulp Tahun 1987-1999………….……….. 17 2.3 Baku Mutu Limbah Cair Industri Pulp dan Kertas………..………….. 24 3.1 Metode Rancangan Acak Lengkap Penelitian………... 27 3.2 Alat yang digunakan dalam penelitian... 28
3.3 Bahan yang digunakan dalam penelitian……… 28
4.1 Efekvitas biji Sesbania sesban sebagai biokoagulan pada proses koagulasi dan flokulasi terhadap penentuan pH optimum dan waktu pengendapan optimum serta pengadukan optimum dengan berdasarkan pada Mardiyana (2009)... 39 4.2 Efekvitas biji Sesbania sesban sebagai biokoagulan pada proses
koagulasi dan flokulasi terhadap penentuan pH optimum dan waktu pengendapan optimum serta pengadukan optimum dengan berdasarkan pada Ariyani (2006)... 40 4.3 Efekvitas biji Sesbania sesban sebagai biokoagulan pada proses
koagulasi dan flokulasi terhadap penentuan rentang konsentrasi ……. 43 4.4 Efektivitas Sesbania sesban sebagai biokoagulan terhadap parameter
yang diujikan pada limbah cair industri
kertas... 47 4.5 Efektivitas biji Sesbania sesban terhadap penurunan turbiditas setelah
proses koagulasi-flokulasi pada limbah cair industri
kertas………. 48
4.6 Efektivitas biji Sesbania sesban terhadap penurunan TSS setelah proses koagulasi-flokulasi pada limbah cair industri kertas ……… 50 4.7 Efektivitas biji Sesbania sesban terhadap penurunan BOD setelah
proses koagulasi-flokulasi pada limbah cair industri kertas... 52 4.8 Efektivitas biji Sesbania sesban terhadap penurunan kesadahan total
(12)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Sesbania sesban ... 7
2.2 Morfologi Daun dan Biji Sesbania Sesban ... 8
2.3 Proses koagulasi dan flokulasi pada koloid ... 11
3.1 Tempat Pengambilan Limbah Cair Industri Kertas ... 29
3.2 Pembuatan serbuk biji Sesbania sesban ... 30
3.3 Alur Penelitian ... 37
4.1 Proses Pengadukan dengan menggunakan Mechanical stirrer ... 38
(13)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ix
LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. Gambar dalam Penelitian ... 63 II. Tabel hasil penelitian ... 69 III. Hasil Uji Statistik ... 76
(14)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini di lndonesia, khususnya di kota-kota besar masalah pencemaran sungai akibat buangan limbah cair industri semakin meningkat, di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius. Buangan air limbah industri mengakibatkan timbulnya pencemaran air sungai yang dapat merugikan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai dan berkurangnya pemanfaatan air sungai oleh penduduk. Semakin beragamnya industri, maka jumlah air buangan limbah pun semakin banyak, sehingga sungai sebagai penampung limbah akan menerima beban semakin besar yang mengakibatkan tingkat pencemaran semakin tidak terkendali. Berdasarkan analisis deskriptif Hardiyanto (2004), diperoleh hasil yang menyatakan bahwa dari 35 industri terdapat kelompok jenis industri pengolahan makanan dengan 11 perusahaan, industri kimia/farmasi 7 perusahaan, permesinan 6 perusahaan, tekstil 4 perusahaan, furniture 3 perusahaan dan kelompok jenis industri kemasan dan lain-lain masing-masing 2 perusahaan yang umumnya telah mengupayakan minimalisasi air limbah pada proses produksinya melalui optimalisasi proses (reduce 74,29%), (reuse 8,57%), (recycle 8,57%) dan (recovery 5,71%), sedangkan industri yang melakukan penerapan IPAL (42,85%) sebanyak 15 industri.
Salah satu jenis industri yang dapat menimbulkan pencemaran air adalah industri kertas. Industri pengolahan hasil hutan ini merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang cukup berbahaya bagi lingkungan (Cahyono, 2007). Industri kertas merupakan salah satu industri penting di Indonesia yang cukup besar kontribusinya terhadap pendapatan negara dari nilai ekspornya. Kebutuhan manusia akan kertas sangat diperlukan dalam kebutuhan sehari-hari sehingga permintaan kertas terus meningkat baik dari segi kapasitas, produksi, ekspor, dan konsumsinya terhadap kertas itu sendiri. Pada dekade terakhir ini industri pulp dan kertas nasional mengalami perkembangan sangat pesat, baik
(15)
2
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kapasitas produksi dan ekspornya, pada periode 1987-1998, kapasitas terpasang industri kertas meningkat dari 950.000 ton/tahun menjadi 7.559.430 ton/tahun (naik rata-rata 20,75% pertahun). Produksi meningkat dari 826.500 ton menjadi 5.487.260 ton/tahun (naik rata-rata 18,74% per tahun) dan ekspor meningkat dari 188.480 ton menjadi 2.833.960 ton (naik rata-rata 27,94% per tahun). Konsumsi kertas meningkat dari 782.420 ton menjadi 2.783.430 ton (rata-rata 12,23% per tahun) Ibnusantosa (2010).
Kayu sebagai bahan baku dalam industri kertas mengandung beberapa komponen senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin, terpentin, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan Biological Oxygen Demand (BOD) tinggi (Rini, 2002). Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin ini akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa toksik seperti dioksin. Dioksin ini ditemukan dalam proses pembuatan kertas (Rini, 2002). Sebab itulah pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari lingkungan.
Menurut Waluyo (2005), pengolahan limbah cair industri kertas meliputi pengolahan secara fisika, kimia dan biologi, pengolahan limbah secara kimia yaitu pengolahan limbah cair dengan menggunakan zat-zat kimia untuk mengurangi kadar padatan terlarut dan logam berat, proses pengolahan limbah secara kimia salah satunya dengan cara koagulasi dan flokulasi. Pada proses koagulasi terjadi destabilisasi koloid dan partikel dalam air sebagai akibat dari pengadukan cepat dan pembubuhan bahan kimia (koagulan), yang di akibatkan oleh pengadukan cepat, koloid dan partikel yang stabil berubah menjadi tidak stabil karena terurai menjadi partikel yang bermuatan positif dan negatif, pembentukan partikel positif dan negatif tersebut dihasilkan dari proses penguraian koagulan, kemudian proses ini berlanjut dengan pembentukan ikatan antara partikel positif dengan partikel negatif yang menyebabkan pembentukan inti flok (presipitat), dengan kata lain proses koagulasi dan flokulasi merupakan proses pengumpulan partikel-partikel halus yang tidak diendapkan secara gravitasi menjadi partikel yang lebih besar. Pada umumnya bahan kimia yang digunakan pada proses koagulasi dan flokulasi
(16)
3
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pada pengolahan limbah cair industri kertas adalah Polyaluminium chloride (PAC), akan tetapi PAC dapat menimbulkan kerugian diantaranya menambah residu terlarut dan kandungan logam pada lumpur hasil pengendapan (Ghebremichael, 2004).
Pemanfaatan sumber alam dapat menghasilkan pendapatan alternatif secara ekonomi salah satunya dengan penggunaan biji tanaman pada penjernihan air. Biji tanaman Nirmali telah digunakan untuk menjernihkan kekeruhan air permukaan sejak 4000 tahun yang lalu (Shultz dan Okun, 1984). Pada abad terakhir ini ditemukan senyawa penjernih air dalam biji Moringa oleifera (Jahn, 1988). Beberapa alternatif bahan alami yang telah diketahui dapat berperan sebagai koagulan diantaranya Moringa oleifera (Schwarz, 2000), Strychnos potatorum (Cohen & Hannah, 1971), Sesbania sesban (Mardiyana, 2009), dan beberapa kacang-kacangan lainnya seperti Vicia faba (Ariyani, 2006).
Sesbania sesban merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai
koagulan alternatif khususnya di Indonesia karena keberadaannya di alam sangat banyak yang mana sering dilihat tumbuh di pesawahan dan di dataran rendah sampai 800 meter di atas permukaan laut (Evans, 1987). Salah satu penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penggunaan Sesbania sesban efektif dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi air minum, yang menunjukkan bahwa biokoagulan Sesbania sesban mampu menurunkan turbiditas, kesadahan total, dan kandungan besi (Merdiyana, 2009). Menurut Prakash & Misra (1988), kandungan protein biji Sesbania sesban sebesar 44%. Protein yang terkandung dalam
Sesbania sesban inilah yang nantinya diharapkan dapat menggantikan fungsi PAC
karena protein yang dikandungnya merupakan salah satu polielektrolit yang dapat digunakan sebagai koagulan karena memilki grup yang dapat terionisasi yaitu gugus amina dan karboksil (Amirtharajah, 1990). Berdasarkan latar belakang tersebut penting sekali untuk mengetahui efektivitas dari biji Sesbania sesban sebagai biokoagulan dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas sehingga dilakukan penelitian dan analisis yang diharapkan dapat memenuhi baku mutu limbah cair industri kertas.
(17)
4
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Rumusan Masalah
Bagaimana efektivitas biji Sesbania sesban sebagai biokoagulan dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas? Berdasarkan rumusan masalah tersebut dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas biji Sesbania sesban dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas?
2. Berapakah konsentrasi serbuk biji Sesbania sesban yang optimum dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas biji
Sesbania sesban sebagai biokoagulan dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi
limbah cair industri kertas.
D. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Sampel yang digunakan yaitu Biji Sesbania sesban dalam bentuk serbuk yang telah dihaluskan. Sampel ini didapatkan dari perumahan Ciapus Buah Batu, yang bertempat di Jl. Ciapus, Kabupaten Bogor Barat.
2. Sampel limbah yang diuji berasal dari limbah cair industri kertas dari perusahaan PT. Pabrik Kertas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, bertempat di Jl. Cihaliwung. Limbah tersebut berasal dari proses pembuatan kertas halus.
3. Analisis yang dilakukan dari parameter yang diukur dalam penelitian adalah Turbiditas, pH, kesadahan total, BOD dan TSS.
4. Nilai efektivitas yang dapat diperoleh dari rumus efektivitas yang terdapat pada pengolahan data.
5. Nilai konsentrasi optimum diambil dari konsentrasi yang memiliki nilai efektivitas penurunan sifat fisik dan kimiawi yang paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi yang lainnya.
(18)
5
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi mengenai efektivitas biji Sesbania sesban dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas.
2. Memberikan gambaran tentang biji Sesbania sesban sebagai pustaka awal penelitian selanjutnya yang lebih aplikatif, yaitu menjadikan biji tersebut sebagai bahan alternatif yang dapat digunakan dalam permasalahan pencemaran limbah cair industri kertas dan limbah cair industri lainnya. 3. Sebagai tambahan ilmu khususnya dalam bidang tumbuhan, ekologi umum,
biokimia dan pengetahuan lingkungan.
F. Asumsi
1. Tanaman kacang-kacangan adalah tanaman yang efektif berperan sebagai koagulan (Cohen & Hannah, 1972).
2. Protein merupakan salah satu polielektrolit yang dapat digunakan sebagai koagulan karena memiliki gugus yang dapat terionisasi yaitu gugus karboksil dan gugus amina (Amirtharajah & O'melia, 1990).
3. Kandungan protein biji Sesbania sesban sebesar 44% (Prakash & Misra,1988).
4. Tanaman kacang-kacangan yang memiliki kandungan protein yang tinggi efektif berperan sebagai koagulan.
(19)
26
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen karena dilakukan manipulasi terhadap variabel dan adanya kontrol (Nazir, 1938).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh air limbah kertas yang berasal dari proses pembuatan kertas halus yang diolah oleh PT. Pabrik Kertas Padalarang Kabupaten Bandung Barat yang bertempat di Jl. Cihaliwung.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah air limbah kertas yang diolah oleh pabrik kertas yang dihasilkan dari proses pembuatan kertas halus yang diberi perlakuan penambahan konsentrasi biokoagulan Sesbania
sesban sebanyak 110 mg/l; 120 mg/l; 130 mg/l; 140 mg/l; 150 mg/l; 160 mg/l;
170 mg/l; 180 mg/l; 190 mg/l dan satu sampel yang tidak diberi perlakuan, serta volume sampel air limbah kertas yang digunakan yaitu 500 ml.
C. Desain Penelitian
Pada penelitian ini digunakan desain percobaan rancangan acak lengkap (RAL) dan dilakukan di dalam Laboratorium dimana kondisi cuaca dapat dikontrol (Nazir, 1938). Semua sampel dapat ditempatkan dimana saja karena kondisi di dalam Laboratorium dianggap homogen.
Penelitian ini terdiri atas satu kontrol dan sembilan perlakuan, yaitu dengan konsentrasi biji Sesbania sesban yang digunakan adalah 110 mg/l; 120 mg/l; 130 mg/l; 140 mg/l; 150 mg/l; 160 mg/l; 170 mg/l; 180 mg/l dan 190 mg/l. Konsentrasi yang digunakan merupakan konsentrasi yang didapat dari rentang konsentrasi dari pra penelitian. Penentuan banyaknya pengulangan pada
(20)
27
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rancangan Acak Lengkap (RAL) berdasarkan Gomez (1995) dengan rumus :
t(r-1) ≥20 banyaknya sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 30 buah sampel dengan pengulangan sebanyak tiga kali dimana t=perlakuan atau treatment dan r=banyaknya replikasi (pengulangan).
Jadi : t(r-1) ≥ 20 9(r-1) ≥ 20 9r-9 ≥ 20
8r ≥ 29 r ≥ 3,22
Tabel 3.1 Metode Rancangan Acak Lengkap Penelitian menurut Gomez (1995).
C2 E1 E3 D3 H1 B1 A3 G2 H3 J1
F3 A1 D2 A2 G3 F1 C3 B3 I1 D1
G1 H2 C1 J2 B2 F2 I2 E2 J3 I3
Huruf : Menyatakan perlakuan A Angka: Menyatakan Pengulangan
A : konsentrasi biji Sesbania sesban sebanyak 0 mg /l B : konsentrasi biji Sesbania sesban sebanyak 110 mg /l C : konsentrasi biji Sesbania sesban sebanyak 120 mg /l D : konsentrasi biji Sesbania sesban sebanyak 130 mg /l E : konsentrasi biji Sesbania sesban sebanyak 140 mg /l F : konsentrasi biji Sesbania sesban sebanyak 150 mg /l G : konsentrasi biji Sesbania sesban sebanyak 160 mg /l H : konsentrasi biji Sesbania sesban sebanyak 170 mg /l I : konsentrasi biji Sesbania sesban sebanyak 180 mg /l J : konsentrasi biji Sesbania sesban sebanyak 190 mg /l
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai bulan Maret-Juni dan bulan November-Desember 2013. Analisis sifat fisik dan kimiawi meliputi turbiditas, TSS, BOD, kesadahan total dan pH dilakukan di Laboratorium Ekologi, Fisiologi di Jurusan Pendidikan Biologi dan Laboratorium Kimia Riset Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
E. Alat dan Bahan Penelitian
Penelitian ini menggunakan materi utama yaitu serbuk biji Sesbania
sesban sebagai biokoagulan yang diambil dari daerah Jl. Ciapus Kota Batu,
(21)
28
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
limbah cair industri kertas yang diperoleh dari PT. Kertas Padalarang Kabupaten Bandung Barat, yang bertempat di Jl. Cihaliwung dari proses pembuatan kertas halus. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini tertera pada Tabel 3.2 dan 3.3
Tabel 3.2 Alat yang digunakan dalam penelitian
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Batang pengaduk - 2 buah
2. Botol BOD - 24 buah
3. Botol sampel - 5 buah
4. Labu Erlenmeyer 250 ml 8 buah
5. Gelas ukur 10 ml 5 buah
6. Gunting - 1 buah
7. Kertas label - 1 pack
8. Kertas saring Whatman 42 1 pack
9. Homogenizer Ika Lbortechnik Staifen RW-16 B 1 unit
10. Microturbiditimeter Hanna-HI 93703 1 unit
11. Mortar & alu - 1 pasang
12. Oven Sibata SPF-450 1 buah
13. pH meter Uchida KT-1A 1 unit
14. Pipet tetes - 2 buah
15. Backer glass Pyrex 6 buah
16. Botol semprot - 1 buah
17. Timbangan analitik - 1 buah
18. Buret 50 ml 1 buah
19. Gelas ukur 100 ml 3 buah
20. Spatula - 1 buah
21. Pipet volume 10 ml 1 buah
22. Labu ukur 250 ml 1 buah
Tabel 3.3 Bahan yang digunakan dalam penelitian
No. Nama Bahan Jumlah
1. Air Limbah 20 Liter
2. Biji Sesnia sesban 30 Gram
3. Aquadest 2 Liter
4. Larutan Buffer 4 dan 7 20 Ml
5. Buffer pH 10 45 Ml
6. EDTA 0,02 M 100 mL
7. Indikator EBT 300 gr
8. NaCl 5 gr
9. H2SO4 pekat 10 ml
10. NaOH (0,2 M) 10 gr
11. EDTA 2 gr
(22)
29
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Langkah Kerja
Terdapat beberapa langkah kerja dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan, pra penelitian, penelitian inti, pengolahan data, analisis data, dan penyusunan.
a) Tahap Persiapan
Tahapan dalam persiapan meliputi beberapa tahap, diantanya yaitu: 1. Semua alat yang digunakan dibersihkan
2. Pengambilan sampel diambil dari air limbah kertas yang diolah oleh PT. Kertas Padalarang Kabupaten Bandung Barat yang bertempat di jl. Cihaliwung sebanyak 20 Liter dan sampel biji Sesbania sesban sebagai biokoagulan yang didapatkan dari daerah Jl. Ciapus Kota Batu, Kabupaten Bogor.
Gambar 3.1 Tempat Pengambilan limbah cair industri kertas di pembuangan mesin I dan II pada aliran pertama
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013). 3. Pembuatan Serbuk Biji Sesbania sesban
Biji Sesbania sesban yang digunakan adalah biji yang sudah kering, selanjutnya direndam selama 12 jam kemudian ditiriskan lalu dikeringkan dengan menggunakan oven hingga kandungan airnya hilang. Biji tersebut selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan alu dalam mortar hingga menjadi serbuk. lalu di ayak dengan menggunakan saringan. Setelah itu serbuk ditimbang dengan menggunakan timbangan digital (tipe HM-200), sesuai konsentrasi optimum yang telah ditentukan pada pra penelitian.
(23)
30
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2 Pembuatan Serbuk Biji Sesbania sesban (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013)
b) Tahap Pra Penelitian (Jartest)
Tahapan pra penelitian terdiri dari: penentuan pH Optimum, waktu dan kecepatan pengadukan optimum serta penentuan rentang konsentrasi, semua dilakukan untuk penelitian inti. Skala yang digunakan dalam tahap pra penelitian yaitu skala jartest. Menurut Aleart (1987), jartest merupakan suatu percobaan skala Laboratorium untuk menentukan kondisi operasi optimum pada proses pengolahan air dan air limbah.
1. Analisis sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas
Analisis sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas dilakukan sebelum diberikan perlakuan, kondisi limbah di analisis terlebih dahulu. Analisis limbah yang dilakukan mencakup turbiditas, pH, BOD, TSS dan kesadahan total.
2. Penentuan pH optimum proses koagulasi-flokulasi dengan biji Sesbania sesban Aktivitas koagulasi-flokulasi dengan menggunakan biokoagulan efektif pada pH asam (Lestari, 2005). Rentang pH yang digunakan untuk menentukan pH optimum adalah 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 4,5; 5; dan 5,5. Pada tahap ini variabel yang berpengaruh adalah konsentrasi koagulan (Sesbania sesban), lamanya pengadukan dan pengendapan dibuat tetap. Penentuan pH optimum dilakukan dengan cara serbuk biji Sesbania sesban dimasukan ke dalam beker glass dengan volume limbah 500 ml. Sampel kemudian ditentukan tingkat keasamannya dengan menambahkan H2SO4 2M dan NaOH 0,2 M hingga pH yang diinginkan tercapai.
Sampel kemudian diaduk dengan menggunakan mecahinel stirer dengan menggunakan dua kombinasi yang mengacu pada dua penelitian sebelumnya yaitu penentuan yang berdasarkan Miranti (2006), pengadukan lambat dengan skala 1=40 rpm selama 20 menit, pengadukan cepat dengan skala 2=156 rpm selama 10
(24)
31
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menit dan penentuan yang berdasarkan Mardiyana (2009), pengadukan lambat dengan skala 1=40 rpm selama 20 menit, pengadukan cepat dengan skala 2=168,89 rpm selama 10 menit. hal ini dilakukan untuk mencari pengadukan yang paling optimum. Pada prinsipnya pengdukan optimum yang dilakukan yaitu dengan mengkombinasikan pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Sampel kemudian diendapkan selama 2 jam untuk menunjang proses sedimentasi. Nilai pH optimum berdasarkan nilai efektivitas turbiditas yang dihasilkan.
3. Penentuan kecepatan pengadukan optimum
Penentuan pengadukan optimum dilakukan dengan mengkombinasikan pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Penentuan pengadukan optimum di lakukan dengan dua cara yang mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu (Aryani, 2006) dan (Mardiyana, 2009). Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengadukan yang paling optimum. Pengadukan cepat 156 rpm selama 20 menit dan untuk pengadukan lambat 40 rpm selama 10 menit (Aryani, 2006). Pengadukan cepat 168,89 rpm selama 10 menit dan untuk pengadukan lambat 40 rpm selama 20 menit (Mardiyana, 2009). Hasil penelitian menunjukan bahwa pengadukan optimum yang paling baik berdasarkan pada (Aryani, 2006). Sampel di endapkan selama dua jam untuk menunjang proses sedimentasi. Pengadukan cepat pada kecepatan 300-400 rpm akan menyebabkan restabilisasi koloid karena menghambat terjadinya proses tumbukan, sedangkan pengadukan lambat dengan kecepatan lebih dari 75 rpm akan mengakibatkan pemutusan ikatan jembatan antar partikel karena pengadukan yang terlalu cepat (Hadiana, 2003).
4. Penentuan rentang konsentrasi
Menentukan rentang konsentrasi untuk penelitian inti ditentukan dari rentang konsentrasi kasar yang telah ditentukan pada pra penelitian dan nantinya dicari rentang konsentrasi halus. Pada tahap ini variabel yang berpengaruh seperti pH, cepat lambatnya pengadukan, dan waktu pengendapan. Rentang konsentrasi untuk penelitian berdasarkan nilai efektivitas penurunan turbiditas yang dihasilkan. Rentang konsentrasi yang digunakan untuk pra penelitian adalah 50; 100; 150; 200; 250; 300; 350; 400; dan 450 mg/l.
(25)
32
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c) Penelitian Inti
Pada penelitian inti ada 2 tahapan diantaranya proses koagulasi-flokulasi limbah cair indusiri kertas dengan menggunakan biokoagulan Sesbania sesban (pelaksanaan jartest) kemudian analisis sifat fisik dan kimiawi limbah kertas terhadap biokoagulan Sesbania sesban.
1. Proses koagulasi-flokulasi limbah cair industri kertas dengan menggunakan Sesbania sesban
Proses koagulasi flokulasi dilakukan dengan cara sampel air dalam beker
glass dengan volume limbah 500 ml, terlebih dahulu diukur pH yang diatur
hingga mencapai pH 3 hasil perolehan dari tahap pra penelitian dengan menambahkan H2SO4 2 M dan NaOH 10% dan diukur turbiditas awal. Kemudian
serbuk biji Sesbania sesban dimasukan ke dalam sampel dengan rentang konsentrasi yang berbeda 0 mg/l; 110 mg/l; 120 mg/l; 130 mg/l; 140 mg/l; 150 mg/l; 160 mg/l; 170 mg/l; 180 mg/l dan 190 mg/l, kemudian diaduk, lalu sampel diendapkan selama 2 jam untuk menunjang proses sedimentasi.
2. Analisis sifat fisik dan kimiawi sampel air limbah cair industri kertas
Analisis sifat fisik dan kimiawi limbah cair industri kertas dilakukan setelah diberikan perlakuan biokoagulan Sesbania sesban. Analisis limbah yang dilakukan mencakup pH, turbiditas/kekeruhan, TSS, kesadahan total dan BOD. a) Derajat keasaman (pH)
Penentuan pH merupakan salah satu yang terpenting dan sering digunakan dalam pengujian kimia air. Secara praktis setiap tahap dari pengolahan air limbah misalnya netralisasi asam basa, penguapan, koagulasi dan kontrol korosi tergantung dari pH (Gozan, 2006). Penelitian ini untuk mengukur nilai pH digunakan alat pH meter dengan spesifikasi Uchida KT-1A. Pengukuran pH meter dilakukan dengan cara memasukan 500 ml sampel limbah cair industri kertas yang akan di ukur ke dalam beker glass setelah itu derajat keasaman diukur menggunakan pH meter lalu angka pada layar dibaca. Kalibrasi pH meter ini menggunakan larutan buffer 4 dan buffer 7, perlakuan di ulang sebanyak tiga kali agar mendapat hasil yang konstan.
(26)
33
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b) Kekeruhan
Kekeruhan di ukur dengan mengggunakan alat Mikroturbidimeter, sampel air dimasukan kedalam beker glass sampai mencapai volume yang diinginkan volume air limbah ini sebanyak 500 ml. Beker glass yang telah diisi sampel air limbah industri kertas diukur kekeruhannya sebelum dan sesudah perlakuan, setelah itu nilai pada layar dibaca. Sebelum alat ini digunakan lebih baik di kalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan air ledeng, biasanya kalibrasi selama delapan jam atau menunggu layar sampai menunjukan angka nol setelah itu alat pengukur kekeruhan ini dapat digunakan.
c) Total Suspended Solid (TSS)
Pengukuran TSS merujuk pada (APHA ,AWWA, WPCF, 1985) dengan metode pengeringan pada suhu 103-1050C. Basahi kertas saring secukupnya dengan aquades, kertas saring dipanaskan dalam oven pada suhu 1050C selama satu jam dan didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang menggunakan timbangan analitik, lakukan pengulangan hingga mendapat berat konstan (B gram), 50 ml sampel disaring dengan menggunakan kertas saring dengan whatman grade 42 dengan diameter 90 mm dan memiliki pori 2 µm. Kertas saring dan residu dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 1050C dinginkan dalam desikator lalu ditimbang menngunakan timbangan analitik lakukan pengulangan hingga mendapat berat konstan.
TSS (mg/L) = (A-B)×103 C
A= berat filter dan residu setelah pemanasan 1050C (mg) B= berat filter kering sesudah pemanasan 1050C (mg) C= volume sampel (ml)
d) Kesadahan Total
Pengukuran kesadahan ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI dengan metode SNI. No. 06-6989.73.2004 yaitu Metode tritasi dengan Etilen Diamine Tetra Asetat (EDTA). Prinsip dari kesadahan ini adalah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam air dapat membentuk senyawa komplek dengan Etilen Diamine Tetra Asetat (EDTA) pada
(27)
34
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
suatu pH tertentu. Untuk mengetahui titik akhir titrasi digunakan indikator logam yaitu EBT (Eichrome Black T).
Sampel limbah cair dipipet sebanyak 25 mL secara duplo untuk yang sebelum perlakuan dan yang sesudah perlakuan, dimasukan kedalam labu Erlenmeyer 250 mL, diencerkan dengan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL. Tambahkan 10 mL larutan buffer pH 10. Tambahkan seujung spatula 30-50 mg indicator EBT. Campuran kemudian dihomogenkan. Kemudian larutan homogen tersebut dititrasi dengan larutan EDTA 0.01M hingga terjadi perubahaan warna dari merah keunguan menjadi biru. Catat volume larutan baku EDTA yang digunakan. Ulangi titrasi tersebut 2 kali kemudian rata-ratakan pemakaian EDTA yang digunakan.
Rumus kesadahan total :
( )
Kesadahan adalah suatu keadaan atau peristiwa terlarutnya ion- ion tertentu di air sehingga menurunkan kualitas air baik secara distribusi maupun penggunaanya. Ion-ion tersebut yaitu Ca2+, Mg2+, Mn2+, Fe2+, Si2+, dan semua kation yang bermuatan 2. Berdasarkan sifatnya, air sadah dibagi atas 2,yaitu: 1) Air sadah sementara
Air sadah yang mengandung Ca(HCO3)2 atau Mg(HCO3)2, Air sadah
sementara dapat dipisahkan dengan cara pemanasan. 2) Kesadahan tetap
Air sadah yang mengandung MgCl2, CaCl2, MgSO4, CaSO4, dll. Air sadah
dapat dihilangkan dengan penambahan natrium karbonat.
Kesadahan total adalah jumlah ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang dapat ditentukan melalui titrasi pembentukan kompleks EDTA dan menggunakan indicator yang peka terhadap semua kation tersebut. Ion logam dengan beberapa ligan polidentat dapat membentuk kompleks yang larut dalam air. EDTA adalah kependekan dari
ethylenediaminetetraacetit acid yang mempunyai struktur sebagai berikut:
Indikator ion logam adalah suatu zat warna organik yang membentuk kelat berwarna dengan ion logam pada rentang pM. Kriteria menjadi indikator ion
(28)
35
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
logam antara lain : ikatan zat warna dengan ion logam harus lebih lemah daripada ikatan ion logam denga EDTA dan perubahan warna harus mudah diamati.
Kebanyakan indikator ion logam mengandung gugus fungsi azo. Salah satu indikator ion logam yang paling banyak digunakan adalah Eriochrome Black T (EBT) (Tim Kimia Analitik, 2000).
e) Biological Oxygen Demand (BOD)
Pada penentuan kadar BOD dalam sampel air limbah ini bertujuan untuk menentukan kadar BOD dalam sampel limbah cair sebelum dan setelah perlakuan.
Biological oxygen demand adalah kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme selama penghancuran bahan organik dalam waktu tertentu pada suhu 20oC. Dalam penentuan BOD ini digunakan metode Winkler karena menggunakan botol winkler yang selanjutnya dianalisis kadar BOD-nya menggunakan alat pengukur DO meter. Pengukuran BOD menggunakan metode SNI 06-6989.15. (2004).
Prinsip pemeriksaan parameter BOD didasarkan pada reaksi oksidasi zat organik dengan oksigen di dalam air limbah dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik. Untuk menguraikan zat organik memerlukan waktu ± 2 hari untuk 50% reaksi, 5 hari untuk 75% reaksi tercapai dan 20 hari untuk 100% reaksi tercapai. Setelah mengalami inkubasi selama 5 hari pada suhu 20°C maka diukurlah kadar BOD5 dari sampel. BOD sampel limbah cair tersebut
yang dianggap sebagai konsumsi oksigen untuk proses biokimia akan selesai dalam waktu 5 hari dipergunakan dengan anggapan segala proses biokimia akan selesai dalam waktu 5 hari, walau sesungguhnya belum selesai. Pada pengujian BOD5 ini, botol Winkler diisi penuh dan ditutup sampai tidak ada udara atau
gelembung udara dalam botol. Hal itu penting karena udara dapat mengurangi jumlah volume sampel dan juga hasil pengukuran BOD menjadi tidak akurat karena adanya oksigen tambahan. Perlakuan tersebut dilakukan tiga kali pengulangan sampel uji.
(29)
36
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
G. Pengolahan Data
Data setiap parameter yang diukur kemudian dihitung efektivitasnya dengan menggunakan rumus:
Efektivitas (%) = (B-A) x 100% B
Keterangan :
A : Data setelah pengolahan B : Data sebelum pengolahan
Menurut beberapa sumber, rumus ini juga disebut sebagai laju flokulasi (Hazana, 2008).
H. Analisis Data
Uji statistik menggunakan software SPSS 20.0 for windows. Jika data normal dan homogen dilanjutkan dengan uji parametrik yaitu uji Anova, jika hasil signifikan maka pengujian dilanjutkan menggunakan uji Tukey HSDa dengan nilai
α=0,05. Signifikan artinya meyakinkan atau berarti, dalam penelitian mengandung arti bahwa yang telah terbukti pada sampel dapat diberlakukan pada populasi (Sulistyo,2011). Sebaliknya jika data tidak normal menggunakan uji non parametrik yaitu uji Kruskal-Wallis, jika hasil signifikan maka dilanjutkan uji Tukey HSDa dengannilai α = 0,05. Uji Kruskall-Wallis khususnya berguna untuk menganalisis data yang melibatkan lebih dari dua perlakuan (Schefler, 1987).
(30)
37
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
I. Alur Penelitian
Gambar 3.3 Alur Penelitian Persiapan
Pengambilan biji Sesbania sesban dan pembuatan serbuk biji Sesbania
sesban
Persiapan alat dan bahan yang akan
digunakan
Pembuatan larutan untuk uji kimiawi
Pengambilan sampel limbah cair industri kertas PT. Kertas
Padalarang
Pra-penelitian
Analisis sifat fisik dan kimiawi awal sampel limbah
cair industri kertas Menentukan pH,
konsentrasi Sesbania
sesban, dan pengadukan
optimum
Penelitian inti
Pengontakan limbah cair industri kertas dengan serbuk biji Sesbania sesban dengan konsentrasi serbuk biji Sesbania
sesban yang telah ditentukan
Analisis data
(31)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 57
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis statistik yang dilakukan menunjukan bahwa efektivitas biji Sesbania sesban mampu memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair dari industri kertas. Konsentrasi optimum diperoleh pada 150 mg/l. Efektivitasnya mampu menurunkan turbiditas hingga 97,54%, pada penurunan TSS efektivitasnya sebesar 85,31% dan penurunan BOD efektivitasnya sebesar 78,20%, sedangkan penurunan kesadahan total efektivitasnya mencapai 45,93% terjadi pada konsentrasi 140 mg/l. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka koagulan Sesbania
sesban ini dapat digunakan sebagai biokogulan alternatif dalam menangani limbah
cair industri kertas sebelum dibuang ke lingkungan.
B. Rekomendasi
Pemanfaatan biji Sesbania sesban untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih aplikatif maka diperlukan pengujian lanjutan terhadap limbah cair dari industri lain dan ditambahkan parameter untuk aspek biologi lainnya. Selain itu, direkomendasikan untuk membuat produk dalam kemasan biji Sesbania sesban sebagai produk penjernihan air dalam menangani pencemaran air sehingga efektivitas biji Sesbania sesban lebih banyak diketahui oleh masyarakat, dengan masyarakat mengetahui akan manfaat biji tersebut diharapkan masyarakat dapat membudidayakan tumbuhan Sesbania sesbantersebut.
(32)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 58
DAFTAR PUSTAKA
Akhtar, W. & Iqbal, M. (1997). Optimum Design of Sedimentation Tanks Based
on Settling Characteristics of Karachi Tannery Wastes. Pakistan: Institute of Environment Engineering and Research, NED University of Engineering and Technology. Water, Air, and Soil Pollution. Volume
98: 199-211.
Alaert, G. (1987). Metode Penelitian Air: Usaha Nasional. Surabaya.
Amirtharajah, A. & C.R. O’Melia. (1990). Coagulation Processes: Destabilisation, Mixing and Flocculation. In : Water Quality and
Treatment (a Handbook of Community Water Supplies). 4th ed, New
York : Mc Graw Hill. Inc.
APHA, AWWA,WEF. (1985). Standard Methods for the Examination of Water
and Wastewater.Washington: American Public Health Association.
Aprilianti, D. (2008). Variable yang mempengaruhi kecenderungan perusahaan pulp dan kertas untuk mengekspor. Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.
Ariyani, M. (2006). Efektivitas Biokoagulan Kacang Babi Vicia faba dalam memperbaiki sifat fisik dan kimia limbah cair industry pulp dan kertas. Skripsi sarjana. Jurusan pendidikan bologi. Universitas pendidikan Indonesia. Bandung.
Business Intelligence Report. (2011). Indonesian Pulp And Paper Industri.
Jakarta: PT Biro Data Indonesia
Cahyono, R. (2007). Impact Liquid Waste PT. Paper Basuki Rachmat,
Banyuwangi for Public Health. Tesis. Graduate Program. Universitas
Dipenogoro. Semarang.
Cohen, J.M. & S.A. Hannah. (1971). Coagulation and Flocculation. In : Water
Quality and Treatment (a Handbook of Community Water Supplies). 4th
ed. New York : Mc Graw Hill. Inc.
Culp, G.L.R.L. & Wesner,G.M. (1986). Handbook of public water system. New York: Van Norstrand Reinhold.
(33)
59
Eckenfelder J.W. (1989).“Industrial Water Pollution Control”. 2
nd
edition, McGraw Hill. USA.
Effendi, H. (2000). Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.
Evans, D.O. & Rotar, P.P. (1987) Sesbania in Agriculture. Westview Tropical Agriculture Series No. 8. Westview Press, Boulder and London, 192 pp. Davis, M.L. & Cornwell D.A. (1998). “Introduction To Environmental
Engineering”,Third Edition, McGraw–Hill, Inc. Singapore.
Duliman, I. (1998). Pemanfaatan Limbah Padat Logam Aluminium Sebagai Bahan Baku Pembuatan PAC. Skripsi. Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
Ghebremichael, K.A. (2004). “Moringa seed and pumice as Alternative natural
materials for drinking water treatment”.
Gomez, K.A. & Gomez, A.A. (1995). Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian (Edisi Kedua). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Gozan, M. & Diyan S. (2006). Pengolahan Air untuk Utilitas Pabrik. Departemen Teknik Kimia FTUI: Depok.
Hadiana, T. (2003). Ipomea batatas Sebagai Flokulan Alternatif dalam Proses Pengolahan Limbah Cair Industri Tekstil PT HMI. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Kimia. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Hammer, M.J. (1986). Water and Wastewater Technology. Prentice-Hall Int. Inc.,
New Jersey.
Hardiyanto, T. (2004). Penerapan pengelolaan air limbah industri (studi penerapan IPAL di Kecamatan Tugurejo Kotamadya Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Tesis S2. Perpustakaan Universitas Indonesia. Hazana, R.., Norly, I., Ibrahim, H. M., Fazillah, A. (2008). Flocculating activity
of bioflocculant producing bacteria isolated from closed drainage system (CDS) at the prai Industrial zone, penang, malaysia. International Conference on evironmetal research and technologi.
(34)
60
Indriyati, P. (2008). Proses Pegolahan Limbah Organik Secara Koagulasi dan Flokulasi. Pusat Teknologi Lingkungan. BPPT JRLVol. 4No.2 hal 125430ISSN: 2085-3866.
Jahn, S.A.A. (1986). Proper use of African Natural Coagulants for Rural Water
Supplies Researtch in the Sydan and Guide to New Projects. GTZ Manual No. 191.
Jahn, S.A.A. ( 1988). Using Moringa seeds of coagulants is developing countries
. journal of the water works association.
Jenie, B.S.L. & Rahayu, W.P. (1993). Penanganan Limbah Industri Pangan. Penerbit Kanisius Anggota IKAPI, Yogyakarta.
Joko, T. (2010). Unit ProduksidalamSistemPenyediaan Air Minum. Yogyakarta Karina, S. (2012). Konsumsi Kertas dan Pulp Bisa Tumbuh 4%. Asosiasi Pulp
dan Kertas Indonesia (APKI). Jakarta.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. (1988). Pedoman Baku Mutu Lingkungan. Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Keputusan No. 02/MENLH/1988. Jakarta.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup . (1995). Baku Mutu Limbah Cair Industri Kertas yang diatur dalam KEP-51/MENLH/10/1995,23 Oktober 1995. Jakarta.
Kurniati, E. (2010). Pengendapan Koloid Pada Air Laut Dengan Proses Koagulasi-Flokulasi Secara Batch. Fakultas Teknologi industry. Universitas Pembangunan Nasional. Veteran : Jawa Timur.
Lestari, M. (2005). Efektivitas Bioflokulan Kacang Babi Vici faba memperbaiki sifat fisik air baku air minum. Skripsi sarjana jurusan pendidikan biologi. Universitas pendidikan Indonesia.
Mardiyana, H. (2009). Efektivitas Biji Jayanti (Sesbania sesban) Sebagai Biokoagulan dalam Memperbaiki Sifat Fisik dan Kimiawi Air Ba Air Minum. Skripsi Sarjana. Jurusan Pendidikan Bologi. Universitas Pendidikan Indonesia.
(35)
61
Metcalf, W. & Eddy, N. ( 2003). Wastewater Engineering, Treatment and Reuse,
Fourth Edition, Revised by G. Tchobanoglous, F. Burton , H. David
Stensel, Internasional Edition, McGraw Hill.
Muyibi, S.A. & Evison, L.M. (1995). Moringa Oleifera Seeds for Softening
Hardwater. J.water Research.
Narasiah, K.S. & Kramadhanti, N.N. (2002). Coagulations of Turbid Water using
Moringa oleifera Seeds from two distibct source. J. Water Supply.
Nazir, M. (1983). Metodologi penelitian. Cetakan IV. Jakarta : Ghalia Indonesia. Olphen, V.H. (1997). An Introduction to Clay Colloid Chemistry. 2nd ed. New
York : John Willey & Sonsa Willey Interscience Publication.
PERMENKES RI. (1990). Analisis Kesadahan Air. No.
416/MENKES/PER/IX/1990. Jakarta.
Prakash, D. & Misra, P.S. (1988). Protein content and amino acid profile of some
wild leguminous seed. Plant foods for human nutrition.
Pratomo, S. & Pratama, M. (2012). Penelitian Pengaruh Sifat Fisik Pulp pada berbagai komposisi pulp. Sekolah tinggi managemen industry kementrian perindustrian RI. Jakarta.
Rini, D.S. (2002). Waste Minimization in the Pulp and Paper Industry. G rehearsal: Ecologycal Observation and Wetland Conservation.
Santosa, I.G. (2010). Prospek dan tantangan pengembangan industry pulp dan kertas Indonesia dalam era ekolabeling dan otonomi daerah: Departemen perindustrian dan perdagangan.
Sawyer, C.N. (1994). Chemistry for Enviremental Engineering, McGraw-Hill. New York.
Schwarz, D. (2000). Water Clarification Using Moringa Oleifera. Jerman : Technical Information.
Schefler, W. (1987). Statistika untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu yang Bertautan (Terbitan Kedua). ITB : Bandung.
Setiawan, S. & Prastiyo, M. (2005). Kerja Praktek PT. Kertas Padalarang Dinas Produksi. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Bandung: Bandung.
(36)
62
Shammas, N.K. (2005). Physicochemical Treatment Processes Volume 3. Human Press:Lenox.
Shultz, C.R. & Okun, D.A. (1984). Surface Water Treatment For Communities In
Developing Countries Intermediate Tech Publications. Great Britain
SNI. 06-6989.15. (2004). Metode Penelitian. Laboratorium Ekologi, Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
SNI. 06-6989.73. (2004). Air Dan Air Limbah, Cara Uji Kalsium (Ca) dengan Metode Titrimetri. Badan Standardisasi Nasional.
Sulistyo, J. (2011). 6 Hari Jago SPSS (Cetakan Kedua). Cakrawala: yogyakarta Tarigan, M.S. & Edward, M. (2003). Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi
(Total Suspended Solid) di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta 14430, Indonesia. Makara Sains Vol. 7, No. 3.
Tim Kimia Analitik. 2000. Dasar – Dasar Kimia Analitik. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia
United States Development of Agriculture. (2000). Plant profile of Sesbania sesban. [online]. Tersedia : http://plants.usda.gov (9 oktober 2012).
Waluyu, L. (2004). Mikrobiologi Lingkungan. Edisi pertama. UMM Press. Malang.
(1)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis statistik yang dilakukan menunjukan bahwa efektivitas biji Sesbania sesban mampu memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair dari industri kertas. Konsentrasi optimum diperoleh pada 150 mg/l. Efektivitasnya mampu menurunkan turbiditas hingga 97,54%, pada penurunan TSS efektivitasnya sebesar 85,31% dan penurunan BOD efektivitasnya sebesar 78,20%, sedangkan penurunan kesadahan total efektivitasnya mencapai 45,93% terjadi pada konsentrasi 140 mg/l. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka koagulan Sesbania sesban ini dapat digunakan sebagai biokogulan alternatif dalam menangani limbah cair industri kertas sebelum dibuang ke lingkungan.
B. Rekomendasi
Pemanfaatan biji Sesbania sesban untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih aplikatif maka diperlukan pengujian lanjutan terhadap limbah cair dari industri lain dan ditambahkan parameter untuk aspek biologi lainnya. Selain itu, direkomendasikan untuk membuat produk dalam kemasan biji Sesbania sesban sebagai produk penjernihan air dalam menangani pencemaran air sehingga efektivitas biji Sesbania sesban lebih banyak diketahui oleh masyarakat, dengan masyarakat mengetahui akan manfaat biji tersebut diharapkan masyarakat dapat membudidayakan tumbuhan Sesbania sesbantersebut.
(2)
Nurul Faqih
EFEKTIVITAS BIJI JAYANTI (Sesbania sesban)SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN KIMIAWI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
58
DAFTAR PUSTAKA
Akhtar, W. & Iqbal, M. (1997). Optimum Design of Sedimentation Tanks Based on Settling Characteristics of Karachi Tannery Wastes. Pakistan: Institute of Environment Engineering and Research, NED University of Engineering and Technology. Water, Air, and Soil Pollution. Volume 98: 199-211.
Alaert, G. (1987). Metode Penelitian Air: Usaha Nasional. Surabaya.
Amirtharajah, A. & C.R. O’Melia. (1990). Coagulation Processes: Destabilisation, Mixing and Flocculation. In : Water Quality and
Treatment (a Handbook of Community Water Supplies). 4th ed, New
York : Mc Graw Hill. Inc.
APHA, AWWA,WEF. (1985). Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater.Washington: American Public Health Association. Aprilianti, D. (2008). Variable yang mempengaruhi kecenderungan perusahaan
pulp dan kertas untuk mengekspor. Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.
Ariyani, M. (2006). Efektivitas Biokoagulan Kacang Babi Vicia faba dalam memperbaiki sifat fisik dan kimia limbah cair industry pulp dan kertas. Skripsi sarjana. Jurusan pendidikan bologi. Universitas pendidikan Indonesia. Bandung.
Business Intelligence Report. (2011). Indonesian Pulp And Paper Industri. Jakarta: PT Biro Data Indonesia
Cahyono, R. (2007). Impact Liquid Waste PT. Paper Basuki Rachmat, Banyuwangi for Public Health. Tesis. Graduate Program. Universitas Dipenogoro. Semarang.
Cohen, J.M. & S.A. Hannah. (1971). Coagulation and Flocculation. In : Water
Quality and Treatment (a Handbook of Community Water Supplies). 4th
ed. New York : Mc Graw Hill. Inc.
Culp, G.L.R.L. & Wesner,G.M. (1986). Handbook of public water system. New York: Van Norstrand Reinhold.
(3)
59
Eckenfelder J.W. (1989).“Industrial Water Pollution Control”. 2 nd
edition, McGraw Hill. USA.
Effendi, H. (2000). Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.
Evans, D.O. & Rotar, P.P. (1987) Sesbania in Agriculture. Westview Tropical Agriculture Series No. 8. Westview Press, Boulder and London, 192 pp.
Davis, M.L. & Cornwell D.A. (1998). “Introduction To Environmental
Engineering”,Third Edition, McGraw–Hill, Inc. Singapore.
Duliman, I. (1998). Pemanfaatan Limbah Padat Logam Aluminium Sebagai Bahan Baku Pembuatan PAC. Skripsi. Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
Ghebremichael, K.A. (2004). “Moringa seed and pumice as Alternative natural
materials for drinking water treatment”.
Gomez, K.A. & Gomez, A.A. (1995). Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian (Edisi Kedua). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Gozan, M. & Diyan S. (2006). Pengolahan Air untuk Utilitas Pabrik. Departemen Teknik Kimia FTUI: Depok.
Hadiana, T. (2003). Ipomea batatas Sebagai Flokulan Alternatif dalam Proses Pengolahan Limbah Cair Industri Tekstil PT HMI. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Kimia. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Hammer, M.J. (1986). Water and Wastewater Technology. Prentice-Hall Int. Inc., New Jersey.
Hardiyanto, T. (2004). Penerapan pengelolaan air limbah industri (studi penerapan IPAL di Kecamatan Tugurejo Kotamadya Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Tesis S2. Perpustakaan Universitas Indonesia.
Hazana, R.., Norly, I., Ibrahim, H. M., Fazillah, A. (2008). Flocculating activity of bioflocculant producing bacteria isolated from closed drainage system (CDS) at the prai Industrial zone, penang, malaysia. International Conference on evironmetal research and technologi.
(4)
Indriyati, P. (2008). Proses Pegolahan Limbah Organik Secara Koagulasi dan Flokulasi. Pusat Teknologi Lingkungan. BPPT JRLVol. 4No.2 hal 125430ISSN: 2085-3866.
Jahn, S.A.A. (1986). Proper use of African Natural Coagulants for Rural Water Supplies Researtch in the Sydan and Guide to New Projects. GTZ Manual No. 191.
Jahn, S.A.A. ( 1988). Using Moringa seeds of coagulants is developing countries . journal of the water works association.
Jenie, B.S.L. & Rahayu, W.P. (1993). Penanganan Limbah Industri Pangan. Penerbit Kanisius Anggota IKAPI, Yogyakarta.
Joko, T. (2010). Unit ProduksidalamSistemPenyediaan Air Minum. Yogyakarta
Karina, S. (2012). Konsumsi Kertas dan Pulp Bisa Tumbuh 4%. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI). Jakarta.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. (1988). Pedoman Baku Mutu Lingkungan. Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Keputusan No. 02/MENLH/1988. Jakarta.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup . (1995). Baku Mutu Limbah Cair Industri Kertas yang diatur dalam KEP-51/MENLH/10/1995,23 Oktober 1995. Jakarta.
Kurniati, E. (2010). Pengendapan Koloid Pada Air Laut Dengan Proses Koagulasi-Flokulasi Secara Batch. Fakultas Teknologi industry. Universitas Pembangunan Nasional. Veteran : Jawa Timur.
Lestari, M. (2005). Efektivitas Bioflokulan Kacang Babi Vici faba memperbaiki sifat fisik air baku air minum. Skripsi sarjana jurusan pendidikan biologi. Universitas pendidikan Indonesia.
Mardiyana, H. (2009). Efektivitas Biji Jayanti (Sesbania sesban) Sebagai Biokoagulan dalam Memperbaiki Sifat Fisik dan Kimiawi Air Ba Air Minum. Skripsi Sarjana. Jurusan Pendidikan Bologi. Universitas Pendidikan Indonesia.
(5)
61
Metcalf, W. & Eddy, N. ( 2003). Wastewater Engineering, Treatment and Reuse, Fourth Edition, Revised by G. Tchobanoglous, F. Burton , H. David Stensel, Internasional Edition, McGraw Hill.
Muyibi, S.A. & Evison, L.M. (1995). Moringa Oleifera Seeds for Softening Hardwater. J.water Research.
Narasiah, K.S. & Kramadhanti, N.N. (2002). Coagulations of Turbid Water using Moringa oleifera Seeds from two distibct source. J. Water Supply. Nazir, M. (1983). Metodologi penelitian. Cetakan IV. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Olphen, V.H. (1997). An Introduction to Clay Colloid Chemistry. 2nd ed. New York : John Willey & Sonsa Willey Interscience Publication.
PERMENKES RI. (1990). Analisis Kesadahan Air. No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Jakarta.
Prakash, D. & Misra, P.S. (1988). Protein content and amino acid profile of some wild leguminous seed. Plant foods for human nutrition.
Pratomo, S. & Pratama, M. (2012). Penelitian Pengaruh Sifat Fisik Pulp pada berbagai komposisi pulp. Sekolah tinggi managemen industry kementrian perindustrian RI. Jakarta.
Rini, D.S. (2002). Waste Minimization in the Pulp and Paper Industry. G rehearsal: Ecologycal Observation and Wetland Conservation.
Santosa, I.G. (2010). Prospek dan tantangan pengembangan industry pulp dan kertas Indonesia dalam era ekolabeling dan otonomi daerah: Departemen perindustrian dan perdagangan.
Sawyer, C.N. (1994). Chemistry for Enviremental Engineering, McGraw-Hill. New York.
Schwarz, D. (2000). Water Clarification Using Moringa Oleifera. Jerman : Technical Information.
Schefler, W. (1987). Statistika untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu yang Bertautan (Terbitan Kedua). ITB : Bandung.
Setiawan, S. & Prastiyo, M. (2005). Kerja Praktek PT. Kertas Padalarang Dinas Produksi. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Bandung: Bandung.
(6)
Shammas, N.K. (2005). Physicochemical Treatment Processes Volume 3. Human Press:Lenox.
Shultz, C.R. & Okun, D.A. (1984). Surface Water Treatment For Communities In Developing Countries Intermediate Tech Publications. Great Britain SNI. 06-6989.15. (2004). Metode Penelitian. Laboratorium Ekologi, Jurusan
Pendidikan Biologi, FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
SNI. 06-6989.73. (2004). Air Dan Air Limbah, Cara Uji Kalsium (Ca) dengan Metode Titrimetri. Badan Standardisasi Nasional.
Sulistyo, J. (2011). 6 Hari Jago SPSS (Cetakan Kedua). Cakrawala: yogyakarta
Tarigan, M.S. & Edward, M. (2003). Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid) di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta 14430, Indonesia. Makara Sains Vol. 7, No. 3.
Tim Kimia Analitik. 2000. Dasar – Dasar Kimia Analitik. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia
United States Development of Agriculture. (2000). Plant profile of Sesbania sesban. [online]. Tersedia : http://plants.usda.gov (9 oktober 2012). Waluyu, L. (2004). Mikrobiologi Lingkungan. Edisi pertama. UMM Press.