Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Melalaui Metode Diskusi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa : studi kuasi eksperimen mata pelajaran ekonomi pada kompetensi dasar ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi pada siswa kelas XI IPS di SMA
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015 ABSTRAK
Bonse Aris (2015). “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning
Melalaui Metode Diskusi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Kompetensi Dasar Ketenagakerjaan Dalam Pembangunan Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Pasundan 3 Bandung)” dibawah bimbingan Dr.H.Dadang Dahlan, M.Pd
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA Pasudan 3 Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning Melalui Metode Diskusi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada mata pelajaran ekonomi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen dengan bentuk
Nonequivalent (Pretest-Posttest) Control Group Design. Pengumpulan data
dilakukan dengan tes tertulis. Teknik analisis data dengan statistik parametrik yang meliputi uji beda rata-rata (paired sampel test dan independent samples
t-test), gain score dan perhitungan effect size dengan menggunakan bantuan SPSS
20. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model problem based
learning melalui metode diskusi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelas
kontrol yang menggunakan metode ceramah. Penggunaan model problem based
learning lebih efektif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dibandingkan metode ceramah.
(2)
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015
sDAFTAR ISI
Pernyataan ... i
Abstrak ... ii
Kata Pengantar ... iii
Ucapan Terimakasih ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... viii
Daftar Gambar ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Model Problem Based Learning ... 8
2.1.1.1 Pengertian Model Probelem Based Learning ... 8
2.1.1.2 Karateristik Model Problem Based Learning ... 11
2.1.1.3 Ciri-ciri Problem Based Learning ... 13
2.1.1.4 Prosedur Pembelajaran Problem Based Learning ... 13
2.1.1.5 Keunggulan dan Kelemahan Problem Based Learning ... 17
2.1.1.6 Metode Diskusi Dalam Problem Based Learning ... 17
2.1.2 Teori Yang Melandasi Model Problem Based Learning ... 18
2.1.3 Kemampuan Berpikir Kritis ... 22
2.1.3.1 Definisi Kemampuan Berpikir Kritis ... 22
2.1.3.2 Tujuan Bepikir Kritis Dalam Pembelajaran ... 23
2.1.3.3 Indikator Berpikir Kritis ... 25
2.2 Kerangka Pemikiran ... 27
2.3 Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 30
(3)
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015
3.2 Metode Penelitian ... 30
3.3 Desain Penelitian ... 30
3.4 Definisi Operasional Konsep ... 31
3.5 Instrumen Penelitian ... 32
3.6 Analisis Alat Uji Tes ... 33
3.7 Teknik Pengolahan Data ... 37
3.8 Teknik Analisis Data ... 37
3.9 Langkah-langkah Penelitian ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrispi Subjek Penelitian ... 41
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 41
4.2.1 Pembelajaran Kelas Eksperimen... 41
4.2.2 Pembelajaran Kelas Kontrol ... 42
4.3 Hasil Uji Instrument ... 43
4.4 Deskripsi Hasil Penelitian ... 49
4.4.1 Hasil Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen ... 49
4.4.2 Hasil Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol ... 50
4.4.3 Peningkatan Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 51
4.5 Hasil Analisis data ... 51
4.5.1 Uji Normalitas ... 51
4.5.2 Uji Homogenitas ... 52
4.5.3 Uji Hopotesis I ... 53
4.5.4.Uji Hipotesis II ... 54
4.5.4 Uji Hipotesis III ... 55
4.6 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen-Kontrol ... 56
4.7 Peningakatan Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1 Kesimpulan ... 63
5.2 Saran ... 64
Daftar Pustaka ... 65 Lampiran-Lampiran
(4)
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya dilaksanakan agar peserta didik memiliki keterampilan-keterampilan yang dapat membantunya dalam kehidupan, salah satu keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa adalah keterampilan berpikir kritis. Sebagaimana yang dicantumkan dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa mendidik peserta didik di dalam pembelajarannya untuk bertindak atas dasar pemikiran kritis, analitis, logis, rasional, cermat dan sistematis, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting bagi setiap orang yang digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan dengan berpikir serius, aktif, teliti dalam menganalisis semua informasi yang mereka terima dengan menyertakan alasan yang rasional sehingga setiap tindakan yang akan dilakukan adalah benar (Liberna, 2012, hlm.192).
Penjelasan di atas, menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa. Menurut Depdikbud (1996, hlm. 93) bahwa:
Pembangunan pendidikan pada dasarnya adalah proses untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dalam proses itu ada jalinan erat antara orang yang mengajar dan orang yang belajar. Selanjutnya proses tersebut disebut proses belajar mengajar dan pada hakikatnya dalam proses itu akan terjadi proses transformasi nilai-nilai baru.
Berdasarkan pemaparan di atas, diharapkan pendidikan di Indonesia mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Kenyataanya siswa Indonesia masih belum memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang salah satunya adalah berpikir kritis, hal ini dibuktikan dengan penelitian TIMSS (Trends in Mathematics
and Science Study) yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa di
Indonesia rendah. Dibawah ini merupakan diagram kemampuan berpikir kritis siswa di Indonesia berdasarkan hasil TIMSS (Trends in Mathematics and Science Study).
(5)
2
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015
Sumber : Kementrian Pendidikan Nasional Gambar 1.1 Hasil TIMSS 2011
Berdasarkan pada grafik diatas dapat diketahui bahwa lebih dari 95% siswa di Indonesia hanya mampu sampai level menengah hal ini lebih rendah jika dibandingkan dengan siswa Taiwan yang 50% siswanya sudah mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan Penjelasan grafik diatas adalah sebagai berikut:
1. Low: mengukur kemampuan sampai level knowing
2. Intermediate: mengukur kemampuan sampai level applying
3. High: mengukur kemampuan sampai level reasoning
4. Advance: mengukur kemampuan sampai level reasoning dengna incomplete information
Refleksi dari hasil PISA pada tahun 2009 juga menggambarkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara lain banyak yang
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
S
in
g
a
p
o
re
C
h
in
e
se
T
a
ip
e
i
K
o
re
a
,
Re
p
.
o
f
Ja
p
a
n
T
u
rk
e
y
Ir
a
n
Ma
la
y
si
a
T
h
a
il
a
n
d
S
a
u
d
i
A
ra
b
ia
In
d
o
n
e
si
a
M
o
ro
cc
o
Very Low
Low
Intermediate
(6)
3
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015
sampai level 4, 5, bahkan 6. Dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dibutuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Apabila siswa aktif, maka siswa dapat secara mandiri mengembangkan pembelajaran serta memahami materi ajar. Dengan begitu pembelajaran akan menjadi student centre dan tidak lagi teacher
centre.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SMA Pasundan 3 Bandung, proses belajar mengajar masih berpusat pada guru saja, dimana siswa hanya menerima sebanyak-banyaknya materi dari gurunya,sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif selama proses belajar. Hal tersebut membuat siswa hanya memahami materi yang disampaikan sebatas hapalan saja. Siswa tidak dibiasakan untuk berpikir kritis ataupun membiasakan diri untuk menganalisis suatu permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi yang nantinya akan dikaitkan dengan teori yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas XI SMA Pasundan 3 Bandung bahwa kegiatan pembelajaran masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah pada saat proses pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dan jenuh untuk mengikuti pembelajaran, dan pada akhirnya hasilnyapun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan khususnya dalam kemampuan berpikir kritis siswa. Berikut ini hasil test kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi:
Tabel 1.1
Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IS SMA Pasundan 3 Bandung Mata Pelajaran Ekonmi Tahun Ajaran 2014-2015
NO Rentang Nilai Berpikir Kritis
Frekuensi (Orang) Presentase
1 80> 1 orang 1,85%
2 70-75 3 orang 5,55 %
3 60-65 23 orang 42,59%
(7)
4
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015
Jumlah 54 orang 100%
Sumber : hasil pra penelitian, diolah
Dari pra penelitian di SMA Pasundan 3 Bandung didapatkan frekuensi dan presentase jumlah siswa kelas XI yang mendapatkan nilai kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan Tabel 1.1 siswa yang mendapat nilai lebih dari 80 hanya 1 orang atau sekitar 1,85 % dari seluruh jumlah siswa. Sebanyak 27orang atau 50 % yang mendapat nilai kurang dari 55, dan sebagian besar dari jumlah tersebut mendapatkan nilai 50. Kesimpulan dari Tabel 1.1 yaitu masih rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi.
Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa di atas disebabkan karena siswa kurang memiliki motivasi untuk belajar, kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran, kurang memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran, dan kurang fokus selama pembelajaran berlangsung. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal adalah faktor yang terjadi dari diri dalam siswa sendiri seperti, motivasi belajar, minat, persepsi siswa terhadap guru, sikap, maupun kondisi fisik dan psikis siswa. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor- faktor yang ada di luar diri siswa yang meliputi kompetensi guru, metode mengajar, kurikulum, keluarga dan fasilitas belajar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SMA Pasundan 3 Bandung bahwa kegiatan pembelajaran masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah pada saat proses mengajar berlangsung. Sehingga menyebabkan siswa merasa bosan dan jenuh untuk mengikuti proses pembelajaran dan siswa juga tidak terbiasa untuk berpikir kritis dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak menuntut siswa aktif akibatnya siswa hanya mendengarkan dan menulis dan menjadikan isi materi sebagai hapalan. Siswa juga jadi terbiasa hanya menerima seluruh informasi yang diberikan oleh guru dan tidak berusaha mencari informasi maupun menganalisis isi materi tersebut secara mandiri.
Menurut Rooijakekers (dalam Fitriyani, 2007, hlm.17) menjelaskan bahwa keberhasilan seorang guru akan terjamin jika guru tersebut dapat mengajak para
(8)
5
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015
peserta didiknya mengerti suatu masalah melalui semua tahap proses belajar, karena dengan cara itu siswa akan memahami hal yang diajarkan. Berangkat dari asumsi tersebut maka dalam proses pembelajaran serorang guru harus menggunakan model-model dan metode-metode pembelajaran agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai dapat dilakukan dengan penerapan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu penyelidikan untuk memecahkan suatu masalah dengan berpikir kritis. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang menuntut
peserta didik untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, belajar secara mandiri, dan menuntut keterampilan berpartisipasi dalam tim. Proses pemecahan masalah dilakukan secara kolaborasi dan disesuaikan dengan kehidupan. Barrows & Kelson (dalam Riyanto 2004). Dengan model pembelajaran Problem Based Learning siswa tidak hanya menerima pengetahuan dari guru tapi siswa mencari pengetahuan sendiri dan dapat bertukar pengetahuan dengan teman sekelasnya, karena proses pembelajaran ini menuntut siswa untuk mencari tahu dan aktif dalam pembelajaran.
Berangkat dari latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Melalui Metode Diskusi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kompetensi Dasar Ketenagakerjaan Dalam Pembangunan Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Pasundan 3 Bandung)”
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut:
(9)
6
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning melalui metode diskusi?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah?
3. Apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas yang mengguakan model Problem Based
Learning melalui metode diskusi dibandingkan kelas yang menggunakan metode
ceramah?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan di atas penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning melalui metode diskusi.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpkir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas yang mengguakan model Problem Based
Learning melalui metode diskusi dibandingkan kelas yang menggunakan
metode ceramah.
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis sebagai berikut:
(10)
7
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berharga bagi dunia pendidikan khususnya di bidang model dan metode pembelajaran serta dapat dijadikan sumber bahan bagi para peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis atau melanjutkan penelitian tersebut secara lebih luas, intensif dan mendalam.
2. Secara praktis peneltian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu refrensi mengenai model dan metode yang digunakan dalam pembelajaran ekonomi yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir ktitis siswa.
(11)
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan hubungan penerapan model Problem Based
Learning melalui metode diskusi terhadap kemampuan beripikir kritis siswa di
SMA Pasudan 3 Bandung. Sehingga dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas rumusan masalah. Kesimpulan tersebut sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran melalui model Problem Based
Learning pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest).
Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan maka dapat diperoleh nilai rata-rata gain dari skor pretest dan posttest kelas eksperimen. Artinya model
Problem Based Learning melalui metode diskusi dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan.
2. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol yang mendapat pembelajaran metode ceramah pada pengukuran awal
(pretest) dan pengukuran akhir (posttest). Hal ini dapat dilihat dari hasil
perhitungan maka dapat diperoleh nilai rata-rata gain dari skor pretest dan posttest kelas kontrol. Artinya metode ceramah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara siginifikan.
3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Learning dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Artinya model
Problem Based Learning lebih efektif meningkatkan kemampuan berpikir
(12)
64
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015 5.2Saran
Penelitian ini telah dilakukan melalui metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan model Problem Based Learning melalui metode diskusi yang dibandingkan dengan metode ceramah di SMA Pasundan 3 Bandung. Adapun saran-saran yang akan dapat disampaikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa di yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah maka penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat menjadi pilihan bagi guru untuk proses belajar mengajar.
2. Agar model pembelajaran Problem Based Learning dapat dilaksankan dengan baik maka guru diharapkan rencana pembelajaran dengan jelas dan memberikan permasalahan yang aktual.
3. Untuk peneliti selanjutnya, ketika mau melakukan penelitian tentang model pembelajaran Probem Based Learning hendaknya memilih pokok-pokok bahasan sesuai dengan model pembelajaran Problem Based
Learning agar tujuan pembelajaran tercapai.
4. Untuk peneliti selanjutnya agar memilih subjek penelitian yang lebih baik lagi, agar dapat memperoleh hasil penelitian yang baik.
(13)
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Abdorrakhman Ginting. (2012). Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran (Disiapkan
untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-Dosen). Bandung: Humaniora
Alias Masek &Sulaiman Yamin. (2011). The Effect of Problem Based Learning on Critical Thingking Ability:A Theoretical and Empirical Review. Journal of
International Review of Social Sciences and Humanities, Vol.2 (1), hlm.
215-221
Amir, Taufiq. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana
Amirudin. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Analitis Pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Sma. Skripsi Universitas Negeri Malang: Tidak diterbitkan
Arend, R.I. (2008) Learning To Teach. New York: McGraw Hill.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi kedua. Jakarta:Bumi Aksara.
Budiningsih, Asri C. Belajar dan Pembelajaran. (2005). Jakarta: PT Rineka CiptaEveline Siregar & Hartininara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. bogor: Ghalia Indoneisa
Cahyo, Agus N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar (Teraktula
dan Terpopuler). Jogjakarta: DIVA Press
Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Ips Di MI Darrusaadah Pandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan 11 (2): 106-117.
Depdikbud, (1996). Dampak Pembanguan Pendidikan Terhadap Kehidupan Sosial
Budaya Masyarakat di Yokyakarta. Jakarta.
Depdiknas. (2006). Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas
Edora. (2013). Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Tesis Pada
(14)
66
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015
Eveline Siregar & Hartininara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. bogor: Ghalia Indoneisa
Fisher, Alec. (2007). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga
Fitriyani. (2007). Pengaruh Metode Problem Based Learning Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hellmut R. Lang, and David N. Evans. 2006. Models, Strategies, and Methods For
Effective Teaching. Pearson Education
Ismayani, Ade. (2009). Simulasi laboratorium virtual pada materi hplc untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa kimia. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Model Pengembangan KTSP SMA. Direktorat Jendral Pendidikan Menengah
Liberna, Hawa. (2012). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penggunaan Metode Improve Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal Formatif 2(3):190-197
Linda S. Behar-Horenstein (2011). Teaching Critical Thinking skill in Higher Education:A Review of The Literature. Journal of College Teaching and
Learning, Vol 8 (2), hlm. 25-42
Nurjanah. (2014). Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Terhadap Berpikir Kritis Siswa. Skipsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Riduwan. (2011). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Riyanto, Yatim. (2004). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Riyanto, Yatim. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Safari. (2008). Penulisan Butir Soal Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: APSI pusat
Seyed Javad Ghazi Mir Saeed & Sarah Nokhbeh Rousta. (2013). The Effect of Problem-based Learning on Critical Thinking Ability of Iranian EFL Students.
(15)
67
Bonse Aris Mandala Putra Simangunsong, 2015
Siregar, Syofian. 2010. Statistik Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdkarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.
Suparno. (2012). Pengaruh Metode Problem Based Learning menggunakan
Hypermedia terhadap kemampuan berfikir kritis siswa pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Tesis pada pascasarjana UPI
Bandung: Tidak diterbitkan
Trianto. (2007) Mendesain Metode Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:Kencana
Wulandari, Bekti. (2013). Pengaruh Problem-Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Plc Di Smk. Jurnal Pendidikan Vokasi.
(1)
7
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berharga bagi dunia pendidikan khususnya di bidang model dan metode pembelajaran serta dapat dijadikan sumber bahan bagi para peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis atau melanjutkan penelitian tersebut secara lebih luas, intensif dan mendalam.
2. Secara praktis peneltian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu refrensi mengenai model dan metode yang digunakan dalam pembelajaran ekonomi yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir ktitis siswa.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan hubungan penerapan model Problem Based Learning melalui metode diskusi terhadap kemampuan beripikir kritis siswa di SMA Pasudan 3 Bandung. Sehingga dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas rumusan masalah. Kesimpulan tersebut sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran melalui model Problem Based Learning pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest). Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan maka dapat diperoleh nilai rata-rata gain dari skor pretest dan posttest kelas eksperimen. Artinya model Problem Based Learning melalui metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan.
2. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol yang mendapat pembelajaran metode ceramah pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest). Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan maka dapat diperoleh nilai rata-rata gain dari skor pretest dan posttest kelas kontrol. Artinya metode ceramah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara siginifikan.
3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Learning dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Artinya model Problem Based Learning lebih efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di dibandingkan metode ceramah.
(3)
64
5.2Saran
Penelitian ini telah dilakukan melalui metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan model Problem Based Learning melalui metode diskusi yang dibandingkan dengan metode ceramah di SMA Pasundan 3 Bandung. Adapun saran-saran yang akan dapat disampaikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa di yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah maka penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat menjadi pilihan bagi guru untuk proses belajar mengajar.
2. Agar model pembelajaran Problem Based Learning dapat dilaksankan dengan baik maka guru diharapkan rencana pembelajaran dengan jelas dan memberikan permasalahan yang aktual.
3. Untuk peneliti selanjutnya, ketika mau melakukan penelitian tentang model pembelajaran Probem Based Learning hendaknya memilih pokok-pokok bahasan sesuai dengan model pembelajaran Problem Based Learning agar tujuan pembelajaran tercapai.
4. Untuk peneliti selanjutnya agar memilih subjek penelitian yang lebih baik lagi, agar dapat memperoleh hasil penelitian yang baik.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Abdorrakhman Ginting. (2012). Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran (Disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-Dosen). Bandung: Humaniora Alias Masek &Sulaiman Yamin. (2011). The Effect of Problem Based Learning on
Critical Thingking Ability:A Theoretical and Empirical Review. Journal of International Review of Social Sciences and Humanities, Vol.2 (1), hlm. 215-221
Amir, Taufiq. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana
Amirudin. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Analitis Pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Sma. Skripsi Universitas Negeri Malang: Tidak diterbitkan
Arend, R.I. (2008) Learning To Teach. New York: McGraw Hill.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi kedua. Jakarta:Bumi Aksara.
Budiningsih, Asri C. Belajar dan Pembelajaran. (2005). Jakarta: PT Rineka CiptaEveline Siregar & Hartininara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. bogor: Ghalia Indoneisa
Cahyo, Agus N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar (Teraktula dan Terpopuler). Jogjakarta: DIVA Press
Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Ips Di MI Darrusaadah Pandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan 11 (2): 106-117. Depdikbud, (1996). Dampak Pembanguan Pendidikan Terhadap Kehidupan Sosial
Budaya Masyarakat di Yokyakarta. Jakarta.
Depdiknas. (2006). Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas
Edora. (2013). Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Tesis Pada Pascasarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan
(5)
66
Eveline Siregar & Hartininara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. bogor: Ghalia Indoneisa
Fisher, Alec. (2007). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga
Fitriyani. (2007). Pengaruh Metode Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hellmut R. Lang, and David N. Evans. 2006. Models, Strategies, and Methods For Effective Teaching. Pearson Education
Ismayani, Ade. (2009). Simulasi laboratorium virtual pada materi hplc untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa kimia. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Model Pengembangan KTSP SMA. Direktorat Jendral Pendidikan Menengah
Liberna, Hawa. (2012). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penggunaan Metode Improve Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal Formatif 2(3):190-197
Linda S. Behar-Horenstein (2011). Teaching Critical Thinking skill in Higher Education:A Review of The Literature. Journal of College Teaching and Learning, Vol 8 (2), hlm. 25-42
Nurjanah. (2014). Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Terhadap Berpikir Kritis Siswa. Skipsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Riduwan. (2011). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Riyanto, Yatim. (2004). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Riyanto, Yatim. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Safari. (2008). Penulisan Butir Soal Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: APSI pusat
Seyed Javad Ghazi Mir Saeed & Sarah Nokhbeh Rousta. (2013). The Effect of Problem-based Learning on Critical Thinking Ability of Iranian EFL Students. Journal of Academic and Applied Studies, Vol 3 (7), hlm. 1-14
(6)
Siregar, Syofian. 2010. Statistik Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdkarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.
Suparno. (2012). Pengaruh Metode Problem Based Learning menggunakan
Hypermedia terhadap kemampuan berfikir kritis siswa pada
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Tesis pada pascasarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Trianto. (2007) Mendesain Metode Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:Kencana
Wulandari, Bekti. (2013). Pengaruh Problem-Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Plc Di Smk. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol 3 No.2