ANALISIS KETERBACAAN BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TERBITAN YUDISHTRA, ERLANGGA, DAN GRAFINDO.

(1)

ANALISIS KETERBACAAN BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TERBITAN

YUDISHTRA, ERLANGGA, DAN GRAFINDO

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh Farah Nur Annisa

0805290

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

ANALISIS KETERBACAAN BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TERBITAN

YUDISHTRA, ERLANGGA, DAN GRAFINDO

Oleh

Farah Nur Annisa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Farah Nur Annisa 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo

Oleh Farah Nur Annisa

0805290

Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing I

Dr. Yeti Mulyati, M.Pd

NIP 196008091986012001

Pembimbing II

Drs. Encep Kusumah, M.Pd NIP 196502101991121001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si NIP 197204031999031002


(4)

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA MUTIARA ... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ... 6

1.3.1 Batasan Masalah ... 6

1.3.2 Rumusan Masalah ...7

1.4 Tujuan Masalah ...7

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

1.6 Anggapan Dasar ... 8

1.7 Definisi Operasional ... 9

BAB II IHWAL KETERBACAAN DAN BUKU TEKS ... 11

2.1 Ihwal Buku Teks ... 11

2.1.1 Definisi Buku Teks ... 11

2.1.2 Fungsi Buku Teks ... 13


(5)

2.1.5 Keterbacaan Buku Teks ... 17

2.2 Ihwal Keterbacaan ... 19

2.2.1 Definisi Keterbacaan ... 19

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Keterbacaan ... 20

2.2.3 Formula Keterbacaan ... 21

2.2.3.1 Jenis-jenis Formula Keterbacaan ... 21

2.2.3.2 Keterbatasan Formula Keterbacaan ... 23

2.2.3.3 Aplikasi Pengukuran Tingkat Keterbacaan Wacana ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Metode Penelitian ... 30

3.2 Sumber Data Penelitian ... 30

3.3 Teknik Penelitian ... 31

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 31

3.3.2 Teknik Analisis Data Penelitian ... 32

3.4 Instrumen Penelitian ... 38

3.4.1 instrumen Pengumpulan Data Penelitian ... 38

3.4.2 Instrumen Pengolahan Data Penelitian ... 39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Analisis Keterbacaan dengan Menggunakan Formula Keterbacaan Grafik Fry, Grafik Raygor, dan Teknik Tes Klos... 43

4.1.1 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Tes Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik Fry... 43

4.1.1.1 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Tes Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik Fry Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP Kelas VII Karangan Suharma, Siti Khoiriyah, Blewuk Setio Nugroho, Siti Khodijah, dan Pathoni Terbitan Yudishtira ... 44 4.1.1.2 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Tes Bacaan, Instruksi

Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik Fry Buku Teks Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII Karangan


(6)

Dawud, Nurhadi , dan Yuni Pratiwi Terbitan Erlangga... 106 4.1.1.3 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Tes Bacaan, Instruksi

Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik Fry Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas IX Sekolah Mengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah karangan Asep Ganda Sadikin, Akhmad Sofyan, Titin Rukiah, dan Mulyati Terbitan Grafindo... 170 4.1.2 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Tes Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik Raygor... 236

4.1.2.1 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Tes Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik Raygor Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP Kelas VII Karangan Suharma, Siti Khoiriyah, Blewuk Setio Nugroho, Siti Khodijah, dan Pathoni Terbitan Yudishtira ... 237 4.1.2.2 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Tes Bacaan, Instruksi

Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik Raygor Buku Teks Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII Karangan Dawud, Nurhadi , dan Yuni Pratiwi Terbitan Erlangga... 285 4.1.2.3 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Tes Bacaan, Instruksi

Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Grafik Raygor Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas IX Sekolah Mengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah karangan Asep Ganda Sadikin, Akhmad Sofyan, Titin Rukiah, dan Mulyati Terbitan Grafindo... 324 4.1.3 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Tes Bacaan, Instruksi Soal,


(7)

4.1.3.1 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Tes Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Formula Teknik Tes Klos Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP Kelas VII Karangan Suharma, Siti Khoiriyah, Blewuk Setio Nugroho, Siti Khodijah, dan Pathoni Terbitan

Yudishtira ... 385

4.1.3.2 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Tes Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Teknik Tes Klos Buku Teks Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII Karangan Dawud, Nurhadi , dan Yuni Pratiwi Terbitan Erlangga ... 393

4.1.3.3 Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Tes Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Menggunakan Teknik Tes Klos Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas IX Sekolah Mengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah karangan Asep Ganda Sadikin, Akhmad Sofyan, Titin Rukiah, dan Mulyati Terbitan Grafindo ... 401

4.2 Pembahasan Hasil Analisis Keterbacaan Uraian Materi, Teks Bacaan, Instruksi Soal, dan Instrumen Soal dengan Grafik Fry, Grafik Raygor, dan Teknik Tes Klos ... 408

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 423

5.1 Simpulan ... 423

5.2 Saran ... 425 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian MaterI ... 55

Tabel 4.2 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instruksi Soal ... 57

Tabel 4.3 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 59

Tabel 4.4 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi... 72

Tabel 4.5 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal... 76

Tabel 4.6 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 81

Tabel 4.7 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 85

Tabel 4.8 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 98

Tabel 4.9 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 101

Tabel 4.10 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 105

Tabel 4.11 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 109

Tabel 4.12 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 113

Tabel 4.13 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 115

Tabel 4.14 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 119

Tabel 4.15 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instruksi Soal ... 121

Tabel 4.16 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 125

Tabel 4.17 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 127

Tabel 4.18 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 131

Tabel 4.19 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 136

Tabel 4.20 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 138

Tabel 4.21 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instruksi Soal ... 142

Tabel 4.22 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 144

Tabel 4.23 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 150

Tabel 4.24 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 152

Tabel 4.25 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 156

Tabel 4.26 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instruksi Soal ... 160

Tabel 4.27 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 192


(9)

Tabel 4.30 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 202

Tabel 4.31 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 218

Tabel 4.32 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 222

Tabel 4.33 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 229

Tabel 4.34 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Uraian Materi ... 231

Tabel 4.35 Daftar Konversi Grafik Fry Wacana Instrumen Soal ... 235

Tabel 4.36 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Buku Teks Terbitan Yudishtira Menggunakan Tes Klos ... 392

Tabel 4.37 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Buku Teks Terbitan Erlangga Menggunakan Tes Klos ... 400

Tabel 4.38 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Buku Teks Terbitan Grafindo Menggunakan Tes Klos ... 400

Tabel 4.39 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Buku Teks Terbitan Yudishtira secara Keseluruhan ... 409

Tabel 4.40 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Buku Teks Terbitan Erlangga secara Keseluruhan ... 414

Tabel 4.41 Hasil Uji Keterbacaan Wacana Buku Teks Terbitan Grafindo secara Keseluruhan ... 418


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Yang Diincar Kini Flower Leopard” dengan menggunakan Grafik Fry ... 46 Gambar 4.2 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan menggunakan

Grafik Fry ... 48 Gambar 4.3 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 50 Gambar 4.4 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Sang Prabu dan Si Petani” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 52 Gambar 4.5 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Komunikasi” dengan menggunakan

Grafik Fry ... 54 Gambar 4.6 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Burung Bangau yang Membalas

Budi” dengan menggunakan Grafik Fry ... 56 Gambar 4.7 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Instruksi Soal” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 58 Gambar 4.8 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 60 Gambar 4.9 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Kamu Seperti Mama” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 62 Gambar 4.10 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 63 Gambar 4.11 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 65 Gambar 4.12 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Maestro Musik dari Kwitang”

dengan menggunakan Grafik Fry ... 67 Gambar 4.13 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 69 Gambar 4.14 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Gendon Si Pemalas” dengan


(11)

Gambar 4.15 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan Grafik Fry ... 73 Gambar 4.16 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Burung Koleangkak Minta Hujan”

dengan menggunakan Grafik Fry ... 75 Gambar 4.17 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 77 Gambar 4.18 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Pengembara Misterius” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 78 Gambar 4.19 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 80 Gambar 4.20 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 82 Gambar 4.21 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Ayah Pulang” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 84 Gambar 4.22 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 86 Gambar 4.23 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Jenderal Sudirman Dibesarkan

dalam Tradisi Kolonialisme” dengan menggunakan Grafik Fry ... 88 Gambar 4.24 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Pesan Terakhir Lord Baden

Powell” dengan menggunakan Grafik Fry ... 90 Gambar 4.25 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Tinggal Pijit Tombol Saja” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 92 Gambar 4.26 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “G-Wave Mengirim Berita Video

dari Daerah Terpencil” dengan menggunakan Grafik Fry ... 93 Gambar 4.27 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instruksi Soal dengan menggunakan

Grafik Fry ... 95 Gambar 4.28 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Aku dan Hidupku” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 97 Gambar 4.29 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan Grafik Fry ... 99


(12)

Gambar 4.30 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “R.M Bahardiman Raup Sukses Ikan Hias” dengan menggunakan Grafik Fry ... 101 Gambar 4.31 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 102 Gambar 4.32 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Mengantar Matahari Pulang”

dengan menggunakan Grafik Fry ... 104 Gambar 4.33 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 106 Gambar 4.34 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Suka Duka Juru Bicara di bawah

Kementrian BUMN” dengan menggunakan Grafik Fry ... 108 Gambar 4.35 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 110 Gambar 4.36 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Sinopsis Novel Seperti Bintang

Karya Regina Feby” dengan menggunakan Grafik Fry ... 112 Gambar 4.37 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 114 Gambar 4.38 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 116 Gambar 4.39 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Bekerja Demi Kuliah” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 118 Gambar 4.40 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 120 Gambar 4.41 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instruksi Soal dengan menggunakan

Grafik Fry ... 122 Gambar 4.42 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Bertukar Pengalaman Mengenai

Masalah Gempa” dengan menggunakan Grafik Fry ... 124 Gambar 4.43 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 126 Gambar 4.44 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan


(13)

Gambar 4.45 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Sisa-sisa Kemegahan Batavia dan Pelabuhan Sunda Kelapa Museum Bahari” dengan menggunakan Grafik Fry ... 130 Gambar 4.46 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 132 Gambar 4.47 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 133 Gambar 4.48 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Konstruksi Rumah Walet” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 135 Gambar 4.49 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 137 Gambar 4.50 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 139 Gambar 4.51 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Lima Sekawan ke Bukit

Billycock” dengan menggunakan Grafik Fry ... 141 Gambar 4.52 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instruksi Soal dengan menggunakan

Grafik Fry ... 143 Gambar 4.53 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 145 Gambar 4.54 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “10 Cara Agar Hidup Lebih Tenang

dan Damai” dengan menggunakan Grafik Fry ... 147 Gambar 4.55 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Harry Potter” dengan menggunakan Grafik Fry ... 149 Gambar 4.56 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 151 Gambar 4.57 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 153 Gambar 4.58 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Makanan Organik Semakin

Diburu” dengan menggunakan Grafik Fry ... 155 Gambar 4.59 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan


(14)

Gambar 4.60 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Sitti Nurbaya” dengan menggunakan Grafik Fry ... 159 Gambar 4.61 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instruksi Soal dengan menggunakan

Grafik Fry ... 161 Gambar 4.62 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Seminar Pencegahan Dini

Memburuknya Perilaku Autisme” dengan menggunakan Grafik Fry... 147 Gambar 4.63 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Olahraga Tekan Risiko Stroke”

dengan menggunakan Grafik Fry ... 164 Gambar 4.64 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Stasiun Kereta” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 166 Gambar 4.65 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Gadis Cilik di Jendela” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 168 Gambar 4.66 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 170 Gambar 4.67 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Si Jamin dan Si Johan” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 172 Gambar 4.68 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Demam Berdarah Mengancam”

dengan menggunakan Grafik Fry ... 174 Gambar 4.69 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 176 Gambar 4.70 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Pidato” dengan menggunakan

Grafik Fry ... 178 Gambar 4.71 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal “Seminar

Pencegahan Dini Memburuknya Perilaku Autisme” dengan menggunakan Grafik Fry ... 180 Gambar 4.72 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi “Seminar

Pencegahan Dini Memburuknya Perilaku Autisme” dengan menggunakan Grafik Fry ... 182 Gambar 4.73 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Berlomba Menjadi Siswa Unggul”


(15)

Gambar 4.74 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Mengintip Masa Depan Lewat Buku” dengan menggunakan Grafik Fry ... 186 Gambar 4.75 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Membangun Robohnya Pendidikan

di Aceh” dengan menggunakan Grafik Fry ... 189 Gambar 4.76 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 191 Gambar 4.77 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 193 Gambar 4.78 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan Grafik Fry ... 195 Gambar 4.79 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Wawancara” dengan menggunakan

Grafik Fry ... 197 Gambar 4.80 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 199 Gambar 4.81 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 201 Gambar 4.82 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 203 Gambar 4.83 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Bantuan Gates untuk Anak-anak”

dengan menggunakan Grafik Fry ... 205 Gambar 4.84 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Anak-anak Kembali

Terselamatkan” dengan menggunakan Grafik Fry ... 207 Gambar 4.85 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 209 Gambar 4.86 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Informasi untuk Konsumen”

dengan menggunakan Grafik Fry ... 211 Gambar 4.87 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan Grafik Fry ... 213 Gambar 4.88 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Kilau Sebuah Cincin” dengan


(16)

Gambar 4.89 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Penyakit Sahabat Saya” dengan menggunakan Grafik Fry ... 217 Gambar 4.90 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 219 Gambar 4.91 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Dialog” dengan menggunakan

Grafik Fry ... 221 Gambar 4.92 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 223 Gambar 4.93 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 226 Gambar 4.94 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 228 Gambar 4.95 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 230 Gambar 4.96 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan

Grafik Fry ... 232 Gambar 4.97 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Salah Asuhan” dengan

menggunakan Grafik Fry ... 234 Gambar 4.98 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Intrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Fry ... 236 Gambar 4.99 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Yang Diincar Kini Flower

Leopard” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 239 Gambar 4.100 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 241 Gambar 4.101 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal “Sang Prabu dan Si

Petani” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 243 Gambar 4.102 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Komunikasi” dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 245 Gambar 4.103 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Burung Bangau yang Membalas


(17)

Gambar 4.104 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Kamu Seperti Mama” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 249 Gambar 4.105 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 251 Gambar 4.106 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Kabut Jadi Duit” dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 253 Gambar 4.107 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Maestro Musik dari Kwitang”

dengan menggunakan Grafik Raygor ... 255 Gambar 4.108 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 257 Gambar 4.109 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Gendon Si Pemalas” dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 259 Gambar 4.110 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Burung Koleangkak Minta

Hujan” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 261 Gambar 4.111 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Keselamatan di Musim

Penghujan” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 263 Gambar 4.112 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Pengembara Misterius” dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 265 Gambar 4.113 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 267 Gambar 4.114 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Ayah Pulang Seminar

Pencegahan Dini Memburuknya Perilaku Autisme” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 269 Gambar 4.115 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Mira Lesmana Dalangnya Film

Petualangan Sherina” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 271 Gambar 4.116 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Jenderal Sudirman Dibesarkan

dalam Tradisi Kolonialisme” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 273 Gambar 4.117 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Pesan Terakhir Lord Baden


(18)

Gambar 4.118 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Tinggal Pijit Tombol Saja” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 277 Gambar 4.119 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “G-Wave Mengirim Video dari

Daerah Terpencil” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 278 Gambar 4.120 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instruksi Soal dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 280 Gambar 4.121 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Aku dan Hidupku” dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 282 Gambar 4.122 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “R.M Bahardiman Raup Sukses

Ikan Mas Koki” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 283 Gambar 4.123 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Mengantar Matahari Pulang”

dengan menggunakan Grafik Raygor ... 285 Gambar 4.124 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Suka Duka Juru Bicara Lembaga

di Bawah Kementerian BUMN” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 287 Gambar 4.125 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Sinopsis Novel Seperti Bintang

Karya Regina Feby” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 289 Gambar 4.126 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Bekerja Demi Kuliah” dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 291 Gambar 4.127 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Seikat Bunga Keberuntungan”

dengan menggunakan Grafik Raygor ... 292 Gambar 4.128 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Bertukar Pengalaman Mengenai

Penanganan Masalah Gempa” dengan menggunakan Grafik Raygor 294 Gambar 4.129 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 296 Gambar 4.130 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Sisa-sisa Kemegahan Batavia

Museum Bahari dan Pelabuhan Sunda Kelapa” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 297 Gambar 4.131 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instruksi Soal dengan


(19)

Gambar 4.132 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan Grafik Raygor ... 300 Gambar 4.133 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Konstruksi Rumah Walet”

dengan menggunakan Grafik Raygor ... 302 Gambar 4.134 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Lima Sekawan ke Bukit

Billycock” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 304 Gambar 4.135 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “10 cara Agar Hidup Lebih

Tenang dan Damai” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 306 Gambar 4.136 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Harry Potter” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 308 Gambar 4.137 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Lupus” dengan menggunakan

Grafik Raygor ... 309 Gambar 4.138 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Makanan Organik Semakin

Diburu” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 311 Gambar 4.139 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Sitti Nurbaya” dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 313 Gambar 4.140 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Upik Abu” dengan menggunakan

Grafik Raygor ... 315 Gambar 4.141 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Seminar Pencegahan Dini

Memburuknya Perilaku Autisme” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 316 Gambar 4.142 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Olahraga Tekan Risiko Stroke”

dengan menggunakan Grafik Raygor ... 318 Gambar 4.143 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Stasiun Kereta” dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 320 Gambar 4.144 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Gadis Cilik di Jendela” dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 322 Gambar 4.145 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 324 Gambar 4.146 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Kelemahan Koordinasi” dengan


(20)

Gambar 4.147 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Ketika Buku Menjadi Santapan Lezat” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 327 Gambar 4.148 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Si Jamin dan Si Johan” dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 329 Gambar 4.149 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Demam Berdarah Mengancam”

dengan menggunakan Grafik Raygor ... 331 Gambar 4.150 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 333 Gambar 4.151 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 335 Gambar 4.152 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Cita-cita Mustapa” dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 337 Gambar 4.153 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 339 Gambar 4.154 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Berlomba Menjadi Siswa

Unggul” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 341 Gambar 4.155 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Mengintip Masa Depan Lewat

Buku” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 343 Gambar 4.156 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Membangun Robohnya

Pendidikan di Aceh” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 345 Gambar 4.157 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 347 Gambar 4.158 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Dialog” dengan menggunakan

Grafik Raygor ... 349 Gambar 4.159 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 351 Gambar 4.160 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 352 Gambar 4.161 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan


(21)

Gambar 4.162 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan menggunakan Grafik Raygor ... 356 Gambar 4.163 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Bantuan Gates untuk Anak-anak”

dengan menggunakan Grafik Raygor ... 358 Gambar 4.164 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Anak-anak Kembali

Terselamatkan” dengan menggunakan Grafik Raygor ... 360 Gambar 4.165 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 362 Gambar 4.166 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Informasi untuk Konsumen”

dengan menggunakan Grafik Raygor... 364 Gambar 4.167 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 366 Gambar 4.168 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 369 Gambar 4.169 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 371 Gambar 4.170 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Dialog” dengan menggunakan

Grafik Raygor ... 373 Gambar 4.171 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Instrumen Soal dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 375 Gambar 4.172 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 377 Gambar 4.173 Hasil Plot Keterbacaan Wacana Uraian Materi dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 379 Gambar 4.174 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “2 Sahabat” dengan menggunakan

Grafik Raygor ... 381 Gambar 4.175 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Salah Asuhan” dengan

menggunakan Grafik Raygor ... 383 Gambar 4.176 Hasil Plot Keterbacaan Wacana “Merenung dalam Kesedihan”


(22)

(23)

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS KETERBACAAN BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TERBITAN YUDISHTIRA, ERLANGGA, DAN

GRAFINDO

Farah Nur Annisa (0805290) ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi karena pentingnya buku teks sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Buku teks yang beredar saat ini sangat banyak jumlahnya tetapi tidak semua buku yeng beredar tersebut layak dikomsumsi siswa. Penggunaan yang tidak sesuai dengan keterbacaan siswa akan berdampak pada keterpahaman siswa dalam memahami materi yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kesesuaian tingkat keterbacaan buku teks bahasa Indonesia yang banyak dipakai di Sekolah Menengah Pertama, khususnya pada buku terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Analisis datanya menggunakan formula keterbacaan grafik Fry, Raygor, dan teknik tes Klos. Data penelitian ini berupa teks wacana yang meliputi uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia untuk siswa SMP kelas VII terbitan Yudishtira, kelas VIII terbitan Erlangga, dan terbitan Grafindo untuk siswa SMP kelas IX.

Hasil penelitian menunjukkan buku teks bahasa Indonesia terbitan Yudishtira berdasarkan grafik Fry terdapat 3 wacana yang tidak cocok digunakan di kelas manapun. Berdasarkan grafik Raygor wacana-wacana tersebut tergolong mudah namun tidak cocok untuk SMP kelas VII. Berdasarkan tes klos berada pada kriteria“pembaca instruksional”. Buku teks Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII terbitan Erlangga berdasarkan grafik Fry berada pada titik kelas VII, berdasarkan grafik Raygor berada pada titik kelas X, berdasarkan tes klos berada pada kriteria “frustasi”. Buku teks terbitan Grafindo untuk kelas IX berdasarkan grafik Fry berada pada kelas IX, berdasarkan grafik Raygor berada pada kelas IX, sedangkan berdasarkan tes klos berada pada kriteria “frustasi”.


(24)

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan READABILITY ANALYSIS LANGUAGE AND LITERATURE TEXTBOOKS INDONESIA JUNIOR HIGH SCHOOL PUBLISHED YUDISHTIRA, ERLANGGA,

AND GRAFINDO

Farah Nur Annisa (0805290) ABSTRACT

This research is motivated by the importance of textbooks to support teaching and learning activities. Textbooks are currently available are numerous but not all of the outstanding book worth consumed students. The use of which is not in accordance with the legibility comprehension students will have an impact on students in understanding the material provided. This study aims to measure the suitability of readability level Indonesian text book that is widely used in junior high school, especially in Yudishtira publications, Erlangga, and Grafindo.

The method used in this research is descriptive qualitative. Analysis of data using readability formulas, Fry graph, Raygor, and Close test. This research data in the form of discourse that includes a description text material, text reading, instruction of practice, and practice instruments that contained in the Indonesian textbooks for junior high school students of class VII published by Yudishtira, class VIII published by Erlangga, and junior high school students of class IX published by Grafindo.

The results showed Indonesian textbooks published by the graph Fry Yudishtira there are 3 of discourse that is not suitable for use in any class. Based on the graphics Raygor these discourses relatively easy but is not suitable for junior class VII. Based on the criteria test klos be "instructional reader". Indonesian textbooks for junior class VIII issue grants based graphics Fry was on the point of class VII, Raygor graphics are based on grade point X, based on the criteria test klos be "frustrating". Text books for class IX Grafindo publication


(25)

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

based graphics Fry was in ninth grade, based on the graphics Raygor are in class IX, while based on the criterion test klos be "frustrating".


(26)

Farah Nur Annisa, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ada empat komponen utama dan saling berpengaruh dalam proses pembelajaran, di antaranya, sarana, siswa, lingkungan, dan hasil belajar. Hasil belajar sebagai dampak dari proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh ketiga komponen masukan. Salah satu komponen dari masukan tersebut adalah sarana. Sarana sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu contoh dari sarana adalah buku teks. Buku teks haruslah dapat menunjang aktivitas siswa dalam belajar.

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, buku teks merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan keberadaannya dalam kegiatan belajar mengajar. Buku teks bermakna signifikan sebagai media dan sumber pembelajaran. Dalam hal ini fungsi buku teks sebagai penunjang kegiatan pembelajaran akan sangat memengaruhi keefektifan kegiatan belajar mengajar. Di sisi lain, keberadaan buku teks menimbulkan dampak negatif yaitu adanya ketergantungan kegiatan belajar mengajar terhadap ketersediaan buku teks. Akibatnya keadaan tersebut dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin mengeruk keuntungan ekonomis dari pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dalam hal ini penerbit memainkan peranan sebagai penyedia buku teks untuk sekolah. Kondisi tersebut semakin diperkeruh dengan berbagai permasalahan baru, di antaranya kualitas buku teks yang rendah. Pergantian buku tiap tahunnya tidak substansif dan strategi pemasaran seakan menghalalkan segala cara.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, buku teks digunakan sebagai pegangan bagi guru dan siswa yaitu sebagai referensi utama atau menjadi buku suplemen atau tambahan. Ketika siswa belajar di kelas, siswa tidak hanya mencermati apa yang disampaikan oleh guru, siswa juga membutuhkan referensi atau acuan lain


(27)

2

guna menggali informasi tambahan yang dibutuhkan agar pemahaman siswa lebih luas.

Buku teks sebagai pengisi bahan ajar haruslah menampilkan sumber bahan yang mantap. Dikatakan mantap apabila susunan dalam buku teks teratur, sistematis, jenisnya bervariasi, dan kaya. Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (1986, hlm. 18) esensi buku teks adalah harus mampu menarik minat siswa untuk belajar, memotivasi siswa untuk berprestasi serta menunjang aktivitas dan kreativitas siswa. Buku teks pada dasarnya dibuat untuk menunjang aktivitas dan kreativitas siswa. Oleh karena itu, harus ada kesesuaian antara tingkat pembaca dengan bacaannya. Buku teks biasanya ditulis berdasarkan kurikulum yang berlaku saat itu. Buku teks digunakan oleh guru dalam sebagian besar waktu pembelajaran di kelas.

Buku teks yang beredar saat ini sangat banyak jumlahnya tetapi bukan berarti buku teks tersebut dapat digunakan sebagai buku pegangan dalam mengajar. Hanya buku-buku bermutulah yang layak dikonsumsi oleh siswa. Di dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar (PBM) memegang peranan yang sangat penting. Ada tiga komponen penting yang terlibat dalam proses belajar mengajar, yaitu pengajar (guru), pembelajar (siswa), dan bahan ajar.

Tarigan dan Tarigan (1986, hlm.15) mendefinisikan buku teks sebagai buku pelajaran yang dapat digunakan di sekolah, sebagaimana dikemukakan berikut.

Buku teks sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakai di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.

Buku teks yang digunakan oleh guru haruslah memadai dari segi isi, ilustrasi, dan dapat menunjang proses pembelajaran siswa. Walaupun tidak sepenuhnya buku teks digunakan dalam pembelajaran, namun penggunaan buku teks cukup dominan


(28)

3

dalam pembelajaran. Oleh karena itu, sebuah buku teks haruslah memiliki daya pikat. Melalui buku teks pembelajaran dapat dilaksanakan dengan teratur, sebab buku teks dapat dijadikan pedoman yang jelas. Buku teks juga memberikan fasilitas belajar mandiri. Departemen Pendidikan Nasional nomor 1 tahun 2008 pasal 1 ayat 3 menetapkan pengertian buku teks sebagai buku acuan wajib, seperti yang dikemukakan berikut.

Buku teks pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang selanjutnya disebut buku teks adalah buku acuan wajib yang digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat meteri pelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan, kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis, dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

Buku teks mengandung beberapa bahan bacaan seperti majalah, surat kabar, buku, dan beberapa artikel dari internet sering dijadikan materi ajar membaca dalam buku teks. Namun, terkadang pengambilan wacana dari sumber-sumber tersebut kurang memerhatikan tingkat keterbacaan dan pemahaman siswa. Bahan bacaan yang kurang terukur sebagai wacana yang baik akan berdampak negatif bagi siswa. Siswa akan sulit memahami buku tersebut. Sebaliknya, jika kualitas keterbacaan bahan bacaan tersebut rendah, akan mengakibatkan tidak berkembangnya tingkat pemahaman siswa SMP tersebut. Oleh sebab itu, guru dituntut agar memilki keterampilan mengubah tingkat keterbacaan bahan bacaan yang akan dijadikan bahan ajar untuk siswanya.

Penggunaan buku teks yang tidak layak tentu sangat berdampak bagi siswa. Pemahaman sebuah teks ditentukan oleh dua hal utama yaitu bahasa yang digunakan dan isi teks. Dengan demikian, diperlukan adanya pengukuran terhadap tingkat keterbacaan dalam materi bacaan yang akan digunakan sebagai bahan ajar. Hal itu


(29)

4

sesuai dengan pernyataan Sudilah (dalam Suhadi, 1996, hlm.3) bahwa buku teks yang diajarkan pemakaiannya sebaiknya telah diukur tingkat keterbacaannya sebelum diedarkan kepada para pemakainya.

Buku teks berkaitan erat dengan kurikulum yang berlaku. Buku teks yang baik haruslah relevan dan menunjang pelaksanaan kurikulum. Kriteria linguistik mengacu kepada tujuan agar buku teks dipahami oleh siswa. Berdasarkan pedoman penyusunan buku teks untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dikatakan bahwa penggunaan bahasa buku teks haruslah baik dan benar, sesuai dengan taraf pembacanya, dan komunikatif. Oleh karena itu, bahasa buku teks haruslah sesuai dengan bahasa siswa, kalimat-kalimatnya efektif, terhindar dari makna ganda, sederhana, sopan, dan menarik (Tarigan dan Tarigan,1986, hlm.75).

Dilihat dari sudut pandang pemilihan buku teks yang baik, sejak tahun 2003 pemerintah telah memberikan standar untuk buku-buku teks pada setiap jenjang pendidikan. Hal ini sesuai dengan ketetapan peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 2 tahun 2008 pasal 4 ayat 1: “Buku teks pada jenjang pendidikan dasar dan menegah dinilai kelayakan-pakainya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik atau siswa sebagai sumber belajar di satuan pendidikan”. Sedangkan kelayakan yang dimaksud adalah berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 43 ayat 5: “Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan dinilai oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) dan ditetapkan dengan peraturan menteri”. Oleh karena itu, hendaknya guru lebih cermat dalam memilih buku teks yang akan digunakan oleh siswa dalam pembelajaran. Dengan pemilihan buku teks yang baik diharapkan pembelajaran dapat berjalan lebih optimal untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional. Penilaian terhadap buku teks dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan buku tersebut dalam pembelajaran.


(30)

5

Sejauh pengamatan peneliti, ada beberapa penelitian tentang analisis buku teks, di antaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Budiana Setiawan pada tahun 2005 dalam skripsinya yang berjudul “Keterbacaan Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Atas Kelas I”. Penelitian tersebut mengujicobakan Grafik Fry serta tes pemahaman bacaan untuk mengukur keterbacaan wacana dalam buku teks. Selain itu, keterbacaan wacana dalam buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia kelas 1 masih banyak yang kurang valid. Banyak keterbacaan yang yang sukar dipahami oleh siswa SMA kelas 1. Dalam penelitian skripsi yang berjudul “Pemahaman Siswa terhadap Buku Teks Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia 1 karya Syamsudin A.R” dilakukan oleh Sefi Indra Gumilar pada tahun 2004 menyatakan bahwa siswa masih sulit memahami buku teks. Dalam penelitian tersebut juga dilakukan penggubahan agar wacana yang terdapat di dalam buku teks bisa lebih sesuai dengan tingkat keterpahaman siswa.

Penelitian lain mengenai keterbacaan juga pernah dilakukan oleh Nurlaili (2011) dalam tesisnya yang berjudul “Pengukuran Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Lembar Kerja Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 4-6 Sekolah Dasar dan Keterpahamannya”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari sebelas wacana yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Formula Fry belum ada teks yang sesuai dengan masing-masing kelas. Hasil uji tes Klos menunjukkan empat wacana dalam kategori sedang dan tujuh wacana dalam kategori sukar. Penelitian dalam tesis mengenai keterbacaan juga dilakukan oleh Nurhayati (2011) yang berjudul “Tingkat Keterbacaan Modul Bahasa Indonesia SMP Terbuka Melalui Tes Pilihan Ganda (Studi Deskriptif Analitis Terhadap Modul Bahasa Indonesia SMP Terbuka Induk SMP Negeri 27 Bandung)”. Hasil dari penelitian menunjukkan tingkat keterbacaan masih rendah, siswa berada dalam kategori level frustasi dan wacana berada pada golongan sukar. Penelitian


(31)

6

mengenai keterbacaan juga pernah dilakukan oleh Isna Sulastri dalam tesisnya yang berjudul “Keterbacaan Wacana Buku Bina Bahasa Indonesia dan Keterpahamannya oleh Siswa SDN Karangpawulang 4 Kota Bandung Tahun Ajaran 2009-2010”. Temuan dari hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis Grafik Fry ternyata tingkat keterbacaan wacana sampel buku BBI 4B tergolong invalid, BBI 5 tergolong rendah, dan BBI 6B nyaris valid. Berdasarkan teori Taylor mengungkapkan bahwa kesembilan wacana sampel termasuk frustasi. Hasil uji keterpahaman mengungkapkan bahwa wacana tersebut belum mudah dipahami oleh siswa.

Berdasarkan pendapat tersebut, menurut hemat peneliti banyak siswa yang masih kurang pemahaman akan wacana dalam buku teks. Kesulitan tersebut dapat terjadi karena kalimat-kalimat yang digunakan dalam wacana adalah kalimat yang kompleks. Alasan yang kedua karena siswa tidak memiliki kemampuan membaca yang layak. Peneliti tertarik dengan alasan yang pertama. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengkaji lebih dalam lagi wacana dalam buku teks.

Atas dasar pemikiran tersebut, akhirnya penulis memilih judul “Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa hal yang dapat diidentifikasi untuk diteliti. Beberapa hal tersebut di antaranya sebagai berikut.

1) Buku teks sebagai sarana dalam proses kegiatan belajar mengajar serta menjadi pegangan bagi guru dan murid untuk mengoptimalkan pembelajaran di kelas. 2) Siswa banyak yang mengalami kesulitan saat memahami wacana dalam buku


(32)

7

3) Banyak penulis buku teks yang langsung mengutip wacana tanpa mengukur tingkat keterbacaannya sehingga wacana dalam buku teks yang ditulis tidak sesuai dengan keterpahaman siswa.

1.3 Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1.3.1 Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak meluas maka perlu diadakan pembatasan masalah. Peneliti membatasi permasalahan ini pada hal berikut.

1) Objek penelitian adalah buku Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP kelas VII terbitan Yudishtira, buku Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII terbitan Erlangga, dan buku Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMP kelas IX terbitan Grafindo.

2) Penelitian ini memfokuskan pada aspek keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal yang digunakan oleh pengarang dalam buku teks terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo.

3) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif- kualitatif.

1.3.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah keterbacaan uraian materi yang digunakan penulis dalam buku teks terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo?

2) Bagaimanakah keterbacaan teks bacaan wacana yang digunakan oleh penulis pada buku teks terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo?


(33)

8

3) Bagaimanakah keterbacaan instruksi soal yang digunakan oleh penulis pada buku teks terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo?

4) Bagaimanakah keterbacaan instrumen soal yang digunakan penulis pada buku teks terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo?

1.4Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu pula, untuk mengetahui bahan ajar yang cocok untuk digunakan oleh guru sebagai bahan ajar kepada siswa. Secara khusus penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hal berikut: 1) tingkat keterbacaan uraian materi yang digunakan penulis dalam buku teks

terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo pada siswa SMP kelas VII. VIII, dan IX;

2) tingkat keterbacaan teks bacaan wacana yang digunakan oleh penulis pada buku teks terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo pada siswa SMP kelas VII. VIII, dan IX;

3) tingkat keterbacaan instruksi soal yang digunakan oleh penulis pada buku teks terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo pada siswa SMP kelas VII. VIII, dan IX;

4) tingkat keterbacaan instrumen soal yang digunakan penulis pada buku teks terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo pada siswa SMP kelas VII. VIII, dan IX.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Manfaat bagi guru


(34)

9

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran empiris bagi guru berkenaan dengan pemahman siswa terhadap buku teks dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, guru dapat menyusun strategi pembelajaran yang tepat untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran dalam buku teks.

b. Manfaat bagi siswa

Proses penelitian ini dapat melatih kemampuan membaca siswa. Selain itu siswa juga dapat mengetahui tingkat kemampuannya dalam memahami materi dan wacana yang terdapat dalam buku teks.

c. Manfaat bagi penulis atau pengarang buku teks

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan kritik maupun acuan dalam membuat buku teks. Diharapkan para penulis atau pengarang buku lebih teliti dalam mengutip wacana serta kalimat agar lebih sesuai dengan tingkat keterbacaan siswa.

d. Manfaat bagi peneliti

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dapat mengetahui tingkat keterbacaan buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo. Selain itu pula, dapat mengetahui tingkat keterpahaman siswa terhadap wacana dalam buku teks tersebut.

1.6Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan suatu kebenaran yang tidak memerlukan penyajian lagi, sekurang-kurangnya bagi peneliti waktu itu. Ada beberapa anggapan dasar yang peneliti rumuskan.


(35)

10

1). Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa utuk diasimilasikan. Fungsi buku teks sebagai penunjang kegiatan pembelajaran akan sangat memengaruhi proses KBM. Buku teks digunakan sebagai pegangan bagi guru dan siswa agar pembelajaran di dalam kelas bisa lebih optimal. Buku teks yang disusun haruslah memenuhi kriteria kemampuan siswa agar siswa mampu belajar mandiri.

2). Kualitas buku teks berbeda-beda karena buku teks ditulis oleh pengarang yang berbeda pula. Oleh sebab itu, tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks pun berbeda. Sebaiknya, pengarang dalam menentukan wacana terlebih dahulu mengukur keterbacaan wacana tersebut sehingga wacana yang disajikan lebih mudah dipahami oleh siswa.

3). Siswa dituntut untuk memahami buku teks. Dengan tingkat keterbacaan wacana yang kurang sesuai bagi siswa maka siswa kesulitan dalam memahami buku teks.

1.6 Definisi Operasional

Untuk memperjelas penafsiran dari judul penelitian ini, berikut diuraikan penjelasan mengenai definisi operasional masing- masing variabel penelitian.

1). Analisis adalah pengkajian atau penguraian atas data-data yang diperoleh untuk memperoleh kesimpulan.

2). Keterbacaan merupakan alih bahasa dari “readability” yang merupakan turunan dari “readable”, artinya dapat dibaca atau terbaca. Keterbacaan adalah hal atau ihwal terbaca-tidaknya suatu bahan bacaan tertentu oleh pembacanya.


(36)

11

Keterbacaan mempersoalkan tingkat kesulitan atau tigkat kemudahan suatu bahan bacaan tertentu bagi peringkat pembaca tertentu. Keterbacaan merupakan ukuran tentang sesuai-tidaknya suatu bacaan bagi pembaca tertentu dilihat dari segi tingkat kesulitan atau kemudahan wacananya. Untuk memperkirakan tingkat keterbacaan bahan bacaan, banyak dipergunakan orang berbagai formula keterbacaan.

3). Buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia adalah buku pegangan Bahasa dan Sastra Indonesia yang digunakan oleh siswa dan guru sebagai media dan sumber bahan pembelajaran di dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini, buku teks yang dimaksud adalah buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas VII terbitan Yudishtira karangan Suharma, Siti Khoiriyah, Blewuk Setio Nugroho, Siti Khodijah, dan Pathoni, Bahasa Indonesia untuk kelas VIII terbitan Erlangga karangan Nurhadi, Dawud, Yuni Pratiwi, dan buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk kelas IX terbitan Grafindo karangan Asep Ganda Sadikin, Akhmad Sofyan, Titin Rukiah, dan Mulyati. Aspek-aspek buku teks yang akan peneliti kaji adalah keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal buku teks yang digunakan penulis pada buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMP kelas VII, VIII, dan IX terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo.


(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dipaparkan pada BAB 1, penelitian ini berupaya untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat keterbacaan buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama kelas VII. VIII, dan IX berdasarkan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal. Oleh sebab itu, metode penelitian yang cocok untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat keterbacaan wacana buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia, yaitu dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Metode deskriptif kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan keterbacaan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan isntrumen soal buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII, VII, dan IX dari tiga penerbit dengan menggunakan grafik Fry, grafik Raygor, dan teknik tes klose sebagai alat uji keterbacaan:

a. Terbitan Yudishtira karangan Suharma, Siti Khoiriyah, Blewuk Setio Nugroho, Siti Khodijah, dan Pathoni.

b. Terbitan Erlangga karangan Nurhadi, Dawud, Yuni Pratiwi.

c. Terbitan Grafindo karangan Asep Ganda Sadikin, Akhmad Sofyan, Titin Rukiah, dan Mulyati.

Dengan menggunakan metode ini, diharapkan penulis memeroleh gambaran mengenai tingkat keterbacaan wacana buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan grafik Fry, grafik Raygor, dan teknik tes klose yang akan diujikan ke dua Sekolah Menengah Pertama di kota Bandung. Data yang dihasilkan berupa deskripsi atau dalam bentuk pemaparan hasil penelitian.

3.2 Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini berasal dari teks wacana buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII terbitan


(38)

31

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Yudishtira karangan Suharma, Siti Khoiriyah, Blewuk Setio Nugroho, Siti Khodijah, dan Pathoni, Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII terbitan Erlangga karangan Nurhadi, Dawud, dan Yuni Pratiwi, terakhir buku Kompeten Berbahasa Indonesia untuk kelas IX terbitan Grafindo karangan Asep Ganda Sadikin, Akhmad Sofyan, Titin Rukiah, dan Mulyati.

Ketiga buku tersebut dijadikan sampel penelitian, karena berdasarkan observasi yang peneliti lakukan ke sekolah SMPN 1 Bandung, SMPN 18 Bandung, SMPN 23,SMPN 28, SMPN 30, dan SMPN 31 serta beberapa toko buku Pratama, toko buku Bandung Book Center, dan toko buku Dunia Ilmu merupakan buku yang paling banyak digunakan di jenjang Sekolah Menengah Pertama di kota Bandung. Setelah teks-teks terkumpul, penulis memilih dan menyeleksi beberapa teks yang layak untuk diujikan dalam uji keterbacaan wacana. Layak atau tidaknya suatu teks ditentukan oleh keterbacaan dan kesesuaian isi teks tersebut untuk siswa jenjang SMP. Selain wacana teks yang akan diteliti, penelitian ini juga akan menganalisis uraian materi, instruksi soal, serta instrumen soal yang ada di dalam ketiga buku yang sudah dijadikan sampel penelitian.

3.3 Teknik Penelitian

Teknik penelitian dalam penelitian ini meliputi dua aspek, yakni teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti dalam memeroleh data yaitu dengan menggunakan teknik observasi. Dalam hal ini, teknik observasi dilakukan dengan cara melakukan penelitian ke berbagai sekolah yaitu sekolah SMPN 1 Bandung, SMPN 18 Bandung, SMPN 23,SMPN 28, SMPN 30, dan SMPN 31 dan toko


(39)

32

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

buku Pratama, toko buku Bandung Book Center, dan toko buku Dunia Ilmu untuk mengetahui buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia apa yang banyak digunakan. Berikut pedoman observasi ke toko buku yang digunakan.

Tabel 3.1 Pedoman Observasi

Penerbit Buku Banyak Digunakan Banyak dijual

Ya Tidak Ya Tidak

Yudishtira  

Erlangga  

Grafindo  

Dari enam sekolah dan tiga toko buku yang diobservasi, buku teks terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo merupakan buku yang dipakai sebagai sumber belajar di kelas.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII karangan Suharma, Siti Khoiriyah, Blewuk Setio Nugroho, Siti Khodijah, dan Pathoni terbitan Yudishtira, Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII karangan Nurhadi, Dawud, dan Yuni Pratiwi terbitan Erlangga, dan terakhir buku Kompeten Berbahasa Indonesia untuk kelas IX karangan Asep Ganda Sadikin, Akhmad Sofyan, Titin Rukiah, dan Mulyati IX terbitan Grafindo adalah buku yang digunakan di Sekolah Menengah Pertama di beberapa sekolah di kota Bandung. Setelah mendapatkan informasi mengenai buku yang digunakan, peneliti melakukan studi pustaka untuk mendapatkan wacana-wacana yang dijadikan sumber penelitian pada ketiga buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut. Wacana tersebut kemudian dikumpulkan dan dipilih untuk selanjutnya akan diteliti keterbacaannya menggunakan instrumen keterbacaan grafik Fry, grafik Raygor, dan Tes Klos.


(40)

33

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

3.3.2 Teknik Analisis Data

Prosedur teknik analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut.

1. Hasil observasi dari keenam sekolah dan tiga toko buku disimpulkan mengenai keterpakaian dan keterjualan buku terbitan Yudishtira, Erlangga, dan Grafindo.

2. Analisis keterbacaan dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut. a. Tahap analisis keterbacaan wacana berdasarkan formula grafik Fry

Keterbacaan Formula ini mendasarkan formula keterbacaannya pada dua faktor utama, yaitu panjang-pendeknya kata dan tingkat kesulitan kata yang ditandai oleh jumlah (banyak-sedikitnya) suku kata yang membentuk setiap kata dalam wacana tersebut.


(41)

34

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terlihat deretan angka-angka seperti 108, 112, 116, dan seterusnya pada bagian atas grafik. Angka-angka tersebut menunjukkan data jumlah suku kata per seratus perkataan. Yakni, jumlah kata dari wacana sampel yang dijadikan sampel pengukuran keterbacaan wacana. Kemudian angka-angka yang tertera disamping kiri grafik seperti 2.0, 2.5, 3.0, dan seterusnya menunjukkan data rata-rata jumlah kalimat per seratus kata. Angka-angka yang berderet di tengah grafik tersebut merupakan perkiraan peringkat keterbacaan wacana yang diukur. Daerah yang diarsir pada grafik merupakan wilayah invalid. Dalam wilayah tersebut tidak memiliki peringkat baca untuk peringkat manapun.

Petunjuk penggunaan grafik Fry (Akhmad dan Yeti, 1996:116-120) Langkah 1

Memilih penggalan yang representatif dari wacana yang hendak diukur tingkat keterbacaannya dengan mengambil 100 buah perkataan. Yang dimaksudkan dengan representatif dalam pemilihan wacana ialah peilihan wacana sampel yang benar-benar mencerminkan teks bacaan. Wacana tabel diselingi dengan gambar, kekosongan halaman, tabel, dan atau rumus-rumus yang mengandung banyak angka-angka dipandang tidak representataif untuk dijadikan wacana sampel. Untuk menentukan tingkat keterbacaan yang jumlah katanya kurang dari seratus kata, para ahli menggunakan tabel daftar konversi untuk grafik Fry

Tabel 3.1 Daftar Konversi untuk Grafik Fry Jika jumlah kata dalam

wacana berjumlah

Perbanyaklah jumlah suku kata dan kalimat dengan bilangan berikut

30 3,3,

40 2,5


(42)

35

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

60 1,67

70 1,43

80 1,25

90 1,1

Langkah 2

Menghitung jumlah kalimat dari seratus buah perkataan hingga persepuluhan terdekat. Dalam sebuah wacana ketika diambil 100 buah perkataan,pastikan ada sisa. Sisa kata yang termasuk dalam hitungan seratus itu diperhitungkan dalam bentuk desimal (perpuluhan).

Langkah 3

Menghitung jumlah suku kata dari wacana sampel hingga kata ke-100. Untuk jumlah suku kata dalam grafik fry, penelitian seharusnya digunakan untuk wacana bahasa Inggris. Padahal struktur bahasa Inggris berbeda jauh dengan bahasa Indonesia, terutama dalam hal suku katanya. Berdasarkan kenyataan tersebut, tidak akan pernah didapati wacana dalam bahasa Indonesia cocok untuk peringkat kelas di dalam grafik Fry. Oleh karena itu d tambah 1 langkah lagi yaitu dengan mengkalikan jumlah suku kata dengan angka 0.6 (Harjasujana, 1996/1997:123)

Langkah 4

Memplotkan angka-angka itu ke dalam Grafik Fry. Kolom tegak lurus menunjukkan jumlah suku kata per seratus kata dan baris mendatar menunjukkan jumlah kalimat per seratus kata.

Langkah 5

Tingkat keterbacaan ini bersfat perkiraan. Oleh karena itu, peringkat keterbacaan wacana hendaknya ditambah satu tingkat dan dikurangi satu tingkat. Sebagai contoh, jika titik pertemuan dari persilangan baris vertikal untuk data suku kata dan baris horizontal untuk data jumlah kalimat jatuh di wilayah 6, maka


(43)

36

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peringkat keterbacaan wacana yang diukur tersebut harus diperkirakan denga tingkat keterbacaan yang cocok untuk peringkat 5 yakni (6 - 1), 6, dan 7 (6 + 1).

b. Tahap analisis keterbacaan wacana berdasarkan formula grafik Raygor Formula keterbacaan Raygor diperkenalkan oleh Alton Raygor, yang selanjutnya grafik ini disebut grafik Raygor. Formula ini tampaknya mendekati kecocokan untuk bahasa-bahasa yang menggunakan huruf latin. Grafik Raygor tampak terbalik jika dibandingkan dengan Grafik Fry.Namun, kedua formula keterbacaan tersebut sesungguhnya mempunyai prinsip-prinsip yang mirip.

Gambar 3.2 Grafik Raygor Langkah1

Pilih penggalan yang representatif dari wacana yang hendak diukur tingkat keterbacaannya dengan mengambil 100 buah kata sebagai sampel. Deretan angka tidak dihitung sebagai kata.


(44)

37

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Menghitung jumlah kalimat sampai pada per sepuluh terdekat. Prosedur ini sama dengan prosedur grafik Fry dalam menghitung rata-rata jumlah kalimat. Langkah 3

Menghitung jumlah kata sulit, yaitu kata-kata yang dibentuk oleh enam huruf atau lebih. Kriteria tingkat kesulitan sebuah kata didasari oleh panjang pendeknya kata, bukan unsur semantisnya . Kata yang termasuk dalam kategori sulit adalah kata yang tersusun atas enam huruf atau lebih.

Langkah 4

Mencari titik temu hasil yang diperoleh dari langkah kedua dan ketiga tersebut ke dalam grafik Raygor sehingga didapatlah peringkat keterbacaan wacananya.

c. Tahap analisis keterbacaan wacana berdasarkan teknik Tes Klose (Close Test).

Prosedur yang ditempuh dalam menggunakan test ini ialah sebagai berikut:

Langkah 1

Memilih teks wacana yang akan dijadikan sampel Langkah 2

Menghindari uraian yang banyak menggunakan nama diri, seperti nama orang dan nama tempat.

Langkah 3

Menyalin kembali masing- masing uraian tersebut dengan ketentuan: a. Memberikan judul untuk masing-masing uraian untuk memberikan

gambaran umum tentang isi uraian teks wacana yang akan di ujikan, b. Menulis kembali kalimat pertama masing-masing uraian secara utuh

untuk memberikan gambaran isi uraian lebih spesifik dan dapat dimengerti.


(45)

38

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Untuk kalimat-kalimat berikutnya, membuang setiap kata ke enam secara teratur.Hal ini disesuaikan dengan jenjang Sekolah Menengah Pertama. d. Menuliskan kalimat terakhir masing-masing uraian secara utuh untuk

memberikan gambaran tentang isi uraian teks wacana yang diujikan secara lebih lengkap.

Langkah 4

Memilih secara acak 2 Sekolah Menengah Pertama yang akan di jadikan sampel penelitian.

Dalam teknik tes klose kata yang dikosongkan diisi hanya dengan satu kata yang dianggap paling tepat dengan maksud kalimat dan uraian. Tingkat kesulitan keseluruhan naskah dapat dilihat dari jumlah kata yang benar diisikan pada test itu. Hasil dengan menggunakan tes klose ini dapat ditafsirkan berdasarkan interpretasi Earl F. Rankin dan Joseph W. Cushane dikategorikan sebagai berikut.

a) jika rata-rata pembaca menjawab dengan benar kata yang didelisi > 60%, wacana tersebut tergolong wacana mudah

b) jika rata-rata pembaca menjawab dengan benar kata yang didelisi 41%- 60%, wacana tersebut tergolong wacana mudah

c) jika rata-rata pembaca menjawab dengan benar kata yang didelisi < 40%, wacana tersebut tergolong wacana yang sulit

3. Mengolah dan mengkaji hasil analisis data dari grafik fry, grafik raygor serta teknik tes klose.

4. Membandingkan seberapa tinggi atau rendahkan keterbacaan wacana yang ada di dalam buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Menyimpulkan hasil analisis data.


(46)

39

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti dalam proses pengumpulan data yang akan dianalisis adalah keterbacaan wacana yang ada di dalam buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan formula grafik Fry, grafik Raygor, dan teknik tes Klose. Formula grafik Fry, grafik Raygor, dan teknik tes Klose ini digunakan sebagai instrumen untuk menganalisis tingkat keterbacaan wacana yang ada pada buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia.

Adapun yang akan dianalisis adalah sampel wacana berdasarkan uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, serta instrumen soal yang ada di dalam buku-buku Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama buku-buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII karangan Suharma, Siti Khoiriyah, Blewuk Setio Nugroho, Siti Khodijah, dan Pathoni terbitan Yudishtira, buku teks Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII karangan Nurhadi, Dawud, dan Yuni Pratiwi terbitan Erlangga, dan terakhir buku Kompeten Berbahasa Indonesia untuk Kelas IX karangan Asep Ganda Sadikin, Akhmad Sofyan, Titin Rukiah, dan Mulyati terbitan Grafindo.

3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data penelitian yang digunakan peneliti dalam proses pengumpulan data yang akan dianalisis, yakni sebagai berikut:

1) Wacana uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan isntrumen soal pada buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII terbitan Yudishtira karangan Suharma, Siti Khoiriyah, Blewuk Setio Nugroho, Siti Khodijah, dan Pathoni,

2) Wacana uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan isntrumen soal pada buku teks Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII terbitan Erlangga karangan Nurhadi, Dawud, dan Yuni Pratiwi,


(47)

40

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Wacana uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan isntrumen soal pada buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk kelas IX terbitan Grafindo karangan Asep Ganda Sadikin, Akhmad Sofyan, Titin Rukiah.

3.4.2 Instrumen Pengolahan data

Instrumen pengolahan data dalam penelitian ini yaitu akan menggunakan prosedur grafik Fry, grafik Raygor serta teknik tes Klose untuk melihat tingkat keterbacaan buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia yang banyak digunakan di berbagai sekolah. Dari berbagai tes keterbacaan wacana kita dapat membandingkan berbagai macam wacana yang ada di dalam buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia dari berbagai pengarang dengan berbagai tes. Apakah wacana teks yang ada di dalam buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut benar-benar cocok digunakan untuk siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama.


(48)

41

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Gambar 3.3 Grafik Fry

Wacana yang memenuhi kriteria dianalisis dengan berpedoman pada: 1. Kata ke-100 adalah :

2. Jumlah kalimat hingga kata ke-100 : 3. Konversi kata ke-100 : 4. Jumlah suku kata hingga kata ke-100 : 5. Kelas keterbacaan hasil plot :


(49)

42

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen Keterbacaan Grafik Raygor

Gambar 3.4 Grafik Raygor

Wacana yang memenuhi kriteria dianalisis dengan berpedoman pada: 1. Kata ke-100 adalah :

2. Jumlah kalimat hingga kata ke-100 : 3. Jumlah kata sulit hingga kata ke-100 : 4. Kelas keterbacaan hasil plot :

Instrumen Teknik Tes Klos

Yang Diincar Kini Flower Leopard

Karena bentuknya istimewa K.K Lim, penggemar dan peternak yang membidani penamaan lou han atau flower horn menjadikan flower leopard sebagai maskot. Hingga kini, lou han dengan ... badan cenderung bulat jadi ... .


(50)

43

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

“Bentuk short body sampai ... tipe flower leopard memang ... digemari

di Malaysia”, demikian .... Iskandar, pemilik Metro Lou Han. ..., untuk mencari

yang sempurna ... flower leopard karya Lim ... sulit. Iskandar sendiri hanya ... beberapa ekor yang ukurannya .. atas lima inci.

Karena banyak dicari, peternak ... kini memproduksi secara khusus ... lou han berbentuk bulat lalu ... embel-embel flower leopard. ... sudah diproduksi massal tak ... hasilnya bagus. Seleksi awal ... menentukan keberhasilan mendapatkan flower ... bermutu.

Perkembangan bentuk ikan .. arah bulat dapat dideteksi ... kecil. Minimal ukuran tubuh .... inci. Pilih yang memiliki ... pendek. Ikan berbentuk itu ... badannya cenderung meninggi, bukan ... . Ini indikasi bentuk tubuh .... akan membulat.

Pada ukuran ... inci, bakal bentuk tubuh ... terlihat. Ukuran tubuh ikan ... koin RP 100. Namun, ia belum 100% ... . Beranjak besar, bentuk bisa ... . Untuk menghindari penyimpangan itu, ... pilih ikan bermulut panjang ... berbadan meruncing.

Pilih ikan .... cenderung membentuk bulat simetris. ... jika ditarik garis sisi ... dan terendah berada di ... bulat. Jangan pilih kepala .... terlalu lebar dan tubuh ... meruncing ke belakang. Pangkal .... boleh melebar atau membentuk .... yang bisa terbuka lebar. .... besar memang nilai lebih ... ... . Sempurna Mahal

Kesempurnaan flower leopard tidak ... dari kebulatan bentuk tubuh, ... juga dari warna dan ... . Master piece ciptaan K.K ... , corak lebih dari setengah ... dan dua tingkat alias ... . Bahkan, kini telah ada ... ... dengan corak triple. Warna merah idealnya melebihi setengah badan.


(51)

44

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen Keterbacaan Tes Klos

1. Wacana yang panjangnya kurang lebih 250 kata 2. Kalimat pertama dan kalimat terakhir utuh 3. Pelesapan dihilangkan dari kalimat kedua 4. Pelesapan kata ke-5


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis keterbacaan wacana pada buku sekolah Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII Karangan Suharma, Siti Khoiriyah, Blewuk Setio Nugroho, Siti Khodijah, dan Pathoni Terbitan Yudhistira, Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII karangan Nurhadi, Dawud, dan Yuni Pratiwi dari Terbitan Erlangga dan buku teks Kompoten Berbahasa Indonesia Buku Pelajaran Bahsa dan Sastra Indonesia Untuk Kelas IX Sekolah Mengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah karangan Asep Ganda Sadikin, Akhmad Sofyan, Titin Rukiah, dan Mulyati Terbitan Garfindo, dengan menggunakan formula grafik Fry, grafik Raygor, dan teknik tes klose penulis menyimpulkan hal-hal berikut,

1) Berdasarkan hasil analisis menggunakan grafik Fry pada keterbacaan wacana buku teks kelas VII karangan Suharma, Siti Khoiriyah, Blewuk Setio Nugroho, Siti Khodijah, dan Pathoni terbitan Yudhistira, dari seluruh analisis keterbacaan wacana dengan menggunakan formula grafik fry rata-rata setelah diplotkan hasil jumlah suku kata dan jumlah kalimat jatuh pada kelas 6, 7, dan 8. Berdasarkan hal tersebut, keterbacaan wacana yang ada pada teks uraian materi, teks bacaan, instruksi soal, dan instrumen soal dalam buku tersebut sebanyak 29% wacana yang cocok digunakan untuk siswa SMP kelas 7. Hal ini berarti wacana yang ada dalam buku sekolah tersebut memiliki tingkat keterbacaan wacana yang rendah. Sedangkan hasil analisis keterbacaan wacana pada buku sekolah Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII karangan Nurhadi, Dawud, dan Yuni Pratiwi dari penerbit Erlangga dengan menggunakan formula keterbacaan grafik Fry setelah diplotkan ke dalam grafik hasil keterbacaan wacana pada uraian materi, teks


(1)

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Bagi guru di sekolah, diharapkan dapat selektif dalam memilih buku teks bahasa Indonesia yang akan digunakan untuk proses pembelajaran. Dengan adanya penelitan ini peneliti juga berharap guru-guru mampu mempelajari cara mengukur tingkat keterbacaan pada sebuah teks wacana.

2) Bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitan mengenai keterbacaan buku teks, peneliti berharap agar penelitian tingkat keterbacaan ditindak lanjuti dengan baik agar setiap buku yang dipakai di sekolah-sekolah sudah melalui proses penelitian tingkat keterbacaan yang sesuai dengan jenjang sekolahnya.


(2)

(3)

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2010). Strategi Membaca Teori dan Pembelajarannya. Bandung: RIZQI Press.

Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Perbukuan. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 tahun 2005 tentang Buku.

Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Perbukuan. (2006). Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2006 tentang Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Ganda, A. dkk. (2005). Kompeten Berbahasa Indonesia untuk kelas IX. Edisi Pertama. Bandung: Grafindo.

Gumilar, S.I. (2004). Pemahaman Siswa terhadap Buku Teks Kompetensi

Berbahasa dan Sastra Indonesia 1 karya Syamsudin A.R. Skripsi Sarjana

pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Harjasujana, A.S. (1999). Keterampilan Membaca. Jakarta: Depdikbud

Harjasujana, A.S dan Yeti Mulyati. (1995). Membaca. Universitas Terbuka Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Isabela, Siti. (2013). Keterbacaan Wacana Buku Sekolah Elektronik Bahasa

Indonesia Jenjang SMP.Skripsi FPBS UPI:tidak diterbitkan.

Maidasari, N Rohmah. (2012). Analisis Keshahihan dan Keterpercayaan Alat

Evaluasi Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester I (Penelitian Deskriptif Terhadap Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia untuk SMP yang Digunakan di Bandung Timur. FPBS UPI:tidak diterbitkan.


(4)

Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhadi, Dawud,dan Pratiwi. (2007). Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

Nurhayati. (2011). Tingkat Keterbacaan Modul Bahasa Indonesia Sekolah

Menengah Pertama Terbuka Induk SMP Negeri 27 Bandung. Tesis

Magister UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurlaili. (2011). Pengukuran Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Lembar Kerja

Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 4-6 Sekolah Dasar dan Keterpahamannya. Tesis Magister UPI Bandung: tidak diterbitkan

Novelianti, Netta. (2012). Analisis Keterbacaan Soal Semester Pertama Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 14 Bandung Tahun Pelajaran 2011-2012. Skripsi FPBS UPI: tidak diterbitkan.

Sadikin, Sofyan,dkk. (2005). Kompeten Berbahasa Indonesia untuk Kelas IX

Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah. Bandung: Grafindo.

Setiawan, B. (2005). Keterbacaan Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia

Sekolah Menengah Pertma Kelas 1. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Suharma, Khoiriyah,dkk. (2006). Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII. Bogor: Yudishtira.


(5)

Farah Nur Annisa, 2014

Analisis Keterbacaan Buku Teks Bahasa D an Sastra Indonesia Sekolah Menengah Pertama Terbitan Yudishtra, Erlangga, D an Grafindo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherli. (2008). Keterbacaan Buku Teks Pelajaran. Tersedia [online] di

http://suherlicentre.blogspot.com/2008/07/keterbacaan-buku-teks-pelajaran.html (11 Desember 2011)

Sulastri, Isna. (2011). Keterbacaan Wacana Buku Bina Bahasa Indonesia dan

Keterpahamannya oleh Siswa SDN Karangpawulang 4 Kota Bandung Tahun Ajaran 2009-2010. Tersedia [online] di

http://uniisna.wordpress.com/2011/01/02/keterbacaan-wacana-buku-bina-

bahasa-indonesia-dan-keterpahamannya-oleh-siswa-sdn-karangpawulang-4-kota-bandung-tahun-ajaran-2009-2010/ (11 Desember 2011)

Sulistyorini, H. (2006), Tingkat Keterbacaan Teks dan Pengaruhnya Terhadap

Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan “Larutan Penyangga” di SMA Negeri 1 Kramat. [Online]. Tersedia:http://Sulistyorini.Tingkat KeterbacaanWacanaSMA.blogspot.com (24 Februari 2014)

Syamsuddin, dkk. (2004). Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia. Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Syamsuddin, Vismaia S. Damaianti. (2011). Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Remaja Rosdakarya

Tarigan, H.G dan Djago Tarigan.(1986). Telaah Buku Buku Teks. Bandung: Angkasa.

Tarigan.H.G. (1979). Membaca Sebagai SuatuKeterampilan Berbahasa.


(6)

Tim Penyusun Kamus. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penulis Pedoman Karya Ilmiah. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.


Dokumen yang terkait

ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS IX.

1 8 23

ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VII.

1 5 24

KETERBACAAN BUKU TEKS BAHASA INDONESIA UNTUK SMA KELAS X TERBITAN ERLANGGA, ESIS, DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2013.

0 5 44

PERBANDINGAN MATERI KEMAMPUAN BERSASTRA DALAM BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Perbandingan Materi Kemampuan Bersastra Dalam Buku Teks Bahasa Dan Sastra Indonesia SMP Kelas VIII Terbitan Erlangga.

0 0 14

PENDAHULUAN Perbandingan Materi Kemampuan Bersastra Dalam Buku Teks Bahasa Dan Sastra Indonesia SMP Kelas VIII Terbitan Erlangga.

0 0 6

ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Tingkatan SMP Kelas VIII, Erlangga: Keterbacaan dan Tingkat Keterbacaan.

0 0 11

PENDAHULUAN Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Tingkatan SMP Kelas VIII, Erlangga: Keterbacaan dan Tingkat Keterbacaan.

0 0 5

ANALISIS BUKU TEKS BAHASA INDONESIA TINGKATAN SMP KELAS VIII, ERLANGGA: KETERBACAAN DAN Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Tingkatan SMP Kelas VIII, Erlangga: Keterbacaan dan Tingkat Keterbacaan.

0 4 13

ANALISIS KETERBACAAN BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TERBITAN YUDISHTRA, ERLANGGA, DAN GRAFINDO - repository UPI S IND 0805290 Title

0 0 3

ANALISIS PERBANDINGAN BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII WAHANA PENGETAHUAN TERBITAN KEMENDIKBUD DAN BUKU TEKS MANDIRI BAHASA INDONESIA TERBITAN ERLANGGA DENGAN KURIKULUM 2013 - repository perpustakaan

0 1 15