EKSTRAKSI RUANG ORLICZ.

EKSTRAKSI RUANG ORLICZ

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Matematika Konsentrasi Analisis

Oleh:

Sofihara Al Hazmy
1000690

PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014

Hazmy, Sofhara AL. 2014
EKSTRAKSI RUANG ORLICZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


ABSTRAK

RUANG ORLICZ
Oleh:
Sofihara Al Hazmy
NIM 1000690
Email: sofiharaalhazmy@gmail.com

Ruang Orlicz ( L ) telah diperkenalkan oleh Z.W. Birnbaum dan W. Orlicz
pada sekitar tahun 1931. Ruang Orlicz merupakan salah satu contoh ruang Banach
yang dikatakan sebagai perluasan dari ruang L p , p  1 .
Rao dan Ren [4] mengembangkan teori ruang Orlicz pada situasi yang sangat
umum. Leonard [3] mempersempit definisi fungsi Young pada [4] dengan
menambahkan syarat semikontinu bawah, dan mendefinisikan komplemen Young
seperti yang didefinisikan Krasnosel’skii dan Rutickii [2] yang menyebabkan
struktur ruang Orlicz menjadi berbeda dari [4]. Hasil-hasil yang telah diperoleh
Leonard [3] diantaranya ruang Orlicz adalah ruang Banach, norm Luxemburg dan
norm Orlicz adalah norm yang ekivalen, dan dual dari ruang Orlicz kecil ( �′
isomorfik dengan ruang orlicz besar �∗ .


Penulis mencoba mengekstrak [4] dari sudut pandang yang berbeda dari
Leonard [3] dengan cara mendefinisikan ulang fungsi Young dan komplemen
Young. Kemudian mengkaji ulang struktur dan sifat ruang Orlicz beserta
dualitasnya. Hasil-hasil yang diperoleh penulis diantaranya ruang Orlicz adalah
ruang Banach, dual ruang Orlicz kecil ( �′ isomorfik dengan ruang Orlicz besar

⊊ ℝ, norm Luxemburg dan norm Orlicz adalah
�∗ . Untuk kasus � � �
norm yang ekivalen, sedangkan untuk kasus � � � ∗ = ℝ diperoleh norm
Luxemburg, norm Orlicz, � . , dan �� . adalah norm-norm yang ekivalen.
Kata kunci : fungsi Young, komplemen Young, ruang Orlicz, norm Luxemburg,
norm Orlicz, dualitas ruang Orlicz.

Hazmy, Sofhara AL. 2014
EKSTRAKSI RUANG ORLICZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK


ORLICZ SPACE
By:
Sofihara Al Hazmy
NIM 1000690
Email: sofiharaalhazmy@gmail.com

Orlicz space has introduced by Z.W. Birnbaum and W. Orlicz since 1931.
Orlicz space is one of example of Banach spaces which is an extension of �
space, ≥ 1.

Rao and Ren have developed the theory of Orlicz space on a very general
situation. Leonard [3] tighten the definition of Young function on [4] by adding
lower semicontinuity, and define its complement as defined by Krasnosel’skii and
Ruticki [2]. The results that have been obtained by Leonard [3] including: Orlicz
space is Banach space, Luxemburg norm and Orlicz norm are equivalent, and dual
of small Orlicz space �′ and Orlicz space �∗ are isomorphic.

I have tried to extract [4] from different viewpoint of Leonard [3] by
redefining definition of Young function and its complement. Then review the
structure and properties of Orlicz space and its duality. The results that have been

obtained including: Orlicz space is Banach space, Luxemburg norm and Orlicz
norm are equivalent, and dual of small Orlicz space �′ and Orlicz space �∗ are
isomorphic. In case � � � = ℝ, Luxemburg norm, Orlicz norm, � . , and

� . are equivalent.
Keywords : Young function, Young complement, Orlicz space, Luxemburg
norm, Orlicz norm, duality of Orlicz Space.

Hazmy, Sofhara AL. 2014
EKSTRAKSI RUANG ORLICZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………................i
UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………...…………..ii
ABSTRAK……………………………………………………………………….iii
ABSTRACT……………………………………………………………………...iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v
SIMBOL DAN NOTASI………………………………………………………...vi

BAB I: PENDAHULUAN…………………………………………………...…..1
BAB II: LANDASAN TEORI...…………………………………………………3
2.1 Integral Lebesgue……………………………………………….……4
2.2 Kekontinuan dan Keterdiferensialan Fungsi Monoton…….…….24
2.3 Ruang �� dan Kelengkapannya………………….………………...28
2.4 Operator Linear…………………………………………………….39

2.5 Integral Pada Ruang Ukuran Umum………….…………………..46
2.6 Ruang �� �, � dan Kelengkapannya……………………………..68

BAB III: FUNGSI YOUNG DAN KOMPLEMEN YOUNG………………...74
3.1 Fungsi Young dan Komplemen Young……………………….…...74
BAB 1V: RUANG ORLICZ…………………….……………………..……….83

4.1 Ruang Orlicz…………………………………………………….…..83
BAB V: DUALITAS RUANG ORLICZ………………………………………98
5.1 Dualitas Ruang Orlicz……………………………………………...98
BAB VI: KESIMPULAN……………………………………………………...107
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….109
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………………..110


Hazmy, Sofhara AL. 2014
EKSTRAKSI RUANG ORLICZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ruang Orlicz ( L ) diperkenalkan oleh Z.W Rirnbaum dan W. Orlicz pada
sekitar tahun 1931. Ruang Orlicz merupakan salah satu contoh ruang Banach yang
dikatakan sebagai perluasan dari ruang Lebesgue L p , p  1 .

Rao dan Ren [4] mengembangkan teori ruang Orlicz pada situasi yang sangat
umum. Leonard [3] mendefinisikan suatu fungsi Young pada domain real dengan
menambahkan syarat semikontinu bawah, dan mendefinisikan komplemen Young
seperti yang didefinisikan Krasnosel’skii dan Rutickii [2] yang menyebabkan
struktur ruang Orlicz menjadi berbeda dari [4]. Hasil –hasil yang telah diperoleh
Leonard [3] diantaranya ruang Orlicz adalah ruang Banach, norm Luxemburg dan
norm Orlicz adalah norm yang ekivalen, dan dual dari ruang Orlicz kecil (
isomorfik dengan ruang orlicz besar


�∗

.




Oleh sebab itu, penulis mencoba mengekstrak [4] dari sudut pandang yang
berbeda dari Leonard [3] dengan cara mendefinisikan ulang fungsi Young dan
komplemen Young pada domain real yang diperluas, kemudian mengkaji ulang
struktur dan sifat ruang Orlicz beserta dualitasnya.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana melakukan pendekatan berbeda pada pendefinisian ruang
Orlicz?
2. Bagaimana struktur dan sifat ruang Orlicz?
3. Bagaimana struktur dan sifat dualitas ruang Orlicz?


Hazmy, Sofhara AL. 2014
EKSTRAKSI RUANG ORLICZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

1.3.Tujuan
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Pendekatan dilakukan dengan cara mendefinisikan fungsi Young dan
komplemen Young pada domain real yang diperluas.
2. Mengkaji struktur dan sifat-sifat ruang Orlicz.
3. Mengkaji struktur dan sifat-sifat dualitas ruang Orlicz.

1.4. Manfaat Penulisan
Skripsi ini disusun dengan harapan dapat memberikan banyak dampak positif
dalam berbagai aspek.

1.4. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari 6 bab. Bab pertama

terdiri dari Latar belakang masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
Pada Bab II berisi tentang teori-teori yang melandasi teori-teori pada Bab III,
Bab IV, dan Bab V.
Pada Bab III berisi tentang pendefinisian fungsi Young dan komplemen
Young, beserta representasinya dalam bentuk kanonik.
Pada Bab IV berisi tentang pengkajian struktur ruang Orlicz, dimana ruang
Orlicz merupakan ruang Banach. Selain itu, juga berisi tentang pengkajian normnorm pada ruang Orlicz.
Pada Bab V berisi tentang pengkajian dualitas ruang Orlicz dan pada Bab VI
berisi kesimpulan kesimpulan yang diperoleh oleh penulis.

3

BAB III
FUNGSI YOUNG DAN KOMPLEMEN YOUNG
Pada bab ini, dibahas tentang definisi fungsi Young dengan domain real
diperluas dan komplemennya.
Sebelumnya, dalam studi deret Fourier, W. H. Young telah menganalisis
fungsi
lim


konvek

→∞ �

�: ℝ → ̅̅̅̅
ℝ+

yang

bersifat

� −

=�

,�

= ,

dan


= ∞, dimana setiap fungsi � dapat diasosiasikan dengan fungsi

konvek lain �: ℝ → ̅̅̅̅
ℝ+ yang memiliki sifat yang sama dengan �, yang mana


≔ sup{ | | − �

}.

Oleh sebab itu � dinamakan fungsi Young, dan � dinamakan komplemen Young.

Pada bab ini, definisi fungsi Young akan dimodifikasi. Fungsi Young akan

didefinisikan
lim

→ −

pada



=�

̅


dengan

dengan

menambahkan

= sup

syarat

� � .

� ±∞ = ∞

3.1 Fungsi Young dan Komplemen Young
Berikut merupakan fungsi Young yang dimodifikasi
Definisi 3.1.1
̅ → ̅̅̅̅
Suatu fungsi �: ℝ
ℝ+ dikatakan fungsi young jika memenuhi kondisi:
1. � konvek pada ℝ

2. � −

3. �

4. jika

=�

= , � ±∞ = ∞, dan
= sup

� � ∈ ℝ maka lim

→ −



=�

Hazmy, Sofhara AL. 2014
EKSTRAKSI RUANG ORLICZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

.

dan

75

Untuk kasus : ℝ → ̅̅̅̅
ℝ+ , definisi fungsi Young diatas ekivalen dengan

Definisi 1.1 [3].
Remark 1.

a) Sifat � −

=�



dan

=

mengindikasikan � mencapai

dan tak turun pada [ , ∞

minimum di

,

b) Untuk sembarang fungsi Young, terdapat
∈ [ , ∞ dan �



c) Berdasarkan b),

= sup



, ∞].

� � > .

d) Fungsi Young kontinu pada interior

>

sedemikian sehingga

��. Secara khusus, fungsi Young

finite merupakan fungsi kontinu pada ℝ.
sup

e) Berdasarkan d), jika
> sup

Jika

� � , maka lim

f) Berdasarkan Definisi 3.1.1, lim

→ −

→∞ �

� � maka lim



=∞=�

→ −

.



=�

.

= ∞.

̅ → ̅̅̅̅
Untuk setiap fungsi Young �, dapat dibentuk fungsi �: ℝ
ℝ+ yang

berasosiasi dengan � yang didefinisikan

≔ sup{ | | − �



}.

� disebut komplemen dari � dan berlaku ketaksamaan Young


+�

Berdasarkan definisi fungsi �, � konveks, � −
∞, dan lim

→∞ �

Misalkan

setiap

∈ℝ

sehingga

= ∞.

= sup

.

=�

,�

= , � ±∞ =

� � ∈ ℝ, berdasarkan ketaksamaan Young untuk
lim− �


−�

76

lim− �


sup {

−�

Tetapi, karena � tak turun pada [ , ], maka lim

lim

→ −



=�

}=�
→ −



.

. Jadi, � juga merupakan fungsi Young.

Pada topik analisis konvek, untuk fungsi Young �: ℝ+

direpresentasikan sebagai


= sup{ | | − �



. Akibatnya

{ } → ℝ, � dapat

} = �+′ | | | | − �(�+′ | | ).

Contoh 3.1.2
Misalkan ��


=

∶= | |� ,

untuk | |

dan �

. �� merupakan fungsi Young.
= ∞ untuk | | >

Untuk

= ,

juga merupakan fungsi

Young dan komplemen Young dari �. Hal ini menunjukkan komplemen fungsi
Young tidak selalu kontinu pada ℝ.
Contoh 3.1.3
Misalkan �∞



≔{

,
∞,

= | | untuk setiap

| |
. �∞ juga merupakan fungsi Young, dimana
| |>

∈ ℝ.

Proposisi 3.1.4
Misalkan

,

⊆ ℝ dan fungsi �:

,

= �

,

→ ℝ. � konveks pada

hanya jika untuk setiap subinterval tutup [ , ] ⊂


+ ∫�

,

,

,

,

jika dan

. .

77

dimana �:

,

→ ℝ, tak turun, dan fungsi kontinu kiri. Juga, � mempunyai
,

turunan kiri dan kanan di setiap titik pada
sejumlah terhitung titik-titik.
Bukti. Untuk setiap � >

yang cukup kecil, didefinisikan
≔ ∫

ℎ�

Karena � konvek, maka
��



��

+� −�


�→



= lim�→



+� −�


−�

−�



. Definisikan �

= ∫�

Dilain pihak, karena � kontinu, maka


Sehingga �



+� −�


⟶ �

− �

=

=

− �

� tak turun dan kontinu kiri.

Sebaliknya, misalkan



∈ [ , ].

,

. Berdasarkan Teorema kekonvergenan terdominasi Lebesgue
lim ∫

� +

dan bernilai sama kecuali di

−�

− ��

, jika


. .

−� �



,

.

+�

∫ �





+�

∫ �

. Karena �



,

terpenuhi, maka
= �[�
= �∫�

.

− ∫�

+�

=

+�

−∫ �

≔ lim�→



−� −�


, maka

dan � ∈ [ , ]. Misalkan pula
]−

−�




− � [�

−� ∫�

−�

]

=

78



=�

= .



−�









−�







−� �





Karena � monoton, maka � memiliki turunan hampir dimana-mana pada

Terbukti.



,

.

Perhatikan bahwa fungsi Young �: ℝ → ̅̅̅̅
ℝ+ merupakan fungsi konvek dan

= , tetapi mungkin terdapat jump ke ∞ di suatu titik. Misalkan �

jelas �

= ∞ untuk | |

dan definisikan �

= .

| |. Untuk kasus ini, nilai �

= ∞,

= ∞ untuk | | > | |

Akibat 3.1.6
Jika �: ℝ → ̅̅̅̅
ℝ+ merupakan fungsi Young, maka � dapat direpresentasikan
sebagai

| |


Dimana �: ℝ+

=∫ �

.

{ } → ̅̅̅̅
ℝ+ , tak turun, dan kontinu kiri.

Remark 2. Fungsi bernilai real diperluas � dikatakan kontinu kiri di
hanya jika lim

→ −



= �

jika dan

.

ℝ+ menjadi �: ℝ+ → ℝ dimana �
Bukti Akibat 3.1.6. Retriksikan �: ℝ → ̅̅̅̅



. Misalkan �

dan �

= ∞ untuk

∈ ℝ untuk

dan �

= ∞ untuk

). Berdasarkan teorema 1, untuk

=

>

(atau

<

=

79


Definisikan �
persamaan



= ∫�

,

∶= ∞ untuk

>

< .

. .7 berlaku untuk semua

=� | | =� | | =
Karena �

=

| |

dan �

≔ lim

→�



, sehingga

. Karena � fungsi genap, maka

. Terbukti.



dan lim

. .7

→∞



= ∞ maka � bukan fungsi konstan.

Sehingga � bukan merupakan fungsi konstan

atau ∞. Oleh sebab itu Akibat

3.1.6 dapat dimodifikasi kedalam pernyataan yang lebih kuat, dan disajikan pada
akibat berikut

Akibat 3.1.8
Fungsi �: ℝ → ̅̅̅̅
ℝ+ merupakan fungsi Young jika dan hanya jika � dapat
direpresentasikan sebagai


dengan �: ℝ

konstan

| |

=∫ �

,

{ } → ̅̅̅̅
ℝ+ , tak turun, kontinu kiri, dan bukan merupakan fungsi

atau ∞.

Berdasarkan definisi integral tak wajar, � ∞ = lim

bukan fungsi konstan , maka terdapat
turun, diperoleh

� ∞ = lim �
→∞

| |

= lim ∫ �
→∞

>

sehingga �
| |

lim ∫ �
→∞

0

→∞ �

. Karena �

> . Karena � tak
= ∞.

80

Selanjutnya akan diperkenalkan komplemen Young yang berbeda dari definisi
komplemen Young sebelumnya, dan pada pembahasan-pembahasan berikutnya
akan digunakan komplemen Young yang akan dibahas berikut ini.
Definisikan perluasan fungsi invers �: ℝ+
maka �



≔ inf

,



dan tak konstan. Karena { |�

=

, berdasarkan sifat infimum �

= inf�

Sehingga � tak turun.
Ketika











Jika �

} ⊆ { |�

inf�

>

, berdasarkan ilustrasi gambar 3.1.10, �

kontinu kiri. Karenanya { |�
Berdasarkan

{ } → ̅̅̅̅
ℝ+ , dimana

.

juga diperoleh

>

Jika > �

Jika < �

maka �

< .



0





Gambar 3.1.10

} untuk

=�

.

. Sehingga �

> } adalah interval buka

maka > �
maka �

→�

>

. .9



, ∞].

81

Definisikan
| |



. .

≔∫ �

Berdasarkan Akibat 3.1.8, � merupakan fungsi Young.
Proposisi 3.1.12
Misalkan � fungsi Young dan � didefinisikan oleh
|

|



dan kesamaan berlaku ketika

+�

,

= � | | atau

= ∞, ketaksamaan

. .

=

{

{

=∫

,

,



terbukti. Jika �

|


|

i ( ,�

∫�





)



+

}

+

}

+∫�

+∫

{

,

{

,

i ( ,�




|




|

)

. .

. Jika �

dan

< ∞ dan �

= ∫∫
=

. Maka

=� | | .

Bukti. Cukup dibuktikan untuk kasus


.



}

}

= ∞ atau

< ∞, maka

82

Jika

=�

+�

.

diberikan, maka kesamaan pada langkah kedua terakhir terjadi jika dan

hanya jika



untuk

maka kesamaan terjadi ketika

, sehingga


, sehingga

=�

=�

. Jika

diberikan,

. Terbukti.

Pada pembahasan-pembahasan selanjutnya notasi � akan diganti dengan notasi � ∗
dan berdasarkan ilustrasi . .

, � ∗∗ = �.

BAB V
DUALITAS RUANG ORLICZ
Karena ketaksamaan Holder yang telah dipelajari pada bab sebelumnya,
Untuk sembarang ℎ ∈

�∗ ,

kita dapat mendefinisikan suatu fungsional linear

kontinu ℓℎ yang memetakan



kedalam ℝ. Oleh sebab itu, secara langsung dapat

diperoleh suatu pemetaan � yang memetakan

�∗




kedalam

dengan � ℎ = ℓℎ .

Pada bab ini, akan diperlihatkan bahwa pemetaan � adalah suatu isomorfisma.

Sehingga






�∗ .

5.1 Dualitas Ruang Orlicz
Untuk sembarang ℎ ∈
ℓℎ

�∗ ,

didefinisikan fungsi ℓℎ :

≔∫ℎ

�,







→ ℝ dimana

�.

. .

Berdasarkan ketaksamaan Holder
|ℓℎ

|

‖ℎ‖�∗ ‖ ‖� < ∞.

Karenanya ℓℎ adalah fungsional linier kontinu pada

�.

Lema 5.1.1
Misalkan ℎ fungsi terukur.
a) Jika ℎ ∈
b) Misalkan

untuk semua

finite. Jika ℎ ∈



�,

maka ℎ ∈

untuk semua

�∗ .



�,

Bukti.

Hazmy, Sofhara AL. 2014
EKSTRAKSI RUANG ORLICZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka ℎ ∈

�∗ .

99

a) Misalkan ℎ suatu fungsi terukur sedemikian sehingga ℎ ∈


definisikan ℎ� ≔ |ℎ|

�.

untuk semua

. Karena � ukuran �-hingga terdapat barisan


naik berukuran hingga {�� }∞
�= sedemikian sehingga � = ⋃�= �� . Definisikan

ℓ�,�


Untuk setiap

Karena, ℎ�

sup

,

��� ℎ� ∈
|ℓ�,�
�,

�.

|

�.

≔ ∫ ��� ℎ�


akibatnya

∫�





��

, maka terdapat

sedemikian sehingga


(��� ℎ� ) �

Berdasarkan ketaksamaan Holder,

ℎ�

ℎ� � �� < ∞,

<

maka

‖��� ℎ� ‖ ∗ ‖ ‖� , menunjukkan ℓ�,� fungsional linear kontinu pada


dan untuk semua , �
|ℓ�,�

,

∫ ��� ℎ� | | �

|

Sehingga lim�,�→∞ ℓ�,�



sedemikian sehingga

untuk semua , �.

∫ |ℎ|| | � =



ada untuk setiap

Saks-Steinhaus, keluarga {ℓ�,�
>

� = ∫ ℎ�

< ∞,

. Berdasarkan teorema Banach-

} terbatas seragam. Dengan kata lain terdapat
‖ℓ�,� ‖�

Dilain pihak, Karena ℎ� dan

ukuran, sehingga ketika � → ∞, ℓ�,�

terukur pada �, maka ∫� ℎ�
→ ∫� ℎ�



� . Karena ketika

� suatu
→ ∞,

ℎ� → ℎ titik demi titik, berdasarkan teorema kekonvergenan monoton
∫� ℎ�

� → ∫� ℎ

�. Sehingga,

100

lim ℓ�,�

= lim ∫ ℎ�

�,�→∞

�,�→∞

Sehingga

|ℎ|�∗ = sup {∫ ℎ

��

�| ∈



= sup { lim ℓ�,�
�,�→∞

=

sup{ ‖ ‖� |
< ∞.

Berdasarkan proposisi 4.1.17, ‖ℎ‖�∗

�=∫ℎ



�.



�, ‖

| ∈
�, ‖

‖�

�, ‖

‖�

}

‖�
}

}

|ℎ|�∗ < ∞. Sehingga ℎ ∈

b) bukti b) serupa dengan a), cukup dengan menukar |ℎ|�∗ dengan

�∗ .

�∗

ℎ .

Lema 5.1.3
Ruang





padat dalam

⊊ ℝ,

Bukti. Untuk kasus
Misalkan
didefinisikan



�.

= ℝ dan

∶= −

titik. Untuk setiap , misalkan
‖ ��� ‖ . Untuk setiap


> ,

→ ∞. Oleh sebab itu (

→ ∞. Karena

(

.


= { }.







sembarang anggota






�.

=



�.

padat dalam
Untuk setiap

Jelas lim�→∞

��� konvergen ke

��� ) terdominasi oleh

kekonvergenan terdominasi Lebesgue

lim ∫ (


=

≔ {� ∈ �|| � | > }, diperoleh ‖

��� ) � = .

,

titik demi


� ‖�

=

titik demi demi titik ketika

��� ) konvergen titik demi titik ke

�→∞



�.

=

ketika

, berdasarkan Teorema

101

Berdasarkan Lema 4.1.9, ‖



� ‖�

= ‖ ��� ‖ = . Terbukti.


Lema 5.1.4
Jika
Yaitu




= ℝ dan � � < ∞ maka dual





sedemikian sehingga ℓ = ℓℎ .
�∗ ,



isomorfik dengan

�∗ .

�∗ .



Bukti. Akan dibuktikan untuk setiap ℓ ∈
Untuk semua ℎ ∈

dari

ℓℎ yang didefinisikan pada

terdapat ℎ ∈
. .

�∗

tungggal

adalah fungsional linear

kontinu. Selanjutnya akan dibutktikan pemetaan yang memetakan
�∗

dimana






ℎ ⟶ ℓℎ

adalah pemetaan pada (onto).

Definisikan � � ∶= ℓ �� , � ∈ Σ. Karena � ukuran �-hingga, misalkan � , � , ⋯

himpunan-himpunan terukur disjoin sedemikian sehingga � = ⋃∞
�= �� . Karena


� � = ∑∞
�= � �� < ∞, maka lim�→∞ ∑�=�+ � �� = , konsekuensinya




lim ‖�� − ∑ ��� ‖ = lim ‖ ∑ ��� ‖

�→∞

�=



�→∞

�=�+



= lim [inf { > | ∫
�→∞



= lim [inf { > | ∫
�→∞



∑∞
�=�+ ���


( ) ∑ ∫ �
�=�+ ��



}]
}]

102



= lim [inf { > | ∫
�→∞

=

( ) ∑ � ��
�=�+



.

Karena ℓ kontinu dan linear pada

�,

}]

maka





�=

�=

ℓ �� = ℓ (∑ ��� ) = ∑ ℓ(��� )
atau


� � = ∑ �(��� ) .

. .

�=

Untuk menunjukkan � ukuran bertanda (signed measure), akan ditunjukkan ruas
kanan persamaan

. .

konvergen mutlak. Definisikan

≔ sgn(ℓ �� ), maka


lim ‖ �� − ∑

�→∞

�=

� ��� ‖





= lim ‖ ∑
�→∞

� ��� ‖

�=�+

= lim [inf { > | ∫
�→∞





∑∞
�=�+



� �=�+ ��

= lim [inf { > | ∫

Menunjukkan bahwa

=

�→∞

.





ℓ �� = ℓ �� = ℓ (∑
�=

≔ sgn ℓ(��� ) dan

� ���


= lim [inf { > | ∫ ∑ ∫
�→∞









( ) ∑ � ��
�=�+

� ��� )



=∑
�=

� ℓ(��� )

}]
}]

}]

103

atau


|� � | = ∑|�(��� )|
�=

konvergen. Sehingga � ukuran bertanda. Perhatikan bahwa, jika � ∈ Σ dengan

� � = , maka �� merepresentasikan fungsi nol �-a.e pada �, sehingga
� � = ℓ �� = . Akibatnya � kontinu mutlak. Berdasarkan teorema Radon-

Nikodym, terdapat fungsi ℎ yang terintegralkan pada � sedemikian sehingga
ℓ �� = � � = ∫ ℎ � .




Akibatnya untuk sembarang fungsi simpel




Oleh sebab itu, jika





maka


Misalkan
�{�∈�|ℎ
dimana
semua

� < },



+



,





sehingga untuk semua
=ℓ

+ +

+ℓ

+ +, + −, − +, − −

,



�,

=∫ℎ

+ −

�.



=∫ℎ






−ℓ

,

+

�,

�,

�.
≔ �{�∈�|ℎ �

− +

−ℓ

− −

=ℓ

lim

�→∞

dan

,





. .

adalah fungsi-fungsi nonnegatif. Padahal, Untuk

berdasarkan konsekuensi Teorema kekonvergenan
= . Karena ℓ kontinu,

terdominasi (lihat bukti Lema 5.1.3), lim�→∞

lim�→∞ ℓ

≥ },

. Berdasarkan Teorema kekonvergenan monoton,


{�∈�|ℎ � ≥ }

ℎ �=



{�∈�|ℎ � ≥ }

ℎ �

104

dan

lim

�→∞

akibatnya



ℎ �=

lim ∫

ℎ � = ∫ ℎ �.

{�∈�|ℎ � < }

�→∞



. . , diperoleh




�.

{�∈�|ℎ � < }

ℎ �,



Berdasarkan hasil ini dan persamaan

untuk semua



=∫ ℎ �


Berdasarkan Lema 5.1.2 b), ℎ ∈

�∗ .

Terbukti.

Proposisi 5.1.7
Jika

= ℝ, maka dual




dari





isomorfik dengan



�∗ .

Bukti. Cukup dibuktikan untuk kasus � � = ∞.

Untuk semua ℎ ∈

�∗ ,

ℓℎ yang didefinisikan pada

. .

�∗ .

Yaitu

adalah fungsional linear

kontinu. Seperti pada bukti Lema 5.1.4, akan dibutktikan pemetaan yang
memetakan

dimana

adalah pemetaan pada (onto).

�∗



ℎ ⟶ ℓℎ




105

Misalkan {�� }∞
�= adalah barisan naik dari himpunan-himpunan terukur

�,

hingga dimana � = ⋃∞
�= �� . Misalkan ℓ ∈
setiap

terdapat ℎ� ∈

�∗

sedemikian sehingga ℎ� =


=

dimana

berdasarkan Lema 5.1.4, untuk

= ∫ ℎ�

pada � − �� dan

�,



pada � − �� . Karena ℎ� tunggal untuk setiap , maka ℎ�+ = ℎ�

pada �� . Definisikan ℎ � = ℎ� � jika � ∈ �� , sehingga ℎ� → ℎ titik demi titik
pada �. Berdasarkan Teorema kekonvergenan monoton, untuk setiap

dengan ‖ ‖�

berlaku

lim ∫ ℎ�

|

�|

�=∫ ℎ

lim ∫ −ℎ�

|

�|

� = ∫ −ℎ

�→∞

dan

�→∞

dimana



Akibatnya

=





pada �� dan



=



akibatnya

�→∞

�|





�|

| | �,



� = ∫ ℎ| | �.

Karena ℓ fungsional linear terbatas, maka
∫ ℎ| | � = lim ∫ ℎ� |

| | �

pada � − �� .

lim ∫ ℎ� |

�→∞







�∗





lim ‖ℓ‖‖

�→∞

� ‖�

‖ℓ‖ < ∞.

lim ‖ℓ‖‖ ‖�

�→∞

‖ℓ‖,



106

. .

Berdasarkan

menunjukkan ℎ ∈

Definisikan



,

�∗

�∗ .

=

‖ℎ‖�∗ .



pada �� dan



=

Oleh

Teorema kekonvergenan terdominasi Lebesgue,

lim ∫ ℎ

Dilain pihak,
(







)→





�=∫ℎ



itu,

‖ℎ‖�∗ < ∞,

pada � − �� , berdasarkan ketaksamaan

Holder, ℎ terintegralkan pada �, dan |ℎ � |

�→∞

sebab

|ℎ | �-a.e pada �. Berdasarkan





. .

titik demi titik pada �. Ambil sembarang

, maka

titik demi titik �-a.e pada �. Berdasarkan Teorema

kekonvergenan monoton,

lim ∫ (

�→∞



Berdasarkan Lema 4.1.9, ‖





Berdasarkan

. .

dan

) �=

. .

− ‖� = . Karena ℓ kontinu, maka
lim ℓ

�→∞

Padahal, untuk setiap







. .

= ∫ ℎ�
��

,ℓ





=ℓ

.

�=∫ℎ


= ∫� ℎ



�.

�. Terbukti.

. .

BAB VI
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya didapat beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Fungsi �: ℝ → ℝ+ dikatakan fungsi Young jika
a) � konvek pada ℝ

b) � −

=�

c) � 0 = 0, � ±∞ = ∞, dan

d) jika

= sup �� � ∈ ℝ maka lim

→� −



=�

.

Lebih jauh, fungsi Young �: ℝ → ℝ+ dan komplemennya � ∗ : ℝ → ℝ+ ,
berturut-turut dapat direpresentasikan sebagai



dan

| |

=∫ �
0

| |

�∗

≔∫ �
0

,

dimana �, �: [0, ∞ → ℝ , tak turun, kontinu kiri, bukan merupakan fungsi
konstan 0 atau ∞. Juga berlaku ketaksamaan Young
≤�

+ �∗

.

2. Ruang Orlicz adalah ruang fungsi


�, � ≔ {�: � → ℝ, � terukur|∃� > 0, ∫ � ��


� < ∞},

dan merupakan ruang Banach. Pada ruang Orlicz didefinisikan beberapa
norm diantaranya Norm Luxemburg ‖. ‖� dan norm Orlicz |. |� , dimana
keduanya adalah norm yang ekivalen. Jika

�� � = ℝ,

Hazmy, Sofhara AL. 2014
EKSTRAKSI RUANG ORLICZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu



.

dan

108




� merupakan norm untuk

Orlicz |. |� ,



. , dan







dan

kontinu pada
kontinu pada


�,

�,

�.

dimana
dan

juga norm Luxemburg ‖. ‖� , norm

� semuanya ekivalen.

3. Dual ruang Orlicz besar
adalah

�,






dan ruang Orlicz kecil





berturut-turut

adalah himpunan semua fungsional linear

adalah himpunan semua fungsional linear

Berdasarkan ketaksamaan Holder, untuk setiap ℎ ∈

didefinisikan suatu fungsional linear yang memetakan

untuk semua � ∈ � , dan pemetaan yang memetakan
ℎ ⟶ ℓℎ adalah isomorfisma. Akibatnya �′ ≅ �∗ .

dapat



ke ℝ dengan

�∗



ℓℎ � = ∫ ℎ� �


�∗




dimana