Hubungan antara kelekatan aman dengan komitmen organisasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI PADA KARYAWAN
Anju Hassudungan Da Ponty
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan aman dengan
komitmen organisasi pada karyawan. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan perusahaan
yang berjumlah 98 subjek. Peneliti berhipotesis bahwa terdapat hubungan positif antara gaya
kelekatan aman dengan komitmen organisasi pada karyawan. Data penelitian diperoleh dengan
menggunakan skala kelekatan aman dan skala komitmen organisasi yang disusun dengan teknik
Likert. Skala kelekatan aman memiliki reliabilitas α = 0,859 sedangkan skala komitmen organisasi
memiliki reliabilitas sebesar α = 0,906. Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi
Spearman’s rho, karena variabel kelekatan aman mempunyai nilai asumsi normalitas yang tidak
normal (p = 0,000; p > 0,05). Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi sebesar rs = 0,469 dan p
= 0.000 (p < 0,01). Artinya terdapat hubungan yang positif antara gaya kelekatan aman dengan

komitmen organisasi pada karyawan.
Kata Kunci : gaya kelekatan aman, komitmen organisasi, Karyawan.

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

THE RELATIONSHIP BETWEEN SECURE ATTACHMENT STYLE
AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT ON EMPLOYEES
Anju Hassudungan Da Ponty
ABSTRACT
This research have a purpose to find a relationship between secure attachmant style and
organizational commitment on employees. Respondent in this research were organizational
employees and was conducted 98 respondents. Hypothesis in this research was there is a positive
relation between secure attachment style with organizational commitment on employees. The data

of this reseach were gained by secure attachment questionnaires and commitment organizational
questionnaires using Likert method. The reliability of secure attachment questionnaires were α =
0,859, whereas organizational commitment questionnaires were α = 0,906. The analysis of data
were used Spearman’s rho correlation, because of the analyze of normality were not normal (p =
0,000; p > 0,05). The result of correlation showed rs = 0,469 and p = 0.000 (p < 0,01). It means
there is a positive correlation between secure attachment style with organizational commitment on
employees.
Keywoords: secure attachment style, organizational commitment, employee.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN
KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN


SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Oleh:
Anju Hassudungan Da Ponty
NIM: 109114112

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN
KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Oleh:
Anju Hassudungan Da Ponty
NIM: 109114112

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA
2015
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina
hikmat dan didikan”.
(Amsal 1:7)

Karya ini aku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus, yang begitu baik dan teramat baik dan selalu menyertaiku
selama pengerjaan skripsi ini.
Kedua orang tuaku, adik-adik, dan seluruh keluarga, terima kasih untuk
dukungan, dan semangat yang telah diberikan.
Almamaterku, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI PADA KARYAWAN
Anju Hassudungan Da Ponty
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan aman dengan
komitmen organisasi pada karyawan. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan perusahaan
yang berjumlah 98 subjek. Peneliti berhipotesis bahwa terdapat hubungan positif antara gaya
kelekatan aman dengan komitmen organisasi pada karyawan. Data penelitian diperoleh dengan

menggunakan skala kelekatan aman dan skala komitmen organisasi yang disusun dengan teknik
Likert. Skala kelekatan aman memiliki reliabilitas α = 0,859 sedangkan skala komitmen organisasi
memiliki reliabilitas sebesar α = 0,906. Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi
Spearman’s rho, karena variabel kelekatan aman mempunyai nilai asumsi normalitas yang tidak
normal (p = 0,000; p > 0,05). Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi sebesar rs = 0,469 dan p
= 0.000 (p < 0,01). Artinya terdapat hubungan yang positif antara gaya kelekatan aman dengan
komitmen organisasi pada karyawan.
Kata Kunci : gaya kelekatan aman, komitmen organisasi, Karyawan.

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

THE RELATIONSHIP BETWEEN SECURE ATTACHMENT STYLE
AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT ON EMPLOYEES

Anju Hassudungan Da Ponty
ABSTRACT
This research have a purpose to find a relationship between secure attachmant style and
organizational commitment on employees. Respondent in this research were organizational
employees and was conducted 98 respondents. Hypothesis in this research was there is a positive
relation between secure attachment style with organizational commitment on employees. The data
of this reseach were gained by secure attachment questionnaires and commitment organizational
questionnaires using Likert method. The reliability of secure attachment questionnaires were α =
0,859, whereas organizational commitment questionnaires were α = 0,906. The analysis of data
were used Spearman’s rho correlation, because of the analyze of normality were not normal (p =
0,000; p > 0,05). The result of correlation showed rs = 0,469 and p = 0.000 (p < 0,01). It means
there is a positive correlation between secure attachment style with organizational commitment on
employees.
Keywoords: secure attachment style, organizational commitment, employee.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan rahmat-Nya,
bantuan, bimbingan dan ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan
judul “Hubungan Antara Kelekatan Aman dengan Komitmen Organisasi pada
Karyawan”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik. oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1.

Tuhan Yesus Kristus, berkat penyertaan-Nya semua dapat dilalui dengan
sangat baik. Jesus is good, and always.

2.

Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si., selaku Dekan dan Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan nasehatnasehatnya kepada peneliti selama menempuh studi di Fakultas Psikologi.

3.

Ibu Ratri Sunar Astuti, S. Psi., M. Si., selaku Ketua Program Studi
Fakultas Psikologi. Terima kasih bimbingannya selama penulis menempuh
pendidikan di Fakultas Psikologi.

4.

Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi., selaku pembimbing skripsi yang telah
membantu dalam memberikan saran, masukan dan bimbingannya kepada
peneliti selama pengerjaan skripsi ini.
ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5.

Seluruh dosen Fakultas Psikologi, yang telah mendedikasikan waktu untuk
memberikan ilmu dan pengetahuan yang membantu pola pikir peneliti
menjadi lebih dewasa untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik.

6.

Bu Nanik, Mas Gandung, Pak Gik, selaku sekretariat Fakultas Psikologi,
terima kasih banyak untuk bantuan dan kerjasamanya selama penulis
menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi. Mas Muji dan Mas Doni,
selaku staf Lab. Psikologi, terima kasih banyak untuk bantuannya,
terutama saat praktikum alat tes, kalian sangat membantu.

7.

Bapak John Edward, selaku General Manager PT. X dan PT. Y, yang telah
membantu, dan memberikan ijin serta kesempatan untuk uji coba (try out)
dan pengambilan data di perusahaan yang bapak pimpin.

8.

Segenap karyawan perusahaan yang telah membantu.

9.

Orang tua tercinta yang telah sabar, membimbing, membantu memberikan
pencerahan ketika mengalami kebingungan dan menyediakan setiap
kebutuhan yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih
banyak papa dan mama.

10.

Adik-adik tersayang (Anggi Destoni Suwardani Simanjuntak, Indah Ayu
Tri Artha Simanjuntak, dan Kevin Martin Tito Simanjuntak) yang selalu
mendukung dengan canda-tawa dan doa hingga terselesaikannya skripsi
ini.

11.

Teman-teman angkatan 2010, senang berdinamika bersama kalian selama
4 tahun ini.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12.

Keluarga besar P2TKP (pak Adi, pak Toni, mbak Tia, Sr. Dewi, pak Tius,
pak Landung, Lito, Bella, Ardi, Lukas, Yovi, Natasha, Bibin, Wuri, Rika,
Grace, Pudar, Ester, Dimas, Stanis, Tiara, Cia-cia, Shasha, Lenny, Retha,
Jessica, Pipit, Estu). Sangat senang dan bersyukur bisa berada di
organisasi ini, senang untuk proses yang telah dilakukan bersama (refleksi,
training, testing, konseling).

13.

Kepada “geng Koplo” (Rio “Yatim” dan Engger) terima kasih banyak
untuk waktu yang telah diluangkan untuk diskusi skripsi bersama. Salam
sukses.

14.

Pribadi-pribadi yang membaca skripsi ini, terima kasih karena sudah
meluangkan waktu untuk membaca skripsi ini, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat, memberikan informasi yang berguna di dalam menjalani
kehidupan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran untuk perbaikan agar
menjadi lebih baik lagi kedepannya. Penulis juga berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Penulis

Anju Hassudungan Da Ponty

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................. vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 12
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 12
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 13
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Manfaat Teoritis .......................................................................... 13
2. Manfaat Praktis ........................................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 14
A. Komitmen Organisasi ........................................................................ 14
1. Pengertian Komitmen Organisasi................................................. 14
2. Dimensi Komitmen Organisasi .................................................... 15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi ............ 17
4. Proses Pembentukan Komitmen Organisasi ................................. 19
5. Dampak Komitmen Organisasi .................................................... 20
6. Penelitian tentang Komitmen Organisasi ..................................... 21
B. Kelekatan Aman ................................................................................ 22
1. Pengertian Kelekatan ................................................................... 22
2. Pola-pola Kelekatan..................................................................... 24
3. Dimensi Kelekatan ...................................................................... 27
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelekatan Aman .................... 29
5. Penelitian tentang Kelekatan Aman ............................................. 31
C. Dinamika Hubungan antara Kelekatan Aman dengan Komitmen
Organisasi ......................................................................................... 32
D. Skema ............................................................................................... 35
E. Hipotesis ........................................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 37
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 37
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Identifikasi Variabel Penelitian.......................................................... 37
1. Variabel Bebas ............................................................................ 37
2. Variabel Tergantung .................................................................... 38
C. Definisi Operasional .......................................................................... 38
1. Kelekatan Aman .......................................................................... 38
2. Komitmen Organisasi .................................................................. 40
D. Subjek Penelitian ............................................................................... 40
E. Metode Pengumpulan Data................................................................ 41
1. Skala Kelekatan Aman ................................................................ 41
2. Skala Komitmen Organisasi......................................................... 44
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .................................................. 47
1. Validitas ...................................................................................... 47
2. Seleksi Aitem .............................................................................. 48
3. Reliabilitas .................................................................................. 53
G. Metode Analisis Data ........................................................................ 54
1. Uji Asumsi .................................................................................. 54
a. Uji Normalitas ....................................................................... 54
b. Uji Linearitas ......................................................................... 55
2. Uji Hipotesis................................................................................ 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 56
A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 56
B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................... 57
C. Deskripsi Data Penelitian .................................................................. 59
xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

D. Data Asumsi Hasil Penelitian ............................................................ 61
1. Uji Normalitas ............................................................................. 61
a. Sebaran Data Variabel Kelekatan Aman ................................ 61
b. Sebaran Data Variabel Komitmen Organisasi......................... 62
2. Uji Linearitas ............................................................................... 62
E. Uji Hipotesis ..................................................................................... 63
F. Pembahasan ...................................................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 69
A. Kesimpulan ....................................................................................... 69
B. Saran ................................................................................................. 69
1. Bagi Para Pemimpin dalam Perusahaan ....................................... 69
2. Bagi Para Karyawan Perusahaan.................................................. 70
3. Untuk Penelitian Selanjutnya ....................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 72
LAMPIRAN ................................................................................................. 75

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 - Blueprint Skala Kelekatan Aman ........................................................43
Tabel 2 - Penskoran Aitem Skala Kelekatan Aman ............................................44
Tabel 3 - Blueprint Skala Komitmen Organisasi.................................................46
Tabel 4 - Penskoran Skala Komitmen Organisasi ...............................................47
Tabel 5 - Seleksi Aitem Skala Kelekatan Aman Sebelum Ujicoba ......................50
Tabel 6 - Sebaran Aitem Skala Kelekatan Aman Setelah Ujicoba .......................51
Tabel 7 - Seleksi Aitem Skala Komitmen Organisasi Sebelum ujicoba ...............52
Tabel 8 - Sebaran Aitem Skala Komitmen Organisasi Setelah Ujicoba ...............53
Tabel 9 - Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................58
Tabel 10 - Jenis Kelamin....................................................................................58
Tabel 11 - Masa Kerja ........................................................................................59
Tabel 12 - Data Hasil Penelitian .........................................................................60
Tabel 13 - Korelasi Variabel Kelekatan Aman dengan Komitmen Organisasi ....64

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 – Skala Komitmen Organisasi dan Skala Kelekatan Aman ..............76
Lampiran 2 – Hasil Seleksi Aitem Skala Komitmen Organisasi dan Skala
Kelekatan aman ...........................................................................87
Lampiran 3 – Reliabilitas Skala Kelekatan Aman dan Komitmen Organisasi .....92
Lampiran 4 – Uji Deskriptif Mean Empirik ........................................................94
Lampiran 5 – Uji Normalitas ..............................................................................95
Lampiran 6 – Uji Linearitas ...............................................................................96
Lampiran 7 – Grafik Scatter Plot ........................................................................97
Lampiran 8 – Uji Hipotesis ................................................................................98

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Di dalam organisasi terdapat unsur yang penting yaitu individu-individu
yang ada di dalamnya. Organisasi tidak dapat bergerak jika tidak ada yang
menggerakkannya, dan yang menggerakkannya adalah individu-individu yang
saling berinteraksi di dalamnya (Waluyo, 2013). Menurut Statt (1994) ada tiga
faktor utama dalam suatu organisasi untuk dapat disebut sebagai suatu organisasi,
yaitu: identitas sosial, koordinasi dan adanya tujuan. Pertama, identitas sosial
adalah suatu rasa memiliki yang dibentuk oleh organisasi pada anggotanya.
Kedua, koordinasi yaitu suatu aktivitas yang direncanakan yang mana setiap
orang akan berinteraksi satu sama lain untuk saling mendukung dan saling
melengkapi. Terakhir, mempunyai tujuan yaitu adanya suatu aktivitas yang
direncanakan karena adanya suatu tujuan organisasi yang harus dicapai.
Organisasi mengharapkan anggotanya mempunyai rasa memiliki sehingga tujuan
yang sudah direncanakan dapat tercapai. Hal tersebut membuat organisasi
menginginkan anggotanya mempunyai suatu sikap dan peran serta yang positif
dengan mengoptimalkan kemampuannya untuk tercapainya tujuan organisasi.
Sikap dan peran serta positif tersebut dapat ditunjukkan dengan sikap komitmen
terhadap organisasi.
Komitmen terhadap organisasi memberikan pengaruh yang positif
terhadap perusahaan, seperti: rendahnya turnover karyawan, mengurangi absensi,
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

masa kerja yang lebih lama, dan meningkatkan performa kerja (Pinks,
2013). Namun, ketika banyak anggota organisasi yang melakukan turnover
membuat organisasi mengalami kerugian dan tidak bisa mencapai tujuannya.
Kerugian tersebut meliputi biaya yang keluar ketika melakukan rekruitmen,
seleksi, pelatihan/training, dan kehilangan produktivitas. Penurunan turnover
pada karyawan memberikan hasil yang jelas secara signifikan pada pengurangan
biaya operasional (Pinks, 2013).
Arnold dan Feldman (dalam Pinks, 2013) menyatakan bahwa

dalam

penelitian-penelitian sebelumnya telah ditemukan bahwa karyawan dengan
komitmen yang tinggi terhadap organisasi mempunyai angka turnover yang
rendah dibandingkan dengan karyawan dengan komitmen yang rendah.
Penelitian-penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa karyawan dengan
komitmen organisasi yang rendah mempunyai intensi yang tinggi untuk mencari
pekerjaan baru, dari pada karyawan dengan komitmen yang tinggi.
Organisasi tidak hanya memerlukan SDM yang unggul, namun juga
menginginkan SDM yang mempunyai sikap yang positif dalam hal ini komitmen
terhadap organisasi. Menurut Steers (1980) komitmen organisasi merupakan suatu
sikap positif yang kuat terhadap organisasi. Menurut Riggio (2008) komitmen
organisasi adalah suatu perasaan dan sikap yang dimiliki oleh karyawan terhadap
seluruh pekerjaan organisasi. Menurut Mowday et al, Reichers, Salancik, Scholl
dan Staw (dalam Meyer dan Allen, 1997) komitmen organisasi merupakan
karakteristik atas sikap dan perilaku. Komitmen berdasarkan karakteristik sikap
mempunyai fokus pada proses yang mana anggota organisasi berfikir mengenai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

hubungannya dengan organisasi. Pada karakteristik ini, anggota organisasi
mempunyai pemikiran bahwa nilai-nilai dan tujuan yang mereka miliki sama
dengan yang dimiliki oleh organisasi. Komitmen berdasarkan karakteristik
perilaku berfokus pada proses dimana anggota organisasi merasa nyaman di
dalam organisasi dan bagaimana mereka menyelesaikan setiap masalah yang
ditemui.
Komitmen organisasi merupakan suatu konstruk psikologi karena meliputi
perasaan-perasaan (suka atau tidak suka) terhadap situasi kerja (Riggio, 2008).
Sedangkan menurut O’Reilly (1989) komitmen organisasi adalah suatu ikatan
psikologis seseorang pada organisasi, termasuk suatu perasaan keterlibatan dalam
suatu pekerjaan, loyal dan percaya pada nilai-nilai organisasi. Meyer dan Allen
(1997) berpendapat bahwa komitmen organisasi adalah suatu keadaan psikologis
yang mana terdapat suatu hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan
mempunyai

implikasi

pada

pengambilan

keputusan

untuk

melanjutkan

keanggotaan di dalam organisasi. Adanya perasaan terhadap situasi kerja akan
menentukan keputusan anggota organisasi terhadap organisasi mengenai
kelanjutannya untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan atau
tidak. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu ikatan
psikologis yang mana membuat anggota organisasi mempunyai suatu penerimaan
terhadap nilai-nilai, tujuan dan keinginan untuk tetap menjadi bagian organisasi
yang menjadikan anggota organisasi mau bekerja keras atas nama organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

Komitmen organisasi merupakan suatu hal yang penting dalam kemajuan
suatu organisasi (Steers, 1980). Tidak adanya komitmen yang dimiliki oleh
anggota terhadap organisasinya akan mengakibatkan menurunnya jumlah inovasi
dan kreativitas (menurut Goulder; Grusky; dalam Steers, 1980). Pada akhirnya,
tingginya tingkat perpindahan dan absensi anggota organisasi dapat menghambat
perkembangan keutuhan kelompok kerja (Burling, Lentz dan Wilson; dalam
Steers 1980). Dengan adanya komitmen yang dimiliki oleh para anggota
organisasi memungkinkan organisasi untuk dapat selalu melakukan inovasiinovasi dan evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. Sikap positif yang
ditunjukkan oleh anggota organisasi juga akan membuat anggota organisasi mau
mencurahkan perhatian, kemampuan, dan waktunya untuk kepentingan organisasi.
Selain itu, komitmen juga akan menimbulkan suatu perasaan memiliki dari
anggota organisasi terhadap organisasinya. Dengan adanya rasa memiliki terhadap
organisasi ini optimalisasi terhadap kemampuan yang dimiliki oleh anggota dapat
dimungkinkan tercapai karena anggota organisasi mempunyai keinginan untuk
tetap menjadi anggota organisasi (Steers, 1980). Hal tersebut berdampak baik
pada organisasi karena tujuan organisasi juga akan semakin mudah untuk dicapai.
Meyer dan Allen (1997) mengklasifikasikan komitmen organisasi menjadi
tiga komponen yang dapat menjelaskan komitmen anggota organisasi mengenai
perilakunya terhadap organisasi, yaitu: affective commitment, continuance
commitment, dan normative commitment. Affective commitment yaitu suatu
kelekatan emosional anggota organisasi, pengidentifikasian dan keterlibatan di
dalam organisasi. Anggota organisasi yang komit pada organisasi mempunyai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

dasar yang berpengaruh, melanjutkan bekerja pada organisasi karena mereka
menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997). Jadi, affective commitment
merepresentasikan pada kelekatan emosional seseorang terhadap organisasi.
Meyer dan Allen (1997) menjelaskan continuance commitment sebagai
kesadaran atas adanya biaya yang dihubungkan jika meninggalkan organisasi.
Karyawan yang memiliki continuance commitment bertahan di dalam organisasi
karena mereka membutuhkannya. Jadi, continuance commitment menunjukkan
komitmen untuk tetap bersama organisasi karena adanya biaya yang dihubungkan
jika meninggalkan organisasi. Normative commitment, diartikan sebagai suatu
perasaan kewajiban untuk melanjutkan atau tetap bekerja pada organisasi. Hal ini
karena adanya kepercayaan atas suatu tugas dan kewajiban yang membuat
individu patuh untuk mempertahankan keanggotaannya di dalam organisasi
(Riggio, 2008).
Komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan terbentuk karena
adanya proses identifikasi yang dilakukan oleh karyawan. Karyawan melakukan
identifikasi pada nilai-nilai, karakteristik dan tujuan organisasi (Kagan, dalam
O’Reilly dan Chatman, 1986). Proses tersebut dapat terjadi ketika individu
menerima pengaruh lingkungan sekitarnya untuk mempertahankan atau menjaga
hubungan yang baik dengan sekitar, termasuk individu merasa bangga menjadi
bagian suatu kelompok, menghargai nilai-nilai yang ada pada kelompok dan
menyelesaikan tugas dengan kemampuan sendiri (O’Reilly dan Chatman, 1986).
Pada umumnya identifikasi terjadi pada setiap individu. Bayi melakukan
identifikasi pada significant othernya, dimana ketika proses identifikasi tersebut

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

berjalan dengan baik maka akan mengarahkan bayi untuk memiliki internal
working model yang positif. Pada penelitian ini karyawan juga melakukan
identifikasi pada organisasinya, proses tersebut terjadi karena karyawan menerima
karakteristik, dan tujuan-tujuan dari organisasi (Kagan, dalam O’Reilly dan
Chatman, 1986). Proses tersebut mengarahkan karyawan memiliki internal
working model yang positif, dengan internal working model positif tersebut
karyawan memiliki kelekatan aman yang mengarahkan karyawan memiliki
komitmen organisasi.
Proses identifikasi merupakan suatu mekanisme penting di dalam
perkembangan kelekatan. Menurut Kagan (dalam O’Reilly dan Chatman, 1986)
menyatakan bahwa berdasarkan dari perspektif tersebut, kelekatan yang terjadi
pada individu, objek, grup, atau organisasi merupakan hasil dari identifikasi
terhadap sikap, nilai-nilai, atau tujuan dari objek yang dijadikan model. Beberapa
atribut, motif ataupun karakteristik dari model diterima oleh individu dan menjadi
bagian dari cara berpikir individu.
Ikatan yang pertama kali dibuat adalah ikatan antara bayi dengan pengasuh
utamanya (Schusterschitz et al, 2011). Sementara itu, menurut Schmidt, Hollmann
dan Sodenkamp (dalam Schusterschitz et al, 2011) selama hidupnya seorang
individu mempertahankan berbagai macam ikatan-ikatan. Ikatan-ikatan tersebut
tidak hanya dengan individu yang lainnya, tapi juga mempunyai komitmen
terhadap suatu produk-produk, klub, merek dagang, opini-opini dan konteks yang
paling penting dalam pembahasan ini yaitu organisasi dimana individu tersebut
bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa seorang individu tidak hanya akan membuat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

suatu ikatan terhadap sesamanya namun juga terhadap suatu opini, benda dan juga
suatu kelompok. Ikatan-ikatan tersebut dapat terjadi karena adanya suatu
pengalaman ikatan yang sudah didapatkan terlebih dahulu antara bayi dengan
pengasuh utamanya pada saat awal masa kehidupan individu.
Ikatan yang dibuat individu dengan pengasuh utamanya pada saat masa
awal kehidupan tersebut disebut sebagai attachment (kelekatan). Menurut Bowlby
(1981) pada dasarnya manusia mempunyai kecenderungan untuk membuat ikatan
afeksional yang kuat pada orang-orang tertentu (dalam Pelawi, 2004). Anak yang
menyadari pengasuh mereka selalu tersedia dan responsif akan mengembangkan
secure attachment. Berdasarkan pengalaman tersebut, anak akan membangun
suatu gambaran ikatan kasih sayang yang dipertahankan pada pengasuhnya yang
dapat digunakannya sebagai tempat yang aman ketika orang tua sedang tidak ada
didekatnya. Ketika pengasuh responsif terhadap kebutuhan bayi maka sistem yang
dimilikinya dalam keadaan seimbang. Perasaan aman tersebut membuat anak
mengeksplorasi dunianya yang dapat memfasilitasi perkembangan sosial dan
fisiknya. Menurut Bowlby (dalam Prehar, 2001), eksplorasi merupakan suatu hal
yang penting untuk perkembangan fisik, emosional, dan kemampuan sosial.
Sistem kelekatan yang aman juga memberikan fungsi perlindungan. Jika selama
eksplorasi anak mendapatkan pengalaman yang mengancam atau tidak nyaman,
maka mereka tahu bahwa mereka bisa kembali kepada orang tua mereka untuk
perlindungan (Prehar, 2001). Pengasuh yang tidak responsif terhadap pemenuhan
kebutuhan anak akan membuat anak tidak menggunakan pengasuhnya sebagai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

tempat yang aman untuk mengeksplorasi, atau tempat aman untuk kembali ketika
anak sedang mengalami stress.
Bowlby (1988) juga mengatakan bahwa anak mengembangkan model
kerja internal (internal working model), atau skema mental dari diri dan figur yang
dilekatinya (dalam Prehar, 2001). Model ini terdiri dari kepercayaan mengenai
pribadi yang berharga dalam hal ini pengasuh, dan ekspektasi bagaimana
responsif terhadap figur tersebut kedepannya. Menurut Fonagy (2006)
pengalaman aman tersebut yang merepresentasikan ketidaksadaran sistem
kepercayaan yang terintegrasi pada pengalaman awal, pada kondisi yang
menguntungkan dan mereflkesikan kepercayaan anak kepada pengasuh yang
selalu ada, memahami dan tanggap (dalam Liey, 2012). Menurut Bretherton dan
Munholland (dalam Berk, 2008) mengatakan bahwa model kerja internal (internal
working model) menjadi suatu bagian yang penting dalam kepribadian, hal
tersebut akan menuntun pada semua hubungan dekat yang dijalin kedepannya.
Selain itu, menurut Waters (dalam Crowell & Treboux, 1995) mengatakan bahwa
mental model ini penting karena dapat menjelaskan pengaruh dari pengalaman
awal hidup pada perilaku dan perkembangan yang akan datang.
Bowlby (dalam Berk, 2008) menyatakan bahwa kualitas dari kelekatan
(attachment) pada pengasuh mempunyai implikasi pada perasaan aman seorang
anak dan kapasitasnya dalam membentuk suatu hubungan yang dapat dipercaya.
Berdasarkan penyataan Bowlby, maka Ainstworth (dalam Berk, 2008) melakukan
suatu observasi yang mendalam pada perilaku bayi terhadap ibunya dalam situasi
terkontrol yang dikenal dengan nama Strange Situation. Berdasarkan observasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

terhadap respon anak-anak, para peneliti mengidentifikasikan pola kelekatan aman
(secure attachment) dan ada tiga pola kelekatan tidak aman (insecure attachment),
yaitu: kelekatan cemas-menghindar (insecure avoidant), kelekatan cemasmenolak (insecure ambivalent / anxiety) dan kelekatan tidak teratur–tidak terarah
(disorganized / disoriented attachment) (Berk, 2008; Liey, 2012).
Berdasarkan pola kelekatan aman dan kelekatan tidak aman, bayi dengan
pola kelekatan aman (secure attachment) mempunyai seorang pengasuh yang
sensitif dan responsif terhadap sinyal-sinyal yang diberikan bayi dan hal tersebut
dilakukan secara konsisten. Bayi dengan kelekatan cemas-menolak (insecure
ambivalent / anxiety) menerima perhatian yang tidak konsisten dari pengasuh
mereka. Terkadang pengasuhnya tidak ada dan tidak responsif. Bayi dengan
kelekatan cemas-menghindar (insecure avoidant) mempunyai pengasuh yang
menolak kebutuhan-kebutuhan bayi tersebut. Pengasuh cenderung untuk menolak
atau mengabaikan permintaan bayi untuk berdekatan, terutama kedekatan dalam
kontak fisik (Prehar, 2001). Sedangkan, bayi dengan kelekatan tidak teratur-tidak
terarah disorganized / disoriented attachment) menunjukkan pola yang paling
tidak aman (Berk, 2008). Bayi dengan pola ini memiliki pola yang tidak
terorganisasi dalam menghadapi situasi stress (Liey, 2012).
Pola kelekatan yang telah ditemukan oleh para peneliti ternyata
mempunyai pengaruh pada perilaku seseorang kedepannya. Shaver dan Hazan
(dalam Prehar, 2001) menyatakan bahwa hubungan kelekatan pada orang dewasa
dipengaruhi oleh pengalaman kelekatan pada masa kanak-kanak. Selain itu,
menurut sudut pandang para peneliti psikoanalisa ikatan bayi dengan pengasuhnya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

adalah prototip hubungannya dikemudian hari, dan dengan demikian diharapkan
adanya hubungan yang kuat antara pola kelakatan bayi dan pengasuhnya (Feeney
dan Noller; Levitt; dalam Prehar, 2001).
Pola kelekatan aman (secure attachment) mempunyai ciri adanya rasa
percaya yang ditunjukkan seorang anak terhadap orang dewasa. Hal tersebut
membuat anak untuk fokus pada pembelajaran kemampuan yang baru dan
membangun relasi dengan orang lain seperti orang dewasa lainnya dan anak-anak
yang lain. Anak juga belajar untuk mempunyai hubungan yang dekat dengan
orang lain. Anak dengan kelekatan aman (secure attachment) juga mempunyai
kemampuan komunikasi yang baik, dan mempunyai regulasi diri yang mana
membuat anak tahu kapan bertindak, merespon dan mengekspresikan emosi yang
ia rasakan dengan cara yang baik (Wittmer, 2011). Seperti yang diungkapkan oleh
para peneliti psikoanalisa bahwa kelekatan seorang bayi dengan pengasuhnya
merupakan suatu prototip hubungan bayi tersebut kedepannya. Hal tersebut
ditemukan oleh Hazan dan Shaver (1990) yang melaporkan bahwa orang dewasa
dengan kelekatan aman (secure attachment) menunjukkan rasa percaya yang
tinggi, adanya rasa akan kedekatan terhadap rekannya, dan senang terhadap
hubungan dengan orang lain. Dalam menjalin suatu hubungan, mereka cenderung
mempunyai hubungan yang bertahan lebih lama daripada orang dewasa yang
berorientasi pada kelekatan tidak aman (dalam Prehar, 2001).
Hazan dan Shaver (1990) mengemukakan bahwa pekerjaan pada orang
dewasa sama dengan eksplorasi yang dilakukan pada masa kanak-kanak (dalam
Prehar,

2001).

Pekerjaan

merupakan

cara

bagi

orang

dewasa

untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

mengembangkan kesadaran akan kompetensinya dan untuk mengembangkan
dunianya. Hazan dan Shaver (dalam Prehar, 2001) juga mengatakan bahwa orang
dewasa dengan kelekatan yang aman (secure attachment) merasa puas terhadap
apa yang mereka kerjakan dilihat oleh orang lain. Mereka juga mempunyai
ketertarikan terhadap suatu tugas dan kegiatan yang lain. Individu yang
mempunyai kelekatan cemas-menolak (insecure ambivalent / anxiety) mempunyai
fokus pada relasi interpersonal dimana mereka pada umumnya merasa salah
pengertian dan tidak dihargai oleh sesama anggota organisasi (Prehar, 2001).
Sedangkan menurut Hardy dan Berkham (1994) pada individu yang mempunyai
kelekatan cemas-menghindar (insecure avoidant) menunjukkan ketidakpuasaan
dan konflik dengan koleganya, ketidakpuasaan dengan variasi tugas dan merasa
bosan dengan pengalaman kerja yang mereka miliki (dalam Schusterschitz et al,
2011).
Hubungan antara kelekatan aman dengan komitmen organisasi merupakan
suatu hal yang penting. Karena efek yang ditimbulkan dari kelekatan aman yang
dimiliki anggota organisasi dapat mempengaruhi perkembangan organisasi
kedepannya. Dimilikinya komitmen organisasi membuat organisasi tidak perlu
untuk mencari anggota-anggota baru untuk mengisi lowongan yang kosong akibat
ditinggal anggota yang meninggalkan organisasi, sehingga inovasi dan kreatifitas
yang sudah dimiliki oleh organisasi dapat dipertahankan dalam organisasi tersebut
(Goulder; Grusky; dalam Steers, 1980).
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa anggota yang
memiliki kelekatan aman mempunyai perasaan puas terhadap pekerjaannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

Mereka memiliki relasi yang baik dengan kolega dalam pekerjaan. Hal tersebut
dikarenakan karyawan telah melakukan identifikasi terhadap rorganisasinya,
lingkungannya dan juga rekan kerjanya (Simmons, Gooty, Nelson dan Little,
2009). Identifikasi yang telah dilakukan membantu seseorang mempunyai cara
berpikir yang sama seperti lingkungan yang di identifikasi oleh karyawan (Kagan,
dalam O’Reilly dan Chatman, 1986). Kelekatan aman yang dimiliki dan
identifikasi yang dilakukan mengarahkan karyawan untuk mempunyai komitmen.
Sebaliknya anggota yang memiliki kelekatan yang tidak aman mempunyai
perasaan tidak puas terhadap pekerjaannya dan mempunyai konflik antar sesama
anggota organisasi yang pada akhirnya mempengaruhi performa mereka dalam
bekerja. Hal ini akan membuat anggota organisasi tidak mempunyai rasa memiliki
terhadap organisasi, tidak termotivasi karena tidak adanya perasaan nyaman
didalam organisasi dan pada akhirnya meninggalkan organisasi. Berdasarkan
uraian yang telah dijabarkan maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara
kelekatan aman dengan komitmen organisasi pada karyawan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara
kelekatan aman dengan komitmen organisasi pada karyawan?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelekatan
aman dengan komitmen organisasi pada karyawan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah memberikan informasi dan
sebagai sumber pengetahuan tambahan bagi ranah psikologi perkembangan
terutama mengenai topik kelekatan aman serta bagi ranah psikologi industri
dan organisasi terutama mengenai topik komitmen organisasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi para HRD perusahaan adalah sebagai bahan kajian atau evaluasi
mengenai kelekatan aman dan komitmen organisasi. Selain itu juga,
dapat digunakan untuk mendeteksi dan menseleksi para calon
kandidat dengan melihat gaya kelekatan yang dimiliki.
b. Bagi subjek penelitian adalah subjek dapat menilai dirinya sendiri
bagaimana relasinya dengan organisasi, atasan maupun rekan kerja.
Selain itu juga, responden dapat mempunyai pemahaman dan mampu
melihat performanya, rasa memiliki terhadap organisasi dan
komitmen yang dimiliki terhadap organisasi yang mana hal tersebut di
pengaruhi oleh gaya kelekatan yang dimiliki.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Komitmen Organisasi
1. Pengertian Komitmen Organisasi
Menurut O’Reilly (1989) komitmen organisasi adalah suatu ikatan
psikologis individual terhadap organisasi, termasuk di dalamnya adanya suatu
perasaan terlibat di dalam suatu pekerjaan, loyalitas, dan keyakinan pada
nilai-nilai organisasi. Menurut Northcraft dan Neale (dalam Tella et al, 2007)
komitmen adalah suatu sikap yang merefleksikan loyalitas anggota organisasi
kepada organisasinya, dan suatu proses yang terus berlanjut yang mana
anggota organisasi menunjukkan ketertarikan mereka terhadap organisasi.
Wirawan (2013) menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah perasaan
keterkaitan atau keterikatan psikologis dan fisik pegawai terhadap organisasi
tempat ia bekerja atau organisasi di mana ia menjadi anggotanya. Keterkaitan
psikologis artinya anggota organisasi merasa senang dan bangga bekerja
untuk atau menjadi anggota organisasi. Sedangkan keterkaitan secara fisik
artinya anggota organisasi akan berada di tempat kerja pada setiap jam kerja
dan selalu ada ketika dibutuhan oleh organisasi.
Menurut Meyer dan Allen (1997) komitmen organisasi secara umum
berdasarkan beberapa definisi yaitu merupakan suatu keadaan psikologis
yang mana ada suatu hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan
14

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

mempunyai implikasi pada pengambilan keputusan untuk melanjutkan
keanggotaan di dalam organisasi. Sejalan dengan Meyer dan Allen, Steers
(1980) menyatakan bahwa komitmen merupakan suatu peristiwa di mana
anggota organisasi sangat tertarik pada tujuan, nilai-nilai, dan sasaran
organisasi. Komitmen lebih dari sekedar keanggotaan karena komitmen
meliputi sikap yang sangat menyenangkan organisasi dan kesediaan untuk
mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi
memperlancar pencapaian tujuan.
Berdasarkan uraian, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi
merupakan suatu ikatan psikologis anggota organisasi terhadap organisasinya
yang mana didalam ikatan tersebut ada suatu perasaan akan keterlibatan
terhadap suatu tugas, loyalitas dan identifikasi terhadap nilai yang dimiliki
oleh organisasi yang dapat dilihat dari sikap dan perilaku anggota organisasi.

2. Dimensi Komitmen Organisasi
Meyer dan Allen (1997) menjelaskan tiga komponen dari komitmen untuk
mengkonseptualisasikan komitmen organisasi kedalam tiga komponen, yaitu:
affective commitment, continuance commitment dan normative commitment.
a. Affective commitment, yaitu suatu bentuk komitmen yang mana
representasi kelekatan emosional seseorang pada organisasi. Affective
commitment mengacu pada kelekatan emosional karyawan, identifikasi
dan keterlibatan didalam organisasi. Anggota organisasi yang memiliki

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

komitmen pada organisasi berdasarkan dasar afektif melanjutkan
hubungannya dengan organisasi karena mereka menginginkannya.
b. Continuance commitment, yaitu salah satu dari tiga aspek komitmen
organisasi. Continuance commitment sebagai suatu kesadaran adanya
suatu biaya yang diasosiasikan ketika meninggalkan organisasi. Sejalan
dengan Meyer dan Allen, Luthans (2006) ketika anggota keluar dari
organisasi hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau
benefit.

Anggota organisasi

yang

bergabung

dengan organisasi

berdasarkan continuance commitment bertahan karena membutuhkan
pekerjaan tersebut.
c. Normative commitment, yaitu model aspek terakhir dalam komitmen
organisasi. Normative commitment adalah suatu perasaan akan suatu
kewajiban untuk melanjutkan keanggotaan dengan organisasi. Anggota
organisasi dengan normative commitment yang tinggi merasa bahwa
mereka harus bertahan di organisasi.
Berdasarkan penjelasan maka dapat di simpulkan bahwa komitmen
organisasi memiliki tiga komponen, yaitu: affective, continuance, dan
normative commitment. Affective commitment mengacu pada kelekatan
emosional seseorang, continuance commitment mengacu pada pemikiran
untung rugi jika meninggalkan organisasi, sedangkan normative commitment
mengacu pada suatu kewajiban untuk tetap menjadi anggota organisasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi
Luthans (2006) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi komitmen organisasi. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor
personal, faktor organisasi dan faktor non-organisasi. Faktor personal antara
lain yaitu: usia, kedudukan dalam organisasi, disposisi seperti efektivitas
positif atau negatif, dan atribusi kontrol internal atau eksternal. Faktor
organisasi seperti: desain pekerjaan, nilai-nilai, dukungan organisasi dan gaya
kepemimpinan. Sedangkan faktor non-organisasi seperti adanya alternatifalternatif lain setelah bergabung bersama dengan organisasi.
Menurut Steers dan Stevens et al (dalam Pinks, 2013) terdapat tiga faktor
yang mengarahkan anggota organisasi memiliki komitmen organisasi, yaitu:
karakteristik personal, faktor pekerjaan, dan faktor organisasi. Karakteristik
personal mencakup kepercayaan, nilai-nilai, dan sikap yang menunjukkan
berbagai jenis faktor-faktor demografi. Karakteristik yang telah ditemukan
pada umunya menunjukkan level komitmen organisasi yang tinggi, seperti:
usia, status perkawinan, mempunyai kesamaan mengenai nilai dan tujuan
dengan organisasi, dan mempunyai kepuasan kerja (Pinks, 2013).
Faktor pekerjaan memberikan alternatif untuk meningkatkan perilaku
keterlibatan anggota organisasi atau mengurangi ambiguitas pada pekerjaan
yang mana berhubungan pada peningkatan komitmen organisasi (Pinks,
2013). Anggota organisasi yang baik berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan, memiliki ambiguitas yang rendah, konflik peran yang rendah, dan
memiliki tingkat yang tinggi akan tantangan dalam pekerjaan (Pinks, 2013).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

Faktor organisasi mungkin mempengaruhi komitmen anggota organisasi yang
mencangkup besarnya perusahaan, jenis teknologi, peraturan-peraturan yang
berlaku, dan persatuan para anggota organisasi (Lincoln & Kalleberg, dalam
Pinks, 2013)
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi yaitu faktor personal yang
mana berasal dari anggota organisasi itu sendiri, seperti: usia ataupun sikap
yang dimiliki individu tersebut. Faktor organisasi yang berasal dari organisasi
itu sendiri, seperti: peraturan dan nilai-nilai yang dimiliki. Faktor terakhir
yaitu, non-organisasi yang berasal dari luar individu maupun organisasi,
seperti adanya lowongan pekerjaan lain setelah bergabung dengan organisasi.
Pada penelitian ini, peneliti melihat bahwa kelekatan masuk ke dalam
faktor personal. Pada faktor personal terdapat nilai-nilai, keyakinankeyakinan dan sikap yang dimiliki oleh karyawan. Karakteristik pada faktor
personal tersebut membantu karyawan memiliki kelekatan aman, yang mana
karyawan melakukan identifikasi pada organisasi. Proses identifikasi yang
dilakukan oleh karyawan dapat berhasil karena dalam proses tersebut
karyawan menerima nilai, keyakinan maupun karakteristik dari organisasi
sehingga menjadi suatu cara berpikir kognitif karyawan (Kagan, dalam
O’Reilly dan Chatman, 1986).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

4. Proses Pembentukan Komitmen Organisasi
Menurut O’Reilly (1986) komitmen organisasi berkembang melalui
beberapa tahap antara lain patuh dengan peraturan, identifikasi dan
internalisasi. Tahap pertama yaitu kepatuhan, pada tahap ini sikap-sikap dan
perilaku-perilaku yang tampak adalah diadopsi bukan karena percaya pada
nilai-nilai organisasi melainkan karena untuk mendapatkan imbalan yang
spesifik (Meyer dan Allen, 1997).
Tahap kedua yaitu, identifikasi yang mana pada tahap ini akan tampak
ketika anggota organisasi menerima pengaruh dari anggota yang lainnya
untuk mempertahankan kepuasaan diri yang berhubungan dengan organisasi.
Pada tahap ini anggota organisasi akan merasa bangga menjadi bagian dari
organisasi,

menghargai

nilai-nila