Uji Efektivitas Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Sebagai Antihepatotoksik Pada Mencit Jantan Galur Balb/C Yang Diinduksi CCL4.

(1)

Universitas Kristen Maranatha iv

ABSTRAK

UJI EFEKTIVITAS MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) SEBAGAI ANTIHEPATOTOKSIK PADA MENCIT JANTAN GALUR BALB/C

YANG DIINDUKSI CCL4.

Niken Christiani, 2007. Pembimbing : Diana Krisanti Jasaputra,dr,M.Kes

Penyakit hepatitis khususnya hepatitis virus saat ini masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Obat konvensional saat ini masih mengecewakan dan mahal harganya, sehingga penderita mencari obat alternatif. Obat alternatif yang dikembangkan saat ini kebanyakan berasal dari tumbuhan asli Indonesia, salah satunya Meniran (Phyllanthus niruri L.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efek meniran pada hati mencit yang diinduksi CCL4 dengan parameter jumlah nekrosis hepatosit. Metode Penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan desain Rancangan Acak Lengkap. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan galur BALB/C, berat badan 25-30 gram dan berumur 8 minggu, dibagi menjadi 5 kelompok. Penelitian efektivitas Phyllanthus niruri L pada mencit dilakukan dengan menilai kerusakan heparnya dengan penghitungan jumlah hepatosit yang nekrosis. Data ini kemudian dianalisis menggunakan ANAVA dan uji lanjut dengan metode Multiple Comparison Proccedure (Tukey Test). Hasil Penelitian menunjukkan Phyllanthus niruri L. yang digunakan pada dosis I dapat mengurangi kerusakan hati (nekrosis hepatosit 96,8) pada mencit-mencit yang telah diberi CCl4, bila dibandingkan (p 0,05) dengan kelompok kontrol positif yang diberi CCl4 dosis tunggal (nekrosis hepatosit 274,8). Kesimpulan peneliti adalah Phyllanthus niruri L. memiliki aktivitas anti hepatotoksik terhadap CCl4 dan salah satu mekanismenya melalui aktivitas antioksidan.


(2)

Universitas Kristen Maranatha v

ABSTRACT

EFFEKTIVITY TEST OF MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) AS ANTIHEPATOTOXIC FOR MALE MICE STRAIN BALB/C

INDUCTED BY CCL4.

Niken Christiani, 2007. Tutor : Diana Krisanti Jasaputra, dr, M.Kes

Hepatic disease especially Hepatitis viruses still becomes a health problem in Indonesia. Conventional drugs right now still make disappointed and expensive, so the patient looking for alternative drugs. Alternative drugs that developed right now mostly from Indonesian Plant, one of them is Meniran (Phyllanthus niruri L.) The aim of this experiment is to know the effectivity of Meniran in mice liver those inducted by CCl4 with the amount of necrotic hepatocytes as parameter. The method of this experiment is laboratory experiment with Complete Randomize Trial Design. This experiment is using male mice strain BALB/C, weight 25-30 gram and 8 weeks old, divided as 5 groups. Effectivity test Phyllanthus niruri L. in mice done by analyzed of hepatic destruction with counted the account of necrotic hepatocytes. Those data then analyzed with ANOVA and continued with Multiple Comparison Proccedure methode (Tukey Test). This experiment showed Phyllanthus niruri L. that used with first dose could decrease the hepatic necrosis (necrosis hepatocytes 96,8) for mice that inducted by CCl4 , compared (p 0,05) with positif control groups those inducted with CCl4 only (necrosis hepatocytes 274,8). The conclusion of this experiment is Phyllanthus niruri L. has an activity as antihepatotoxic to CCl4 and one of the mechanism is through the antioxidant. Keywords : Phyllanthus niruri L., antihepatotoxic


(3)

Universitas Kristen Maranatha vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan... 2

1.4Kegunaan Penelitian... 3

1.5Kerangka Penelitian dan Hipotesis ... 3

1.5.1Kerangka Penelitian ... 3

1.5.2Hipotesis... 4

1.6Metode Penelitian... 5

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hati... 6

2.1.1 Anatomi Hati... 7

2.1.2 Histologi Hati ... 8

2.1.2.1 Stroma ... 8

2.1.2.2 Lobulus Hati... 9

2.1.2.3 Parenkim Hati... 11

2.1.3 Fungsi Hati ... 11

2.2 Patologi Hati ... 12

2.2.1 Pola Jejas pada Hepar... 12

2.2.2 Sirosis Hepar ... 14

2.2.3 Inflamasi pada virus Hepatitis B ... 15

2.3 Radikal Bebas dan Antioksidan ... 17

2.3.1 Radikal Bebas... 17

2.3.2 Sumber Radikal Bebas ... 21

2.3.2 Antioksidan ... 22

2.3.4 Penggolongan Antioksidan ... 23

2.4 Tumbuhan Meniran... 26

2.4.1 Deskripsi Tanaman Meniran ... 28

2.4.2 Bagian Tanaman yang Digunakan ... 29

2.4.3 Kandungan Komponen Kimia ... 29

2.4.4 Toksikologi ... 30

2.4.5 Khasiat Meniran... 31


(4)

Universitas Kristen Maranatha vii

2.4.7 Hasil Pengujian Meniran Sebagai Pelindung Sel Hati.. 32

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat... 33

3.2 Metode Penelitian... 33

3.2.1 Hewan Coba ... 33

3.2.2 Penentuan Besar Sampel ... 34

3.2.3 Variabel Penelitian ... 34

3.3. Prosedur Kerja... 35

3.4 Analisa Statistik ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 39

4.2 Pembahasan... 41

4.3 Uji Hipotesis ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 44

5.1.1 Kesimpulan Umum ... 44

5.1.2 Kesimpulan Khusus ... 44

5.2 Saran... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN... 47


(5)

Universitas Kristen Maranatha viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data jumlah Hepatosit yang mengalami Nekrosis... 39 Tabel 4.2 Perbedaan Jumlah Hepatosit yang mengalami


(6)

Universitas Kristen Maranatha ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Hepar ... 6

Gambar 2.2 Histologi Hepar ... 10

Gambar 2.3 Lobulus Hepar ... 11

Gambar 2.4 Nekrosis Hepatosit ... 14

Gambar 2.5 Makroskopis Hati Normal... 15

Gambar 2.6 Makroskopis Hati Infact... 15

Gambar 2.7 Virus Hepatitis B... 17

Gambar 2.8 ROS ... 18

Gambar 2.9 Mekanisme glutation sebagai antioksidan... 20

Gambar 2.10 Perchlorotriphenylmethyl radical... 20

Gambar 2.11 Catalase ... 22

Gambar 2.12 Glutatione ... 23

Gambar 2.13 Superokside dismutase... 23

Gambar 2.14 Flavonol... 25

Gambar 2.15 Phyllanthus niruri... 27

Gambar 2.16 Phyllanthus niruriL ... 28

Gambar 2.17 Tanin... 30

Gambar 4.1 Diagram Batang rata-rata jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis masing-masing kelompok 72 jam setelah pemberian CCl4... 40


(7)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Prosedur Ekstraksi Meniran Pelarut Etanol... 47 Lampiran 2 Perhitungan Dosis Ekstrak Phyllanthus niruri L... 48 Lampiran 3 Hasil Analisis Sidik Ragam ANAVA

Jumlah Hepatosit yang mengalami Nekrosis ... 49 Lampiran 4 Gambaran Histopatologis Sel-sel Parenkim Hati ... 50


(8)

47 Lampiran 1

Prosedur Ekstraksi Meniran Pelarut Etanol

1. Simplisia yang sudah kering dan halus (sudah digiling) ditimbang untuk mendapatkan berat bersih (berat bersih Meniran 1050g ).

2. Serbuk simplisia tersebut dimasukkan ke dalam wadah simplisia pada alat ekstraksi sejenis ekstraktor dengan perbandingan 1:5. Prosesnya dilakukan secara kontinyu hingga senyawa dalam simplisia telah terekstraksi secara merata/sempurna selama 4 jam dengan setting suhu maksimal 500 C. 3. Ekstrak cair tersebut dipekatkan menggunakan alat Evaporator.

4. Ekstrak pekat dikeringkan hingga diperoleh ekstrak kering dengan menggunakan oven/lemari pengering selama 20 jam dengan suhu 600 C. 5. Ekstrak kering (50g) dikemas dalam wadah yang kering (dalam botol

segel).

Catatan:

1. Berat bersih Meniran 1050g .


(9)

48 Lampiran 2:

Perhitungan Dosis Ekstrak Phyllanthus niruri L.

Penelitian bersifat eksperimental dengan menggunakan 25(dua puluh lima) ekor mencit galur Balb/C jantan dewasa (berumur 8 minggu) dengan berat 25-30g sebagai binatang percobaan.

Dosis Phyllanthus niruri untuk manusia dengan berat badan 70 kg adalah 3g/hari (Bisset,1994).

1000g herba kering = 50g ekstrak

Dosis ekstrak untuk manusia 70 kg berarti: 50/1000 x 3 gram = 0,15 g/manusia 70 kg

Faktor konversi manusia 70 kg = mencit 20g = 0,0026 Dosis ekstrak untuk mencit 20g berarti:

0,15g x 0,0026 = 0,00039g

Dalam penelitian ini digunakan mencit dengan berat rata-rata 25 – 30g. Penghitungan dosis menggunakan mencit dengan berat 30g, yaitu:

Dosis I = 30g /20g x 0,00039 = 0,000585 gram

Dosis II = 2 x dosis I = 0,00117 gram

Dosis III = 2 x dosis II = 0,00234 gram

Catatan:

Tiap dosis yang digunakan untuk satu kali pemberian dilarutkan pada 0,5 ml aquadest + CMC 1%


(10)

49 Lampiran 3:

Hasil Analisis Sidik Ragam ANAVA Jumlah Hepatosit yang mengalami Nekrosis

One Way Analysis of Variance Data source : Data 1 in Notebook

Normality Test: Passed (P = 0,212) Equal Variance Test : Passed (P= 0,558) Group N Missing

Col1 5 0

Col2 5 0

Col3 5 0

Col4 5 0

Col5 5 0

Group Mean Std Dev SEM Col1 96.800 15.691 7.017 Col2 234.000 59.552 26.633 Col3 412.200 25.193 11.267 Col4 83.800 36.355 16.259 Col5 274.800 42.676 19.085

Power of performed test with alpha = 0.050:1000

Source of Variation DF SS MS F P

Between Treatment 4 369340.240 92335.060 60.985 <0.001

Residual 20 30281.200 1514.060

Total 24 399621.440

The differences in the mean values among the treatment groups are greater than would be expected chance; there is a statistically significant difference (P=<0.001)

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Tukey Test): Comparisons for factor:

Comparison Diff of Mean sp gq P<0.05

Col 3vs.Ccl4 328.400 5 18.872 Yes

Col 3vs.Ccl1 315.400 5 18.125 Yes

Col 3vs.Ccl2 178.200 5 10.240 Yes

Col 3vs.Ccl5 137.400 5 7.796 Yes

Col 5vs.Ccl4 191.000 5 10.976 Yes

Col 5vs.Ccl1 178.000 5 10.229 Yes

Col 5vs.Ccl2 40.800 5 2.345 No

Col 2vs.Ccl4 150.299 5 8.631 Yes

Col 2vs.Ccl1 137.200 5 7.884 Yes


(11)

50 Lampiran 4:

GAMBARAN HISTOPATOLOGI SEL-SEL PARENKIM HATI

Gambar- gambar di bawah ini memperlihatkan gambaran mikroskopis sel-sel hati dengan Pewarnaan Hematoksilin Eosin setiap kelompok perlakuan

I. Kelompok I / Kelompok mencit yang diberi Phyllanthus niruri L. dosis I (dosis lazim) per oral selama 3 hari.

Gambar 1. Gambaran Mikroskopis Hepar Mencit yang Diberi

Phyllanthus niruri L.Dosis I (0,000585gr/0,5 ml/mencit/hari) Selama Tiga Hari Untuk Penilaian Toksisitas Secara Kasar Keterangan gambar : tampak gambaran hepatosit yang normal dengan pewarnaan HE(1000X)

Pemberian Phyllantus niruri L. Dosis lazim ternyata tidak menimbulkan kerusakan hepatosit, sehingga tampaknya Phyllanthus niruri L. merupakan zat yang bersifat antihepatotoksik.


(12)

51

II. Kelompok II / Kelompok mencit yang diberi Phyllanthus niruri L. Dosis II (dosis sedang) per oral selama 3 hari.

Gambar 2. Gambaran Mikroskopis Hepar Mencit yang Diberi Phyllanthus niruri L. Dosis Sedang dan CCl4

Keterangan gambar: tampak kerusakan hepatosit yang difus, dengan nukleus lisis dan membran sel yang tidak utuh pada Pewarnaan HE (1000X).

Pemberian CCl4 pada kelompok ini menyebabkan kerusakan hepatosit karena Phyllanthus niruri L. diberikan dalam dosis yang tidak lazim.


(13)

52

III. Kelompok III/ Kelompok yang diberi Phyllanthus niruri L. Dosis besar III (dosis besar) per oral selama 3 hari.

Gambar 3. Gambaran Mikroskopis Hepar Mencit yang Diberi Phyllanthus niruri L. Dosis III (dosis besar)

Keterangan gambar: Tampak gambaran hepatosit yang mengalami kerusakan, nukleus lisis dan membran sel tidak utuh, vakuola hepatosit terlihat banyak dan besar

Pemberian Phyllanthus niruri L. dosis besar ternyata cenderung menambah kerusakan hepatosit.


(14)

53

IV. Kelompok I/ Kontrol Negatif/Kelompok Mencit yang tidak diberi perlakuan apapun.

Gambar 4. Gambaran Mikroskopis Hepar Mencit Normal

Keterangan gambar: tampak hepatosit normal dengan inti bulat pada Pewarnaan HE

Sel-sel hati mencit kelompok IV tampak normal dengan inti bulat, sitoplasma homogen, dan membran sel yang utuh.


(15)

54

V. Kelompok V/Kontrol Positif/ Kelompok mencit yang diberi CCl4

saja.

Gambar 5: Gambaran Mikroskopis Hepar Mencit Kelompok V 72 Jam Setelah Pemberian CCl4 Secara Subcutan.

Keterangan gambar : tampak kerusakan hepatosit yang difus, nukleus lisis, dan membran sel tidak utuh, vakuola hepatosit terlihat banyak dan besar dengan pewarnaan HE

Pemberian CCl4 dengan dosis 0,1 ml/kg BB secara subcutan ternyata menimbulkan gambaran nekrosis hepatosit.


(16)

55

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

- Nama : Niken Christiani

- Nomor Pokok Mahasiswa : 0310159

- Tempat dan tanggal lahir : Yogyakarta, 2 Maret 1985

- Alamat : JL.Indraprasto Gg. Teratai 3/765

Tegalrejo, Yogyakarta 55244

- Riwayat Pendidikan :

TK Pangudi Luhur I, Yogyakarta, tahun lulus 1991 SD Pangudi Luhur I, Yogyakarta, tahun lulus 1997 SLTP Stella Duce I, Yogyakarta, tahun lulus 2000 SLTA Stella Duce I, Yogyakarta, tahun lulus 2003


(17)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Hepar merupakan organ yang memiliki peran besar dalam tubuh kita. Metabolisme intermedier dari seluruh bahan makanan berlangsung di sini. Hepar merupakan tempat utama untuk aktivitas sintesis, katabolik dan detoksifikasi dalam tubuh. Selain itu, hati berperan dalam ekskresi pigmen darah. Sel-sel Kupffer dalam hati juga ikut berperan dalam reaksi imunologik.

Kerusakan hepar dapat disebabkan oleh berbagai agen antara lain virus, alkohol, obat-obatan (seperti isoniazid, aspirin, tetrasiklin). Agen-agen tersebut dapat menyebabkan keadaan patologis pada hepar berupa karsinoma ataupun sirosis hepatis (Robin, 2002).

Semua jejas pada hati menimbulkan gambaran patologi yang sama yaitu terjadinya degenerasi dan akumulasi intraseluler, nekrosis, inflamasi, regenerasi, dan fibrosis (Kumar et al., 2005).

Berbagai obat telah dikembangkan untuk hepatitis yang disebabkan oleh virus. Namun, banyak obat-obatan tersebut harganya cukup mahal, sehingga tidak dapat dijangkau oleh kebanyakan orang. Selain itu, efektivitas obat-obatan tersebut masih belum optimal. Oleh karena itu, kini banyak orang tertarik untuk mengembangkan obat herbal yang hasilnya diharapkan lebih optimal.

Herba meniran secara empiris dan klinis berfungsi sebagai antibakteri atau antibiotik, antihepatotoksik (melindungi hati dari racun), antipiretik (pereda demam), antitusif (pereda batuk), antiradang, antivirus, diuretik (peluruh air seni dan mencegah pembentukan kristal kalsium oksalat), ekspektoran (peluruh dahak), hipoglikemik (menurunkan kadar glukosa darah), serta sebagai immunostimulan (merangsang sel imun bekerja lebih aktif) (Agus Kardinan, 2004).

Meniran (Phyllanthus niruri L.) merupakan tanaman obat yang tumbuh di daerah tropis. Meniran dengan nama simplisia phyllanthi herba banyak


(18)

Universitas Kristen Maranatha

2

mengandung unsur kimia sebagai berikut: (1)Lignan yang terdiri dari phyllanthine, hypophyllantine, phyltetralin, lintetralin, nirenthin, nirtetralin, nirphylline, nirurin. (2)Terpen yang terdiri dari cymene, limonene, lupeol dan lupeol acetate. (3)Flavonoid terdiri dari quercetin, quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutine, dan physetinglucoside. (4)Lipid terdiri dari ricinoleic acid, dotriancontanoic acis, linoleic acid, linolenic acid. (5)Benzenoid berupa methylsalicilate. (6)Alkaloid terdiri dari norsecurinine, 4-metoxy-Norsecurinine, entnorsecurinina, nirurine, phyllantin, phyllochrysine. (7)Steroid berupa beta-sitosterol. (8)Alcanes berupa triacontanal dan triacontanol. Komponen lainnya berupa tannin, vitamin C, dan vitamin K (Agus Kardinan, 2004).

Efek farmakologi meniran terhadap hepar terutama untuk pengobatan jaundice telah dibuktikan pada percobaan klinis oleh Dixit dan Achar tahun 1983 dan oleh Syamasundar tahun 1985. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa meniran memiliki hubungan untuk melindungi hepar dari hepatitis, terutama hepatitis B. Penelitian terhadap kerusakan hepar dan agen penyebabnya terus dikembangkan, begitu pula alternatif pengobatannya. Meniran ini pun diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pengobatan penyakit hepar. Peneliti mengharapkan meniran ini dapat menjadi salah satu alternatif pengobatan penyakit hepar yang dapat terjangkau oleh masyarakat.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah apakah meniran mempunyai efek antihepatotoksik pada mencit yang diinduksi CCL4.


(19)

Universitas Kristen Maranatha

3

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penggunaan meniran sebagai obat alternatif gangguan hepar.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efek meniran pada hati mencit yang diinduksi CCL4 dengan parameter jumlah nekrosis hepatosit.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan akademis dari penelitian ini adalah pengembangan ilmu pengetahuan mengenai tanaman obat tradisional khususnya meniran di bidang farmakologi Obat Asli Indonesia. Sedangkan kegunaan praktisnya adalah agar masyarakat lebih memahami keuntungan pengobatan penyakit hepar dengan menggunakan meniran.

1.5.Kerangka Penelitian dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Penelitian

Hati adalah organ tempat nutrien yang diserap dari saluran cerna diolah dan disimpan untuk digunakan oleh bagian tubuh yang lain. Posisi hati dalam sistem sirkulasi adalah optimal untuk menampung, mengubah dan mengumpulkan metabolit untuk menetralisir dan mengeluarkan substansi toksik. Hati merupakan organ yang rentan terhadap jejas metabolik, zat-zat toksik, gangguan sirkulasi, dan proses keganasan karena secara langsung hati selalu terpapar berbagai zat toksik atau agen –agen asing lain yang berasal dari darah (Carlos et al.,1995).

Semua jejas pada hati menimbulkan gambaran patologi yang sama yaitu terjadinya degenerasi dan akumulasi intraseluler, nekrosis, inflamasi, regenerasi, dan fibrosis (Kumar et al., 2005).


(20)

Universitas Kristen Maranatha

4

Kerusakan hati yang disebabkan oleh karbontetraklorida (CCl4), seperti yang

dibuat dalam penelitian ini, akan menimbulkan hepatotoksisitas yang khas yakni hati berlemak, nekrosis, yang merupakan gambaran klasik hepatitis. Oleh karena itu CCl4 banyak digunakan untuk mengembangkan model kerusakan pada hewan,

khususnya mencit dan tikus.

Kerusakan hati pada pemberian CCl4 sebenarnya bukan disebabkan oleh

karbon tetraklorida, tetapi oleh radikal triklorokarbon sebagai hasil biotransformasi karbon tetraklorida dalam hati oleh sitokrom P450 reduktase

dengan kofaktor NADPH. Radikal triklorokarbon ini merupakan salah satu radikal bebas yang tidak memiliki pasangan elektron.

Radikal bebas didefinisikan sebagai molekul atau senyawa yang mempunyai satu atau lebih elektron bebas yang tidak berpasangan. Elektron dari radikal bebas yang tidak berpasangan ini sangat reaktif dan mudah menarik elektron dari molekul lainnya. Radikal bebas sangat mudah menyerang sel-sel sehat dalam tubuh karena radikal bebas tersebut sangat reaktif . Radikal bebas menyerang bukan hanya bakteri penyakit, tetapi juga tubuh itu sendiri bila radikal bebas di tubuh berlebihan (Hernani, 2002).

Radikal bebas dapat dinetralisir oleh antioksidan. Antioksidan didefinisikan sebagai inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil (Dinna Sofia, 2006).

Phyllanthus niruri L. mengandung berbagai antioksidan sehingga diharapkan dapat menetralisir pengaruh radikal bebas yang berlebihan sehingga mampu mengurangi jumlah hepatosit yang nekrosis pada kerusakan hepar tersebut. Flavonoid adalah senyawa antioksidan yang lebih kuat dibandingkan dengan vitamin E. Senyawa yang terkandung dalam Phyllanthus niruri L. yaitu filantin dan hipofilantin yang ada dalam meniran juga merupakan komponen yang berkhasiat melindungi hati dari zat toksik, baik berupa parasit, obat-obatan , virus, maupun bakteri (Agus Kardinan, 2004).


(21)

Universitas Kristen Maranatha

5

1.5.2 Hipotesis

Secara mikroskopis, ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri L.) mengurangi jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada mencit yang diinduksi CCl4.

1.6. Metode Penelitian

Penelitian bersifat eksperimental dengan menggunakan 25 (dua puluh lima) ekor mencit galur Balb/C jantan dewasa (berumur 8 minggu) dengan berat 25-30 gram sebagai binatang percobaan. Dua puluh lima ekor mencit ini dibagi menjadi 5 kelompok yaitu (1) kelompok diberi CCl4 dan ekstrak meniran dosis I ,(2)

kelompok yang diberi CCl4 dan ekstrak meniran dosis II, (3) kelompok yang

diberi CCL4 dan ekstrak meniran dosis III, (4) kelompok tanpa perlakuan, (5)

kelompok kontrol positif diberi CCl4 saja.

Penelitian ini menilai efek Phyllanthus niruri L. sebagai antihepatotoksik. Semua mencit yang terbagi dalam lima kelompok tersebut, setelah perlakuan, diperiksa gambaran histopatologisnya guna penilaian jumlah hepatosit yang nekrosis. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Analisis Varian satu arah (ANAVA).

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kedokteran Dasar (LP2IKD) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha pada Bulan Mei-Desember 2006.


(22)

Universitas Kristen Maranatha

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Umum

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Secara mikroskopis, ekstrak Phyllanthus niruri L. mengurangi jumlah hepatosit

yang mengalami nekrosis secara bermakna (p 0,05) pada mencit yang diinduksi CCl4.

5.1.2 Kesimpulan Khusus

Perlindungan ekstrak Phyllanthus niruri L. dosis I terhadap kerusakan

hepatosit akibat CCl4 tampaknya lebih baik dibandingkan dengan ekstrak

Phyllanthus niruri L. dosis II dan III (p 0,05).

5.2 Saran

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi masa kini mampu membuka banyak alternatif obat baru dan lebih efektif terhadap berbagai penyakit. Perkembangan dan penggunaan obat baru khususnya obat tradisional perlu ditingkatkan dan digunakan dengan dosis lazim dan tidak berlebihan.

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar penggunaan Phyllanthus

niruri L. sebagai obat alternatif atau komplementer yang lebih murah untuk mengatasi gangguan hepar.

Penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi penelitian-penelitian lainnya seperti uji klinik dan uji toksisitas Meniran.


(23)

45 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kardinan. 2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Edisi 1. Jakarta: Agromedia Pustaka. h. 7-17.

Albert GO Sumampow. 2003. Radikal Bebas dan Antioksidan http://www. medikaholistik.com, November 21st, 2006. Anonym. 2006.Radikal Bebas

http://www. wikipedia.com. November 21st, 2006.

Marcellus Simadibrata. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. h. 445

Craigmyle. 1994. Atlas Berwarna Histologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. h.107

Dinna Sofia.2006. Antioksidan dan Radikal Bebas http://www.chem-is-try.org. November 21st ,2006

Ganong, William. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. h. 26

Hernani dan Mono Rahardjo.2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 8-10,16,17.

Jungueira C, Carneiro J, Kelly R.1995. Histologi Dasar. Edisi 8. Jakarta: EGC. h. 317-319, 321-326

Karnen Bratawidjaja.2004. Imunologi Dasar. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 322-323

Kumar, Abbas Abdul, Fausto Nelson. 2005. Pathologic Basic of Disease. Philadelphia: Elsevier Saunders. p. 879-881

Martini Frederic H. 2004. Fundamentals of Anatomy and Physiology. 6th edition. USA: Pearson Education International. P. 902,904

Mohamad Sapiyudin dan Arjatmo Tjokronegoro. 2002. Oxidative Stress & Male Infertility : Pathophisiology & Clinical Implication . Jurnal Kedokteran Yarsi ,10 (1):50-59

Rain Labs. 2006. Scientific References Chanca Piedra Monograph http://www.CFSN.com. October 31st, 2006.


(24)

Universitas Kristen Maranatha

46

Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan Menangkal Radikal Bebas

http:// www.berita iptek.com. November 21st, 2006.

Richard S Snell. 1997. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Penerbit EGC. h. 256-260

Robin.2002. Buju Ajar Patologi II. Edisi 4. Jakarta: Penerbit EGC.h. 300

Setiawan Dalimartha. 2004. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Trubus Agriwidya. h.135-138

Setiawan Dalimartha. 2005. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Hepatitis

Edisi 8. Jakarta: Penebar Swadaya.h. 82

Yukie Niwa. 1997. Radikal Bebas Mengundang Kematian. Tokyo: Personal Care. h. 25, 31, 34, 36, 77-78


(1)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penggunaan meniran sebagai obat alternatif gangguan hepar.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efek meniran pada hati mencit yang diinduksi CCL4 dengan parameter jumlah nekrosis hepatosit.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan akademis dari penelitian ini adalah pengembangan ilmu pengetahuan mengenai tanaman obat tradisional khususnya meniran di bidang farmakologi Obat Asli Indonesia. Sedangkan kegunaan praktisnya adalah agar masyarakat lebih memahami keuntungan pengobatan penyakit hepar dengan menggunakan meniran.

1.5.Kerangka Penelitian dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Penelitian

Hati adalah organ tempat nutrien yang diserap dari saluran cerna diolah dan disimpan untuk digunakan oleh bagian tubuh yang lain. Posisi hati dalam sistem sirkulasi adalah optimal untuk menampung, mengubah dan mengumpulkan metabolit untuk menetralisir dan mengeluarkan substansi toksik. Hati merupakan organ yang rentan terhadap jejas metabolik, zat-zat toksik, gangguan sirkulasi, dan proses keganasan karena secara langsung hati selalu terpapar berbagai zat toksik atau agen –agen asing lain yang berasal dari darah (Carlos et al.,1995).

Semua jejas pada hati menimbulkan gambaran patologi yang sama yaitu terjadinya degenerasi dan akumulasi intraseluler, nekrosis, inflamasi, regenerasi, dan fibrosis (Kumar et al., 2005).


(2)

Universitas Kristen Maranatha 4

Kerusakan hati yang disebabkan oleh karbontetraklorida (CCl4), seperti yang dibuat dalam penelitian ini, akan menimbulkan hepatotoksisitas yang khas yakni hati berlemak, nekrosis, yang merupakan gambaran klasik hepatitis. Oleh karena itu CCl4 banyak digunakan untuk mengembangkan model kerusakan pada hewan, khususnya mencit dan tikus.

Kerusakan hati pada pemberian CCl4 sebenarnya bukan disebabkan oleh karbon tetraklorida, tetapi oleh radikal triklorokarbon sebagai hasil biotransformasi karbon tetraklorida dalam hati oleh sitokrom P450 reduktase dengan kofaktor NADPH. Radikal triklorokarbon ini merupakan salah satu radikal bebas yang tidak memiliki pasangan elektron.

Radikal bebas didefinisikan sebagai molekul atau senyawa yang mempunyai satu atau lebih elektron bebas yang tidak berpasangan. Elektron dari radikal bebas yang tidak berpasangan ini sangat reaktif dan mudah menarik elektron dari molekul lainnya. Radikal bebas sangat mudah menyerang sel-sel sehat dalam tubuh karena radikal bebas tersebut sangat reaktif . Radikal bebas menyerang bukan hanya bakteri penyakit, tetapi juga tubuh itu sendiri bila radikal bebas di tubuh berlebihan (Hernani, 2002).

Radikal bebas dapat dinetralisir oleh antioksidan. Antioksidan didefinisikan sebagai inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil (Dinna Sofia, 2006).

Phyllanthus niruri L. mengandung berbagai antioksidan sehingga diharapkan dapat menetralisir pengaruh radikal bebas yang berlebihan sehingga mampu mengurangi jumlah hepatosit yang nekrosis pada kerusakan hepar tersebut. Flavonoid adalah senyawa antioksidan yang lebih kuat dibandingkan dengan vitamin E. Senyawa yang terkandung dalam Phyllanthus niruri L. yaitu filantin dan hipofilantin yang ada dalam meniran juga merupakan komponen yang berkhasiat melindungi hati dari zat toksik, baik berupa parasit, obat-obatan , virus, maupun bakteri (Agus Kardinan, 2004).


(3)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.5.2 Hipotesis

Secara mikroskopis, ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri L.) mengurangi jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada mencit yang diinduksi CCl4.

1.6. Metode Penelitian

Penelitian bersifat eksperimental dengan menggunakan 25 (dua puluh lima) ekor mencit galur Balb/C jantan dewasa (berumur 8 minggu) dengan berat 25-30 gram sebagai binatang percobaan. Dua puluh lima ekor mencit ini dibagi menjadi 5 kelompok yaitu (1) kelompok diberi CCl4 dan ekstrak meniran dosis I ,(2) kelompok yang diberi CCl4 dan ekstrak meniran dosis II, (3) kelompok yang diberi CCL4 dan ekstrak meniran dosis III, (4) kelompok tanpa perlakuan, (5) kelompok kontrol positif diberi CCl4 saja.

Penelitian ini menilai efek Phyllanthus niruri L. sebagai antihepatotoksik. Semua mencit yang terbagi dalam lima kelompok tersebut, setelah perlakuan, diperiksa gambaran histopatologisnya guna penilaian jumlah hepatosit yang nekrosis. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Analisis Varian satu arah (ANAVA).

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kedokteran Dasar (LP2IKD) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha pada Bulan Mei-Desember 2006.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Umum

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Secara mikroskopis, ekstrak Phyllanthus niruri L. mengurangi jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis secara bermakna (p 0,05) pada mencit yang diinduksi CCl4.

5.1.2 Kesimpulan Khusus

Perlindungan ekstrak Phyllanthus niruri L. dosis I terhadap kerusakan hepatosit akibat CCl4 tampaknya lebih baik dibandingkan dengan ekstrak

Phyllanthus niruri L. dosis II dan III (p 0,05).

5.2 Saran

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi masa kini mampu membuka banyak alternatif obat baru dan lebih efektif terhadap berbagai penyakit. Perkembangan dan penggunaan obat baru khususnya obat tradisional perlu ditingkatkan dan digunakan dengan dosis lazim dan tidak berlebihan.

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar penggunaan Phyllanthus

niruri L. sebagai obat alternatif atau komplementer yang lebih murah untuk

mengatasi gangguan hepar.

Penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi penelitian-penelitian lainnya seperti uji klinik dan uji toksisitas Meniran.


(5)

45 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Agus Kardinan. 2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Edisi 1. Jakarta: Agromedia Pustaka. h. 7-17.

Albert GO Sumampow. 2003. Radikal Bebas dan Antioksidan http://www. medikaholistik.com, November 21st, 2006. Anonym. 2006.Radikal Bebas

http://www. wikipedia.com. November 21st, 2006.

Marcellus Simadibrata. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. h. 445

Craigmyle. 1994. Atlas Berwarna Histologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. h.107

Dinna Sofia.2006. Antioksidan dan Radikal Bebas http://www.chem-is-try.org. November 21st ,2006

Ganong, William. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. h. 26

Hernani dan Mono Rahardjo.2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 8-10,16,17.

Jungueira C, Carneiro J, Kelly R.1995. Histologi Dasar. Edisi 8. Jakarta: EGC. h. 317-319, 321-326

Karnen Bratawidjaja.2004. Imunologi Dasar. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 322-323

Kumar, Abbas Abdul, Fausto Nelson. 2005. Pathologic Basic of Disease. Philadelphia: Elsevier Saunders. p. 879-881

Martini Frederic H. 2004. Fundamentals of Anatomy and Physiology. 6th edition. USA: Pearson Education International. P. 902,904

Mohamad Sapiyudin dan Arjatmo Tjokronegoro. 2002. Oxidative Stress & Male Infertility : Pathophisiology & Clinical Implication . Jurnal Kedokteran Yarsi ,10 (1):50-59

Rain Labs. 2006. Scientific References Chanca Piedra Monograph http://www.CFSN.com. October 31st, 2006.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

46

Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan Menangkal Radikal Bebas

http:// www.berita iptek.com. November 21st, 2006.

Richard S Snell. 1997. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Penerbit EGC. h. 256-260

Robin.2002. Buju Ajar Patologi II. Edisi 4. Jakarta: Penerbit EGC.h. 300

Setiawan Dalimartha. 2004. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Trubus Agriwidya. h.135-138

Setiawan Dalimartha. 2005. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Hepatitis

Edisi 8. Jakarta: Penebar Swadaya.h. 82

Yukie Niwa. 1997. Radikal Bebas Mengundang Kematian. Tokyo: Personal Care. h. 25, 31, 34, 36, 77-78