Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Pelaksanaan Self Assesment System Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega).
Universitas Kristen Maranatha
i ABSTRAK
Seperti yang kita ketahui pemerintah terus berupaya untuk memaksimalkan pendapatan pajak negara dengan terus meningkatkan pelayanan sistem perpajakan yang ada. Untuk itu dengan tax reform pemerintah menjalankan sistem self
assessment dengan harapan Wajib Pajak mampu menjalankan kewajiban
perpajakannya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba untuk membahas “Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Pelaksanaan Sistem Self Assessment PPh.”
Yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar dalam Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai variabel bebas (X) dan Pelaksanaan Sistem Self
Assessment sebagai variabel terikat (Y).
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan survei melalui penyebaran kuesioner kepada 50 orang responden (N=50). Selanjutnya data diubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala Likert dan melalui pengujian validitas dan reabilitas data sehingga data siap untuk diolah. Pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi dengan rumus Product Moment dari
Spearmen dan menguji keeratannya dengan tingkat signifikansi 95%. Data yang
digunakan adalah data primer dan sekunder.
Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa tingkat hubungan antara variabel X dan variabel Y adalah sebesar 0,616 dengan kategori cukup tinggi. Dengan demikian pengaruhnya dapat diketahui yaitu sebesar 37,95 %. Sementara untuk menguji pengaruh antara variabel X dan Y adalah dengan menggunakan persamaan Y’ = 50,054 + 1,196 X.
Dengan demikian dapat dikategorikan bahwa tingkat persepsi Wajib Pajak di KPP Pratama Bandung Tegallega dikategorikan cukup tinggi. Akan tetapi hal tersebut terus ditingkatkan dan dikembangkan guna memperoleh sistem perpajakan yang terbaik dan tujuan bersama dapat tercapai.
(2)
Universitas Kristen Maranatha
ii DAFTAR ISI
ABSTRAK ……… i
DAFTAR ISI ……….... ii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Kegunaaan Penelitian ... 6
1.5 Kerangka Pemikiran dan HipotesisPenelitian ... 7
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 7
1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 12
1.6 Metode Penelitian ... 13
1.6.1 Metode yang Digunakan ... 13
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data ... 14
1.6.3 Operasionalisasi Variabel ... 14
1.7 Lokasi Penelitian ... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 16
(3)
Universitas Kristen Maranatha
iii
2.1.1 Pengertian Persepsi ... 16
2.1.2 Persepsi Wajib Pajak Terhadap Sistem Self Assessment ………... 17
2.2 Tinjauan Umum Mengenai Pajak ………. 20
2.2.1 Defenisi Pajak ………... 20
2.2.2 Wajib Pajak Orang Pribadi ………... 20
2.3 Sistem Pemungutan Perpajakan ... 20
2.4 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 ... 22
2.4.1 Subjek Pajak dan Pengecualian Subjek Pajak ……….. 23
2.4.2 Objek Pajak dan Pengecualian Objek Pajak ………... 26 2.4.3 Penghasilan Kena Pajak dan Penghasilan Tidak kena Pajak ... 30
2.4.4 Cara Menghitung Besarnya Penghasilan Kena Pajak ... 32
2.5 Sistem Pembayaran dan Pelaporan Pajak Penghasilan serta Sanksinya ... 33
2.5.1 Sistem Pembayaran Pajak Penghasilan ... 34
2.5.2 Pelaporan Pajak Penghasilan ... 35
2.5.3 Sanksi ... 36
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 41
3.1 Objek Penelitian ... 41
3.2 Metode Penelitian ... 41
3.2.1 Metode yang Digunakan ... 41
3.2.2 Populasi dan Metode Penarikan Sampel ... 41
(4)
Universitas Kristen Maranatha
iv
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.2.5 Teknik Pengujian Data ... 45
3.2.5.1 Uji Validitas ... 45
3.2.5.2 Uji Reliabilitas ... 47
3.2.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 48
3.2.6.1 Teknik Pengolahan Data ... 48
3.2.6.2 Teknik Analisis Data ... 49
3.2.7 Pengujian Hipotesis ... 51
3.2.7.1 Penetapan Hipotesis ... 52
3.2.7.2 Pemilihan Tes Statistik dan Pengujian Hasil Tes Statistik ... 52
3.2.7.3 Penetapan Tingkat Signifikansi ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 55
4.1 Gambaran Umum KPP Pratama Bandung Tegallega ... 55
4.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Tegallega ... 55
4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega ... 58
4.1.3 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Tegallega dan Uraian Tugas ... 59
4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 63
(5)
Universitas Kristen Maranatha
v
4.2.2 Uji Reliabilitas ... 65
4.3 Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Terhadap Pelaksanaan Sistem Self Assessment ... 66
4.3.1 Koefisien Korelasi ……… 66
4.3.2 Model Regresi ………... 68
4.3.3 Uji Hipotesis ………... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 72
5.1 Kesimpulan ... 72
5.2 Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(6)
Universitas Kristen Maranatha
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1-1 Penerimaan Perpajakan Tahun 2004 – 2007... 2
Tabel 2-1 Tarif Pajak Penghasilan WP OP berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 ... 34
Tabel 2-2 Waktu Pembayaran dan Pelaporan Pajak Penghasilan ... 35
Tabel 2-3 Batas Waktu Kewajiban Perpajakan wajib Pajak ... 40
Tabel 3-1 Operasionalisasi Varibel ... 45
Tabel 3-2 Skor Metode Likert ... 52
Tabel 3-3 Tanggapan Responden Mengenai Persepsi Wajib Pajak Terhadap Pelaksaan Sistem Self Assessment ... 53
Tabel 3-4 Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 53
Tabel 3-5 Interprestasi Nilai β ... 54
Tabel 4-1 Hasil Uji Data Validitas Instrumen Variabel X ... 67
Tabel 4-2 Hasil Uji Data Validitas Instrumen Variabel Y ... 68
(7)
Universitas Kristen Maranatha
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran (1) ... 11 Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran (2) ... 12 Gambar 4-1 Struktur Organisasi KPP Pratama ... 66
(8)
(9)
Lampiran 1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Dengan Menggunakan SPSS
Output Persepsi Wajib Pajak (X)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. VAR00001 4.2000 .8330 50.0 2. VAR00002 4.4600 .5035 50.0 3. VAR00003 3.0800 1.3068 50.0 4. VAR00004 3.9400 .7117 50.0 5. VAR00005 2.9800 1.0784 50.0 6. VAR00006 3.9600 .9889 50.0 7. VAR00007 3.7600 1.0606 50.0 8. VAR00008 4.2400 .9381 50.0 9. VAR00009 3.1600 1.1843 50.0 10. VAR00010 3.7800 .7365 50.0
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Squared Alpha
if Item if Item Total Multiple if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 33.3600 21.8678 .5312 .3507 .6847
VAR00002 33.1000 24.7041 .3482 .2865 .7152
VAR00003 34.4800 19.7649 .4499 .3525 .6956
VAR00004 33.6200 23.7098 .3584 .3524 .7100
VAR00005 34.5800 22.0853 .3406 .2797 .7129
VAR00006 33.6000 21.7959 .4252 .4720 .6979
VAR00007 33.8000 20.8980 .4824 .3554 .6875
VAR00008 33.3200 21.9363 .4420 .3148 .6956
VAR00009 34.4000 23.2653 .1779 .2845 .7454
VAR00010 33.7800 22.8282 .4731 .3164 .6958
(10)
Reliability Coefficients 10 items
Alpha = .7261 Standardized item alpha = .7463
Ouput Pelaksanaan Self Assessment System (Y)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. VAR00001 3.9600 .9889 50.0 2. VAR00002 2.6200 .9234 50.0 3. VAR00003 3.8000 .8806 50.0 4. VAR00004 2.6600 .9607 50.0 5. VAR00005 3.6400 1.0053 50.0 6. VAR00006 3.8800 .8953 50.0 7. VAR00007 3.9400 .9564 50.0 8. VAR00008 4.2200 .6481 50.0 9. VAR00009 3.8800 .7730 50.0 10. VAR00010 3.8000 .8330 50.0 11. VAR00011 4.0800 .7239 50.0 12. VAR00012 3.8000 .8330 50.0 13. VAR00013 3.9800 .7951 50.0 14. VAR00014 4.0800 .6952 50.0 15. VAR00015 3.9400 .8430 50.0 16. VAR00016 4.0400 .6047 50.0 17. VAR00017 3.0600 .9775 50.0 18. VAR00018 3.6600 .8947 50.0 19. VAR00019 4.2400 .4314 50.0 20. VAR00020 4.2000 .4518 50.0 21. VAR00021 3.5000 .9313 50.0 22. VAR00022 4.1000 .7890 50.0 23. VAR00023 3.8600 .8084 50.0 24. VAR00024 2.3200 .7126 50.0 25. VAR00025 2.8800 .8722 50.0 26. VAR00026 3.3800 1.0859 50.0
(11)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Squared Alpha
if Item if Item Total Multiple if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 91.5600 80.7412 .5009 .6834 .8206
VAR00002 92.9000 85.3163 .2611 .6497 .8309
VAR00003 91.7200 84.6955 .3178 .5216 .8284
VAR00004 92.8600 90.4086 -.0388 .6549 .8436
VAR00005 91.8800 79.8220 .5450 .7981 .8185
VAR00006 91.6400 83.5004 .3862 .7513 .8257
VAR00007 91.5800 80.4935 .5369 .8588 .8191
VAR00008 91.3000 81.6429 .7308 .8372 .8159
VAR00009 91.6400 84.4392 .3931 .8113 .8256
VAR00010 91.7200 80.6547 .6198 .7315 .8167
VAR00011 91.4400 85.0269 .3798 .7426 .8262
VAR00012 91.7200 84.6139 .3468 .6411 .8272
VAR00013 91.5400 88.6616 .0887 .5232 .8363
VAR00014 91.4400 84.9861 .4020 .6650 .8256
VAR00015 91.5800 87.1873 .1730 .5918 .8337
VAR00016 91.4800 83.6424 .5979 .8529 .8206
VAR00017 92.4600 84.9882 .2596 .7084 .8314
VAR00018 91.8600 85.8371 .2404 .3852 .8316
VAR00019 91.2800 85.3078 .6435 .8834 .8228
VAR00020 91.3200 85.2016 .6255 .8618 .8227
VAR00021 92.0200 85.6935 .2355 .4864 .8320
(12)
VAR00022 91.4200 84.9833 .3449 .6411 .8273
VAR00023 91.6600 86.4331 .2352 .6109 .8312
VAR00024 93.2000 86.9388 .2390 .5091 .8307
VAR00025 92.6400 83.1739 .4203 .6225 .8243
VAR00026 92.1400 78.6535 .5602 .5634 .8174
Reliability Coefficients 26 items
(13)
Lampiran 2 Uji Regresi Dengan Menggunakan SPSS Output Regresi
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N SAS 95.52 9.520 50 PERSEPSI 38.02 4.901 50
Correlations
SAS PERSEPSI
Pearson Correlation SAS 1.000 .616 PERSEPSI .616 1.000 Sig. (1-tailed) SAS . .000 PERSEPSI .000 .
N SAS 50 50
PERSEPSI 50 50
Variables Entered/Removed(b)
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 PERSEPSI(
a) . Enter a All requested variables entered.
b Dependent Variable: SAS
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .616(a) .379 .366 7.579 a Predictors: (Constant), PERSEPSI
(14)
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1683.121 1 1683.121 29.300 .000(a)
Residual 2757.359 48 57.445
Total 4440.480 49
a Predictors: (Constant), PERSEPSI b Dependent Variable: SAS
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 50.054 8.468 5.911 .000 PERSEPSI 1.196 .221 .616 5.413 .000 a Dependent Variable: SAS
(15)
Normal P-P Plot of Regression Stand
Dependent Variable: SAS
Observed Cum Prob
1.00 .75 .50 .25 0.00 1.00 .75 .50 .25 0.00 32 44 18 33 11 38 20 19 13 40 49 17 9 14 39 28 12 36 4 35 16 43 1 23 26 31 47 48 24 2 10 7 3 15 42 8 50 5 25 41 45 46 34 37 21 22 29 30
(16)
Scatterplot
Dependent Variable: SAS
Regression Standardized Predicted Value
2 1 0 -1 -2 -3 3 2 1 0 -1 -2 -3 50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
(17)
Scatterplot
Dependent Variable: SAS
SAS 120 110 100 90 80 70 2 1 0 -1 -2 -3 50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
(18)
Lampiran 3
DATA PERHITUNGAN REGRESI KORELASI
No X1 Y1 X12 Y12 X1Y1
1 31 87 961 7.569 2.697
2 35 90 1.225 8.100 3.150 3 35 89 1.225 7.921 3.115
4 31 88 961 7.744 2.728
5 34 85 1156 7.225 2.890
6 39 113 1.521 12.769 4.407
7 31 85 961 7.225 2635
8 39 92 1.521 8.464 3.588
9 31 89 961 7.921 2.759
10 41 97 1.681 9.409 3.977 11 46 113 2.116 12.769 5.198 12 41 100 1.681 10.000 4.100 13 42 107 1.764 11.449 4.494 14 43 103 1.849 10.609 4.429 15 43 97 1.849 9.409 4.171 16 39 97 1.521 9.409 3.783 17 40 100 1.600 10.000 4.000
(19)
19 46 112 2.116 12.544 5.152 20 44 110 1.936 12.100 4.840 21 43 90 1.849 8.100 3.870 22 35 80 1.225 6.400 2.800 23 26 81 676 6.561 2.106 24 34 89 1.156 7.921 3.026 25 36 87 1.296 7.569 3.132 26 42 100 1.764 10.000 4.200
27 34 111 1156 12321 3774
28 41 100 1.681 10.000 4.100 29 42 86 1.764 7.396 3.612 30 44 87 1936 7569 3828 31 37 94 1369 8.836 3.478 32 30 99 900 9801 2.970 33 47 115 2.209 13.225 5.405 34 42 91 1.764 8.281 3.822 35 39 97 1.521 9.409 3.783 36 36 94 1.296 8.836 3.384 37 38 86 1.444 7.396 3.268 38 37 102 1.369 10.404 3.774 39 34 92 1.156 8.464 3.128
(20)
40 34 97 1.156 9.409 3.298 41 40 91 1.600 8.281 3.640 42 33 85 1.089 7.225 2.805 43 35 92 1.225 8.464 3.220 44 36 104 1.296 10.816 3.744 45 30 79 900 6.241 2.370 46 40 89 1.600 7.921 3.560 47 41 98 1.681 9.604 4.018 48 36 92 1.296 8.464 3.312 49 43 107 1.849 11.449 4.601 50 40 93 1.600 8.649 3.720 Total 1.901 4.776 73.453 460.664 182.991
(21)
Lampiran 4
Jawaban 50 Orang Respoden Tentang Persepsi Wajib Pajak (X)
Nomor Jawaban Responden untuk Pernyataan Nomor:
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
1 4 5 2 2 4 3 2 4 2 3 31
2 2 5 2 2 4 4 4 5 4 3 35
3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 35
4 4 2 2 2 4 4 2 4 3 4 31
5 4 4 3 3 4 4 2 4 2 4 34
6 4 5 3 2 5 5 5 3 2 5 39
7 3 4 4 2 3 2 4 3 3 3 31
8 4 5 2 5 3 4 4 5 3 4 39
9 4 4 2 2 4 4 2 4 2 3 31
10 5 5 2 4 3 2 5 5 5 5 41
11 5 4 5 4 5 5 3 5 5 5 46
12 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 41
13 5 5 3 2 4 4 5 5 5 4 42
14 5 5 4 3 4 5 5 4 4 4 43
15 4 5 2 4 5 5 4 5 4 5 43
(22)
17 5 5 2 5 4 5 4 4 2 4 40
18 5 5 3 5 5 5 5 5 2 5 45
19 5 5 4 2 5 5 5 5 5 5 46
20 5 5 5 5 4 5 5 5 2 3 44
21 4 5 3 4 4 5 5 5 3 5 43
22 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 35
23 2 5 3 2 3 2 2 2 2 3 26
24 4 4 3 2 4 4 3 4 3 3 34
25 4 4 3 2 4 5 4 4 3 3 36
26 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 42
27 4 4 3 2 4 4 3 4 2 4 34
28 3 5 5 2 5 5 5 5 2 4 41
29 5 5 2 5 5 4 5 5 3 3 42
30 5 5 5 5 4 5 3 5 2 5 44
31 3 4 5 4 3 3 4 5 3 3 37
32 3 2 2 2 4 3 4 4 2 4 30
33 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 47
34 5 4 2 4 5 5 5 5 4 3 42
35 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 39
36 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 36
(23)
38 4 5 3 4 4 3 2 5 4 3 37
39 5 5 3 2 4 4 2 2 4 3 34
40 5 4 3 3 4 2 3 4 3 3 34
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
42 4 4 2 4 4 2 2 4 4 3 33
43 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 35
44 5 5 4 2 2 4 4 4 2 4 36
45 4 4 2 3 2 2 3 4 3 3 30
46 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 40
47 5 5 5 3 4 5 5 2 4 3 41
48 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 36
49 5 5 4 3 4 4 5 5 5 3 43
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
(24)
Lampiran 6 Kuesioner Wajib Pajak
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Wajib Pajak : ... (boleh tidak diisi) Jenis Usaha/Pekerjaan : ...
Dagang, sebutkan : ... Jasa, sebutkan : ... Lain-lain, sebutkan : ...
PETUNJUK:
Pilih salah satu jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai dengan persepsi Bapak/Ibu tentang Self Assessment System Pajak Penghasilan dengan cara memberi tanda silang (√) pada jawaban yang dipilih.
PILIHLAH JAWABAN
A = Sangat Setuju (SS)
B = Setuju (S)
C = Ragu-ragu (RG)
D = Tidak Setuju (TS) E = Sangat Tidak Setuju (STS)
(25)
B. PERTANYAAN UMUM
No Pertanyaan SS S RG TS STS
1 Pada sistem self assessment tanggung jawab atas pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakan terletak pada Wajib Pajak itu sendiri.
2 Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau badan meliputi pemungutan dan pemotongan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan UU Perpajakan..
3 Orang asing yang tinggal di Indonesia adalah Wajib Pajak luar negeri.
4 Penghasilan yang tidak halal bukan merupakan tambahan kemampuan ekonomis yang dikenai pajak penghasilan.
5 Penghasilan Kena Pajak (PKP) adalah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya-biaya yang diperkenankan menurut UU No. 28 Tahun 2008.
6 Objek pajak adalah penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan.
(26)
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan atau usaha bukan objek pajak.
8 Orang miskin tidak termasuk dalam subjek pajak karena memiliki Penghasilan dibawah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
9 Jumlah anggota keluarga sedarah dan semenda maksimal 3 (tiga) orang tidak mempengaruhi PTKP.
10 Tarif PPh Pasal 17 menurut UU No. 17 Tahun 2000 sama dengan tarif PPh Pasal 17 menurut UU No. 28 Tahun 2007, yaitu 5%, 10%, 15%, 25% dan 35%
C. PERTANYAAN KHUSUS
No Pertanyaan SS S RG TS STS
11 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) berfungsi sebagai tanda pengenal
12 NPWP usaha saya tetap berlaku walaupun usaha saya telah diitutup atau saya pindah ke luar negeri selamanya
(27)
sebagai pemberitahuan pajak usaha saya kepada negara.
14 SPT untuk usaha saya boleh ditandatangani oleh orang lain.
15 SPT usaha saya harus dilampiri daftar peredaran bruto, jika saya menggunakan norma perhitungan. 16 SPT usaha saya harus dilampiri laporan keuangan berupa neraca dan rugi-laba, jika saya menyelenggarakan pembukuan.
17 SPT Tahunan seharusnya saya laporkan 3 (tiga) bulan setelah Tahun Pajak berakhir.
18 SPT Masa seharusnya dilaporkan selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya, untuk menghindari sanksi.
19 PPh Pasal 29 seharusnya saya bayar 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak, untuk menghindari sanksi.
20 Potongan PPh Pasal 21 dikreditkan, mengurangi pajak yang terutang.
21 Jika penghasilan neto tetap saya diatas PTKP, maka saya akan menyetor Pajak Penghasilan
(28)
sebesar tarif yang berlaku.
22 Jika pada akhir tahun akumulasi setoran masa ditambah pungutan/potongan oleh pihak ketiga lebih besar dari pajak yang terutang, maka akan timbul kelebihan pembayaran pajak yang dapat diestimasi dan atau dikompensasikan dengan utang pajak lainnya.
23 Saya menyelenggarakan pembukuan agar saya dengan mudah menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP).
24 Sesuai dengan Pasal 28 UU No. 28 Tahun 2007, maka pembukuan saya sekurang-kurangnya terdiri atas catatan tentang harta, utang, modal, penghasilan dan biaya-biaya serta penjualan dan pembelian.
25 Jika peredaran bruto usaha saya kurang dari Rp 600.000.000,00 dalam setahun, maka saya boleh menghitung PKP dengan menggunakan norma perhitungan penghasilan netto.
26 Jika saya menyelenggarakan pencatatan lengkap, maka untuk menghitung PKP saya menggunakan
(29)
norma perhitungan penghasilan netto.
27 Jika saya tidak menyetor atas hal tersebut pada saat pemeriksaan, maka saya akan dikenai sanksi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah pajak yang terutang tersebut.
28 Jika usaha saya diperiksa oleh aparat pajak, maka saya akan mengijinkan pemeriksa tersebut untuk memasuki tempat atau ruangan saya.
29 Jika usaha saya diperiksa oleh aparat pajak, maka saya seharusnya memberikan keterangan dan penjelasan yang diperlukan.
30 Jika usaha saya diperiksa oleh aparat pajak, maka aparat pajak tersebut tidak dapat memaksa saya memperlihatkan pencatatan dan pembukuan saya. 31 Jika SPT Tahunan yang telah mendapat perpanjangan waktu dari fiskus saya laporkan lewat dari 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak, maka saya akan dikenai sanksi.
32 Jika SPT yang telah saya laporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) ada kekeliruan/kesalahan,
(30)
kekeliruan/kesalahan tersebut melalui SPT pembetulan.
33 Saya dapat melaporkan ke KPP untuk melakukan penundaan pembayaran pajak usaha saya.
34 Jika terdapat kelebihan pembayaran pajak,
maka kelebihan tersebut akan beralih menjadi hak negara.
35 Jika ada ketetapan dan keputusan oleh fiskus, maka ketetapan dan keputuan tersebut tidak dapat diganggu gugat.
36 Jika saya tidak menyampaikan SPT Masa, maka saya akan dikenai denda sebesar Rp 100.000,00.
(31)
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi, naiknya harga barang-barang dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serta turunnya daya beli masyarakat telah menjadi masalah yang sangat rumit yang harus diselesaikan oleh pemerintah.
Untuk tetap dapat bertahan dan memperbaiki kondisi ekonomi, pemerintah harus mengupayakan semua potensi penerimaan yang ada. Pada saat ini tengah digali berbagai macam potensi untuk meningkatkan penerimaan negara, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun seiring dengan berkembangnya kemampuan analisis para praktisi ekonomi yang menyatakan bahwa jika kita hanya mengandalkan pinjaman dari luar negeri sebagai salah satu sumber penerimaan negara maka akan menjadi bumerang bagi pemerintah sendiri dikemudian hari. Dengan demikian maka sumber penerimaan negara dari pinjaman luar negeri lebih baik dikurangi. Berdasarkan hal tersebut maka Indonesia akan berusaha untuk lebih meningkatkan sumber penerimaan negara dari dalam negeri, dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara.
(32)
2
Universitas Kristen Maranatha
Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai tulang punggung negara. Pajak sebagai sumber utama bagi penerimaan negara yang berasal dari dalam negeri merupakan sumber utama pembiayaan untuk pembangunan nasional. Karena itu sistem perpajakan di Indonesia terus ditingkatkan seiring dengan semakin pesatnya pembangunan nasional di segala bidang. Sesuai dengan data penerimaan KPP Pratama Bandung Tegallega selama 4 (empat) tahun terakhir penerimaan pajak terus mengalami penurunan/peningkatan. Hal tersebut seperti yang diperlihatkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1-1
Penerimaan Perpajakan Tahun 2004 – 2007
Tahun PPh
PPN dan PPnBM
Pajak Lain dan PIB
Jumlah
Anggaran PPh Non Migas PPh Migas Pajak
2004 232.328.718.027 203.720.570 169.630.024.555 1.170.197.654 403.332.660.806 2005 204.265.045.887 660.096.182 88.966.489.718 591.499.224 286.483.131.011 2006 207.141.171.998 1.119.836.627 136.907.588.240 1.080.581.038 346.249.167.883 2007 183.167.900.513 331.846.731 92.636.581.152 151.775.234 276.288.103.650
Sumber: KPP Pratama Bandung Tegallega
Sejalan dengan pelaksanaan pembangunan nasional yang terus berkembang dengan pesat dalam bidang perekonomian, termasuk dengan perkembangan bentuk-bentuk dan praktek penyelenggaraan kegiatan usaha yang sangat kompleks sehingga belum sepenuhnya tercakup ke dalam Undang-undang Perpajakan Tahun 1983, oleh karena itu untuk menampung permasalahan yang belum terdapat dalam Undang-undang Perpajakan Tahun 1983 sebelumnya maka Ketentuan Umum dan Tata Cara
(33)
3
Universitas Kristen Maranatha
Perpajakan (KUP) ini telah beberapa kali mengalami penyempurnaan yaitu melalui Undang-undang Perpajakan No.17 Tahun 2000 kemudian Undang-undang No.28 Tahun 2007. Dengan demikian dengan adanya penyempurnaan ini diharapkan dapat sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman baik dari segi ekonomi dan sebagainya dimana sangat berpengaruh terhadap suksesnya pemerintah dalam mengelola perpajakan dan sekaligus memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat Wajib Pajak.
Pada sistem perpajakan yang baru ini, Wajib Pajak diberi kepercayaan dan tanggungjawab dalam menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutangnya. Hal ini dikenal dengan istilah sistem self assessment. Adapun pilar dari sistem perpajakan yang baru ini adalah berdasarkan sistem self assessment dimana diharapkan adanya suatu sistem pembukuan yang benar dan lengkap, serta itikad baik dari Wajib Pajak yang merupakan syarat utamanya. Oleh karena itu keberhasilan Dirjen Pajak dalam melaksanakan pemungutan pajak antara lain sangat ditentukan oleh kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajibannya, yakni menghitung, memperhitungkan, membayar serta melaporkan sendiri pajak terutangnya melalui SPT.
Perbedaan prinsip antara sistem yang ada sebelum dan sesudah reformasi perpajakan adalah diubahnya sistem official assessment menjadi sistem self
assessment. Sistem self assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang Wajib Pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan Undang-undang Perpajakan yang berlaku. Dengan kondisi yang demikian, maka diharapkan agar Wajib Pajak harus
(34)
4
Universitas Kristen Maranatha
berperan aktif dalam melaksanakan sistem self assessment ini, mulai dari Wajib Pajak mendaftarkan diri, menetapkan dan membayar pajak serta melaporkannya dalam SPT, baik SPT Masa maupun SPT Tahunan.
Dengan berlakunya sistem self assessment ini Wajib Pajak diharapkan/dituntut untuk memahami berbagai aturan tentang perpajakan di Indonesia mulai dari Undang-undang Perpajakan, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan-Keputusan Direktur Jenderal Pajak dan ketentuan lainnya dari pemerintah yang berhubungan dengan kewajiban pajak dari Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya kepada negara.
Dalam penelitian ini, persepsi Wajib Pajak mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan dalam hal pelaksanaan sistem self assessment menjadi isu yang menarik untuk dibahas lebih lanjut karena mengingat pajak penghasilan merupakan potensi penerimaan yang sangat besar bagi negara. Dengan adanya tax reform yang telah diberlakukan maka untuk mengetahui keefektifannya baik bagi Wajib Pajak terutama bagi penerimaan negara maka penulis mencoba melakukan suatu penelitian mengenai pengaruh persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi tentang Undang-undang Pajak Penghasilan serta pelaksanaan sistem self assessment pada KPP Pratama Bandung Tegallega.
Penelitian ini sebelumnya pernah dilakukan dengan judul yang sama dan penulis tertarik kembali untuk membahasnya karena berdasarkan hasil survei awal peneliti di KPP Pratama Bandung Tegallega ternyata persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan terhadap pelaksanaan sistem
(35)
5
Universitas Kristen Maranatha self assessment Pajak Penghasilan cukup tinggi dan memiliki hubungan yang positif.
Dengan demikian, setiap individu berusaha untuk memahami dan melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melihat seberapa besar pengaruh persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap sistem self assessment yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul:
“PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM PAJAK PENGHASILAN.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uaraian diatas, masalah yang dapat penulis identifikasikan adalah sebagai berikut:
1. Berapa besar tingkat hubungan antara persepsi Wajib Pajak mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan dengan tingkat pelaksanaan sistem self
assessment Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak.
2. Berapa besar pengaruh persepsi Wajib Pajak mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan terhadap pelaksanaan sistem self assessment bagi Wajib Pajak.
1.3 Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan masalah-masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
(36)
6
Universitas Kristen Maranatha
1. Untuk mengetahui besarnya tingkat hubungan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan dengan pelaksanaan sistem self assessment.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan terhadap pelaksanaan sistem self
assessment.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti, yaitu untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai Pajak Penghasilan sekaligus memahami praktek perpajakan khususnya pelaksanaan sistem self assessment.
2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak, yaitu sebagai bahan masukan yang konkrit dan aktual untuk dapat dijadikan sebagai acuan strategi dalam menyusun sistem perpajakan di Indonesia.
3. Bagi Pihak Lain yaitu sebagai sumber rujukan untuk melakukan penelitian sebelumnya.
(37)
7
Universitas Kristen Maranatha
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran
Adapun beberapa hal yang mendasari penelitian ini antara lain, seperti yang di defenisikan oleh Stephen Robbins (2006 : 170) adalah sebagai berikut:
“Persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk mengorganisasi dan menafsirkan kesan indera mereka untuk memberi makna kepada lingkungan mereka.”
Defenisi ini mengarah kepada Wajib Pajak Orang Pribadi atau badan dimana sebagai individu yang mempunyai suatu persepsi.
Menurut Siti Resmi (2007:60) pengertian dari Pajak Penghasilan yaitu:
“Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak.”
Menurut Pasal 1 Undang-undang No.28 Tahun 2008 tentang perubahan ketiga Undang-undang Republik Indonesia No.6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan bahwa yang dimaksud dengan Wajib Pajak (tax prayer) adalah sebagai berikut:
“Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”
Sedangkan pengertian Wajib Pajak (tax prayer) menurut penjelasan pasal 2 ayat 1 Undang-undang Republik Indonesia No.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:
(38)
8
Universitas Kristen Maranatha
“Wajib Pajak Orang pribadi atau badan adalah yang telah memenuhi kewajiban subjektif atau objektif.”
Kemudian pengertian dari objek pajak dari Pajak Penghasilan menurut Pasal 4 ayat 1 Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2007 tentang Pajak Penghasilan adalah:
“Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.”
Salah satu kewajiban bagi Wajib Pajak di Indonesia adalah melaksanakan pembukuan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku menurut Pasal 1 Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan bahwa:
“Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.”
Fiskus dalam menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan selalu berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dalam hal ini mengacu kepada Undang-undang Perpajakan No.28 Tahun 2007 sebagai penyempurnaan dari Undang-undang. Sedangkan Wajib Pajak selalu berpedoman kepada prinsip Standar Akuntansi Keuangan/PSAK. Dengan demikian, akan
(39)
9
Universitas Kristen Maranatha
mengakibatkan hasil akhir yang berbeda atas penetapan Penghasilan Kena Pajak (PKP) Wajib Pajak Orang Pribadi. Untuk itu diperlukan koreksi fiskal untuk memperoleh laporan keuangan fiskal.
Semua Wajib Pajak berdasarkan sistem self assessment wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak dan dicatatat sebagai Wajib Pajak dan sekaligus untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dimana sesuai dengan Pasal 2 Undang-undang Perpajakan No. 28 Tahun 2007, yaitu:
”Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi temapat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.”
Selanjutnya berdasarkan Undang-undang Perpajakan No.28 Tahun 2007, bahwa setiap Wajib Pajak melaporkan sendiri pajak terutangnya dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) yang telah disediakan oleh Direktur Jenderal Pajak di tempat yang telah ditetapkan yang harus diambil sendiri oleh Wajib Pajak. Sementara batas waktu penyampaian SPTnya juga berdasarkan Undang-undang Perpajakan No.28 Tahun 2007 Pasal 3 ayat 3, yaitu:
(a) Untuk SPT Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Tahun Pajak. (b) Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi, paling
lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak; atau
(c) Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.
(40)
10
Universitas Kristen Maranatha
Melalui sistem self assessment yang telah berlaku, diharapkan agar setiap Wajib Pajak dapat mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, jelas dan lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan berdasarkan Ketentuan Peraturan Perpajakan Perundang-undangan yang berlaku. Apabila Wajib Pajak tidak benar dalam pengisiannya yang mengakibatkan pajak yang terutang kurang dibayar, maka akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Perundang-undangan Perpajakan. Hal ini diatur dalam Pasal 4 ayat 1 Undang-undang No.28 Tahun 2007, yaitu sebagai berikut:
”Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, jelas dan menandatanganinya.”
Berdasarkan konsep yang telah diuraikan, maka tingkat persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi sangatlah memegang peranan yang sangat penting dalam hal pelaksanaan sistem self assessment. Untuk itu pemerintah terus mengupayakan agar Wajib Pajak memahami kewajiban perpajakannya terhadap negara dan mau melaksanakannya serta mematuhinya dengan itikad baik
(41)
11
Universitas Kristen Maranatha
Bagan Kerangka Pemikiran (1)
Harus sesuai dengan UU berlaku serta tata cara pelaksanannya
Perkembangan Undang-undang PPh serta Tata Cara Pelaksanaannya
Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi
Pelaksanaan sistem self
assessment
Peningkatan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan penerimaan pajak negara
(42)
12
Universitas Kristen Maranatha
Bagan Kerangka Pemikiran (2)
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah di uraikan sebelumnya,maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sistem Self Assessment
Sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada Wajib Pajak untuk melaksanakan sistem
self assessment
Sendiri
Pajak Terutang Menghitung
Melaporkan Memperhitungkan Membayar/menyetor
Pajak Terutang Kredit Pajak
SPT SSP
(43)
13
Universitas Kristen Maranatha
1. Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai Undang-undang memiliki hubungan yang signifikan dengan pelaksanaan sistem self assessment.
2. Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan sistem
self asssessment.
1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Metode yang Digunakan
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis dimana menggunakan pendekatan survei. Definisi deskriptif menurut Moh. Nasir (1999 : 63) dalam buku metode penelitian menyatakan bahwa :
”Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa mendatang.”
Metode deskriptif analitis juga, yaitu metode yang berusaha untuk mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data sehingga dapat menarik gambaran yang jelas mengenai objek yang akan diteliti dan menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Selanjutnya metode analisis dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik yang relevan untuk menguji hipotesis yang timbul dari fenomena yang ada.
Metode statistik yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan koefisien korelasi Rank Spearman karena penggunaan teknik pengujian ini merupakan asosiasi yang mengharuskan kedua variabel diukur sekurang-kurangnya dengan skala ordinal.
(44)
14
Universitas Kristen Maranatha
Hal tersebut memungkinkan objek-objek atau individu-individu yang dipelajari dapat dirangking dalam dua rangkaian berturut-turut.
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan penulis adalah sumber data primer maupun data sekunder. Menurut Sugiyono (2004 : 129) defenisi data primer dan data sekunder yaitu:
“Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tanpa melalui media perantara).” Sedangkan
“Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.” Sementara teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner (angket) yang sifatnya tertutup kepada responden yang terpilih. Menurut Sugiyono (2004 : 129) defenisi kuesioner sebagai berikut:
“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”
1.6.3 Operasionalisasi Variabel
Di dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel utama, dimana salah satunya adalah menggunakan variabel dependen dan yang lainnya adalah variabel independen . Adapun variabel-variabel tersebut digunakan sebagai berikut:
(45)
15
Universitas Kristen Maranatha
Variabel bebas adalah suatu variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat. Adapun variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi Wajib
Pajak Orang. Kemudian yang menjadi indikatornya adalah Undang-undang
Pajak Penghasilan Nomor 28 Tahun 2007. 2. Variabel Terikat (Y)/Dependent Variabel
Selanjutnya yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan Self Assessmnet System Pajak Penghasilan, dimana yang
menjadi indikatornya adalah Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 28 Tahun 2007.
1.7 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta No.216. Penelitian dilakukan pada awal bulan Mei 2008 sampai selesai.
(46)
72
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Besarnya hubungan antara persepsi Wajib Pajak mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan dengan tingkat pelaksanaan sistem self assessment Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak adalah memiliki hubungan positif yaitu sebesar 0,616. Hal ini berarti persepsi Wajib Pajak terhadap pelaksanaan sistem self assessment termasuk kategori cukup tinggi. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa setiap individu berusaha untuk memahami dan melaksanakan kewajiban perpajakannnya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
2. Besarnya pengaruh persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan terhadap pelaksanaan sistem self assessment Pajak Penghasilan adalah sebesar 37,95 %. Nilai ini menjelaskan bahwa perubahan pada pelaksanaan sistem self assessment sebesar 37,95 % disebabkan oleh persepsi Wajib Pajak akan peraturan Pajak Penghasilan yang berlaku. Dengan demikian, semakin baik persepsi Wajib Pajak maka pelaksanaan sistem self assessment semakin tinggi atau sebaliknya jika persepsi Wajib Pajak tidak baik maka pelaksanaan sistem self assessment akan semakin menurun.
(47)
73
Universitas Kristen Maranatha
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran: 1. Mengenai tingkat pelaksanaan sistem self assessment bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi agar supaya dapat terus ditingkatkan kuantitas maupun kualitasnya. Dalam hal ini misalnya adalah dengan adanya penyesuaian tarif pajak, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), dan peraturan Undang-undangan lainnya yang sejalan dengan perkembangan perekonomian bangsa.
2. Dengan kuatnya, hubungan antara persepsi Wajib Pajak mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan dengan pelaksanaan sistem self assessment, maka perlu adanya dorongan dari pemerintah kepada Wajib Pajak untuk melaksanakan sistem ini. Selain itu pelayanan pajak hendaknya ditingkatkan dalam melayani masyarakat sehingga Wajib Pajak merasakan adanya suatu penghargaan kepada dirinya sehingga ia akan selalu memenuhi kewajibannya kepada negara.
3. Dalam hal mewujudkan misi pemerintah, maka perlu kiranya suatu upaya untuk meningkatkan persepsi Wajib Pajak dalam hal menyadari atau memahami kewajiban perpajakannya dengan meyakinkan masyarakat sebagai Wajib Pajak bahawa pajak ditujukan untuk pembangunan negara. Dalam kenyataanya bahwa pajak dijadikan sebagi anggaran dalam membangun jalan-jalan umum maupun sarana dan prasarana lainnya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan keamanan negara.
(48)
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Ekonomi Maranatha. 2001. Modul Pratika Statistika 2, Bandung.
Sugiyono. 2002. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Keempat, CV Alfabeta, Bandung
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Keenam, CV Alfabeta, Bandung.
Waluyo. 2005. Perpajakan Indonesia, Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta.
Mardiasmo. 2006. Perpajakan, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta.
Robbins Stephen. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh, PT Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta
Rsmi Siti. 2007. Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
(1)
13
Universitas Kristen Maranatha 1. Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai Undang-undang memiliki
hubungan yang signifikan dengan pelaksanaan sistem self assessment.
2. Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan sistem self asssessment.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode yang Digunakan
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis dimana menggunakan pendekatan survei. Definisi deskriptif menurut Moh. Nasir (1999 : 63) dalam buku metode penelitian menyatakan bahwa :
”Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa mendatang.”
Metode deskriptif analitis juga, yaitu metode yang berusaha untuk mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data sehingga dapat menarik gambaran yang jelas mengenai objek yang akan diteliti dan menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Selanjutnya metode analisis dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik yang relevan untuk menguji hipotesis yang timbul dari fenomena yang ada.
Metode statistik yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan koefisien korelasi Rank Spearman karena penggunaan teknik pengujian ini merupakan asosiasi yang mengharuskan kedua variabel diukur sekurang-kurangnya dengan skala ordinal.
(2)
14
Universitas Kristen Maranatha Hal tersebut memungkinkan objek-objek atau individu-individu yang dipelajari dapat dirangking dalam dua rangkaian berturut-turut.
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan penulis adalah sumber data primer maupun data sekunder. Menurut Sugiyono (2004 : 129) defenisi data primer dan data sekunder yaitu:
“Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tanpa melalui media perantara).” Sedangkan
“Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.” Sementara teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner (angket) yang sifatnya tertutup kepada responden yang terpilih. Menurut Sugiyono (2004 : 129) defenisi kuesioner sebagai berikut:
“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”
1.6.3 Operasionalisasi Variabel
Di dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel utama, dimana salah satunya adalah menggunakan variabel dependen dan yang lainnya adalah variabel independen . Adapun variabel-variabel tersebut digunakan sebagai berikut:
(3)
15
Universitas Kristen Maranatha Variabel bebas adalah suatu variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat. Adapun variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi Wajib Pajak Orang. Kemudian yang menjadi indikatornya adalah Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 28 Tahun 2007.
2. Variabel Terikat (Y)/Dependent Variabel
Selanjutnya yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Self Assessmnet System Pajak Penghasilan, dimana yang menjadi indikatornya adalah Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 28 Tahun 2007.
1.7 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta No.216. Penelitian dilakukan pada awal bulan Mei 2008 sampai selesai.
(4)
72
Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Besarnya hubungan antara persepsi Wajib Pajak mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan dengan tingkat pelaksanaan sistem self assessment Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak adalah memiliki hubungan positif yaitu sebesar 0,616. Hal ini berarti persepsi Wajib Pajak terhadap pelaksanaan sistem self assessment termasuk kategori cukup tinggi. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa setiap individu berusaha untuk memahami dan melaksanakan kewajiban perpajakannnya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
2. Besarnya pengaruh persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan terhadap pelaksanaan sistem self assessment Pajak Penghasilan adalah sebesar 37,95 %. Nilai ini menjelaskan bahwa perubahan pada pelaksanaan sistem self assessment sebesar 37,95 % disebabkan oleh persepsi Wajib Pajak akan peraturan Pajak Penghasilan yang berlaku. Dengan demikian, semakin baik persepsi Wajib Pajak maka pelaksanaan sistem self assessment semakin tinggi atau sebaliknya jika persepsi Wajib Pajak tidak baik maka pelaksanaan sistem self assessment akan semakin menurun.
(5)
73
Universitas Kristen Maranatha
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran: 1. Mengenai tingkat pelaksanaan sistem self assessment bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi agar supaya dapat terus ditingkatkan kuantitas maupun kualitasnya. Dalam hal ini misalnya adalah dengan adanya penyesuaian tarif pajak, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), dan peraturan Undang-undangan lainnya yang sejalan dengan perkembangan perekonomian bangsa.
2. Dengan kuatnya, hubungan antara persepsi Wajib Pajak mengenai Undang-undang Pajak Penghasilan dengan pelaksanaan sistem self assessment, maka perlu adanya dorongan dari pemerintah kepada Wajib Pajak untuk melaksanakan sistem ini. Selain itu pelayanan pajak hendaknya ditingkatkan dalam melayani masyarakat sehingga Wajib Pajak merasakan adanya suatu penghargaan kepada dirinya sehingga ia akan selalu memenuhi kewajibannya kepada negara.
3. Dalam hal mewujudkan misi pemerintah, maka perlu kiranya suatu upaya untuk meningkatkan persepsi Wajib Pajak dalam hal menyadari atau memahami kewajiban perpajakannya dengan meyakinkan masyarakat sebagai Wajib Pajak bahawa pajak ditujukan untuk pembangunan negara. Dalam kenyataanya bahwa pajak dijadikan sebagi anggaran dalam membangun jalan-jalan umum maupun sarana dan prasarana lainnya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan keamanan negara.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Ekonomi Maranatha. 2001. Modul Pratika Statistika 2, Bandung.
Sugiyono. 2002. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Keempat, CV Alfabeta, Bandung
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Keenam, CV Alfabeta, Bandung.
Waluyo. 2005. Perpajakan Indonesia, Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta.
Mardiasmo. 2006. Perpajakan, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta.
Robbins Stephen. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh, PT Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta
Rsmi Siti. 2007. Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.