Optimasi komposisi emulgator span 60 dan tween 80 terhadap stabilitas fisik sediaan cold cream ekstrak etanol pelepah pisang Ambon Kuning (Musa paradisiaca .L).

(1)

INTISARI

Tanaman Pisang Ambon Kuning (Musa paradisiaca L.) memiliki khasiat sebagai antibakteri. Hal tersebut dikarenakan beberapa bagian tanaman, seperti pelepah dan batangnya mengandung isoflavon yang bertanggung jawab atas efek tersebut. Dalam beberapa penelitian dikatakan aktivitas antibakteri paling besar terkandung pada bagian pelepahnya. Pelepah Pisang tersebut mampu menghambat 95% rerata koloni dalam konsentrasi 6,25% pada bentuk ekstrak etanol. Oleh karena itu di bidang farmasi telah dilakukan pengembangan untuk memanfaatkan tumbuhan tersebut untuk diformulasikan menjadi sebuah sediaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi yang tepat dari Span 60 dan Tween 80 yang menghasilkan sifat fisik yang baik serta formulasi yang optimal dari sediaan cold cream (A/M) ekstrak etanol pelepah Pisang Ambon Kuning (Musa paradisiaca L.).

Penilitian ini termasuk dalam eksperimental murni yang menggunakan metode Simplex Lattice Design (SLD) dengan 2 faktor dimana faktor tersebut akan dilihat responnya berdasarkan uji-uji yang akan dilakukan seperti uji viskositas, uji daya sebar, dan uji pH menggunakan Design Expert® v.10. Faktor yang akan diteliti adalah emulgator Span 60 dan Tween 80 yang akan di komposisikan dalam 8 formula. Dengan komposisi emulgator yang telah di atur HLB-nya sesuai kebutuhan sediaan cold cream. Kemudian data dilihat normalitas dan variansinya menggunakan Shapiro Wick Test dan Levene Test. Kemudian setelah data normal dilanjutkan dengan uji T-Test taraf kepercayaan 95% menggunakan program R-Studio 3.2.5.

Hasil yang ditunjukan pada penelitian ini menunjukan adanya pengaruh Tween 80 dan Span 60 pada stabilitas fisik sediaan cold cream terutama pada viskositas, daya sebar, dan pH, serta mendapat formula yang optimal menggunakan metode SLD yang ditunjukan pada run 1 dan run 6.


(2)

ABSTRACT

According to the research that has been done by Hastari (2012), the plants of Banana Ambon can be used as an antibacterial. That is cause by some parts of plants, such as stem and trunk contain that isophlavon which responsible for the effect. Some research mention that the biggest antibacterial activity is contained in stem. Those have inhibitory 95% avarage of colony bacteria in 6,25% consentration of etanol extract. Therefore Pharmaceutical develop plants that is formulated to be a dosage form. The objective of this research is to learn the composition of emulsifier Tween 80 and Span 60 that produce good properties and optimal formulation of Cold Cream (W/O) with Banana Ambon stem etanol extract as active ingridient.

This research is pure experimental and use Simplex Lattice Design (SLD) method with 2 factors. The factors that will be learned are Tween 80 and Span 60 the responses of this research are Viscosity test, spread power test, pH test use Design Expert ® v.10. This research use Tween 80 and Span 60 as the factor that will be used in 8 formulas. HLB of emulsifier composition has been controlled follow HLB of cold cream. After that normality and variances of data has measured with Shapiro Wilk Test and Levene Test. If data is normal, then tabulation is continued with T-Test confidence interval 95%.

The result of this research shows that Tween 80 and Span 60 have effect for physical stability of Cold Cream, especially for viscosity, spread power and pH, also get the optimum formula with SLD that show on run 1 and run 6.


(3)

i

OPTIMASI KOMPOSISI EMULGATOR SPAN 60 DAN TWEEN 80

TERHADAP STABILITAS FISIK SEDIAANCOLD CREAM

EKSTRAK ETANOL PELEPAH PISANG AMBON KUNING (Musa paradisiacal L.)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh : Desiderius Rangga Gotaro

NIM : 128114067

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

(7)

v

Halaman persembahan

Do not pray for an easy life, pray for strength to endure a difficult once” ~Bruce Lee~

Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever” ~Mahatma Gandhi~

Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang

~R.A.Kartini~

Skripsi ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus

Papi dan Mami (Desiderius Widiaryatmo & Elisabeth Windyahrini S) Kedua saudara saya (Achellia Rota P & Scholastica Roga D)

Yesi Anggrahini

Kedua partner skripsi saya (Robertus Erwin S & Andrew Setyawan)

Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma


(8)

vi

Prakata

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan kasih setia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Optimasi Komposisi Emulgator Span 60 Dan Tween 80 Terhadap Stabilitas Fisik Sediaan cold cream Ekstrak Etanol Pelepah Pisang Ambon Kuning (Musa paradisiaca L.)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.).

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan berupa bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Achmad Fudholi, DEA,Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan saran dalam pengerjaan skripsi.

2. Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. & Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memeberikan saran dari ujian proposal sampai penyusunan skripsi.

3. Papi, Mami, dan kedua saudara saya yang selalu memberi doa & dukungan dalam studi dan pengerjaan skripsi saya.

4. Yesi yang selalu menemani, berdoa, dan memberi dukungan selama 5 tahun ini.

5. Erwin dan Andrew sebagai partner skripsi yang sudah mau bekerja dan bertukar pikiran bersama selama pengerjaan hingga skripsi selesai.

6. Pak Mus dan mas Agung sebagai laboran yang selalu mendampingi saat pengerjaan skripsi di laboratorium FTSF dan Farmasi Fisika.

7. Mbak Yus yang sudah mau memberikan pisang Ambon Kuning sebagai bahan penelitian.

8. Tomi yang bersedia kamar kosnya dijadikan rumah singgah kedua selama kuliah dan skripsi.

9. Teman-teman angkatan Farmasi 2012, yang selalu memberikan dukungan dan ucapan motivasi.


(9)

vii

10. Teman-teman alumni SMA N 8 Yogyakarta angkatan 2012, yang secara tidak langsung selalu memberikan motivasi dalam menjalankan pendidikan di perguruan tinggi.

Akhir kata penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat penulis memiliki keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapakan oleh penulis. Mohon maaf atas kata-kata yang kurang berkenan, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi perkembangan penelitian Farmasi Teknologi.


(10)

(11)

ix

Daftar isi

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING….………... ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. v

PRAKATA………... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… viii

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR TABEL……… xi

DAFTAR GAMBAR………... xii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiii

INTISARI………... xiv

ABSTRACT……… xv

1. PENDAHULUAN………...1

2. METODE PENELITIAN………... 3

2.1. Bahan Penelitian……… 3

2.2. Alat dan Instrumen Penelitian……….. 4

2.3. Prosedur Penelitian……… 4

2.3.1.Preparasi Bahan………... 4

2.3.2.Pembuatan Cold Cream ……….. 5

2.4. Pengujian Stabilitas Cold Cream ………... 7

2.5.Uji Daya Sebar Sediaan Cold Cream………. 7

2.6.Uji Viskositas Sediaan Cold Cream ………... 7

2.7. Uji pH Sediaan Cold Cream………... 8

2.8. Uji Organoleptis Sediaan Cold Cream………... 8

2.9. Uji Tipe Cold Cream……… 8


(12)

x

2.10.1. Penentuan Profil Sifat-Sifat Campuran……… 8

2.10.2. Pemilihan Formula Campuran Optimum………... 9

2.11. Analisis Statistik………... 9

3. HASIL dan PEMBAHASAN………. 10

3.1. Uji Viskositas………. 11

3.2. Uji Daya Sebar………... 14

3.3. Uji pH……… 17

3.4. Uji Organoleptis……… 19

3.5. Uji Tipe Cold Cream……….. 21

3.6. Penentuan Formula Optimum………... 22

KESIMPULAN……….. 24

DAFTAR PUSTAKA………. 25


(13)

xi

Daftar tabel

Hal.

Tabel 1. HLB Campuran dari formula 1-8……….. 5

Tabel 2. Formula Cold Cream Modifikasi (perbandingan Tween 80 & Span 60) 5 Tabel 3. Rentang Konsentrasi Emulgator……….... 5

Tabel 4. Formula Cold Cream (20 gram) dan Bahan……….………. 6

Tabel 5. Data Rata-rata Uji Viskositas Siklus 0……….………. 12

Tabel 6. Data Rata-rata Uji Viskositas Siklus 1-3……….……….. 13

Tabel 7. Nilai p-value Uji T-Test Viskositas……….………... 13

Tabel 8. Data Rata-Rata Uji Daya Sebar Siklus 0……….………. 14

Tabel 9. Data Rata-Rata Daya Sebar Siklus 1 – Siklus 3……… 15

Tabel 10. Data P-value Uji T-Test Daya Sebar…………...……….. 16

Tabel 11. Data Rata-Rata Uji pH siklus 0………. 17

Tabel 12. Data pH Siklus 1 – Siklus 3………..………. 18

Tabel 13. Data P-Value Uji T-Test pH………..………... 19

Tabel 14. Pemberian Nilai dan Bobot pada Respon…..……… 22

Tabel 15. Hasil Prediksi & Hasil Formula Optimum Untuk Formula 1 & Formula 6...…………... 23


(14)

xii

Daftar gambar

Hal.

Gambar 1. Model Plot Respon Viskositas……… 12

Gambar 2. Model Plot Respon Daya Sebar……….. 15

Gambar 3. Model Plot Respon pH………... 18


(15)

xiii

Daftar lampiran

Hal.

Lampiran 1. Gambar Uji Organoleptis Cold Cream setelah pembuatan... 28

Lampiran 2. Gambar Uji Organoleptis Cold Cream setelah penyimpanan (siklus 3)... 29

Lampiran 3. Gambar Uji Tipe Krim... 30

Lampiran 4. Data Penimbangan Formula Cold Cream (3 x replikasi)……... 33

Lampiran 5. Data Uji Viskositas Formula Cold Cream (siklus 0-3)………... 34

Lampiran 6. Data Uji Daya Sebar Formula Cold Cream (Siklus 0-3)………... 35

Lampiran 7. Data Uji pH Formula Cold Cream (siklus 0-3)………... 36

Lampiran 8. Uji Normalitas, Variansi, T-Test Formula 1………... 37

Lampiran 9. Uji Normalitas, Variansi, T-Test Formula 2………... 40

Lampiran 10. Uji Normalitas, Variansi, T-Test Formula 3………... 43

Lampiran 11. Uji Normalitas, Variansi, T-Test Formula 4………...46

Lampiran 12. Uji Normalitas, Variansi, T-Test Formlua 5………...49

Lampiran 13. Uji Normalitas, Variansi, T-Test Formula 6………...52

Lampiran 14. Uji Normalitas, Variansi, T-Test Formula 7………...55

Lampiran 15. Uji Normalitas, Variansi, T-Test Formula 8………...58

Lampiran 16. Formula dan analisis respon menggunakan Design Expert® v.10………... 61

Lampiran 17. Optimasi Respon dan Prediksi Formula Optimum Design Expert® v.10………... 63

Lampiran 18. MSDS Tween80……….... 66

Lampiran 19. MSDS Span 60………... 71

Lampiran 20. Surat Determinasi Tanaman Pisang Ambon Kuning………. 76


(16)

xiv

INTISARI

Tanaman Pisang Ambon Kuning (Musa paradisiaca L.) memiliki khasiat sebagai antibakteri. Hal tersebut dikarenakan beberapa bagian tanaman, seperti pelepah dan batangnya mengandung isoflavon yang bertanggung jawab atas efek tersebut. Dalam beberapa penelitian dikatakan aktivitas antibakteri paling besar terkandung pada bagian pelepahnya. Pelepah Pisang tersebut mampu menghambat 95% rerata koloni dalam konsentrasi 6,25% pada bentuk ekstrak etanol. Oleh karena itu di bidang farmasi telah dilakukan pengembangan untuk memanfaatkan tumbuhan tersebut untuk diformulasikan menjadi sebuah sediaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi yang tepat dari Span 60 dan Tween 80 yang menghasilkan sifat fisik yang baik serta formulasi yang optimal dari sediaan cold cream (A/M) ekstrak etanol pelepah Pisang Ambon Kuning (Musa paradisiaca L.).

Penilitian ini termasuk dalam eksperimental murni yang menggunakan metode Simplex Lattice Design (SLD) dengan 2 faktor dimana faktor tersebut akan dilihat responnya berdasarkan uji-uji yang akan dilakukan seperti uji viskositas, uji daya sebar, dan uji pH menggunakan Design Expert® v.10. Faktor yang akan diteliti adalah emulgator Span 60 dan Tween 80 yang akan di komposisikan dalam 8 formula. Dengan komposisi emulgator yang telah di atur HLB-nya sesuai kebutuhan sediaan cold cream. Kemudian data dilihat normalitas dan variansinya menggunakan Shapiro Wick Test dan Levene Test. Kemudian setelah data normal dilanjutkan dengan uji T-Test taraf kepercayaan 95% menggunakan program R-Studio 3.2.5.

Hasil yang ditunjukan pada penelitian ini menunjukan adanya pengaruh Tween 80 dan Span 60 pada stabilitas fisik sediaan cold cream terutama pada viskositas, daya sebar, dan pH, serta mendapat formula yang optimal menggunakan metode SLD yang ditunjukan pada run 1 dan run 6.


(17)

xv

ABSTRACT

According to the research that has been done by Hastari (2012), the plants of Banana Ambon can be used as an antibacterial. That is cause by some parts of plants, such as stem and trunk contain that isophlavon which responsible for the effect. Some research mention that the biggest antibacterial activity is contained in stem. Those have inhibitory 95% avarage of colony bacteria in 6,25% consentration of etanol extract. Therefore Pharmaceutical develop plants that is formulated to be a dosage form. The objective of this research is to learn the composition of emulsifier Tween 80 and Span 60 that produce good properties and optimal formulation of Cold Cream (W/O) with Banana Ambon stem etanol extract as active ingridient.

This research is pure experimental and use Simplex Lattice Design (SLD) method with 2 factors. The factors that will be learned are Tween 80 and Span 60 the responses of this research are Viscosity test, spread power test, pH test use Design Expert ® v.10. This research use Tween 80 and Span 60 as the factor that will be used in 8 formulas. HLB of emulsifier composition has been controlled follow HLB of cold cream. After that normality and variances of data has measured with Shapiro Wilk Test and Levene Test. If data is normal, then tabulation is continued with T-Test confidence interval 95%.

The result of this research shows that Tween 80 and Span 60 have effect for physical stability of Cold Cream, especially for viscosity, spread power and pH, also get the optimum formula with SLD that show on run 1 and run 6.


(18)

1 1.Pendahuluan

Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan formula yang optimal dari sediaan cold cream ekstrak etanol pelepah Pisang Ambon Kuning dengan metode Simplex Lattice Design, serta mengetahui pengaruh komposisi dari Span 60 dan Tween 80 terhadap sifat fisik sediaan cold cream ekstrak etanol pelepah Pisang Ambon Kuning.

Bagian pelepah tanaman Pisang Ambon Kuning (Musa paradisiacaL.) terbukti memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri dan mempercepat penyembuhan luka. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya senyawa aktif yang terkandung diantaranya yaitu asam hidroksisinamik, flavanones, flavonols, dopamin dan N-Acetylserotonin. Pada penelitian yang dilakukan Hastari (2012) menunjukan ekstrak etanol dari pelepah Pisang Ambon Kuning dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan daya hambat 95% rerata koloni dalam konsentrasi 6,25%, dibandingkan menggunakan bagian batangnya yang hanya 65% rerata koloni pada konsentrasi yang sama, sehingga dipilih ekstrak dari pelepah dalam penelitian kali ini.

Ekstrak etanol pelepah pisang pada penelitian ini diformulasikan dalam bentuk cold cream untuk meningkatkan kemudahan penggunaan dan efektivitasnya sebagai antibakteri. Sediaan cold cream dipilih karena biasa digunakan dimasyarakat, selain itu keunggulan lain dimana cold cream tidak lengket saat digunakan.

Penelitian ini menggunakan satu tipe basis krim yaitu cold cream. Cold cream merupakan krim emulsi (A/M) dengan kandungan fase minyak yang cukup tinggi, yaitu sebesar 50-85 % (Mitzui, 1997). Cold cream digunakan untuk pemakaian topikal dan biasanya berbentuk emulsi kental dan mengandung tidak kurang dari 60% air (Anief, 2006). Dalam proses pembuatannya, membutuhkan emulgator untuk menjaga stabilitas cold cream (Barelet al, 2009). Emulsi yang stabil dapat dicapai dengan mengunakan emulgator tunggal atau kombinasi emulgator yang mendekati nilai HLB (Hydrophile-Lipophile Balance) yang sesuai tipe krimnya atau disebut HLB butuh. Untuk mengetahui besarnya HLB butuh, emulsi dibuat dengan


(19)

2

keseimbangan campuran emulgator lipofilik dan hidrofilik HLB campuran emulgator harus dibawah 10 (Poucher et al, 1974).

Untuk mendapatkan tipe emulsi (A/M) dibutuhkan nilai HLB yang memiliki rentang 3-8 (Martin et al., 1993). Menurut Rahmawati et al. (2010), pelepasan zat aktif dari basis sangat dipengaruhi oleh viskositas. Viskositas juga digunakan sebagai parameter stabilitas yang akan diteliti pada penelitian kali ini, selain itu ada parameter lain yaitu daya sebar dan pH krim. Viskositas ideal pada krim menurut Gozali et al. (2009) yaitu minimal 50 dpa.s. Selain itu daya sebar yang baik untuk sebuah krim adalah 15-25 cm2 agar penggunaannya lebih nyaman pada kulit, tidak terlalu lebar atau sempit (Aeni et al, 2012). Sedangkan untuk pH yang baik untuk sedian topical atau pemakaian pada kulit harus disesuaikan dengan pH kulit yaitu sekitar 5,5-6,5 (Kaur & Guleri, 2013).

Pada penelitian ini digunakan Emulgator campuran yaitu Tween 80 dan Span 60. Emulgator merupakan surfaktan yang mengurangi tegangan antarmuka antara fase minyak dan fase air, juga meminimalkan energi permukaan dari droplet yang terbentuk (Allen, 2002). Dalam hal ini emulgator dianggap penting sebagai bahan yang dapat mempengaruhi kestabilan cold cream dikarenakan bahan tesebut yang dapat mencampurkan dua fase dalam krim minyak dan air. Span 60 berfungsi sebagai emulsifier, surfaktan nonionik, solubilizer, bahan pembasah, bahan perdispersi atau suspending agent pada kosmetik, produk makanan, sediaan farmasetik oral, parenteral, dan topikal, serta umumnya dianggap sebagai bahan yang nontoksik dan noniritan (Murtiningrum et al, 2013). Span 60 memiliki HLB 4,7 dengan demikian bersifat lipofilik sehingga memberikan emulsi A/M paling stabil terhadap koalesensi (Zita et al.,2014). Sedangkan Tween 80 memiliki HLB 15 dan gugus hidroksil, oksietilen dan hidrokarbon rantai panjang (Hsu dan Nacu, 2003).

Maka dari penjabaran diatas, penelitian ini dilakukan untuk mencari formula yang tepat untuk sedian cold cream dengan Simplex Lattice Design (SLD) dengan faktor yang digunakan adalah Span 60 dan Tween 80. Simplex Lattice Design (SLD) merupakan suatu metode untuk memprediksi profil


(20)

3

respon campuran bahan pada berbagai variasi jumlah komposisi bahan yang dinyatakan dalam beberapa bagian, dimana jumlah totalnya sama dengan satu bagian. Profil tersebut digunakan untuk memprediksi perbandingan komposisi campuran bahan yang memberikan respon optimum.

Desain dan interpretasi multifaktor eksperimen kombinasi proporsi dengan metode Simplex Lattice Design (SLD) dapat menggunakan bantuan piranti lunak yakni Design Expert® v.10. Piranti lunak ini menawarkan berbagai macam desain diantaranya faktorial, faktorial fraksional, dan desain gabungan. Piranti lunak ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu, 1) dapat digunakan untuk kedua variabel proses dan variabel campuran, 2) menghasilkan desain optimal untuk desain standar yang tidak applicable dan dapat meningkatkan desain yang sudah ada (Buxton, 2007).

Hipotesis pada penelitain ini adalah formula yang optimal dari sediaan Cold Cream ekstrak etanol pelepah pisang ambon dengan konsentrasi Span 60 dan Tween 80 yang sesuai dengan HLB, menggunakan metode Simplex Lttice Design ditemukan. Kemudian pengaruh komposisi Span 60 dan Tween 80 terhadap sifat fisik sediaan Cold Cream berdasarkan respon perubahan viskositas, daya sebar, dan pH menggunakan metode Simplex Lattice Design didapatkan.

2.Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian menggunakan metode Simplex Lattice Design (SLD) dua faktor.

2.1. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini pelepah Pisang Ambon Kuning yang didapatkan dari Desa Sedayu, Tanjungsari, Manisrenggo, Klaten yang akan digunakan sebagai ekstrak untuk cold cream. Kemudian digunakan alkohol 96% sebagai bahan pelarut membuat ekstrak, sebagai bahan untuk membuat cold cream digunakan Vaselin Kuning sebagai basis minyak, Propilen Glikol digunakan untuk stabilizing agent

,

Metil Paraben digunakan sebagai bahan pengawet, kemudian emulgator yang digunakan ada 2 yaitu Tween 80 dan Span 60, dan Aquadest sebagai basis air.


(21)

4 2.2. Alat atau Instrumen Penelitian

Dalam pemekatan ekstrak etanol pelepah Pisang Ambon Kuning digunakan alat Rotary Evaporator, Neraca Digital Analitik digunakan untuk menimbang bahan, waterbath digunakan untuk memanaskan bahan-bahan pada cold cream seperti basis ataupun emulgator.

Instrumen yang digunakan untuk melakukan uji stabilitas yang terdiri dari viskositas berupa Viscometer Rion seri VT-04, Daya sebar menggunakan kaca berskala, penggaris, dan pemberat, serta pengukur pH digital SiAnalytics Lab 850.

Kemudian untuk penentuan stabilitas menggunakan metode Simplex Lattice Design yang diolah menggunakan program Design Expert ® v.10 , serta uji statistik menggunakan program R studio 3.2.5.

2.3. Prosedur Penelitian

2.3.1. Pembuatan Ekstrak Etanol Pelepah Pisang Ambon Kuning

Hal yang dilakukan pertama kali adalah memilih pohon pisang yang akan digunakan. Pisang yang digunakan adalah Pisang Ambon Kuning yang diambil dari Desa Sedayu, Tanjungsari, Manisrenggo, Klaten. Pisang yang dipilih berumur di atas 2 tahun dan sudah pernah berbuah, dengan tinggi sekitar 2-2,5 meter.

Setelah pohon pisang dipilih kemudian dilakukan pemotongan untuk diambil pelepahnya. Kemudian pelepah dipotong kecil-kecil agar mudah untuk dikeringkan untuk dibuat simplisia, pengeringan dilakukan selama 1 minggu.

Pelepah pisang yang sudah kering kemudian diblender dan kemudian ditimbang dan diperoleh bobot 5,2 kg, hasil belenderan kemudian direndam dalam Alkohol 96% selama 2 hari dan di tutup rapat, maserat kemudian disaring dan dilakukan kembali perendaman dengan cara yang sama. Kemudian semua maserat dikumpulkan dan dipekatkan dalam Rotary Evaporator, selanjutnya maserat ditimbang terlebih dahulu. Untuk memastikan semua pelarut etanol hilang maka diuapkan menggunakan waterbath hingga bobotnya tetap (Hastari,2012).


(22)

5 2.3.2. Pembuatan Cold Cream

Penelitian ini menggunakan campuran dua emulgator yaitu Tween 80 dan Span 60 dengan melihat 3 respon uji (daya sebar, daya sebar, dan pH), kemudian dilanjutkan dengan perhitungan HLB campuran dari kedua emulgator menggunakan rumus HLB campuran yaitu :

( ) 100

%( ) B

A B X HLB A HLB HLB     ………

%( ) 100 %( )B   A ……….

Keterangan : A = Tween 80; B = Span 60

Sehingga didapatkan HLB dari setiap formula sebagai berikut:

Tabel 1. HLB Campuran Formula 1 – Formula 8

Formula 1 2 3 4 5 6 7 8

HLB 5.22 7.53 9.85 12.17 14.49 5.22 9.85 14.49

Penentuan formula awal menggunakan aplikasi Design Expert ® v.10 yang menghasilkan 8 run dengan perbandingan emulgator sebagai berikut :

Tabel 2. Run Cold cream modifikasi (perbandingan Tween 80 &Span 60)

Emulgator Run

I II III IV V VI VII VIII

Tween 80 0 0,25 0,5 0,75 1 0 0,5 1

Span 60 1 0,75 0,5 0,25 0 1 0,5 0

Menurut Rowe et al. (2009), terdapat batas minimal dan maksimal suatu Tween 80 dan Span 60 dalam sediaan yang ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 3. Rentang Konsentrasi Emulgator

Emulgator Batas Bawah (%) Batas Atas (%)

Tween 80 1 10


(23)

6

Setelah diperoleh perhitungan run diatas maka dibuat formula cold cream sebagai berikut :

Tabel 4.Formula cold cream (20 gram) dan Bahan

Bahan Fungsi Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

Ekstrak etanol pelepah Pisang

Ambon Kuning

ZatAktif 1,25g 1,25g 1,25g 1,25g 1,25g 1,25g 1,25g 1,25g

Vaselin Kuning

Basis,Emulien 11 g 11 g 11 g 11 g 11 g 11 g 11 g 11 g Tween 80 Emulgator 0,1g 0,55g 1g 1,45g 1,9g 0,1g 1g 1,9g Span 60 Emulgator 1,9g 1,45g 1g 0,55g 0,1g 1,9g 1g 0,1g Propilen

Glikol

Stabilizing

Agent 4 g 4 g 4 g 4 g 4 g 4 g 4 g 4 g

Metil Paraben Pengawet 0,05 g 0,05 g 0,05 g 0,05 g 0,05 g 0,05 g 0,05 g 0,05 g Aquadest Basis air Ad

20g Ad 20g Ad 20g Ad 20g Ad 20g Ad 20g Ad 20g Ad 20g

Formula tersebut dibuat menjadi 3 replikasi setiap fromulanya, selanjutnya pembuatan cold cream dilakukan dengan cara semua bahan di timbang terlebih dahulu sesuai dengan formula yang tertera dan ditambah 10% untuk meminimalisir pengurangan bahan pada saat pencampuran karena tertinggal di mortar atau tempat sementara bahan tersebut.

Setelah semua bahan ditimbang dan ditempatkan di tempat sementara fase minyak dan fase air dikelompokan terlebih dahulu, fase minyak sendiri terdiri dari vaselin kuning dan Tween 80 untuk dipanaskan sampai suhu 700C terlebih dahulu agar mencair dan

kemudian dicampurkan, selanjutnya fase air seperti Aquadest, Span 60, Propilen Glikol, dan Metil Paraben di panaskan juga hingga 700C

kemudian di campurkan, setelah kedua fase tadi bercampur masing-masing kemudian fase air dan fase minyak dicampur dalam keadaan panas juga, agar tidak terjadi shock termal yang dapat mempengaruhi


(24)

7

bentuk emulsi cold cream saat sudah jadi. Kemudian campuran tersebut diaduk terus secara konstan hingga mengental menyerupai krim, setelah krim terbentuk didiamkan hingga dingin, selanjutnya setelah dingin ekstrak dicampurkan dan diaduk hingga merata. Selama pembuatan krim segala faktor seperti pengadukan dan kualitas bahan dapat mempengaruhi hasil akhir, walaupun terdapat formula yang serupa namun hasil akhirnya belum tentu serupa.

2.4. Pengujian Stabilitas Cold Cream

Pengujian stabilitas cold cream dilakukan dengan metode freeze thaw untuk mempercepat peruraian dan mengurangi waktu yang diperlukan dalam pengujian. Penyimpanan freeze thaw dilakukan pada suhu antara -10–10C dan 25 – 29 oC untukmasing-masing 24 jam selama 3 siklus menurut penelitian Hassan dan Peppas (2000). Indikator pencapaian pada tahapan ini terdapat perubahan signifikan pada sediaan, seperti tekstur, warna, dan bau. Selama proses ini juga run/formula akan sangat terpengaruh stabilitasnya dengan perubahan suhu yang terjadi, dan hal yang tidak terkontrol seperti perunahan suhu ruangan yang tiba-tiba.

2.5.Uji Daya Sebar Sediaan Cold Cream

Uji daya sebar sediaan cold cream antibakteri ekstrak etanol pelepah Pisang Ambon Kuning dilakukan langsung setelah pembuatan. Cold cream ditimbang seberat 1 gram, kemudian diletakkan di tengah kaca bulat berskala (extensometer). Di atas cold cream tersebut diletakkan kaca bulat lain tidak berskala dan pemberat sebanyak adalah 125 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat diameter penyebarannya dengan dihitung diameter dan luasnya (Garg et al, 2002). Indikator pencapaian pada tahapan ini dapat diukur luas area penyebarannya.Untuk mengetahui daya sebarnya dilakukan pengukuran pada waktu setelah pembuatan dan setelah dilakukan freeze thaw setiap siklusnya atau 24 jam x 2 sekali. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. 2.6. Uji Viskositas Sediaan Cold Cream

Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer Rion seri VT-04. Cold cream dimasukkan ke dalam wadah hingga penuh dan dipasang pada viscotester portable. Viskositas cold cream diketahui dengan mengamati jarum


(25)

8

penunjuk viskositas. Untuk mengetahuiviskositasnya dilakukan pengukuran pada waktu setelah pembuatan dan setelah dilakukan freeze thaw setiap siklusnya atau 24 jam x 2 sekali. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali (Bernardus, 2016).

2.7.Uji pH Sediaan Cold Cream

Tingkat keasaman sediaan cold cream ini dihitung sebanyak 3 kali perulangan setiap konsentrasi dengan pH meter digital bermerek SI Analytics Lab 850. Indikator pencapaian pada tahapan ini pH sediaan masuk rentang yang dibolehkan untuk kulit yaitu 5,5-6,5 (Kaur & Guleri, 2013). Untuk mengetahui pH sediaan dilakukan pengukuran pada waktu setelah pembuatan dan setelah dilakukan freeze thaw setiap siklusnya atau 24 jam x 2 sekali. 2.8.Uji Organoleptis Sediaan Cold Cream

Uji organoleptis meliputi pemeriksaan perubahan warna, konsistensi, dan bau dari formula sebelum dan sesudah penyimpanan kondisi dipercepat. Indikator capaian yaitu sediaan jadi, warna, dan bau. Untuk mengetahui perubahan fisik sediaan cold cream dilakukan pengukuran pada waktu setelah pembuatan dan setelah dilakukan freeze thaw setiap siklusnya atau 24 jam x 2 sekali. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.

2.9. Uji Tipe Cold Cream

Uji tipe cold cream dilakukan untuk mengetahui apakah formula yang dibuat sudah dalam bentuk tipe A/M atau cold cream, uji dilakukan dengan mengambil sedikit sampel pada setiap formula kemudian ditambahkan 3 tetes larutan Sudan III jika berubah warna menjadi merah maka formula tersebut sudah masuk dalam bentuk tipe A/M. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan Sudan III lebih larut dalam minyak dibandingkan dalam air.

2.10. Analisis Data

2.10.1. Penentuan Profil Sifat-Sifat Campuran

Profil ditentukan berdasarkan Simplex Lattice Design menggunakan data uji sifat fisik cold cream dengan persamaan: = ( ) + ( ) + ( )( ) Dimana: Y = Respon (hasil percobaan) , , = Koefisien yang didapatkan dari hasil percobaan ( )( ) = Besar komponen (Tween 80) dan komponen (Span 60), dengan jumlah A+B selalu 1


(26)

9

(satu) (Bolton, 1997). Koefisien ditentukan dari percobaan yang menggunakan 100% Tween 80, koefisien melalui percobaan yang menggunakan 100% Span 60, dan untuk menentukan koefisien diperlukan percobaan yang menggunakan campuran 50% Tween 80 dan 50% Span 60. Dari persamaan yang diperoleh dapat ditentukan profil sifat campuran secara teoritis dengan menggunakan berbagai proporsi Tween 80 dan Span 60.

2.10.2. Pemilihan Formula Campuran Optimum

Setelah mendapatkan profil masing-masing sifat fisik cold cream, maka dicari respon total yang merupakan penjumlahan dari respon-respon sifat fisik cold cream. Respon total dapat dihitung dengan:

�� � = �1 + �2 + �3 + ⋯ + � . Dimana, �1 + �2 + �3 + ⋯ + � merupakan respon dari masing-masing sifat fisik cold cream. Masing-masing respon diberi bobot dengan jumlah bobot total = 1. Pada penelitian ini menggunakan 3 respon yang dianggap sebagai parameter utama yaitu uji daya sebar dengan bobot 0,4; uji daya lekat dengan bobot 0,3; dan uji pH dengan bobot 0,3. Mengingat satuan masing-masing respon tidak sama, maka perlu standardisasi penilaian respon dengan rumus sebagai berikut. � = − � �– � . Dimana: � = Nilai standarisasi respon = Respon yang didapat dari percobaan, � = Respon minimal yang diinginkan, � = Respon maksimal yang diinginkan (Bolton, 1997).Jadi, formula yang optimum dapat ditentukan dengan melihat nilai R total dari setiap respon atau dilihat nilai desirability yang dihasilkan.

2.11. Analisis Statistik

Hasil yang diperoleh dari percobaan dianalisis dengan pendekatan Simplex Lattice Design. Data yang diperoleh dari perhitungan Simplex Lattice Design (prediksi) dibandingkan dengan data hasil pengujian sesungguhnya dengan R studio 3.2.5. Data diuji normalitas dan variansinya dengan melihat nilai p-value menggunakan Shapiro Wilk Test dan Levene Test, data dikatakan terdistribusi normal jika memiliki p-value> 0,05 (Istyastono, 2012). Analisis data kuantitatif dilakukan secara


(27)

10

statistik dengan menggunakan metode ANOVA one-way dengan taraf kepercayaan (signification level) 95%.

3.Hasil Dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Hastari pada tahun 2012, zat aktif yang terkandung pada pelepah Pisang Ambon Kuning adalah zat yang pada umumnya digunakan sebagai antibakteri, yaitu flavonoid. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan pelepah pisang tersebut agar lebih dapat diaplikasikan dalam dunia kefarmasian, sehingga peneliti memutuskan untuk membuat cold cream ekstrak pelepah Pisang Ambon Kuning.

Tujuan dari penelitan ini untuk mengetahui pengaruh komposisi dari Span 60 dan Tween 80 terhadap sifat fisik sediaan cold cream ekstrak etanol pelepah Pisang Ambon Kuning, serta mendapatkan formula yang optimal dari sediaan cold cream ekstrak etanol pelepah Pisang Ambon Kuning dengan metode Simplex Lattice Design.

Pembuatan cold cream sendiri terdiri dari beberapa run agar bisa ditentukan formula mana yang paling optimal menggunakan metode Simplex Lattice Design, dengan bantuan program Design Expert® v.10 didapatkan 5runyang berbeda dan 3 runyang direplikasi, sehingga menjadi 8 run yang terbentuk (tabel 2.), dikarenakan terdapat 2 faktor komposisi yang digunakan yaitu Tween 80 dan Span 60 sebagai emulgator ,hal tersebut bisa terjadi karena metode SLD tersebut memiliki kelebihan untuk membuat persamaan untuk melihat titik yang sangat kritis untuk dilakukan replikasi run.

Berdasarkan run yang telah diperoleh kemudian digunakan untuk pembuatan formula cold cream yang dilakukan sebanyak 3 kali replikasi untuk setiap formulanya. Formula-formula tersebut kemudian diuji untuk menunjukan kestabilan fisik maupun kimianya, uji tersebut terdiri dari uji organoleptis, kemudian terdapat uji viskositas, daya sebar, pH yang digunakan sebagai respon dalam metode Simplex Lattice Design dan ditambahkan uji stabilitas menggunakan metode freeze thaw menggunakan 3 siklus untuk mempercepat peruraian dan mengurangi waktu yang diperlukan dalam pengujian.


(28)

11

Pengujian pertama dilakukan setelah pembuatan cold cream, hal tersebut dilakukan untuk melihat nilai dari setiap faktor uji sebelum dilakukan uji kestabilan, agar nilai tersebut dapat dibandingkan dengan hasil akhir dari uji kestabilan dan terlihat mana formula yang paling stabil.

Hasil dari uji sebelum dilakukan siklus diolah dalam Design Expert® v.10 menggunakan metode Simplex Lattice Design, hal ini dilakukan untuk mendapatkan profil dari formula yang optimal sebelum dilakukan uji stabilitas dan dillihat respon yang berpengaruh.

Pada saat pembuatan cold cream hal yang paling diperhatikan adalah suhu pembuatan dikarenakan, cold cream terdiri dari 2 fase dimana minyak dalam bentuk padatan sehingga perlu dicairkan dan hal tersebut memerlukan panas. Panas yang digunakan dalam pembuatan cold cream yaitu ± 700C sehingga kedua fase perlu dipanaskan hingga suhu yang hampir sama, untuk mencegah terjadinya shock thermal yang dapat mempengaruhi proses pembentukan cold cream. Kemudian hal berikutnya yang perlu diperhatikan pada saat pencampuran 2 fase selain pada suhu yang sama, pengadukan juga harus pelan-pelan dan stabil agar emulgator dapat saling terikat dengan sempurna sehingga membentuk emulsi yang diinginkan.

Tahap selanjutnya setelah dilakukan pengujian pertama, kemudian cold cream di masukan kedalam Freezer untuk memulai proses freeze thaw, dimana cold cream diinginkan terlebih dahulu dalam suhu antara -5 – 10C selama 24 jam. Selanjutnya di simpan dalam suhu ruangan (25 - 29 0C) selama 24 jam, hal ini dilakukan untuk memperkecil masa pengujian dengan maksud mempercepat penguraian pada cold cream agar terlihat stabilitasnya, lalu dilanjutkan dengan pengukuran Viskositas, daya sebar, dan pH, kumidian dicatat hasil data yang merupakan Siklus 1, hal ini dilanjutkan hingga 3 siklus penyimpanan.

3.1. Uji Viskositas

Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui konsistensi suatu sediaan yang berpengaruh pada penggunaannya secara topikal. Viskositas merupakan tahanan dari suatu cairan yang mengalir, nilai viskositas berbanding lurus dengan tahananya (Sinko, 2011). Viskositas diukur


(29)

12

menggunakan Viscometer Rion seri VT-04setelah pembuatan cold cream (siklus 0), didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 5. Data Rata-Rata Uji Viskositas Siklus 0

Formula 1 (dpa.s) 2 (dpa.s) 3 (dpa.s) 4 (dpa.s) 5 (dpa.s) 6 (dpa.s) 7 (dpa.s) 8 (dpa.s)

Siklus 0 120 100 110 70 50 130 90 50

Dari data tersebut diolah menggunakan Design Expert® v.10 menggunakan metode SLD dan didapatkan persamaan sebagai berikut: Y = 125,0000X1 + 50.0000X2+ 50.0000 X1X2 – 40,0000X1X2 (X1X2)

-253,3333X1X2 (X1-X2)2…...………… (3) Keterangan :

X1 : Komponen Span 60 X2 : Komponen Tween 80 Y : Respon Viskositas

Berikut model plot respon viskositas

Gambar 1. Model Plot Respon Viskositas

Pada persamaan (3) menunjukan bentuk regresi kuadratik, dimana pengaruh komponen Span 60 dan Tween 80 terhadap viskositas sediaan, nilai positif pada persamaan tersebut berarti komponen yang digunakan dapat meningkatkan viskositas, pada Span 60 meningkatkan 125,0000 dan pada Tween 80 meningkatkan 50,0000. Komponen Span 60 lebih dominan

 = Design Point X1 = A = Span 60 X2 = B = Tween 80

= Convidence Interval --- = Tolerance Interval Y = Respon Viskositas


(30)

13

berpengaruh meningkatkan viskositas dikarenakan sifat kimia dari Span 60 yang lipofilik cenderung mengikat pada fase minyak yang lebih dominan pada krim tipe A/M atau cold cream sehingga pembentukan emulsi lebih baik saat jumlah Span 60 lebih banyak. Hal tersebut menyebabkan emulsi lebih berminyak dan viskositas lebih tinggi dikarenankan fase air yang terikat didalam minyak. Kemudian uji dilanjutkan hingga siklus ke 3 dan diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 6. Data Rata-Rata Uji Viskositas Siklus 1 – Siklus 3

Formula 1

(dpa.s) 2 (dpa.s) 3 (dpa.s) 4 (dpa.s) 5 (dpa.s) 6 (dpa.s) 7 (dpa.s) 8 (dpa.s) Siklus 1 120.00 100.00 106.67 70.00 40.00 130.00 90.00 53.33 Siklus 2 120.00 93.33 100.00 60.00 50.00 140.00 86.67 50.00 Siklus 3 130.00 80.00 93.33 56.67 40.00 130.00 70.00 40.00

Data-data viskositas dari siklus 0 hingga siklus 3 di uji normalitasnya menggunakan Studio R 3.2.5 dengan taraf kepercayaan 95%.Hasil data normalitas dan variansi diperoleh dengan melihat nilai p-value dari data yang telah direplikasi 3 kali. Kemudian hasil data dinyatakan normal dikarenakan nilai p-value semua di atas 0,1 begitu pula untuk variansi datanya sudah diatas 0,1 untuk nilai p-value. Jika semua data sudah diuji normalitas dan variansinya dan hasilnya baik data bisa dilanjutkan dengan uji ANOVA. Uji dilakukan dengan T-test untuk mendapatkan nilai p-value. Nilai tersebut berguna untuk melihat apakah terdapat perubahan viskositas untuk siklus 0 dan siklus 3 atau akhir dari penyimpanan, agar dapat dilihat stabilitasnya melalui perubahan viskositasnya, berikut data yang diperoleh dari uji T-test :

Tabel 7. Nilai p-value Uji T-test Viskositas

Formula 1 2 3 4 5 6 7 8

T-test


(31)

14

Dari hasil diatas terlihat semua formulayang memiliki nilai p-value masih di atas 0,05 yang menunjukan perubahanyang tidak terlalu signifikan, namun ada 2 formulayang memiliki nilai p-value mendekati 0,05 hal tersebut menunjukan bahwa formula tersebut sangat memiliki perubahan yang lebih signifikan atau menunjukan adanya ketidakstabilan pada formula tersebut, secara hasil yang paling stabil dari semua formula yaitu formula 6 dan 8, namun untuk formula 8 nilai viskositasnya tidak memasuki nilai minimal untuk viskositas dari cold cream yaitu 50 dpa.s. 3.2. Uji Daya Sebar

Uji daya sebar bertujuan untuk melihat kemampuan cold cream untuk diaplikasikan pada kulit. Selain itu daya sebar sangat berhubungan dengan viskositas, semakin besar nilai daya sebar maka semakin kecil nilai viskositasnya. Pengukuran daya sebar menggunakan kaca bundar berskala (extensometer), dan ditimpa kaca lain yang tidak berskala, lalu diberi pemberat sebanyak 125 gram kemudian ditunggu 1 menit, selanjutnya diukur diameternya secara horizontal dan vertikal lalu dihitung rata-ratanya dan luasnya. Pengambilan data dimulai setelah pembuatan cold cream dimana data tersebut sebagai data awal untuk respon pada SLD (siklus 0). Berikut data daya sebar yang diperoleh :

Tabel 8. Data Rata-Rata Uji Daya Sebar Siklus 0

Formula 1

(cm2)

2 (cm2)

3 (cm2)

4 (cm2)

5 (cm2)

6 (cm2)

7 (cm2)

8 (cm2)

Siklus 0 20.62 25.13 22.89 29.21 23.89 16.27 22.60 21.78

Kemudian data tersebut diolah menggunakan Design Expert® v.10 dengan metode SLD, dan mendapatkan persamaan sebagai berikut :

Y= 18,4450 X1 + 22,8350 X2 + 8,4200 X1.X2 – 10,0533 X1 X2 (X1- X2) +105,6267 X1 X2 (X1-X2)2………..(4) Keterangan :

X1 : Komponen Span 60 X2 : Komponen Tween 80 Y : Respon Daya Sebar


(32)

15

Berikut model plot respon daya sebar :

Gambar 2. Model Plot Respon Daya Sebar

Pada persamaan (4) menunjukan bentuk kuadratik, kemudian nilai positif yang pada masing-masing komponen Span 60 dan Tween 80 hal tersebut menunjukan bahwa kedua komponen tersebut berpengaruh meningkatkan daya sebar pada setiap formula yaitu sekitar 18,4450 dan 22,3850. Peningkatan yang lebih baik ditunjukan pada komponen Tween 80 dikarenakan, Tween 80 yang bersifat hidrofilik akan mengikat fase air, jika pada formula yang memiliki jumlah Tween 80 yang lebih banyak dibandingkan Span 60 akan membuat fase air tidak terikat dengan sempurna oleh fase minyak, dikarenakan ketidakseimbangan jumlah emulgator sehingga membuat fase air tidak terikat sempurna dan membuat viskositas menurun dan daya sebar menjadi meningkat. Kemudian uji dilanjutkan setelah dilakukan penyimpanan secara freeze thawselama 3 siklus atau 3x48 jam, pada setiap siklus data tetap di ambil hingga siklus terakhir. Berikut data yang diperoleh setelah 3 siklus :

Tabel 9. Data Rata-Rata Daya Sebar Siklus 1 – Siklus 3 Formula 1(cm2) 2(cm2) 3(cm2) 4(cm2) 5(cm2) 6(cm2) 7(cm2) 8(cm2)

Siklus 1 20.71 23.40 23.83 27.79 22.78 15.50 20.97 19.84 Siklus 2 20.85 23.69 23.55 28.36 22.78 15.39 22.92 23.21 Siklus 3 20.02 23.12 24.80 28.23 21.07 16.09 21.15 22.91

 = Design Point X1 = A = Span 60 X2 = B = Tween 80

= Convidence Interval --- = Tolerance Interval Y = Respon Daya Sebar


(33)

16

Kemudian data-data tersebut diuji normalitas dan variansi datanya mengunakan metode Shapiro Wilk dan Levene Test menggunakan R-Studio 3.2.5 dengan taraf kepercayaan 95%.Hasil normalitas dan variansi data yang diperoleh dilihat dari nilai p-value dimana data tersebut telah direplikasi 3 kali. Dari semua data dikatakan normal dikarenakan nilai p-valuemasih diatas 0,05. Setelah semua data diuji normalitas dan variansinya dan menunjukan hasil yang baik, kemudian data tersebut diuji ANOVA pada taraf kepercayaan 95%, uji dilakukan dengan T-Test pada siklus 0 dan siklus 3 menggunakan nilai p-value untuk mengetahui stabilitas cold cream dengan melihat perubahan dari daya sebar cold cream itu sendiri. Berikut hasil yang diperoleh dari uji T-Test :

Tabel 10. Data P-value Uji T-test Daya Sebar

Formula 1 2 3 4 5 6 7 8

T-test

(p-value) 0,0950 0,1136 0,1136 0,5541 0,0039 0,4329 0,0669 0,3853

Dari data p-value di atas terlihat hampir semua data memiliki nilai p-value diatas 0,05 yang menunjukkan adanya perubahan namun tidak terlalu signifikan, tetapi terdapat 1 formula yang memiliki nilai p value dibawah 0,05 yaitu pada formula 5 dimana formula ini memiliki perbandingan Tween 80 yang jauh lebih banyak dari pada Span 60 sehingga membuat keseimbangan antar 2 fase pada cold cream yang tidak stabil dan membuat cold cream mudah cracking, namun pada formula 8 terlihat nilai p-value yang baik hal ini dapat terjadi bisa dikarenakan formula tersebut sudah cracking sejak awal pembuatan, atau cold cream tidak dapat terbentuk sehingga tidak menunjukan perubahan pada saat penyimpanan. Formula yang memiliki kestabilan daya sebar yang paling baik adalah formula 6 memiliki jumlah Span yang perbandingannya jauh lebih banyak sehingga pengikatan setiap fase sangat baik. Dari semua data yang diperoleh daya sebar setiap formula, tren data tersebut sudah sesuai dengan teori dimana berbanding terbalik dengan viskositas. Hampir semua


(34)

17

formula memiliki nilai daya sebar sesuai dengan teori dimana 15-25 cm2 hanya pada formula 4 yang memiliki daya sebar melebihi teori.

3.3. Uji pH

Uji pH dilakukan untuk melihat pengaruh penyimpanan terhadap stabilitas cold cream. Dipilihnya uji pH dikarenakan suhu penyimpanan cukup mempengaruhi perubahan pH, selain itu juga sediaan yang dibuat adalah cold cream yang digunakan pada kulit dan kulit sangat sensitif terhadap pH maka uji ini dilakukan, untuk toleransi pH yang baik digunakan untuk kulit adalah 5,5-65. Uji pH dilakukan menggunakan alat pH meter digital bermerek SI Analytics Lab 850 pH diukur setelah pembuatan sebagai siklus 0. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Data Rata-Rata Uji pH siklus 0

Formula 1 2 3 4 5 6 7 8

Siklus 0 5.727 5.674 5.840 5.785 6.598 5.747 5.855 6.594

Kemudian data yang diperoleh dimasukan kedalam program Design Expert® v.10 menggunakan metode SLD sebagai respon, kemudian didapatkan persamaan sebagai berikut :

Y = 5,7370 X1 + 6,5960 X2 – 1,2760 X1.X2 + 1,6987 X1.X2(X1-X2) – 4,2187 X1.X2(X1-X2)2………..(5)

Keterangan :

X1 : Komponen Span 60 X2 : Komponen Tween 80 Y : Respon pH


(35)

18 Berikut model plot respon pH :

Gambar 3. Model Plot Respon pH

Dari persamaan (5) berbentuk kuadratik, dapat diketahui bahwa ternyata komponen Span 60 dan Tween 80 memberikan dampak menambah pH dilihat dari nilai positif yang diberikan, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kedua komponen tersebut memiliki pH 4,8 untuk Tween 80 dan 6,9 untuk Span 60. Nilai pH sediaan yang diinginkan yaitu 5,5-6,5 maka peningkatan pH lebih dipengaruhui oleh Tween 80 dikarenakan jarak pH sediaan lebih jauh dari pada Span 60. Respon tersebut menunjukan Span 60 mempunyai pengaruh 5,7370 poin dan Tween 80 adalah 6,5960 poin. Kemudian pengambilan data dilanjutkan sampai siklus ke 3 untuk mengetahui perubahan pH yang terjadi, data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 12. Data pH Siklus 1 – Siklus 3

Formula 1 2 3 4 5 6 7 8

Siklus 1 5.728 5.694 5.867 5.787 6.596 5.745 5.847 6.589 Siklus 2 5.731 5.706 5.872 5.811 6.616 5.741 5.884 6.605 Siklus 3 5.727 5.724 5.891 5.814 6.586 5.747 5.905 6.593

Kemudian data-data tersebut diuji normalitas dan variansi datanya dengan Shapiro Wilk Test dan Levene Test menggunakan R studio 3.2.5 dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil pengukuran normalitas dan variansi diperoleh dari melihat nilai p-value dari masing-masing formula yang telah

 = Design Point X1 = A = Span 60 X2 = B = Tween 80

= Convidence Interval --- = Tolerance Interval Y = Respon pH


(36)

19

dilakukan replikasi 3 kali sebelumnya.P-value yang diperoleh dari semua data sudah memenuhi syarat normalitas dimana nilainya sudah >0,05. Setelah data sudah diyatakan normal kemudian data diuji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%, pengujian ANOVA menggunakan R-Studio 3.2.5 dengan menggunakan T-Test pada data dari siklus 0 dan siklus 3 untuk melihat perubahan pH. Data yang diperoleh dari pengujian T-Test adalah sebagai berikut :

Tabel 13. Data P-Value Uji T-Test pH

Formula 1 2 3 4 5 6 7 8

T-test

(p-value) 0,4232 0,0267 0,0103 0,0578 0,0729 0,9521 0,0035 0,9186

Dari data diatas dapat dilihat terdapat 3 formula yang memiliki nilai p-valueyang >0,05 yang berarti dinyatakan bahwa pH tersebut stabil, pada formula 1 dan 5 dilihat dari data pH sebelumnya dapat dilihat sudah sesuai dengan rentan pH kulit yang diperbolehkan yaitu 5,5-6,5, sedangkan untuk formula 8 memang terlihat nilai pH masih dalam rentan aman namun sudah di batas paling akhir tentu saja hal ini bisa dikatakan tidak baik untuk dipergunakan sebagai sediaan topical. Selain itu pH sendiri dilihat dikarenakan apakah faktor penyimpanan dapat memepengaruhi kestabilan dari sediaan cold cream.

3.4. Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan untuk melihat secara fisik apakah terdapat perubahan bentuk, warna, atau bau dari seluruh formula yang telah dibuat.Pengamatan dilakukan setelah pembuatan hingga siklus terkahir dari freeze thaw (siklus 3) kemudian hasil pengamatan di foto dan disimpan. Ciri fisik dari cold cream setelah pembuatan semua formula memiliki warna berwarna hijau dikarenakan efek penambahan ekstrak, dan berbentuk kental dan berminyak, namun terdapat 2 formula yang sejak setelah pembuatan sudah cracking yaitu formula 5 & 8, formula tersebut memiliki komposisi Tween 80 & Span 60 (1 : 0) yang membuat ikatan antara 2 fase tidak tercampur dengan sempurna dan tidak dapat


(37)

20

membentuk emulsi yang diinginkan sehingga cold cream menjadi cracking atau kedua fase tidak dapat tercampur.

Dari hasil pengamatan organoleptis setelah pembuatan setiap krim memiliki warna hijau, hal tersebut dikarenakan penambahan ekstrak etanol pelepah Pisang Ambon Kuning yang berwarna hijau tua, sehingga warna cold cream menjadi hijau yang lebih muda. Kemudian pada formula 5 & 8 terlihat warna hijau yang lebih pekat dikarenakan ada pemisahan fase setelah pembuatan, hal tersebut membuat ekstrak yang cenderung mengikuti fase air tidak terdispersi sempurna ke dalam fase minyak sehingga membuat warna menjadi lebih gelap. Untuk tekstur sendiri hampir setiap formula hampir serupa hanya yang membedakan viskositasnya dan tingkat kekentalannya, pada formula 3, 4, dan 7 teksturnya sedikit lebih lembut dibandingkan dengan formula 1, 2, dan 6. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi dengan HLB yang dimiliki masing-masing formula, dimana batas HLB untuk cold cream sendiri 3-8, dimana pada seluruhformula tersebut hanya 3 yang masuk dalam range tersebut yaitu formula 1 & 6 (5,22) dan formula 2 (7,53), sedangkan untuk formula yang lainya sudah melebihi sehingga dapat dikatakan terjadinya pemisahan dikarenakan HLB yang tidak sesuai dengan range yang dianjurkan.

Kemudian pengamatan dilanjutkan pada saat siklus terakhir setelah penyimpanan atau pada setiap siklus (2 x 24 jam), namun pada siklus 1 dan 2 masih belum nampak adanya perubahan yang signifikan hanya berupa pemisahan titik-titik air namun sangat sulit untuk diamati. Kemudian perubahan terlihat setelah penyimpanan terakhir atau pada siklus 3, sehinggapengamatan dapat dilakukan.

Olehkarena itu untuk mendapatkan data apakah terdapat perubahan fisik cold cream dilakukanlah pengamatan dan pengambilan data pada siklus 3 tersebut, yang dilihat dari adanya perubahan warna, bentuk/tekstur, serta adanya pemisahan fase pada cold cream yang telah disimpan.


(38)

21

Pada pengamatan setelah siklus 3 terdapat beberapa perubahan terutama pada siklus 5 & 8 yang semakin gelap dan terlihat berair, hal tersebut menandakan bahwa fase pemisahan telah terjadi dikarenakan fase air mulai keluar dari fase minyak sehinga cairan hijau gelap terlihat pada formula tersebut. Untuk formula yang lainya seperti formula 2, 3, 4, dan 7 terdapat pemisahan fase yang mulai terlihat (ditunjukkan panah warna kuning) namun tidak menyebabkan perubahan warna yang signifikan, sedangkan untuk formula 1 & 6 masih tetap hijau keputihan masih sama seperti saat pembuatan hal tersebut menunjukan bahwa penyimpanan tidak terlalu mempengaruhi kestabilan dari kedua formula tersebut

3.5. Uji Tipe Cold Cream

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah cold cream yang kita buat termasuk dalam tipe krim A/M atau air dalam minyak. Pengujian dilakukan dengan menambahkan cairan Sudan III ke dalam 1 gram cold cream lalu diaduk perlahan hingga berubah warna kemerahan. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan sifat dari cairan Sudan III yang bersifat nonpolar akan cenderung larut pada minyak, sedangkan krim yang dibuat adalah krim A/M sehingga Sudan III dapat tercampur homogen jika cold cream tersebut sudah termasuk pada tipe yang benar. Pengujian dilakukan setelah siklus terakhir sebagai indikator tambahan untuk menentukan formula mana yang paling optimal.

Semua formula tetap berubah menjadi sedikit kemerahan yang membedakan hanyalah homogenitasnya, hal tersebut dapat dilihat dari penampakan warna pada formula 1 & 6 terlihat warna merah merata tidak terlihat adanya air, sedangkan untuk formula lain masih terlihat warna kuning kemerahan dan terdapat air berwarna merah yang terpisah dari cold cream (ditunjukan dengan arak panah merah). Walaupun semua masih tetap terlihat berwarna merah namun dari hal tersebut terlihat pembentukan fase paling sempurna terbentuk pada formula 1 & 6 dimana larutan Sudan III tercampur secara sempurna ke dalam cold cream, sehingga formula tersebut dapat dikatakan yang paling optimal menurut uji fase cold cream.


(39)

22 3.6. Penentuan Formula Optimum

Penentuan formulaoptimum ditentukan menggunakan program Design Expert® v.10 menggunakan metode Simplex Lattice Designyang dimulai dengan menentukan parameter respon yang digunakan yaitu viskositas, daya sebar, dan pH dan komponen yang digunakan sebagai campuran yaitu Tween 80 dan Span 60. Berikut nilai parameter respon yang dioptimasi :

Tabel 14. Pemberian Nilai dan Bobot pada Respon

Respon Goal Minimum

Point

Maksimum

Point Bobot

Viskositas

(dpa.s) Maksimal 50 130 ++++

Daya Sebar

(cm2) Minimal 16.27 29.21 ++++

pH In Range 5.674 6.598 +++

Pemberian nilai dan bobot diatas digunakan untuk hasil prediksi agar mendapatkan persamaan polinomial dan grafik untuk setiap respon. Selanjutnya prediksi model plot run optimum sediaan cold cream dilakukan berdasarkan respon-respon tersebut, dan berikut hasil yang diperoleh :

Gambar 4. Model Plot Run Optimum Cold Cream

 = Design Point X1 = A = Span 60 X2 = B = Tween 80

= Convidence Interval --- = Tolerance Interval Y = Desirability


(40)

23

Gambar di atas menunjukan prediksi dalam penentuan formula optimal pada cold cream. Pada gambar tersebut terdapat design point (titik merah) yang merupakan titik run yang telah ditentukan sebelumnya menggunakan metode yang sama yaitu berjumlah 8, namun dalam plot hanya terlihat 5 titik dikarenakan terdapat 3 run yang memiliki perbandingan yang sama yaitu run 1 dengan 6, 5 dengan 8, 3 dengan 7 dimana run tersebut digunakan sebagai titik pembanding, sedangkan 2 run lain sebagai titik akurasi respon yang akan dihasilkan yaitu run 2 & 4. Kemudian semua run tersebut kemudian dibentuk dalam formula Cold Cream (tabel 4). Dalam prediksi tersebut kemudian didapat formula yang optimum yaitu formula dengan komposisi Tween 80 sebanyak 0,1 gram dan Span 60 sebanyak 1,9 gram (0 : 1) yang sama dengan formula 1 dan 6. Nilai desirability yang diperoleh yaitu 0,873; dimana nilai desirability adalah nilai antara 1 sampai 0 yang digunakan pada perbandingan komponen, dimana jika nilai semakin mendekati 1 maka semakin tinggi mendapatkan respon yang diinginkan. Dari nilai desirability tersebut dapat dinyatakan bahwa menurut metode SLD yang digunakan formula 1 dan 6 adalah formula yang optimum dengan desirability sebesar 0,873.

Kemudian penentuan optimasi selanjutnya dilakukan dengan menentukan nilai p-value dari perubahan stabilitas dari setiap respon menggunakan R-Studio 3.2.5 dengan T-Test yang telah dijabarkan sebelumnya berikut ringkasan data p-value yang diperoleh :

Tabel 15. Hasil Prediksi dan Hasil Formula Optimum Untuk formula 1& formula 6

Parameter Predikisi Formula Optimum

Hasil Formula

Optimum Nilai p-value

F1 F6 F1 F6 F1 F6

Viskositas

(dpa.s) 120 130 130 130 0,2254 1

Daya Sebar

(cm2) 20,62 16,27 20,02 16,0 0,0950 0,4329


(41)

24

Dari data tersebut terlihat poin prediksi yang diperoleh tidak jauh berbeda setelah dilakukan run dan pengujian kestabilan, demikian juga dengan nilai p-value yang >0,05 menunjukan bahwa kedua formulatersebut sudah optimum. Hasil tersebut juga sudah sesuai teori dimana kedua formula (1&6) tersebut memiliki rentan HLB (5,22) yang sesuai dengan HLB dari cold cream yaitu 3-8, kemudian formula tersebut juga memiliki nilai viskositas sesuai dengan syarat dari sediaan cold cream yaitu >50 dpa.s, pH yang sesuai dengan rentang pH kulit yaitu 5,5-6,5, dan daya sebar cold cream 15-25 cm2 .

Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil dan data yang diperoleh, didapatkan formula yang optimum untuk cold cream ekstrak etanol pelepah Pisang Ambon Kuning menurut Simplex Lattice Design dengan perbandingan Tween 80 dan Span 60 (0 :1) sebanyak (0,1 gram : 1,9 gram) yaitu formula 1 & 6.

2.Tween 80 & Span 60 merupakan komponen yang dapat mempengaruhi kestabilan fisik dari cold cream yang dilihat dari segi viskositas, daya sebar, dan pH. Selain hal tersebut campuran kedua komponen tersbut sangat menentukan besarnya HLB yang sesuai dengan range dari cold cream.


(42)

25

Daftar Pustaka

Aeni, L. N., Sulaiman, T. N. S., Mulyani, S., 2012, Formulasi Gel Mukoadhesif Kombinasi Minyak Cengkeh dan Getah Jarak Pagar Serta Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Streptococcus mutant, Majalah Farmasetik, vol.8(1). Allen, L. V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding, Edisi 2, American Pharmaceutical Association, Washington, p. 287-288.

Anief, M., 2006, Ilmu Meracik Obat, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, hal.71-72.

Barel, A. O., Paye.M., Maibach.H. I., 2009, Handbook of Cosmetic Science and Technology, 3rd Edition, Informa Healthcare USA, Inc : New York, p. 122-132.

Bernardus, A. P., 2016, Optimasi Gelling Agent Carbopol 940 dan Humektan Sorbitol dalam Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Binahon (Anredera cordifolin (Ten.) Steenis), Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistics: Practical and Clinical Applications, 3rd Edition, MarcellDekker Inc. New York. P.590-625.

Buxton, R., 2007, Design Expert 7:Introduction, Mathematics Learning Support Centre, diambil dari http: //mls /boro.ac.uk /resource /statistics /design expert.7.pdf (diakses pada 07/01/2016).

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Singala, A. K., 2002, Spreading of Semisolid Formulations : An Update, Pharmaceutical Technology, September 2002, 84-105.

Gozali, D., Abdassah, M., Subghan, A., & Lathiefah, S., 2009, Formulasi Krim Pelembab Wajah yang Mengandung Tabir Surya Nanopartikel Zink Oksida Salut Silikon, Jurnal Farmaka, 7 (1), 42.

Hassan, C.M. and Peppas, N.A. (2000).Stucture and Morphology of Freeze/Thawed PVA Hydrogels, Macromolecules, No. 33: 2427.

Hastari, R., 2012, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstraketanol pelepah Pisang dan Batang Tanaman Pisang Ambon, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Hsu, J.P. dan Nacu, A., 2003, Behavior of Soybean Oil-in-water Emulsion Stabilized by Nonionic Surfactant, Journal of Colloid and Interface Science, 259 : 374-381.

Istyastono, E. P., 2012, Mengenal Piranti Lunak R-2.14.0 for Windows: Aplikasi Statistik Gratis dan Open Source, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, hal.21-22.


(43)

26

Kaur, L., and Guleri, T. K., 2013, Topical Gel : A Recent Approach for Novel Drug Delivery, Asian Journal of Biomedical an Pharmaceutical Sciences, 3(17) : 1-5.

Martin, A., S. James, dan C. Arthur. 1993. Physical Pharmacy. Philadelpia, p. 942.

Mitzui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier Science B. V, Amsterdam, p.342.

Murtiningrum, Sarungallo, Z. L., Cepeda G.N., & Olong, N., 2013. Stabilitas Emulsi Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus L.) pada Berbagai HLB Pengemulsi, Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 23 (1) : 108-115.

Poucher, A. W., Howard, M., George, 1974, Perfumes Cosmetics and Soaps Seventh Edition, Volume III, by arrangement with Chapman and Hall, B.I 4Publications, London, p. 211-213.

Rowe, R.C., J. S. Paul, J.W. Paul., 2009, Handbook of Pharmaceutical Exipients, Pharmaceutical Press, London, p. 1-974.

Rahmawati, D., Sukmawati, A., & Indrayudha, P., 2010, Formulasi Krim Minyak Atsiri Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val & Zijp) : Uji Sifat Fisik dan Daya Antijamur terhadap Candida albicans Secara In Vitro, Majalah Obat Tradisional, Hal. 15(2), 56-53.

Sinko, P.J., 2011, Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika, edisi 5, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.706.

Zita, L. S., Murtinungrum., Harry, T. H., Mathelda, K. R., & Aprida, P., 2014, Sifat Organoleptik, Sifat Fisik, Serta Kadar β-Karoten dan α-Tokoferol Emulsi Buah Merah (Pandanus conoideus), Majalah Agritech, Vol.34 (2).


(44)

27


(45)

28

Keterangan gambar :

= titik air / perubahan warna

1 – 8 = Formula


(46)

29

Keterangan gambar :

= titik air / perubahan warna

1 – 8 = Formula


(47)

30

Keterangan gambar : = Air yang tidak

tercampur 1 – 8 = Formula Lampiran 3. Gambar Uji Tipe Krim


(48)

31

Lampiran 4. Data Penimbangan Formula Cold Cream (3 x replikasi) Replikasi 1 Bahan-Bahan Formula R1 (gram) R2 (gram) R3 (gram) R4 (gram) R5 (gram) R6 (gram) R7 (gram) R8 (gram) VK 12.113 12.214 12.186 12.208 12.187 12.167 12.208 12.204 PG 4.414 4.417 4.442 4.414 4.416 4.426 4.409 4.411 MP 0.057 0.062 0.058 0.052 0.054 0.058 0.055 0.064 Aq 1.826 1.841 1.825 1.836 1.841 1.852 1.843 1.854 S 60 0.115 0.615 1.119 1.606 2.092 0.125 1.108 2.097 T 60 2.090 1.598 1.117 0.616 0.114 2.09 1.101 0.119 Ex 1.376 1.372 1.368 1.364 1.372 1.365 1.366 1.359 Wadah kosong

(gram) 145.320 145.590 145.788 145.695 123.251 124.386 123.467 121.914 + isi 167.311 167.709 167.903 167.791 145.327 146.469 145.557 144.022 Bobot Total

(gram) 21.991 22.119 22.115 22.096 22.076 22.083 22.090 22.108

Replikasi 2 Bahan-Bahan Formula R1 (gram) R2 (gram) R3 (gram) R4 (gram) R5 (gram) R6 (gram) R7 (gram) R8 (gram) VK 12.121 12.219 12.139 12.221 12.194 12.204 12.212 12.208 PG 4.417 4.422 4.415 4.414 4.407 4.434 4.418 4.422 MP 0.061 0.057 0.057 0.052 0.049 0.056 0.052 0.059 Aq 1.821 1.852 1.822 1.837 1.832 1.827 1.831 1.833 S 60 0.121 0.611 1.108 1.614 2.009 0.118 1.092 2.087 T 60 2.105 1.602 1.115 0.598 0.106 2.082 1.106 0.108 Ex 1.380 1.378 1.372 1.362 1.381 1.370 1.352 1.346 Wadah kosong

(gram) 146.108 146.212 144.768 145.638 144.821 125.684 125.544 124.421 + isi 168.134 168.353 166.796 167.736 166.799 147.775 147.607 146.484 Bobot Total

(gram) 22.026 22.141 22.028 22.098 21.978 22.091 22.063 22.063

Keterangan :

VK : Vaselin Kuning Aq : Aquadest Ex : Extrak Etanol pelepah Pisang Ambon PG : Propilen Glikol S60 : Span 60 Kuning


(49)

32 Replikasi 3 Bahan-Bahan Formula R1 (gram) R2 (gram) R3 (gram) R4 (gram) R5 (gram) R6 (gram) R7 (gram) R8 (gram) VK 12.134 12.204 12.152 12.231 12.242 12.257 12.233 12.248 PG 4.421 4.417 4.409 4.422 4.413 4.431 4.420 4.411 MP 0.066 0.058 0.052 0.061 0.053 0.053 0.056 0.052 Aq 1.818 1.848 1.826 1.842 1.848 1.848 1.836 1.825 S60 0.114 0.608 1.111 1.622 2.017 0.112 1.087 2.114 T60 2.015 1.584 1.104 0.499 0.141 2.094 1.122 0.092 Ex 1.372 1.366 1.368 1.353 1.392 1.388 1.360 1.351 Wadah kosong

(gram) 146.048 145.821 146.766 144.941 146.321 124.501 125.084 125.042 + isi 167.988 167.906 168.788 166.971 168.427 146.684 147.198 147.135 Bobot Total

(gram) 21.940 22.085 22.022 22.030 22.106 22.183 22.114 22.093

Keterangan :

VK : Vaselin Kuning T80 : Tween 80

PG : Propilen Glikol Ex : Extrak etanol pelepah Pisang Ambon

MP : Metil Paraben Kuning

Aq : Aquadest S60 : Span 60


(50)

33

Lampiran 5. Data Uji Viskositas Formula Cold Cream (siklus 0-3) Siklus 0

Replikasi Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1(dpa.s) 120.00 90.00 100.00 70.00 50.00 130.00 100.00 40.00 2(dpa.s) 110.00 100.00 110.00 60.00 60.00 140.00 90.00 50.00 3(dpa.s) 130.00 110.00 120.00 80.00 40.00 120.00 80.00 60.00 Rata-rata

(dpa.s) 120.00 100.00 110.00 70.00 50.00 130.00 90.00 50.00

Siklus 1

Replikasi Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1(dpa.s) 120.00 100.00 90.00 80.00 30.00 140.00 100.00 40.00 2(dpa.s) 130.00 90.00 110.00 60.00 40.00 130.00 90.00 50.00 3(dpa.s) 110.00 110.00 120.00 70.00 50.00 120.00 80.00 70.00 Rata-rata

(dpa.s) 120.00 100.00 106.67 70.00 40.00 130.00 90.00 53.33

Siklus 2

Replikasi Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1(dpa.s) 130.00 90.00 90.00 50.00 60.00 140.00 100.00 40.00 2(dpa.s) 110.00 80.00 100.00 60.00 40.00 150.00 90.00 50.00 3(dpa.s) 120.00 110.00 110.00 70.00 50.00 130.00 70.00 60.00 Rata-rata

(dpa.s) 120.00 93.33 100.00 60.00 50.00 140.00 86.67 50.00

Siklus 3

siklus 3 Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1(dpa.s) 140.00 80.00 90.00 50.00 40.00 130.00 60.00 30.00 2(dpa.s) 120.00 70.00 80.00 40.00 30.00 120.00 80.00 50.00 3(dpa.s) 130.00 90.00 110.00 80.00 50.00 140.00 70.00 40.00 Rata-rata


(51)

34

Lampiran 6. Data Uji Daya Sebar Formula Cold Cream (Siklus 0-3)

siklus 1

Replikasi Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1 Diameter (cm) 5.10 5.40 5.55 5.87 5.50 4.48 5.22 4.9 Luas (cm2) 20.42 22.89 24.18 27.05 23.75 15.76 21.39 18.85 2 Diameter (cm) 5.18 5.50 5.50 5.94 5.38 4.45 5.28 5.03

Luas (cm2) 21.06 23.75 23.75 27.70 22.72 15.54 21.88 19.86 3 Diameter (cm) 5.13 5.48 5.48 6.04 5.28 4.40 5.00 5.15

Luas (cm2) 20.66 23.57 23.57 28.64 21.88 15.20 19.63 20.82 Rata-rata Luas (cm2) 20.71 23.40 23.83 27.79 22.78 15.50 20.97 19.84

siklus 2

Replikasi Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1 Diameter (cm) 5.13 5.50 5.45 6.03 5.40 4.50 5.45 5.43 Luas (cm2) 20.66 23.75 23.32 28.54 22.89 15.90 23.32 23.15 2 Diameter (cm) 5.10 5.45 5.48 5.95 5.43 4.45 5.43 5.52

Luas (cm2) 20.42 23.32 23.57 27.79 23.15 15.54 23.15 23.92 3 Diameter (cm) 5.23 5.53 5.5 6.05 5.33 4.33 5.33 5.36

Luas (cm2) 21.47 24.01 23.75 28.73 22.30 14.72 22.30 22.55 Rata-rata Luas (cm2) 20.85 23.69 23.55 28.36 22.78 15.39 22.92 23.21 Siklus 0

Replikasi Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1 Diameter (cm) 5.10 5.70 5.37 6.07 5.43 4.55 5.33 5.33 Luas (cm2) 20.42 25.50 22.68 28.97 23.10 16.25 22.26 22.26 2 Diameter (cm) 5.15 5.63 5.40 6.10 5.55 4.50 5.35 5.20

Luas (cm2) 20.82 24.84 22.89 29.21 24.18 15.89 22.47 21.23 3 Diameter (cm) 5.13 5.65 5.43 6.13 5.58 4.61 5.42 5.28

Luas (cm2) 20.62 25.06 23.10 29.45 24.39 16.68 23.06 21.84 Rata-rata Luas (cm2) 20.62 25.13 22.89 29.21 23.89 16.27 22.60 21.78


(52)

35

siklus 3

Replikasi Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1 Diameter (cm) 5.00 5.50 5.73 6.25 5.08 4.55 5.20 5.45 Luas (cm2) 19.63 23.75 25.77 30.66 20.26 16.25 21.23 23.32 2 Diameter (cm) 5.05 5.33 5.63 5.93 5.18 4.50 5.22 5.55

Luas(cm2) 20.02 22.30 24.88 27.60 21.06 15.90 21.39 24.18 3 Diameter (cm) 5.10 5.45 5.50 5.80 5.28 4.53 5.15 5.20

Luas (cm2) 20.42 23.32 23.75 26.41 21.88 16.11 20.82 21.23 Rata-rata Luas (cm2) 20.02 23.12 24.80 28.23 21.07 16.09 21.15 22.91


(53)

36

Lampiran 7. Data Uji pH Formula Cold Cream (siklus 0-3) siklus 0

Replikasi Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1 5.723 5.682 5.841 5.779 6.591 5.752 5.859 6.597 2 5.731 5.665 5.835 5.791 6.608 5.748 5.864 6.589 3 5.728 5.675 5.843 5.786 6.595 5.742 5.843 6.595 Rata-rata 5.727 5.674 5.840 5.785 6.598 5.747 5.855 6.594

siklus 1

Replikasi Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1 5.725 5.702 5.862 5.769 6.604 5.744 5.835 6.585 2 5.731 5.689 5.874 5.801 6.598 5.750 5.846 6.594 3 5.728 5.692 5.865 5.791 6.586 5.742 5.861 6.587 Rata-rata 5.728 5.694 5.867 5.787 6.596 5.745 5.847 6.589

siklus 2

Replikasi Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1 5.730 5.712 5.872 5.802 6.612 5.744 5.891 6.611 2 5.735 5.706 5.879 5.812 6.615 5.738 5.884 6.605 3 5.728 5.701 5.864 5.818 6.621 5.740 5.876 6.598 Rata-rata 5.731 5.706 5.872 5.811 6.616 5.741 5.884 6.605

siklus 3

Replikasi Formula

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1 5.721 5.721 5.882 5.821 6.572 5.742 5.903 6.581 2 5.732 5.709 5.893 5.816 6.601 5.751 5.914 6.603 3 5.728 5.741 5.898 5.804 6.584 5.748 5.897 6.594 Rata-rata 5.727 5.724 5.891 5.814 6.586 5.747 5.905 6.593


(54)

37


(55)

(56)

(57)

40


(58)

(59)

(60)

43


(61)

(62)

(63)

46


(64)

(65)

(66)

49


(67)

(68)

(69)

52


(70)

(71)

(72)

55


(73)

(74)

(75)

58


(76)

(77)

(78)

61


(79)

(80)

63


(81)

(82)

(1)

Serious Skin Contact: Not available. Inhalation:

If inhaled, remove to fresh air. If not breathing, give artificial respiration. If breathing is difficult, give oxygen. Get medical attention.

Serious Inhalation: Not available. Ingestion:

Do NOT induce vomiting unless directed to do so by medical personnel. Never give anything by mouth to an unconscious person. Loosen tight clothing such as a collar, tie, belt or waistband. Get medical attention if symptoms appear.

Serious Ingestion: Not available.

Section 5: Fire and Explosion Data

Flammability of the Product: May be combustible at high temperature.

Auto-Ignition Temperature: Not available. Flash Points: CLOSED CUP: >110°C (230°F). Flammable Limits: Not available.

Products of Combustion: These products are carbon oxides (CO, CO2). Fire Hazards in Presence of Various Substances:

Slightly flammable to flammable in presence of heat. Non-flammable in presence of shocks. Explosion Hazards in Presence of Various Substances:

Risks of explosion of the product in presence of mechanical impact: Not available. Risks of explosion of the product in presence of static discharge: Not available.

Fire Fighting Media and Instructions:

SMALL FIRE: Use DRY chemical powder. LARGE FIRE: Use water spray, fog or foam. Do not use water jet. Special Remarks on Fire Hazards: Not available.

Special Remarks on Explosion Hazards: Not available.

Section 6: Accidental Release Measures

Small Spill:

Use appropriate tools to put the spilled solid in a convenient waste disposal container. Finish cleaning by spreading water on the contaminated surface and dispose of according to local and regional authority requirements.

Large Spill:

Use a shovel to put the material into a convenient waste disposal container. Finish cleaning by spreading water on the contaminated surface and allow to evacuate through the sanitary system.

Section 7: Handling and Storage

Precautions:

Keep away from heat. Keep away from sources of ignition. Empty containers pose a fire risk, evaporate the residue under a fume hood. Ground all equipment containing material. Do not ingest. Do not breathe dust. Avoid contact with eyes. Wear suitable protective clothing. In case of insufficient ventilation, wear suitable respiratory equipment. If ingested, seek medical advice immediately and show the container or the label.


(2)

Section 8: Exposure Controls/Personal Protection

Engineering Controls:

Use process enclosures, local exhaust ventilation, or other engineering controls to keep airborne levels below recommended exposure limits. If user operations generate dust, fume or mist, use ventilation to keep exposure to airborne contaminants below the exposure limit.

Personal Protection:

Splash goggles. Lab coat. Dust respirator. Be sure to use an approved/certified respirator or equivalent. Gloves. Personal Protection in Case of a Large Spill:

Splash goggles. Full suit. Dust respirator. Boots. Gloves. A self contained breathing apparatus should be used to avoid inhalation of the product. Suggested protective clothing might not be sufficient; consult a specialist BEFORE handling this product.

Exposure Limits: Not available.

Section 9: Physical and Chemical Properties

Physical state and appearance: Solid. (Waxy solid.)

Odor: Slight. Taste: Bland

Molecular Weight: 43.6 g/mole Color: White to Tan.

pH (1% soln/water): Not applicable. Boiling Point: Not available. Melting Point: 57°C (134.6°F) Critical Temperature: Not available. Specific Gravity: 1 (Water = 1) Vapor Pressure: Not applicable. Vapor Density: Not available. Volatility: Not available. Odor Threshold: Not available. Water/Oil Dist. Coeff.: Not available. Ionicity (in Water): Not available. Dispersion Properties: Not available. Solubility:

Insoluble in cold water. Soluble in ethanol, isopropanol, mineral oil, and vegetable oil. Insoluble in propylene glycol.

Section 10: Stability and Reactivity Data

Stability: The product is stable.

Instability Temperature: Not available.

Conditions of Instability: Excess heat, incompatible materials


(3)

Corrosivity: Non-corrosive in presence of glass. Special Remarks on Reactivity: Not available. Special Remarks on Corrosivity: Not available. Polymerization: Will not occur.

Section 11: Toxicological Information

Routes of Entry: Inhalation. Ingestion.

Toxicity to Animals: Acute oral toxicity (LD50): 31000 mg/kg [Rat]. Chronic Effects on Humans: Not available.

Other Toxic Effects on Humans:

Hazardous in case of inhalation. Slightly hazardous in case of skin contact (irritant), of ingestion. Special Remarks on Toxicity to Animals: Not available.

Special Remarks on Chronic Effects on Humans: May cause adverse reproductive effects based on animal data. Special Remarks on other Toxic Effects on Humans:

Acute Potential Health Effects: Skin: May cause skin irritation. Eyes: May cause eye irritation. Inhalation: May cause

respiratory tract irritation. Ingestion: May cause digestive tract irritation. The toxicological properties of this substance have not been fully investigated.

Section 12: Ecological Information

Ecotoxicity: Not available.

BOD5 and COD: Not available. Products of Biodegradation:

Possibly hazardous short term degradation products are not likely. However, long term degradation products may arise. Toxicity of the Products of Biodegradation: The product itself and its products of degradation are not toxic.

Special Remarks on the Products of Biodegradation: Not available.

Section 13: Disposal Considerations

Waste Disposal:

Waste must be disposed of in accordance with federal, state and local environmental control regulations.

Section 14: Transport Information

DOT Classification: Not a DOT controlled material (United States).

Identification: Not applicable.

Special Provisions for Transport: Not applicable.

Section 15: Other Regulatory Information

Federal and State Regulations: TSCA 8(b) inventory: Sorbitan monostearate


(4)

Other Regulations: EINECS: This product is on the European Inventory of Existing Commercial Chemical Substances. Other Classifications:

WHMIS (Canada): Not controlled under WHMIS (Canada). DSCL (EEC):

R36- Irritating to eyes. S2- Keep out of the reach of children. S46- If swallowed, seek medical advice immediately and show this container or label.

HMIS (U.S.A.): Health Hazard: 2 Fire Hazard: 1 Reactivity: 0

Personal Protection: E

National Fire Protection Association (U.S.A.): Health: 2

Flammability: 1 Reactivity: 0 Specific hazard: Protective Equipment:

Gloves. Lab coat. Dust respirator. Be sure to use an approved/certified respirator or equivalent. Splash goggles.

Section 16: Other Information

References: Not available.

Other Special Considerations: Not available. Created: 10/09/2005 06:37 PM

Last Updated: 05/21/2013 12:00 PM

The information above is believed to be accurate and represents the best information currently available to us. However, we make no warranty of merchantability or any other warranty, express or implied, with respect to such information, and we assume no liability resulting from its use. Users should make their own investigations to determine the suitability of the information for their particular purposes. In no event shall ScienceLab.com be liable for any claims, losses, or damages of any third party or for lost profits or any special, indirect, incidental, consequential or exemplary damages, howsoever arising, even if ScienceLab.com has been advised of the possibility of such damages.


(5)

Lampiran 20. Surat Determinasi Tanaman Pisang Ambon Kuning

1

76


(6)

77


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca) Terhadap Daya Terima Kue Donat

29 178 110

Studi Pemakaian Tepung Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) sebagai Anti-aging Dalam Sediaan Masker

6 108 86

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL PELEPAH TANAMAN PISANG AMBON (Musa paradisiaca) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Pelepah Tanaman Pisang Ambon (Musa Paradisiaca) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Atcc 112

0 5 15

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL PELEPAH TANAMAN PISANG AMBON (Musa paradisiaca) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Pelepah Tanaman Pisang Ambon (Musa Paradisiaca) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Atcc 112

0 4 11

Optimasi formula span 80 dan tween 80 dalam sediaan cold cream ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (ten.) Steenis.) dengan metode desain faktorial.

0 0 104

OPTIMASI KOMPOSISI SPAN 60 DAN TWEEN 80 SEBAGAI EMULGATOR TERHADAP STABILITAS FISIK FORMULASI KRIM EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa L.) DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - OPTIMASI KOMPOSISI SPAN 60 DAN TWEEN 80 SEBAGAI EMULGATOR TERHADAP STABILITAS FISIK FORMULASI KRIM EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa L.) DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN - repository perpustakaan

0 0 7

OPTIMASI KOMPOSISI SPAN 60 DAN TWEEN 80 TERHADAP STABILITAS FISIK FORMULASI KRIM EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN (SLD)

0 0 18

OPTIMASI KOMPOSISI SPAN 60 DAN TWEEN 80 TERHADAP STABILITAS FISIK FORMULASI KRIM EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN (SLD)

0 0 18

Optimasi formula span 80 dan tween 80 dalam sediaan cold cream ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (ten.) Steenis.) dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 1 102