Visualisasi 3D Lahan Rencana Proyek Untuk Perhitungan Volume Galian dan Timbunan.

(1)

VISUALISASI 3D LAHAN RENCANA PROYEK UNTUK

PERHITUNGAN VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN

Arief A NRP : 0021039

Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata., MT UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BANDUNG ABSTRAK

Salah satu kegiatan penting di dalam tahap perencanaan proyek adalah penghitungan volume pekerjaan yang nantinya akan dipakai sebagai dasar perghitungan/estimasi biaya proyek, dan salah satu item pekerjaan penting, terutama di dalam perencanaan dengan lahan kerja luas adalah pekerjaan galian dan timbunan. Salah satu cara yang dapat dipergunakan adalah dengan membuat visualisasi 3D.

Perencanaan proyek mencakup kegiatan pengukuran dan pemetaan, serta pengontrolan terhadap proyek. Salah satunya, yaitu pengontrolan proyek terhadap biaya, tergantung pada volume pekerjaan. Pengukuran dan pemetaan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai lahan yang akan dikerjakan untuk proyek, dimana hasilnya dapat digunakan untuk menghitung volume galian dan timbunan

Data kasus dibuat dengan mengambil data proyek komplek villa dengan lokasi di Lembang, beserta perhitungan kontur, dan perhitungan volume galian dan timbunan.

Analisa data dengan visualisasi 3D dibuat dengan cara memindahkan elevasi titik-titik pembentuk gambar bidang datar menuju elevasi sebenarnya. Pengolahan data dengan menggunakan hasil visualisasi 3D untuk membuat gambar kontur, potongan, serta penggunaan hasilnya untuk perhitungan volume galian dan timbunan.

Setelah melakukan pengolahan data dengan menggunakan hasil visualisasi 3D, didapatkan hasil yang sama untuk gambar kontur, sedangkan untuk hasil perhitungan volume galian dan timbunan secara total, didapatkan hasil terdekat dengan perbedaan 7.68% untuk galian dan 3.65% untuk timbunan, dibandingkan dengan hasil perhitungan pihak perencana (perhitungan dengan dasar yang sama) dan diketahui, perhitungan dengan garis kontur yang lebih rapat, hasilnya akan mendekati perhitungan dengan dasar garis hubung titik.


(2)

DAFTAR ISI

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR i

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ii

ABSTRAK iii

PRAKATA iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR ISTILAH ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang masalah 1 1.2 Maksud dan Tujuan penulisan 2 1.3 Ruang Lingkup Penulisan 2 1.4 Sistematika penulisan 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Proyek 4 2.1.1 Proyek secara umum 4 2.1.2 Proyek Konstruksi 4 2.2 Tahap Perencanaan Proyek 5 2.2.1 Perencanaan Teknik 6 2.2.2 Fungsi Pengontrolan Proyek 8 2.2.3 Pengontrolan Biaya 8


(3)

2.3 Pengukuran dan Pemetaan dalam perencanaan proyek teknik

sipil 8

2.3.1 Pengukuran dan pemetaan 8 2.3.2 Pengukuran dan Pemetaan dalam perencanaan proyek

teknik sipil 9 2.4 Dasar pengukuran dan pemetaan 10

2.4.1 Pengukuran dasar 10 2.4.2 Kerangka dasar Pengukuran 11 2.4.3 Pengukuran titik kontrol 12 2.4.4 Pemasangan Patok Pengukuran 14 2.4.5 Pengukuran Pengikatan 16 2.4.6 Pelaksanaan Pengukuran 17 2.4.7 Metode Tachimetri dengan Theodolite 18

2.5 Kontur 19

2.5.1 Definisi garis kontur 19 2.5.2 Pengukuran garis kontur 20 2.5.3 Penggambaran garis kontur 21

2.6 Penampang 21

2.6.1 Definisi Penampang 21 2.6.2 Penampang Memanjang 21 2.6.3 Penampang Melintang 22 2.6.4 Penggambaran Penampang 22 2.7 Luas dan Volume 22

2.7.1 Luas 22


(4)

2.7.2 Volume 25 2.8 Visualisasi 3D 26

2.8.1 Kontur dengan visualisasi 3D 27 2.8.2 Penampang dengan visualisasi 3D 32 2.8.3 Perhitungan volume 42 BAB 3 DATA KASUS

3.1 Data Kasus 43 3.1.1 Data Lahan 43 3.1.2 Rencana Proyek 47

3.2 Perhitungan 49

3.2.1 Kontur 49

3.2.2 Potongan 59 3.2.3 Volume Galian dan Timbunan 69

BAB 4 ANALISA DATA 71

4.1 Pendahuluan 71

4.2 Visualisasi 3D Lahan Rencana 73

4.2.1 Kontur 74

4.2.2 Potongan 81

4.2.3 Volume Galian dan Timbunan 98

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 105

5.1 Kesimpulan 105

5.2 Saran 107

DAFTAR PUSTAKA 108

LAMPIRAN 109


(5)

DAFTAR ISTILAH

Azimuth : Sudut datar diukur searah gerak jarum jam, menyatakan besar sudut antara garis meridien dengan suatu garis yang terbentuk oleh dua titik

Datum : Tinggi sebarang titik, yang digunakan sebagai acuan Elevasi : Tinggi, jarak dalam arah vertikal, diukur dari suatu datum. Interpolasi : Penyisipan suatu titik diantara 2 titik yang telah diketahui

pada suatu kurva

Topografi : uraian (yang digambarkan dengan peta) tentang suatu daerah

Tachimetri : Metode Optis, teropong pada theodolite untuk pengamatan jarak dengan benang2 datar atau dengan batang bentangan Triangulasi : Pengukuran suatu daerah dengan merencanakan, membuat

kerangka berbentuk segitiga


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengukuran Jarak ... 10

Gambar 2.2 Pengukuran Beda Tinggi... 11

Gambar 2.3 Jaringan Triangulasi... 12

Gambar 2.4 Tingkatan Pengukuran ... 13

Gambar 2.5 Pola Jaringan Dasar... 14

Gambar 2.6 Jaringan Dasar Berantai ... 14

Gambar 2.7 Tugu Batu... 16

Gambar 2.8 Titik Triangulasi... 17

Gambar 2.9 Metode Tachimetri ... 19

Gambar 2.10 Bidang Datar Tak Beraturan ... 23

Gambar 2.11 Cara Offset dengan Interval Tidak Tetap... 24

Gambar 2.12 Metode Awal dan Akhir... 26

Gambar 2.13 Metode Visualisasi 3D ... 27

Gambar 2.14 Menentukan Titik Potong... 28

Gambar 2.15 Menghubungkan Titik Potong ... 28

Gambar 2.16 Menghaluskan Titik Kontur ... 29

Gambar 2.17 Proses Penduplikasian Gambar ... 30

Gambar 2.18 Gambar Garis Kontur Hasil Duplikasi... 30

Gambar 2.19 Gambar zoom suatu area dari Gambar 2.18, digunakan untuk menjelaskan proses penyesuaian gambar garis kontur menjadi gambar datar... 31

Gambar 2.20 Tampak Perspektif dari Gambar 2.19 ... 31


(7)

Gambar 2.21 Gambar Garis Kontur +c dan +d setelah penyesuaian. Gambar garis kontur menjadi seperti gambar datar, sehingga dapat digunakan untuk membuat potongan ... 32 Gambar 2.22 Penentuan titik potong sumbu potongan dengan garis hubung

bidang datar... 33 Gambar 2.23 Pengambaran garis tegak lurus yang memotong garis pembentuk

visualisasi 3D ... 34 Gambar 2.24 Membuat garis penghubung titik-titik potong tersebut = garis

penampang lahan... 34 Gambar 2.25 Penentuan Titik Potong sumbu potongan dengan garis kontur yang

telah di-set sebagai gambar datar. Pada bagian ujung, titik potong terjadi akibat perpotongan garis sumbu dengan garis hubung bidang datar... 35 Gambar 2.26 Pengambaran garis tegak lurus yang memotong garis kontur asli

yang memiliki elevasi yang dicari. Pada bagian ujung, garis tegak lurus memotong garis hubung pembentuk visualisasi 3D ... 36 Gambar 2.27 Membuat garis penghubung titik-titik potong tersebut = garis

penampang lahan... 36 Gambar 2.28 Titik Pusat dan Arah Sumbu Koordinat Layar Kerja sesuai dengan

Sistem Koordinat Global... 37 Gambar 2.29 Titik Pusat dan Arah Sumbu Koordinat Layar Kerja setelah

dipindah, Bidang XY menempel pada bidang potongan ... 38 Gambar 2.30 Sumbu Koordinat Layar Kerja setelah diputar ... 38 Gambar 2.31 Membuat Garis Sejajar Sumbu Potongan ... 40


(8)

Gambar 2.32 Pusat Sumbu Koordinat Layar Kerja Dipindah Ke Ujung Garis

Sejajar... 40

Gambar 2.33 Tampak Gambar 2.32 dari sudut pandang lain ... 41

Gambar 2.34 Bidang Potongan setelah perputaran... 41

Gambar 2.35 Tampak Gambar 2.34 dari sisi lain. Bidang potongan terproyeksi pada Bidang XY Sistem Koordinat Global... 42

Gambar 2.36 Proyeksi Dilengkapi Keterangan ... 42

Gambar 3.1 Peta Lokasi Lahan... 44

Gambar 3.2 Data Titik Lahan ... 45

Gambar 3.3 Data Elevasi Titik... 46

Gambar 3.4 Site Plan ... 48

Gambar 3.5 Jarak Antar Titik ... 50

Gambar 3.6 Sketsa Perhitungan Kontur... 51

Gambar 3.7 Penandaaan Titik Kontur pada garis hubung titik 2-titik 3... 54

Gambar 3.8 Menghubungkan titik-titik dengan elevasi yang sama... 56

Gambar 3.9 Garis Kontur dengan tidak menampilkan garis hubung antar titik ... 57

Gambar 3.10 Garis kontur setelah diperhalus dengan Spline ... 58

Gambar 3.11 Sumbu potongan ... 60

Gambar 3.12 Perhitungan Potongan ... 62

Gambar 3.13 Area Ujung Potongan... 63

Gambar 3.14 Perhitungan interpolasi untuk ujung potongan (area 1 dan 2) ... 64

Gambar 3.15 Potongan 1... 66

Gambar 3.16 Potongan 2... 67


(9)

Gambar 3.17 Potongan 3... 68

Gambar 3.18 Perhitungan Volume ... 69

Gambar 4.1 Hasil Visualisasi 3D Lahan Rencana ... 73

Gambar 4.2 Hasil Visualisasi 3D Lahan Rencana (setelah rendering) ... 74

Gambar 4.3 Hasil Proses Penggambaran Kontur Langkah Pertama dan Kedua-1 Penentuan Titik Potong, 2 Menghubungkan titik potong dengan garis ... 75

Gambar 4.4 Hasil Proses Penggambaran Kontur Langkah Pertama dan Kedua dengan tidak menampilkan garis pembentuk lahan ... 76

Gambar 4.5 Hasil Proses Penggambaran Kontur Langkah Terakhir- 3 Menghaluskan Gambar dengan Spline. Hasil Penggambaran Kontur Major... 77

Gambar 4.6 Hasil Penggambaran Kontur Minor ... 78

Gambar 4.7 Hasil Penggambaran Kontur Major-Minor ... 79

Gambar 4.8 Hasil Pengukuran Jarak titik yang mempunyai elevasi +0.5 m, +0.0 m dan -0.5 m terhadap titik 2... 80

Gambar 4.9 Penentuan sumbu potongan untuk perhitungan Volume ... 82

Gambar 4.10 Sumbu potongan untuk penggambaran dengan dasar garis hubung titik ... 83

Gambar 4.11 Sumbu potongan untuk penggambaran dengan dasar garis Kontur Major ... 84

Gambar 4.12 Sumbu potongan untuk penggambaran dengan dasar garis Kontur Major-Minor... 85


(10)

Gambar 4.13 Proyeksi Potongan a (hasil penggambaran dengan dasar garis hubung titik)... 86 Gambar 4.14 Proyeksi Potongan b (hasil penggambaran dengan dasar garis

hubung titik)... 87 Gambar 4.15 Proyeksi Potongan c (hasil penggambaran dengan dasar garis

hubung titik)... 88 Gambar 4.16 Proyeksi Potongan d (hasil penggambaran dengan dasar garis

hubung titik)... 89 Gambar 4.17 Proyeksi potongan a (hasil penggambaran dengan dasar garis

Kontur Major) ... 90 Gambar 4.18 Proyeksi potongan b (hasil penggambaran dengan dasar garis

Kontur Major) ... 91 Gambar 4.19 Proyeksi potongan c (hasil penggambaran dengan dasar garis

Kontur Major) ... 92 Gambar 4.20 Proyeksi potongan d (hasil penggambaran dengan dasar garis

Kontur Major) ... 93 Gambar 4.21 Proyeksi Potongan a (hasil penggambaran dengan dasar garis

Kontur Major-Minor)... 94 Gambar 4.22 Proyeksi Potongan b (hasil penggambaran dengan dasar garis

Kontur Major-Minor) ... 95 Gambar 4.23 Proyeksi Potongan c (hasil penggambaran dengan dasar garis

Kontur Major-Minor) ... 96 Gambar 4.24 Proyeksi Potongan d (hasil penggambaran dengan dasar garis

Kontur Major-Minor) ... 97


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Kontur +0.5 m ... 52

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Kontur +0.0 m ... 52

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Kontur -0.5 m ... 53

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Kontur -1.0 m ... 53

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Kontur -1.5 m ... 54

Tabel 3.6 Perhitungan Elevasi Ujung Potongan... 65

Tabel 3.7 Perhitungan Volume Galian dan Timbunan ... 70

Tabel 4.1 Perhitungan Volume Galian dan Timbunan (Perhitungan Luas diambil dari Proyeksi Potongan dengan dasar Garis Hubung Titik) ... 99

Tabel 4.2 Perhitungan Volume Galian dan Timbunan (Perhitungan Luas diambil dari Proyeksi Potongan dengan dasar garis Kontur Major) ... 100

Tabel 4.3 Perhitungan Volume Galian dan Timbunan (Perhitungan Luas diambil dari Proyeksi Potongan dengan dasar garis Kontur Major-Minor) ... 101

Tabel 4.4 Perbedaan Hasil Perhitungan Volume Total ... 102


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Prosedur dan Proses Kerja dengan AutoCad-Visualisasi 3D… 109 Lampiran B Prosedur dan Proses Kerja dengan AutoCad-Kontur …………131 Lampiran C1 Prosedur dan Proses Kerja dengan AutoCad-Potongan_Garis

Hubung Titik………..164 Lampiran C2 Prosedur dan Proses Kerja dengan

AutoCad-Potongan_Kontur……….. 172 Lampiran C3 Prosedur dan Proses Kerja dengan

AutoCad-Potongan_Proyeksi………182


(13)

110

Proses no 1

Penjelasan: Pembuatan layer baru, klik tombol layers seperti terlihat pada gambar di atas.


(14)

111

Proses no 1

Penjelasan: Pada Layer Properties Manager tulis layer baru yang akan dibuat, sebelumnya klik tombol New pada kanan atas layar.


(15)

112

Proses No 2


(16)

113

Proses No 3


(17)

114

Proses No 3


(18)

115

Proses No 3


(19)

116

Proses No 3


(20)

117

Proses No 4

Penjelasan: Copy antar layer, dimulai dengan perintah copy seperti tertera pada gambar.


(21)

118

Proses No 4


(22)

119

Proses No 4


(23)

120

Proses No 4


(24)

121

Proses No 4

Penjelasan: Pengubahan properties layer dari garis hubung titik datar menjadi garis hubung titik 3D


(25)

122

Proses No 4


(26)

123

Proses No 4


(27)

124

Proses No 4

Penjelasan: Setelah objek dipindahhkan kembali ke tempat semula, pengcopyan antar layer selesai.


(28)

125

Proses No 5


(29)

126

Proses No 5


(30)

127

Proses No 5

Penjelasan: Blok seluruh gambar, dan gunakan perintah stretch untuk pemindahan titik dari elevasi asal, ke elevasi yang diinginkan.


(31)

128

Proses No 5


(32)

129

Proses No 5


(33)

130

Proses No 5

Penjelasan: Apabila dilihat dengan zoom, tampak perbedaan antara garis hubung titik datar (warna hitam) dan garis hubung titik 3D (warna hijau sian).


(34)

Lampiran B Prosedur dan Proses Kerja dengan AutoCad-Kontur 131

Prosedur Kerja:

1. Pembuatan New Layer.(Bantu Buat Kontur, Kontur Major, Kontur Minor, Kontur Major Spline, Kontur Minor Spline)

2. Copy antar layer (Garis Hubung Titik Datar >>> Bantu Buat Kontur) 3. Layer “Bantu Buat Kontur” dijadikan block.

4. Memindahkan block “Bantu Buat Kontur” pada elevasi yang ingin dibuat garis konturnya. Block “Bantu Buat Kontur” ini akan berpotongan dengan Garis Hubung Titik 3D (Hasil Proses Visualisasi 3D)

5. Bekerja pada Layer “Kontur Major”, menghubungkan titik-titik perpotongan tersebut satu sama lain. Garis hubung titik tersebut adalah garis kontur.

6. Copy antar layer ( Kontur Major >>> Kontur Major spline)

7. Bekerja pada Layer “Kontur Major Spline”, Garis hubung titik tersebut dihaluskan.

8. Pembuatan New Layer ( Kontur Major Spline Datar, Kontur Minor Spline Datar)

9. Copy antar Layer ( Kontur Major Spline >>>> Kontur Major Spline Datar) 10. Bekerja pada Layer “Kontur Major Spline Datar”, Memindahkan

garis-garis kontur yang ada menuju elevasi 0. Sebagai contoh, garis-garis kontur +0.5 m dipindahkan menuju 0, garis kontur –0.5 m dipindahkan menuju 0. 11. Melengkapi dengan keterangan.


(35)

132

Proses No 1


(36)

133

Proses No 2

Penjelasan: copy antar layer, dari layer “Garis Hubung Titik Datar” menjadi layer “Bantu Buat Kontur”


(37)

134

Proses No 2


(38)

135

Proses No 3

Pnejelasan: Membuat gambar pada layer Bantu Buat Kontur, sebagai Block, dilakukan dengan meng-klik tulisan draw, dilanjutkan pada tulisan block dan tulisan make.


(39)

136

Proses No 3

Penjelasan: Tampilan perintah untuk membuat block. Yang harus dilakukan pertaman adalah memilih objek (gambar) yang akan dijadikan sebagai block, dengan menekan tombol Select Object terlebih dahulu.


(40)

137

Proses No 3

Penjelasan: Gambar yang akan dijadikan sebagai Block adalah seluruh gambar garis pada Layer “Bantu Buat Kontur”


(41)

138

Proses No 3

Penjelasan: setelah pemilihan dan pengambilan objek yang akan dijadikan sebagai block, pastikan tulisan yang tertera pada sebelah bawah tombol select object adalah retain to block, tekan ok pada bagian bawah layar block definition.


(42)

139

Proses No 4

Penjelasan: Memindahkan Block “Bantu Buat Kontur” menuju elevasi yang akan dibuat garis konturnya. Gunakan perintah move atau klik pada tombol move.


(43)

140

Proses No 4

Penjelasan: Pemindahan block “Bantu Buat Kontur” menuju elevasi –1.0 untuk membuat garis kontur –1.0.


(44)

141

Proses No 4

Penjelasan: Hasil setelah pemindahan. Pada gambar akan terlihat perpotongan Garis Hubung Titik 3D dan garis-garis Bantu Buat Kontur pada elevasi yang akan dijadikan kontur. Dalam gambar ini, titik perpotongan garis itu terletak pada elevasi –1.0.


(45)

142

Proses No 5

Penjelasan: Pembuatan garis hubung titik-titik perpotongan garis dengan perintah Polyline.


(46)

143

Proses No 5

Penjelasan: Membuat garis hubung titik-titik perpotongan (intersection) dari satu titik ke titik lainnya.


(47)

144

Proses No 5

Penjelasan: Hasil pembuatan garis hubung titik-titik perpotongan (garis penghubung titik-titik dengan elevasi yang sama = garis kontur).


(48)

145

Proses No 5


(49)

146

Proses No 5

Penjelasan: Hasil seluruh gambar garis kontur untuk elevasi kontur major (+0.5 m, +0.0 m, -0.5 m, -1.0 m, -1.5 m)


(50)

147

Proses No 5

Penjelasan: Hasil Penggambaran garis Kontur Minor ( elevasi +0.25 m, 0.25 m, -0.75 m, -1.25 m)


(51)

148

Proses No 6

Penjelasan: copy antar layer dari layer “Kontur Major” ke layer “Kontur Major Spline”, juga dilakukan untuk layer “Kontur Minor” ke layer “Kontur Minor Spline”


(52)

149

Proses No 7

Penjelasan: Bekerja pada layer “Kontur Major Spline“. Menghaluskan gambar garis kontur dengan spline, ketik pada bagian command: perintah Pedit untuk menghaluskan garis dengan spline. Pilih garis yang akan dihaluskan.


(53)

150

Proses No 7


(54)

151

Proses No 7


(55)

152

Proses No 8

Penjelasan: Pembuatan New Layer (Kontur Major Spline Datar dan Kontur Minor Spline Datar) untuk pembuatan gambar kontur sebagai gambar datar


(56)

153

Proses No 9

Penjelasan: copy antar layer dari layer “Kontur Major Spline” ke layer “Kontur Minor Spline Datar”.


(57)

154

Proses No 10

Penjelasan: Bekerja pada layer “Kontur Major Spline Datar”. Pengubahan sudut pandang untuk penggambaran kontur datar.


(58)

155

Proses No 10

Penjelasan: Apabila dilakukan zoom untuk melihat lebih jelas, akan tampak bahwa garis kontur (warna jingga) tidak memotong garis batas lahan (warna biru muda) yang mana garis batas lahan tersebut merupakan gambar datar.


(59)

156

Proses No 10

Penjelasan: Penyesuaian dilakukan dengan perintah move. Penyesuaian dilakukan dengan memindahkan garis kontur tersebut agar menjadi gambar datar (memiliki elevasi yang sama dengan garis batas lahan).


(60)

157

Proses No 10

Penjelasan: hasil penyesuaian, garis-garis kontur memiliki elevasi yang sama dengan garis batas lahan.


(61)

158

Proses No 11

Penjelasan: Pembuatan tulisan untuk keterangan elevasi dengan perintah text pada Menu Draw, pilih Multiline Text.


(62)

159

Proses No 11


(63)

160

Proses No 11


(64)

161

Proses No 11


(65)

162

Proses No 11


(66)

163

Proses No 11


(67)

Lampiran C1 Prosedur dan Proses Kerja dengan AutoCad-Potongan_Garis Hubung Titik 164

Prosedur Kerja:

(Dalam Prosedur dan proses kerja ini, yang digunakan sebagai contoh adalah potongan a, untuk potongan lainnya juga dikerjakan dengan mengikuti proses yang sama)

1. Pembuatan New Layer (Bantu Buat Potongan a, Bantu Buat Potongan b, Bantu Buat Potongan c, Bantu Buat Potongan d, Potongan a, Potongan b, Potongan c, Potongan d).

2. Bekerja pada layer “Bantu Buat Potongan a”, Buat garis tegak lurus bidang datar dari titik perpotongan garis hubung titik datar dengan sumbu potongan a. Garis tegak lurus ini akan memotong garis hubung titik 3D. 3. Bekerja pada layer “Potongan a”, Membuat garis yang menghubungkan

titik perpotongan garis tegak lurus-garis hubung titik 3D (juga diakukan pada potongan lainnya), garis hubung ini menggambarkan bentuk penampang lahan pada potongan.


(68)

165

Proses No 1

Penjelasan: Pembuatan New Layer. (Bantu Buat Potongan a, Bantu Buat Potongan b, Bantu Buat Potongan c, Bantu Buat Potongan d, Potongan a, Potongan b, Potongan c, Potongan d ).


(69)

166

Proses No 2

Penjelasan: Bekerja pada layer “Bantu Buat Kontur a”, dengan perintah line membuat garis tegak lurus bidang datar pada perpotongan sumbu potongan dengan garis hubung titik datar.


(70)

167

Proses No 2

Penjelasan: Hasil penggambaran garis tegak lurus pada setiap titik pertemuan garis sumbu potongan dengan garis hubung titik bidang datar. Garis–garis tegak lurus tersebut akan memotong garis hubung titik 3D.


(71)

168

Proses No 3

Penjelasan: Bekerja pada layer “Potongan a”. Dengan perintah line, ditarik garis dari titik perpotongan garis tegak lurus (warna merah) dan garis hubung titik 3D (warna hijau sian), dan dihubungkan dengan titik perpotongan garis tegak lurus dengan garis hubung titik datar lainnya.


(72)

169

Proses No 3

Penjelasan: Menghubungkan titik titik perpotongan garis tegak lurus dengan garis hubung titik 3D.


(73)

170

Proses No 3

Penjelasan: hasil penghubungan titik-titik perpotongan = garis yang menggambarkan penampang lahan pada potongan a.


(74)

171

Proses No 3

Penjelasan: Setelah layer “Garis Hubung Titik Datar” dan Layer “Garis Hubung Titik 3D” dinonaktifkan, dapat dilihat dengan lebih jelas, gambar bentuk penampang lahan pada potongan a.


(75)

Lampiran C2 Prosedur dan Proses Kerja dengan AutoCad-Potongan_Kontur 172

Prosedur Kerja:

(Dalam Prosedur dan proses kerja ini, yang digunakan sebagai contoh adalah potongan a dengan dasar garis kontur major, untuk potongan lainnya dan juga dengan dasar garis kontur major-minor, juga dikerjakan dengan mengikuti proses yang sama)

1. Pembuatan New Layer (Bantu Buat Potongan a, Bantu Buat Potongan b, Bantu Buat Potongan c, Bantu Buat Potongan d, Potongan a, Potongan b, Potongan c, Potongan d).

2. Bekerja pada layer “Bantu Buat Potongan a”, Buat garis tegak lurus bidang datar dari titik perpotongan garis hubung titik datar dengan sumbu potongan a. Garis tegak lurus ini akan memotong garis hubung titik 3D. 3. Bekerja pada layer “Potongan a”, Membuat garis yang menghubungkan

titik perpotongan garis tegak lurus-garis hubung titik 3D (juga diakukan pada potongan lainnya), garis hubung ini menggambarkan bentuk penampang lahan pada potongan.


(76)

173

Proses No 1

Penjelasan: Pembuatan New Layer. (Bantu Buat Potongan a, Bantu Buat Potongan b, Bantu Buat Potongan c, Bantu Buat Potongan d, Potongan a, Potongan b, Potongan c, Potongan d ).


(77)

174

Proses No 2


(78)

175

Proses No 2

Penjelasan: Bekerja pada layer “Bantu Potongan a“ Membuat garis tegak lurus pada titik pertemuan garis sumbu potongan dengan garis hubung titik bidang datar (untuk bagian ujung, batas lahan). Gunakan perintah line.


(79)

176

Proses No 2

Penjelasan: Membuat garis tegak lurus pada titik pertemuan garis sumbu potongan dengan garis kontur major datar.


(80)

177

Proses No 2

Penjelasan: Hasil pembuatan garis tegak lurus pada titik pertemuan garis sumbu potongan dengan garis kontur major datar dan pada ujung potongan pada titik pertemuan sumbu potongan dengan garis hubung titik 3D.


(81)

178

Proses No 3

Penjelasan: Bekerja pada layer “potongan a”, dengan perintah line, membuat garis yang menghubungkan titik-titik perpotongan garis tegak lurus dan hasil kontur major spline, atau pada ujung, pada titik pertemuan garis tegak lurus dengan hasil pembuatan kontur spline.


(82)

179

Proses No 3

Penjelasan: Membuat garis hubung pada titik-titik perpotongan garis kontur dan garis tegak lurus. (warna orange = garis tegak lurus).


(83)

180

Proses No 3


(84)

181

Proses No 3

Penjelasan: Setelah layer “Garis Hubung Titik Datar” dan layer “Garis Hubung Titik 3D” dinonaktifkan, dapat dilihat dengan lebih jelas, gambar garis penampang lahan pada potongan a (untuk potongan lain dan dengan dasar garis kontur yang lebih rapat, juga dikerjakan dengan cara yang sama)


(85)

Lampiran C3 Prosedur dan Proses Kerja dengan AutoCad-Potongan_Proyeksi 182

Prosedur Kerja:

(Dalam Prosedur dan proses kerja ini, yang digunakan sebagai contoh adalah potongan a dengan dasar garis hubung titik 3D, untuk potongan lainnya dan juga dengan dasar garis kontur minor atau kontur major-minor, juga dikerjakan dengan mengikuti proses yang sama)

1. Memindahkan dan memutar arah pusat sumbu koordinat layer kerja, sehingga bidang YZ layar kerja menempel pada bidang potongan .

2. Membuat garis sejajar sumbu potongan

3. Memindahkan pusat sumbu ke salah satu ujung dari garis tersebut

4. Memutar gambar potongan tersebut, sehingga gambar bidang potongan seakan-akan berputar 900 atau -900 dengan garis sejajar sebagai porosnya, dan hasilnya, seakan-akan bidang potongan tersebut terproyeksi pada bidang XY pada Sistem Koodinat Global.


(86)

183

Proses No 1

Penjelasan: Menggunakan perintah New UCS, untuk memindahkan dan memutar pusat sumbu layar kerja


(87)

184

Proses No 1

Penjelasan: Hasil perpindahan pusat sumbu layar kerja, bidang XY menempel pada bidang potongan


(88)

185

Proses No 1

Penjelasan: Hasil perputaran 900 atau -900 dengan poros sumbu Y, sedemikian rupa sehingga, bidang YZ sumbu layar kerja menempel pada bidang potongan yang akan diproyeksikan


(89)

186

Proses No 2

Penjelasan: Membuat garis sejajar sumbu potongan, paralel dengan suatu jarak diantara kedua garis (Garis sejajar sumbu ini dimaksudkan berfungsi sebagai poros)


(90)

187

Proses No 3

Penjelasan: Dengan menggunakan perintah New UCS, pusat sumbu layar kerja dipindah kan ke salah satu ujung garis sejajar


(91)

188

Proses No 4

Penjelasan: memutar bidang potongan yang akan diproyeksikan sebesar 900 atau – 900 dengan menggunakan perintah rotate dengan pusat sumbu layar kerja sebagai titik pusatnya.


(92)

189

Proses No 4


(93)

190

Proses No 4

Penjelasan: Hasil perputaran dilihat dari sudut pandang lain, hasil ini adalah hasil proyeksinya.


(94)

191

Proses No 5


(95)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bagi suatu proyek, perencanaan merupakan satu tahapan penting yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pada tahapan ini, semua pihak yang terlibat di dalamnya dituntut mampu membuat suatu perencanaan yang lengkap, efektif, efisien dan tentunya ekonomis mengenai proyek yang akan dikerjakan, yang mana hasil dari kegiatan perencanaan ini akan dilaksanakan dalam tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan konstruksi.

Salah satu kegiatan penting dalam perencanaan proyek adalah penghitungan volume pekerjaan yang nantinya akan dipakai sebagai dasar penghitungan/estimasi biaya proyek, dan salah satu item pekerjaan yang harus


(96)

2

diperhatikan di dalam perencanaan proyek yang melibatkan suatu lahan kerja yang luas dan keadaaan topografi yang beragam seperti pada sebuah proyek transportasi, proyek pemukiman, dsb, adalah pekerjaan volume dan galian.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghitung volume pekerjaan galian dan timbunan suatu pelaksanaan proyek adalah dengan membuat dan mempergunakan visualisasi 3D dari lahan yang akan digunakan untuk proyek, seiring kemajuan teknologi komputerisasi, AutoCad sebagai salah satu program komputer yang umum digunakan dalam dunia konstruksi dan proyek dapat dimanfaatkan untuk membuat suatu visualisasi 3D dari lahan rencana proyek.

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Membuat visualisasi 3D dari suatu contoh perencanaan proyek, dilanjutkan dengan pembuatan peta kontur, dan juga tampak potongan. 2. Melakukan perhitungan volume ‘Galian dan Timbunan’ dengan

melibatkan hasil visualisasi 3D.

1.3 Ruang Lingkup Penulisan

Penulisan masalah dibatasi sebagai berikut:

1. Program komputer utama yang digunakan untuk penulisan masalah ini adalah program AutoCad.

2. Visualisasi yang akan dibuat dalam penulisan ini hanya menggambarkan bentuk permukaan lahan pada lokasi rencana proyek dalam format 3D.


(97)

3

3. Data perencanaan proyek yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah perencanaan proyek komplek villa di Lembang.

4. Perhitungan volume galian dan timbunan dilakukan terbatas pada rencana pavement dan selokan, dengan membuat sumbu potongan pada sisi-sisi pavement rencana dan sisi-sisi selokan rencana. Kemudian pada gambar penampang/potongan tersebut akan dilakukan perhitungan luas.area galian dan luas area timbunan terhadap suatu baseline tertentu, dan hasil luas tersebut diinputkan untuk perhitungan volume galian dan timbunan yang dikerjakan dengan End Area Method.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini secara garis besar adalah sebagai berikut:

Bab 1: Pendahuluan, berisi: latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan sistematika penulisan.

Bab 2: Tinjauan Pustaka, berisi teori-teori yang mendukung penulisan tugas akhir ini; definisi proyek , teori mengenai perencanaan proyek, teori mengenai pengukuran dan pemetaan, dan lain-lain. Bab 3: Data Kasus, berisi data dan perhitungan dari pihak perencana. Bab 4: Analisa Data, berisi pengolahan data dengan membuat visualisasi

3D memakai AutoCad.


(98)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan cara pengolahan dan hasil analisis data, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Garis kontur hasil penggambaran dengan menggunakan hasil Visualisasi 3D, memiliki bentuk yang sama seperti dengan menggunakan perhitungan secara manual.

2. Perhitungan Volume Total Galian dan Timbunan dengan menggunakan hasil visualisasi 3D yang dilakukan dengan 3 (tiga) cara perhitungan dengan dasar perhitungan ynag berbeda satu sama lain memberikan hasil sebagai berikut:


(99)

106

Volume total hasil perhitungan “cara 1” dari penggambaran potongan dengan dasar garis hubung titik; Volume Galian Total = 23.14764 m3 dan Volume Timbunan Total = 327.4543 m3.

Volume total hasil perhitungan “cara 2” dari penggambaran potongan dengan dasar garis Kontur Major; Volume Galian Total = 20.392 m3 dan Volume Timbunan Total = 311.457 m3.

Volume total hasil perhitungan “cara 3” dari penggambaran potongan cara dengan dasar garis Kontur Major-Minor; Volume Galian Total = 22.53296 m3 dan Volume Timbunan Total = 318.8501 m3.

3. Setelah melakukan perbandingan dari seluruh hasil perhitungan volume galian dan timbunan (secara total), diketahui bahwa perhitungan dengan dasar perhitungan yang sama, akan memperoleh hasil yang mendekati (perbedaan volume total hasil perhitungan Non-visualisasi di Bab 3 dengan volume total hasil perhitungan “cara 2” dengan visualisasi di Bab 4 , Perbedaan berkisar 3.65 % untuk timbunan dan 7.68% untuk galian, Kedua perhitungan ini menggunakan dasar perhitungan yang sama (garis kontur dan dengan kerapatan yang sama, beda 0.5 m ). Disamping itu diketahui juga bahwa volume total hasil perhitungan dari penggambaran potongan dengan visualisasi, dengan menggunakan garis kontur yang lebih rapat, hasilnya akan semakin mendekati volume total hasil perhitungan dengan dasar garis hubung titik. Perbedaan volume total hasil perhitungan “cara 3” dengan volume total hasil perhitungan “cara 1”


(100)

107

berkisar 2.66% untuk galian dan 2.63 % untuk timbunan, sedangkan perbedaan volume total hasil perhitungan “cara 2” dengan volume total hasil perhitungan “cara 1” berkisar 11.90% untuk galian dan 4.89 % untuk timbunan. Penggambaran potongan untuk perhitungan volume “cara 3” dibuat dengan dasar garis kontur yang lebih rapat (Kontur Major-Minor, kerapatan = beda 0.25 m) daripada yang dipakai pada penggambaran potongan untuk perhitungan volume “cara 2” (Kontur Major, kerapatan = beda 0.5 m).

5.2 Saran

Berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain:

1. Untuk mendapatkan hasil perhitungan volume galian dan timbunan yang lebih teliti, terlepas apakah itu dengan perhitungan seperti pada Bab 3 atau dengan menggunakan hasil visualisasi 3D, disarankan untuk mengambil potongan dengan jumlah yang lebih banyak.

2. Hasil utama dari visualisasi 3D pada bab 4 adalah bentuk 3D dari lahan rencana (setelah proses rendering, akan diperoleh tampak yang bagus, memperlihatkan lekukan dan perbedaan elevasi), dimana hasil tersebut memuat informasi koordinat dan elevasi dari suatu lahan, yang mana hal tersebut dibutuhkan untuk suatu perencanaan atau pembuatan siteplan (arsitektur lahan). Salah satu keuntungan dari hasil visualisasi ini adalah hasil visualiasi 3D ini dapat digunakan sebagai pengganti maket (setelah rendering), yang mana hal ini akan sedikit menghemat biaya perencanaan.


(1)

3 3. Data perencanaan proyek yang akan digunakan dalam penulisan ini

adalah perencanaan proyek komplek villa di Lembang.

4. Perhitungan volume galian dan timbunan dilakukan terbatas pada rencana pavement dan selokan, dengan membuat sumbu potongan pada sisi-sisi pavement rencana dan sisi-sisi selokan rencana. Kemudian pada gambar penampang/potongan tersebut akan dilakukan perhitungan luas.area galian dan luas area timbunan terhadap suatu

baseline tertentu, dan hasil luas tersebut diinputkan untuk perhitungan

volume galian dan timbunan yang dikerjakan dengan End Area

Method.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini secara garis besar adalah sebagai berikut:

Bab 1: Pendahuluan, berisi: latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan sistematika penulisan.

Bab 2: Tinjauan Pustaka, berisi teori-teori yang mendukung penulisan tugas akhir ini; definisi proyek , teori mengenai perencanaan proyek, teori mengenai pengukuran dan pemetaan, dan lain-lain. Bab 3: Data Kasus, berisi data dan perhitungan dari pihak perencana. Bab 4: Analisa Data, berisi pengolahan data dengan membuat visualisasi

3D memakai AutoCad.


(2)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan cara pengolahan dan hasil analisis data, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Garis kontur hasil penggambaran dengan menggunakan hasil Visualisasi 3D, memiliki bentuk yang sama seperti dengan menggunakan perhitungan secara manual.

2. Perhitungan Volume Total Galian dan Timbunan dengan menggunakan hasil visualisasi 3D yang dilakukan dengan 3 (tiga) cara perhitungan dengan dasar perhitungan ynag berbeda satu sama lain memberikan hasil sebagai berikut:


(3)

106 Volume total hasil perhitungan “cara 1” dari penggambaran

potongan dengan dasar garis hubung titik; Volume Galian Total = 23.14764 m3 dan Volume Timbunan Total = 327.4543 m3.

Volume total hasil perhitungan “cara 2” dari penggambaran potongan dengan dasar garis Kontur Major; Volume Galian Total = 20.392 m3 dan Volume Timbunan Total = 311.457 m3.

Volume total hasil perhitungan “cara 3” dari penggambaran potongan cara dengan dasar garis Kontur Major-Minor; Volume Galian Total = 22.53296 m3 dan Volume Timbunan Total = 318.8501 m3.

3. Setelah melakukan perbandingan dari seluruh hasil perhitungan volume galian dan timbunan (secara total), diketahui bahwa perhitungan dengan dasar perhitungan yang sama, akan memperoleh hasil yang mendekati (perbedaan volume total hasil perhitungan

Non-visualisasi di Bab 3 dengan volume total hasil perhitungan “cara 2”

dengan visualisasi di Bab 4 , Perbedaan berkisar 3.65 % untuk timbunan dan 7.68% untuk galian, Kedua perhitungan ini menggunakan dasar perhitungan yang sama (garis kontur dan dengan kerapatan yang sama, beda 0.5 m ). Disamping itu diketahui juga bahwa volume total hasil perhitungan dari penggambaran potongan dengan visualisasi, dengan menggunakan garis kontur yang lebih rapat, hasilnya akan semakin mendekati volume total hasil perhitungan dengan dasar garis hubung titik. Perbedaan volume total hasil perhitungan “cara 3” dengan volume total hasil perhitungan “cara 1”


(4)

berkisar 2.66% untuk galian dan 2.63 % untuk timbunan, sedangkan perbedaan volume total hasil perhitungan “cara 2” dengan volume total hasil perhitungan “cara 1” berkisar 11.90% untuk galian dan 4.89 % untuk timbunan. Penggambaran potongan untuk perhitungan volume “cara 3” dibuat dengan dasar garis kontur yang lebih rapat (Kontur Major-Minor, kerapatan = beda 0.25 m) daripada yang dipakai pada penggambaran potongan untuk perhitungan volume “cara 2” (Kontur Major, kerapatan = beda 0.5 m).

5.2 Saran

Berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain:

1. Untuk mendapatkan hasil perhitungan volume galian dan timbunan yang lebih teliti, terlepas apakah itu dengan perhitungan seperti pada Bab 3 atau dengan menggunakan hasil visualisasi 3D, disarankan untuk mengambil potongan dengan jumlah yang lebih banyak.

2. Hasil utama dari visualisasi 3D pada bab 4 adalah bentuk 3D dari lahan rencana (setelah proses rendering, akan diperoleh tampak yang bagus, memperlihatkan lekukan dan perbedaan elevasi), dimana hasil tersebut memuat informasi koordinat dan elevasi dari suatu lahan, yang mana hal tersebut dibutuhkan untuk suatu perencanaan atau pembuatan siteplan (arsitektur lahan). Salah satu keuntungan dari hasil visualisasi ini adalah hasil visualiasi 3D ini dapat digunakan sebagai pengganti maket (setelah rendering), yang mana hal ini akan sedikit menghemat biaya perencanaan.


(5)

108

DAFTAR PUSTAKA

1. Bachtiar Ibrahim, (2003). Rencana dan Estimate Real of Cost, Bumi Aksara, Jakarta.

2. Dipohusoso, Istimawan, (1996). MANAJEMEN PROYEK DAN KONSTRUKSI, Jilid 1 dan 2, Kanisius, Yogyakarta.

3. Ervianto, Wulfram I, (2002). MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI, Andi Offset, Yogyakarta.

4. George J, Ritz, (1994). Total Construction Project Management, McGraw Hill Inc, Singapore.

5. Hendarsin, Shirley L, (2000). PENUNTUN PRAKTIS PERENCANAAN TEKNIK JALAN RAYA, Politeknik Negeri Bandung-Jurusan Teknik Sipil, Bandung.

6. Jacub Rais, (1978). ILMU UKUR TANAH, Edisi ke 2.

7. Panitia Dep.PUTL-UGM, (1975), ISTILAH TEKNIK SIPIL INGGRIS-INDONESIA, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.

8. Suyono Sosrodarsono dan Masayoshi Takasaki, (1997). PENGUKURAN TOPOGRAFI DAN TEKNIK PEMETAAN, Pradnya Paramita, Jakarta. 9. Wongsotjitro, Soetomo, (1980), ILMU UKUR TANAH, Kanisius,


(6)

109 Prosedur Kerja:

1. Pembuatan layer baru ( Garis Hubung Titik Datar dan Garis Hubung Titik 3D).

2. Menggambar titik koordinat datar (tidak dilakukan karena sudah merupakan data).

3. Menghubungkan titik-titik datar dengan garis

4. Copy antar layer ( Garis Hubung Titik Datar >>> Garis Hubung Titik 3D ) 5. Visualisasi dengan menggunakan perintah Stretch.