PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus Perbandingan Efek Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus Conoideus L) Dengan Obat Anti Hiperglikemik Oral Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus) Diabe

PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus
conoideus L) DENGAN OBAT ANTI HIPERGLIKEMIK ORAL TERHADAP
PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
(Rattus norvegicus) DIABETIK YANG DIINDUKSI OLEH ALOKSAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh :
Annisa Ramadhanny Alkatiry
J 500 090 035

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
 

 

Perbandingan Efek Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus L) Dengan

Obat Anti Hiperglikemik Oral Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Jantan
Galur Wistar (Rattus norvegicus) Diabetik Yang Diinduksi Oleh Aloksan
Annisa R Alkatiry, Retno Sintowati, Sulistyani
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Latar Belakang : Buah merah (Pandanus conoideus L) merupakan tanaman endemik yang
berpotensi dalam menurunkan kadar gula darah. Senyawa yang diduga mampu menurunkan
kadar gula darah adalah betakaroten, tokoferol, vitamin C. Mekanisme kerja betakaroten dan
tokoferol adalah membuat tubuh memiliki sel-sel pembunuh alami lebih banyak serta sel-sel
T-helper dan limfosit yang lebih aktif. Vitamin C diduga dapat mencegah kerusakan sel beta
pankreas dengan mengurangi stres oksidatif yang terjadi. Sedangkan Metformin sendiri
merupakan obat anti hiperglikemik oral golongan biguanid yang mampu menurunkan kadar
gula darah.
Tujuan Penelitian : Mengetahui perbandingan efek minyak buah merah (Pandanus
conoideus L) dengan obat anti hiperglikemik oral terhadap penurunan kadar gula darah tikus.
Metode Penelitian : Metode uji diabetes aloksan rancangan penelitian pre and post test
group control design. Hewan uj yang digunakan adalah 24 ekor tikus putih jantan galur wistar
dan dibagi dalam 4 kelompok perlakuan, yaitu kelompok I : kontrol negatif aquadest,
kelompok II : kontrol positif (Metformin 50 mg/200 g BB), kelompok III (minyak buah
merah 0,13 ml/200 g BB), kelompok IV (minyak buah merah 0,54 ml/200 g BB).

Hasil penelitian : Berdasarkan hasil uji statistik ANOVA data penurunan kadar gula darah
diperoleh nilai probalitas signifikan (p)=0,000 dengan demikian p 0,05 menunjukkan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok
data adalah homogen (Priyanto, 2009). Untuk menguji homogenitas data digunakan Levene
test. Hasil analisis menunjukkan Levene test hitung = 0,661. Nilai P tersebut adalah P > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa varian data yang ada homogen
c. Uji LSD
Hasil Uji Statistik LSD
Kelompok

P

Keterangan

I - II

0.000

Berbeda signifikan

I - III


0.000

Berbeda signifikan

I - IV

0.000

Berbeda signifikan

II - III

0.063

Tidak berbeda

II - IV

0.040


Berbeda signifikan

III - IV

0.822

Tidak berbeda

Keterangan :
I = Kelompok kontrol negatif (KKN)
II = Kelompok kontrol positif (KKP)

 

III = Kelompok dosis I (0,13 ml/200 g BB)
IV = Kelompok dosis II (0,54 ml/200 g BB)
Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Uji Antidiabetes (mg/dl)
Kadar
glukosa

awal
(hari
ke-1)

Kelompok
Kontrol Positif
(Metformin)

Kelompok
Dosis I 0,13 ml
/ 200 g BB

Kadar
glukosa
akhir
(hari ke10)

Persent
ase
penurun

an

74

Kadar
glukosa
post
aloksan
(hari
ke-3)
250

200

53,3

50

212


200

53,3

84

250

200

53,3

100

310

250

41,6


73

450

400

6,6

90

375

250

41,6
42 %

65

265


153

64,2

50

250

165

61,4

84

370

170

60,3


72

410

185

56,8

78

285

150

64,9

81

325


175

59,1
61 %

Kelompok
Dosis II 0,54 ml
/ 200 g BB

106

350

170

60,3

72

280

150

64,9

79

450

165

61,4

93

320

145

66,1

65

383

163

61,9

53

200

147

65,6
63 %

 

PEMBAHASAN
1. Penelitian ini menggunakan tikus putih jantan galur wistar sebanyak 24 ekor yang dibagi
dalam empat kelompok. Setiap kelompok terdapat enam ekor tikus, masing-masing kelompok
diberi perlakuan yang berbeda untuk dapat dilihat pengaruhnya terhadap kadar glukosa darah
tikus putih.
Kelompok I merupakan kelompok kontrol negatif, dimana tikus putih hanya disuntik
dengan aloksan dosis 120 ml/ ekor tanpa diberi minyak buah merah (Pandanus conoideus L)
ataupun Metformin. Pada kelompok ini hanya diberikan aquadest sebagai kontrol negatifnya.
Kelompok II merupakan kelompok kontrol positif, dimana tikus putih di suntik
dengan aloksan setelah tiga hari diambil darahnya, kemudian diberikan Metformin dosis 50
mg/ 200 g BB tikus / peroral. Metformin sendiri merupakan antidiabetik oral golongan
biguanid. Kelompok ini bertujuan untuk dapat melihat bagaimana pengaruh Metformin dalam
menurunkan kadar glukosa tikus dibandingkan dengan pemberian minyak buah merah.
Kelompok III merupakan kelompok dosis I, dimana tikus putih disuntik aloksan
setelah tiga hari diambil darahnya kemudian diberikan minyak buah merah dosis I yaitu 0,13
ml/ 200 g BB tikus/ peroral.
Kelompok IV merupakan kelompok dosis II, dimana tikus putih disuntik aloksan
setelah tiga hari diambil darahnya kemudian diberikan minyak buah merah dosis II yaitu 0,54
ml/200 g BB tikus/ peroral.
Penelitian ini dilakukan selama 10 hari, dengan mengukur kadar glukosa darah
sebanyak tiga kali, yaitu pada hari pertama, hari ketiga setelah sebelumnya telah diberikan
aloksan dan hari kesepuluh sebagai kadar glukosa darah akhir setelah tujuh hari perlakuan.
Pada hasil uji statistik didapatkan data yang diuji terdistribusi normal. Uji statistik ini
menggunakan uji distribusi normal. Kemudian untuk uji homogenitas data juga didapatkan
varian hasil data yang homogen adanya.
Pengukuran kadar glukosa awal, dilakukan pada hari pertama. Hal ini dilakukan untuk
menyingkirkan kelainan-kelainan atau penyakit yang dapat mempengaruhi kadar glukosa
darah dan juga sebagai kadar glukosa tanpa perlakuan.
Hasil uji ANOVA terhadap kadar glukosa awal menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang bermakna pada semua kelompok, sehingga dapat diketahui bahwa terdapat keseragaman
kadar glukosa darah tikus putih keempat kelompok tersebut.
Pengukuran kadar glukosa post aloksan dilakukan pada hari ke-3. Hal ini dilakukan agar
dapat mengetahui kadar glukosa darah tikus setelah diinduksi aloksan pada hari pertama.
Kadar glukosa darah yang meningkat disebabkan karena adanya degenerasi sel beta pada
kelenjar pankreas yang menyebabkan produksi insulin terganggu sehingga terjadi defisiensi
insulin. Penurunan hormon insulin menyebabkan seluruh glukosa yang dikonsumsi tubuh
tidak dapat diproses secara sempurna, akibatnya kadar glukosa dalam tubuh meningkat
(Greenspan, 1998). Pemberian aloksan menyebabkan kondisi hiperglikemia pada tikus.
Aloksan bereaksi dengan merusak substansi esensial didalam sel beta pankreas sehingga
granula-granula pembawa insulin berkurang (Yuriska, 2009).
Pengukuran kadar glukosa akhir dilakukan pada hari ke-10, kecuali kelompok kontrol
positif. Kelompok kontrol positif diukur kadar glukosa darah 2,5 jam setelah pemberian
perlakuan. Hal ini karena t max Metformin adalah 2,5 jam (Pharmmethored, 2005).
2.Berdasarkan perhitungan statistik ANOVA dan post hock pada keempat kelompok
perlakuan ternyata didapatkan hasil kelompok kontrol negatif tidak memberikan efek. Hal ini
disebabkan karena aquadest tidak memiliki efek dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Untuk persentase penurunan kadar gula darah mengacu pada hasil mean kadar glukosa hari
ke-10 kelompok kontrol negatif dikarenakan kadar glukosa darah kelompok kontrol negatif
hari ke-10 mengalami kenaikan kadar gula darah yang stabil. Hal ini disebabkan karena

 

kelompok kontrol negatif hanya diberikan aquadest setelah diinduksi oleh aloksan. Aquadest
tidak mempunyai efek dalam menurunkan kadar gula darah.
Penurunan kadar glukosa darah yang signifikan terjadi pada kelompok dosis II yaitu dosis
0,54 ml/ 200 g BB yakni presentasenya sebesar 63%, diikuti oleh kelompok dosis II yaitu
dosis 0,13 ml/ 200 g BB yakni presentasenya sebesar 61% dan terakhir terjadi pada kelompok
kontrol positif Metformin dosis 50 mg/200 g BB yakni presentasenya sebesar 42%.
Untuk hasil pengukuran kadar glukosa darah tikus pada keempat kelompok bervariasi
dikarenakan berbedanya perlakuan untuk tiap-tiap kelompok. Hasil tersebut bisa dilihat pada
tabel uji ANOVA.
Pada hari pertama untuk kelompok I, kelompok kontrol negatif sebelum perlakuan
dihitung kadar glukosa dan didapatkan rata-rata 92.33 ± 12.27 mg/dl, lalu meningkat menjadi
281.33 ± 68.77 mg/dl pada hari ketiga setelah sebelumnya disuntikkan aloksan hari pertama.
Tikus mulai menunjukkan gejala klinis diabetes melitus seperti poliura, polidipsia dan
polifagia. Lalu meningkat kembali menjadi 428.33 ± 123.96 mg/dl. pada hari ke-10 oleh
karena aquadest yang diberikan tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi
akibat pemberian aloksan.
Untuk kelompok II, kelompok kontrol positif sebelum perlakuan hari pertama
didapatkan kadar glukosa rata-rata 78.50 ± 17.24 mg/dl, pada hari ke-3 setelah disuntikkan
aloksan kadar glukosa menjadi 307.83 ± 90.11 mg/dl, kemudian hari ke-10 menjadi 250.00 ±
77.46 mg/dl. Hal ini disebabkan karena efek farmakodinamik golongan Metformin yang
dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan cara mempengaruhi kerja insulin sehingga
transport glukosa kembali normal.
Untuk kelompok III, kelompok pemberian minyak buah merah dosis I yaitu 0,13
ml/200 g BB tikus/ peroral didapatkan rata-rata kadar glukosa darah pada hari pertama
pengambilan yaitu sebesar 71.67 ± 12.59 mg/dl, lalu pada hari ke-3 setelah hari pertama
diinduksikan aloksan menjadi 317.50 ± 62.82 mg/dl dan menurun pada hari ke-10 menjadi
166.33 ± 13.29 mg/dl.
Kelompok terakhir, kelompok IV yaitu kelompok pemberian minyak buah merah
dosis II yaitu 0,54 ml/200 g BB tikus/ peroral didapatkan rata-rata kadar glukosa darah hari
pertama sebesar 78.00 ± 19.18 mg/dl, kemudian meningkat menjadi 330.50 ± 86.14 mg/dl
setelah tiga hari sebelumnya telah diinduksikan aloksan. Pada hari ke-10 kadar glukosa
mengalami penurunan menjadi 156.67 ± 10.59 mg/dl. Untuk kelompok III dan IV mengalami
penurunan kadar glukosa darah disebabkan karena minyak buah merah mengandung
betakaroten yang mampu mengendalikan radikal bebas. Perbedaan penurunan kadar glukosa
darah antara dosis I dan II disebabkan karena banyak sedikitnya kandungan yang terdapat
dalam setiap minyak buah merah dalam efektifitas untuk menurunkan kadar glukosanya.
3.Secara rinci mekanisme penurunan kadar glukosa oleh minyak buah merah (Pandanus
conoideus L) karena kandungan buah merah yang mengandung senyawa betakaroten,
tokoferol, askorbat yang merupakan antioksidan yang mampu memperbaiki kerja pankreas
sehingga sekresi insulin oleh sel beta pulau Langerhans dapat meningkat (Budi, 2005).
4.Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan adanya perlakuan pemberian minyak buah
merah (Pandanus conoideus L) berhasil menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan
galur wistar. Minyak buah merah juga pada penelitian ini lebh berefek dengan persentase
penurunan kadar gula darah lebih besar dibandingkan dengan persentase penurunan kadar
gula darah menggunakan Metformin. Hal ini disebakan karena cara kerja Metformin yang
tidak spesifik dalam mengobati kerusakan sel β pankreas yang diakibatkan oleh aloksan.
Metformin bekerja pada tingkat seluler reseptor insulin sehingga tidak tepat sasaran dalam
mengobati kerusakan sel β pankreas. Dengan demikian hipotesis yang ada pada penelitian ini
terbukti kebenarannya.

 

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah dilakukan uji statistik sebagai
berikut :
Minyak buah merah (Pandanus conoideus L) mempunyai kemampuan dalam
menurunkan kadar glukosa darah tikus jantan putih galur Wistar yang diinduksi aloksan.
Pada penelitian ini didapatkan perlakua yang paling optimal menurunkan kadar glukosa darah
adalah minyak buah merah (Pandanus conoideus L) dosis II yaitu 0,54 ml / 200 g BB tikus
dengan presentase sebesar 63% lalu diikuti dosis I yaitu 0,13 ml/ 200 g BB tikus dengan
presentase sebesar 61% dan Metformin 50 mg / 200 g BB tikus dengan presentase sebesar
42%. Pada penelitian efektifitas penurunan kadar glukosa darah lebih efektif dengan
menggunakan minyak buah merah dosis 0,54 ml/200 g BB dan dosis 0,13 ml /200 g BB
dibandingkan dengan Metformin dosis 50 mg/200 g BB
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efektifitas penurunan kadar gula darah
minyak buah merah (Pandanus conoideus L) dengan obat anti hiperglikemik oral yang
lain.Perlu dilakukan juga penelitian lebih lanjut tentang efek penurunan kadar gula darah oleh
minyak buah merah (Pandanus conoideus L) dengan penginduksi diabetes selain aloksan.
Serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis minyak buah merah yang lebih
besar agar dapat mengetahui efek penurunannya terhadap kadar gula darah.

DAFTAR PUSTAKA
Apsari, Adyut. 2007. Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus)
Sebagai Anti-inflamasi pada Tikus (Rattus norvegicus) Strain Wistar. Tugas akhir,
Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang.
As’adi, 2011. Sarang Semut dan Buah Merah Pembasmi Ragam Penyakit Ganas. Jogjakarta:
Laksana.
Bambang S., Suhartono E., 2005. Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan Pada Diabetes
Melitus. Jakarta: Majalah Kedokteran Indonesia Volume 55 no.2, hal 87-90.
Boorman GA., Beth WG. 1999. Pathology of tha Mouse. United States America : Cache
River Press.
Budi I.M., Fendy R.P., 2005. Buah Merah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Depkes RI. 2000. Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional. Jakarta.

 

Emlliana Y., Mudite K., Novelina S., Srihadi., 2005. Studi Histologi Sel Endokrin Ekstra
Insular Pankreas Kambing dan Domba Lokal, Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor. J Vet, 6(1):25-30
Febriyanti R., Febriyanita S., Astantri P.F., Slipranata M., Syaifullah.,

2008. Pengaruh

Pemberian Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus) Terhadap Tikus (Rattus
norvegicus) Diabetik yang diinduksi dengan Aloksan, Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Gajah Mada Yogyakarta.PKMP 3-8-1
Gina A., Permana A., Vedayanti D., Windasari P., Wahyuniari I., 2010. Uji Klinis in Vivo
Pengaruh Konsumsi Daluman (Cycllea barbata) Terhadap Penurunan Kadar Gula
darah Pada Tikus Wistar Jantan Dengan Diabetes Melitus Tipe 2. Denpasar:
IPTEKMA.2(1)
Guyton., Hall J.E., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Hargono., 1997. Obat Tradisional dalam Zaman Teknologi. Jakarta: Majalah Kesehatan
Masyarakat Departemen Kesehatan.
Jermia L., Malik A., 2009. Peluang Pengembangan Buah Merah di Provinsi Papua. Jurnal
Litbang Pertanian, 28(4)
Lestari H., 2001. Pemanfaatan Obat Tradisional dalam Menangani Masalah Kesehatan.
Jakarta: Majalah kedokteran Indonesia,(4)
Lisa S., Benjamin M., Kozak M., Joseph P., Yarchoan M., Close J., Kelly., 2012. The Ideal
Diabetes Theraphy: What Will It Look Like? How Close Are We?. Feature Article,
Clinical Diabetes Volume 30.
Michael S., Nurjahan N., Perriello G., Dailey G., John E., 1995. Metabolic Effects of
Metformin in Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus.The New England Journal
Of Medicine.
Notoatmojo S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Purnamasari, 2009. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Interna Publishing.
Purnomo, 2000. Oksidan, Antioksidan, dan Radikal Bebas, Skripsi, Husnil, Pengaruh Ekstrak
Mengkudu Terhadap Kadar MDA Darah.

 

Rohman A., Sugeng S., Che Man Y., 2012. Characterization of Red Fruit (Pandanus
conoideus Lam) Oil. Yogyakarta : International Food Research Journal. 19(2):563567
Sharon, W., 2012. Management of Type 2 Diabetes: What Is the Next Step After
Metformin?. Clinical Diabetes Volume 30.
Silvio E., Richard M., John B., Diamant M., Ele., Nauck M., Peters A., Apostolos T., Wender
R., David R., 2012. Management of Hyperglycemia in Type 2 Diabetes: A PatientCentered Approach. Diabetes Care, Volume 35.
Soegondo, Sidartawan., 2009. Farmakoterapi pada Pengendalian Diabetes Melitus. Dalam
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Interna Publishing.
Sri,

Widia.,2001.EfekProtektifBawangPutih
TerhadapMembranSelDarahMerahDomba

(A.
yang

sativum
Diberi

L)
Stress

Oksidatif.MajalahKedokteran Indonesia. 51:80-9
Squires JE. 2003. Applied Animal Endocrinology. United Kingdom : CABIP Publishing.
Suarsana N., Priosoeryanto., Bintang., Wresdiyati., 2010. Profil Glukosa Darah dan
Ultrastruktur Sel Beta Pankreas Tikus yang Diinduksi Senyawa Aloksan. Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali: JITV,15:118-123
Suyono, 2007. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Suyono, 2009. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
III. Jakarta: Interna Publishing.
WHO report, 2000. Defiinition, Diagnosis and Classification of Diabetes Meliitus and its
Complications. Report of a WHO Consultation. World Health Organization
Departement of Noncommunication Disease Surveillance Geneva.
Wayan.,2004.PemanfaatanObatPenurunpanasolehMasyarakatAngkah,

Tabanan

Bali,dalamProsiding Seminar Nasional XXV TumbuhanObat Indonesia,Pokjanas,
Tawangmangu.
Yuriska, F, 2009. Efek Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar. Semarang,
Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Dipoegoro.

 

Dokumen yang terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih

0 39 69

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun dan Buah Muda Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) Terhadap Kadar SGOT dan SGPT Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Parasetamol

2 35 17

Pengaruh Pemberian Jus Buah Semangka Merah (Citrullus vulgaris) Terhadap Jumlah Sel Leydig Tikus Putih (Rattus norvegicus strain Wistar ) Jantan yang Di Induksi Alkohol

3 52 21

Efek Anti Inflamasi Dekok Daun Pepaya (Carica Papaya) Terhadap Edema Pada Subplantar Pedis Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus)

0 6 21

Pengaruh Pemberian Jus Buah Semangka Merah (Citrullus vulgaris) Terhadap Jumlah Sel Spermatozoa Tikus Putih (Rattus Novergicus Strain Wistar) Jantan Setelah Pemberian Alkohol

0 39 22

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Gambaran Histologis Silia Epitel Trakea Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) yang Terpapar Asap Rokok

1 5 26

Pengaruh Pemberian Infus Kulit Buah Salak (Salacca edulis) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi Aloksan.

0 13 22

Efektivitas Kombinasi Ekstrak Daun Annona Muricata L. Dan Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar

0 2 7

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DIABETIK

0 0 6