INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK PERIODE AKHIR Interaksi Sosial Pada Anak Periode Akhir.
INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK PERIODE AKHIR
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh:
MALINDA FEBRIAN ARDIYANI
F. 100 090 061
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK PERIODE AKHIR
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh:
MALINDA FEBRIAN ARDIYANI
F. 100 090 061
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
iii
iv
ABSTRAKSI
INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK PERIODE AKHIR
Malinda Febrian Ardiyani1
Wisnu Sri Hertinjung2
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
M4lind4_feb_4rd@yahoo.com
Ws_hertinjung@yahoo.com
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana interaksi sosial pada
anak periode akhir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif deskriptif dengan alat ukur kuesioner. Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 123 siswa kelas 4 dan 5 dari 2 SD, yaitu SD Negeri Pajang 1 Surakarta
dan SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. Komposisi subjek penelitian
berdasarkan jenis kelamin cukup seimbang dengan jumlah subjek perempuan
sebanyak 63 orang dan subjek laki- laki sebanyak 60 orang. Teknik analisis data yang
digunakan dalam peneitia n ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis
data diperoleh bahwa aktivitas anak periode akhir terbagi menjadi 2 kategori, yaitu:
aktivitas interaksi sosial dan aktivitas non- interaksi sosial. Aktivitas interaksi sosial
antara lain les & TPQ, berkumpul/ mengobrol, permainan lain, olahraga, permainan
elektronik, permainan tradisional, jalan-jalan, menonton tv, dan mengobrol dengan
media elektronik, dan lainnya. Sedangkan aktivitas non- interaksi sosial adalah
permainan elektronik, menonton tv dan tidur siang. Pihak yang terlibat dalam
aktivitas interaksi sosial anak adalah teman dan keluarga. Dimana anak yang
melakukan aktivitas interaksi bersama keluarga berupa berkumpul/ mengobrol pada
anak yang mengikuti sekolah reguler cenderung dilakukan bersama ibu sedangkan
anak yang mengikuti sekolah fullday cenderung berkumpul/ mengobrol dengan adik.
Beberapa anak melakukan aktivitas interaksi sosialnya selama kurang dari 3 jam.
Namun, ada beberapa kegiatan yang dilakukan lebih dari 3 jam yaitu berkumpul/
mengobrol dan menonton tv. Anak cenderung lebih suka melakukan aktivitas
sosialnya di lingkungan rumah daripada di luar rumah. Dari semua aktivitas interaksi
sosial yang dilakukan anak, terdapat aktivitas yang perlu dipertahankan dan
ditingkatkan yaitu berkumpul/ mengobrol dan permainan tradisional. Sementara
aktivitas non- interaksi yang perlu diperhatikan adalah menonton tv yang terlalu lama.
Kata kunci: interaksi sosial, anak periode akhir.
PENDAHULUAN
Interaksi sosial
bertindak. Walgito (2003) berpendapat
berasal
dari
bahwa interaksi sosial merupakan
istilah dalam bahasa Inggris yaitu
hubungan antara individu satu dengan
social interaction yang berarti saling
1
individu yang lain, individu satu dapat
dengan dunia selain keluarganya dan
mempengaruhi individu yang lain atau
mulai membangun penilaian terhadap
sebaliknya,
orang lain. Pada periode ini anak
jadi
terdapat
adanya
hubungan saling timbal balik. Interaksi
mulai
dapat terjadi pada siapa pun, tidak
kelompok atau biasa dikenal dengan
terkecuali anak-anak. Interaksi sosial
istilah geng (Santrock, 2002). Hartup
merupakan suatu kebutuhan yang
(1992)
penting bagi setiap individu, terlebih
hubungan antar teman sebaya pada
lagi bagi anak. Interaksi sosial yang
masa
terjalin pada masa anak akan menjadi
terhadap keefektifan individu sebagai
pondasi untuk berhubungan dengan
orang dewasa. Periode ini dapat pula
orang lain dikemudian hari (Sims,
disebut
Hutchins & Taylor, 1997). Seseorang
(Hurlock, 2012), hal ini bukan karena
dikatakan melakukan interaksi sosial
anak memiliki banyak waktu untuk
apabila melakukan adanya kontak,
bermain, namun karena luasnya minat
komunikasi dan partisipasi dengan
dan kegiatan bermain yang dimiliki
orang
anak. Banyaknya teman dan kelekatan
lain
dalam
aktivitas
yang
dilakukannya (Soekanto, 2010).
membentuk
kelompok-
mengemukakan
anak-anak
sebagai
bahwa
berkontribusi
usia
bermain
yang terjalin dapat membantu anak
Anak periode akhir merupakan
untuk
mengasah
kemampuannya
anak usia SD yang terantang dari usia
dalam berinteraksi sosial (Kingery &
kira-kira 6-12 tahun. Masa dimana
Erdley, 2007) karena pada periode ini
anak-anak mulai melepaskan diri dari
bermain merupakan salah satu sarana
keluarga,
berhubungan
langsung
2
bagi anak untuk berinteraksi (Darwish,
atau
Esquivel, Houtz, & Alfonso, 2001).
dimungkinkan
pada
kurang
terasah
akan
maka
menghambat
Kemampuan yang telah diasah
perkembangan sosialnya di kemudian
periode
hari (Sims, Hutchins & Taylor, 1997).
sebelumnya
akan
membantu anak dalam menyelesaikan
Dewasa ini jenis permainan
tugas perkembangan yang dimiliki
untuk anak turut berkembang dengan
dalam hidupnya, dimana tugas-tugas
semakin
perkembangan
memegang
global, hingga ada istilah permainan
peranan penting untuk menentukan
tradisional dan permainan modern
arah
(Munib, Parikesit, & Ibipurwo, 2013).
tersebut
perkembangan
Tugas
yang
perkembangan
normal.
anak
pada
berkembangnya
Permainan
tradisional
teknologi
merupakan
periode ini salah satunya adalah untuk
permainan yang diciptakan di masa
mencapai bentuk relasi yang tepat
lalu dan cenderung bersifat kooperatif.
dengan
Dimana
keluarga,
teman,
dan
permainan
tersebut
lebih
lingkungan menurut Collins (dalam
mengutamakan kebersamaan, sehingga
Nuryanti,
2008)
menyesuaikan
sebaya,
diri
misalnya
bersama
dan
dan
belajar
tercipta interaksi sosial. Sedangkan
dengan
teman
permainan
dengan
modern
bermain
permainan yang diciptakan masa kini,
mempertahankan
biasanya menggunakan peralatan lebih
pertemanan dengan menjaga perasaan
canggih
dan
egosentris
Dimana
permainan
yang
merupakan
mungkin
muncul
bersifat
individual.
tersebut
lebih
(Hurlock, 2012). Namun ketika tugas
mengedepankan kemandirian daripada
perkembangan tersebut tidak terpenuhi
kebersamaan.
3
Dengan
demikian
permainan tersebut kurang mendukung
luangnya
terjadinya interaksi sosial pada anak.
permainan elektronik atau permainan
Selain
anak
modern. Menurut Mulyadi (Latief,
yang berkembang, media informasi
2010) jika anak menggunakan waktu
pun turut berkembang seiring dengan
luangnya untuk menonton televisi,
perkembangan
Mudahnya
bermain internet, video games atau
akses pada peralatan modern seperti
game online secara berlebihan atau
internet, televisi, laptop/ komputer,
menjurus kepada kecanduan, maka
gadged serta video game atau game
anak-anak cenderung akan menjadi
online, memungkinkan anak untuk
pribadi
mempergunakan
sosialisasi kurang, minat membaca
permainan-permainan
jaman.
fasilitas
modern
tersebut (Amani, 2013).
media
bermain
individualis,
dengan
kemampuan
rendah, potensi obesitas, dan ketidak
Kemudahan akses teknologi
dan
untuk
informasi
mampuan
dapat
menghadapi
tekanan
menjadi sangat tinggi.
menyebabkan anak menjadi malas
Kemudian dari hasil survey
bergerak, sehingga kesempatan anak
yang telah dilakukan oleh peneliti
untuk
pada 23 anak periode akhir, diketahui
berinteraksi
sebaya
dengan
cenderung
teman
berkurang
bahwa
68%
diantaranya
mengisi
(Ameliola & Nugraha, 2013). Dalam
waktu luang dengan aktivitas-aktivitas
penelitian
yang
oleh
yang cenderung dilakukan seorang
Hertinjung
&
(2012),
diri. Selanjutnya dari 68% tersebut
diketahui bahwa dari 212 anak 27% di
58% diantaranya menggunakan waktu
antaranya
luangnya dengan peralatan elektronik
dilakukan
Karyani
menggunakan
waktu
4
atau peralatan modern. Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sims,
wawancara dengan penjaga warnet
Hutchins & Taylor (1997) ketika anak
dan game center dari 8 tempat
kurang mampu dalam berinteraksi
berbeda, diketahui bahwa rata-rata
dengan orang lain atau kemampuan
anak
ketempat
berinteraksi dengan orang lain kurang
tersebut dihari- hari biasa ada sekitar 4-
terasah, maka dimungkinkan akan
5 anak setiap harinya selama 1-3 jam,
menghambat perkembangan sosialnya
sedangkan pada hari minggu atau hari
di kemudian hari.
libur sekitar 8-9 anak selama 2-6 jam.
METODE PENELITIAN
SD
yang
Dilihat
datang
dari
sampel
yang
Penelitian
ini
menggunakan
diperoleh peneliti, waktu penggunaan
metode kualitatif diskriptif dengan
peralatan modern oleh anak periode
menggunakan kuesioner terbuk dalam
akhir
menyita
proses pengumpulan data. Kuesioner
semestinya
ini merupakan kuesioner terbuka yang
digunakan untuk berinteraksi atau
berbentuk tabel yang disusun dengan
mengasah kemampuan mereka dalam
berdasarkan
berinteraksi dengan orang lain. Hal ini
penelitian.
tersebut
waktu
cenderung
mereka
yang
tentu saja membuat penelitian ini
menjadi
penting
sebagai
upaya
gambaran
yang
untuk
untuk
lebih
Subjek
pada
pertanyaan
penelitian
dalam
dilakukan
penelitian ini adalah siswa-siswi SD
menemukan
Negeri Pajang 1 Surakarta dan SD
luas
dan
Muhammadiyah
Program
Khusus
menyeluruh menganai interaksi pada
kelas 4 dan kelas 5. Teknik analisis
anak
data
periode
akhir.
Berdasarkan
5
dalam
penelitian
ini
menggunakan
deskriptif
kualitatif.
syarat
terjadinya
interaksi
sosial
Pengolahan data dilakukan dengan
adalah dengan adanya kontak sosial,
program komputer Excel 2007.
komunikasi, dan partisipasi. Dengan
HASIL PENELITIAN DAN
demikian
PEMBAHASAN
mengandung unsur interaksi, maka
aktivitas
yang
tidak
Dari hasil analisis diketahui
dapat dikatakan sebagai aktivitas non-
bahwa aktivitas yang dilakukan oleh
interaksi sosial. Aktivitas tersebut
anak
antara
periode
akhir
dapat
dibagi
menjadi dua kategori, yaitu aktivitas
sosial.
Aktivitas
permainan
elektronik,
menonton tv, dan tidur siang.
interaksi sosial dan aktivitas noninteraksi
lain
Pihak
yang
terlibat
dalam
yang
interaksi tersebut adalah keluarga dan
termasuk dalam kategori interaksi
teman. Anak yang mengikuti sekolah
sosial anak periode akhir antara lain
reguler
les & TPQ, berkumpul/ mengobrol,
mengobrol dengan ibu sedangkan anak
permainan lain, olahraga, permainan
yang
elektronik,
permainan
cenderung
jalan-jalan,
menonton
tradisional,
mengikuti
berkumpul/
sekolah
berkumpul/
fullday
mengobrol
dan
dengan adik. Dimana anak, teman dan
mengobrol dengan media elektronik,
keluarga mampu melakukan interaksi
dan lainnya. Dikategorikan sebagai
secara intensif, sehingga anak periode
aktivitas
interaksi
karena
akhir mulai belajar beradaptasi dengan
kegiatan
tersebut
membutuhkan
lingkungan sekitarnya, hal ini sesuai
adanya interaksi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Collins (Nuryanti, 2008)
pendapat
bahwa salah satu tugas perkembangan
Soekanto
tv,
cenderung
sosial
(2010)
bahwa
6
yang harus dilakukan anak periode
aktivitas tersebut hanya dilakukan oleh
akhir adalah mencapai bentuk relasi
sebagian kecil anak dalam penelitian
yang tepat dengan keluarga, teman dan
ini.
lingkungan.
sedikitnya
Dalam penelitian ini aktivitas
Hal
ini
dapat
jumlah
dilihat
subjek
dari
yang
melakukan aktvitas tersebut.
interaksi sosial yang paling lama
Selanjutnya
aktivitas
non-
dilakukan anak baik yang mengikuti
interaksi sosial yang paling lama
sekolah
dilakukan
reguler
ataupun
sekolah
anak
yang
mengikuti
fullday adalah berkumpul/ mengobrol.
sekolah
Maka
lamanya
fullday adalah menonton tv. Kedua
aktivitas sosial yang dilakukan anak
aktivitas tersebut cenderung dilakukan
baik sekolah reguler maupun fullday,
seorang diri tanpa adanya teman,
menjadikan
bergaul
sehingga membiasakan anak tumbuh
dengan lingkungan sekitar. Hal ini
manjadi pribadi yang kurang peka
sesuai dengan hasil penelitian yang
terhadap lingkungannya. Pernyataan
dikemukakan oleh Kingery & Erdley
ini sesuai dengan pendapat yang
(2007) bahwa banyaknya teman dan
dikemukakan oleh Mulyadi (Latief,
kelekatan
yang
dapat
2010) jika anak menggunakan waktu
membantu
anak
mengasah
luangnya untuk menonton tv, bermain
berinteraksi
internet, video game atau game online
dari
itu
dengan
anak
kemampuannya
mudah
terjalin
untuk
dalam
reguler
ataupun
sosial. Walaupun aktivitas interaksi
secara
sosial yang paling sering dilakukan
cenderung
adalah berkumpul/ mengobrol tetapi
individualis, kemampuan sosialisasi
7
berlebihan,
akan
maka
sekolah
menjadi
anak
pribadi
kurang,
minat
potensi
membaca
obesitas,
mampuan
dan
menghadapi
rendah,
pemilihan subjek seperti terbatasnya
ketidak
tempat dan jumlah subjek, instrument
tekanan
penelitian yang dirasa kurang mampu
menjadi sangat tinggi.
Terakhir
mengungkap data penelitian secara
tempat
anak
lebih
mendalam,
belum
adanya
melakukan interaksi baik anak yang
probing dengan metode observasi
mengikuti sekolah reguler ataupun
interviu terhadap subjek penelitian.
anak yang mengikuti sekolah fullday,
KESIMPULAN
keduanya sama-sama dilakukan di
Hasil penelitian ini maka dapat
lingkungan rumah. Salah satu alasan
disimpulkan bahwa:
yang menyebabkan anak lebih suka
1. Aktivitas
anak
periode
akhir
menghabiskan waktu di lingkungan
terbagi menjadi 2 kategori, yaitu:
rumah
fasilitas
aktivitas
hiburan menarik yang dapat dinikmati
aktivitas
oleh anak, dibandingkan ketika anak
Aktivitas interaksi sosial antara
harus bermain di luar rumah. Hal ini
lain, berkumpul/ mengobrol, les
dapat dilihat dari hasil kuesioner yang
dan TPQ, olahraga, permainan
sebagian
lainnya,
yaitu
tersedianya
besar
anak
cenderung
interaksi
sosial
non- interaksi
jalan-jalan,
sosial.
mengobrol
menghabiskan waktu luangnya untuk
dengan
menonton
permainan tradisional. Sedangkan
tv
dan
melakukan
permainan elektronik di rumah.
media
dan
elektronik, dan
aktivitas non- interaksi sosial antara
Kelemahan dalam penelitian ini
lain
antara lain kurangnya variasi dalam
menonton
tv,
tradisional, tidur siang.
8
permainan
International Conference on
Indonesian Studies: “Ethnicity
and Globalization”: 362-371.
2. Pihak yang terlibat dalam aktivitas
anak adalah teman dan keluarga.
3. Ada
beberapa
kegiatan
Bungin,
B.
2013.
Metodologi
Penelitian Sosial dan Ekonomi.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
yang
dilakukan lebih dari 3 jam yaitu
menonton
tv
dan
permainan
Creswell, J.W. 2009. Research
Design: Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
elektronik.
4. Anak periode akhir cenderung
lebih suka melakukan aktivitas
Darwish, D., Esquivel, G.B., Houtz,
J.C., & Alfonso, V.C. 2001.
Play and Social Skills in
Meltreated and Non-maltreated
Preschoolers During Peer
Interactions. Child Abusa Negi:
13-31.
sosialnya di lingkungan rumah.
5. Aktivitas
interaksi
dipertahankan
dan
yang
perlu
ditingkatkan
yaitu berkumpul/ mengobrol dan
Hartup, W.W. 1992. Having Friends,
Making Friends, and Keeping
Friends. Clearinghouse on
Elementary
and
Early
Childhood Education
permainan tradisional. Sementara
aktivitas non- interaksi yang perlu
diperhatikan adalah menoton tv
Hertinjung, W.S., & Karyani, U. 2012.
Bullying di Sekolah Dasar.
Laporan Penelitian (tidak
diterbitkan).
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
yang terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA
Amani, A. 2013. Libur Sekolah,
Pelajar Padati Game Online.
(http://m.suaramerdeka.com/in
dex.php/read/news/2013/12/28/
185007, diakses pada 04
Februari 2014).
Hurlock, E.B. 2012. Perkembangan
Anak Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Kingrey, J.N., & Erdley, C.A. 2007.
Peer Experiences as Predictors
of Adjustment Across the
Middle School Transition.
Education and Treatment of
Children 2: 73-88.
Ameliola, S., & Nugraha, H.D. 2013.
Perkembangan
Media
Informasi
dan
Teknologi
Terhadap Anak dalam Era
Globalisasi. Prosding The 5th
9
Nuryanti, L. 2008. Psikologi Anak.
Jakarta: Indeks.
Latief. 2010. Tumbuh Kembang Anak
Perlu Interaksi Dengan Alam.
(http://edukasi.kompas.com/rea
d/2010/01/26/16161091/Tumb
uh.Kembang.Anak.Perlu.Intera
ksi.dengan.Alam, diakses pada
02 Februari 2014).
Munib,
Santrock, J.W. 2002. Life-Span
Development Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
Sims, M., Hutchins, T., & Taylor, M.
1997. Conflict as Social
Interactions:
Building
RelationshipSkills in Child
Care Settings. Child and Youth
Care Forum 26: 247-260.
T.A., Parikesit, G., &
Ibiourwo, B. 2013. Permainan
Modern
vs
Permainan
Tradisional.
(http://id.tanoker.org/index.php
/liputan/item/51-permainanmodern-vs-permainantradisional-case-komunitastanoker- ledokombo-kabjember-peluang-tantangan-danstrategi.html, diakses pada 22
Januari 2014).
Soekanto, S. 2010. Sosiologi Edisi
Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
10
11
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh:
MALINDA FEBRIAN ARDIYANI
F. 100 090 061
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK PERIODE AKHIR
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun oleh:
MALINDA FEBRIAN ARDIYANI
F. 100 090 061
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
iii
iv
ABSTRAKSI
INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK PERIODE AKHIR
Malinda Febrian Ardiyani1
Wisnu Sri Hertinjung2
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
M4lind4_feb_4rd@yahoo.com
Ws_hertinjung@yahoo.com
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana interaksi sosial pada
anak periode akhir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif deskriptif dengan alat ukur kuesioner. Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 123 siswa kelas 4 dan 5 dari 2 SD, yaitu SD Negeri Pajang 1 Surakarta
dan SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. Komposisi subjek penelitian
berdasarkan jenis kelamin cukup seimbang dengan jumlah subjek perempuan
sebanyak 63 orang dan subjek laki- laki sebanyak 60 orang. Teknik analisis data yang
digunakan dalam peneitia n ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis
data diperoleh bahwa aktivitas anak periode akhir terbagi menjadi 2 kategori, yaitu:
aktivitas interaksi sosial dan aktivitas non- interaksi sosial. Aktivitas interaksi sosial
antara lain les & TPQ, berkumpul/ mengobrol, permainan lain, olahraga, permainan
elektronik, permainan tradisional, jalan-jalan, menonton tv, dan mengobrol dengan
media elektronik, dan lainnya. Sedangkan aktivitas non- interaksi sosial adalah
permainan elektronik, menonton tv dan tidur siang. Pihak yang terlibat dalam
aktivitas interaksi sosial anak adalah teman dan keluarga. Dimana anak yang
melakukan aktivitas interaksi bersama keluarga berupa berkumpul/ mengobrol pada
anak yang mengikuti sekolah reguler cenderung dilakukan bersama ibu sedangkan
anak yang mengikuti sekolah fullday cenderung berkumpul/ mengobrol dengan adik.
Beberapa anak melakukan aktivitas interaksi sosialnya selama kurang dari 3 jam.
Namun, ada beberapa kegiatan yang dilakukan lebih dari 3 jam yaitu berkumpul/
mengobrol dan menonton tv. Anak cenderung lebih suka melakukan aktivitas
sosialnya di lingkungan rumah daripada di luar rumah. Dari semua aktivitas interaksi
sosial yang dilakukan anak, terdapat aktivitas yang perlu dipertahankan dan
ditingkatkan yaitu berkumpul/ mengobrol dan permainan tradisional. Sementara
aktivitas non- interaksi yang perlu diperhatikan adalah menonton tv yang terlalu lama.
Kata kunci: interaksi sosial, anak periode akhir.
PENDAHULUAN
Interaksi sosial
bertindak. Walgito (2003) berpendapat
berasal
dari
bahwa interaksi sosial merupakan
istilah dalam bahasa Inggris yaitu
hubungan antara individu satu dengan
social interaction yang berarti saling
1
individu yang lain, individu satu dapat
dengan dunia selain keluarganya dan
mempengaruhi individu yang lain atau
mulai membangun penilaian terhadap
sebaliknya,
orang lain. Pada periode ini anak
jadi
terdapat
adanya
hubungan saling timbal balik. Interaksi
mulai
dapat terjadi pada siapa pun, tidak
kelompok atau biasa dikenal dengan
terkecuali anak-anak. Interaksi sosial
istilah geng (Santrock, 2002). Hartup
merupakan suatu kebutuhan yang
(1992)
penting bagi setiap individu, terlebih
hubungan antar teman sebaya pada
lagi bagi anak. Interaksi sosial yang
masa
terjalin pada masa anak akan menjadi
terhadap keefektifan individu sebagai
pondasi untuk berhubungan dengan
orang dewasa. Periode ini dapat pula
orang lain dikemudian hari (Sims,
disebut
Hutchins & Taylor, 1997). Seseorang
(Hurlock, 2012), hal ini bukan karena
dikatakan melakukan interaksi sosial
anak memiliki banyak waktu untuk
apabila melakukan adanya kontak,
bermain, namun karena luasnya minat
komunikasi dan partisipasi dengan
dan kegiatan bermain yang dimiliki
orang
anak. Banyaknya teman dan kelekatan
lain
dalam
aktivitas
yang
dilakukannya (Soekanto, 2010).
membentuk
kelompok-
mengemukakan
anak-anak
sebagai
bahwa
berkontribusi
usia
bermain
yang terjalin dapat membantu anak
Anak periode akhir merupakan
untuk
mengasah
kemampuannya
anak usia SD yang terantang dari usia
dalam berinteraksi sosial (Kingery &
kira-kira 6-12 tahun. Masa dimana
Erdley, 2007) karena pada periode ini
anak-anak mulai melepaskan diri dari
bermain merupakan salah satu sarana
keluarga,
berhubungan
langsung
2
bagi anak untuk berinteraksi (Darwish,
atau
Esquivel, Houtz, & Alfonso, 2001).
dimungkinkan
pada
kurang
terasah
akan
maka
menghambat
Kemampuan yang telah diasah
perkembangan sosialnya di kemudian
periode
hari (Sims, Hutchins & Taylor, 1997).
sebelumnya
akan
membantu anak dalam menyelesaikan
Dewasa ini jenis permainan
tugas perkembangan yang dimiliki
untuk anak turut berkembang dengan
dalam hidupnya, dimana tugas-tugas
semakin
perkembangan
memegang
global, hingga ada istilah permainan
peranan penting untuk menentukan
tradisional dan permainan modern
arah
(Munib, Parikesit, & Ibipurwo, 2013).
tersebut
perkembangan
Tugas
yang
perkembangan
normal.
anak
pada
berkembangnya
Permainan
tradisional
teknologi
merupakan
periode ini salah satunya adalah untuk
permainan yang diciptakan di masa
mencapai bentuk relasi yang tepat
lalu dan cenderung bersifat kooperatif.
dengan
Dimana
keluarga,
teman,
dan
permainan
tersebut
lebih
lingkungan menurut Collins (dalam
mengutamakan kebersamaan, sehingga
Nuryanti,
2008)
menyesuaikan
sebaya,
diri
misalnya
bersama
dan
dan
belajar
tercipta interaksi sosial. Sedangkan
dengan
teman
permainan
dengan
modern
bermain
permainan yang diciptakan masa kini,
mempertahankan
biasanya menggunakan peralatan lebih
pertemanan dengan menjaga perasaan
canggih
dan
egosentris
Dimana
permainan
yang
merupakan
mungkin
muncul
bersifat
individual.
tersebut
lebih
(Hurlock, 2012). Namun ketika tugas
mengedepankan kemandirian daripada
perkembangan tersebut tidak terpenuhi
kebersamaan.
3
Dengan
demikian
permainan tersebut kurang mendukung
luangnya
terjadinya interaksi sosial pada anak.
permainan elektronik atau permainan
Selain
anak
modern. Menurut Mulyadi (Latief,
yang berkembang, media informasi
2010) jika anak menggunakan waktu
pun turut berkembang seiring dengan
luangnya untuk menonton televisi,
perkembangan
Mudahnya
bermain internet, video games atau
akses pada peralatan modern seperti
game online secara berlebihan atau
internet, televisi, laptop/ komputer,
menjurus kepada kecanduan, maka
gadged serta video game atau game
anak-anak cenderung akan menjadi
online, memungkinkan anak untuk
pribadi
mempergunakan
sosialisasi kurang, minat membaca
permainan-permainan
jaman.
fasilitas
modern
tersebut (Amani, 2013).
media
bermain
individualis,
dengan
kemampuan
rendah, potensi obesitas, dan ketidak
Kemudahan akses teknologi
dan
untuk
informasi
mampuan
dapat
menghadapi
tekanan
menjadi sangat tinggi.
menyebabkan anak menjadi malas
Kemudian dari hasil survey
bergerak, sehingga kesempatan anak
yang telah dilakukan oleh peneliti
untuk
pada 23 anak periode akhir, diketahui
berinteraksi
sebaya
dengan
cenderung
teman
berkurang
bahwa
68%
diantaranya
mengisi
(Ameliola & Nugraha, 2013). Dalam
waktu luang dengan aktivitas-aktivitas
penelitian
yang
oleh
yang cenderung dilakukan seorang
Hertinjung
&
(2012),
diri. Selanjutnya dari 68% tersebut
diketahui bahwa dari 212 anak 27% di
58% diantaranya menggunakan waktu
antaranya
luangnya dengan peralatan elektronik
dilakukan
Karyani
menggunakan
waktu
4
atau peralatan modern. Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sims,
wawancara dengan penjaga warnet
Hutchins & Taylor (1997) ketika anak
dan game center dari 8 tempat
kurang mampu dalam berinteraksi
berbeda, diketahui bahwa rata-rata
dengan orang lain atau kemampuan
anak
ketempat
berinteraksi dengan orang lain kurang
tersebut dihari- hari biasa ada sekitar 4-
terasah, maka dimungkinkan akan
5 anak setiap harinya selama 1-3 jam,
menghambat perkembangan sosialnya
sedangkan pada hari minggu atau hari
di kemudian hari.
libur sekitar 8-9 anak selama 2-6 jam.
METODE PENELITIAN
SD
yang
Dilihat
datang
dari
sampel
yang
Penelitian
ini
menggunakan
diperoleh peneliti, waktu penggunaan
metode kualitatif diskriptif dengan
peralatan modern oleh anak periode
menggunakan kuesioner terbuk dalam
akhir
menyita
proses pengumpulan data. Kuesioner
semestinya
ini merupakan kuesioner terbuka yang
digunakan untuk berinteraksi atau
berbentuk tabel yang disusun dengan
mengasah kemampuan mereka dalam
berdasarkan
berinteraksi dengan orang lain. Hal ini
penelitian.
tersebut
waktu
cenderung
mereka
yang
tentu saja membuat penelitian ini
menjadi
penting
sebagai
upaya
gambaran
yang
untuk
untuk
lebih
Subjek
pada
pertanyaan
penelitian
dalam
dilakukan
penelitian ini adalah siswa-siswi SD
menemukan
Negeri Pajang 1 Surakarta dan SD
luas
dan
Muhammadiyah
Program
Khusus
menyeluruh menganai interaksi pada
kelas 4 dan kelas 5. Teknik analisis
anak
data
periode
akhir.
Berdasarkan
5
dalam
penelitian
ini
menggunakan
deskriptif
kualitatif.
syarat
terjadinya
interaksi
sosial
Pengolahan data dilakukan dengan
adalah dengan adanya kontak sosial,
program komputer Excel 2007.
komunikasi, dan partisipasi. Dengan
HASIL PENELITIAN DAN
demikian
PEMBAHASAN
mengandung unsur interaksi, maka
aktivitas
yang
tidak
Dari hasil analisis diketahui
dapat dikatakan sebagai aktivitas non-
bahwa aktivitas yang dilakukan oleh
interaksi sosial. Aktivitas tersebut
anak
antara
periode
akhir
dapat
dibagi
menjadi dua kategori, yaitu aktivitas
sosial.
Aktivitas
permainan
elektronik,
menonton tv, dan tidur siang.
interaksi sosial dan aktivitas noninteraksi
lain
Pihak
yang
terlibat
dalam
yang
interaksi tersebut adalah keluarga dan
termasuk dalam kategori interaksi
teman. Anak yang mengikuti sekolah
sosial anak periode akhir antara lain
reguler
les & TPQ, berkumpul/ mengobrol,
mengobrol dengan ibu sedangkan anak
permainan lain, olahraga, permainan
yang
elektronik,
permainan
cenderung
jalan-jalan,
menonton
tradisional,
mengikuti
berkumpul/
sekolah
berkumpul/
fullday
mengobrol
dan
dengan adik. Dimana anak, teman dan
mengobrol dengan media elektronik,
keluarga mampu melakukan interaksi
dan lainnya. Dikategorikan sebagai
secara intensif, sehingga anak periode
aktivitas
interaksi
karena
akhir mulai belajar beradaptasi dengan
kegiatan
tersebut
membutuhkan
lingkungan sekitarnya, hal ini sesuai
adanya interaksi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Collins (Nuryanti, 2008)
pendapat
bahwa salah satu tugas perkembangan
Soekanto
tv,
cenderung
sosial
(2010)
bahwa
6
yang harus dilakukan anak periode
aktivitas tersebut hanya dilakukan oleh
akhir adalah mencapai bentuk relasi
sebagian kecil anak dalam penelitian
yang tepat dengan keluarga, teman dan
ini.
lingkungan.
sedikitnya
Dalam penelitian ini aktivitas
Hal
ini
dapat
jumlah
dilihat
subjek
dari
yang
melakukan aktvitas tersebut.
interaksi sosial yang paling lama
Selanjutnya
aktivitas
non-
dilakukan anak baik yang mengikuti
interaksi sosial yang paling lama
sekolah
dilakukan
reguler
ataupun
sekolah
anak
yang
mengikuti
fullday adalah berkumpul/ mengobrol.
sekolah
Maka
lamanya
fullday adalah menonton tv. Kedua
aktivitas sosial yang dilakukan anak
aktivitas tersebut cenderung dilakukan
baik sekolah reguler maupun fullday,
seorang diri tanpa adanya teman,
menjadikan
bergaul
sehingga membiasakan anak tumbuh
dengan lingkungan sekitar. Hal ini
manjadi pribadi yang kurang peka
sesuai dengan hasil penelitian yang
terhadap lingkungannya. Pernyataan
dikemukakan oleh Kingery & Erdley
ini sesuai dengan pendapat yang
(2007) bahwa banyaknya teman dan
dikemukakan oleh Mulyadi (Latief,
kelekatan
yang
dapat
2010) jika anak menggunakan waktu
membantu
anak
mengasah
luangnya untuk menonton tv, bermain
berinteraksi
internet, video game atau game online
dari
itu
dengan
anak
kemampuannya
mudah
terjalin
untuk
dalam
reguler
ataupun
sosial. Walaupun aktivitas interaksi
secara
sosial yang paling sering dilakukan
cenderung
adalah berkumpul/ mengobrol tetapi
individualis, kemampuan sosialisasi
7
berlebihan,
akan
maka
sekolah
menjadi
anak
pribadi
kurang,
minat
potensi
membaca
obesitas,
mampuan
dan
menghadapi
rendah,
pemilihan subjek seperti terbatasnya
ketidak
tempat dan jumlah subjek, instrument
tekanan
penelitian yang dirasa kurang mampu
menjadi sangat tinggi.
Terakhir
mengungkap data penelitian secara
tempat
anak
lebih
mendalam,
belum
adanya
melakukan interaksi baik anak yang
probing dengan metode observasi
mengikuti sekolah reguler ataupun
interviu terhadap subjek penelitian.
anak yang mengikuti sekolah fullday,
KESIMPULAN
keduanya sama-sama dilakukan di
Hasil penelitian ini maka dapat
lingkungan rumah. Salah satu alasan
disimpulkan bahwa:
yang menyebabkan anak lebih suka
1. Aktivitas
anak
periode
akhir
menghabiskan waktu di lingkungan
terbagi menjadi 2 kategori, yaitu:
rumah
fasilitas
aktivitas
hiburan menarik yang dapat dinikmati
aktivitas
oleh anak, dibandingkan ketika anak
Aktivitas interaksi sosial antara
harus bermain di luar rumah. Hal ini
lain, berkumpul/ mengobrol, les
dapat dilihat dari hasil kuesioner yang
dan TPQ, olahraga, permainan
sebagian
lainnya,
yaitu
tersedianya
besar
anak
cenderung
interaksi
sosial
non- interaksi
jalan-jalan,
sosial.
mengobrol
menghabiskan waktu luangnya untuk
dengan
menonton
permainan tradisional. Sedangkan
tv
dan
melakukan
permainan elektronik di rumah.
media
dan
elektronik, dan
aktivitas non- interaksi sosial antara
Kelemahan dalam penelitian ini
lain
antara lain kurangnya variasi dalam
menonton
tv,
tradisional, tidur siang.
8
permainan
International Conference on
Indonesian Studies: “Ethnicity
and Globalization”: 362-371.
2. Pihak yang terlibat dalam aktivitas
anak adalah teman dan keluarga.
3. Ada
beberapa
kegiatan
Bungin,
B.
2013.
Metodologi
Penelitian Sosial dan Ekonomi.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
yang
dilakukan lebih dari 3 jam yaitu
menonton
tv
dan
permainan
Creswell, J.W. 2009. Research
Design: Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
elektronik.
4. Anak periode akhir cenderung
lebih suka melakukan aktivitas
Darwish, D., Esquivel, G.B., Houtz,
J.C., & Alfonso, V.C. 2001.
Play and Social Skills in
Meltreated and Non-maltreated
Preschoolers During Peer
Interactions. Child Abusa Negi:
13-31.
sosialnya di lingkungan rumah.
5. Aktivitas
interaksi
dipertahankan
dan
yang
perlu
ditingkatkan
yaitu berkumpul/ mengobrol dan
Hartup, W.W. 1992. Having Friends,
Making Friends, and Keeping
Friends. Clearinghouse on
Elementary
and
Early
Childhood Education
permainan tradisional. Sementara
aktivitas non- interaksi yang perlu
diperhatikan adalah menoton tv
Hertinjung, W.S., & Karyani, U. 2012.
Bullying di Sekolah Dasar.
Laporan Penelitian (tidak
diterbitkan).
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
yang terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA
Amani, A. 2013. Libur Sekolah,
Pelajar Padati Game Online.
(http://m.suaramerdeka.com/in
dex.php/read/news/2013/12/28/
185007, diakses pada 04
Februari 2014).
Hurlock, E.B. 2012. Perkembangan
Anak Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Kingrey, J.N., & Erdley, C.A. 2007.
Peer Experiences as Predictors
of Adjustment Across the
Middle School Transition.
Education and Treatment of
Children 2: 73-88.
Ameliola, S., & Nugraha, H.D. 2013.
Perkembangan
Media
Informasi
dan
Teknologi
Terhadap Anak dalam Era
Globalisasi. Prosding The 5th
9
Nuryanti, L. 2008. Psikologi Anak.
Jakarta: Indeks.
Latief. 2010. Tumbuh Kembang Anak
Perlu Interaksi Dengan Alam.
(http://edukasi.kompas.com/rea
d/2010/01/26/16161091/Tumb
uh.Kembang.Anak.Perlu.Intera
ksi.dengan.Alam, diakses pada
02 Februari 2014).
Munib,
Santrock, J.W. 2002. Life-Span
Development Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
Sims, M., Hutchins, T., & Taylor, M.
1997. Conflict as Social
Interactions:
Building
RelationshipSkills in Child
Care Settings. Child and Youth
Care Forum 26: 247-260.
T.A., Parikesit, G., &
Ibiourwo, B. 2013. Permainan
Modern
vs
Permainan
Tradisional.
(http://id.tanoker.org/index.php
/liputan/item/51-permainanmodern-vs-permainantradisional-case-komunitastanoker- ledokombo-kabjember-peluang-tantangan-danstrategi.html, diakses pada 22
Januari 2014).
Soekanto, S. 2010. Sosiologi Edisi
Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
10
11