PENGEMASAN KESENIAN SINTREN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN INDRAMAYU.

(1)

Nomor:2093/UN.40.2.5.1/PL/2014

PENGEMASAN KESENIAN SINTREN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN INDRAMAYU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh

Kholifah Safitriah 1002994

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Nomor:2093/UN.40.2.5.1/PL/2014

Hak Cipta

PENGEMASAN KESENIAN SINTREN

SEBAGAI DAYA TARIK WISATA

Oleh

Kholifah Safitriah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Kholifah Safitriah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Nomor:2093/UN.40.2.5.1/PL/2014

LEMBAR PENGESAHAN KHOLIFAH SAFITRIAH

1002994

PENGEMASAN KESENIAN SINTREN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN INDRAMAYU

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Prof. Dr. Darsiharjo, M.S. NIP. 19620921 198603 1 005

Pembimbing II

Rosita, S.S., M.A. NIP. 19781019 200604 2 001

Mengetahui

Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si NIP. 19741018 200812 2 001


(4)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesenian Sintren di Kabupaten Indramayu, merupakan kesenian tradisional khas yang berasal dari Kabupaten Indramayu. Saat ini, peminat kesenian Sintren semakin menurun disebabkan masyarakat lebih tertarik kesenian yang lebih modern. Sehingga dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menganalsis pengemasan yang tepat kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata. Selanjutnya memfokuskan dengan menggali potensi – potensi kesenian Sintren kabupaten Indramayu yang didapatkan dari berbagai narasumber melalui wawancara dengan pemilik grup Sintren, penari sintren dan Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu. Sehingga penulis dapat menganalisis pengemasan dengan tepat kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di kabupaten Indramayu. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara wawancara kepada narasumber. Dari hasil wawancara, kesenian Sintren di Kabupaten Indramayu dapat dijadikan daya tarik wisata yang pengemasannya tidak meninggalkan nilai tradisionalnya. Pengemasan dari aspek kostum atau pakaian yang digunakan oleh penari Sintren, tempat pertunjukkan, waktu serta durasi dan alat musik yang digunakan serta seniman Sintren, kurungan ayam dan nuansa magis.


(5)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sintren art in Indramayu regency, is a traditional art that comes from Indramayu. Currently, Sintren art interest are decrease because people are more interested in the more modern art. So in this study the authors are interested in the analysis and proper packaging Sintren arts as a tourist attraction. Furthermore, with a focus on exploring the potential - the potential in the arts regency of Indramayu Sintren obtained from various informants through interviews with owners Sintren group, dancers sintren and Indramayu Regency Government. So I can analyze properly packaging Sintren art as a tourist attraction in Indramayu. In this study using descriptive analysis with a qualitative approach by interviewing the informant. From the research, so the art Sintren in Indramayu can be used as a tourist attraction is its packaging but do not abandon their traditional values. Packaging of aspects of costume or clothing used by dancers Sintren, the venue, time and duration and used musical instruments and artists Sintren, chicken cages and feel magical.


(6)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL...……. vii

DAFTAR BAGAN………... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pariwisata ... 8

B. Kepariwisataan ... 13

C. Wisatawan ... 15

D. Daya Tarik Wisata... 15

E. Atraksi Wisata ... 18

F. Kesenian ... 19

G. Klasifikasi Produk Wisata ... 22

H. Penilaian Potensi Objek Wisata (Aspek Indikator Penilaian)... 22

I. Pengemasan Produk ... 26

J. Pengemasan Produk Kesenian ... 26

K. Seni Pertunjukkan ... 28


(7)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

M. Kerangka Pemikiran ... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 32

A. Lokasi Penelitian ... 32

B. Metode Penelitian ... 32

C. Operasional Variabel……… ... 33

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

E. Pengambilan Contoh (Sampling) ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Instrumen Penelitian ... 38

H. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Kondisi Umum Kabupaten Indramayu ... 42

1. Letak ... 42

2. Aksesibilitas ... 42

3. Kepadatan Penduduk ... 44

4. Laju Pertumbuhan Penduduk ... 45

5. Sejarah ... 46

6. Agama . ... 50

7. Kesehatan . ... 50

8. Pendidikan . ... 50

B. Kondisi Fisik Kabupaten Indramayu…. ... 51

1. Geografi dan Topografi ... 51

2. Klimatologi . ... 51

C. Kondisi Sosial Kabupaten Indramayu ... 52

1. Pariwisata ... 52

2. Kesenian Kabupaten Indramayu ... 57

3. Kebudayaan Kabupaten Indramayu ... 60 D. Gambaran Umum... ...


(8)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

1. Sejarah Kesenian Sintren Indramayu ... 60

E. Hasil Penelitian ... 64

1. Pertunjukkan Kesenian Sintren Kabupaten Indramayu saat ini.. ... 64

2. Potensi Kesenian Sintren sebagai Daya Tarik Wisata ... 72

F. Pembahasan ... 74

1. Hasil Wawancara... ... 74

2. Analisis Aspek Indikator Penilaiann Kesenian Sintren... ... 77

3. Pengemasan Kesenian Sintren sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Indramayu... ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN ... 90 RIWAYAT HIDUP


(9)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

DAFTAR TABEL

4.1 Penduduk Akhir Tahun Kabupaten Indramayu Menurut Kecamatan


(10)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii DAFTAR BAGAN


(11)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR

3.1 Peta Kabupaten Indramayu ... 32

3.3 Situasi Sosial... 34

4.1 Foto Raden Arya Wiralodra ... 45

4.2 Senjata Cakra Undaksana ... 46

4.3 Sungai Cimanuk Indramayu ... 47

4.4 Pantai Tirtamaya ... 50

4.5 Pantai Eretan ... 51

4.6 Pantai Glayem... 51

4.7 Pulau Biawak ... 52

4.8 Koloni Kera Banjar ... 53

4.9 Situ Bolang ... 53

4.10 Situ Bojongsari ... 53

4.11 Kolam Renang Tiga Bintang Firdaus ... 54

4.12 Situ Sindang Ayu ... 55

4.13 Penari Sintren ... 55

4.14 Penyanyi Tarling... 56


(12)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

4.16 Tari Topeng ... 57

4.17 Reog Bleknong ... 57

4.18 Ngarot ... 58

4.19 Nadran ... 58

4.20 Ngunjung ... 59

4.21 Mapag Tamba ... 59

4.22 Alat Musik Kendi ... 65

4.23 Pakaian Penari Sintren ... 66

4.24 Penari Sintren pada saat diikat tubuhnya ... 66

4.25 penari Sintren pada saat dikeluarkan tubuhnya dari kurungan ayam ... 68


(13)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini, pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau membantu meningkatkan perekonomian negara dengan cara menghasilkan devisa atau pendapatan besar untuk suatu negara. Terlihat dengan adanya persaingan antar negara untuk menghasilkan pariwisata yang maju, dengan potensi yang dimilikinya pariwisata disuatu negara dikemas dengan berbagai cara agar terlihat menarik wisatawan yang hendak berkunjung menikmatinya.

Potensi wisata dapat dikategorikan sebagai wisata alam, pariwisata bahari dan pariwisata seni dan budaya. Salah satunya keanekaragaman suku bangsa Indonesia telah melahirkan. Bermacam-macam bentuk kesenian, upacara keagamaan, ritual dan festival yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya terus melestarikan adat dan tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang. Indonesia mempunyai banyak objek wisata baik wisata budaya, wisata buatan manusia, ataupun wisata alam. Peluang Indonesia untuk menjadi pemasok turis terbesar di ASEAN bahkan ASIA masih terbuka lebar karena Indonesia memiliki kemajemukan tradisi dan budaya, serta peninggalan sejarah dan purbakala yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata minat khusus.

Keutamaan dan nilai positif pengemasan kesenian tradisional baik berupa tari, musik, batik, ataupun kerajinan tangan, di samping merupakan upaya-upaya pelestarian, juga untuk pengembangan kesenian itu sendiri, sebagai sarana kreatifitas seniman, serta dalam upaya pengenalan keluar. Selain hal tersebut juga mempunyai unggulan kompetitif untuk bersaing dengan objek wisata negara lain. Nilai positif yang dapat dipetik dari kegiatan kepariwisataan lebih khusus pariwisata minat khusus di antaranya adalah mengangkat citra bangsa Indonesia di mata internasional karena saat ini nama bangsa Indonesia sedang merosot,


(14)

2

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedangkan nilai positif lain yang dapat diperoleh untuk memelihara dan mengembangkan segala macam bentuk kesenian yang berada di kawasan Indonesia dan juga sebagai upaya meningkatkan pendapatan nasional maupun daerah.

Banyak objek wisata di Indonesia, baik wisata budaya, wisata buatan manusia, ataupun wisata alam. Sektor pariwisata tersebut merupakan salah satu komoditi yang tidak dapat diabaikan untuk meningkatkan devisa negara dan pendapatan daerah. Berkaitan dengan kesenian tradisional, hampir di setiap pelosok desa atau kecamatan memiliki berbagai ragam kesenian. Kesenian-kesenian yang ada sangat menarik untuk dilestarikan, digali, dikembangkan, dan dikemas sebagai komoditi industtri pariwisata, lebih khusus industri wisata minat khusus (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/view/1397).

Indramayu salah satunya yang menjadi lokasi dalam penelitian ini yang memiliki potensi wisata yang lengkap, baik wisata pantai, wisata ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), wisata agro dan wisata rohani, selain itu Indramayu kaya akan potensi seni dan budaya yang beragam serta tradisi yang masih bertahan akan tetapi untuk mengembangkannya perlu kesadaran masyarakat agar masyarakat dapat berfikir maju untuk mengembangkan potensi yang ada.

Kesenian Kabupaten Indramayu juga sangat beraneka ragam dan itu merupakan sebuah seni yang patut dilestarikan. Setiap daerah memiliki keanekaragaman kesenian, di Kabupaten Indramayu terdapat beberapa kesenian diantaranya Sintren, kesenian ini dimiliki oleh masyarakat Jawa dan terkenal di pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Barat, antara lain Pemalang, Pekalongan, Brebes, Banyumas, Kuningan, Cirebon, dan Indramayu. Banyak yang menyebut Sintren dengan sebutan Lais dan kesenian lainnya yaitu Tari Topeng kesenian yang berasal dari daerah Cirebon dan juga termasuk Indramayu. Tarian ini merupakan salah satu tarian di tatar Parahyangan. Tari Topeng juga beraneka ragam dan juga mengalami perkembangan dalam hal gerakannya, maupun cerita yang ingin disampaikan dalam tarian tersebut. Tari topeng bisa dilakukan sendiri


(15)

3

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan ada juga yang dilakukan oleh beberapa orang (Laisan,Sintren Indramayu.htm).

Dan kesenian Sintren termasuk kategori wisata minat khusus yaitu suatu bentuk perjalanan wisata, di mana wisatawan melakukan perjalanan atau mengunjungi suatu tempat karena memiliki suatu minat atau motivasi khusus mengenai suatu jenis objek atau kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di sebuah lokasi wisata (Read, 1980). Weiler and Colin (1992) menjelaskan bahwa wisata minat khusus bertumpu pada dua hal pokok yaitu novelty seeking atau motivasi pada pencarian terhadap objek dan daya tarik wisata yang unik dan baru, pencarian/eksplorasi terhadap lokasi-lokasi baru lebih menantang untuk jenis atraksi wisata yang diamati.

Bentuk-bentuk objek dan daya tarik wisata yang mampu memberikan nilai manfaat yang berarti bagi wisatawan, nilai pengkayaan atau pengembangan diri (enriching), nilai tantangan atau petualangan, serta nilai pengetahuan atau wawasan baru. Pengalaman yang berkualitas (quality experience), dalam hal ini akan diperoleh melalui unsur partisipatori atau keterlibatan aktif wisatawan baik secara fisik, mental, atau emosional terhadap objek-objek atau kegitan wisata yang diikuti (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/view/1397). Sehingga penulis akan meneliti salah satu kesenian yang ada di Kabupaten Indramayu yaitu Sintren. Sintren atau Lais merupakan salah satu kesenian rakyat yang masih tetap hidup dan berkembang dimasyarakat pesisir, terutama pantai utara. Selain nuansa magis, kurungan ayam, menjadi daya tarik dari kesenian Sintren hal ini dimuat dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Bab 1 pasal 1 tentang kepariwisataan dijelaskan beberapa istilah menyangkut kepariwisataan diantaranya, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Serta didalam Undang-undang Pariwisata Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 14 tentang Jenis-jenis Usaha Pariwisata usaha penyelenggaraan kegiatan berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan, karaoke, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata.


(16)

4

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesenian Sintren ini juga disajikan dengan alat musik yang khas berupa buyung, kendi dan bambu atau batang bambu. Dalam kesenian ini terkesan unsur magis yang kental didalamnya, namun ini merupakan salah satu dari kekayaan budaya yang dimiliki Kabupaten Indramayu. Sintren merupakan salah satu kesenian yang dimiliki oleh kabupaten Indramayu diseluruh kecamatan di Kabupaten hampir semuanya memiliki grup Sintren, Sintren biasanya dipentaskan pada malam hari setelah sholat isya hingga larut malam penonton pertunjukkan Sintren menikmatinya duduk dibawah atau menempel dengan tanah tidak ada alas yang dipakai dan kostum penari maupun pemain alat musik menggunakan pakaian sederhana.

Sintren saat ini hampir punah disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian Sintren di Kabupaten Indramayu, adapaun penyebab lainnya yaitu karena faktor perkembangan teknologi hal ini erat kaitannya dengan alat musik yang digunakan tidak lagi menggunakan alat musik tradisional melainkan alat musik yang dipakai sudah modern seperti, gitar, piano, keyboard dan lain-lain alat musik tersebut dapat ditemukan dalam acara, petunjukkan atau konser yang tidak lagi memiliki keunikan dan merupakan hal yang umum dan masyarakat justru lebih tertarik melihat atau menikmati pertujukkan seperti orkes dan pertunjukkan konser lainnya.

Sintren merupakan warisan dari nenek moyang yang diwariskan kepada masyarakat Indramayu agar dipertahankan dan dikembangkan atau dilestarikan karena kesenian Sintren sangat unik berbeda dengan pertunjukkan kesenian lainnya dan juga berbeda dengan kesenian yang ada di daerah lainnya, sehingga penulis tertarik untuk meneliti kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata adapun penulis lebih fokus lebih kepada daya tarik wisata penyajian atau pengemasan kesenian Sintren agar wisatawan tertarik untu melihat bahkan mempelajari saat dipentaskan atau hanya sekedar menikmati, sehingga dapat memberikan kesan positif kepada wisatawan. Oleh karena judul dari penelitian ini mengenai

“Pengemasan Kesenian Sintren Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten


(17)

5

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan batasan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pertunjukkan kesenian Sintren yang ada di Kabupaten Indramayu saat ini ?

2. Apa saja potensi kesenian Sintren yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata ?

3. Bagaimanakah pengemasan kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memaparkan secara umum megenai kesenian Sintren yang ada di Kabupaten

Indramayu saat ini.

2. Mengidentifikasi potensi kesenian Sintren yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata.

3. Menganalisis cara pengemasan kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Sebagai sumber informasi tentang pertunjukkan kesenian yang memiliki potensi untuk bisa dikembangkan atau dilestarikan agar tidak punah karena ini merupakan warisan dari nenek moyang serta bagaimana cara untuk mengemas produk khususnya kesenian Sintren dengan baik.


(18)

6

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Manfaat Praktis

Sebagai masukkan bagi pemerintah daerah Indramayu khususnya Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (DISPORABUDPAR), dan pemerintah setempat lainnya sebagai kebijakan untuk dapat dikembangkan dan menjadi pertunjukkan khas sebagai identitas Kabupaten Indramayu dan untuk pengelola pertunjukkan kesenian lainnya agar tetap dipertahankan jangan sampai punah dengan perkembangan zaman modern, boleh berubah dan dikemas dengan semenari mungkin akan tetapi tidak meninggalkan hal yang menjadi ciri khas pertunjukkan yang dipertontonkan.

3. Manfaat Sosial

Sebagai pedoman masyarakat untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap kesenian Sintren agar untuk mempertahankan dan mengembangkan kesenian Sintren dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata supaya masyarakat atau wisatawan tertarik dan penasaran ingin melihat pergelaran kesenian ini.

E. Definisi Operasional

1. Kesenian Sintren merupakan kesenian yang berasal dari daerah Kabupaten Indaramyu yang bersifat magis, kesenian Sintren ini biasanya dipentaskan pada malam hari sekitar pukul 08.00 malam yang berdurasi 2-3 jam. Pertunjukkan ini melibatklan seorang penari, kurungan ayam, dupa atau kemenyan serta alat musik yang masih tradisional pakaian yang digunakannya pun masih bersifat tradisional.

2. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Indonesia memiliki ragam budaya yang dimiliki, yang sangat unik dan menarik masing-masing wilayah dari Sabang sampai Merauke dan dari masing wilyah tersebut memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Dan hal ini menjadikan daya tarik Indonesia dikenal oleh wisatawan dating berkunjung ke Indonesia sehingga hal seperti ini dalam industri pariwisata Indonesia sangat


(19)

7

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkembang dengan pesat dari aspek budaya yang dapat dinikmati oleh wisatawan dan menjadikan wisatawan memiliki rasa penasaran untuk mengikuti bahkan belajar dalam kebudayaan yang ada di Indonesia.

3. Pengemasan atau packaging adalah merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk. Dari beberapa produk yang ada kemudian dikemas dengan baik agar pengemasan menjadi lebih menarik dan tertata sehingga memberikan kesan yang menarik dari sebuah rangkaian produk yang disajikan.

Pengemasan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu meliputi pengemasan kostum atau pakaian penari Sintren dari kenyataan yang ada sekarang yang masih sangat tradisional menjadi lebih modern, selanjutnya alat musik yang digunakan dalam pertunjukkan Sintren serta lokasi atau tempat pertunjukkan dan waktu yang tepat untuk ditunjukkan kepada penonton kesenian Sintren ini.


(20)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Yang sebelah timur berbatasan dengan Kota Cirebon, sebelah Barat berbatasan dengan Kota Subang dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Kuningan dan Majalengka dan sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa. Berikut gambar yang penulis paparkan pada gambar 3.1 Peta Kabupaten Indramayu:

Sumber: Bappeda, 2011

Gambar 3.1

Peta Kabupaten Indramayu B. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2) mendefinisikan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya dalam pengertian yang luas, Sugiyono (2012:5) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.


(21)

29

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sukmadinata (2011:54) bahwa

penelitian deskriptif adalah “suatu penelitian yang ditujukan untuk

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau

lampau”. Sedangkan menurut Ghony M. Djunaidi &Almanshur Fauzan

(2012:13-25) Penelitian kualitati adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, pergerakan social, dan hubungan kekrabatan. Penelitian kualitatif mrnghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku orang-orang yang diamati. Penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran manusia secara individu maupun kelompok.

Penulis memilih metode ini karena penulis ingin menjabarkan hasil dari penelitian yang diperoleh dari wawancara dan kuesioner kemudian untuk menggambarkan keadaan potensi pertunjukkan Sintren di Kabupaten Indramayu, dengan mengeksplor tentang keadaan potensi yang ada dan dimaksudkan untuk memberikan interpretasi dan analisis hasil penelitian yang dikembangkan dan dapat dianalisis pengemasan yang tepat kesenian Sintren di Kabupaten Indramayu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengemasan yang tepat untuk pertunjukkan kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu.

C. Operasional Variabel

Peneliti memberikan definisi istilah dengan tujuan dalam pembahasan masalah yang diteliti lebih terarah, menetapkan konsep-konsep variabel yang digunakan serta untuk menghindari kekeliruan terhadap istilah-istilah yang digunakan. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel utama yang diamati yaitu, pengemasan kesenian Sintren sebagai variabel bebas (X) meliputi hasil aspek yang terkait. Sedangkan penilaian potensi objek wisata (aspek dan indikator


(22)

30

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian) sebagai variabel yang terikat (Y) adapun indikator penilaiannya menurut Avenzora R (1995:264-265) aspek keunikan, kelangkaan, keindahan, aksesbilitas dan fungsi sosial.

Adapun untuk mengukur kedua variabel-variabel tersebut dijelaskan pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Indikator

1. Pengemasan kesenian Sintren (X)

Soedarsono (1992/1993:254)

Perkembangan kesenian Sintren. Potensi dan keunggulan (khas) kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata. Kendala dan hambatan yang dihadapi. Strategi pengembangan kesenian Sintren. Mengenalkan kesenian Sintren keluar daerah.

Rencana dan harapan mengembangkan kesenian Sintren.

Motivasi menjadi anggota kesenian Sintren.

Regenerasi menjadi anggota Sintren. Hal yang disukai penonton

Peminat pertunjukkan Sintren

Hambatan dan kendala menjadi anggota Rencana dan strategi untuk mengenalkan ke masyarakat

Upaya pemerintah mengembangkan Sintren

Upaya pemerintah untuk

mempertahankan Sintren agar tetap ada. Upaya untuk menssuport pemilik Sintren


(23)

31

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Turut serta tokoh adat masyarakat 2. Penilaian potensi objek wisata

(aspek dan indikator penilaian) (Y)

Avenzora R (1995:264-265)

Keunikan Kelangkaan Keindahan Aksesbilitas Fungsi Sosial

Sumber: Diolah penulis, 2014

D. Populasi Dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:114), dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan

istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), aktivitas (activity). Situasi sosial tersebu. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan

sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” didalamnya.

Pada situasi obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu. Situasi sosial dapat dilihat pada gambar 3.2 dibawah ini.

Place/tempat

Actor/orang Activity/aktivitas

Sumber: Sugiyono,2012

Gambar 3.2

Situasi Sosial (Social situation)

1. Tempat (place)


(24)

32

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini yang menjadi tempat penelitian adalah sanggar, gedung kesenian serbaguna dan rumah pemilik grup kesenian Sintren yang sifatnya pribadi.

2. Pelaku (actors)

Dalam penelitian ini di dalamnya terdiri dari pemimpin grup kesenian Sintren, penari Sintren, tokoh adat masyarakat dan pemerintah daerah Kabupaten Indramayu.

3. Aktivitas (activity)

Kegiatan dengan cara berinteraksi secara sinergis yaitu di tempat atau lokasi pertunjukkan Sintren digelar serta pelaku yang terlibat dalam pertunjukkan Sintren.

E. Pengambilan Contoh (Sampling)

Sampel (contoh) menurut Husaini Usman dan Purnomo S Akbar dalam buku Metode Penelitian Sosial (2003:44-46) adalah sebagian yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.

Pada penelitian kualitatif, penelitian memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Hasil penelitian tidak akan digeneralisasikan ke populasi karena pengambilan smapel tidak diambil secara random. Hasil penelitian dengan metode kualitatif hanya berlaku untuk kasus situasi sosial tersebut. Hasil penelitian tersebut dapat ditransferkan atau diterapkan ke situasi sosial (tempat lain).

Peneliti melakukan penelitian ke 16 narasumber yang telah ditentukan yaitu di 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu meliputi kecamatan Indramayu, kecamatan Widasari, kecamatan Lelea, kecamatan Kroya dan Kecamatan Sukra.


(25)

33

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari 5 kecamatan tersebut dibagi menjadi 3 sehingga berjumlah 15 narasumber serta Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu. Penelitian ke wilayah kecamatan ini berdasarkan saran dari Bapak Asep (DISPORABUDPAR Kabupaten Indramayu Kasi bidang Kesenian), kecamatan yang memiliki grup kesenian Sintren yang sering mengadakan pertunjukkan dan tetap eksis serta Pemerintah Daerah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan beberapa instrumen atau alat yang dapat dipakai sebagai pengumpul data agar data lebih akurat.

Teknik Pengumpulan data merupakan “langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.

Sugiyono (2011:224). Data sendiri dapat diartikan sebagai suatu fakta yang bisa digambarkan melalui simbol, angka, kode dan lain-lain.

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, diperlukan beberapa alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data, diantaranya sebagai berikut: 1. Studi Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006:158) “dokumentasi adalah mencari dan

mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya”. Dalam penelitian ini penulis mencari data mengenai bagaimana pertunjukkam kesenian sintren dan beberapa kecamatan di Indramayu yang masih identik dengan kesenian Sintren serta perkembangan kesenian Sintren dari zaman dahulu hingga sekarang dan potensi yang dimiliki dari Kesenian Sintren shingga dapat dikembangkan dan dapat dikemas dengan baik sebagai daya tarik wisata.

2. Studi Pustaka

Menurut Nazir (1998:112) “Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian”. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber


(26)

34

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepustakaan dapat diperoleh dari : buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll)”. Dalam studi pustaka ini penulis menggunakan banyak sumber diantaranya dari buku, jurnal, hasil penelitian sebelumnya dan internet.

3. Observasi Lapangan

Menurut M. Djunaidi & Almanshur Fauzan (2012:165) Observasi lapangan adalah suatu teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, perilaku, kegiatan, dan benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. Sehinggan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini peneliti akan melakukan observasi ke 5 wilayah Kecamatan di Kabupaten Indramayu yaitu Kecamatan Indramayu, Kecamatan Widasari, Kecamatan Lelea, Kecamatan Kroya dan kecamatan Sukra. Penelitian melakukan penelitian ke 5 wilayah kecamatan tersebut dikarenakan 5 kecamatan tersebut kesenian Sintrennya tetap eksis.

4. Wawancara

Menurut M. Djunaidi & Almanshur Fauzan (2012:175-176) teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih menekankan pada teknik wawancara, khususnya wawancara mendalam (depth interview). Wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan. Yang pertama, dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan di dalam subjek yang diteliti, tetapi apa yang tersembunyi jauh didalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bias mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa kini dan juga masa mendatang. Wawancara yang digunakan adalah wawancara kualitatif artinya peneliti mengajukan pertanyaan-petanyaan secara lebih bebas dan leluasa. Fokus dalam penelitian ini adalah wawancara dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu (DISPORABUDPAR), pemilik Sintren 5 grup (kecamatan), penari dan tokoh adat masyarakat setempat di 5 kecamatan.


(27)

35

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat (instrumen) pengumpul data utama, karena peneliti adalah manusia dan hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, serta mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan.

Menurut W. Gulo (2005:123) Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden adapun alat pengumpulan data yaitu:

a. Draft wawancara yang diajukan kepada narasumber yang berjumlah 16 responden

1. Kepada pemilik grup kesenian Sintren mengenai perkembangan atau kedaaan Sintren saat ini, keunggulan yang yang menjadi khas kesenian Sintren yang dimiliki masing-masing grup, kendala atau hambatan menjadi seorang pemilik (grup), strategi pengembangan yang dilakukan agar Sintren yang miliki tetap ada atau eksis, strategi menginformasikan kesenian Sintren kepada masyarakat, rencana harapan agar kesenian Sintren tetap eksis, kurungan ayam, nuansa magis dan alat musik yang masih bersifat tradisional menjadikan daya tarik serta cara untuk mengemasnya.

2. Kepada penari Sintren mengenai keterlibatan anggota Sintren, keterlibatan dan motivasi menjadi penari grup Sintren, regenerasi kepada anak dan cucu menjadi penari Sintren, hal yang disukai dan hal yang menjadi tidak suka dari penonton sebagai penari Sintren, peminat pertunjukkan kesenian Sintren, rencana dan strategi inovasi untuk mengemas kesenian Sintren agar penonton tertarik.

3. Kepada tokoh adat masyarakat setempat pendapat mengenai Sintren di kecamatan terdekat ditempat tinggalnya, keterlibatan terhadap kesenian Sintren, turut serta mengenalkan kesenian Sintren, pendapat masyarakat setempat mengenai pertunjukkan Sintren dan rencana atau strategi kesenian Sintren agar dikenal kepada masyarakat luar kabupaten Indramayu.


(28)

36

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Potensi dan keunggulan (khas) kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu, jumlah keseluruhan pemilik Sintren di Kabupaten Indramayu, upaya pemerintah dalam mengembangkan kesenian Sintren, upaya untuk menssuport agar Sintren tetap bertahan dan eksis, rencana dan strategi agar kesenian Sintren dikenal masyarakat luar Indramayu

b. Alat perekam wawancara

Digunakan untuk membantu peneliti pada saat wawancara dengan narasumber dengan merekam fungsinya jika terjadi kekurangan dokumentasi.

c. Kamera

Fungsinya untuk memfoto atau dokumentasi penulis pada saat pertunjukkan Sintren.

d. Alat tulis

Digunakan penulis untuk mencatat hal-hal yang penting pada saat wawancara dengan narasumber.

H. Teknik Analisis Data

Menurut M. Djunaidi & Almanshur Fauzan (2012:245-248) analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan melalui pengaturan data secara logis dan sisitematis, dan analisis data itu dilakukan sejak awal peneliti terjun ke lokasi penelitian hingga pada akhir penelitian (pengumpulan data). Secara umum dinyatakan bahwa analisis data merupakan suatu pencarian, pola-pola dalam data perilaku yang muncul, objek-objek, terkait dengan fokus penelitian. Suatu pola diidentifikasi dan diinterpretasi ke dalam istilah-istilah teori sosial atau latar, dimana teori sosial itu terjadi. Penelitian kualitatif pindah dari deskripsi peristiwa historis atau latar sosial ke interpretasi maknanya yang lebih umum. Analisis data mencakup menguji, menyeleksi, menyortir, mengkategorikan, mengevaluasi, membandingkan, dan merenungkan data yang telah direkam, juga meninjau kembali data mentah yang terekam.


(29)

37

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun proses dari analisis data kualitatif menurut Seiddel (1998) dalam bukunya. Metode Penelitian Kualitatif M. Djunaidi & Almanshur Fauzan (2012:248) sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan.

b. Mengumpulkan, memilih dan memilah, mengklasifikasikan.

c. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.


(30)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

92 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesenian Sinren di Kabupaten Indramayu memiliki sekitar 33 grup yang tersebar di seluruh kecamatan Indramayu, sampai dengan saat ini kesenian Sintren sudah sangat kurang diminati oleh masyarakat dan hampir punah yang disebabkan oleh masyarakat yang lebih tertarik dengan kesenian lainnya yang lebih modern. 1. Sekelompok laki-laki sebagai pemain alat musik atau memainkan alat musik berupa tabuhan gamelan, bambu betung (bambu besar) dan kendi yang ketiganya dibunyikan dengan cara dipukul dan alat pemukulnya terbuat dari kayu atau bambu yang berukuran sedang yang dibalut dengan kain dengan cara lubangnya dipukul serta alat musik tambahan lainnya seperti kecrek, dengan tujuan untuk memanggil para penonton selanjutnya penonton akan langsung berdatangan untuk berkumpul. Pada saat penonton sudah terkumpul, selanjutnya penari Sintren akan didudukkan ditengah arena pertunjukkan kemudian kedua tangannya diikat dibelakang dengan kuat menggunakan tambvang dan dihadapannya diletakkan seperangkat pakaian Sintren diantaranya kebaya dan ditambah sejenis rompi, alat make up serta aksesoris kepala dan kacamata hitam. Setelah penari didudukkan tubuhnya akan ditutup menggunakan kurungan yang biasanya digunakan untuk megurung ayam tetapi lebih besar ukurannya. Lalu sekelompok penyanyi beryanyi mengiringinya dan kurungan yang berisi penari Sintren pun bergerak-gerak hal ini menunjukkan bahwa bidadari yang diundang sudah masuk tubuh sang penari, kemudian sang penari Sintren menari dalam keadaan tidak sadar dan tidak ada pakem atau pola tarian yang jelas. Saat penari Sintren menari acara

selanjutnya acara “balangan” yaitu` melempar kain atau sarung ke tubuh penari,

kain atau sarung tersebut berisikan uang sebagai saweran (imbalan) yang uangnya akan dikumpulkan oleh salah satu petugas lainnya.

2. Sintren memiliki potensi untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu, potensi kesenian Sintren bernuansa magis atau mistik. Selanjutnya sintren menggunakan kurungan ayam yang dijadikan sebagai benda


(31)

93

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penari Sintren bersembunyi untuk mengganti pakaian atau kostumnya. Dan terakhir potensi kesenian sintren menggunakan alat musik tradisional dengan menggunakan alat musik yang bersifat tradisional yang menjadikan ciri khas dari kesenian Sintren, sehingga menghasilkan bunyi yang berbeda dengan alat musik lainnya dengan menggunakan alat musik berupa tabuhan gamelan, bambu betung (bambu besar) dan kendi yang ketiganya dibunyikan dengan cara dipukul dan alat pemukulnya terbuat dari kayu atau bambu yang berukuran sedang yang dibalut dengan kain dengan cara lubangnya dipukul serta alat musik tambahan lainnya seperti kecrek.

3. Pengemasan yang tepat untuk menjadikan kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di kabupaten Indramayu yaitu tempat pertunjukkan Sintren, waktu dan jam pertunjukkan, busana atau pakaian Sintren, alat musik dan tembang pengiring serta seniman sintren, nuansa magis, kurungan ayam, durasi pertunjukkan dan persyaratan bagi penonton untuk melihat pertunjukkan.

B. Saran

Saran dari penulis dalam penelitian ini tidak banyak, akan tetapi penulis berharap agar saran dari penulis dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan khususnya pemilik grup kesenian Sintren maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu. adapun saran dari penulis yaitu:

1. Perlunya kesadaran masyarakat untuk cinta terhadap kesenian tradisional.

2. Pengetahuan yang luas untuk masyarakat agar tidak terpengaruh dengan kesenian modern yang kurang mempunyai nilai etika moral yang kurang layak untuk dijadikan pertunjukkan.

3. Mengurangkan sifat individualism masyarakat.

4. Perlunya ide-ide dari Pemerintah Daerah sehingga banyak masyarakat untuk mendirikan kesenian Sintren lebih banyak lagi. 5. Respon pemerintah harus cepat tanggap kepada permintaan


(32)

94

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Mengadakan event besar yang mengikutsertakan pertunjukkan Sintren sebagai pengisi acara.


(33)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Avenzora. R. 1995. Ecotourism:suatu overview terhadap konsep. Media Konservasi, vol 6 (4).

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indramayu Tahun 2013 Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu tahun 2013

Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kabupaten Indramayu

Hadi, Sri. 2001. Mencari Format Seni Pertunjukan Wisata. Makalah Seminar Seni Pertunjukan Indonesia 1998-2001 seri VIII. Seni Pertunjukan dan Pariwisata. Surakarta: Sekolah Tinggi Seni Indonesia.

Hendarin E Trisna, 2008. Fenomena & Dinamika Seni Tradisi Indramayu. Indramayu: DISPORABUDPAR

http://danielmsy.com/kesenian-kabupaten-indramayu/

http://johnherf.wordpress.com/2007/07/19/mengemas-seni pertunjukkan-berdaya-jual/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28293/4/Chapter%20II.pdf http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/modul%20Packaging.pdf

http://tourismeconomic.wordpress.com/2012/10/29/wisata-pariwisata-wisatawan-kepariwisataan-unsur-unsur-pariwisata.

http://www.academia.edu/4422523/BAB_III_METODE_PENELITIAN_3.1._Lok asi_Penelitian

http://varadiva.blogspot.com/2013/05/definisi-seni-menurut-para-ahli.html

Kesrul.M. 2003. Penyelenggaraan Operasi Perjalanan Wisata. Jakarta: PT Gramedia


(34)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indeks.

M. Djunaidi &Almanshur Fauzan, 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Maguwoharjo: Ar – Ruzz Media

Marpaung dan Bahar, 2000. Marapung Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta

Muljadi, 2009. Parwisata

Muslimah Ria Nurul,2010. Persyaratan suatu objek dan daya tarik wisata. Bandung

Muslimah Ria Nurul, 2010. Pengertian Wisatawan. Bandung Muslimah Ria Nurul,2010. Alat Pengumpul Data. Bandung Nazir. (1998). Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

PARIWISATA BUDAYA, PARTISIPASI DAN PERMBERDAYAAN

MASYARAKAT Kritik dan Solusi.htm

Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana . PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Poetry Riesta. 2011. Definisi Kesenian. Bandung. Bandung

Sari Adelina Kartika, 2011. Pemasaran Produk dan Klasifikasi Produk. Bandung Simatupang Lono (2013). Pergelaran. Yogyakarta : Jalasutra

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta

Sujono, (2013). Seni Pertunjukan Tradisional. Nilai, Fungsi dan Tantangannya. Yogyakarta : Jarahnitra.

Syaodih – Sukmadinata, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang No: 10. (2009). tentang “Kepariwisataan”. Republik Indonesia. W Gulo. 2005. Metodologi Penelitian. Cetakan keempat. Gramedia. Jakarta.


(35)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yoeti, Oka A.1996. Produk Industri PariwisataPengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Penerbit Angkasa.


(36)

(1)

93

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penari Sintren bersembunyi untuk mengganti pakaian atau kostumnya. Dan terakhir potensi kesenian sintren menggunakan alat musik tradisional dengan menggunakan alat musik yang bersifat tradisional yang menjadikan ciri khas dari kesenian Sintren, sehingga menghasilkan bunyi yang berbeda dengan alat musik lainnya dengan menggunakan alat musik berupa tabuhan gamelan, bambu betung (bambu besar) dan kendi yang ketiganya dibunyikan dengan cara dipukul dan alat pemukulnya terbuat dari kayu atau bambu yang berukuran sedang yang dibalut dengan kain dengan cara lubangnya dipukul serta alat musik tambahan lainnya seperti kecrek.

3. Pengemasan yang tepat untuk menjadikan kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di kabupaten Indramayu yaitu tempat pertunjukkan Sintren, waktu dan jam pertunjukkan, busana atau pakaian Sintren, alat musik dan tembang pengiring serta seniman sintren, nuansa magis, kurungan ayam, durasi pertunjukkan dan persyaratan bagi penonton untuk melihat pertunjukkan.

B. Saran

Saran dari penulis dalam penelitian ini tidak banyak, akan tetapi penulis berharap agar saran dari penulis dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan khususnya pemilik grup kesenian Sintren maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu. adapun saran dari penulis yaitu:

1. Perlunya kesadaran masyarakat untuk cinta terhadap kesenian tradisional.

2. Pengetahuan yang luas untuk masyarakat agar tidak terpengaruh dengan kesenian modern yang kurang mempunyai nilai etika moral yang kurang layak untuk dijadikan pertunjukkan.

3. Mengurangkan sifat individualism masyarakat.

4. Perlunya ide-ide dari Pemerintah Daerah sehingga banyak masyarakat untuk mendirikan kesenian Sintren lebih banyak lagi. 5. Respon pemerintah harus cepat tanggap kepada permintaan


(2)

94

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Mengadakan event besar yang mengikutsertakan pertunjukkan Sintren sebagai pengisi acara.


(3)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Avenzora. R. 1995. Ecotourism:suatu overview terhadap konsep. Media Konservasi, vol 6 (4).

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indramayu Tahun 2013 Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu tahun 2013

Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kabupaten Indramayu

Hadi, Sri. 2001. Mencari Format Seni Pertunjukan Wisata. Makalah Seminar Seni Pertunjukan Indonesia 1998-2001 seri VIII. Seni Pertunjukan dan Pariwisata. Surakarta: Sekolah Tinggi Seni Indonesia.

Hendarin E Trisna, 2008. Fenomena & Dinamika Seni Tradisi Indramayu. Indramayu: DISPORABUDPAR

http://danielmsy.com/kesenian-kabupaten-indramayu/

http://johnherf.wordpress.com/2007/07/19/mengemas-seni pertunjukkan-berdaya-jual/ http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28293/4/Chapter%20II.pdf http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/modul%20Packaging.pdf http://tourismeconomic.wordpress.com/2012/10/29/wisata-pariwisata-wisatawan-kepariwisataan-unsur-unsur-pariwisata. http://www.academia.edu/4422523/BAB_III_METODE_PENELITIAN_3.1._Lok asi_Penelitian http://varadiva.blogspot.com/2013/05/definisi-seni-menurut-para-ahli.html

Kesrul.M. 2003. Penyelenggaraan Operasi Perjalanan Wisata. Jakarta: PT Gramedia


(4)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indeks.

M. Djunaidi &Almanshur Fauzan, 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Maguwoharjo: Ar – Ruzz Media

Marpaung dan Bahar, 2000. Marapung Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta

Muljadi, 2009. Parwisata

Muslimah Ria Nurul,2010. Persyaratan suatu objek dan daya tarik wisata. Bandung

Muslimah Ria Nurul, 2010. Pengertian Wisatawan. Bandung Muslimah Ria Nurul,2010. Alat Pengumpul Data. Bandung Nazir. (1998). Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

PARIWISATA BUDAYA, PARTISIPASI DAN PERMBERDAYAAN MASYARAKAT Kritik dan Solusi.htm

Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana . PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Poetry Riesta. 2011. Definisi Kesenian. Bandung. Bandung

Sari Adelina Kartika, 2011. Pemasaran Produk dan Klasifikasi Produk. Bandung Simatupang Lono (2013). Pergelaran. Yogyakarta : Jalasutra

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta

Sujono, (2013). Seni Pertunjukan Tradisional. Nilai, Fungsi dan Tantangannya. Yogyakarta : Jarahnitra.

Syaodih – Sukmadinata, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang No: 10. (2009). tentang “Kepariwisataan”. Republik Indonesia. W Gulo. 2005. Metodologi Penelitian. Cetakan keempat. Gramedia. Jakarta.


(5)

Kholifah Safitriah, 2014

Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yoeti, Oka A.1996. Produk Industri PariwisataPengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Penerbit Angkasa.


(6)