Pengembangan Pantai Muara Indah Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Deli Serdang

(1)

PENGEMBANGAN PANTAI MUARA INDAH SEBAGAI

DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN DELI SERDANG

KERTAS KARYA

OLEH :

JASOMANDAR SIREGAR

092204008

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN PANTAI MUARA INDAH SEBAGAI

DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH :

JASOMANDAR SIREGAR

092204008

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca

U

Drs. Marzaini Manday, MSPD.

U

U

Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP.


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim.

Tiada untaian kata yang paling indah yang dapat penulis ucapkan selain rangkain Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T. Atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan judul “Pengembangan Pantai Muara Indah Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Deli Serdang”.

Penulisan kerktas karya ini dilakukan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis selama masa perkuliahan dan praktek lapangan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan kertas karya ini masih banyak kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan, kemampuan, pengetahuan, dan sumber bacaan yang diperoleh, untuk itu dengan hati yang ikhlas penulis bersedia menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pihak pembaca demi membantu penulis dalam penyusunan kertas karya ini.

Dalam penyelesain Kertas Karya ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,dorongan, semangat, dan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan rasa haru dan bangga penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Marzaini Manday, MSPD., selaku Dosen Pembimbing, mudah-mudahan dengan bimbingan Kertas Karaya ini cepat selesai.

4. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, MSP., selaku Dosen Pembaca yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membaca serta mengoreksi kertas karya ini.

5. Solahuddin Nasution, S.E. MSP., selaku Koordinator Praktek Bidang Keahlian Usaha Wisata.

6. Staf Pengajar pada Program Studi Pariwisata, yang telah mengajar penulis dan samapai akahirnya penyusunan Kertas Karya.


(4)

7. Tersayang dan tercinta Ayahanda Raja Ela Siregar dan Ibunda Siti Dona Harahap yang telah membesarkan dengan kasih sayang tiada tara, memberikan dorongan moral, dan materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Karya ini tepat waktu.

8. Adik-adik tercinta, Jermina Siregar, Mara Hamdan Siregar, Dahriani Siregar, Yuni Kartika Siregar, Khoirul Muslim Siregar. Kalian adalah adik-adik harapan penulis, berjuanglah dan kejar cita-citamu.

9. Abang-abang senior Jurusan Pariwisata yang baik hati, Boy Ardiansyah Harahap, Gani, Muin, Putra, yang memberikan hangatnya kasih sayang dan dukungan kepada penulis. Penulis akan mengenang kalian.

10.Rekan-rekan 09 Jurusan Pariwisata khususnya groop owek, Ari Suhendra, Defrianto, Dewi Sutyo Ningtias, Netty, Wilda, kalianlah teman seperjuangan penulis, suka dan duka kita hadapi bersama selama perkuliahan

11.BKM Mesjid Almuttaqien, Ir. H. R. Suyetno (Ketua), H. Katan Kembaren (Bendahara), H. Sanusi (Sekretaris), Ustad Nasiruddin (Kabid. Peribadatan), kalian telah memberikan penulis tinggal di mesjid dan memfasilitasinya, dan memberi dukungan dalam penyusunan Kertas Karya ini.

12.Umi Erma, Umi Titin, Umi Eve, Umi Maya, Bang Rahmad Syah Lubis, Bang Anwar S. Marpaung. Kalian adalah rekan sepengajaran penulis di TKQ, TPQ dan MDA Almuttaqien, yang memberi dukungan dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Kertas Karya ini.

13. Sahabat HIPERMA Tercinta, Azura Sheli, Maya, Mutiara, Shinta, Yanti, Annur Raja, M. Yudi, Edi Saputra, M. Anwar Harahap, M. Harzum Husni, Hamdan Sigalingging, M. Rinaldi, Sahputri, Siti Haryati, Elista, Panji, Bebi, Wawan, Rodly, dan masih banyak lagi tidak dapat penulis sebutkan. Kalianlah teman penulis sehari-hari di Mesjid Almttaqien, dan juga selalau memberikan dorongan kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir.


(5)

14.Adinda Muhammad Rinaldo yang baik hati, terimakasih telah mengawani penulis penelitian ke Pantai Muara Indah.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian kertas karya ini. Dan mudah-mudahan kertas karya bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, khususnya bagi penulis.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Medan, Juli 2012 Penulis,

U

Jasomandar SiregarU


(6)

ABSTRAK

Pariwisata merupakan suatu asset yang sangat menguntungkan bagi suatu daerah ataupun negara. Pariwisata adalah suatu industri yang tidak menimbulkan polusi namun memiliki pemasukan devisa yang dapat memajukan perekonomian serta pendapatan masyarakat pada suatu daerah. Unsur pokok yang dapat guna menunjang pembangunan pariwisata adalah objek wisata dan daya tarik wisata, yang sekilas mimiliki makna sama namun sebenarnya terdapat perbedaan yakni objek wisata merupakan daerah tujuan wisata yang bersumber dari alam saja, sedangkan daya tarik wisata merupakan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian untuk dilihat dan dinikmati oleh wisatawan. Oleh karena itu perlu adanya kesungguhan pemerintah daerah dan masyarakat untuk membangun daerah tujuan wisata.Objek wisata di Kabupaten Deli Serdang juga sangat menjanjikan sebagai asset yang besar untuk memajukan pendapatan daerah Kabupaten Deli Serdang sendiri, baik itu wisata alam maupun wisata budaya dan juga letaknya strategis yang berada di jalan lintas Sumatera. Akan tetapi itu semua tergantung keseriusan masyarakat dan pemerintah untuk mengelolanya.


(7)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul... 1

1.2Tujuan Penelitian... 2

1.3Batasan Masalah... 3

1.4Metode Penelitian... 3

1.5Sistematika Penulisan... 4

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan 2.1.1 Pengetian Pariwisata... 6

2.1.2 Pengertian Wisatawan... 8

2.2 Jenis-jenis Pariwisata... 9

2.3 Defenisi Objek Wisata... 12

2.4 Pengertian Industri Pariwisata... .14

2.4.1 Industri Pariwisata di Indonesia... 17

2.5 Pengertian Sarana dan Prasarana Kepariwisataan 2.5.1 Sarana Kepariwisataan... 19

2.5.2 Prasarana Kepariwisataa... 21

2.6 Potensi Daya Tarik Wisata... 22

2.7 Pengertian Sadar Wisata... 23

2.8 Pengertian Wisata Bahari...26

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG 3.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam 3.1.1 Sejarah Kabupaten Deli Serdang... 27

3.1.2 Letak Daerah... 28

3.1.3 Pembagian Wilayah Adminisratif... 29

3.1.4 Keadaan Alam... 30


(8)

3.3 Visi dan Misi Kabupaten Deli Serdang... 33

BAB IV PENGEMBANGAN PANTAI MUARA INDAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN DELI SERDANG 4.1 Wisata Alam 4.1.1 Pengertian Wisata Alam...35

4.2 Wisata Bahari di Indonesia... 36

4.2.1 Wisata Bahari Dikabupaten Deli Serdang... 37

4.3 Pantai Muara Indah Sebagai Daya Tari di Kabupaten Deli Serdang 4.3.1 Sejarah Pantai Muara Indah... 38

4.3.2 Potensinya Daya Tarik Wisata... 39

4.3.3 Atraksi di Pantai Muara Indah... 39

4.3.4 Sistem Kekerabatan... 40

4.3.5 Sarana dan Prasarana Pantai Muara Indah... 40

4.3.6 Pandangan Masyarakat terhadap Pantai Muara Indah 4.3.6.1 Pandangan Masyarakat...41

4.3.6.2 Pandangan Pemerintah... 42

4.3.7 Upaya Meningkatkan jumlah Pengunjung... 43

4.3.8 Kondisi Pantai Muara Indah... 43

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 45

DAFTAR PUSTAKA... 47

LAMPIRAN Data informan... 48


(9)

ABSTRAK

Pariwisata merupakan suatu asset yang sangat menguntungkan bagi suatu daerah ataupun negara. Pariwisata adalah suatu industri yang tidak menimbulkan polusi namun memiliki pemasukan devisa yang dapat memajukan perekonomian serta pendapatan masyarakat pada suatu daerah. Unsur pokok yang dapat guna menunjang pembangunan pariwisata adalah objek wisata dan daya tarik wisata, yang sekilas mimiliki makna sama namun sebenarnya terdapat perbedaan yakni objek wisata merupakan daerah tujuan wisata yang bersumber dari alam saja, sedangkan daya tarik wisata merupakan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian untuk dilihat dan dinikmati oleh wisatawan. Oleh karena itu perlu adanya kesungguhan pemerintah daerah dan masyarakat untuk membangun daerah tujuan wisata.Objek wisata di Kabupaten Deli Serdang juga sangat menjanjikan sebagai asset yang besar untuk memajukan pendapatan daerah Kabupaten Deli Serdang sendiri, baik itu wisata alam maupun wisata budaya dan juga letaknya strategis yang berada di jalan lintas Sumatera. Akan tetapi itu semua tergantung keseriusan masyarakat dan pemerintah untuk mengelolanya.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Pembangunan daerah mempunyai peranan penting dalam mensejahterakan masyarakat di suatu wilayah tertentu. Dengan adanya pembangunan tersebut, maka terdapatlah sebuah industri dan salah satunya adalah industri pariwisata.

Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang harus ditingkatkan. Dengan letak geografisnya yang sangat strategis,keberadaan alam, dan beragam suku budaya merupakan suatu aset yang besar bagi Indonesia untuk mengingatkan kepariwisataan.

Indonesia memiliki banyak objek wisata alam, baik yang sudah dikembangkan maupun yang belum. Salah satu objek wisata yang sudah sangat dikembangkan adalah objek wisata di Pulau Bali. Tidak diragukan lagi bahwa Pulau Bali merupakan ikon pariwisata di Indonesia. Akan tetapi, masih banyak objek wisata di Indonesia yang belum dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara, padahal keberadaan objek wisata tersebut memiliki potensi yang sangat luar biasa apabila benar-benar dikembangkan untuk menjadi objek wisata.

Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak daerah tujuan wisata seperti Brastagi, Tangkahan, Istana Maimun, Mesjid Raya Kota Medan, beragam budaya, dan salah satu yang terkenal di mancanegara adalah Danau Toba sebagai ikon di Sumatera Utara.


(11)

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki banyak daerah tujuan wisata alam dan berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu objek wisata yang ada di kabupaten ini adalah Objek Wisata Pantai Muara Indah yang terletak di Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu yang memiliki keunggulan dibandingkan pantai-pantai lain yang ada di Kabupaten Deli Serdang yaitu, kejernihan air laut dan pantainya dikelilingi oleh hutan mangrove membuat kawasan ini menjadi sejuk dan asri. Apalagi didukung dengan adanya pembangunan Bandara Kwala Namu, dan memungkinkan objek wisata ini berpotensi menjadi objek wisata pilihan bagi wisatawan yang berada di lingkungan sekitarnya maupun daerah lain. Tapi sangat disayangkan karena belum ada pengelolaan yang serius baik itu dari pihak pengelola maupun pemerintah sehingga keberadaan pantai ini jarang diketahui oleh wisatawan lokal, padahal pantai ini memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata yang unggul di Kabupaten Deli Serdang. Karena beberapa hal di atas, maka penulis memilih judul “Pengembangan Pantai Muara Indah Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Deli Serdang”.

1.2Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan penulis Kertas Karya yang dapat dikemukakan oleh penulis sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.


(12)

2. Memperkenalkan lebih jauh kepada masyarakat luas tentang objek wisata Pantai Muara Indah yang ada di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

3. Membantu terciptanya usaha yang nyata dalam mengembangkan pantai di Kecamatan Pantai Labu.

1.3. Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah yang akan dibahas, yang meliputi pengenalan objek wisata Pantai Muara Deli dan potensinya sebagai daya tarik wisatadi Kabupaten Deli Serdang sihingga keberadaannya dapat diketahui oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

1.4. Metode Penulisan

Dalam penulisan Kertas Karya ini, penulis mengumpulkan data dengan menggunakan dua metode penelitian, yaitu :

1. Penelitian Pustaka ( Library Research )

Penulis mencari dan mengumpulkan data bahan-bahan pustaka seperti buku, diktat, dan internet yang ada hubungannya dengan judul kertas karya ini.

2. Penelitian Lapangan ( Field Research )

Untuk memperoleh data, dengan cara penulis langsung melakukan penelitian di lapangan dengan mewawancarai beberapa orang pengelola dan mengadakan observasi.


(13)

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Kertas Karya Ini dibagi dalam beberapa BAB dan sub BAB, yaitu sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Pada Bab ini merupakan pendahuluan yang meliputi pembahasan mengenai Alasan Pemilihan Judul, Tujuan Penulisan, Ruang Lingkup Permasalahan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penlisan.

BAB II : Uraian Teoritis Tentang Kepariwisataan

Berisikan uraian teoritis tentang kepariwisataan yang meliputi pengertian kepariwisataan, pengertian pariwisata dan wisatawan, industri pariwisata, sarana prasarana pariwisata, pengertian objek wisata, dan daya tarik wisata.

BAB III : Gambaran Masyarakat dan Wilayah Kabupaten Deli Serdang

Bab ini menguraikan tentang geografis Kabupaten Deli Serdang, pembagian wilayah administratif, sarana prasarana kepariwisataan di Kabupaten Deli Serdang, keadaan sosial, sistem sosial dan perekonomian masyarakat Deli Serdang.

BAB IV : Pengembangan Pantai Muara Deli Sebagai Daya Derik wisata di Kabupaten Deli Serdang


(14)

Bab ini menguraikan sejarah Pantai Muara Indah dijadikan sebagai objek wisata dan daya tarik wisata di Kabupaten Deli Serdang, sarana prasarana yang tersedia, dampaknya bagi masyarakat setempat dan pemerintah di Kabupaten Deli Serdang. BAB V : Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan. DAFTAR PUSTAKA


(15)

BAB II

URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan 2.1.1 Pengertian Pariwisata

Istilah pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri

dari dua suku kata “pari” dan “wisata”. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar- putar, atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti bepergian.secara garis besar, maka kita dapat mengartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Tur menurut bahasa Ibrani adalah belajar, dalam bahasa Latin berarti alat untuk membuat lingkaran, dan dalam bahasa Perancis Kuno disebut perjalanan mengelilingi sirkuit. Bila ditinjau dari sudut perusahaan perjalanan wisata diartikan sebagai bentuk sebuah perjalanan yang direncanakan dan di susun oleh perusahaan perjalanan dengan waktu seefektif mungkin dengan menggunakan fasilitas-fasilitas pendukung wisata lain, guna membuat peserta tur merasa senang dan puas ( Kesrul, 2003:3).

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas penulis akan menjabarkan kata-kata yang berhubungan dengan kepriwisataan sebagai berikut:

• Pariwisata : Perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, dalam bahasa Inggris disebut dengan “tour” ( Yoeti, 1983: 104).

• Kepariwisataan : Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata dalam bahasa Inggris disebut dengan tourism


(16)

• Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris dapat disamakan dengan perkataan travel

• Wisatawan : seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan wisata, dalam bahasa Inggris desebut “tourist” ( Suwantoro, 2004:4).

Beberapa ahli mengemukakan pengertian pariwisata sebagai berikut : a) Prof. Hunziger dan kraf dari swiss dari tahun 1942 ( dalam Kesrul,

2003:3) memberikan batasan pariwisata yang bersifat teknis, yaitu “..kepariwisataan adalah keseluruhan hubungan dengan gejala-gejala yang timbul dari perjalanan/tinggalnya orang asing, dimana perjalanan tidak bersifat menetap atau dimaksudkan untuk mencari nafkah.

b) Hornby ( dalam Kesrul, 2003:3 ), mengartikan wisata sebagai berikut : tourist a jurney in which short stays are made at a number of places, and the traveller finally returns to his or her own place.” Wisata adalah sebuah perjalanan dimana perjalannya singgah sementara di beberapa tempat dan akhirnya kembali lagi ke tempat asal, yang merupakan tempat memulai ia melakukan perjalanan. c) Menurut undang-undang No. 9 tahun 1990 ( dalam Kesrul, 2003:3)

tentang kepariwisataan, menjelaskan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari suatu kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.


(17)

d) Norval ( dalam Kesrul, 2003:3 ) menjelaskan arti wisata “... kegiatan yang berhubungan dengan masuk, tinggal, dan bergeraknya penduduk asing di dalam/luar suatu negara/wilayah.

2.1.2 Pengertian Wisatawan

Jika ditinjau dari arti kata “wisatawan” yang berasal dari kata “wisata” maka sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris. Kata itu berasal dari bahasa Sanskerta “wisata” yang berarti “perjalanan” yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Jadi orang melakukan perjalanan dalam pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata “traveller” karena dalam bahasa Indonesia sudah merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk menyatakan orang dengan profesinya, keahlianya, keadaan jabatannya dan kedudukan seseorang.

Sebagai dasar pemikiran konteks, perjalanan yaitu : suatu kegiatan melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam pengertian bergerak yaitu perpindahan langkah atau setiap seorang wisatawan “tourist” dari titik yang satu ke titik yang lain (place of origins) ke (tourism destination).

Ada beberapa pengertian wisatawan antara lain yaitu :

1. Defenisi UN. Convention Concerning Costoms Fasilities for Touring “...setiap orang yang datang ke suatu negara karena alasan yang sah, selain untuk berimigrasi dan yang tinggal setidaknya


(18)

selama 24 jam dan selama-lamanya 6 bulan dalam tahun yang sama”

( Mangkutak,http://mangkutak.wordpress.com?2009/01/05/dasar-dasar pariwisata).

2. Menurut Komisi Liga Bangsa-bangsa 1937, “...wisatawan adalah orang yang selama 24 jam atau lebih mengadakan perjalanan di negara yang bukan tempat kediamannya yang biasa”

(Inan,http://inan56.wordpress.com/category/pengantar-pariwisata). 3. U.N Confrence on Interest Travel and Toursm di Roma 1963

menggunakan istilah pengunjung (visitor) untuk setiap orang yang datang ke suatu negara yang bukan tempat tinggalnya yang biasa untuk keperluan apa saja, selain melakukan perjalanan yang digaji. Pengunjung yang dimaksudkan meliputi 2 kategori yaitu :

a) Excurtionist, yaitu : pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjungi tanpa bermalam

b) Wisatawan yaitu : pengujung yang datang ke suatu negara yang dikunjungnya selama 24 jam dan dengan tujuan untuk bersenang-senang, berlibur, kesehatan, belajar, keperluan agama, dan olah raga, bisnis, keluarga, utusan dan pertemuan.

2.2 Jenis-jenis Pariwisata

Seperti telah disebut di muka, kebanyakan batasan pariwisata telah merinci motif-motif yang mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.


(19)

Terutama dalam International tourism, motif-motif tersebut tercermin dengan adanya berbagai jenis pariwisata.

Walaupun banyak jenis-jenis wisata detentukan menurut motif tujuan perjalanan, dapat pula dibedakan adanya beberapa jenis pariwisata khusus sebagai berikut :

• Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)

Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam dan lain-lain. Sementara orang melakukan perjalanan semata-mata untuk menikmati tempat-tempat atau alam yang beda antara satu dengan yang lain.

• Pariwisata untuk Rekreasi (Recration Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan orang-orang yang menghendaki menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani, dan lain sebagainya. Biasanya, mereka tinggal selama mungkin di tempat-tempat yang dianggapnya benar-benar menjamin untuk tujuan tersebut seperti : di tepi pantai, di pegunungan, di pusat-pusat peristirahatan atau pusat-pusat kesehatan, dengan tujuan menemukan kenikmatan yang diperlukan.

• Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)

Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat,


(20)

kelembagaan, dan cara hidup rakyat negara lain, untuk menemukan monumen bersejarah, dan lain-lain.

• Pariwisata untuk Olah Raga (Sport Tourism) Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori :

a. Big Sport Events, yaitu peristiwa-peristiwa olah raga besar seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan lain-lain yang menarik perhatian tidak hanya pada olah ragawannya sendiri, tetapi juga ribuan penonton atau penggemarnya.

b. Sporting Tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri, seperti pendakian gunung, olah raga naik kuda, berbura, memancing, dan lain-lain.

• Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)

Jenis pariwisata ini telah menimbulkan berbagai persoalan. Banyak ahli teori, ahli sosiologi maupun ekonomi beranggapan bahwa perjalanan untuk keperluan usaha tidak dapat dianggap sebagai perjalanan wisata karena unsur voluntury atau sukareala tidak terlibat. Menurut beberapa para ahli teori, perjalanan usaha ini adalah untuk profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan.


(21)

Peranan jenis ini pariwisata ini makin lama makin penting. Tanpa menghitung banyaknya konvensi atau konferensi nasional, banyaknya simposium maupun sidang yang diadakan setiap tahun di berbagai negara pada tahun 1969 telah ditaksir 3.500 konferensi internasional. Jumlah setiap tahunnya terus meningkat dan diperkirakan mencapai angka 9.500 untuk tahun 1975 dan 19.00 konferensi international untuk tahun 1980. Banyak negara yang menyadari besarnya potensi ekonomi dari jenis pariwisata konferensi ini sehingga mereka saling berusaha untuk menyiapkan dan mendirikan bangunan-bangunan yang khusus diperlengkapi untuk tujuan ini atau membangun “pusat-pusat konferensi” lengkap dengan fasilitas mutakhir yang diperlukan untuk menjamin efisiensi operasi konferensi (dalam Spillane,1983:29).

2.3 Defenisi Objek Wisata

Mengenai pengertian objek wisata dapat kita lihat beberapa sumber acuan diantaranya :

1) Menurut pemerintah No.24 tahun 1979

Objek Wisata adalah perwujudan dari perbuatan manusia,tata seni budaya serta bangsa dan tempat keadaan alam yang mengalami daya tarik untuk dikunjungi.

2) SK Menparpostel No. KM98/PW-102/MPT-87 Objek Wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga menjadi daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatwan. Seorang


(22)

wisatawan yang datang berkunjung kesuatu daerah objek wisata dengan alasan tujuan tertentu demi mencapai kepuasan dan mencari manfaat dari yang dikunjunginya. Manfaat dan kepuasan ditentukan oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu tourism resource sama dengan objek wisata dan atraksi wisata.

Objek dan Atraksi Wiasata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata yaitu :

a. Benda-benda yang tersedia di alam semesta (Natural Amenitas) b. Hasil ciptaan manusia (Man Made Suppy), misalnya

benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (Historial, Curtural, Religius).

c. Tata cara hidup masyarakat (The Way Of Life).

Attraksi Wisata adalah segala sesuatu yang ada di suatu tujuan wisata yang merupakan daya tarik wisata agar orang-orang mau berkunjung ke tempat tersebu, agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, di samping harus ada tiga atraksi wisata, suatu daerah tujuan wisata harus mempunyai syara daya tarik, yaitu a. Adanya sesuatu yang bisa dilihat (some thing to see).

b. Adanya sesuatu yang bisa dilakukan (some thing to do). c. Adanya sesuatu yang bisa dibeli ( some thing to buy).


(23)

Ketiga syarat tersebut adalah merupakan unsur-unsur untuk mempublikasikan kepriwisataan.

Dari uraian tersebut dapat kita pahami bahwasanya objek wisata memerlukan daya tarik wisata untuk menarik wisatawan ke tempat tujuan wisata. Adapun hal-hal tesebut diantaranya sebagai 1. Natural Amentis, yaitu benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam

sebemesta, seperti iklim, pemandangan alam, bentuk tanaah, flora dan fauna, dan sebagainya.

2. Man Made Supply, yaitu hal kartya manusia seperti benda-benda bersejarah, kebudayaan, religi serta tata cara hidup manusia. Dalam hal ini daya tarik wisata erat hubungannya dengan atraksi wisata.

2.4 Pengertian Industri Pariwisata

Industri Pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha, secara bersama-sama menghasilkan produk-produk/jasa-jasa/layanan-layanan maupun service, yang nantinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan.

Para ahli kepariwisataan di luar negeri memberikan beberapa batasan yang bervariasi di industri pariwisata, misalnya :

Prof. W. Hunzieker dari Bern University (dalam Yoeti, 1985:105)

Memberikan rumusan : “Tourism Enterprise are all business entities which, by combining various means of production, provide good and services of a specially tourist nature”.


(24)

G. A. Svihmoll (dalam Yoeti, 1985:102) dalam tourism promotion memberikan batasan :

“Tourism is higt decentralized industri consisting of enterprises different in size, location,funtion, tipy organizadion, range of serveces provide, method use to market and sell them”.

Batasan tersebut lebih banyak berorientasi dengan kegiatan menganalisa cara-cara melakukan promosi pemasaran hasil (produk) industri pariwisata. Dikatakan industri pariwisata bukanlah industri yang beerdiri sendiri, tetapi merupakan industri yang terdiri dari rangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa/produk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dengan jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya perusahan, lokasi, atau tempat kedudukan, letak geografis, fungsi, bentuk organisasi mengelola dan metode pemasarannya.

Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan ketika ia melakukan perjalanan. Pendekatan ini beranggapan bahwa produk dari industri adalah semua jasa yang diberikan oleh macam-macam perusahaan, sejak seseorang wisatawan meninggalkan tempat tinggalnya semula.

Dapat dibayangkan betapa banyaknya jasa yang diperlikan wisatawan jika ia melakukan perjalanan wisata semenjak berangkat dari rumahnya sampai ia kembali lagi ke rumahnya. Jasa yang dibutuhkan tidak hanya satu perusahaan saja, tetapi dihasilkan oleh perusahaan yang berbeda fungsi yang proses pemberian pelayanannya. Jadi ada serangkaian perusahaan yang menghasilkan


(25)

jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan. Oleh karena itu, produk pariwisata merupakan suatu package baik perjalanan yang diurus sendiri (independent tour) atau diurus operator dalam satu package tour dengan itenerary yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah Presiden Republik Indone sia mengeluarkan industri dengan No.9 tahun 1969, dimana dalam Bab II pasal 3 (Yoeti, 1983:183) disebutkan.

“Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”.

Sesuai dengan intruksi presiden tersebut ( Yoeti, 1983:183) dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah :

• Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan indusyti sampingan lainnya.

• Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia

• Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasioanal Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan dengan kepariwisataa merupakan usaha yang bersifat “comercial”. Hal tersebut dapat dilihat betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga


(26)

kembali kerumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya satu perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pemberian pelanyanannyan.

Dan pada dasarnya tujuan pariwisata itu hanya untuk bersenang-senang,tetapi semakin berkembangnya pariwisata itu maka tujuan berwisata dengan melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain baik dalam negeri (domestik) maupun internatisional bukan semata-mata untuk bersenang-senang melainkan : kesehatan, belajar, keperluan agama, bisnis, olah raga, dan lain-lain.

Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata yaitu : a) Travel Agent

b) Perusahaan Angkatan (Transportasi) c) Akomodasi (perhotelan)

d) Bar dan Restoran

e) Souvenir dan Handicraft

f) Perusahaan-perusahaan yang mendukung aktifitas wisatawan, seperti : Galon Minyak bagi wisatawan yang menggunakan mobil, tempat orang menjual dan mencetak film, kamera, postcards, kantor pos, money changer, bank, dan lain-lain (Yoeti, 1983:147).

2.4.1 Industri Pariwisata di Indonesia

Dalam kurun waktu 1971 sampai 1975 telah terjadi peningkatan arus wisatawan asing ke Indonesia dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu rata-rata 19,64 % per tahun. Kalau pertumbuhan itu dapat dipertahankan, maka akhir pelita III kedatangan wisatawan asing ke Indonesia akan mencapai


(27)

lebih dari satu juta orang pertahun. Akan tetapi, sejak tahun 1976 sampai dengan tahun 1980 tingkat pertumbuhan menurun hanya mencapai hanya 7 % dibandingkan dengan tahun 1978. Survei wisatawan asing oleh tim Fakultas Ilmu-ilmu sosial Universitas Indonesia, khususnya mengenai maksud berkunjung ke Indonesia, menemukan hal-hal sebagai berikut:

• Wisatawan untuk bersenang-senang sangat dominan dikalangan wisatawan yang berumur 20 tahun ke bawah. Mereka berkunjung dengan tujuan bisnis dan dinas resmi lebih banyak dalam kelompok umur 31-50 tahun dibanding kelompok umur lainnya.

• Wisata yang tiba dengan tujuan mengunjungi kawasan/keluarga proporsi paling besar berasal dari kalangan umur 20 tahun ke bawah, sedangkan proporsi kunjungan berasal dari kelompok umur yang lain perbedaannya tidak menjolok.

• Tingkat pendidikan mempengaruhi maksud seseorang untuk berwisata. Wisatawan yang berkunjung ke Indonesia dengan maksud untuk bersenang-senang cenderung semakin tinggi pendidikannya semakin sedikit jumlanya, sedangkan untuk bisnis atau rapat dinas kebanyakan dari golongan berpendidikan tinggi. Berwisata untuk mengunjungi keluarga keluarga berbanding dengan tingkat pendidikannya.

• Kecenderungan mengenai maksud kunjungan ke indonesia di antara wisatawan pria dan wisatawan wanita tidak memperhatikan adanya perbedaan. Sebagian besar dari wisatawan pria dan wisatawan wanita berkunjung ke Indonesia tujuan dengan bersenang-senang. Sebagaimana


(28)

dapat diduga kunjungan wisatawan wanita degan maksud tersebut diatas lebih besar proporsinya dari pada kunjungan wisatawan pria, demikian pula kunjungan dengan tujuan bisnis lebih besar proporsi wisatawan pria dari pada wisatawan wanita.

• Pada umumnya wisatawan dari berbagai jenis pekerjaan datang dengan maksud bersenang-senang di Indonesia, kecuali tenaga ahli (profesional) dan manager. Dibandingkan dengan jenis pekerjaan lain, wisatawan dari kedua kelompok terakhir ini datang di Indonesia dengan tujuan bisnis atau urusan yang berhubungan dengan pekerjaannya/tugasnya.

• Pejabat pemerintah, sebagaimana dapat diduga, paling banyak berkunjung ke Indonesia untuk dinas atau kunjungan resmi. Tenaga ahli berkunjung juga untuk menghadiri rapat atau konferensi. Maksud mengunjungi keluarga dinyatakan oleh kelompok anggota militer dan mahasiswa.

2.5 Pengertian Sarana dan Prasarana Kepariwisataan 2.5.1 Sarana Kepariwisataan

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung dan kehidupannya tergantung kepada wisatawannya. Sarana kepariwisataan ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan pekembangan kebutuhan wisatawan. Untuk mendukung pencapaian yang lebih baik perlu adanya kemampuan pengelolaan yang memadai sesuai dengan kondisi objek dan kebutuhan pengunjung.


(29)

Sarana wisata dapat dibagi dalam 3 (tiga) unsur pokok, yaitu : A. Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure)

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada orang yang melakukan perjalanan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah :

Travel Agent Tour Operator

• Perusahaan Transportasi

• Restoran,Bar, Objek, dan Atraksi wisata

B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure) Adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar wisatawan dapat lebih lama tinggal,di tempat atau daerah yang dikunjunginya. Yang termasuk dikelompok ini adalah :

• Lapangan bola • Lapangan golf • Lapangan tenis • Kolam renang

• Bilyard dan lain-lain sebagainya.

C. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Toursm Suprastructure)

Adalah perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yakni fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan khususnya tourism business yang berfungsi membuat wisatawan lebih lama di tempat wisata yang dikunjungi


(30)

agar lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di daerah tersebut, dan yang termasuk ke kelompok ini adalah :

• Steambath dalam buku yang berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata (dalam Suwantoro, 2004:18).

Night Club Casino

2.5.2 Prasarana Kepariwisataan

Prasarana (infrastruktur) kepariwisataan sesungguhnya merupakan “tourist supply” yang perlu disiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industri pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu sektor prekonomian juga. Yang dimaksud prasarana (infrastruktur) adalah “fasilitas yang memungkinkan proses prekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya”. Jadi fungsi dari prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataaan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagai mana mestinya (Yoeti, 1983:170).

Ada beberapa prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan bagi wisatawan, yaitu :

• Pelayanan informasi, agar dapat mengatur pengunjung yang datang ke objek wisata.

• Pelayanan makan dan minum, yang dapat menyediakan makanan dan minuman yang khas setempat.


(31)

• Pelayanan tenaga kerja, yang sangat dominan dibutuhkan karena salah satu kunci keberhasilan pembangunan objek wisata adalah kemampuan para tenaga kerja untuk mengelola dengan baik suatu kawasan objek wisata.

Untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak unsur objek wisata yang dikunjungi, maupun yang dapat menggangu kedatangan pengunjung itu sendiri mengingat arus kunjungan cenderung akan lebih meningkat.

2.6 Potensi Daya Tarik Wisata

Potensi daya tarik wisata merupakan salah satu unsur pokok dalam pembangunan kepariwisataan di samping unsur-unsur yang lainnya seperti : akomodasi, usah jasa perjalanan, restora, dan lainnya. Potensi daya tarik suatu objek wisata adalah suatu sifat yang dimiliki oleh suatu objek berupa keunikan, keaslian, kelangkaan, atau lain dari pada yang lain memiliki sifat yang menimbulkan semangat dan nilai bagi wisatawan.

Suatu tempat atau keadaan alam yang sangat menarik [asto samgat dinikmati oleh wisatawan pada umumnya. Objek wisata yang mempunyai potensi dan daya tarik wisata yang baik harus terus dibangun dan dikembangkan, sehingga mempunyai daya tarik agar wisatawan puas akan objek wisata yang dikunjunginya. Potensi daya tarik wisata di kalam objek wisata yang berwujud pada ciptaan Tuhan Yang Maha Esa adalah keadaan alam, beserta flora dan faunanya. Daya tarik suatu objek wisata sebagai sumber daya wisata antara lain :


(32)

• Lokasi suatu kawasan objek wisata yang membeikan suatu pemandangan yang indah.

• Perkembangan tehnik pengelolaan yang baik.

Daya tarik suatu objek wisata yang memiliki potensi haruslah mempunyai suatu keanekaragaman sumber daya alam hayati dan ditunjang oleh keadaan lingkunganya.

2.7 Pengertian Sadar Wisata

Dewasa ini industri pariwisata merupakan industri jasa yang merupakan industri terbesar di dunia. Indonesia termasuk salah satu negara yang memanfaatkan industri pariwisata menghasilkan dan meningkatkan devisa negara. Sebagai negara kepulauan yang terdiri kurang lebih 17.508 pulau. Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang unik dan keanekaragaman. Aset potensi kepariwisataan Indonesia tidak hanya memenuhi unsur keindahan, keaslian, keunikan, dan keutuhan, tetapi diperkaya dengan kekayaan dan keaneka ragaman budaya,flora dan fauna. Ekosistem dan gejala alam yang merupakan daya tarik dapat dikemas menjadi objek pariwisata yang sangat menari bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Akan tetapi dalam pengembangan potensi wisata tersebut, baik pemerintah maupun dunia usaha belum dapat mengantisipasi dampak-dampak negatif yang sering terjadi baik desakan-desakan berlebihan terhadap sumber daya alam oleh adanya jumlah pendatang yang membuka usaha tanpa memprioritaskan mutu produk yang mereka jual, maupun jasa yang mereka berikan, minimnya


(33)

pengertian dalam perihal tehnik pengembangan, pengelolaan, pemeliharaan objek wisata, dan tidak dipergunakan sistem pengawasan untuk mendeteksi kemunduran kualitas kunjungan yang berlebihan.

Salah satu penyebab terjadinya hal demikian diakibatkan oleh kurangnya sadar wisata baik di kalangan masyarakat lokal, dunia usaha, maupun pengunjung. Sadar wisata adalah mengerti, dan ikut berpartisipasi dalam pengembangan kepariwisataan. Sadar wisata ini dimaksudkan masyarakat lokal, dunia usaha dan pengunjung dan pihak-pihak lain dapat berpartisipasi dalam pengembangan kepariwisataan di kawasan mereka. Partisipasi masyarakat atas pembangunan pariwisata akan lebih serasi bila dilandasi dengan pengertian mengenai kepariwisataan karena pengetahuan akan pariwisata akan mempermudah dalam meningkatkan kesadaran wisata bagi masyarakat.

Untuk menanggulangi permasalahan pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata alam dapat dilakukan beberapa upaya pembinaan program sadar wisata, antara lain :

1. Program Sapta Pesona

Sapta pesona merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk bemperbesar dayatarik dan daya saing pariwisata khususnya di Indonesia. Sapta pesona yang menjadikan citra dan mutu produk pariwisata pada dasarnya ditentukan oleh keberhasilan dalam upaya mewujudkan pelayanan yang mengandung unsur-unsur sapta pesona yakni, seperti


(34)

• Aman, yaitu suatu kondisi yang memberikan susunan tenang dan tentram bagi wisatawan terbebas dari rasa takut dan khawatir baik akan keselamatan jiwa, raga maupun harta milik para wisatawan. • Tertib, yaitu suatu keadaan yang mencerminkan keadaan tertib,

teratur dan disiplin dalam suasana kehidupan masyarakat.

• Sejuk, yaitu kondisi yang mencerminkan penataan yang teratur, tertib dan serasi sehingga mencerminkan keindahan seperti penampilan wajah kota, halam depan setiap rumah penduduk, bangunan penginapan dan pepohonan yang tersusun juga rindang. • Bersih, yakni suatu kondisi atau keadaan yang menampilkan sifat

bersih dan sehat. Dimana wisatawan akan mendapatkan suasana yang terbebas dari kotoran maupun penyakit.

• Ramah tamah, yaitu di dalam pelayanan perlu adanya sifat ramah tamah, sopan, hormat,tutu sapa dan sebagainya supaya wisatawan merasa tidak terasing dan ingin lama-lama di tempat tersebut.

• Kekeluargaan, yaitu pihak pariwisata harus menanamkan sifat kekeluargaan terhadap wisatawan dan menganggap sepeti keluarga sendiri supaya wisatawan merasa ada jiwa persaudaraan dan wisatawan akan datang berulang kali ke tempat tersebut.

• Kengangan, yaitu kenyamanan yang didapatkan wisatawan senantiasa akan diingatnya selama dia berkunjung seperti: budaya, atraksi, souvenir khas daerah tersebut maupun cendra mata lainnya.


(35)

2.8 Pengertian Wisata Bahari

Wisata merupakan perjalanan dengan tujuan bersenang-senang dan bahari merupakan kelautan atau daerah pantai. Maka dapat disimpulkan bahwa wisata bahari adalah wisatawan yang melakukan perjalanan ke tempat wisata yang berada di laut atau daerah pantai karena di daerah ini wisatawan akan dapat menikmati dengan adanya matahari (sun), pasir (sand), dan laut (sea) sebagai salah satu panorama sehingga wisatawan suka berkunjunga ke wisata bahari.

Dan ini tentu saja akan menjadi suatu aset yang sangat menguntungkan pihak pengelola dapat mengelola dengan baik terhadap pantai ini. Karena banyak pengunjung berminat terhadap dunia laut, yang biasanya digunakan untuk berenang, memancing, surfing, diving, dan bermain pasir atau sekedar menikmati makanan khas pantai atau sea food. Dan contoh pantai yang terkenal di Indonesia sampai di penjuru dunia adalah seperti Pantai Kuta Bali, Pantai Nusa Dua, dan sebagainya.


(36)

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

3.1 Letak Geografis dan Letak Daerah 3.1.1 Sejarah Kabupaten Deli Serdang

Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 Kabupaten Deli Serdang merupakan dua pemerintahan yaang berbentuk kerajaan yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang di Perbaungan.

Pada tanggal 14 November 1956, Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu undang-undang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dengan undang-undang Nomor 7 Drt tahun 1956. Untuk merealisasinya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dewan Pertimbangan Daerah (DPD). Namun, tahun demi tahun terus berlalu merubah perjalanan sejarah dan setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar dilakukan oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati penetapan Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang tanggal 1 Juli 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara


(37)

tanggal 23 Desember 1986. Demikian pula pergantian pimpinan didaerah inipun telah terjadi beberapa kali

Tercatat dalam sejarah bahwa Bupati pertama di Kabupaten Deli Serdang adalah Moenar S. Hamidjojo, kemudian Sampoerno Kolopaking, setelah itu Wan Oemaroeddin Barus (1 Februari 1951 s.d 1 April 1958), Abdullah Eteng (1 April 1958 s.d 11 Januari 1963), Abdul Kadir Kendal Keliat (11 Januari 1963 s.d 11 November 1970), Haji Baharoeddin Siregar (11 November 1970 s.d 17 April 1978), Abdul Muis Lubis ( 17 April 1978 s.d 3 Maret 1979), H. Tenteng Ginting (3 Maret 1979 s.d 3 Maret 1984 ), H. Wasiman ( 3 Maret 1984 s.d 3 Maret 1989), H. Ruslan Mansur ( 3 Maret 1989 s.d 1994 ), H. Maymaran NS (3 Maret 1994 s.d 3 Maret 1999), Drs.H. Abdul Hafid, MBA (3 Maret 1999 s.d 7 April 2004), dan sejak tahun 2004 (periode 2004 s.d 2009) dijabat oleh Drs. H. Amri Tambunan (7 April 2004 s/d sekarang).

(Admin,

3.1.2 Letak Daerah

Lokasi penelitian berada pada titik kordinat 2°57’-3°16’LU98°33’-99°27’ BT, dengan luas wilayah 2.394,62 km² serta jumlah penduduk1.572.768 jiwa. Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’’ Lintang Utara, 3016’’ Lintang Selatan dan 98033’’ – 99027’’ BujurTimur dengan


(38)

ketinggian 0 – 500 m di atas permukaan laut. Kabupaten Deli Serdang secara administratif menempati area seluas 2.497,72 Km2 yang terdiri dari 22 Kecamatan, 2 perwakilan dengan 379 Desa dan 15 Kelurahan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan berjumlah 1.463.031 Jiwa.

3.1.3 Pembagian Wilayah Administratif

Kabupaten Deli Serdang terdiri atas 22 (Dua Puluh Dua) Kecamatan yang di dalamnya terdapat 14 Kelurahan dan 389 Desa, yaitu :

1. Kecamatan Pantai Labu 2. Kecamatan Batang Kuis 3. Kecamatan Percut Sei Tuan 4. Kecamatan Labuhan Deli 5. Kecamatan Hamparan Perak 6. Kecamatan Sunggal

7. Kecamatan Deli Tua 8. Kecamatan Patumbak

9. Kecamatan Tanjung Morawa 10.Kecamatan Bangun Purba 11.Kecamatan Galang 12.Kecamatan STM Hilir 13.Kecamatan Biru-biru 14.Kecamatan Namo Rambi 15.Kecamatan Pancur Batu


(39)

16.Kecamatan Kutalimbaru 17.Kecamatan Sibolangit 18.Kecamatan STM Hulu 19.Kecamatan Gunung Meriah 20.Kecamatan Beringin

21.Kecamatan Lubuk Pakam 22.Kecamatan Pagar Merbau 3.1.4 Keadaan Alam

Sesuai dengan perbedaan geografis, topografis dan ketinggian dari permukaan laut, maka iklim Kabupaten Deli Serdang juga bervariasi yaitu iklim sub tropis dan iklim peralihan antara sup tropis dan tropis.

Ketinggian 0-500 meter dari permukaan laut, Kabupaten Deli Serdang beriklim peralihan antara sub tropis dan tropis, sedangkan ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permuka an laut beriklim tropis.

Curah hujan rata-rata pertahun 1.936,3 pada umumnya curah hujan terbanyak di bulan September, Oktober, November, dan Desember. Angin yang bertiup melalui daerah ini juga berbeda yakni angin laut dan angin pegunungan dengan kecepatan 0,68 meter/detik, sedangkan temperatur 26,7 dan kelembapan 84 %.

Sedangkan luas dan jenis tanah di Kabupaten Deli Serdang dibedakan atas: • Alluvial, Regosol, Organosol : 26.176 Ha

• Hidromorfik Kelabu, Gleihumus : 45.873 Ha • Andosol Coklat : 9.306 Ha


(40)

• Podsolik Coklat Kekuningan : 51.174 Ha • Podsolik Merah Kekuningan : 51.982 Ha • Litosol, Podsolik, Regosol : 10. 624 Ha

3.1.5 Luas Daerah

Adapun luas wilayah Kabupatan Deli Serdang adalah 2.497,72 Ham terdiri dari :

• Kawasan dataran pantai seluas 63,002 Ha (26.30 %) terdiri dari 4 kecamatan (Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, Pantai Labu).

• Kawasan dataran rendah seluas 68,965 Ha (28.80 %) terdiri dari 11 kecamatan (Sunggal, Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Galang). • Kawasan dataran pegunungan seluas 111,970 Ha (40.90 %) terdiri dari 7

kecamatan (Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STM Hilir, STM Hulu, Gunung meriah,Bangun Purba).

(Admin,

3.2 Perekonomian Masyarakat

Untuk mempercepat proses pembangunan dan mendayagunakan petensi ekonomi dan sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM)


(41)

Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang membuat kebijakan-kebijakan yang terdapat pada agenda pemerintahan daerah, yakni :

1. Agenda Pertama

Menerapkan kepemerintahan yang baik dengan perioritas utama peningkatan kompetensi aparatur pemerintah dan penciptaan aparatur yang bersih dan berwibawa. Pembangunan bidang kesehatan.

2. Agenda Kedua

Pembinaan Sumberdaya Manusia yang berkualitas dengan prioritas utama • Peningkatan Kualitas Pendidikan

• Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat • Pembangunan Infrastruktur

3. Agenda Ketiga

Pembangunan wilayah infrastruktur dengan prioritas utama. • Peningkatan dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur

• Peningkatan Penataan ruang dan Perencanaan Pembangunan yang Berdaya Guna dalam Dinamika Otonomi Daerah

• Peningkatan dan Percepatan Pembangunan Sumberdaya Air 4. Agenda Keempat

Peningkatan Kerukunan masyarakat, kehidupan sosial dan budaya dengan prioritas utama.

• Peningkatan Keharmonisan Antara Masyarakat dan Budaya • Peningkatan Peranan Perempuan yang Lebih Berkualitas


(42)

• Peningkatan Keamanan, Ketertiban dan Penanggulangan Kriminalitas

• Peningkatan Kesejahteraan Sosial 5. Agenda Kelima

`Pengembangan ekonomi daerah dengan prioritas utama revitalitasi pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan.

• Peningkatan Kualitas Pendidikan, Peningkatan Daya Saing Industri • Kepariwisataan

• Pemberdayaan Tenaga Kerja

• Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Dengan Pemberdayaan Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

6. Agenda Keenam

Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup dengan Prioritas Utama Perbaikan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

3.3 Visi dan Misi Kabupaten Deli Serdang

Dalam upaya lebih memberikan arah pembangunan yang dicita-citakan di Kabupaten Deli Serdang, Visi Pembangunan yang ditetapkan pada periode 2009-2014 adalah :

“Deli Serdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius, sejahtera, bersatu dalam kebhinnekaan melalui pemerataan pembangunan, pemanfaatan sumber


(43)

daya yang adil, dan penegakan hukum yang ditopang oleh tata pemerintahan yang baik“

Untuk mencapai Visi Pembangunan Deli Serdang tersebut, disusun 4 (empat) Misi Pembangunan yang harus di emban yaitu :

1. Mendorong pembangunan yang menjamin pemerataan yang seluas-luasnya didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur yang maju, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan yang berwawasan lingkungan, serta didukung oleh kondisi yang kondusif.

2. Mendorong pembangunan akhlaq mulia generasi muda, saling menghormati, rukun dan damai, tidak diskriminatif, mengabdi pada kepentingan masyarakat luas, dan menghormati hak azasi manusia.

3. Mendorong pembangunan yang merata, pemanfaatan sumber daya yang adil guna mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat, rasa aman dan damai, mampu menampung aspirasi masyarakat yang dinamis, menegakkan persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan dengan ditopang oleh tata pemerintahan yang baik.

4. Mendorong tercapainya supremasi hukum dan masyarakat yang taat hukum, menghilangkan praktek diskriminasi hukum, mendorong pembangunan sistem yang akuntabel, transparan, profesional, dan mampu menjalankan fungsinya sebagai fasilitator bagi semua stakeholdernya. (admin, http://deliserdang.go.id)


(44)

BAB 1V

PENGEMBANGAN PANTAI MUARA INDAH SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN DELI SERDANG

4.1 Wisata Alam

4.1.1 Pengertian Wisata Alam

Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Sedangkan kawasan konservasi sendiri adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai sistem penyangga kehidupan, peng-awetan keaneka-ragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Pasal 31 dari Undang-undang No. 5 tahun 1990 menyebutkan bahwa dalam taman wisata alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya dan wisata alam. Pasal 34 menyebutkan pula bahwa pengelolaan taman wisata dilaksanakan oleh Pemerintah.

Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah, men-dapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam .


(45)

4.2 Wisata Bahari di Indonesia

Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan yang maha luas, Indonesia memiliki tempat wisata bahari yang layak dan sangat berpotensi untuk dikembangkan. Dewasa ini banyak tempat wisata bahari di Indonesia, mulai wisata pantai sampai wisata bawah laut mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, Seperti :

• Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantaisunset beach) sebagai lawan dar

• . Pantai Senggigi adalah tempat pariwisata yang terkenal di Lombok. Letaknya di sebelah barat pesisir Pulau Lombok. Pantai Senggigi memang tidak sebesar Pantai Kuta di Bali, tetapi seketika kita berada di sini akan merasa seperti berada di Pantai Kuta, Bali.

Pesisir pantainya masih asri, walaupun masih ada sampah dedaunan yang masih berserakan karena jarang dibersihkan. Pemandangan bawah lautnya sangat indah, dan wisatawan bisa melakukan snorkling sepuasnya karena ombaknya tidak terlalu besar. Terumbu karangnya menjulang ketengah menyebabkan ombak besarnya pecah ditengah. Tersedia juga hotel-hotel


(46)

dengan harga yang bervariasi, dari yang mahal sampai hotel yang berharga ekonomis.

• Pantai Indah Pangandaran adalah salah satu objek wisata pantai di Jawa Barat.Pantai ini terletak di Desa Pananjung,Kecamatan Pangandaran dengan jarak ± 92 km arah selatan kota Ciamis.

* Pantainya landai dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut relatif lama sehingga memungkinkan kita untuk berenang dengan aman

* Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih dan juga tersedia tim penyelamat wisata pantai

(Tendyarianto, http//blogspot.com)

Itulah salah satunya wisata bahari yang ada di Indonesia walaupun masih banyak lagi tempat-wisata yang terkenal dan sangat digemari oleh wisatawan mancanegara.

4.2.1 Wisata Bahari di Kabupaten Deli Serdang

• Pantai Pasir Putih terletak di Kecamatan Hamparan Perak. Jarak dari Medan 22 Km dan 48 Km dari Lubuk Pakam.di Pantai ini banyak ditemukan kera laut. Dan pantai ini juga menjadi tempat sembahyang etnis Cina.

• Pantai Serambi Deli terletak di Pantai Labu, Desa Paluh Sepaji dengan jarak 50 Km dari Medan dan 33 Km dari Lubuk Pakam.


(47)

• Pantai Putra Deli terletak di Kecamtan Pantai Labu dengan jarak 53 Km dari Medan dan 33 dari Lubuk Pakam

• Pantai Putri terletak di Kecamatan Pantai Labu dan jaraknya tidak jauh dari panti Puta Deli.

4.3 Pantai Muara Indah sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Deli Serdang

4.3.1 Sejarah Pantai Muara Indah

Pantai Muara Indah adalah salah satu pantai yang terletak di dataran pantai bagian Sumatera Timur Selat Malaka. Dimana dulunya sebelum dijadikan sebagai objek wisata, pantai ini ditumbuhi hutan mangrove. Dan karena penduduk di daerah ini adalah mayoritas nelayan, maka untuk memudahkan akses mencari ikan mereka membersihkan hutan mangrove sehingga lama-kelamaan hutan mangrove pun bersih.

Dengan berkembangnya jaman, dan munculnya industri pariwisata, dan karena pantai ini tempatnya yang strategis, pemandangan yang indah, dan tempatnya tidak terlalu jauh dari kota maka muncul inisiatif-inisiatif penduduk setempat yang biasanya bekerja sebagai nelayan untuk menambah pendapatannya maka mereka mengembangkannya menjadi daerah objek wisata yaitu pada tahun 2004, dan pantai inilah pantai yang pertama kali dijadikan sebagai daerah objek wisata di Kecamatan Pantai Labu dan sampai sekarang pengelola pantai ini berjumlah 70 orang. Sesuai dengan namanya Pantai Muara Indah karena pantai ini terletak di daerah muara yaitu Sungai Ular. Tahun demi tahun pengunjung pun


(48)

makin ramai yaitu kira-kira pada tahun 2007 diperkirakan ribuan pengunjung/perhari khusunya pada hari libur atau hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri.

4.3.2 Potensinya Daya Tarik Wisata

Pantai Muara Indah ini terletak di Desa Denai Kuala, dan jarak dari desa ke pantai lebih kurang 2 Km, jarak dari Kecamatan Pantai Labu 5 Km, jarak dari Lubuk Pakam 35 Km dan jarak dari Medan lebih kurang 55 Km. Dan pantai ini memiliki kelebihan dibandingkan pantai-pantai lain sehingga pantai ini lebih dipilih wisatawan untuk tempat istrahat atau rekrasi, karena di pantai ini memiliki pasir putih, tempatnya sejuk karena hutan bakau (mangrove) dan kekayaan laut seperti sebangsa krang, rumput laut dan lain-lain. Selain dari pantai ini dekat dengan muara tidak terlalu jauh juga dari akses Bandara Sumatera Utara yang sedang dibangun yaitu Bandar Kuala Namu, maka basar kemungkinan pantai ini akan lebih maju. Dan itu semua tergantung kepada masyarakat setempat jika benar-benar pantai ini dikelola dengan baik.

4.3.3 Atraksi di Pantai Muara Indah

Wisatawan akan bertahan lama di suatu objek wisata, jika di tempat yang dikunjunginya itu mempunyai kelebihan dan jarang dia dapatkan di tempat asalnya maka wisatawan tersebut mau berulang kali berkunjung. Pantai Muara Indah mempunyai atraksi yang jarang ditemukan di tempat-tempat wisata lain yaitu atraksi motor cross, dimana motor cross ini diadakan dengan cara musiman


(49)

yaitu sekali setahun. Dan ini salah satu cara pihak pengelola wisata untuk menarik wisatawan supaya berkunjung ke pantai ini.

4.3.4 Sistem kekerabatan

Desa Denai Kuala adalah desa dengan empat dusun dan tempat pengelola Pantai Muara Indah yang penduduknya beragam suku, seperti Suku Melayu, Jawa, Batak, Cina, dan mayoritas Suku Melayu. Walaupun masyarakatnya berbeda suku bukan berarti sistem kehidupannya sesuai dengan sukunya, tapi masyarakat di daerah pantai ini masih memakai sistem tolong menolong/gotong royang jika mengerjakan kepentingan umum, misalnya memperbiki jalan yang rusak, membuat parit, jaga malam dan lain-lain sebagainya. Dan masyarakat ini masih kuat dengan sestem kepercayaan masing-masing, dan mereka saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

4.3.5 Sarana dan Prasarana Pantai Muara Indah a. Sarana

Sarana adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal di tempat atau daerah yang dikunjunginya.

b. Prasarana

Prasarana (infrastructure) kepariwisataan sesungguhnya merupakan “tourist


(50)

industri pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektorperekonomian juga.

Adapun sarana yang tersedia di daerah objek wisata Pantai Muara Indah ini adalah :

• Pondok-pondok/ tempat istrahat pengunjung • Kamar Mandi/tempat ganti pakaian

• Warang-warung tempat wisatawan belanja makanan dan minuman • Tempat parkir roda dua dan roda empat

Dan prasarana yang tersedia di pantai ini adalah : • Akses jalan menuju daerah objek wisata • Telekomunikasi

4.3.6 Pandangan masyarakat terhadap Pantai Muara Indah 4.3.6.1 Pandangan masyarakat

Dengan berkembangnya jaman, maka dengan adanya pengembangan pantai ini, masyarakat pun mendukung dengan adanya tempat wisata di Desa Denai Kuala. Karena objek wisata ini tidak mengganggu kegiatan sehari-hari mereka, dan dengan dijadikannya pantai ini sebagai objek wisata maka sewaktu-waktu mereka ingin bersantai atau berlibur maka mereka tidak jauh-jauh lagi, karena pantai ini tempat wisata alam yang tidak kalah dengan objek-objek wisata lain.


(51)

4.3.6.2 Pandangan Pemerintah

Ketika suatu objek wisata daerah ingin dikembangkan, maka perlu adanya campur tangan pemerintah daerah ataupun perhatian dari pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Apalagi objek wisata ini mempunyai potensi yang baik dan layak dijadikan salah satu objek wisata di Kabupaten Deli Serdang. Karena pantai ini perlu perhatian khusus oleh pemerintah daerah terutama dalam pengelolaan kawasan tersebut agar kawasan ini dapat menjadi objek wisata yang layak untuk dikunjungi oleh wisatawan. Kalau berharap dari pengelolaan masyarakat setempat maka pantai ini susah untuk maju karena mayoritas pekerjaan masyarakat ini adalah petani dan nelayan. Tetapi kalau pemerintah ikut campur tangan dalam pengelolaan pantai ini, baik sarana maupun prasarana maka pantai ini bisa jadi objek wisata unggulan di Kabupaten Deli Serdang.

Apabila pemerintah tidak juga memperhatikan aset ini pasti barang tentu objek wisata ini tidak akan bisa menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW). Sungguh sangat disayangkan apabila ini terjadi, karena kita lihat pantai ini sangat baik apabila dibandingkan dengan pantai lain, keindahan alamnya, airnya lebih jernih yang tidak ada bandingannya dengan pantai yang ada di Deli Serdang.

Setelah saya mewawancarai pihak pengelola tentang campur tangan pemerintah, maka mereka mengatakan bahwa sampai sekarang ini belum ada campur tangan pemerintah dalam pengembangan pantai ini. Padahal pantai ini sudah dikelola lebih kurang delapan tahun dan pihak pengelola juga sudah sering meminta pertolongan kepada pemerintah tetapi pemerintah tidak menanggapi permintaan mereka, walupun pemerintah sudah berulang kali ke pantai ini.


(52)

4.3.7 Upaya Meningkatkan Jumlah Pengunjung

Untuk meningkatkan pengunjung di suatu objek wisata perlu adanya cara yaitu :

• Meningkatkan promosi objek wisata tersebut kepada orang-orang baik itu melalui Brosur,Koran, TV, Internet dan lain-lain.

• Meningkatkan aksebilitas menuju daerah tujuan wisata

• Mengembangkan potensi wisata bahari, dengan memenuhi sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan wisatawan.

• Mengembangkan sistem informasi yang handal dan terpercaya. • Mengembangkan kerja sama antara pengelola dengan travel

• Mendukung pelaksanaan evev-even dan hiburan wisata yang tertuang dalam kalender wisata dan kuantitas yang semakin meningkat..

4.3.8 Kondisi Pantai Muara Indah

Pantai Muara Indah sudah dikembangkan lebih kurang 8 tahun, seiring berjalannya waktu pantai ini bukanlah semakin maju,tetapi pengunjung pun mulai enggan untuk berkunjung ke pantai ini, karena kondisi pantai ini semakin terpuruk. Pihak pengelola juga sudah mulai bosan dengan kondisi ini, walaupun pihak pengelola pantai ini jumlahnya cukup banyak yaitu 70 orang, akan tetapi pantai ini tidak bisa dikelola dengan baik. Itu semua terjadi karena perekonomian masyarakat ini menengah ke bawah. Dan penyebab berkurangnya pengunjung ke pantai ini adalah sebagai berikut :


(53)

• Munculnya wisata pantai lain yang di sekitar Pantai Muara Indah

• Kurangnya sarana dan prasarana di Pantai Muara Indah, seperti susahnya akses jalan meuju pantai, listrik belum masuk, susahnya air bersih.

• Kurangnya perhatian Pemerintah terhadap pantai ini

• Adanya penanaman hutan mangrove berlebihan di bibir pantai sehingga pantai ini mulai sempit dan berlumpur


(54)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kabupaten Deli Serdang menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Umunnya yang paling banyak diminati adalah wisata air yakni mengunjungi pantai atau sungai. Harus diakui keadaan geografis Deli Serdang memberikan keuntungan pada daerahnya itu sendiri, karena jarak dari Kota Medan tidak terlalu jauh. Pemanfaatan potensi alam maupun budaya yang dimiliki Deli Serdang akan menjadi daya tarik wisata yang berbasis lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah perinsip dalam pengembangan dunia kepariwisataan.

Potensi utama dari Kabupaten Deli Serdang dalam bidang pariwisata adalah letak geografis. Kabupaten Deli Serdang menawarkan pesona wisata bahari, wisata alam dan wisata budaya yang menakjubkan. Sehingga para wisatawan sering berkunjung ke Kabupaten Deli Serdang untuk membuang suntuk dengan menikmati indahnya alam. Dan pengunjung bukan hanya yang mendomisili masyarakat setempat, melainkan pengunjung datang dari berbagai daerah seperti dari Kota Medan karena jarak dari Deli Serdang ke Kota Medan tidak terlalu jauh. Khususnya jarak Pantai Muara Indah ke Kota medan hanya 55 KM dari Kota Medan dan 35 KM dari Lubuk Pakam Ibukota Deli Serdang.


(55)

Kabupaten Deli Serdang adalah kabupaten yang paling dekat dengan Ibukot Provinsi Sumatera Utara (Medan), dan di kabupaten ini juga mempunyai beraneka ragam tempat wisata, sehingga sangat besar peluang untuk menjadi kabupaten yang berbasis pariwisata. Tapi untuk mewujudkan itu perlu adanya kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah daerah maupun pemerintah kota. Karena tanpa adanya kerja sama antara keduanya, maka harapan kita itu akan menjadi khayalan semata.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Profil Deli Serdang diambil 30 Juni 2012

Inan. 2008. Pengantar Pariwisata diambil 02 Juli 2012

Kesrul, M. 2003. Penyelenggaraan Operasi Perjalanan Wisata. Jakarta: PT Grasindo

Madjid, Mukhtamar. 2003. Geografi Pariwisata Indonesia. Medan: Batong Jaya Spillane, James, J. 1987. Ekonomi Pariwisata.Yogyakarta: Kanisius

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Tendyarianto. 2011. Blogspot.

diambil 30 Juni 2012.

Universitas Sumatera Utara. 2010. Chapter II. http//google.com. diambil 30 Juni 2011

Yoeti, Oka, A. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. Yoeti, Oka, A. 1985. Pemasaran pariwisata. Bandung: Angkasa


(57)

LAMPIRAN

DATA Informan

1. Nama : Amirham

Alamat : Desa Denai Kuala Umur : 55 Tahun

Pekerjaan : Petani (Ketua Pengelola Pantai Muara Indah)

No. Hp : - Lama tinggal di lokasi : -

2. Nama : Ngadimen

Alamat : di objek wisata Pantai Muara Indah Umur : 65 Tahun

Pekerjaan : petani (Pengelola). No. Hp : 085296662127 Lama tinggal di lokasi : -

3. Nama : Ngadio

Alamat : di objek wisata Pantai Muara Indah Umur : 47 Tahun

Pekerjaan : Petani (pengelola) No. Hp : -


(58)

Dokumentasi

Hutan Bakau 20 Juni 2012


(1)

• Munculnya wisata pantai lain yang di sekitar Pantai Muara Indah

• Kurangnya sarana dan prasarana di Pantai Muara Indah, seperti susahnya akses jalan meuju pantai, listrik belum masuk, susahnya air bersih.

• Kurangnya perhatian Pemerintah terhadap pantai ini

• Adanya penanaman hutan mangrove berlebihan di bibir pantai sehingga pantai ini mulai sempit dan berlumpur


(2)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kabupaten Deli Serdang menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Umunnya yang paling banyak diminati adalah wisata air yakni mengunjungi pantai atau sungai. Harus diakui keadaan geografis Deli Serdang memberikan keuntungan pada daerahnya itu sendiri, karena jarak dari Kota Medan tidak terlalu jauh. Pemanfaatan potensi alam maupun budaya yang dimiliki Deli Serdang akan menjadi daya tarik wisata yang berbasis lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah perinsip dalam pengembangan dunia kepariwisataan.

Potensi utama dari Kabupaten Deli Serdang dalam bidang pariwisata adalah letak geografis. Kabupaten Deli Serdang menawarkan pesona wisata bahari, wisata alam dan wisata budaya yang menakjubkan. Sehingga para wisatawan sering berkunjung ke Kabupaten Deli Serdang untuk membuang suntuk dengan menikmati indahnya alam. Dan pengunjung bukan hanya yang mendomisili masyarakat setempat, melainkan pengunjung datang dari berbagai daerah seperti dari Kota Medan karena jarak dari Deli Serdang ke Kota Medan tidak terlalu jauh. Khususnya jarak Pantai Muara Indah ke Kota medan hanya 55 KM dari Kota Medan dan 35 KM dari Lubuk Pakam Ibukota Deli Serdang.


(3)

Kabupaten Deli Serdang adalah kabupaten yang paling dekat dengan Ibukot Provinsi Sumatera Utara (Medan), dan di kabupaten ini juga mempunyai beraneka ragam tempat wisata, sehingga sangat besar peluang untuk menjadi kabupaten yang berbasis pariwisata. Tapi untuk mewujudkan itu perlu adanya kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah daerah maupun pemerintah kota. Karena tanpa adanya kerja sama antara keduanya, maka harapan kita itu akan menjadi khayalan semata.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Profil Deli Serdang

diambil 30 Juni 2012

Inan. 2008. Pengantar Pariwisata

diambil 02 Juli 2012

Kesrul, M. 2003. Penyelenggaraan Operasi Perjalanan Wisata. Jakarta: PT Grasindo

Madjid, Mukhtamar. 2003. Geografi Pariwisata Indonesia. Medan: Batong Jaya Spillane, James, J. 1987. Ekonomi Pariwisata.Yogyakarta: Kanisius

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Tendyarianto. 2011. Blogspot.

diambil 30 Juni 2012.

Universitas Sumatera Utara. 2010. Chapter II. http//google.com. diambil 30 Juni 2011

Yoeti, Oka, A. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. Yoeti, Oka, A. 1985. Pemasaran pariwisata. Bandung: Angkasa


(5)

LAMPIRAN

DATA Informan

1. Nama : Amirham

Alamat : Desa Denai Kuala

Umur : 55 Tahun

Pekerjaan : Petani (Ketua Pengelola Pantai Muara Indah)

No. Hp : -

Lama tinggal di lokasi : -

2. Nama : Ngadimen

Alamat : di objek wisata Pantai Muara Indah

Umur : 65 Tahun

Pekerjaan : petani (Pengelola).

No. Hp : 085296662127

Lama tinggal di lokasi : -

3. Nama : Ngadio

Alamat : di objek wisata Pantai Muara Indah

Umur : 47 Tahun

Pekerjaan : Petani (pengelola)

No. Hp : -


(6)

Dokumentasi

Hutan Bakau 20 Juni 2012