PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOMETRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN DATAR PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

(1)

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No.16/PKH-S1/FIP-UPI/AGUSTUS/2013

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOMETRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN DATAR PADA

ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

(Single Subject Research Pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB- C Pambudi Dharma I Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh

AGUSNI

0909535

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOMETRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN DATAR PADA

ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

(Single Subject Research Pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB- C Pambudi Dharma I Cimahi)

Oleh

AGUSNI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©

AGUSNI

2013

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN AGUSNI

0909535

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOMETRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN DATAR PADA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN

(Single Subject Research pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-C Pambudi Dharma I Cimahi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dra. Oom Sitti Homdijah, M.Pd. NIP. 19610105198303 2 002

Pembimbing II

Dr. Atang Setiawan, M.Pd NIP. 19560412198301 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

i

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOMETRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN DATAR PADA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB-C PAMBUDI DHARMA I CIMAHI

Oleh : Agusni (0909535)

Pengenalan konsep bangun datar dalam pembelajaran matematika merupakan modal siswa tunagrahita ringan mengenal konsep dari macam-macam bentuk, karena pada dasarnya pengenalan bentuk bukan hanya materi semata melainkan pengetahuan akan bentuk diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan, untuk itu dengan terbatasnya suatu media yang dapat membantu mengenalkan konsep bangun datar menyebabkan sulitnya guru untuk menjelaskan kosep bangun datar terhadap siswa tunagrahita ringan sehingga diperlukan media yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam mempelajari materi tersebut. Untuk itu media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media pembelajaran geometri. Tujuan yang hendak dicapai dalam penggunaan media pembelajaran geometri adalah keterampilan akademik dan keterampilan sosial. Geometri merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada pada alam hingga bentuk yang merupakan suatu arsitektur. Hal ini relevan dengan keadaan anak tunagrahita ringan yang masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan, diantaranya kemampuan untuk mempelajari mata pelajaran di sekolah, kemampuan untuk melakukan penyesuaian sosial di masyarakat, dan kemampuan bekerja sampai pada akhirnya dapat berdiri sendiri sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Metode dalam penelitian ini yaitu dengan Subjek tunggal atau dikenal dengan istilah Single Subjeck research (SSR). Desain penelitian yang digunakan adalah A-B-A yang memiliki tiga fase yaitu : A-1 (Baseline), B (intervensi), A-2 (Baseline).

Berdasarkan hasil penelitian secara nyata, diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran geometri dapat meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan mengenal bangun datar memiliki dampak positif dapat dilihat dari hasil mean level subjek Dd pada setip sesi terjadi peningkatan, Mean level pada baseline-1 (A1) sebesar 52,5%, Intervensi B mean levelnya meningkat 71,25%, kondisi baseline-2 (A2) mean levelnya menjadi 75%, Skor baseline A1 sebesar 60, Skor Intervensi B sebesar 90, Skor Baseline A2 sebesar 80, maka diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media pembelajaran geometri berpengaruh terhadap kemampun mengenl bangun datar pada anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB-C Pambudi Dharma 1 SLB-Cimahi.


(5)

v Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ……… . i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR GAMBAR ……… x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... . 4

BAB II MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN DATAR ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOMETRI A. Konsep Dasar Anak Tunagrahita 1. Pengertian Anak Tunagrahita…….……….. 6

2. Dampak Ketunagrahitaan Terhadap Kehidupan Sosial…….. . 8

3. Kecerdasan Intyerpersonal………. 9


(6)

vi Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan………. 15

B. Media Pembelajaran Geometri 1. Konsep Media Pembelajaran Geometri ……… 17

2. Konsep Media Pembeljaran……… 17

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran……….. 19

4. Media Pembelajaran Geometri………... 22

C.Media Geometri Untuk Pembelajaran Bangun Datar Bagi Siswa Anak Tunagrahita 1. Konsep Dasar Matematika Bagi Siswa Tunagrahita Ringan….. 24

2. Tujuan Penggunaan Media Geometri……….. 25

D.Kerangka Berpikir ... .. 26

E. Hipotesis ... .. 27

BAB III METODE PENELITIAN A.Variabel Penelitian ... 28

B.Metode Penelitian ... 30

C.Subjek dan Lokasi Penelitian ... 34

D.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

B. Analisis Data ... 50

C. Pembahasan……… 62


(7)

vii Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan ... 64 B. Rekomendasi ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(8)

viii Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Hal Tabel :

2.1 Klasifikasi Tunagrahita……….. 14

3.1 Kisi-kisi Instrumen Matematika ... 35

3.2 Kriteria Penilaian ... 36

4.1 Pencatatan Skor Perolehan Dd pada Baseline (A1)……….…. 43

4.2 Data Persentase Baseline (A1) …… ... 44

4.3 Pencatatan Skor Perolehan Dd pada Fase Intervensi (B) ... 46

4.4 Data Persentase Intervensi (B) ... 46

4.5 Pencatatan Skor Perolehan Dd pada Fase Baseline (A-2)………. 48

4.6 Data Persentase Baseline (A-2) ... 48

4.7 Panjang Kondisi……… 50

4.8 Estimasi Kecenderungan Arah ... 51

4.9 Kecenderungan Stabilitas ... 54

4.10 Kecenderungan Jejak Data ... 54

4.11 Level Stabilitas dan Rentang ... 55

4.12 Level Perubahan ... 55


(9)

ix Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.14 Data Jumlah Variabel Diubah ... 57

4.15 Data Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 57

4.16 Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 58

4.17 Data Perubahan Level ... 58

4.18 Data Persentase Overlap ... 60

4.19 Hasil Analisis Visual Antar Kondisi ... 61

DAFTAR GRAFIK Grafik : 4.1 Kemampuan Mengenal Bangun Datar Dd pada Baseline (A-1) ... 45

4.2 Perkembangan Kemampuan Mengenal Bangun Datar subjek Dd pada Fase Intervensi ……… 47

4.3 Kemampuan Mengenal Bangun Datar Subjek Dd pada Fase Baseline (A-2) ... 49

4.4 Keseluruhan Penelitian Perkembangan Kemampuan Mengenal Bangun Datar Subjek Dd ... 49

4.5 Estimasi Kecendrungan Arah ... 51

4.6 Data Overlap A-1 dan B ... 59

4.7 Data Overlap A-2 dan B ... 60


(10)

x Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar :

3.1 Desain A-B-A... 32


(11)

1

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan institusi tempat terselenggaranya pendidikan secara formal. Sekolah merupakan sebuah sistem yang terdiri dari guru, siswa kegiatan belajar mengajar, sarana dan prasarana yang satu sama lain saling terkait untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Keberhasilan proses pembelajaran tergantung beberapa faktor diantaranya penyampaian materi yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, hubungan interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa serta sarana dan prasarana yang mendukung selama proses pembelajaran, metode, strategi ataupun media pembelajaran.

Sekolah luar biasa (SLB) merupakan tempat pendidikan yang mengembangkan dimensi intelektual, dan dimensi kepribadian serta untuk anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyampaian dimensi-dimensi tersebut diupayakan melalui penyampaian bidang-bidang pengajaran, baik yang bersifat akademik maupun non akademik.

Pencapai tujuan pendidikan tersebut antara lain diupayakan melalui penyampaian bidang-bidang pengajaran, seperti bidang pengajaran matematika. Bidang pengajaran matematika adalah salah satu bidang pengajaran akademik yang diberikan pada anak tunagrahita ringan.

Tujuan pengajaran matematika Tunagrahita Ringan di SDLB sebagaimana tercantum dalam kurikulum pendidikan luar biasa GBPP (2002:2) adalah sebagai berikut :

(1)Memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan (transferable) melalui kegiatan matematika. 2) Memiliki pengetahuan matematika untuk menempuh pendidikan menengah. 3) Memiliki kemampuan matematika


(12)

2

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika Sekolah dasar untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 4) Mempunyai pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika serta sikap logis, kritis, cermat, jujur, konsisten dan disiplin.

Berdasarkan tujuan tersebut maka jelas bahwa pelajaran matematika yang diberikan pada anak tunagrahita ringan adalah matematika sederhana sesuai dengan kemampuan berfikir mereka, karena dalam belajar anak tunagrahita mengalami kesulitan, khususnya dalam pelajaran matematika yang memerlukan kemampuan berfikir abstrak sebagai dampak ketunagrahitaannya.

Anak tunagrahita ringan yang berada pada jenjang pendidikan dasar dituntut untuk memiliki keterampilan matematika khususnya mengenal bangun datar. Untuk itu seorang guru khususnya yang mengajar matematika pada jenjang pendidikan dasar harus mengetahui berbagai cara untuk mengenalkan bangun datar yang mudah dipahami siswa sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai salah satu materi pembelajaran matematika yang diajarkan disekolah adalah tentang bangun datar.

Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung (Imam Roji, 1997) .Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua demensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad, 1996) Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua demensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.

Media dalam pembelajaran matematika berfungsi untuk membantu memperjelas konsep-konsep yang dipelajari siswa, maka pembelajaran media geometri akan menjadikan minat belajar siswa meningkat dan lebih aktif, sehingga siswa termotivasi dalam belajar karena mudah dipahami.


(13)

3

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tujuan yang hendak dicapai dalam penggunaan media geometri adalah keterampilan akademik dan keterampilan sosial. Geometri merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada pada alam hingga bentuk yang merupakan suatu arsitektur.Hal ini relevan dengan keadaan anak tunagrahita ringan yang masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan, diantaranya kemampuan untuk mempelajari mata pelajaran di sekolah, kemampuan untuk melakukan penyesuaian sosial di masyarakat, dan kemampuan bekerja sampai pada akhirnya dapat berdiri sendiri sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa anak tunagrahita ringan mengalami hambatan dan kesulitan dalam mengikuti pelajaran matematika, khususnya dalam kemampuan mengenal bangun datar. Anak tunagrahita ringan mengalami keterbatasan kemampuan intelegensi, namun dalam hal-hal tertentu kemampuan intelektualnya masih dapat dikembangkan.Mereka masih dapat diberi pelajaran matematika yang sederhana, misalnya mengenal bangun datar, tetapi dalam pelaksanaan penyampaian materi tersebut seringkali ditemui berbagai kesulitan.Faktor penyebab kesulitan tersebut kurang mampunya anak dalam berfikir abstrak. Dalam pembelajaran matematika pembelajaran geometri memerlukan pemahaman yang luas, sehingga dengan demikian dalam mengajarkan materi tentang geometri seorang guru harus dapat menyajikan materi secara kongkrit, dan dapat menghubungkan pembelajaran geometri dengan benda-benda nyata yang ada didalam kelas ataupun dilingkungan sekolah sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran geometri dengan mudah. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media geometri, yaitu media untuk memudahkan siswa dalam memahami bangun datar segi empat, persegi, segitiga dan lingkaran sambil bermain sehingga minat dalam mempelajari matematika semakin besar dan siswa akan senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.


(14)

4

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis mencoba untuk

mengadakan penelitian tentang ” Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran

Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-C Pambudi Dharma I Cimahi.

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi banyak yang dapat mempengaruhi kemampuan anak tunagrahita ringan dalam mengenal bangun datar antara lain:

1. Lingkungan sekolah yang mendukung pembelajaran anak tunagrahita ringan. 2. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran geometri. 3. Sarana yang digunakan dalam bangun datar.

4. Metode mengajar yang digunakan guru adalah penggunan media pembelajaran geometri.

C. Batasan Masalah

Agar Penelitian ini tidak terlalu meluas,yang digunakan penulis membatasi penelitian ini pada Penggunaan media pembelajaran geometri terhadap kemampuan anak dalam mengenal bangun datar.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Pengaruh

penggunaan media pembelajaran geometri terhadap kemampuan mengenal bangun datar pada anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB-C Pambudi Dharma I

Cimahi” ?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian


(15)

5

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu a. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui apakah Pengaruh penggunaan media pembelajaran geometri terhadap kemampuan mengenal bangun datar pada anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB-C Pambudi Dharma I Cimahi.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan mengenal bangun datarpada anak tunagrahita ringan sebelum menggunakan media pembelajaran geometri.

2) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran geometri terhadap kemampuan mengenal bangun datar pada anak tunagrahita ringan.

2. Kegunaan Penelitian ini adalah:

a) Secara teoritis, dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi disiplin ilmu pendidikan dan pembuat kebijakan dalam upaya peningkatan program pengajaran bangun datar di sekolah luar biasa tunagrahita ringan.

b) Secara praktis, dapat dijadikan pedoman bagi guru khususnya guru yang mengajar matematika dalam upaya peningkatan kemampuan mengenal bangun datar pada anak tunagrahita ringan dengan menggunakan media pembelajaran geometri.


(16)

28

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu, sebagai titik perhatian dari suatu penelitian.

Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen, termasuk penelitian dengan subjek tunggal. Variabel suatu atribut atau cirri-ciri mengenai sesuatu yang dapat berbentuk benda atau kejadian yang dapat diamati. Berdasarkan fungsi hubungannya, variabel dalam penelitian eksperimen sekurang-kurangnya dibedakan menjadi variabel terikat dan variabel bebas. Sunanto, (2006: 12).

1. Definisi Konsep Variabel

Variabel dalam penelitian ini merupakan objek yang diteliti. Objek penelitian yang diteliti ini saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu : a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dikenal dengan istilah intervensi atau perlakuan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Media pembelajaran geometri. Media pembelajaran geometri merupakan media untuk memudahkan siswa dalam memahami bangun datar Persegi panjang, persegi, segitiga, lingkaran sambil bermain sehingga minat dalam mempelajari matematika semakin besar dan siswa akan senang, termotivasi, tertarik dan bersikap positif terhadap pengajaran matematika sehingga suasana belajar menjadi lebih dinamis dan menyenangkan.


(17)

29

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Variabel terikat (target behavior) adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian kasus tunggal dikenal dengan nama perilaku sasaran atau target behavior. Variabel terikat penelitian ini adalah kemampuan mengenal bangun datar. Kemampuan mengenal bangun datar dalam penelitian yaitu kemampuan siswa akan penguasaan materi pengajaran dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat konsep yang dipelajari, tetapi siswa mampu mengungkapkan kembali akan bentuk lain yang mudah dimengerti dan mampu mengaplikasikan konsep dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Siswa akan lebih mampu melakukan modifikasi secara akurat setiap materi pelajaran serta sekaligus meningkatkan keaktifan, kemandirian, dan kreatifitas siswa.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel menurut Nazir (2003 : 126) adalah :

“Definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan cara

memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu

operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.” Mengacu

pada teori tersebut maka definisi operasional variabel adalah spesifikasi teknis dari kegiatan penelitian yang akan dilakukan untuk mengukur setiap variabel penelitian.

a. Variabel bebas

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, variabel bebas dalam penelitian ini adalah media geometri, karena media geometri ini menjadi penyebab ada tidaknya peningkatan kemampuan mengenal bangun datar pada anak.

Media geometri dalam penelitian ini dibentuk seperti kotak menyerupai laptop pada umumnya yang membedakannya adalah media geometri dalam penelitian ini berukuran 25 cm x 16 cm.


(18)

30

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kemampuan mengenal bangun datar menjadi variabel terikat dalam penelitian ini. Kemampuan mengenal bangun datar yang dimaksud dalam penelitian ini penekanannya diarahkan pada kemampun siswa akan penguasaan materi pelajaran dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat konsep yang dipelajari, tetapi siswa mampu mengungkapkan kembali akan bentuk lain yang mudah dimengerti yang dibatasi oleh indikator-indikator sebagai berikut: 1) Mampu menyebutkan bentuk-bentuk bangun datar ( persegi,

persegi panjang, segitiga, lingkaran)

2) Mampu menunjukan bentuk-bentuk bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran)

3) Mampu mengelompokan bentuk-bentuk bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran)

Mengacu pada 2 definisi operasional variabel tersebut, maka kesimpulannya adalah secara teknis penelitian ini menggunakan media pembelajaran geometri untuk mengetahui kemampuan mengenal bangun datar anak tunagrahita yang secara operasional ditunjukkan dengan kemampuan anak menyebutkan bentuk-bentuk bangun datar, menunjukan bentuk-bentuk bangun datar, mengelompokan bentuk-bentuk bangun datar.

B.Metode Penelitian

Metode penelitian ini sangat diperlukan dalam suatu kegiatan penelitian, dimana untuk memperoleh suatu gambaran tentang pemecahan masalah yang sedang diteliti agar mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut Sumantri (1988 :320) bahwa :”Setiap penelitian pada

hakekatnya memiliki metode penelitian masing-masing dan metode penelitian tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui tentang seberapa besar pengaruh media geometri terhadap mengenal bangun datar pada anak tunagrahita ringan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan single subject Researet


(19)

31

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(SSR). Metode ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang.

Definisi di atas dapat diartikan bahwa Single Subjek Researech merupakan bagian yang integral dari analis tingkah laku. SSR mengacu pada strategi penelitian yang dikembangkan untuk mendokumentasikan perubahan tentang tingkah laku subyek secara perseorangan. Berdasarkan permasalahan yang diteliti yaitu “ Pengaruh penggunaan media pembelajaran geometri terhadap kemampuan mengenal bangun datar pada anak tunagrahita ringan kelas IV di SLBC Pambudi Dharma I Cimahi, maka peneliti memilih jenis penelitian adalah eksperimen dalam bentuk Single Subject Research (SSR). Eksperimen merupakan suatu kegiatan percobaan yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul terhadap suatu kondisi tertentu. Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen yaitu Single Subject Research (SSR).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Desain A-B-A, suatu desain penelitian yang memiliki tiga fase. Digunakannya desain ini karena akan mudah melihat sebab akibat antara variabel terikat dengan variabel bebas, seperti dikemukakan oleh Sunanto et al (2006:44) yaitu :

“ Disain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari disain dasar

A-B. Mula-mula prilaku sasaran (target behavior) diukur secara kontinu pada kondisi baseline (A1) dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi (B). Berbeda dengan disain A-B, pada disain A-B-A setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B) pengukuran pada kondisi baseline ke (A2) diberikan. Penambahan kondisi baseline yang ke (A2) ini dimaksudkan sebagai control untuk kondisi intervwnsi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan ada hubungan fungsional antara variabel bebas

dan variabel terikat lebih kuat “.

Disain A-B-A ini bertujuan untuk mempelajari seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan (intervensi) terhadap variabel tertentu yang diberikan kepada individu. Menurut Sunanto (2006 : 45) dalam penerapan desain A-B-A, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan. Langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagi berikut :


(20)

32

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Mendefinisikan target behavior sebagi perilaku yang dapat diukur secara akurat.

2. Mengukur dan mengumpulkandata pada kondisi baseline (AI) secara kontinyu sampai trend dan level data menjadi stabil.

3. Memberikan intervensi setelah trend data baseline stabil

4. Mengukur dan mengumpulkan data pada fase intervensi (B) dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil.

5. Setelah kecenderungan dan level data pada fase intervensi (B) stabil mengulang fase baseline (A2).

3.1 Struktur dasar disain A-B-A dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

Baseline (A1) yaitu keadaan subjek sebelum mendapat perlakuan dimana subjek diperlakukan secara alami tanpa perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang. Sebagaimana yang

dikemukakan Sunanto (2006:41) menyatakan bahwa : “baseline

adalah kondisi dimana pengukuran perilaku sasaran dilakukan

pada keadaan natural sebelum diberikan intervensi apapun”.

Intervensi (B) yaitu suatu keadaan dimana subjek diberi perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang. Tujuan untuk melihat tingkah

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Sesi

Target behavior


(21)

33

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

laku yang terjadi diberikan perlakuan. Intervensi yang diberikan dengan menggunakan media geometri.

Baseline (A2) yaitu pengulangan kondisi sebagai evaluasi pengaruh perlakuan yang telah diberikan sejauh mana perlakuan tersebut berpengaruh pada sasaran perilaku.

a. Intervensi (B)

Dalam fase ini peneliti memberikan perlakuan terhadap kemampuan menyebutkan bentuk-bentuk geometri dengan menggunakan media geometri yang dilakukan sebanyak 08 sesi selama diberikan perlakuan secara berulang-ulang. Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan subjek dalam keadaan tenang, menempatkannya di depan peneliti pelaksanaan tes. Langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1) Guru mengkondisikan siswa, agar siap menerima materi intervensi.

Setelah siap kemudian guru memberikan materi pelajaran dalam mengenal bentuk-bentuk bangun datar Persegi, Persegi panjang, Segitiga, lingkaran.

2) Siswa bersama guru menyebutkan bentuk-bentuk bangun datar sederhana dengan menggunakan media geometri.

3) Siswa menyebutkan kembali bentuk-bentuk bangun datar sederhana setelah guru memberikan pengajaran.

4) Siswa menyebutkan kembali bentuk bangun datar persegi.

5) Siswa menyebutkan kembali bentuk bangun datar persegi panjang. 6) Siswa menyebutkan kembali bentuk bangun datar segitiga

7) Siswa menyebutkan kembali bentuk bangun datar lingkaran.

8) Siswa disuruh menunjukan kembali bentuk-bentuk bangun datar sederhana persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran yang telah di pelajari.


(22)

34

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

9) Setelah itu siswa disuruh mengelompokan kembali bentuk-bentuk bangun datar sederhana yang sudah dipelajari dengan menggunakan media geometri.

b. Baseline (A-2)

Setelah fase (B) selesai dilakukan pengulangan tes menyebutkan bentuk-bentuk geometri seperti pada fase (A-1) sampai sejauhmana intervensi yang dilakukan sebanyak 04 sesi berpengaruh terhadap subjek dengan menggunakan format tes yang sama dan prosedur pelaksanaan yang sama pula, diharapkan dapat ditarik kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian yang telah dilakukan.

C.Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seorang anak tunagrahita ringan berjenis kelamin Laki-laki yang bernama DD kelas IV SDLB- C di SLB Pambudi Dharma I Cimahi. Anak tersebut mengalami kesulitan dalam membedakan bentuk persegi dengan persegi panjang.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB-C Pambudi Dharma I Cimahi, dengan kondisi sekolah sangat sejuk, indah, nyaman.

D.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Instrumen adalah alat bantu pengumpul data yang digunakan pada waktu penelitian (Arikunto, 2010 : 192). Instrumen atau alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, tes yang dimaksud adalah tes untuk mengetahui kemampuan mengenal bangun datar menggunakan tes dan perbuatan.


(23)

35

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen penelititian ini adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi

Peneliti berupaya untuk menyesuaikan kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan kemampuan anak, dalam membuat kisi-kisi untuk menyesuaikan materi dan kurikulum yang diberikan pada anak, peneliti mencoba menyederhanakan materi sedemikian rupa agar materi tersebut dapat dipahami anak.

Di bawah ini merupakan format kisi-kisi instrumen penelitiaan

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Matematika Kelas IV SDLB-C

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Materi No.

Soal Butir soal Banyaknya soal Kunci Jawaban 8. Memahami bangun datar sederhana 8.1 Menentukan bentuk bangun (persegi, persegi panjang, lingkaran dan segitiga) 8.1.1 Menyebutkan bentuk-bentuk bangun datar (persegi,persegi panjang, segitiga, lingkaran Bentuk-bentuk bangun datar (Persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran) 8.1.2 Menunjukkan bentuk-bentuk bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran 8.1.3 Mengelompok kan bentuk-bentuk bangun


(24)

36

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

datar (persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran

Kisi-kisi instrumen di atas adalah alat bantu tes yang menjadi acuan dalam pengukuran peningkatan kemampuan mengenal bangun datar.

b. Kriteria penilaian

Kriteria penilaian dilakukan melalui tes lisan dan perbuatan setiap jawaban yang benar akan diberikan skor 1 dan setiap jawaban yang salah akan diberikan skor 0 (nol).

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian

No Aspek yang dinilai

Skor perolehan

1 0

1 Menyebutkan nama-nama bentuk bangun datar

2 Menyebutkan satu nama bangun datar persegi

3 Menunjukkan mana bentuk persegi

4 Menunjukkan mana bentuk persegi panjang

5 Menunjukkan mana bentuk segitiga

6 Menunjukkan mana bentuk lingkaran

7 Mengelompokkan bentuk bangun datar yang termasuk

persegi

8 Mengelompokkan bentuk bangun datar yang termasuk persegi panjang


(25)

37

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 9 Mengelompokkan bentuk bangun datar yang termasuk

segitiga

10 Mengelompokkan bentuk bangun datar yang berbentuk lingkaran

Jumlah

Keterangan Skor Maksimal: 10 Skor perolehan

Skor 1 : Setiap jawaban yang benar Skor 0 : Jika jawaban salah

Setelah menyusun instrument selesai, instrument tersebut diuji validitasnya dengan minta penilaian dari para ahli untuk mengetahui apakah instrument tersebut layak digunakan untuk penilaian. Para ahli yang diminta pendapatnya yaitu dua orang guru SLB Pambudi Dharma I Cimahi dan satu dari Dosen Pendidikan Luar Biasa.

Uji validitas bertujuan untuk mencari kesesuian antara alat pengukuran dengan tujuan pengukuran, atau ada kesesuian antara pengukuran dengan apa yang hendak diukur. Jadi suatu tes hasil belajar dapat dikatakan tes valid apabila tes tersebut betul-betul mengukur hasil belajar. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2010 : 211). Merujuk pada pengetian tersebut maka validitas adalah ukuran ketepatan sebuah instrumen dalam megukur data agar data yang terkumpul tidak menyimpang .

Penelitian ini memilih validitas isi, Validitas isi adalah validitas yang akan mengecek kecocokan diantara butir-butir tes yang dibuat dengan indikator, materi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Butir tes dinyatakan


(26)

38

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(Djaali dan Puji, 2004:83),(Susetyo, 2011: 89-90). Suatu tes dikatakan memiliki validitas isi, bila butir-butir yang disusun sesui dengan materi-materi pelajaran dan indikator yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dari penilaian tim ahli dinilai validitasnya menggunakan rumus sebagai berikut :

x100%

Ket :

∑ = Jumlah cocok

∑ = Jumlah penilaian tim ahli P = Persentase

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan guna mengumpulkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tes lisan dan perbuatan. Kriteria penilaian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah skor 1 (satu) diberikan jika siswa dapat menjawab soal dengan benar, dan skor 0 (nol) diberikan jika siswa tidak dapat menjawab soal dengan benar. Kemudian setelah data terkumpul maka skor akan dihitung dengan menggunakan

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan akhir sebelum menarik kesimpulan dalam sebuah penelitian. Pada penelitian subjek tunggal (Single Subject


(27)

39

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Reseach) analisis data menggunakan statistik deskriptif sederhana Pengolahan

dan penganalisisan data yang sudah dihimpun bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang hasil intervensi. Analisis data disajikan melalui tampilan grafik, grafik yang digunakan adalah grafik garis dan bertujuan untuk memperjelas dan mempermudah dalam memahami data peningkatan kemampuan mengenal bangun datar menggunakan media geometri setelah diberikan perlakuan.

Statistik deskriftif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiono, 2006:207).

Mengenai analisis data grafik ini (Sunanto 2006:36) menyatakan

bahwa “Dalam penelitian subjek tunggal banyak mempresentasikan data kedalam bentuk grafik khususnya grafik garis”.

Grafik memegang peranan utama dalam menganalisis data sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunanto (2006:36) fungsi grafik diantaranya :

1. Membantu mengorganisasi data sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah mengevaluasi.

2. Memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target behavior yang akan membantu dalam proses menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Tujuan utama analisis data adalah mengetahui pengaruh intervensi terhadap prilaku sasaran yang ingin diubah, komponen penting yang akan dianalisis meliputi :

1. Analisis Dalam Kondisi

Analisis perubahan kondisi yaitu perubahan data dalam suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi. Komponen yang akan dianalisis dalam kondisi ini meliputi :


(28)

40

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi. Banyaknya data dalam kondisi menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada tiap kondisi. Panjang kondisi atau banyaknya data dalam kondisi tidak ada dalam ketentuan pasti. Dalam kondisi baseline dikumpulkan sampai data menunjukkan arah yang jelas.

b. Kecenderungan arah

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam satu kondisi. Untuk membuat garis dapat dilakukan dengan 1) metode tangan bebas, yaitu membuat garis secara langsung pada uatu kondisi sehingga membelah data sama banyak yang terletak di atas dan dibawah garis tersebut, 2) metode belah tengah, yaitu membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi berdasarkan median.

c. Kecenderungan Stabilitas

Kecenderungan stabilitas yaitu menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan data dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data point yang berada didalam rentang, kemudian dibagi banyaknya data point, yang dikalikan 100%. Jika persentase stabilitas sebesar 85-90% maka data tersebut dikatakan stabil, sedangkan diluar itu dikatakan tidak stabil.

d. Jejak data

Jejak data merupakan data satu kedata yang lain dalam suatu kondis. Perubahan satu dta ke satu berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu : menaik, menurun dan mendatar.

e. Rentang

Rentang yaitu jarak antara data pertama dan data terakhir. Rentang memberikan informasi yang sama seperti pada analisis tentang perubahan level.


(29)

41

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Perubahan level menunjukan besarnya perubahan antara dua data. Tingkat perubahan data dalam suatu kondisi merupakan selisih antara data pertama dan data terakhir.

2. Analisis Antar Kondisi

Analisis antar kondisi adalah perubahan data antar suatu kondisi, misalnya kindisi baseline (A) ke kondisi intervensi (B). Komponen-komponen analisis kondisi meliputi :

a. Jumlah variabel yang diubah (Number of Variable Changed)

Dalam analisis data antar kondisi sebaiknya variable terikat perilaku sasaran yang difokuskan pada satu prilaku. Analisis ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.

b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya (Change in Trend

Variable and Effect)

Dalam analisis data antar kondisi, perubahan kecenderungan arah

grafik antar kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan perilaku sasaran (target behavior) yang disebabkan oleh intervensi.

c. Perubahan Kecenderungan Stabilitas dan Efeknya (Change in Trend

Stability)

Perubahan kecenderungan stabilitas yaitu menunjukan stabilitas

perubahan dari serentetan data. Data dikatakan stabil apabila data tersebut menunjukan arah (mendatar, menaik dan menurun).

d. Perubahan Level (Change in Level)

Perubahan level data yaitu menunjukan seberapa besar data berubah. Tingkat perubahan data antar kondisi ditunjukan dengan selisih antara data terakhir pada kondisi pertama (baseline) dengan data pertama pada kondisi berikutnya (intervensi). Nilai selisih menggambarkan seberapa besar terjadi perubahan perilaku akibat pengaruh intervensi.


(30)

42

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

e. Persentase Overlap (Persentage of Overlap)

Data yang tumpang tindih menunjukan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang tumpang tindih semakin dugaan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi. Jika data pada kondisi baseline lebih dari 90% yang tumpang tindih pada kondisi intervensi. Dengan demikian, diketahui bahwa pengaruh intervensi terhadap perubahan perilaku tidak dapat diyakinkan.

Dalam penelitian ini bentuk grafik yang digunakan adalah grafik garis. Penggunaan analisis dengan grafik ini diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen.

Sunanto, et al. (2006 :30) menyatakan komponen-komponen harus dipenuhi untuk membuat grafik, antara lain :

1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukan satuan untuk waktu (misalnya sesi, hari, dan tanggal).

2. Ordinat adalah sumbu Y yang merupakan sumbu vertical yang menunjukan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran

( misalnya persen, frekwensi, dan durasi).

3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y yang menunjukan ukuran ( misalnya 0%, 25%, dan 75%).

4. Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi.

5. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertical yang menunjukan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus.

6. Judul grafik judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.


(31)

64

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh penggunaan media pembelajaran geometri sangat penting sekali untuk membantu pembelajaran anak berkebutuhan khusus (ABK) terutama dalam mata pelajaran matematika khususnya mengenal bangun datar, sama sekali anak tungrahita ringan sangat sulit mengenal bidang datar, maka oleh sebab itu perlu sekali media pembelajaran geometri diperlukan dalam pembelajaran.

B.Rekomendasi

Penggunaan media pembelajaran geometri merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran bagi anak tunagrahita. Hal-hal yang sulit disampaikan pada anak akan terjembatani oleh adanya media, dalam penelitian ini media pembelajaran geometri merupakan alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal bangun datar anak tunagrahita, dengan adanya media ini pembelajaranpun menjadi hal yang tidak monoton, pengalaman seperti ini membawa anak pada situasi belajar yang menyenangkan, berdasarkan penelitian di lapangan, implikasi yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Pihak Sekolah dan Guru

Mengacu pada keberhasilan penelitian, media pembelajaran geometri dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai media pembelajaran, oleh karena media pembelajaran geometri dimanfaatkan untuk menyampaikan materi pelajaran , untuk itu pemilihan media khususnya media pembelajaran geometri harus dipertimbangkan guru untuk mencapai


(32)

65

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tujuan pembelajaran sehingga keselarasan media pembelajaran geometri dan kebutuhan belajar untuk anak terpenuhi. Guru dapat termotivasi untuk mengadakan inovasi-inovasi pembelajaran menggunakan media pembelajaran geometri.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini hanya berlaku pada saat penelitian berlangsung yang telah teliti oleh peneliti ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan media pembelajaran geometri dengan ragam yang berbeda baik subjek maupun target behaviornya pada anak yang memiliki kondisi yang berbeda dan dengan jumlah yang lebih banyak sehingga dapat memberikan gambaran lebih bnyak sehingga dapat memberikan gambaran lebih baik, sehingga penelitian selanjutnya merupakan penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang sudah ada dan melengkapi kekurangan yang penulis lakukan.


(33)

66

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Astati, (1999). Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. Bandung : CV

pendawa

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar Sekolah Luar Biasa Tunagrahita Ringan (SDLB-C) Jakarta :

Depdiknas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat pembinaan Sekolah Luar Biasa

Garis-garis Besar Program Pengajaran. (2002). Mata Pelajaran Matematika SDLB

Tunagrahita Ringan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Hambali, et al., (1996). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Rochyadi,E, Alimin, Z. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran

Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan

Tinggi Proyek Peningkatan Tenaga Akademis

Ruseffendi. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud

Ruseffendi. (2006). Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Rusamsi,Y. et al (2005). Asyik Berhitung Matematika 3B. Jakarta : Yudhistira Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Reflika Aditama Sudjana, N, Rivai, A. (2007). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesido Sunanto, J, Takeuchi, K, Nakata, H. (2006). Pengantar Penelitian Dengan Subjek

Tunggal. Bandung : UPI PERSS

Syamriloade. (2011) Pengertian Konsep-Writing and Speaking. [Online]

Tersedia: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2035426-pengertian-konsep//xzz.lPp2ykZT4.


(1)

40

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi. Banyaknya data dalam kondisi menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada tiap kondisi. Panjang kondisi atau banyaknya data dalam kondisi tidak ada dalam ketentuan pasti. Dalam kondisi baseline dikumpulkan sampai data menunjukkan arah yang jelas.

b. Kecenderungan arah

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam satu kondisi. Untuk membuat garis dapat dilakukan dengan 1) metode tangan bebas, yaitu membuat garis secara langsung pada uatu kondisi sehingga membelah data sama banyak yang terletak di atas dan dibawah garis tersebut, 2) metode belah tengah, yaitu membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi berdasarkan median.

c. Kecenderungan Stabilitas

Kecenderungan stabilitas yaitu menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan data dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data point yang berada didalam rentang, kemudian dibagi banyaknya data point, yang dikalikan 100%. Jika persentase stabilitas sebesar 85-90% maka data tersebut dikatakan stabil, sedangkan diluar itu dikatakan tidak stabil.

d. Jejak data

Jejak data merupakan data satu kedata yang lain dalam suatu kondis. Perubahan satu dta ke satu berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu : menaik, menurun dan mendatar.

e. Rentang

Rentang yaitu jarak antara data pertama dan data terakhir. Rentang memberikan informasi yang sama seperti pada analisis tentang perubahan level.


(2)

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Perubahan level menunjukan besarnya perubahan antara dua data. Tingkat perubahan data dalam suatu kondisi merupakan selisih antara data pertama dan data terakhir.

2. Analisis Antar Kondisi

Analisis antar kondisi adalah perubahan data antar suatu kondisi, misalnya kindisi baseline (A) ke kondisi intervensi (B). Komponen-komponen analisis kondisi meliputi :

a. Jumlah variabel yang diubah (Number of Variable Changed)

Dalam analisis data antar kondisi sebaiknya variable terikat perilaku sasaran yang difokuskan pada satu prilaku. Analisis ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.

b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya (Change in Trend Variable and Effect)

Dalam analisis data antar kondisi, perubahan kecenderungan arah grafik antar kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan perilaku sasaran (target behavior) yang disebabkan oleh intervensi.

c. Perubahan Kecenderungan Stabilitas dan Efeknya (Change in Trend Stability)

Perubahan kecenderungan stabilitas yaitu menunjukan stabilitas perubahan dari serentetan data. Data dikatakan stabil apabila data tersebut menunjukan arah (mendatar, menaik dan menurun).

d. Perubahan Level (Change in Level)

Perubahan level data yaitu menunjukan seberapa besar data berubah. Tingkat perubahan data antar kondisi ditunjukan dengan selisih antara data terakhir pada kondisi pertama (baseline) dengan data pertama pada kondisi berikutnya (intervensi). Nilai selisih menggambarkan seberapa besar terjadi perubahan perilaku akibat pengaruh intervensi.


(3)

42

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu e. Persentase Overlap (Persentage of Overlap)

Data yang tumpang tindih menunjukan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang tumpang tindih semakin dugaan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi. Jika data pada kondisi baseline lebih dari 90% yang tumpang tindih pada kondisi intervensi. Dengan demikian, diketahui bahwa pengaruh intervensi terhadap perubahan perilaku tidak dapat diyakinkan.

Dalam penelitian ini bentuk grafik yang digunakan adalah grafik garis. Penggunaan analisis dengan grafik ini diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen.

Sunanto, et al. (2006 :30) menyatakan komponen-komponen harus dipenuhi untuk membuat grafik, antara lain :

1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukan satuan untuk waktu (misalnya sesi, hari, dan tanggal).

2. Ordinat adalah sumbu Y yang merupakan sumbu vertical yang menunjukan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran

( misalnya persen, frekwensi, dan durasi).

3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y yang menunjukan ukuran ( misalnya 0%, 25%, dan 75%).

4. Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi.

5. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertical yang menunjukan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus.

6. Judul grafik judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.


(4)

64

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh penggunaan media pembelajaran geometri sangat penting sekali untuk membantu pembelajaran anak berkebutuhan khusus (ABK) terutama dalam mata pelajaran matematika khususnya mengenal bangun datar, sama sekali anak tungrahita ringan sangat sulit mengenal bidang datar, maka oleh sebab itu perlu sekali media pembelajaran geometri diperlukan dalam pembelajaran.

B.Rekomendasi

Penggunaan media pembelajaran geometri merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran bagi anak tunagrahita. Hal-hal yang sulit disampaikan pada anak akan terjembatani oleh adanya media, dalam penelitian ini media pembelajaran geometri merupakan alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal bangun datar anak tunagrahita, dengan adanya media ini pembelajaranpun menjadi hal yang tidak monoton, pengalaman seperti ini membawa anak pada situasi belajar yang menyenangkan, berdasarkan penelitian di lapangan, implikasi yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Pihak Sekolah dan Guru

Mengacu pada keberhasilan penelitian, media pembelajaran geometri dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai media pembelajaran, oleh karena media pembelajaran geometri dimanfaatkan untuk menyampaikan materi pelajaran , untuk itu pemilihan media khususnya media pembelajaran geometri harus dipertimbangkan guru untuk mencapai


(5)

65

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tujuan pembelajaran sehingga keselarasan media pembelajaran geometri dan kebutuhan belajar untuk anak terpenuhi. Guru dapat termotivasi untuk mengadakan inovasi-inovasi pembelajaran menggunakan media pembelajaran geometri.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini hanya berlaku pada saat penelitian berlangsung yang telah teliti oleh peneliti ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan media pembelajaran geometri dengan ragam yang berbeda baik subjek maupun target behaviornya pada anak yang memiliki kondisi yang berbeda dan dengan jumlah yang lebih banyak sehingga dapat memberikan gambaran lebih bnyak sehingga dapat memberikan gambaran lebih baik, sehingga penelitian selanjutnya merupakan penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang sudah ada dan melengkapi kekurangan yang penulis lakukan.


(6)

Agusni, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Geometri Terhadap Kemampuan Mengenal Bangun Datar Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Astati, (1999). Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. Bandung : CV

pendawa

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Luar Biasa Tunagrahita Ringan (SDLB-C) Jakarta : Depdiknas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat pembinaan Sekolah Luar Biasa

Garis-garis Besar Program Pengajaran. (2002). Mata Pelajaran Matematika SDLB Tunagrahita Ringan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Hambali, et al., (1996). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Rochyadi,E, Alimin, Z. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Peningkatan Tenaga Akademis

Ruseffendi. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud

Ruseffendi. (2006). Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Rusamsi,Y. et al (2005). Asyik Berhitung Matematika 3B. Jakarta : Yudhistira Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Reflika Aditama Sudjana, N, Rivai, A. (2007). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesido Sunanto, J, Takeuchi, K, Nakata, H. (2006). Pengantar Penelitian Dengan Subjek

Tunggal. Bandung : UPI PERSS

Syamriloade. (2011) Pengertian Konsep-Writing and Speaking. [Online]

Tersedia: