MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA APLIKASI POWERPOINT.

(1)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA APLIKASI POWERPOINT

(Studi Eksperimen dengan Single Subject Research)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh:

Kabia Nur Lestari 0906354

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meningkatkan Kemampuan Kognitif

Pada Anak Tunagrahita Ringan

Melalui Media Aplikasi Powerpoint

(

Studi Eksperimen dengan Single Subject Research )

Oleh Kabia Nur Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Kabia Nur Lestari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KABIA NUR LESTARI 0906354

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA APLIKASI POWERPOINT

(Studi Eksperimen dengan Single Subject Research)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing 1

Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd NIP. 19560818 198503 1 002

Pembimbing II

Drs. H. Maman Abdurrahman SR., M.Pd NIP. 19570613 198503 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA APLIKASI POWERPOINT

(Kabia Nur Lestari, 0906354, Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI 2013)

Kemampuan kognitif yang meliputi kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi dipengaruhi oleh kemampuan kognitif yang dimiliki oleh anak. Subyek dalam penelitian ini dilakukan pada dua subyek anak tunagrahita ringan berinisial IM MA 6 tahun dan SN MA 7 tahun di SLB Nurvita Bandung yang memiliki kemampuan kognitif rendah sehingga sulit dalam menguasai kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi. Bagi anak tunagrahita ringan, kemampuan kognitif tersebut akan menjadi abstrak jika gurunya menjelaskan tanpa menggunakan media pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan sebuah media yang dapat membantu guru dalam mengajarkan hal tersebut. Media aplikasi PowerPoint dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dalam mengajarkan kemampuan kognitif tersebut, karena media aplikasi PowerPoint merupakan media pembelajaran yang menarik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media aplikasi PowerPoint dalam meningkatkan kemampuan kognitif yang meliputi kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagrahita ringan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan pendekatan Single Subject Research dengan menggunakan desain A-B-A. Penyajian data diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan media aplikasi PowerPoint dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan kognitif pada anak tunagrahita ringan (IM dan SN). Hal ini dibuktikan dengan peningkatan mean level target behaviour subjek 1 (IM) yaitu sebesar 34,45%, sedangkan perolehan mean level target behaviour pada subjek 2 (SN) yaitu sebesar 27,32%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media aplikasi PowerPoint dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada subjek IM dan SN. Peneliti merekomendasikan penggunaan media aplikasi PowerPoint agar dapat digunakan dalam pembelajaran oleh guru di kelas. Peneliti mengharapkan diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media aplikasi PowerPoint pada subjek yang berbda dan dengan masalah yang berbeda sesuai dengan kebutuhan anak.

Kata Kunci: Anak tunagrahita ringan, media aplikasi PowerPoint, Kemampuan


(5)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Indentifiasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Pertanyaan Penelitian ... 6

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Dasar Anak Tunagrahita Ringan 1. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan ... 9

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan ... 10

3. Permasalahan Belajar Anak Tunagrahita Ringan ... 10

B. Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan 1. Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget ... 12

2. Kemampuan Kognitif Anak Tunagrahita ... 20

3. Perkembangan Kognitif Anak Tunagrahita ... 22

4. Pentingnya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada AnaK Tunagrahita Ringan ... 24

C. Media Aplikasi PowerPoint sebagai Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dasar 1. Media Aplikasi PowerPoint ... 25

2. Kaitan Media aplikasi PowerPoint dengan Kemampuan Kognitif pada Anak Tunagrahita Ringan ... 29

3. Penggunaan Media Aplikasi PowerPoint dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif ... 31

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 32

E. Kerangka Berfikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel ... 35


(6)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Definisi Operasional Variabel ... 36

B. Metode Penelitian... 40

C. Subjek Penelitian ... 46

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian ... 48

2. Teknik Pengumpulan Data ... 51

3. Uji Coba Instrumen ... 51

E. Teknik Pengolahan Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 61

B. Analisis Data ... 78

C. Pembahasan ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 109

B. Rekomendasi ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

Lampiran 1 Surat-surat Penelitian Lampiran 2 Hasil Pengujian Persyaratan Instrumen Lampiran 3 Hasil Perhitungan Reliabilitas Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian Lampiran 5 RPP Lampiran 6 Storyboard Lampiran 7 Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 8 Media Aplikasi PowerPoint RIWAYAT HIDUP ... xiv


(7)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Guru dalam kegiatan pembelajaran pada anak tunagrahita ringan di sekolah perlu memperhatikan tahap-tahapan perkembangan mereka dan dapat melibatkan anak tunagrahita aktif didalamnya. Dalam penyampaian materi, seorang guru harus menciptakan suasana belajar yang baik juga menyenangkan, dapat mempermudah siswa dalam menerima materi yang disampaikan dan untuk kepentingan itu guru membutuhkan media sebagai alat pembelajaran.

Sebagian besar pembelajaran di sekolah selalu berhubungan dengan mengingat dan berpikir yang termasuk ke dalam aktivitas kognitif, dimana faktor perkembangan kognitif merupakan peran penting bagi keberhasilan anak dalam belajar. Oleh karena itu, seorang guru dalam pembelajaran terlebih-lebih pada anak tunagrahita ringan sebaiknya materi yang diberikan disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitifnya. Sebagaimana diungkapkan oleh Abdurrahman (2003: 255) bahwa “Kemampuan kognitif dan segala sesuatu yang terkait dengan berpikir berbeda-beda untuk tiap tahap perkembangannya, maka guru harus menyesuaikan bahan pelajaran dengan tahap perkembangan anak”. Para ahli psikologi berpandangan bahwa perkembangan berlangsung secara berurutan tahap demi tahap dan bersifat prerequisite. Artinya bahwa individu pada dasarnya belajar secara bertahap, apa yang dipelajari sebelumnya menjadi dasar bagi proses belajar selanjutnya. Proses belajar lebih lanjut cenderung lebih kompleks dari proses belajar sebelumnya. Hal ini berarti bahwa materi yang bersifat dasar sebaiknya disajikan lebih dahulu sebelum materi yang lebih kompleks.

Di sekolah, anak tunagrahita sering menemukan dengan kegiatan-kegiatan berhitung melalui mata pelajaran matematika. Dimana peran matematika dalam pengembangan ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat penting dan berkembang cukup pesat karena penggunaan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari tidak diragukan lagi. Oleh karena itu, kemampuan dasar matematika perlu dikuasi terlebih dahulu sejak dini oleh anak tunagrahita agar terampil dalam


(8)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menerapkannya pada kegiatan sehari-hari. Kegiatan berhitung merupakan bagian dari aspek pelajaran matematika. Ada beberapa kemampuan dasar yang perlu dikuasai anak sebelum kemampuan berhitung dikenalkan kepada mereka yaitu kemampuan mengklasifikasikan, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi. Empat kemampuan tersebut merupakan keterampilan prasyarat (prerequisite) dari kemampuan berhitung, sebagaiman yang dikemukakan oleh Piaget dalam Mercer&Mercer (1989; 188) bahwa “seorang siswa dikatakan siap untuk belajar akademik khususnya aritmetika, apabila ia menguasai empat keterampilan kognitif dasar, yang meliputi kemampuan dalam: membuat klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi, dan konservasi”. Tetapi dalam kenyataannya di lapangan, seorang guru cenderung kurang memperhatikan kemampuan kognitif dasar tersebut. Mereka melakukan kegiatan pembelajaran langsung pada materi yang lebih kompleks dan membawa anak pada tahapan yang lebih abstrak. Dimana anak langsung diperkenalkan pada simbol-simbol bilangan, akibatnya anak mengalami kesulitan karena ada tahapan yang dilewati, dan hal ini berdampak pada pembelajaran matematika pada tahap-tahap selanjutnya.

Ketika peneliti melakukan studi pendahuluan yang dilakukan di SLB Nurvita Bandung, peneliti menemukan kasus subjek IM yang memiliki MA 6 tahun dan subjek SN yang memiliki MA 7 tahun. Dimana IM yang memiliki MA 6 tahun ketika diberikan asessmen kemampuan klasifikasi dalam mengelompokkan obyek berdasarkan warna ada beberapa soal yang dapat dikerjakan oleh anak. Ketika diberikan soal selanjutnya anak dengan percaya dirinya menjawab soal-soal yang diberikan, akan tetapi hasil yang dikerjakan anak masih ada dari beberapa kemampuan yang mengalami kesalahan. Begitu juga sama dengan kemampuan ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi. SN yang memiliki MA 7 tahun ketika diberikan kemampuan klasifikasi, anak sudah cukup bisa melakukannya, dalam kemampuan ordering dan/atau seriasi ada beberapa soal yang dapat dikerjakan oleh anak, akan tetapi ketika diberikan soal yang sama untuk ketiga kalinya anak melakukan kesalahan. Dalam kemampuan korespondensi anak masih melakukan kesalahan, apalagi dalam kemampuan konservasi. Disini anak perlu diberikannya perlakuan supaya kemampuan


(9)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi, konservasi meningkat. Selain itu juga dalam penggunaan media ketika dilapangan, guru kurang dapat bisa memanfaatkan media yang sudah ada disekolah, disebabkan oleh kemampuan guru yang terbatas, sehingga media yang digunakan ketika menyampaikan materi ajar hanya sebatas papan tulis dan spidol saja. Hal ini tentunya akan menghambat pada tujuan dari proses pembelajaran tersendiri. Anak tunagrahita ringan, ketika dihadapkan pada kemampuan kognitif dasar akan menjadi abstrak jika gurunya memberikan pembelajaran tanpa suatu alat bantu media pembelajaran, maka dari itu dalam pembelajaran terhadap anak tunagrahita diperlukan sebuah media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran mereka.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa anak tunagrahita ringan mempunyai kemampuan intelegensi dibawah rata-rata, mengalami keterlambatan dalam perkembangan intelektual, mengalami kesulitan dalam mempelajari hal-hal yang abstrak, sulit dalam pemusatan perhatian, lemah dalam mengingat dan kemampuan bahasa yang terbatas sehingga mereka mengalami berbagai masalah salah satunya berkaitan dengan belajar, anak tunagrahita kurang memahami suatu pembelajaran secara abstrak. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagrahita ringan akan lebih baik apabila proses pembelajaran yang berkaitan dengan akademik sebaiknya diberikan dengan menggunakan media yang real (nyata) dan dikenali oleh anak. Hal ini bertujuan agar mempermudah dalam proses pembelajaran, yang paling utama adalah dalam pembelajaran siswa yang berperan aktif dalam kegiatan belajar.

Melihat dari permasalahan yang ada, untuk dapat membantu anak tunagrahita dalam meningkatkan kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi diperlukan suatu media pembelajaran yang tepat agar dapat mempermudah anak dalam belajar. Penggunaan media dalam suatu pembelajaran merupakan hal yang sangat penting karena media dapat membantu memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa dengan mengkonkretkan materi yang sulit untuk anak dapatkan. Salah satu media yang akan diterapkan untuk meningkatkan kemampuan kognitif khususnya dalam


(10)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi, konservasi peneliti menggunakan media aplikasi PowerPoint. Media aplikasi PowerPoint dalam pengoperasiannya menggunakan alat bantu komputer, hal tersebut bertujuan untuk menumbuhkan minat belajar siswa, sehingga dapat berdampak positif bagi kemampuan kognitifnya. Saat ini pembelajaran dengan menggunakan komputer adalah salah satu cara bagaimana seorang tenaga pendidik memanfaatkan media pengajaran yang semakin inovatif dan beragam.

Media pembelajaran dengan berbasis komputer banyak kelebihan yang terdapat didalamnya, peneliti merasa perlu untuk mengembangkan sebuah rancangan media pembelajaran yang dibuat dalam bentuk media aplikasi PowerPoint, dengan meneliti sejauh mana pengaruh media aplikasi PowerPoint dan keefektifan media aplikasi PowerPoint tersebut dalam meningkatkan hasil belajar pada kemampuan kognitif yang meliputi kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi. Peranan komputer dalam kegiatan pembelajaran pada masa kini dapat memberikan peranan yang cukup besar sebagai salah satu faktor eksternal yang mampu mempengaruhi hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan media komputer dapat diberikan kepada semua siswa peserta didik dengan berbagai macam perbedaan karakteristiknya dan kebutuhannya. Salah satu hal yang penting dalam penggunaan komputer sebagai media pembelajaran adalah pembuatan software pembelajaran diantaranya yaitu media animasi komputer melalui aplikasi PowerPoint.

Dalam media aplikasi PowerPoint ini terdapat banyak animasi, warna, gambar, suara dan lainnya yang dapat menarik perhatian anak ketika belajar, mampu mendorong anak tunagrahita ringan untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat memunculkan komunikasi dua arah sehingga mereka tidak hanya duduk untuk melihat dan mendengarkan saja, melainkan ikut aktif didalamnya. Media aplikasi PowerPoint akan melibatkan semua indera dalam proses pembelajaran khusunya pada anak tunagrahita ringan, dimana akan memberi peluang sangat besar untuk dapat memahami apa yang dipelajari. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukiman, 2012: 213 bahwa:


(11)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sejauh ini media program aplikasi PowerPoint di dalam proses belajar mengajar memilik beberapa keunggulannya diantaranya penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks atau foto, lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji, pesan informasi visual lebih mudah dipahami oleh peserta didik dan lain-lain.

Dengan keunggulan media aplikasi PowerPoint, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif dasar pada anak tunagrahita ringan. Berangkat dari paparan diatas maka peneliti mencoba untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh media aplikasi PowerPoint dalam meningkatkan kemampuan kognitif pada anak tunagrahita ringan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian yang akan dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tingkat intelegensi yang dimiliki anak tunagrahita ringan mempengaruhi kemampuan kognitif, sehingga anak kurang dapat menerima, menyimpan dan mengungkapkan kembali materi yang telah di ajarkan.

2. Materi pembelajaran yang diberikan kurang mengacu kepada MA (umur mental) yang dimiliki anak, sehingga materi pembelajaran tidak sesuai dengan kemampuannya.

3. Kurangnya media pembelajaran yang menarik perhatian anak tunagrahita sehingga anak kurang motivasi belajar dan kurang dapat menerima materi ajar yang diberikan.

4. Proses pembelajaran dirasakan belum optimal dikarenakan materi pembelajaran, penggunaan media dan yang lainnya belum sesuai dengan tingkat kognitif yang dimiliki anak.

5. Media aplikasi PowerPoint dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak tunagrahita ringan, karena media ini mempunyai kelebihan yaitu terdapat animasi, gambar, warna, efek suara dan lain-lain sehingga dapat menarik motivasi anak tunagrahita ringan


(12)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam belajar dan memudahkan anak menerima materi yang disampaikan oleh guru.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan, pada hakikatnya penelitian ini berusaha mengetahui dan mengkaji sebuah media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif dasar khususnya praakademik anak tunagrahita ringan. Agar penelitian terfokus sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka penulis membatasi permasalahan, sebagai berikut :

1. Kemampuan berfikir oprasional konkrit seperti dalam hal kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagrahita ringan.

2. Penggunaan media aplikasi PowerPoint untuk meningkatkan kemampuan kognitif khususnya dalam kemampuan klasifikasi, seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagrahita ringan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan sebelumnya, dan agar peneliti memiliki sasaran yang jelas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah media Aplikasi PowerPoint dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak tunagrahita ringan khusunya pada aspek kemampuan klasifikasi, seriasi, korespondensi dan konservasi ?”

E. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah kemampuan anak tunagrahita ringan yang memiliki MA 6 tahun (IM) dan MA 7 tahun (SN) dalam kemampuan kognitif khususnya kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi sebelum mendapatkan pembelajaran menggunakan media aplikasi PowerPoint ?

2. Bagaimanakah kemampuan siswa tunagrahita ringan yang memiliki MA 6 tahun (IM) dan MA 7 tahun (SN) dalam kemampuan kognitif khususnya


(13)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan media aplikasi PowerPoint ?

3. Apakah terdapat perbedaan yang nyata dalam hal kemampuan kognitif khususnya kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi siswa tunagrahita ringan yang memiliki MA 6 tahun (IM) dan MA 7 tahun (SN) sebelum dan sesudah diberikannya pembelajaran dengan menggunakan media aplikasi PowerPoint ?

4. Apakah terdapat peningkatan kemampuan kognitif khususnya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagraita ringan yang memiliki MA 6 tahun (IM) dan MA 7 tahun (SN) setelah mendapatkan pembelajaran dengan media aplikasi PowerPoint?

F. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a.Tujuan Umum

Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan kognitif pada anak tunagrahita ringan melalui media Aplikasi PowerPoint.

b. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus diadakannya penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui kemampuan awal anak tunagrahita ringan pada subjek IM yang memiliki MA 6 tahun dan SN yang memiliki MA 7 tahun dalam kemampuan kognitif khususnya kemampuan mengklasifikasikan, seriasi, korespondensi dan konservasi sebelum diberikannya perlakuan.

2) Untuk mengetahui pengaruh media Aplikasi PowerPoint dalam meningkatkan kemampuan kognitif khususnya kemampuan mengklasifikasikan, seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak


(14)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tunagrahita ringan yaitu subjek IM yang memiliki MA 6 tahun dan SN yang memiliki MA 7 tahun.

3) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan media Aplikasi PowerPoint dalam meningkatkan kemampuan kognitif khususnya kemampuan klasifikasi, seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagrahita ringan yaitu subjek IM yang memiliki MA 6 tahun dan SN yang memiliki MA 7 tahun.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Guru

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan kemampuan kognitif khususnya pada aspek klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan klasifikasi melalui media Aplikasi PowerPoint kepada anak tunagrahita ringan.

b.Bagi Peneliti

Diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang pengaruh media Aplikasi PowerPoint terhadap peningkatan kemampuan kognitif khusunya kemampuan klasifikasi, seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagrahita ringan.

c.Bagi Siswa

Media Aplikasi PowerPoint diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan berfikir pada tahap operasional konkrit.


(15)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian 1) Definisi Konsep Variabel a. Media Aplikasi PowerPoint

Microsoft Office PowerPoint merupakan program aplikasi persentasi yang populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan persentasi, baik pembelajaran, persentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya. Sukiman, 2012: 213 mengemukakan bahwa “dengan Microsoft PowerPoint ini kita dapat merancang dan membuat presentasi yang lebih menarik dan profesional dengan menambahkan animasi, efek teks, gambar, ClipArt, musik, video dan lain-lain”. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran, para guru, siswa dan masyarakat umum.

Menurut Rusman dkk, 2012; 300 mengemukakan bahwa “Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk persentasi yang dikembangkan oleh Microsoft”. Media Aplikasi PowerPoint merupakan salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik seperti clipart, foto, gambar, animasi, sound, warna, dan video, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (Sukiman, 2012: 213). Media Aplikasi PowerPoint merupakan media berbasis komputer. Dimana media ini sebagai media interaktif untuk anak. Dalam dunia pendidikan pemanfaatan media persentasi ini dapat digunakan oleh pendidik maupun peserta didik untuk mempersentasikan materi pembelajaran ataupun tugas-tugas yang akan diberikan. Sehingga dengan media PowerPoint ini seorang pendidik mampu menyampaikan materi dengan baik dan mampu menerima materi yang disampaikan.

b. Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif disini meliputi kemampuan klasifikasi, kemampuan ordering dan/atau seriasi, kemampuan korespondensi dan kemampuan konservasi.


(16)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan” (Kamus Besar Bahasa Indonesi, 1991: 623). Kognitif dapat diartikan sebagai “proses memahami sesuatu yang diperloh melalui interaksi dengan lingkungan” (Alimin, 2008). Soendari, T dan Nani, E. M menjelaskan bahwa:

1) Mengklasifikasikan, adalah suatu kemampuan mengelompokkan obyek

berdasarkan karakteristik yang dimiliki obyek tersebut, misalnya: warna, bentu, atau ukuran.

2) Mengurutkan (ordering) adalah suatu kemampuan yang dikuasi anak

dalam menyusun dan menghitung setiap obyek hanya satu kali berurutan, sehingga terdapat proses keteraturan. Sedangkan menyeri (seriation) merupakan kemampuan mengurutkan susunan obyek-obyek berdasarkan karakteristik ukurannya, atau merangkaikan obyek secara berturut-turut berdasarkan ukurannya, misalnya dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari yang terpendek sampai yang terpanjang atau sebaliknya.

3) Korespondensi, adalah kemampuan yang menunjuk pada adanya suatu

konsep bahwa jumlah atau nilai suatu obyek akan sam asekalipun memiliki karakteristik yang berbeda.

Sedangkan konservasi adalah banyaknya obyek dalam satu tempat atau satu kelompok akan tetap konstan meskipun letaknya berubah (Mercer dan Mercer, 1989:189). Keempat kemampuan tersebut merupakan prasyarat (prerequisite) untuk dapat belajar matematika khusunya bidang aritmetika.

2) Definisi Operasional Variabel a. Variabel Bebas

Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. “Variabel bebas (Independen) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel terikat” (Sugiyono. 2011: 61). Variabel bebas dalam Single Subject Research (SSR) disebut intervensi. Penggunaan media aplikasi PowerPoint merupakan intervensi yang dilakukan pada penelitian ini. Media aplikasi PowerPoint merupakan media yang memadukan unsur gambar, warna, animasi dan suara yang ditampilkan untuk mendorong siswa aktif merespon atau mengerjakan perintah yang diminta oleh program tersebut, menerima umpan balik, mempunyai kesempatan untuk melakukan perbaikan apabila anak masih melakukan salah dan memperoleh penguatan yang memadai melalui bentuk latihan-latihan. Dengan tampilan media


(17)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aplikasi PowerPoint yang menarik dapat membuat anak termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan dapat mempermudah anak dalam menerima materi yang disampaikan.

Media aplikasi PowerPoint dengan model permainan yang terdiri dari 4 bagian utama, yaitu yang pertama klasifikasi yang didalamnya mengelompokkan obyek berdasarkan warna, ukuran, dan bentuk. Yang kedua yaitu ordering dan/atau seriasi yang terdiri dari menu mengurutkan obyek berdasarkan pola warna, mengurutkan obyek berdasarkan pola bentuk, menghitung setiap obyek hanya satu kali secara berurutan, menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang-pendek, besar-kecil atau sebaliknya. Yang ketiga menjodohkan obyek dari dua yang memiliki karakteristik yang berbeda tetapi mempunyai jumlah yang sama. Sedangkan bagian yang keempat yaitu konservasi yang terdiri menu memahami kekekalan isi, nilai bilangan, ukuran dan luas.

Langkah operasional penggunaan media aplikasi PowerPoint pada saat intervensi adalah sebagai berikut:

1. Tampilan awal media pembelajaran

2. Tampilan menu utama kemampuan kognitif dasar (klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi)


(18)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Belajar mengelompokkan warna, bentuk dan ukuran

5. Tampilan menu kemampuan ordering dan/atau seriasi

6. Belajar mengurutkan pola warna, pola bentuk, menghitung secara berurutan, mengurutkan panjang – pendek (sebaliknya) dan mengurutkan besar – kecil (sebaliknya)

7. Tampilan menu kemampuan korespondensi

8. Belajar menjodohkan 2 kelompok yang memiliki karakteristik berbeda


(19)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10.Belajar memahami kekalan isi, kekekalan nilai bilangan, kekekalan ukuran dan kekekalan luas

11.Tampilan akhir pembelajaran

b. Variabel Terikat

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. “Variabel terikat (Dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono 2011: 61). Variabel terikat dalam penelitian dengan subjek tunggal dikenal dengan istilah target behavior. Target behavior merupakan perilaku yang dapat berubah setelah adanya intervensi atau perlakuan. Target behavior dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif dalam penelitian ini yang akan ditingkatkan yaitu kemampuan klasifikasi, kemampuan ordering dan/atau seriasi, kemampuan korespondensi dan kemampuan konservasi.

Kriteria kemampuan dalam penelitian ini dapat diukur dari ketepatan anak dalam mengelompokkan obyek sesuai dengan ukuran, bentuk dan warna; mengurutkan obyek berdasarkan pola bentuk, menghitung setiap obyek hanya satu kali secara berurutan, menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang-pendek begitupun sebaliknya dan menyusun obyek berdasarkan ukuran besar-kecil begitupun sebaliknya sebaliknya; memasangkan atau menjodohkan dua dan tiga kelompok obyek dengan jumlah yang sama tetapi memiliki karakteristik yang berbeda, menentukan isi dalam kelompok obyek tertentu setelah terjadi perubahan


(20)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

posisi atau tempat, menentukan nilai bilangan pada dalam kelomok obyek tertentu setelah terjadi perubahan posisi atau tempat, menentukan ukuran suatu obyek tertentu setelah terjadi perubahan posisi atau tempat dan menentukan luas suatu obyek tertentu setelah terjadi perubahan posisi atau tempat.

Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan persentase, dimana skor mentah (jumlah soal benar yang dikerjakan anak) dibandingkan dengan jumlah maksimum ideal (jumlah seluruh soal yang benar) kemudian dikalikan 100 %.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan untuk memperoleh pemecahan suatu masalah yang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. “Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011: 107)”. Dimana dalam penelitian eksperimen ada perlakuan atau treatment. Penelitian yang bersifat eksperimen ini memiliki subjek tunggal dengan pendekatan Single Subject Research (SSR. SSR mengacu pada strategi penelitian yang dikembangkan untuk mendokumentasikan perubahan tentang tingkah laku subjek secara individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif khususnya dalam kemampuan kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagrahita ringan yang memiliki MA 6 (IM) tahun dan 7 tahun (SN) di SLB Nurvita Bandung.

Dalam penelitian ini menggunakan desain A-B-A, tujuannya untuk mempelajari besarnya pengaruh dari suatu perlakuan terhadap variabel tertentu yang diberikan. “Desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari desain dasar A-B, desain A-B-A ini telah menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat antara variabel terikat dan variabel bebas (Sunanto, 2005: 61)”. Desain A-B-A terdapat tiga tahapan antara lain Baseline-1 1), Intervensi (B), Beaseline-2 (A-2). Secara visual dessain A-B-A dapat digambarkan pada grafik di bawah ini:


(21)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Grafik Desain A-B-A

Keterangan:

1. Baseline-1 (A-1)

Baselin adalah kemampuan awal subjek dalam kemampuan klasifikasi, kemampuan ordering dan/atau seriasi, kemampuan korespondensi dan kemampuan konservasi ketika belum diberikan intervensi atau perlakuan. Untuk mengetahui kemampuan awal subjek menggunakan tes perbuatan. Pengukuran pada fase baseline diberikan empat sesi sampai trend dan level data cenderung stabil. Setiap harinya dilakukan satu kali sesi. Dimana setiap sesi dilakukan satu hari dengan periode waktu selama 30 menit. Setiap sesinya dilakukan dalam empat topik materi, dengan penjabaran sebagai berikut:

a. Pertama, untuk mengukur kemampuan anak dalam kemampuan mengklasifikasikan atau mengelompokkan obyek yang sesuai dengan bentuk, warna dan ukur. Digunakan bentuk-bentuk bangun datar lingkaran, persegi panjang, dan segitiga. Setiap bangun datar memiliki warna yang berbeda-beda yaitu berwarna merah, kuning, dan hijau. Ukurannya pun berbeda-beda yaitu kecil, sedang dan besar. Bentuk- tersebut dibuat dari kertas yang kemudian dilaminating. Pengukuran pada fase ini melalui tes perbuatan yang diamati oleh peneliti. Pada materi pertama untuk mengetahui kemampuan awal dalam mengklasifikasikan obyek peneliti meletakkan secara acak media yang telah disiapkan, kemudian meminta anak untuk mengklasifikasikannya. Misalnya soal mengklasifikasikan bentuk persegi panjang, maka media berbentuk lingkaran, persegi panjang, segitiga yang masing-masing berjumlah 3 buah diletakkan secara acak di atas meja, kemudian peneliti meminta untuk anak

0 20 40 60 80 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

P

E

RS

E

N

T

A

S

E

(

%

)

SESI


(22)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengelompokkan bentuk persegi panjang tersebut “kelompokkanlah bentuk persegi panjang!”. Dan seterusnya hingga seluruh pertanyaan selesai. hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang dimiliki anak.

b. Kedua, untuk mengukur kemampuan anak dalam kemampuan ordering dan/atau seriasi yaitu dalam kemampuan mengurutkan obyek berdasarkan pola warna dan bentuk, menghitung setiap obyek hanya satu kali secara berurutan, menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang-pendek begitupun sebaliknya dan menyusun obyek berdasarkan ukuran besar-kecil begitupun sebaliknya sebaliknya. Contohnya dalam mengurutkan pola warna dan bentuk peneliti menyiapkan sama dengan ketika akan mengetahui kemampuan dalam mengklasifikasikan, lalu anak disuruh mengurutkan apa yang diperintahkan, begitupun dalam kemampuan mengurutkan obyek berdasarkan pola bentuk. Dalam kemampuan menyusun obyek berdasarkan panjang-pendek dan sebaliknya peneliti menyediakan penggaris, lidi dan pensil. Dimana masing-masing obyek mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Misalnya peneliti menyiapakan lidi secara acak, lalu anak disuruh menyusunnya dari yang terpanjang hingga ke terpendek begitupun sebaliknya. Dalam kemampuan menyusun obyek berdasarkan ukuran besar-kecil dan sebaliknya peneliti menyediakan sejumlah kancing, bola dan penggaris. Misalnya peneliti menyiapakn kancing secara acak, lalu anak disuruh menyusunnya dari yang terbesar hingga ke terkecil begitupun sebaliknya.

c. Ketiga, untuk mengetahui kemampuan korespondensi dengan memasangkan atau menjodohkan dua kelompok obyek dengan jumlah yang sama tetapi memiliki karakteristik yang berbeda, misalnya peneliti menyediakan kartu dengan gambar bentuk bangun lingkaran yang berjumlah lima kartu dengan masing-masing kartu mempunyai jumlah berbeda-beda dari 1 sampai 5, dan kartu dengan gambar bentuk persegi panjang yang berjumlah lima kartu dengan masing-masing kartu mempunyai jumlah berbeda-beda dari 1 sampai 5. Lalu kartu yang bergambar bentuk lingkaran disimpan pada kotak A secara acak dan kartu yang bergambar bentuk persegi panjang disimpan pada kotak


(23)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B secara acak. Lalu peneliti menyuruh anak mengambil satu kartu pada kotak A, misalnya yang diambil kartu lingkaran yang berjumlah 3, maka anak disuruh menjodohkan dengan mencari jumlah yang sama pada kotak B yang telah disediakan tadi.

d. Keempat, peneliti untuk mengetahui kemampuan konservasi dalam kekekalan isi, kekekalan nilai bilangan, kekekalan ukuran dan kekekalan luas, peneliti mengadakan percobaan. Misalnya dalam percobaan untuk mengetahui kemampuan anak dalam kekekalan isi. Peneliti menyuruh anak untuk memperhatikan peneliti. Peneliti memperlihatkan dua gelas yang diisi air yang memiliki isi air yang sama. Satu gelas dituangkan airnya airnya paa gelas yang lebih tinggi dan ramping. Lalu peneliti menanyakan kepada anak, apakah gelas yang lebih tinggi memiliki jumlah air lebih sedikit atau lebih banyak. Begitupun untuk mengetahui kemampuan kekalan nilai bilangan. Peneliti mengadakan percobaan, dengan diperlihatkan dua baris lingkaran yang mempunyai jumlah obyek yang sama. Lalu salah satu baris objek tersebut diperpanjang. Peneliti menanya kepada anak, “apakah jumlah baris lingkaran yang panjang memiliki jumlah yang lebih banyak atau lebih sedikit?”. Dalam kemampuan kekekalan ukuran peneliti melakukan percobaan dengan memperlihatkan kepada anak dua sedotan diletakkan sejajar sama tinggi, lalu salah satu sedotan yang satu di geser ke atas. Lalu peneliti menanya kepada anak, “apakah sedotan A dan sedotan B tingginya masih sama?”. Terakhir untuk mengetahui kemampuan anak dalam kekekalan luas, peneliti melakukan percobaan dengan memperlihatkan dua bentuk bangun datar yang mempunyai luas yang sama kepada anak. Lalu salah satu bentuk bangun datar diubah bentuknya tetapi masih mempunyai luas yang sama, lalu peneliti menanyakan kepada anak “apakah bentuk tersebut luasnya masih tetap sama?”.

Pada fase ini, subjek tidak diberikan materi terlebih dahulu tetapi langsung diberikan tes dengan cara yang telah dijelaskan diatas. Hal ini dilakukan agar subjek menjawab sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Setelah semua


(24)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal ikerjakan oleh objek, skor jawaban benar yang diperoleh subjek dibagi jumlah seluruh soal kemudian dikalikan 100%.

2. Intervensi (B)

Intervensi adalah kondisi kemampuan subjek dalam kemampuan klasifikasi, kemampuan ordering dan/atau seriasi, kemampuan korespondensi dan kemampuan konservasi selama memperoleh perlakuan. Perlakuan diberikan menggunakan aplikasi PowerPoint sebanyak delapan sesi, fase ini dilakukan sebanyak delapan sesi, setiap sesinya dilakukan satu kali sesi. Perlakuan yang diberikan terhadap objek adalah:

1) Mengkondisikan anak didalam ruangan yang khsusus yang telah disediakan untuk dijadikan tempat untuk pemberian perlakuan atau treatment. Dimana pada ruangan tersebut tidak boleh ada orang lain selain peneliti dan anak, supaya ketika pemberian perlakuan berlangsung tidak ada gangguan.

2) Tempatkan komputer atau laptop berhadapan dengan anak dan peneliti dengan posisi yang tidak menyebabkan adanya gangguan dari lingkungan sekitar. 3) Anak dibimbing oleh peneliti untuk menggunakan komputer atau laptop dari

mulai mengaktifkan, menggunakan mouse dan memilih topik materi yang akan dikerjakan. Peneliti dan anak duduk berdampingan menghadap pada komputer atau laptop.

4) Anak diminta mengerjakan perintah yang diminta oleh komputer atau laptop yang keluar suara dari backsound. Misalnya pada materi pertama dalam kemampuan klasifikasi. Meminta anak untuk memilih menu klasifikasi dari empat menu yang terdiri menu klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi. Menu klasifikasi yang akan dikerjakan terlebih dahulu.

5) Ketika anak memilih menu klasifikasi maka akan muncul menu mengelompokkan obyek berdasarkan warna, mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk dan mengelompokkan obyek berdasarkan ukuran. Yang akan dikerjakan oleh anak yaitu menu mengelompokkan obyek berdasarkan warna. Anak diminta untuk mengklik menu warna. Maka akan muncul bangun lingkaran yang warna warni secara acak pada slide pertama.


(25)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6) Anak diminta untuk mengelompokkan lingkaran yang berwarna merah dan kuning. Soal pertama akan muncul perintah suara dari backsound yaitu ” Kelompokkanlah lingkaran berwarna merah dan kuning !” Anak disuruh untuk mengklik dan mengelompokkan warna yang diperintah tadi secara satu persatu. Apabila anak sudah menjawab, dicek jawabannya apakah benar atau salah, apabila benar muncul kata “benar” dan apabila salah muncul kata “salah”. Pembelajaran diulang sampai anak dapat melakukannya dengan benar. Apabila anak sudah dapat melakukannya dengan benar, maka anak akan melanjutkannya pada tahap selanjutnya yaitu anak mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk dan ukuran. Dimana soal mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk meliputi mengelompokkan bentuk lingkaran, bentuk segitiga dan bentuk persegi panjang. Soal mengelompokkan obyek berdasarkan ukuran meliputi ukuran kecil, sedang dan besar.

7) Langkah-langkah dalam mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk dan ukuran sama dengan langkah mengelompokkan obyek berdasarkan warna. Apabila anak sudah dapat melakukan dengan benar, maka anak akan melanjutkan pada tahap selanjutnya. Setelah selesai pada menu pertama klasifikasi, kemudian kembali pada menu utama untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya dalam kemampuan ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi.

Pada tahap intervensi atau perlakuan dilakukan sebanyak delapan sesi selama 60 menit untuk kegiatan intervensi dengan mendapatkan pengajaran berulang-ulang dalam aspek kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi melalui media aplikasi PowerPoint, dan 60 menit untuk kegiatan evaluasi dengan bahan yang sama saat intervensi tersebut tetapi pada hari yang berbeda. Setiap sesi dilakukan dua hari, satu hari kegiatan pengajaran dan satu harinya untuk kegiatan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan cara tes perbuatan kepada subjek dengan menggunakan media aplikasi PowerPoint tanpa diberitahu. Setelah semua tes dilakukan oleh objek, skor jawaban benar yang diperoleh subjek dibagai jumlah seluruh soal kemudia dikalikan 100%.


(26)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Baseline-2 (A-2)

Baseline 2 (A-2) yaitu pengulangan kondisi baseline sebagai evaluasi sejauh mana intervensi yang dilakukan memberikan pengaruh terhadap subjek. Peneliti melakukan tes kembali seperti pada baseline 1 (A-1) sebanyak empat kali sesi. Dimana menggunakan format tes dan prosedur pelaksanaan yang sama juga, diharapkan dapat menarik kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian yang telah diberikan. Sehingga penelitian tersebut dapat menjawab apakah berhasil atau tidaknya variabel bebas yaitu media aplikasi PowerPoint mempengaruhi variabel terikat yaitu kemampuan kognitif khususnya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriation, korespondensi dan konservasi pada subyek penelitian, melalui pengolahan data dari data yang telah didapat selama penelitian berlangsung.

Maka berdasarkan keterangan di atas maka desain A-B-A menjelaskan bahwa baselin-1 (A-1) sebagai tahap yang dipakai untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki subjek, intervensi (B) sebagai tahap dari proses pemberian perlakuan pada kemampuan yang diukur, dan baseline-2 (A-2) sebagai tahap evaluasi unutk mengetahui hasil setelah diberi perlakuan pada kemampuan yang telah diukur.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang anak tunagrahita ringan yang memiliki MA 6 tahun dan & 7 tahun. Kegiatan penelitian dilakukan di sekolah subjek, yaitu di SLB Nurvita Bandung Kabupaten Bandung. Berikut identitas dan karakteristik subjek penelitian.

1. Identitas Subjek

Kasus Pertama

Nama Inisial : IM

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 5 April 2004

Usia : 9 tahun

Alamat : Jl. Sayati Hilir Rt. 04 Rw. 01


(27)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kasus Kedua

Nama Inisial : SN

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 20 Februari 2003

Usia : 10 tahun

Alamat : Jl. Kopo Sayati Gg. H. Naweng

Kelas : 4 SDLB

2. Karakteristik Subjek

Kasus Pertama:

IM adalah siswa SLB Nurvita Bandung yang sudah bersekolah selama 2 tahun. Sebelumnya IM pernah bersekolah di SD selama satu tahun. Namun pada saat bersekolah di SD IM tertinggal jauh dari teman sebayanya dalam bidang akademik, oleh karena itu sekolah menyarankan IM untuk pinah ke SLB.

IM memiliki MA 6 tahun. IM mengalami hambatan dalam kemampuan kognitif dasar yang meliputi kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi. Ketika anak disuruh mengelompokkan bangun datar sesuai dengan bentuk segitiga, persegipanjang dan lingkaran anak masih salah dalam mengelompokkannya. Begitupun dalam kemampuan ordering dan/atau seriasi. Ketika anak disuruh mengurutkan obyek berdasarkan pola warna, pola bentuk, menghitung objek, mengurutkan obyek berdasarkan panjang pendek, besar kecil, anak masih melakukan kesalahan, apalagi dalam kemampuan korespondensi dan konservasi anak belum bisa melakukannya. Sehingga dalam kemampuan kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi, konservasi anak masih rendah.

Kasus Kedua SN:

SN adalah siswa SLB Nurvita Bandung yang sudah bersekolah selama 4 tahun. SN memiliki MA 7 tahun. Dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi, konservasi masih rendah. Ketika anak disuruh mengurutkan obyek berdasarkan pola warna, pola bentuk, anak belum dapat mengurutkan sesuai dengan yang diperintahkan. Dalam mengurutkan obyek berdasarkan ukuran panjang pendek, besar kecil pun anak masih melakukan kesalahan. Ketika mengurutkan obyek berdasarkan ukuran dari yang paling


(28)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

panjang ke pendek, pendek ke panjang, besar ke kecil, kecil ke besar, anak mengurutkan tidak memeperhatikan ukuran obyeknya. Dalam kemampuan kemampuan konservasi, anak belum dapat bisa menjawab dengan apa yang dipertanyakan oleh peneliti.

D. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian, jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.(Sugiyono,2011:148). Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulan data yang dilakukan paa waktu penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes menggunakan instrumen kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, konservasi dan korespondensi. Pada penelitian ini, peneliti bermaksud memperoleh data mengenai kemampuan kognitif khusunya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, konservasi dan korespondensi atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan hasil asesmen yang dialakukan oleh peneliti dengan mengacu pada kurikulum untuk anak tunagrahita ringan tingkat dasar. Alasan peneliti tidak menyesuaikan materi dalam instrumen yang terdapat pada kurikulum sudah terlampau jauh dari kemampuan awal anak. Adapun langkah-langkah penggunaan instrumen adalah sebagai berikut:

a. Membuat Kisi-kisi Instrumen

Peneliti berupaya untuk menyesuaikan kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan kemampuan anak. Materi pada kurikulum sudah terlampau jauh dari kemampuan awal anak. Dari kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan pada pembuatan instrumen berupa soal-soal. Adapun format kisi-kisi instrumen penelitian adalah sebagai berikut:


(29)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

KISI – KISI INSTRUMEN PENELITIAN KEMAMPUAN KOGNITIF DASAR

Tujuan Sub

Keterampilan Indikator

Banyaknya

Butir Soal Soal

1. Untuk mengetahui kemampuan klasifikasi

1.1. Klasifikasi 1..1. Mengelompokkan obyek

berdasarkan warna

6 1-6

1.1.2. Mengelompokkan obyek

berdasarkan bentuk

3 7-9

1.1.3. Mengelompok-kan obyek berdasarkan ukuran

9 10-18

2. Untuk mengetahui kemampuan ordering dan seriasi

2.1.Ordering 2.1.1. Mengurutkan obyek

berdasarkan pola warna

6 19-24

2.1.2. Mengurutkan obyek

berdasarkan pola bentuk

6 25-30

2.1.3. Menghitung setiap obyek hanya satu kali secara berurutan

4 31-34

2.2. Seriasi 2.2.1. Mengurutkan obyek

berdasarkan ukuran dari yang paling panjang ke yang paling pendek

3 35-37

2.2.2. Mengurutkan obyek

berdasarkan ukuran dari yang paling pendek ke yang paling panjang


(30)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.2.3. Mengurutkan

obyek berdasarkan ukuran dari yang paling besar ke yang paling kecil

3 41-43

2.2.4. Mengurutkan obyek

berdasarkan ukuran dari yang paling kecil ke yang paling besar

3 44-46

3. Untuk mengetahui kemampuan korespondensi

3.1. Korespondensi 3.1.1. Menjodohkan obyek dari dua kelompok obyek yang memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi memiliki nilai yang sama

5 47-52

4. Untuk mengetahui kemampuan konservasi

4.1. Konservasi 4.1.1. Memahami

kekekalan isi 3 53-55

4.1.2. Memahami kekekalan nilai bilangan

3 56-58

4.1.3. Memahami kekekalan ukuran

3 59-61

4.1.4. Memahami

kekekalan luas 3 62-64

Kisi-kisi instrumen di atas adalah alat bantu tes yang menjadi acuan dalam pengukuran peningkatan kemampuan kognitif khususnya kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi.

b. Membuat Butir Soal

Butir soal yang dibuat sebanyak 64 soal berbentuk tes perbuatan. c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan anak.

d. Membuat Storyboard


(31)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Kriteria Penilaian

Kritesia penilaian merupakan panduan dalam menentukan besar atau kecilnya yang didapat anak dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi. Untuk mengetahui kemampuan anak dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi digunakan kriteria sebagai berikut:

Nilai 0 = Jika anak dapat menjawab dengan benar Nilai 1 = Jika anak tidak dapat menjawab dengan benar 2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan berupa tes. Tes ini digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan awal anak dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi, konservasi dan setelah diberikannya treatment atau perlakuan dengan menggunakan media aplikasi PowerPoint. Peneliti menggunakan tes dari tahap Baseline 1 (A-1), Intervensi (B) dan Baeline 2 (A-2) dengan durasi waktu pada Baseline 1 (A-1) dan Baseline 2 (A-2) adalah 30 menit, sedangkan untuk Intervensi (B) durasi waktunya yaitu sekitar 60 menit setiap sesinya setiap hari. Dimana untuk intervensi dengan evaluasi dilaksanakan pada hari yang berbeda. Intervensi dilakukan selama 60 menit subjek mendapatkan pengajaran berulang-ulang secara bertahap mengenai materi klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi melalu media aplikasi PowerPoint. Hari besoknya dilakukan evaluasi dengan bahan yang sama pada saat intervensi tersebut selama 60 menit.

Skoring dilakukan dimana setiap jawaban yang benar akan diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0. Setelah semua data terkumpul kemudia masing-masing komponen dijumlahkan, jumlah jawaban benar dari suatu tes dibandingkan dengan keseluruhan jumlah soal tes kemudian dikalikan dengan 100%.

3. Uji Coba Instrumen a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Validitas instrumen menggunakan validitas isi menggunakan tekhnik penilaian ahli yang bertujuan


(32)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mengetahui ketepatan instrumen yang telah disusun peneliti. Penilaian dilakukan kepada dua orang dosen PLB dan satu orang guru SLB Nurvita Bandung. Berikut adalah penilaiann yang menilai kelayakan instrumen yang dibuat oleh peneliti:

Tabel 3.2

Daftar para ahli untuk Expert-Judgment Instrumen

No Nama Jabatan

1. Dr. Hidayat, Dipl. S. Ed, M. Si Dosen PLB

2. Dr. Tati Hernawati Dosen PLB

3. Hanifah Yusuf, S. Pd Guru Kelas Subjek

Data yang diperoleh dari penilaian tim ahli dinilai validitasnya menggunakan rumus sebagai berikut:

P = × 100 %

Keterangan : P = Persentase ∑n = Jumlah cocok ∑N = Jumlah Ahli Penilai Kriteria Penilaian :

Skor 3 = Bila semua ahli menjawab cocok pada setiap butir soal Skor 2 = Bila 2 ahli menjawab cocok pada setiap butir soal Skor 1 = Bila 1 ahli menjawab cocok pada setiap butir soal

Dari hasil judgment terhadap tiga orang tim ahli diperoleh hasil dengan persentase 100%. Hal ini menandakan bahwa instrumen dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada daftar lampiran.

Selain instrumen penelitian yang di judgment, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dan Storyboard pun di nilai oleh beberapa ahli. Penilaian RPP dilakukan oleh dua orang pendidik di SLB Nurvita Bandung. Penilaian


(33)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

storyboard dilakukan oleh tiga orang dosen PLB. Berikut adalah yang menilai kelayakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan story board yang dibuat oleh peneliti:

Tabel 3.3

Daftar para ahli untuk Expert-Judgment RPP

No Nama Jabatan

1. Wiwi Sri Supratiwi, S. Pd Kepala Sekolah SLB Nurvita 2. Hanifah Yusuf, S. Pd Guru Kelas Subjek

Tabel 3.4

Daftar para ahli untuk Expert-Judgment Storyboard

No Nama Jabatan

1. Dr. H. Hidayat, Dipl. S. Ed, M. Si Dosen PLB 2. Dr. Hj. Tati Hernawati Dosen PLB 3. Dr. Hj. Sri Widiati, M. Pd Dosen PLB

Setelah dilakukannya penjudgmentnan RPP dan storybiard yang telah dibuat kepada para ahli, maka terjadi adanya perubahan pada RPP dan storyboard. Perubahan pada RPP yaitu kegiatan pembelajaran yang lebih berurut dan jelas, sedangkan perubahan pada storyboard yaitu setiap tampilan harus beda posisi gambarnya, untuk mengecek jawaban yang dikerjakan apakah benar atau salah dengan mengklik tombol untuk mengecek jawaban, apabila jawaban benar muncul kata “benar” apabila salah muncul kata “salah”, selain itu adanya penambahan animasi dalam aspek kemampuan konservasi, dimana ketika untuk pembelajarannya ada Setelah mengalami beberapa perubahan maka RPP dan storyboard dapat digunakan untuk penelitian. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada daftar lampiran.

b. Realibilitas

Realibilitas data sangat menentukkan kualitas hasil penelitian. Salah satu syarat agar penelitian dapat dipercaya yaitu data penelitian tersebut harus reliabel. Instrumen yang telah dibuat harus diujicobakan untuk mengetahui data tersebut apakah sudah reliabel atau belum. Instrumen diujicobakan pada siswa yang


(34)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hampir sama karakteristiknya atau mendekati subjek dalam penelitian. Uji coba instrumen ini dilakukan pada 6 subjek di SLB Muhammadiyah Bandung. Hasil skor dari 6 subjek dapat dilihat pada daftar lampiran.

Instrumen yang digunakan diuji reliabitasnya dengan menggunakan metode Split Halp Method (Pembelahan Awal-Akhir) menggunakan Rumus Rulon, rumusnya sebagai berikut:

r11 = 1 – V d V t

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

Vt = Varians total atau varians skor total Vd = Varians (varians difference)

d = Skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir

Sumber, Arikunto (2010: 228)

Sebelum data dimasukkan ke Rumus Rulon, dihitung terlebih dahulu varians (varians difference) dan varians total atau varians skor total, adapun rumus varians (varians difference) yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Vd = ∑d2 - (∑d)2 N n dan rumus Varians Total (Vt) sebagai berikut:

Vt = ∑x2 - (∑x)2 N n


(35)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5 Data Uji Reliabilitas

No Nama Awal Akhir d d2 X X2

1 Bintang 16 10 6 36 26 676

2 Syahrul 17 12 5 25 29 841

3 Mutia 17 14 3 9 31 961

4 Aldo 13 10 3 9 23 529

5 Yusuf 14 10 4 16 24 576

6 Ade 12 10 2 4 22 484

d = 23

d2 = 99

X = 155

X2 = 4067

Hasil uji reliabilitas instrumen :

 Menghitung jumlah varians (varians difference) Vd = ∑d2 - (∑d)2

N n = 99 - (23)2

6 6

=

99 - 88,2

6

= 1,8

 Menghitung jumlah varians total Vt = ∑x2 - (∑x)2

N n

= 4067 - (155)2

6 6


(36)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = 4067 – 4004,2

6 = 10,5

 Setelah itu hasil diatas dimasukkan ke rumus Rulon r11 = 1 – V d

V t = 1 – 1,8 10,5 = 1 – 0,17

= 0,83 (Sangat Tinggi)

Tingakat reliabilitas dianalisis dengan kriteria penilaian berikut ini: Antara 0,81 s/d 1,00 = Sangat Tinggi

0,61 – 0,80 = Tinggi 0,41 – 0,60 = Cukup 0,21 – 0,40 = Rendah

0,00 – 0,20 = Sangat Rendah

Hasil reliabilitas instrumen tes adalah 0,83 sehingga dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi.

E. Teknik Pengolahan Data

Dalam teknik pengolahan data ini dilakukan setelah semua data terkempul dan kemudian dianalisis ke dalam grafik A-B-A design, untuk mengetahui sejauh mana tingkat kestabilan perkembangan kemampuan subjek yang seirng disebut trend stability dihitung dengan menggunakan statistik deskriptif. Menurut (Sugiyono, 2011: 207) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dimana tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran secara jelas tingkat perkembangan kemampuan kognitif


(37)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang meliputi kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi yang diperoleh dari hasil catatan selama penelitian dalam waktu yang telah ditentukan.

Dalam menganalisis data dimulai dengan mengolah data di lapangan yang terdapat dalam format pencatatan data pada fase baseline 1 (A-1), intervensi (B) dan baseline-2 (A-2), kemudian dalam penyajian datanya diperoleh dengan menggunakan grafik. Bentuk grafik yang akan digunakan adalah berupa grafik garis. Menurut Sunanto dkk (2006: 68-76) menjelaskan bahwa ada dua cara dalam menganalisis data yang telah didapat selama di lapangan yaitu analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.

1. Analisis dalam Kondisi

Analisis perubahan dalam kondisi adalah analisis perubahan data dalam suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi. Adapun komponen-komponen yang harus dianalisis diantaranya yaitu :

a. Panjang Kondisi

Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi tersebut. Banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut. Data dalam kondisi baseline dikumpulkan sampai data menunjukkan stabilitas dan arah yang jelas.

b. Kecenderungan Arah

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis tersebut sama banyak. Untuk membuat garis ini dapat ditempuh dengan dua metode, yaitu metode tangan bebas (freehand) dan metode belah tengah (split middle). Bila menggunakan metode freehand, cara yang digunakan yaitu menarik garis lurus yang membagi data point (sesi) pada suatu kondisi menjadi dua bagian sama banyak yang terletak di atas dan di bawah garis tersebut. Sedangkan bila menggunakan metode split middle yaitu dengan cara membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi berdaarkan median.


(38)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Kecenderungan stabilitas/Tingkat Stabilitas

Kecenderungan stabilitas dapat menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Adapun tingkat kestabilan data ini dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean, maka data tersebut dapat dikatakan stabil.

d. Jejak Data

Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu menaik, menurun, dan mendatar. Kesimpulan mengenal hal ini sama dengan yang ditunjukkan oleh analisis pada kecenderungan arah.

e. Level Stabilitas dan Rentang

Rentang merupakan jarak antara pertama dengan data terakhir pada suatu kondisi yang dapat memberikan sebuah informasi. Informasi yang didapat akan sama dengan informasi dari hasil analisis mengenai perubahan level (level change).

f. Perubahan level (level change)

Perubahan level dapat menunjukkan besarnya perubahan antara dua data. Tingkat perubahan data ini dapat dihitung untuk data dalam suatu kondisi maupun data antarkondisi. Tingkat perubahan data dalam suatu kondisi merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir. Sementara tingkat perubahan data antarkondisi ditunjukkan dengan selisih antara data terakhir pada kondisi pertama dengan data pertama pada kondisi berikutnya.

2. Analisi antar Kondisi

Analisis data antar kondisi dilakukan untuk melihat perubahan data antar kondisi, misalnya peneliti akan menganalisis perubahan data antar kondisi baseline dengan kondisi intervensi. Jadi sebelum melakukan analisis, peneliti harus menentukan terlebih dahulu kondisi mana yang akan dibandingkan. Untuk dapat mengetahui perubahan data antar kondisi tersebut, maka harus dilakukan analisis dari komponen-konponen berikut:


(39)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Variabel yang diubah

Dalam analisis data antar kondisi sebaiknya variabel terikat atau perilaku sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.

b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

Dalam analisis data antarkondisi, perubahan kecenderungan arah grafik antar kondisi baseline dengan kondisi intervensi dapat menunjukkan makna perubahan perilaku sasaran yang disebabkan oleh intervensi. Secara garis besar perubahan kecenderungan arah grafik antar kondisi ini kemungkinannya adalah (a) mendatar ke mendatar, (b) mendatar ke menaik, (c) mendatar ke menurun, (d) menaik ke menaik, (e) menaik ke mendatar, (f) menaik ke menurun, (g) menurun ke menaik, (h) menurun ke mendatar, (i) menurun ke menurun.

c. Perubahan stabilitas dan efeknya

Dari perubahan kecenderungan stabilitas antar kondisi dapat dilihat efek atau pengaruh intervensi yang diberikan. Hal itu terlihat dari stabil atau tidaknya data yang terdapat pada kondisi baseline dan data pada kondisi intervensi. Data yang dapat dikatakan stabil bila menunjukkan arah mendatar, menarik, dan menurun yang konsisten.

d. Perubahan level data

Perubahan level data menunujkkan seberapa besar data berubah. Tingkat perubahan data antar kondisi ditunjukkan dengan selisih antara data terakhir pada data kondisi pertama (baseline) dengan data pertama pada kondisi berikutnya (intervensi). Nilai selisih menggambarkan seberapa besar terjadi perubahan perilaku akibat pengaruh intervensi.

e. Data yang tumpang tindih (overlap)

Data overlap menunjukkan data tumpang tindih. Artinya terjadi data yang sama pada dua kondisi. Data yang tumpang tindih menunjukkan tidak adanya perubahan pada dua kondisi tersebut. Semakin banyak data tumpang tindih, maka semakin menguat dugaan tidak adanya perubahan perilaku subjek pada kedua kondisi. Jika data pada kondisi baseline lebih dari 90% yang tumpang tindih dari


(40)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data pada kondisi intervensi, maka diketahui bahwa pengaruh intervensi terhadap perubahan perilaku tidak dapat diyakini.


(41)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan analisis data, secara umum dapat disimpulkan bahwa media aplikasi PowerPoint berpengaruh baik dalam meningkatkan kemampuan kognitif khususnya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan atau seriasi, korespondensi dan konservasu pada anak tunagrahita ringan yang memiliki MA 6 tahun (IM) dan MA 7 tahun (SN) yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Media aplikasi PowerPoint memberikan pengaruh baik dalam meningkatkannya mean level pada setiap fasenya. Secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan awal anak tunagrahita ringan dalam kemampuan kognitif khusunya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi sebelum mendapatkan pembelajaran menggunakan media aplikasi PowerPoint pada IM dan SN rendah.

2. Kemampuan kognitif khusunya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagrahita ringan subjek IM yang memiliki MA 6 tahun dan subjek SN yang memiliki MA 7 tahun setelah diberikannya pembelajaran menggunakan media aplikasi PowerPoint mean level kedua subjek mengalami peningkatan, ini terlihat dari mean level yang diperoleh kedua subjek tersebut.

3. Terdapat perbedaan kemampuan kognitif khususnya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi sebelum dan sesudah diberikannya pembelajaran dengan menggunakan media aplikasi PowerPoint. Hal tersebut dapat terlihat dari mean level yang diperoleh kedua subjek tersebut.

4. Terdapat peningkatan kemampuan kognitif khususnya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi pada siswa tunagrahita ringan subjek IM yang memiliki MA 6 tahun dan subjek


(42)

Kabia Nur Lestari, 2013

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Tunagrahita Ringan Melalui Media Aplikasi Powerpoint

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SN yang memiliki MA 7 tahun setelah diberikannya media aplikasi PowerPoint.

B. Rekomendasi

Penggunaan media merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran bagi anak tunagrahita ringan. Dimana materi yang sulit disampaikan kepada anak akan terjembatani oleh adanya media, dalam penelitian ini media aplikasi PowerPoint merupakan media alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif khususnya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagrahita ringan. Dengan menggunakan media ini pembelajaran akan menjadi menyenangkan karena media ini dapat membawa anak pada situasi belajar yang menarik sehingga dapat merangsang motivasi belajar yang baik. Oleh karena itu, hasil penelitian ini akan memberikan rekomendasi bagi pihak sekolah dan guru, bagi orang tua dan bagi peneliti selanjutnya.

1. Bagi Sekolah

Mengacu pada keberhasilan penggunan media aplikasi PowerPoint dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai media pembelajaran disekolah. Selain itu, diharapkan dengan adanya komputer atau laptop yang sudah tersedia di sekolah, sebaiknya pihak sekolah memanfaatkan media tersebut untuk pembelajaran dan juga sediakan waktu khusus bagi anak untuk berinteraksi dengan komputer.

2. Bagi Guru

Peneliti merekomendasikan kepada guru untuk memanfaatkan fasilitas yang sudah ada disekolah dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui media aplikasi PowerPoint. Selain itu peneliti merekomendasikan agar setiap guru mengembangkan kemampuan kognitif anak tunagrahita yang masih dianggap kurang dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi, konservasi secara optimal melalui media aplikasi PowerPoint.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan oleh peneliti lain, karena penelitian yang dilakukan oleh peneliti


(1)

data pada kondisi intervensi, maka diketahui bahwa pengaruh intervensi terhadap perubahan perilaku tidak dapat diyakini.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan analisis data, secara umum dapat disimpulkan bahwa media aplikasi PowerPoint berpengaruh baik dalam meningkatkan kemampuan kognitif khususnya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan atau seriasi, korespondensi dan konservasu pada anak tunagrahita ringan yang memiliki MA 6 tahun (IM) dan MA 7 tahun (SN) yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Media aplikasi PowerPoint memberikan pengaruh baik dalam meningkatkannya mean level pada setiap fasenya. Secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan awal anak tunagrahita ringan dalam kemampuan kognitif khusunya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi sebelum mendapatkan pembelajaran menggunakan media aplikasi PowerPoint pada IM dan SN rendah.

2. Kemampuan kognitif khusunya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagrahita ringan subjek IM yang memiliki MA 6 tahun dan subjek SN yang memiliki MA 7 tahun setelah diberikannya pembelajaran menggunakan media aplikasi PowerPoint mean level kedua subjek mengalami peningkatan, ini terlihat dari mean level yang diperoleh kedua subjek tersebut.

3. Terdapat perbedaan kemampuan kognitif khususnya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi sebelum dan sesudah diberikannya pembelajaran dengan menggunakan media aplikasi PowerPoint. Hal tersebut dapat terlihat dari mean level yang diperoleh kedua subjek tersebut.

4. Terdapat peningkatan kemampuan kognitif khususnya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi pada siswa tunagrahita ringan subjek IM yang memiliki MA 6 tahun dan subjek


(3)

SN yang memiliki MA 7 tahun setelah diberikannya media aplikasi PowerPoint.

B. Rekomendasi

Penggunaan media merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran bagi anak tunagrahita ringan. Dimana materi yang sulit disampaikan kepada anak akan terjembatani oleh adanya media, dalam penelitian ini media aplikasi PowerPoint merupakan media alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif khususnya dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagrahita ringan. Dengan menggunakan media ini pembelajaran akan menjadi menyenangkan karena media ini dapat membawa anak pada situasi belajar yang menarik sehingga dapat merangsang motivasi belajar yang baik. Oleh karena itu, hasil penelitian ini akan memberikan rekomendasi bagi pihak sekolah dan guru, bagi orang tua dan bagi peneliti selanjutnya.

1. Bagi Sekolah

Mengacu pada keberhasilan penggunan media aplikasi PowerPoint dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai media pembelajaran disekolah. Selain itu, diharapkan dengan adanya komputer atau laptop yang sudah tersedia di sekolah, sebaiknya pihak sekolah memanfaatkan media tersebut untuk pembelajaran dan juga sediakan waktu khusus bagi anak untuk berinteraksi dengan komputer.

2. Bagi Guru

Peneliti merekomendasikan kepada guru untuk memanfaatkan fasilitas yang sudah ada disekolah dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui media aplikasi PowerPoint. Selain itu peneliti merekomendasikan agar setiap guru mengembangkan kemampuan kognitif anak tunagrahita yang masih dianggap kurang dalam kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi, konservasi secara optimal melalui media aplikasi PowerPoint.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


(4)

adalah penggunaan media aplikasi PowerPoint terhadap peningkatan kemampuan kognitif khususnya kemampuan klasifikasi, ordering dan/atau seriasi, korespondensi dan konservasi pada anak tunagrahita ringan yaitu subjek IM dengan MA 6 tahun dan SN dengan MA 7 tahun di SLB Nurvita Bandung dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain A-B-A yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan kognitif pada subjek. Untuk menambah informasi mengenai pengaruh penggunakan media aplikasi PowerPoint terhadap peningkatan hasil belajar, peneliti merekomendasikan penelitian selanjutnya dengan menggunakan media aplikasi PowerPoint yang digunakan pada kondisi dan karakteristik anak yang berbeda, misalnya digunakan pada anak tunanetra, tunarungu, tunadaksa dan sebaginya. Selain itu jumlah subjek yang berbeda dan meneliti masalah yang berbeda misalnya anak yang belum mampu menguasai nama-nama hari, nama-nama hewan dan lain-lain. Dari tujuan penelitian tersebut dapat dilihat sejauh mana pengaruh media aplikasi PowerPoint yang digunakan sebagai media pembelajaran bagi anak dalam meningkatkan kemampuan dan hasil belajar anak dikelas khususnya bagi anak berkebutuhan khusus.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung : Depdikbud Apriyani, Fitri. (2012). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Animasi

Komputer Terhadap Peningkatan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan 1-10 pada Anak Down Syndrome. Skripsi Pada PLB UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Arief, dkk. (2008). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Christopher, LEE. (2010). Microsoft Powerpoint 2010. Jakarta : PT Elex Media

Komputindo.

Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hervianti, Nur, Hamidah. (2012). Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Model Permainan Pilih Angka Terhadap Kemampuan Operasi Hitung Pengurangan Sampai 10 Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Purnama Asih. Skripsi Pada PLB UPI Bandung : Tidak diterbitkan. Miswarnih. (2008). Pengaruh Media Interaktif Dalam Meningkatkan Kemampuan

Mengklasifikasikan Bangun Datar pada Anak Tunagrahita Sedang. Skripsi Pada PLB UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Mulyani, Yani. (2012). Penggunaan Media Program Aplikasi Microsoft Office PowerPoint untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami dan Mengingat Nama-nama Benda. Skripsi Pada PLB UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Rochyadi, E. (_____) Hambatan Belajar dan Perkembangan Anak dengan Gangguan Kognisi /Kecerdasan. Modul 3.

Rochyadi, E. (_____). “Keterampilan Membaca, Menulis dan Berhitung: Catatan

Penting Buat si Kecil”. Makalah.


(6)

Rusman, dkk. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Santrock, J.W. (2007). Perkembangan anak (Jilid 1) . Jakarta : Erlangga. Alih Bahasa : Mila Rachmawati & Anna Kuswanti.

Soendari, T. Nani, E.M. (2010). Asesmen Dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : PT. Catur Karya Mandiri.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Refika Aditama Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekata

Kuantitatif,kualitaif,dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukiman, Dr. M.Pd . 2012 . Pengembangan Media Pembelajaran . Yogyakarta . PT. Pustaka Insan Madani.

Sunanto, J, Takeuchi, dkk. (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. CRICED University of Tsukuba.

Suparno, Paul Dr. (2012). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta : Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI).

Tim Pusat Bahasa. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahana Komputer. (2010). Microsoft Power Point 2010 untuk Presentasi Profesional dan Efektif. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Wardani I.G.A.K. Hernawati T, Astati. (2002). Pengantar Pendidikan Luar Biasa (first ed). Jakarta : Universitas Terbuka.

Yusuf, S. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.