PENERAPAN TEKNIK PARAFRASE DENGAN PENGANDAIAN 180 DERAJAT BERBEDA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN.

(1)

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/ 2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Mardwitanti Laras NIM 1002651

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENERAPAN TEKNIK PARAFRASE DENGAN PENGANDAIAN 180 DERAJAT BERBEDA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII Semester II SMP

Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/ 2014)

Oleh

Mardwitanti Laras

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©Mardwitanti Laras 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

DERAJAT BERBEDA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/ 2014)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd. NIP 19660108 199002 1 001

Pembimbing II

Nenden Lilis Aisyah, M.Pd. NIP 19710926 200312 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 19720403 199903 1 002


(4)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Batasan Masalah Penelitian... 5

D. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoretis ... 6

2. Manfaat Praktis ... 6

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II TEKNIK PARAFRASE DENGAN PENGANDAIAN 180 DERAJAT BERBEDA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN ... 9

A. Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda ... 9

1. Teknik Parafrase... 9


(5)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tahapan dalam Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180

Derajat Berbeda ... 10

4. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda ... 11

B. Hakikat Menulis ... 12

1. Pengertian Menulis... 12

2. Tujuan Menulis ... 13

3. Fungsi Menulis ... 14

C. Hakikat Cerpen... 15

1. Pengertian Cerpen ... 15

2. Ciri-ciri Cerpen ... 15

3. Penggolongan Jenis Cerpen ... 16

4. Unsur-unsur Cerpen ... 17

5. Penilaian Cerpen ... 18

D. Asumsi ... 20

E. Hipotesis ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A. Metode Penelitian... 21

B. Desain Penelitian ... 22

C. Populasi dan Sampel ... 23

1. Populasi ... 23

2. Sampel ... 23

D. Definisi Operasional... 24

E. Instrumen Penelitian... 25

1. Instrumen Pengumpulan Data ... 25

2. Instrumen Perlakuan... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 48


(6)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Observasi ... 48

G. Teknik Pengolahan Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Deskripsi Proses Penelitian ... 56

B. Data Hasil Penelitian ... 62

1. Data Prates ... 62

2. Data Pascates ... 64

C. Analisis Cerpen Kelas Eksperimen Berdasarkan Kriteria Penilaian .. 67

1. Analisis Cerpen Prates Kelas Eksperimen ... 67

2. Analisis Cerpen Pascates Kelas Eksperimen ... 75

D. Analisis Cerpen Kelas Kontrol Berdasarkan Kriteria Penilaian ... 83

1. Analisis Cerpen Prates Kelas Kontrol ... 83

2. Analisis Cerpen Pascates Kelas Kontrol ... 91

E. Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 98

1. Uji Reliabilitas ... 99

2. Indeks Gain ... 111

3. Uji Normalitas ... 116

4. Uji Homogenitas ... 118

5. Uji Hipotesis ... 120

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 125

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 131

A. Simpulan ... 131

B. Saran ... 132

DAFTAR PUSTAKA ... 134

LAMPIRAN ... 136 RIWAYAT HIDUP


(7)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen


(8)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN TEKNIK PARAFRASE DENGAN PENGANDAIAN 180 DERAJAT BERBEDA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/ 2014)

Mardwitanti Laras NIM 1002651

Penelitian ini berawal dari permasalahan rendahnya minat dan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Menulis cerpen masih dianggap sulit bagi sebagian besar siswa terutama kesulitan dalam mencari dan mengembangkan topik menjadi rangkaian cerita yang utuh. Oleh karena itu, diujicobakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1) bagaimana kemampuan siswa menulis cerpen sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda di kelas eksperimen; 2) bagaimana kemampuan siswa menulis cerpen sebelum dan sesudah pembelajaran tanpa menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda di kelas kontrol; 3) apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal yang tercantum dalam rumusan masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain penelitian Control Group Pretest-Possttest. Adapun alat ukur yang digunakan untuk dijadikan ukuran keberhasilan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda adalah hasil cerpen karya siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung dengan sampel kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-H sebagai kelas kontrol. Sampel dari masing-masing kelas sebanyak 33 orang. Berdasarkan hasil penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS 20.0, nilai thitung yang diperoleh dari

rata-rata antara skor gain kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 7,175 > ttabel pada

taraf signifikansi 95% dan yaitu sebesar 1,997. Hal tersebut menunjukkan bahwa n-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Dengan demikian, dapat diasumsikan terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah adanya perlakuan berupa penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas eksperimen.


(9)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

APPLYING PARAPHRAPSING TEHNIQUES WITH 180 DEGREES SUPPOSITION IN LEARNING TO WRITE SHORT STORIES (Quasi-Experiment Research on 8th Grade Student of SMP Negeri 15

Bandung during the Academic Year of 2013/ 2014) Mardwitanti Laras

NIM 1002651

This research motivated by the fact that shows the stu ent’s lac of interest an ability in writing short stories. Writing short stories is considered as difficult by most of the student, especially on finding and expanding a topic into a whole stories. Therefore to apply a learning tehniques to write short stories in the form of Paraphrasing Tehniques with 180 Degrees Supposition. Formulation of problem in this research were: 1) how student’s s ill in writing short stories before and after the learning process by applying of Paraphrasing Tehniques with

180 Degrees Supposition in experiment class; 2) how stu ent’s s ill in writing

short stories before and after the learning process without applying of Paraphrasing Tehniques with 180 Degrees Supposition in control class?; are the

any significant ifferences in stu ent’s s ill in writing short stories in the

experiment class and the control class? The purpose of this research itself is to describe the problems listed on the problems formulation. The type of this research is quasi-experiment using control group pretest-posttest design. The measuring instruments used during the research will be used as a success rate measurement of applying Paraphrasing Tehniques with 180 Degrees Supposition which is the result of the short stories written by the students. Population of this research are 8th grade students of SMP Negeri 15 Bandung with VIII-A students acting as the sample of experiment class and VIII-H acting as the sample of control class. Sample of each class consist of 33 students. Based on the result from hypothetical test by using SPSS 20.0, thitung score which taken from the

average score gained from experiment class and control class is 7,175 > ttabel on

significant level 95% and dk=64, it can be concluded that the result is 1,997. This result shows that the n-gain of experiment class and control class are significantly different from one and another. Therefore, it can be assumed that there are significant differences between the experiment class and control class after applying Paraphrasing Tehniques with 180 Degrees Supposition in learning to write short stories in experiment class.


(10)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan menulis merupakan hal yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis tidak dapat terlepas dari ketiga komponen lainnya seperti keterampilan menyimak, keterampilan berbicara dan keterampilan membaca. Keempat komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain karena empat keterampilan tersebut merupakan suatu keterampilan dasar ketika siswa mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, setiap siswa diharuskan mampu menguasai empat keterampilan tersebut. Salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai siswa SMP/ MTs adalah keterampilan dalam menulis cerita pendek (cerpen) seperti yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Pembelajaran menulis cerpen yang diajarkan salah satunya dengan standar kompetensi mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerita pendek dan kompetensi dasar menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca. Dengan menulis cerpen siswa mempelajari dua keterampilan sekaligus, yaitu keterampilan berbahasa dan bersastra. Membelajarkan siswa menulis cerpen bukanlah hal yang mudah, karena kebanyakan siswa SMP/ MTs memiliki minat dan kemampuan yang rendah dalam menulis cerpen.

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Iskandarwassid dan Sunendar (2008:248). Menurut kedua penulis, kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sangat kompleks jika dibandingkan dengan ketiga kemampuan berbahasa lainnya seperti kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Menulis mengharuskan seseorang berpikir lebih keras. Karena menulis merupakan suatu proses perkembangan pikiran seseorang yang menuntut pengalaman, waktu, dan


(11)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

latihan yang terus menerus serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk tulisan yang runtut dan padu. Oleh karena itu, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai oleh siswa dan tidak heran bila keterampilan menulis merupakan kemampuan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh siswa.

Sejalan dengan pendapat tersebut, faktanya memang pembelajaran menulis masih dianggap sulit oleh siswa. Terutama dalam mengembangkan topik menjadi sebuah cerita yang utuh. Banyak siswa yang merasa kesulitan pada saat hendak menulis. Seperti yang dikemukakan oleh Semi (2007:22), mereka masih kesulitan dalam mencari topik atau gagasan yang hendak disampaikan. Siswa seringkali tidak mampu menemukan dan mengembangkan topik menjadi sebuah cerita. Hal tersebut karena pembelajaran menulis cerpen di kelas cenderung terpatok dengan teori yang sudah ada sehingga menghambat siswa dalam mengembangkan imajinasinya.

Semi (2007:22) juga menjelaskan pentingnya pengembangan topik dalam kegiatan menulis cerita:

Seperti yang sudah kita ketahui, topik tulisan itu sangat banyak dan tidak terbatas jumlahnya. Tetapi, pada kenyataan siswa masih merasa kesulitan dalam hal tersebut. Terkadang siswa memiliki topik yang menarik untuk dituliskan tetapi masalahnya siswa tidak memiliki bahan pendukung untuk menyajikan topik tulisan dan pada akhirnya topik yang ia miliki gagal atau tidak jadi dituliskan. Kemudian, pada situasi lain, siswa menemukan topik lain yang bagus untuk dituliskan tetapi topik tersebut tenyata sudah banyak ditulis oleh orang lain sehingga dengan sendirinya tulisan tersebut gagal untuk dituliskan. Permasalahan-permasalahan tersebut yang pada akhirnya membuat siswa beranggapan bahwa ia tidak memiliki topik untuk dikembangkan menjadi sebuah cerita yang utuh.

Penyebab lain dari kesulitan menulis cerpen pada siswa adalah rendahnya minat menulis. Minat menulis tentu saja tidak terlepas dari metode guru dalam mengajar. Kebanyakan guru hanya menyuruh siswa menulis cerpen saja tanpa menggunakan teknik pembelajaran yang kreatif. Untuk dapat menumbuhkan minat menulis cerpen pada siswa, seorang guru bahasa Indonesia seharusnya menggunakan teknik pembelajaran yang kreatif ketika menyampaikan materi menulis cerpen. Diharapkan dengan menggunakan metode yang kreatif,


(12)

3

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran menulis cerpen akan lebih menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan minat serta antusiasme siswa dalam menulis cerpen.

Pernyataan-pernyaatan yang telah peneliti jabarkan di atas selain sudah diperkuat oleh penyataan dan pendapat para ahli, didukung pula oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya mengenai menulis cerpen dengan menggunakan teknik Parafrase sudah pernah dilakukan. Salah satunya adalah penelitian Yosi Wulandari, seorang mahasiswi di Universitas Negeri Padang dengan judul skripsi “Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas XI SMA Pertiwi 1 Padang”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kesulitan siswa dalam menulis cerpen dikarenakan ketidakmampuan siswa dalam menulis cerpen sesuai tema yang diberikan, siswa juga tidak dapat mengembangkan topik, dan siswa tidak menggunakan alur yang jelas sehingga tidak cerpen yang ditulis tidak runtut dan padu.

Penelitian lain yang menggunakan teknik Parafrase juga dilakukan oleh Roni Ardiansyah, mahasiswa STKIP Siliwangi Bandung yang berjudul “Uji Coba Pembelajaran Menulis Cerita Pendek dengan Teknik Parafrase Puisi pada Siswa Kelas X SMA Muhamadiyah Banyuresmi Kabupaten Garut”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menulis cerpen yang rendah disebabkan karena pembelajaran menulis cerpen yang kurang berhasil. Kurang berhasilnya pembelajaran tersebut disebabkan oleh kurang kreatifnya seorang guru dalam memilih metode dan teknik pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan sebuah teknik pembelajaran yang baru. Teknik pembelajaran dalam menulis cerpen tentunya sangat banyak dan penggunaan teknik Parafrase pun pernah dilakukan. Namun teknik Parafrase yang peneliti pilih tentu saja berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Teknik parafrase yang peneliti pilih adalah Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda.


(13)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik “Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda” merupakan salah satu dari teknik pembelajaran aktif (active learning). Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mengembangkan kecakapan siswa dalam menulis cerpen. Teknik ini cocok untuk mengungkapkan kembali suatu cerita yang sudah ada menjadi cerita yang baru tanpa mengubah pengertian awal atau maknanya dari cerita sebelumnya (Zaini. dkk., 2008:187). Dengan kata lain, tulisan cenderung diuraikan dengan bahasa sendiri, bukan dengan bahasa asli penulis. Menurut Irman. dkk. (2008:114), teknik ini memberikan kemungkinan kepada siswa berekspresi secara bebas dengan membuat penekanan yang berlainan dengan penulis asli atau cerita aslinya. Ada empat tahapan dalam teknik ini, yaitu: 1) mencatat yang terlintas; 2) mendeskripsikan; 3) menggunakan parafrase dengan pengandaian 180 derajat berbeda; 4) menggunakan berbagai sudut pandang (Haryadi, 2010:45).

Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda membuat siswa tidak merasa kebingungan ketika menentukan topik maupun mengembangkan ide cerita menjadi sebuah cerpen yang utuh. Dengan menggunakan teknik ini, siswa dapat menulis cerpen dengan cara mengembangkan cerpen yang sudah pernah dibaca menjadi sebuah cerpen baru yang memiliki jalan cerita yang baru sehingga siswa akan lebih mudah dalam mengeksplor imajinasinya dalam menulis cerpen. Penggunaan teknik ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menghadapi kesulitan ketika menulis cerpen dan menjadi teknik alternatif yang digunakan oleh guru ketika pembelajaran menulis cerpen berlangsung.

Berdasarkan gambaran yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini penting dilakukan untuk memberikan sebuah solusi dan jawaban untuk guru dan siswa ketika menghadapi kesulitan dalam pembelajaran menulis cerpen. Sepanjang penelusuran peneliti, penelitian menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda, khususnya di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, peneliti melakukan


(14)

5

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Derajat Berbeda dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/ 2014)”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.

1) Minat dan kemampuan siswa SMP dalam menulis cerpen masih tergolong rendah.

2) Pembelajaran menulis cerpen dianggap sulit bagi sebagian siswa terutama kesulitan mencari dan mengembangkan topik menjadi rangkaian cerita yang utuh.

3) Pengajar belum menggunakan model atau teknik pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan untuk meningkatkan semangat siswa dalam menulis cerpen.

C. Batasan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah diuraikan di atas, peneliti hanya akan membahas masalah yang berkaitan dengan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(15)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Bagaimana kemampuan siswa menulis cerpen sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda di kelas eksperimen?

2) Bagaimana kemampuan siswa menulis cerpen sebelum dan sesudah pembelajaran tanpa menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda di kelas kontrol?

3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain:

1) untuk mengetahui kemampuan siswa menulis cerpen sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda di kelas eksperimen;

2) untuk mengetahui kemampuan siswa menulis cerpen sebelum dan sesudah pembelajaran tanpa menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda di kelas kontrol;

3) untuk menemukan perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat secara teoretis dan praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dalam menciptakan iklim pembelajaran menulis cerpen yang inovatif dan menyenangkan. Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda dapat


(16)

7

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan menjadi salah satu metode pembelajaran alternatif dalam upaya mengatasi kesulitan pembelajaran menulis cerpen.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Dengan menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda diharapkan siswa akan merasa termotivasi dengan menggunakan teknik yang berbeda dari biasanya dalam menulis cerpen. Suasana menulis pun menjadi lebih menyenangkan sehingga diharapkan siswa dapat mengeksplor imajinasinya secara maksimal dalam menulis cerpen.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah teknik pembelajaran alternatif yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga menjadi solusi dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh para siswa dalam pembelajaran menulis cerpen.

c. Bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah diharapkan dapat teratasinya kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen, tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan teknik pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan, dan tumbuhnya minat dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam skripsi ini peneliti membuat struktur organisasi skripsi. Bagian ini berisi rincian tentang urutan


(17)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi. Skripsi ini secara keseluruhan terdiri atas lima bab.

Pada bab I dalam skripsi ini berisi pendahuluan yang memuat alasan peneliti melakukan penelitian. Adapun bab I tersebut memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II dalam skripsi ini memuat kajian pustaka yang meliputi pemaparan mengenai Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda dan pembelajaran menulis cerpen, asumsi, dan hipotesis penelitian.

Bab III peneliti mulai menyiapkan metode penelitian yang hendak diaplikasikan, meliputi metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data. Metode penelitian yang dipilih adalah eksperimen semu dengan menggunakan desain control group pretest-posttest. Dalam instrumen penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu instrumen pengumpulan data berupa tes dan observasi, sedangkan instrumen perlakuan berupa RPP.

Pada bab IV, peneliti menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini peneliti memaparkan hasil temuan yang diperoleh dari pengambilan data yang telah peneliti lakukan sebelumnya.

Bab V merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian pada bab sebelumnya. Saran ditujukan untuk perbaikan-perbaikan pada penelitian selanjutnya.

Bagian terakhir dari skripsi ini adalah daftar pustaka dan lampiran. Daftar pustaka merupakan kumpulan dari referensi buku dan pedoman yang menjadi acuan dalam skripsi ini, termasuk di dalamnya semua sumber yang dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan skripsi.


(18)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Suatu penelitian dimulai dari adanya suatu masalah, dari masalah tersebut peneliti harus mencari sebuah cara untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. Oleh karena itu, penelitian mutlak memerlukan suatu metode. Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3). Artinya dengan menggunakan metode yang tepat maka sebuah masalah dari suatu penelitian akan terselesaikan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012:107), metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dengan kata lain, metode eksperimen dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan terhadap tingkah laku atau menguji ada atau tidaknya pengaruh dari perlakuan tersebut. Perlakuan di dalam penelitian eksperimen disebut treatment, yang artinya pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya.

Dalam penelitian eksperimen terdapat empat bentuk desain yaitu Pre-Experimental Design, True Experiment Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design (Sugiyono, 2012:109). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design atau eksperimen semu, yaitu dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel yang selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar (Arikunto, 2010:123).

Penggunaan metode eksperimen semu ini digunakan untuk mengetahui keefektifan atau keberhasilan penggunaan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda dalam pembelajaran menulis cerita pendek pada siswa kelas VIII Semester II SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.


(19)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah control group pretest-postest design. Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam menulis cerpen setelah diterapkan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda di kelas eksperimen.

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak, kemudian diberi tes awal atau prates dengan soal yang sama (O1 dan O3). Kemudian,

kelompok E sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan khusus yaitu penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda (X1). Sementara itu,

kelompok K sebagai kelas kontrol tidak diberi perlakuan khusus tetapi pembelajaran tetap dilakukan secara optimal seperti pembelajaran biasa dengan menggunakan buku teks (X2). Setelah itu, kedua kelompok diberi soal yang sama

lagi sebagai tes akhir atau pascates (O2 dan O4). Hasil dari kedua kelompok

tersebut kemudian dibandingkan atau diuji perbedaannya. Perbedaan yang signifikan antara kedua hasil pascates pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Berikut merupakan gambaran desain penelitian control group pretest-postest:

Tabel 3.1

Desain Penelitian Control Group Pretest-Postest

Kelompok Prates Perlakuan Pascates

E O1 X1 O2

K O3 X2 O4

(Arikunto, 2010:125) Keterangan:

E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol


(20)

23

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu O1 : Prates Kelas Eksperimen

O2 : Pascates Kelas Eksperimen

O3 : Prates Kelas Kontrol

O4 : Pascates Kelas Kontrol

X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran menulis cerpen

dengan menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda X2 : Perlakukan pada kelas kontrol berupa pembelajaran menulis cerpen tanpa

menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, populasi merupakan seluruh siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 8 kelas. Berikut ini adalah deskripsi populasi kelompok penelitian yang digunakan peneliti.

Tabel 3.2

Populasi Kelompok Penelitian

Kelas Jumlah Siswa

Perempuan Laki-Laki

VIII-A 22 14

VIII-B 20 16

VIII-C 22 14

VIII-D 21 15

VIII-E 20 16

VIII-F 21 14

VIII-G 20 16

VIII-H 22 14

Jumlah Total 287


(21)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi penelitian (Arikunto, 2010:174). Dalam hal ini sampel harus representatif atau dapat mewakili populasi atau semua unsur sampel. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan pengambilan sampel acak kelas atau random kelas.

Seluruh kelas VIII yang menjadi anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Secara teknis, peneliti mengundi seluruh kelas VIII. Pengundian dimaksudkan untuk menentukan kelas yang akan peneliti gunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Mula-mula peneliti menuliskan kelas-kelas calon sampel pada secarik kertas dan menggulungnya. Selanjutnya peneliti mengambil dua gulungan kertas secara acak. Gulungan kertas pertama digunakan sebagai kelas eksperimen, sedangkan gulungan kertas kedua digunakan sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil undian tersebut, terpilihlah kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan VIII-H sebagai kelas kontrol.

Adapun rincian siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2013/ 2014 yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

Sampel Kelas Jumlah Jumlah

Perempuan Laki-laki

Kelas Eksperimen VIII-A 22 14 36

Kelas Kontrol VIII-H 22 14 36

Jumlah Total 72

D. Definisi Operasional

Agar tidak ada salah tafsir dari pihak pembaca, penulis memberikan definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Cerpen adalah suatu bentuk rangkaian peristiwa atau narasi berupa rekayasa penulis yang panjang tulisannya relatif pendek (kurang dari 10.000 kata) dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membacanya.


(22)

25

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Menulis cerpen adalah kegiatan penuangan pikiran atau perasaan melalui sebuah tulisan yang berbentuk rangkaian peristiwa atau narasi berupa rekayasa penulis yang panjang tulisannya relatif pendek serta memiliki daya cipta. 3) Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda adalah suatu

teknik pembelajaran yang tidak mengharuskan siswa memulai menulis dengan cerita yang baru. Dengan memutarbalikkan karakteristik tokoh dari cerita yang sudah ada siswa dituntut untuk tetap berpikir kritis dan kreatif untuk mengembangkan cerita sesuai dengan imajinasi masing-masing.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk mengukur kejadian yang sedang diamati atau diteliti. Peneliti menggunakan instrumen sebagai alat bantu agar data yang diperoleh lebih baik. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis instrumen, yaitu instrumen pengumpulan data dan instrumen perlakuan. Penjelasan lebih lanjut mengenai kedua instrumen dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut. 1. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes tulis. Tes tulis ini diberikan secara dua kali, yaitu pada awal yang dinamakan prates dan di akhir yang dinamakan pascates. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Instrumen Prates dan Pascates AYO MENULIS CERPEN! Petunjuk!

1. Kerjakanlah soal berikut dengan sebaik-baiknya. 2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan.

Soal


(23)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Tulis judul cerpen kalian dan sertakan nama pengarang (nama kalian)! b) Sertakan dialog dan narasi dalam cerpen yang kalian buat!

c) Perhatikan kelengkapan unsur intrinsik cerpen seperti; tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat!

d) Perhatikan kepaduan antara plot dengan tokoh dan perwatakan, latar, gaya bahasa, dan tema!

e) Gunakan EYD yang baik, gaya bahasa dan ragam bahasa yang disesuaikan dengan tokoh dan latar dalam cerpen yang kalian tulis!

a. Kriteria Penilaian Cerpen Siswa

Dengan menganalisis hasil cerpen siswa, peneliti dapat mengukur kemampuan menulis cerpen siswa dan melihat perkembangannya. Berikut ini adalah kriteria penilaian yang peneliti gunakan untuk menilai cerpen siswa.

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Cerpen Siswa

No. Aspek Kriteria Penilaian Skor

1. Kelengkapan aspek formal cerpen

Memuat empat aspek, seperti: a. judul;

b. nama pengarang; c. dialog;

d. narasi.

25

Memuat tiga aspek. Misalnya siswa tidak mencantumkan judul atau nama pengarang

20

Memuat dua aspek. Misalnya hanya memuat judul dan narasi.

15

Hanya memuat satu aspek. Misalnya hanya memuat narasi.


(24)

27

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Kelengkapan

unsur intrinsik cerpen

Memuat tujuh unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen, seperti:

a. tema; b. alur;

c. penokohan; d. latar/ setting; e. sudut pandang; f. gaya bahasa; g. amanat.

25

Memuat enam atau lima unsur intrinsik. Misalnya karena pengembangan temanya kurang relevan dengan judul atau ada salah satu unsur intrinsik yang tidak disertakan.

20

Hanya memuat empat unsur intrinsik. Ada dua unsur yang tidak disertakan. Misalnya siswa tidak menyertakan amanat dan sudut pandangnya kurang tepat.

15

Memuat kurang dari tiga unsur intrinsik. Misalnya hanya memuat latar, tokoh, dan amanat.

10

3. Kepaduan unsur/ struktur cerpen

Struktur disusun dengan memerhatikan a. kaidah plot

b. dimensi tokoh c. dimensi latar

25

Ada salah satu unsur yang tidak padu. Misalnya, penggambaran karakter tokoh tidak padu dengan latar yang digunakan.

20

Ada dua unsur yang tidak padu. Misalnya hanya memerhatikan dimensi tokoh dan dimensi latar.

15

Ada tiga unsur atau lebih yang tidak padu. Misalnya dalam cerpen tersebut hanya


(25)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memerhatikan kaidah dan penahapan plot tanpa memperhatikan kepaduan unsur lainnya.

4. Ketepatan penggunaan EYD

Penggunaan EYD 90% - 100% tepat 25

Penggunaan EYD 80% tepat 20

Penggunaan EYD 70% tepat 15

Penggunaan EYD hanya < 60 % tepat 10 (Dimodifikasi dari Sumiyadi, 2010) b. Kategori Perolehan Skor

Tabel 3.6

Kategori Perolehan Skor

Jumlah Skor Kategori

91-100 Sangat Baik

71-90 Baik

51-70 Cukup

31-50 Kurang

10-30 Sangat Kurang

c. Format Penilaian Cerpen Siswa

Tabel 3.7

Format Penilaian Cerpen Siswa

No. Nama Siswa Judul Cerpen Kelengkapan Aspek Formal Cerpen Kelengkapan Unsur Intrinsik Cerpen Kepaduan Unsur Struktur Cerpen Ketepatan Penggunaan EYD Skor Akhir 1 2 3 Dst

il i j ml h pe oleh n ko o l ko m k im m

2. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan adalah alat yang digunakan untuk memberikan perlakuan dalam penelitian. Instrumen perlakuan dalam penelitian ini adalah Rencana


(26)

29

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan acuan peneliti dalam proses belajar mengajar. Karena proses belajar yang ideal adalah proses belajar yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan menyusun RPP, diharapkan kegiatan belajar mengajar dapat lebih optimal. Sesuai dengan namanya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dalam RPP terdapat dua tahapan yaitu, tahap perencanaan pembelajaran dan tahap pelaksanaan pembelajaran. Berikut ini adalah penjelasannya.

a. Perencanaan Pembelajaran

Tahap pertama yang dilakukan adalah menyusun Perencanaan Pembelajaran yang biasanya disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu rancangan kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Tujuan dari pembuatan RPP adalah untuk acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai siswa, dalam hal ini yaitu menulis cerpen. Berikut adalah RPP yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP Negeri 15 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Alokasi Waktu : 8 x 40 menit (4x pertemuan)

A. Standar Kompetensi

8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan dan pengalaman dalam cerita pendek.


(27)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Kompetensi Dasar

8.1 Menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca.

C. Indikator

1. Mampu menuliskan kata yang terlintas dalam pikirannya setelah membaca sebuah cerpen

2. Mampu memberikan gambaran tentang suatu objek tempat, suasana, tokoh, penokohan dalam cerpen.

3. Mampu menulis kembali cerpen yang pernah dibaca dalam bentuk Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda

4. Mampu menggunakan berbagai sudut pandang dalam menulis cerpen

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menuliskan kata yang terlintas dalam pikirannya setelah membaca sebuah cerpen.

2. Siswa mampu memberikan gambaran tentang suatu objek tempat, suasana, tokoh, penokohan dalam cerpen.

3. Siswa mampu menggunakan berbagai sudut pandang dalam menulis cerpen 4. Siswa mampu menulis kembali cerpen yang pernah dibaca dalam bentuk

Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda E. Materi Pembelajaran

Menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerpen yang telah dibaca sudah tentu harus memakai kalimat-kalimat sendiri, bukan menyalin cerita. berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menulis kembali isi cerpen.

1. Menyampaikan cerita dengan bervariasi

Sering terjadi penceritaan ulang dengan bahasa yang monoton dan cenderung terpengaruh dari cerpen aslinya. Hal itu mengakibatkan cerita menjadi kurang menarik sehingga tidak ada bedanya dengan cerpen aslinya. Untuk menghindari hal tersebut kita dapat menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda. Dengan menggunakan teknik ini kalian diharuskan menulis


(28)

31

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cerita dengan karakteristik tokoh yang berbeda 180 derajat dari cerpen aslinya. Sehingga cerita yang ditulis akan lebih menarik dan berbeda dari cerpen aslinya. 2. Mengubah sudut pandang cerpen

Menuliskan kembali isi cerpen berarti menempatkan kita sebagai pencerita ulang. Dengan demikian, sudut pandang cerita adalah sudut pandang orang ketiga, meskipun cerpen yang kita ceritakan menggunakan sudut pandang orang pertama. Atau bisa juga tetap menggunakan sudut pandang orang pertama, tetapi tokoh yang berperan sebagai penceritanya tersebut dirubah.

F. Metode dan Teknik Pembelajaran 1. Metode : Diskusi, tanya-jawab, simulasi

2. Teknik : Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Kegiatan Waktu

Ke-1 Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajar mengajar (mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa). 2. Melalui tanya jawab, guru mengaitkan materi yang

akan dipelajari siswa dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya.

3. Guru mengarahkan pemahaman peserta didik dengan menanyakan kepada siswa hal-hal yang berkaitan dengan menulis kembali cerpen dengan menggunakan kalimat sendiri.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4-5

10 menit

60 menit


(29)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu orang.

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai cara menulis cerpen dan langkah-langkah menulis cerpen dengan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda.

3. Salah satu siswa diminta untuk menceritakan kembali cerpen yang pernah dibaca dengan menggunakan kalimat sendiri.

b. Elaborasi

4. Guru membagikan sebuah cerpen kepada masing-masing siswa.

5. Siswa secara mandiri, siswa membaca cerpen yang telah disediakan dalam hati.

6. Siswa mengumpulkan cerpen yang telah dibacanya. 7. Siswa diminta menyimak kata-kata yang disebutkan

oleh guru.

8. Siswa diminta menuliskan sebanyak mungkin kata yang terlintas dalam pikirannya pada lembar kerja yang disediakan (Mencatat yang terlintas)

c. Konfirmasi

9. Peserta didik mengumpulkan tugasnya.

10.Guru bersama-sama dengan siswa mendiskusikan hasil kerja siswa.

11.Dengan arahan dan bimbingan guru, siswa membuat catatan atau simpulan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan

Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan

10 menit


(30)

33

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu refleksi terhadap proses dan hasil belajar

3. Guru memberikan informasi mengenai rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Ke-2 Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajar mengajar (mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa). 2. Melalui tanya jawab, guru mengaitkan materi yang

akan dipelajari siswa dengan materi pada pertemuan sebelumnya.

3. Melalui penjelasan guru, siswa mengetahui indikator pencapaian hasil belajar dari materi yang akan dipelajarinya.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri atas 4-5 orang.

2. Guru membagikan satu buah cerpen kepada masing-masing siswa.

3. Siswa secara mandiri, siswa membaca cerpen yang telah disediakan dalam hati.

4. Siswa mengumpulkan cerpen yang telah dibacanya 5. Siswa menentukan jenis pendeskripsian dari cerpen

yang telah dibaca dan mencatatnya di lembar kerja. b. Elaborasi

6. Siswa mendiskusikan hasil temuannya dengan teman kelompoknya.

7. Siswa mengerjakan tugas yang terdapat dalam

10 menit

60 menit


(31)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lembar kerja

8. Guru membimbing siswa untuk memberikan gambaran terhadap suatu objek tempat, suasana, tokoh, penokohan pada cerpen yang mereka tulis (Mendeskripsikan)

c. Konfirmasi

9. Siswa mengumpulkan tugasnya

10.Guru membahas hasil kerja siswa secara bersama-sama.

Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan

refleksi terhadap proses dan hasil belajar

3. Guru memberikan informasi mengenai rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

10 menit

Ke-3 Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajar mengajar (mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa). 2. Melalui tanya jawab, guru mengaitkan materi yang

akan dipelajari siswa dengan materi pada pertemuan sebelumnya.

3. Melalui penjelasan guru, siswa mengetahui indikator pencapaian hasil belajar dari materi yang akan dipelajarinya.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

10 menit

60 menit


(32)

35

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai

cara menulis kembali cerpen yang pernah dibacanya 2. Guru membagikan cerpen kepada masing-masing

siswa.

3. Siswa secara mandiri membaca cerpen yang telah disediakan dalam hati.

4. Siswa mengumpulkan cerpen yang telah dibacanya b. Elaborasi

5. Siswa secara perorangan menuliskan kembali isi cerpen yang dibaca dan diharuskan menulis cerita dengan karakteristik tokoh yang berbeda 180 derajat. (Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda)

6. Siswa saling membaca hasil kerja temannya dan memilih satu hasil terbaik

c. Konfirmasi

7. Guru memberikan penghargaan pada siswa yang terbaik.

8. Dengan arahan dan bimbingan guru, siswa membuat catatan atau simpulan mengenai teknik menceritakan kembali isi cerpen secara tertulis

Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan

refleksi terhadap proses dan hasil belajar

3. Guru memberikan informasi mengenai rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

10 menit


(33)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ke-4 Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajar mengajar (mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa). 2. Melalui tanya jawab, guru mengaitkan materi yang

akan dipelajari siswa dengan materi pada pertemuan sebelumnya.

3. Melalui penjelasan guru, siswa mengetahui indikator pencapaian hasil belajar dari materi yang akan dipelajarinya.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang berbagai sudut pandang dalam cerpen.

2. Guru meminta siswa untuk mengingat kembali sudut pandang cerpen yang digunakan pada pertemuan lalu.

3. Siswa mengemukakan sudut pandang cerpen yang digunakan pada pertemuan lalu.

b. Elaborasi

4. Dengan bimbingan guru, siswa berlatih menggunakan berbagai sudut pandang dalam menulis cerpen (Menggunakan berbagai sudut pandang)

5. Siswa saling menyunting hasil kerjanya dengan teman sebangkunya

c. Konfirmasi

6. Siswa mengumpulkan tugasnya

10 menit

60 menit


(34)

37

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Guru membahas hasil kerja siswa secara bersama-sama dan memberikan penguatan.

Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan

refleksi terhadap proses dan hasil belajar

3. Guru memberikan informasi mengenai rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

10 menit

H. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber Cerpen

a. Gunawan, Weka. 2004. Merpati di Trafalgar Square. Jakarta: Grasindo. b. Khodijah Wafia, dkk. 2013. 15 Naskah Terbaik Lomba Menulis Cerita

Remaja (LMCR) 2012. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar.

c. Paramaditha, Intan. 2005. Sihir Perempuan (Kumpulan Cerpen). Jakarta: KATAKITA.

2. Media Pembelajaran Power Point

I. Penilaian

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

1. Mampu menuliskan kata yang terlintas dalam pikirannya setelah membaca sebuah cerpen

Tes tulis Tes uraian Tuliskanlah sebanyak-banyaknya kata-kata yang terlintas di pikiranmu setelah

memb c ce pen “J ck of C fo d”!

2. Mampu memberikan

Tes tulis Tes uraian Buatlah sebuah cerita yang di dalamnya memiliki


(35)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu gambaran tentang

suatu objek tempat, suasana, tokoh, penokohan dalam cerpen.

pendeskripsian yang kuat

epe i ce pen “Cheng Ho di

Balik Etalase Budaya

Sem ng”!

3. Mampu menulis kembali cerpen yang pernah dibaca dalam bentuk Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda

Tes tulis Tes uraian Tulislah kembali cerpen

“Pe emp n B T np Ib J i” deng n memb likk n

180 derajat watak tokoh utamanya!

4. Mampu menggunakan berbagai sudut pandang dalam menulis cerpen

Tes tulis Uraian Tulislah kembali cerpen

“Pe emp n B T np Ib

J i” deng n menggunakan

sudut pandang Sinderalat!

Mengetahui,

Guru Bahasa Indonesia Peneliti

Eni Rohaeni, S.Pd. Mardwitanti Laras


(36)

39

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Sekolah : SMP Negeri 15 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Alokasi Waktu : 8 x 40 menit (4x pertemuan)

A. Standar Kompetensi

8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan dan pengalaman dalam cerita pendek.

B. Kompetensi Dasar

8.1.Menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca.

C. Indikator

1. Mampu mencatat rangkaian peristiwa (alur) dalam cerpen.

2. Mampu menentukan ide-ide pokok sesuai tahap-tahap alur dalam cerpen. 3. Mampu mengembangkan ide-ide pokok menjadi cerpen.

4. Mampu menyunting cerpen.

D. Tujuan Pembelajaran


(37)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Siswa mampu menentukan ide-ide pokok sesuai tahap-tahap alur dalam cerpen.

3. Siswa mampu mengembangkan ide-ide pokok menjadi cerpen. 4. Siswa mampu menyunting cerpen.

E. Materi Pembelajaran

Salah satu tujuan cerita pendek adalah mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pengalaman kehidupan. Pengarang menyampaikan gagasan untuk memberikan wawasan, respons, atau solusi terhadap berbagai masalah kehidupan. Gagasan dikembangkan berdasarkan pemikiran yang logis dan pertimbangan perasaan kemanusiaan. Berbagai peristiwa kehidupan yang dialami para tokoh dapat menjadi refleksi (perenungan) dan pertimbangan bagi pembaca untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan yang dihadapinya.

Untuk menuliskan kembali sebuah cerita, kita dapat melakukannya dengan langkah-langkah berikut.

1) Baca dan pahami cerita itu secara utuh.

2) Bagian-bagian cerita yang kita anggap penting harus kita catat. 3) Kembangkanlah catatan itu ke dalam cerita yang baru.

4) Kembangkanlah cerita itu dengan mengungkapkan kata-kata/bahasamu sendiri.

F. Metode dan Teknik Pembelajaran

1. Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan 2. Teknik : Ceramah

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Kegiatan Waktu

Ke-1 Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajar mengajar (mengucapkan salam,

10 menit


(38)

41

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa). 2. Melalui tanya jawab, guru mengaitkan materi yang

akan dipelajari siswa dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya

3. Melalui penjelasan guru, siswa mengetahui indikator pencapaian hasil belajar dari materi yang akan dipelajarinya.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1. Guru menanyakan kepada siswa, hal-hal yang berkaitan dengan alur dalam cerpen.

2. Salah seorang siswa menyampaikan pendapatnya b. Elaborasi

3. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri atas 4-5 orang.

4. Siswa secara mandiri, membaca cerpen yang telah disediakan dalam hati.

5. Siswa mendiskusikan rangkaian peristiwa dalam cerpen tersebut dan mencatatnya dalam lembar kerja.

6. Tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kerjanya.

7. Kelompok lain memberikan penilaian sesuai dengan pedoman penskoran yang telah disediakan dan menyertakan alasan.

c. Konfirmasi

8. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik.

9. Dengan arahan dan bimbingan guru, siswa membuat

60 menit


(39)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

catatan atau simpulan mengenai teknik menceritakan kembali isi cerpen secara tertulis

Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan

refleksi terhadap proses dan hasil belajar

3. Guru memberikan informasi mengenai rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

10 menit

Ke-2 Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajar mengajar (mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa). 2. Melalui tanya jawab, guru mengaitkan materi yang

akan dipelajari siswa dengan materi pada pertemuan sebelumnya.

3. Melalui penjelasan guru, siswa mengetahui indikator pencapaian hasil belajar dari materi yang akan dipelajarinya.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1. Guru menanyakan kepada siswa, penentuan ide pokok sesuai dengan tahapan alur dalam cerpen. 2. Salah seorang siswa menjelaskan pendapatnya. b. Elaborasi

3. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri atas 4-5 orang.

4. Siswa secara mandiri, membaca cerpen yang telah

10 menit

60 menit


(40)

43

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu disediakan dalam hati.

5. Siswa mendiskusikan ide-ide pokok yang terdapat dalam cerpen tersebut dan mencatatnya di lembar kerja.

6. Siswa menentukan ide-ide pokok sesuai tahap-tahap alur dalam cerpen.

7. Tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kerjanya.

8. Kelompok lain memberikan penilaian sesuai dengan pedoman penskoran yang telah disediakan dan menyertakan alasan.

c. Konfirmasi

9. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik.

10.Dengan arahan dan bimbingan guru, siswa membuat catatan atau simpulan mengenai teknik menceritakan kembali isi cerpen secara tertulis

Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan

refleksi terhadap proses dan hasil belajar

3. Siswa menerima tugas terstruktur (siswa diminta mempelajari ide-ide pokok yang sudah dirumuskan kelompok untuk diceritakan kembali pada pertemuan selanjutnya)

4. Guru memberikan informasi mengenai rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

10 menit


(41)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Guru mengondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajar mengajar (mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa). 2. Melalui tanya jawab, guru mengaitkan materi yang

akan dipelajari siswa dengan materi pada pertemuan sebelumnya.

3. Melalui penjelasan guru, siswa mengetahui indikator pencapaian hasil belajar dari materi yang akan dipelajarinya.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan ide-ide pokok yang menjadi dasar untuk menulis cerpen dengan menggunakan kalimat sendiri.

2. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri atas 4-5 orang.

b. Elaborasi

1. Siswa secara mandiri, menuliskan kembali isi cerpen yang dibaca dengan menggunakan kalimat sendiri berdasarkan ide-ide pokok yang telah disusun bersama dalam kelompok.

2. Siswa mengumpulkan tugasnya c. Konfirmasi

3. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik.

4. Dengan arahan dan bimbingan guru, siswa membuat catatan atau simpulan mengenai teknik menceritakan kembali isi cerpen secara tertulis

menit

60 menit


(42)

45

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan

refleksi terhadap proses dan hasil belajar

3. Guru memberikan informasi mengenai rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

10 menit

Ke-4 Kegiatan Awal

1. Guru mengondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajar mengajar (mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa). 2. Melalui tanya jawab, guru mengaitkan materi yang

akan dipelajari siswa dengan materi pada pertemuan sebelumnya.

3. Melalui penjelasan guru, siswa mengetahui indikator pencapaian hasil belajar dari materi yang akan dipelajarinya.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang berkaitan menulis cerpen dengan menggunakan kalimat sendiri yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya

b. Elaborasi

2. Guru membagikan secara acak cerpen milik siswa yang sudah ditulis pada pertemuan sebelumnya 3. Siswa saling menyunting cerpen milik temannya 4. Siswa mengumpulkan kembali cerpennya

10 menit

60 menit


(43)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Konfirmasi

5. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik.

6. Dengan arahan dan bimbingan guru, siswa membuat catatan atau simpulan mengenai teknik menceritakan kembali isi cerpen secara tertulis

Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan

refleksi terhadap proses dan hasil belajar

3. Guru memberikan informasi mengenai rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

10 menit

H. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber Cerpen

a. Pendar edisi 03/2005,hal. 21-25

b. Khodijah Wafia, dkk. 2013. 15 Naskah Terbaik Lomba Menulis Cerita Remaja (LMCR) 2012. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar

2. Media Pembelajaran Power Point

I. Penilaian

Indikator Teknik Bentuk Instrumen

a. Mampu mencatat rangkaian peristiwa (alur) dalam cerpen.

Tes tulis Tes uraian Catat rangkaian peristiwa dari cerpen yang kalian baca!


(44)

47

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menentukan ide-ide

pokok sesuai tahap-tahap alur dalam cerpen.

sesuai tahap-tahap alur dalam cerita pendek yang kalian baca!

c. Mampu

mengembangkan ide-ide pokok menjadi cerpen.

Tes tulis Tes uraian Kembangkanlah ide-ide pokok tersebut menjadi cerita pendek dengan kalimat sendiri!

d. Mampu

menyunting cerpen.

Tes tulis Uraian Suntinglah hasil menulis cerita pendek tersebut!

Mengetahui,

Guru Bahasa Indonesia Peneliti

Eni Rohaeni, S.Pd. Mardwitanti Laras

NIP. 195903141980032002 NIM. 1002651

b. Pelaksaan Pembelajaran

Setelah proses penyusunan RPP, tahapan berikutnya adalah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya. Adapun beberapa tahap yang ditempuh yaitu: 1) mengadakan prates; 2) menyajikan materi dan memberi perlakuan (treatment); dan 3) mengadakan pascates.


(45)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Pelaksanaan Prates

Tahapan pertama dalam pelaksanaan pembelajaran adalah prates. Prates dilakukan terhadap kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pelaksanaan prates terhadap kedua kelas dilakukan pada waktu yang sama. Tujuan dari dilakukannya prates ini adalah agar peneliti memperoleh data mengenai kemampuan awal menulis cerpen siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2) Pemberian Perlakuan (Treatment)

Setelah pelaksanaan tahap prates, kegiatan selanjutnya adalah menyajikan materi dan pemberian perlakuan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Penyajian materi dilaksanakan dengan memberikan penjelasan mengenai cerpen. Selanjutnya, pemberian perlakuan kepada siswa dengan menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda.

Pemberian perlakuan hanya diberikan kepada kelas eksperimen. Sementara kelas kontrol tidak diberi perlakuan khusus tetapi pembelajaran tetap dilakukan secara optimal sebagaimana pembelajaran biasa dengan menggunakan buku teks. Siswa di kelas eksperimen diberi pemaparan oleh peneliti tentang cara menulis cerpen dengan menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda. Tetapi, siswa tidak diberi tahu secara terang-terangan bahwa peneliti menggunakan teknik tersebut. Siswa hanya diarahkan pada stimulus yang diberikan sehingga siswa akan memahami bagaimana menulis cerpen dengan menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda.

Berikut adalah tahapan menulis cerpen dengan menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda.

a) Siswa diberi waktu untuk membaca cerpen yang telah disediakan oleh guru. b) Siswa mengumpulkan cerpen yang diberikan oleh guru.

c) Siswa menuliskan sebanyak mungkin kata yang terlintas dalam pikirannya. Kegiatan ini adalah aktivitas pembuka untuk melepaskan sekat-sekat keraguan serta melatih kreativitas berpikir siswa.


(46)

49

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d) Siswa berlatih mendeskripsikan atau memberikan gambaran tentang suatu objek, tempat, suasana, tokoh, penokohan, dan sebagainya dari cerpen yang sudah ia baca sebelumnya.

e) Siswa menulis kembali cerita pendek dengan menggunakan parafrase dengan pengandaian 180 derajat berbeda, yaitu siswa diharuskan menulis cerita dengan karakteristik tokoh yang berbeda 180 derajat. Jika pada cerita sebenarnya tokoh A memiliki sifat yang baik, maka sifat tokoh A tersebut harus dirubah 180 derajat menjadi seorang yang jahat.

f) Siswa berlatih merubah sudut pandang, kegiatan ini dilakukan agar siswa dapat membuat cerita yang lebih variatif dan menarik. Dan agar jalan cerita yang ditulis berbeda dengan tulisan sebelumnya.

3) Pelaksanaan Pascates

Tahap pelaksanaan pascates merupakan tahapan terakhir dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Pascates ini dilakukan terhadap kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pelaksanaan pascates dilakukan pada waktu yang bersamaan. Tujuan dilakukannya pascates adalah untuk mengetahui keberhasilan dari perlakuan (treatment) yang sudah diberikan pada siswa di kelas eksperimen yaitu berupa penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda dan untuk mengetahui perbedaan antara kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran biasa dengan kelas eksperimen yang menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk menggumpulkan data. Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan yang


(47)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sangat penting dalam penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini berbentuk tes dan observasi. Berikut ini adalah pemaparannya.

1. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2008:57).

Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis cerpen. Tes awal yang dinamakan prates berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis cerpen, sedangkan tes akhir atau pascates dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis cerpen setelah mendapakan perlakuan atau treatment.

2. Observasi

Observasi yaitu melakukan kegiatan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Format observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.

Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengetahui penampilan guru pada saat proses pembelajaran. Lembar ini berfungsi sebagai evaluasi penampilan guru yang akan dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki segala kekurangan dalam penampilan mengajar, sedangkan lembar aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui reaksi sekaligus bahan refleksi terhadap pembelajaran menulis yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.


(1)

57

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Subana, dkk, 2005 : 188) Keterangan:

fhitung = nilai yang dicari Vb = variabel terbesar Vk = variabel terkecil

Data dinyatakan homogen jika fhitung ftabel

6) Melakukan pengujian hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas maka dilakukan uji hipotesis. Uji normalitas dan homogenitas akan menentukan jenis uji hipotesis yang nantinya akan digunakan. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-t. Apabila data berdistribusi normal tetapi tidak memiliki variansi yang homogen maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji- ’. Sed ngk n untuk data yang tidak berdistribusi normal, pengujian dilakukan dengan menggunakan statistik non-parametrik yaitu dengan menggunakan uji


(2)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diharapkan mampu menjadi salah satu referensi alternatif yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga menjadi solusi dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh para siswa dalam pembelajaran menulis cerpen.

Beberapa temuan selama peneliti melakukan penelitian dirasa mampu menjawab rumusan masalah yang merupakan bagian penting dalam penelitian ini. Temuan-temuan yang peneliti peroleh selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut.

1) Pada saat prates nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 59. Setelah diberi perlakuan berupa penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda, kemampuan rata-rata siswa dalam menulis cerpen meningkat menjadi 75. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam menulis cerpen sesudah pembelajaran menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda di kelas eksperimen adalah berbeda. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai thitung yang diperoleh dari rata-rata antara nilai prates dan pascates kelas eksperimen adalah 8,401 > ttabel pada taraf signifikansi 95% dan yaitu sebesar 1,997. Artinya terdapat perbedaan kemampuan siswa menulis cerpen sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda di kelas eksperimen.

2) Sementara itu, pada saat prates nilai rata-rata yang diperoleh kelas kontrol adalah sebesar 58. Kemudian kelas kontrol diberikan pembelajaran tanpa menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda atau dengan kata lain kelas kontrol hanya diberikan pembelajaran dengan menggunakan teknik biasa, kemampuan rata-rata siswa dalam menulis cerpen


(3)

132

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

juga naik 2 poin menjadi 60. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam menulis cerpen sesudah pembelajaran tanpa menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda di kontrol adalah tidak mengalami perbedaan. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai prates dan pascates siswa yang tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Hal tersebut dapat dibuktikan juga dengan nilai thitung yang diperoleh dari rata-rata antara nilai prates dan pascates kelas kontrol adalah 0,1038 < ttabel pada taraf signifikansi 95% dan yaitu sebesar 1,997. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai prates dan pascates kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan atau dengan kata lain teknik biasa tidak dapat memberikan perbedaan hasil belajar yang signifikan.

3) Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keterampilan menulis cerpen setelah diterapkan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan uji hipotesis. Nilai thitung yang diperoleh dari rata-rata antara skor gain kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 7,175 > ttabel pada taraf signifikansi 95% dan yaitu sebesar 1,997. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai n-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa menulis cerpen di sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda atau dengan kata lain teknik pembelajaran yang diberikan pada kelas eksperimen dapat memberikan perbedaan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin menyampaikan saran kepada pihak sebagai berikut.


(4)

133

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Guru

Berdasarkan hasil penelitian, keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh teknik yang dipakai oleh guru. Guru diharapkan mampu menghadirkan proses pembelajaran menulis cerpen yang menyenangkan dengan menggunakan teknik yang inovatif. Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda terbukti efektif dalam mengoptimalkan kemampuan menulis cerpen siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa di kelas eksperimen yang mengalami perubahan secara signifikan. Siswa cenderung mampu menulis cerpen tanpa harus kebingungan menentukan ide cerita yang akan ditulis. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan guru untuk menjadikan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda sebagai teknik alternatif dalam mengoptimalkan pembelajaran menulis, khususnya menulis cerpen

2. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini masih terbatas pada penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut karena keterbatasan waktu penelitian yang hanya berkisar sekitar tiga bulan. Oleh karena itu, penelitian terhadap Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda disarankan dilanjutkan pada aspek kajian yang lebih luas dan mendalam. Hal ini bertujuan agar Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda dapat digunakan untuk materi pembelajaran lain, misalnya dalam pembelajaran menulis naskah drama.

Lalu, untuk penelitian selanjutnya penulis juga menyarankan agar tidak hanya membandingkan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat Berbeda dengan teknik biasa saja, tetapi dapat pula menambahkan teknik pembelajaran lain. Kemudian kedua teknik tersebut dapat diuji secara bersama-sama untuk dibandingkan sehingga nantinya akan didapatkan teknik pembelajaran yang lebih baik.


(5)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. (2009) Pandai Memahami dan Menulis Cerita Pendek. Bandung: PT Pribumi Mekar.

Ardiansyah, R. (2012) Uji Coba Pembelajaran Menulis Cerita Pendek dengan

Teknik Parafrase Puisi pada Siswa Kelas X SMA Muhamadiyah Banyuresmi Kabupaten Garut. Skripsi, STKIP Siliwangi.

Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. (2014) Panduan

Program Pengalaman Lapangan (PPL). Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Finoza, L. (2010) Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Mulia.

Handini, T. (2008) Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematik Siswa dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cell). Skripsi,

Universitas Pendidikan Indonesia.

Haryadi. (2010) Model Pembelajaran. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Irman, M. dkk. (2008) Bahasa Indonesia 2 untuk SMK/ MAK Semua Program

Jurusan Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2008) Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kesuma, D. dkk. (2012) Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kosasih, E. dan Restuti. (2013) Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTs Kelas

VII; Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.

Kurniawan, H. (2009) Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi,


(6)

Mardwitanti Laras, 2014

Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran menulis cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pranoto, N. (2007) Creative Writing, Jurus Menulis Cerita Pendek. Jakarta: Raya Kultura.

Riduwan. (2013) Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Semi, A. (2007) Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Subana. dkk. (2005) Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumardjo, J. (1980) Seluk-beluk Cerita Pendek. Bandung: Mitra Kancana.

Sumardjo, J. (2007) Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumiyadi. (2010) Kriteria Penilaian Menulis Cerpen. [Online]. Tersedia di: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR_PEND_BHS_DAN_SASTRA_INDONES IA/196603201991031-SUMIYADI/SUMIYADI/KRITERIA_PENILAIAN_ MENULIS_CERPEN.pdf [Diakses 28 April 2014]

Tarigan, H.G. (2008) Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Thahar, H.E. (2008) Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Angkasa.

Wulandari, Y. (2012) Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen dengan

Menggunakan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas XI SMA Pertiwi 1 Padang.

Skripsi, Universitas Negeri Padang.