INDEKS EROSI BERDASARKAN FAKTOR TUMBUHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI AEK SIGUMBANG KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO.
INDEKS EROSI BERDASARKAN FAKTOR TUMBUHAN
TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI
AEK SIGUMBANG KECAMATAN MEREK
KABUPATEN KARO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperolah Gelar Sarjan Pendidikan
Oleh :
ERNA O. SITORUS NIM. 308131040
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
(2)
(3)
(4)
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Erna O. Sitorus
Nim : 308131040
Jurusan : Pendidikan Geografi Fakultas : Ilmu Sosial
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiblakan/plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atau hukuman atas perbuatan tersebut.
Medan, Agustus 2012
Saya yang membuat pernyataan,
Erna O. Sitorus NIM : 308131040
(5)
vi
ABSTRAK
Erna O. Sitorus. NIM 308131040. Indeks Erosi Berdasarkan Faktor Tumbuhan
Tutupan Lahan Di Daerah Aliran Sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek Kabupeten Karo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan, 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Sebaran indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di Daerah Airan Sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek Kabupaten Karo.
Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh satuan lahan yang ada di Daerah Aliran Sungai Aek Sigumbang dengan sampel daerah dengan kemiringan 0-45% yang ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan yang dominan tumbuh di Daerah Aliran Sungai Aek Sigumbang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik observasi dan studi dokumenter. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran indeks erosi pada tiap kelas kemiringan lereng yang ada di daerah aliran sungai Aek Sigumbang adalah berbeda-beda pada tiap kelas kemiringan lereng. Berbedanya jenis tumbuhan penutup lahan yang ada di setiap daerah aliran sungai Aek Sigumbang menyebabkan berbedanya indeks erosi yang ditimbulkan. Indeks erosi yang paling tinggi terdapat pada kelas kemiringan lereng 3-8% dengan kode tempat IX besar indeks erosinya yaitu 0,3762. Jenis tumbuhan tutupan lahan yang ada adalah tomat, kopi dan kebun campuran; kelas kemiringan lereng 0-3% dengan kode tempat X besar indeks erosinya adalah 0,3397 dan jenis tumbuhan tutupan lahan yang ada adalah cabai, tomat, dan kebun campuran. Sedangkan indeks erosi yang paling rendah terdapat pada kelas kemiringan lereng 15-35% dengan indeks erosi adalah sebesar 0,0006 pada kode tempat XI dan tumbuhan tutupan lahan yang ada adalah hutan.
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini yang berjudul “Indeks Erosi Berdasarkan Faktor Tumbuhan Tutupan Lahan Di
Daerah Aliran Sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek Kabupaten Karo” merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program sarjana Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa pengetahuan, kemampuan serta kesempatan yang ada pada penulis sangatlah terbatas, oleh karena itu penulis menerima setiap kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari petunjuk Tuhan Yang Maha Esa, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Drs. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan dan sekaligus dosen di Jurusan Pendidikan Geografi.
3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Walbiden Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan dan selaku dosen Pembimbing Akademik penulis.
6. Bapak Drs. Ardin Siallagan, selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama pengerjaan skripsi ini. 7. Bapak Drs. Nahor Simanungkalit, M.Si yang telah banyak membimbing dan
memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak/Ibu Dosen yang ada di Jurusan Pendidikan Geografi, terimakasih buat semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
9. Bapak Hajat Siagian selaku pegawai di jurusan yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
(7)
iv
10.Bapak/Ibu yang ada di Kantor Camat Merek yang telah banyak membantu dalam memberi data yang dibutuhkan penulis.
11.Teristimewa buat kedua orang tua yang sangat penulis sayangi dan cintai Bapak Marsius Sitorus dan Mama Rumondang Tambun dan ketiga adikku Santi Meylan Sitorus, Tua Pernando Sitorus, dan Jhonatan Juprianto Sitorus. Terima kasih buat cinta, kasih sayang, doa, dukungan, pengorbanan yang tiada terhingga. Aku bahagia memiliki orang tua serta saudara seperti kalian. 12.Doni Saputra Berutu alias DonBrut, terima kasih sudah menemani penulis
selama mengurus surat-surat untuk penelitian, menemani ke Merek, menemani saat menyusun skripsi ini, membantu membuatkan peta, meminjamkan laptop, dukungan serta doa dan semuaya, semoga Tuhan membalaskan yang terbaik buatmu.
13.Teman-teman terbaikku Tri Palupi, Hill Intan, Siska Aritonang, Trio SPd, Monalisa, Kembar Tama Tami, Vivia, K,Putri dan yang lainnya, terimakasih buat doa, dukungan, semangat, dan pengalaman - pengalaman yang takkan terlupakan bersama kalian
14.Teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi, terkhusus buat kelas B Reguler 2008. Terima kasih buat semangat, bantuan dan pengalaman yang luar biasa selama di bangku perkuliahan. Kalian adalah orang-orang hebat yang pernah ku kenal.
Semoga kebaikan yang mereka berikan mendapat imbalan dari Tuhan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca serta menjadi masukan bagi jurusan Pendidikan Geografi.
Medan, Agustus 2012 Penulis,
Erna O. Sitorus NIM. 308131040
(8)
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
LEMBAR KEASLIAN ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakang ... 1
B. IdentifikasiMasalah ... 5
C. PembatasanMasalah ... 5
D. RumusanMasalah ... 5
E. TujuanPenelitian ... 5
F. ManfaatPenelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. KerangkaTeori... 7
B. PenelitianRelevan ... 21
C. KerangkaBerpikir ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. LokasidanWaktupenelitian ... 25
B. PopulasidanSampel ... 25
C. VariabeldanDefisiOperasionalPenelitian ... 26
D. TeknikPengumpulan Data ... 26
E. TeknikAnalisis Data ... 27
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 28
A. Kondisi Fisik ... 28
(9)
viii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Hasil Penelitian ... 50
B. Pembahasan ... 61
BAB VI KESILPULAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
(10)
ix
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1 Urutan Beberapa Sistem Pergiliran Tanaman Menurut Pengaruhnya Terhadap Kerusakan Tanah (Urutan kebawah bertambah besar ancaman erosi) (Purdue University Agron. Handb., 1956, dalam Kohnke dan
Bertrand, 1959) (dalam Arsyad, 2000) ... 15 2 Nilai C dari Jenis Tanaman/Tumbuhan ... 19 3 Nilai Faktor C berdasarkan Pengelolaan Tanamannya ... 20 4 Tinggi Wilayah di atas permukaan laut (dpl) menurut Desa/Kelurahan,
tahun 2010 ... 36 5 Penggunaan Tanah di Kecamatan Merek Tahun 2010 (Ha) ... 41 6 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 42 7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Merek
Menurut Desa/Kelurahan ... 44 8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 45 9 Komposisi Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan di Kecamatan
Merek Tahun 2011 ... 46 10 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 47 11 Desa yang Mengusahakan Padi Sawah di Kecamatan Merek ... 51 12 Jenis Tumbuhan Tutupan Lahan yang Ada Di Daerah Aliran Sungai
Aek Sigumbang ... 55 13 Jenis tumbuhan tutupan lahan beserta luas dan nilai C ... .59 14 Indeks erosi tiap kemiringan lereng berdasarkan kode tempat tutupan
(11)
x
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1 Skema kerangka berfikir ... 26
2 Kenampakan Kelerengan di Sekitar DAS Aek Sigumbang ... 32
3 Kenampakan Kelerengan di Sekitar DAS Aek Sigumbang ... 33
4 Pemanfaatan Lahan Oleh Masyarakat Merek ... 38
5 Pemanfaatan Lahan Oleh Masyarakat Merek ... 38
6 Pemanfaatan Lahan Oleh Masyarakat Merek di Sekitar DAS Aek Sigumbang ... 39
7 Pemanfaatan Lahan Oleh Masyarakat Merek di Sekitar DAS Aek Sigumbang ... 40
(12)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1 Tabel indeks pengelolaan tanaman (Nilai C) untuk pertanaman tunggal menurut Direktorat Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan
Departemen Kehutanan ... 76
2 Tabel indeks pengelolaan tanaman (Nilai C) untuk penanaman tumpang sari dan pergiliran tanaman menurut Direktorat Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan ... 78
3 Citra Landsat TM DAS Aek Sigumbang tahun 2010 ... 79
4 RBI Daerah Aliran Sungai Aek Sigumbang ... 80
5 Lembar observasi ... 81
(13)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair dan gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik (Arsyad, 1989). Sebagai produk alami yang heterogen dan dinamik maka ciri dan perilaku tanah berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya dan berubah dari waktu kewaktu. Sebagai sumberdaya alam, untuk pertanian, tanah mempunyai dua fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar juga sebagai tempat air tanah tersimpan (Arsyad, 1989).
Tanah dan air merupakan sumberdaya utama yang mudah mengalami kerusakan atau degradasi. Kerusakan tanah dapat terjadi oleh hilangnya unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran, terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi), terkumpulnya atau terungkapnya unsur atau senyawa yang merupakan racun bagi tanaman, penjenuhan tanah oleh air, dan erosi. Kerusakan tanah oleh satu atau lebih proses tersebut menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman atau menghasilkan barang atau jasa (Riquier dalam Arsyad, 1989).
Erosi merupakan hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh air atau angin ketempat lain (Arsyad, 1989). Ada dua macam erosi, yaitu erosi normal dan erosi dipercepat. Erosi normal juga disebut erosi geologi atau erosi alami merupakan proses-proses pengangkutan tanah yang terjadi di bawah keadaan vegetasi alami. Biasanya
(14)
2
terjadi dengan laju yang lambat yang memungkinkan terbentuknya tanah yang tebal yang mampu mendukung pertumbuhan vegetasi secara normal. Erosi menjadi sebuah masalah jika erosi itu melebihi erosi normal sehingga terjadilah erosi dipercepat. Erosi dipercepat adalah pengangkutan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah sebagai akibat perbuatan manusia yang mengganggu keseimbangan antara proses pembentukan dan pengangkutan tanah (Arsyad, 1989).
Untuk mengetahui banyaknya tanah yang tererosi setiap tahunnya, ada beberapa faktor yang perlu diketahui. Faktor erosifitas hujan (R) yaitu kemampuan hujan untuk menimbulkan erosi, faktor erodibilitas tanah (K) yaitu nilai kepekaan suatu jenis tanah terhadap daya penghancuran dan penghanyutan air hujan, faktor panjang lereng (L) dan kemiringan lereng (S), faktor tumbuhan tutupan lahan (C) yaitu tanaman mampu mempengaruhi laju erosi karena : 1) adanya intersepsi air hujan oleh tajuk daun; 2) adanya pengaruh terhadap limpasan permukaan; 3) adanya pengaruh terhadap sifat fisik tanah; 4) peningkatan pengaruh kecepatan kehilangan air karena transpirasi, faktor praktek konservasi tanah/pengendalian erosi (P) yaitu penanaman berlajur, pengolahan tanah menurut kontur, guludan dan teras (Arsyad, 1989).
Berbagai aktivitas manusia, baik itu pertanian, rumah tangga, maupun industri memberikan andil terhadap menurunnya fungsi tanah dan air. Tetapi disamping berbagai kegiatan manusia yang menyebabkan berbagai perubahan lahan, manusia juga melakukan berbagai penutupan lahan dengan cara pengelolaan tanaman. Karena berbedanya jenis penutupan lahan yang dilakukan, maka kekuatan erosinya beranekaragam.
(15)
3
Prediksi erosi dari sebidang tanah adalah metode untuk memperkirakan laju erosi yang akan terjadi dari tanah yang akan dipergunakan dalam penggunaan lahan dan pengelolaan tertentu (Arsyad, 1989). Perkiraan erosi atau bahaya erosi diwaktu mendatang adalah titik awal penting untuk memutuskan dimana seharusnya konservasi tanah dilakukan (Bergsma dalam Simanungkalit , 2004).
Tanaman atau tumbuhan yang sesuai untuk dipergunakan sebagai penutup lahan dan dipergunakan dalam sistem pergiliran tanaman harus memenuhi syarat-syarat (Ochse, 1961 dalam Arsyad, 1989) : (a) mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji, (b) mempunyai sistem perakaran yang tidak menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang baik dan tidak mensyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi, (c) tumbuh cepat dan menghasilkan daun, (d) toleransi terhadap pemangkasan, (e) resisten terhadap hama, penyakit dan kekeringan, (f) mampu menekan pertumbuhan gulma, (g) mudah diberantas jika tanah akan dipergunakan untuk penanaman tanaman semusim atau tanaman pokok lainnya, (h) sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah, dan (i) tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan sulur-sulur yang membelit.
Faktor tumbuhan tutupan lahan (faktor C) beranekaragam, maksudnya indeks tiap tumbuhan berbeda yang menyebabkan besarnya erosi yang terjadi selalu tidak sama. Nilai faktor tanaman (faktor C) berbeda (Arsyad, 1989 dalam Simanungkalit, 2004) misalnya sawah dengan nilai C= 0,01; tegalan dengan nilai C= 0,7; padi dengan nilai C= 0,561; perladangan dengan nilai C= 0,4 dan lain sebagainya. Karena berbedanya nilai C pada setiap jenis penutup tanah (tumbuhan) menyebabkan hal ini menarik untuk diketahui.
(16)
4
Kecamatan Merek adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karo yang memiliki karakteristik topografi yang terjal dan bergelombang sehingga mudah terkikis erosi. Penggunaan lahan di kecamatan Merek meliputi tanah sawah (332 Ha), tanah kering (5801 Ha), bangunan/pekarangan (63 Ha), lain-lain (6355 Ha). Walaupun memiliki topografi yang terjal dan bergelombang, iklimnya sangat mendukung untuk pertanian juga berbagai tanaman penutup lahan lainnya, khususnya di daerah penelitian yaitu daerah aliran sungai Aek Sigumbang. Beranekaragamnya jenis tanaman penutup tanah (tumbuhan) yang sudah pasti memiliki nilai C yang berbeda, maka penulis ingin mengetahui nilai C tiap tumbuhan tutupan lahan yang menyebabkan berbedanya indeks erosi yang ada di daerah penelitian tersebut.
Beranekaragamnya kekuatan erosi di setiap lahan yang dipengaruhi oleh faktor tumbuhan tutupan lahan disebabkan berbedanya tingkat infiltrasi (penyerapan air). Pengelolaan tanaman dengan memperHatikan syarat-syarat tanaman penutup lahan dapat mengurangi tingkat erosi. Tetapi kegiatan pertanian di daerah aliran sungai Aek Sigumbang cenderung mengakibatkan erosi dipercepat. Wilayah pertanian yang sering terbuka menyebabkan indeks yang berbeda dengan yang ditanami beberapa jenis tanaman dan juga daerah semak belukar dan hutannya. Disamping itu berbagai jenis tanaman atau tumbuhan memiliki kontribusi atau sumbangan dalam mengurangi atau pun justru menambah laju atau tingkat erosi. Maka daripada itu perlu untuk diketahui tanaman atau tumbuhan apa saja yang ada di Daerah Aliran Sungai Aek Sigumbang untuk diketahui berapa indeks erosi yang diberikan oleh tanaman atau tumbuhan tersebut. Maka perlu diteliti berapa indeks erosi berdasarkan faktor
(17)
5
tumbuhan tutupan lahan di daerah aliran sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini yakni, berapa indeks erosi tiap faktor seperti faktor erosivitas hujan (faktor R), faktor erodibilitas tanah (faktor K), faktor panjang lereng (faktor L), faktor kemiringan lereng (faktor S), faktor tumbuhan tutupan lahan (faktor C), faktor praktek pengendalian erosi secara mekanis (faktor P); yang kemudian akan diidentifikasi apakah tiap faktor lebih besar pengaruhnya dari pada faktor yang lainnya?
C. Pembatasan Masalah
Melihat begitu luasnya masalah, peniliti membatasi objek penelitian agar lebih terarah. Maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pada faktor tumbuhan tutupan lahannya saja. Berapa indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah aliran sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana sebaran indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah aliran sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sebaran indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah aliran sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek.
(18)
6
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Menambah wawasan bagi peneliti dalam menulis karya ilmiah berupa skripsi. 2. Sebagai referensi bacaan untuk jurusan geografi tentang pengaruh
pengelolaan tanaman terhadap indeks bahaya erosi
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang membahas masalah yang sama.
4. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah setempat dalam hal tumbuhan tutupan lahan untuk mencegah erosi dipercepat.
(19)
72
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebaran indeks erosi pada tiap kelas kemiringan lereng tersebut berbeda-beda antara satu kelas kemiringan lereng dengan kelas kemiringan lereng lainnya yang disebabkan oleh berbedanya jenis tumbuhan tutupan lahan yang terdapat di setiap kelas kemiringan lereng. Indeks erosi yang paling tinggi terdapat pada kelas kemiringan lereng 3-8% dengan kode tempat IX besar indeks erosinya yaitu 0,3762. Jenis tumbuhan tutupan lahan yang ada adalah tomat, kopi dan kebun campuran. Sedangkan indeks erosi yang paling rendah terdapat pada kelas kemiringan lereng 15-35% dengan indeks erosi adalah sebesar 0,0006 pada kode tempat XI dan tumbuhan tutupan lahan yang ada adalah hutan. Meskipun kemiringan lereng semakin besar, bukan berarti indeks erosinya semakin besar pula, karena tumbuhan tutupan lahan yang ada juga mempengaruhi terjadinya erosi ataupun percepatan erosi.
B. Saran
Sebaiknya pada kelas kemiringan lereng 3-8% perlu diperbaiki dengan memperhatikan cara menanan tanaman yang memotong arah kemiringan lereng dan tidak mengikuti kemiringan lereng serta mengadakan pergantian tanaman atau melakukan variasi dalam bertani dengan menanam tanaman yang memiliki indeks erosi yang lebih rendah agar percepatan erosi tidak terjadi.
(20)
73
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.
________. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press
Barmanakusumah R. 1978. Erosi, Penyebab dan pengendaliannya. Bandung: Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran
Elfayetti. 2012. Geografi Pertanian. Medan: Universitas Negeri Medan
Gintings A, Ngalakoen. 1981. Aliran Permukaan dan Erosi dari Tanah yang Tertutup Tanaman Kopi dan Hutan Alam di Sumberjaya, Lampung Utara.Tesis Magister Sains. Bogor:Fakultas Pasca Sarjana IPB.
Girsang, A. 1998. Prediksi Erosi dengan Metode USLE pada Land System BTG (Batu Apung) di Desa Bulan Jahe di Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo.Skripsi. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Gunawan, G. 2008. Penanganan Erosi Lereng Galian dan Timbunan Jalan
dengan Rumput Vetiver. www.pusjatan.pu.go.id/upload/jurnal/2008/
JN2501-APR0804.pdf.
Harto, S. 1993. Analisis Hidrologi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta http://infoini.com/2012/pengertian-erosi.html
http://mbojo.wordpress.com/2010/10/05/pengaruh-hujan-terhadap-erosi/
Kartasapoetra, A.G, dan M.M. Sutedjo. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Pagiu, S. (2005).Prediksierositanah di sub DAS Miupadakawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL). Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu online http://repository.ipb.ac.id/bitstream/Handle/123456789/i3214 /E09mra_ abstract.ps?sequence=4 (diaksespadatanggal 7 Mei 2012 pukul 15:23)
(21)
74
Ramadhon, M. 2009. Laju Erosi Pada Areal Bekas Pemanenan Hutan (StudiKasusdi IUPHHK-HA PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah). http://repository.ipb.ac.id/bitstream/Handle/123456789/13214/E09mra_ab stract.ps?sequence=4.www.katalog.perpustakaan.ipb.ac.id/senayan3stable 11-/index.php?p (diaksespadatanggal 7 Mei 2012 pukul 16:30)
Rayes, Luthfi. 2006. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan.Andi Offset . Yogyakarta
Ruslan M. 1979. Pengaruh Jalan Sarad Terhadap Erosi dan Run-Off di Kesatuan Usaha PT. Inhutani II Stagen, Pulau Laut-Kalimantan Selatan. Tesis Sarjana Kehutanan, Bogor: Fakultas Kehutanan IPB
Seyhan, E. 1976. Dasar-dasar Hidrologi. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press
Simanungkalit, Nahor. M. 2004. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi Untuk Prioritas Konservasi Tanah di Sub Daerah Aliran Sungai Goti-Goti Daerah Aliran Sungai Batang Toru Hulu Tapanuli Utara Sumatera Utara. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada
Sitorus, S.R.P. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito. Bandung
Surbakti, C.M. 2009. Penelitian Kajian Tingkat Bahaya Erosi (TBE) Pada Penggunaan Lahan Hortikultura di Sud DAS Lau Biang (Kawasan Hulu DAS Wampu). Medan: Departemen Teknologi Pertanian Fakutas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Online http://repository.usu.ac.id/bitstream /123-456789/7514/1/10E01052.pdf (diaksespadatanggal 8 Mei 2012 pukul 20:12)
(1)
4
Kecamatan Merek adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karo yang memiliki karakteristik topografi yang terjal dan bergelombang sehingga mudah terkikis erosi. Penggunaan lahan di kecamatan Merek meliputi tanah sawah (332 Ha), tanah kering (5801 Ha), bangunan/pekarangan (63 Ha), lain-lain (6355 Ha). Walaupun memiliki topografi yang terjal dan bergelombang, iklimnya sangat mendukung untuk pertanian juga berbagai tanaman penutup lahan lainnya, khususnya di daerah penelitian yaitu daerah aliran sungai Aek Sigumbang. Beranekaragamnya jenis tanaman penutup tanah (tumbuhan) yang sudah pasti memiliki nilai C yang berbeda, maka penulis ingin mengetahui nilai C tiap tumbuhan tutupan lahan yang menyebabkan berbedanya indeks erosi yang ada di daerah penelitian tersebut.
Beranekaragamnya kekuatan erosi di setiap lahan yang dipengaruhi oleh faktor tumbuhan tutupan lahan disebabkan berbedanya tingkat infiltrasi (penyerapan air). Pengelolaan tanaman dengan memperHatikan syarat-syarat tanaman penutup lahan dapat mengurangi tingkat erosi. Tetapi kegiatan pertanian di daerah aliran sungai Aek Sigumbang cenderung mengakibatkan erosi dipercepat. Wilayah pertanian yang sering terbuka menyebabkan indeks yang berbeda dengan yang ditanami beberapa jenis tanaman dan juga daerah semak belukar dan hutannya. Disamping itu berbagai jenis tanaman atau tumbuhan memiliki kontribusi atau sumbangan dalam mengurangi atau pun justru menambah laju atau tingkat erosi. Maka daripada itu perlu untuk diketahui tanaman atau tumbuhan apa saja yang ada di Daerah Aliran Sungai Aek Sigumbang untuk diketahui berapa indeks erosi yang diberikan oleh tanaman atau tumbuhan tersebut. Maka perlu diteliti berapa indeks erosi berdasarkan faktor
(2)
5
tumbuhan tutupan lahan di daerah aliran sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini yakni, berapa indeks erosi tiap faktor seperti faktor erosivitas hujan (faktor R), faktor erodibilitas tanah (faktor K), faktor panjang lereng (faktor L), faktor kemiringan lereng (faktor S), faktor tumbuhan tutupan lahan (faktor C), faktor praktek pengendalian erosi secara mekanis (faktor P); yang kemudian akan diidentifikasi apakah tiap faktor lebih besar pengaruhnya dari pada faktor yang lainnya?
C. Pembatasan Masalah
Melihat begitu luasnya masalah, peniliti membatasi objek penelitian agar lebih terarah. Maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pada faktor tumbuhan tutupan lahannya saja. Berapa indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah aliran sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana sebaran indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah aliran sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sebaran indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah aliran sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek.
(3)
6
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Menambah wawasan bagi peneliti dalam menulis karya ilmiah berupa skripsi. 2. Sebagai referensi bacaan untuk jurusan geografi tentang pengaruh
pengelolaan tanaman terhadap indeks bahaya erosi
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang membahas masalah yang sama.
4. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah setempat dalam hal tumbuhan tutupan lahan untuk mencegah erosi dipercepat.
(4)
72 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebaran indeks erosi pada tiap kelas kemiringan lereng tersebut berbeda-beda antara satu kelas kemiringan lereng dengan kelas kemiringan lereng lainnya yang disebabkan oleh berbedanya jenis tumbuhan tutupan lahan yang terdapat di setiap kelas kemiringan lereng. Indeks erosi yang paling tinggi terdapat pada kelas kemiringan lereng 3-8% dengan kode tempat IX besar indeks erosinya yaitu 0,3762. Jenis tumbuhan tutupan lahan yang ada adalah tomat, kopi dan kebun campuran. Sedangkan indeks erosi yang paling rendah terdapat pada kelas kemiringan lereng 15-35% dengan indeks erosi adalah sebesar 0,0006 pada kode tempat XI dan tumbuhan tutupan lahan yang ada adalah hutan. Meskipun kemiringan lereng semakin besar, bukan berarti indeks erosinya semakin besar pula, karena tumbuhan tutupan lahan yang ada juga mempengaruhi terjadinya erosi ataupun percepatan erosi.
B. Saran
Sebaiknya pada kelas kemiringan lereng 3-8% perlu diperbaiki dengan memperhatikan cara menanan tanaman yang memotong arah kemiringan lereng dan tidak mengikuti kemiringan lereng serta mengadakan pergantian tanaman atau melakukan variasi dalam bertani dengan menanam tanaman yang memiliki indeks erosi yang lebih rendah agar percepatan erosi tidak terjadi.
(5)
73
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.
________. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press
Barmanakusumah R. 1978. Erosi, Penyebab dan pengendaliannya. Bandung: Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran
Elfayetti. 2012. Geografi Pertanian. Medan: Universitas Negeri Medan
Gintings A, Ngalakoen. 1981. Aliran Permukaan dan Erosi dari Tanah yang Tertutup Tanaman Kopi dan Hutan Alam di Sumberjaya, Lampung Utara.Tesis Magister Sains. Bogor:Fakultas Pasca Sarjana IPB.
Girsang, A. 1998. Prediksi Erosi dengan Metode USLE pada Land System BTG (Batu Apung) di Desa Bulan Jahe di Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo.Skripsi. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Gunawan, G. 2008. Penanganan Erosi Lereng Galian dan Timbunan Jalan
dengan Rumput Vetiver. www.pusjatan.pu.go.id/upload/jurnal/2008/
JN2501-APR0804.pdf.
Harto, S. 1993. Analisis Hidrologi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta http://infoini.com/2012/pengertian-erosi.html
http://mbojo.wordpress.com/2010/10/05/pengaruh-hujan-terhadap-erosi/
Kartasapoetra, A.G, dan M.M. Sutedjo. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Pagiu, S. (2005).Prediksierositanah di sub DAS Miupadakawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL). Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu online http://repository.ipb.ac.id/bitstream/Handle/123456789/i3214 /E09mra_ abstract.ps?sequence=4 (diaksespadatanggal 7 Mei 2012 pukul 15:23)
(6)
74
Ramadhon, M. 2009. Laju Erosi Pada Areal Bekas Pemanenan Hutan (StudiKasusdi IUPHHK-HA PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah). http://repository.ipb.ac.id/bitstream/Handle/123456789/13214/E09mra_ab stract.ps?sequence=4.www.katalog.perpustakaan.ipb.ac.id/senayan3stable 11-/index.php?p (diaksespadatanggal 7 Mei 2012 pukul 16:30)
Rayes, Luthfi. 2006. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan.Andi Offset . Yogyakarta
Ruslan M. 1979. Pengaruh Jalan Sarad Terhadap Erosi dan Run-Off di Kesatuan Usaha PT. Inhutani II Stagen, Pulau Laut-Kalimantan Selatan. Tesis Sarjana Kehutanan, Bogor: Fakultas Kehutanan IPB
Seyhan, E. 1976. Dasar-dasar Hidrologi. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press
Simanungkalit, Nahor. M. 2004. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi Untuk Prioritas Konservasi Tanah di Sub Daerah Aliran Sungai Goti-Goti Daerah Aliran Sungai Batang Toru Hulu Tapanuli Utara Sumatera Utara. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada
Sitorus, S.R.P. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito. Bandung
Surbakti, C.M. 2009. Penelitian Kajian Tingkat Bahaya Erosi (TBE) Pada Penggunaan Lahan Hortikultura di Sud DAS Lau Biang (Kawasan Hulu DAS Wampu). Medan: Departemen Teknologi Pertanian Fakutas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Online http://repository.usu.ac.id/bitstream /123-456789/7514/1/10E01052.pdf (diaksespadatanggal 8 Mei 2012 pukul 20:12)