INDEKS EROSI BERDASARKAN TUMBUHAN TUTUPAN LAHAN DI LAHAN PERTANIAN MIRING DESA BAHPASUSSANG KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN.
INDEKS EROSI BERDASARKAN TUMBUHAN TUTUPAN
LAHAN DI DAERAH PERTANIAN MIRING DI DESA
BAHPASUSANG KECAMATAN RAYA
KABUPATEN SIMALUNGUN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ADHITYA SANJESCH PURBA NIM 309131002
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
(2)
(3)
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Adhitya Sanjesch Purba
NIM : 309131002
Jurusan : Pendidikan Geografi Fakultas : Ilmu Sosial
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tullisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri .
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiblakan/plagiasi, mka saya bersedia menerima sanksi atau hukuam atas perbuatan tersebut.
Medan, Agustus 2013
Saya yang membuat pernyataan,
Adhitya Sanjesch Purba NIM 309131002
(4)
ABSTRAK
Adhitya Sanjesch Purba. NIM 309131002. Indeks Erosi Berdasarkan Tumbuhan Tutupan Lahan di Lahan Pertanian Miring Desa Bahpasussang Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Berapa indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah lahan pertanian miring Desa Bahpasusang , Kecamatan Raya. (2) Sebaran indeks berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di Lahan Pertanian Miring Desa Bahpasussang Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.
Peneitian dilakukan Desa Bahpasussang tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan miring yang ada di Desa Bahpasussang dengan luas 3.670 Ha dan sampel dengan kemiringan 0-3%, 3-8%, 8-15%, 15-30%, 30-45% dan >45% yang ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan yang dominan tumbuh di lahan pertanian Bahpasussang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik observasi dan studi dokumenter. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) sebaran indeks erosi pada tiap kelas kemiringan lereng yang ada di lahan pertanian miring desa Bahpasussang adalah berbeda-beda tiap kelas kemiringan lereng. Berbedanya jenis tumbuhan tutupan lahan yang ada di setiap lahan pertanian miring Bahpasussang menyebabkan berbedanya indeks erosi yang ditimbulkan. (2) Indeks erosi yang paling tinggi terdapat pada kelas kemiringan lereng 8-15% dengan kode tempat V yaitu 0,3107 dengan tumbuhan tutupan lahannya adalah jagung. Sedangkan indeks erosi yang paling rendah terdapat pada lahan dengan kelas kemiringan lereng >45% dengan kode kemiringan lahan XIII yaitu 0,0006 dan jenis tumbuhan tutupan lahannya adalah hutan.
(5)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini yang berjudul: “Indeks Erosi berdasarkan faktor Tumbuhan Tutupan Lahan di Lahan Pertanian Miring Desa Bahpasussang Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun” merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program sarjana Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari dalam penulisan skrisi ini masih banyak mengalami kesulitan dan hambatan, oleh karena itu penulis menerima setiap kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari petunjuk Tuhan Yang Maha Esa, serta bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Dr. Restu MS selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan dan sekaligus dosen di Jurusan Pendidikan Geogarfi.
3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Walbiden Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Drs. Sugiharto M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik penulis. 7. Bapak Drs. Julismin M.Pd selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak membantu dan membimbing penulis selama pengerjaan skripsi ini. 8. Bapak Drs. Nahor Simanungkalit, M.Si yang telah banyak membimbing
dan memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Bapak/Ibu dosen yang ada di Jurusan Pendidikan Geografi, terimakasih
buat semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
10. Bapak Hajat Siagianselaku pegawai di jurusan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(6)
11. Bapak dan Ibu yang ada di Kantor Kecamatan Raya dan Kantor Kepala Desa Bahpasussang yang telah banyak membantu dan memberi data yang dibutuhkan penulis.
12. Teristimewa buat kedua orang tua yang sangat penulis sayangi dan cintai Bapak Darwin Purba dan Ibu Aspi Deliana Sumbayak, dan kedua adikku Mekar Dhita Purba dan Albert Cantona Purba. Terimakasih buat cinta kasih sayang, doa, dukungan, dan pengorbanan yang tidak terhingga. Aku bangga memiliki orang tua serta saudara seperti kalian.
13. Teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi, terkusus buat B Reguler 2009. Terimakasih buat semangat, bantuan dan pengalaman yang luar biasa selama perkuliahan. Kalian adalah teman-teman hebat yang pernah ku kenal.
Semoga kebaikan mereka berikan mendapat imbalan dari Tuhan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca serta menjadi masukan bagi jurusan Pendidikan Geografi.
Medan, Agustus 2013
Penulis,
Adhitya Sanjesch Purba NIM : 309131002
(7)
v
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ……… v
DAFTAR TABEL ….………... vii
DAFTAR GAMBAR ………. viii
DAFTAR LAMPIRAN ………... ix
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang ……… 1
B. Identifikasi Masalah ……… 5
C. Pembatasan Masalah ………... 5
D. Rumusan Masalah ……….. 5
E. Tujuan Penelitian ……….. 6
F. Manfaat Penelitian ………. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 7
A. Kerangka Teori ………... 7
B. Penelitian Relevan ……….. 27
C. Kerangka Berpikir ………. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 31
A. Lokasi Daerah Penelitian ………... 31
B. Populasi dan Sampel ……….. 31
C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ……….... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ……… 32
E. Teknik Analisa Data ……….. 33
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 34
A. Kondisi Fisik ... 34
(8)
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A.Hasil Penelitian ... 55
B. Pembahasan ... 63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
A.Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 72
(9)
vii
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
1. Pengaruh Panjang Lereng Terhadap Penghanyutan Tanah ……. 10 2. Pengaruh Kemiringan Tanah Terhadap Erosi ……… 10 3. Urutan Beberapa Sistem Pergiliran Tanaman Menurut
Pengaruhnya Terhadap Kerusakan Tanah ………. 16 4. Nilai C Untuk Berbagai Tanaman dan Pengelolaan Tanaman ... 19 5. Nilai Factor C Berdasarkan Pengelolaan Tanamannya ………. 20 6. Luas Wilayah Tiap Dusun Menurut Desa Bahpasussang
Tahun 2013 ... 36 7. Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut Menurut Dusun
Tahun 2013 Desa Bahpasussang ... 42 8. Penggunaan Lahan di Desa Bahpasussang Tahun 2013 ... 47 9. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa
Bahpasussang Tahun 2013 ... 48 10. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa
Bahpasussang Menurut Dusun ... 49 11. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Di Desa Bahpasussang ... 51 12. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama dan Kepercayaan
Di Desa Bahpasussang Tahun 2013 ... 52 13. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Di Desa Bahpasussang ... 53 14. Jenis Tumbuhan yang Dominan di Desa Bahpasussang ... 56 15. Jenis Tumbuhan Tutupan Lahan Yang Ada di
Desa Bahpasussang ... 60 16. Jenis Tumbuhan Tutupan Lahan Beserta Luas dan Nilai C ... 62
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal
1. Skema Kerangka Berpikir ………... 23
2. Peta Kecamatan Raya ... 35
3. Peta Desa Bahpasussang ... 37
4. Kenampakan Kelerenngan di Lahan Pertanian Bahpasussang ... 38
5. Penggunaan Lahan Pertanian Miring di Desa Bahpasussang ... 39
6. Peta Kelas Lereng Desa Bahpasussanng ... 40
7. Pemanfaatan Lahan Oleh Masyarakat Desa Bahpasussang ... 43
8. Pemanfaatan Lahan Oleh Masyarakat Desa Bahpasussang ... 45
9. pemanfaatan lahan garapan oleh masyarakat bahpasussang... 46
10. Peta Peletakan Kode Tempat Sampel Penelitian Berdasarkan Kemiringan Desa Bahpasussang ... 58
(11)
ix
ix DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal
1. Tabel Indeks Pengelolaan Tanaman (Nilai C) Untuk Pertanaman Tunggal Menurut Direktorat Jenderal Reboisasi Dan Rehabilitasi
Lahan Departeme Kehutanan ... 74 2. Indeks Pengelolaan Tanaman (Nilai C) untuk Penanaman
Tumpang Sari dan Pergiliran Tanaman menurut Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Departemen
Kehutanan ... 76 3. Lembar Observasi Faktor Erosi Berdasarkan Faktor Tumbuhan
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan hidup menyediakan sumberdaya alam bagi kelangsungan hidup manusia, berupa sumberdaya hutan, tanah, dan air. Antara manusia dan lingkungan hidupnya selalu terjadi interaksi timbal balik. Manusia berperan sebagai subyek dan juga sebagai obyek dalam lingkungan hidupnya. Manusia yang memanfaatkan sumberdaya alam, dan manusia serta makhluk hidup lainnya ikut menanggung risiko dari kesalahan pemanfaatan sumberdaya alam tersebut.
Permasalahan lingkungan yang paling menonjol saat ini adalah pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Meningkatnya jumlah penduduk dan tekanan sosial ekonomi mengakibatkan pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak sesuai dengan peruntukannya semakin meluas, misalnya pembukaan lahan pertanian ke daerah yang berlereng curam dan hutan lindung serta konversi dari lahan pertanian untuk penggunaan non pertanian. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat mengakibatkan kerusakan sumberdaya hutan, tanah dan air.
Kerusakan tanah dapat terjadi oleh hilangnya unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran, terkumpulnya garam didaerah perakaran (salinisasi), terkumpulnya atau terungkapnya unsur atau senyawa yang merupakan racun bagi tanaman, penjenuhan tanah oleh air, dan erosi. Kerusakan tanah oleh satu atau lebih proses tersebut menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
(13)
2
Erosi merupakan hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian- bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh air atau angin ke tempat lain. Ada dua macam erosi, yaitu erosi normal dan erosi dipercepat. Erosi normal juga disebut erosi geologi atau erosi alami merupakan proses pengangkutan tanah yang terjadi di bawah keadaan vegetasi alami. Biasanya terjadi dengan laju yang lambat yang memungkinkan terbentuknya tanah yang tebal yang mendukung pertumbuhan vegetasi secara normal. Erosi menjadi sebuah masalah jika erosi itu melebihi erosi normal sehingga terjadilah erosi dipercepat. Erosi dipercepat adalah pengangkutan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah sebagai akibat perbuatan manusia yang mengganggu keseimbangan antara proses pembentukan dan pengangkutan tanah.
Untuk mengetaui banyaknya tanah yang tererosi setiap tahunnya, ada beberapa faktor yang perlu diketahui. Faktor erosifitas hujan (R) yaitu kemampuan hujan untuk menimbulkan erosi, faktor erodibilitas tanah (K) yaitu nilai kepekaan suatu jenis tanah terhadap daya penghancuran dan penghanyutan air hujan, faktor panjang lereng (L) dan kemiringan lereng (S), faktor tumbuhan tutupan lahan (C) yaitu tanaman mampu mempengaruhi laju erosi karena: 1) adanya intersepsi air hujan oleh tajuk daun; 2) adanya pengaruh terhadap limpasan permukaan; 3) adanya pengaruh terhadap sifat fisik tanah; 4) peningkatan pengaruh kecepatan kehilangan air karena transpirasi, faktor praktek konservasi tanah/pengendalian erosi (P) yaitu penanaman berlajur, pengolahan tanah menurut kontur, guludan dan teras (Arsyad, 1989).
Berbagai aktifitas manusia, baik itu pertanian, rumah tangga maupun, industri memberikan andil terhadap menurunnya fungsi tanah dan air. Tetapi disamping berbagai kegiatan manusia yang menyebabkan berbagai perubahan
(14)
lahan, manusia juga melakukan berbagai penutupan lahan dengan cara pengelolaan tanaman. Karena berbedanya jenis penutupan lahan yang dilakukan, maka kekuatan erosinya beranekaragam.
Tanaman atau tumbuhan yang sesuai untuk dipergunakan sebagai penutup lahan dan digunakan dalam sistem pergiliran harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (a) mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji, (b) mempunyai sistem perakaran yang tidak menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman pokok tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang baik dan tidak menyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi, (c) tumbuhan cepat dalam menghasilkan daun, (d) toleransi terhadap pemangkasan, (e) resisten terhadap hama, penyakit, dan kemiringan, (f) mampu menekan pertumbuhan gulma, (g) mudah diberantas jika tanah akan dipergunakan untuk penanaman tanaman semusim atau tanaman pokok lainya, (h) sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah, dan (i) tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan sulur-sulur yang membelit. (Ochse, 1961 dalam Arsyad, 1989).
Faktor tumbuhan tutupan lahan (faktor C) beranekaragam, maksudnya indeks tiap tumbuhan berbeda yang menyebabkan besarnya erosi yang terjadi berbeda juga. Nilai faktor tanaman (faktor C) berbeda (Arsyad,1989 dalam Simanugkalit, 2004) misalnya sawah dengan nilai C = 0,01; tegalan dengan nilai C = 0,7; padi dengan nilai C = 0,561; perladangan dengan nilai C = 0, 4 dan lain sebagainya. Karena berbedanya nilai C pada setiap jenis penutupan tanah menyebabkan hal ini menarik untuk diketahui.
(15)
4
Desa Bahpasusang adalah salah satu desa di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun yang memiliki karakteristik topografi yang terjal dan bergelombang sehingga mudah terkikis erosi. Penggunaan lahan di desa Bahpasusang meliputi: pemukiman 73 Ha (7 dusun), hutan 1.965 Ha, sawah 592 Ha,dan perladangan 1.040 Ha.
Walaupun memiliki topografi yang terjal dan bergelombang, iklimnya sangat mendukung untuk pertanian juga berbagai tanaman penutup lahan lainnya, khususnya didaerah penelitian yaitu lahan pertanian miring di desa Bahpasusang. Beraneka ragamnya jenis tanaman penutup lahan yang sudah pasti memiliki nilai C yang berbeda, maka penulis ingin mengetahui nilai C setiap tumbuhan tutupan lahan yang menyebabkan berbedanya indeks erosi yang ada di daerah penelitian tersebut.
Beranekaragamnya kekuatan erosi disetiap lahan yang dipengaruhi oleh faktor tumbuhan tutupan lahan disebabkan berbedanya tingkat infiltrasi (penyerapan air). Pengelolaan tanaman dan memperhatikan syarat-syarat tanaman penutup lahan dapat mengurangi tingkat erosi. Tetapi kegiatan pertanian di areal pertanian lahan miring di desa Bahpasusang cenderung mengakibatkan erosi dipercepat. Wilayah pertanian yang sering terbuka menyebabkan indeks yang berbeda dengan yang ditanami beberapa jenis tanaman dan juga daerah semak belukar dan hutanya. Disamping itu beberapa jenis tanaman atau tumbuhan memiliki kontribusi atau sumbangan dalam mengurangi ataupun justru menambah laju atau tingkat erosi. Maka dari pada itu perlu untuk diketahui tanaman atau tumbuhan apa saja yang ada di daerah pertanian lahan miring desa Bahpasusang
(16)
untuk diketahui berapa indeks erosi yang diberikan oleh tanaman atau tumbuhan tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini yakni, berapa indeks erosi tiap faktor seperti faktor erosifitas hujan (faktor R), faktor erodibilitas tanah (faktor K), faktor panjang lereng (faktor L), faktor kemiringan lereng (faktor S), faktor tumbuhan tutupan lahan (C), faktor praktek pengendalian erosi secara mekanis (faktor P); yang kemudian akan diidentifikasi apakah tiap faktor lebih besar pengaruhnya dari pada faktor yang lainnya?
C. Pembatasan Masalah
Melihat begitu luasnya masalah, peneliti membatasi objek penelitian agar lebih terarah. Maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pada faktor tumbuhan tutupan lahannya saja. Berapa indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah lahan pertanian miring Desa Bahpasusang dan Bagiamana sebaran indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah pertanian miring Desa Bahpasusang, Kecamatan Raya.
D. Rumusan Masalah
1. Berapa indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah lahan pertanian miring Desa Bahpasusang , Kecamatan Raya?
2. Bagiamana sebaran indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah pertanian miring Desa Bahpasusang, Kecamatan Raya?
(17)
6
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui berapa indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah lahan pertanian miring Desa Bahpasusang , Kecamatan Raya.
2. Untuk mengetahui bagaimana sebaran indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah pertanian lahan miring Desa Bahpasusang, Kecamatan Raya
F. Manfaat Penelitian:
1. Menambah wawasan bagi peneliti dalam menulis karya ilmiah berupa skripsi.
2. Sebagai Referensi bacaan untuk jurusans geografi tentang pengaruh pengelolaan tanaman terhadap indeks bahaya erosi.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang membahas masalah yang sama.
4. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah setempat dalam hal tumbuhan tutupan lahan untuk mencegah erosi dipercepat.
(18)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sebaran indeks erosi pada tiap kelas kemiringan lereng berbeda-beda antara satu kelas kemiringan lereng dengan kelas kemiringan lereng lainnya yang disebabkan oleh berbedanya jenis tumbuhan tutupan lahan yang terdapat disetiap kelas kemiringan lereng.
2. Besar indeks erosi yang paling tinggi terdapat pada kelas kemiringan lereng 8-15% dengan kode tempat V yaitu 0,3107 dengan tumbuhan tutupan lahannya adalah jagung. Sedangkan indeks erosi yang paling rendah terdapat pada lahan dengan kelas kemiringan lereng >45% dengan kode kemiringan lahan XIII yaitu 0,0006 dan jenis tumbuhan tutupan lahannya adalah hutan.
B. Saran
Sebaiknya pada kelas kemiringan lereng 8-15% perlu diperbaiki dengan cara memperhatikan cara menanam tanaman yang memotong arah kemiringan lereng dan tidak mengikuti kemiringan lereng serta mengadakan pergantian tanaman atau melakukan variasi dalam bertani dengan menanam tanaman yang memiliki indeks erosi yang lebih rendah agar percepatan erosi tidak terjadi.
(19)
55
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: UGM Press.
Efendi, S. 2000. Pengendalian Erosi Tanah dalam Rangka Pelestarian
Lingkungan Hidup.Jakarta: Bumi Aksara.
Elfayeti. 2012. Geografi Pertanian. Medan: Universitas Negeri Medan.
http://leonheart94.blogspot.com/2001/01/pelapukan-erosi-dan-pengendapan.html. Diakses 15 maret 2013.
Sari. 2006. Evaluasi Besar Erosi Tanah dan Konsevasi Tanah di Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri.
Sitorus, E. 2012. Indeks Erosi Berdasarkan Tumbuhan Tutupan Lahan di Daerah Airan Sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek. Skripsi. Medan :Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Simanunkalit, Nahor. M. 2004. Evalasi Keampuan Lahan dan Tingkat Bahaya
Erosi Untuk Prioritas Konservasi Tanah di Sub Daerah Aliran Sungai Goti-Goti Daerah Aliran Sungai Batang Toru Hulu Tapanuli Utara Sumatera Utara.Tesis. Yogyakarta: Fakultas Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Gajah Mada.
Suranta, E. 2012. Indeks Erosi Berdasarkan Kemiringan dan Panjang Lereng di Desa Pangambatan Kecamatan Merek. Skripsi. Medan : Jurusan
Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air.Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Sutedjo, M. 2005. Pengantar IlmuTanah, TerbentuknyaTanah dan Tanah
Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.
(1)
lahan, manusia juga melakukan berbagai penutupan lahan dengan cara pengelolaan tanaman. Karena berbedanya jenis penutupan lahan yang dilakukan, maka kekuatan erosinya beranekaragam.
Tanaman atau tumbuhan yang sesuai untuk dipergunakan sebagai penutup lahan dan digunakan dalam sistem pergiliran harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (a) mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji, (b) mempunyai sistem perakaran yang tidak menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman pokok tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang baik dan tidak menyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi, (c) tumbuhan cepat dalam menghasilkan daun, (d) toleransi terhadap pemangkasan, (e) resisten terhadap hama, penyakit, dan kemiringan, (f) mampu menekan pertumbuhan gulma, (g) mudah diberantas jika tanah akan dipergunakan untuk penanaman tanaman semusim atau tanaman pokok lainya, (h) sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah, dan (i) tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan sulur-sulur yang membelit. (Ochse, 1961 dalam Arsyad, 1989).
Faktor tumbuhan tutupan lahan (faktor C) beranekaragam, maksudnya indeks tiap tumbuhan berbeda yang menyebabkan besarnya erosi yang terjadi berbeda juga. Nilai faktor tanaman (faktor C) berbeda (Arsyad,1989 dalam Simanugkalit, 2004) misalnya sawah dengan nilai C = 0,01; tegalan dengan nilai C = 0,7; padi dengan nilai C = 0,561; perladangan dengan nilai C = 0, 4 dan lain sebagainya. Karena berbedanya nilai C pada setiap jenis penutupan tanah menyebabkan hal ini menarik untuk diketahui.
(2)
Desa Bahpasusang adalah salah satu desa di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun yang memiliki karakteristik topografi yang terjal dan bergelombang sehingga mudah terkikis erosi. Penggunaan lahan di desa Bahpasusang meliputi: pemukiman 73 Ha (7 dusun), hutan 1.965 Ha, sawah 592 Ha,dan perladangan 1.040 Ha.
Walaupun memiliki topografi yang terjal dan bergelombang, iklimnya sangat mendukung untuk pertanian juga berbagai tanaman penutup lahan lainnya, khususnya didaerah penelitian yaitu lahan pertanian miring di desa Bahpasusang. Beraneka ragamnya jenis tanaman penutup lahan yang sudah pasti memiliki nilai C yang berbeda, maka penulis ingin mengetahui nilai C setiap tumbuhan tutupan lahan yang menyebabkan berbedanya indeks erosi yang ada di daerah penelitian tersebut.
Beranekaragamnya kekuatan erosi disetiap lahan yang dipengaruhi oleh faktor tumbuhan tutupan lahan disebabkan berbedanya tingkat infiltrasi (penyerapan air). Pengelolaan tanaman dan memperhatikan syarat-syarat tanaman penutup lahan dapat mengurangi tingkat erosi. Tetapi kegiatan pertanian di areal pertanian lahan miring di desa Bahpasusang cenderung mengakibatkan erosi dipercepat. Wilayah pertanian yang sering terbuka menyebabkan indeks yang berbeda dengan yang ditanami beberapa jenis tanaman dan juga daerah semak belukar dan hutanya. Disamping itu beberapa jenis tanaman atau tumbuhan memiliki kontribusi atau sumbangan dalam mengurangi ataupun justru menambah laju atau tingkat erosi. Maka dari pada itu perlu untuk diketahui tanaman atau tumbuhan apa saja yang ada di daerah pertanian lahan miring desa Bahpasusang
(3)
untuk diketahui berapa indeks erosi yang diberikan oleh tanaman atau tumbuhan tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini yakni, berapa indeks erosi tiap faktor seperti faktor erosifitas hujan (faktor R), faktor erodibilitas tanah (faktor K), faktor panjang lereng (faktor L), faktor kemiringan lereng (faktor S), faktor tumbuhan tutupan lahan (C), faktor praktek pengendalian erosi secara mekanis (faktor P); yang kemudian akan diidentifikasi apakah tiap faktor lebih besar pengaruhnya dari pada faktor yang lainnya?
C. Pembatasan Masalah
Melihat begitu luasnya masalah, peneliti membatasi objek penelitian agar lebih terarah. Maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pada faktor tumbuhan tutupan lahannya saja. Berapa indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah lahan pertanian miring Desa Bahpasusang dan Bagiamana sebaran indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah pertanian miring Desa Bahpasusang, Kecamatan Raya.
D. Rumusan Masalah
1. Berapa indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah lahan pertanian miring Desa Bahpasusang , Kecamatan Raya?
2. Bagiamana sebaran indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah pertanian miring Desa Bahpasusang, Kecamatan Raya?
(4)
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui berapa indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah lahan pertanian miring Desa Bahpasusang , Kecamatan Raya.
2. Untuk mengetahui bagaimana sebaran indeks erosi berdasarkan faktor tumbuhan tutupan lahan di daerah pertanian lahan miring Desa Bahpasusang, Kecamatan Raya
F. Manfaat Penelitian:
1. Menambah wawasan bagi peneliti dalam menulis karya ilmiah berupa skripsi.
2. Sebagai Referensi bacaan untuk jurusans geografi tentang pengaruh pengelolaan tanaman terhadap indeks bahaya erosi.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang membahas masalah yang sama.
4. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah setempat dalam hal tumbuhan tutupan lahan untuk mencegah erosi dipercepat.
(5)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sebaran indeks erosi pada tiap kelas kemiringan lereng berbeda-beda antara satu kelas kemiringan lereng dengan kelas kemiringan lereng lainnya yang disebabkan oleh berbedanya jenis tumbuhan tutupan lahan yang terdapat disetiap kelas kemiringan lereng.
2. Besar indeks erosi yang paling tinggi terdapat pada kelas kemiringan lereng 8-15% dengan kode tempat V yaitu 0,3107 dengan tumbuhan tutupan lahannya adalah jagung. Sedangkan indeks erosi yang paling rendah terdapat pada lahan dengan kelas kemiringan lereng >45% dengan kode kemiringan lahan XIII yaitu 0,0006 dan jenis tumbuhan tutupan lahannya adalah hutan.
B. Saran
Sebaiknya pada kelas kemiringan lereng 8-15% perlu diperbaiki dengan cara memperhatikan cara menanam tanaman yang memotong arah kemiringan lereng dan tidak mengikuti kemiringan lereng serta mengadakan pergantian tanaman atau melakukan variasi dalam bertani dengan menanam tanaman yang memiliki indeks erosi yang lebih rendah agar percepatan erosi tidak terjadi.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: UGM Press.
Efendi, S. 2000. Pengendalian Erosi Tanah dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup.Jakarta: Bumi Aksara.
Elfayeti. 2012. Geografi Pertanian. Medan: Universitas Negeri Medan.
http://leonheart94.blogspot.com/2001/01/pelapukan-erosi-dan-pengendapan.html. Diakses 15 maret 2013.
Sari. 2006. Evaluasi Besar Erosi Tanah dan Konsevasi Tanah di Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri.
Sitorus, E. 2012. Indeks Erosi Berdasarkan Tumbuhan Tutupan Lahan di Daerah Airan Sungai Aek Sigumbang Kecamatan Merek. Skripsi. Medan :Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Simanunkalit, Nahor. M. 2004. Evalasi Keampuan Lahan dan Tingkat Bahaya
Erosi Untuk Prioritas Konservasi Tanah di Sub Daerah Aliran Sungai Goti-Goti Daerah Aliran Sungai Batang Toru Hulu Tapanuli Utara Sumatera Utara.Tesis. Yogyakarta: Fakultas Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Gajah Mada.
Suranta, E. 2012. Indeks Erosi Berdasarkan Kemiringan dan Panjang Lereng di Desa Pangambatan Kecamatan Merek. Skripsi. Medan : Jurusan
Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air.Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Sutedjo, M. 2005. Pengantar IlmuTanah, TerbentuknyaTanah dan Tanah Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.