"Pengaruh Pemberian Kortikosteroid Oral Dosis Tinggi dan Jangka Panjang Terhadap Diameter Serabut Otot dan Gambaran Histopatologis Otot Rangka Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) Jantan ".

(1)

iv

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN KORTIKOSTEROID ORAL DOSIS TINGGI DAN JANGKA PANJANG TERHADAP DIAMETER SERABUT OTOT

DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGIS OTOT RANGKA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN

Samuel Partogi Harianja, 1210138, Pembimbing I: Teresa Lucretia, dr., M. Kes Pembimbing II: Sylvia Soeng, dr., M. Kes. PA (K)

Latar Belakang : Penggunaan kortikosteroid eksogen pada dosis tinggi dan

jangka panjang merupakan penyebab tersering Glucocorticoid induced myopathy seperti yang terjadi pada Sindroma Cushing, 60 % penderitanya akan mengalami kelemahan otot yang akan menyebabkan atrofi otot.

Tujuan Penelitian : Mengetahui perubahan diameter serabut otot dan gambaran

histopatologi otot rangka tikus wistar jantan setelah diberi kortikosteroid oral dosis tinggi dan jangka panjang.

Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium sungguhan

dengan rancangan acak lengkap. Subjek penelitian adalah 12 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi dalam 2 kelompok (n = 6). Kelompok kontrol diberikan akuades 5 mL dari hari ke-1 sampai hari ke-14. Kelompok perlakuan diberi prednison 0,36 mg dari hari ke 1 sampai hari ke-14. Data yang diukur adalah diameter serabut otot diuji menggunakan uji T-test tidak berpasangan dan skor kerusakan otot berdasarkan modifikasi Schaaf secara deskriptif.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan diameter serabut otot kelompok prednison

lebih kecil secara signifikan daripada kelompok kontrol (p = 0,039). Kerusakan otot menurut modifikasi Schaaf terdapat 1 tikus memberikan gambaran nekrosis serabut otot (skor 1), 2 tikus memberikan gambaran nekrosis serabut otot dan sel lemak (skor 2), 3 tikus memberikan gambaran nekrosis serabut otot, sel lemak dan sel inflamasi (skor 3).

Simpulan: Kortikosteroid dosis tinggi dan jangka panjang menyebabkan

perubahan gambaran histopatologi otot.


(2)

v

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

THE EFFECT OF HIGH DOSE AND LONG TERM USED ORAL CORTICOSTEROID TOWARD THE DIAMETER OF MUSCLE FIBERS AND HISTOPATHOLOGY PATTERN OF SKELET MUSCLE IN WISTAR

MALE RAT

Samuel Partogi Harianja, 1210138, Tutor 1st : Teresa Lucretia, dr., M. Kes Tutor 2nd: Sylvia Soeng, dr., M. Kes. PA (K)

Background: Glucocorticoid-induced myopathy can be caused by the high dose

and long term used of exogenous corticosteroids, as happens in Cushing Syndrome, who 60% of patients will experience muscle weakness lead to muscle atrophy.

Objective: To identify change the diameter of muscle and histopathology pattern

of skeletal muscle in wistar male rat after high dose and long term exogenous

corticosteroid consumption.

Methods: This study was a real experimental laboratory with complete

randomized design. The subjects were 12 wistar male rat divided into 2 groups (n = 6). The control group was showed 5 mL distilled water from day 1 to day 14. The treatment group was showed prednisone 0,36 mg from day 1 to day 14. the data was measured the diameter of muscle fibers and analyzed using unpaired t-test. The muscle damage was described based on Modified Schaaf score.

Result: The result of the diameter muscle fibers in treatment group was

significantly smaller than control group (p = 0.039). there is 1 rat showed necrosis of muscle fibers pattern (score 1), 2 rats showed necrosis of muscle fibers and fat cells pattern (score 2) and 3 rats showed necrosis of muscle fibers, fat cells and inflammatory cells pattern (score 3).

Conclusion: High-dose and long-term used of corticosteroid made changes in

muscle fibers and histopathology pattern of wistar male rat.


(3)

vi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN………...i

SURAT PERNYATAAN………...ii

ABSTRAK……….iii

ABSTRACT………iv

KATA PENGANTAR………v

DAFTAR ISI……….vii

DAFTAR TABEL………...x

DAFTAR GAMBAR……….xi

DAFTAR LAMPIRAN………xii

BAB I PENDAHULUAN………...1

1.1 Latar Belakang………...1

1.2 Identifikasi Masalah………...2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………...2

1.4 Manfaat Penelitian……….2

1.4.1Manfaat Akademik………..2

1.4.2 Manfaat Praktis………..3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis………3

1.5.1 Kerangka Penelitian………...3

1.5.2 Hipotesis………4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………5

2.1 Struktur Anatomi Otot………5

2.1.1 Struktur Anatomi Otot Rangka………..5

2.1.2 Struktur Histologi Otot Rangka……….7

2.1.3 Fisiologi Otot Rangka………..11

2.2 Kortikosteroid………..14

2.2.1 Pembagian Kortikosteroid………15


(4)

vii

Universitas Kristen Maranatha

2.2.3 Farmakokinetik Kortikosteroid……….. 17

2.2.4 Farmakodinamik Kortikosteroid……….19

2.2.5 Sediaan dan Posologi Kortikosteroid………..21

2.2.6 Prednison……….22

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat dan Subjek Penelitian………...24

3.1.2 Bahan Penelitian………...24

3.1.2 Alat Penelitian………..24

3.1.3 Objek Penelitian………...24

3.1.4 Tempat dan Waktu Penelitian………..25

3.2 Metode Penelitian……….25

3.2.1 Desain Penelitian………..25

3.2.2 Variabel Penelitian………...25

3.2.2.1 Variabel Perlakuan……….….25

3.2.2.2 Variabel Respon……….….25

3.2.2.3 Definisi Operasional Variabel……….25

3.2.3 Perhitungan Besar Sampel………26

3.2.4 Prosedur Kerja………...27

3.2.4.1 Persiapan Hewan Coba……….27

3.2.4.2 Prosedur Penelitian………27

3.2.5 Cara Pemeriksaan………..27

3.2.5.1 Pengambilan Otot Tikus………27

3.2.5.2 Pembuatan Preparat Histopatologis Otot Tikus………28

3.2.5.3 Pengamatan Sediaan Histopatologis Otot Tikus………...29

3.2.6 Metode Analisis Statistik………..29

3.2.6.1 Hipotesis Statistik……….29

3.2.6.2 Kriteria Uji………30


(5)

viii

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………31

4.1 Hasil Penelitian………31

4.1.1 Diameter Serabut Otot Rangka………31

4.1.2 Kerusakan otot rangka menurut modifikasi Schaaf……….32

4.2 Pembahasan………..33

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian……….34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….35

5.1 Simpulan………..35

5.1.1 Simpulan Umum………..35

5.1.2 Simpulan Khusus……….35

5.2 Saran………35

DAFTAR PUSTAKA...………36

LAMPIRAN………..37


(6)

ix

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pembagian Kortikosteroid……… 16

Tabel 2.2. Sediaan Kortikosteroid………... 21

Tabel 3.1. Skor kerusakan otot menurut modifikasi Schaaf………. 26

Tabel 4.1 Rerata diameter otot rangka secara histopatologis……..……... 31 Tabel 4.2 Hasil perubahan histopatologi otot rangka menurut skor

kerusakan modifikasi Schaaf………


(7)

x

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bentuk-bentuk otot……….….. 7

Gambar 2.2. Sarkoplasma, Sarkolemma, Myofibril dan Sel Satelit….…. 8 Gambar 2.3. Perimisium, Epimisium, Endomisium……….. 8 Gambar 2.4. Skematis Struktur Myofibril…..……… 10 Gambar 2.5.

Struktur Tropomiosin, Troponin T, Troponin C dan

Troponin I……… 11

Gambar 2.6. Mekanisme Kontraksi Otot ………….……….……….……. 13 Gambar 2.7. Inti Siklopentanoperhidrofenatren……….. 15

Gambar 2.8 Mekanisme Kortikosteroid………. 17

Gambar 2.9 Struktur dan tata nama produk kortikosteroid dan derivat….. 18 Gambar 2.10 Rumus Bangun Prednison………... 22


(8)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1.

GAMBAR HISTOPATOLOGI DIAMETER

SERABUT OTOT KONTROL DAN PERLAKUAN… 38

LAMPIRAN 2.

GAMBAR HISTOPATOLOGI BERDASARKAN SKOR KERUSAKAN OTOT MODIFIKASI

SCHAAF……….

39

LAMPIRAN 3.

HASIL ANALISIS STATISTIK PENGUKURAN DIAMETER SERABUT OTOT MENGGUNAKAN UJI T-TEST TIDAK BERPASANGAN ….………..…

40

LAMPIRAN 4. KONVERSI DOSIS PREDNISON……… 42

LAMPIRAN 5. SKOR KERUSAKAN OTOT MODIFIKASI

SCHAAF………. 43


(9)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kortikosteroid sering digunakan pada dosis terapi untuk berbagai penyakit inflamasi dan autoimun karena memiliki efek antiinflamasi. Kortikosteroid dapat menimbulkan efek pada sistem organ pada penggunaan klinis dan penghentian penggunaan kortikosteroid menjadi sulit karena berpotensi menimbulkan berbagai efek samping serius yang beberapa di antaranya mengancam jiwa. Oleh sebab itu, penggunaan kortikosteroid dalam suatu terapi selalu membutuhkan pertimbangan yang hati-hati mengenai risiko dan manfaat yang akan diterima pasien (Goodman, 2014).

Sekresi kortikosteroid endogen diatur oleh hipotalamus yang akan mengeluarkan CRH (Corticotropin-releasing hormon) dan mengatur hipofisis anterior untuk mengeluarkan ACTH (Adrenocorticotropin Hormon) yang akan memengaruhi korteks adrenal untuk mengeluarkan kortisol (Sherwood, 2012). Penggunaan kortikosteroid eksogen dalam jangka panjang merupakan penyebab tersering Glucocorticoid induced myopathy seperti yang terjadi pada Sindroma Cushing, 60 % penderitanya akan mengalami kelemahan otot (Gupta, 2013).

Glucocorticoid induced myopathy dapat akut dan kronis. Miopati akut ditandai dengan kelemahan otot proksimal dan distal yang cepat dan progesif, biasanya terjadi pada pasien unit pelayanan intensif yang disebabkan oleh immobilisasi, defisiensi nutrisi, sepsis, dan pemberian kortikosteroid dosis tinggi. Miopati kronis ditandai dengan terjadinya kelemahan otot yang perlahan-lahan dan tidak nyeri, terutama pada otot proksimal dan menyebabkan atrofi otot dalam beberapa minggu sampai bulan (Gupta, 2013).

Pada Glucocorticoid induced myopathy, kortikosteroid dapat dijelaskan menggunakan tiga hipotesis. Hipotesis pertama, inhibisi sintesis protein; Hipotesis kedua dijelaskan berdasarkan mekanisme proteolisis otot menggunakan Ubiquitin


(10)

2

Universitas Kristen Maranatha

proteasome-pathway; Hipotesis ketiga terjadi peningkatan jumlah reseptor 3H-deksametason binding di sitosol otot gastrocnemius (Gupta, 2013).

Melalui penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengetahui efek kortikosteroid jangka panjang terhadap perubahan kerusakan otot secara histopatologi.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah terjadi perubahan diameter serabut otot rangka tikus wistar setelah pemberian kortikosteroid oral dosis tinggi dan jangka panjang. 2. Apakah terjadi perubahan gambaran histopatologi otot rangka tikus

wistar jantan setelah pemberian kortikosteroid oral dosis tinggi dan jangka panjang.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah untuk mengetahui efek kortikosteroid oral dosis tinggi dan jangka panjang terhadap otot rangka.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kerusakan otot rangka tikus wistar jantan baik diameter serabut otot maupun gambaran histopatologi setelah diberi kortikosteroid oral dosis tinggi dan jangka panjang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Untuk menambah pengetahuan tentang efek samping kortikosteroid oral dosis tinggi dan jangka panjang khususnya pada otot rangka.


(11)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Manfaat Praktis

Untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang efek samping kortikosteroid oral dosis tinggi dan jangka panjang terhadap otot rangka.

1.5 Kerangka Penelitian dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Penelitian

Patogenesis atrofi otot akibat pemberian kortikosteroid berdasarkan jenis otot yang terjadi pada type II muscle fibers dapat dijelaskan menggunakan tiga hipotesis (Gupta, 2013). Hipotesis pertama, inhibisi sintesis protein yang meliputi: inhibisi transportasi asam amino yang mengakibatkan defosforilasi dari 4E-BP1 dan 40S protein ribosom S6 kinase di dalam otot dan inhibisi stimulasi insulin-like

growth factor-I. Faktor tersebut menginhibisi sintesis protein dengan cara inisiasi

dan translasi mRNA. Selain itu, terjadi juga peningkatan MyoD1, myf-5, dan MRF4 mRNA sehingga terjadi inhibisi myogenesis dengan cara down regulation myogenin yang akan mengurangi differensiasi sel mioblas C2C12 dan sel satelit. (Shah OJ et all., 2000).

Hipotesis kedua dijelaskan berdasarkan mekanisme proteolisis otot menggunakan Ubiquitin proteasome-pathway. Ubiquitin proteasome-pathway (UPP) adalah mekanisme utama untuk katabolisme protein dalam sitosol dan inti yang terdiri dari konjugasi dan deubiquitinasi (Boston Biochem, 2016).

Konjugasi adalah ubiquitin yang menjadi rantai kovalen yang terkait dengan ubiquitin dan atau protein lain, baik sebagai molekul tunggal atau sebagai rantai poli-ubiquitin. Penempelan ubiquitin ke ε-amina residu lisin protein target memerlukan serangkaian langkah enzimatik ATP-dependent oleh enzim E1 (mengaktifkan ubiquitin), enzim E2 (konjugasi ubiquitin) dan enzim E3 (pengikat ubiquitin). Enzim E3 mengikat substrat protein dan enzim E2 untuk membentuk kompleks E2-E3-substrat yang memiliki spesifisitas substrat tertinggi untuk


(12)

4

Universitas Kristen Maranatha

cascade konjugasi. C-terminal residu Gly75-Gly76 dari ubiquitin adalah residu kunci yang berfungsi dalam reaksi kimia ubiquitin (Boston Biochem, 2016). Deubiquitinasi adalah ikatan kovalen ubiquitin (isopeptide hubungan) antara ubiquitin dan protein target serta antara molekul ubiquitin dengan

Deubiquitinating Enzym (DUBs). Deubiquitinating Enzym (DUBs) diperlukan

untuk memroses kumpulan beragam monoubiquitin dan polyubiquitin, mengatur aktivitas kedua ligase dan substrat. (Boston, Biochem, 2016).

Hipotesis ketiga terjadi peningkatan jumlah reseptor 3H-deksametason binding di sitosol otot gastrocnemius (Schakman O et al., 2008, DuBois DC et al., 1980).

1.5.2 Hipotesis

Kortikosteroid memperkecil diameter serabut otot setelah pemberian oral dosis tinggi dan jangka panjang.


(13)

35

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Kortikosteroid memperkecil diameter serabut otot setelah pemberian oral dosis tinggi dan jangka panjang.

2. Kortikosteroid mengubah gambaran histopatologi otot setelah pemberian oral dosis tinggi dan jangka panjang.

5.2 Saran

1. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan pewarnaan histopatologi yang berbeda.

2. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penelitian efek samping prednison terhadap organ-organ lainnya.


(14)

PENGARUH PEMBERIAN KORTIKOSTEROID ORAL DOSIS

TINGGI DAN JANGKA PANJANG TERHADAP DIAMETER

SERABUT OTOT DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGIS OTOT

RANGKA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

SAMUEL PARTOGI HARIANJA

1210138

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(15)

vi

Universitas Kristen Maranatha KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus karena hanya dengan berkat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan penelitiannya dengan baik dan menyusun karya tulis ilmiah ini dengan baik dan tepat waktu. Karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Karya tulis ini terselesaikan dengan baik tentu dengan bantuan, bimbingan, serta dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Teresa Lucretia, dr., M. Kes selaku pembimbing utama yang telah memberi waktu, motivasi, tenaga serta pikiran dalam membantu, memberi nasihat, saran, dan solusi permasalahan selama pembuatan karya tulis ini.

2. Sylvia Soeng, dr., M. Kes., PA (K) selaku pembimbing pendamping yang telah memberi waktu, motivasi, tenaga serta pikiran dalam membantu, memberi nasihat, saran, dan solusi permasalahan selama pembuatan karya tulis ini.

3. Laella K. Liana, dr., Sp.PA., M. Kes yang telah membantu dalam pembacaan preparat histopatologi untuk penyelesaian karya tulis ini.

4. Kepala Laboratorium Farmakologi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. 5. Rumah Sakit Advent Bandung dalam pembuatan preparat histologi.

6. Kedua orang tua saya Bapak Kharlison Harianja S.H., M.H dan Ibu Posma Rohani Sihombing, dr yang selalu memberikan dukungan materi maupun dukungan mental serta turut membantu jalannya penelitian, dan tak lupa doa yang selalu menyertai penulis sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar dan karya tulis dapat terselesaikan dengan baik.

7. Sahabat penulis, Alfred Tri Susanto, Andreas Krisnata, Yalsin Hericson, Julian Maruli Simanjuntak, Raden Cahyo Aditya, Said Muhammad Faros,


(16)

vii

Universitas Kristen Maranatha

Edward Timotius, Malvin Oven Hardicar, Andreas Jovianto, Jericho Immanuela, Yemima Dwika Divinadia, Jessica Purnomo, Orarensya Lestari Sitorus, Komang Soni, Sasya, Sabrina Ruth, Ricky Bonatio Hutagalung, Indra Bayu, Kevin Kenny, Adisurya Nugraha, Angela Azalia, Hans Ariel Satyana, Andrew Joshua Megawe, Irene Elysia Gunawan, Iie Tanang, Caecilia Arlene, Calvin Erdison, Yosia Kristanto, Pak Daniel, Bu Icha yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis.

8. Serta semua sahabat dan kerabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan karya tulis ini.

Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan bagi pengembangan ilmu kedokteran di kemudian hari.

Bandung, Desember 2016


(17)

36

DAFTAR PUSTAKA

1. Barrett Kim E [et al]. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong [Buku]. - Jakarta : EGC Medical, 2012. - 24th.

2. Boston Biochem [Online] // The World’s Leading Producer of Ubiquitin

-Related Research Products - 2016 -

http://www.bostonbiochem.com/about/ubiquitin-proteasome-pathway-upp. 3. Carroll B [et al]. Greenspan Endokrinologi Dasar dan Klinik [Buku]. Gardner

DG, Shoback D [Editor]. McGraw-Hill / Lange. (Access-Medicine), 2011 - 9th.

4. DuBois DC [et al]. Disuse atrophy of skeletal muscle is associated with an increase in number of glucocorticoid receptors : A Rivew [Jurnal] // Endocrinology, 1980.

5. Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995 - 4th . 6. Festing MFW [et al]. Guidelines for the design and statistical analysis of

experiments using laboratory animals [Buku], 2002.

7. Ganiswarna Sulistia [et al]. Farmakologi dan Terapi [Buku] - Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2011 - 5th

8. Gupta Anu [et al]. Glucocorticoid-induced myopathy: Pathophysiology, diagnosis, and treatment : A Rivew [Jurnal] // Indian J Endocrinol Metab, 2013.

9. Hardman, J.G [et al]. Goodman & Gillman Dasar Farmakologi Terapi [Buku] / penerj Amalia Hanif, 2008 - Jakarta : EGC, 2014..

10. Katzung, B.G [et al]. Farmakologi Dasar dan Klinik [Buku] / penerj A.W. Nugroho [et al] [Editor], 2010 - Jakarta : EGC, 2012 - 10th.

11. Kumar V [et al]. Buku Ajar Patologi Robbins [Buku]. Nasar I.M [et al] [Editor] - Jakarta : Elsevier, 2015 - 9th .

12. Mead R. The Design of Experiments [Buku] - Cambridge : Cambridge University Press, 1980..

13. Meseher L. Anthony. Histologi Dasar Junqueira [Buku] - Jakarta : EGC, 2012 - 12th.

14. Moore Keith [et al]. Clinically Oriented Anatomy [Buku]. - Philadelphia : 2014.

15. Rosana Herminia Scola [et al]. Toxic myopathies: muscle biopsy features : A Rivew [Jurnal] // Neuromuscular/Neurology Division, Internal Medicine Department, Hospital de Clínicas da Universidade Federal do Paraná (UFPR) - Curitiba PR, Brasil, 2006.

16. Schaaf [et al]. Lack of robust satellite cell activation and muscle regeneration during the progression of Pompe disease : A Rivew [Jurnal] // Acta Neuropathologica Communications, 2015.

17. Schakman O [et al]. Mechanisms of glucocorticoid-induced myopathy : A Rivew [Jurnal] // J Endocrinol, 2008.


(18)

37

18. Shah OJ [et al]. Acute attenuation of translation initiation and protein synthesis by glucocorticoids in skeletal muscle : A Rivew [Jurnal] // Am J Physiol Endocrinol Metab, 2000.

19. Shah OJ [et al] Among translational effectors, p70S6k is uniquely sensitive to inhibition by glucocorticoids : A Rivew [Jurnal] // Biochem J, 2000.

20. Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem [Buku] penyunt. Yesdelita Nella / penerj. Pendit Brahm U. - Shenton way : Cengage learning Asia PTE, 2012. - 6th.


(1)

35

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Kortikosteroid memperkecil diameter serabut otot setelah pemberian oral dosis tinggi dan jangka panjang.

2. Kortikosteroid mengubah gambaran histopatologi otot setelah pemberian oral dosis tinggi dan jangka panjang.

5.2 Saran

1. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan pewarnaan histopatologi yang berbeda.

2. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penelitian efek samping prednison terhadap organ-organ lainnya.


(2)

PENGARUH PEMBERIAN KORTIKOSTEROID ORAL DOSIS

TINGGI DAN JANGKA PANJANG TERHADAP DIAMETER

SERABUT OTOT DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGIS OTOT

RANGKA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

SAMUEL PARTOGI HARIANJA

1210138

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(3)

vi

Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus karena hanya dengan berkat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan penelitiannya dengan baik dan menyusun karya tulis ilmiah ini dengan baik dan tepat waktu. Karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Karya tulis ini terselesaikan dengan baik tentu dengan bantuan, bimbingan, serta dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Teresa Lucretia, dr., M. Kes selaku pembimbing utama yang telah memberi waktu, motivasi, tenaga serta pikiran dalam membantu, memberi nasihat, saran, dan solusi permasalahan selama pembuatan karya tulis ini.

2. Sylvia Soeng, dr., M. Kes., PA (K) selaku pembimbing pendamping yang telah memberi waktu, motivasi, tenaga serta pikiran dalam membantu, memberi nasihat, saran, dan solusi permasalahan selama pembuatan karya tulis ini.

3. Laella K. Liana, dr., Sp.PA., M. Kes yang telah membantu dalam pembacaan preparat histopatologi untuk penyelesaian karya tulis ini.

4. Kepala Laboratorium Farmakologi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. 5. Rumah Sakit Advent Bandung dalam pembuatan preparat histologi.

6. Kedua orang tua saya Bapak Kharlison Harianja S.H., M.H dan Ibu Posma Rohani Sihombing, dr yang selalu memberikan dukungan materi maupun dukungan mental serta turut membantu jalannya penelitian, dan tak lupa doa yang selalu menyertai penulis sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar dan karya tulis dapat terselesaikan dengan baik.

7. Sahabat penulis, Alfred Tri Susanto, Andreas Krisnata, Yalsin Hericson, Julian Maruli Simanjuntak, Raden Cahyo Aditya, Said Muhammad Faros,


(4)

vii

Universitas Kristen Maranatha

Edward Timotius, Malvin Oven Hardicar, Andreas Jovianto, Jericho Immanuela, Yemima Dwika Divinadia, Jessica Purnomo, Orarensya Lestari Sitorus, Komang Soni, Sasya, Sabrina Ruth, Ricky Bonatio Hutagalung, Indra Bayu, Kevin Kenny, Adisurya Nugraha, Angela Azalia, Hans Ariel Satyana, Andrew Joshua Megawe, Irene Elysia Gunawan, Iie Tanang, Caecilia Arlene, Calvin Erdison, Yosia Kristanto, Pak Daniel, Bu Icha yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis.

8. Serta semua sahabat dan kerabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan karya tulis ini.

Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan bagi pengembangan ilmu kedokteran di kemudian hari.

Bandung, Desember 2016


(5)

36

DAFTAR PUSTAKA

1. Barrett Kim E [et al]. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong [Buku]. - Jakarta : EGC Medical, 2012. - 24th.

2. Boston Biochem [Online] // The World’s Leading Producer of Ubiquitin

-Related Research Products - 2016 -

http://www.bostonbiochem.com/about/ubiquitin-proteasome-pathway-upp. 3. Carroll B [et al]. Greenspan Endokrinologi Dasar dan Klinik [Buku]. Gardner

DG, Shoback D [Editor]. McGraw-Hill / Lange. (Access-Medicine), 2011 - 9th.

4. DuBois DC [et al]. Disuse atrophy of skeletal muscle is associated with an increase in number of glucocorticoid receptors : A Rivew [Jurnal] // Endocrinology, 1980.

5. Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995 - 4th . 6. Festing MFW [et al]. Guidelines for the design and statistical analysis of

experiments using laboratory animals [Buku], 2002.

7. Ganiswarna Sulistia [et al]. Farmakologi dan Terapi [Buku] - Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2011 - 5th

8. Gupta Anu [et al]. Glucocorticoid-induced myopathy: Pathophysiology, diagnosis, and treatment : A Rivew [Jurnal] // Indian J Endocrinol Metab, 2013.

9. Hardman, J.G [et al]. Goodman & Gillman Dasar Farmakologi Terapi [Buku] / penerj Amalia Hanif, 2008 - Jakarta : EGC, 2014..

10. Katzung, B.G [et al]. Farmakologi Dasar dan Klinik [Buku] / penerj A.W. Nugroho [et al] [Editor], 2010 - Jakarta : EGC, 2012 - 10th.

11. Kumar V [et al]. Buku Ajar Patologi Robbins [Buku]. Nasar I.M [et al] [Editor] - Jakarta : Elsevier, 2015 - 9th .

12. Mead R. The Design of Experiments [Buku] - Cambridge : Cambridge University Press, 1980..

13. Meseher L. Anthony. Histologi Dasar Junqueira [Buku] - Jakarta : EGC, 2012 - 12th.

14. Moore Keith [et al]. Clinically Oriented Anatomy [Buku]. - Philadelphia : 2014.

15. Rosana Herminia Scola [et al]. Toxic myopathies: muscle biopsy features : A Rivew [Jurnal] // Neuromuscular/Neurology Division, Internal Medicine Department, Hospital de Clínicas da Universidade Federal do Paraná (UFPR) - Curitiba PR, Brasil, 2006.

16. Schaaf [et al]. Lack of robust satellite cell activation and muscle regeneration during the progression of Pompe disease : A Rivew [Jurnal] // Acta Neuropathologica Communications, 2015.

17. Schakman O [et al]. Mechanisms of glucocorticoid-induced myopathy : A Rivew [Jurnal] // J Endocrinol, 2008.


(6)

37

18. Shah OJ [et al]. Acute attenuation of translation initiation and protein synthesis by glucocorticoids in skeletal muscle : A Rivew [Jurnal] // Am J Physiol Endocrinol Metab, 2000.

19. Shah OJ [et al] Among translational effectors, p70S6k is uniquely sensitive to

inhibition by glucocorticoids : A Rivew [Jurnal] // Biochem J, 2000.

20. Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem [Buku] penyunt.

Yesdelita Nella / penerj. Pendit Brahm U. - Shenton way : Cengage learning Asia PTE, 2012. - 6th.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L ) Terhadap Gambaran Histopatologis Fatty Streak Pada Dinding Aorta Abdominalis Tikus Wistar Jantan Hiperkolesterolemik

2 60 109

Efek Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Tikus (Rattus novergicus) Jantan Terisolasi Secara In Vitro

3 42 77

AnatomiI Sistem Saraf dan Peranannya Dalam Regulasi Kontraksi Otot Rangka

4 60 15

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun dan Buah Muda Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) Terhadap Kadar SGOT dan SGPT Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Parasetamol

2 35 17

Pengaruh Pemberian EkstrakPropolis Terhadap Perubahan Luas Luka Bakar Derajat II B - IIIPada Tikus PutihStrain Wistar (Rattus Norvegicus)

0 5 19

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Gambaran Histologis Silia Epitel Trakea Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) yang Terpapar Asap Rokok

1 5 26

Korelasi Pemberian Diet Rendah Protein Terhadap Status Protein, Imunitas, Hemoglobin, dan Nafsu Makan Tikus Wistar Jantan

0 0 18

Pengaruh Panjang Tungkai dan Daya Ledak Otot Terhadap Kecepatan Lari

2 28 49

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

0 0 12