STUDI KOMPARATIF PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT MANAJEMEN PROYEK DI SMK NEGERI 6 BANDUNG.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Model Pembelajaran ... 8

B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 15

D. Model Pembelajaran Konvensional ... 21

E. Hasil Belajar ... 26

F. Mata Diklat Manajemen Proyek ... 31

G. Anggapan Dasar ... 34

H. Perumusan Hipotesis ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37

B. Variabel Penelitian ... 39

C. Paradigma Penelitian ... 39

D. Tahapan Penelitian ... 41

E. Data dan Sumber Data ... 42

F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 45

H. Instrumen Penelitian ... 46

I. Pengujian Instrumen ... 47


(2)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 57

B. Deskripsi Indikator ... 62

C. Analisis Data ... 67

D. Analisis Statistik Model Pembelajaran Jigsaw ... 72

E. Analisis Statistik Model Pembelajaran Konvensional ... 75

F. Uji Hipotesis ... 79

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... . ... 86

DAFTAR PUSTAKA... 87 LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Eksperimen ... 38

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian ... 44

Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai N-gain ... 49

Tabel 4.1 Frekuensi dan Presentase Hasil Pretest dan Posttest Indikator 1 ... 62

Tabel 4.2 Frekuensi dan Presentase Hasil Pretest dan Posttest Indikator 2 ... 63

Tabel 4.3 Frekuensi dan Presentase Hasil Pretest dan Posttest Indikator 3 ... 64

Tabel 4.4 Frekuensi dan Presentase Hasil Pretest dan Posttest Indikator 4 ... 65

Tabel 4.5 Frekuensi dan Presentase Hasil Pretest dan Posttest Indikator 5 ... 66

Tabel 4.6 Data Perolehan Aspek Kognitip Kelas Eksperimen ... 67

Tabel 4.7 Data Perolehan Aspek Kognitip Kelas Kontrol ... 68

Tabel 4.8 Nilai Rata-Rata Pretest ... 70

Tabel 4.9 Nilai Rata-Rata Posttest ... 71

Tabel 4.10 Nilai Rata-Rata Pretest ... 72

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Pretest ... 73

Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest ... 73

Tabel 4.13 Nilai Rata-Rata Posttest ... 74

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data Posttest ... 74

Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest ... 75

Tabel 4.16 Nilai Rata-Rata Pretest ... 76

Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Data Pretest ... 76

Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest ... 77

Tabel 4.19 Nilai Rata-Rata Posttest ... 77

Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Data Posttest ... 78

Tabel 4.21 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest ... 78

Tabel 4.22 Uji T Data Pretest... 79

Tabel 4.23 Uji T Data Posttest ... 80


(4)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 40 Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata ... 69 Gambar 4.2 Grafik Rata-Rata Skor dan Peningkatan Hasil Belajar ... 70


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A BAHAN AJAR

A.1 Materi Penelitian ... 1

A.2 Kisi-Kisi Instrumen ... 11

A.3 Silabus ... ... 12

A.4 RPP Kelas Eksperimen ... 14

A.5 RPP Kelas Kontrol ... 18

LAMPIRAN B INSTRUMEN B.1 Kisi-Kisi Soal Pretest ... 21

B.2 Kisi-Kisi Soal Posttest ... 26

B.3 Soal Pretest dan Soal Posttest ... 31

B.4 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ... 36

B.5 Lembar Kerja Diskusi ... 41

B.6 Kunci Jawaban Lembar Kerja Diskusi ... ... 45

B.7 Aspek Penilaian ... 49

LAMPIRAN C PENGUJIAN INSTRUMEN C.1 Lembar Judgment Experts Pengujian Kisi-Kisi Instrumen ... 50

C.2 Lembar Judgment Experts Soal Pretest ... 52

C.3 Lembar Judgment Experts Soal Posttest ... ... 54

LAMPIRAN D HASIL PENSKORAN INSTRUMEN D.1 Perolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 56

D.2 Perolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 57

D.3 Uji N-Gain Kelas Kontrol... 58

D.4 Uji N-Gain Kelas Eksperimen ... 59

D.5 Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 60

D.6 Uji Normalitas Kelas Eksperimen... ... 61

D.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 62

D.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Varians ... 63

D.10 Hasil Perhitungan Uji T... ... 64

D.11 Dokumentasi ... 65

LAMPIRAN E SURAT PENELITIAN DAN LEMBAR ASISTENSI E.1 Tabel Kurve Normal ... 67

E.2 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi T ... 68

E.3 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat... ... 69

E.4 Tabel Nilai-Nilai Untuk Distribusi F ... 70

E.5 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi ... 74

E.6 Lembar Bimbingan ... ... 76

E.7 Lembar Permohonan Penelitian ... 84


(6)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E.9 Berita Acara Seminar 1... ... 87 E.10 Berita Acara Seminar 2 ... 88


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Proses belajar yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan tersebut dapat tercapai bila ditunjang berbagai macam faktor. Faktor yang dapat menghasilkan perubahan juga berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah dijarkan guru. Oleh karena itu, hasil belajar merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar.

Pengajaran akan efektif apabila kesiapan mental siswa diperhitungkan. Pengajaran merupakan hasil proses belajar mengajar, efektivitasnya tergantung dari beberapa unsur. Efektivitas suatu kegiatan tergantung dari terlaksana tidaknya suatu perencanaan. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif. Menurut S. Nasution (dalam Anurrahman, 2009: 9) “cara untuk mencapai hasil belajar yang efektif yaitu murid-murid harus dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan dalam mengajar”. Jadi belajar mengajar itu merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa, yang dalam hal ini guru mengharapkan siswanya


(8)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendapat pengetahuan, kemampuan atau keterampilan dan sikap sehingga relevan dengan tujuan pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

Dalam kenyataannya terdapat ketidakseimbangan pada mata diklat manajemen proyek lantaran rendahnya hasil belajar dikarenakan materi dan penerapan model pembelajaran yang kurang menarik bagi perhatian siswa. Kelas didominasi oleh guru yakni guru memberikan pembelajaran dan siswa hanya mencatat dan mendengarkan, dengan demikian tidak ada interaksi edukatif antara siswa dengan guru.

Menurut Hamdani (2011: 156), “interaksi edukatif adalah hubungan timbal balik antara guru (pendidik) dan peserta didik (murid), dalam suatu sistem pengajaran”. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.

Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan pendidikan mata diklat Manajemen Proyek pada khususnya, perlu ada pengembangan dan pemahaman dibidang pendidikan antara lain terkait model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar, yaitu pemilihan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi dan tepat dengan mengikut sertakan peran aktif siswa.

Strategi pembelajaran seyogyanya mengembangkan kemampuan dasar siswa dan sikap positif siswa, sehingga proses pembelajaran lebih menarik, menentang, dan diharapkan hasil belajar menjadi lebih baik. Salah satu


(9)

strategi pembelajaran yang memenuhi kriteria di atas adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membawakan konsep pemahaman inovatif dan menekankan keaktifan siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Dengan gambaran di atas, maka strategi pembelajaran model Kooperatif Tipe Jigsaw di harapkan dapat memberi pengaruh positif kepada siswa. Agar siswa memiliki ketangkasan dan keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka mengarahkan peneliti untuk mengangkat judul Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMK Negeri 6 Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat di identifikasikan permasalahannya sebagai berikut :

1. Masih banyak siswa yang kesulitan dalam memahami materi mata diklat Manajemen Proyek.


(10)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Penggunaan model pembelajaran konvensional dalam mata diklat Manajemen Proyek belum optimal, peran siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar masih kurang.

3. Hasil belajar sebagian siswa dalam mata diklat Manajemen Proyek belum maksimal.

4. Kurangnya kesadaran sebagian siswa dalam mengerjakan tugas mata diklat Manajemen Proyek yang diberikan oleh guru.

C. Batasan masalah

Agar peneliti tidak meluas maka peneliti memberikan batasan masalah yang akan diteliti. Penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan belajar mengajar pada pokok bahasan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), gambar bestek, perhitungan volume beton.

2. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan pada kelas eksperimen adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3. Model pembelajaran konvensional yang digunakan dalam kelas kontrol adalah model ceramah.

4. Hasil belajar siswa pada penelitian ini terfokus pada hasil belajar siswa pada ranah kognitif.


(11)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah pokok dalam tulisan ini, yaitu:

Adapun rumusan masalah yang akan di teliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran proses penerapan model pembelajaran jigsaw

pada mata diklat Manajemen Proyek di SMK Negeri 6 Bandung? 2. Bagaimana gambaran proses penerapan model pembelajaran

konvensional pada mata diklat Manajemen Proyek di SMK Negeri 6 Bandung?

3. Bagaimana gambaran hasil penerapan model pembelajaran jigsaw pada mata diklat Manajemen Proyek di siswa SMK Negeri 6 Bandung?

4. Bagaimana gambaran hasil penerapan model pembelajaran konvensional pada mata diklat Manajemen Proyek di siswa SMK Negeri 6 Bandung?

5. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa dengan model jigsaw dibandingkan dengan model konvensional pada mata diklat Manajemen Proyek di siswa SMK Negeri 6 Bandung?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran jigsaw pada


(12)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran konvensional pada mata diklat Manajemen Proyek di SMK Negeri 6 Bandung.

3. Untuk mengetahui hasil penerapan model pembelajaran jigsaw pada mata diklat Manajemen Proyek di SMK Negeri 6 Bandung.

4. Untuk mengetahui hasil penerapan model pembelajaran konvensional pada mata diklat Manajemen Proyek di SMK Negeri 6 Bandung. 5. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan

model pembelajaran jigsaw dibandingkan dengan konvensional pada mata diklat Manajemen Proyek di SMK Negeri 6 Bandung.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, yaitu:

1. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dan informasi bagi sekolah tentang alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata diklat Manajemen Proyek.

2. Bagi siswa, menambah minat siswa untuk meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata diklat Manajemen Proyek.


(13)

3. Bagi peneliti, memperoleh dan menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan peneliti khususnya terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran model jigsaw.

4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukkan untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya, khususnya pada penelitian mengenai penerapan model pembelajaran jigsaw.


(14)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mengetahui suatu objek dalam suatu kegiatan penelitian. Dimana metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari suatu penelitian yang dilakukan. Sugiyono (2012: 108) mengemukakan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sehubungan dengan penjelasan tersebut, maka dalam penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran jigsaw dalam proses pembelajaran, dimana hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik antara yang menggunakan model pembelajaran jigsaw dan yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada pembelajaran mata diklat Manajemen Proyek.

Agar tujuan dari penelitian ini bisa tercapai, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen semu (Quasi Eksperimental Design). Menurut Sugiyono (2012: 114) adalah “Desain yang memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

1. Desain Penelitian

Berdasarkan metode penelitian yang dijelaskan diatas, untuk menyelaraskan metode tersebut dengan desain penelitian yang digunakan, maka


(15)

desain penelitian yang digunakan adalah (Nonequivalent Control Group Design), yaitu penelitian dengan menggunakan pretest dan posttest terhadap grup eksperimen dan grup kontrol yang dipilih secara acak . “Dalam penelitian ini efek dari perlakuan adalah peningkatan hasil belajar siswa” Sugiyono (2012: 116).

Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Desain Eksperimen Grup/Kelas Pretest Perlakuan

(Treatment)

Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 Y O2

(Sugiyono, 2012: 116) Keterangan:

O1 : Tes awal (pretest) dilakukan sebelum siswa diberikan perlakuan dengan model pembelajaran jigsaw.

O2 : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah siswa diberikan perlakuan dengan model pembelajaran jigsaw.

X : Perlakuan (treatment) pembelajaran dengan model pembelajaran jigsaw Y : Perlakuan (treatment) pembelajaran dengan model pembelajaran

konvensional.

Berdasarkan desain penelitian pada tabel diatas, penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan belajar dengan desain pembelajaran jigsaw dan kelompok kontrol dengan model pembelajaran


(16)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Variabel Penelitian

Sugiyono (2012: 61) mengemukakan bahwa “Variabel yang digunakan dalam penelitian terdapat dua macam yaitu variabel X yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel Y yaitu variabel terikat (variabel dependen)”.

Menurut Hatch dan Faraday (dalam Sugiyono 2012: 60) “secara teoritis variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lainnya”.

Berdasakan identifikasi dan rumusan masalah diatas, variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penerapan model pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran konvensional.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada mata diklat Manajemen Proyek.

C. Paradigma Penelitian

“Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis


(17)

dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian” (Sugiyono, 2012: 66).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambarkan paradigma penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu seperti pada gambar 3.2. paradigma penelitian. Gambar 3.2 Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Mata Diklat Manajemen Proyek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Pretest Pretest Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Model Pembelajaran Konvensional

Posttest Posttest

ANALISIS KESIMPULAN Mata Diklat Manajemen Proyek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Pretest Pretest Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Model Pembelajaran Konvensional

Posttest Posttest

ANALISIS


(18)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu D. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian merupakan suatu komponen penelitian yang menentukan proses atau langkah-langkah dalam dari penelitian yang akan dilakukan, adapun alur yang menjadi acuan dalam pelaksanaan eksperimen penggunaan desain pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Survey atau pendahuluan yang dimaksudkan untuk menemukan masalah yang akan diangkat dalam penelitian.

2. Menyusun rancangan penelitian dan memilih lokasi penelitian.

3. Mengajukan ijin observasi dan penelitian untuk penelitian di SMK Negeri 6 Bandung.

4. Menetapkan materi Manajemen Proyek, menentukan kompetensi dan sub kompetensi disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia dalam silabus pembelajaran.

5. Menyusun RPP desain pembelajaran jigsaw yang disesuaikan dengan kebutuhan, waktu serta sarana yang ada.

6. Menentukan kelas kontrol dan eksperimen. Pada penelitian ini, kelas kontrol yang ditetapkan adalah kelas XI TKK 2 dan kelas XI TKK 1 ditetapkan sebagai kelompok eksperimen.

7. Sebelum dimulai pembelajaran, masing-masing kelas diberikan pretest terlebih dahulu. Pretest ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa masing-masing pada mata diklat Manajemen Proyek.


(19)

8. Untuk selanjutnya siswa diberikan perlakuan. Untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional, sedangkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran jigsaw.

9. Setelah pembelajaran berlangsung selama 4x pertemuan, maka dilakukan posttest untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata diklat Manajemen Proyek.

10.Setelah didapat hasil posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maka akan dibandingkan antara nilai dari pretest ke

posttest, dan perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol yang

menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran jigsaw.

11.Pengambilan data-data melalui tes (posttest) hasil belajar setelah pembelajaran dilakukan.

12.Analisa data untuk menguji hipotesis. 13.Pembahasan hasil analisa data. 14.Menyimpulkan hasil penelitian.

E. Data dan Sumber Data

1. Data

Menurut Arikunto (2010: 161) menyatakan bahwa, “data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi”. Berdasarkan definisi tersebut maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data langsung berupa


(20)

jawaban-Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

jawaban yang diperoleh dari tes objektif dari para siswa, yaitu ketercapaian belajar pada mata pelajaran Manajemen Proyek.

Dalam penelitian ini data yang didapatkan berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil belajar siswa, yang berupa pretest dan posttest yang ditinjau dari aspek kognitif dan aspek psikomotor, data tersebut bentuk skor atau nilai yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran.

2. Sumber Data

Suharsimi Arikunto (2010: 172) mengemukakan bahwa “yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh”. Berdasarkan kutipan di atas maka sumber data yang utama dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMK Negeri 6 Bandung Tahun ajaran 2011/2012.

1. Siswa kelas XI SMK Negeri 6 Bandung

2. Guru penggampu mata diklat Manajemen Proyek SMK Negeri 6 Bandung 3. Proses pembelajaran di kelas XI Teknik Kontruksi Kayu (TKK) SMK

Negeri 6 Bandung

F. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2012: 117) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Suharsimi Arikunto (2010: 173) mengemukakan bahwa


(21)

“populasi adalah keseluruhan subjek”. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitianya penelitian populasi.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi yang digunakan dalam penilitian ini adalah siswa kelas XI jurusan Teknik Konstruksi Kayu SMKN 6 Bandung yang mengikuti mata diklat Manajemen Proyek.

Tabel 3.2

Jumlah Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah

1 XI TKK I 25 orang

2 XI TKK II 27 orang

Total 52 orang

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2012: 118) mengemukakan bahwa “yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang diteliti.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah yang representative artinya mempunyai karakteristik yang sama dengan karakteristik yang ada pada populasi dengan ketentuan yaitu kelas yang mempunyai tingkat kemampuan yang sama (homogenitas kemampuannya) dari seluruh responden.


(22)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selanjutnya untuk menentukan banyaknya sampel dalam penelitian, Suharsimi Arikunto (2010: 174) mengemukan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasi adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh.

Sugiyono (2012: 124-125) mengemukakan bahwa:

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil”.

G. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2012: 308) mengemukakan bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti/dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Banyak teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan, masing-masing cara mempunyai tujuan-tujuan tertentu serta kelemahan dan kelebihan masing-masing. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi .


(23)

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2012: 203) mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis”.

“ Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian

berkenaan dengan proses kerja manusia dan responden yang diamati tidak terlalu besar” (Sugiyono, 2012: 203).

Observasi bertujuan untuk mendapatkan data melalui proses kerja, proses kerja dalam arti hasil tes, yaitu pretest dan posttest pada mata diklat Manajemen Proyek.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada data yang dikumpulkan merupakan alat bantu yang digunakan peneliti pada saat pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2012:

102), “instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati”. Berdasarkan pengertian diatas, untuk memperoleh data hasil penelitian yang berupa prestasi belajar siswa, digunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Tes

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Sugiyono, 2012: 193).


(24)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tes digunakan untuk melihat hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan model pembelajaran konvensional. Tes ini dibagi menjadi kedalam dau bagian yaitu :

a. Pretest

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penelitian menggunakan teknik pretest atau tes awal untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa masing-masing pada mata diklat Manajemen Proyek.

b. Posttest

Post-test atau tes akhir digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa masing-masing pada mata pelajaran tersebut setelah mendapatkan perlakuan menggunakam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kemampuan siswa yang mendapat perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

I. Pengujian Instrumen

Untuk pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan pendapat ahli (judgment experts). Dalam hal ini guru mata diklat Manajemen Proyek SMK Negeri 6 Bandung, “aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli” sugiyono (2012: 177). Para ahli diminta pendapatnya tentang istrumen yang telah disusun, sebelum dilakukan pretest soal terlebih dahulu dikonsultasikan dengan ahli. Setelah mendapat persetujuan dengan ahli apakah soal yang akan diujicobakan sudah sesuai maka akan dilakukan uji coba instrumen.


(25)

J. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2012: 147) mengemukakan bahwa, Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Kegiatan dalam menganalisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, mentabulansi dan menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

1. Data Hasil Tes

Data yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Data tersebut diperoleh dari tes awal (pretest) sebelum pembelajaran dan tes akhir (posttest) setelah pembelajaran dilaksanakan. Setelah nilai hasil pretest dan posttest diperoleh dari hasil penskoran, maka selanjutnya akan dihitung rata-rata peningkatan hasil belajar siswa yaitu dengan perhitungan N-Gain sebagai berikut:

a. Menghitung Nilai N-Gain

N-Gain adalah normalisasi gain, gain biasa disebut perolehan, yaitu

dari hasil pretest dan posttest, perhitungan nilai N-Gain dilakukan untuk melihat rata-rata peningkatan hasil belajar belajar siswa, pada Mata diklat Manajemen Proyek..

Dalam hal ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan rumus sebagai berikut:


(26)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hake (1999) Selanjutnya, perolehan normalisasi N-Gain diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:

Tabel 3.3

Klasifikasi Nilai N-Gain Rentang Nilai Klasifikasi g >0,70 Tinggi g ≥0,3 (g) < 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata kemampuan awal (pretest) dan rata-rata kemampuan akhir (posttest) siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians sebagai syarat untuk menggunakan statistik parametrik, yakni dengan menggunakan uji-t.

Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Jika data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Namun, jika data berasal dari sampel yang tidak berdistribusi normal,


(27)

maka akan langsung dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan teknik statistik non parametrik. Apabila data berdistribusi normal maka akan dilakukan teknik statistik parametrik. Pengujian normalitas data menggunakan

tenik chi Kuadrad (χ2

).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:

1. Menyusun data skor nilai pretest dan posttest yang diperoleh kedalam tabel distribusi frekuensi Normalitas Chi Kuadrad:

2. Menentukan banyak kelas (k)

Keterangan : n = banyaknya data

(Sugiyono, 2012: 36) 3. Menghitung Range (R)

keterangan : Xmak = nilai maksimum

Xmin = nilai minimum

(Sugiyono, 2012: 36) 4. Menentukan kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan Chi

Kuadrad, Hal ini sesuai dengan bidang yang ada pada kurve normal, karena luas kurva normal dibagi menjadi beberapa bidang, yang masing-masing luasnya adalah: 2,27%, 13,54%, 34,13%, 34,13%, 13,54%, 2,27%.

(Sugiyono, 2012: 80) R = Xmak - Xmin


(28)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5. Menentukan panjang kelas interval (P)

Keterangan: R = rentang K = banyak kelas

(Sugiyono, 2012: 80) 6. Menyusun kedalam tebel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk

menghitung harga Chi Kuadrad hitung.

Interval fo fh fo - fh (fo - fh )2 (fo - fh )2 fh

Jumlah

Keterangan:

fo = Frekuensi/ jumlah data hasil observasi

fh = Jumlah/ frekuensi yang diharapkan (persentase luas tiap bidang dikalikan dengan n)

fo – fh = Selisih data fo dengan fh

(Sugiyono, 2012: 81) 7. Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan)

Cara menghitung fh, didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel).


(29)

Dalam hal ini jumlah individu dalam sampel.

(Sugiyono, 2012: 81) 8. Memasukan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga ( fo - fh )2 dan

.

Harga adalah mrupakan harga Chi Kuadrad hitung.

(Sugiyono, 2012: 82)

9. Membandingkan harga Chi Kuadrad hitung dengan Chi Kudrad tabel. Bila harga Chi Kuadrad hitung lebih kecil dari pada Chi Kudrad tabel, mak distribusi data dinyatakan Normal, dan bila lebih kecil dinyatakan tidak Normal.

(Sugiyono, 2012: 82) 10. Menentukan nilai rata-rata untuk masing-masing kelas ( )

keterangan : fi = Jumlah frekuensi

xi = data tengah-tengah dalam interval 11. Menghitung standar deviasi (S)

12. Langkah- langkah selanjutnya, jika datanya berdistribusi normal, maka uji yang dilakukan yaitu uji statistik parametik yang tepat, Maka perlu dilakukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas.


(30)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas Varians dilakukan untuk mengetahui apakah dua sampel yang diambil mempunyai varians yang homogen atau tidak. Salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok adalah dengan varians.

Keterangan :

= Varians sampel

S = Simpangan baku sampel

n = Jumlah sampel

(Sugiyono, 2012: 59) 1. Menentukan derajat kebebasan (dk)

dk1 = n1– 1 dan dk2 = n2– 2

2. Menghitung nilai F (tingkat homogenitas)

Keterangan : S2b = varian terbesar

S2k = varian terkecil

(Sugiyono, 2012: 275) 3. Mementukan nilai uji homogenitas tabel melalui interpolasi.


(31)

Jika Fhitung < Ftabel , maka data berdistribusi homogen. c. Uji-t (t-test)

Setelah normalitas dan homogenitas data diketahui, digunakan uji-t dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 272-274) :

1. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 , dan varian homogen (σ12 = σ22) maka dapat digunakan rumus uji-t baik untuk separated maupun pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2.

2. Bila jumlah anggota sampel n1 ≠ n2 , dan varian homogen (σ12 = σ22) maka dapat digunakan rumus uji-t pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2.

3. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 , dan varian tidak homogen (σ12 ≠ σ22) maka dapat digunakan rumus uji-t separated maupun pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 -1 atau n2 – 1.

4. Bila jumlah anggota sampel n1 ≠ n2 , dan varian tidak homogen (σ12 ≠ σ22) maka dapat digunakan rumus uji-t separated varian, dengan dk (n1 -1) dan dk (n2-1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

5. Bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan (treatment), atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sampel related.


(32)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rumus-rumus Uji-t (t-test) adalah sebagai berikut :  Rumus Separated Varian

Rumus Pooled Varia

Rumus Sampel Varian

Keterangan : t = thitung

= nilai rata – rata kelas kontrol = nilai rata – rata kelas eksperimen

= varians sampel kelas kontrol = varians sampel kelas eksperimen

= jumlah responden kelas kontrol = jumlah responden kelas eksperimen

Setelah harga thitung diperoleh, maka selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :


(33)

t hitung > t tabel

Terima Ho dan Tolak Ha, jika : t hitung < t tabel


(34)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:.

1. Pada pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw, aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi lebih aktif, karena siswa mencari sendiri informasi yang dibutuhkan sesuai dengan topik setiap kelompok.

2. Pada pembelajaran konvensional materi pembelajaran diberikan kapada siswa melalui ceramah, pada kegiatan ceramah ini kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjalin searah dari penceramah kapada pendengar. Guru sebagai penceramah mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa hanya sebagai pendengar dan hanya memperhatikan. Jadi proses pembelajaranya guru yang berperan aktif, sedangkan siswa cenderung pasif.

3. Terjadi peningkatan kemampuan belajar siswa setelah dilakukan posttest pada kelas jigsaw (eksperimen).

4. Terjadi peningkatan kemampuan belajar siswa setelah dilakukan posttest pada kelas kontrol (konvensional), tetapi peningkatan yang dialami masih kurang dibandingkan dengan kelas jigsaw (eksperimen).


(35)

5. Terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas jigsaw (eksperimen) dibandingkan dengan kelas kontrol (konvensional).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, ada beberapa saran yang dapat dipaparkan:

1. Bagi guru disarankan agar menerapkan model pembelajaran jigsaw sebagai alternatif model pembelajaran yang digunakan dikelas karena dapat membantu peningkatan hasil belajar siswa.

2. Model pembelajaran jigsaw dapat digunakan untuk semua mata diklat hanya saja guru dapat menggunakannya dengan metede-metode pembelajaran yang cocok dengan mata diklat yang diajarkan.

3. Agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, sebelum memulai pelajaran dianjurka guru dapat memberikan motivasi kepada siswa agar pembelajaran berjalan dengan aktif.

4. Siswa dapat bekerja sama dalam suatu kelompok, pada proses pembelajaran ini keterlibatan guru dalam mengajar semakin berkurang dalam arti guru hanya menjadi fasilitator dan mengarahkan saja.

5. Diharapkan agar ada yang meneliti penelitian tentang Model pembelajaran

jigsaw lebih lanjut dan mendapatkan penemuan yang baru dengan lingkup


(36)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dimyati-Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hermiati, I. (2005). Proses Pembelajaran Cooperative learning. Tersedia:

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0405/18/1103.htm. [21 Maret 2012]

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia Huda M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Insan, Slamet. (2005). Studi Komparasi Penerapan Model Pembelajaran Kerja

Kelompok Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Di Smk Negeri 5 Bandung. JPTA FPTK. Skripsi Sarjana FPTK UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

________________. (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Hake R.R (1999). Analiyzing change/gain score. [online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu.edu/~sdi/analyzingchange-gain.pdf. [22 maret 2012].

Maurice Snowdon. (1981). Manajemen Proyek Teknik. Jakarta : PT Kurnia Esa Munawar. (2009). Hasil Belajar Pengertian dan Definisi, [Online], Tersedia:

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html 19032012 [9 Oktober 2012].

Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Purwanto, M. Ngalim. 2007. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.

Robert E. Slavin. (2005). Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media


(37)

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Bandung: Rajawali Pers

Sagala S. (2011). Konsep dan Makna Pemebelajaran. Bandung: Alfabeta

Shlomo S. (2012). The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia Grup Relasi Inti Media

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Syafriani, D. (2002). Pembelajaran Cooperative learning: Alternative Metode

Dalam KBK. Tersedia:

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1202/12/0803.htm. [10 Maret 2012]

________________. (2003). Cooperative learning. Tersedia: http://edtech.keeennesaw.edu/intech/cooperativelearning.htm . [20 Maret 2012]

________________. (2002) Model Pembelajaran. Tersedia: http://bpgupg.go.id/wi/bhn_ajar_diklat/Model-Model_Pembelajaran.doc. [13 Maret 2012]

________________. (2012) Metodologi Penelitian. Tersedia: www.ph-gmu.org/test/download/bab3.PDF. [30 Maret 2012]

Sutardi, Edi. (2008). Hubungan Perilaku Siswa Dengan Keberhasilan Belajar

Pada SMKN 5 Bandung. JPTS FPTK. Skripsi Sarjana FPTK UPI Bandung :

Tidak diterbitkan.

Sunaryo Kartadinata. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Pendidikan Indonesia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sudirman, dkk. (1992). Ilmu pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Slemeto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineaka Cipta.

Sanjaya, Wina (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


(1)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rumus-rumus Uji-t (t-test) adalah sebagai berikut :  Rumus Separated Varian

Rumus Pooled Varia

Rumus Sampel Varian

Keterangan : t = thitung

= nilai rata – rata kelas kontrol = nilai rata – rata kelas eksperimen

= varians sampel kelas kontrol = varians sampel kelas eksperimen

= jumlah responden kelas kontrol = jumlah responden kelas eksperimen

Setelah harga thitung diperoleh, maka selanjutnya thitung dibandingkan dengan

ttabel dengan kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan

hipotesis adalah sebagai berikut : Tolak Ho, dan Terima Ha, jika :


(2)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional

t hitung > t tabel

Terima Ho dan Tolak Ha, jika :


(3)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:.

1. Pada pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw, aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi lebih aktif, karena siswa mencari sendiri informasi yang dibutuhkan sesuai dengan topik setiap kelompok.

2. Pada pembelajaran konvensional materi pembelajaran diberikan kapada siswa melalui ceramah, pada kegiatan ceramah ini kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjalin searah dari penceramah kapada pendengar. Guru sebagai penceramah mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa hanya sebagai pendengar dan hanya memperhatikan. Jadi proses pembelajaranya guru yang berperan aktif, sedangkan siswa cenderung pasif.

3. Terjadi peningkatan kemampuan belajar siswa setelah dilakukan posttest pada kelas jigsaw (eksperimen).

4. Terjadi peningkatan kemampuan belajar siswa setelah dilakukan posttest pada kelas kontrol (konvensional), tetapi peningkatan yang dialami masih kurang dibandingkan dengan kelas jigsaw (eksperimen).


(4)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional 5. Terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas jigsaw (eksperimen)

dibandingkan dengan kelas kontrol (konvensional).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, ada beberapa saran yang dapat dipaparkan:

1. Bagi guru disarankan agar menerapkan model pembelajaran jigsaw sebagai alternatif model pembelajaran yang digunakan dikelas karena dapat membantu peningkatan hasil belajar siswa.

2. Model pembelajaran jigsaw dapat digunakan untuk semua mata diklat hanya saja guru dapat menggunakannya dengan metede-metode pembelajaran yang cocok dengan mata diklat yang diajarkan.

3. Agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, sebelum memulai pelajaran dianjurka guru dapat memberikan motivasi kepada siswa agar pembelajaran berjalan dengan aktif.

4. Siswa dapat bekerja sama dalam suatu kelompok, pada proses pembelajaran ini keterlibatan guru dalam mengajar semakin berkurang dalam arti guru hanya menjadi fasilitator dan mengarahkan saja.

5. Diharapkan agar ada yang meneliti penelitian tentang Model pembelajaran

jigsaw lebih lanjut dan mendapatkan penemuan yang baru dengan lingkup


(5)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Manajemen Proyek Di SMKN 6 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dimyati-Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hermiati, I. (2005). Proses Pembelajaran Cooperative learning. Tersedia:

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0405/18/1103.htm. [21 Maret 2012]

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia Huda M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Insan, Slamet. (2005). Studi Komparasi Penerapan Model Pembelajaran Kerja

Kelompok Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Di Smk Negeri 5 Bandung. JPTA FPTK. Skripsi Sarjana FPTK UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

________________. (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Hake R.R (1999). Analiyzing change/gain score. [online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu.edu/~sdi/analyzingchange-gain.pdf. [22 maret 2012].

Maurice Snowdon. (1981). Manajemen Proyek Teknik. Jakarta : PT Kurnia Esa Munawar. (2009). Hasil Belajar Pengertian dan Definisi, [Online], Tersedia:

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html 19032012 [9 Oktober 2012].

Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Purwanto, M. Ngalim. 2007. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.

Robert E. Slavin. (2005). Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media


(6)

Stalin, 2012

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Bandung: Rajawali Pers

Sagala S. (2011). Konsep dan Makna Pemebelajaran. Bandung: Alfabeta

Shlomo S. (2012). The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia Grup Relasi Inti Media

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Syafriani, D. (2002). Pembelajaran Cooperative learning: Alternative Metode

Dalam KBK. Tersedia:

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1202/12/0803.htm. [10 Maret 2012]

________________. (2003). Cooperative learning. Tersedia: http://edtech.keeennesaw.edu/intech/cooperativelearning.htm . [20 Maret 2012]

________________. (2002) Model Pembelajaran. Tersedia: http://bpgupg.go.id/wi/bhn_ajar_diklat/Model-Model_Pembelajaran.doc. [13 Maret 2012]

________________. (2012) Metodologi Penelitian. Tersedia: www.ph-gmu.org/test/download/bab3.PDF. [30 Maret 2012]

Sutardi, Edi. (2008). Hubungan Perilaku Siswa Dengan Keberhasilan Belajar

Pada SMKN 5 Bandung. JPTS FPTK. Skripsi Sarjana FPTK UPI Bandung :

Tidak diterbitkan.

Sunaryo Kartadinata. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Pendidikan Indonesia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sudirman, dkk. (1992). Ilmu pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Slemeto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineaka Cipta.

Sanjaya, Wina (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Dokumen yang terkait

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

STUDI KOMPARATIF PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW (DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BENTUK SOAL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS.

0 6 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA DIKLAT ALAT UKUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK AWAL KARYA PEMBANGUNAN (AKP) GALANG.

0 2 28

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KORESPONDENSI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 BANDUNG

0 0 23

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Studi Quasi Eksperimen Di kelas XI SMK Pasundan 1 Bandung.

0 1 37

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 5 31

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TKR PADA MATA DIKLAT PPMO DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN.

0 0 26

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

0 0 8