EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK SMK DI JAWA BARAT:Studi Pada Peserta Didik SMK RSBI Di Jawa Barat.

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadlirat Alloh, SWT., atas kasih dan kekuatan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul

“EfektivitasProses Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta didik SMK di Jawa Barat (Survey Pada Peserta Didik SMK RSBI di Jawa

Barat)”.

Tesis ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam proses penulisan tesis ini, penulis memperoleh banyak pengalaman dan pengayaan materi, khususnya dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Pembahasan dalam tesisini dikelompokkan dalam lima bab yaitu : Bab pertama, membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab kedua, membahas kajian-kajian teoritis permasalahan penelitian. Bab ketiga, membahas metodologi penelitian, hasil uji coba instrument penelitian. Bab keempat, membahas lokasi penelitian, pengujian sebaran data, deskripsi variable, pengolahan data serta membahas hasil-hasil penelitian. Bab kelima, berisi tentang kesimpulan, dan saran.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini, baik isi maupun kaidah penulisan masih banyak sekali kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari semua pihak guna memperbaiki berbagai kelemahan dan kekurangan yang ada, sehingga tesis ini dapat memenuhi kualitas, baik dari segi keilmuan maupun aspek metodologinya.

Akhirnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang ikut membantu hingga selesainya tesis ini.

Bandung, Juli 2012 Penulis


(2)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan dukungan moril maupun material selama penyusunan tesis ini, karena penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS., selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, dorongan dan pengarahan dalam pembuatan tesis ini.

2. Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd., selaku pembimbing II yang juga telah banyak membantu memberikan dorongan dan pengarahan dalam pembimbingan hingga selesainya tesis ini.

3. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis menempuh pendidikan di UPI Bandung

4. Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed, selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan dan merestui serta menyetujui pelaksanaan ujian sidang tesis ini

5. Drs. H. Entis Sutresna, MSi., selaku Pengawas SMK Kota Bandung danDra. Ike Raudah, selaku Kepala SMK Negeri 7 Bandung yang memberikan dukungan penuh kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pascasarjana di UPI Bandung.

6. Kepala SMK Negeri 9 Bandung, Kepala SMK Negeri 1 Pertanian Sukabumi, Kepala SMK Negeri 1 Katapang, Kepala SMK Negeri 13 Bandung dan Kepala SMK Negeri 1 Garut yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.


(3)

7. Seluruh Staf Dosen pengajar pada Program Studi Pendidikan IPS dan Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, ilmu serta bantuan dalam memberikan kemudahan sehingga terselesaikannya tesis ini.

8. Seluruh staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah membantu penulis di bidang administrasi akademis. 9. H. Sahromi, S.Sos.,ST.,Dra. Hj. Siti Zuraida, Saefudin, S.Pd., Ramdan

Tarum, SPd. Dedi Kurnaedi, SPd., Cosa Rinaldy A, SPd., serta seluruh rekan-rekan kerja dan staf administrasi SMA Kartika Siliwangi-1 Bandung terima kasih atas do’a dan dukungannya.

10. Dra. Hj. Nunun Kusworini, Tatang Husen, S.Pd., Dra. Tetik Haerani beserta Tim Sarana, serta seluruh rekan-rekan kerja di SMK Negeri 7 Bandung yang senantiasa memberikan semangat, do’a, serta berbagai fasilitas dan kemudahan yang telah diberikan bagi penulis untuk menyelesaikannya tesis ini.

11. Bapak H. Kusnadi dan Ibunda Hj. Edeh Kurnaesih, Bapak Ade Sutisna, Ibunda Nunung Nurjanah, ananda haturkan terima kasih yang ikhlas dan sedalam-dalamnya atas limpahan do’a, dorongan, semangat, kasih dan sayangnya yang senantiasa mengiringi serta memacu ananda untuk menyelesaikan tesis ini.

12. Kakak-kakakku, Oyo Sugandi, Siti Hasanah, Suryati, S.Pd., M. Fuad Syafe’I, S.Pd.,Keluarga Yoshwar, Keluarga Yani Hamdani, dan Kelaurga Bapak Irwan serta saudara-saudaraku yang lainnya yang selalu memberikan dorongan, bantuan moril maupun materil, meluruskan pikiran dan memberikan kekuatan serta ketenangan batin dan atas segala do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

13. Teman-teman seangkatan tahun 2008, yang telah memberikan semangat, terimakasih atas kerjasamanya.

14. Anak-anakku di Bengkel Seni Kartika 31, terima kasih atas kerjasamanya dalam menyelesaikan tesis ini.


(4)

15. Peserta didik-siswi SMK Negeri 7 Bandung, SMK Negeri 9 Bandung, SMK Negeri 13 Bandung, SMK Negeri 1 Katapang Soreang, SMK Negeri 1 Pertanian Sukabumi, dan SMK Negeri 1 Garut yang telah membantu dengan ikhlas sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada istriku tercinta, Titin Mulyatin, AMd., permata-permata hati tersayang Aryasatya Maheswara Kusuma Priatna, Archad Mahasura Kusuma Priatna, yang telah memberikan pengertian dan pengorbanan lahir batin selama ini, atas dorongan, limpahan do’a, cucuran kasih dan sayang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati akhirnya segala budi baik dari semua pihak penulis serahkan sepenuhnya kepada Alloh SWT., semoga jerih payah, bantuan dan usaha-usaha ini semuanya diterima sebagai suatu ibadah.AMin Ya Robbal Alamiin.

Bandung, Juli 2012 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN PENGESAHAN………...…….. i

LEMBAR PERNYATAAN……….. ii

ABSTRAK………. iii

KATA PENGANTAR………... iv

UCAPAN TERIMA KASIH………. v

DAFTAR ISI………. viii

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR GAMBAR……… xi

DAFTAR GRAFIK………... xii

DAFTAR LAMPIRAN………. xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH……… 1

B. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH……… 13

C. TUJUAN PENELITIAN... 15

D. MANFAAT PENELITIAN... 16

BAB II. KAJIAN TEORITIS 18 A. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN………... 18

B. PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL…………... 26

C. PEMBELAJARAN IPS………... 31

D. KETERAMPILAN SOSIAL……….. 37

E. PENELITIAN TERDAHULU……… 47

F. KERANGKA PEMIKIRAN……….. 52

G. HIPOTESIS……….. 54

BAB III. PROSEDUR PENELITIAN 55 A. PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN….... 55

1. Pendekatan……..………. 55

2. Metode Penelitian...………... 55

3. Teknik Pengumpulan Data………... 56

B.LOKASI PENELITIAN………...……….. 57

C.POPULASI DAN SAMPEL….………. 58

1. Populasi………... 58

2. Sampel………. 59


(6)

E. ANALISIS INSTRUMEN……….. 68

1. Uji Validitas……….. 68

2. Uji Reliabilitas……….. 71

F. TEKNIK ANALISIS DATA……….. 72

1. Analisis data hasil penelitian……… 72

a.Uji Normalitas data………... 72

b.Uji Heterokedastisitas……….. 74

2. Pengujian hipotesis………... 75

a. Uji t………. 75

b. Uji f………. 76

c. Koefesien determinasi………. 77

G. ALUR PENELITIAN………...………. 77

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 79 A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN……….. 79

1. Letak Geografis……….. 79

2. Kondisi Sosial.……….. 81

3. Sarana Pendidikan.………. 83

B. DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN……… 86

1. Gambaran Umum Variabel Proses Pembelajaran IPS……… 86

2. Gambaran Umum Variabel Keterampilan Sosial……… 89

C. PENGUJIAN MODEL PENELITIAN………. 98

D. UJI HIPOTESIS……… 99

1. Uji Statistik t (Signifikansi Parsial)……… 99

2. Uji Statistik f (Signifikan Simultan)………... 100

3. Koefesien Determinasi (R)……….. 101

E. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……….. 102

F. KETERBATASAN PENELITIAN……….. 107

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 109 A. KESIMPULAN……… 109

B. SARAN………….………. 110

DAFTAR PUSTAKA……… 113


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Uraian Stándar Kompetensi Lulusan SMK………. 3

1.2. Jumlah SMK per Kota/Kabupaten Di Jawa Barat………... 8

1.3. Persebaran Kompetensi Keahlian pada SMK di Jawa Barat……. 9

1.4. Sebaran SMK RSBI di Jawa Barat………. 12

1.5. Sebaran Kompetensi keahlian SMK RSBI di Jawa Barat………. 13

3.1. Daftar Sampel Responden Penelitian………. 60

3.2. Operasional Variabel Efektivitas Proses Pembelajaran IPS…….. 64

3.3. Opersional Variabel Keterampilan Sosial………. 67

3.4. Rekapitulasi hasil pengujian validitas variable X………. 69

3.5. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas instrument Penelitian………….. 71

3.6. Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian……….. 72

4.1. Luas Wilayah Propinsi Jawa Barat Menurut Kabupaten/Kota……… 80

4.2. Sebaran Penduduk di Jawa Barat………. 82

4.3. Sebaran Sarana Pendidikan di Jawa Barat………... 83

4.4. Sebaran SMK di Jawa Barat……… 84

4.5. Sebaran SMK RSBI di Jawa Barat……….. 85

4.6. Skor Efektivitas Proses Pembelajaran IPS………... 87

4.7. Aspek dan indikator pada variabel Efektivitas Proses Pembelajaran IPS……….. 88

4.8. Efektivitas Proses Pembelajaran IPS……… 89

4.9. Hasil perhitungan uji regresi sederhana variabel X dan Y………. 98

4.10. Hasil Perhitungan Uji t……… 100

4.11. Uji F - Korelasi Antar Variabel penelitian……….. 101


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Desain Penelitian………. 52

2.2. Paradigma Penelitian……… 54

3.1 1. Rangkuman Uji Normalitas Variabel Penelitian…….. 73

2. Rangkuman Uji Normalitas Variable Penelitian

P-Plot………. 73

3.2. Uji Heterokedasitisas………. 74


(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1. Aspek dan indikator pada variabel Efektivitas Proses

Pembelajaran IPS (%)………. 89


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Angket Uji Coba Penelitian Variabel Efektivitas Proses

Pembelajaran IPS ……… 116

2 Angket Uji Coba Penelitian Variabel Peningkatan Keterampilan Sosial………. 120

3 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X Efektivitas Pembelajaran IPS dan Variabel Y Keterampilan Sosial ………… 121

4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X Variabel X Efektivitas Pembelajaran IPS dan Variabel Y Keterampilan Sosial………. 123

5 Hasil Perhitungan Besaran Pengaruh Variabel Efektivitas Pembelajaran IPS Dalam Peningkatan Keterampilan Sosial Peserta didik SMK……… 124 6 Hasil Perhitungan Korelasi, Pengujian Regresi Sederhana, Koefesien Determinasi Antar Variabel Penelitian……… 125

7 Hasil Perhitungan Kolinieritas Variabel Penelitian………. 126

8 Tabel Konsultasi Statistik………. 127


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, “Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu”. Mempersiapkan peserta didik yang dimaksud dalam undang-undang tersebut adalah memberikan bekal keterampilan sesuai kompetensi keahlian yang terdapat di sekolah tersebut. Selain itu pendidikan kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan peserta didiknya dalam beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja, dan mengembangkan diri di kemudian hari Atas dasar itu, Kementerian Pendidikan Nasional melalui pusat kurikulum badan penelitian dan pengembangannya mengatakan bahwa dalam rangka penyempurnaan kurikulum pendidikan menengah kejuruan (SMK) harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berkenaan dengan kualitas lulusan sekolah kejuruan, Finch dan Crunkilton dalam Jubaedah (2009;1), mengatakan bahwa :

Kualitas pendidikan kejuruan menerapkan ukuran ganda, yaitu kualitas menurut ukuran sekolah atau in-school success standards dan kualitas menurut ukuran masyarakat atau out-of school meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi tuntutan kurikuler yang telah diorientasikan pada tuntutan dunia kerja, sedangkan kriteria kualitas lulusan sekolah


(12)

kejuruan yang kedua, meliputi keberhasilan peserta didik yang dimunculkan pada kemampuan unjuk kerja sesuai dengan standar kompetensi nasional ataupun internasional setelah mereka berada di lapangan kerja yang sebenarnya.

Namun pendidikan dengan sistem ini memiliki kelemahan.Djojonegoro (1993:67) mengungkapkan perbedaan sistem nilai dalam sekolah dan dunia usaha sebagai berikut :

Suatu hal yang perlu dicermati oleh sekolah dan dunia usaha yaitu adanya perbedaan sistem nilai yang berlaku pada kedua lembaga tersebut. Di sekolah umumnya hasil kerja dinilai dengan angka 0-10 atau 10-100, resiko gagal masih ditolerir, toleransi penggunaan waktu agak longgar, kegagalan dan keterlambatan tidak selalu diartikan sebagai kerugian, semangat dan motivasi peserta didik tergantung kecakapan guru, sulit membentuk etos kerja karena lingkungan sekolah santai, lamban mengikuti kemajuan Ipteks, lingkungan teori, dan praktik yang dilakukan masih merupakan simulasi. Di lingkungan dunia usaha/industri hasil pekerjaan diukur dengan diterima atau ditolak, resiko kegagalan bisa fatal berarti rugi uang dan reputasi rusak, penggunaan waktu yang ketat, kegagalan dan keterlambatan dianggap/sebagai kerugian, lingkungan kerja memberi kesempatan setiap orang untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerjanya, kondisi mendorong membentuk etos kerja, lebih cepat mengikuti kemajuan Ipteks, lingkungan kerja dan praktik yang dilakukan berorientasi pasar.

Di lain pihak Penelitian Sumardi (2002), Suherman dan Yayat (2003)pada SMK menunjukkan bahwa, (1) implementasi kurikulum belum sesuai dengan tuntutan kurikulum yang telah ditentukan, pengelolaan kurikulum masih bersifat sentralistik dan sedikit memberi ruang gerak sekolah dan guru dalam mengembangkannya, (2) rendahnya tingkat performansi kerja lulusan SMK di lapangan kerja, sebagian saja yang mempunyai kemampuan dan prestasi kerja yang dipersyaratkan, (3) kualitas tamatan SMK sebagian besar belum mencapai


(13)

SMK belum memiliki kemampuan daya suai dan kemandirian dalam bekerja. Hal ini diperkuat hasil penelitian Munawar (2001:37) yang mengungkapkan bahwa sebagian besar peserta didik SMK cenderung bersikap kurang positif terhadap wiraswasta dan rendah kreativitasnya. Sebagai perbandingan dari hasil penelitian tersebut, berikut ini akan diperlihatkan table 1.1. tentang stándar kompetensi lulusan SMK dari Depdiknas (2007:73-75):

Tabel 1.1.

Uraian Stándar Kompetensi Lulusan SMK

No Standar Kompetensi Lulusan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja.

Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.

Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.

Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.

Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif

Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.

Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri.

Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks.

Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. Mengapresiasi karya seni dan budaya


(14)

16 17 18 19 20 21 22 23

Lanjutan Tabel 1.1.

Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok

Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan.

Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun

Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di Masyarakat

Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain,

Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis

Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris

Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.

Sosia lisasi KTSP-Departemen Pendidikan Nasional 2007 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mengatakan bahwa: “Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup, sikap, pengetahuan, dan

keterampilan”. Mencermati stándar kompetensi lulusan dalam tabel 1.1. maka lulusan

SMK tidak hanya dituntut terampil dalam kompetensi kejuruannya, melainkan juga terampil dalam kompetensi sosialnya (social skill).

Maryani, (2008:38) menjelaskan pengertian keterampilan sosial sebagai berikut :

Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk menciptakan hubungan sosial yang serasi dan memuaskan, penyesuaian terhadap lingkungan sosial dan memecahkan masalah sosial yang dihadapi serta mampu mengembangkan aspirasi dan menampilkan diri dengan ciri saling menghargai, mandiri, mengetahui tujuan hidup, disiplin dan mampu membuat keputusan secara bertanggungjawab.


(15)

Salah satu mata pelajaran yang secara khusus memberikan muatan keterampilan sosial di SMK adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS di Sekolah Menengah Kejuruan merupakan mata pelajaran yang termasuk ke dalam kelompok mata pelajaran adaptif. Uraian tentang kelompok mata pelajaran yang berisi deskripsi kelompok mata pelajaran spesifik SMK, merujuk kepada Permen 22 tahun 2006, meliputi tiga kelompok mata pelajaran, yaitu kelompok normatif, kelompok adaptif, dan kelompok produktif. Kelompok normatif adalah kelompok mata pelajaran yang dialokasikansecara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan.

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Maryani, 2011:12) fungsi Mata Pelajaran IPS dijelaskan sebagai berikut :

Fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial dan yang direfleksikan dalam kehidupan masyarakat bangsa dan negara.

Sebagai upaya lebih memahami karakteristik mata pelajaran IPS di SMK, Nana Supriatna dalam makalahnya (2007) menguraikan pembelajaran IPS di SMK bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:


(16)

1. Memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

2. Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

3. Berkomitmen terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

4. Berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.

Di lain pihak, mata pelajaran IPS masih dipandang peserta didik sebagai pelajaran yang membosankan dan dirasa kurang relevan dengan kehidupan mereka seperti yang ditulis dari hasil penelitian Stahl (2008:3) bahwa:

Studies classes are dull, boring, and irrelevant to their lives. If the curriculum in social studies is to continue to have support from school administrators, politicians, and the general public, it is desirable to have positive student attitudes towards the subject matter. For it is quite possible that negative attitudes toward social studies could ultimately result in a sharp decline in the allocation of resources for this subject area.

Selanjutnya guru dan lingkungan pembelajaran diindikasikan oleh Haladyna and Shaughnessy (Stahl, 2008:8) memegang peranan yang kuat dalam membentuk sikap peserta didik terhadap IPS. Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dalam kelas. Iklim kelas dan sikap peserta didik dapat diubah melalui intervensi guru dalam membangun citra terhadap studi sosial, oleh karena itu pembelajaran IPS perlu diupayakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran IPS yang bermakna (Maryani, 2011:2).


(17)

Upaya mempersiapkan peserta didik SMK sebelum memasuki dunia kerja terutama dalam hal pengembangan sikap dan budaya kerja salah satunya melalui pembelajaran IPS di sekolah. Pembelajaran IPS diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mengatasi rendahnya keterampilan sosial peserta didik lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Melalui pemahaman pengetahuan dan karakateristiknya, pembelajaran IPS memiliki fungsi dan peran dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk memperoleh bekal pengetahuan tentang harkat dan martabat manusia sebagai mahluk sosial.

Jawa Barat memiliki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan berbagai program keahlian yang diharapkan mampu menyumbangkan lulusannya menjadi tenaga kerja khususnya untuk dunia usaha dan dunia industri yang tersebar di daerah Jawa Barat dan umumnya di luar wilayah Jawa Barat. Tabel 1.2. berikut ini menunjukan sebaran SMK di daerah Jawa Barat:

Tabel 1.2.

Jumlah SMK per Kota/Kabupaten Di Jawa Barat

No Kota/Kabupaten Status Jumlah

SMK Negeri Swasta

1 Kabupaten Bogor 5 185 190

2 Kabupaten Sukabumi 10 60 70

3 Kabupaten Cianjur 21 36 57

4 Kabupaten Bandung 9 69 78

5 Kabupaten Garut 12 45 57

6 Kabupaten Tasikmalaya 4 52 56

7 Kabupaten Ciamis 9 44 53

8 Kabupaten Kuningan 8 26 34

9 Kabupaten Cirebon 7 59 66

10 Kabupaten Majalengka 9 25 34

11 Kabupaten Sumedang 6 47 53


(18)

Sumber: Direktorat Pembinaan SMK 2011

Persebaran kompetensi keahlian SMK di Jawa Barat dapat dilihat pada tabel 1.3.berikut ini :

Tabel 1.3.

Persebaran Kompetensi Keahlian pada SMK di Jawa Barat

No. JURUSAN JUMLAH

1 Teknologi dan Rekayasa 623

2 Teknik Informasi dan Komunikasi 634

3 Kesehatan 108

4 Seni, Kerajinan, dan Pariwisata 151

5 Agribisnis dan Argoindustri 75

6 Bisnis Manajemen 620

Jumlah 2211

Sumber : Direktorat Pembinaan SMK 2011

Propinsi Jawa Barat juga memiliki sejumlah SMK RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang tersebar di berbagai wilayah kota dan kabupaten. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah Sekolah Standar

Lanjutan Tabel 1.2.

13 Kabupaten Subang 5 48 53

14 Kabupaten Purwakarta 5 21 26

15 Kabupaten Karawang 8 50 58

16 Kabupaten Bekasi 12 82 94

17 Kota Bogor 5 63 68

18 Kota Sukabumi 4 17 21

19 Kota Bandung 15 107 122

20 Kota Cirebon 2 15 17

21 Kota Bekasi 8 82 90

22 Kota Depok 2 87 89

23 Kota Cimahi 3 18 21

24 Kota Tasikmalaya 4 32 36

25 Kota Banjar 3 7 10

26 Kabupaten Bandung Barat 3 40 43


(19)

Nasional (SSN) yang menyiapkan peserta didik berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Tujuan program RSBI adalah :

1. Umum

a. Meningkatkan kualitas pendidikan nasional sesuai dengan amanat Tujuan Nasional dalam Pembukaan UUD 1945, pasal 31 UUD 1945, UU No.20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, PP No.19 tahun 2005 tentang SNP (Standar Nasional Pendidikan), dan UU No.17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang menetapkan Tahapan Skala Prioritas Utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah ke-1 tahun 2005-2009 untuk meningkatkan kualitas dan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan.

b. Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas bertaraf nasional dan internasional.

c. Menyiapkan lulusan yang mampu berperan aktif dalam masyarakat global. 2. Khusus

Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tercantum di dalam Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan standar kompetensi lulusan berciri internasional.


(20)

RSBI/SBI adalah sekolah yang berbudaya Indonesia, karena Kurikulumnya ditujukan untuk Pencapaian indikator kinerja kunci minimal sebagai berikut:

1. menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);

2. menerapkan sistem satuan kredit semester di SMA/SMK/MA/MAK; 3. memenuhi Standar Isi; dan

4. memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

1. Sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di mana setiap saat siswa bisa mengakses transkripnya masing-masing; 2. Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama

pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) dan/ atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan 3. Menerapkan standar kelulusan sekolah/ madrasah yang lebih tinggi dari

Standar Kompetensi Lulusan.

Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Proses. Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi


(21)

luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa patriot, dan jiwa inovator;

2. Diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah satu negaraanggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan;

3. Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran;

4. Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan menggunakan bahasa Inggris, sementara pembelajaran mata pelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing, harus menggunakan bahasa Indonesia; dan

5. pembelajaran dengan bahasa Inggris untuk mata pelajaran kelompok sains dan matematika untuk SD/MI baru dapat dimulai pada Kelas IV.

Untuk persebaran SMK RSBI di Jawa Barat lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.4.

Sebaran SMK RSBI di Jawa Barat.

No SMK Status Jumlah

SMK Negeri Swasta

1 SMK 1 Cibinong √ 1

2 3

SMK 1 Sukabumi SMK 3 Sukabumi

√ 2

4 5

SMK 1 Cianjur SMK 1 Pacet

√ 2

6 SMK 1 Katapang √ 1

7 SMK 1 Garut √ 1

8 SMK 2 Ciamis √ 1

9 SMK 3 Kuningan √ 1


(22)

Lanjutan Tabel 1.4.

11 SMK 1 Majalengka √ 1

12 SMK 2 Sumedang √ 1

13 SMK 1 Indramayu √ 1

14 SMK 1 Losarang √ 1

15 SMK 2 Cikarang Barat √ 1

16 17 18

SMK 7 Bandung SMK 13 Bandung SMK 9 Bandung

√ √

√ 3

19 SMK 1 Kota Bekasi √ 1

20 SMK 2 Tasikmalaya √ 1

Jumlah 20

Sumber : Direktorat Pembinaan SMK 2011 Untuk persebaran kompetensi keahlian yang terdapat di SMK RSBI di Jawa Barat dapat dilihat pada tabel 1.5.berikut:

Tabel 1.5.

Sebaran Kompetensi keahlian SMK RSBI di Jawa Barat.

No. Kompetensi

Keahlian Jumlah Sebaran

1 Bisnis

Manajemen 7

SMKN 1 Cianjur, SMKN 1 Garut, SMKN 1

Kedawung, SMKN 2 Sumedang, SMKN 1 Indramayu, SMKN 2 Cikarang Barat, SMKN 1 Bekasi

2 Kesehatan 1 SMKN 7 Bandung 3 Seni, Kerajinan,

Pariwisata 6

SMKN 1 Pacet, SMKN 3 Kuningan, SMKN 1 Indramayu, SMKN 3 Sukabumi, SMKN 9 Bandung, SMKN 1 Bekasi

4 Agribisnis,

Argoindustri 3

SMKN 1 Sukabumi, SMKN 1 Pacet, SMKN 1 Losarang 5 Teknik Informasi dan Komunikasi 17

SMKN 1 Cibinong, SMKN 1 Sukabumi, SMKN 1 Cianjur, SMKN 1 Pacet, SMKN 1 Katapang, SMKN 1 Garut, SMKN 2 Ciamis, SMKN 3 Kuningan, SMKN 1 Kedawung, SMKN 1

Majalengka, SMKN 2 Sumedang, SMKN 1 Indramayu, SMKN 1 Losarang, SMKN 2 Tasikmalaya, Cikarang Barat, SMKN 13 Bandung, SMKN 1 Bekasi, SMKN 2 Tasikmalaya

6 Teknologi dan Rekayasa

12 SMKN 1 Cibinong, SMKN 1 Katapang, SMKN 2 Ciamis, SMKN 3 Kuningan, SMKN 1


(23)

Lanjutan Tabel 1.5.

SMKN 1 Indramayu, SMKN 1 Losarang, SMKN 13 Bandung, SMKN 1 Bekasi, SMKN 2 Tasikmalaya

Jumlah 46

Sumber : Direktorat Pembinaan SMK 2011

B. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH

Dari beberapa hasil penelitian dikatakan bahwa kelemahan lulusan SMK meliputi pengetahun kerja, keterampilan kerja, dan sikap/budaya kerja yang tidak sepenuhnya diperoleh oleh para lulusan SMK saat berada di sekolah. Di samping hal tersebut, kesenjangan nilai yang digunakan dunia industri dan sekolah masih memiliki perbedaan. Hal ini akan berdampak pada pencapaian kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Beberapa kemungkinan yang menjadi faktor penyebabnya antara lain :

1. Metode atau model pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPS yangditerapkan belum sesuai dengan apa yang diharapkan oleh dunia usaha dan dunia industri sehingga diperlukan pembelajaran yang lebih mendekatkan peserta didik dengan kondisi riil di dunia kerja.

2. Isi pada materi pembelajaran IPS belum mengkondisikan peserta didik pada lingkungan pekerjaan seperti di industri sehingga diperlukan isi materi yang benar-benar sesuai keterampilan sosial yang dibutuhkan dunia industri dan dunia kerja.


(24)

3. Terjadi kesenjangan (gap) antara pembelajaran IPS yang diterapkan di sekolah dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri sehingga terjadi ketidaksesuaian antara kompetensi yang diajarkan di sekolah dengan kompetensi kerja yang dibutuhkan.

4. Turunnya motivasi belajar peserta didik yang berdampak pada kompetensi yang ingin dicapai disebabkan model pembelajaran saat ini yang tidak menciptakan suasana akrab, saling menghargai, bekerja sama, dan menyenangkan (meaning and joyfull learning).

5. Materi pembelajaran IPS masih bersifat sempit sekedar memenuhi persyaratan nilai sebuah standar kompetensi sehingga peserta didik hanya memenuhi kewajiban hadir dan nilai angka yang diberikan guru pada akhir pembelajaran. 6. Pendidikan Standar Ganda (PSG) yang mewajibkan peserta didik SMK

melakukan praktek kerja industri belum mampu memenuhi harapan dunia industri, yaitu tenaga kerja terampil yang siap pakai di dunia kerja karena kesenjangan nilai yang diberlakukan di sekolah dengan di industri.

Belum banyaknya penelitian yang khusus mengenai pembelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial lulusan SMK di dunia kerja menjadi catatan penting bagi peneliti dan menjadi daya tarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana Efektivitas Proses Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta didik SMK Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Di Jawa Barat.


(25)

Berpedoman pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan bahwa pembelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan keterampilan sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat.

Dengan adanya pengembangan Mata Pelajaran IPS pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), maka terdapat beberapa permasalahan yang akan diangkat pada penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana gambaran efektivitas proses pembelajaran IPS di SMK RSBI di Jawa Barat?

2. Bagaimana gambaran keterampilan sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat?

3. Bagaimana pengaruh efektivitas proses pembelajaran IPS terhadap Keterampilan Sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat?

C. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum penelitian ini bertujuan melakukan kajian tentang peran mata pelajaran IPS terhadap kompetensi yang diharapkan dalam membangun keterampilan sosial SMK di Jawa Barat. Secara khusus penelitian ini :

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan proses pembelajaran IPS dan keterampilan sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat

2. Memprediksi pengaruh efektifitas proses pembelajaran IPS terhadap keterampilan sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat.


(26)

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian akan lebih bermakna apabila memberikan manfaat, baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun bagi masyarakat. Dalam segi keilmuan diharapkan penelitian ini nantinya dapat :

1. Memberikan gambaran mengenai efektivitas proses pembelajaran IPS dalam membangun keterampilan sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat.

2. Menambah ilmu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran IPS dalam membangun keterampilan sosial peserta didik SMK di Jawa Barat (baik kelebihan maupun kekurangannya).

3. Menemukan konsep-konsep baru sebagai bahan masukan dalam pembuatan atau perumusan kurikulum pendidikan IPS yang lebih signifikan terhadap tujuan Pendidikan Nasional.

Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi :

1. Badan Standarisasi Nasional Pendidikan sebagai pembuat kurikulum untuk melengkapi kekurangan yang terdapat dalam kurikulum IPS terutama yang berkaitan dalam membangun keterampilan sosial. Agar kelas dapat menghasilkan materi IPS yang tepat sasaran dalam mengembangkan kemampuan peserta didik.

2. Memberikan bahan masukan pada guru IPS dalam menyusun rencana pembelajaran dan metode pembelajaran IPS agar proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. Peserta didik SMK dapat


(27)

memiliki keterampilan sosial yang memadai sebagai bekal untuk bekerja di dunia industri dan atau di dunia usaha.

3. Memberikan fasilitas yang menunjang kepada guru dan peserta didik agar dapat melaksanakan pembelajaran IPS dengan baik, sehingga peserta didik dapat mewujudkan hasil pembelajaran IPS yang mendukung upaya dalam membangun keterampilan sosial terutama di lingkungan sekolah.

4. Pembuat kebijakan di tingkat pusat, maka penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan di bidang pendidikan.


(28)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang data-datanya berupa angka-angka atau data-data diangkatkan. Sedangkan menurut Arikunto penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan angka, penafsiran terhadap data serta terhadap hasilnya.penelitian ini mengungkapkan tentang efektivitas proses pembelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah efektivitas proses pembelajaran IPS dan keterampilan sosial. Dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah peserta didik SMK Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Jawa Barat.

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Survey Explanatory. Metode survei merupakan metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh kesimpulan dengan cara meneliti objek penelitian yang diambil dari data sampel secara sekilas. Hal ini dinyatakan oleh Kerlinger (dalam Riduwan, 2004:49) bahwa “penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil


(29)

tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, dan hubungan antar variabel sosiologi maupun psikologi”. Sedangkan Explanatory adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

Desain penelitian ini dipilih karena akan memperkirakan hubungan antara variable efektivitas proses pembelajaran IPS dan peningkatan keterampilan sosial peserta didik SMK di Jawa Barat dengan pengukuran statistik, dimana hubungan variabel dinyatakan dengan koefesien korelasi dan keberartian (signifikansi). Penelitian ini menggunakan metode survey dan analisa korelasional untuk mengkaji hubungan antara variabel penelitian, yaitu Proses Pembelajaran IPS sebagai variabel bebas (X) dan Keterampilan Sosial sebagai variabel terikat (Y). Penelitian survey, adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis, maupun psikologis.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan pembelajaran IPS dan Keterampilan Sosial. Data tersebut akan diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini akan diperoleh dari peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat melalui sampel yang sudah ditentukan. Data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi dan studi


(30)

kepustakaan. Secara ringkas teknik pengumpulan data tersebut dikemukakan sebagai berikut:

a. Kuesioner (angket)

Kuesioner berisi daftar pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan variabel yang diteliti.Pertanyaan ini terdiri atas pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup artinya responden dibatasi dalam menjawab beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kajian dokumen yang terkait dengan variabel dan objek penelitian. Dokumen yang akan dikaji digunakan untuk menambah kelengkapan dari data-data yang telah ada.

c. Studi Kepustakaan

Di samping kajian dokumen, dilakukan telaahan pustaka mengenai: (1) Efektivitas; (2) Proses Pembelajaran IPS; (3) Keterampilan Sosial. Hasil telaahan pustaka digunakan untuk memperoleh analogi yang berguna dalam perumusan teori, landasan untuk dapat menganalisa data primer, serta untuk menunjang dan memperkuat dugaan dalam pembahasan masalah.

B. LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SMK RSBI di Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa alasan di antaranya:


(31)

a. Dukungan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian tersedia secara memadai.

b. Adanya persetujuan dari pihak Kepala sekolah dan guru bersangkutan untuk mengizinkan dilaksanakannya kegiatan penelitian.

c. Studi pendahuluan yang menunjukkan masih terdapatnya sejumlah permasalahan dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didik melalui mata pelajaran IPS SMK RSBI di Jawa Barat.

d. Belum pernah dilaksanakan penelitian hubungan persepsi sisa terhadap proses pembelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan social peserta didik SMK RSBI di Jawa barat.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SMK RSBI) di Jawa Barat sebanyak 20 sekolah yang tersebar di 18 wilayah Jawa Barat, yaitu Kab. Bogor, Kota/Kab. Sukabumi, Kab.Cianjur, Kota/Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Ciamis, Kota/Kab. Cirebon, Kota/Kab. Bekasi, Kab. Sumedang, Kab. Indramayu, Kab. Majalengka Kab. Kuningan, Kota/Kab.Bekasi Kota Tasikmalaya. Dengan demikian maka populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat


(32)

Kelas XI dan atau kelas XII (dengan asumsi bahwa praktek kerja industri dimulai di kelas XI dan atau kelas XII).

2. Sampel

Pengambilan sampel responden peserta didik di tiap sekolah dengan teknik proportional stratified random sampling yaitu pengambilan sampel peserta didik dari anggota populasi (seluruh peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat berdasarkan jurusan keahlian masing-masing) secara acak dan berstrata secara proposional. Hal ini dilakukan karena kondisi populasi penelitian ini terdiri dari beberapa kelompok individu dengan karakteristik yang berbeda-beda, yaitu peserta didik kelas XI atau XII yang sudah mendapatkan mata pelajaran IPS dan sudah melaksanakan Praktek Kerja Industri.

Berdasarkan data pokok SMKN RSBI dari Direktorat Pembinaan SMKpeserta didik SMKN kelas XI dan XII yang memperoleh pelajaran IPS adalah 12.423 peserta didik (2011).Dari jumlah populasi tersebut dapat dihitung jumlah minimal sampel penelitian dengan menggunakan rumus dari Taro Yamone (Rahmat, 1995:82), sebagai berikut :

n =

� (�)2+ 1 Keterangan :

N= jumlah sampel N= jumlah populasi


(33)

D= nilai kritis/tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% atau 10%

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka tingkat kesalahan yang digunakan adalah 10%, didapatkan ukuran sampel sebesar:

n =

12423

12423 (0.1)2+ 1

=

81,6

Dengan demikian minimal sampel yang harus diambil adalah sebanyak 82 responden. Untuk membantu menentukan perwakilan dari setiap sampel, maka menggunakan rumusan dari Singarimbun (1991:89) sebagai berikut:

n

k

=

��

Keterangan:

nk = jumlah anggota sampel dalam jumlah sampel Pk = jumlah anggota populasi yang ada dalam kelompok P = jumlah populasi

n = jumlah sampel

Jumlah sampel untuk masing-masing bagian setelah dilakukan perhitungan dengan mengunakan rumus di atas, dapat dilihat pada tabel 3.1 :

Tabel 3.1.

Daftar Sampel Responden Penelitian

NO Kompetensi

Keahlian SMK

Jumlah Populasi

Jumlah Sampel 1 Teknologi dan

Rekayasa

SMKN 1

Katapang 694 31

2

Teknik

Informatika dan Komunikasi

SMKN 13

Bandung 250 11


(34)

Lanjutan Tabel 3.1 4 Seni, Kerajinan,

Pariwisata

SMKN 9

Bandung 139 6

5 Agribisnis dan Argoindustri

SMKN 1

Sukabumi 210 10

6 Bisnis Manajemen SMKN 1 Garut 262 12

1.818 82 Sumber : Diolah dari Data Pokok SMK, 2010

Adapun yang menjadi latar belakang dari pengambilan sampel kelas XI dan XII yang mendapatkan pelajaran IPS ini didasari karena kelas XI dan XII telah mulai mempelajari konsep-konsep dasar tentang IPS ketika duduk di kelas X dan juga karena peserta didik kelas XI dan XII sudah melaksanakan Praktek Kerja Industri.

D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Untuk memahami lebuh lanjut penelitian ini, perlu mengidentifikasikan variabel secara operasional.Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu :

1. Tingkat Efektifitas Proses Pembelajaran IPS

Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa ,“Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.


(35)

Menurut Popham dan Baker dalam Hadi dkk (1992), proses belajar mengajar yang efektif adalah kemampuan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan dari kemampuan dan persepsi siswa. Untuk mencapai kepada proses pembelajaran yang efektif maka Proses pembelajaran pada satuan pendidikan haruslah diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN), pasal 19).

Sardiman, AM. (2005) menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi edukatif. Menurutnya, yang dianggap interaksi edukatif adalah interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan untuk mendidik, dalam rangka mengantar peserta didik ke arah kedewasaannya. Pembelajaran itu sendiri merupakan proses yang berfungsi membimbing para peserta didik di dalam menjalani kehidupannya, yakni membimbing mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Proses edukatif memiliki ciri-ciri :

1. ada tujuan yang ingin dicapai ; 2. ada pesan yang akan ditransfer ; 3. ada peserta didik ;

4. ada guru ; 5. ada metode ;


(36)

6. ada situasi ada penilaian.

Terdapat beberapa faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yaitu pengajar, peserta didik, sumber belajar, alat belajar, dan kurikulum (Once Kurniawan : 2005). Association for Educational Communication and Technology (AECT) menegaskan bahwa pembelajaran (instructional) merupakan bagian dari pendidikan.Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen sistem instruksional, yaitu komponen pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan.

Pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen instuksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampai pesan yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses pembelajaran.Bentuk bagan operasional variabelnya sebagai berikut :


(37)

Tabel 3.2.

Operasional Variabel Efektivitas Proses Pembelajaran IPS

Variabel Konsep Indikator Skala

Proses Pembelajaran IPS (X) Sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif TUJUAN

a. Tujuan Pembelajaran dan Materi Pembelajaran Mudah dilaksanakan b. Materi Pembelajaran

menanamkan nilai dan budaya kerja

c. Contoh masalah di dunia kerja menjadi Materi Pembelajaran d. Materi Pembelajaran akurat

ditinjau dari segi keilmuan e. Menanamkan nilai dan budaya

kerja dalam Materi Pembelajaran

f. Materi actual dengan apa yang terjadi di masyarakat

g. IPS sebagai mata pelajaran menarik dipelajari

MATERI

a. Materi untuk kelompok b. Instruksi yang jelas tentang

tugas

c. Adanya interaksi antara guru dan peserta didik

d. Guru demokratis dalam menyampaikan materi e. Metode yang disampaikan

berbeda-beda

f. Metode menarik peserta didik g. Metode didukung sarana

prasarana memadai

Ordinal

MEDIA DAN METODE

a. Guru dalam Pembelajaran IPS menggunakan alat bantu menjelaskan

b. Media yang digunakan guru sesuai dengan materi yang


(38)

Lanjutan Tabel 3.3

diajarkan saat itu c. Media yang digunakan

menarik perhatian anda d. Media pembelajaran yang

digunakan berbeda untuk tiap materi

e. Media yang digunakan membantu anda dalam memaham pelajaran IPS f. Guru menggunakan Sumber

pembelajaran dari buku paket g. Guru menggunakan Sumber

pembelajaran yang berasal dari lingkungan masyarakat h. Guru menggunakan internet sebagai sumber pembelajaran i. Guru menggunakan masalah

sosial/gejala sosial sebagai sumber pembelajaran j. Guru memberikan contoh

masalah kerja di industri/dunia usaha

EVALUASI

a. Guru melakukan evaluasi di akhir pembelajaran

b. Guru memeriksa hasil

tes/evaluasi yang diberikan pada peserta didik

c. Guru Menginformasikan Penilaian kepada peserta didik Guru menilai karya peserta didik Evaluasi yang dilakukan Lanjutan Tabel

d. guru mengacu kepada tujuan pembelajaran

2. Keterampilan Sosial

Menurut Bloom (Mulyono, 1985:15), aspek keterampilan yang harus diajarkan dalam setiap pembelajaran adalah "keterampilan berfikir, keterampilan


(39)

akademis, keterampilan sosial, dan keterampilan meneliti". Berkaitan dengan keterampilan sosial, maka tujuan pengembangan keterampilan sosial dalam mata pelajaran IPS adalah agar peserta didik mampu berinteraksi dengan teman-temannya sehingga mampu menyelesaikan tugas bersama, dan hasil yang dicapai akan dirasakan kebaikannya oleh semua anggota masing-masing. Hal ini selaras dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang sangat dipengaruhi oleh masyarakatnya, baik kepribadian individualnya, termasuk daya rasionalnya, reaksi emosionalnya, aktivitas dan kreativitasnya, dan lain sebagainya dipengaruhi oleh kelompok tempat hidupnya (Sumaatmadja, 1997: 29). Dengan demikian, pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial harus menjadi salah satu tujuan pendidikan di persekolahan. Nilai-nilai sosial sangat penting bagi peserta didik, karena berfungsi sebagai acuan bertingkah laku terhadap sesamanya, sehingga dapat diterima di masyarakat. Nilai-nilai itu antara lain, seperti kasih sayang, tanggung jawab, dan keserasian hidup.

Adapun keterampilan sosial mempunyai fungsi sebagai sarana untuk memperoleh hubungan yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain; contoh: melakukan penyelamatan lingkungan, membantu orang lain, kerja sama, mengambil keputusan, berkomunikasi, wirausaha, dan partisipasi. Keterampilan sosial yang perlu dimiliki peserta didik, menurut John Jarolimek, (1993 : 9) mencakup : a. Living and working together; taking turns; respecting the rights of others; being


(40)

b. Learning self-control and self-direction. c. Sharing ideas and experience with others.

Bentuk bagan operasional variabelnya sebagai berikut : Tabel 3.3.

Operasional Variabel Keterampilan Sosial

Variabel Konsep Indikator Skala

Keterampilan Sosial

(Y)

Suatu kemampuan secara cakap yang tampak dalam tindakan, mampu mencari,

memilah dan mengolah informasi, mampu mempelajari hal-hal baru yang memecahkan masalah sehari-hari, memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, memahami, menghargai dan mampu

bekerjasama dengan orang lain yang majemuk, mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasi dengan perkembangan

masyarakat global.

Living and Working together

1. Bergiliran/Bergantian 2.Menghargai/

Menghormati

3. Membantu/menolong Learning Self Control and self directing 1. Mengikuti petunjuk 2. mengontrol emosi Sharing Ideas an Experience

1. Menyajikan pendapat 2. Menerima pendapat

Ordinal

E. ANALISIS INSTRUMEN

Sebelum instrument digunakan dalam kegiatan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen terhadap kelompok siswa sampel penelitian. Uji instrument


(41)

dilakukan untuk melihat validitas dan reliabilitas dengan bantuan program SPSS. Apabila instrument telah memenuhi syarat-syarat validitas dan reliabilitas tes, barulah instrumen digunakan dalam kegiatan penelitian.Sementara data pendukung dari hasil angket berupa tanggapan siswa selama kegiatan penelitian dilakukan dikumpulkan melalui penyebaran angket dan digunakan untuk mendukung analisis data penelitian.

Secara rinci penjelasan beberapa uji prasyarat instrumen, diuraikan sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono: 2009:173). Pengujian instrument pengumpul data dilakukan terhadap 100 orang responden secara acak di luar anggota sampel penelitian.

Kriteria pengujian diambil dengan membandingkan nilai rhitung dan rtabel dengan taraf nyata α = 0,05. Item soal dinyatakan valid jika memenuhi persyaratan rhitung> rtabel. Secara teknis operasional uji validitas instrument dilakukan dengan menggunakan program Excel 2007. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa instrument tersebut valid.Dengan demikian maka layak dijadikan alat pengumpulan data yang sah.

Berdasarkan rekapitulasi hasil pengujian instrument validitas, maka item – item yang tidak valid tidak dipakai. Dengan demikian item yang valid dari seluruh instrument tersebut disusun kembali untuk kemudian disebar kepada responden


(42)

anggota sampel penelitian.Variabel ini terdiri dari 36 butir/item pernyataan positif maupun negative. Instrumen tersebut telah diuji cobakan kepada 33 orang peserta didik kelas XII yang sudah melaksanakan Praktek Kerja industri Kompetensi Keahlian Farmasi dan Analisis Kimia SMK Negeri 7 Bandung.

Hasil uji coba instrument penelitian variabel efektivitas proses pembelajaran IPS diperoleh kesimpulan bahwa dari 36 item pertanyaan kuesioner yang diuji coba, dinyatakan valid dan reliable sebanyak 22 item yaitu pertanyaan nomor 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 35, 36, Sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 14 item, yaitu nomor 1, 2, 6, 9, 11, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32,33, 34, dibuang atau tidak digunakan karena sudah terwakili oleh item yang lainnya dalam indikator yang sama.

Lebih jelasnya pada tabel 3.8 berikut ini : Tabel 3.4.

Rekapitulasi hasil pengujian validitas variabel X 0.05 ttabel 0,344

No Item Nilai Hitung r Nilai Tabel r Valid/ Tidak Valid

Ket No Item Nilai Hitung r Nilai Tabel r Valid/ Tidak Valid Ket

1 0.326 0.344

Tidak

Valid Dibuang 19. 0.456 0.344 Valid Dipakai

2 0.236 0.344

Tidak

Valid Dibuang 20 0.713 0.344 Valid Dipakai 3 0.697 0.344 Valid Dipakai 21 0.437 0.344 Valid Dipakai 4 0.562 0.344 Valid Dipakai 22 0.488 0.344 Valid Dipakai 5 0.353 0.344 Valid Dipakai 23 0.552 0.344 Valid Dipakai


(43)

Lanjutan Tabel 3.8

6 0.300 0.344

Tidak

Valid Dibuang 24 0.539 0.344 Valid Dipakai

7 0.629 0.344 Valid Dipakai 25 0.343 0.344

Tidak

Valid Dibuang 8 0.684 0.344 Valid Dipakai 26 0.487 0.344 Valid Dipakai 9 0.330 0.344

Tidak

Valid Dibuang 27 0.163 0.344

Tidak

Valid Dibuang

10 0.378 0.344 Valid Dipakai 28 0.128 0.344

Tidak

Valid Dibuang

11 0.246 0.344

Tidak

Valid Dibuang 29 0.302 0.344

Tidak

Valid Dibuang

12 0.441 0.344 Valid Dipakai 30 0.312 0.344

Tidak

Valid Dibuang

13 0.661 0.344 Valid Dipakai 31 0.052 0.344

Tidak

Valid Dibuang

14 0.413 0.344 Valid Dipakai 32 0.104 0.344

Tidak

Valid Dibuang

15 0.587 0.344 Valid Dipakai 33 0.080 0.344

Tidak

Valid Dibuang

16 0.497 0.344 Valid Dipakai 34 0.264 0.355

Tidak

Valid Dibuang 17 0.459 0.344 Valid Dipakai 35 0.644 0.355 Valid Dipakai 18 0.541 0.344 Valid Dipakai 36 0.566 0.355 Valid Dipakai

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel menurut Sugiyono (2009:173) adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan


(44)

data yang sama. Salah satu bentuk pengujian reliabilitas adalah dengan internal consistency dengan teknik KR. 20. Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika rhit> rtab dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk(n-2) maka item pertanyaan tersebut dikatakan reliabel.

Secara teknis operasional uji reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan program Excel 2007. Dari hasil pengujian, menunjukkan bahwa instrument tersebut reliable.Dengan demikian maka layak dijadikan alat pengumpulan data yang sah.Lebih jelasnya pada tabel 3. 3

Tabel 3.5.

Rekapitulasi hasil uji reliabilitas instrument Penelitian ttabel 0,344

No Variabel Penelitian Nilai Hitung r Keterangan

1 Efektivitas Pembelajaran IPS 0.910 Reliabel

2 Peningkatan Keterampilan Sosial Peserta

didik 0.865 Reliabel

F. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Analisis Data Hasil Penelitian

Teknik analisis menggunakan pendekatan statistic parametric jika asumsi-asumsi statistiknya terpenuhi dan apabila asumsi-asumsinya tidak terpenuhi maka data akan dianalisis dengan teknik bebas distribusi atau non parametric. Untuk menentukan terpenuhi tidaknya asumsi-asumsi dilakukan dengan uji normalitas distribusi frekuensi dan uji linieritas regresi.


(45)

a. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahuiapakah variabel Proses Pembelajaran IPS (X) dan Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa SMK RSBI di Jawa Barat (Y) berdistribusi normal atau tidak. Adapun kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah berdasarkan nilai Asymp.Sig (2-tailed) hasil pengolahan data SPSS versi 16.0 apakah variable X dan Y berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.6.

Hasil uji normalitas variabel penelitian

Efektivitas Keterampilan

N 82 82

Normal Parametersa Mean 69.0451 48.0818

Std. Deviation 9.69093 7.55326

Most Extreme Differences Absolute .048 .061

Positive .039 .042

Negative -.048 -.061

Kolmogorov-Smirnov Z .437 .548

Lanjutan tabel 3.5.

Asymp. Sig. (2-tailed) .991 .925

a. Test distribution is Normal. SPSS V.16.0

Hasil pengujian normalitas dapat diketahui berdasarkan nilai Asymp.Sig.(2-tailed). Nilai sebesar 0,991 untuk efektivitas dan 0,925 untuk keterampilan kedua duanya lebih besar dari 0,05 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data nilai tersebut berdistribusi normal. Hal ini diperkuat dengan kata-kata dibawah tabel di atas :Test distribution is Normal.


(46)

Selanjutnya untuk melihat distribusi normalitas data secara grafik dapat dilihat dalam gambar berikut ini :

Gambar 3.1.

1. Rangkuman Uji Normalitas Variabel Penelitian


(47)

Kesimpulannya adalah semua variabel X dan Y berdistribusi normal, untuk lebih detailnya bisa dilihat pada lampiran.

b. Uji Heterokedasitisas

Berdasarkan output histogram 3.1.1 dan 3.1.2 di atas, terlihat bahwa sebaran data yang ada menyebar merata ke semua daerah kurva normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian yang dimiliki mempunyai distribusi normal. Demikian juga dengan normal P-Plot memperlihatkan hasil yang sama.Sedangkan gambar 4.1.3 menunjukan bahwa tidak terjadi persoalan heterokedastisitas yang berarti data yang dimiliki adalah data homogen.

Gambar 3.2. Uji Heterokedasitisas


(48)

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah suatu langkah untuk menentukan sebuah keputusan menolak atau menerima hipotesis. Seluruh pengolahan data dalam pengujian hipotesis menggunakan bantuan SPSS 16 for windows dan Microsoft excel, dengan menggunakan analisis regresi dan alanisis jalur.

a. Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual (Uji t)

Pengujian hipotesis dengan uji t adalah untuk melihat pengaruh variable-veriabel bebas (independent) terhadap variable terikat (dependen) secara parsial dilakukan dengan uji t ini. Uji signifikansinya dapat dihitung melalui rumus :

ek S t  1 1

(Gujarati, 2001:78)

Setelah diperoleh thitung, selanjutnya bandingkan dengan ttabel dengan  disesuaikan, adapun cara mencari ttabel dapat menggunakan rumus :

t

tabel

= n- k

Dimana :

t = ttabel pada  disesuaikan n = banyak sample

k = variable bebas

Adapun kriteria yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

 Jika t hitung < t tabel ( Ho diterima, Ha ditolak)


(49)

Kriteria uji t adalah:

1. Jika thitung >ttabel maka H0ditolak dan H1 diterima (variabel bebas X berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y),

2. Jika thitung <ttabel maka H0diterima dan H1 ditolak (variabel bebas X tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y). Dalam penelitian ini tingkat kesalahan yang digunakan adalah 0,05 (5%) pada taraf signifikasi 95%.

b. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda Secara Keseluruhan (Uji f)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Formulasi uji f:

F= ) /( ) 1 ( ) 1 /( ) /( ) 1 /( 2 2 k n R k R k n RSS k ESS    

 (Gujarati, 2001:120)

Keterangan :

R2 = koefisien determinasi

k = Parameter (jumlah variable independent) n = Jumlah observasi

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel. Adapun ketentuan uji f adalah sebagai berikut:


(50)

 Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

 Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Kriteria uji F adalah:

1. Jika Fhitung<Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y)

2. Jika Fhitung>Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan (overall significance) variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, untuk mengetahui seberapa pengaruhnya.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 (uji koefisien determinasi) merupakan pengujian model yang ingin mengetahui berapa besar persentase sumbangan variable independen terhadap naik turunnya variable dependen secara bersama-sama. Koefisien determinasi didefinisikan sebagai :

R2 =

Untuk mengetahui besarnya kemampuan variable independent dan menjelaskan variabel dependen maka dilakukan uji determinasi dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah kuadrat yang di jelaskan / regresi (ESS) Jumlah kuadrat total


(51)

R2 = TSS ESS

R2 = 1 1 22 2 Y

Y X b Y X b

 

(Gujarati, 2001:139)

Besarnya nilai R2 berkisar diantara nol dan satu (0<R2<1). Jika nilainya semakin mendekati satu maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan antara variable bebas dan variable terikatpun semakin dekat atau erat. Sebaliknya, jika R2 semakin menjauhi angka satu, maka model tersebut dapat dinilai kurang baik karena hubungan antara variable bebas dan variable terikat jauh atau tidak erat.

G. ALUR PENELITIAN

Alur penelitian yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.3. Alur Penelitian

Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Studi Literatur: Pembelajaran IPS, Keterampilan Sosial

Penyusunan Instrumen:

1. Angket Proses Pembelajaran IPS 2. Angket Keterampilan Sosial

Validasi, Ujicoba, Revisi

Pelaksanaan Penelitian


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pembelajaranIPS yang meliputiaspektujuan, materi, metoda, media, danevaluasipembelajaran IPS, di SMK RSBI di Jawa Barat cukupefektif.

Efektifitastersebutmenunjukkanbahwapembelajaran IPS

terkaitdenganduniausahadanduniaindustridenganpraktekkerjaindustrisebagaiimpl

ementasinya. Sehinggaapabila proses pembelajaran IPS

mengalamipeningkatanmakaketerampilansosialpesertadidik pun

akanmengalamipeningkatan, begitujugasebaliknya.Besarnyaefektivitas proses

pembelajaran IPS

dalammeningkatkanketerampilansosialpesertadidikmenunjukkanbahwapengalam an yang menyenangkanberasosiasipadasaatpembelajarandenganisipekerjaan(job

content). Dengan kata

lainisipekerjaanatauisitugaspadapembelajarandapatmembangkitkankeinginanmen capaitujuanpembelajaran yang ingindicapai.


(53)

2. Keterampilansosialpesertadidik SMK RSBI di Jawa Barat dariaspekLiving and working together; taking turns; respecting the rights of others; being socially sensitive. Learning self-control and self-direction. Sharing ideas and experience with others beradapadakategoritinggiyaitu di atas 80%. Hal initergambardariresponpesertadidiksetelahmelaksanakanpraktekkerjaindustri yang

menyatakanbahwasebagianbesarpesertadidikmengatakanbekerjasesuaiprosedur yang ada di tempatkerjanya, mampubekerjasamadalammenyelesaikanpekerjaan, introspeksidirisaatberbuatsalah,

melatihdiridanmemberikanmasukanuntukperbaikankerja.

Semuaindikatortersebutmenunjukanbahwaketerampilansosialpesertadidik SMK RSBI di Jawa Barat yang sudahmelaksanakanprakerinmemilikiketerampilansosial yang tinggi.

3. Proses pembelajaran IPS

berpengaruhterhadappeningkatanketerampilansosialpesertadidik yang sudahmelaksanakanpraktekkerjaindustri (prakerin) di SMK RSBI di Jawa Barat sebesar 16,8 %, sedangkansisanyasebesar 83%, dipengaruhiolehfaktor lain di luarvariabel yang digunakandalampenelitianini.Hal inimenunjukanbahwa proses pembelajaranmemilikiketerkaitandenganketerampilansosialpesertadidiksaatmelak sanakanpraktekkerja industry di duniausahadanduniaindustri.


(54)

B. SARAN

Hasilpenelitianinidiharapkanmenjadisalahsatukontribusipenelitidalammemaju

kan proses pembelajaran IPS

terhadappeningkatanketerampilansosialpesertadidikSMK RSBI di Jawa Barat, olehkarenaitupenelitimemberikan saran - saransebagaiberikut:

1. Bagi Guru

a. Senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang menunjang proses pembelajaran IPS menjadi lebih baik dengan menerapkan pola pembelajaran yang efektif, efisien dan bermakna.

b. Senantiasa berusaha untuk terus meningkatkan kompetensi guru yang dimilikinya dengan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan, workshop dan seminar pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru agar menjadi lebih baik.

2. Bagi Orang TuaPesertaDidik

Berperan aktif dalam mengamati perkembangan pembelajaran peserta didik agar dapat meningkatkan keterampilan sosial yang dimiliki peserta didik terutama saat melakukan praktek kerja industri (prakerin) dan saat bekerja nanti sehingga dapat membanggakan orang tuanya.


(55)

a. Harus memberikan suasana dan kondisi lingkungan sekolah yang mendukung pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS dengan tersedianya fasilitas seperti laboratorium IPS,memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk mengembangkan minatnya, dan mampu membantu memecahkan permasalahan siswa.

b. Sekolah senantiasa memberikan kesempatan dan memfasilitasi setiap guru untuk meningkatkan proses pembelajaran IPS yang lebih bermakna guna dalam kehidupan sehari-hari peserta didik melalui berbagai kegiatan peningkatan diri guru.

4. Kepada para peneliti selanjutnya

Perlu diadakan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi keterampilan sosial peserta didik selain melalui proses pembelajaran IPS, seperti lingkungan keluarga, lingkungan dimana peserta didik tinggal, kecerdasan, sikap,bakat, minatsiswa, latihan, lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan, lingkungan sosial, dan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.Dan juga diharapkan dilakukan penelitian mengenai apakah ada perbedaan keterampilan sosial yang dimiliki peserta didik di SMK yang memiliki karakteristik khas baik di bidang IPA (Teknologi dan Rekayasa, Kesehatan, TeknikInformatikadanKomunikasi) maupun IPS (Seni, Kerajinan, Pariwisata, AgribisnisdanArgoindustri, BisnisManajemen).


(56)

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud,(1993),Link and Match,Depdikbud,Jakarta.

Depdikbud,(1994),KonsepSistemGandapadaPendidikanMenengahKejuruan di Indonesia,Depdikbud, Jakarta.

Depdikbud,(1995),PendidikanSistemGandaStrategiOperasional Link and Match padaSekolahMenengahKejuruan, Jakarta.

Depdikbud, (2007), Undang-undang No. 20 tahun 2003

tentangSistemPendidikanNasional,DepdikbudJakarta.

Djojonegoro, W. (1997),

PengembanganSumberDayaManusiaMelaluiSekolahMenengahKejuruan, Depdikbud. Jakarta.

Djojonegoro,Wardiman,(1997),SambutanMenteriPendidikandanKebudayaanpadaPe mbukaanGebyar SMK ke-2,Kendari 13 April 1997,

Hadi,Sutrisno,(1990),Metodologi Research Jilid 3Andi Offset, Yogyakarta. hanckey.pbworks.com/f/Makalah+Yoyoh.doc- Diunduhtanggal 22 Juli 2012

Jubaedah, Yoyoh, (2009), Model Penilaiankeahlian Tata

BusanaBerbasisStandarKompetensiNasional Di SekolahMenengahKejuruan, SekolahPascasarjanaUniversitasPendidikan Indonesia.

Judisseno, Rimsky K (2008). JadilahPribadi Yang Kompeten di TempatKerja, PT GramediaPustakaUtama, Jakarta.

Ketetapan MPR-RI Nomor 11/1993,TentangGaris-GarisBesarHaluan Negara, Jakarta: Republik Indonesia.


(58)

Maryani, Enok. (tt), Pengembangan Program Pembelajaran IPS untukMeningkatkanKompetensiKeterampilanSosial.

[Online].http://file.upi.edu/Direktori/ pdf. (Diunduhtanggal 21 januari 2011)

Muharam, La

Ode,(1995),MekanismePelaksanaanPendidikandenganSistemMagangSebagaiImplem entasi Link and Match,Haluoleo, 8 (14): 69-78.

NCSS, (1994).Curriculum Standard for Social Studies :Expection of Excellece Washington.

Nurharjadmo,Wahyu,

(2008),EvaluasiImplementasiKebijakanPendidikanSistemganda Di SekolahKejuruan, Spirit Publik, Volume 4, Nomor 2 Halaman: 215 – 228, UniversitasSebelasMaret Surakarta, Surakarta. Diunduhtanggal 17 Nopember 2011.

Pakpahan, Jorlin,(1994),SistemGandapadaSekolahMenengahKejuruan: Implementasi

Link and Match

dalamUpayaPeningkatanMutuPendidikanTeknologidanKejuruan,Makalahdisajikand alarn Seminar Nasional Forum Komunikasi FPTR se Indonesia di Surabaya, 28 November 1994.

PeraturanPemerintah No,29/1990,Tentang PendidikanMenengah Jakarta:Republik Indonesia.

PeraturanPemerintahRepublik Indonesia No. 19 Tahun 2005, Permendiknas, Jakarta. ProfilPendidikan 2009/2010 DinasPendidikanPropinsiJawa Barat.

PusatPengembanganPenataran Guru

Teknologi,(1994),BagaimanaBelajarEfektifDalamPendidikanSistemGanda, PPPGT DitjenDasmenDepdikbud,Malang.

PusatPengembanganPenataran Guru Teknologi,(1994),ReferensiSistem Dual: PendidikanSistemGanda, PPPGT, Malang.


(59)

Rachman, J,A,(1997),LaporanRepala Kantor Wilayah DepdikbudPropinsi Sulawesi Tenggara padaPembukaanGebyar SMK ke-2,Kendari 13 April 1997.

Riduan, (2003), Dasar-dasarStatistikaEdisiRevisi, Alfabeta, Bandung. Sudjana, (2005), MetodaStatistika, Tarsito, Bandung.

Sunaryo,(1996),TanggapanDunia Usaha Terhadap Program Link and

Match,JurnalKependidikan, 26 (1): 25-36.

Surunuddin,(1997),LaporanKetuaNamarDagangdanIndustriDati I

SultrapadaPembukaanGebyar SMK ke-2,Kendari 13 April 1997.

Suryadi, Dedy, (tt), Model

EvaluasiBerbasisStandarKompetensiKeahlianKejuruanPadaKurikulum Tingkat SatuanPendidikan SMK,

Susiani, (2009), KajianSekolahBertarafInternasional SMK Negeri 2 SalatigadanHubungannyaDalamPengembangan Wilayah Sekitarnya, SekolahPascasarjanaUniversitasDiponegoro, Semarang.

Sutianah, (2011), KontribusiImplementasiPembelajaran Model Teaching Industry BerbasisKewirausahaandanMotivasiBelajarTerhadapPeningkatanKompetensiKeahli

anproduktifBusanaButikdanpatiseri Di SMKN 9 Bandung,

SekolahPascasarjanaUniversitasPendidikan Indonesia.

Undang-Undang No, 2/1989,TentangSistemPendidikanNasional Jakarta:Republik Indonesia,

Unesa Journal of Chemical Education (2012),

KeterampilanSosialSiswamelaluiPembelajaranKooperatifTipe STAD PadamateriPokokLarutanPenyangga di SMAN SumberrejoBojonegoro, Vol. 1, No. 1, pp 136-144 Mei 2012, diunduhtanggal 21 Juli 2012.

WahyuDjatmiko,

Istanto,(1996),PelaksanaanPendidikanSistemGandapadaSekolahMenengahKejuruan Teknologi,JurnalKependidikan, 26 (1): 15-24.


(60)

Wardani, (2011), KontribusiKeterampilanSosialDalamPembelajaran IPS terhadapKesiapanKerjapraktekKerjaIndustri (StudiTerhadapPesertaDidikKelas XI SMKN Kota Bandung), SekolahPascasarjanaUniversitasPendidikan Indonesia. Widiyanto,

(2011),PerananKompetensiPekerjaterhadapKebutuhanIndustriUntukmeningkatkanD ayaSaing Perusahaan,EksplanasiVol. 6 No.1 Hal. 94-108, diunduhtanggal 10 Nopember 2011.


(1)

a. Harus memberikan suasana dan kondisi lingkungan sekolah yang mendukung pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS dengan tersedianya fasilitas seperti laboratorium IPS,memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk mengembangkan minatnya, dan mampu membantu memecahkan permasalahan siswa.

b. Sekolah senantiasa memberikan kesempatan dan memfasilitasi setiap guru untuk meningkatkan proses pembelajaran IPS yang lebih bermakna guna dalam kehidupan sehari-hari peserta didik melalui berbagai kegiatan peningkatan diri guru.

4. Kepada para peneliti selanjutnya

Perlu diadakan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi keterampilan sosial peserta didik selain melalui proses pembelajaran IPS, seperti lingkungan keluarga, lingkungan dimana peserta didik tinggal, kecerdasan, sikap,bakat, minatsiswa, latihan, lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan, lingkungan sosial, dan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.Dan juga diharapkan dilakukan penelitian mengenai apakah ada perbedaan keterampilan sosial yang dimiliki peserta didik di SMK yang memiliki karakteristik khas baik di bidang IPA (Teknologi dan Rekayasa, Kesehatan, TeknikInformatikadanKomunikasi) maupun IPS (Seni, Kerajinan, Pariwisata, AgribisnisdanArgoindustri, BisnisManajemen).


(2)

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud,(1993),Link and Match,Depdikbud,Jakarta.

Depdikbud,(1994),KonsepSistemGandapadaPendidikanMenengahKejuruan di

Indonesia,Depdikbud, Jakarta.

Depdikbud,(1995),PendidikanSistemGandaStrategiOperasional Link and Match

padaSekolahMenengahKejuruan, Jakarta.

Depdikbud, (2007), Undang-undang No. 20 tahun 2003

tentangSistemPendidikanNasional,DepdikbudJakarta.

Djojonegoro, W. (1997),

PengembanganSumberDayaManusiaMelaluiSekolahMenengahKejuruan, Depdikbud.

Jakarta.

Djojonegoro,Wardiman,(1997),SambutanMenteriPendidikandanKebudayaanpadaPe

mbukaanGebyar SMK ke-2,Kendari 13 April 1997,

Hadi,Sutrisno,(1990),Metodologi Research Jilid 3Andi Offset, Yogyakarta.

hanckey.pbworks.com/f/Makalah+Yoyoh.doc- Diunduhtanggal 22 Juli 2012

Jubaedah, Yoyoh, (2009), Model Penilaiankeahlian Tata

BusanaBerbasisStandarKompetensiNasional Di SekolahMenengahKejuruan,

SekolahPascasarjanaUniversitasPendidikan Indonesia.

Judisseno, Rimsky K (2008). JadilahPribadi Yang Kompeten di TempatKerja, PT GramediaPustakaUtama, Jakarta.


(4)

untukMeningkatkanKompetensiKeterampilanSosial.

[Online].http://file.upi.edu/Direktori/ pdf. (Diunduhtanggal 21 januari 2011)

Muharam, La

Ode,(1995),MekanismePelaksanaanPendidikandenganSistemMagangSebagaiImplem

entasi Link and Match,Haluoleo, 8 (14): 69-78.

NCSS, (1994).Curriculum Standard for Social Studies :Expection of Excellece Washington.

Nurharjadmo,Wahyu,

(2008),EvaluasiImplementasiKebijakanPendidikanSistemganda Di SekolahKejuruan, Spirit Publik, Volume 4, Nomor 2 Halaman: 215 – 228, UniversitasSebelasMaret Surakarta, Surakarta. Diunduhtanggal 17 Nopember 2011.

Pakpahan, Jorlin,(1994),SistemGandapadaSekolahMenengahKejuruan: Implementasi

Link and Match

dalamUpayaPeningkatanMutuPendidikanTeknologidanKejuruan,Makalahdisajikand

alarn Seminar Nasional Forum Komunikasi FPTR se Indonesia di Surabaya, 28 November 1994.

PeraturanPemerintah No,29/1990,Tentang PendidikanMenengah Jakarta:Republik Indonesia.

PeraturanPemerintahRepublik Indonesia No. 19 Tahun 2005, Permendiknas, Jakarta. ProfilPendidikan 2009/2010 DinasPendidikanPropinsiJawa Barat.

PusatPengembanganPenataran Guru

Teknologi,(1994),BagaimanaBelajarEfektifDalamPendidikanSistemGanda, PPPGT DitjenDasmenDepdikbud,Malang.

PusatPengembanganPenataran Guru Teknologi,(1994),ReferensiSistem Dual:


(5)

Rachman, J,A,(1997),LaporanRepala Kantor Wilayah DepdikbudPropinsi Sulawesi

Tenggara padaPembukaanGebyar SMK ke-2,Kendari 13 April 1997.

Riduan, (2003), Dasar-dasarStatistikaEdisiRevisi, Alfabeta, Bandung. Sudjana, (2005), MetodaStatistika, Tarsito, Bandung.

Sunaryo,(1996),TanggapanDunia Usaha Terhadap Program Link and

Match,JurnalKependidikan, 26 (1): 25-36.

Surunuddin,(1997),LaporanKetuaNamarDagangdanIndustriDati I

SultrapadaPembukaanGebyar SMK ke-2,Kendari 13 April 1997.

Suryadi, Dedy, (tt), Model

EvaluasiBerbasisStandarKompetensiKeahlianKejuruanPadaKurikulum Tingkat

SatuanPendidikan SMK,

Susiani, (2009), KajianSekolahBertarafInternasional SMK Negeri 2

SalatigadanHubungannyaDalamPengembangan Wilayah Sekitarnya,

SekolahPascasarjanaUniversitasDiponegoro, Semarang.

Sutianah, (2011), KontribusiImplementasiPembelajaran Model Teaching Industry

BerbasisKewirausahaandanMotivasiBelajarTerhadapPeningkatanKompetensiKeahli

anproduktifBusanaButikdanpatiseri Di SMKN 9 Bandung,

SekolahPascasarjanaUniversitasPendidikan Indonesia.

Undang-Undang No, 2/1989,TentangSistemPendidikanNasional Jakarta:Republik Indonesia,

Unesa Journal of Chemical Education (2012),

KeterampilanSosialSiswamelaluiPembelajaranKooperatifTipe STAD

PadamateriPokokLarutanPenyangga di SMAN SumberrejoBojonegoro, Vol. 1, No.

1, pp 136-144 Mei 2012, diunduhtanggal 21 Juli 2012. WahyuDjatmiko,


(6)

terhadapKesiapanKerjapraktekKerjaIndustri (StudiTerhadapPesertaDidikKelas XI SMKN Kota Bandung), SekolahPascasarjanaUniversitasPendidikan Indonesia.

Widiyanto,

(2011),PerananKompetensiPekerjaterhadapKebutuhanIndustriUntukmeningkatkanD

ayaSaing Perusahaan,EksplanasiVol. 6 No.1 Hal. 94-108, diunduhtanggal 10