Senja Kala Citra KPK.

--- -- ----

Pikiran Rakyat

o Senin
17

18

'" ":':'~O Jan

19
0 Peb

«IJumat

o Selasa 0 Rabu 0 Kamis
4

123


5
20

6
21

o Mar OApr

7

8

22

9

23

10


~

24

OMei OJun OJul

o Sabtu 0 Minggu
12

11
26

13
27

0 Ags .Sep

14
28


OOkt

15
29
ONov

16
30

31

ODes

kakan kepau'amefeka, melainkan juga kelangsungan citra
lembaga ini ke depan. Dengan
tak berdayanya pimpinan,
jelas merupakan situasi krisis fungsi KPKyakni koordinasi,
yang membahayakan. Situasi supervisi, monitoring, penceini dapat menempatkan KPKdi gahan serta penyelidikan, petitik nadir.Adabeberapafaktor nyidikandan penuntutan, secaperusak citrayangharns segera ra otomatis akan terganggu.
diatasi agar tidak merusak mKedua,lembagaini kerap di'buh lembagaint
citrakan oleh rilerekayang terPettam~, 1aktor eksisten~ I ancam sebagaisuperbody yang

dan kewibawaan pimpinan kerapbertindak melebihikeweKPK. Dalam sebuah konteks nangannya. Dengan demikian,
pencitraan, tak disangkallagi serangan yangtak kalah hebatbahwa pimpinan selalu menja- nya adalah upaya mengampudi wajah dari lembaga yang di- tasi kewenanganKPlCIni karepimpinnya.Ada upaya pembu- na dalam melaksanakan tugas
sukan yang dilakukan dengan
. .- ..
.

Senja Kala Citra KPK
Oleh GUN GUN HERYANTO
DA sisi lain di luar hukum yang saat ini sedang menjadi masalah
bagi Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), yakni soal citra
lembaga. Di awal keberadaannya, KPK tampil amat digdaya.
Bak lampu suar, KPK secara tajam menyorot tiap jengkalladang korupsi yang sudah mendarah daging di negeri ini. Menelisik setiap pergerakan para
koruptor mulai dari kalangan
politisi, eksekutif pemerintahan, pemegang otoritas moneter,
jaksa, TN! dan Polri, serta para
pengusaha hitam yang kerap
"bancakan" uang negara. Kini,
citra KPK terpuruk, bahkan
nyaris lumpuh dan tunakuasa.

Citra KPK selama 2008
membumbung tinggi, hingga
berkontribusi positif pada naiknya Indek Persepsi Korupsi
(IPK) Indonesia menjadi 2,6
dari tahun sebelumnya 2,3 versi Transparency Intemasional.
Meski kenaikan 0,3 diaqggap
masih bersifat artifisial dan Indonesia masih bertengger di
pe.ringkat 126 negara terkorup
di dunia, jelas upaya
KPK
.., ...
-- sa-

A

ngat mendongkrak citra bangsa
ini dalam memberantas korupsi. Pemeril,1tahan SBY pun kecipratan citt3:P9l"itif. Bahkaa,
kegarangan KPK dalam pemberantasan korupsi sempat menjadi "jualan citra" dalam kampanye Pilpres 200g bagi pasangan SBY-Boediono.
Namun, cahaya yang memancar dari KPK, perlahan tapi pasti meredup, ibarat senja
kala yang menjadi penanda kegelapan malam yang segera tiba. Situasi yang memang diinginkan para penjahat kerah

putih, poIitisi busuk, pengusaha
hitam, birokrat amoral, dan deviI's advocat, karena mereka
dapat berlindung di pekatnya
kegelapan aturan main negeri
ini: Mereka yang tak nyaman
dengan keberadaan KPK, intensif melakukan serangan baIik dengan melumpuhkan kewibawaan lembaga ini. Tampak
jelas upaya serangan balik ini
bersifat konspiratif, sistematis,
dan terorganisasi.
Dilihat dari perspektif pencitraan lembaga, berbagai kejadi-

_:~y~g~nru~~

E!< i~

"'"

cara memereteli
pimpinan
KPK. Akhir-akhir ini, dua Wakil Ketua KPK, Chandra M

Hamzah dan Bibit Samad Ri~
anto, Selasa (IS/g), ditetapkan
sebagai tersangka dengan dugaan penyalahgunaan wewenang. Keduanya pun terpaksa
harus nonaktif dari kepemimpinan KPK sesuai dengan Pasal
32 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
KPK. Sebelumnya, Antasari Azhar, Ketua KPK (nonaktif), ditaban di Mabes Polri karena diduga terlibat pembunuhan berencana Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkamaen. Praktis, pimpinan
KPK aktif tinggal dua, yakni
Haryono Umar dan M. Jasin.
Tentu saja, mereka yang
menskenariokan
lumpuhnya
KPK berharap dapat mereduksi otoritas pimpinan KPK dengan mengampanyekan mela~
lui medi~ massa tidak sahnya
plltusan apa punyang nantinya
dikeluarkan KPK,dengan argumen keputusan KPK mesti bersifat kolektif dan kolegial.
Sungguh, hal ini merupakan
upaya sistematis dalam merusak citra KPK di mata publik.
Yang harus kita sadari bukan
semata-mata soal benar salah
substansi hukulIUaDg disang-


Kllplng

Humas
-

Un pad
-

2009

penyehdlkan, penyIdlkan, dan
penuntutan, KPK berwenang
melakukan penyadapan, pencekalan, meminta data kekayaan
dan data. perpajakan, serta
menghe~tikan,.
Sementara
t~~saksl keuangan tersangka
atal1terdakwa.. .
.

Bol~ panas.klm ada dl Senay~n, dl ma~a DPR dan pemenntah maslh m~mb~as RUU
tentang Peng~dllan Tmdak Pidana ~OruPSI yang substansinya blsa mengurangi kewenangan KPK. Akankah nasib
KPK sama dengan Tim Gab~ngan Pemberantasan Tindak
Pldana Ko~psi (TGPTPK) di
zaman Preslden Gus Dur yang
l,!mpuh
akibat diujimaterikan kelayu
MahkamahAgung
(MA).
KPK harus diselamatkan!
Lembaga ini sangat penting dalam proses demokratisasi di negeri ini. Oleh karena itu, presiden harns peduli. DPR dan Polri pun jangan menjadi bagian
dari jerat laba-hiba yang mematikan eksistensi KPK.***

Penulis, Direktur Eksekutif
ThePoliticalLiteracy Institute
dan mahasiswa di Program
Doktor
Komunikasi
.~
._-~- Unpad.