Analisis Penggunaan Pertikel TO dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Sintak-Semantik).

(1)

lxxxiii 概要

序論

日本語 文 中 意味を示 機能を持 助詞 あ そ

助詞 使用 大事 あ 助 詞 色々あ そ 中 格

助詞 接続助詞 あ 益岡 田窪(1993: 49-53) 格助

詞 述語 説明語 関係を表 引用 を説明 一方 益 岡 田

窪(1993: 49-53) 接続助詞 一 文 中 節 節を結ぶ機能

を持 普通 用言 付

こ 分析 格助詞 接続助詞 一 あ いう助詞 い

述べ 使い分け 文 中 格助詞 接続助詞

共通 相違 あ 使い方 違う 牧野 筒井 (2002: 474-483)

格助詞 引用を示 機能 述語 意見 内容を示 機能

詞 詞を比較 機能を持 い 接続助詞 詞を 等

詞 連携 機能 述語 基本 形を連携 機能を持 い

文 中 意味 使い分けを説明 こ 分析 記述方式を使

う 理論 デ を集 雑誌 漫画を調べ 方式を使う

本論

日本語 格助詞 接続助詞 一 あ を使う文 使い


(2)

lxxxiv

動詞 前 付 接続助詞 動詞 後 付

記 事例 そ 説明 :

1. (23) A:調子 い

B:昨日 変わ い (PCL06, 2005: 200)

文 1 変わ い いう動詞 前 付 格助詞

あ そ 格助詞 付い 動詞を説明 機能を持 い

2. (15)リハビリ 治 い 聞い 乱 まいま . (PCL06, 2005: 141)

文 聞い いう動詞 前 付 格助詞 あ

そ 格助詞 付い 動詞を説明 そ 動詞を 動的 動詞

機能を持 い そ 使い方 接続助詞 違う ま :

3. (21) 冷 い物を食べ過 子供 場合 腹痛を起こ こ あ ま (PCL06: 2005: 87)

文 食べ過 いう動詞 後 付 接続助詞

あ 冷 い物を 食べ過 いう 節 子供 場合 腹痛

を起こ こ あ ま いう節 を結ぶ

4. (22) 夜 歩 回 危険 (JN11, 2005: 7)

文 歩 回 いう動詞 後 付 接続助詞


(3)

lxxxv

格助詞 を使う文 接続助詞 を使う文 共通 を持

い ま 詞 詞 間 出 こ あ そ 共通

記 文 見 :

5. (38) 和食 洋食 いい (HH,1978 : 67) N1 N2

文 格助詞 詞 詞 間 付い い そ 格

助詞 機能 詞 1 N1 詞 2 N2 を比較 あ

6. (19) 在校生 卒業 浅井プロ クション 類プロ クシ N1 N2

ョン 関連プロ クション 所属 プロ活動を致 ま (PCL06, 2005: 174)

文 6 接続助詞 詞 詞 間 付い い そ

文 接続助詞 等 詞を並べ あ

結論

文 使い分け 格助詞 単文 使わ い 接続

助詞 単文 複文 使わ こ 格助詞 を使

う文 格助詞 一般的 動詞 前 付 詞 詞

間 付 格助詞 を使う文 格助詞 引用を説明

機能 相互関係を示 機能 ~ 結婚 ~ 話 合う ~ 違

う ~ ぶ ~ 等 いう動詞 使う場合 付い


(4)

lxxxvi

接続助詞 を 使う文 接続助詞 動詞 後 付

詞 詞 間 付 接 続 助 詞 を 使 う 文 接 続 助 詞

節 節 述語 基本 形を結ぶ機能 等 詞を並べ 機能


(5)

lxxxvii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I: PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Metode Penelitian dan Teknik Penelitian ... 8

1.4.1 Metode Penelitian... 8

1.4.2 Teknik Penelitian ... 9

1.5 Organisasi Penulisan ... 10

BAB II: KAJIAN TEORI ... 11

2.1 Sintaksis ... 11

2.1.1 Definisi Sintaksis ... 11

a. Kata (言葉, kotoba) ... 12

b. Frase (句, ku) ... 13

c. Klausa (節. setsu) ... 15

d. Kalimat (文, bun) ... 16

2.1.2 Kalimat Tunggal... 17

2.1.3 Kalimat Majemuk ... 17

2.2 Semantik ... 19

2.2.1 Definisi Semantik ... 19


(6)

lxxxviii

2.4 Joshi ... 26

2.5 Kakujoshi ... 29

2.6 Setsuzokujoshi ... 30

BAB III: ANALISIS DATA ... 33

3.1 Kakujoshi ... 35

3.2 Setsuzokujoshi ... 47

3.3 Rangkuman Analisis ... 59

A. Kalimat yang termasuk Kakujoshi ... 59

B. Kalimat yang termasuk Setsuzokujoshi ... 63

BAB IV: SIMPULAN ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN I ... vii

LAMPIRAN II ... xvi

SINOPSIS ... xxv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... xxx


(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Untuk berkomunikasi antar sesama, manusia menggunakan bahasa. Menurut Sutedi, bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide,pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Jadi fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis. (Sutedi, 2004:2)

Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya dalam penggunaan partikel. Partikel adalah kata yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan, yang mengandung makna dan tidak mengandung makna leksikal; misalnya: preposisi seperti di, dari, konjungsi seperti dan, atau, dsb. (Kridalaksana, 2008: 174)

Contoh:

1. Saya dan Toni pergi ke sekolah. 2. Ibu memotong kue dengan pisau.

Pada contoh kalimat 1, terdapat partikel dan dan ke. Partikel dan di atas menunjukkan subjek ada lebih dari 1, dan ke menunjukkan keterangan tempat, sedangkan pada contoh kalimat 2, hanya ada 1 partikel yaitu dengan yang menunjukkan keterangan alat.


(8)

2

Bahasa Indonesia dan bahasa Jepang memiliki partikel, namun penggunaan dan maknanya berbeda. Dalam bahasa Jepang partikel disebut dengan joshi (助詞).

(Tomita, 1993: 68)

単独 使わ 主 自 立語 付い 補助 的 意 味 付 わえ そ 自立 語 他 自立語 関係

単語 助詞 言い

tandoku de tsukawareru koto wa naku, shu toshite juritsugo ni tsuite, hojotekina ini wo tsukekuwaetari, sono juritsugo to hoka no juritsugo to no kankei wo shimeshitari suru tango wo joshi to iimasu.

Kata yang tidak dapat berdiri sendiri, menghubungkan jiritsugo (kata yang dapat berdiri sendiri) dengan jiritsugo lain yang akan memberi arti tambahan kepada jiritsugo tersebut dan tidak digunakan secara terpisah disebut dengan joshi. (Tomita, 1993: 68)

Contoh:

3.あ 住 い

Anata wa doko ni sunde imasuka? Anda tinggal di mana?

Pada contoh kalimat 3 memiliki struktur 詞+ + 詞+ + い . Pada contoh kalimat 3 memiliki joshi dan . Joshi yang berfungsi sebagai penanda subjek dan joshi berfungsi sebagai penanda keterangan tempat.

Menurut Kawashima, fungsi joshi dalam kalimat bahasa Jepang yaitu: menunjukkan hubungan antarkata dalam sebuah kalimat dan memberikan penekanan pada kata. (Kawashima, 1992:i)


(9)

3

Terdapat beberapa jenis joshi dalam bahasa Jepang, beberapa ahli linguistik mengelompokkan jenis-jenis joshi (partikel) berdasarkan fungsinya. Masuoka dan Takubo (1993: 49-53), mengelompokkan jenis-jenis joshi berdasarkan fungsinya, terdapat lima jenis joshi, yaitu :

A. Kaku-joshi 格助詞 B. Teidaijoshi 定題助詞 C. Setsuzoku-joshi 接続助詞 D. Toritatejoshi 取 立 助詞 E. Shuu-joshi 終助詞

Berdasarkan penjelasan di atas, partikel と yang ingin diteliti penulis termasuk dalam kelompok kakujoshi 格助詞 dan setsuzoku-joshi 接続助詞

. Dan selanjutnya penulis akan membahas partikel to と secara lebih lengkap.

Menurut Masuokadan Takubo , kakujoshi (格助詞) dan setsuzokujoshi 接 続助詞 adalah sebagai berikut:

補足語 述語 対 う 関係 あ 表 助詞 格助詞

いう 格助詞 へ

Hosokugo ga jitsugo ni taishite dono youna kankei ni aruka wo arawasu joshi wo, kakujoshi to iu.Kakujoshi ni wa `ga, o, ni, kara, to, de, e, made, yori' ga aru.

Kakujoshi merupakan partikel yang menunjukkan hubungan terhadap predikat dengan kata pelengkap. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini


(10)

4

(Masuoka dan Takubo, 1993: 49-53) Contoh:

4. 母 い い

Haha wa ringo to ichigo wo kaimasu. Ibu membeli apel dan strawberry. 5. 病院 友 会い

Byouin de tomodachi to aimashita.

Saya bertemu dengan teman di Rumah Sakit.

Pada contoh kalimat 4 memiliki struktur 詞+ + 詞+ 詞+ + 動詞 yang memiliki joshi yang berfungsi sebagai penanda subjek, yang berfungsi menderetkan nomina, dan yang berfungsi sebagai penanda objek. Pada contoh kalimat 5 memiliki struktur 詞+ + 詞+ +動詞 yang memiliki joshi yang menandai keterangan tempat dan joshi yang menunjukkan dengan siapa subjek melakukan predikat. Pada kedua contoh kalimat tersebut terdapat joshi , namun pada contoh kalimat 4 joshi memiliki makna dan dan pada contoh kalimat 5 joshi memiliki makna dengan.

語 語 節 節 接 続 助詞 接 続助詞 呼ぶ 接 続助詞 , ,

Go to go, setsu to setsu wo mitsuzoku suru joshi wo, setsuzokujoshi to yobu. setsuzokujoshi niwa, no, made, to, nagara, kara, keredomo, nara, node, noni ga aru.

Setsuzokujoshi merupakan partikel yang berfungsi untuk menghubungkan klausa dengan klausa dan kata dengan kata. Di dalam setsuzokujoshiterdapat


(11)

5

Menurut Makino dan Tsutsui, fungsi joshi adalah:

 Menghubungkan frase nomina saja dan tidak dapat digunakan dalam kalimat.

 Menandai hubungan timbal balik dengan subjek dalam klausa atau kalimat. Kata kerja dan kata sifat yang digunakan yaitu: ~ 結婚

, ~ 話 合う, ~ う, ~ ぶ , ~ .

 Menandai sebuah kutipan. Kata kerja yang digunakan hanya ~言う  Menandai isi dari tindakan tersebut. Kata kerja yang digunakan

yaitu: ~ 思う, ~ 考え , ~ 書 , ~ 聞 , ~ 説明 .

(Makino dan Tsutsui, 2002: 474-483) Penelitian ini menggunakan kajian sintaksis dan semantik karena membahas tentang struktur kalimat yang menggunakan joshi . Mengacu pada masalah di atas, mengenai penggunaan joshi dalam kalimat bahasa jepang memiliki nuansa makna yang berbeda, dilihat dari bentuk, setsuzokujoshi memiliki sifat dipakai setelah: verba bentuk kamus, adjectiva~I bentuk kamus, adjectiva~na bentuk biasa (ditambah da), verba bantu da/desu. Sedangkan kakujoshi memiliki sifat dipakai setelah nomina. Penulis akan memaparkan struktur kalimat dalam bahasa Jepang yang menggunakan joshi yang termasuk ke dalam kakujoshi serta setsuzokujoshi.


(12)

6 Contoh:

6. 私 来年友 へ旅行

Watashi wa rainen tomodachi to kankoku e ryokou suru. Saya dengan teman akan berlibur ke Korea tahun depan.

7. あ 打

Akira san wa Kimiko san to butsukatta. Akira bertabrakan dengan Kimiko.

8. 病室へ行 父 う う寝 い

Byoushitsu e iku to, chichi wa guuguu nete imashita. Ketikasaya menengok, ayah tertidur pulas.

Pada contoh kalimat 6 dan 7 joshi dalam kedua kalimat tersebut memiliki arti yang sama yaitu dengan. Namun pada kalimat 6 arti joshi tidak memiliki makna timbal balik, sedangkan pada kalimat 7 joshi memiliki arti timbal balik. Arti dengan pada kalimat 7 bermakna bahwa Akira dan Kimiko sama-sama saling bertabrakan, bukan hanya Akira yang menabrak Kimiko atau Kimiko yang menabrak Akira namun keduanya saling bertabrakan.

Dilihat dari struktur kalimatnya, joshi pada kalimat 6 dan 7 terletak setelah nomina maka kalimat di atas merupakan joshi yang termasuk dalam kakujoshi. Sedangkan, pada kalimat 8 joshi tidak berada setelah nomina melainkan berada setelahverba bentuk kamus yang membuat kalimat tersebut


(13)

7

menjadi kalimat majemuk dan joshi pada kalimat tersebut merupakan joshi yang termasuk dalam setsuzokujoshi.

Contoh:

*9. あ 打

* Akira san wa hashira to butsukatta. * Akira bertabrakan dengan pilar.

Pada contoh kalimat 9 terdapat pengecualian, joshi tidak dapat digunakan pada kalimat tersebut. Hal itu disebabkan pilar merupakan kata benda yang tidak hidup sehingga tidak dapat memberikan timbal balik terhadap subjek dan makna dari kalimat tersebut menjadi ambigu. Akira menabrak pos, tetapi pos tidak bisa menabrak Akira. Maka dalam kalimat tersebut joshi tidak dapat digunakan.

Penulis menganggap penggunaan joshi sangat beragam dan merupakan sesuatu yang menarik untuk di analisis. Penulis pun berharap bahwa penelitian yang akan dilakukan berguna bagi akademik di Maranatha. Penelitian ini dulu sudah ada yang mengambil yaitu perbedaan dengan oleh Mia Budiarti (0342022). Namun perbedaannya dengan penulis, penulis hanya membahas tentang Joshi yang termasuk ke dalam kakujoshi dan setsuzokujoshi saja secara detail bukan perbedaan antara dengan .


(14)

8 1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan dalam kalimat bahasa Jepang?

2. Bagaimana makna hubungannya dengan fungsi dalam kalimat bahasa Jepang?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan penggunaan dalam kalimat bahasa Jepang.

2. Mendeskripsikan makna hubungannya dengan fungsi dalam kalimat bahasa Jepang.

1.4 Metode Penelitian dan Teknik Penelitian

1.4.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan penggunaan serta makna joshi dalam kalimat. Menurut Sudaryanto, metode deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan semata-mata berdasarkan fakta kebahasaan yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penuturnya. Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau lukisan yang secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antarsesama fenomena yang diselidiki.


(15)

9 1.4.2 Teknik Penelitian

Menurut Sudaryanto, metode adalah cara yang harus dilaksanakan, sedangkan teknik adalah cara untuk melaksanakan metode. Teknik penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah studi pustaka dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang erat kaitannya dengan pembahasan masalah yaitu dengan joshi dalam kalimat bahasa Jepang sehingga diperoleh berbagai teori dan referensi yang mendukung penganalisisan data.

(Sudaryanto, 1993: 9)

1.5 Organisasi Penulisan

Penelitian ini terdiri atas empat bab yang mencakup Bab I sampai dengan Bab IV yang berisi : pendahuluan, kajian teori, analisis, dan kesimpulan.

Bab I yaitu, pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian, serta organisasi penulisan yang digunakan penulis untuk meneliti dan menganalisis joshi .

Bab II berisi tentang kajian teori-teori yang merupakan pedoman dalam melakukan penelitian, antara lain sintaksis, semantik, serta joshi sendiri sehingga penelitian dapat dilakukan sesuai dengan teori. Bab III berisi analisis masalah yang akan dibahas. Bab IV berisi kesimpulan dari hasil penelitian.

Organisasi penulisan ini dibuat agar pembaca skripsi dapat membaca, menelusuri penelitian secara terstruktur dan mudah dibaca, sehingga diharapkan


(16)

10

pembaca skripsi dapat lebih mudah memahami isi dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.


(17)

1 BAB IV KESIMPULAN

Dari hasil analisa data-data tentang partikel joshi と pada Bab III, penulis menyimpulkan penggunaan partikel joshi とsebagai berikut:

Kakujoshi と digunakan untuk menjelaskan predikat yang melekat setelahnya, menjelaskan kutipan, pendapat dari penutur, dan digunakan untuk membandingkan nomina dengan nomina. Kakujoshiと dapat digunakan sebelum verba (bentuk kamus atau lampau) dan kata benda. Pada data-data yang di analisa pada BAB III ada kata kerja yang memiliki arti kutipan pada umumnya hanya menggunakan kata kerja ~言 う atau ~い う. Kakujoshi と yang menjelaskan tentang predikat dari kalimat dapat menggunakan kata kerja yaitu: ~ 思うdan ~ 聞く. Ada beberapa data analisa pada BAB III yang menggunakan kakujoshi と untuk membandingkan nomina dengan nomina.

Kakujoshi とdigunakan pada kalimat formal maupun informal yang bersifat subjektif maupun objektif. Kalimat bersifat subjektif adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran, permohonan, asumsi, keinginan, pengandaian, dan untuk memastikan ingatan penutur.

Sedangkan kalimat yang bersifat objektif adalah kalimat yang mengandung pernyataan yang tidak ada kaitannya dengan penutur atau merupakan pemikiran dari orang lain, salah satunya adalah kalimat yang mengandung unsur peristiwa


(18)

2

alam. Kalimat yang memiliki makna subjektif ataupun objektif dapat dilihat dari keseluruhan kalimatnya.

Joshi とyang dilekatkan diantara nomina dan nomina dapat digolongkan ke dalam kakujoshi atau setsuzokujoshi. Joshi と yang memiliki arti perbandingan dapat digolongkan ke dalam kakujoshi sedangkan, kalimat yang tidak memiliki makna perbandingan termasuk ke dalam setsuzokujoshi. Dapat dilihat dari data yang di analisa pada Bab III ada 5 data yang menggunakan joshi とyang melekat di antara nomina dan nomina. Dari kelima data yang menggunakan joshi tersebut, 2 data termasuk ke dalam kakujoshi dan 3 data termasuk ke dalam setsuzokujoshi.

Setsuzokujoshi と yang melekat setelah verba digunakan sebagai kata sambung atau konjungsi pada kalimat yang mempunyai hubungan sebab akibat, kalimat yang mengandung pengandaian, dan menderetkan nomina. Berdasarkan data yang diperoleh, pada umumnya setsuzokujoshi と digunakan pada kalimat majemuk. Setsuzokujoshiとbiasanya digunakan setelah verba (bentuk kamus atau lampau ) dan kata benda. Setsuzokujoshi とjuga dapat digunakan dalam kalimat subjektif dan objektif tergantung dari makna kalimatnya.

Kalimat yang menggunakan joshiとdapat digunakan dalam kalimat transitif dan intransitif baik joshi yang termasuk kakujoshi maupun setsuzokujoshi. Kalimat transitif atau intransitif yang menggunakan kakujoshi ataupun menggunakan setsuzokujoshi dapat dilihat dari kata kerjanya. Kata kerja yang


(19)

3

digunakan biasanya lebih dari 1 kata kerja jika kalimat itu merupakan kalimat mejemuk dan jika kalimat tunggal kata kerja yang digunakan hanya 1.

Berdasarkan struktur kalimat dari beberapa data yang telah dianalisis, joshi yang termasuk ke dalam kakujoshi terletak sebelum kata kerja dan jika terletak diantara nomina dan nomina maknanya merupakan sebuah perbandingan. Joshi yang termasuk ke dalam setsuzokujoshi terletak setelah kata kerja dan jika terletak diantara nomina dan nomina maknanya bukan sebuah perbandingan namun hanya menderetkan nomina yang sejajar saja.


(20)

Daftar Pustaka

A.Sue, Kawashima. 1992. A Kodansha Dictionary. A Dictionary Of Japanese Particles, Tokyo: Kodansha Internasional Ltd.

Chaer, Abdul. 2007. Lingustik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chino, Naoko, Partikel Penting Bahasa Jepang, Kesaint Blanc, Jakarta, 2006. Chino, Naoko dan Akimoto Miharu, Gaikokujin no Tame no Joshi-Sono Oshiekata to Oboekata, Kabushiki Gaisha Oobunsha, Tokyo, 1987.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Makino, Seiichi dan Michio Tsutsui. 2002. A Dictionary of Basic Japanese Grammar. Japan: The Japan Times.

Masuoka, Takashi dan Takubo Yukinori. 1993.Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan.

Ogawa, Minna no Nihongo Shokyuu I, PT. Pustaka Lintas Budaya, Surabaya, 2002.

Ogawa, Minna no Nihongo Shokyuu II, PT. Pustaka Lintas Budaya, Surabaya, 2002.

Ramlan, M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta : CV Karyono.

Soekono, Wirjosoedarmo. 1987. Tata Bahasa Bahasa Indonesia,

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sudjianto, Gramatika Bahasa Jepang Modern, Kesaint Blanc, Bekasi, 2000.

Sudjianto, Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Kesaint Blanc, Jakarta, 2004. Takayuki, Tomita, Kenshuusei no Tame no Nihongo – Nichijouseikatsuhen, Kabushiki Gaisha Bonjinsha, Tokyo, 1996.

Teramura, Hideo. 1987. Nihongo no Sintaksis to Imi. Japan: Kuroshiosyuppan.

The Japan Foundation. 1974. Bunpo 1 Joushi no Shomondai, Tokyo: The Japan Foundation. The Japan Foundation. 1974. Bunpo 11 Joushi no Shomondai, Tokyo: The Japan Foundation.


(21)

Tomita, Takayuki. 1993. Bunpo no Kiso Chisiki To Sono Oshiekata, Tokyo: Bonjinsha. Toshihiro, Yamada, Nihongo Bunpo, Kuroshio Publisher, Tokyo, 2004.

Verhaar, J.W.M, Asas-Asas Linguistik Umum, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1996.


(1)

pembaca skripsi dapat lebih mudah memahami isi dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.


(2)

1 BAB IV KESIMPULAN

Dari hasil analisa data-data tentang partikel joshi と pada Bab III, penulis menyimpulkan penggunaan partikel joshi とsebagai berikut:

Kakujoshi と digunakan untuk menjelaskan predikat yang melekat setelahnya, menjelaskan kutipan, pendapat dari penutur, dan digunakan untuk membandingkan nomina dengan nomina. Kakujoshiと dapat digunakan sebelum verba (bentuk kamus atau lampau) dan kata benda. Pada data-data yang di analisa pada BAB III ada kata kerja yang memiliki arti kutipan pada umumnya hanya menggunakan kata kerja ~言 う atau ~い う. Kakujoshi と yang menjelaskan tentang predikat dari kalimat dapat menggunakan kata kerja yaitu: ~ 思うdan ~

聞く. Ada beberapa data analisa pada BAB III yang menggunakan kakujoshi と untuk membandingkan nomina dengan nomina.

Kakujoshi とdigunakan pada kalimat formal maupun informal yang bersifat subjektif maupun objektif. Kalimat bersifat subjektif adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran, permohonan, asumsi, keinginan, pengandaian, dan untuk memastikan ingatan penutur.

Sedangkan kalimat yang bersifat objektif adalah kalimat yang mengandung pernyataan yang tidak ada kaitannya dengan penutur atau merupakan pemikiran dari orang lain, salah satunya adalah kalimat yang mengandung unsur peristiwa


(3)

alam. Kalimat yang memiliki makna subjektif ataupun objektif dapat dilihat dari keseluruhan kalimatnya.

Joshi とyang dilekatkan diantara nomina dan nomina dapat digolongkan ke dalam kakujoshi atau setsuzokujoshi. Joshi と yang memiliki arti perbandingan dapat digolongkan ke dalam kakujoshi sedangkan, kalimat yang tidak memiliki makna perbandingan termasuk ke dalam setsuzokujoshi. Dapat dilihat dari data yang di analisa pada Bab III ada 5 data yang menggunakan joshi とyang melekat di antara nomina dan nomina. Dari kelima data yang menggunakan joshi tersebut, 2 data termasuk ke dalam kakujoshi dan 3 data termasuk ke dalam setsuzokujoshi.

Setsuzokujoshi と yang melekat setelah verba digunakan sebagai kata sambung atau konjungsi pada kalimat yang mempunyai hubungan sebab akibat, kalimat yang mengandung pengandaian, dan menderetkan nomina. Berdasarkan data yang diperoleh, pada umumnya setsuzokujoshi と digunakan pada kalimat majemuk. Setsuzokujoshiとbiasanya digunakan setelah verba (bentuk kamus atau lampau ) dan kata benda. Setsuzokujoshi とjuga dapat digunakan dalam kalimat subjektif dan objektif tergantung dari makna kalimatnya.

Kalimat yang menggunakan joshiとdapat digunakan dalam kalimat transitif dan intransitif baik joshi yang termasuk kakujoshi maupun setsuzokujoshi. Kalimat transitif atau intransitif yang menggunakan kakujoshi ataupun menggunakan setsuzokujoshi dapat dilihat dari kata kerjanya. Kata kerja yang


(4)

3

digunakan biasanya lebih dari 1 kata kerja jika kalimat itu merupakan kalimat mejemuk dan jika kalimat tunggal kata kerja yang digunakan hanya 1.

Berdasarkan struktur kalimat dari beberapa data yang telah dianalisis, joshi yang termasuk ke dalam kakujoshi terletak sebelum kata kerja dan jika terletak diantara nomina dan nomina maknanya merupakan sebuah perbandingan. Joshi yang termasuk ke dalam setsuzokujoshi terletak setelah kata kerja dan jika terletak diantara nomina dan nomina maknanya bukan sebuah perbandingan namun hanya menderetkan nomina yang sejajar saja.


(5)

Daftar Pustaka

A.Sue, Kawashima. 1992. A Kodansha Dictionary. A Dictionary Of Japanese Particles, Tokyo: Kodansha Internasional Ltd.

Chaer, Abdul. 2007. Lingustik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chino, Naoko, Partikel Penting Bahasa Jepang, Kesaint Blanc, Jakarta, 2006. Chino, Naoko dan Akimoto Miharu, Gaikokujin no Tame no Joshi-Sono Oshiekata to Oboekata, Kabushiki Gaisha Oobunsha, Tokyo, 1987.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Makino, Seiichi dan Michio Tsutsui. 2002. A Dictionary of Basic Japanese Grammar. Japan: The Japan Times.

Masuoka, Takashi dan Takubo Yukinori. 1993.Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan.

Ogawa, Minna no Nihongo Shokyuu I, PT. Pustaka Lintas Budaya, Surabaya, 2002.

Ogawa, Minna no Nihongo Shokyuu II, PT. Pustaka Lintas Budaya, Surabaya, 2002.

Ramlan, M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta : CV Karyono.

Soekono, Wirjosoedarmo. 1987. Tata Bahasa Bahasa Indonesia,

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sudjianto, Gramatika Bahasa Jepang Modern, Kesaint Blanc, Bekasi, 2000.

Sudjianto, Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Kesaint Blanc, Jakarta, 2004. Takayuki, Tomita, Kenshuusei no Tame no Nihongo – Nichijouseikatsuhen, Kabushiki Gaisha Bonjinsha, Tokyo, 1996.

Teramura, Hideo. 1987. Nihongo no Sintaksis to Imi. Japan: Kuroshiosyuppan.


(6)

Tomita, Takayuki. 1993. Bunpo no Kiso Chisiki To Sono Oshiekata, Tokyo: Bonjinsha. Toshihiro, Yamada, Nihongo Bunpo, Kuroshio Publisher, Tokyo, 2004.

Verhaar, J.W.M, Asas-Asas Linguistik Umum, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1996.