Analisis Penggunaan Setsuzokujoshi ~Te dan ~Shi dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Morfosintaksis dan Semantik).

(1)

助詞

意味用法分析

プ スカ

9 7

マ タキ ス 教大学 文学部

日 文学科 バン ン


(2)

序論

日 語 助詞 いう品詞 あ 助詞 文中 語 働 示 意 味 助詞 使用 重要 あ 助詞 様々あ そ 一

接 助 詞 あ Tomita Takayuki (1998:68) 接 助詞 文 節 節 接 助詞 主 用言 付

こ 研究 接 助詞 テ形 シ 解説 . テ形 シ 似 意 味 あ Ichikawa Yasuko (2005:374) テ形 機能 起 表 こ 付帯状況 表 こ 理由 表 こ 並列 表 こ あ

Miyoshi Reiko (2007:61) シ 使 用 う こ 並

べ 示 い 理由 並べ あ い

文中 テ形 シ 置換 意味 変わ こ あ 置 換 いこ あ

以 例文 使用 説明

1a. (57) 顔 広 好 あ わいい彼女 い う (NOP 2004:77)

Kao ga hirokute, minna ni sukarete, anna kawaii kanojo ga iru you na… Dikenal banyak orang, (dan) disukai oleh semua orang, sepertinya ada perempuan manis seperti itu ya…


(3)

(1a) 文 テ形 あ 形容詞 広い 形容動詞 好 あ テ形 形容詞 形容動詞 人 い 説明 い (1a) テ形 使用 文 以 う シ 代わ 使え

1b. 顔 広 い 好 あ わ い い 彼 女 い う

Kao ga hiroishi, minna ni sukarerushi, anna kawaii kanojo ga iru you na… Dikenal banyak orang, (juga) disukai oleh semua orang, sepertinya ada perempuan manis seperti itu ya…

(1b) 文 シ 意味 (1a) 意味 あ シ 代わ 使え

表現 意味 異 広い 好 一例

以外 他 こ あ 説明 い

2a. (20) 相手 コ 中 先輩 (RZ 2008:66) Aite wa ikko ue de chuu san no senpai.

Pasangannya lebih tua satu tahun, senior kelas tiga SMP.

(2a) 文 テ形 詞 コ あ テ形 こ 並べ 関係 あ 年齢 関係 説明 い

こ 文 テ形 シ 代わ 使え い 2b. * 相手 コ 中 先輩

Aite wa ikko ue dashi chuu san no senpai.

Pasangannya lebih tua satu tahun, senior kelas tiga SMP.


(4)

2b 文 こ 関係 あ テ形 使 い ほう いい シ 使 理由 意味 あ

3a. (63) 拓夢 夢 え ほ ー 言 奈緒チャン 寂 い 思 いさせ い (KK 2005:46)

Takumu ni wa yume kanaete hoshi-shi ka to itte Nao chan ni wa sabishii omosasetakunaishi

(Takumu berkata bahwa ia) ingin mengejar impiannya, (Takumu berkata bahwa ia) tidak ingin membuat Nao merasa kesepian

(3a) 文 シ あ シ ほ ー 柄 並べ シ 思いさせ い 理由 柄 並べ 意味

(3a) シ テ形 代わ 以 う 使

3b. 拓夢 夢 え ほ 言 奈緒チャン 寂 い 思いさ せ

Takumu ni wa yume kanaete hoshi-shi ka to itte Nao chan ni wa sabishii omosasetakunakute

(Takumu berkata bahwa ia) ingin mengejar impiannya, (Takumu berkata bahwa ia) tidak ingin membuat Nao merasa kesepian

(3b) 文 一 節 ほ テ形 否定的 こ 並 べ 意味 い テ形 使え い 節 適当 テ形 思い

させ あ テ形 理由 表 説明 柄 あ

強い表現

4a. (74) 遠過 寂 い 近過 う う い (NOP 2004:23) Toosugitara sabishiishi, chikasugitara uttoushii.


(5)

(4a) シ 対比的 柄 並べ こ こ 文 テ形 シ 代わ 使え い

4b.* 遠過 寂 近過 う う い Toosugitara sabishikute, chikasugitara uttoushii.

Jika terlalu jauh merasa kesepian, jika terlalu dekat merasa terganggu.

テ形 機能 主語 対比的 柄 並べ こ い

結論

テ形 シ 詞 形容詞 形容動詞 動詞 あ 一 要素 柄 説明 こ あ 柄 文中 位置 交換させ こ ; 文 評価 終わ 柄; い 理由 一 理由 説明 こ あ 交換 違う表現

テ形 シ 代わ 使うこ い条件 ; 詞 並べ 主 語 説明 い ; 動作 う 状況 説明 こ ; 理由 表 強い表現 あ 後 文 強い関係 あ ; 行動 説明 場合 さ シ テ形 代わ 使うこ い ; 節 詞 一 あ ; 対比 柄 並べ 状況 説明 ; 主語 対比的 柄 説明 こ あ


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………i

DAFTAR ISI……….iii

BAB I: PENDAHULUAN……….1

1.1Latar Belakang Masalah………...1

1.2Rumusan Masalah……….9

1.3Tujuan Penelitian………..9

1.4Metode Penelitian ………9

1.5Organisasi Penulisan………...10

BAB II: KAJIAN TEORI………12

2.1 Morfosintaksis………...12

2.2 Semantik………17

2.3 品詞分類………...19

2.3.1 接 助詞………..21

2.3.2 接 助詞 ~ ………..24

2.3.3 接 助詞 ~ ………...33

2.4 Kalimat Majemuk Yang Mengalami Pelesapan……….41

BAB III: ANALISIS PENGGUNAAN SETSUZOKUJOSHI DAN DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG……….44


(7)

3.1 Analisis Penggunaan Setsuzokujoshi ~ dalam Kalimat Bahasa

Jepang………...44

3.1.1 Nomina + Setsuzokujoshi ~ ………...45

3.1.2 Adjektiva I dan Adjektiva II + Setsuzokujoshi ~ ………..51

3.1.3 Verba + Setsuzokujoshi ~ ………..57

3.2 Analisis Penggunaan Setsuzokujoshi ~ dalam Kalimat Bahasa Jepang………..71

3.2.1 Nomina + Setsuzokujoshi ~ ………...71

3.2.2 Adjektiva I dan Adjektiva II + Setsuzokujoshi ~ ………..75

3.2.3 Verba + Setsuzokujoshi ~ ………..82

BAB IV: SIMPULAN...94

DAFTAR PUSTAKA………v

LAMPIRAN DATA………viii

KORPUS DATA………..xx

SINOPSIS………..xxix


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat, baik secara lisan maupun tulisan. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan pikiran, pendapat, perasaannya kepada orang lain. Setiap bahasa memiliki ciri khasnya masing-masing, salah satunya adalah dalam penggunaan kata sambung atau konjungsi.

“Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaksis dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi" (Kridalaksana 1986 : 99)

Konjungsi merupakan kata untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, dan kalimat dengan kalimat. Dalam bahasa Indonesia terdapat bermacam-macam konjungsi, misalnya dan, serta, lagipula, meskipun, karena, dan sebagainya.

Contoh:

1. Saya menangkap ayam itu dan ibu memotongnya. (TBI, 1982:168) 2. Adiknya rajin tetapi ia sendiri malas. ( TBI, 1982:168)

Contoh (1) dan contoh (2) merupakan penggunaan konjungsi untuk menggabungkan dua klausa dalam satu kalimat. Contoh (1) menggunakan konjungsi dan, sedangkan contoh (2) menggunakan konjungsi tetapi.


(9)

Dalam bahasa Jepang konjungsi disebut 接 続 詞 setsuzokushi. Menurut Tomita (1993 : 26) setsuzokushi adalah

“文 文あ い 単語 単語 接続 単語 接続詞 言い

文 次 文中 __ 引い あ い 接続詞

Bun to bun arui wa tango to tango o setsuzoku suru tango wo ‘setsuzokushi’

to iimasu. Kono bun to tsugi no bun naka no … wo hiita ‘arui wa’ ‘mata wa’ ga setsuzokushi desu

“Kata yang berfungsi untuk menghubungkan kalimat dan kalimat atau kata dan kata disebut dengan setsuzokushi. „Atau‟, „selain itu‟ yang ditambahkan dalam suatu kalimat di antara satu kalimat dan kalimat berikutnya adalah setsuzokushi”

Setsuzokushi merupakan kata yang berfungsi sebagai penyambung antarkalimat. Contoh setsuzokushi antara lain soshite, sorekara, shikashi, soredemo, dan sebagainya.

Selain setsuzokushi, dalam bahasa Jepang pun terdapat partikel yang disebut joshi (助詞). Joshi itu sendiri menurut Tomita (1993 : 68) adalah

“単独 使わ 主 自立語 付い 補助的 意味

付 加え 自立語 他 自立語 関係 示 単

語 助詞 言い

Tandoku de tsukawareru koto wa naku, shu toshite jiritsugo ni tsuite, hojoteki na imi o tsukekuwaetari, sono jiritsugo to hoka no jiritsugo to no kankei o shimeshitari suru tango o ‘joshi’ to iimasu.

“Kata yang tidak dapat berdiri sendiri, melekat pada morfem bebas, yang memberi makna tambahan, dan menghubungkan morfem bebas satu dengan morfem bebas lainnya”

Joshi yang berfungsi sebagai kata sambung disebut 接 続 助 詞 (setsuzokujoshi). Setsuzokujoshi menurut Tomita (1993 : 68) adalah


(10)

“接続助詞 主 文 文 役目 接続助詞 主 用言

付い 一 文 中 部分 後 部分

役目 ”

Setsuzokujoshi wa omo ni bun to bun o tsunagu yakume o shimasuga, setsuzokujoshi wa omo ni yougen ni tsuite, hitotsu no bun no naka de, soko made no bubun to sono ushiro no bubun to wo tsunagu yakume o shimasu.” “Setsuzokujoshi berfungsi terutama untuk merangkai klausa dan klausa, tetapi setsuzokujoshi biasanya dihubungkan dengan yougen (kata yang dapat mengalami perubahan bentuk), untuk merangkai bagian dari satu kalimat dengan kalimat di belakangnya.”

Dari teori-teori tentang joshi, setsuzokushi, dan setsuzokujoshi tersebut dapat dipahami bahwa joshi merupakan kata yang dapat berdiri sendiri tetapi tidak memiliki makna, dan akan berfungsi sebagai penanda makna jika diikuti oleh kata lain di depannya, setsuzokushi merupakan kata sambung untuk menggabungkan kata dengan kata, kalimat dengan kalimat. Dan setsuzokujoshi adalah salah satu bagian dari joshi yang berfungsi untuk menyambungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa dalam kalimat. Contoh setsuzokujoshi antara lain

も , dan sebagainya. Penelitian ini akan memfokuskan pada setsuzokujoshi ~ dan ~ .

Kata yang dapat berubah bentuk (yougen 用 言) menjadi bentuk ~ adalah verba dan adjektiva. Bentuk ~ memiliki banyak fungsi. Menurut Miyoshi, dkk. (1997 : 53) fungsi penggunaan bentuk ~ antara lain:

“一 動作 終わ 次 動作 移 , 動詞 並べ , イ形

容詞 並べ , 原因 結果 示 , 補助動詞 い あ


(11)

hitotsu no dousa ga owatte, tsugi no dousa ni utsuru toki, dousa o naraberu toki, ikeiyoushi o naraberu toki, genin to kekka o shimesu toki, hojodoshi (iru, aru, kuru, iku, yaru, dsb,) o michibiku toki

Bentuk ~ digunakan untuk menderetkan verba dan adjektiva, antara lain; digunakan ketika aktivitas pertama selesai kemudian dilanjutkan oleh aktivitas berikutnya, menderetkan verba dan adjektiva, menunjukkan sebab akibat, dan sebagai penunjuk pada kata kerja bantu (iru, aru, kuru, oku, iku, yaru). Dalam penelitian ini akan dibahas bentuk ~ yang hanya memiliki kemiripan fungsi dengan ~ , yaitu dalam menderetkan verba, verba-verba tersebut tidak membentuk arti baru sebagai kata majemuk.

Contoh:

3. 家 帰 飯 食べ 本 読 寝 (JPJW, 1997:53) Ie ni kaette, gohan o tabete, hon o yonde nemasu.

Pulang ke rumah, makan nasi, membaca buku, kemudian tidur.

Contoh (3) merupakan kalimat yang terdiri dari empat buah klausa yaitu, . 家 帰 飯 食べ 本 読 dan 寝 . Verba 帰 , jika diubah menjadi 帰 , verba 食べ diubah menjadi 食べ , dan verba 読 diubah menjadi読 .

Bentuk ~ dalam kalimat tersebut menjelaskan tentang urutan aktivitas yang dilakukan. Aktivitas pertama yang dilakukan adalah 家 帰 (pulang ke rumah), setelah itu yang dilakukan adalah 飯 食 べ (makan nasi), dilanjutkan dengan本 読 (membaca buku), dan terakhir adalah寝 (tidur).


(12)

4. 大 広い部屋 住 い (JPJW, 1993:54) Ookikute hiroi heya ni sumitai desu.

Ingin tinggal di kamar yang besar dan luas.

Kalimat tersebut memiliki dua adjektiva yaitu 大 い dan 広い. Untuk menggabungkannya, 大 いdiubah menjadi 大 diikuti dengan 広い.

Bentuk ~ dalam kalimat ini berfungsi sebagai penggabung kedua kata sifat大 い (besar) dan広い (luas). Dalam kalimat tersebut penutur menyatakan keinginannya untuk tinggal di sebuah kamar yang selain besar, juga luas.

5. ひい 会社 休 (JPJW, 1993:54) Kaze o hiite, kaisha o yasumimashita.

Karena flu, tidak masuk kerja.

Contoh (5) merupakan kalimat yang terdiri atas dua klausa. Pada klausa pertama, verba ひ diubah menjadi ひい dilanjutkan oleh会社 休 .

Kalimat tersebut merupakan kalimat sebab akibat. Klausa pertama merupakan kalimat yang menyatakan alasan, yaitu ひ (sakit flu). Klausa kedua merupakan akibat yang terjadi, yaitu 会社 休 (tidak pergi ke kantor). Penutur menjelaskan ia tidak pergi ke kantor karena sakit flu.

Selain bentuk ~ , dalam bahasa Jepang ada lagi struktur yang penggunaannya hampir sama, yaitu ~ , tetapi memiliki perbedaan. Menurut Tomita (1993 : 105), ~ menunjukkan makna yang sama dengan „lalu‟, „selain itu‟, „tidak hanya itu‟. ~ ditambahkan pada verba dan adjektiva, baik dalam


(13)

bentuk kamus, bentuk halus, bentuk biasa, maupun bentuk lampau. Miyoshi, dkk. (1997:61) juga menjelaskan penggunaan ~ antara lain;

同 う 並べ 示 い 理 並べ 示

onaji you na koto o narabeteshimesu toki, ikutsuka no riyuu o narabete shimesutoki

Digunakan untuk menderetkan beberapa hal yaitu, menderetkan hal setara, menderetkan beberapa alasan. Kedua fungsi tersebut memiliki kemiripan dengan beberapa fungsi bentuk ~ .

Contoh:

6. アパート 駅 近い 安い (JPJW, 1997:61) Kono apaato wa eki ni chikaishi, yasui desu.

Apartment ini dekat dengan stasiun dan murah.

Dalam contoh (6) predikatnya adalah kata sifat 駅 近 い dan 安 い. Adjektiva pertama yaitu 駅 近い ditambahkan ~ menjadi 駅 近い .

Dalam kalimat ini ~ bermakna „tidak hanya itu‟. Kalimat tersebut menjelaskan tentang keadaan apartemen yang tidak hanya dekat dengan stasiun, tetapi juga harganya murah.

7. 東 京 便 利 い わ も 好 (JPJW, 1997:61)

Tokyo wa benri dashi, kirei dashi, watashi wa totemo suki desu. Saya menyukai Tokyo karena selain praktis juga bersih.


(14)

Dalam contoh (9) terdapat dua buah adjektiva yaitu, 便利 dan い. Kedua adjektiva tersebut diubah menjadi便利 dan い .

Dalam kalimat tersebut ~ berfungsi untuk menjelaskan alasan-alasan. Kalimat tersebut bermakna penutur yang menyukai Tokyo antara lain karena bersih dan praktis, tetapi tidak menutup kemungkinan ada hal lain selain itu.

Bentuk ~ sebagai setsuzokujoshi memiliki kemiripan makna dengan ~ . Perhatikan contoh berikut:

8. 今年 夏 海 行 山 も行 (SOTNB, 2000:198) Kotoshi no natsu wa umi ni itte, yama ni mo itta.

Musim panas tahun ini pergi ke laut dan pergi ke gunung.

9. 今年 夏 海 行 山 も行 (SOTNB, 2000:198) Kotoshi no natsu wa umi ni ittashi, yama ni mo itta.

Musim panas tahun ini pergi ke laut juga pergi ke gunung.

Contoh (8) dan contoh (9) merupakan perbandingan penggunaan ~ dan

~ dengan predikat berupa verba. Pada contoh (8) 行 diubah menjadi行 . Pada contoh (9), verba 行 diubah dalam bentuk lampau yaitu 行 kemudian ditambah ~ menjadi行 .

Baik ~ dan ~ digunakan untuk menderetkan verba yang menjelaskan tentang dua aktivitas yang dilakukan. Contoh (8) menggunakan ~ yang menjelaskan tentang urutan aktivitas. Aktivitas pertama dilakukan adalah pergi ke laut, setelah aktivitas pertama selesai baru dilakukan aktivitas kedua yaitu pergi ke gunung. Contoh (9) menggunakan ~ yang hanya menderetkan tetapi


(15)

tidak menjelaskan urutan aktivitas. Kalimat tersebut dapat bermakna „selain pergi ke laut, juga pergi ke gunung‟.

10.あ 店 安い う い (NBJ, 1998:135) Ano mise wa yasuishi, umai.

Restoran itu (harganya) murah dan (makanannya) enak.

11.あ 店 安 い い Ano mise wa yasukute, oishii desu.

Restoran itu (harganya) murah dan (makanannya) enak.

Contoh (10) dan contoh (11) memiliki dua adjektiva yaitu 安い dan う

い (pada contoh (10)) dan い い (pada contoh (11)). Contoh (10) menggunakan ~ , 安 い diubah menjadi 安 い . Contoh (11) menggunakan bentuk ~ , 安い diubah menjadi安 .

Pada contoh (10), ~ berfungsi untuk menggabungkan kedua adjektiva yang menggambarkan tentang keadaan toko (あ 店). Informasi yang diberikan tentang keadaan toko tersebut adalah „selain harganya murah, makanannya pun enak‟. ~ menekankan adanya beberapa keadaan atau penilaian. Pada contoh (11) serupa dengan ~ , bentuk ~ dapat bermakna „dan‟.

Penggunaan makna ~ dan ~ yang memiliki kemiripan membuat penulis tertarik untuk membuat penelitian tentang bentuk ~ dan ~ sebagai setsuzokujoshi dalam kalimat, karena kadang-kadang membuat pelajar asing menjadi kesulitan dalam membedakannya. Penelitian ini dilakukan agar


(16)

pembelajar bahasa Jepang dapat mengetahui lebih dalam tentang penggunaan serta makna ~ dan ~ dalam kalimat. Penelitian tentang setsuzokujoshi ~ dan ~ belum pernah dibuat sebelumnya.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah

1. Bagaimanakah penggunaan setsuzokujoshi ~ dan ~ dalam kalimat bahasa Jepang?

2. Bagaimanakah makna setsuzokujoshi ~ dan ~ dalam kalimat bahasa Jepang?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah;

1. Mendeskripsikan penggunaan setsuzokujoshi ~ dan ~ dalam kalimat bahasa Jepang.

2. Mendeskripsikan makna setsuzokujoshi ~ dan ~ dalam kalimat bahasa Jepang.

1.4 Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode distribusional. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan penggunaan serta makna setsuzokujoshi ~ dan ~ dalam kalimat. Selain itu, dalam penelitian ini juga


(17)

digunakan metode distribusional untuk menganalisis data yaitu, untuk mengidentifikasi struktur dalam bahasa itu sendiri, yang dalam penelitian ini adalah bahasa Jepang.

Teknik penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan teori-teori dan data-data melalui buku-buku yang berkaitan dengan tema penelitian. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ~ dan ~ penulis menggunakan teknik substitusi, yaitu menganalisis kalimat dengan menggantikan unsur satu dengan unsur yang lainnya. Contoh:

1. 中 家 新 い 大 い (BNKCTSO, 1993:99)

Tanaka-san no ie wa atarashikute, kirei de, ookii desu. Rumah Tanaka baru, bersih, dan besar.

2. 中 家 新 い い い

Tanaka-san no ie wa atarashiishi, kirei dashi, ookii desu. Rumah Tanaka baru, bersih, dan besar.

Teknik substitusi digunakan agar dapat mengetahui kedua unsur dapat saling berterima atau tidak dapat saling berterima dalam satu kalimat yang sama. Ada kalimat yang tidak mengalami perubahan makna adapula kalimat yang maknanya akan berubah jika keduanya dipertukarkan.

1.5Organisasi Penulisan

Penelitian ini terdiri atas empat bab yaitu pendahuluan, kajian teori, analisis, dan kesimpulan.


(18)

Bab I pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan organisasi penulisan. Bab II berisi kajian teori tentang morfosintaksis, semantik, bentuk ~ dan ~ sebagai setsuzokujoshi dalam kalimat bahasa Jepang. Bab III berisi analisis tentang penggunaan bentuk ~ dan ~ dalam kalimat bahasa Jepang, serta maknanya jika keduanya dipertukarkan. Bab IV berisi simpulan hasil penelitian, daftar pustaka, lampiran, sinopsis, dan riwayat hidup penulis.

Tujuan organisasi penulisan ini adalah agar pembaca dapat memahami apa yang disampaikan penulis dalam penelitian ini. Diawali dengan latar belakang masalah, teori sebagai dasar untuk penelitian, data yang akan dianalisis, dan kesimpulan penelitian.


(19)

BAB IV

SIMPULAN

Berdasarkan analisis pada bab III penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut:

1. Penggunaan setsuzokujoshi ~ dan ~し dalam kalimat bahasa Jepang

Perubahan bentuk ~ terjadi pada verba, adjektiva, dan nomina. Verba golongan I (godandoushi), verba golongan II (ichidandoushi), verba golongan III (henkakudoushi), dan adjektiva I (ikeiyoushi) mengalami perubahan bentuk kata, sedangkan pada adjektiva II (keiyoudoushi) dan nomina tidak mengalami perubahan bentuk kata. Perubahan bentuk yang terjadi pada verba golongan I misalnya pada kata 会う menjadi会っ , 書 menjadi 書い , 泳 menjadi

泳い , 読む menjadi 読ん ; verba golongan II misalnya pada kata 食べる menjadi 食べ ; verba golongan III pada kata する menjadi し ; serta adjektiva I pada kata 眠い menjadi 眠 . Berbeda dengan ~ , ~し tidak mengubah bentuk kata yang dilekatinya, langsung ditambahkan di belakang kata tersebut.

Bentuk ~ dan ~ し dapat digunakan pada kalimat berita, kalimat langsung, dan kalimat yang memiliki pelesapan klausa (contohnya dalam bentuk dialog). Dalam satu kalimat, kedua bentuk ini dapat diulang lebih dari satu kali.


(20)

2. Makna setsuzokujoshi ~ dan ~し dalam kalimat bahasa Jepang

Kata yang mengalami perubahan ke dalam bentuk ~ maupun dilekati oleh ~し akan mengubah makna dalam kalimat. Bentuk ~ memiliki empat fungsi yaitu, untuk mengurutkan sejumlah aktivitas, menyatakan keadaan yang menyertai aktivitas, menyatakan alasan, dan menderetkan beberapa hal. Dan dalam aplikasinya, ~ dapat memiliki bermacam-macam makna antara lain, karena, setelah itu, kemudian, lalu, serta, juga, dengan, dan.

Sebagai partikel sambung, ~し memiliki dua fungsi yaitu, untuk menderetkan beberapa aktivitas atau hal, dan menyatakan satu atau lebih alasan. Dapat disimpulkan fungsi utama ~し adalah untuk menderetkan sejumlah hal yang terjadi tetapi tidak berdasar pada urutan waktu. Dalam kalimat, ~ し bermakna selain itu, juga, serta, lagi, karena.

Berdasarkan beberapa fungsi dan maknanya, dalam keadaan tertentu ~ dan ~し dapat saling menyulih dan tidak dapat saling menyulih. Keduanya dapat saling menyulih jika menjelaskan beberapa keadaan atau hal, dan beberapa keadaan atau hal tersebut dapat dipertukarkan letaknya, beberapa keadaan yang diakhiri dengan penilaian, serta menyatakan salah satu alasan. Walaupun dapat dapat saling menyulih, keduanya memiliki ekspresi makna yang berbeda. ~ memiliki ekspresi yang lebih kuat dalam menjelaskan suatu pernyataan, sedangkan ~し memiliki ekspresi yang lebih halus dan sopan.


(21)

Bentuk ~ dan ~ し tidak dapat saling menyulih jika bentuk ~ menjelaskan subjek dengan menderetkan nomina sebagai predikat, menjelaskan suatu keadaan yang menyertai aktivitas, sebagai alasan yang memiliki ekspresi kuat dan saling berhubungan antara keadaan satu dengan yang lainnya, sebagai urutan aktivitas (aktivitas berikutnya ada jika aktivitas sebelumnya telah dilakukan). Di samping itu, ~し tidak dapat disulih dengan ~ jika nomina berdiri sendiri sebagai satu klausa, menjelaskan dan menderetkan dua keadaan yang berlawanan dengan subjek yang sama, menderetkan dua hal yang berlawanan.


(22)

Daftar Pustaka

Group Jamashii. 2001. Kyoshi to Gakushuusha no Tame No Nihongo Bunkei Jiten. Kurosio.

Ichikawa, Yasuko. 1996. A Dictionary of Japanese Language Learners’ Errors. Tokyo: Bojinsha.

Ichikawa, Yasuko. 2005. Shokyu Nihongo Bunpo To Oshiekata To Pointo. Surie Nettowakku.

Iori, Isao, et al. 2000. Shokyuu No Oshieruhito No Tameno Nihongo Bunpo, Surie Nettowakku.

JUNON March 2011. Maret 2011. Shufu to Seikatsusha.

Keraf, Gorys. 1982. Tata Bahasa Indonesia. Nusa Indah.

K-Pop Countdown Vol. 2. 2011. Tokyo: DAIA PURESU.

Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. PT Gramedia Pustaka Utama

Machida, Ken. 2004. Gengogaku Nyuumon. Kenkyusha.


(23)

Matsumura, Akira. 1995. Daijisen. Shogakukan.

Miyoshi, Reiko, dkk. 1997. Joshi, Practical Japanese Workbooks 9. Senmon Kyouiku Shuppan

Morita, Yoshiyuki. 1993. Kiso Nihongo Jiten. Kadokawa Shuten.

Muku, Hatoshuu. 1994. Sannensei no Dowa 2, Rironsha.

Ranzuki 02. Februari 2008. Bunkasha.

Sakakura, Atsuyoshi. 1989. Nihon Bunpo no Hanashi. Kyoiku Shuppan.

Sakata, Yukiko. 2003. Nihongo Unyo Bunpo (Bunpo wa Hyogen Suru). Tokyo: Bojinsha.

Sakuma, Mayumi dkk. 1999. Bunsho Danwa no Shikumi. Tokyo : Oofuu.

Seiichi, Makino, dkk. 1991. A Dictionary of Basic Japanese Grammar. The Japan Times.

Shiraiwa, Gen. 2004. Nobuta wo PURODYUUSU. Kawade Shobo Shinsha.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sugimoto, Tsutomu. 1994. Nihongo Gaku Jiten. Oofuu.


(24)

Tomita, Takayuki. 1993. Bunpo no Kiso Chishiki To Sono Oshiekata, Tokyo: Bojinsha.

Tsujimura, Natsuko. 1999. An Introduction to Japanese Linguistics. Blackwell.


(1)

BAB IV

SIMPULAN

Berdasarkan analisis pada bab III penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut:

1. Penggunaan setsuzokujoshi ~ dan ~し dalam kalimat bahasa Jepang

Perubahan bentuk ~ terjadi pada verba, adjektiva, dan nomina. Verba golongan I (godandoushi), verba golongan II (ichidandoushi), verba golongan III (henkakudoushi), dan adjektiva I (ikeiyoushi) mengalami perubahan bentuk kata, sedangkan pada adjektiva II (keiyoudoushi) dan nomina tidak mengalami perubahan bentuk kata. Perubahan bentuk yang terjadi pada verba golongan I misalnya pada kata 会う menjadi会っ , 書 menjadi 書い , 泳 menjadi 泳い , 読む menjadi 読ん ; verba golongan II misalnya pada kata 食べる menjadi 食べ ; verba golongan III pada kata する menjadi し ; serta adjektiva I pada kata 眠い menjadi 眠 . Berbeda dengan ~ , ~し tidak mengubah bentuk kata yang dilekatinya, langsung ditambahkan di belakang kata tersebut.

Bentuk ~ dan ~ し dapat digunakan pada kalimat berita, kalimat langsung, dan kalimat yang memiliki pelesapan klausa (contohnya dalam bentuk dialog). Dalam satu kalimat, kedua bentuk ini dapat diulang lebih dari satu kali.


(2)

2. Makna setsuzokujoshi ~ dan ~し dalam kalimat bahasa Jepang

Kata yang mengalami perubahan ke dalam bentuk ~ maupun dilekati oleh ~し akan mengubah makna dalam kalimat. Bentuk ~ memiliki empat fungsi yaitu, untuk mengurutkan sejumlah aktivitas, menyatakan keadaan yang menyertai aktivitas, menyatakan alasan, dan menderetkan beberapa hal. Dan dalam aplikasinya, ~ dapat memiliki bermacam-macam makna antara lain, karena, setelah itu, kemudian, lalu, serta, juga, dengan, dan.

Sebagai partikel sambung, ~し memiliki dua fungsi yaitu, untuk menderetkan beberapa aktivitas atau hal, dan menyatakan satu atau lebih alasan. Dapat disimpulkan fungsi utama ~し adalah untuk menderetkan sejumlah hal yang terjadi tetapi tidak berdasar pada urutan waktu. Dalam kalimat, ~ し bermakna selain itu, juga, serta, lagi, karena.

Berdasarkan beberapa fungsi dan maknanya, dalam keadaan tertentu ~ dan ~し dapat saling menyulih dan tidak dapat saling menyulih. Keduanya dapat saling menyulih jika menjelaskan beberapa keadaan atau hal, dan beberapa keadaan atau hal tersebut dapat dipertukarkan letaknya, beberapa keadaan yang diakhiri dengan penilaian, serta menyatakan salah satu alasan. Walaupun dapat dapat saling menyulih, keduanya memiliki ekspresi makna yang berbeda. ~ memiliki ekspresi yang lebih kuat dalam menjelaskan suatu pernyataan, sedangkan ~し memiliki ekspresi yang lebih halus dan sopan.


(3)

Bentuk ~ dan ~ し tidak dapat saling menyulih jika bentuk ~ menjelaskan subjek dengan menderetkan nomina sebagai predikat, menjelaskan suatu keadaan yang menyertai aktivitas, sebagai alasan yang memiliki ekspresi kuat dan saling berhubungan antara keadaan satu dengan yang lainnya, sebagai urutan aktivitas (aktivitas berikutnya ada jika aktivitas sebelumnya telah dilakukan). Di samping itu, ~し tidak dapat disulih dengan ~ jika nomina berdiri sendiri sebagai satu klausa, menjelaskan dan menderetkan dua keadaan yang berlawanan dengan subjek yang sama, menderetkan dua hal yang berlawanan.


(4)

Daftar Pustaka

Group Jamashii. 2001. Kyoshi to Gakushuusha no Tame No Nihongo Bunkei Jiten. Kurosio.

Ichikawa, Yasuko. 1996. A Dictionary of Japanese Language Learners’ Errors. Tokyo: Bojinsha.

Ichikawa, Yasuko. 2005. Shokyu Nihongo Bunpo To Oshiekata To Pointo. Surie Nettowakku.

Iori, Isao, et al. 2000. Shokyuu No Oshieruhito No Tameno Nihongo Bunpo, Surie Nettowakku.

JUNON March 2011. Maret 2011. Shufu to Seikatsusha.

Keraf, Gorys. 1982. Tata Bahasa Indonesia. Nusa Indah. K-Pop Countdown Vol. 2. 2011. Tokyo: DAIA PURESU.

Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. PT Gramedia Pustaka Utama

Machida, Ken. 2004. Gengogaku Nyuumon. Kenkyusha. Masuoka, Takahashi. 1997. Fukubun. Kuroshio Shuppan.


(5)

Matsumura, Akira. 1995. Daijisen. Shogakukan.

Miyoshi, Reiko, dkk. 1997. Joshi, Practical Japanese Workbooks 9. Senmon Kyouiku Shuppan

Morita, Yoshiyuki. 1993. Kiso Nihongo Jiten. Kadokawa Shuten. Muku, Hatoshuu. 1994. Sannensei no Dowa 2, Rironsha.

Ranzuki 02. Februari 2008. Bunkasha.

Sakakura, Atsuyoshi. 1989. Nihon Bunpo no Hanashi. Kyoiku Shuppan.

Sakata, Yukiko. 2003. Nihongo Unyo Bunpo (Bunpo wa Hyogen Suru). Tokyo: Bojinsha.

Sakuma, Mayumi dkk. 1999. Bunsho Danwa no Shikumi. Tokyo : Oofuu.

Seiichi, Makino, dkk. 1991. A Dictionary of Basic Japanese Grammar. The Japan Times.

Shiraiwa, Gen. 2004. Nobuta wo PURODYUUSU. Kawade Shobo Shinsha.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sugimoto, Tsutomu. 1994. Nihongo Gaku Jiten. Oofuu.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Penerbit Angkasa Bandung. Tarigan, Henry Guntur. 1984. Pengajaran Sintaksis. Penerbit Angkasa Bandung.


(6)

Tomita, Takayuki. 1993. Bunpo no Kiso Chishiki To Sono Oshiekata, Tokyo: Bojinsha.

Tsujimura, Natsuko. 1999. An Introduction to Japanese Linguistics. Blackwell.