Pengaruh Fenomena Merk terhadap Perilaku Pembelian Kompulsif.

(1)

ABSTRAK

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor internal (seperti keadaan emosional positif atau negatif) dan faktor eksternal (seperti jenis kelamin, nama merk). Keputusan pembelian konsumen yang menghasilkan perilaku pembelian kompulsif telah menjadi topik dari banyak penelitian beberapa tahun terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara perilaku pembelian kompulsif dan variabel merk seperti kesadaran merk, kesetiaan merk, keterikatan terhadap merk, dan persepsi kualitas. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa semua variabel yang diuji mempengaruhi perilaku pembelian kompulsif, meskipun tingkat signifikannya berbeda diantara variabel. Hasil lainnya juga mengkonfirmasi bahwa wanita memiliki perilaku pembelian yang lebih tinggi dibanding pria.

Kata kunci: Kesadaran Merk, Kesetiaan Merk, Keterikatan terhadap Merk, Persepsi Kualitas, Perilaku Pembelian Kompulsif


(2)

ABSTRACT

Consumer decision-making is affected by factors both internal (e.g., positive or negative emotional states) and external (e.g., brand names, gender). Consumer decision-making that resulted in compulsive buying has been a topic based on researches in recent years. The purpose of this paper is to explore the relationships between compulsive buying behavior and branding variables such as brand awareness, brand loyalty, brand attachment, and perceived brand quality. The result shows that all variables tested affect compulsive buying behavior, although the levels of significant are varied between the variables. Another result confirms that women have higher chances of having compulsive buying behavior than men.

Key words: Brand Awareness, Brand Loyalty, Brand Attachment, Perceived Quality, Compulsive Buying Behavior.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PENGESAHAN……… ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……….. iii

KATA PENGANTAR……… iv

ABSTRAK……….. v

ABSTRACT……… vi

DAFTAR ISI……….. vii

DAFTAR GAMBAR……….. x

DAFTAR TABEL………... xi

DAFTAR LAMPIRAN………... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Identifikasi Masalah……… 2

1.3 Tujuan Penelitian……… 3

1.4 Manfaat Penelitian……….. 3

1.5 Sistematika Pembahasan………. 4

BAB II LANDASAN TEORI……… 6

2.1 Pemasaran……… 6

2.1.1 Pengertian Pemasaran…..……….. 6

2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran…..……….…… 8

2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)………....……….. 10

2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran…..………. 10

2.2.1 Variabel-variabel Bauran Pemasaran….…………... 11

2.3 Produk………..………... 14

2.3.1 Pengertian Produk……….. 14


(4)

2.3.3 Hierarki Produk………. 15

2.3.4 Dimensi Produk………. 17

2.3.5 Siklus Hidup Produk……….. 18

2.3.6 Pengembangan Produk……….. 21

2.4 Merk (Brand)………...……… 24

2.4.1 Pengertian Merk………. 24

2.4.2 Dimensi Merk………. 25

2.4.3 Karakteristik Merk………. 26

2.4.4 Pengertian Brand Equity (Ekuitas Merk)...………… 26

2.4.5 Pengertian Brand Awareness (Kesadaran Merk)…... 27

2.4.6 Pengertian Perceived Quality (Persepsi Kualitas)….. 28

2.4.7 Pengertian Brand Loyalty (Kesetiaan terhadap Merk)……….…... 29

2.4.8 Pengertian Brand Image (Citra Merk)……… 32

2.4.9 Pengertian Brand Attachment (Keterikatan terhadap Merk)……… 34

2.5 Perilaku Konsumen……….. 35

2.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen………... 35

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen………. 37

2.5.3 Langkah-langkah Keputusan Pembelian Konsumen... 39

2.5.4 Impulsive Buying (Pembelian Impulsif)………. 42

2.5.5 Compulsive Buying (Pembelian Kompulsif)……….. 43

2.6 Kerangka Teoritis……… 45

2.7 Rerangka Pemikiran……… 46

2.8 Pengembangan Hipotesis……… 47

BAB III METODE PENELITIAN……… 48

3.1 Jenis Penelitian……… 48

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian……….. 49


(5)

3.4 Teknik Pengumpulan Data………. 56

3.5 Teknik Analisis Data……….. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 68

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas..……… 68

4.2 Analisis Statistik Deskriptif Data Responden………. 71

4.3 Analisis Deskriptif Data Penelitian………. 74

4.4 Regresi Linier Berganda : Pengaruh Brand Awareness (X1), Brand Loyalty (X2), Brand Attachment (X3), Dan Perceived Quality (X4) Terhadap Compulsive Buying (Y)………... 99

4.5 Perbandingan Tingkat Compulsive Buying Pada Wanita Dan Pria………. 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 113

5.1 Kesimpulan……….. 113

5.2 Keterbatasan Penelitian………... 115

5.3 Saran……… 115

DAFTAR PUSTAKA………. 117

LAMPIRAN……… 119


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Bauran Pemasaran……… 11 Gambar 2.2 Siklus Hidup Produk……… 20 Gambar 2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen. 39 Gambar 2.4 Model Proses Pembelian Lima Tahap………. 40 Gambar 2.5 Perilaku konsumen Pada Implementasi Pembelian…….. 41 Gambar 2.6 Kerangka Teoritis………. 45 Gambar 2.7 Rerangka Pemikiran……….. 46 Gambar 4.1 Diagram Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 72 Gambar 4.2 Diagram Profil Responden Berdasarkan Usia………….. 73 Gambar 4.3 Diagram Profil Responden Berdasarkan Fakultas……… 74 Gambar 4.4 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Brand

Awareness (X1)……… 93 Gambar 4.5 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Brand

Loyalty (X1)……….. 94 Gambar 4.6 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Brand

Attachment (X1)……… 95 Gambar 4.7 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Perceived


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel……….. 51 Tabel 3.2 Interpretasi Keofisien Korelasi………. 62 Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness………… 68 Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Loyalty….…………. 68 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Attachment...……… 69 Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Perceived Quality...………. 69 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Compulsive Buying.……… 69 Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian………….…. 70 Tabel 4.7 Banyaknya Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……. 71 Tabel 4.8 Banyaknya Responden Berdasarkan Usia……… 72 Tabel 4.9 Banyaknya Responden Berdasarkan Fakultas……….…. 73 Tabel 4.10 Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item

Pernyataan Pada Variabel Brand Awareness……… 74 Tabel 4.11 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Selalu Dapat

Mengenali Merk Saat Pembelian……….. 76 Tabel 4.12 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Selalu Dapat

Mengidentifikasi Merk Saat Pembelian……… 76 Tabel 4.13 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Selalu Dapat

Mengingat Merk Saat Pembelian……….. 77 Tabel 4.14 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Selalu Dapat

Mengingat Kembali Merk Saat Pembelian Jika Diminta 77 Tabel 4.15 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Selalu Dapat

Mengenali Logo/Simbol Merk Saat Pembelian………… 77 Tabel 4.16 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Selalu Dapat

Mengidentifikasi Logo/Simbol Merk Saat Pembelian... 78 Tabel 4.17 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Selalu Dapat


(8)

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Selalu Dapat Mengingat Kembali Logo/Simbol Merk Saat Pembelian

Jika Diminta……….. 78 Tabel 4.19 Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item

Pernyataan Pada Variabel Brand Loyalty……… 79 Tabel 4.20 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Hanya

Membeli Merk Favorit Saja Saat Pembelian……… 80 Tabel 4.21 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Tidak Pernah

Membeli Merk Lain Selain Merk Favorit………. 80 Tabel 4.22 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Percaya

Dengan Merk Favorit Saat Melakukan Pembelian……... 81 Tabel 2.23 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Lebih Memilih

Merk Favorit Dibanding Merk Lain Saat

Pembelian………. 81 Tabel 4.24 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Merk Yang

Dibeli Dapat Diandalkan……….. 81 Tabel 4.25 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Merk Yang

Dibeli Sangat Berpengaruh Bagi Responden……… 82 Tabel 4.26 Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item

Pernyataan Pada Variabel Brand Attachment…………... 82 Tabel 4.27 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Merk Yang

Dibeli Menjadi Bagian Dari Diri Responden…………... 84 Tabel 4.28 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Merk Yang

Dibeli Mengingatkan Orang Lain Tentang Pribadi

Responden……… 84 Tabel 4.29 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Merasa

Tersinggung Jika Merk Favorit Responden Dilecehkan

Saat Pembelian……….. 84 Tabel 4.30 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Tidak Ada

Merk Yang Lain Selain Merk Favorit Responden Saat


(9)

Tabel 4.31 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Terikat Secara Emosional Dengan Merk Favorit Responden Saat

Pembelian……….. 85 Tabel 4.32 Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item

Pernyataan Pada Variabel Perceived Quality………… 86 Tabel 4.33 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Merk

Favoritnya Sepertinya Memiliki Kualitas Yang Baik…... 87 Tabel 4.34 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Merk

Favoritnya Sepertinya Dapat Diandalkan………. 87 Tabel 4.35 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Merk

Favoritnya Sepertinya Akan Memberikan Nilai Lebih…. 88 Tabel 4.36 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Merk

Favoritnya Sepertinya Dapat Dipercaya………... 88 Tabel 4.37 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Merk

Favoritnya Sepertinya Tahan Lama……….. 89 Tabel 4.38 Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item

Pernyataan Pada Variabel Compulsive Buying…………. 89 Tabel 4.39 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Suka Membeli

Produk Bermerk Yang Tidak Perlu…………... 91 Tabel 4.40 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Suka Membeli

Produk Bermerk Meski Tidak Punya Uang….. 91 Tabel 4.41 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Harus Tetap

Membeli Sesuatu Yang Bermerk Jika Ada Uang Sisa…. 92 Tabel 4.42 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Sering

Membeli Produk Bermerk Yang Tidak Direncanakan…. 92 Tabel 4.43 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Belanja Dapat

Menenangkan Diri……… 92 Tabel 4.44 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Merasa

Gugup/Tidak Tenang Jika Tidak Belanja………. 93 Tabel 4.45 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Selalu


(10)

Tabel 4.46 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Merasa Lebih

Baik Setelah Berbelanja Produk Bermerk……… 94 Tabel 4.47 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Ingin Membeli

Produk Bermerk Meski Tidak Mampu Bayar... 94 Tabel 4.48 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Takut Dengan

Anggapan Orang Lain Tentang Perilaku Pembelian

Kompulsifnya………. 94 Tabel 4.49 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Belanja

Merupakan Hal Paling Penting Baginya……… 95 Tabel 4.50 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Ada Hal Lain

Yang Mendorong Responden Untuk Belanja Selain

Untuk Memenuhi Kebutuhan Pokok………. 95 Tabel 4.51 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Terkadang

Merasa Menyesal Setelah Membeli Produk Bermerk…... 96 Tabel 4.52 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Terkadang

Merasa Bersalah Setelah Membeli Produk Bermerk……. 96 Tabel 4.53 Tanggapan Responden Yang Menyatakan

Menyembunyikan Perilaku Kompulsifnya Dari Orang

Lain………. 96

Tabel 4.54 Tanggapan Responden Yang Menyatakan

Menyembunyikan Barang Belanjaan Bermerk Dari

Orang Lain Karena Takut Dianggap Gila Belanja………. 97 Tabel 4.55 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Suka

Membelanjakan Uang Seenaknya……….. 97 Tabel 4.56 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Belanja

Produk Bermerk Sendiri Tanpa Sepengetahuan Orang

Lain………. 98

Tabel 4.57 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Selalu Belanja

Untuk Memuaskan Diri Sendiri………. 98 Tabel 4.58 Tanggapan Responden Yang Menyatakan Selalu Belanja

Untuk Memuaskan Orang Lain……….. 99 Tabel 4.59 Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi….. 100


(11)

Tabel 4.60 Nilai Koefisien Korelasi Pearson Product Moment…….. 102

Tabel 4.61 Koefisien Korelasi dan Taksirannya……….. 102

Tabel 4.62 Analisis Koefisien Determinasi………. 103

Tabel 4.63 Tabel Koefisien Beta………. 104

Tabel 4.64 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji-F)……… 105

Tabel 4.65 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji-t)……… 106

Tabel 4.66 Uji Normalitas Compulsive Buying Pada Pria……… 111

Tabel 4.67 Uji Normalitas Compulsive Buying Pada Wanita……….. 111


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Lampiran Output SPSS………. 119 Lampiran B Kuesioner Penelitian………. 127


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin banyaknya merek yang beredar sekarang ini semakin membuat masyarakat lebih leluasa dalam memilih merek yang sesuai dan disukai, hal ini juga semakin membuat masyarakat konsumtif dan semakin terikat pada merek tertentu. Konsumen dapat terikat pada suatu merk bukan semata karena harga atau kualitas, tetapi lebih dari itu, seperti seorang konsumen yang terikat pada satu merek tertentu karena pengaruh keluarga atau merek tersebut menggambarkan pribadi konsumen tersebut. Banyak konsumen yang mengaitkan merek dengan eksistensinya, banyak konsumen yang merasa dengan membeli produk merek tertentu maka kebutuhannya akan terpenuhi. Eksistensi seseorang dapat diperoleh dari penggunaan produk dengan merek tertentu, contohnya seseorang akan merasa percaya diri jika memakai pakaian merek tertentu.

Pembelian Kompulsif biasa dialami oleh seseorang yang tengah mengalami kondisi yang negatif, stress, atau kebiasaan, kaitannya dengan merek adalah jika perilaku konsumen yang kompulsif karena konsumen melihat merek sebagai bagian dari kepribadiannya, dan konsumen terus menerus membeli produk dengan merek yang sama, atau ketika merek tertentu mengeluarkan produk baru. Di Indonesia hal ini sering disebut sebagai perilaku shopaholic atau gila belanja, terus menerus membeli produk yang tidak dibutuhkan karena dengan berbelanja seseorang dapat merasa lebih baik. Penggunaan kartu kredit juga


(14)

berpengaruh dalam perilaku pembelian kompulsif, karena kemudahan dalam pembayaran terkadang membuat konsumen semakin tidak bisa mengendalikan keinginan untuk berbelanja.

Keputusan pembelian konsumen yang menyebabkan pembelian kompulsif telah manjadi topik dari banyak penelitian yang terus meningkat beberapa tahun belakangan ini (Weaver, Moschis, dan Davis, 2011). O’Guinn dan Faber (1989), menyatakan pembelian kompulsif sebagai “pembelian berulang yang terjadi sebagai respon dari kejadian atau perasaan negatif, dan merupakan hal yang kronis”. Banyak penelitian (Faber dan O’Guinn, 1992) telah menmukan bahwa wanita lebih besar kemungkinananya untuk menjadi konsumen kompulsif dibanding pria. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat diprediksi bawa konsumen dengan tingkat pembelian kompulsif yang tinggi, akan memiliki hubungan yang lebih kuat dengan merk.

1.2 Identifikasi Masalah

a. Apakah terdapat pengaruh Brand Awareness terhadap Compulsive Buying? b. Apakah terdapat pengaruh Brand Loyalty terhadap Compulsive Buying? c. Apakah terdapat pengaruh Brand Attachment terhadap Compulsive Buying? d. Apakah terdapat pengaruh Perceived Quality terhadap Compulsive Buying? e. Apakah wanita memiliki tingkat compulsive buying yang lebih tinggi dibanding pria?


(15)

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh Brand Awareness terhadap Compulsive Buying.

b. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh Brand Loyalty terhadap Compulsive Buying.

c. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh Brand Attachment terhadap Compulsive Buying.

d. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh Perceived Quality terhadap Compulsive Buying.

e. Untuk menguji dan menganalisa apakah wanita memiliki tingkat compulsive buying yang lebih tinggi dibanding pria.

1.4 Manfaat Penelitian Bagi Penulis

Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui lebih dalam apakah perilaku pembelian kompulsif dipengaruhi oleh variable-variabel merk dan tingkatannya, penelitian ini juga berguna untuk mengetahui seberapa banyak subjek penelitian yang memiliki perilaku pembelian kompulsif.


(16)

Bagi Masyarakat

Penelitian ini berguna untuk mengetahui dan menganalisa tren kompulsif buying di masyarakat, dan membantu pemasar untuk lebih mengetahui dan memahami perilaku pembelian konsumen.

Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan dapat menjadi referensi bagi pembaca jika ingin melakukan penelitian tersendiri, pembaca juga dapat menjadikan penelitian ini sebagai sumber informasi.

1.5 Sistematika Pembahasan

Guna memahami lebih jelas laporan Skripsi ini, dilakukan dengan cara mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, yang berupa pengertian dan definisi tentang pengertian-pengertian Pemasaran, Bauran Pemasaran, Produk, Merk dan Perilaku Konsumen. Bab ini juga berisi kajian pustaka, rerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis.


(17)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel (DOV), teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan berisi hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan :

- Secara parsial, Brand Awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap Compulsive Buying dengan besarnya pengaruh sebesar 0,004 atau 0,4%; - Secara parsial, Brand Loyalty tidak berpengaruh signifikan terhadap

Compulsive Buying dengan besarnya pengaruh sebesar 0,0013 atau 0,13%; - Secara parsial, Brand Attachment berpengaruh signifikan terhadap

Compulsive Buying dengan besarnya pengaruh sebesar 0,018 atau 1,8%; - Secara parsial, Perceived Quality berpengaruh signifikan terhadap

Compulsive Buying dengan besarnya pengaruh sebesar 0,018 atau 1,8%; - Secara simultan, Brand Awareness, Brand Loyalty, Brand Attachment dan

Perceived Quality berpengaruh signifikan terhadap Compulsive Buying dengan total persentase pengaruh sebesar 4,1%, sedangkan sisanya sebesar 95,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini.

- Terdapat perbedaan yang signifikan antara Compulsive Buying pada wanita dan pria dengan nilai skor rata-rata Compulsive Buying pada wanita lebih tinggi daripada Compulsive Buying pada pria atau sebesar 92 dan 83.


(19)

- Dari analisis deskriptif item-item pernyataan pada variabel Compulsive Buying, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Responden tidak berbelanja untuk menenangkan dirinya jika merasa gelisah/ gugup dan juga bukan karena rasa gelisah/gugup responden berbelanja produk bermerk.

b. Responden tidak merasa takut dengan anggapan orang lain tentang perilaku pembelian kompulsif, hal ini dapat diakibatkan karena responden memang tidak memiliki perilaku kompulsif atau memang tidak peduli dengan anggapan orang.

c. Responden tidak merasa belanja merupakan hal yang penting bagi dirinya, hal ini dikarenakan ada hal lain yang jauh lebih penting dibanding belanja oleh responden.

d. Responden juga tidak merasa bersalah setelah melakukan pembelian produk bermerk, yang dapat diartikan responden menyukai produk yang dibelinya.

e. Responden tidak menyembunyikan barang belanjaan dari orang lain karena takut dianggap gila belanja, hal ini dapat diakibatkan karena responden tidak merasa gila belanja atau memang tiodak peduli dengan anggapan orang lain.

f. Responden juga tidak suka membelanjakan uang dengan seenaknya, hal ini dapat diartikan responden tidak memiliki perilaku konsumtif yang berlebihan.

g. Responden tidak belanja untuk memuaskan orang lain, dengan kata lain responden belanja untuk memuaskan dirinya sendiri.


(20)

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih memiliki kekurangan, seperti populasi penelitian yang hanya Mahasiswa Maranatha, variabel lain yang masih bisa di teliti seperti Brand Image, Brand Value, dan variabel lainnya. Penelitian ini juga hanya menganbil jumlah sampel sebesar 410 responden, dimana penelitian selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan jumlah responden.

5.3 Saran

Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menguji variabel lain seperti Brand Image, dan Brand Value, atau variabel lain yang dianggap perlu. Juga agar peneliti selanjutnya untuk memperluas populasi penelitian. peneliti selanjutnyan juga dapat menggunakan hasil analisis deskriptif untuk menggali lebih dalam tentang perilaku Compulsive Buying.

Bagi Pembaca

Saran yang dapat penulis berikan bagi pembaca adalah untuk menggunakan penelitian ini sebagai bahan tambahan dalam mempelajari Perilaku Pembelian Kompulsif, karena dari hasil penelitian masih banyak faktor lain yang mempengaruhi perilaku ini, saran lainnya yaitu untuk tidak beranggapan jika seseorang memiliki perilaku konsumtif, juga akan memiliki perilaku kompulsif. Karena orang yang memiliki perilaku kompulsif tidak akan selalu memiliki sifat konsumtif.


(21)

Bagi Pemasar

Bagi para pemasar dapat menggunakan penelitian ini untuk membantu dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat, karena berdasarkan hasil penelitian ini dimana Perceived Quality dan Brand Attachment memiliki pengaruh yang signifikan, pemasar dapat meningkatkan kualitas produk, dan meningkatkan nilai produk sehingga dapat membuat konsumen untuk terikat pada satu produk atau beberapa produk, karena konsumen yang sudah terikat pada produk tertentu dipastikan akan menjadi konsumen yang loyal. Tetapi juga disarankan untuk pemasar untuk tidak mengambil keuntungan dari konsumen yang memiliki perilaku pembelian kompulsif, karena perilaku ini merupakan perilaku yang sudah dianggap sebagai kelainan psikologis, yang dimana pemicunya adalah tekanan negatif kepada konsumen baik tekanandari luar maupun dalam diri konsumen. Mengambil keuntungan dari konsumen yang menderita pembelian kompulsif merupakan tindakan tidak etis bagi pemasar.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker D. Managing brand equity. New York: The Free Press; 1991. Azwar S, 2010. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Black D. A review of compulsive buying disorder. World Psychiatry. 2007;6:14– 8.

Chaudhuri A, Holbrook M. The chain effects of brand trust and brand affect to brand performance: The role of brand loyalty. J Market. 2001;65:81–93.

Faber R, O’Guinn T. A clinical screener for compulsive buying. J Consum Res. 1992;19:459–69.

Ghozali, I.2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Harun Al. Rasyid, 2002. Metoda Sampling dan Penskalaan, Jurusan Statistika Universitas Padjajaran. Bandung

Kleine S, Kleine R, Allen C. How is a possession ‘me’ or ‘not me’? Characterizing types and an antecedent of material possession attachment. J Consum Res. 1995;22:327–43.

Koetler, Keller. Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall; 2011.

Koran L, Faber R, Aboujaoude E, Large M, Serpe R. Estimated prevalence of compulsive buying behavior in the United States. Am J Psychiatr. 2006;163:1806–12.

Lee, Workman. (2015). Compulsive buying and branding phenomena. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity 1:3.

Malär L, Krohmer H, Hoyer W, Nyffenegger B. Emotional brand attachment and brand personality: The relative importance of the actual and the ideal self. J Market. 2011;75(4):35–52.

O’Guinn T, Faber R. Compulsive buying: A phenomenological exploration. J Consum Res. 1989;16:147–57.

Oliver R. Satisfaction: A behavioral perspective on the consumer. New York: McGraw Hill; 1997.

Park et al. Brand Attachment and Brand Attitude Strength: Conceptual and Empirical Differentiation of Two Critical Brand Equity Drivers. Journal of Marketing. 2010;Vol. 74. 1-17.


(23)

Peter, Olson. Consumer Behavior & Marketing Strategy. New York: McGraw Hill; 2013.

Roberts J, Jones E. Money attitudes, credit card use, and compulsive buying among American college students. J Consum Aff. 2001;35:314–40.

Rossiter J, Percy L. Advertising and promotion management. New York: McGraw-Hill; 1987.

Shahjehan A, Qureshi J, Zeb F, Saifullah K. The effect of personality on impulsive and compulsive buying behaviors. Afr J Bus Manag. 2012;6(6):2187–94.

Sopiyudin, D. 2013. Statistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Ulber, S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama

Weaver S, Moschis G, Davis T. Antecedents of materialism and compulsive buying: A life course study in Australia. Australia Market J. 2011;19(4):247–56.

Zeithaml V. Consumer perceptions of price, quality, and value: A means-end model and synthesis of evidence. J Market. 1988;52:2–22.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan :

- Secara parsial, Brand Awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap Compulsive Buying dengan besarnya pengaruh sebesar 0,004 atau 0,4%; - Secara parsial, Brand Loyalty tidak berpengaruh signifikan terhadap

Compulsive Buying dengan besarnya pengaruh sebesar 0,0013 atau 0,13%; - Secara parsial, Brand Attachment berpengaruh signifikan terhadap

Compulsive Buying dengan besarnya pengaruh sebesar 0,018 atau 1,8%; - Secara parsial, Perceived Quality berpengaruh signifikan terhadap

Compulsive Buying dengan besarnya pengaruh sebesar 0,018 atau 1,8%; - Secara simultan, Brand Awareness, Brand Loyalty, Brand Attachment dan

Perceived Quality berpengaruh signifikan terhadap Compulsive Buying dengan total persentase pengaruh sebesar 4,1%, sedangkan sisanya sebesar 95,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini.

- Terdapat perbedaan yang signifikan antara Compulsive Buying pada wanita dan pria dengan nilai skor rata-rata Compulsive Buying pada wanita lebih tinggi daripada Compulsive Buying pada pria atau sebesar 92 dan 83.


(2)

- Dari analisis deskriptif item-item pernyataan pada variabel Compulsive Buying, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Responden tidak berbelanja untuk menenangkan dirinya jika merasa gelisah/ gugup dan juga bukan karena rasa gelisah/gugup responden berbelanja produk bermerk.

b. Responden tidak merasa takut dengan anggapan orang lain tentang perilaku pembelian kompulsif, hal ini dapat diakibatkan karena responden memang tidak memiliki perilaku kompulsif atau memang tidak peduli dengan anggapan orang.

c. Responden tidak merasa belanja merupakan hal yang penting bagi dirinya, hal ini dikarenakan ada hal lain yang jauh lebih penting dibanding belanja oleh responden.

d. Responden juga tidak merasa bersalah setelah melakukan pembelian produk bermerk, yang dapat diartikan responden menyukai produk yang dibelinya.

e. Responden tidak menyembunyikan barang belanjaan dari orang lain karena takut dianggap gila belanja, hal ini dapat diakibatkan karena responden tidak merasa gila belanja atau memang tiodak peduli dengan anggapan orang lain.

f. Responden juga tidak suka membelanjakan uang dengan seenaknya, hal ini dapat diartikan responden tidak memiliki perilaku konsumtif yang berlebihan.

g. Responden tidak belanja untuk memuaskan orang lain, dengan kata lain responden belanja untuk memuaskan dirinya sendiri.


(3)

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih memiliki kekurangan, seperti populasi penelitian yang hanya Mahasiswa Maranatha, variabel lain yang masih bisa di teliti seperti Brand Image, Brand Value, dan variabel lainnya. Penelitian ini juga hanya menganbil jumlah sampel sebesar 410 responden, dimana penelitian selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan jumlah responden.

5.3 Saran

Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menguji variabel lain seperti Brand Image, dan Brand Value, atau variabel lain yang dianggap perlu. Juga agar peneliti selanjutnya untuk memperluas populasi penelitian. peneliti selanjutnyan juga dapat menggunakan hasil analisis deskriptif untuk menggali lebih dalam tentang perilaku Compulsive Buying.

Bagi Pembaca

Saran yang dapat penulis berikan bagi pembaca adalah untuk menggunakan penelitian ini sebagai bahan tambahan dalam mempelajari Perilaku Pembelian Kompulsif, karena dari hasil penelitian masih banyak faktor lain yang mempengaruhi perilaku ini, saran lainnya yaitu untuk tidak beranggapan jika seseorang memiliki perilaku konsumtif, juga akan memiliki perilaku kompulsif. Karena orang yang memiliki perilaku kompulsif tidak akan selalu memiliki sifat konsumtif.


(4)

Bagi Pemasar

Bagi para pemasar dapat menggunakan penelitian ini untuk membantu dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat, karena berdasarkan hasil penelitian ini dimana Perceived Quality dan Brand Attachment memiliki pengaruh yang signifikan, pemasar dapat meningkatkan kualitas produk, dan meningkatkan nilai produk sehingga dapat membuat konsumen untuk terikat pada satu produk atau beberapa produk, karena konsumen yang sudah terikat pada produk tertentu dipastikan akan menjadi konsumen yang loyal. Tetapi juga disarankan untuk pemasar untuk tidak mengambil keuntungan dari konsumen yang memiliki perilaku pembelian kompulsif, karena perilaku ini merupakan perilaku yang sudah dianggap sebagai kelainan psikologis, yang dimana pemicunya adalah tekanan negatif kepada konsumen baik tekanandari luar maupun dalam diri konsumen. Mengambil keuntungan dari konsumen yang menderita pembelian kompulsif merupakan tindakan tidak etis bagi pemasar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker D. Managing brand equity. New York: The Free Press; 1991. Azwar S, 2010. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Black D. A review of compulsive buying disorder. World Psychiatry. 2007;6:14– 8.

Chaudhuri A, Holbrook M. The chain effects of brand trust and brand affect to brand performance: The role of brand loyalty. J Market. 2001;65:81–93.

Faber R, O’Guinn T. A clinical screener for compulsive buying. J Consum Res.

1992;19:459–69.

Ghozali, I.2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Harun Al. Rasyid, 2002. Metoda Sampling dan Penskalaan, Jurusan Statistika Universitas Padjajaran. Bandung

Kleine S, Kleine R, Allen C. How is a possession ‘me’ or ‘not me’? Characterizing types and an antecedent of material possession attachment. J Consum Res. 1995;22:327–43.

Koetler, Keller. Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall; 2011.

Koran L, Faber R, Aboujaoude E, Large M, Serpe R. Estimated prevalence of compulsive buying behavior in the United States. Am J Psychiatr. 2006;163:1806–12.

Lee, Workman. (2015). Compulsive buying and branding phenomena. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity 1:3.

Malär L, Krohmer H, Hoyer W, Nyffenegger B. Emotional brand attachment and brand personality: The relative importance of the actual and the ideal self. J Market. 2011;75(4):35–52.

O’Guinn T, Faber R. Compulsive buying: A phenomenological exploration. J

Consum Res. 1989;16:147–57.

Oliver R. Satisfaction: A behavioral perspective on the consumer. New York: McGraw Hill; 1997.

Park et al. Brand Attachment and Brand Attitude Strength: Conceptual and Empirical Differentiation of Two Critical Brand Equity Drivers. Journal of Marketing. 2010;Vol. 74. 1-17.


(6)

Peter, Olson. Consumer Behavior & Marketing Strategy. New York: McGraw Hill; 2013.

Roberts J, Jones E. Money attitudes, credit card use, and compulsive buying among American college students. J Consum Aff. 2001;35:314–40.

Rossiter J, Percy L. Advertising and promotion management. New York: McGraw-Hill; 1987.

Shahjehan A, Qureshi J, Zeb F, Saifullah K. The effect of personality on impulsive and compulsive buying behaviors. Afr J Bus Manag. 2012;6(6):2187–94.

Sopiyudin, D. 2013. Statistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Ulber, S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama

Weaver S, Moschis G, Davis T. Antecedents of materialism and compulsive buying: A life course study in Australia. Australia Market J. 2011;19(4):247–56.

Zeithaml V. Consumer perceptions of price, quality, and value: A means-end model and synthesis of evidence. J Market. 1988;52:2–22.