Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga, Parental Yielding, dan Perilaku Pembelian Orangtua pada Perilaku Pembelian yang Kompulsif.

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACK

The researches that study about the phenomenom of purchase behavior is important to be explored. Which one is compulsive buying.Compulsive buying is consumer purchase behavior repetitively. Compulsive buying behavior is a consumer behavior that buying products continuously caused by a condition that was unpleasant and compulsive buying behavior has a negative effects to its insured. There are some factors that could affect everyone to be come a compulsive buying, one of them is the family factor. The variables that used is, family communication path (concept and social oriented), parental yielding, anda parental buying behavior. The respondents in this research are college students of Maranatha Christian University. Results of this research show that family communication path (concept and social oriented), and parental yielding didn’t affect to compulsive buying behavior, meanwhile the parental buying behavior positively affect to compulsive buying behavior.


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian – penelitian yang mempelajari fenomena perilaku pembelian sangat menarik untuk diselidiki. Salah satunya adalah compulsive buying. Compulsive buying adalah perilaku pembelian konsumen yang dilakukan secara berulang-ulang. Perilaku pembelian yang kompulsif merupakan perilaku konsumen yang membeli barang secara terus menerus diakibatkan dari adanya suatu kondisi yang tidak menyenangkan dan perilaku pembelian yang kompulsif memiliki dampak yang negatif bagi para penderitanya. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi setiap orang memiliki perilaku pembelian yang kompulsif, salah satunya yaitu faktor keluarga. Adapun variable yang digunakan meliputi pola komunikasi keluarga (orientasi konsep dan sosial),parental yielding, dan perilaku pembelian orangtua. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Kristen Maranatha. Hasil penelitian menunjukkan pola komunikasi keluarga berorientasi konsep dan sosial serta parental yielding tidak berpengarug pada perilaku pembelian yang kompulsif, sementara perilaku pembelian orangtua memiliki pengaruh yang positif terhadap perilaku pembelian yang kompulsif.


(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACT...v

ABSTRAK...vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian...1

1.2Identifikasi Masalah...4

1.3Tujuan Penelitian...4

1.4Manfaat Penelitian...5

1.5Batasan Penelitian...5

1.6Sistematika Penulisan...6 BAB II LANDASAN TEORI


(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.1 Compulsive buying………7

2.2. Pengaruh Keluarga pada Perilaku Pembelian yang Kompulsif...20

2.3 Model Penelitian...29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian...30

3.2 Jenis Penelitian...30

3.3 Desain Penelitian...30

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian...31

3.5 Metode Pengambilan Sampel...32

3.6 Teknik Pengumpulan Data...33

3.7 Definisi Operasional Variabel...33

3.8 Pengujian Validitas dan Reliabilitas...34

3.9 Metode Uji Pengaruh X terhadap Y...44

3.10 Kriteria Pengujian...44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Respon Kuesioner...45

4.2 Karakteristik Responden...46

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...46

4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...47

4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Besarnya Uang Saku...48


(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

4.4 Pengujian Pengaruh pola komunikasi keluarga, parental yielding , dan perilaku pembelian orang tua berpengaruh terhadap perilaku pembelian yang kompulsif...53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan ……….54 5.2.Implikasi Penelitian………56 5.3Saran………58 DAFTAR PUSTAKA


(6)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Model Penelitian...29


(7)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 KMO and Bartlett Test Analisis Faktor Awal………...35

Tabel 3.2 Rotated Component Matrix Analisis Faktor Awal……….36

Tabel 3.3 KMO and Bartlett Test Analisis Faktor Akhir………...…37

Tabel 3.4 Rotated Component Matrix Analisis Faktor Akhir………38

Tabel 3.5 Reliability Analysis-Scale (Alpha) Awal………...…41

Tabel 3.6 Reliability Analysis-Scale (Alpha) Akhir………..42

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...46

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...47

Tabel 4.3 Karakteristik Resonden Berdasarkan Besarnya Uang Saku...48

Tabel 4.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)...49

Tabel 4.5 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)...49

Tabel 4.6 Pengaruh pola komunikasi keluarga, parental yielding , dan perilaku pembelian orang tua berpengaruh terhadap perilaku pembelian yang kompulsif...53


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbelanja merupakan suatu aktivitas yang biasa di lakukan oleh setiap orang karena mengingat adanya suatu kebutuhan yang harus di penuhi.Dalam melakukan berbelanja, konsumen cenderung memiliki sifat afektif ( pleasure – arousal – dominance), dimana pleasure mengacu pada konsumen yang merasa senang, gembira dan puas dalam melakukan berbelanja, arousal mengacu pada konsumen merasa tertarik pada suatu produk yang belum tentu mereka butuhkan, dominance mengacu pada konsumen yang tidak bisa mengendalikan untuk melakukan berbelanja. Hal ini menyebabkan orang tersebut memiliki pengalaman berbelanja,yaitu hedonic shopping value mencerminkan instrumen yang menyajikan secara langsung manfaat experimental dari melakukan berbelanja, Utilitarian shopping value mengacu pada konsumen yang membeli barang yang dibutuhkan, Resources expenditure digunakan untuk menaksir waktu ,dana pengeluaran, interaksi sosial untuk melakukan berbelanja (Chandra & Anastasia, 2005).

Di samping itu terdapat perilaku konsumen yang tidak mampu menahan untuk melakukan berbelanja secara berulang – ulang akan suatu produk yang mereka tidak butuhkan, dikarenakan dengan melakukan berbelanja konsumen merasa puas dapat membeli produk tersebut, untuk menghilangkan rasa stres dan melupakan semua peristiwa – peristiwa yang tidak menyenangkan,perilaku ini disebut perilaku compulsive buying. Compulsive buying merupakan proses pengulangan yang berlebihan dalam


(9)

2

Universitas Kristen Maranatha

berbelanja dikarenakan konsumen memiliki rasa tertekan atau rasa bosan dan ketagihan belanja ( Solomon 2005 ). Bagi sebagian besar orang, belanja merupakan kegiatan normal yang rutin dilakukan sehari – hari. Namun bagi para compulsive buyer, ketidakmampuan mengendalikan hasrat untuk membeli sesuatu akan mendorong mereka untuk melakukan apa saja asalkan hasrat tersebut terpenuhi. Menurut hasil studi di Amerika, perilaku pembelian yang kompulsif (compulsive buying) pertama kali ditemukan tahun 1915,sampai saat ini perilaku pembelian kompulsif terus berkembang di masyarakat,diperkirakan kurang lebih sekitar 17 juta warga Amerika Serikat yang mempunyai perilaku compulsive buying. Perilaku pembelian yang kompulsif memberikan dampak negatif dan dampak positif bagi para penderitanya, dampak negatifnya mengalami kebangkrutan , hutang yang menumpuk , melakukan bunuh diri karena sudah terobsesi untuk berbelanja dan merasa tersiksa kalau tidak melakukan belanja, di pecat dari pekerjaan , korupsi , tidak percaya diri dan keretakan rumah tangga ( Benson 2000 dan Dittmar 2005).Sedangkan dampak positifnya bukan rasa kepuasan seseorang untuk membeli produk tetapi rasa keinginan untuk melakukan berbelanja. Perilaku pembelian yang kompulsif memiliki adanya dorongan hati yang sangat kuat untuk selalu melakukan berbelanja dalam diri seseorang, misalnya gelisah dan depresi, dengan menghambur – hamburkan uang bisa melupakan peristiwa – peristiwa yang tidak menyenangkan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi compulsive buying. Faktor pertama adalah faktor keluarga. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa compulsive behaviors dipengaruhi oleh perilaku dari anggota keluarga yang lain (Roberts, 1998).


(10)

3

Universitas Kristen Maranatha

Pengaruh yang paling besar pada pembentukan compulsive buying ini disebabkan oleh sikap orangtua yang terlalu menuruti apa yang menjadi keinginan anak (parental yielding). Sedangkan pada struktur keluarga dan pola komunikasi keluarga yang berorientasi sosial dan konsep tidak berpengaruh secara signifikan pada compulsive buying. Faktor kedua adalah psychological yang terdiri dari penghargaan diri, status sosial yang dipersepsikan, dan fantasi. Faktor ketiga adalah sosiological yang terdiri dari tayangan televisi, teman sebaya, frekuensi belanja, serta kemudahan mengakses dan menggunakan kartu kredit. Selain faktor-faktor di atas, terdapat faktor individu, yaitu personal goals. Personal goals terdiri dari extrinsic goals dan intrinsic goals (Robert dan Pirog, 2004)

Faktor keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam perilaku pembelian kompulsif yaitu dengan menggunakan pola komunikasi keluarga ( berorientasi konsep dan sosial ) , parental yielding , dan pembelian orang tua dapat mempengaruhi munculnya perilaku pembelian yang kompulsif. Pertama, pola komunikasi keluarga (berorientasi konsep),orang tua sangat menghargai pendapat anak – anaknya dan mendorong anak – anak mereka untuk bisa mengambil keputusan sendiri. Pola komunikasi keluarga ( berorientasi sosial ), orang tua mengajarkan anaknya untuk dapat menghargai pendapat orang lain sehingga dalam melakukan berbelanja berdasarkan pendapat orang lain. Kedua, parental yielding,orang tua memberikan kebebasan pada anaknya dan selalu memberikan apapun yang diinginkan anaknya untuk menggantikan waktu yang hilang bersama anak karena kesibukan. Ketiga, pembelian orang tua, dimana orang tua selalu memberikan uang atau hadiah untuk menggantikan rasa sayang orang tua terhadap anak.


(11)

4

Universitas Kristen Maranatha

Penelitian yang dilakukan mengambil objek yang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi Universitas Kristen Maranatha, yang mana perilaku – perilaku yang dilakukan oleh para mahasiswa adalah cerminan atau hasil daripada pengaruh faktor – faktor keluarga, mahasiswa yang saat ini tinggal bersama orangtuanya

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga, Parental Yielding , dan Perilaku

Pembelian Orang Tua Terhadap Perilaku Pembelian yang Kompulsif”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti membuat rumusan

masalah sebagai berikut : ”Apakah pola komunikasi keluarga, parental yielding , dan

perilaku pembelian orang tua berpengaruh terhadap perilaku pembelian yang kompulsif ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh pola komunikasi keluarga , parental yielding , dan perilaku pembelian orang tua terhadap perilaku pembelian yang kompulsif


(12)

5

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat: 1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai permasalahan compulsive buying.

2. Bagi akademisi dan praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dengan memberikan informasi berupa bukti empiris bagi kalangan akademisi maupun praktisi mengenai pengaruh pola komunikasi keluarga , parental yielding , dan perilaku pembelian orang tua terhadap compulsive buying.

3. Bagi konsumen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi konsumen untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan perilaku compulsive buying dalam dirinya dengan mengetahui faktor keluarga apa saja yang dapat menimbulkan perilaku negatif tersebut.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengaruh pola komunikasi keluarga , parental yielding , dan perilaku pembelian orang tua terhadap perilaku pembelian yang kompulsif.

Sebagai responden penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Universitas Kristen Maranatha Bandung dikarenakan mudah memperoleh informasi dan data.


(13)

6

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Sistematika Pembahasan

Penelitian ini terbagi dalam lima bab yang akan disusun dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan ipenelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis menguraikan landasan teori serta pernyataan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian menguraikan tentang metode penelitian seperti objek dan lokasi penelitian, desain penelitian, metode pangambilan sampel, metode pengumpulan data, definisi operasional, uji validitas dan realibilitas, metode analisis data, serta kriteria pengujian hipotesis.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang hasil analisis data beserta pembahasan hasil temuan yang diperoleh.

Bab V Kesimpulan dan Saran berisi tentang kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya, serta implikasi penelitian.


(14)

54 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peran keluarga pada perilaku pembelian yang kompulsif dengan cara menguji pola komunkasi (orientasi konsep dan sosial),parental yielding, dan perilaku pembelian orangtua pada perilaku pembelian yang kompulsif. Perilaku compulsive buying menjadi topik pembahasan sangat menarik baik saat ini maupun beberapa tahun yang lalu. Compulsive buying telah direalisasikan dalam bentuk majalah dan film yang menunjukkan ada nya wanita dan pria melakukan belanja secara berulang – ulang.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik responden, yaitu usia responden dan kondisi psikologis. Usia responden terbanyak yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu usia 21 tahun. Pada saat usia tersebut termasuk ke dalam masa adolesen, yaitu masa transisi di mana seseorang nulai berpikir matang, mencari, memahami makna hidup sebenarnya, namun belum sepenuhnya dewasa, sehingga dalam pengambilan keputusan belum sepenuhnya matang, misalkan dalam keputusan pembelian. Sedangkan kondisi psikologis, banyak orang yang suka membelanjakan uangnya,untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka,dengan melakukan berbelanja mereka bisa menghilangkan rasa stress sehingga mereka melampiaskan rasa ketidakpuasan atau ketidaksenangan mereka atas suatu kondisi


(15)

55

Universitas Kristen Maranatha

tertentu dengan pergi berbelanja,terkadang mereka memaksakan diri dengan cara menghutang untuk memuaskan diri melakukan berbelanja sebagai hobi. Mereka tidak akan berhenti berbelanja karena mereka menganggap bahwa dengan melakukan berbelanja ada rasa kenikmatan diri mereka sendiri.

Gwin et al (2004) menyatakan bahwa keluarga memegang peranan penting, orangtua dalam pembentukkan karakter anak. Adanya ketidakpastian dan masalah dalam keluarga dapat memepengaruhi perkembangan anak, yang nantinya dapat mengakibatkan anak memiliki sifat yang negatif. Penelitian terdahulu mengindikasikan bahwa lingkungan keluarga dimana seseorang dibesarkan dapat mengarah pada perilaku pembelian yang kompulsif sebagai salah satu cara untuk mendapatkan kepuasan (Gwin et al., 2004).

5.2. Implikasi Penelitian

Penelitian ini memberikan impilikasi bagi akademisi, pemasar, dan konsumen.

5.2.1. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh pola komunkasi keluarga terhadap compulsive buying serta memberikan akademisi mengenai perilaku pembelian yang kompulsif..Menurut Roberts dan Pirog (2004) terdapat dua hipotesis yaitu pengaruh community feeling dan affiliation. Hasil tersebut disebabkan oleh faktor – faktor seperti karakteristik dan kondisi psikologis


(16)

56

Universitas Kristen Maranatha

responden serta faktor situasional. Hal ini dapat menjadi masukan bagi akademisi untuk mempunyai penjelasan yang rasional dalam penelitian yang dilakukan.

5.2.2. Bagi Konsumen

Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai gambaran karakteristik dan pengambilan keputusan pembelian. Konsumen yang memiliki perilaku pembelian yang kompulsif dapat mencari informasi mengenai produk – produk yang lagi trend dengan menggunakan media informasi yaitu melalui internet dan majalah.

Konsumen diharapkan dapat lebih bijaksana dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi, dengan lebih memperhatikan pada fungsi produk tersebut, dan diharapkan konsumen dapat lebih berhati-hati dengan penawaran-penawaran promosi yang cenderung lebih menawarkan nilai-nilai materialisme. Berbelanja merupakan aktivitas yang wajar untuk dilakukan jika memang konsumen sudah menganggarkan dana untuk melakukan belanja, jika hobi berbelanja,dapat menimbulkan masalah jika dilakukan secara tidak terkendali. Biasanya orang yang berperilaku kompulsif atau shopaholic akan merasakan kenikmatan dalam berbelanja, mereka akan berbelanja secara gila-gilaan tanpa memperhatikan fungsi dari produk yang mereka beli, terutama pada saat ia sedang tertekan secara emosional.


(17)

57

Universitas Kristen Maranatha

5.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian, antara lain sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya menggunakan responden yangmerupakan mahasiswa

S1 Universitas Kristen Maranatha.

2. Keterbatasan waktu dan lokasi penelitian. Waktu penelitian yang terbatas menjadi faktor keterbatasan penelitian. Penyebaran kuesioner umumnya dilakukan di dalam kelas, sehingga faktor – faktor situasional turut mempengaruhi, misalkan kondisi

responden di kelas. Faktorsituasional yang tidak terlihat sebaiknya lebih diperhitungkan. Ada baiknya jika penelitian selanjutnya mengambil lokasi yang lebih mendukung, misalnya mall – mall.

3. Penelitian ini tidak memperhitungkan penjelasan tentang tidak signifikannya pengaruh keluarga pada compulsive buying. Didasarkan pada asumsi dari peneliti bahwa sebagian besar responden tidak tinggal bersama keluarga, sehingga asumsi tersebut merupakan keterbatasan dalam penelitian.


(18)

58

Universitas Kristen Maranatha

5.4. Saran

1. Penelitian tentang pengaruh faktor keluarga terhadap compulsive buying dalam kalangan mahasiswa perlu dipertimbangkan apakah mereka tinggal bersama orangtua atau tidak, karena faktor yang mempengaruhi adalah keluarga.


(19)

59 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Faber, Ronald J.; and Thomas C. O’Guinn (1989), “Compulsive Buying: A Phenomenological Exploration,” journal of Consumer Research, 16 (September), 147-157.

Faber, Ronald J.; and Thomas C. O’Guinn (1992), “A Clinical Screener for Compulsive Buying, “ Journal of Consumer Research, December, 459-469.

Dittmar, Helga (2005), “Compulsive Buying— A Growing Concern? An

Examination of Gender, Age, and Endorsement Of Materialistic Values As Predictors, “British Journal of Psyhology, 96, 467-491

Gwin, Carol F.; James A. Roberts; and Carlos R. Martinez (2005), “Nature Vs Nurture: The Role Of Family In Compulsive Buying, “Marketing

Management Journal, Spring, 95-107. www.google.com


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peran keluarga pada perilaku pembelian yang kompulsif dengan cara menguji pola komunkasi (orientasi konsep dan sosial),parental yielding, dan perilaku pembelian orangtua pada perilaku pembelian yang kompulsif. Perilaku compulsive buying menjadi topik pembahasan sangat menarik baik saat ini maupun beberapa tahun yang lalu. Compulsive buying telah direalisasikan dalam bentuk majalah dan film yang menunjukkan ada nya wanita dan pria melakukan belanja secara berulang – ulang.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik responden, yaitu usia responden dan kondisi psikologis. Usia responden terbanyak yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu usia 21 tahun. Pada saat usia tersebut termasuk ke dalam masa adolesen, yaitu masa transisi di mana seseorang nulai berpikir matang, mencari, memahami makna hidup sebenarnya, namun belum sepenuhnya dewasa, sehingga dalam pengambilan keputusan belum sepenuhnya matang, misalkan dalam keputusan pembelian. Sedangkan kondisi psikologis, banyak orang yang suka membelanjakan uangnya,untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka,dengan melakukan berbelanja mereka bisa menghilangkan rasa stress sehingga mereka melampiaskan rasa ketidakpuasan atau ketidaksenangan mereka atas suatu kondisi


(2)

tertentu dengan pergi berbelanja,terkadang mereka memaksakan diri dengan cara menghutang untuk memuaskan diri melakukan berbelanja sebagai hobi. Mereka tidak akan berhenti berbelanja karena mereka menganggap bahwa dengan melakukan berbelanja ada rasa kenikmatan diri mereka sendiri.

Gwin et al (2004) menyatakan bahwa keluarga memegang peranan penting, orangtua dalam pembentukkan karakter anak. Adanya ketidakpastian dan masalah dalam keluarga dapat memepengaruhi perkembangan anak, yang nantinya dapat mengakibatkan anak memiliki sifat yang negatif. Penelitian terdahulu mengindikasikan bahwa lingkungan keluarga dimana seseorang dibesarkan dapat mengarah pada perilaku pembelian yang kompulsif sebagai salah satu cara untuk mendapatkan kepuasan (Gwin et al., 2004).

5.2. Implikasi Penelitian

Penelitian ini memberikan impilikasi bagi akademisi, pemasar, dan konsumen.

5.2.1. Bagi Akademisi


(3)

responden serta faktor situasional. Hal ini dapat menjadi masukan bagi akademisi untuk mempunyai penjelasan yang rasional dalam penelitian yang dilakukan.

5.2.2. Bagi Konsumen

Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai gambaran karakteristik dan pengambilan keputusan pembelian. Konsumen yang memiliki perilaku pembelian yang kompulsif dapat mencari informasi mengenai produk – produk yang lagi trend dengan menggunakan media informasi yaitu melalui internet dan majalah.

Konsumen diharapkan dapat lebih bijaksana dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi, dengan lebih memperhatikan pada fungsi produk tersebut, dan diharapkan konsumen dapat lebih berhati-hati dengan penawaran-penawaran promosi yang cenderung lebih menawarkan nilai-nilai materialisme. Berbelanja merupakan aktivitas yang wajar untuk dilakukan jika memang konsumen sudah menganggarkan dana untuk melakukan belanja, jika hobi berbelanja,dapat menimbulkan masalah jika dilakukan secara tidak terkendali. Biasanya orang yang berperilaku kompulsif atau shopaholic akan merasakan kenikmatan dalam berbelanja, mereka akan berbelanja secara gila-gilaan tanpa memperhatikan fungsi dari produk yang mereka beli, terutama pada saat ia sedang tertekan secara emosional.


(4)

5.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian, antara lain sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya menggunakan responden yangmerupakan mahasiswa

S1 Universitas Kristen Maranatha.

2. Keterbatasan waktu dan lokasi penelitian. Waktu penelitian yang terbatas menjadi faktor keterbatasan penelitian. Penyebaran kuesioner umumnya dilakukan di dalam kelas, sehingga faktor – faktor situasional turut mempengaruhi, misalkan kondisi

responden di kelas. Faktorsituasional yang tidak terlihat sebaiknya lebih diperhitungkan. Ada baiknya jika penelitian selanjutnya mengambil lokasi yang lebih mendukung, misalnya mall – mall.

3. Penelitian ini tidak memperhitungkan penjelasan tentang tidak signifikannya pengaruh keluarga pada compulsive buying. Didasarkan pada asumsi dari peneliti bahwa sebagian besar responden tidak tinggal bersama keluarga, sehingga asumsi tersebut merupakan keterbatasan dalam penelitian.


(5)

5.4. Saran

1. Penelitian tentang pengaruh faktor keluarga terhadap compulsive buying dalam kalangan mahasiswa perlu dipertimbangkan apakah mereka tinggal bersama orangtua atau tidak, karena faktor yang mempengaruhi adalah keluarga.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Faber, Ronald J.; and Thomas C. O’Guinn (1989), “Compulsive Buying: A

Phenomenological Exploration,” journal of Consumer Research, 16

(September), 147-157.

Faber, Ronald J.; and Thomas C. O’Guinn (1992), “A Clinical Screener for Compulsive Buying, “ Journal of Consumer Research, December, 459-469.

Dittmar, Helga (2005), “Compulsive Buying— A Growing Concern? An

Examination of Gender, Age, and Endorsement Of Materialistic Values As

Predictors, “British Journal of Psyhology, 96, 467-491

Gwin, Carol F.; James A. Roberts; and Carlos R. Martinez (2005), “Nature Vs

Nurture: The Role Of Family In Compulsive Buying, “Marketing

Management Journal, Spring, 95-107. www.google.com