Pengaruh Es Krim terhadap Ketelitian Wanita Masa Menstruasi.

(1)

v ABSTRAK

Pengaruh Es Krim Terhadap Ketelitian Wanita Masa Menstruasi Edward Prasetya Ruslim, 2015

Pembimbing I : Ade Kurnia Surawijaya,dr.,Sp.KJ Pembimbing II : Roro Wahyudianingsih,dr.,Sp.PA

Latar belakang : Ketelitian dibutuhkan untuk menjalankan aktifitas sehari-hari. Ketelitian dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, di antaranya adalah kesehatan dan asupan makanan. Ketika wanita mengalami menstruasi, serotonin pada wanita akan menurun sehingga mood wanita akan menurun dan berakibat pada ketelitian wanita yang akan menurun. Es krim adalah salah satu sumber makanan tinggi karbohidrat sehingga dapat meningkatkan ketelitian dengan cara meningkatkan kadar serotonin dan memenuhi kebutuahan metabolisme pada otak.

Tujuan : Mengetahui pengaruh menstruasi terhadap ketelitian dan untuk menilai efek es krim terhadap ketelitian wanita pada masa menstruasi.

Metode : Penelitian ini bersifat eksperimental quasi dengan sistem pre-test dan post-test pada masa menstruasi dan pembandingan pada masa menstruasi dan tidak menstruasi. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang wanita berusia 18-23 tahun yang diberi es krim dan diukur pada menit ke 30. Ketelitian diukur dengan menggunakan Addison test dikerjakan tiap 1 menit selama 5 kali. Analisis data

menggunakan uji “t” berpasangan dengan

� = 0,05.

Hasil : Dari hasil penelitian ini didapatkan adanya penurunan ketelitian yang sangat signifikan ketika wanita sedang mengalami masa menstruasi dibandingkan dengan saat tidak menstruasi (p<0,01). Ketika wanita yang mengalami menstruasi diberi es krim, didapatkan peningkatan ketelitian sangat signifikan dibandingkan dengan sebelum diberi es krim (p<0,01).

Kesimpulan : Menstruasi dapat menurunkan ketelitian seorang wanita dan dengan pemberian es krim dapat meningkatkan ketelitian wanita pada masa menstruasi.

Kata kunci : es krim, menstruasi, ketelitian.


(2)

vi ABSTRACT

The Effect of Ice Cream on Women’s Accuracy during Menstrual Period

Edward Prasetya Ruslim, 2015

Supervisor I : Ade Kurnia Surawijaya,dr.,Sp.KJ Supervisor II : Roro Wahyudianingsih,dr.,Sp.PA

Background : Accuracy is required to carry out daily activities. Accuracy is affected by various factors, such as health and food intake . When women get their (menstruation) period, serotonin level will decrease and mood level will decrease so this canl decrease their accuracy. Ice cream is one food containing high glucose that can increase serotonin level and meet the needs of brain metabolism so that can increase accuracy processes.

Objective : To determine the effect of menstruation on the accuracy and to assess the effect of ice cream to the level of woman accuracy in their menstrual period.

Method : This study is a quasi experimental, with pre-test and post-test design on the menstrual period and comparing during menstrual and non-menstrual period. This study was conducted on 30 women aged 18-23 years who were given ice cream and were checked/measured at minute 30. The accuracy is calculated using Addison test conducted every 1 minute for 5 times . The data was analized using paired T- test with α = 0.05.

Results : As the findings, this study shows a very significant decrease in accuracy when women are in their menstrual period compared to non-menstrual period ( p < 0.01 ) . A very significant increase of accuracy is also obtained during menstrual period when the women were given ice cream compared to before they were given ice cream ( p < 0.01 ) .

Conclusion : Menstruation decreases women’s accuracy and ice cream

improves women’s accuracy during their menstrual period. Key words : ice cream, menstruation, accuracy.


(3)

ix DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR SKEMA ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penelitian ... 2

1.4.Manfaat Penelitian ... 2

1.5.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6.Hipotesis ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Es Krim ... 5

2.1.1 Sejarah Es Krim ... 6

2.1.2 Kandungan Dasar Es Krim ... 7

2.2. Pencernaan ... 8

2.2.1. Organ Pencernaan ... 8

2.2.2. Proses Pencernaan ... 12

2.2.3. Absorpsi ... 13


(4)

x

2.2.4. Proses Metabolisme Otak ... 15

2.3. Ketelitian ... 16

2.3.1. Definisi Ketelitian ... 16

2.3.2. Faktor yang Mempengaruhi Ketelitian ... 16

2.3.3. Uji Ketelitian ... 18

2.3.4. Anatomi Otak ... 18

2.3.4.1 Formatio Retikularis... 19

2.4. Reproduksi Wanita ... 21

2.4.1 Organ Reproduksi wanita ... 21

2.4.2 Menstruasi Wanita ... 25

2.4.3 Gejala saat Menstruasi ... 30

2.4.4. PMDD/ Premenstrual dysphoric disorder ... 31

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 33

3.1.Alat, Bahan dan Subjek Penelitian ... 33

3.1.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 33

3.1.2. Subjek Penelitian ... 33

3.1.3. Besar Sample ... 34

3.1.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

3.2.Metode Penelitian... 34

3.2.1. Desain Penelitian ... 35

3.2.2. Variabel Penelitian ... 35

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 35

3.2.2.2Definisi Oprasional Variabel ... 35

3.3.Prosedur Penelitian... 36

3.4.Analisis Data ... 38

BAB IV Hasil dan Pembahasan ... 39

4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian... 39

4.2 Pembahasan ... 40

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 41


(5)

xi

BAB V Simpulan dan Saran ... 43

5.1 Simpulan ... 43

4.1 Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA... 44

LAMPIRAN ... 47

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 57


(6)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Tabel Skor Addition Sheet Test Ketelitian Saat Normal dan

Ketelitian pada Masa Menstruasi ... 39 Tabel 4.2. Tabel Skor Addition Sheet Test Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi

Es Krim pada Masa Menstruasi ... 39


(7)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lambung... 9

Gambar 2.2. Kolon ... 11

Gambar 2.3. Mekanisme Absorbsi Glukosa ... 14

Gambar 2.4. Organ Reproduksi Wanita Interna ... 23

Gambar 2.5. Hirarki Hormon Reproduksi Wanita serta Efek yang Dapat ditimbulkan ... 24

Gambar 2.6. Efek Estrogen ... 25

Gambar 2.7. Proses Hormonal Fase Foliculare, Ovulatory dan Lutheal ... 27

Gambar 2.8. Gambaran Perubahan Hormon Reproduksi dan Endometrium pada Wanita ... 29


(8)

xiv

DAFTAR BAGAN

Skema 1.1 Kerangka Pemikiran ... 4


(9)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent ... 47

Lampiran 2. Analisa Statisitik ... 48

Lampiran 3. Aspek Etik Penelitian... 49

Lampiran 4. Addison Sheet Pre Test 1 ... 50

Lampiran 5. Addison Sheet Pre Test 2 ... 51

Lampiran 6. Addison Sheet Post Test 1 ... 52

Lampiran 7. Addison Sheet post Test 2 ... 53

Lampiran 8. Addison Sheet Normal 1 ... 54

Lampiran 9. Addison Sheet Normal 2 ... 55

Lampiran 10. Gambar Penelitian ... 56


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ketelitian adalah hal yang dibutuhkan oleh seluruh manusia untuk menjalankan aktifitas sehari-hari. Penurunan ketelitian dapat mengakibatkan seseorang memperoleh hasil prestasi belajar yang buruk (Prayudi, 2006). Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), teliti berarti memeriksa secara saksama, sedangkan ketelitian adalah kesaksamaan atau kecermatan (Tim Penyusun Pusat Kamus, 2008). Ketelitian pada manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah konsentrasi, tingkat pendidikan, faktor persiapan, kesehatan, usia, asupan makanan maupun obat-obatan dan kesehatan.

Menurut WHO sehat adalah keadaan sejahtera yang meliputi sehat, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Ketika mengalami masa menstruasi wanita mengalami gangguan fisik maupun psikis. Gangguan fisik yang dapat dialami adalah disminore dan gejala premenstrual syndrom (PMS) seperti sakit kepala dan nyeri payudara. Salah satu gangguan psikis yang di alami adalah perubahan mood (MD, 2013).

Ketika sedang mengalami menstruasi ketelitian wanita akan mengalami gangguan, karena saat menstruasi hormon kadar Estrogen berada pada keadaan yang rendah dimana kita ketahui bahwa kadar estrogen yang rendah akan mempengaruhi mood dan fungsi kognitif wanita (Sherwin, 1996). Salah satu hasil dari integrasi fungsi kognitif adalah ketelitian (Sukmadinata, 2007).

Salah satu faktor yang berpengaruh untuk memperbaiki ketelitian adalah makanan. Asupan makanan berpengaruh pada ketelitian adalah glukosa karena otak manusia membutuhkan 65% glukosa dari total glukosa darah agar dapat memenuhi metabolismenya. Ketika otak dapat memenuhi metabolismenya dengan baik, maka ketelitian dapat meningkat (Guyton, 2008). Selain itu glukosa juga dapat meningkatkan serotonin yang dapat meningkatkan mood. Ketika mood seseorang meningkat, maka ketelitian orang tersebut akan menigkat juga. Hal ini


(11)

2

sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ketika mood seseorang buruk, maka ketelitian akan menurun (Ottaviani, 1988) dan ketika mood baik maka ketelitian akan meningkat (Grawitch, Munz, & Kramer, 2003) . Berbagai jenis makanan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan glukosa salah satunya adalah es krim. Es krim mengandung susu, protein, edible fats dan gula (Goff & Hartel, 2013). Menurut United States Department of Agriculture (USDA) es krim mengandung 25 gram glukosa dalam tiap 100 gram es krim (USDA, 2015).

Berdasarkan fakta tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh menstruasi terhadap ketelitian dan pengaruh es krim terhadap ketelitian wanita yang sedang dalam masa menstruasi.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah menstruasi menurunkan ketelitian seorang wanita?

2. Apakah es krim meningkatkan ketelitian wanita pada masa menstruasi ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengaruh menstruasi terhadap ketelitian wanita.

2. Menilai efek es krim terhadap ketelitian wanita pada masa menstruasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang es krim dalam meningkatkan ketelitian khususnya dalam masa menstruasi.


(12)

3 1.5 Kerangka Pemikiran

Menstruasi adalah perubahan fisik pada ovarium dan organ sexual lainnya yang berlangsung setiap bulan dan berulang-ulang akibat sekresi dari hormon wanita (Guyton, 2008). Menstruasi terjadi ketika kadar esterogen dan progresteron wanita turun secara tajam (Sherwood, 2007), sehingga hal ini dapat mempengaruhi prilaku dan mood wanita atau yang biasa disebut sebagai sindroma pramenstruasi (PMS) (Cleckner-Smith, 1998).

Kadar estrogen yang rendah, dapat menyebabkan turunnya mood dan ketelitian dari seorang wanita. Hal ini disebabkan karena estrogen merupakan salah satu hormon yang yang mempengaruhi peningkatan konsentrasi berbagai neurotransmiter. Neurotransmiter yang dipengaruhi adalah Serotonin, Dopamin, dan Norepinephrine . Estrogen mempengaruhi kadar neurotransmiter tersebut dengan cara mempengaruhi pelepasan, reuptake, enzymatic inactivation dan peningkatan reseptor (Shepherd, 2001). Kadar serotonin, norepinefrin, dan dopamin yang rendah akan menyebabkan terjadinya gangguan pada mood dan ketelitian (Guyton, 2008). Selain itu penelitian lain juga membuktikan bahwa mood yang buruk dapat menyebabkan penurunkan ketelitian (Ottaviani, 1988). Es krim adalah makanan yang dibuat dengan cara dibekukan, diaduk, dipasteurisasi dan dicampurkan dengan satu atau lebih dari bahan susu pilihan dan satu atau lebih bahan kasein pilihan dan tidak termasuk lemak makanan lain, kecuali merupakan komponen alami dari bahan-bahan penyedap yang digunakan atau ditambahkan dalam jumlah yang terkait untuk mencapai fungsi tertentu (FDA, Frozen dessert products standards and regulations, 2008). Es krim mengandung susu, protein, edible fats dan gula (Goff & Hartel, 2013). Kadar gula pada es krim di setiap negara berbeda- beda. Menurut United States Department of Agriculture (USDA) es krim mengandung 25 gram glukosa dalam tiap 100 gram es krim (USDA, 2015).

Ketika kita mengkonsumsi es krim, maka kadar glukosa yang ada didarah akan meningkat. Kadar glukosa yang meningkat akan mempengaruhi fungsi dari insulin dan akan meningkatkan kadar dari tryptophan yang akan mempercepat dan


(13)

4

memperbanyak sekresi dari serotonin (Wurtman, 1995). Kadar serotonin yang tinggi akan menigkatkan mood dari seseorang dan akhirnya mood yang baik akan menigkatkan ketelitian dari orang tersebut (Grawitch, Munz, & Kramer, 2003). Selain itu kadar glukosa pada darah juga berguna untuk memenuhi metabolisme otak yang membutuhkan 65% dari total asupan glukosa. Ketika otak dapat memenuhi metabolismenya dengan baik, maka fungsi kerja otak, salahsatu nya ketelitian akan meningkat (Guyton, 2008).

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

1.6 Hipotesis Penelitian

1. Menstruasi menurunkan tingkat ketelitian wanita.

2. Es krim meningkatkan ketelitian wanita pada masa menstruasi.


(14)

43

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Menstruasi menurunkan ketelitian.

 Es krim meningkatkan ketelitian wanita pada masa menstruasi.

5.2 Saran

 Mengkonsumsi es krim dianjurkan untuk meningkatkan konsentrasi wanita masa menstruasi.

 Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai takaran saji yang tepat agar mencapai efek peningkatan ketelitian yang maksimal tanpa meningkatkan resiko obesitas.

 Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efek es krim pada wanita dalam keadaan normal dalam meningkatkan ketelitian.

 Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis dan varian es krim yang lain untuk meningkatkan ketelitian pada masa menstruasi selain variant yang digunakan dalam penelitian ini.

 Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai keuntungan lain yang bisa didapatkan dari mengonsumsi es krim.


(15)

44

Daftar Pustaka

APA. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders ed.5. Washington: APA Press.

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. (1983). Obstetri fisiologi. Bandung: Eleman.

Berry, J. M. (2010). Frozen confectionery and baverage product. United states patent application publication, p 1-6.

Brunner, & Suddarth. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.

BSNI. (2007). Es krim. http://sisni.bsn.go.id. 11 April 2015.

Cleckner-Smith, C. (1998). Premenstrual symptoms, prevalence and severity in an adolescent sample. Journal of adolescent health ed. 22, p 403-408.

Derrickson, B. H., & Tortora, G. J. (2013). Principle of anatoomy and physiology, 14 edition. Hoboken: Wiley, p 650-655.

Drake, R. L. (2008). Gray anatomy. New york: Elsevier.

FDA. (1996). US standards for frozen dessert. http://www.accessdata.fda.gov. 17 April 2015.

FDA. (2008). Frozen dessert products standards and regulations. Conn.L.J., p 10. Frohlinch, P., & Meston, C. (2000). Evidance that serotonin affects female sexual functioning via peripheral mechanisms . Physiology and Behavior, p 383-393.

Ganong, W. (2003). Review of medical physiology 20th edition. San francisco: Mc Graw-Hill Publishing Division.

Goff, H., & Hartel, R. (2013). Ice cream. Springer Science + business Media, p 20.

Grawitch, M. J., Munz, D. C., & Kramer, T. J. (2003). Effect of member mood states on creative performace in temporary work groups. PsycARTICLES, p 41-54.

Guyton, A. C. (2008). Human physiology. New York: Elsvier.


(16)

45

Hansen, J. T., & Koeppen, B. M. (2002). Netter's Atlas of Human Physiology. Jakarta: EGC.

JHMedicine. (2015). Estrogen effect of human body. Maryland:

http://www.hopkinsmedicine.org. 15 April 2015.

Kaplan, H. I. Saddock, B.J. ,Grebb, J. A (1997). Sinopsis psikiatri jilid 1 Terjemahan Widjaja Kusuma. Edisi 7. Jakarta: Binarupa Aksara, p 589-591, 598-600.

Marshall. (2002). Ice cream and frozen dessert. New york: Elsevier Science ltd. MD, T. P. (2013). Outlook for menstrual pain. Causes of menstrual pain, p. 1-4. Morruzzi, G., & Mogun, H. (1949). Brainstem reticular formation and activation

of the EEG. Electroencephalogr clinical neurophysiology, p 455-473. Murray, R. K. (2014). Biokimia harper edisi 29. Jakarta: EGC.

Oetari, W., Liwang, F., & Histiantoro, A. (2014). Gangguan haid. In E. A. Pradipta, Kapita selekta kedokteran (pp. 487,488). Jakarta: Media Aesculapius.

Ottaviani. (1988). Cognitive theory of depression. Toronto: Hogrefe.

Prayudi, A. (2006). Perbandingan tingkat kewaspadaan serta faktor yang mempengaruhi pada sopir truk hauling shift siang dan malam kontraktor

tambang batu bara. Jakarta:

http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=98533&lokasi=lokal. 28 Oktober

2015.

Shepherd, J. E. (2001). Effect of estrogen on cognition, mood, and degenerative brain disease. Journal of the american pharmacist association, p 41-42. Sherwin, B. B. (1996). Obstetrics & gynecology (Vol. 87). Quebec, Canada:

Elsevier.

Sherwood, L. (2007). Sherwood's human physiology: from cells to systems, 6th edition. California: Pacific Grove.

Sidharta, P. (2005). Tata pemeriksaan klinis dalam neurologi. Jakarta: Dian Rakyat.

Slamento. (1995). Belajar dan faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(17)

46

Sukmadinata, N. S. (2007). Kurikulum dan pembelajaran. In T. P. FIP-UPI, Ilmu & Aplikasi Pendidikan (p. 116). Bandung: PT. IMTIMA.

Tank, P. W., & Gest, T. R. (2009). Lippincont williams & wilkins atlas of anathomy 1st edition. Jakarta: EGC.

Tim Penyusun Pusat Kamus. (2008). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Toussaint-Samat, M. (2005). A history of food. Malden: Blackwell Publishing. USDA. (2015). Ice cream. http://www.usda.gov. 12 Juli 2015.

Wibowo, D. (2007). Anatomi tubuh manusia. Bandung: Graha Ilmu, p 492-493. Woolson, R. F., & Clarke, W. R. (2002). Statistical method for the analysis of

biomedical data. New York: Wiley-Interscience.

Wurtman, R. j. (1995). Brain serotonin, carbohydrate-craving, obesity and depression. Obesity reserch vol 3, p 1-4.

Wikipedia 2015. Ice cream. https://en.wikipedia.org/wiki/Ice_cream. 21 April 2015.


(1)

3 1.5 Kerangka Pemikiran

Menstruasi adalah perubahan fisik pada ovarium dan organ sexual lainnya yang berlangsung setiap bulan dan berulang-ulang akibat sekresi dari hormon wanita (Guyton, 2008). Menstruasi terjadi ketika kadar esterogen dan progresteron wanita turun secara tajam (Sherwood, 2007), sehingga hal ini dapat mempengaruhi prilaku dan mood wanita atau yang biasa disebut sebagai sindroma pramenstruasi (PMS) (Cleckner-Smith, 1998).

Kadar estrogen yang rendah, dapat menyebabkan turunnya mood dan ketelitian dari seorang wanita. Hal ini disebabkan karena estrogen merupakan salah satu hormon yang yang mempengaruhi peningkatan konsentrasi berbagai neurotransmiter. Neurotransmiter yang dipengaruhi adalah Serotonin, Dopamin, dan Norepinephrine . Estrogen mempengaruhi kadar neurotransmiter tersebut dengan cara mempengaruhi pelepasan, reuptake, enzymatic inactivation dan peningkatan reseptor (Shepherd, 2001). Kadar serotonin, norepinefrin, dan dopamin yang rendah akan menyebabkan terjadinya gangguan pada mood dan ketelitian (Guyton, 2008). Selain itu penelitian lain juga membuktikan bahwa mood yang buruk dapat menyebabkan penurunkan ketelitian (Ottaviani, 1988). Es krim adalah makanan yang dibuat dengan cara dibekukan, diaduk, dipasteurisasi dan dicampurkan dengan satu atau lebih dari bahan susu pilihan dan satu atau lebih bahan kasein pilihan dan tidak termasuk lemak makanan lain, kecuali merupakan komponen alami dari bahan-bahan penyedap yang digunakan atau ditambahkan dalam jumlah yang terkait untuk mencapai fungsi tertentu (FDA, Frozen dessert products standards and regulations, 2008). Es krim mengandung susu, protein, edible fats dan gula (Goff & Hartel, 2013). Kadar gula pada es krim di setiap negara berbeda- beda. Menurut United States Department of Agriculture (USDA) es krim mengandung 25 gram glukosa dalam tiap 100 gram es krim (USDA, 2015).

Ketika kita mengkonsumsi es krim, maka kadar glukosa yang ada didarah akan meningkat. Kadar glukosa yang meningkat akan mempengaruhi fungsi dari insulin dan akan meningkatkan kadar dari tryptophan yang akan mempercepat dan


(2)

4

memperbanyak sekresi dari serotonin (Wurtman, 1995). Kadar serotonin yang tinggi akan menigkatkan mood dari seseorang dan akhirnya mood yang baik akan menigkatkan ketelitian dari orang tersebut (Grawitch, Munz, & Kramer, 2003). Selain itu kadar glukosa pada darah juga berguna untuk memenuhi metabolisme otak yang membutuhkan 65% dari total asupan glukosa. Ketika otak dapat memenuhi metabolismenya dengan baik, maka fungsi kerja otak, salahsatu nya ketelitian akan meningkat (Guyton, 2008).

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

1.6 Hipotesis Penelitian

1. Menstruasi menurunkan tingkat ketelitian wanita.

2. Es krim meningkatkan ketelitian wanita pada masa menstruasi.


(3)

43

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Menstruasi menurunkan ketelitian.

 Es krim meningkatkan ketelitian wanita pada masa menstruasi.

5.2 Saran

 Mengkonsumsi es krim dianjurkan untuk meningkatkan konsentrasi wanita masa menstruasi.

 Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai takaran saji yang tepat agar mencapai efek peningkatan ketelitian yang maksimal tanpa meningkatkan resiko obesitas.

 Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efek es krim pada wanita dalam keadaan normal dalam meningkatkan ketelitian.

 Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis dan varian es krim yang lain untuk meningkatkan ketelitian pada masa menstruasi selain variant yang digunakan dalam penelitian ini.

 Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai keuntungan lain yang bisa didapatkan dari mengonsumsi es krim.


(4)

44

Daftar Pustaka

APA. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders ed.5. Washington: APA Press.

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. (1983). Obstetri fisiologi. Bandung: Eleman.

Berry, J. M. (2010). Frozen confectionery and baverage product. United states patent application publication, p 1-6.

Brunner, & Suddarth. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.

BSNI. (2007). Es krim. http://sisni.bsn.go.id. 11 April 2015.

Cleckner-Smith, C. (1998). Premenstrual symptoms, prevalence and severity in an adolescent sample. Journal of adolescent health ed. 22, p 403-408.

Derrickson, B. H., & Tortora, G. J. (2013). Principle of anatoomy and physiology, 14 edition. Hoboken: Wiley, p 650-655.

Drake, R. L. (2008). Gray anatomy. New york: Elsevier.

FDA. (1996). US standards for frozen dessert. http://www.accessdata.fda.gov. 17 April 2015.

FDA. (2008). Frozen dessert products standards and regulations. Conn.L.J., p 10. Frohlinch, P., & Meston, C. (2000). Evidance that serotonin affects female sexual functioning via peripheral mechanisms . Physiology and Behavior, p 383-393.

Ganong, W. (2003). Review of medical physiology 20th edition. San francisco: Mc Graw-Hill Publishing Division.

Goff, H., & Hartel, R. (2013). Ice cream. Springer Science + business Media, p 20.

Grawitch, M. J., Munz, D. C., & Kramer, T. J. (2003). Effect of member mood states on creative performace in temporary work groups. PsycARTICLES, p 41-54.

Guyton, A. C. (2008). Human physiology. New York: Elsvier.


(5)

45

Hansen, J. T., & Koeppen, B. M. (2002). Netter's Atlas of Human Physiology. Jakarta: EGC.

JHMedicine. (2015). Estrogen effect of human body. Maryland:

http://www.hopkinsmedicine.org. 15 April 2015.

Kaplan, H. I. Saddock, B.J. ,Grebb, J. A (1997). Sinopsis psikiatri jilid 1 Terjemahan Widjaja Kusuma. Edisi 7. Jakarta: Binarupa Aksara, p 589-591, 598-600.

Marshall. (2002). Ice cream and frozen dessert. New york: Elsevier Science ltd. MD, T. P. (2013). Outlook for menstrual pain. Causes of menstrual pain, p. 1-4. Morruzzi, G., & Mogun, H. (1949). Brainstem reticular formation and activation

of the EEG. Electroencephalogr clinical neurophysiology, p 455-473. Murray, R. K. (2014). Biokimia harper edisi 29. Jakarta: EGC.

Oetari, W., Liwang, F., & Histiantoro, A. (2014). Gangguan haid. In E. A. Pradipta, Kapita selekta kedokteran (pp. 487,488). Jakarta: Media Aesculapius.

Ottaviani. (1988). Cognitive theory of depression. Toronto: Hogrefe.

Prayudi, A. (2006). Perbandingan tingkat kewaspadaan serta faktor yang mempengaruhi pada sopir truk hauling shift siang dan malam kontraktor

tambang batu bara. Jakarta:

http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=98533&lokasi=lokal. 28 Oktober 2015.

Shepherd, J. E. (2001). Effect of estrogen on cognition, mood, and degenerative brain disease. Journal of the american pharmacist association, p 41-42. Sherwin, B. B. (1996). Obstetrics & gynecology (Vol. 87). Quebec, Canada:

Elsevier.

Sherwood, L. (2007). Sherwood's human physiology: from cells to systems, 6th edition. California: Pacific Grove.

Sidharta, P. (2005). Tata pemeriksaan klinis dalam neurologi. Jakarta: Dian Rakyat.

Slamento. (1995). Belajar dan faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

46

Sukmadinata, N. S. (2007). Kurikulum dan pembelajaran. In T. P. FIP-UPI, Ilmu & Aplikasi Pendidikan (p. 116). Bandung: PT. IMTIMA.

Tank, P. W., & Gest, T. R. (2009). Lippincont williams & wilkins atlas of anathomy 1st edition. Jakarta: EGC.

Tim Penyusun Pusat Kamus. (2008). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Toussaint-Samat, M. (2005). A history of food. Malden: Blackwell Publishing. USDA. (2015). Ice cream. http://www.usda.gov. 12 Juli 2015.

Wibowo, D. (2007). Anatomi tubuh manusia. Bandung: Graha Ilmu, p 492-493. Woolson, R. F., & Clarke, W. R. (2002). Statistical method for the analysis of

biomedical data. New York: Wiley-Interscience.

Wurtman, R. j. (1995). Brain serotonin, carbohydrate-craving, obesity and depression. Obesity reserch vol 3, p 1-4.

Wikipedia 2015. Ice cream. https://en.wikipedia.org/wiki/Ice_cream. 21 April 2015.