Efek Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL) Tikus Jantan Galur Wistar.
F. Inez Felia Yusuf, 2012. Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt.
Pembimbing II: Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes.
Dislipidemia adalah faktor risiko utama aterosklerosis dan Penyakit Kardiovaskular. Dislipidemia dapat ditandai oleh peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, Low Density Lipoprotein (LDL), dengan atau tanpa penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Konsumsi rutin jus buah belimbing wuluh (JBBW) merupakan salah satu upaya mencegah dislipidemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek JBBW terhadap kadar LDL dan HDL darah tikus jantan galur Wistar.
Desain penelitian prospektif eksperimental laboratorik sungguhan menggunakan hewan coba tikus Wistar jantan (n=6) dibagi dalam 5 kelompok secara acak. Kelompok I, II, dan III masing-masing diberi JBBW 3,28 g/5 ml, 6,56 g/5 ml, 13,12 g/5 ml kelompok IV dan V kontrol (CMC 1%) dan pembanding (Simvastatin 0,9 mg/kgBB) selama 14 hari. Data yang diukur kadar kolesterol LDL dan HDL darah (mg/dL) sesudah induksi makanan tinggi kolesterol dan sesudah perlakuan JBBW, dianalisis menggunakan ANAVA satu arah dengan α = 0,05, dilanjutkan uji Tukey HSD dengan nilai kemaknaan p<0,05 menggunakan perangkat lunak komputer.
Hasil penelitian penurunan kolesterol LDL pada kelompok I (6,20%±3,10) II (12,77%±2,98), dan III (19,47%±3,41), berbeda sangat signifikan(p<0,01) dengan kelomok IV (-2,17%±3,88). Kenaikan HDL pada kelompok I (10,43%±2,48), II (12,66%±1,47), dan III (11,97%±3,20) tidak berbeda dengan kelompok IV (10,03%), p=0,835.
Pemberian jus belimbing wuluh secara rutin dapat menurunkan kadar LDL tetapi tidak meningkatkan kadar HDL.
Kata kunci : dislipidemia, belimbing wuluh, K-LDL dan K-HDL
(2)
F. Inez Felia Yusuf, 2012. 1st Tutor : Dra. Rosnaeni, Apt.
2nd Tutor : Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes.
Dyslipidemia is the main risk factor of Atherosclerosis and Cardiovascular Disease. Dyslipidemia may be manifested by elevation of the total cholesterol, tryglycerides, LDL-C, with or without low levels of HDL-C level. Reguraly consuming bilimbi juice is one of complementary prevention for dyslipidemia. The aim of this study was to examine the effect of bilimbi juice to LDL-C and HDL cholesterol level of male Wistar rats.
This study is prospective true laboratory experimental study with complete randomized using thirty male rats and divided into 5 groups (n=6). Group I, II, and III were given bilimbi juice 3.28 g/5 ml, 6.56 g/5 ml, 13.12 g/5 ml, while the group IV as negative control (CMC 1%), and the group V as positive control (Simvastatin 0.9 mg/kgBW) respectively for 14 days. The data ws LDL-C and HDL-C levesl after high cholesterol induction and bilimbi juice administration analyzed by One-Way ANOVA with α=0.05, followed by Tukey HSD test with significant value p<0.05.
The result showed that LDL-C level decreased in group I (6.20%±3.10), II (12.77%±2.98), and III (19.47%±3.41) were very significant (p<0.01) to group IV (-2.17%±3.88). The HDL-C level increase in group I (10.43%±2.48), II (12.66%±1.47), and III (11.97%±3.20) with ANOVA, p=0.835.
Consuming bilimbi juice routinely can decrease LDL-C cholesterol level but did not increase HDL-C cholesterol level.
(3)
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Maksud Penelitian ... 3
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.4.1 Manfaat Akademis ... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran ... 4
1.6 Hipotesis Penelitian ... 5
1.7 Metodologi Penelitian ... 6
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid ... 7
2.2 Kolesterol ... 8
(4)
2.4.2 Hubungan Dislipidemia Dengan Atherosklerosis dan Faktor Risiko
Penyakit Jantung Koroner ... 20
2.5 Penatalaksanaan Dislipidemia ... 26
2.5.1 Diet ... 26
2.5.2 Olahraga ... 27
2.5.3 Terapi Farmakologi ... 28
2.6 Simvastatin ... 30
2.6.1 Cara Kerja Golongan Simvastatin ... 30
2.6.2 Efek Samping Simvastatin ... 31
2.7 Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) ... 31
2.7.1 Manfaat Belimbing Wuluh ... 33
2.7.2 Senyawa Bioaktif Buah Belimbing Wuluh ... 33
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... 38
3.1.1 Bahan Penelitian... 38
3.1.2 Alat Penelitian ... 38
3.1.3 Subjek Penelitian ... 39
3.1.4 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
3.2 Alur Pemikiran ... 40
3.3 Metodologi Penelitian ... 40
3.3.1 Desain Penelitian ... 40
3.3.2 Variabel Penelitian ... 41
3.3.3 Besar Sampel Penelitian ... 42
3.4 Prosedur Kerja ... 42
3.4.1 Persiapan Hewan Coba ... 42
(5)
3.5 Metode Analisis ... 45
3.5.1 Hipotesis Statistik ... 45
3.5.2 Kriteria Uji ... 46
3.6 Aspek Etik Penelitian ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 47
4.1.1 Kadar Kolesterol LDL dan HDL Sebelum dan Sesudah Induksi Pakan Tinggi Kolesterol... 47
4.1.2 Kadar Kolesterol LDL dan HDL Sesudah Perlakuan ... 49
4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 54
BAB V SIMPULAN 5.1 Simpulan ... 56
5.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
LAMPIRAN ... 61
(6)
Tabel 2.2 Klasifikasi Menurut European Atherosclerosis Society (EAS) …..…..18 Tabel 2.3 Klasifikasi Fredrickson Phenotypes ……….19 Tabel 2.4 Panduan Penatalaksanaan Dislipidemia Menurut NCEP ATP III .…..28 Tabel 2.5 Jenis, Indikasi, Cara Kerja, dan Dosis Obat Hipolipidemik ………….29 Tabel 4.1 Hasil Uji-t berpasangan LDL Sebelum dan Sesudah Induksi .………..47 Tabel 4.2 Hasil Uji-t Berpasangan HDL Sebelum dan Sesudah Induksi ….………….48 Tabel 4.3 Hasil ANAVA Kadar Kolesterol LDL dan HDL ...………...49 Tabel 4.4 Rerata Kadar LDL Setelah Perlakuan ..……….50 Tabel 4.5 Hasil uji Tukey HSD presentase perubahan rerata kadar kolesterol
LDL setelah perlakuan minggu ke2 ...……….51 Tabel 4.6 Rerata Kadar HDL Setelah Perlakuan ..……….53
(7)
Gambar 2.3 Metabolisme Lipoprotein Jalur Endogen dan Eksogen ..…………16 Gambar 2.4 Jalur Reverse Cholesterol Transport ...………17 Gambar 2.5 Persentase Mortalitas Penduduk Indonesia Tahun 2008 .…………21 Gambar 2.6 Patogenesis Plak Atherosklerotik ………24 Gambar 2.7 Proses Terbentuknya Plak Atherosklerotik Pada Dinding Pembuluh
Darah ...………25 Gambar 2.8 Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Fructus) …………...…32 Gambar 2.9 Struktur Kimia Vitamin C ...………...…36
(8)
Lampiran 3 Hasil Uji T Berpasangan Rerata Kadar Kolesterol LDL Sebelum Dan Sesudah Induksi ..………..63 Lampiran 4 Hasil Uji T Berpasangan Rerata Kadar Kolesterol HDL Sebelum
Dan Sesudah Induksi ..………..64 Lampiran 5 Data Kadar Kolesterol Total Sebelum Dan Sesudah Dialokasikan Ke
Dalam 5 Kelompok ..………...65 Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Dengan MetodeShapiro-Wilk .………..66 Lampiran 7 Data Kadar Kolesterol LDL Sesudah Perlakuan ...……….…..67 Lampiran 8 Hasil ANAVA Kadar Kolesterol LDL Setelah Dialokasikan Ke
Dalam 5 Kelompok .……….68 Lampiran 9 Hasil ANAVA % Penurunan Kadar Kolesterol LDL Sesudah Perlakuan dan Hasil Uji Tukey HSD ………...69 Lampiran 10 Data Kadar Kolesterol HDL Sesudah Perlakuan .……….73 Lampiran 11 Hasil ANAVA Kadar Kolesterol HDL Setelah Dialokasikan Ke
Dalam 5 Kelompok .……….74 Lampiran 12 Hasil ANAVA % Kenaikan Kadar Kolesterol HDL Sesudah
Perlakuan…...………...75 Lampiran 13 Dokumentasi ...………..76 Lampiran 14 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ………...80
(9)
61
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding
Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2 buah belimbing wuluh = 43 gram
pemakaian sehari 3x = 129 gram
Faktor konversi dosis untuk manusia dengan berat badan 70 kg pada tikus dengan berat badan 200 gram adalah 0,018 (Paget and Barnes, 1964).
129 x 0,018 = 2,322 g/200 g/hari (untuk 1 ekor tikus). Dosis 1
x 2,322 = 11,61 g/kgBB/hari
Dosis pemberian untuk 1 hewan coba dengan rerata BB 282,67 gram:
x 2,322 = 3,28 g/5 ml.
Dosis 2 23,22 g/kgBB/hari
Dosis pemberian untuk 1 hewan coba dengan rerata BB 282,67 gram: 3,28 x 2= 6,56 g/5 ml
Dosis 3 46,44 g/kgBB/hari
Dosis pemberian untuk 1 hewan coba dengan rerata BB 282,67 gram: 6,56 x 2 = 13,12 g/5 ml
Dosis simvastatin :
10 mg dikonversi x 0,018 = 0,18 mg/200 g
(10)
LAMPIRAN 2 Data Hasil Pengujian Kadar Kolesterol LDL Dan HDL
Nomor Tikus
LDL (mg/dL) HDL (mg/dL) Sebelum Induksi Sesudah Induksi Sebelum Induksi Sesudah Induksi
1 62 88 36 33
2 68 85 36 32
3 66 87 38 36
4 59 75 34 29
5 60 82 36 32
6 68 89 37 35
7 78 95 38 34
8 64 76 40 34
9 59 75 38 33
10 70 89 35 31
11 57 70 36 35
12 66 85 37 32
13 77 92 34 31
14 65 80 33 29
15 64 75 36 31
16 76 85 35 30
17 53 61 39 38
18 79 90 35 31
19 68 82 37 34
20 63 75 38 35
21 70 80 39 38
22 70 81 33 30
23 62 76 35 31
24 57 68 34 29
25 62 78 36 31
26 65 77 33 30
27 57 82 35 33
28 79 115 30 27
29 75 99 35 29
30 58 78 39 35
(11)
Lampiran 3 Hasil Uji T Berpasangan Rerata Kadar Kolesterol LDL Sebelum Dan Sesudah Induksi
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean Pair 1 kolesterol LDL sebelum
induksi
65.90 30 7.241 1.322 kolesterol LDL setelah
induksi
82.33 30 10.186 1.860
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 kolesterol LDL sebelum
induksi & kolesterol LDL setelah induksi
30 0.807 0.000
Paired Samples Test
Kolesterol LDL sebelum induksi dan setelah induksi
Paired Differences
Mean -16.433
Std. Deviation 6.095
Std. Error Mean 1.113
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -18.709 Upper -14.157
t -14.767
df 29
(12)
Lampiran 4 Hasil Uji T Berpasangan Rerata Kadar Kolesterol HDL Sebelum Dan Sesudah Induksi
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean Pair 1 kolesterol HDL
sebelum induksi
35.90 30 2.218 0.405 kolesterol HDL setelah
induksi
32.27 30 2.728 0.498
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 kolesterol HDL sebelum
induksi & kolesterol HDL setelah induksi
30 0.859 0.000
Paired Samples Test
Kolesterol LDL sebelum induksi dan setelah induksi
Paired Differences
Mean 3.633
Std. Deviation 1.402
Std. Error Mean 0.256
95% Confidence Interval of the Difference
Lower 3.110 Upper 4.157
t 14.199
df 29
(13)
Lampiran 5 Data Kadar Kolesterol Total Sebelum Dan Sesudah Dialokasikan Ke Dalam 5 Kelompok
No Tikus
LDL (mg/dL) No
Urut HDL (mg/dL) Sebelum Dialokasikan Sesudah Dialokasikan Sebelum Dialokasikan Sesudah Dialokasikan
1 58 39 Kelompok I 1 62 36
2 62 35 2 68 36
3 75 30 3 66 38
4 65 36 4 59 34
5 57 33 5 60 36
6 68 37 6 68 37
7 57 38 Kelompok II 1 78 38
8 68 36 2 64 40
9 62 34 3 59 38
10 70 36 4 70 35
11 63 34 5 57 36
12 70 37 6 66 37
13 66 33 Kelompok III 1 77 34
14 78 35 2 65 33
15 70 39 3 64 36
16 59 37 4 76 35
17 57 38 5 53 39
18 64 40 6 79 35
19 79 36 Kelompok IV 1 68 37
20 65 35 2 63 38
21 77 39 3 70 39
22 53 33 4 70 33
23 76 34 5 62 35
24 64 35 6 57 34
25 70 34 Kelompok V 1 62 36
26 68 35 2 65 33
27 62 33 3 57 35
28 57 39 4 79 30
29 63 38 5 75 35
(14)
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Dengan Metode Shapiro-Wilk Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
kolesterol LDL setelah induksi 0.941 30 0.097 kolesterol HDL setelah induksi 0.965 30 0.380
(15)
Lampiran 7 Data Kadar Kolesterol LDL Sesudah Perlakuan
Kadar Kolesterol LDL
Sesudah induksi (mg/dl) Sesudah perlakuan (mg/dl)
% Penurunan Kadar Kolesterol LDL
Kelompok I 1 88 84 4.55
2 85 83 2.35
3 87 84 3.45
4 75 68 8.77
5 82 75 9.33
6 89 81 8.99
Rerata 84.33 79.17 6.20
Kelompok II 1 95 85 10.53
2 76 68 10.53
3 75 62 17.33
4 89 80 10.11
5 70 61 12.86
6 85 72 15.29
Rerata 81.67 71.33 12.77
Kelompok III 1 92 75 18.48
2 80 65 18.75
3 75 64 14.67
4 85 65 23.53
5 61 50 18.03
6 90 69 23.33
Rerata 80.50 64.67 19.47
Kelompok IV 1 82 85 -3.66
2 75 75 0
3 80 77 3.37
4 81 87 -7.41
5 76 77 -1.316
6 68 71 -4.41
Rerata 77.00 78.67 -2.17
Kelompok V 1 78 67 14.10
2 77 68 11.69
3 82 70 14.63
4 115 85 26.09
5 99 80 19.19
6 78 62 20.51
(16)
Lampiran 8 Hasil ANAVA Kadar Kolesterol LDL Setelah Dialokasikan Ke Dalam 5 Kelompok
Descriptives kolesterol LDL sesudah induksi
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Min Max Lower
Bound
Upper Bound
kelompok I 6 84.33 5.203 2.124 78.87 89.79 75 89 kelompok II 6 81.67 9.543 3.896 71.65 91.68 70 95 kelompok III 6 80.50 11.432 4.67 68.50 92.50 61 92 kelompok IV 6 77.00 5.215 2.129 71.53 82.47 68 82 kelompok V 6 88.17 15.536 6.343 71.86 104.47 77 115 Total 30 82.33 10.186 1.860 78.53 86.14 61 115
Test of Homogeneity of Variances kolesterol LDL sesudah induksi
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
3.064 4 25 0.035
ANOVA kolesterol LDL sesudah induksi
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 421.67 4 105.417 1.019 0.417 Within Groups 2587.00 25 103.480
(17)
Lampiran 9 Hasil ANAVA % Penurunan Kadar Kolesterol LDL Sesudah Perlakuan dan Hasil Uji Tukey HSD
Descriptives % penurunan kolesterol LDL
N Mean
Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean
Min Max Lower
Bound
Upper Bound jus belimbing
wuluh dosis I
6 6.20 3.10 1.27 2.94 9.46 2.35 9.33
jus belimbing wuluh dosis II
6 12.77 2.98 1.21 9.65 15.89 10.11 17.33 jus belimbing
wuluh dosis III
6 19.47 3.41 139 15.89 23.04 14.67 23.53
kontrol negatif 6 -2.17 3.88 1.58 -6.24 1.89 -7.41 3.75 kontrol
pembanding
6 17.70 5.27 2.15 12.17 23.24 11.69 26.09
Total 30 10.79 8.83 1.61 7.49 14.09 -7.41 26.09
Test of Homogeneity of Variances % penurunan kolesterol LDL
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.614 4 25 0.455
ANOVA % penurunan kolesterol LDL
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig. Between Groups 1896.64 4 474.160 32.507 0.000 Within Groups 364.66 25 14.568
(18)
Multiple Comparisons % penurunan kolesterol LDL
Tukey HSD (I) kelompok perlakuan (J) kelompok perlakuan Mean Difference (I-J) Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound jus belimbing
wuluh dosis I
jus belimbing wuluh dosis II
-6.57404* 2.20502 .045 -13.0499 -.0982
jus belimbing wuluh dosis III
-13.26418* 2.20502 .000 -19.7400 -6.7883 kontrol negatif 8.37481* 2.20502 .007 1.8990 14.8507 kontrol
pembanding
-11.50189* 2.20502 .000 -17.9778 -5.0260 jus belimbing
wuluh dosis II
jus belimbing wuluh dosis I
6.57404* 2.20502 .045 .0982 13.0499
jus belimbing wuluh dosis III
-6.69015* 2.20502 .040 -13.1660 -.2143 kontrol negatif 14.94885* 2.20502 .000 8.4730 21.4247 kontrol
pembanding
-4.92786 2.20502 .200 -11.4037 1.5480 jus belimbing
wuluh dosis III
jus belimbing wuluh dosis I
13.26418* 2.20502 .000 6.7883 19.7400
jus belimbing wuluh dosis II
6.69015* 2.20502 .040 .2143 13.1660 kontrol negatif 21.63899* 2.20502 .000 15.1631 28.1149 kontrol
pembanding
1.76229 2.20502 .928 -4.7136 8.2381 kontrol negatif jus belimbing
wuluh dosis I
-8.37481* 2.20502 .007 -14.8507 -1.8990
jus belimbing wuluh dosis II
-14.9489* 2.20502 .000 -21.4247 -8.4730 jus belimbing
wuluh dosis III
-21.6390* 2.20502 .000 -28.1149 -15.1631
kontrol pembanding
(19)
kontrol pembanding
jus belimbing wuluh dosis I
11.50189* 2.20502 .000 5.0260 17.9778 jus belimbing
wuluh dosis II
4.92786 2.20502 .200 -1.5480 11.4037
jus belimbing wuluh dosis III
-1.76229 2.20502 .928 -8.2381 4.7136 kontrol negatif 19.87670* 2.20502 .000 13.4008 26.3526
(20)
ANOVA % penurunan kolesterol LDL
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig. Between Groups 1896.64 4 474.160 32.507 0.000 Within Groups 364.66 25 14.568
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
% penurunan kolesterol LDL Tukey HSDa
kelompok perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
kontrol negatif 6 -2.1739 jus belimbing wuluh dosis I 6 6.200
9
jus belimbing wuluh dosis II 6 12.7749
kontrol pembanding 6 17.7028 17.70
28 jus belimbing wuluh dosis III 6 19.46
51
Sig. 1.000 1.000 0.910 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.
(21)
Lampiran 10 Data Kadar Kolesterol HDL Sesudah Perlakuan Kadar Kolesterol HDL Sesudah induksi (mg/dl) Sesudah perlakuan (mg/dl)
% Kenaikan Kadar Kolesterol HDL
Kelompok I 1 33 36 8.33
2 32 38 15.79
3 36 39 7.69
4 29 32 9.38
5 32 37 13.51
6 35 41 14.63
Rerata 32.83 37.17 10.43
Kelompok II 1 34 38 10.53
2 34 39 12.82
3 33 38 12.16
4 31 36 12.89
5 35 61 42.62
6 32 40 20
Rerata 33.17 42 12.66
Kelompok III 1 31 38 13.42
2 29 33 12.12
3 31 38 12.42
4 30 37 11.92
5 38 44 11.63
6 31 39 20.51
Rerata 31.67 38.17 11.97
Kelompok IV 1 34 36 5.56
2 35 38 7.89
3 38 37 -2.70
4 30 30 0
5 31 30 -3.33
6 29 32 9.38
Rerata 32.83 33.83 10.03
Kelompok V 1 31 38 13.42
2 30 38 14.05
3 33 38 13.16
4 27 33 16.18
5 29 34 14.71
6 35 39 10.26
(22)
Lampiran 11 Hasil ANAVA Kadar Kolesterol HDL Setelah Dialokasikan Ke Dalam 5 Kelompok
Descriptives kolesterol HDL sesudah induksi
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Min Max Lower
Bound
Upper Bound
kelompok I 6 32.83 2.483 1.014 30.23 35.44 29 36 kelompok II 6 33.17 1.472 0.601 31.62 34.71 31 35 kelompok III 6 31.67 3.204 1.308 28.30 35.03 29 38 kelompok IV 6 32.83 3.430 1.400 29.23 36.43 29 38 kelompok V 6 30.83 2.858 1.167 27.83 33.83 27 35 Total 30 32.27 2.728 0.498 31.25 33.29 27 38
Test of Homogeneity of Variances kolesterol HDL sesudah induksi
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
0.890 4 25 0.484
ANOVA kolesterol HDL sesudah induksi
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 23.200 4 5.800 0.753 0.566 Within Groups 192.667 25 7.707
(23)
Lampiran 12 Hasil ANAVA % Kenaikan Kadar Kolesterol HDL Sesudah Perlakuan
Descriptives % penurunan kolesterol HDL
N Mean
Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean
Min Max Lower
Bound
Upper Bound jus belimbing
wuluh dosis I
6 6.20 3.10 1.27 2.94 9.46 2.35 9.33
jus belimbing wuluh dosis II
6 12.77 2.98 1.21 9.65 15.89 10.11 17.33 jus belimbing
wuluh dosis III
6 19.47 3.41 139 15.89 23.04 14.67 23.53
kontrol negatif 6 -2.17 3.88 1.58 -6.24 1.89 -7.41 3.75 kontrol
pembanding
6 17.70 5.27 2.15 12.17 23.24 11.69 26.09
Total 30 10.79 8.83 1.61 7.49 14.09 -7.41 26.09
Test of Homogeneity of Variances % penurunan kolesterol HDL
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
0.34 4 25 0.998
ANOVA % penurunan kolesterol HDL
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig. Between Groups 33.01 4 9.00 0.36 0.835 Within Groups 625.18 25 25.01
(24)
LAMPIRAN 13. DOKUMENTASI
Gambar 1. Tikus (Rattus norvegicus) Webster Jantan dalam kandang
(25)
Gambar 3. Mortir dan Stamfer
Gambar 4. Juicer
(26)
Gambar 6. Inkubator Tikus
Gambar 7. Sentrifuge
(27)
Gambar 9. Pengambilan Darah Tikus melalui Ekor
Gambar 10. Sample Darah Tikus
(28)
(29)
RIWAYAT HIDUP
Nama : F. Inez Felia Yusuf Nomor Pokok Mahasiswa : 0910031
Tempat dan Tanggal Lahir : Kudus, 9 Februari 1991
Alamat : Jalan Suria Sumantri no. 48 Bandung Riwayat Pendidikan :
TK Cahaya Nur, Kudus ( 1995 – 1997 )
SD Cahaya Nur, Kudus ( 1997 – 2003 )
SMP Negeri 1 Kudus ( 2003 – 2006 )
SMA Kolese Loyola, Semarang ( 2006 – 2009 ) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha ( 2009 – sekarang )
(30)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat zaman modern ini, setiap individu sibuk dengan kegiatan masing-masing, sehingga cenderung kurang memperhatikan pola makan. Gaya hidup sedentari cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak, seperti junk food atau fast food tetapi sering tidak diimbangi dengan berolah raga. Pola hidup tersebut secara tidak sadar dapat meningkatkan terjadinya insidensi berbagai penyakit seperti dislipidemia, gangguan jantung dan sirkulasi darah, diabetes melitus, stroke, osteoporosis, obesitas, dan kanker (Marsden, 2008).
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan meningkatnya kadar Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida (TG), atau keduanya, atau rendahnya kadar High Density Lipoprotein (HDL) yang dapat menyebabkan timbulnya pengapuran dan pengerasan dinding pembuluh darah (Goldberg, 2008). HDL merupakan lipoprotein yang berfungsi membawa kolesterol dari jaringan perifer kembali ke hati. HDL inilah yang mencegah penumpukan kolesterol dalam tubuh. LDL merupakan lipoprotein yang memiliki kadar kolesterol tertinggi dan berfungsi untuk membawa kolesterol dari hati ke jaringan perifer. Semakin tinggi kadar LDL dalam darah, semakin buruk pula dampaknya terhadap tubuh (Hery Soeryoko, 2011). Kadar kolesterol total darah yang menetap lebih dari 300 mg/dL, berisiko meningkatkan penyakit jantung koroner empat kali lebih banyak dibandingkan yang kurang dari 200 mg/dL (Homound, 2008).
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa penyebab mortalitas akibat penyakit jantung dan sirkulasi darah untuk semua kelompok usia penduduk Indonesia pada tahun 2008 menempati urutan terbanyak yaitu 30% (WHO, 2008). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia masih
(31)
tinggi yaitu sebanyak 7,2% untuk kategori penyakit penyebab kematian non infeksi (Departemen Kesehatan Repubik Indonesia, 2011).
Dislipidemia berdampak buruk bagi kesehatan sehingga pencegahan sejak dini perlu dilakukan antara lain dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran serta menerapkan gaya hidup sehat. Pengobatan dengan obat-obatan hipolipidemik direkomendasikan apabila modifikasi gaya hidup sehat tidak berhasil, dan fokus pengobatan terutama terletak pada upaya untuk menurunkan kadar kolesterol LDL darah (Knopp, 1999).
Konsumsi obat-obatan dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai efek samping seperti gangguan tidur, mual, nyeri otot, dan rhabdomyolisis. Oleh karena itu diperlukan pencegahan dan pengobatan yang relatif aman, terjangkau, efektif, dan dapat membantu mengurangi pengggunaan obat-obatan tersebut, seperti jus buah Belimbing Wuluh (Averrhoa billimbi L.). Belimbing wuluh secara empiris yang diyakini manfaatnya tidak hanya untuk mengobati penyakit ringan saja namun juga untuk penyakit berat seperti dislipidemia. Selain mudah dibuat dan dikonsumsi, senyawa bioaktif yang terkandung dalam buah belimbing wuluh seperti flavonoid, vitamin C, dan saponin efektif dalam membantu pengobatan dislipidemia untuk mengontrol laju kolesterol dalam darah.
1.2 Identifikasi Masalah
- Apakah jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) berefek menurunkan kadar kolesterol LDL tikus Wistar jantan.
- Apakah jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) berefek meningkatkan kadar kolesterol HDL tikus Wistar jantan.
(32)
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini untuk mengetahui bahan alam khususnya buah-buahan yang berefek terhadap dislipidemia.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek jus belimbing wuluh dalam menurunkan kadar kolesterol LDL darah dan meningkatkan kadar kolesterol HDL darah tikus Wistar jantan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Manfaat akademis penelitian ini yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai farmakologi buah-buahan khususnya buah belimbing wuluh dalam menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL serta dapat digunakan sebagai bahan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat akademis penelitian ini yaitu untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang penggunaan buah belimbing wuluh sebagai salah satu pengobatan tradisional bagi penderita dislipidemia.
(33)
1.5 Kerangka Pemikiran
Kolesterol telah dikenal sebagai penyebab timbulnya dan progresivitas proses pengapuran dan pengerasan dinding pembuluh darah (arteriosclerosis). Keadaan tersebut dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti hipertensi dan penyakit jantung koroner.
Kolesterol bergabung dengan trigliserida dan fosfolipid agar dapat larut dalam darah. Ketiga unsur lemak tersebut akan berikatan lagi dengan apoprotein yang disebut dengan lipoprotein. Metabolisme lipoprotein terdiri dari tiga jalur. Pertama, melalui jalur eksogen yang berasal dari makanan berlemak yang mengandung trigliserid dan kolesterol serta di dalam usus halus yang terdapat kolesterol dari hati yang diekskresikan bersama garam empedu. Kedua, melalui jalur endogen di mana trigliserid dan kolesterol disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi darah sebagai lipoprotein VLDL. VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) menjadi IDL lalu mengalami hidrolisis menjadi LDL yang mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan tubuh yang memerlukan. Ketiga, jalur reverse cholester transport yang berperan dalam pengangkutan kelebihan kolesterol pada jaringan ke hati oleh lipoprotein HDL (Mayes dan Botham, 2003).
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lemak ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lemak dalam darah. Hal ini dapat menimbulkan tingginya kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida, serta rendahnya kolesterol HDL. Kelainan ini dapat disebabkan kelainan bawaan maupun perubahan kebiasaan dan cara hidup seseorang seperti meningkatnya stress, kurangnya aktivitas fisik dan perubahan pola makan (Hardjoeno, 2008). Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus Wistar jantan yang diinduksi makanan tinggi kolesterol dengan komposisi terdiri atas kolesterol, kuning telur bebek, lemak kambing, minyak goreng, makanan standar untuk meningkatkan kadar kolesterol LDL dan HDL darah.
(34)
Belimbing wuluh mengandung senyawa bioaktif yang diduga efektif untuk menurunkan kolesterol antara lain flavonoid, vitamin C, dan saponin (Mario Parikesit, 2011).
Flavonoid memiliki banyak manfaat terapi, antara lain efek anti oksidan, Direct radical scavenging, inhibitor interaksi radikal bebas dan nitric oxide, inhibitor xantine oxide, dan imobilisasi leukosit. Efek antioksidannya dapat mencegah oksidasi LDL (Aviram dan Fuhrman, 2006). Flavonoid juga memiliki mekanisme kerja seperti statin, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL, serta meningkatkan kadar HDL, dengan cara menghambat enzim HMG KoA reduktase sehingga sintesis kolesterol dalam tubuh menurun (Koshy et al, 2001; Havsteen, 2002).
Vitamin C memiliki efek anti oksidan yang menangkal dan menetralkan radikal bebas dan ROS sehingga membantu mengurangi pembentukan LDL teroksidasi dan membantu reaksi hidroksilasi pembentukan asam empedu sehingga meningkatkan ekskresi kolesterol dan menyebabkan penurunan kolesterol dalam serum darah (Higdon,2006).
Saponin mampu menurunkan kolesterol dalam serum darah dengan mengikat dan mencegah absorpsi kolesterol, karena ikatan antara saponin dengan kolesterol yang tidak larut. Penurunan absorpsi kolesterol menyebabkan penurunan kolesterol serum dan meningkatkan metabolisme kolesterol di hati serta eksresi melalui feses (Potter et al, 1993).
1.6 Hipotesis Penelitian
- Jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) berefek menurunkan kadar kolesterol LDL tikus Wistar jantan.
- Jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) berefek meningkatkan kadar kolesterol HDL tikus Wistar jantan.
(35)
1.7 Metodologi Penelitian
Desain penelitian eksperimental laboratorik sungguhan, dengan menggunakan metode induksi secara eksogen. Data yang diukur kadar kolesterol LDL (mg/dL) dan HDL darah (mg/dL) sesudah induksi dan sesudah perlakuan. Analisis data persentase penurunan kadar kolesterol LDL dan kenaikan kolesterol HDL diananlisis menggunakan ANAVA satu arah dengan α = 0,05. Apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05 menggunakan perangkat lunak komputer.
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : Laboratorium Farmakologi Klinik Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
(36)
56
- Jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) berefek menurunkan kadar kolesterol LDL tikus Wistar jantan.
- Jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) belum berefek meningkatkan kadar kolesterol HDL tikus Wistar jantan.
5.2 Saran
Penelitian efek jus buah belimbing wuluh terhadap kadar kolesterol LDL dan HDL tikus jantan galur Wistar perlu dikaji ulang:
- Penelitian dengan dosis jus buah belimbing wuluh yang lebih kecil untuk menurunkan kadar kolesterol LDL.
- Dengan waktu yang lebih lama dalam bentuk sediaan lain seperti: sirup, ekstrak, dan infusa terutama untuk melihat efek buah belimbing wuluh terhadap kadar kolesterol HDL.
- Penelitian menggunakan subjek penelitian hewan coba yang memiliki metabolisme mirip manusia. Bila hasilnya baik, dilanjutkan dengan percobaan dengan manusia.
Konsumsi rutin buah belimbing wuluh sebagai salah satu terapi komplementer untuk mengatasi dislipidemia setelah terbukti aman melalui uji toksisitas buah belimbing wuluh terhadap beberapa organ penting tubuh seperti: lambung dan hepar.
(37)
57
DAFTAR PUSTAKA
. 1993. Penapisan farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. h.38.
Adam, John M.F. 2006. Dislipidemia dalam: Aru W. Sudoyo, editor : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan FK UI. Hal1926-31. Ani Retno Prijanti. 2008. Metabolisme Lipid.
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/063949d15164a5681c35970cfe 599c93e242d563.pdf, 10 Juli 2012.
Aviram M., Fuhrman B. 2003. Effect of flavonoids on the oxidation of low density lipoprotein and atherosclerosis. In: Catherine A., Evans R., Packer L., editors: Flavonoid in Health and Disease. 2nd ed. New York: Marccel Dekker. p.165-72
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006. Acuan sediaan herbal, edisi 1, vol. 2. Jakarta. h.68-70.
Buhler D.R., Miranda C. 2000. Antioxidant activities of flavonoids. http://lpi.oregonstate.edu/f-w00/flavonoid.html, 20 Juli 2012.
Cai H., Harrison D.G. 2000. Endothelial dysfunction in cardiovascular disease. The Role of Oxidant Stress. 87(10): 480-4.
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia dan Badan Penelitian dan Pemgembangan Kesehatan. 2001. Inventaris tanaman obat indonesia (I) jilid 2. Jakarta. h. 37.
Departemen Kesehatan Repubik Indonesia. 2011. Dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. http://www.pppl.depkes.go.id, 10 Januari 2012. Evert A. 2011. Vitamin C.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002404.htm, 2 Agustus 2012.
Gardes P.E. 2008. Oxidative stress. http://www.biomedicale.univ-paris5.fr/umr8601/Research-themes-oxidative-stress.html, 10 Juli 2012. Gillum R.F., Sempos C.T. 2003. Serum total cholesterol and coronary heart
disease in african american women. The Internet Journal of Epidemiology. 1(1): 58-60.
(38)
Goldberg A.C. 2008. Dyslipidemia.
http://www.merckmanuals.com/professional/endocrine_and_metabolic_diso rders/lipid_disorders/dyslipidemia.html, 10 Desember 2011.
Hardjoeno. 2008. Awas kolesterol. Yogyakarta: Maximus. h 9-20.
Havsteen B.H. 2002. The biochemistry and medical significance of the flavonoids. Pharmacology and Theurapeutics. 96: 67-202.
Helmenstine A.M. 2012. Chemical structure of ascorbic acid.
http://chemistry.about.com/od/acidsbases/ig/Acids---Structures/Ascorbic-Acid---Vitamin-C.-Qsj.htm, 2 Agustus 2012.
Hery Soeryoko. 2011. Tanaman obat untuk pelangsing dan penurun kolesterol. Yogyakarta: CV Andi Offset. h.3-13, 49.
Higdon J. 2006. Vitamin C.
http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/vitamins/vitaminC/, 2 Agustus 2012. Homound M.K. 2008. Coronary artery disease.
http://ocw.tufts.edu/data/50/636849.pdf. 20 Juli 2012.
Jellinger P.S. 2000. The American Association of Clinical Endocrinologists
Medical Guidelines for Clinical Practice for the Diagnosis and Treatment of Dyslipidemia and Prevention of Atherogenesis 2002 Amended Version. 6(2): 177.
Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan percobaan dan perancangannya. Rancangan percobaan aplikatif. Aplikasi kondisional bidang pertamanan, peternakan, perikanan, industri, dan hayati. Edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. h.12.
Knopp R.H. 1999. Drug treatment of lipid disorders. New England Journal Medicine. 341(7): 498-511.
Koshy et al. 2001. Flavonoids from Garcinia cambogia lower lipid levels in hypercholesterolemics rats. Food chemistry, 72(2001): 289.
Kumar V., Abbas A.K, Fausto N., Aster J.C. 2010. Robbins and cotran pathologic basis of disease. 8th ed. Philadelphia: Elseveier,Inc. p. 499-501.
Lam J.Y.T. 2008. Atherosclerosis.
http://www.merckmanuals.com/home/heart_and_blood_vessel_disorders/at herosclerosis/atherosclerosis.html, 20 Juli 2012.
(39)
LIPI. 2009. Kolesterol.
http://www.bit.lipi..go.id/pangan-kesehatan/documents/artikel_kolesterol/kolesterol.pdf, 20 Juli 2012.
Maloy M.J., Kane J.P. 2007. Agents used in hyperlipidemia. In: Katzung B, editor. Basic and clinical pharmacology. 10th ed. New York: McGraw-Hill,Inc
.
Mario Parikesit. 2011. Khasiat dan manfaat belimbing wuluh. Surabaya: Stomata. h.3-6, 95.
Marsden K. 2008. The complete book of food combining. Bandung: Qanita. p.25-30.
Mayes, P.A., Botham, K.M. 2003. Cholesterol synthesis, transport, & excretion. In : Murray R.K., Granner D.K., Mayes P.A., Rodwell V.W, editors : Harper’s Illustration Biochemistry. 26th ed. New York: McGraw-Hill Companies,Inc. p.219-27.
Mirza Maulana. 2007. Penyakit jantung, pengertian, penanganan, dan pengobatan. Yogyakarta : Kata Hati. h. 13.
Nelson D.L., Cox M.M. 2004. Lehninger principles of biochemistry. 4th edition. New York: W.H Freeman Publisher. p.631-4.
Paget G.E., Barnes J.M. 1964. Toxicity test in evolution of drug activities pharmacometrics. 1st volume. London: Academic Press. p.161-2.
Rader D.J., Hobbs H.H. 2008. Disorders of lipoprotein metabolism. In : Kasper D.L., Braunwald E., Fauci A.S., Hauser S.L., Longo D.L., Jameson J.L., editors: Harrison Principle of Internal Medicine. 17th ed. New York: McGraw-Hill Companies,Inc. p. 2418-28.
San A. 2010. Lipid(lemak)!!. http://www.ad4msan.com.2009/05/lipid-lemak.html, 10 Juli 2012.
Sugeesh. 2006. Averrhoa bilimbi.
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Averrhoa_bilimbi_fruit_by_Sugeesh.jpg. 20 Juli 2012.
Tjay T. 2002. Obat-obat penting. Edisi 5. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. h.536-7.
Warnica J.W. 2008. Overview of coronary artery disease. http://www.merckmanuals.com/home/heart_and_blood_vessel_disorders/co
(40)
ronary_artery_disease/overview_of_cornary_artery_disease.html, 20 Juli 2012.
WHO. 2008. Indonesia. http://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf, 10 Desember 2011.
Yekti Mumpuni, Ari Wulandari. 2011. Cara jitu mengatasi kolesterol. Yogyakarta: CV Andi Offset. h. 13-36.
Zamora A. 2012. Lipoproteins good cholesterol (HDL), bad cholesterol
(LDL).http://www.scientificpsychic.com/health/lipoproteins-LDL-HDL.html, 15 Juli 2012.
Zelman K. 2008. The benefits of vitamin c.
http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=88519, 2 Agustus 2012.
(1)
1.7 Metodologi Penelitian
Desain penelitian eksperimental laboratorik sungguhan, dengan menggunakan metode induksi secara eksogen. Data yang diukur kadar kolesterol LDL (mg/dL) dan HDL darah (mg/dL) sesudah induksi dan sesudah perlakuan. Analisis data persentase penurunan kadar kolesterol LDL dan kenaikan kolesterol HDL
diananlisis menggunakan ANAVA satu arah dengan α = 0,05. Apabila terdapat
perbedaan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05 menggunakan perangkat lunak komputer.
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : Laboratorium Farmakologi Klinik Rumah Sakit Hasan Sadikin,
Bandung.
(2)
56 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
- Jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) berefek menurunkan
kadar kolesterol LDL tikus Wistar jantan.
- Jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) belum berefek
meningkatkan kadar kolesterol HDL tikus Wistar jantan.
5.2 Saran
Penelitian efek jus buah belimbing wuluh terhadap kadar kolesterol LDL dan
HDL tikus jantan galur Wistar perlu dikaji ulang:
- Penelitian dengan dosis jus buah belimbing wuluh yang lebih kecil untuk
menurunkan kadar kolesterol LDL.
- Dengan waktu yang lebih lama dalam bentuk sediaan lain seperti: sirup,
ekstrak, dan infusa terutama untuk melihat efek buah belimbing wuluh terhadap kadar kolesterol HDL.
- Penelitian menggunakan subjek penelitian hewan coba yang memiliki
metabolisme mirip manusia. Bila hasilnya baik, dilanjutkan dengan percobaan dengan manusia.
Konsumsi rutin buah belimbing wuluh sebagai salah satu terapi
komplementer untuk mengatasi dislipidemia setelah terbukti aman melalui uji toksisitas buah belimbing wuluh terhadap beberapa organ penting tubuh seperti: lambung dan hepar.
(3)
57
DAFTAR PUSTAKA
. 1993. Penapisan farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. h.38.
Adam, John M.F. 2006. Dislipidemia dalam: Aru W. Sudoyo, editor : Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan FK UI. Hal1926-31.
Ani Retno Prijanti. 2008. Metabolisme Lipid.
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/063949d15164a5681c35970cfe 599c93e242d563.pdf, 10 Juli 2012.
Aviram M., Fuhrman B. 2003. Effect of flavonoids on the oxidation of low density lipoprotein and atherosclerosis. In: Catherine A., Evans R., Packer L., editors: Flavonoid in Health and Disease. 2nd ed. New York: Marccel Dekker. p.165-72
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006. Acuan sediaan
herbal, edisi 1, vol. 2. Jakarta. h.68-70.
Buhler D.R., Miranda C. 2000. Antioxidant activities of flavonoids. http://lpi.oregonstate.edu/f-w00/flavonoid.html, 20 Juli 2012.
Cai H., Harrison D.G. 2000. Endothelial dysfunction in cardiovascular disease.
The Role of Oxidant Stress. 87(10): 480-4.
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia dan Badan Penelitian dan Pemgembangan Kesehatan. 2001. Inventaris tanaman obat
indonesia (I) jilid 2. Jakarta. h. 37.
Departemen Kesehatan Repubik Indonesia. 2011. Dari penyakit menular ke
penyakit tidak menular. http://www.pppl.depkes.go.id, 10 Januari 2012.
Evert A. 2011. Vitamin C.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002404.htm, 2 Agustus 2012.
Gardes P.E. 2008. Oxidative stress.
http://www.biomedicale.univ-paris5.fr/umr8601/Research-themes-oxidative-stress.html, 10 Juli 2012. Gillum R.F., Sempos C.T. 2003. Serum total cholesterol and coronary heart
disease in african american women. The Internet Journal of Epidemiology. 1(1): 58-60.
(4)
58
Goldberg A.C. 2008. Dyslipidemia.
http://www.merckmanuals.com/professional/endocrine_and_metabolic_diso rders/lipid_disorders/dyslipidemia.html, 10 Desember 2011.
Hardjoeno. 2008. Awas kolesterol. Yogyakarta: Maximus. h 9-20.
Havsteen B.H. 2002. The biochemistry and medical significance of the flavonoids. Pharmacology and Theurapeutics. 96: 67-202.
Helmenstine A.M. 2012. Chemical structure of ascorbic acid.
http://chemistry.about.com/od/acidsbases/ig/Acids---Structures/Ascorbic-Acid---Vitamin-C.-Qsj.htm, 2 Agustus 2012.
Hery Soeryoko. 2011. Tanaman obat untuk pelangsing dan penurun kolesterol. Yogyakarta: CV Andi Offset. h.3-13, 49.
Higdon J. 2006. Vitamin C.
http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/vitamins/vitaminC/, 2 Agustus 2012. Homound M.K. 2008. Coronary artery disease.
http://ocw.tufts.edu/data/50/636849.pdf. 20 Juli 2012.
Jellinger P.S. 2000. The American Association of Clinical Endocrinologists
Medical Guidelines for Clinical Practice for the Diagnosis and Treatment of Dyslipidemia and Prevention of Atherogenesis 2002 Amended Version.
6(2): 177.
Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan percobaan dan perancangannya.
Rancangan percobaan aplikatif. Aplikasi kondisional bidang pertamanan, peternakan, perikanan, industri, dan hayati. Edisi 1. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. h.12.
Knopp R.H. 1999. Drug treatment of lipid disorders. New England Journal
Medicine. 341(7): 498-511.
Koshy et al. 2001. Flavonoids from Garcinia cambogia lower lipid levels in hypercholesterolemics rats. Food chemistry, 72(2001): 289.
Kumar V., Abbas A.K, Fausto N., Aster J.C. 2010. Robbins and cotran pathologic
basis of disease. 8th ed. Philadelphia: Elseveier,Inc. p. 499-501. Lam J.Y.T. 2008. Atherosclerosis.
http://www.merckmanuals.com/home/heart_and_blood_vessel_disorders/at herosclerosis/atherosclerosis.html, 20 Juli 2012.
(5)
LIPI. 2009. Kolesterol.
http://www.bit.lipi..go.id/pangan-kesehatan/documents/artikel_kolesterol/kolesterol.pdf, 20 Juli 2012.
Maloy M.J., Kane J.P. 2007. Agents used in hyperlipidemia. In: Katzung B,
editor. Basic and clinical pharmacology. 10th ed. New York:
McGraw-Hill,Inc .
Mario Parikesit. 2011. Khasiat dan manfaat belimbing wuluh. Surabaya: Stomata. h.3-6, 95.
Marsden K. 2008. The complete book of food combining. Bandung: Qanita. p.25-30.
Mayes, P.A., Botham, K.M. 2003. Cholesterol synthesis, transport, & excretion. In : Murray R.K., Granner D.K., Mayes P.A., Rodwell V.W, editors : Harper’s Illustration Biochemistry. 26th ed. New York: McGraw-Hill Companies,Inc. p.219-27.
Mirza Maulana. 2007. Penyakit jantung, pengertian, penanganan, dan
pengobatan. Yogyakarta : Kata Hati. h. 13.
Nelson D.L., Cox M.M. 2004. Lehninger principles of biochemistry. 4th edition.
New York: W.H Freeman Publisher. p.631-4.
Paget G.E., Barnes J.M. 1964. Toxicity test in evolution of drug activities
pharmacometrics. 1st volume. London: Academic Press. p.161-2.
Rader D.J., Hobbs H.H. 2008. Disorders of lipoprotein metabolism. In : Kasper D.L., Braunwald E., Fauci A.S., Hauser S.L., Longo D.L., Jameson J.L.,
editors: Harrison Principle of Internal Medicine. 17th ed. New York:
McGraw-Hill Companies,Inc. p. 2418-28.
San A. 2010. Lipid(lemak)!!. http://www.ad4msan.com.2009/05/lipid-lemak.html, 10 Juli 2012.
Sugeesh. 2006. Averrhoa bilimbi.
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Averrhoa_bilimbi_fruit_by_Sugeesh.jpg. 20 Juli 2012.
Tjay T. 2002. Obat-obat penting. Edisi 5. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. h.536-7.
Warnica J.W. 2008. Overview of coronary artery disease.
(6)
60
ronary_artery_disease/overview_of_cornary_artery_disease.html, 20 Juli 2012.
WHO. 2008. Indonesia. http://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf, 10 Desember 2011.
Yekti Mumpuni, Ari Wulandari. 2011. Cara jitu mengatasi kolesterol. Yogyakarta: CV Andi Offset. h. 13-36.
Zamora A. 2012. Lipoproteins good cholesterol (HDL), bad cholesterol
(LDL).http://www.scientificpsychic.com/health/lipoproteins-LDL-HDL.html, 15 Juli 2012.
Zelman K. 2008. The benefits of vitamin c.
http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=88519, 2 Agustus 2012.