Hubungan Pemberian Kurma (Phoenix dactylifera L) varietas Ajwa terhadap Kadar LDL darah

(1)

KADAR LDL DARAH

“Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN ”

OLEH :

Siti Binayu Adzani

NIM: 1112103000028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

KADAR LDL DARAH

“Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN ”

OLEH :

Siti Binayu Adzani

NIM: 1112103000028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

v Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya serta shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW karena dengan rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan laporan penelitian dengan judul “Hubungan Pemberian Kurma (Phoenix dactylifera L) Varietas Ajwa terhadap Kadar LDL darah.”

Penyusunan laporan penelitian ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keseharatan UIN Jakarta,

2. dr. Achmad Zaki,Sp.OT, M.Epid selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter,

3. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program Studi Pendidikan Dokter 2012,

4. Ibu Endah Wulandari, S.Si, M. Biomed dan dr. Mery Nitalia, SpPK selaku pembimbing pertama dan kedua saya yang selalu membimbing, mengajarkan, memfasilitasi, dan menyemangati.

5. Kedua orang tua saya, Azhar Ahbab dan Ani Yuliati yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, doa, dan semangat, sehingga memotivasi dan menguatkan saya dalam melakukan penelitian ini.

6. Abang saya tercinta, Ayub Diponegoro dan istrinya yaitu Eristiana Budi Tristanty yang telah memberikan inspirasi untuk kesuksesan dan kehangatan seorang kakak.

7. Laboran di laboratorium biokimia dan biologi yang telah membantu berlangsungya penelitian ini.


(7)

vi

membantu, dan berjuang bersama di dalam penelitian ini.

9. Semua responden yang telah bersedia untuk menjalani penelitian ini. 10.Seluruh mahasiswa PSPD UIN Jakarta angkatan 2012, kelompok SD 14,

meilleur ami, dan sahabat tercinta yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dalam memberi dukungan dalam suka maupun duka dan doa kepada saya.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan penulis terima demi laporan penelitian yang lebih baik. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Akhir kata, semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasam, rahmat, dan ridho dari Allah SWT, Amin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 12 Mei 2015


(8)

vii

Siti Binayu Adzani. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Pemberian Kurma (Phoenix dactylifera L) varietas Ajwa terhadap Kadar LDL darah.

Kadar LDL (low density lipoptotein) yang tinggi di darah merupakan faktor risiko pembentukan aterosklerosis. Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera L) mengandung plant sterol dan flavonoid yang dapat menurunkan LDL. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pemberian kurma varietas Ajwa dengan kadar LDL darah, hubungan indeks massa tubuh (IMT) dan jenis kelamin dengan kadar LDL. Metode yang digunakan ialah mengukur kadar LDL sebelum dan sesudah pemberian kurma sebanyak 7 buah per hari selama 28 hari terhadap 13 subyek sehat. Hasilnya terjadi peningkatan kadar LDL sebanyak 0,6 mg/dL setelah hari ke-28 (p≥ 0,05), peningkatan IMT yang bermakna tidak berhubungan dengan LDL, dan kecenderungan kadar LDL yang lebih rendah pada perempuan (p≥ 0,05). Simpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara pemberian kurma Ajwa, IMT, dan jenis kelamin dengan kadar LDL.

Kata kunci: kurma Ajwa, low density lipoprotein , plant sterol,aterosklerosis ABSTRACK

Siti Binayu Adzani. Medical Education Study Program. Relation of Giving Ajwa Dates Variety (Phoenix dactylifera L) on Blood LDL Level.

High LDL (low density lipoptotein) level on blood is the risk factor atherosclerosis formation. Ajwa dates (Phoenix dactylifera L) consist of plant sterol and flavonoids which can decrease LDL level. The purpose of this research is understand the relation of giving Ajwa dates on blood LDL level, the relation of body mass index (BMI) and gender with LDL level. The method is measuring the LDL level before and after consuming 7 Ajwa dates per day during 28 days in 13 healthy subject. The result is increase on blood LDL level 0,6 mg/dL after 28 days

(p≥ 0,05), no relation between significant increase on BMI and LDL, and woman

has tendency to have lower LDL (p≥0,05). The summary is no relation between giving Ajwa dates, body mass index and gender with LDL level.


(9)

viii

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Hipotesis ... 2

1.4 Tujuan Peneliatian ... 2

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurma (Phoenix dactylifera) ... 4

2.1.1 Klasifikasi ... 4

2.1.2 Morfologi ... 4

2.1.3 Jenis Kurma ... 5

2.1.4 Ekologi dan Penyebaran... 6

2.1.5 Kandungan Kimia Kurma Ajwa ... 7

2.1.6 Aktivitas Biologi dan Farmakologi Kurma ... 8

2.1.7 Kurma Ajwa sebagai Bahan Uji... 9

2.2 Lipoprotein ... 9

2.2.1 Struktur dan Fungsi ... 9

2.2.2 Jenis ... 10

2.2.3 Metabolisme Lipoprotein ... 11

2.2.4 LDL ... 13

2.2.5 Peran LDL terhadap Aterosklerosis dan Penyakit Jantung Koroner ... 13

2.3 Teknik Pengukuran LDL ... 16


(10)

ix BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian... 21

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

3.3 Populasi dan Sampel ... 21

3.3.1 Populasi Terjangkau ... 21

3.3.2 Kriteria Pemilihan ... 21

3.3.3 Perkiraan Besar Sampel ... 21

3.3.4 Teknik Pemilihan Sampel ... 22

3.4 Bahan ... 22

3.5 Alat-Alat ... 23

3.6 Cara Kerja Penelitian ... 23

3.6.1 Persiapan Awal Subjek ... 23

3.6.2 Persiapan Kurma ... 23

3.6.3 Perlakuan Akhir Subjek ... 24

3.6.4 Pengukuran Kadar LDL ... 24

3.6.5 Alur Penelitian ... 27

3.7 Etika Penelitian ... 27

3.8 Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Karakteristik Responden ... 29

4.2. Hasil pengukuran kadar LDL darah ... 30

4.3. Hasil korelasi pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar LDL darah... 31

4.4. Hasil pengukuran kadar LDL menurut jenis kelamin ... 33

4.5. Hasil informasi aktivitas Responden... 35

4.6. Keterbatasan penelitian ... 35

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 36

5.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37


(11)

x

Tabel 2.1. Kandungan kimiawi kurma Ajwa (gr/100gr). ... 7

Tabel 2.2. Kandungan mineral kurma Ajwa (mg/100gr) ... 7

Tabel 2.3. Kandungan asam amino (mg/100gr) ... .7


(12)

xi

Gambar 2.1. Kurma Ajwa ... 5

Gambar 2.2. Kurma Barhi ... 5

Gambar 2.3. Kurma Medjool ... 6

Gambar 2.4. Struktur umum lipoprotein plasma ... 10

Gambar 2.5. Mekanisme Pembentukan Aterosklerosis ... 14

Gambar 2.6. Histologi plak aterom pada arteri koronari ... 15

Gambar 4.1. Karakteristik jenis kelamin responden ... 29

Gambar 4.2. Karakteristik usia responden ... 29

Gambar 4.3. Hasil rererata LDL sebelum dan sesudah pemberian kurma Ajwa .. ... 30

Gambar 4.4. Hasil pengukuran IMT responden ... 32


(13)

xii Apo-B Apoprotein B

Apo-E Apoprotein E

CETP Cholesterol Ester Transfer Protein HDL HighDensity Lipoprotein

IDL Intermediate Density Lipoprotein IMT Indeks Massa Tubuh

LCAT Lecithin Cholesterol Acyl Transferase LDL LowDensity Lipoprotein

LRP LDL Receptor-related Protein LPL Lipoprotein Lipase

PJK Penyakit Jantung Koroner TPA Tissue Plasminogen Activator TPI Tissue Plasminogen Inhibitor VLDL Very Low Density Lipoprotein


(14)

xiii

Lampiran 1. Hasil determinasi buah kurma Ajwa (Phoenix dactylifera) ... 41

Lampiran 2. Bahan dan alat penelitian... 42

Lampiran 3. Lembar persetujuan partisipan ... 44

Lampiran 4. Kuisioner ... 45

Lampiran 5. Surat tanda terima penyerahan komisi etik ... 48

Lampiran 6.Analisis statistik ... 49


(15)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kolesterol dibutuhkan untuk membentuk membran, hormon steroid, dan asam empedu.1 Namun, karena sifatnya yang tidak larut dalam air, kolesterol membutuhkan pengangkut yaitu lipoprotein. Salah satu jenis lipoprotein, yaitu LDL (low density lipoprotein) yang memiliki kandungan kolesterol terbesar dapat menjadi faktor risiko terjadinya penyakit aterosklerosis. Hal ini disebabkan LDL di dalam pembuluh darah akan diubah menjadi sel busa (foam cell).2,3 Dalam perjalanan penyakitnya, sel busa akan membentuk plak yang dapat menyumbat aliran darah.3

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menurunkan kadar LDL. Salah satunya dengan mengonsumsi makanan yang dapat menurunkan kadar LDL yaitu buah kurma. Berdasarkan berbagai literatur, kurma dinyatakan dapat menurunkan kadar LDL di dalam darah. Penelitian sebelumnya terhadap tikus obesitas terinduksi menyebutkan bahwa peran hipolipidemik kurma berasal dari kandungan senyawa penting seperti plant sterol dan flavonoid.4 Hasil penelitian yang dilakukan selama 4 minggu tersebut menyebutkan kurma dapat meningkatkan katabolisme LDL untuk menjadi asam empedu sehingga mengurangi kadarnya di dalam darah.4 Tidak hanya pada hewan, penelitian yang dilakukan oleh Cherifa dkk terhadap efek kurma dengan jenis Tamesrit pada manusia sehat selama 21 hari juga dapat menurunkan kadar LDL.5

Penelitian mengenai hubungan kurma varietas Ajwa terhadap kadar LDL darah pada belum pernah dilakukan. Padahal, dari berbagai macam varietas kurma, kurma Ajwa memiliki beberapa kelebihan dibanding varietas kurma lainnya yaitu konsentrasi hipolipidemik seperti polyphenol dalam ekstrak air kurma dan esktrak alkohol yang lebih tinggi.6 Selain itu, anjuran untuk memakan kurma Ajwa terdapat di dalam hadits. Hadis riwayat Saad ra : Bahwa Rasullah saw pernah bersabda:” Barang siapa makan 7 buah kurma Ajwa di antara dua tanah tak berpasir Madinah pada waktu pagi, maka racun tidak akan


(16)

dengan penelitian yang menyebutkan bahwa mengonsumsi 100 gram kurma setiap hari (6-7 buah) memenuhi 50-100% kebutuhan serat dalam sehari begitupula dengan nutrisi esensial lainnya.8

Manfaatnya yang tinggi dan anjuran untuk memakan kurma di dalam hadits menjadikan kurma digemari dan banyak dikonsumsi khususnya oleh umat muslim di dunia, termasuk penduduk Indonesia yang merupakan penganut islam terbesar di dunia.9 Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kurma varietas Ajwa terhadap kadar LDL di dalam darah.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana hubungan pemberian kurma varietas Ajwa terhadap kadar LDL darah?

1.3. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah pemberian kurma varietas Ajwa dapat menurunkan kadar LDL darah.

1.4. Tujuan

1.4.1 Tujuan umum

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pemberian kurma varietas Ajwa terhadap kadar LDL darah.

1.4.2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah

 mengetahui hubungan jenis kelamin terhadap kadar LDL darah

 mengetahui hubungan IMT terhadap kadar LDL darah sebelum dan sesudah pemberian kurma Ajwa

1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Penulis


(17)

Untuk memenuhi persyaratan kelulusan akhir pendidikan preklinik program studi pendidikan dokter.

1.5.2. Bagi Institusi

Untuk menambah sumber referensi dalam bidang integrasi kedokteran dengan keislaman.

1.5.3. Bagi Masyarakat


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kurma (Phoenix dactylifera L)

Kurma (Phoenix dactylifera L) adalah jenis tanaman palma. Pohon ini termasuk salah satu dari tanaman budidaya tertua di dunia. Kurma diyakini berasal dari Afrika atau Asia. Semua bagian dari pohon kurma dapat digunakan seperti untuk makanan dan produk kayu. Buahnya memiliki rasa yang manis. Kandungan buah kurma yang tinggi seperti kalori, vitamin, dan mineral membuat buah ini termasuk dalam salah satu buah yang sangat terkenal.10

2.1.1. Klasifikasi

Berdasarkan ilmu taksonomi, penggolongan kurma adalah sebagai berikut: 11 Kingdom : Plantae

Kelas : Liliopsida Ordo : Arecales Familia : Arecaceae Genus : Phoenix

Spesies : Phoenix dactyliferas

2.1.2. Morfologi

Pohon kurma yang berbatang tunggal ini memiliki tinggi sekitar 15-25 meter dan mampu mencapai 30 meter.12 Masing-masing tangkai pohon memiliki sekitar 150 lembar daun yang berbentuk menyirip.9 Ujung daun tajam dan runcing seperti jarum, mirip dengan daun pada pada pohon kelapa. Daun ini tumbuh cukup cepat yaitu setengah meter per tahun dan dapat menggantikan daun-daun yang sudah gugur. 12

Buah kurma berbentuk lonjong meyerupai jari tangan.13 Di dalamnya, terdapat biji dengan ukuran panjangnya mencapai 2,5 cm. Terdapat banyak variasi dari bentuk, ukuran, warna, maupun kualitas daging buah. Terdapat tiga perubahan warna buah kurma. Pertama, buah kurma berwarna hijau jika belum matang. Kedua, berwarna kuning setelah proses pematangan. Terakhir, buah kurma akan berwarna merah kecoklatan jika sudah matang. 12


(19)

2.1.3. Jenis Kurma 1. Kurma Ajwa

Kurma Ajwa atau disebut juga kurma Nabi berasal dari kota Ajwa di Saudi Arabia. Pohonnya berukuran sedang dan tumbuh baik saat musim haji. Terkenal karena terdapat di dalam hadits.14

Gambar 2.1. Kurma Ajwa Sumber: Hammad, 2014

2. Kurma Barhi

Kurma Barhee‟ (barhi) diambil dari kata barh yang dalam bahasa Arab

berarti „angin panas‟. Kurma ini berasal dari Basrash Iiraq. Daging dari buah kurma ini tebal dan empuk.12

Gambar 2.2. Kurma barhi Sumber: Rostita, 2009

Bentuk16 Elips

Warna Sawo matang

Berat 5,131 gr

Panjang 2,459 cm

Diameter 1,845 cm

Ketebalan Daging Buah 0,466 cm

Bentuk17 Seperti telur – bulat Warna Cokelat Gelap Berat 15 gr

Panjang 3,25 cm


(20)

3. Kurma Medjool

Medjool (bahasa Arab yang berarti „tidak dikenal‟) berasal dari Maroko.

Selain itu juga dibudidaya di Amerika Serikat dan Yordania. Buah ini berukuran besar dan memiliki rasa manis.12

Gambar 2.3. Kurma Medjool Sumber: Rostita, 2009

2.1.4. Ekologi dan Penyebaran

Pasir, tanah lempung berpasir, tanah liat, atau jenis tanah berat lainnya adalah jenis tanah yang cocok untuk tanaman kurma tumbuh. Tanaman kurma mampu tumbuh dan bertahan terhadap kondisi tanah yang bersifat alkali dan garam berkadar rendah, tetapi kualitas kurma akan turun. Selain itu, tanaman kurma juga memerlukan drainase dan aerasi yang baik.12

Suhu tinggi dan kelembaban udara yang rendah adalah kondisi yang sesuai agar tanaman kurma dapat berbunga dan menghasilkan buah yang matang. Oleh karena itu, pohon kurma harus selalu mendapat sinar matahari. Proses penyerbukan atau polinisasi membutuhkan suhu optimal yaitu 35oC. Sedangkan, saat pematangan buah dibutuhkan suhu maksimum yaitu 90oF atau 32,33oC dengan syarat tanpa guyuran air hujan sekali pun atau dengan curah hujan rendah 1,25 cm. Bagian atas tanaman memerlukan suhu yang panas, pengecualian terhadap akar tanaman yang memerlukan air yang cukup.12

Hanya sedikit wilayah untuk pohon kurma dapat tumbuh dengan baik. Garisnya ada di sepanjang Afrika Utara dan Timur Tengah. Akan tetapi kini, kurma dapat tumbuh di Califronia Selatan, Arizona, utara Las Vegas, Nevada, dan sebagian Meksiko. Begitu pula di kawasan Peru Selatan dan Chile Utara di

Bentuk17 Memanjang, Oval, seperti telur

Warna Cokleat gelap s.d. hitam

Berat 20-40 gr

Panjang 5 cm

Diameter 3,2 cm

Ketebalan Daging Buah


(21)

Amerika Selatan. Kurma juga terdapat di Alice Springs, Australia, Cina Barat, India Barat, dan Pakistan Selatan.12

Di negara Indonesia, pohon kurma tumbuh di semua wilayah yang tekena panas matahari sepanjang tahun. Alasannya adalah iklim tropis dan kelembapan yang sesuai. Hutan Wanagama, Gunung Kidul merupakan contoh kebun kurma yang ada di Indonesia. Selain itu, saat ini kebun kurma terdapat di kawasan masjid di Kabupaten Kutoarjo, Wonosari, dan Kupang, Nusa Tenggara Timur.12

2.1.5. Kandungan Kimia Kurma Ajwa

Berikut adalah hasil analisis kimiawi, mineral, dan asam amino dari buah kurma Ajwa:18

Tabel 2.1. Kandungan Kimiawi Kurma Ajwa (gr/100gr)

(Sumber: Assirey, 2014)

Tabel 2.2. Kandungan mineral kurma Ajwa (mg/100gr)

(Sumber: Assirey, 2014)

Tabel 2.3. Kandungan asam amino (mg/100gr)

Ala 82 His 26 Pro 86

Arg 93 Iso 44 Ser 59

Asp 186 Leu 57 Thr 53

Kandungan kimiawi gr/100gr

Moisture 22,8 Total gula 74,3

Sukrosa 3,2

Glukosa 51,3

Fruktosa 48,5

Protein 2,91

Lipid 0,47

Ash 3,43

Calcium 187

Phosphorus 27 Potassium 476,3

Sodium 7,5


(22)

Cys - Lys 73 Try 44

Glu 205 Met 27 Tyr -

Gly 83 Phe 45 Val 65

(Sumber: Assirey, 2014)

Selain itu, konsentrasi zat aktif seperti polyphenol yang terdapat dalam ekstrak air kurma Ajwa adalah (455.88 mg/100 gr). Sedangkan, kandungan polyphenol dalam ekstrak alkohol kurma Ajwa.6

2.1.6. Aktivitas Biologi dan Farmakmakologi Kurma 1. Agen hipolipidemik

Agen hipolipidemik seperti plant sterol dan flavonoid (polyphenol) yang terdapat dalam kurma dapat menurunkan lipid. Kandungan plant sterol mengurangi absorpsi kolesterol dan meningkatkan eksresinya dari fekal sehingga menurunkan lipid tubuh. Kurma menstimulasi hepatic microsomal cytochrome P450 sehingga meningkatkan katabolisme kolesterol menjadi asam empedu di hati. Selain itu, terdapat hubungan peningkatan aktivitas lipoprotein lipase yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak. Sehingga, kadar kolesterol dan trigliserida akan turun. Hasil dari penelitian kurma pada tikus yang diberikan diet tinggi lemak menunjukkan penurunan LDL.4

Kandungan flavonoid yang terdapat dalam kurma memiliki beberapa peran dalam menurunkan LDL darah: (1) Mengaktivasi enzim sitokrom P450 dan b5. Aktivasi enzim ini akan mempengaruhi metabolisme lipid dengan mekanisme ikatan antara enzim P450 dengan asam empedu yang berakibat pada peningkatan ekskresi kolesterol dan asam empedu. Hal ini akan mengurangi kadar kolesterol di sirkulasi, (2) secara langsung dapat mengaktivasi reseptor LDL19,(3) meningkatkan aktivitas lecithin acyl transferase (LCAT) yang membentuk kolesterol ester dan selanjutnya kolesterol ester ini akan mengalir ke hati melalui sisa VLDL (IDL) atau LDL sehingga kadar lipid di dalam darah akan berkurang.4

2. Agen antioksidan

Antioksidan yang terdapat dalam kurma ini juga dapat mencegah aterosklerosis. Mekanismenya dengan cara kurma meningkatan enzim biosintesis


(23)

spesifik untuk antioksidan terutama superoksida dismutase (SOD) dan glutathion peroksidase di hati pada kelinci yang diberikan diet hiperkolesterolemia.20 Selanjutnya, aktivitas antioksidan ini akan mencegah efek berbahaya dari metabolisme oksidatif melalui menghambat pembentukan radikal bebas. Selanjutnya, oksidasi LDL menjadi LDL termodifikasi (teroksidasi) dihambat sehingga pembentukan aterosklerosis dapat dicegah.20

2.1.7. Kurma Ajwa sebagai Bahan Uji

Terdapat beberapa alasan mengapa kurma jenis Ajwa sebagai bahan uji, antara lain: (1) memiliki nilai yang signifikan dalam media penyembuhan berbagai penyakit dan juga memiliki peran protektif dalam toksisitas hepar, 6 (2) konsentrasi polyphenol dalam ekstrak air kurma Ajwa tertinggi (455.88 mg/100 gr) dibanding varietas lainnya, seperti sukkari (377,66 mg/100 g) dan khalas (238,54 mg/100 g). 6 Selain itu, kandungan polyphenol dalam ekstrak alkohol kurma Ajwa juga tertinggi dibanding varietas sukkari dan khalas6 (3) disebutkan

dalam hadits “Barang siapa makan 7 buah kurma Ajwa di antara dua tanah tak berpasir Madinah pada waktu pagi, maka racun tidak akan membahayakannya sampai sore hari”.7

2.2. Lipoprotein

2.2.1. Struktur dan Fungsi

Tubuh manusia membutuhkan lemak untuk simpanan energi, termogenesis, produksi hormon. Agar hal tersebut dapat dipenuhi, lemak yang terdapat di dalam tubuh harus terdistribusi dengan seimbang ke tempat di mana lemak tersebut nantinya akan diproses dan digunakan seperti di jaringan adiposa dan di hati.3

Lemak bersifat tidak larut air sedangkan lingkungan yang mengangkut lemak yaitu plasma darah berbahan dasar air. Oleh karena itu, hati dan usus membentuk pengangkut lipid yang dapat larut dalam air yaitu lipoprotein. Sekitar 95 persen lipid di dalam plasma berada dalam bentuk lipoprotein.3

Lipoprotein terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%), dan ester kolesteril (36%), serta sedikit asam lemak rantai-panjang tak


(24)

teresterifikasi (asam lemak bebas) (4%).1 Selain itu juga terdapat protein yang membuat lipoprotein ini larut dalam air.1

Lipoprotein terdiri dari 2 lapisan, inti dan permukaan. Pada bagian inti terdapat lipid nonpolar (tidak larut air) yang terdiri dari triasilgliserol dan ester kolesterol. Kemudian, inti tersebut dikelilingi suatu lapisan lipid amfipatik yang terdiri dari kolesterol dan fosfolipid.1

Gambar 2.4. Struktur umum lipoprotein plasma Sumber: Murray, 2011

Apolipoprotein atau apoprotein merupakan gugus protein yang terdapat pada lipoprotein. Apolipoprotein ini membentuk hampir 70% dari sebagian HDL dan hanya 1% pada kilomikron.1 Struktur umum lipoprotein plasma mirip dengan membran plasma sebab gugus polarnya menghadap ke luar ke medium air seperti pada membran sel.1

2.2.2. Jenis

Dengan menggunakan alat ultrasentrifusi, lipoprotein pada manusia dapat dibedakan menjadi 6 jenis berdasarkan ukuran, densitas, dan komposisi apoprotein.1

Tabel 2.4. Komposisi lipoprotein dalam plasma manusia

Densitas Lipid utama Diameter Apolipoprotein HDL 1,21 – 1,063 Kolesterol ester 7,5 – 10,5 A-1, A-II, C, E LDL 1,603 – 1,019 Kolesterol ester 21,5 B-100


(25)

trigliserid

VLDL < 1,006 Trigliserid 39 – 100 B-100, C, dan E Kilomikron < 1,006 Trigliserid 60 – 500 B-48, C, E, A-I,

A-II, A-IV Lp (a) 1,04 – 1,08 Kolesterol ester 21 – 30 B-100, Lp (a)

(sumber: Murray, 2011)

Sesuai dengan kandungan lipid utamanya, VLDL memiliki fungsi mengangkut trigliserida yang disintesis di hati terutama ke jaringan adiposa. Sedangkan, lipoprotein yang lain berperan penting dalam berbagai tahap transpor fosfolipid dan kolesterol dari hati ke jaringan perifer atau dari jaringan perifer kembali ke hati.1

2.2.3. Metabolisme Lipoprotein A. Metabolisme eksogen

Lemak yang berasal dari makanan mengandung kolesterol dan trigliserida. Organ manusia yaitu hati juga memproduksi kolesterol yang disekresikan ke dalam usus halus bersama dengan empedu. Kedua lemak yang berasal dari makanan dan hati disebut lemak eksogen. Saat proses pencernaan, hampir seluruh trigliserida dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak bebas kemudian diserap oleh enterosit mukosa usus sebagai asam lemak bebas. Sedangkan kolesterol tetap diserap sebagai kolesterol. Saat melalui sel epitel usus, asam lemak bebas dan monogliserida akan disintesis kembali menjadi trigliserida sedangkan kolesterol membentuk ester dengan asam lemak (esterifikasi) menjadi kolesterol ester. Kemudian, trigliserida dan kolesterol ester bersama dengan fosfolipid akan membentuk lipoprotein terbesar yaitu kilomikron.2

Selanjutnya, kilomikron ditranspor ke duktus torasikus dan memasuki aliran darah. Sekitar satu jam setelah makan, konsentrasi kilomikron dalam plasma meningkat 1 sampai 2 persen dari total dan karena ukurannya yang besar, plasma terlihat keruh dan kadang berwarna kuning.3 Kemudian, plasma akan kembali menjadi jernih dalam waktu beberapa jam karena waktu paruh kilomikron yang kurang dari satu jam.Kebanyakan lemak kilomikron dikeluarkan sewaktu melewati jaringan adiposa dan hati sebab keduanya mengandung banyak enzim lipoprotein lipase (LPL).3 Enzim ini terutama aktif di endotel kapiler


(26)

sehingga saat melekat LPL akan menghidrolisis trigliserida dari kilomikron menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan berdifusi ke sel lemak di jaringan adiposa dan menjadi simpanan dalam bentuk trigliserida kembali. Dalam jumlah yang banyak, trigliserida juga dibawa ke hati untuk dibentuk sebagai trigliserida hati. Kemudian, kilomikron yang kehilangan sebagian besar trigliseridanya akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan diangkut ke hati.2

B. Metabolisme endogen

Jika trigliserida dan kolesterol yang berasal dari usus halus diangkut oleh kilomikron, VLDL akan mengangkut trigliserida dan kolesterol yang berasal dari hati. Seperti pada metabolisme eksogen, trigliserida dari VLDL juga akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase (LPL) menjadi IDL yang juga akan dihidrolisis menjadi LDL. Oleh karena itu, setiap LDL berasal dari satu VLDL prekusor. Dibanding hewan mamalia lainnya, manusia memiliki cukup banyak IDL yang nantinya akan membentuk LDL. Hal inilah yang membuat kadar LDL manusia menjadi lebih tinggi. Kemudian, sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL tadi akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati.1

C. Jalur reverse cholesterol transport

HDL nascent yaitu HDL dengan kadar kolesterol sangat sedikit memiliki bentuk gepeng dan berasal dari usus halus dan hati. HDL nascent ini mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol bebas yang tersimpan di dalamnya kemudian akan berubah menjadi HDL dewasa dengan bentuk bulat.2 Kolesterol bebas yang diambil tersebut akan diesterfikasi oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) menjadi kolesterol ester. Kemudian, kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan melewati dua jalur: (1) ke hati (2) oleh enzim cholesterol ester transfer protein (CETP), kolesterol ester pada HDL akan ditukar dengan trigliserida yang berasal dari VLDL dan IDL. Selanjutnya, VLDL dan IDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati, tempat senyawa ini dieliminasi dari tubuh tanpa atau setelah diubah menjadi asam empedu.2


(27)

2.2.4. Reseptor LDL

Dibanding lipoprotein lainnya, LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Perannya adalah sebagai kendaraan untuk membawa kolesterol dan ester kolesteril ke hati dan jaringan steroidogenik untuk sintesis hormon seperti kelenjar testis, ovarium, dan adrenal. Agar dapat memasuki hati dan jaringan ekstrahepatik, LDL harus melewati reseptor LDL (apo B-100,E) yang terdapat di kedua tempat tersebut. Disebut demikian, karena reseptor ini spesifik untuk apo B-100 dengan terminal karboksil B-100 yang mengandung reseptor LDL dan juga menyerap lipoprotein yang kaya akan apo E. Selanjutnya, sekitar 30 % LDL diuraikan di jaringan ekstrahepatik dan 70 % di hati.1

Reseptor LDL juga menyerap lipoprotein lain yang mengandung apo E yaitu VLDL, IDL, dan kilomikron remnant. Reaksi ikatan ini dipengaruhi oleh saturasi, afinitas yang tinggi, dan spesifitas. Selain reseptor LDL, terdapat reseptor LDL receptor-related protein (LRP) yang terdapat di hati, otak, dan plasenta. LRP mengenali ligan dengan spektrum yang lebih luas yaitu apoE,

α2makroglobulin, tissue plasminogen activator (TPA) dan, tissue plasminogen

inhibitor (TPI). Reseptor LDL terakhir adalah reseptor makrofag scavenger yang terdapat di permukaan endotel. Fungsi dari reseptor makrofag scavenger ini adalah memakan LDL yang sudah teroksidasi/LDL termodifikasi.21

2.2.5. Peran LDL terhadap Aterosklerosis dan Penyakit Jantung Koroner Aterosklerosis adalah suatu penyakit arteri berukura besar dan sedang akibat terbentuknya lesi lemak yang disebuk plak ateromatosa pada permukaan dalam dinding arteri. Plak aterom ini menonjol ke dalam sehingga dapat menyumbat lumen pembuluh darah. Oleh karena itu, aterosklerosis dibanding penyakit lainnya merupakan penyakit serius yang menyebabkan kematian sebesar 50% dari seluruh kematian dan kecacatan di dunia Barat.22

Peningkatan faktor risiko terjadinya aterosklerosis terutama terdapat pada orang yang memiliki kadar LDL (lipoprotein berdensitas rendah) tingi. HDL (lipoprotein berdensitas tinggi) justru bersifat menurunkan aterosklerosis karena HDL dapat mengeluarkan kolesterol yang terdapat di aterom (lesi lemak) kemudian memindahkannya ke hati untuk diekskresikan ke empedu.22


(28)

Terdapat beberapa mekanisme bagaimana LDL berperan dalam aterogenesis:

1. Hiperlipidemia kronis, terutama hiperkolesterolemia (termasuk di dalamnya peningkatan LDL) meningkatkan pembentukan radikal bebas oksigen yang menonaktifkan nitrat oksida. Nitrat oksida merupakan faktor pelemas endotel utama sehingga LDL secara langsung dapat merusak fungsi sel endotel. 22

2. Radikal bebas oksigen yang dibentuk oleh endotel dinding arteri seperti proses di atas maupun akibat peran makrofag akan merubah sifat kimiawi LDL menjadi LDL teroksidasi (termodifikasi). Selanjutnya, LDL teroksidasi akan menyebabkan proses lanjutan antara lain makrofag akan menelan LDL teroksidasi melalui scavenger reseptor (reseptor penyapu) sehingga terbentuk sel busa, meningkatkan akumulasi monosit di sel lesi, merangsang pengeluaran faktor pertumbuhan dan sitokin, bersifat sitotoksik bagi sel endotel dan sel otot polos, menyebabkan disfungsi sel endotel.22

Gambar 2.5. Mekanisme Pembentukan Aterosklerosis Sumber: Kumar, 2012


(29)

Proses di atas menyebabkan inflamasi dan proliferasi lebih lanjut dari jaringan fibroblas dan otot polos pada permukaan dalam dinding arteri (gambar 2.6). Proliferasi sel tersebut ditambah penimbunan lemak akan membuat plak besar yang menonjol ke dalam lumen yang menyebabkan aliran darah berkurang bahkan menyumbat seluruh aliran darah.22 Selain itu, permukaan plak yang kasar dapat menyebabkan pembentukan trombus atau embolus sehingga secara tiba-tiba aliran darah akan tersumbat. Aliran darah yang tersumbat ini sering dikaitkan dengan penyebab utama terjadinya penyakit jantung koroner.22

Gambar 2.6. Histologi plak aterom pada arteri koronari. Keterangan: F (tudung fibrosa), C (sentral nekrotik), dan L (lumen yang menyempit).

Sumber: Kumar, 2012

Penyakit jantung koroner (PJK) atau penyakit jantung iskemik merupakan kondisi ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di miokardium yang biasanya diakibatkan oleh aterosklerosis sehingga terjadi hipoksia miokardium dan akumulasi sisa metabolit akhir.Sindrom dari PJK ini bervariasi meliputi angina pektoris, angina stabil, angina tak stabil, dan infark miokard.24 Angka mortalitas PJK termasuk tinggi. Di dunia, 45% dari total kematian akibat penyakit jantung disebabkan oleh penyakit jantung koroner (PJK).20 Sedangan, di Indonesia, PJK merupakan salah satu penyebab kematian utama dan angka kematiannya mencapai 26%.25,26 Hal tersebut merupakan alasan mengapa penyakit jantung koroner adalah manifestasi penting dari aterosklerosis.


(30)

2.3 Teknik Pengukuran LDL

Pengukuran kadar LDL dilakukan secara tidak langsung yakni melalui rumus perhitungan Friedewald, LDL = Kolesterol – {(Trigliserida/5) + HDL}.21 Sehingga, kadar LDL ini didapatkan melalui 3 tahapan pengukuran yakni pengukuran kadar kolesterol, kadar trigliserida, dan kadar HDL.

1. Teknik Pengukuran Kolesterol

Mengukur kolesterol setelah hidrolisis enzimatik dan oksidasi. Indikator yang diukur adalah quinonemin. Quinonemin dibentuk dari hasil reaksi hidrogen peroksida, 4-aminoantipirin, dan fenol melalui proses katalitik dari peroksidase.27

Prinsip reaksi :

Cholesterolester + H20 CHE cholesterol + fattcy acid

Cholesterol + O2 CHO cholestone-3-ona + H202

2 H202 + 4-amoniphenazone + phenol PDO quinonemine + 4 H20

2. Teknik Pengukuran Trigliserida

Mengukur kolesterol setelah hidrolisis enzimatik dengan lipase. Indikator yang diukur adalah quinonemin. Quinonemin dibentuk dari hasil reaksi hidrogen peroksida, 4-aminoantipirin, dan 4-klorofenol melalui proses katalitik dari peroksidase.28

Prinsip reaksi : 28

Triglycerides lipase glycerol + fatty acids

Gycerol + ATP GK glycerol-3-phosphate + ADP


(31)

H202 + 4-aminoantipirin POD quinonemine + HCL + H20 +

4-chlorophenol

3. Teknik Pengukuran HDL

Kilomikron, VLDL, dan LDL di presipitasi menggunakan penambahan asam fosfotungstat dan magnesium klorida. Setelah di sentrifugasi, supernatan akan mengandung fraksi HDL yang tinggi kemudian dapat dihitung menggunakan Cholesterol test kit.29


(32)

2.4. Kerangka Teori

Aterosklerosis

Peran

Pembawa kolesterol & ester kolesteril ke hati & jaringan steroidogenik

Lipoprotein

Kurma

Kandungan Agen hipolipidemik: - Plant sterol - Flavonoid LDL

Eksogen Endogen Jalur reverse cholesterol transport

Metabolisme VLDL Kolesterol ester Makrofag merubah timbunan kolesterol LDL IDL Hati Kolesterol VLDL hati kilomikron Usus halus

Kolesterol dari makanan

Enzim LCAT

HDL membawa kolesterol bebas dari makrofag LPL

Foam cell VLDL & IDL

Enzim CETP hati

Diangkut


(33)

2. 5. Kerangka Konsep

?

Keterangan:

diteliti tidak diteliti

2.6. Definisi Operasional

No Variabel

Definisi operasional variabel dan cara

pengukuran data Alat ukur Satuan variab-el Rentang nilai

variabel Skala pengukuran 1 Low

Density Lipoprot ein (LDL) kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dalam serum darah yang diambil melalui darah vena mediana cubitti sebanyak 3cc

Spektr ofoto meter

mg/dL Optimal = <100 Mendekati optimal = 100-129 Diinginka n = 130-159 Tinggi 160-189 Sangat tinggi = >190 Numerik

2 Jenis Kelamin

Sifat (keadaan) jantan atau betina

Kuesio ner

- Laki-laki (1) Kategorik Profil lipid Variabel dependen: Kadar LDL Manusia Variabel independen: Kurma Ajwa Agen hipolipidemik: -plant sterol

-flavonoid IMT


(34)

Perempua n (2) 3 Indeks

massa tubuh (IMT)

Yaitu berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter yang dikuadratkan. Alat pengukuran menggunakan alat penimbang berat badan dalam satuan kg dan alat pengukur tinggi badan dalam satuan cm. Timba ngan, metera n

Kg/m2 Underwei ght = <18,5

Normal = 18.5- 22.9

Overweig ht = 22.9-25

Obesitas > 25


(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental jenis pretest-posttest design. Penelitian dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu pengisian kuesioner disertai pengukuran IMT di skill lab dan selanjutnya pengambilan darah yang akan digunakan untuk mengukur kadar LDL.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian berlangsung dari bulan Desember 2014 sampai dengan Februari 2015.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah Mahasiswa PSPD UIN Jakarta Tingkat II periode 2014-2015 yang sudah menandatangani informed consent dan telah mengisi kuesioner.

3.3.2. Kriteria Pemilihan

Kriteria pemilihan dalam penelitian ini terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria ekslusi. Kriteria inklusi terdiri dari mahasiswa PSPD UIN Jakarta tingkat II periode 2014-2015. Kriteria ekslusi yang digunakan adalah responden yang memiliki penyakit metabolik. Sedangkan kriteria drop out adalah responden yang menolak diteliti, responden yang tidak patuh selama penelitian dilakukan, serta responden yang mengalami sakit berat di tengah-tengah masa penelitian.


(36)

Penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan skala pengukuran numerik antara dua kelompok berpasangan. Sehingga, rumus besar sampel yang dipilih adalah:

Keterangan:

N = jumlah sampel

Zα = deviat baku alfa

Zβ = deviat baku beta

x1-x2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna S = standar deviasi dari selisih nilai antarkelompok

Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 10%, hipotesis satu arah, sehingga Zα = 1,28 Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 30%, maka Zβ = 0,53

Selisih minimal yang dianggap bermakna (x1-x2) = 17

Standar deviasi = 34 (dua kali dari selisih rerata minimal yang dianggap bermakna)

Dari perhitungan di atas, besar sampel minimal masing-masing kelompok adalah 13 responden.

3.3.4. Teknik Pemilihan Sampel

Teknik pengambilan sampel dengan cara simple random sampling menggunakan tabel random yang terdiri dari 97 nama dan akan diambil 13 nama secara acak.

3.4. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah kurma jenis kurma Ajwa yang diperoleh dari pasar Tanah Abang dan sudah dideterminasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bogor (lampiran 1), kit analisis

kadar kolesterol DSI [reagent Good‟s buffer pH 6.7 sebanyak 50 mmol/L; Phenol


(37)

esterase (CHE) sebanyak ≥ 200 U/L; Cholesterol oxidase (CHO) sebanyak ≥ 50

U/L; Peroxidase (POD) sebanyak ≥ 3 kU/L, standard sebanyak 5.2 mmol/L], kit

analisis kadar trigliserida DSI [R1 (4x100 enzyme reagent): PIPES buffer (pH7.5) sebanyak 50 mmol/l; 4- chlorophenol sebanyak 5 mmol/l; 4- aminoantipyrine sebanyak 0.25 mmol/l; Magnesium ion sebanyak 4.5 mmol/l; ATP sebanyak 2

mmol/l; Lipases sebanyak ≥ 1.3 mmol/l; Peroxidase sebanyak ≥ 0.5 mmol/l;

Glycerol kinase sebanyak ≥ 0.4 mmol/l; Glycerol 3- phosphate oxidase sebanyak

≥ 1.5 mmol/l, R2( 3ml standar) : Triglycerides sebanyak 200 mg/dl atau 2.28

mmol/l], kit analisis kadar HDL Rajawali Nusindo (R1 Cat.-no. 108491 sebanyak 100 ml, R2 Cat.-no. 101592 sebanyak 80 ml, Standard kolesterol 3 ml), alkohol swab, akuades, hand scoen, dan tissue (lampiran 2)

3.5. Alat-alat

Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain torniquet, spuit ukuran 3 cc, vakutainer, tabung reaksi kecil/tabung mikro, microplate, tabung sentrifugasi, sentrifugasi merk EBA 21 HeHich Zentrifugen, spektrofotometer merk Hitachi U-2910, kuvet, dan mikropipet, timbangan dan meteran (lampiran 2)

3.6. Cara Kerja Penelitian

3.6.1. Persiapan Awal Responden

Responden sebanyak 13 orang terpilih secara acak dan memenuhi kriteria inklusi. Sebelum penelitian, dilakukan sosialisasi penelitian dan menyetujui informed consent (lampiran 3). Setelah itu, pada hari ke-0 (sebelum pemberian kurma) dilakukan pengisian kuesioner dan pengukuran IMT tahap I (lampiran 4). Selanjutnya, pada hari tersebut juga dilakukan pengambilan darah tahap I yang sebelumnya responden puasa makan selama 10 jam. Pengambilan darah dilakukan melalui vena mediana cubiti sebanyak 3 cc. Kemudian, serum dimasukkan dalam microtube dan disimpan dalam lemari pendingin suhu -210C hingga siap untuk diuji.


(38)

3.6.2. Pemberian Kurma

Setelah persiapan awal penelitian, kurma diberikan kepada responden sebanyak 7 buah per hari selama 28 hari. Jumlah tersebut berhubungan dengan kandungan nutrien kurma. Satu buah kurma ajwa memiliki berat sebesar 10 gr. Dalam 100 gr kurma ajwa, terdapat kandungan makronutrien antara lain gula total sebanyak 74,3 gram, lipid 0,47 gram dan protein 2,97 gram. Jika dikonversi kedalam kalori, maka didapatkan hasil sekitar 313 kalori per 100 gram kurma ajwa. Sehingga dalam 1 buah kurma ajwa didapatkan sebanyak 31,3 kalori.18

Sejumlah 7 buah kurma diberikan kepada masing- masing responden penelitian tiap harinya. Sehingga total kalori yang dalam kurma yang dikonsumsi oleh responden penelitian adalah 219 kalori perharinya yang setara dengan asupan cemilan harian30 Selama pemberian kurma, diharapkan responden penelitian tidak merubah kebiasaan makan dan kegiatan fisiknya.

3.6.3. Perlakuan Akhir Responden

Pada hari ke-29 (setelah 28 hari pemberian kurma), dilakukan pengisian kuesioner dan pengukuran IMT tahap II (lampiran 4). Selanjutnya, pada hari tersebut juga dilakukan pengambilan darah tahap II setelah responden puasa makan selama 10 jam. Pengambilan darah melalui vena mediana cubiti sebanyak 3 cc. Setelah itu, darah dipindahkan kedalam vakutener dan disentrifugasi setelah itu diambil serumnya. Kemudian, serum dimasukkan dalam microtube dan disimpan dalam lemari pendingin suhu -210C hingga siap untuk diuji.

3.6.4. Pengukuran Kadar LDL

Pengukuran kadar LDL tidak menggunakan Kit langsung kadar LDL, tetapi melalui pengukuran kadar kolesterol, triasilgliserol dan HDL, lalu di gunakan rumus perhitungan LDL. Rumus perhitungan LDL yang digunakan adalah :21

Kadar LDL = Kolesterol – {(Trigliserida/5) + HDL} 1. Pengukuran kadar kolesterol


(39)

Penelitian dilakukan sebanyak dua tahap. Setiap tahap dilakukan pengukuran 13 sampel. Langkah kerja:27

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memasukkan blanko, standar dan sampel masing-masing sebanyak 10 µl secara duplo kedalam tabung reaksi

3. Menambahkan Reagen 1000 µl kedalam masing-masing tabung reaksi secara duplo menggunakan mikropipet

4. Mencampur secara gentle, kemudian inkubasi selama 20 menit pada suhu 20-25oC

5. Memasukkan ke dalam kuvet kemudian memasukkan ke dalam alat spektrofotometer

6. Membaca absorbansi dalam waktu 60 menit dengan panjang gelombang

500 λ

7. Menghitung konsentrasi dengan menggunakan standar atau kalibrator dengan rumus:

Cholesterol [mg/dL] = x Cons.Standard/Cal [mg/dl]

2. Pengukuran kadar Trigliserida 1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memasukkan blanko, standar dan sampel masing-masing sebanyak 10 µl secara duplo kedalam tabung reaksi

3. Menambahkan Reagen 1000 µl kedalam masing-masing tabung reaksi secara duplo menggunakan mikropipet

4. Mencampur secara gentle, kemudian inkubasi selama 20 menit pada suhu 20-25oC

5. Memasukkan ke dalam kuvet kemudian memasukkan ke dalam alat spektrofotometer

6. Membaca absorbansi dalam waktu 60 menit dengan panjang gelombang

500 λ.

7. Menghitung konsentrasi sampel dengan rumus: C = 200 x (mg/dl) atau


(40)

C = 2.28 x (mmol/l)

3. Pengukuran kadar HDL

1. Mencampur serum responden 200 ul dan R1( HDL cholesterol) 500 ul ke dalam tabung reaksi

2. Inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang 3. Sentrifugasi selama 10 menit dengan 5785 rpm 4. Memisahkan supernatan dari hasil presipitasi

5. Mengambil 100 ul supernatan dan campurkan dengan R2

(cholesterol)1000 ul ke dalam tabung reaksi dan juga untuk kontrol yang terdiri dari:

- Reagen blanko: akuades 100 ul dan R2 1000 ul

- Standard: standar 100 ul dan R2 1000 ul 6. Inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang

7. Memasukkan ke dalam kuvet kemudian memasukkan ke dalam alat spektrofotometer

8. Membaca absorbansi dalam waktu 60 menit dengan panjang gelombang

500 λ

9. Menghitung absorben sampel dan standar dengan cara mengurangi sampel dan satndar tersebut dengan absorben reagen blanko


(41)

3.6.5. Alur Penelitian

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini diajukan ke ethical cleareance dari panitia Etik Penelitian PSPD (Program Studi Pendidikan Dokter) UIN (Universitas Islam Negeri) Jakarta (lampiran 5). Semua data yang didapat dari hasil penelitian maupun kuesioner yang dipergunakan akan dijaga kerahasiannya.

Responden penelitian

Informed consent

Pengisian kuosioner dan pengukuran IMT tahap I (hari ke-0)

Pengambilan darah sampel tahap I (hari ke-0)

Pemberian buah kurma hari ke-1 sampai hari ke-28 (7 kurma per hari)

Pengisian kuosioner dan pengukuran IMT tahap II (hari ke-29)

Pengambilan darah sampel tahap II (hari ke-29)

Penyimpanan serum pada suhu -21oC

Analisa statistik Pengukuran kadar LDL


(42)

3.8. Analisis Data

Analisa statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 21.0, untuk mengetahui hasil penelitian menggunakan analisis paired T-Test, bila hasil distribusinya normal dan menggunakan analisis Friedman jika tidak normal. Untuk mengetahui kenormalan digunakan Shapiro-Wilk. Guna mengetahui hubungan antarparameter dilakukan analisis korelasi Pearson.


(43)

Bab IV

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1. Data karakteristik responden

Responden terdiri atas 7 perempuan dan 6 laki-laki, setiap sebelum pengambilan sampel diberikan kuesioner tentang berat, IMT dan aktivitas guna mengurangi bias pada hasil pengukuran kadar LDL darah. Berikut disajikan grafik karakteristik persentase jenis kelamin responden pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Karakteristik jenis kelamin responden

Usia responden pada penelitian ini berkisar antara 17-19 tahun. 10 orang berusia 19 tahun, 2 orang berusia 17 tahun, dan 1 orang berusia 18 tahun. Berikut disajikan grafik karakteristik persentase usia responden pada gambar 4.2. Berdasarkan gambar 4.2 diketahui usia rerata respoden pada penelitian ini adalah 19 tahun.


(44)

4.2. Hasil pengukuran kadar LDL darah

Pengukuran rerata kadar LDL darah dilakukan sebelum (hari-0) dan sesudah pemberian kurma Ajwa (hari-29) terlihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3. Hasil rererata LDL sebelum dan sesudah pemberian kurma Ajwa

Berdasarkan pada uji normalitas (Shapiro-Wilk)menunjukkan kadar LDL sebelum dan sesudah pemberian kurma terdisribusi normal (p ≥ 0,05). Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji T-test berpasangan (lampiran 5).

Hasil uji paired T-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan kadar LDL sebelum dan sesudah mengonsumsi kurma (p≥0,05). Terjadi kecenderungan peningkatan kadar LDL sesudah perlakuan dengan rerata peningkatan sebesar 0,604 ± 10,33 mg/dL (p≥0,05). Gambar 4.3. menunjukkan perbandingan kadar LDL hari-0 dan hari-29. Hasil ini bertolak belakang dengan hipotesis yang diajukan yaitu pemberian kurma selama 28 hari diharapkan dapat memberikan efek terhadap penurunan kadar LDL (lampiran 5).

Dari tinjauan pustaka yang telah dilakukan, kurma mengandung flavonoid dan plant sterol yang berperan sebagai agen hipolipidemik. Kandungan plant sterol mengurangi absorpsi kolesterol dan meningkatkan eksresinya dari fekal sehingga menurunkan lipid tubuh. Sedangkan, kandungan flavonoidnya meningkatkan aktivitas LCAT (lecithin acyl transferase) yang membentuk kolesterol ester dan selanjutnya kolesterol ester ini akan mengalir ke hati melalui


(45)

sisa VLDL (IDL) atau LDL sehingga kadar lipid di dalam darah akan berkurang.2 Flavonoid juga mengaktivasi enzim sitokrom P450 dan b5. Aktivasi enzim ini akan mempengaruhi metabolisme lipid. Mekanismenya melalui ikatan antara enzim P450 dengan asam empedu yang berakibat pada peningkatan ekskresi kolesterol dan asam empedu. Hal ini akan mengurangi kadar kolesterol di sirkulasi. Selain itu, flavonoid secara langsung dapat mengaktivasi reseptor LDL.19

Peneliatian mengenai efek kurma terhadap kadar LDL sebelumnya juga dilakukan oleh Henchiri Cherifa et al. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 52 responden manusia sehat yang diberikan kurma jenis Tamesrit dan Gharst sebanyak 7 buah per hari selama 21 hari. Hasil penelitian pada jenis kurma Tamesrit tidak sejalan dengan peneltian ini yaitu didapatkan penurunan LDL yang signifikan sebesar 12% yaitu 126 ± 21 mg/dL sebelum pemberian kurma dan 111 ± 19 mg/dL setelah 21 hari pemberian kurma.5 Sedangkan, hasil penelitian jenis kurma Ghars sejalan dengan penelitiani ini yaitu tidak didapatkan peningkatan yang bermakna yaitu 107 ± 16 mg/dL sebelum pemberian kurma dan 111 ± 30 mg/dL setelah 21 hari pemberian kurma.5 Perbedaan hasil LDL pada kedua jenis tersebut kemungkinan karena pada jenis Tamesrit, kandungan polifenol dan aktivitas antioksidan lebih tinggi dibanding jenis Ghars.5

Terdapat beberapa alasan yang menjelaskan perbedaan hasil hipotesis yang diajukan. Pertama, kemungkinan terdapat perbedaan komposisi biokimia (aktivitas antioksidan, polyphenol, glukosa, fruktosa, sukrosa, gula tereduksi, serat larut, serat tak larut, kandungan air, dan protein) antara kurma jenis Ajwa dengan kurma jenis Tamesrit. Kedua, jumlah hari yang dilakukan untuk pemberian kurma Ajwa kepada partisipan belum cukup sehingga hasil yang didapatkan belum maksimal. Ketiga, pemberian kurma dalam bentuk buah kurang efektif dibanding dengan pemberian dalam bentuk ekstrak kurma.

4.3. Hasil korelasi pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar LDL darah

Hasil pengukuran IMT pada responden dilakukan sebelum (hari ke-0) dan sesudah pemberian kurma (hari ke-29), data dapat dilihat pada gambar 4.4.


(46)

Gambar 4.4. Hasil pengukuran IMT responden

Berdasarkan pada uji normalitas (Shapiro-Wilk)menunjukkan IMT sebelum

dan sesudah pemberian kurma terdisribusi normal (p ≥ 0,05). Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji paired T-test (lampiran 5).

Pada uji paired T-test menunjukkan peningkatan rerata IMT yang bermakna dari 13 responden pada hari-0 dan hari-29 (p≤0,05) (lampiran 5). Gambar 4.4 menunjukkan terdapat peningkatan rerata IMT sebesar 0,33 ± 0,29 kg/mm2. Meskipun secara statistik bermakna, dari 13 responden, hanya 1 yang IMTnya berubah dari normal menjadi overweight. 12 responden tidak mengalami perubahan status IMT (8 responden IMT tetap normal dan 4 responden IMT tetap overweight.

Berdasarkan uji korelasi Pearson antara IMT dan kadar LDL, didapatkan koefisien korelasi Pearson 0,041 yang berarti terdapat korelasi positif lemah (berbanding lurus) dan sig >0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan signifikan antara IMT dengan kadar LDL.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohsen et al bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan kadar lipid darah seperti HDL, LDL, trigliserida, dan total kolesterol (p<0,5). Hubungan positif tersebut terjadi pada partisipan yang memiliki aktivitas aktif maupun tidak.31 Kemudian penelitian ini juga tidak


(47)

sejalan dengan penelitian Shirasawa et al terhadap anak usia sekolah di Jepang bahwa peningkatan indeks massa tubuh berhubungan signifikan dengan peningkatan LDL (p<0,50).32

4.4. Hasil pengukuran kadar LDL menurut jenis kelamin

Hasil pengukuran kadar LDL pada responden dilakukan sebelum (hari ke-0) dan sesudah pemberian kurma (hari ke-29) menurut jenis kelamin, data dapat dilihat pada gambar 4.5.

\

Gambar 4.5. Rerata kadar LDL menurut jenis kelamin

Berdasarkan pada uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan kadar LDL laki-laki dan perempuan baik saat hari-0 (sebelum pemberian kurma) maupun hari ke-29 (sesudah pemberian kurma) masing-masing terdistribusi normal (p ≥ 0,05). Selain itu, pada uji homogenitas Levene menunjukkan kadar LDL laki-laki dan perempuan baik saat hari-0 (sebelum pemberian kurma) maupun hari ke-29 (sesudah pemberian kurma) masing-masing memiliki variansi yang homogen (p ≥ 0,05). Sehingga keduanya dapat dilanjutkan dengan uji independent t-test (lampiran 5).

Hasil uji independent T-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar LDL hari ke-0 antara laki-laki dan perempuan (p≥0,05). Selain

± 9,8 ±

± 11,8

± 11,8 ± 10,49


(48)

itu, rerata kadar LDL hari-0 pada kelompok laki-laki lebih tinggi 6,17 gr/dl dibanding perempuan. Hasil yang sama juga didapatkan pada hari-29. Berdasarkan uji independent T-test tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar LDL hari-29 antara laki-laki dan perempuan (p≥0,05). Selain itu, rerata kadar LDL hari ke-29 pada kelompok laki-laki lebih tinggi 8,87 gr/dl dibanding perempuan (lampiran 5). Dari kedua hal di atas, didapatkan kecenderungan kadar LDL hari-0 dan hari-29 pada laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.

Gambar 4.5. menunjukkan pada hari-0 yaitu sebelum mengonsumsi kurma, kadar rererata LDL perempuan lebih rendah dibanding kadar LDL laki-laki (96,78 mg/dL; 102,95 mg/dL). Hal ini juga terjadi pada hari 29 yaitu satu hari setelah mengonsumsi kurma terakhir, kadar rererata LDL perempuan lebih rendah dibanding laki-laki (96,14 mg/dL; 105,01 mg/dL). Pada perubahan kadar LDL, terjadi peningkatan kadar LDL pada laki-laki sebesar 2,06 mg/dL. Sedangkan terjadi penurunan kadar LDL pada perempuan sebesar 0,64 mg/dL.

Berdasarkan hasil di atas, didapatkan kecenderungan kadar LDL pada perempun lebih rendah dibanding laki-laki. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang 2011. Mekanismenya adalah pada perempuan terjadi akselerasi produksi LDL sehingga terjadi mekanisme kompensasi untuk membersihkan kadar LDL di dalam sirkulasi. Akibatnya, kadar LDL perempuan cenderung berada pada konsentrasi yang rendah.33

Penelitian lain yang dilakukan oleh Habib 2005 juga sejalan dengan penelitian ini. Mekanismenya melalui kadar apoA-I pada individu perempuan yang sehat lebih tinggi dibanding individu laki-laki yang sehat. Selain itu kadar dan produksi apoA-I dapat ditingkatkan dengan pemberian hormon estrogen. ApoA-I merupakan apoprotein utama dari HDL, sehingga kadar HDL pada perempuan lebih tinggi dibanding perempuan.34 Peningkatan HDL ini tentunya akan mempengaruhi jalur aktivitas LCAT (lecithin acyl transferase) yang membentuk kolesterol ester dan selanjutnya kolesterol ester ini akan mengalir ke hati melalui sisa VLDL (IDL) atau LDL.2 Sehingga kadar LDL pada perempuan akan lebih rendah dibanding laki-laki.

Selain itu, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Karastergiou 2013. Mekanismenya berkaitan dengan perbedaan distribusi depot


(49)

lemak pada perempuan dan laki-laki. Perempuan cenderung menyimpan lemak pada bagian gluteal dan femoral (perifer) sedangkan laki-laki cenderung menyimpan lemak pada bagian intra-abdominal. Perbedaan depot lemak ini akan mempengaruhi fungsi endokrin dan metabolik. Perempuan dengan distribusi lemak pada gluteal dan femoral menunjukkan akitivitas lipoprotein lipase (LPL), sensitivitas insulin dan efisiensi penyimpanan asam lemak bebas yang lebih tinggi dibanding laki-laki dan perempuan dengan obesitas badan bagian atas. Ketiga hal tersebut meningkatan penyimpanan lemak pada jaringan adiposa sehingga kadarnya di sirkulasi akan berkurang.35

4.5. Hasil informasi aktivitas Responden

Untuk meminimalisir bias dengan faktor lain, partisipan mengisi kuesioner sebelum dan sesudah mengonsumsi kurma (lampiran 5). Kuesioner berisikan pertanyaan mengenai pola makan sehari-hari dan aktivitas fisik partisipan sebelum dan sesudah mengonsumsi kurma. Selain itu juga terdapat riwayat penyakit dari pasien dan riwayat penyakit metabolik pada keluarga.

Hasilnya adalah tidak terdapat perubahan pada faktor asupan makanan (frekuensi, jenis makanan) dan aktivitas fisik (kategori aktivitas, frekuensi olahraga, jenis olahraga, durasi olahraga) sebelum dan sesudah pemberian kurma. Dari 13 partisipan, hanya 1 yang mengalami perubahan yaitu pada frekuensi olahraga sehingga tidak menimbulkan efek yang signifikan pada hasil dari pemeriksaan LDL sebelum dan sesudah mengonsumsi kurma.

4.6. Keterbatasan penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti menemui beberapa keterbatasan, antara lain: • Tidak dilakukan pengukuran kadar plant sterol, flavonoid dan zat aktif

lainnya dari kurma jenis Ajwa

• Tidak menyeragamkan asupan makanan dan aktivitas fisik responden • Tidak menggunakan metode pengukuran LDL secara langsung • Tidak menggunakan kuesioner yang sudah tervalidasi


(50)

Bab V

Simpulan dan Saran 5.1. Simpulan

• Terjadi peningkatan kadar LDL darah yang tidak bermakna setelah pemberian kurma Ajwa selama 28 hari

• Tidak terdapat hubungan antara peningkatan indeks massa tubuh (IMT) yang bermakna setelah pemberian kurma Ajwa selama 28 hari dengan kadar LDL darah

• Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin terhadap kadar LDL darah 5.2. Saran

• Penelitian lanjutan mengenai kadar plant sterol, flavonoid, dan zat aktif lainnya dari kurma Ajwa

• Kuesioner mengenai pola makan, pola aktivitas, riwayat penyakit, dan riwayat penyakit keluarga yang sudah tervalidasi

• Menyeragamkan asupan makanan dan aktivitas fisik responden • Menggunakan metode pengukuran LDL secara langsung


(51)

DAFTAR PUSTAKA

1. Murray KR, Granner KD, Rodwell WV. Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta: EGC; 2012. h. 225-244

2. Sudoyo WA et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta: Internal Publishing; 2012.h.1984-1987

3. Guyton CA, Hall EJ. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.Jakarta: EGC; 2012. h. 891-893

4. S. Vembu, D. Sivanasan and G. Prasanna. Effect of Phoenix deactylifera on high fat diet induced obesity. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research. 2012; 4(1): 348-352

5. Freha G, Cherifa H. Study of the Effect of dates on Blood Glucose and Lipid profile in Healthy Human Subjects. International Journal of Pharmaceutical, Chemical, and Biological Sciences. IJPCBS. 2012; 3(3): 826-833

6. Rahmani, HA. et al. Review article: Terapeutic effect of date fruits (Phoenix dactylifera) in the prevention of disease via modulation of anti-inflammatory, anti-oxidant and anti-tumour activity. Int J Clin Exp Med. 2014; 7(3): 483-491

7. Prihasmoro H. Ringkasan Kitab hadist Shahih Imam Muslim. Jakarta; 2007

8. Sohaimy ES. Biochemical and Nutrition Characterizations of Date Palm Fruits (Phoenix dactylifera L). INSInet Publication [internet]. 2010 [cited 2014 Jan 1]

9. BBC News. Indonesia profile [internet]. 2015 May 21 [cited 2015 June 14]. Available from: http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific-14921238


(52)

10.Dada M, Nwawe C, Okere r, Uwubanwen I. Potentials of Date Palm Tree to the Nigerian Economy. Nigeria: World Journal of Agricultural Sciences. 2012; 8 (3): 309-315

11.N Vyawahare, R Pujari, A Khsirsagar, D Ingawale, M Patil, V Kagathara. Phoenix dactylifera: An update of its indegenous uses, phytochemistry and pharmacology. The Internet Journal of Pharmacology. 2008; Volume 7 Number 1

12.Rostita, Tim redaksi Qonita. Khasiat dan keajaiban kurma. Bandung: Qonita; 2009. h.27-29, 35-38

13. Orwa et al. Phoenix dactylifera. Agroforestry Database 4.0; 2009 [cited Jan 2013]. Available from:

http://www.worldagroforestry.org/treedb2/AFTPDFS/Phoenix_dactylifera. pdf

14.Satuhu S. Kurma Khasiat dan Olahannya. Jakarta: Swadaya; 2010. h.7-9

15.Hammad, S. Kedokteran Nabi. Solo: PT Aqwam Media Profetika; 2014. h.260

16.Alwani A, Ammari S. Fruit physical characteristics of date palm cultivars grown in three libyan oasis. Libya: Dept of Botany, Univ. of Garyounis

17.Zaid A, Wet P. Botanical and Systematic Desciption of The Date Palm

[internet]. Available from:

http://www.fao.org/docrep/006/y4360e/y4360e05.htm

18.Eman Abdul Rahman Assirey. Nutritional composition of fruit of 10 date palm (phoenix dactylifera L.) cultivars grown in saudi Arabia. Jurnal of Taibah University for Science 9. Doi:10.1016/j.jtusci.2014.07.002

19.Oliveira TT et al. Hypolipidemic effect on flavonoids and cholestyramine in Rats. Latin American Journal of Pharmacy. Lat. Am. J. Pharm. 26. (3); 407-10 (2007)


(53)

20.Nawal S, Zulkhairi H, AI Nor, Darly J, Azrina A. The role of Dates (Phoenix dactylifera) Aqueous Extract in Improving the Plasma Lipid Profiles of Diet-Induced Hypercholesterolemic Rabbits. Research Journal of Biological Sciences. 2010; 5 (9): 632-637

21.Smith C, Marks DA, Lieberman M. Marks‟ basic medical biochemistry. 2nd Edition. Lippincott Williams & Wilkins

22.Kumar, Cotran, Robbins. Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Jakarta: EGC, 2012.h 369,375-377

23.Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell. Robbins Basic Pathology. 8th Edition. Elseveir; 2007

24.Lily, SL. Pathophysiology of Heart Disease. 5th Edition. Philadelphia: Lippincott Wiliams & Wilkins; 2011. h.136

25.Depkes RI. Pharmaceutical care untuk pasien penyakit jantung koroner: Fokus sindrom koroner akut. Jakarta; 2006

26.Susiana C, Lantip R & Thianti S. kadar malonididehid (MDA) penderita penyakit jantung koroner di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, Mandala of Health, a Scientific Journal, Vol.2: 47-54

27.IVD. Diagnostic reagent for quantitative in vitro determination of cholesterol in serum or plasma on photometric systems. Germany: IVD Manufacturer; 2013

28.IVD. Diagnostic reagent for quantitative in vitro determination of triglyceride in serum or plasma on photometric systems. Germany: IVD Manufacturer; 2013

29.Rajawali Nusindo. Enzymatic colorimetric test for determination of HDL-cholesterol. Jakarta: PT. Rajawali Nusindo; 2008

30.Dietary guideline for America. US Departement of Agriculture and US Departement of Health and Human Services [internet]. 2010 [cited 2014 December]. Available from: www.dietarygiudeline.gov


(54)

31.Zamani A, Beni AM, Abadi N. Relationship between body composition with Blood Lipid profile. European Journal of Experimental Biology. 2012; 2 (5): 1509-1513

32.Shiraswa T et al. LDL-Cholesterol and body mass index among Japanese schoolchildren: a population-based cross-sectional study. Lipids Health Dis. 2013 May 24; 12: 77. Doi: 10.1186/1476-5111X-12-77

33.Wang S, Magkos F, Mittendorfer B. Sex differences in lipid and

lipoprotein metabolism: it‟s not just about sex hormones. J Clin

Endocrinol Metab. 2011; 96: 885-893

34.Habib SS, Aslam M, Hameed W. Gender differences in lipids and lipoprotein (a) profiles in healthy individuals and patients with type 2 diabetes mellitus. Department of physiology, Saudi Arabia. Pak J Physiol. 2005;1 (1-2)

35.Karastergiou K, Smith RS, Greenberg SA, Fried KS. Sex differences in human adipose tissues – the biology of pear shape. Biology of sex differences. 2012; 3:13


(55)

Lampiran 1


(56)

Lampiran 2

Bahan dan alat penelitian

Kurma Ajwa Micro tube berisi serum subyek

Pengukur berat badan & tinggi badan SECA

Dari kiri ke kanan: hand scoen, mikro pipet, tip biru, tip kuning, tissue

Dari kiri ke kanan: tabung reaksi, gelas ukur,


(57)

Spektrofotometer Hitachi U-2910 Reagen kolesterol DSI & standar kolesterol DSI

Reagen trigliserida DSI & standar trigliserida DSI

Reagen kolesterol, reagen HDL, dan standar kolesterol merk rajawali nusindo


(58)

Lampiran 3

Lembar persetujuan partisipan

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

EFEK PEMBERIAN KURMA AJWA ( Phoenix dactylifera L) TERHADAP KADAR LDL

Saat ini saya Siti Binayu Adzani mahasiswa PSPD UIN Jakarta sedang melakukan penelitian dengan judul Efek Pemberian Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera L) terhadap kadar LDL. Pada penelitian ini saya akan memberikan kurma sebanyak 7 buah sebagai makanan cemilan harian selama 28 hari. Kemudian, akan dilakukan pengambilan darah partisipan sebanyak 2 kali yaitu 3 cc sebelum mengonsumsi kurma (dianggap hari ke-0) dan 3cc setelah mengonsumsi kurma (hari ke-29). Pengambilan darah dilakukan oleh analis yang sudah berpengalaman. Untuk itu, dengan hormat saya memohon kesediaan anda untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Setelah membaca penjelasan diatas, bahwa yang bertanda tangan dibawah ini: Nama:

Umur: tahun

Alamat:

Dengan sukarela diikutsertakan dalam penelitian ini. Segala hal yang menyangkut kerahasiaan tentang partisipan akan terjaga dengan baik oleh peneliti.

Z Jakarta, 1 Desember 2014

Mengetahui,

(________________) (Siti Binayu Adzani)


(59)

Lampiran 4

Kuisioner

KUISIONER PENELITIAN EFEK KURMA AJWA (Phoenix dactylifera L) TERHADAP KADAR LDL

PADA MAHASISWA PSPD ANGKATAN 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Siti Binayu Adzani dari PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya sedang melakukan penelitian mengenai efek pemberian kurma Ajwa (Phoenix dactylifera L) terhadap kadar LDL pada mahasiswa PSPD angkatan 2013. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun skripsi. Tidak ada jawaban yang benar/salah. Identitas Saudara/I akan dirahasiakan. Dengan ini saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Saudara/I untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

I. IDENTITAS PASIEN 1. Nama Responden :

2. Umur : tahun

3. Tanggal lahir :

4. Alamat :

II. HASIL PENGUKURAN STATUS GIZI (diisi oleh peneliti) a. Tinggi Badan : ……….. cm

b. Berat Badan : ……….. Kg

c. IMT : ……….. Kg/m2

III. KUISIONER ASUPAN MAKANAN

1. Berapa kali anda mengkonsumsi makanan dalam sehari? a. > 3 kali/hari

b. ≤ 3 kali/hari

2. Bahan makanan apa yang sering anda konsumsi sehari-hari?

Makanan Pokok 1. Nasi

2. Roti 3. Jagung 4. Ubi

Lauk Hewani 1. Ikan (tongkol, bandeng, teri, dll)


(60)

(lanjutan)

3. Telur 4. ....

Jajanan/Cemilan 1. Goreng-gorengan

2. Mie goreng 3. Bakso 4. ....

IV. KUISIONER AKTIVITAS FISIK

1. Apakah yang anda lakukan/kebiasaan sehari-hari? a. Mahasiswa saja (kuliah, pulang)

b. Mahasiswa & aktif di organisasi (kuliah, rapat, pulang) c. Mahasiswa & aktif di dua atau lebih organisasi

d. Mahasiswa dan melakukan ativitas memasak, mencuci, menyetrika 2. Apakah anda sering berolahraga?

a. Ya b. Tidak

3. Jika ya, olahraga apa yang sering anda lakukan a. Jogging, push up, sit up

b. Bersepeda, senam aerobik, berenang c. Futsal, basket, taekwondo

d. (jika ada yang lain sebutkan)... 4. Seberapa sering anda berolahraga?

a. 1 kali/minggu b. 2 kali/minggu c. > 2 kali/minggu

5. Berapa lama waktu yang anda butuhkan setiap kali berolahraga? a. < 30 menit

b. ≥ 30 menit

V. KUISIONER RIWAYAT PENYAKIT

1. Apakah anda memiliki penyakit metabolik? (pilih salah satu di bawah ini) a. Diabetes Mellitus

b. Hiperlipidemia c. Hiperkolesterolemia d. Obesitas

2. Apakah ada anggota keluarga anda yang menderita obesitas? a. Ya


(61)

(lanjutan)

3. Apakah bapak/ibu anda saat ini sedang menderita penyakit metabolik? (jika ya, sebutkan)

a. Diabetes Mellitus b. Hiperlipidemia c. Hiperkolesterolemia d. Obesitas


(62)

Lampiran 5


(63)

Lampiran 6

Analisis statistik

1. Data responden

2. Kadar LDL hari-0 dibanding kadar LDL hari-29

A. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk


(64)

(lanjutan)

C. Hasil uji paired t-test

3. Indeks massa tubuh (IMT)

A. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk


(65)

(lanjutan)

C. Hasil uji paired t-test IMT hari-0 dan IMT hari-29

C. Korelasi IMT dengan kadar LDL darah

4. Kadar LDL hari-0 menurut jenis kelamin

A. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji homogenitas Levene


(66)

(lanjutan)

C. Hasil uji independent t-test

5. Kadar LDL hari-29 menurut jenis kelamin


(67)

(lanjutan)

B. Boxplots kadar LDL hari-29 menurut jenis kelamin


(68)

Lampiran 7

Riwayat penulis

RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Binayu Adzani

Usia : 21 tahun

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Agustus 1994

Alamat : Jln. Intan V no.21 RT, Bekasi 17144

No. Hp : 087809923099

Email : sitibinayu@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Aisyiyah Cimahi 1999-2000

2. SDN Kayuringin Jaya XXIII 2000-2006

3. SMPN 199 Jakarta 2006-2009

4. SMAN 71 Jakarta 2009-2012


(1)

Lampiran 6

Analisis statistik

1. Data responden

2. Kadar LDL hari-0 dibanding kadar LDL hari-29

A. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk


(2)

(lanjutan)

C. Hasil uji paired t-test

3. Indeks massa tubuh (IMT)

A. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk


(3)

(lanjutan)

C. Hasil uji paired t-test IMT hari-0 dan IMT hari-29

C. Korelasi IMT dengan kadar LDL darah

4. Kadar LDL hari-0 menurut jenis kelamin


(4)

(lanjutan)

C. Hasil uji independent t-test

5. Kadar LDL hari-29 menurut jenis kelamin


(5)

(lanjutan)

B. Boxplots kadar LDL hari-29 menurut jenis kelamin


(6)

Lampiran 7

Riwayat penulis

RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Binayu Adzani

Usia : 21 tahun

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Agustus 1994

Alamat : Jln. Intan V no.21 RT, Bekasi 17144

No. Hp : 087809923099

Email : sitibinayu@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Aisyiyah Cimahi 1999-2000

2. SDN Kayuringin Jaya XXIII 2000-2006

3. SMPN 199 Jakarta 2006-2009

4. SMAN 71 Jakarta 2009-2012